malaria

17
Menjelaskan definisi malaria Malaria adalah penyakit menular endemic di banyak daerah hangat di dunia, disebabkan oleh protozoa obligat intrasel genus Plasmodium, biasanya ditularkan oleh gigitan nyamuk anopheles yang terinfeksi.Penyakit ini ditandai dengan demam tinggi paroksismal, menggigil hebat, berkeringat, anemia, dan splenomegaly; kematian dapat terjadi karena komplikasinya, dengan yang terparah adalah malaria serebral dan anemia.Setelah fase awal, penyakit ini dapat memperlihatkan perjalana kronik atau kembuhan yang disebut juga paludism.(Dorland,2012) Malaria adalah penyakit infeksi parasite yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah.Malaria dapat berlangsung akut ataupun kronik.Infeksi malaria dapat berlangung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal dengan malaria berat.(IPD, 2009) Menjelaskan epideomologi malaria Epidemiologi malaria adalah pengetahuan yang menyangkut studi tentang kejadian (insidensi, prevalensi, kematian) karena malaria, penyebaran atau penularannya pada penduduk yang tinggal di suatu wialayah pada periode waktu tertentu, beserta faktor- faktor yang mempengaruhinya. Tujuan studi epidemiologi malaria adalah untuk digunakan sebagai dasar rasional dalam pemberantasan, pengendalian penularan dan pencegahannya.Materi studi epidemiologi malaria, secara garis besar, menyangkut 3 hal utama yang saling berkaitan: 1. Inang (host): manusia sebagai inang antara, dan nyamuk vektor sebagai inang definitif parasit malaria.

Upload: ulfatitiswari

Post on 28-Sep-2015

12 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

malaria PBL

TRANSCRIPT

Menjelaskan definisi malariaMalaria adalah penyakit menular endemic di banyak daerah hangat di dunia, disebabkan oleh protozoa obligat intrasel genus Plasmodium, biasanya ditularkan oleh gigitan nyamuk anopheles yang terinfeksi.Penyakit ini ditandai dengan demam tinggi paroksismal, menggigil hebat, berkeringat, anemia, dan splenomegaly; kematian dapat terjadi karena komplikasinya, dengan yang terparah adalah malaria serebral dan anemia.Setelah fase awal, penyakit ini dapat memperlihatkan perjalana kronik atau kembuhan yang disebut juga paludism.(Dorland,2012)Malaria adalah penyakit infeksi parasite yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah.Malaria dapat berlangsung akut ataupun kronik.Infeksi malaria dapat berlangung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal dengan malaria berat.(IPD, 2009)

Menjelaskan epideomologi malariaEpidemiologi malaria adalah pengetahuan yang menyangkut studi tentang kejadian (insidensi, prevalensi, kematian) karena malaria, penyebaran atau penularannya pada penduduk yang tinggal di suatu wialayah pada periode waktu tertentu, beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Tujuan studi epidemiologi malaria adalah untuk digunakan sebagai dasar rasional dalam pemberantasan, pengendalian penularan dan pencegahannya.Materi studi epidemiologi malaria, secara garis besar, menyangkut 3 hal utama yang saling berkaitan:1. Inang (host): manusia sebagai inang antara, dan nyamuk vektor sebagai inang definitif parasit malaria. 2. Penyebab penyakit (agent): parasit malaria (Plasmodium).3. Lingkungan (environment).Faktor lingkungan suhu udara geografis (ketinggian dari permukan laut, musim) bisa berpengaruh pada kemampuan hidup parasit dalam nyamuk vektor.Plasmodium tidak bisa hidup dan berkembang pada suhu < 16C.Kelembaban udara 60-80% optimal untuk hidup nyamuk dengan umur panjang.Jika nyamuk vektor semakin padat (misalnya hitungan jumlah nyamuk vektor rata-rata yang menggigit orang per jam), semakin antropofilik (lebih suka menggigit dan mengisap darah manusia), semakin panjang umurnya (> 2 minggu), dan semakin rentan terhadap infeksi dengan parasit malaria setempat, maka semakin besar potensinya terjadi KLB malaria, mungkin pada musim tertentu.( Gunawan, 2000)Pada Negara beriklim dingin sudah tidak ditemukan lagi daerah endemic malaria.Namun demikian, malaria masih merupakan persoalan kesehatan yang besar di daerah tropis dan subtropics seperti Brasil, Asia Tenggara, dan seluruh Sub-Sahara Afrika.Di Indonesia, malaria ditemukan hampir di semua wilayah. Pada tahun 1996 ditemukan kasus malaria di Jawa-Bali dengan jumlah penderita sebanyak 2.341.401 orang. Slide positive rate (SPR): 9215 ,annual paracitic index (API): 0,08 o/oo. CFR di rumah sakit sebesar 10-50 %, Menurut laporan, di provinsi Jawa Tengah tahun 1999; AP sebanyak 0,35 o/oo, sebagian besar disebabkan oleh Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Angka prevalensi malaria di provinsi Jawa Tengah terus menurun dari tahun ke tahun, mulai dari 0,51 pada tahun 2003, menurun menjadi 0,15 dan berkurang lagi menjadi 0,07 pada tahun 2005. Plasmodium malaria sitemukan di Indonesia Timur, sedangkan Plasmidium ovale ditemukan di Papua dan NTT.Permasalahan resistensi terhadap obat malaria semakin lama semakin bertambah.Plasmodium falciparum dilaporkan resisten terhadap klorokuin dan sulfa-doksin-pirimetamin di wilayah Amazon dan Asia Tenggara.Plasmodium vivax resisten klorokuin ditemukan di Papua Nugini, provinsi Papua, Papua Bbarat dan Sumatra.Resistensi obat menyebabkan kompleksnya oengobatan dan penanggulangan malaria.(widoyono, 2012)Menjelaskan etiologi malariaPenyebab infeksi malaria adalah plasmodium, yang dapat menginfeksi manusia dan binatang (vertebrata) seperti burung, reptil dan mamalia. Plasmodium ini pada manusia menginfeksi eritrosit (sel darah merah) dan mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati dan di eritrosit. Pembiakan seksual terjadi pada tubuh nyamuk yaitu anopheles betina. Secara keseluruhan, ada lebih dari 100 plasmodium yang menginfeksi binatang (82 pada jenis burung dan reptil dan 22 pada binatang primata).Plasmodium penyebab dari malaria termasuk genus Plasmodium dari famili plasmodidae. yang terdiri dari empat spesies, yaitu :1. Plasmodium falcifarum penyebab malaria tropika (Malignan Malaria)2. Plasmodium ovale penyebab malaria ovale3. Plasmodium vivax penyebab malaria tertiana (Benign Malaria)4. Plasmodium malariae penyebab malarua QuartanuMalaria juga melibatkan proses perantara yaitu manusia maupun vertebra lainnya, dan hospes definitif yaitu nyamuk anopheles.( Sumarmo, 2010)

Menjelaskan patogenesis malariaSingkatnya : Nyamuk yang terinfeksi plasmodium menggigit manusia Sporozoit Schizont Merozoit - Sel hati akan pecah Merozoit - keluar dari sel hati - merozoit dapat masuk dan tumbuh lagi dalam sel hati.Merozoit akan masuk dalam aliran darah - siklus eritrositer - trophozoit muda (bentuk cincin) - trophozoit tua - schizont dengan merozoit - Schizont pecah merozoit memasuki eritrosit baru - makrogametosit dan mikro ametosit. (Ilmu Penyakit Tropik)Setelah melalui jaringan hati Pl. falciparum melepaskan 18-24 merozoit kedalam sirkulasi. Merozoit yang dilepaskan akan masuk dalam sel RES di limpa dan mengalami fagositosis serta filtrasi. Merozoit yang lolos dari filtrasi dan fagositosis di limpa akan menginvasi eritrosit. Selanjutnya parasit akan berkembang biak secara aseksual dalam eritrosit. Bentuk asekseual parasit pada eritrosit inilah yang bertanggung jawab pada patogenesa terjadinya malaria pada manusia.Patogenesa falsiparum dipengaruhi oleh faktor parasit (intensitas transmisi, densitas parasit dan virulensi parasit) dan faktor penjamu (tingkat endemisitas daerah tempat tinggal, genetik, usia, status nutrisi, dan status imunologi. Parasit dalam eritrosit secara garis besar mengalami 2 stadium, yaitu stadium cincin pada 24 jamI dan stadium matur pada 24 jam II. Permukaan EP stadium cincin akan menampilkan antigen RESA (Ring Erythrocyte Surgace Antigen) yang menghilang setelah parasit masuk stadium matur. Permukaan membran EP stadium matur akan mengalami penonjolan dan membentuk knob dengan Histidin Rich Protein-1 (HRP-1) sebagai komponen utamanya. Selanjutnya bila EP tersebut mengalami merogoni, akan dilepaskan toksin malaria berupa GPI yaitu glikosilfosfatidilinositol yang merangsang pelepasan TNF (IL-1) dari makrofag (IPD jilid III hal 2816)

Menjelaskan manifestasi malaria1. Gejala awal: lesu, sakit kepala, mual, muntah2. Serangan demam yang khas:a. Sering dimulai siang hari, 8 12 jamb. Lama demam tergantung tiap spesies malariac. Suhu turun > masuk stadium apireksia3. Menggigil/frigoris (15 60 menit, rasa dingin )4. Puncak demam/acme ( 2 6 jam, panas sp 41 celcius )5. Berkeringat/sudoris (2 4 jam, suhu turun )6. Apireksia (sampai demam berikutnya)Malaria sebagai penyebab infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium mempunyai gejala utama yaitu demam. Demam yang terjadi diduga berhubungan dengan proses skizogoni (pecahnya merozoit atau skizon), pengaruh GPI (glycosyl phosphatidylinositol) atau terbentuknya sitokin atau toksin lainnya. Pada beberapa penderita, demam tidak terjadi (misalnya pada daerah hiperendemik) banyak orang dengan parasitemia tanpa gejala.Gambaran karakteristik dari malaria ialah demam periodik, anemia dan splenomegali.

7. Masa inkubasi Biasanya berlangsung 8-37 hari tergantung dari spesies parasit (terpendek untuk P. falciparum dan terpanjang untuk P. malariae), beratnya infeksi dan pada pengobatan sebelumnya atau pada derajat resistensi hospes. Selain itu juga cara infeksi yang mungkin disebabkan gigitan nyamuk atau secara induksi (misalnya transfuse darah yang mengandung stadium aseksual)8. Keluhan-keluhan prodromal Keluhan dapat terjadi sebelum terjadinya demam, berupa: malaise, lesu, sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri pada tulang dan otot, anoreksia, perut tidak enak, diare ringan dan kadang-kadang merasa dingin di punggung. Keluhan prodromal sering terjadi pada P. vivax dan P. ovale, sedangkan P. falciparum dan P. malariae keluhan prodromal tidak jelas

Gejala-gejala umum Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria (malaria proxym) secara berurutan:1. Stadium dinginMulai dengan menggigil dan perasaan yang sangat dingin.Gigi gemeretak dan penderita biasanya menutup tubuhnya dengan segala macam pakaian dan selimut yang tersedia nadi cepat tetapi lemah.Bibir dan jari jemarinya pucat kebiru-biruan, kulit kering dan pucat.Penderita mungkin muntah dan pada anak-anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperature.2. Stadium demamWajah penderita terlihat merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tubuh tetap tinggi, dapat sampai 40C atau lebih, penderita membuka selimutnya, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah-muntah dan dapat terjadi syok. Periode ini berlangsung lebih lama dari fase dingin dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat3. Stadium berkeringatPada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali sampai-sampai tempat tidurnya basah. Suhu badan meningkat dengan cepat, kadang-kadang sampai dibawah suhu normal. Penderita biasanya dapat tidur nyenyak. Pada saat bangun dari tidur merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain, stadium ini berlangsung antara 2 sampai 4 jam.gejala klinis yang berat biasanya teljadi pada malaria tropika yang disebabkan oleh plasmodium falciparum. Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan parasit (bentuk trofosoit dan sison). Untuk berkumpul pada pembuluh darah organ tubuh seperti otak, hati dan ginjal sehingga menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah pada organ-organ tubuh tersebut.Gejala mungkin berupa koma/pingsan, kejang-kejang sampai tidak berfungsinya ginjal.Black water fever yang merupakan gejala berat adalah munculnya hemoglobin pada air seni yang menyebabkan warna air seni menjadi merah tua atau hitam. Gejala lain dari black water fever adalah ikterus dan muntah-muntah yang warnanya sama dengan warna empedu, black water fever biasanya dijumpai pada mereka yang menderita infeksi P. falcifarum yang berulang -ulang dan infeksi yang cukup berat.

Menjelaskan diagnosis malariaDemam merupakan salah satu gejala malaria yang menonjol, yang juga dijumpai pada hampir semua penyakit infeksi seperti infeksi virus pada sistem respiratorius, influenza, bruselosis, demam tifoid, demam dengue, dan infeksi bacterial lainnya seperti pneumonia, infeksi saluran kemih, tuberculosis. Pada daerah hiper-endemik sering dijumpai penderita dengan imunitas yang tinggi sehingga penderita dengan infeksi malaria tetapi tidak menunjukan gejala klinis malaria. Pada malaria berat diagnose banding tergantung manifestasi malaria beratnya. Pada malaria dengan icterus, diagnose banding ialah demam tifoid dengan hepatitis, kolesistitis, abses hati, dan leptospirosis. Hepatitis pada saat timbul icterus biasanya tidak dijumpai demam lagi.Pada malaria serebral harus dibedakan dengan infeksi pada otak lainnya seperti meningitis, ensefalitis, tifoid ensefalopati, tripanososmiasis.Penurunan kesadaran dan koma dapat terjadi pada gangguan metabolik (diabetes, uremi), gangguan serebrovaskular (strok), eklampsia, epilepsi, dan tumor otak.

Diagnosis Banding1. Diagnosis banding malaria tanpa komplikasia. Demam tifoidb. Demam denguec. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)d. Leptospirosis ringane. Infeksi virus akut lainnya

Menjelaskan tatalaksana malariaA. Pengelompokan Obatnya1. Skizontosid jaringan dan darahSkizontosid digunakan untuk mengendalikan serangan klinik. Obat ini bekerja terhadap merozoit di eritrosit (fase eritrosit). Dengan demikian tidak terbentuk skizon baru dan tidak terjadi penghancuran eritrosit yang menimbulkan gejala klinik. Contoh obat dari golongan ini adalah klorokuin, kuinin, meflokuin, halofantrin, dan artemisinin.Pada pencegahan kausal digunakan skizontosid jaringan yang bekerja pada skizon yang baru memasuki jaringan hati. Dengan demikian tahap infeksi eritrosit dapat dicegah dan transmisi lebih lanjut dihambat.Pencegahan relaps juga menggunakan skizontosid jaringan. Senyawa ini bekerja pada bentuk laten jaringan P.vivax dan P.ovale, setelah bentuk primernya di jaringan hati dilepaskan ke sirkulasi skizontosid jaringan dimanfaatkan untuk profilaksis terminal atau penyembuhan radikal. Untuk profilaksis terminal obat tersebut diberikan segera sebelum atau segera sesudah meninggalkan daerah endemik, sedangkan untuk memperoleh penyembuhan radikal obat tersebut diberikan selama masa infeksi laten atau selama serangan akut.Pada serangan akut, skizontosid jaringan diberikan bersama skizontosid darah. Klorokuin dipakai ubtuk memusnahkan P.vivax dan P.ovale fase eritrosit, sedangkan skizontosid jaringan untuk memusnahkan bentuk laten jaringan yang dapat menimbulkan serangan baru lagi.Primakuin adalah obat prrototip yang digunakan untuk mencegah relaps, yang dicadangkan khusus untuk infeksi eritrosit berulang akibat plasmodia yang tersembunyi di jaringan hati.

2. GametositosidGametositosid membunuh gametosit yang berada dalam eritrosit sehingga transmisinya ke nyamuk dihambat. Klorokuin dan kina memperlihatkan efek gametosidal pada P. vivax, P.ovale, dan P.malariae, sedangkan gametosit P. falciparum dapat dibunuh oleh primakuin

3. SporontosidSprorontosid menghambat perkembangan gametosit lebih lanjut di tubuh nyamuk yang mengisap darah pasien, dengan demikian rantai penularan terputus. Kerja seperti ini terlihat dengan primakuin dan kloroguanid. Obat antimalaria biasanya tidak dipakai secara klini untuk tujuan ini.(Amir Syarif dan Zunilda. Farmakologi dan Terapi edisi 5. 20114. KemoprofilaksisBertujuan untuk mengurangi risiko terinfeksi malaria, sehingga bila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat. Ditunjukan bagi orang yang berpergian ke daerah endemik malaria dalam waktu yang tidak terlalu lama seperti turis,peneliti, pegawai kehutanan dll. Kemoprofilaksis terhadap Pl. falciparum adalah pemberian doksisiklin setiap hari dengan dosis 2 mg/kgBB selama tidak lebih dari 4-6 minggu Doksisiklin tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil dan anak berusia 2.2 mmol/L (1.96 mg/dL) dan dapat dijadikan indikator prognostik: bila kadar laktat >6 mmol/L memiliki prognosa yang fatal.Biasanya disertai ikterik, gagal ginjal, hipoglikemia, dan edema paru.Bila terdapat >3 komplikasi organ, maka prognosa kematian >75 %.2. Gagal Ginjal Akut (GGA)Kelainan fungsi ginjal dapat terjadi prerenal karena dehidrasi (>50%), dan hanya 510 % disebabkan oleh nekrosis tubulus akut.Gangguan fungsi ginjal ini oleh karena anoksia yang disebabkan penurunan aliran darah ke ginjal akibat dehidrasi dan sumbatan mikrovaskular akibat sekuestrasi, sitoadherendan rosseting.Apabila berat jenis (BJ) urin 1.05, rasio urin:darah> 4:1, natrium urin < 20 mmol/L menunjukkan dehidrasiSecara klinis terjadi oligouria atau poliuria. Beberapa faktor risiko terjadinya GGA ialah hiperparasitemia, hipotensi, ikterus, hemoglobinuria.Dialisis merupakan pengobatan yang dapat menurunkan mortalitas. Seperti pada hiperbilirubinemia, anuria dapat berlangsung terus walaupun pemeriksaan parasit sudah negatif3. Kelainan Hati (Malaria Biliosa)Ikterus sering dijumpai pada infeksi malaria falsiparum, mungkin disebabkan karena sekuestrasi dan sitoadheren yang menyebabkan obstruksi mikrovaskular.Ikterik karena hemolitik sering terjadi. Ikterik yang berat karena P. falsiparum sering penderita dewasa hal ini karena hemolisis, kerusakan hepatosit. Terdapat pula hepatomegali, hiperbilirubinemia, penurunan kadar serum albumin dan peningkatan ringan serum transaminase dan 5 nukleotidase. Ganggguan fungsi hati dapat menyebabkan hipoglikemia, asidosis laktat, gangguan metabolisme obat.4. Edema Paru sering disebut Insufisiensi ParuSering terjadi pada malaria dewasa.Dapat terjadi oleh karena hiperpermiabilitas kapiler dan atau kelebihan cairan dan mungkin juga karena peningkatan TNF. Penyebab lain gangguan pernafasan (respiratory distress): 1) Kompensasi pernafasan dalam keadaan asidosis metabolic; 2) Efek langsung dari parasit atau peningkatan tekanan intrakranial pada pusat pernapasan di otak; 3) Infeksi sekunder pada paruparu; 4) Anemia berat; 5) Kelebihan dosis antikonvulsan (phenobarbital) menekan pusat pernafasan.5. HipoglikemiaHipoglikemi sering terjadi pada anakanak, wanita hamil, dan penderita dewasa dalam pengobatan quinine (setelah 3 jam infus kina). Hipoglikemi terjadi karena: 1) Cadangan glukosa kurang pada penderita starvasi atau malnutrisi; 2) Gangguan absorbsi glukosa karena berkurangnya aliran darah ke splanchnicus; 3) Meningkatnya metabolisme glukosa di jaringan; 4) Pemakaian glukosa oleh parasit; 5) Sitokin akan menggangu glukoneogenesis; 6) Hiperinsulinemia pada pengobatan quinine.Metabolisme anaerob glukosa akan menyebabkan asidemia dan produksi laktat yang akan memperburuk prognosis malaria berat6. Haemoglobinuria (Black Water Fever)Merupakan suatu sindrom dengan gejala serangan akut, menggigil, demam, hemolisis intravascular, hemoglobinuria, dan gagal ginjal.Biasanya terjadi pada infeksi P. falciparum yang berulang-ulang pada orang non-imun atau dengan pengobatan kina yang tidak adekuat dan yang bukan disebabkan oleh karena defisiensi G6PD atau kekurangan G6PD yang biasanya karena pemberian primakuin.7. Malaria AlgidTerjadi gagal sirkulasi atau syok, tekanan sistolik 1 C, kulit tidak elastis, pucat.Pernapasan dangkal, nadi cepat, tekanan darah turun, sering tekanan sistolik tak terukur dan nadi yang normal.Syok umumnya terjadi karena dehidrasi dan biasanya bersamaan dengan sepsis.Pada kebanyakan kasus didapatkan tekanan darah normal rendah yang disebabkan karena vasodilatasi.8. AsidosisAsidosis (bikarbonat