managemen pendidikan karakter melalui budaya …

20
MANAGEMEN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI BUDAYA SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH DARUL ARQOM KARANGANYAR Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada Jurusan Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh : MUHTAR SANUSI Q 100160193 PROGRAM STUDI MAGISTER ADMININTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA 2020

Upload: others

Post on 15-Nov-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

MANAGEMEN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI BUDAYA

SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH DARUL ARQOM

KARANGANYAR

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada

Jurusan Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh :

MUHTAR SANUSI

Q 100160193

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMININTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

2020

1

ii

iii

1

MANAGEMEN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI BUDAYA

SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH DARUL ARQOM

KARANGANYAR

ABSTRAK

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian

etnografi. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, guru dan siswa SMP

Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar. Metode pengumpulan data

wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi, teknik analisis

data menggunakan analisis interaktif. Hasil penelitian (1) Perencanaan

pendidikan karakter melalui budaya sekolah di SMP Muhammadiyah

Darul Arqom Karanganyar dirancang berdasarkan visi dan misi sekolah yang

dikelola oleh guru atau petugas yang ditunjuk. Langkah-langkahnya (a)

mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan pembiasaan yang dapat merealisasikan

pendidikan karakter, (b) merencanakan pengembangan materi pendidikan

karakter untuk setiap jenis kegiatan di sekolah, (c) merencanakan program

pendidikan karakter melalui budaya sekolah. (d) menyiapkan fasilitas

pendukung dan kesiapan guru dalam pelaksanaan program pendidikan

karakter melalui budaya sekolah. (2) Pelaksanaan Pendidikan

Karakter melalui budaya sekolah di SMP Muhammadiyah Darul

Arqom Karanganyar dengan menciptakan kultur akademik (literasi pagi, pidato

bahasa, study club dan lomba mata pelajaran), kultur sosial budaya (sholat

dhuha, pembacaan doa diawal dan di akhir pembelajaan, pembacaan

alma’tsurot, kegiatan dakwah ramadhan hafalan Al Quran), dan kultur

demokratis yaitu program 3S (senyum, salam dan sapa), upacara bendera,

musyawarah dan infaq sekolah, mengandung nilai seperti sikap saling

menghormati, menghargai, tolong-menolong, tenggang rasa.(3) Evaluasi

Pendidikan Karakter melalui Budaya Sekolah di SMP Muhammadiyah Darul

Arqom Karanganyar dilakukan oleh kepala sekolah, komite sekolah dan orang tua

siswa dengan menggunakan data-data tentang laporan kegiatan, jadwal kegiatan,

maupun dengan melihat pertanggungjawaban dari petugas pelaksana.

Hasil evaluasi terhadap pelaksanaan program pendidikan karakter melalui

pembiasaan di SMP Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar tahun

ajaran 2019/2020 secara garis besar telah tercapai dan dapat berjalan dengan

optimal.

Kata kunci : managemen, pendidikan karakter, budaya sekolah ABSTRACT

This research uses a qualitative approach with an ethnographycal research design.

The subjects of the study were the principal, teachers and students of SMP

Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar. Data collection methods for in-depth

interviews, observation and documentation, data analysis techniques using

interactive analysis. Research results (1) Planning for character education through

school culture in SMP Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar is designed

based on the vision and mission of the school which is managed by the appointed

teacher or officer. The steps are (a) identifying types of habituation activities that

can realize character education, (b) planning the development of character

2

education materials for each type of activity in school, (c) planning character

education programs through school culture. (d) Prepare supporting facilities and

teacher readiness in implementing character education programs through school

culture. (2) Implementation of Character Education through school culture in SMP

Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar by creating academic culture

(morning literacy, language speech, study club and subject competition), socio-

cultural culture (dhuha prayer, prayer reading at the beginning and at the end of

learning, reading alma'tsurot, the activities of preaching rote Ramadhan

memorizing the Koran), and democratic culture, namely the 3S program (smiles,

greetings and greetings), flag ceremonies, deliberations and school infaq,

containing values such as mutual respect, respect, help, tolerance. (3) Evaluation

of Character Education through School Culture in SMP Muhammadiyah Darul

Arqom Karanganyar is carried out by the school principal, school committee and

parents of students by using data about activity reports, activity schedules, and by

looking at the accountability of the implementing officer. The results of the

evaluation of the implementation of the character education program through

habituation in the SMP Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar in the

academic year 2019/2020 in general have been achieved and can run optimally.

Keywords: management, character education, school culture

1. PENDAHULUANBangsa yang maju dan bangsa yang besar haruslah memiliki karater yang

kuat,memilki kompetensi yang tinggi, serta memiliki sistem pendidikan yang

baik. Jati diri bangsa ini menjadi kuat dan kokoh jika bangsa ini memiliki

kompetensi yang tinggi serta memilki karakter yang kuat , sehingga siap

menghadapi tantangan di abad 21. Namun kondisi saat ini tidak sesuai dengan

yang diharapkan, tawuran antar pelajar, pembunuhan, pemerkosaan, pornografi,

perampokan, pencurian, perjudian, mabuk, korupsi, gerakan separatisme, perilaku

kekerasan, narkoba, serta sifat-sifat lain yang bertentangan dengan nilai-nilai

karakter bangsa. Parahnya lagi hal tersebut diatas sering dilakukan justru oleh

mereka yang berpendidikan tinggi, tokoh masyarakat, para pejabat publik dan

sebagainya, permasalahan ini mungkin merupakan salah satu akibat dari

kurangnya kualitas pendidikan, maka pendidikan karakter harus menjadi fokus

pendidikan nasional disamping pembentukan kompetensi.

Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang tercantum dalam Undang-

undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan pendidikkan nasional memilki fungsi

mengembangkan kompetensi dan membentuk karakter bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

3

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, cakap,

demokratis dan bertangunggjawab (Endah Sulisttyowati, 20212 : 3).

Menurut Samani dan Hariyanto (2013:46) terdapat 18 nilai yang

terkandung dalam pendidikan karakter sebagai berikut; Religius, jujur, toleransi,

kerja keras, disiplin, kreatif, mandiri, patriotisme, demokratis, rasa ingin tahu,

persahabatan, cinta damai, suka membaca, melestarikan lingkungan, kepedulian

sosial, mengenali keunggulannya, rasa hormat dan tanggungjawab. Dari nilai-nilai

tersebut ada empat nilai yang bersinergi dengan nilai multikultural yaitu toleransi,

demokrasi, saling menghormati dan damai. Dari nilai tersebut terdapat ada empat

nilai yang bersinergi dengan nilai multikultural yaitu toleransi, demokrasi, saling

menghormati, dan damai. Indonesia telah memiliki sistem pendidikan nasional

yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20

tahun 2003. Tetapi banyak permasalahan pendidikan masih ditemui. Salah satu

masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah kedisiplinan

dalam menjalakan aturan-aturan di sekolah, sebagai contoh budaya belajar dan

membaca yang rendah, moncontek pada saat melaksanakan tes, serat budaya

kompetisi antar siswa yang juga rendah.

Permasalahan-permasalahan tersebut, menuntut sekolah untuk

mengembangkan budaya sekolah, seperti: budaya disiplin, tanggung jawab,

kejujuran, kelikhlasan, etos kerja/belajar, memecahkan masalah secara rasional

dan lain sebagainya. Menumbuhkan sifat disiplin, etos belajar yang tinggi, siswa

menjadi manusia yang penuh optimis, berperilaku kooperatif, berani tampil, dan

rasa kebersamaan siswa serta memupuk rasa tanggung jawab adalah budaya-

budaya yang harus dikembangkan di sekolah.

Pendidikan di Indonesia tengah dihadapkkan dengan adanya degradasi

moral anak bangsa terutama generasi muda. Degradasi moral ini bisa kita lihat

dalam kehidupan sehari-hari. Contoh yang paling nyata dan sederhana adalah saat

berlalu lintas di jalan raya, yaitu hilangnya ketaatan pada rambu-rambu dan aturan

yang ada, juga hilangya sopan santun dan toleransi sesama pengguna jalan (Agus

Wibowo, 2013: 8).

Timbulnya gejala degradasi moral menyebabkan pendidikan karakter di

bicarakan di kalangan masyarakat awan maupaun di dunia pendidikan. Banyak

pakar pendidikan dan media maupun tokoh masyarakat memberikan rekomendasi

4

agar segera menerapkan pendidikan karakter di sekolah. Alasan yang menjadi

dasar karena pendidikakn karakter digunakan sebagai landasan untuk

mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat

berakhlak mulia, bermoral, berbudaya, beretika dan beradab berdasarkan

Pancasila (Endah Sulistyowati, 2012: 1)

Lebih lanjut Endah Sulistyowati (2012: 5-7) mengatakan ada 2 (dua)

faktor utama yang menjadi permasalahan bangsa Indonesia dalam wacana

pembentukan karakter bangsa, di antaranya:

1. Bergesernya nilai-nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa.

Pendidikan budi pekerti dianggap sebagi jalan keluar untuk membnetuk

kepribadian sesorang, yang hasilnya dapat dilihat dalam tindakan nyata

seseorang, yaitu tingkah laku yang jujur, baik, menghormati hak orang lain,

bertanggung jawab, bekerja keras, dan sebagainya (Heri Gunawan, 2012: 23).

Seriusnya usaha pemerintah untuk mewujudkan dan melaksanakan

pendidikan karakter di institusi pendidikan: mulai dari sekolah (PAUD)

Pendidikan Anak Usia Dini, (SD/MI) Sekolah Dasar, (SMP) Sekolah Menengah

Pertama, (SMA/MA) Sekolah, Menengah Atas hingga pendidikan tinggi. Melalui

pendidikan karakter yang diimplementasikan dalam pembelajaran baik dalam

kelas maupun diluar kelas diharapkan krisis degradasi karakter atau moralitas

anak bangsa ini bisa segera teratasi. Serta diharapkan di waktu mendatang

terbentuk bangsa yang berkarakter dan berbudaya baik. Rencana baik dan mulia

dari pemerintah ini harus didukung oleh semua unsur masyarakat (Agus Wibowo,

2013: 10).

Tiga aspek pokok yang erat kaitanya sekolah sebagai sistem memiliki

dengan sekolah efektif Depdiknas (2003:10) yaitu proses pembelajaran,

kepemimpinan, dan pengelolaan sekolah serta budaya sekolah. Usaha untuk

meningkatakan keefektipan sekolah secara konvensional senantiasa bergantung

pada kepemimpinan dan pengelolaan yang kurang menyentuh aspek budaya.

Budaya sekolah adalah merupakan nilai-nilai yang mendasari perilaku adat

istiadat, kebiasaan sehari-hari dan simbol simbol yang dipraktikan oleh seluruh

warga sekolah dan masyarakat sekitar sekolah. Melalui budaya sekolah

diharapkan dapat membntuk karakter karena setiap siswa diharapkan untuk bisa

5

menjalankan kebiasaan yang dilaksanakan di sekolahan tersebut, sehingga

dengan adanya pembiasaan tersebut maka siswa akan mulai terbisa

melakukannya, sehingga menjadi sebuah budayayang membentuk kepribadian

siswa tersebut.

Karakter siswa dapat dibentuk melalui budaya sekolah yang kondusif

pendidikan karakter dan ketrampilan hidup akan efektif jikadiimplementasikan

dalam budaya sekolah, tidak hanya di informasikan dan dilatihkan, karena

melalui situasi yang kondusif, sekolah akan dapat meletakkan dirinya sebagi

lembaga penyemaian bagi tumbuh dan berkembangnya kecakapan pribadi,

kecakapan akademik dan kecakapan ssosial peserta didik.

Keberhasilan lembaga pendidikan tidak hanya didukung oleh sarana dan

prasarana yang lengkap, pendidik yang berkualitas juga siswa yang baik, tetapi

budaya sekolah memiliki peran yang sangat penting terhadap peningkatan

keeftifan sekolah. Menurut Rowen dan Mayer dan dalam Jamaluddin (2002:24)

budaya sekolah adalah jiwa (spirit) sebuah sekolah yang memberikan arti

terhadap kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut jika budaya sekolah ini lemah,

maka ia dapat menyebabkan tidak kondusif bagi pembentukan sekolah efektif.

Sebaliknya budaya sekolah yang kuat akan menjadi menyebabkan sekolah semakn

efktif.

Budaya sekolah bersifat dinamis, milik kolektif, dan merupakan hasil

perjalanan sejarah sekolah, serta produk dari interaksi berbagai kekuatan yang

masuk ke sekolah (Depdiknas, 2004:2). Sekolah harus menyadari keberadaan

berbagai budaya sekolah dengan sifat yang posistif dan negative.

SMP Muhammadiyah Darul Arqom adalah salah SMP swasta di

Karanganyar terus berupaya meningkatakn mutu pendidikan dengan didukung visi

menciptakan generasi Intelektual, Leadership dan Enterpreneurship yang Islami.

Tantangan yang dihadapi sekolah saat ini, bagaimana sekolah mampu

menghasilkan lulusan yang cerdas intelektual dan berkarakter. Pendidikan

karakter merupakan suatu proses yang dapat menjadi alternatif bagi pendidikan

dalam mengembangkan nilai-nilai karakter para siswa. Pendidikan karakter

dengan menanamkan kebiasaan baik dalam kehidupan siswa amat penting

diterapkan sejak dini. Keberhasilan pendidikan karakter memberikan konsekuensi

pada sikap dan perilaku terpuji, sehingga budi pekerti dan moral yang baik dapat

6

tumbuh dalam diri siswa.

2. METODE

Penelitian ini merupakan kualitaif yang menguraikan studi diskripsi yaitu

membuat gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-

fakta, sifat sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti. Sutama (2016:61)

menjelaskan bahwa ”penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menekankan

pada upaya seorang peneliti untuk mengkaji secara alamiah fenomena yang terjadi

dalam keseluruhan kompleksitasnya”.

Desain penelitian ini adalah etnografi. Enografi merupakan studi

mendalam tentang tingkah laku alami yang berkaitan dengan kebudayaan,

Moleong (2016:25) menyatakan penekanan pada etnografi adalah pada studi

keseluruhan budaya. Semula gagasan budaya terikat dengan persoalan etnis dan

lokasi geografis, tetapi sekarang hal itu telah diperluas dengan memasukkan setiap

kelompok dalam suatu organisasi.

Alat penelitian atau intrumen dalam penelitian kualitatif yaitu peneliti itu

sendiri (human instrument), Sugiyono (2017: 222) menjelaskan bahwa fungsi

peneliti sebagai instrument penelitian yaitu : 1) menetapkan focus penelitian, 2)

memilih informan sebagai sumber data, 3) melakukan pengumpulan data, 4)

menilai kualitas data, 5) menganalisis data, 6) menafsirkan data , dan 7) membuat

kesimpulan atas temuannya.

Catherin Marshall dkk dalam Sugiyono (2017:225), menyatakan bahwa

“the fundamental methods relied on buy qualitative researchers for gathering

information are, partisipation in the setting, direct obsevation, in-depth

interviewing, document review” metode paling penting pada penelitian kualitatif

yang dilakukan oleh peneliti dalam memperoleh informasi adalahsetting,

observasi langsung, wawancara mendalam dan review dokumen. Berikut adalah

skema macam-macam teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif.

Gambar 1. Skema Macam-macam Teknik Pengumpulan Data

Macam-macam Teknik

Pengumpulan Data

Observasi

Wawanca

ra

Dokumen

tasi

7

(Sugiyono, 2017 : 22)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan paparan data tentang managemen pendidikan karakter melalui

budaya sekolah di SMP Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar dapat

dirumuskan beberapa temuan sebagai berikut:

a. Perencanaan dan Pelaksana Pendidikan Karakter melalui Pembiasaan di SMP

Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar.

1) Pengembangan karakter melalui budaya sekolah mengacu pada visi dan misi

sekolah.

Temuan ini juga sesuai dengan Daryanto (2015 : 17) menyatakan

pengembangan budaya dan iklim sekolah harus senantiasa sejalan dengan

visi, misi dan tujuan sekolah untuk mengarahkan pengembangan budaya dan

iklim sekolah. Temuan ini juga didukung oleh Hasil penelitian Achmad Nizar

Zulmy (2019), menunjukkan bahwa budaya sekolah sangat efektif dan

berfungsi dalam membentuk karakter siswa, yang akhirnya sekolah akan

menjadi unggul dan kompetiif secara teoritis, praktis, dan analisis factual.

Budaya sekolah meliputi aturan-aturan, norma, perilaku,demensi filosofi

berupa visi-misi dan tujuan, dimensi budaya tersebut setelah dianalisis

menunjukkan memiliki peran dan fungsi yang sangat kuat dalam

pembentukan karakter siswa.

2) Sekolah melakukan perencanaan dengan baik dalam pelaksaan pendidikan

karakter melalui budaya sekolah, serta menyiapkan sarana dan fasilitas

pendukung lainnya.

Temuan ini sesuai teori yang dikemukakan Allen dalam Hasibuan

(2009: 92) perencanaan adalah fungsi fundamental dari manajemen sebab

perencanaan mendahului fungsi-fungsi manajemen lainnya. Mulyasa (2016:

191) menyatakan, perencanaan dalam manajemen pendidikan karakter adalah

aktivitas yang berkaitan dengan perumusan kompetensi dasar, jenis-jenis

karakter yang dikembangkan, serta menetapkan cara atau strategi

pembentukannya

Bentuk perencanaan yang disusun dalam rancangan pelaksanaan

pendidikan karakter di SMP Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar

meliputi beberapa tahapan yang realisasinya telah terbukti dilaksanakan

8

dengan baik. Langkah-langkah kegiatan perencanaan meliputi (1)

mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah, (2) merencanakan

pengembangan materi pendidikan karakter untuk setiap jenis kegiatan di

sekolah, dan (3) merencanakan pengembangan pelaksanaan setiap kegiatan

dengan menyiapkan fasilitas pendukung dan kesiapan guru dalam

pelaksanaan program pendidikan karakter.

3) Pelaksana program pengembangan pendidikan karakter melalui budaya

sekolah ini adalah guru atau individu yang diberi tugas dan betanggung

jawab terlaksananya kegiatan pengembangan pendidikan karakter.

Temuan ini sesuai dengan Terry (Hasibuan, 2009 : 119)

pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan

kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat

bekerjasama secara efisisen dan dengan demikian memperoleh kepuasan

pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi

lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Dalam

kegiatan organizing didalamnya juga terkait dengan aktivitas koordinasi dan

hal itu sangat penting di dalam suatu organisasi. Menurut Brech (Hasibuan,

2009 : 85) pengkoordinasian adalah mengimbangi dan menggerakkan tim

dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok kepada masing-

masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang

semestinya diantara para anggota itu sendiri.

b. Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Budaya Sekolah di SMP

Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar

1) Kultur akademik

Kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan kultur akademik di

sekolah ini adalah literasi pagi, pidato bahasa, KIR dan lomba mata pelajaran.

2) Kultrur sosial budaya

Sekolah mengembangkan budaya sosial dengan memprioritaskan pada

krakter religius melalui kegiatan-kegiatan sholat dhuha, ucapan salam, doa

sebelum dan sesudah belajar, pembacaan almatsurat/dikir pagi jamaah sholat

dhuhur dan kultum, tadarus, dan kegiatan ramadhan.

9

3) Kultur demokratis

Kultur demokrasi yang dilakukan sekolah ini antara lain pembiasaan

program 3S (senyum, salam dan sapa), upacara bendera, pemilihan ketua

IPM, pemilihan ketua kelas, dan musyawarah kelas.

Temuan ini sesuai dengan Ajat Sudrajat (2011: 13) mengutip

pendapat Nursyam, setidaknya ada tiga budaya yang perlu dikembangkan di

sekolah, yaitu kultur akademik, kultur sosial budaya, kultur demokratis.

Pertama, kultur akademik memiliki ciri pada setiap setiap tindakan,

keputusan, kebijakan, dan opini didukung dengan dasar akademik yang kuat,

merujuk pada teori, dasar hukum, dan nilai kebenaran yang teruji.

Budaya akademik juga dapat dipahami sebagai totalitas dari

kehidupan dan kegiatan yang berhubungan dengan akademik. Kultur

akademik tercermin pada keilmuan, kedisiplinan dalam bertindak , kearifan

dalam bersikap, serta kepiawaian dalam berpikir dan berargumentasi, ciri-ciri

warga sekolah yang menerapkan budaya akademik yaitu bersifat kritis,

objektif, analitis, terbuka menerim kritik, kreatif, menghargai waktu dan

berorientasi ke masa depan. Kesimpulannya kultur akademik lebih

menekankan pada budaya ilmiah yang ada dalam diri seseroang dalam

berpikir, bertindak dan bertingkah laku da lam lingkup kegiatan akademik,

contoh budaya akademik yang dapat diterapkan di sekolah adalah budaya

membaca, adalah budaya yang membuat seseorang menjadi gemar membaca.

Karakter yang dikembangkan dari kegiatan diatas adalah gemar

membaca, rasa ingin tahu menghargai prestasi, disiplin, kerja keras, kreatif

dan mandiri, dan bertanggung jawab.

Kedua, kultur sosial budaya, kultursosial budaya tercermin pada

pengembangan sekolah yang memelihara, membangun, dan mengembangkan

budaya bangsa yang positif dalam kerangka pembangunan manusia seutuhnya

serta memerapkan kehidupan sosisal yang harmonis antar warga sekolah.

Sekolah akan menjadi benteng pertahanan terkikisnya budaya akibat

pengaruh budaya asing yang tidak relevan. Disisi lain sekolah terus

mengembangkan seni tardisi yang berakar pada budaya nusantara. Kultur

sosial budaya merupakan bagian manusia yang paling dekat dengan

10

kehidupan sehari-hari, yang meliputi sikap bagaimana manusia berinteraksi

dengan yang lain, dalam kelompoknya dan bagaimana susunan unit-unit

masyarakat atau sosial di suatu wilayah serta kaitannya satu dengan yang lain.

Sedangkan kultur budaya adalah totalitas yang kompleks yang mencakup

pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, dan kemampuan-kemampuan

serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh secara turun temurun. Sehingga

dapat disimpukan bahwa kultur sosial budaya lebih menekankan pada

interaksi yang berhubungan dengan orang lain, alam dan interaksi yang

cakupannya lebih luas lagi yang diperoleh berdasar kebiasaan atau turun-

temurun.contoh budaya social yang dapat diterapkan di sekolah ini adalah

budaya kerja sama, yaitu budaya yang membuat orang-orang saling

membantu dalam berbagai hal untuk mencapai tujuan.

Kegiatan tersebut diatas selain menanamkan karakter religius juga

menanamkan karakter disiplin, toleransi, mandiri, komunikatif, peduli sosial

dan tanggung jawab.

Ketiga, kultur demokratis menampilkan corak kehidupanyang

mengakomodasikan perbedaanuntuk secara bersama membangun kemajuan

suatu kelompok maupun bangsa, budaya ini jauh dari pola tindakan

diskriminatif serta sikap mengabdi kepada atasan secara membabi buta, warga

sekolah selalu benrtindak objektif dan transparan pada setiap tindakan

maupun keputusan. Budaya demokratis tercermin dalam pengambilan

keputusan dan menghargai keputusan, dan mengetahui hak dan kewajiban

diri-sendiri dan orang lain.

Karakter yang dikembangkan dari kegiatan diatas adalah toleransi,

cinta damai, semangat kebangsaan, cinta tanah air, komunikatif, barsahabat,

peduli sosial dan tangungg jawab.

c. Pengawasan Pendidikan Karakter Melalui Buadaya Sekolah di SMP

Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar.

Temuan pada bagian ini adalah : Evaluasi pelaksanaan pendidikan

karakter melalui budaya sekolah di sekolah ini dilakukan oleh kepala sekolah,

serta melibatkan komite sekolah dan orang tua siswa. Hasil penelitian ini

mendukung riset Oktarina et al. (2015) bahwa evaluasi pelaksanaa

pendidikan karakter berbasis budaya di sekolah dasar penting dilakukan.

11

Model evaluasi menggunakan instrumen yang disusun guru, pertemuan dan

diskusi yang melibatkan seluruh unsur personil sekolah serta membahas

pencapaian perkembangan karakter siswa. Riset Lee (2009) mendukung

temuan ini bahwa hasil evaluasi pelaksanaan program BSBC (Character-

Based School-Culture) di sekolah-sekolah Taiwan mampu mencapai budaya

sekolah yang efektif dan berkualitas tinggi. Riset Sze (2014) mendukung

temuan ini bahwa hasil evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter di Sekolah

Dasar Hong Kong melalui stategi kerja kelompok mampu mengembangkan

nilai-nilai moral yang menghasilkan perilaku positif pada siswa seperti

adanya peningkatan pemahaman diri dan hubungan interpersonal yang baik

antara anggota kelompok diskusi.

4. PENUTUP

Managemen pendidikan karakter melalui budaya sekolah di SMP

Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar dilakukan melalui tiga tahapan:

a. Perencanaan dan Pelaksana Pendidikan Karakter melalui Budaya Sekolah di

SMP Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar

1. Pengembangan karakter melalui budaya sekolah mengacu pada visi dan misi

sekolah.

2. Sekolah telah melakukan perencanaan dengan baik dalam pelaksaan

pendidikan karakter melalui budaya sekolah, serta menyiapkan sarana dan

fasilitas pendukung lainnya

3. Pelaksana program pengembangan pendidikan karakter melalui budaya

sekolah ini adalah guru atau individu yang diberi tugas dan betanggung jawab

terlaksananya kegiatan pengembangan pendidikan karakter.

b. Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui budaya sekolah di SMP

Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar. Adalah kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan di sekolah meliputi :

1. Kultur akademik

Kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan kultur akademik di sekolah ini

adalah literasi pagi, pidato bahasa, KIR dan lomba mata pelajaran.

2. Kultrur sosial budaya

12

Sekolah mengembangkan budaya sosial dengan memprioritaskan padakarakter

religius melalui kegiatan-kegiatan sholat dhuha, ucapan salam, doa sebelum

dan sesudah belajar, pembacaan almatsurat/dikir pagi jamaah sholat dhuhur

dan kultum, tadarus, dan kegiatan ramadhan.

3. Kultur demokratis

Kultur demokrasi yang dilakukan sekolah ini antara lain pembiasaan program

3S (senyum, salam dan sapa), upacara bendera, pemilihan ketua IPM,

pemilihan ketua kelas, dan musyawarah kelas.

c. Evaluasi Pendidikan Karakter melalui Pembiasaan ini :

1. Evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter melalui budaya sekolah dilakukan

oleh kepala sekolah, serta melibatkan komite sekolah dan orang tua siswa.

2. Kepala sekolah menilai keterlaksanaan pendidikan karakter dengan

menggunakan data-data tentang laporan kegiatan, jadwal kegiatan, maupun

dengan melihat pertanggungjawaban dari petugas pelaksana, serta

pertanggung-jawaban penggunaan keuangan dalam membiayai kegiatan.

3. Hasil evaluasi terhadap pelaksanaan program pendidikan karakter melalui

budaya sekolah ini tahun ajaran 2019/2020 secara garis besar telah tercapai dan

dapat berjalan dengan optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Nizar Zulmy, 2019. Penguatan Budaya Sekolah Dalam Membentuk

Karakter Siswa di MAN Kota Surabaya dan SMA Muhammadiyah 9

Surabaya. Tesis, Program Pascasarjana, Jurusan Pendidikan Islam, Prodi

Magister Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya. Tidak dipublikasikan.

Agus Wibowo, 2013. Pendidikan Karakter Usia Emas. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Ajat Sudrajat, 2011. "Mengapa Pendidikan Karakter?." Jurnal Pendidikan

Karakter

Bambang D., dan Eny, 2017. Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter

Di Sekolah. Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/2017

Bambang Nurokhim (2007. Membangun Karakter dan Watak Bangsa Melalui

Pendidikan Mutlak Diperlukan,

13

http://www.tnial.mil.id/Majalah/Cakrawala/ArtikelCakrawala/tabid/125/artic

leType/ArticleView/articleId/200/Default.aspx, (diakses tanggal, 30 Oktober

2018).

Battistich, 2005. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha

Nasional.

Beti Istanti Suwandayani dan Nafi Isbadrianingtyas, 2017. Peran Budaya

Sekolah Dalam Pembentukan Karakter Anak Sekolah Dasar. Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Prosiding SENASGABUD

http://research-report.umm.ac.id/index.php/SENASGABUD. (Seminar

Nasional Lembaga Kebudayaan). Edisi 1 Tahun 2017 Halaman 34-41 E-

ISSN 2599-8406

Daryanto, 2015, Pengelolaan Budaya dan Iklim Sekolah, Gaya Media,

Yogyakarta.

Elfindri, dkk. 2012. Pendidikan Karakter Kerangka, Metode Dan Aplikasi Untuk

Pendidikan Dan Profesional.Jakarta: Badaose Media

Elkind, D. & Sweet, F., 2004. You are a character educator. Today’s School.Peter

Li Education Group.

Endah Sulistyowati, 2012. Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter.

Yogyakarta: PT Citra Aji Parama

Handayani, N. and Indartono, S. (2016). The Implementation of Multicultural

Character Education. International Conference on Ethics of Business,

Economics, and Social Science , 508518. Joel Stein (2013).

Handoko, 2010, Manajemen Personalia & Sumberdaya Manusia, Edisikedua,

BPFE UGM Yogyakarta

Hasibuan, Malayu SP., 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara,

Jakarta.

Heri Gunawan, 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi.

Bandung:Alfabeta.

Hermino, A., 2016, “Asean Economic Community in The Perspective of

Transformational Leadership In School”, International Journal of Education

and Research, Vol. 4 (6), pp. 401-416. Diperoleh dari

http://www.ijern.com/journal/2016/June-2016/35.pdf (diunduh tanggal 10

Juni 2017)

Ida S. Widayanti, 2012. Mendidik Karakter dengan Karakter, Jakarta: Argatilanta.

14

Johnson, Elaine B., 2010, Contextual Teaching and Learning, Menjadikan

Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, Mizan Media

Utama, Bandung.

Laili Jumroatun, et al. 2018, Implementasi Budaya Sekolah Islami dalam Rangka

Pembinaan Karakter Siswa. JAMP: Jurnal Adminitrasi dan Manajemen

Pendidikan Volume 1 Nomor 2 Juni 2018, Hal : 206-212 Tersedia Online di

http://journal2.um.ac.id/index.php/jamp/ ISSN 2615-8574 (online) (diunduh

tanggal 10 Juni 2019)

Langgulung, H. 2007. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Al-Husna.

Lisnawati, S., 2016, “The Habituation Of Behavior As Students’ Character

Reinforcement In Global Era”, Journal of Education, Vol. 2 (3), pp. 413-

428. Diperoleh dari http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jpi/article/view/852

(diunduh tanggal 10 Juni 2017)

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Maryono, 2015, “The Implementation of Character Education Policy at Junior

High Schools and Islamic Junior High Schools in Pacitan”, International

Journal of Education and Research, Vo. 3(5), pp. 267-274. Diperoleh dari

http://www.ijern.com/journal/2015/May-2015/23.pdf (diunduh tanggal 2 Juli

2017)

Kesuma, D., Triatna, C., dan Permana, J., 2011, Pendidikan Karakter Kajian

Teori dan Praktik di Sekolah, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Miles, B. Mathew dan Huberman, A. Michael, 2007, Analisis Data Kualitatif,

Terjemahan: Tjetjep Rohendi Rohidi, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Moleong, 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Murtako,M., 2015, “Culture-Based Character Education in Modernity Era”,

Journal of TA’DIB, Vol. 20(1), pp. 149-164. Diperoleh dari

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=388919

&val=7615&title=CULTURE-BASED%20CHARACTER%20

EDUCATION %20%20IN%20MODERNITY%20ERA (diunduh tanggal 10

Juni 2017)

Nana Syaodih Sukmadinata, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Rosda Karya.

Neprializa, 2015. MANAJEMEN BUDAYA SEKOLAH. Manajer Pendidikan,

Volume9, Nomor3,Juli2015, hlm.419-420.

15

Nurla Isna Aunillah, 2011. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter

diSekolah.Yogyakarta: Laksana

Oktarina, 2015. Implementasi Pendidikan Berbasis Budaya Lokal di Sekolah

Dasar Negeri Krebet Tahun Pelajaran 2015/2016. Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

PGRI Yogyakarta

Pattaro, C., 2016, “Character Education: Themes and Researches. An Academic

Literature Review” , Italian Journal of Sociology of Education, Vol. 8(1),

pp. 6-30. Diperoleh dari

http://ijse.padovauniversitypress.it/system/files/papers/2016 _1_2.pdf

(diunduh tanggal 14 Mei 2017)

Reza Armin Abdillah, STRATEGI DAN IMPLEMENTASI PELAKSANAAN

PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP N 9 YOGYAKARTA. No 1 (2015):

Jurnal Pendidikan Karakter Edisi April 2015, TH. V, No.1

Samani, Muchlas, dan Hariyanto, 2013, Konsep dan Model Pendidikan Karakter,

Cetakan Kedua, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Samino, 2011. Manajemen Pendidikan. Surakarta: Fairus media

Setiyaningrum dan Agustini. 2015. MEMBANGUN KARAKTER SISWA

MELALUI BUDAYA SEKOLA DI SEKOLAH DASAR. Program

Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Pendidikan

Karakter, Tahun V, Nomor 2, Oktober 2015

Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang tercantum dalam Undang-undang

No. 20 tahun 2003

Sivo, S., Karl, S., Fox, J., Taub, G., and Robinson, E., 2017, “Structural Analysis

of Character Education: A Cross-Cultural Investigation”, School Psychology

Forum: Research in Practice, Vol. 11(2), pp. 33-44. Diperoleh dari

https://www.edcollege.ucf.edu/wp-content/uploads/sites/8/2017/12/

ResearchSivo.pdf (diunduh tanggal 4 Juni 2017)

Sugiyono, 2017, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Alfabeta,

Bandung.

Sutama, 2016, Metode Penelitian Pendidikan, Fairuz Media, Surakarta.

Syamsuddin AR, 2011. Metode penelitian pendidikan bahasa. Bandung: remaja

rosdakarya.

Tilaar, 2014. Pendidikan Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

16

Wagner, 2014. Leadership for an Improved School Culture. How to Assess and

Improve the Culture of Your Culture. Kentucki: Kentucki School Leader

(online). Diakses pada tanggal 2 Januari 2019 dari

http://www.schoolculture.net/kyschoolleaderfall04.pdf.

Wenny Sulistya Ningrum, 2016. Implementasi Pendidikan Karakter Melalui

Budaya Sekolah di SD Negeri 2 BLUNYAHAN. Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Yogyakartae-

mail:[email protected]

Wibowo, Agus, 2012, Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter

Bangsa Berperadaban, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Yudha Pradana, 2016. Pengembangan Karakter Siswa Melalui Budaya

Sekolah (Studi Deskriptif di SD Amaliah Ciawi Bogor) UCEJ, Vol. 1,

No. 1, April 2016, Hal. 55-67. Untirta Civic Education Journal. ISSN :

2541-6693 (Diterima 29 Februari 2016; direvisi 10 Maret 2016; disetujui 20

Maret 2016) diunduh tanggal 4 Juni 2019