managemen industri

52
BAB VII ORGANISASI A. PENGERTIAN DAN TUJUAN ORGANISASI Pada hakekatnya tidak ada seorangpun yang sepenuhnya dapat berdiri sendirii dalam suatu lingkungan, ia memerlukan bantuan orang lain. Oleh karena itu timbul pembagian pekerjaan, pembagian waktu, cara pelaksanaan dan sebagainya. Hal ini menimbulkan pengertian organisasi, yang membutuhkan adanya pembagian kerja dalam kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tujuan bersama. Salah satu kesulitan dalam perumusan organisasi yaitu bahwa organisasi adl sesuatu yang tidak konkrit dalam bentuk fisik. Seperti hubungan-hubungan dan aspek-aspek sosial yang tidak terlihat. Perusahaan menjadi kompleks lagi oleh bermacam jenis organisasi, mulai dari bentuk keluarga sederhana sampai kelompok-kelompok tidak resmi dan organisasi-organisasi resmi perusahaan lembaga-lembaga pemerintah dan lain sebagainya. Kita dapat merumuskan organisasi sebagai suatu bentuk kerja sama yang terjadi bila sekelompok orang yang mempunyai tujuan yang sama, bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan itu. Bila suatu kelompok orang bekerjasama untuk suatu tujuan bersama, dapatlah dipastikan kegiatan mereka memberikan pola tertentu yang terumuskan dengan baik. Salah satu pengertian organisasi dalam perusahaan ialah sebagai berikut : Organisasi adalah proses membentuk dan mengelompokkan kegiatan- kegiatan perusahaan , sehingga nantinya di dapat susunan yang logis dan pelaksanaan pekerjaan yang efektif. Pandangan ini sesuai dengan kesimpulan Johnson bahwa organisasi mencakup : 1. Pemusatan pada tujuan, yaitu orang-orang yang bertujuan sama, 2. Sistem Sosial , yaitu orang-orang yang bekerja dalam kelompok 3. Integrasi aktivitas, yaitu kesatuan kegiatan bekerja sama dalam usaha

Upload: yan-anggono

Post on 08-Dec-2015

31 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jjj

TRANSCRIPT

Page 1: Managemen Industri

BAB VII

ORGANISASI

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN ORGANISASI

Pada hakekatnya tidak ada seorangpun yang sepenuhnya dapat berdiri

sendirii dalam suatu lingkungan, ia memerlukan bantuan orang lain. Oleh karena

itu timbul pembagian pekerjaan, pembagian waktu, cara pelaksanaan dan

sebagainya. Hal ini menimbulkan pengertian organisasi, yang membutuhkan

adanya pembagian kerja dalam kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas yang

menjadi tujuan bersama.

Salah satu kesulitan dalam perumusan organisasi yaitu bahwa organisasi

adl sesuatu yang tidak konkrit dalam bentuk fisik. Seperti hubungan-hubungan

dan aspek-aspek sosial yang tidak terlihat. Perusahaan menjadi kompleks lagi

oleh bermacam jenis organisasi, mulai dari bentuk keluarga sederhana sampai

kelompok-kelompok tidak resmi dan organisasi-organisasi resmi perusahaan

lembaga-lembaga pemerintah dan lain sebagainya. Kita dapat merumuskan

organisasi sebagai suatu bentuk kerja sama yang terjadi bila sekelompok orang

yang mempunyai tujuan yang sama, bekerja bersama-sama untuk mencapai

tujuan itu.

Bila suatu kelompok orang bekerjasama untuk suatu tujuan bersama,

dapatlah dipastikan kegiatan mereka memberikan pola tertentu yang terumuskan

dengan baik.

Salah satu pengertian organisasi dalam perusahaan ialah sebagai berikut :

Organisasi adalah proses membentuk dan mengelompokkan kegiatan-

kegiatan perusahaan , sehingga nantinya di dapat susunan yang logis dan

pelaksanaan pekerjaan yang efektif.

Pandangan ini sesuai dengan kesimpulan Johnson bahwa organisasi

mencakup :

1. Pemusatan pada tujuan, yaitu orang-orang yang bertujuan sama,

2. Sistem Sosial , yaitu orang-orang yang bekerja dalam kelompok

3. Integrasi aktivitas, yaitu kesatuan kegiatan bekerja sama dalam usaha

Page 2: Managemen Industri

Dari pengertian tersebut di atas didapat gambaran tentang organisasi

perusahaan ssebagai berikut:

1. Organisasi adalah suatu proses yang selalu berubah menurut keadaan

ekonomi, sosial dan kebudayaan.

2. Organisasi mempunyai pengertian penentuan dan pembagian tugas untuk

memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan penetapan tanggung jawab dan

kekuasaan.

3. Organisasi pada awalnya adalah suatu konsep organisasi resmi. Pada

perkembangannya hubungan orang-orang dalam organisasi melalui

organisasi resmi dan / atau organisasi tidak resmi. Organisasi resmi dapat

digambarkan oleh garis wewenang yang telah ditetapkan, sedangkan

organisasi tidak resmi adalah hubungan perorangan tanpa syarat tertentu.

Setiap orang dalam kelompok akan berhubungan dengan setiap individu

lainnya. Bentuk hubungan ini masing-msing mempunyai keuntungan dan

kerugian dalam pelaksanaan kerjasama. Dalam organisasi kedua macam

hubungan tersebut hidup sebagai suatu jalinan, sehingga terjadi suatu proses

timbal balik antara keduanya yang saling menyesuaikan dan saling mengisi.

4. Organisasi adalah suatu pengintegrasian dari aktivitas-aktivitas usaaha secara

efektif agar tidak timbul kesimpangsiuran.

B. PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI

Pada umumnya ada beberapa prinsip organisasi.

1. Prinsip Koordinasi

Koordinasi merupakan azas pertama yang menjadi dasar semua usaha

yang digabungkan. Penggabungan usaha memerlukan suatu tindakan bersama-

sama sehingga terdapat kesatuan dalam tindakan.

Jadi, koordinasi dapatlah diartikan sebagai pengaturan secara tertib dari

kumpulan usaha, untuk menciptakan tindakan dalam mencapai tujuan

bersama. Dengan demikian koordinasi merupakan prinsip pertama dari

organisasi yang meliputi segalanya. Sedangkan prinsip-prinsip yang lain

berfungsi agar koordinasi menjadi efektif.

Page 3: Managemen Industri

Koordinasi harus mempunyai dasar pada kekuasaan pengkoordinasian

tertinggi. Tanpa dasar tersebut tidak akan ada bimbingan atau pimpinan usaha

yang terkoordinir. Koordinasi yang baik haruslah didasarkan pula pada

persamaan kepentingan yang nyata dari para anggota. Alat untuk mencapai

integrasi dari srluruh kepentingan itu ialah melalui kebijakan administratif

serta disiplin dari setiap anggotanya.

Kekauasaan koordinasi bekerja melalui suatu bentuk resmi yang disebut

prinsip skala ini adalah jenjang-jenjang kekuasaan dan tanggung jawab yang

sesuai . jenjang itu berbeda satu sama lainnya.

Struktur organisasi terdiri dari kedudukan dengan tingkat-tingkat yang

berbeda-beda, disusun dalam suatu tingkat urutan kekuasaan teratas sampai

pada kewajiban tingkat bawah.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa hirarkhi kekuasaan dan kewajiban

orang-orang dan jabatannya disusun dalam tingkat-tingkat. Tingkat kewajiban

adalah untuk mengintegrasikan kerja organisasi.

Jadi, salah satu aza dasar struktur organisasi adalah hirarkhi.

Kekuasaan dapat diberikan oleh atasan kepada bawahan tetapi tanggung

jawab tidak. Bawahan yang mendapat kuasa mempunyai kewajiban yang

harus dilaksanakannya.

2. Prinsip Fungsional

Prinsip fungsional membedakan berbagai jenis tugas. Semua tugas dan

kewajiban dari tiap-tiap orang harus diperinci dengan tegas. Tidak adanya

perincian tugas secara jelas berdasarkan azas koordinasi dan skala akan

menyebabkan orang-orang menafsirkan pekerjaannya dengan sesuka hati.

Konsep fungsional ini ada hubungannya dengan konsep skala.

Perbedaannya adalah konsep skala berkaitan dengan hubungan vertikal atasan

bawahan, sedangkan konsepfungsional dikaitkan dengan perbedaan tugas-

tugas orang-orang atau unit-unit di dalam organisasi. Pembedaan dalam tugas

menjadi dasar bagi suatu pembagian kerja dalam organisasi dengan harus

mengingat pengaruh ekonomis dan efisiennya.

Page 4: Managemen Industri

Prinsip fungsional adalah bagian penting dari teori organisasi. Pada

dasarnya fungsional ini searah dengan konsep departementasi, yaitu

pemecahan organisasi ke dalam unit-unit yang dispesialisir yang ditujukan

kepada kesanggupan dari fungsi-fungsi utama.

Dasar pembagian kerja dalam organisasi ke dalam unit yang

dispesialisasikan dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Menurut Fungsi

Cara pengelompokan aktivitas seperti ini yang paling utama ialah

berdasarkan aktivitas utama seperti keuangan, produksi, teknik, hukum,

penjualan, pembelian dan personil.

2. Menurut produk atau jasa

Aktivitas dibagi berdasarkan produk atau jasa

3. Menurut wilayah

Aktivitas dibagi menurut tempat-tempat kegiatan perusahaan.

Keputusan dapat diambil pada kantor cabang dengan pertimbangan

keadaan setempat, tetapi tetap berdasarkan kontrol dari kantor pusat.

4. Menurut langganan

Aktivitas berdasarkan golongan-golongan pembeli

5. Menurut proses

Pembagian mengikuti taraf proses produksi

6. Menurut waktu

Aktivitas dibagi menurut waktu pelaksanaan pekerjaan, seperti

pekerjaan memerlukan shift, tugas-tugas perumusan tujuan perusahaan,

pengembangan produk baru, pembuatan anggaran.

Pada umumnya terjadi kombinasi pembagian kerja sehingga tercapai

keseimbangan yang harmonis dalam organisasi atau perusahaan. Berbagai

aktivitas dibagi sedemikian rupa hingga masing-masing dapat berfungsi

sebagai pengontrol dan pengembangan kepada yang lain. Dengan demikian

dapat dihindari adanya kesalahan-kesalahan ataupun kecurangan-kecurangan.

Page 5: Managemen Industri

C. JENIS-JENIS ORGANISASI

Pada umumnya jenis organisasi yang ada sekarang dibedakan atas :

1. Organisasi Garis

Organisasi garis mengenal garis wewenang langsung sehingga bawahan

langsung bertanggung jawab kepada atasannya. Pada arah satu garis

horizontal hubungan organisasi mempunyai tanggung jawab yang sama.

Bentuk struktur organisasi garis mempunyai keuntungan dan kerugian.

Keuntungan adalah sebagai berikut :

1. Wewenang dan tanggung jawab ditetapkan secara gamblang dan jelas.

2. Struktur sederhana sehingga mudah dimengerti oleh karyawan.

3. Struktur organisasi relatif stabil, karena orang mempunyai wewenang

sertya tanggung jawab yang diketahui semua pihak.

4. Disiplin dipertahankan dan dipegang teguh.

5. Keputusan-keputusan dapat diambil dengan cepat

6. Kesempatan-kesempatan baik untuk latihan bagi pengembangan bakat

kepemimpinan.

Kerugian –kerugiannya adalah sebagai berikut :

1. Organisasi kaku, tidak fleksibel dan bersifat otokratis

2. Mudah kacau bila kehilangan seseorang dalam garis organisasi dan tidak

dapat secara cepat diganti penggantinya.

3. Secara relatif spesialisasi pekerjaan tidak dijelaskan terutama pada tingkat

menengah dan tingkat supervisi.

2. Organisasi Fungsional

Organisasi fungsional adalah organisasi menurut sistem fungsional

seperti yang diusulkan oleh FW Taylor, yaitu setiap wakil kepala atau

pembantu mempunyai spesialisasi dalam bidangnya dan tiap pekerja

berhubungan langsung dengan wakil-wakil kepala tersebut sesuai dengan

kepentingannya.

Page 6: Managemen Industri

Gambar 17. Organisasi Fungsional

Organisasi fungsional juga mempunyai keuntungan dan kerugian.

Keuntungannya adalah sebagai berikut :

1. Ada yang spesialisasi bagi setiap orang dalam organisasi yang efektif

sehingga diperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya.

2. Pekerjaan yang memerlukandaya pikir telah dapat dipisahkan daripada

pekerjaan kasar/rutin.

3. Terdapat fleksibilitas dalam tugas sehingga organisasi tidak kaku.

Kerugiannya adalah sebagai berikut :

1. Diperlukan keahlian yang tinggi daripada wakil kepala, karena pembagian

tugas tidak boleh sama dengan yang lain.

2. Struktur organisasi kurang stabil.

3. Dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat kesukaran untuk menempatkan

kekuasaan serta tanggung jawab sehingga hal ini dapat menimbulkan

turunnya moral dan disiplin kerja.

4. Kurang tegasnya batas kekuasaan jabatan dapat menimbulkan gesekan-

gesekan antara pejabat-pejabat dan inisiatif perorangan menjadi beku.

5. Ada beberapa kepala yang sekaligus memerintah dapat menimbulkan

kebingungan pada pihak pekerja, karena kesimpang siuran perintah dan

kewajiban.

3. Organisasi Garis dan Staf

Pada dasarnya struktur organisasi garis dan staf adalah pemisahan

antara pekerjaan yang bersifat bentuan pekerjaan operasional langsung.

Spesialisasi pekerjaan diletakkan dalam staf, sedangkan tindakan yang

berhubungan langsung dengan pekerja merupakan garis. Jadi, staf hanya

bersifat membantu memberikan nasehat dan saran keahlian khusus tanpa

mempunyai hak untuk memerintah pekerja secara langsung (Gambar V.3

halaman 69).

Page 7: Managemen Industri

Sama halnya seperti pada organisasi garis maupun organisasi

fungsional, maka organisasi garis dan staf memiliki keuntungan dan kerugian.

Keuntungannya adalah sebagai berikut :

1. Garis wewenang cukup jelas, sehingga dapat dicapai disiplin yang baik.

2. Azas spesialisasi dapat dimanfaatkan sampai bats-batas yang praktis.

3. Keputusan-keputusan dapat diambil setelah dipertimbangkan dengan

baik.

4. Struktur organisasi cukup fleksibel sesuai dengan kebutuhan.

5. Dapat diusahakan adanya keseimbangan antara semua aktivitas, baik

aktivitas garis maupun aktivitas staf, sehingga koordinasi dapat berjalan

dengan baik.

6. Terdapat lebih banyak kemungkinan untuk memenuhi keinginan dan

minat personil terhadap pekerjaan.

Gambar 18. Organisasi Garis dan Staf

Kerugiannya adalah sebagai berikut :

1. Pejabat garis cenderung mengabaikan ide, saran dan nasehat staf sehingga

keterangan ahli tak pernah digunakan.

2. Terdapat kemungkinan pejabat staf melampaui wewenang stafnya dan

berusaha untuk mengambil alih wewenang garis.

3. Perintah-perintah garis dan staf kadang-kadang membingungkan anggota

organisasi sehingga menimbulkan ketidak jelasan bagi para manajer

maupun anggota lainnya.

4. Organisasi Komite

Komite adalah suatu grup orang yang khusus dibentuk untuk

melaksanakan tugas manajer.

Anggotanya terdiri dari pejabat-pejabat tertentu yang dibutuhkan pada

waktu yang tertentu, disamping tugas pokok. Komite mungkin terdapat pada

tingkat manajemen organisasi yang lebih rendah, kadang-kadang cepat

Page 8: Managemen Industri

dibubarkan. Kadang-kadang dipertahankan untuk waktu yang lama menurut

kebutuhannya. Fungsi komite berhubungan dengan bermacam subyek.

Komite dapat diberi wewenang garis, tetapi pada umumnya mempunyai

wewenang sebagai staf.

Contoh struktur organisasi dapat digambarkan seperti pada gambar 6

halaman 72.

Keuntungannya adalah sebagai berikut :

1. Memungkinkan adanya pertimbangan dan putusan yang merupakan grup,

sehingga dapat dicapai koordinasi yang baik.

2. Melatih para anggotanya dalam persoalan-persoalan yang mungkin

timbul.

3. Menjamin kerja sama dari para pelaksana dalam melaksanakan suatu

rencana.

Kerugiannya adalah sebagai berikut :

1. Keputusan yang diambil hanya merupakan suatu kompromi saja dan

keputusan seringkali terlalu lambat.

2. Tanggung jawab tidak jelas (terpecah-pecah), sehingga tidak ada yang

merasa bertanggung jawab.

3. Pertemuan komite biasanya membuang banyak waktu para anggotanya.

Gambar 19. Organisasi Komite

Komite tidak perlu diadakan :

1) Bila diperlukan keputusan yang cepat dan putusan itu tidak begitu

penting.

2) Bila persoalan itu adalah soal pelaksanaan dan bukan merupakan putusan

pokok.

3) Bila orang-orang yang dianggap kompeten (yang berwewenang dan

mampu) tidak tersedia.

Page 9: Managemen Industri

5. Organisasi Lain-lain

Di samping macam-macam organisasi di atas terdapat pula jenis

organisasi yang lain untuk menangani persoalan dan kegiatan yang sudah

banyak, misalnya kegiatan-kegiatan rutin (sehari-hari dan kegiatan-kegiatan

jangka panjang yang frekuensinya sangat banyalk. Misalnya di sebuah

Universitas terdapat kegiatan sehari-hari (misalnya kuliah, TU dan lain-lain)

dan juga kegiatan jangka panjang (kerjasama, proyek-proyek dan

sebagainya). Di sini digunakan suatu organisasi yang dinamakan organisasi

matriks. Pada organisasi ini terdapat 3 bagian utama yaitu sumber, induk dan

program (sebagai pelaksana), program dan sumber mempunyai anak buah

dalam bentuk matriks yang artinya pekerja-pekerja itu mempunyai lebih dari

satu atasan.

Sama halnya dengan bentuk organisasi lainnya organisasi ini

mempunyai keuntungan dan kerugian.

Keuntungan :

1. Cocok untuk suatu persoalan yang memerlukan keputusan-keputusan

yang teliti (proyek apollo misalnya).

2. Dapat menangani kegiatan rutin dan jangka panjang sekaligus.

Kerugian :

1. Susah mencari buruh, karena buruh yang digunakan harus dapat

menyesuaikan diri dengan tugas-tugas baru yang berbeda-beda , dan

selalu berganti.

2. Tanggung jawab kurang.

3. Karena buruh mempunyai banyak atasan, sering merekakebingungan apa

yang harus lebih dahulu dikerjakan.

Gambar 20. STRUKTUR ORGANISASI MATRIK

6. Organisasi Suatu Perusahaan Industri Besar

Bentuk organisasi bergantung pada banyaknya kegiatan yang harus

ditangani. Makin banyak kegiatan makin besar bentuk organisasinya.

Page 10: Managemen Industri

Bentuk organisasi suatu bengkel las tidak sama dengan bentuk

organisasi sebuah restoran, bentuk organisasi sebuah pabrik sepatu tidak

sama dengan bentuk organisasi pabrik perakitan mobil. Masih banyak bentuk

organisasi lainnya, misalnya organisasi olah raga, organisasi tarka dan

sebagainya.

Bentuk organisasi suatu perusahaan industri besar yang anggotanya

terdiri dari :

a. Direksi/pimpinan

b. Bagian keuangan

c. Bagian produksi

d. Bagian penjualan/perdagangan

e. Bagian administrasi

f. Bagian umum

Adalah sebagai berikut :

D. PERSONAL DAN TANGGUNG JAWABNYA

Orang-orang yang berkecimpung, bersangkut paut dalam Bengkel

praktika, dalam kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha pendidikan dan pengajaran

praktika, berupa kegiatan-kegiatan ketatalaksanaan peraturan, pengurusan,

penyusunan dan sejenisnya meliputi (a) Ketua Jurusan (b) Kepala Bagian

Bengkel Praktika (c) Staf Instruktur dan Asisten (d) Juru Bengkel dan (e) Siswa

Sebagai Praktika.

1. Ketua Jurusan

Di bawah pimpinan sekolah atau kepala sekolah atau fakultas yang

bertanggung jawab atas masalah-masalah jurusan adalah ketua jurusan.

Ketua jurusan bertanggung jawab atas keseluruhan masalah jurusan atas

baik tidaknya, berhasil tidaknya policy pimpinan sekolah atau jurusan,

termasuk pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan pengajaran praktika di

Page 11: Managemen Industri

bengkel praktika. Jadi masalah pengajaran yang biasanya mengambil tempat

di Bengkel praktika atau shop. Penentuan policy kebijaksanaan dalam bengkel

praktika biasanya oleh ketua jurusan dibantu oleh Kepala Bagian Bengkel

Praktika.

2. Ketua Bagian Bengkel Praktika

Ketua bagian bengkel praktika bertugas dan bertanggung jawab

masalah-masalah bengkel praktika. Bertanggung jawab atas baik buruknya

dan berhasil tidaknya bengkel praktika melaksanakan fungsi tugasnya.

Ketua bengkel praktika mengatasi masalah :

a) Bengkel Praktika itu sendiri

Yaitu atas pemeliharaan dan perawatan bengkel praktika itu sendir agar

selalu stand by, siap berfungsi, bagaimana ia mengatur fungsi-fungsi/tugs-

tugas pembantu-pembantunya agar kondisi tersebut selalu terjaga, sehingga

keadaan bengkel selalusiap berfungsi.

b) Penyelenggaraan praktika

Sebenarnya, Ketua Bengkel menentukan policy kebijaksanaan dalam

penyelenggaraan praktika. Dimulai sejak kepemimpinan, ketatalaksanaan,

pengurusan dan penyelenggaraan praktika hingga kontrol pelaksanaan dan

evaluasi pengajaran praktika.

Jadi ketua jurusan bertanggung jawab atas masalah-masalah, kegiatan-

kegiatan pekerjaan-pekerjaan manajemen administrasi maupun organisasi

Bengkel praktika. Ketua bagian bengkellah yang sebenarnya bertanggung

jawab sepenuhnya atas masalah-masalah tersebut di atas. Tentu saja dalam

pelaksanaan pengurusan dan pengaturan dan penyelenggaraan dibantu oleh

personil-personil lainnya, yaitu staf pembantu dari dosen/instruktur/guru

praktek dan asisten-asisten instruktur maupun dari juru bengkel dan siswa

selalu praktikan sebagai subyek dari pengajaran praktika.

3. Staf Instruktur dan Asisten

Instruktur-instruktur dan asisten sebagai guru yang membimbing

praktek dan pembantu-pembantu di bawah koordinasi ketua bagian bengkel

Page 12: Managemen Industri

berfungsi sebagai perencana-pengatur-penyusun pelaksana pengajaran

praktek. Instruktur-instruktur dan asisten merencanakan dan mempersiapkan

“materi” praktika. Mempersiapkan job knowledge sheet, job instruction sheet

dan job sheet yang dipakai dalam kegiatan pengajaran praktika. Ketua bagian

bengkel bersama instruktur-instruktur dan asisten merencanakan dan mengartu

jadwal dan waktu kegiatan. Dan mungkin juga mengatur kelompok-kelompok

tugas, unit-unit praktika dan pembimbingnya. Staf instruktur dan asisten

bersama ketua bagian bengkel atau koordinator pelaksanaan praktika

merencanakan mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis

pelaksanan praktika, mengontrol persiapan-persiapan, mengontrol kesiapan

dari mesin-mesin dan alat-alat praktika, materi praktika, bahan – bahan

praktika, alat-alat keselamatan kerja berupa pemadam kebakaran, obat-obat

dan sebagainya.

4. Juru Bengkel

Juru bengkel, yaitu seseorang yang bertugas melayani alat-alat

dibengkel Praktika. Juru bengkel bertanggung jawab atas pemeliharaan dan

perawatan alat-alat perkakas maupun mesin-mesin perkakas. Dialah yang

harus mengeluarkan alat-alat yang dipinjam mencatatnya dalam buku

peminjaman ataupun kartu pinjaman alat-alat. Dia pula yang mengecek pada

waktu pengembalilan pada alat-alat sesudah dipakai oleh praktika/siswa.

Perawatan alat-alat maupun mesin-mesin selama kegiatan praktika

dapat merupakan suatu kesatuan tugas praktika, atau dapat merupakan salat

satu unit tugas praktika yang menjadi tugas praktika, tetapi perawatan rutine,

periodik dari mesin-mesin, alat-alat perkakas menjadi tugas dan tanggung

jawab juru bengkel.

Mengingat tugasnya yang tidak ringan, dan memerlukan juga keahlian,

ketrampilan dan ketekunan dalam memelihara, merawat mesin-mesin dan alat-

alat perkakas bengkel, kesungguhan bekerja dan ketelitian kerja, maka

dibutuhkan seorang juru bengkel yang memenuhi syarat untuk itu.

Page 13: Managemen Industri

Dalam hal ini diperlukan seorang yang berpendidikan teknik, teoritis

dan praktis karena tugas-tugasnya berhadapan dengan mesin-meisn dan alat-

alat perkakas. Di samping itu harus lebih memiliki kemampuan dan kecakapan

serta terampil dalam tugas-tugasnya. Maka minimal seorang tamatan sekolah

Teknik Jurusan Mesin dan lebih bagus lagi kalau seorang tamatan Sekolah

Teknik Menengah Jurusan Mesin yang telah berpengalaman dalam

praktek/kerja di bidang teknik maintenance mesin-mesin dan peralatan

bengkel. Dengan persyaratan yang sedemikian itu dimungkinkan mesin-mesin

dan alat-alat perkakas dari bengkel praktika akan selalu terpelihara dan

terawat baik, dan selalu stand by / siap berfungsi.

Dan oleh karena itu tugas juru bengkel yang tidak ringan itu diperlukan

setiap unit praktika/unit bengkel mempunyai juru bengkel tersendiri. Dalam

hal ini misalnya : unit bengkel kerja mesin perkakas, mempunyai juru bengkel

sendiri, unit bengkel kerja bangku mempunyai juru bengkel tersendiri, unit

bengkel las mempunyai juru bengkel tersendiri. Begitu seterusnya setiap

spesialisasi kerja/unit kerja, hendaknnya mempunyai juru bengkel sendiri. Ini

mengingat beratnya tugas dan tanggung jawabnya yang berat. Apalagi jika

bengkel praktika telah komplitn dan sempurna, di mana setiap unit kerja

praktika bekerja terus-menerus dalam waktu-waktu yang bersamaan, siudah

barang tentu keharusan ini menjadi sangat diperlukan.

5. Siswa / Praktikan

Dalam pengajaran praktika, siswa adalah subyek pendidikan pengajaran

melaksanakan praktika.

Tugas praktikan adalah melaksanakan tugas-tugas pengajaran dengan

bimbingan guru/struktur maupun asisten. Dalam hal ini, praktikan berarti

belajar dari pengalaman kerja/prakteknya sendiri. Praktikan wajib mentaati

petunjuk-petunjuk dan bimbingan instruktur dalam melaksanakan

praktikannya.

Di samping itu juga harus mentaati tata tertib yang berlaku dan

peraturan-peraturan keselamatan kerja yang ada, agar dapat terjamin

Page 14: Managemen Industri

kelancaran dan ketertiban praktika dan terjauh dari kecelakaan-kecelakaan

yang tidak dikehendaki.

Dalam tugas pemeliharaan dan perawatan mesin-mesin dan alat

perkakas (machine and tools, maka perlu koordinasi dan organisasi).

Organisasinya dapat dibuat secara sederhana. Dalam tiap-tiap kegiatan

kerja, siswa/praktikan diberi tugas sampingan di samping tugas prakteknya,

untuk bertugas, dan secara bergiliran bergantian pada hari-hari berikutnya.

Tugas-tugas atau fungsi siswa dalam partisipasi aktif pemeliharaan dan

perawatan mesin-mesin dan alat-alat perkakas, yaitu :

a) Bagian kebersihan ruangan dan tempat kerja.

Bagian ini bertanggung jawab atas kebersihan tempat dan ruangan kerja

setiap selesai kegiatan praktika.

b) Bagian pemeliharaan dan perawatan mesin dan alat-alat perkakas.

Bagian ini bertugas dan bertanggung jawab atas pemeliharaan dan

perawatan baik mesin-mesin maupun alat-alat perkakas setiap selesai

praktika menururt gilirannya.

c) Bagian alat-alat.

Bagian ini bertugas dan bertanggung jawab atas alat-alat. Bertugas

menjaga alat, memelihara alat, mengeluarkan/meminjam alat menerima

pengembalian alat, menerima dan menempatkan kembali alat-alat

ketempatnya semula dalam lemari dan tempat alat-alat. Jika terjadi

kerusakan alat-alat atau hilang, atau tidak ada pada tempatnya, segera

melaporkan kepada instruktur.

d) Bagian bahan praktika

Bagian ini bertugas melayani dan mencatat pengambilan bahan-bahan

praktika yang dipakai dalam kegiatan praktika tersebut.

Disamping keempat bagian fungsi (tugas) di atas di mana praktikan

aktif di dalamnya,terdapat bagian lain yang juga sangat penting dan

menunjang kegiatan praktika yaitu :

e) Bagian Perbaikan (repair)

Page 15: Managemen Industri

Bagian ini bertugas memperbaiki kerusakan-kerusakan dari mesin-

mesin dan alat-alat perkakas dan atau mengganti dengan yang baru apabila

kerusakan tidak dapat diperbaiki lagi. Bagian ini di bawah pengawasan

instruktur / ahlinya. Dianjurkan mengikutsertakan praktika.

Jadi skema dari organisasi bengkel dan perawatannya dengan aktivitas

siswa praktika dapat digambar secara sederhana sebagai berikut :

Gambar 22. Organisasi Shop

Page 16: Managemen Industri

BAB VIII

BADAN USAHA DAN PENGERTIAN PERUSAHAAN

A. MACAM-MACAM BADAN USAHA

1. Pengertian

Usaha adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan sesuatu yang

merupakan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Bentuk tujuan ini dapat

berbeda-beda motifnya. Yang dimaksud dengan motif di sini adalah

keuntungan. Dengan demikian, yang dimaksud dengan badan usaha adalah

suatu bentuk untuk mendapatkan keuntungan atau dengan istilah yang lazim

dipakai bentuk ini dapat disamakan dengan perusahaan.

Suatu perusahaan biasanya tumbuh. Pengertian tumbuh di sini sama

dengan pengertian tumbuh (menjadi besar) dari tumbuh-tumbuhan. Contoh :

seseorang mencoba berusaha dalam bidang perajutan pakaian bayi. Mula-

mula mesin perajut dijalankan sendiri, beberapa waktu kemudian, karena

permintaan barang bertambah, mesin perajut di tambah; dengan sendirinya

kebutuhan akan karyawan pun bertambah pula; untuk menambah karyawan

biasanya diambil dari sanak keluarga sendiri. Lama kelamaan kebutuhan

pasaran meningkat terus, sehingga kebutuhan akan mesin pun bertambah

pula.

2. Bentuk Badan Usaha

Pada umumnya Badan Usaha yang sekarang dikenal oleh masyarakat

adalah :

1. Perusahaan perorangan

2. Perseroan Terbatas

3. Firma dan C. V (Comanditaire Vennootschap)

4. Kongsi

5. Holding Company Perusahaan Gabungan

6. Trust

7. Yayasan

8. Koperasi

Page 17: Managemen Industri

9. Perusahaan Negara

10. Joint Venture – kerjasama (Usaha Patungan)

a. Perusahaan Perorangan

Bentuk ini adalah bentuk yang paling sederhana. Seseorang yang

hanya mempunyai modal terbatas dapat mendirikan badan ini, contoh :

bengkel sepeda dapat dikatakan perusahaan perorangan, di mana pemilik

bertindak sebagai direktur, pelaksana dan pengawas. Usaha penjahitan

yang dengan sebuah mesin jahit dan dimiliki oleh seseorang dapat pula

disebut perusahaan perorangan, dia sebagai direktur, dia sebagai

pengorder, dia sebagai pelaksana.

Jadi, pada umumnya seseorang yang mempunyai uang dapat

mendirikan perusahaan perorangan. Dengan demikian pemilik

bertanggung jawab penuh atas milik, kekayaan, untung rugi, transaksi-

transaksi, struktur organisasi, maupun pemeliharaan karyawan-

karyawannya.

Perusahaan perorangan tidak didaftarkan secara sah kecuali bila ia

hendak melakukan kegiatan itu dengan menggunakan nama lain dan

bukan anamanya sendiri. Bila perusahaan akan didaftarkan, maka harus

dilaporkan secara lengkap tentang perusahaan, siapa yang bertanggung

jawab dan semua tindakan dan hutang piutang yang terjadi dalam

perusahaan. Biasanya Perusahaan Perorangan berakte notaris.

b. Perseroan Terbatas (P.T)

Perseroan terbatas dibentuk atas dasar kesepakatan dari beberapa

orang yang mempunyai modal, karena keterbatasan modal masing-

masing, sedangkan kebutuhan modal untuk usaha tertentu jauh lebih besar

dari jumlah modal yang dimiliki masing-masing. Pada pendirian badan

usaha ini biasanya diperlukan :

1. Nama perusahaan yang akan didirikan

2. Bidang usaha

Page 18: Managemen Industri

3. Jumlah modal yang dipergunakan untuk memulai usaha dengan

pembagian saham.

4. Letak perusahaan

5. Jumlah pimpinan dan alamat-alamatnya.

6. Para pemegang saham dan besarnya masing-masing modal yang

dimilikinya.

Para pemegang saham bertanggung jawab sesuai dengan jumlah uang

yang telah mereka setorkan dan dituliskan dalam masing-masing saham;

hak dan kekuasaan sebanding dengan besarnya modal yang ditanamkan.

Perlu dibedakan pengertian dewan Direksi dan Direktur, Dewan

Direksi adalah para pimpinan yang menangani pengelolaan perusahaan,

Presiden Direktur dan Direktur dapat disebut pula sebagai Direksi.

Sedangkan Direktur biasanya membawahi salah satu bagian dari

perusahaan. Ada Direktur Produksi, Direktur keuangan dan sebagainya

menurut kebutuhan perusahaan.

Biasanya ketentuan-ketentuan tentang organisasi dan struktur telah

diatur. Dengan demikian para pemegang saham dapat ikut serta

mengendalikan secara umum, tetapi tidak berarti bahwa perusahaan itu

miliknya sendiri. Bila Perseroan Terbatas ini telah disahkan oleh yang

berwenang, maka status Perseroan Terbatas ini menjadi perorangan.

Hubungan antara pemegang saham dan perusahaan merupakan hubungan

antara dua orang, artinya para pemegang saham dapat melakukan

transaksi-transaksi, dapat melakuan tuntutan terhadap perusahaan.

Demikian pula sebaliknya.

Dalam perusahaan kekuasaan tertinggi dipegang oleh rapat pemegang

saham. Dalam rapat-rapat pemegang saham dapat dilakukan perubahan-

perubahan anggaran dasar, pemilihan dan pengangkatan direktur atau

dewan direksi, yang diberi tugas untuk memimpin jalannya perusahaan

sehari-hari sesuai dengan petunjuk rapat pemegang saham. Untuk

melakukan pengawasan kegiatan yang dilakukan oleh dewan direksi

sehari-hari rapat pemegang saham menunjuk dewan komisaris. Apabila

Page 19: Managemen Industri

terdapat kerugian kapital sebesar 50%, maka hal ini harus diumumkan

dan apabila terdapat kerugian sebesar 70% perusahaan harus

dibubarkan.secara garafis hubungan tanggung jawab, kekuasaan dapat

dilihat pada garis-garis penghubung di halaman 14.

Adapun status perusahaan ditentukan sebagai berikut.

Presiden Direktur adakalanya disebut juga Direktur Utama. Di

samping Dewan Direksi ada Dewan Komisaris yang berkewajiban

mengawasi jalannya perusahaan. Anggota Dewan Komisaris adalah

pemegang saham yang tidak menjadi anggota Dewan Direksi. Dewan

Komisaris dipimpin oleh Presiden Komisaris.

c. Firma dan C. V

Apabila kegiatan suatu perusahaan bertambah besar, maka biasanya

modal yang ditanamkan seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan

modal perusahaan. Dengan demikian diperlukan beberapa orang yang

bermodal untuk memenuhi modal yang diperlukan. Modal di sini tidak

terbatas pada bentuk uang saja, melainkan dapat berbentuk benda kapital,

keahlian, nama, paten, dan sebagainya.

Setelah mereka bersepakat bertanggung jawab atas segala tindakan

sampai batas-batas tertentu, yaitu bila misalnya perusahaan tidak dapat

menutup sejumlah hutangn, maka sisa hutang ini harus ditutup oleh milik

dari para penghimpun modal (biasanya melalui saluran hukum). Tetapi

apabila kegiatan ini di luar kegiatan perusahaan, misalnya tindakan-

tindakan peserta ataupun keperluan di luar perusahaan, maka tanggung

jawab terbatas pada peserta itu sendiri. Dengan demikian seseorang dapat

menjadi anggota beberapa persepakatan (perseroan) sekaligus.

Pelaksanaannya dibuat pada Akta Notaris dan seterusnya meminta

pengesahan pada Pengadilan negeri.

d. Kongsi

Kongsi dibentuk untuk mengiliminir (mengatasi) terjadinya

kemacetan atau kesukaran apabila salah seorang persero suatu perusahaan

ataupun firma sakit atau meninggal dunia. Biasanya mirip dengan bentuk

Page 20: Managemen Industri

perseroan terbatas. Pembentukan perusahaan seperti ini harus mendapat

pengesahan hukum dan boleh mempergunakan nama lain atau salah satu

nama perusahaan yang menjadi anggotanya. Perseroan dapat

mengeluarkan saham kepada anggota-anggotanya dan dapat

diperjualbelikan. Perusahaan seperti ini dibentuk dengan perjanjian

bersama antara para pesertanya tetapi isi anggaran dasarnya tidak perlu

diumumkan. Adapun hak dan tanggung jawab adalah sama seperti pada

firma. Bentuk ini sekarang jarang dipergunakan.

Bentuk lain adalah perseroan tertutup atau Lilmited (LTD). Dalam

bentuk ini saham dipegang terbatas pada orang-orang tertentu saja dan

saham-saham ini tidak diperjualbelikan secara umum.

e. Perusahaan Gabungan (Holding Company)

Bila beberapa usaha bergabung untuk mendapatkan sesuatu kekuatan

yang lebih besar dalam kehidupan industri dan bila gabungan ini terjadi

berdasarkan perjanjian/hubungan resmi antara perusahaan-perusahaan

itu, maka terbentuklah apa yang dinamakan holding company.

Holding company juga dapat terjadi apabila suatu usaha industri

berdasarkan kesepakatan antara peserta. Ia tidak perlu didaftarkan pada

inatansi resmi bila dipergunakan nama para peserta itu sendiri dalam

usaha. Pembagian keuntungan perseroan kepada para peserta dapat diatur

dalam perjanjian antara para pesero itu sendiri.

Biasanya perbandingan keuntungan sesuai dengan besarnya modal

yang ditanamkan. Bila salah seorang anggota perseroan menanamkan

modalnya dalam bentuk keahlian, maka besarnya keuntungan yang

diperoleh sama dengan besarnya keuntungan yang diterima oleh penanam

modal yang paling kecil dalam bentuk uang. Contoh : perbandingan

modal yang ditanam antara A : B : C adalah 2 : 3 : 5, sedangka D hanya

menanamkan modal keahliannya. Dengan demikian besarnya pembagian

keuntungan dalam perusahaan tersebut adalah A : B : C : D = 2 : 3 : 5 : 2.

Jika besarnya keuntungan yang diperoleh dalam perusahaan itu Rp. 9

juta, maka masing-masing akan menerima keuntungan sebesar :

Page 21: Managemen Industri

A = 2/9 x Rp. 9 Juta = Rp. 2 Juta

B = 3/9 x Rp. 9 Juta = Rp. 3 Juta

C = 5/9 x Rp. 9 Juta = Rp. 5 Juta

D = 2/9 x Rp. 9 Juta = Rp. 2 Juta

Holding Company dapat pula terwujud apabila suatu usaha industri

memiliki saham-saham dari usaha industri lainnya, usaha industri yang

pertama disebut induk Perusahaan, dan usaha Industri yang kedua disebut

Anak Perusahaan.

Contoh : sebagian saham Pabrik Semen Cibinong adalah milik pebrik

Semen Gresik, Pabrik Semen Cibinong disebut mengadakan holding

company dengan pabrik Semen Gresik dan pabrik Semen Gresik disebut

induk perusahaan dan Pabrik Semen Cibinong disebut Anak Perusahaan

dalam arti kata menguasai siasat jalannya perusahaan.

f. Trust

Trust terjadi apabila penggabungan beberapa perusahaan terwujud

hanya mempertahankan aspek hukumnya saja dan aspek lainnya dapat

berdiri sendiri. Tetapi trust dapat membawa kerugian kepada konsumen

akibat kenaikan harga yang tidak terkendalikan karena kerusakan

ekonomi dipegang oleh beberapa orang. Bila hal ini terjadi, maka Trust

sudah menjadi perusahaan monopoli.

g. Yayasan

Yayasan adalah suatu jenis badan usaha yang tidak mengharapkan

keuntungan (keuntungan di sini diartikan jumlahnya uang). Yayasan

merupakan suatu pusat dari satu atau beberapa kegiatan usaha. Kita

mengenal Yayasan keagamaan, Yayasan pendidikan, Yayasan dana

sosial.

Yayasan biasanya mempunyai bidang usaha bagi kesejahteraan

masyarakat baik material maupun spiritual.

Kegiatan usaha sebuah yayasan dapat dilakukan oleh sebuah badan

usaha yang diberi wewenang oleh yayasan untuk berusaha atas nama

yayasan tersebut.

Page 22: Managemen Industri

Yayasan dapat menerima sumbangan dari pihak luar yayasan yang

sifatnya tidak mengikat dan memberikan sumbangan.

Kepengurusan yayasan diatur oleh rapat yayasan berdasarkan

Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga yang ditetapkan dalam AKTA

NOTARIS.

h. Koperasi

Koperasi dibentuk oleh sekelompok orang yang bergabung dan

berusaha bersama-sama untuk memenuhi kebutuhannya. Dari koperasi

biasanya diperoleh harga barang kebutuhan yang lebih murah dari pada

harga yang terdapat di pasar.

Modal koperasi biasanya diperoleh dari jalan, (1) Para anggota

koperasi diwajibkan menyetorkan sejumlah uang yang menjadi simpanan

pokok; uang ini dibayarkan hanya satu kali dan jumlahnya ditentukan

sesuai dengan perjanjian masing-masing anggota pada waktu pendirian

koperasi. (2) Simpanan wajib, yaitu sejumlah uang yang harus disetorkan

secara kontinu; dapat bulanan, tri wulan dan sebagainya; jumlah uang

tersebut tidak terbatas. (3) Simapanan suka rela; yaitu simpanan para

anggota koperasi yang jumlahnya tergantung pada anggota dan waktunya

pun tidak ditentukan.

Hak suara para anggota koperasi sama seperti badan usaha lainnya.

Hak suara anggota koperasi perorangan adalah sama dengan hak suara

anggota koperasi yang bukan perorangan.

Contoh : Koperasi mempunyai anggota terdiri dari perorangan dan

wakil dari perusahaan (PT. CV) : hak suara anggotanya adalah sama,

yaitu satu anggota satu suara.

Pembagian laba suatu koperasi adalah sama seperti badan usaha

lainnya. Bila pada akhir tahun telah dibuat neraca laba rugi dan dapat

diketahui besarnya keuntungan yang diperoleh, maka keuntungan ini

dibagi rata kepada seluruh anggota koperasi. Hubungan koperasi dengan

perusahaannya adalah sama seperti hubungan antar badan hukum lainnya.

Page 23: Managemen Industri

Koperasi dapat dibedakan atas :

1. Koperasi produksi, yaitu koperasi yang menampung hasil-hasil

produksi anggotanya, dengan catatan akan menjualnya, dan

memberikan keuntungan pada produsen (para anggota koperasi)

2. Koperasi konsumsi, di sini keperluan para anggota koperasi dapat

dibeli dari koperasi.

3. Koperasi kredit, di sini dana yang dikumpulkan dari anggota

dipinjamkan lagi kepada anggota yang memerlukannya dengan bunga

yang ringan.

Kuat tidaknya suatu usaha koperasi tergantung kepada ketaatan para

anggotanya kepada koperasi yang telah mereka bentuk bersama. Tanpa

ketaatan para angota dan kejujuran pimpinannya, usaha koperasi tidak

mungkin berjalan dengan baik.

i. Perusahaan Negara

Modal perusahaan negara terdiri dari kekayaan negara yang

dipisahkan. Modal Perusahaan Negara tidak terbagi atas saham-saham.

Biasanya Perusahaan Negara dipimpin oleh Dewan Direksi yang jumlah

anggotanya dan susunannya ditetapkan dalam peraturan pendiriannya.

Anggota Dewan Direksi al Warga Negara Indonesia yang diangkat dan

doberhentikan oleh pemerintah.

Pengangkatan ini berlaku selama-lamanya 5 tahun, selesai masa

jabatan anggota yang bersangkutan dapat diangkat kembali.

Di Indonesia terdapat 3 macam Perusahaan Negara :

1. Perusahaan Negara Jawatan (Perjan)

Misalnya : Perusahaan Jawatan Kereta Api (P.J.K.A).

2. Perusahaan Negara Umum

Misalnya : Perum Telekomunikasi

3. Perusahaan Negara Perseroan (Persero)

Misalnya : P.T. Pupuk Kujang (persero).

Page 24: Managemen Industri

1. Perusahaan Negara Jawatan (Perjan)

1) Makna usaha adalah Publick Service, artinya Pengabdian serta

pelayanan kepada masyarakat.

2) Merupakan bagian dari Direktorat Jenderal sebuah Departemen.

3) Tidak dipimpin oleh Dewan Direksi tetapi oleh seorang kepala

(yang merupakan bawahan dari suatu Departemen/Direktorat

Jenderal).

4) Status karyawan adalah Pegawai Negeri

2. Perusahaan Negara Umum

1) Makna usaha adalah melayani kepentingan umum (kepentingan

produksi, distribusi, dan konsumsi secara keseluruhan), dan

sekaligus untuk memupuk keuntungan.

2) Status sebagai badan hukum diatur oleh undang-undang.

3) Pada umumnya bergerak dalam bidang jasa-jasa vital.

4) Mempunyai nama dan kekayaan sendiri, serta kebebasan bergerak

seperti perusahaan swasta untuk mengadakan kontrak atau

hubungan dengan perusahaan lain.

5) Dapat dituntut dan menuntut, berdasarkan hukum perdata.

6) Modal seluruhnya dimiliki oleh negara diperoleh dari kekayaan

negara yang dipisahkan, serta dapat mempunyai dan memperoleh

dana dari kredit-kredit dalam dan luar negeri atau pun dari

masyarakat.

7) Pimpinan dipegang oleh Dewan Direksi.

8) Karyawannya adalah pegawai Perusahaan Negara yang diatur

tersendiri di luar ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi pegawai

negeri.

3. Perusahaan Negara Perseroan (Persero)

1) Makna usaha adalah memupuk keuntungan.

2) Status badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas.

3) Hubungan usahanya diatur menurut hukum perdata.

Page 25: Managemen Industri

4) Modal seluruhnya aya sebagian merupakan milik negara dari

kekayaan negara yang dipisahkan.

5) Dipimpin oleh suatu Dewan Direksi.

6) Tidak memiliki fasilitas negara.

j. Joint Venture (Usaha Kerja – sama atau Patungan)

Joint venture terjadi apabila satu atau beberapa usaha industri

menggabungkan diri dengan tujuan untuk mendapatkan modal yang lebih

besar dan membagi resiko. Penggabungan ini bisa antara PMDN

(Penanaman Modal Dalam Negeri) sendiri atau gabungan PMDN dan

PMA (Penanaman Modal Asing).

Ratio (besarnya) pengikut sertaan modal ini dapat berkisar :

40% PMDN : 60% PMA

50% PMDN : 50% PMA

30% PMDN : 70% PMA

70% PMDN : 30% PMA

Angka perbandingan ini diperoleh atas dasar persetujuan dari kedua

pihak. Dewasa ini jimlah modal PMA dikurangi, sehingga dengan

demikian jumlah PDDN yang makin besar.

Gambar 23. Organisasi Perseroan Terbatas

Usaha kerjasama baik dalam negeri maupun dengan luar negeri

diatur dengan undang-undang.

3. Integrasi, Differensial Badan Usaha

Suatu perusahaan dapat melakukan penggabungan dan pemecahan.

Integrasi penggabungan usaha ke arah vertikal. Contoh ada dua perusahaan

mebel, yang pertama membuat mebel-mebel dalam bentuk kasar dan belum

siap untuk dijual. Perusahaan yang kedua bergerak dalam pengerjaan kembali

supaya siap untuk dijual. Ia juga memasarkannya sekaligus. Perusahaan

Page 26: Managemen Industri

pertama dan kedua mengadakan integrasi, artinya penggabungan dari dua

kegiatan usaha tersebut.

Bila penggabungan perusahaan berlangsung antara dua perusahaan

yang sama tingkatnya maka penggabungan ini dan sebagainya paralelisasi.

Differensial (pemecahan) timbul karena sesuatu hal yang terpaksa.

Contoh : Ada sebuah pabrik TV kegiatan perusahaan ini selain membuat TV,

juga harus membuat pembungkus dari karton. Karena pembuatan

pembungkus karton ini menyibukkan kegiatan perusahaan, maka pekerjaan

pembuatan karton diserahkan pada perusahaan lain. Bila pemecahan usaha ini

adalah setingkat, maka disebutspesialisasi.

4. Rumah Tangga Perusahaan

Pengertian rumah tangga di sini adalah bagian dari suatu badan usaha

yang bertugs menunjang kegiatan pokok dari badan usaaha tadi. Contoh :

bagian rumah tangga dari sebuah rumah sakit, yaitu bagian yang

menginventarisir alat bukan kedokteran, seperti lemari obat, tempat tidur,

keperluan dapur, dan sebagainya, kalau dalam suatu kantor, baian rumah

tangga ialah bagian yang menangani keberhasilan, konsumsi dan lain

sebagainya.

Pekerjaan yang ditangani oleh bagian rumah tangga ini juga bergantung

kepada kebijaksanaan pimpinan.

5. Pembagian Perusahaan Mengingat Tujuan Pokok Bidang Usahanya

a. Perusahaan Agraris

Perusahaan agraris ialah perusahaan yang bergerak dalam bidang

pertanian dalam pengertian luas, umpamanya pertanian, perkebunan.

Besarnya suatu perusahaan agraris ditentukan oleh luas tanah yang

digarap.

b. Perusahaan Ekstratip

Perusahaan ekstratip adalah perusahaan yang memperoleh barang

dengan jalan mengambilnya dari alam, seperti pertambangan, pengeboran

minyak, perikanan.

Page 27: Managemen Industri

c. Perusahaan Industri Produksi

Perusahaan industri produksi ialah suatu perusahaan yang mengolah

barang-barang agar mempunyai nilai lebih dari nilai sebelumnya dan

kemudian memasarkannya, seperti industri logam, industri tekstil, industri

bangunan dan sebagainya.

d. Perusahaan dagang

Perusahaan dagang adalah suatu perusahaan yang menyimpan

(menahan) barang-barang tanpa mengadakan pengolahan lanjut dan

kemudian memasarkannya, seperti toko kelontong, perdagangan buah-

buahan, perdagangan sayur dan sebagainya.

Dalam usaha ini yang penting adalah saluran distribusi dan

pemasaran.

e. Perusahaan Pemberi jasa

Perusahaan pemberi jasa adalah suatu perusahaan yang tidak

menghasilkan barang nyata akan tetapi memberi jasa-jasa, seperti rumah

sakit, hotel, asuransi, angkutan dan sebagainya.

B. PENGERTIAN PERUSAHAAN

1. Pengertian Perusahaan

Perusahaan adalah suatu kerja yang teratur antara sarana, modal dan

tenaga kerja untuk mendapatkan keuntungan. (Sarana antara lain : tanah,

mesin, peralatan, jalan dan sebagainya).

2. Pembentukan Modal Perusahaan

Setelah kita menentukan macam perusahaan yang akan didirikan, letak

perusahaan, kapasitas produksi dan sebagainya selanjutnya ditentukan berapa

besarnya modal yang diperlukan.

a. Cara mendapatkan modal

Modal yang diperlukan bagi usaha dapat diusahakan melalui beberapa

jalan, seperti :

1) Penjualan saham apabila bentuk perusahaan mengijinkan saham-saham

ini mempunyai nilai nominal,artinya nilai yang ditentukan oleh

Page 28: Managemen Industri

perusahaan pada saat saham dijual tepatnya nilai yang tertera pada

kartu saham, baik kepada orang dalam ataupun melalui bursa.

2) Pinjaman, biasanya pinjaman bagi bank. Peminjaman uang dari bank

telah diatur dengan prosedur tertentu. Yang penting ialah penilaian

bank apakah usaha ini akan berjalan dan menguntungkan nantinya dan

tersedianya jaminan yang cukup.

3) Penjualan harta kekayaan dari para pendiri. Dalam hal ini besarnya

modal yang diikutsertakan menentukan jumlah saham istimewa yang

akan dimiliki seorang pendiri dan dengan demikian tingkat

kekuasaannya mengatur perusahaan.

b. Permodalan dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Modal Investasi, yaitu besarnya modal yang diperlukan untuk

pembelian peralatan fisik perusahaan, misalnya biaya untuk

pembelian tanah, pendirian bangunan, peralatan (mesin-mesin

produksi)

2. Modal kerja, adalah modal yang dibutuhkan untuk menjalankan

produksi pabrik, misalnya biaya untuk pembelian bahan baku,

membayar gaji karyawan, biaya pemasaran dan sebagainya. Besarnya

modal kerja tergantung dari macam produk yang dihasilkan dan cara

pemasarannya. Biasanya berkisar untuk pengeluaran antara 3 sampai

6 bulan.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Letak (Lokasi) Perusahaan

Apabila seseorang hendak memulai dengan usaha baru khususnya

perusahaan, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Lingkungan perusahaan sejenis. Sebaiknya dipilih lingkungan yang sudah

terdapat perusahaan-perusahaan yang sejenis. Misalnya kalau orang

hendak mendirikan pabrik tekstil. Hal ini akan memudahkan hubungan

dan pencarian tenaga kerja.

2. Faktor Angkutan. Hal ini perlu karena akan berkaitan dengan pembelian

bahan dan penjualan produk jadi. Juga harus diperiksa apakah jalan dan

jembatannya memenuhi syarat.

Page 29: Managemen Industri

3. Faktor Tenaga Kerja. Memakai tenaga kerja yang sudah tersedia setempat

lebih baik daripada harus mendatangkan tenaga kerja. Dengan demikian

harus diteliti apakah tenaga kerja cukup. Kadang-kadang tenaga kerja

wanita lebih banyak digunakan daripada tenaga kerja laki-laki (pabrik

radio, pabrik tekstil dan lain sebagainya).

4. Pemerintah Daerah. Lokasi perusahaan harus sesuai dengan peraturan

pemerintah setempat, karena hal ini erat sekali hubungannya dengan

keamanan dan pendapatan daerah tersebut. Tentang ada juga faktor

khusus lainnya yang perlu dipertimbangkan seperti kebutuhan air,

pembuangan dan sebagainya.

5. Kemudahan mendapatkan energi

4. Penentuan Biaya Produksi

Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang telah, sedang dan akan

dilakukan yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Istilah pengeluaran

di sini adalah segala bentuk uang, tenaga dan barang yang dapat dinilai

dengan harga uang.

Pengeluaran yang telah dilakukan, misalnya pengeluaran untuk :

depresiasi (penyusutan). Pengeluaran sekarang ialah pengeluaran biaya

produksi sekarang, sedangkan pengeluaran yang akan dikeluarkan ialah

bunga untuk pembayaran kredit.

Klasifikasi biaya (pengelompokan biaya berdasarkan volume produksi),

yaitu :

1. Biaya tetap (fixed cost) : semua biaya besarnya tetap, tidak dipengaruhi

oleh besarnya produksi, misalnya gaji, bunga, sewa, dan sebagainya.

2. Biaya variabel (berubah-ubah) : biaya yang besarnya dipengaruhi oleh

besarnya produksi, misalnya biaya bahan bakar, bahan baku dan lain

sebagainya.

3. Biaya perawatan mesin, biayanya ditaksir sekitar 5% harga mesinnya, ini

dimasukkan juga pada variabel 2.

Page 30: Managemen Industri

4. Biaya asuransi : biasanya ditaksir 1% harga peralatan bangunan yang

akan diasuransikan.

5. Menentukan Break Even Point (Titik Pulang Pokok)

Seorang pengusaha berbangga diri bahwa perputaran perusahaan untuk

tahun ini adalah besar, tetapi dia tidak mengetahui apakah modal yang

ditanamkannya telah kembali atau belum. Hal ini kalau dibiarkan akan

menyebabkan perusahaannya bangkrut. Untuk mengetahui titik pulang

pokok, baiklah kita lihat bagan di bawah ini :

Istilah “Break Even Point” disebut juga titik “Keseimbangan Rugi-

Laba”

- Sumbu mendatar menggambarkan jumlah produksi

- Sumbu tegak menggambarkan jumlah biaya dalam rupiah.

Setelah kita mengelompokkan tiap pengeluaran yang ada ke dalam

buaya variabel atau biaya tetap, maka biaya tetap digambarkan sejajar dengan

sumbu mendatar, biaya variabel digambarkan tangensial sesuai dengan

jumlah produksinya, dan harga jual digambarkan tangensial.

Contoh : Sebuah pabrik sepatu, setelah mengelompokkan biaya-biaya,

mempunyai biaya tetap sebesar Rp. 100.000,00 dan biaya variabel ialah Rp.

4.000,00 pasang; dijual di pasar dengan harga Rp. 5.000,00 per pasang.

Ditanya : Bila titik pulang pokoknya dicapai ?

Jawab : Misalnya pabrik tersebut memproduksi x buah pasang sepatu,

maka :

Biaya variabel x kali Rp. 4.000,00 = Rp. 4.000,00

Biaya tetap = Rp. 100.000,00

Harga jual x kali Rp. 5.000,00 = Rp. 5.000,00

Page 31: Managemen Industri

Persamaan = jumlah total pengeluaran = jumlah total pendapatan

100.000 + 4000 x = 5000 x

1000 x = 100.000

x = 100 buah.

Titik pulang pokok dicapai bila pabrik memproduksi 100 pasang sepatu.

6. Cara Menentukan Keuntangan

Dari bagan penentuan titik pulang pokok kita dapat melihat bahwa

daerah sebelah kiri dari titik pulang pokok adalah daerah rugi dan daerah

sebelah kanan adalah daerah untung. Dengan demikian dapat kita

menentukan besarnya keuntungan yang dikehendaki. Sebagai contoh kita

dapat menentukan jumlah keuntungan dari pabrik sepatu tadi. Misalnya

pengusaha menghendaki keuntungan sebesar Rp. 100.000,00.

Dari bagan di bawah ini dapat dilihat pemecahannya secara jelas :

Dengan dalil kesejajaran garis diperoleh

OA’ = OB’ = AA’ = BB’

OA’ = total biaya pada titik pulang pokok

= Rp. 5.000,00 x 100 = Rp. 500.000,00

OB’ = OA’ + A’B’

= Rp. 500.000,00 + Rp. 100.000,00

= Rp. 600.000,00

OA’ : OB’ : AA’ : BB’

500.000 : 600.000 = AA’ : BB’

500.000 : 600.000 = 100 : BB’

BB’ = 6/5 x 100

= 120

Jadi keuntungan sebesar Rp. 100.000,00 dicapai apabila dapat

menghasilkan 120 pasang sepatu.

Page 32: Managemen Industri

Dengan demikian kita dapat mengatur apakah 120 pasang itu dikerjakan

dalam 4 minggu, 3 minggu atau 2 minggu dengan pengertian bahwa setiap

pasang sepatu yang dihasilkan terjual habis.

7. Penentuan Nilai Sekarang

Penentuan nilai sekarang atau penentuan nilai yang akan datang

diperlukan terutama untuk mengetahui berapa besar investasi yang harus

disediakan.

Cara menghitung besarnya nilai yang akan datang, bila diketahui nilai

sekarang : umpamanya :

F = (1 + 1)n p, dengan pengertian :

F = nilai yang akan datang

i = besarnya suku bunga

h = tahun

p = nilai sekarang

Contoh :

1. Tuan Amin menanamkan uangnya Rp. 100.000 pada tahun 1978. Berapa

nilai uangnya 10 tahun yang akan datang dengan suku bunga 6% setahun?

F = (1 + 1)n p

F = (1 + 6/100)10

. Rp. 100.000,00

F = (1,7908) x Rp. 100.000,00

F = Rp. 179. 080,00

Nilai uang 10 tahun yang akan datang adalah Rp. 179.080,00

2. Berapa besar modal harus ditanamkan pada 1 Januari 1978, agar

diperoleh Rp. 1.000.000,00 pada 1 Januari 1978 dengan suku bunga 6%

setahun?

F 6%) (1

1 P

n

1.000.000 6%) (1

1 P

n

= 0,709 x 1.000.000

= Rp. 709.000,00

Page 33: Managemen Industri

Maka ia harus menanamkan uangnya sebesar Rp. 709.000,00 pada 1

Januari 1978.

Biasanya nilai-nilai (1 + i)n,

ni) (1

1

dan sebagainya telah ditabelkan.

Contoh :

Tuan Amin membeli sepeda motor 10 tahun yang lalu dengan harga Rp.

200.000,00. Berapa besar harga tersebut kalau dihitung dengan harga

sekarang, jika suku bunga yang berlaku saat ini adalah 12%.

Harga tersebut dapat langsung diperoleh dari tabel di bawah ini untuk

suku bunga 12% dengan mengalihkan besarnya uang tersebut. lau dihitung

dengan harga sekarang, jika suku bunga yang berlaku saat ini adalah 12%.

Harga tersebut dapat langsung diperoleh dari tabel di bawah ini untuk

suku bunga 12% dengan mengalihkan besarnya uang tersebut.

n (Tahun) Faktor untuk menghitung nilai ekarang dihitung dari nilai yang lalu

1. 0,8929

2. 0,7972

3. 0,7118

4. 0,6355

5. 0,5674

6. 0,5066

7. 0,4523

8. 0,4038

9. 0,3606

10. 0,3220

Jadi besarnya nilai sekarang untuk sepeda motor dengan harga Rp.

200.000,00, 10 tahun yang lalu dengan suku bunga 12% setahun adalah Rp.

200.00,00 x 0,3220 = Rp. 64.000,00.

Page 34: Managemen Industri

8. Cara Menghitung Penyusutan

Depresiasi (penyusustan) adalah besarnya biaya yang dikeluarkan untuk

penggantian barang pada masa yang akan datang. Adapun cara perhitungan

depresiasi (penyusustan) adalah sebagai berikut :

1. Depresiasi dianggap liniar (garis lurus)

Rumus pengertiandengan n

L - P D :

D : nilai depresiasi

P : harga sekarang

L : harga akhir

n : umur ekonomis

Contoh :

Sebuah mesin berharga Rp. 350.000,00

Harga akhir Rp. 35.000,00

Umur ekonomis 20 tahun

Depresiasi pada tahun ke I adalah :

17.500,00 Rp. 20

350.000,00 Rp.

: depresiasi besarnya maka 1,00, Rp.akhir harga Apabila

15.750,00 Rp. 20

35.000,00 Rp. - 350.000,00 Rp.

Catatan :

1. Umur ekonomis ialah umur daripada mesin jika mesin tersebut

masih berfungsi secara ekonomis.

2. Harga nol tidak ada, bila harga pembukuan sesuatu barang sudah

Rp. 1,00 berarti menurut pembukuan barang tersebut sudah tidak

ada nilainya.

Apabila barang dijual masih laku, harga jual dimasukkan dalam

pembukuan sebagai laba.

Page 35: Managemen Industri

2. Sum of the year digit (angka jumlah umur ekonomis)

Contoh :

Harga mesin Rp. 350.000,00

Harga akhir Rp. 35.000,00

Umur ekonomis 20 tahun

Perhitungan depresiasi sebagai berikut :

Umur ekonomis 20 tahun 1 + 2 + 3 + 4 … + 20 = 210

Depresiasi pada tahun I = L) - (P x 210

20

= 35.000) - (350.000 x 210

20

= Rp. 34.750,00

Depresiasi pada tahun II = 35.000) - (350.000 Rp x 210

20

= Rp. 52.300,00

Depresiasi pada tahun ke 20 = 35.000) - (350.000 Rp x 210

1

= Rp. 1.500,00

3. Declining balance (Balans menurun) memberikan depresiasi yang

besar pada tahun-tahun permulaan.

4. Sinking Fund (dana menurun) memberikan depresiasi yang besar

pada tahun-tahun terakhir.

Keempat macam deperesiasi ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 36: Managemen Industri

Perhitungan biaya tahunan

Biaya tahunan diperoleh dari rumus :

1. Bila nilai sekarang diketahui dengan rumus :

: pengertiandengan )i 1(

i) (1 i p A

n

n

A : Nilai biaya tahunan

P : Nilai sekarang

i : Suku bunga

n : Tahun

2. Bila nilai yang akan datang diketahui dengan rumus :

: pengertiandengan F 1 - )i 1(

i A

n

A : Nilai biaya tahunan

F : Nilai yang akan datang

i : Suku bunga

n : Tahun

Sama halnya dengan nilai penentuan nilai sekarang, maka faktor-faktor:

.ditabelkan juga 1-i) (1

i ,

1 -)i 1(

i) (1 in n

n

9. Cara Menghitung Harga Pokok

Sama halnya dengan penentuan titik pulang pokok yaitu biaya-biaya

yang tjd dikelompokkan. P0engelempokan itu dapat dilihat dalam bagan di

bawah ini.

Biaya lain-lain Biaya Penjualan Biaya tak langsung Pabrik

Biaya Membuat Biaya Primer

Dan Biaya Administrasi

Menjual Biaya Buruh L

Jumlah Biaya Biaya lepas pabrik biaya bahan Langsung

Keterangan :

Page 37: Managemen Industri

- Biaya bahan langsung adalah semua biaya yang meliputi bahan

yang dipergunakan dan yang dapat dikenal secara langsung

terhadap produk, umpamanya biaya bahan langsung perusahaan

mebel ialah : kayu, besi pernis, ampelas, cat.

- Biaya buruh langsung ialah biaya yang dikeluarkan untuk buruh

yang langsung ikut dalam proses produksi.

- Biaya tak langsung pabrik ialah semua biaya yang terjadi dalam

pabrik di luar biaya buruh langsung dan biaya bahan langsung

meliputi :

a. Biaya buruh tak langsung, yaitu biaya tenaga kerja yang tidak

ikut secara langsung dalam pembuatan produk tetapi membantu

kelancaran produk, misalnya karyawan administrasi,

pembukuan, pengawasan, pemerikasaan dan lain sebagainya.

b. Biaya bahan tidak langsung, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk

bahan yang diperlukan dalam proses produksi dan tidak dapat

dikenal dalam produk, misalnya bensin atau solar untuk motor

daya dan lain sebagainya.

c. Biaya-biaya tak langsung lainnya seperti perawatan asuransi,

pajak, depresiasi dan lain sebagainya.

- Biaya administrasi yaitu biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan

administrasi, misalnya surat-surat, formulir dan sebagainya.

- Biaya penjualan yaitu biaya yang timbul dalam penjualan produk,

misalnya iklan, poster-poster, dan sebagainya.

Dengan melihat bagan-bagan di atas harga pokok dapat ditentukan yaitu

dengan membagi jumlah biaya dengan jumlah produk yang dibuat.

Harga bahan langsung sebenarnya tidak perlu selalu sama. Jadi, pada

dasarnya terjadi fluktuasi dari bahan langsung/pemakaian bahan langsung.

Dengan demikian terdapat pula fluktuasi dalam buku catatan gudang. Untuk

membebankan biaya bahan langsung tersebut pada produksi digunakan cara-

cara seperti :

Page 38: Managemen Industri

1. Cara harga rata-rata, ialah biaya bahan langsung yang dibebankan

pada produksi merupakan harga rata-rata dari harga bahan-bahan di

gudang pada saat itu.

2. F.I.F.O (First In First Out)

Cara ini adalah harga bahan yang dibebankan pada biaya produksi

adalah priorotas utama untuk bahan yang masuk pertama ke gudang

itu.

3. L.I.F.O (Last In First Out)

Cara ini adalah harga bahan yang dibebankan pada biaya produksi

adalah prioritas utama yang terakhir masuk dan pertama

dikeluarkan.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEDIAAN BAHAN

BAKU

Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku ini ada

beberapa macam. Dalam hal ini faktor-faktor tersebut akan salilng berkaitan,

sehingga secara bersama-sama akan mempengaruhi persediaan bahan baku.

Adapun faktor-faktor yang dimaksudkan adalah sebagai berikut :

1. Perkiraan Pemakaian

Sebelum kegiatan pembelian bahan baku dilaksanakan, maka

management harus dapat membuat perkiraan bahan baku yang akan

dipergunakan di dalam proses produksi pada suatu periode. Perkliraan

kebutuhan bahan baku ini merupakan perkiraan tentang berapa

besar/jumlahnya bahan baku yang akan dipergunakan oleh perusahaan untuk

keperluanproses roduksi pada periode yang akan datang. Perkiraan kebuthan

bahan baku tersebut dapat diketahui dari perencanaan produksi pada periode

yang bersamaan. Sedangkan, perencanaan produksi perusahaan dapat

ditelusur dari perencanaan penjualan perusahaan berikut tingkat persediaan

barang jadi yang dikehendaki oleh management.

2. Harga daripada bahan

Page 39: Managemen Industri

Harga daripada bahan baku yang akan dibeli menjadi salah satu faktor

penentu pula dalam kebijaksanaan persediaan bahan. Harga bahan baku ini

merupakan dasar penyusunan perhitungan berapa besar dana perusahaan

yang harus disediakan untuk investasi dalam persediaan bahan baku ini.

Sehubungan dengan masalah ini, maka biaya modal ( cost of capital) yang

dipergunakan dalam persediaan bahan baku tersebut harus pula

diperhitungkan.

3. Biaya-biaya persediaan

Biaya-biaya untuk menyelenggarakan persediaan bahan baku ini sudah

selayaknya diperhitungkan pula di dalam penentuan besarnya persediaan

bahan baku.

Di dalam perhitungan biaya persediaan ini dikenal adanya dua type

biaya, yaitu biaya – biaya yang semakin besar dengan semakin besarnya rata-

rata persediaan,serta biaya yang justru semakin kecil dengan semakin

besarnya rata-rata persediaan. Hal ini lebih jauh akan dibahas tersendiri di

dalam masalah penentuan jumlah pembelian yang optimal.

4. Kebijaksanaan Pembelanjaan

Seberapa besar persediaan bahan baku akan mendapatkan dana dari

perusahaan akan tergantung pada kebijaksanaan pembelanjaan dari dalam

perusahaan tersebut. Apakah perusahaan akan memberikan fasilitas yang

pertama, kedua atau justru yang terakhir untuk dana bagi persediaan bahan

baku ini. Di samping itu juga dilihat apakah dana yang disediakan tersebut

cukup untuk pembayaran semua bahan yang diperlukan perusahaan, ataukah

hanya sebagian saja.

5. Pemakaian Senyatanya.

Pemakaian bahan baku senyatanya dari periode-periode yang lalu

(actual demand) merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan.

Seberapa besar penyerapan bahan baku oleh proses produksi perusahaan serta

bagaimana hubungannya dengan perkiraan pemakainan yang sudah disusun

harus senantiasa dianalisa. Dengan demikian maka akan dapat disusun

perkiraan kebutuhan bahan baku mendekati kepada kenyataan.

Page 40: Managemen Industri

6. Waktu tunggu

Waktu tunggu (lead time) adalah merupakan tenggang waktu yang

diperlukan (yang terjadi) antara saat pemesanan bahan baku dengan

datangnya bahan baku itu sendiri. Waktu tunggu ini sangat perlu untuk

diperhatikan oleh karena hal ini sangat erat hubungannya dengan penentuan

saat pemasaran kembali (re oerder) . Dengan diketahuinya waktu tunggu yang

tepat maka perusahaan akan dapat membeli pada saat yang tepat pula,

sehingga resiko penumpukan persediaan atau kekurangan persediaan dapat

ditekan seminimal mungkin.

Adapun hubungan dari masing-masing faktor tersebut di atas adlh

sebagai berikut :

Gambar 24. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persediaan Bahan.

Kebijaksanaan persediaan bahan baku yang tepat akan memasarkan diri

kepada faktor-faktor tersebut.

Dengan diketahuinya kebijaksanaan pembelanjaan (financial policy),

biaya-biaya persediaan, harga daripada bahan serta perkiraan pemakaian bahan

baku (forecast demand) akan dapat ditentukan jumlah/kwalitas bahan yang

dipesan secara ekonomis (mempunyai biaya minimal). Demikian pula dengan

diketahuinya perkiraan pemakaian bahan dan pemakaian sesungguhnya (pada

waktu-waktu yang lalu) akan dapat dianalisa jumlah persediaan besi (safety

stock) yang paling tepat. Waktu tunggu (lead time) diperlukan untuk menentukan

waktu pemesanan kembali (re order).

E.O.Q, safety stock dan order ini akan membentuk pola persediaan

bahan bakku dari perusahaan yang bersangkutan.

Page 41: Managemen Industri

1.2 Pendekatan Sistem Pengendalian Bahan Baku

pengendalian bahan baku perusahaan, akan mencakup baik

jangka panjang, menengah maupun jangka pendek. Dengan demikian

pengendalian bahan baku ini diperlukan adanya kegiatan-kegiatan

yang saling terpadu dari kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan

pengendalian bahan baku ini. Perencanaan produksi, penyusunan

schedule operasi produk serta pengendalian proses produksi

merupakan kegiatan –kegiatan yang berhubungan erat dengan

persediaan bahan baku, sehingga sangat diperlukan keterpaduan dari

kegiatan-kegiatan tersebut. Di samping itu kegiatan-kegiatan lain

yang menunjang kegiatan produksi seperti misalnya perencanaan

kas, perencanaan penambahan peralatan produksi serta perencanaan

penjualan perusahaan haruslah dikoordinir dengan baik dengan

mengutamakan kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Pelaksanaan

daripada pengendalian bahan ini akan berbeda-beda dari satu

perusahaan dengan perusahaan yang lain, akan tetapi secara umum

dapat dipisahkan menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Perencanaan jangka panjang

Perencanaan jangka panjang akan menyangkut

kebijaksanaan perusahaan dalam bidang pengendalian dana untuk

kepentingan persediaan serta fasilitas-fasilitas produksi

perusahaan. Dalam perencanaan jangka panjang ini, titik tolak

perencanaan ttersebut adalah keseimbangan perusahaan dalam

investasi secara keseluruhan dengan disertai toleransi terhadap

penyimpangan normal dari perusahaan jangka tersebut. Dalam

perencanaan jangka panjang ini pada umumnya dibagi menjadi

dua bagian utama, yaitu peramalan penjualan jangka panjang

dengan estimasi penyimpangannya, serta strategi perusahaan

dalam masalah alokasi dana perusahaan untuk investasi.

2. Perencanaan jangka pendek (tahunan)

Page 42: Managemen Industri

Perencanaan jangka pendek ini (pada umumnya merupakan

perencanaan tahunan) akan merupakan dasar daripada

penyususnan schedule produksi. Dalam perencanaan jangka

pendek ini akan disusun perencanaan umum yang mendasarkan

diri kepada fasilitas-fasilitas produksi, yang sudah ada

sehubungan dengan perencanaan penjualan perusahaan. Dalam

hal ini penentuan tingkat persediaan, untuk keperluan produksi

perusahaan sudah perlu ditentukan. Keseimbangan penjualan,

produksi serta persediaan dengan luas perusahaan serta tenaga

kerja yang ada sangat perlu diperhatikan dalam perencanaan

tingkat ini. Dalam perencanaan jangka pendek ini, yang

diperlukan sebagai input adalah :

a. Kebijaksanaan umum perusahaan

b. Perkiraan pemakainan bahan jangka pendek

c. Fasilitas produksi dan tenaga kerja yang tersedia

d. Persediaan.

Out put daripada perencanaan jangka pendek, yang

nantinya akan dipergunakan sebagai dasar untuk penyusunan

operasi dan schedule produksi, merupakan :

a. Produksi yang akan dilaksanakan

b. Penyesuaian tenaga kerja dengan kepentingan produksi

c. Penyesuaian tingkat persediaan bahan.

3. Schedule Produksi

Merupakan rencana pelaksanaan dari proses produksi

perusahaan. Dalam penyusunan schedule produksi ini, beberapa

hal yang perlu diperhatikan adalah penggunaan fasilitas produksi

yang sudah ada, tenaga kerja serta persediaan bahan baku untuk

memenuhi permintaan konsumen. Keseimbangan dari faktor-

faktor tersebut sedapat mungkin selalu dipertahankan.

Keselarasan daripada kebijaksanaan dengan schedule

produksi, investasi persediaan, unit yang diproduksikan serta

Page 43: Managemen Industri

pelayanan terhadap konsumen, sistem penyimpanan bahan baku

dan produk akhir harus selalu diperhatikan.

Hubungan dari masing-masing perencanaan tersebut, secara

schematis dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 25. Hubungan Perencanaan Jangka Panjang dan

Jangka Pendek

D. PEMBELIAN BAHAN

Sebagaimana diketahui perusahaan di dalam usaha pengadaan bahan baku

adalah dengan jalan melaksanakan pembelian. Dalam hal ini bagian pembelian

dalam perusahaan tersebut akan bertindak sebagai wakil perusahaan untuk

melaksanakan pembelian tersebut, yang akan berhubungan langsung dengan

suplier/leveransir perusahaan. Bagian pembelian akan berfungsi sebagai

langganan/pembeli dari suplier/leveransir tersebut.

Walaupun demikian sesuai dengan pelaksanaan tujuan terpadu dalam

perusahaan, maka di dalam melaksanakan pembelian ini, bagian pembelian

hanyalah sebagai pelaksana teknis saja, sedangkan berapa jumlah yang akan

dibeli serta kapan pembelian dilaksanakan secara umum telah digariskan oleh

management perusahaan dalam kebijaksanaan bahan baku perusahaan.

Secara umum tugas dari bagian pembelian ini dapat dipisahkan menjadi

dua golongan, yaitu yang pertama adalah melaksanakan pembelian bahan/barang

untuk penggantian/penambahan fasilitas produksi/peralatan perusahaan

Page 44: Managemen Industri

sedangkan yang kedua adalah pembelian bahan baku perusahaan. Suku cadang

alat-alat perusahaan, mesin-mesin baru, perlengkapan kantor dan lain sebagainya

merupakan barang-barang yang dibeli secara routine dan tak dapat dielakkan.

Pertanyaan yang umum dalam masalah ini adalah seberapa banyak barang-barang

tersebut akan dibeli. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan agar proses produksi

tidak terganggu oleh peralatan produksi karena terlambat penggantiannya.

Demikian pula dalam pembelian bahan baku, kebutuhan bahan baku untuk proses

produksi akan merupakan salah satu pertimbangan yang utama.

2.1. Fungsi Pembelian

Pembelian merupakan suatu fungsi pelayanan yang menunjang

kegiatan/operasi bagian-bagian lain. Untuk dapat melaksanakan

fungsi ini dengan baik, maka informasi yang lancar sangat diperlukan

dari bagian-bagian dalam perusahaan tersebut untuk diterima secara

routine oleh bagian pembelian. Hubungan dari bagian pembelian

dalam melaksanakan fungsinya dengan bagian – bagian yang lain

dapat dilihat dalam gambar IV.1. Garis-garis patah menunjukkan arus

informasi sedangkan garis penuh menunjukkan arus uang dan bahan.

Gambar 26. Hubungan Bagian Pembelian dengan Bagian-bagian

yang Lain.

1. Bagian keuangan akan melaksanakan pembayaran kepada

suplier dalam jumlah yang disetujui bersama.

Pada umumnya pembayaran yang dilakukan segera

mungkin (dalam batas waktu tertentu) akan mendapatkan

potongan pembelian. Potongan pembelian yang dihubungkan

Page 45: Managemen Industri

dengan kecepatan pembayaran sedapat mungkin

dimanfaatkan perusahaan, oleh karena hal ini akan

menguntungkan perusahaan yang bersangkutan. Lain halnya

dengan potongan yang dihubungkan dengan jumlah

pembelian, kadang-kadang justru tidak diambil oleh

perusahaan yang bersangkutan karena pembelian bahan baku

perusahaan menjadi tidak optimal. Pembayaran ini akan

dilaksanakan setelah adanya pemberitahuan dari bagian

penerima bahan. Pada umumnya setelah penerimaan

barang/bahan maka bagian ini memberitahukan penerimaan

barang tersebut kepada bagian pembelian, yang akan

diteruskan kepada bagian keuangan.

2. Bagian pemasaran/penjualan akan memberikan informasi

tentang perkiraan dan perencanaan penjualan untuk masa

yang akan datang. Dengan adanya informasi ini maka bagian

pembelian dapat membuat perkiraan tentang jenisn bahan

yang perlu disiapkan untuk dibeli, sama menunjang produksi

dan penjualan perusahaan. Perencanaan penjualan dan

perkiraan tentang jenis bahan yang perlu dibeli sedapat

mungkin sudah masuk ke dalam bagian pembelian jauh

sebelum pembelian bahan tersebut dilaksanakan. Hal ini

disebabkan data tersebut akan dipergunakan sebagai

pertimbangan dalam pemilikan leveransir, pengeluaran ordee

pembelian, pengangkutan dan lain sebagainya, agar

perusahaan dapat melaksanakan pembelian tersebut dalam

jumlah yang cukup (sesuai dengan perhitungan optomisasi)

dengan harga beli yang paling murah tanpa mengabaikan

kwalitasnya.

3. Aspek hukum sangat perlu diperhatikan dalam masalah

pembelian in, terutama apabila perusahaan mengadakan

pembelian dengan jalan kontrak-kontrak pembelian ataupun

Page 46: Managemen Industri

pembelian dengan surat perjanjian pembelian. Bentuk-bentuk

daripada surat-surat perjanjian ataupun kontrak harus sesuai

dengan standart yang berlaku. Dalam hal ini penasehat

hukum perusahaan sedapat mungkin diikutsertakan, terutama

di dalam interpretasi terhadap surat-surat perjanjian tersebut

ditinjau dari aspek hukum.

4. Bagian teknik akan ikut serta mempertimbangkan masalah

pembelian ini. Rekomendasi bagian ini terhadap reputasi

suplier (laverasir sangat diperlukan bagi pemilihan laveransir

tersebut. Apabila persyaratan kwalitas dapat dipenuhi,

sedangkan harga per unit bahan cukup bersaing maka suplier

tersebut dapat dipilih. Terutama untuk bahan-bahan/barang-

barang baru (design baru) rekomendasi dari bagian teknik ini

sangat diperlukan untuk penentuan diterima/ditolaknya bahan

yang bersangkutan.

5. Bagian produksi merupakan tujuan sementara dari pembelian

bahan. Oleh karena itu hubungan kedua bagian ini (bagian

pembelian dan bagian produksi) harus selalu ada.

Sebagaimana diketahui pembelian bahan adalah untuk

menutup kebutuhan produksi perusahaan. Persoalan yang

sering timbul adalah apabila perusahaan memproduksi

produk baru, atau mempergunakan bahan-bahan baru

seringkali proses produksi tidak sebaik dan selancar yang

direncanakan. Hal ini disebabkan produk baru/ bahan baru

tersebut belum diketahui dengan pasti tentang kwalitasnya

dan daya gunanya. Sehingga kadang-kadang penggunaan

bahan baru ini memerlukan berbagai macam penyesuaian

yang tidak jarang memperlambat proses produksi perusahaan.

6. Bagian penerimaan barang akan melaporkan jumlah bahan

yang diterima berikut kwalitas daripada bahan tersebut.

Bagian pembelian akan mendasarkan diri dari laporan bagian

Page 47: Managemen Industri

penerima barang ini untuk mengadakan evaluasi terhadap

suplier. Keterlambatan suplier mengirimkan barang dapat

berakibat habisnya persediaan bahan baku perusahaan

sehingga akan mengancam kelangsungan proses produksi

perusahaan. Setelah bahan ini diterima dan dicatat oleh

bagian penerima barang, bahan ini segera diangkut/dipindah

ke gudang-gudang bahan baku sebagai persediaan untuk

menunjang proses produksi perusahaan yang bersangkutan.

Fungsi pembelian tersebut dikoordinir oleh bagian pembelian di

dalam perusahaan. Pada umumnya bagian pembelian ini akan

merupakan suatu bagian di dalam bagian keuangan atau bagian

produksi.

2.2. Siklus Pembelian

Siklus pembelian dimulai dengan keputusan untuk mengadakan

pembelian dan akan berakhir dengan diterimanya bahan tersebut oleh

bagian penerima bahan.

Beberapa kegiatan penting yang dilaksanakan oleh bagian

pembelian adalah sebagai berikut :

1. Menerima daftar permintaan pembeli

Daftar penerimaan pembeli dapat dibuat oleh semua bagian

yang membutuhkan pembelian. Untuk pembelian bahan yang

berkepentingan langsung adalah bagian produksi, oleh karena itu

pada umumnya yang menyusun daftar permintaan bahan adalah

bagian produksi. Daftar permintaan barang ini sekaligus memuat

informasi tentang apa dan berapa jumlahnya yang diperlukan untuk

dibeli, serta bagaimana yang memerlukan barang tersebut. Kolom

barang yang sudah tersedia selalu disertakan untuk dipergunakan

dalam pertimbangan apakah barang yang akan dibeli tersebut betul-

betul diperlukan (segera) oleh perusahaan ataukah tidak. Selisih

waktu antara pemesanan pembelian (order) dengan bdatangnya

barang/bahan disebut dengan waktu tunggu. Dalam hal ini perlu

Page 48: Managemen Industri

ditentukan waktu tunggu optimal agar resiko perusahaan dapat

ditekan seminimal mungkin.)

2. Meneliti Daftar Permintaan Pembelian

Tidak semua daftar permintaan barang langsung diproses

menjadi pembelian barang. Oleh bagian pembelian daftar

permintaan ini akan diteliti dahulu, terutama yang menyangkut

pembelian-pembelian non routine. Dalam hal ini diperlukan bagian

pembelian akan meminta bantuan staff ahli dari dalam perusahaan

untuk mempertimbangkan pelaksanaan pembelian barang tersebut,

atau bahkan menolak permintaan apabila dirasakan pembelian

tersebut tidak berguna bagi perusahaan.

3. Memilih suplier/leveransir

Dalam melaksanakan pembelian perusahaan akan memilih

suplier atau leveransir yang dapat memenuhi persyaratan

perusahaan, serta menjual barang tersebut dalam harga yang paling

murah, suplier-suplier ini dapat diketahui perusahaan melalui

salesman-salesmannya atau pengalaman perusahaan sendiri

terhadap suplier-suplier yang sudah ada atau melalui media yang

lain. Dari data suplier tersebut dapat disusun daftar suplier berikut

identifikasi dari masing-masing suplier. Daftar suplier yang paling

baru (up to date) berikut identifikasi masing-masing suplier ini

sangat diperlukan dalam pemilihan suplier. Pelayanan dan harga

jual dari masing-masing suplier akan merupakan faktor yang sangat

penting untuk dipertimbangkan dalam rangka pemilihan suplier ini.

Bila ada suplier yang baru, maka nama dan identifikasi suplier ini

akan terus dicatat di dalam perusahaan. Dengan demikian

perusahaan akan dapat memonitor semua supplier yang suatu saat

mungkin akan dipilih sebagai supplier perusahaan.

4. Memasukkan order

)

Hal ini akan dibicarakan lebih mendetail dalam bab VI, ketidakpastian bahan.

Page 49: Managemen Industri

Setelah perusahaan dapat menentukan supplier mana yang

akan dipilih, maka langkah berikutnya adalah memasukkan order.

Pembelian bahan sebagai kebutuhan routine perusahaan akan

bervariasi dari jumlah yang kecil sampai dengan jumlah yang besar.

Demikian pula dengan pola pembelian yang dilaksanakan

perusahaan, ada yang sehari beli, dua kali atau berkali-kali. Semua

ini akan tergantung kepada kebutuhan masing-masing perusahaan

berikut biaya-biaya persediaan. Dalam kegiatan pemasukan order

ini maka yang perlu diperhatikan adalah bagaimana gar order

tersebut sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Terutama

perusahaan-perusahaan yang hanya satu atau dua kali order dalam

satu periode, maka order tersebut betul-betul harus dipertimbangkan

agar barang/bahan yang diperlukan tidak terlambat datangnya.

5. Penyimakan order

Setelah order diberikan maka langkah berikutnya adalah

mengadakan penyimakan terhadap order yang telah dimasukkan

tersebut. Oleh karena keterlambatan datangnya bahan baku ini

mengakibatkan kerugian perusahaan, maka setelah pemasukan

order, perkembangan supplier dalam memenuhi oerder tersebut

senatiasa diikuti. Di samping untuk memperlancar pelaksanaan dari

order perusahaan, penyimakan ini berguna pula untuk pengaturan

persediaan bahan yang ada dalam perusahan. Penggunaan /

penyerapan bahan baku akan dapat diselaraskan dengan datangnya

bahan baku yang baru, sehingga tidak terjadi kemacetan proses

produksi ataupun penumpukan persediaan bahan baku.

6. Menerima barang/bahan

Penerimaan bahan /barang dalam perusahaan merupakan

siklus terakhir pembelian bahan/barang. Penerimaan bahan di dalam

jumlah yang sesuai dengan pesanan serta dalam kwalitas yang

cukup (dapat diterima) merupakan pertanda selesainya transksi

pembelian tersebut. Pencatatn pembelian bahan disusun serta

Page 50: Managemen Industri

pembayaran dilaksanakan. Jumlah yang harus dibayar ialah sesuai

dengan jumlah bahan yang sudah diterima, dengan potongan baik

harga ataupun kwalitas.

2.3. Prioritas Persediaan

Di dalam perusahaan sangat sering terjadi bahwa bahan baku

perusahaan terdiri dari beberapa macam dengan harga yang berbeda-

beda adalah merupakan pekerjaan yang tidak ekonomis untuk

memperlakukansecara rata terhadap persediaan bahan tersebut. Hal ini

disebabkan karena adanya perbedaan nilai dari masing-masing bahan

bakiu tersebut serta perbedaan jumlah atau kwantitas dari bahan

tersebut. Di dalam kenyataan terdapat jenis bahan yang jumlah

unitnya relatif kecil akan tetapi mempunyai jumlah rupiah yang sangat

besar. Di samping itu terdapat jenis bahan yang lain di mana jumlah

unitnya sangat besar akan tetapi jumlah rupiahnya relatif kecil. Dalam

hal semacam ini masing-masing persediaan tersebut perlu perlakuan

yang berbeda oleh karena dalam jumlah unit sama akan mempunyai

effek finansial yang jauh berbeda.

Cara yang paling umum dipergunakan untuk pendekatan dalam

masalah ini adalah pemisahan bahan dengan model pemisahan ABC.

Pemisahan ini didasarkan atas unit produk berikut harga (nilai) dari

pada msing-masing bahan. Dari bahan baku perusahaan dipisahkan

menjadi 3 kelas, yaitu A, B, dan C, dengan pertimbangan sebagai

berikut :

1. Kelas A, merupakan bahan baku dalam jumlah unit yang

kecil (jumlah physik kecil) akan tetapi mempunyai nilai

rupiah yang tinggi.

2. Kelas C, merupakan bahan dalam jumlah unit yang besar

(jumlah physik besar) akan tetapi mempunyai jumlah rupiah

yang rendah.

3. Kelas B, merupakan bahan baku dengan sifat-sifat antara

kelas A dan kelas C.

Page 51: Managemen Industri

Secara gratis, pemisahan bahan baku menjadi tiga kelas tersebut

adalah sebagai berikut :

Gambar 27. Pemisahan kelas Bahan Baku

Perlakuan untuk masing-masing kelas persediaan tersebut

berbeda-beda. Oleh karena itu di dalam penentuan kelas persediaan

diperlukan informasi yang cukup agar tidak terjadi kekeliruan.

Kesalahan penentuan kelas ini akan berakibat kesalahan perlakuan

perusahaan terhadap bahan yang bersangkutan.

Adapun perlakuan untuk masing-masing kelas bahan tersebut

adalah :

1. Kelas A

Kuantitas order dan titik pemesanan kembali harus

ditentukan dengan sangat teliti. Biaya-biaya persiapan serta

tingkat kebutuhan bahan selalu ditinjau kembali setiap

pembelian, agar perhitungan untuk penentuan pembelian

tersebut selalu mendekati kenyataan. Pengawasan dan

pencatatan bahan dilakukan dengan sangat ketat, serta tidak

setiap orang dapat mengambil dan mempergunakan barang

tersebut. Untuk pengeluaran barang (bahan dalam klasifikasi

A ini diperlukan otorisasi, yang harus ditandatangani oleh

orang-orang tertentu. Dengan demikian pengeluaran bahan

ini akan dapat diawasi dengan sebaik-baiknya.

2. Kelas B

Kuantitas order dan titik pemesanan kembali akan

diperhitungkan dengan baik. variabel-variabel yang

Page 52: Managemen Industri

mempengaruhi perhitungan kuantitas order serta titik

pemesanan kembali akan ditinjau secara routine setiap tahun

tiga atau dua kali. Pencatatan yang baik serta pengawasan

normal diperlukan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan

yang mengakibatkan kerugian-kerugian yang cukup besar

bagi perusahaan.

3. Kelas C

Dalam kelas ini biasanya tidak disusun perhitungan

secara formal. Pemesanan kembali pada umumnya

dilaksanakan dua taua tiga kali untuk satu periode.

Peninjauan persediaan pada umumnya dilakukan setahun

sekali.