malaria case

Upload: fahmi-maulana-iqbal

Post on 03-Mar-2016

37 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

OBJKM

TRANSCRIPT

22

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGMalaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi, yaitu bayi, anak balita, dan ibu hamil. Selain itu, malaria secara langsung menyebabkan anemia dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Pada tahun 2010 di Indonesia terdapat 65% kabupaten endemis dimana hanya sekitar 45% penduduk di kabupaten tersebut berisiko tertular malaria. Berdasarkan hasil survei komunitas selama 2007 2010, prevalensi malaria di Indonesia menurun dari 1,39 % (Riskesdas 2007) menjadi 0,6% (Riskesdas 2010). Sementara itu berdasarkan laporan yang diterima selama tahun 2000-2009, angka kesakitan malaria cenderung menurun yaitu sebesar 3,62 per 1.000 penduduk pada tahun 2000 menjadi 1,85 per 1.000 penduduk pada tahun 2009 dan 1,96 tahun 2010. Sementara itu, tingkat kematian akibat malaria mencapai 1,3%. Walaupun telah terjadi penurunan Annual Parasite Incidence (API) secara nasional, di daerah dengan kasus malaria tinggi angka API masih sangat tinggi dibandingkan angka nasional, sedangkan pada daerah dengan kasus malaria yang rendah sering terjadi kejadian Luar Biasa (KLB) sebagai akibat adanya kasus impor. Pada tahun 2011 jumlah kematian malaria yang dilaporkan adalah 388 kasus. Prevalensi nasional malaria berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010 adalah 0,6% dimana provinsi dengan API di atas angka rata-rata nasional adalah Nusa Tenggara Barat, Maluku, Maluku Utara, Kalimantan Tengah, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Aceh. Tingkat prevalensi tertinggi ditemukan di wilayah timur Indonesia, yaitu di Papua Barat (10,6%), Papua (10,1%) dan Nusa Tenggara Timur (4,4%). -6- Upaya untuk menekan angka kesakitan dan kematian dilakukan melalui program pemberantasan malaria yang kegiatannya antara lain meliputi diagnosis dini, pengobatan cepat dan tepat, serta surveilans dan pengendalian vektor dalam hal pendidikan masyarakat dan pengertian tentang kesehatan lingkungan, yang kesemuanya ditujukan untuk memutus mata rantai penularan malaria. Kasus resistensi parasit malaria terhadap klorokuin ditemukan pertama kali di Kalimantan Timur pada tahun 1973 untuk P. falcifarum, dan tahun 1991 untuk P. vivax di Nias. Sejak tahun 1990, kasus resistensi tersebut dilaporkan makin meluas di seluruh provinsi di Indonesia. Selain itu, dilaporkan juga adanya resistensi terhadap Sulfadoksin-Pirimethamin (SP) di beberapa tempat di Indonesia. Keadaan ini dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas penyakit malaria. Oleh sebab itu, untuk menanggulangi masalah resistensi tersebut (multiple drugs resistance) dan adanya obat anti malaria baru yang lebih paten, maka pemerintah telah merekomendasikan obat pilihan pengganti klorokuin dan SP, yaitu kombinasi derivate artemisinin dengan obat anti malaria lainnya yang biasa disebut dengan Artemisinin based Combination Therapy (ACT).

B. TUJUAN PENULISANTujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk mempelajari kasus Malaria, sehingga dapat menggali gejala dan tanda yang muncul pada pasien, dapat menegakan diagnosis, dan dapat menentukan penatalaksanaan yang tepat yang bisa diberikan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

BAB IILAPORAN KASUS

A. IDENTITAS Nama Pasien : Bp. H Umur : 28 tahun Jenis kelamin: Laki - laki Alamat: - No. RM: 341xxx Pekerjaan: Wiraswasta Status perkawinan: Menikah Agama: Islam Suku: Jawa Tanggal masuk RS: 07 Juli 2015 Tanggal pemeriksaan: 08 Juli 2015B. ANAMNESIS1. Keluhan UtamaDemam selama 2 minggu.2. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke IGD RSUD Karanganyar dengan keluhan demam. Demam dirasakan sudah 2 minggu, panas dirasakan naik turun, pasien sudah berobat ke puskesmas namun tidak membaik. Akhirnya keluarga membawa pasien ke RSUD Karanganyar karena demam sudah 2 minggu namun tidak membaik. Selain demam pasien mengeluh mual, muntah dan mencret sebanyak 5x. Pasien mengatkan jika ia tahun 2001 bekerja di luar jawa yaitu di sumatera, pasien juga mengaku jika ia dahulu pernah mondok di RS di Sumatera karena menderita malaria pada tahun 2008 dan telah mendapat pengobatan anti malaria. Selain demam pasien mengeluh kedua kaki terasa linu semua.

3. Riwayat penyakit dahulu Riwayat hipertensi disangkal Riwayat diabetes mellitus disangkal Riwayat asma disangkal Riwayat alergi disangkal Riwayat sakit jantung disangkal Riwayat mondok diakui4. Riwayat Pribadi Riwayat merokok disangkal Minum-minuman beralkohol disangkal Riwayat berpergian jauh diakui.5. Riwayat Keluarga Riwayat hipertensi disangkal. Riwayat diabetes mellitus disangkal. Riwayat asma disangkal. Riwayat alergi disangkal. Riwayat sakit jantung disangkal. Riwayat sakit serupa disangkal

C. ANAMNESIS SISTEMSistem SerebrospinalGelisah (-), Lemah (+), Demam (+), pusing (+)

istem KardiovaskularAkral dingin (-), sianosis (-), palpitasi (-), nyeri dada (-)

Sistem RespiratoriusBatuk (-), sesak nafas (-)

Sistem GenitourinariusBAK (+), nyeri (-) darah (-)

Sistem GastrointestinalNyeri perut ulu hati (-), mual (+), muntah (+), nafsu makan menurun (+), BAB (+), diare >5x.

Sistem MuskuloskeletalBadan lemas (+) nyeri seluruh tubuh (-), atrofi otot (-), kaki kanan dan kiri linu.

Sistem IntegumentumPucat (-), Clubbing finger (-), Kulit kuning (-)

Kesan : terdapat masalah pada sistem, gastrointestinal.

D. PEMERIKSAAN FISIK1. Keadaan Umum: LemasKesadaran : Compos Mentis (GCS E4V5M6)Vital Signs : TD: 100/70 mmHg; Nadi: 72 x/menit; Respirasi rate: 16 x/menit; Suhu: 36,7C2. Pemeriksaan Fisik Kepala :Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), nafas cuping hidung (-), edema palpebra (-). Leher :Retraksi supra sterna (-/-), deviasi trachea (-), pembesaran kelenjar limfe (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), Spider Nervi (-), Vena Jugularis tidak meningkat. Thorax : ParuPosisi

AnteriorPosterior

InspeksiSimetris simetrisRetraksi (-/-)

PalpasiFremitus Normal, simetris, ketinggalan gerak (-/-)Fremitus Normal, simetris, ketinggalan gerak (-/-)

PerkusiSonorSonor

AuskultasiSDV +/+ Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)SDV +/+, Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)

JantungHasil Pemeriksaan

InspeksiDinding dada lebih tinggi dari Abdomen, Iktus kordis tidak tampak

PalpasiIktus kordis tidak teraba, tidak kuat angkat

PerkusiBatas Kiri -atas : SIC II Linea Sternalis Sinistra -bawah : SIC V LMCS Batas kanan -atas : SIC II Linea parasternalis dextra: -bawah: SIC IV Linea Sternalis Dextra

AuskultasiSuara jantung S1 S2 reguler murni, suara tambahan (-)

Abdomen :InspeksiPermukaan dinding perut rendah dari dinding dada, pulsasi aorta (-), venektasi vena (-), caput medusa (-), darm countor (-), darm steifung (-)

AuskultasiPeristaltik (+)

PalpasiDistended (-), nyeri tekan epigastrik (+), hepatomegali (-), splenomegali (-)

PerkusiTimpani (+), Pekak beralih (-), asites (-)

Ekstremitas akral dingin- edema ------ - -

Palmar eritema (-/-)

E. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan darah rutin tanggal 07 Juli 2015 :PemeriksaanNilaiKetSatuanNilai Normal

Hemoglobin13,gr/dlLk : 13,0 16,0Pr : 12,0 14,0

Eritrosit4,19106 ulLk : 4,5 5,5Pr : 4,0 5,0

Hematokrit35,5%Lk : 40 48Pr : 37 43

MCV8,8Pf82 92

MCH32,0Pg27 31

MCHC37,7%32 36

Leukosit9,36103 ul5,0 10,0

Trombosit173103 ul150 400

WidalSalmonela Typhi OSalmonela Typhi HSalmonela Paratyphi AOSalmonela Paratyphi AHSalmonela Paratyphi BOSalmonela Paratyphi BHSalmonela Paratyphi COSalmonela Paratyphi CH-

-

1/80

-

-

-

1/80

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

SitologiMalariaPositifNegatif

Pemeriksaan Gambaran Darah Tepi tanggal 08 Juli 2015 Eritrosit :

Lekosit :

Trombosit :

Kesimpulan :Normokromik, normositik, aninositosis, mikrosit, polikromasi, eritroblast (-), ditemukan Plasmodium Falciparum stadium gametosit dan ringJumlah normal, dominasi netrofil, netrofil hipergranulasi, vakuolisasi, monosit teraktivasi, limfosit atipik, sel blast (-).Jumlah normal, giant trombosit(+), dumping trombosit (+), distribusi tiak merata.Infestasi Plasmodium falciparum.

F. RESUMEPasien datang ke IGD RSUD Karanganyar dengan keluhan demam. Demam dirasakan sudah 2 minggu, panas dirasakan naik turun, pasien sudah berobat ke puskesmas namun tidak membaik. Akhirnya keluarga membawa pasien ke RSUD Karanganyar karena demam sudah 2 minggu namun tidak membaik. Selain demam pasien mengeluh mual, muntah dan mencret sebanyak 5x. Pasien mengatkan jika ia tahun 2001 bekerja di luar jawa yaitu di sumatera, pasien juga mengaku jika ia dahulu pernah mondok di RS di Sumatera karena menderita malaria pada tahun 2008 dan telah mendapat pengobatan anti malaria. Selain demam pasien mengeluh kedua kaki terasa linu semua. Dari hasil laboratorium didapatkan penurunan trombosit, saat dicek sitologi darah didapatkan hasil malaria (+) selanjutnya dilakukan pemerikasaan darah tepi dan didapatkan kesimpulan jika terdapat Infestasi Plasmodium falciparum.G. DIAGNOSIS KERJAMalaria Falciparum.H. DIAGNOSIS BANDING1) Demam tifoid. 2) Demam 3) LeptospirosisI. TERAPIInf. RL 20 tpmInj. Ranitidin 1 amp/12 jInj. Cefoperazone 1amp/12jamInj. Antrain 1amp/8jamInj. Ondancentron 1amp/8jamInf. PCT 1fl/12jamACT 3x1J. HASIL FOLLOW UP11 juli 2015S/ Pasien mengeluh demam sejak 2 minggu lalu sudah berobat namun tidak membaik, mual (+), Muntah 3x(+), diare 5x, BAK (DBN), pusing (+), riwayat perjalanan ke daerah endemic (Sumatra), riwayat mondok (+) dengan malaria, kedua kaki terasa linu semua, alergi obat(-), nafsu makan turun.O/ VS :TD 100/70 mmHg; N 62 x/menit, KU : CM, lemahKepala: ca (-/-), si (-/-)Leher: PKGB (-/-), P.tiroid (-/-), spider nervi (-)Tho: dada simetris, dinding dada