manfes,klasifikasi,dd

7

Click here to load reader

Upload: fafa

Post on 15-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

MATA

TRANSCRIPT

Page 1: Manfes,Klasifikasi,DD

Blepharitis bakterial

Blepharitis virus Blepharitis jamur

Blepharitis alergi

- Sekret keluar dari kelenjar meibom

- Air mata berbusa pada kantus lateral

- Hiperemia dan hipertrofi papil pada konjungtiva

- Pada kelopak dapat terbentuk : kalazion, hordeolum, madarosis, poliosis, dan jaringan keropeng.

- Rasa nyeri pada lokasi yang terkena

- Demam- Krusta

kuning yang basah pada tepi bulu mata

- Kelopak lengket pada pagi hari

Manfestasi

Manifestasi Klinis Blefaritis

Gejala utamanya blefaritis anterior adalah iritasi, rasa terbakar dan gatal pada tepi palpebra. Mata yang terkena “bertepi merah.” Banyak sisi atau “granulasi” terlihat menggantung di bulu mata palpebra superior dan inferior. Sedangakan blefaritis posterior bermanifestasi dalam aneka macam gejala yang mengenai palpebra, air mata, konjungtiva dan kornea. Perubahan kelenjar meibom mencakup peradangan muara meibom, sumbatan muatan kelenjar oleh sekret yang kental, pelebaran kelenjar meibom dalam lempeng tarsus dan keluarnya sekret abnormal lunak mirip keju bila kelenjar itu dipencet. Tepi palpebra tampak hiperemis dan telangiektasia. Palpebra juga membulat dan menggulung ke dalam sebagai akibat parut pada konjungtiva tarsal, membentuk hubungan yang abnormal antara film air mata prakornea dan muara-muara kelenjar meibom. Air mata mungkin berbusa atau sangat berlemak (Eva dan Whitcher, 2009).

Klasifikasi

Klasifikasi Blefaritis

2.7.1 Blefaritis Bakterial

Infeksi bakteri pada kelopak dapat ringan sampai sangat berat. Diduga sebagian besar infeksi kulit superficial kelopak diakibatkan Streptococcus. Bentuk infeksi kelopak dikenal sebagai folikulitis, impetigo, dermatitis eskematoid. Pengobatan pada infeksi ringan ialah dengan memberikan antibiotic lokal dan kompres basah dengan asam borat, Pada blefaritis sering

Page 2: Manfes,Klasifikasi,DD

diperlukan pemakaian kompres hangat. Infeksi yang berat diberikan antibiotic sistemik (Ilyas, 2010).

Blefaritis Superfisial

Bila infeksi kelopak superficial disebabkan oleh Staphylococcus maka pengobatan yang terbaik adalah dengan salep antibiotic seperti sulfasetamid dan sulfisoksazol. Sebelum pemberian antibiotic krusta diangkat dengan kapas basah. Bila terjadi blefaritis menahun maka dilakukan penekanan manual kelenjar Meibom untuk mengeluarkan nanah dari kelenjar Meibom yang biasa menyertainya (Ilyas, 2010).

Blefaritis Sebore

Blefaritis sebore biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 tahun) dengan keluhan mata kotor, panas, dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret yang keluar dari kelenjar meibom, air mata berbusa pada kantus lateral, hyperemia, hipertrofi papil pada konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum, madarosis, poliosis, dan jaringan keropeng.

Blefaritis sebore merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya. Pengobatannya adalah dengan memperbaiki kebersihan dan membersihkan kelopak dari kotoran. Dilakukan pembersihan dengan kapas lidi hangat. Dapat dilakukan pembersihan dengan nitras argenti 1%. Salep sulfonamide berguna aksi keratolitiknya. Kompres hangat selama 5-10 menit. Kelenjar meibom ditekan dan dibersihkan dengan shampoo bayi. Pada blefaritis sebore antibiotik diberikan lokal dan sistemik seperti tetrasiklin oral 4 kali 250 mg (Ilyas, 2010).

Blefaritis Skuamosa

Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya skuama atau krusta pada pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit. Merupakan peradangan tepi kelopak terutama yang mengenai kelenjar kulit di daerah akar bulu mata dan sering terdapat pada orang dengan kulit berminyak. Blefaritis ini berjalan bersama dengan dermatitis sebore (Ilyas, 2010).

Penyebab blefaritis skuamosa adalah kelainan metabolic ataupun oleh jamur. Pasien dengan blefaritis skuamosa akan merasa panas dan gatal. Pada blefaritis skuamosa terdapat sisik berwarna halus-halus dan penebalan margo palpebra disertai dengan madarosis. Sisik ini mudah dikupas dari dasarnya tanpa mengakibatkan perdarahan (Ilyas, 2010).

Pengobatan blefaritis skuamosa ialah dengan membersihkan tepi kelopak dengan shampoo bayi, salep mata, dan steroid setempat disertai dengan memperbaiki metabolisme pasien. Penyulit yang dapat terjadi pada blefaritis skuamosa adalah keratitis dan konjungtiva (Ilyas, 2010).

Blefaritis Ulseratif

Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi Staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekuning-kuningan

Page 3: Manfes,Klasifikasi,DD

yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang kecil dan mengeluarkan darah disekitar bulu mata. Pada blefaritis ulseratif skuama yang terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan luka dengan disertai perdarahan. Penyakit ini bersifat infeksius. Ulserasi berjalan lanjut dan lebih dalam dan merusak folikel rambut sehingga mengakibatkan rontok (madarosis) (Ilyas, 2010).

Pengobatan dengan antibiotic dan hygiene yang baik. Pengobatan pada blefaritis ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin. Biasanya disebabkan stafilokok maka diberi obat staphylococcus. Apabila ulseratif luas pengobatan harus ditambah antibiotic sistemik dan diberi roboransia. Penyulitnya adalah madarosis akibat ulserasi berjalan lanjut yang merusak folikel rambut, trikiasis, keratitis superficial, keratitis pungtata, hordeolum, dan kalazion (Ilyas, 2010).

Blefaritis Angularis

Blefaritis angularis merupakan infeksi Staphylococcus pada tepi kelopak di sudut kelopak atau kantus. Blefaritis angularis yang mengenai sudut kelopak mata (kantus eskternus dan internus) sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi pungtum lakrimal. Blefaritis angularis disebabkan Staphylococcus aureus atau Morax Axenfeld. Biasanya kelainan bersifat rekuren. Blefaritis angularis dapat diobati dengan sulfa, tetrasiklin dan seng sulfat. Penyulit pada pungtum lakrimal bagian medial sudut balik mata yang akan menyumbat duktus lakrimal (Ilyas, 2010).

2.7.7. Blefaritis Virus

Herpes Zoster

Virus herpes zoster dapat memberikan infeksi pada ganglion gaseri saraf trigeminus. Biasanya herpes zoster akan mengenai orang dengan usia lanjut. Bila yang terkena ganglion cabang oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala herpes zoster pada mata dan kelopak mata atas (Ilyas, 2010).

Gejala tidak akan melampaui garis median kepala dengan tanda-tanda yang terlihat pada mata adalah rasa sakit pada daerah yang terkena dan badan terasa demam. Pada kelopak mata terlihat vesikel dan infiltrate pada kornea bila mata terkena. Lesi vesikel pada cabang oftalmik saraf trigeminus superficial merupakan gejala yang khusus pada infeksi herpes zoster mata (Ilyas, 2010).

Pengobatan herpes zoster tidak merupakan obat spesifik tapi hanya simtomatik. Pengobatan steroid superficial tanpa masuk ke dalam mata akan mengurangkan gejala radang. Terdapat berbagai pendapat mengenai pengobatan steroid sistemik. Pengobatan stroid dosis tinggi akan mengurangkan gejala yang berat. Hati-hati kemungkinan terjadinya viremia pada penderita penyakit yang menahun. Infeksi herpes zoster diberi analgesic untuk mengurangkan rasa sakit, penyulit yang dapat terjadi pada herpes zoster oftalmik adalah uveitis, parese otot penggerak mata, glaucoma, dan neuritis optik (Ilyas, 2010).

Page 4: Manfes,Klasifikasi,DD

Herpes Simpleks

Vesikel kecil dikelilingi eritema yang dapat disertai dengan keadaan yang sama pada bibir merupakan tanda herpes simpleks kronik. Dikenal bentuk blefaritis simpleks yang merupakan radang tepi kelopak ringan dengan terbentuknya krusta kuning basah pada tepi bulu mata, yang mengakibatkan kedua kelopak lengket (Ilyas, 2010).

Tidak terdapat pengobatan spesifik. Bila terdapat infeksi sekunder dapat diberi antibiotic sistemik atau topikal. Pemberian kortikosteroid merupakan kontraindikasi karena dapat mengakibatkan menularnya herpes simpleks pada kornea. Asiklovir dan IDU dapat diberikan terutama pada infeksi dini (Ilyas, 2010).

2.7.8. Blefaritis Jamur

Infeksi Superfisial

Infeksi jamur pada kelopak superficial biasanya diobati dengan griseofulvin terutama efektif untuk eipdermomikosis. Diberikan 0,5-1 gram sehari dengan dosis tunggal atau dibagi rata. Pengobatan diteruskan 1-2 minggu setelah terlihat gejala menurun. Untuk infeksi kandida diberi pengobatan nistatin topikal 100.000 unit per gram (Ilyas, 2010).

Infeksi Jamur Dalam

Pengobatan infeksi jamur dalam adalah secara sistemik. Infeksi Actinomyces dan Nocardia efektif diobati dengan sulfonamid, penisilin atau antibiotic spektrum luas. Amfoterisin B dipergunakan untuk pengobatan Histoplasmosis, sporotrikosis, aspergilosis, torulosis, kriptokokosis dan blastomikosis (Ilyas, 2010).

Pengobatan Amferoterisin B dimulai dengan 0,05-0,1 mg/Kg BB, yang diberikan intravena lambat selama 6-8 jam. Dilarutkan dalam dekstrose 5% dalam air. Dosis dinaikkan sampai 1 mg/Kg BB, dosis total tidak boleh melebihi 2 gram. Pengobatan diberikan setiap hari selama 2-3 minggu setelah gejala berkurang. Penyulit yang terberat adalah kerusakan ginjal yang akan membuat urea darah meningkat dan terdapatnya cast dan darah dalam urin. Bila terjadi peningkatan urea nitrogen darah melebihi 50 atau kreatinin lebih 2 maka pengobatan harus dihentikan. Obat ini toksik dan memerlukan penentuan indikasi pemakaian yang tepat (Ilyas, 2010).

Blefaritis Pedikulosis

Kadang-kadang pada penderita dengan hygiene yang buruk akan dapat bersarang tuma atau kutu pada pangkal silia didaerah margo palpebra. Pengobatan pedikulosis adalah dengan aplikasi salep merupakan ammoniated 3%. Salep fisotigmin dan tetes mata DFP cukup efektif untuk tuma atau kutu ini (Ilyas, 2010).

Page 5: Manfes,Klasifikasi,DD

2.7.9. Alergi

Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak penyebabnya adalah bahan yang berkontak pada kelopak, maka dengan berjalannya waktu gejala akan berkurang. Pengobatan dengan melakukan pembersihan kelopak dari bahan penyebab, cuci dengan larutan NaCl, beri salep mengandung steroid sampai gejala berkurang (Ilyas, 2010).

Blefaritis Urtikaria

Urtikaria pada kelopak terjadi akibat masuknya obat atau makanan pada pasien yang rentan. Untuk mengurangi keluhan umum diberikan steroid topikal ataupun sistemik, dan dicegah pemakaian steroid lama. Obat antihistamin untuk mengurangi gejala alergi (Ilyas, 2010)

DD

Blepharitis

konjungtivitis