makalah vit c.doc
TRANSCRIPT
SEORANG PRIA USIA 70 TAHUN DENGAN KELUHAN
KELELAHAN yang PROGRESIF, NYERI DI KEDUA KAKI
dan LEMAH SELURUH BADAN
KELOMPOK 6
030.06.070 Diana Yulianti
030.06.085 Fadillah Nur Herbuono
030.07.212 Regina Fristasari
030.07.225 Rizky Perdana
030.08.049 Ayu Ningtiyas Nugroho
030.08.051 Ayuniza Harmayati
030.08.111 Gita Mutiara Fitri
030.08.112 Hana
030.08.190 Paramitha Dwi Putri S
030.08.195 Purnamandala
030.08.247 Valdila Arcie Gayatri
030.08.248 Vanessa Aryani Octavia M
030.08.296 Nur Faradilla bt Moh Bakr
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA, 04 JANUARI 2011
BAB I
PENDAHULUAN
Scurvy adalah kondisi yang dikarakteristik dengan rasa lemas, kurang darah (anemia),
radang gusi, dan perdarahan pada kulit yang disebabkan karena defisiensi vitamin C dari
makanan. Vitamin C merupakan vitamin yang diperlukan untuk proses tumbuh kembang
normal. Tubuh manusia tidak memiliki kemampuan untuk menyintesis vitamin C, karena itu
diperlukan asupan dari luar untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Vitamin C banyak ditemukan pada buah-buahan seperti jeruk, anggur, lemon, pepaya,
dan stroberi. Sayuran yang juga mengandung vitamin C antara lain tomat, brokoli, paprika
hijau dan merah, selada, dan sayuran hijau lainnya.
Vitamin C dibutuhkan untuk berbagai proses biokimia dalam tubuh, antara lain,
membentuk dan menjaga integritas kolagen yang merupakan pembentuk struktur jaringan
tubuh (kulit, tulang, gigi, pembuluh darah, tulang rawan, dan otot). Selain itu, vitamin C
memiliki fungsi antioksidan, yaitu melindungi sel dari kerusakan oleh radikal bebas. Vitamin
C juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh, yaitu dengan menstimulasi produksi sel darah
putih serta mendorong produksi antibodi dan interferon yang memberikan perlindungan
terhadap virus dan sel kanker.
Selain itu, vitamin C juga berkontribusi terhadap pertahanan tubuh dengan fungsinya
sebagai pembentuk kolagen yang merupakan penyusun kulit pada permukaan tubuh. Kulit ini
berperan sebagai pertahanan pertama terhadap invasi benda asing. Vitamin C juga memiliki
peran penting pada berbagai fungsi biokimia lainnya, yaitu pembentukan asam amino karnitin
dan katekolamin, serta membantu tubuh untuk menyerap zat besi dan memecah histamin yang
merupakan komponen radang pada reaksi alergi.(1)
.
BAB II
LAPORAN KASUS
Sesi I
Seorang pria, Tn. David berusia 70 tahun pensiunan guru dibawa ke UGD oleh tetangganya
yang melaporkan sejak 10 hari yang lalu penderita mengalami kemunduran oleh karena
kelelahan yang progresif, nyeri di kedua kaki dan lemah seluruh badan.
Sesi II
Pada anamnesis lebih lanjut didapatkan bahwa Tn. David terkena stroke iskemik 7 bulan yang
lalu, tinggal sendiri dan memliki riwayat hipertensi. Kehidupannya sehari-hari ia biasa makan
roti, keju, pasta, daging kaleng, dan minum bir yang biasa diminum 1-2 kaleng sehari. Selain
itu dalam riwayat pengobatan hariannya Tn.David mengkonsumsi aspirin 81 mg oral,
lansoprazole 30 mg oral, sebelum makan dan hidroklorotiasid 25 mg oral. Merokok dan
penggunaan obat terlarang disangkal.
Menurut yang merawat terdapat penurunan fungsi tubuh pada bulan terakhir, terdapat BAB
kemerahan, nafas pendek, mudah memar, kedua kaki bengkak, belakangan terdapat
kemerahan pada kedua tangan dan kaki, tidak ada alergi, gusi bengkak, gigi geligi banyak
yang tanggal.
Sesi III
Pada pemeriksaan fisik didapat:
Keadaan umum tampak lemah, tidak bersemangat, kaheksia, hemiparesis kiri.
kesadaran soporo komatos. Berat badan 67 kg, tinggi badan 188cm. Tekanan darah 110/65
mmHg, nadi 100x/menit, pernafasan 18x/menit, suhu 36,80C. Pada kulit terdapat bercak
merah disekitar folikel rambut berbentuk lingkaran. Pada kepala didapat rambut seperti gabus
tutup botol, gigi geligi buruk, gusi bengkak dan kemerahan. Pada ekstremitas atas dan bawah
didapatkan hemiparesis kiri dengan tonus otot berkurang, terdapat odem 2+ pada penekanan
ekstremitas bawah, pada pemeriksaan kulit ekstremitas atas dan bawah terdapat banyak ptekie
dan terdapat ekimosis yang besar dibawah kedua lutut.
Sesi IV
Hasil pemeriksaan Lab :
Hb : 9,1 gr/dl
MCV : 88
Hitung jenis : normal
Platelet : normal
Waktu protrombin (PT) : normal
Partial Tromboplastine Time (PTT) : normal
Elektrolit (natrium, kalium, kalsium, magnesium, fosfat) dalam batas normal
Fe dan Ferritin rendah normal
B12 dan asam folat juga normal
Albumin : 3,0 g/dl.
Pemeriksaan untuk menemukan hepatitis, hemolisis, dan vaskulitis negatif
Kadar Vit C diserum, hasilnya kurang dari 0,02 mg/dl
Urinalisis terdapat infeksi saluran kemih.
Tinja terdapat darah.
Thoraks foto normal, trabekula pada tulang femur dan radius/ulna normal
CTS kepala tidak terdapat lesi baru.
Pemeriksaan Doppler ultrasonografi tungkai bawah tidak menunjukkan adanya trombosis
pada vena dalam.
Pada pemeriksaan endoskopi menunjukkan esofagitis ringan di peralihan esofagus-gaster,
gaster dan duodenum normal.
Kolonoskopi menunjukkan divertikulitis kolon sigmoid dan adanya hemoroid interna. Sumber
asal perdarahan tidak dapat ditemukan.
BAB III
ANALISA KASUS
Informasi Kasus
Identitas Pasien
Nama : Tn. D
Umur : 70 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pensiunan guru
Alamat : -
Pendidikan : -
Status perkawinan : -
Anamnesis
Keluhan utama :
- sejak 10 hari yang lalu mengalami kemunduran oleh karena kelelahan yang
progresif, nyeri di kedua kaki dan lemah seluruh badan.
Keluhan Tambahan:
- terdapat kemerahan pada kedua tangan dan kaki
- mudah memar
- kedua kaki bengkak
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Pasien terkena stroke iskemik 7 bulan yang lalu
- Memiliki riwayat hipertensi
Riwayat Makanan :
Biasa makan roti, keju, pasta, daging kaleng, dan minum bir yang biasa
diminum 1-2 kaleng sehari
Riwayat Pengobatan :
aspirin 81 mg oral, lansoprazole 30 mg oral, sebelum makan dan
hidroklorotiasid 25 mg oral
Riwayat kebiasaan :
Merokok dan penggunaan obat terlarang disangkal
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Tampak lemah, tidak bersemangat, kaheksia, hemiparesis kiri.
Tanda Vital
Kesadaran : Soporo komatos
TD : 110/65 mmHg normal
HR : 100x/menit normal
RR : 18x /menit normal
Suhu : 36,8 °C → normal
Data Antropometri
TB : 188 cm BMI : 67/1,882 = 18,95 (normal)
BB : 67 kg
Status Generalisata
Kepala : - didapat rambut seperti gabus tutup botol
- gigi geligi buruk, banyak yang tanggal
- gusi bengkak dan kemerahan
Kulit : - bercak merah disekitar folikel rambut berbentuk lingkaran
Extremitas : - hemiparesis kiri dengan tonus otot berkurang
- terdapat odem 2+ pada penekanan ekstremitas bawah
- pada pemeriksaan kulit ekstremitas atas dan bawah terdapat
banyak ptekie
- terdapat ekimosis yang besar dibawah kedua lutut
Hasil Pemeriksaan Lab :
Variable Hasil Pemeriksaan
Hb 9,1 gr/dl (menurun)
MCV 88
Hitung Jenis Normal
Platelet Normal
Waktu protrombin (PT) Normal
Partial Tromboplastine Time (PTT) Normal
Elektrolit (natrium, kalium, kalsium,
magnesium, fosfat)
Normal
B12 dan asam folat Normal
Fe dan Ferritin Rendah normal
Albumin : 3,0 g/dl Menurun (N= 3,5 – 5 g/dl)
Vit C diserum < 0,02 mg/dl Menurun (N= 0,2 – 2 mg/dl)
Urinalisis terdapat infeksi saluran kemih
Tinja terdapat darah
Toraks foto normal, trabekula pada tulang femur dan radius/ulna normal
CTS kepala tidak terdapat lesi baru
Pemeriksaan Doppler Ultrasonografi tungkai bawah tidak menunjukkan adanya thrombosis pada vena dalam.
Pada pemeriksaan endoskopi menunjukkan esofagitis ringan di peralihan esophagus-gaster, gaster dan duodenum normal
Kolonoskopi menunjukkan diverticulitis kolon sigmoid dan adanya hemoroid interna, sumber asal pendarahan tidak dapat ditemukan.
Pengkajian Masalah
Daftar Masalah Dasar masalah Hipotesis
anemia - lemah seluruh badan
- Hb = 9,1 gr/dl
- Perdarahan
- Intake kurang
Hipovitaminosis C - lemah seluruh badan
- kelelahan yang progresif
- gigi mudah tanggal
- gusi bengkak dan
kemerahan
- rambut seperti gabus
tutup botol
- ekimosis di bawah kedua
lutut
- terdapat banyak ptekie
pada ekstremitas
- intake kurang
ISK - hasil urinalisis - imun menurun
- divertikulitis kolon
Divertikulitis kolon - hasil kolonoskopi
- tinja berdarah
- imun menurun
Hemoroid interna - hasil kolonoskopi
- tinja berdarah
- intake kurang serat
- konsumsi alkohol
Esofagitis ringan - hasil endoskopi - konsumsi aspirin
- GERD
Pada pasien ini terdapat anemia dimana dilihat dari hasil pemeriksaan laboratorium Hb
menurun, etiologi anemia pada pasien ini dapat disebabkan akibat perdarahan atau dapat
pula disebabkan akibat intake yang kurang.
Gigi geligi banyak yang tanggal dan gusi bengkak, kemerahan pada pasien ini dapat
disebabkan karena Kadar vitamin C serum yang menurun karena fungsi dari vitamin C
itu sendiri berperan dalam pembentukan kolagen, dimana kolagen itu berfungsi untuk
memelihara integritas penempelan gigi dan gusi sehingga gigi geligi tidak mudah
tanggal.
Infeksi saluran kemih pada pasien ini dapat disebabkan akibat Peradangan pada
divertikula yang bisa menyebabkan terjadinya hubungan abnormal (fistula) antara usus
besar dan organ lain. Kebanyakan fistula terbentuk diantara kolon sigmoid dan kandung
kemih. Pada fistula tertentu, isi usus, termasuk bakteri normal, masuk ke kandung kemih
dan menyebabkan infeksi saluran kemih. Selain itu ISK pada pasien ini dapat
disebabkan akibat defisiensi vitamin C karena vitamin C juga berperan dalam sistem
kekebalan tubuh, yaitu dengan menstimulasi produksi sel darah putih serta mendorong
produksi antibody, sehingga apabila kekurangan vitamin C itu akan dapat menyebabkan
seseorang rentan terhadap infeksi.
Tinja terdapat darah,ini menunjukkan bahwa telah terjadinya
perdarahan saluran cerna. Jika terdapat darah segar ini menunjukkan
bahwa terjadi perdarahan saluran cerna bagian bawah, tetapi jika di
temukan darah bewarna hitam,ini menunjukkan bahwa terjadinya
perdarahan saluran cerna bagian atas. Perdarahan ini juga dapat
menyebabkan anemia.
Esofagitis ringan di peralihan esophagus – gaster yang didapat dari
pemeriksaan endoskopi menunjukkan kemungkinan adanya GERD
sehingga pasien ini menggunakan Lansoprazol untuk mengobati
GERD tersebut atau bisa juga disebabkan akibat konsumsi aspirin
jangka panjang sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung secara
langsung.
Diverticulitis colon sigmoid dari hasil pemeriksaan kolonoskopi dapat
terjadi akibat system imunitas tubuh yang menurun sehingga
menyebabkan pasien rentan terhadap infeksi. Infeksi ini terjadi jika tinja
atau bakteri terperangkap di dalam divertikula.
Hemoroid interna dari hasil pemeriksaan kolonoskopi dapat terjadi
akibat pola makan kurang serat ini dapat membuat tinja keras
(konstipasi) dan memberikan tekanan pada saat mengejan
meningkat. Mengejan menyebabkan pembesaran dan prolapsus sekunder bantalan
pembuluh darah hemoroidalis. Jika mengejan terus menerus, pembuluh darah menjadi
berdilatasi secara progresif dan jaringan sub mukosa kehilangan perlekatan normalnya
dengan sfingter internal di bawahnya, yang menyebabkan prolapsus hemoroid yang
klasik dan berdarah. Selain itu dapat pula disebabkan Konsumsi alkohol dalam
jumlah banyak dan sering juga merupakan salah satu faktor pencetus. Alkohol dapat
menyebabkan penyakit hati yang pada akhirnya akan menimbulkan penyumbatan aliran
pembuluh darah pada rektum atau anus.
Pemeriksaan Penunjang Anjuran :
Angiografi untuk mengetahui sumber perdarahan itu sendiri yaitu dengan cara
menyuntikan zat warna ke dalam pembuluh darah yang memasok darah ke
usus besar lalu difoto rontgen.
Diagnosis Kerja :
SCURVY
Patogenesis Scurvy :
Hidroksilasi tidak sempurnapada residu prolin dan lisin
Merusak triple helix dan cross linking serat kolagen
Jaringan ikat lemah
Rambut gampang tercabut pembuluh darah rapuh
Kekurangan vitamin C
kurang serat
Factor resiko tinggi :kurang nutrisi jangka panjangorang tua, tinggal sendirialkoholikkurang intake sayur dan buah
Rambut seperti gabus
protein keluar Perdarahandiverticulitis
hemoroid
edema Sporokoma
kurang serat
Tatalaksana :
Tatalaksana untuk pasien ini meliputi :
Medikamentosa
1. Suplemen Vitamin C 800 – 1000 mg/hari dalam 1 bulan pertama dilanjutkan
dengan dosis 400mg/hari sampai pemulihan
2. Antibiotik seftriakson untuk mengobati infeksi saluran kemih dan divertikulitis
pada pasien ini. Jika keadaannya tidak membaik, terutama bila terdapat nyeri
tekan dan demam yang semakin meningkat, mungkin perlu dilakukan
pembedahan setelah dilakukan angiografi untuk mengetahui letak perdarahan.
Non medikamentosa
1. Banyak mengkonsumsi buah dan sayur yang mengandung vitamin c seperti
jeruk, anggur, lemon, pepaya, strawberry, brokoli, kembang kol, sawi, bayam,
kentang, tomat.
2. Berhenti mengkonsumsi alcohol karena alcohol dapat mengganggu proses
penyerapan dari vitamin C
3. Perbanyak minum air putih
Prognosis :
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanasionam : dubia ad malam
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Scurvy adalah kondisi yang dikarakteristik dengan rasa lemas, kurang darah (anemia),
radang gusi, dan perdarahan pada kulit yang disebabkan karena defisiensi vitamin C dari
makanan.Vitamin C memainkan peranan penting dalam pembentukan kolagen, komponen
terpenting dalma jaringan ikat, yang berguna menunjang fungsi-fungsi pembuluh darah
maupun jaringan lainnya di dalam tubuh kita. Vitamin C juga memainkan peranan penting
dalam fungsi sistem kekebalan tubuh, penyerapan zat besi, metabolisme kolesterol, dan
aktivitas tubuh lainnya.(2)
TANDA DAN GEJALA
Gejala yang muncul biasanya setidaknya 3 bulan sejak kurangnya konsumsi
vitamin c dalam tubuh. Pasien biasanya mengeluh rasa lemas dan nyeri pada
kaki. Jika tidak segera ditangani, scurvy bisa menyebabkan masalah yang lebih
serius.
Pada kulit ditemukan bintik merah atau kebiruan di sekitar rambut. Rambut
mudah sekali tercabut. Bintik kemudian dapat membesar.
Di mulut, gusi mungkin bengkak dan kemerahan, kenyal jika diraba. Sedikit
sentuhan dapat membuat gusi mudah berdarah. Seringkali juga disebabkan
karena kebersihan mulut yang kurang dijaga.
Perdarahan pada persendian dapat menimbulkan nyeri dan perasaan tidak
nyaman. Persendian tampak merah, bengkak, dan nyeri bahkan dapat membuat
pasien kesulitan dalam berjalan.
Pasien juga mungkin mengeluhkan mata kering, mudah iritasi, tidak tahan
terhadap cahaya, pandangan kabur, dan rasa lengket.
Anemia atau kurang darah terjadi pada 75% pasien scurvy karena hilangnya
darah ke jaringan, gangguan penyerapan dari zat besi, serta perdarahan saluran
cerna.
Dapat juga disertai sesak nafas, tensi rendah, dan sakit dada yang dapat
menyebabkan kematian.
PENYEBAB
Scurvy disebabkan okeh karena defisiensi (kurangnya) vitamin C dalam tubuh
Scurvy biasanya terjadi pada pelaut yang berlayar di lautan bebas dalam jangka waktu
lama, seperti saat pertama kali ditemukan pada pelaut di abad ke15, dimana mereka
kekurangan sumber vitamin C yang dapat mudah didapat dari buah seperti jeruk.
Walaupun scurvy sangat jarang ditemukan pada kehidupan modern seperti saat ini,
dimana didapatkan akses yang cukup mudah dan merata untuk menikmati buah dan
sayuran segar, terutama di Indonesia, bagaimanapun beberapa kelompok orang
mempunyai resiko tinggi terjadinya scurvy, termasuk diantaranya: orang dengan
kurangnya nutrisi dalam jangka waktu panjang / malnutrisi kronik (peminum alkohol,
orang tua, orang yang tinggal sendiri, anak-anak, orang yang menjalani diet tertentu,
penyakit kejiwaan), orang dengan kondisi medis tertentu dimana absorbsi vitamin
berkurang (pasien cuci darah, kelainan pencernaan), negara dimana terjadi angka
tinggi kurang gisi, atau di populasi dimana ditemukan kesulitan akses konsumsi buah
dan sayuran.
TERAPI
Terapi untuk scurvy sangatlah mudah, dengan meminum suplemen vitamin c. Dosis dewasa
adalah 800-1000 mg/hari untuk setidaknya satu bulan, dilanjutkan dengan dosis 400mg/hari
sampai pemulihan. Saat ini banyak tablet ataupun cairan vitamin c dalam kadar yang cukup
tinggi, yang dapat dibeli bebas tanpa resep dokter. Perbaikan dapat dilihat dalam 24 jam
setelah terapi. Biasanya kerusakan permanen tidak terjadi pada scurvy, kecuali gigi tanggal
pada kelainan gusi.
KOMPLIKASI
Scurvy, jika tidak segera ditangani, dapat menjadi fatal dan berhubungan dengan kematian
Kematian yang berhubungna dengan perdarahan, tergantung dengan lokasi perdarahan di
tubuh. Pada perdarahan di tulang, dapat ditemukan nyeri yang dapat menjadi lumpuh.
Hilangnya fungsi organ tertentu akibat perdarahan sering menjadi komplikasi scurvy.
PENCEGAHAN
Diet dengan kadar vitamin C yang cukup dapat mencegah scurvy. Kebutuhan vitamin C pada
tiap umur berbeda, berdasarkan Food and Nutrition Board of the National Academy of
Sciences, kebutuhan vitamin C dalam sehari berdasarkan kelompok usia adalah sebagai
berikut:
Bayi (sampai usia 1 tahun) = 30-40 mg/hari
Anak dan dewasa = 45-60 mg/hari
Wanita Hamil = 70mg/hari
Ibu menyususi = 90-95/hari
Vitamin C sangat kaya kandungannya pada:
Jeruk
Berry
Brocolli
Kembang Kol
Sawi
Bayam
Kentang
Tomat
SUMBER REFERENSI
• Scurvy (vitamin c deficiency). DermNet New Zealand. (Online). Dapat diakses
di: http://dermnetnz.org/systemic/scurvy.html
• Scurvy: eMedicine Pediatrics:L general Medicine. (Online). Dapat diakses
di:http://emedicine.medscape.com/article/985573-overview
• Vitamin C (ascorbic acid) – MayoClinic. (Online). Dapat diakses
di:http://www.mayoclinic.com/health/vitamin-c/ns_patient-vitaminc
DIVERTIKULITIS KOLON
(3) DEFINISI Divertikulitis adalah peradangan atau infeksi pada satu atau beberapa
divertikula. Divertikulitis jarang terjadi pada orang yang berumur dibawah 40 tahun.
PENYEBAB Penyebab terjadinya infeksi pada divertikula masih belum pasti. Infeksi
mungkin terjadi jika tinja atau bakteri terperangkap di dalam divertikula.
GEJALA Gejala awalnya adalah nyeri, nyeri tumpul (biasanya pada bagian kiri bawah
perut) dan demam.
KOMPLIKASI Peradangan pada divertikula bisa menyebabkan terjadinya hubungan
abnormal (fistula) antara usus besar dan organ lain. Kebanyakan fistula terbentuk diantara
kolon sigmoid dan kandung kemih. Fistula ini lebih sering terjadi pada pria, tapi bila rahim
sudah diangkat, resiko terbentuknya fistula pada wanita akan meningkat. Pada fistula
tertentu, isi usus, termasuk bakteri normal, masuk ke kandung kemih dan menyebabkan
infeksi saluran kemih. Fistula lain dapat terjadi diantara usus besar dengan usus halus,
rahim, vagina, dinding perut atau bahkan dengan paha atau dada.
Komplikasi lainnya yang mungkin terjadi adalah:
- peradangan di jaringan sekitarnya,
- penyebaran peradangan ke dinding usus
- pecahnya dinding divertikula
- abses
- infeksi perut (peritonitis)
- perdarahan
- penyumbatan usus.
DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Pemeriksaan
rontgen dengan barium enema dilakukan untuk memperkuat diagnosis atau untuk
mengevaluasi masalah yang dapat merusak atau menembus usus yang meradang, sehingga
pemeriksaan ini biasanya ditunda selama beberapa minggu.
Radang usus buntu (apendisitis) dan kanker usus besar (kanker kolon) atau kanker
indung telur (kanker ovarium), paling sering dikelirukan dengan divertikulitis. Pemeriksaan
CT scan atau USG dilakukan untuk memastikan masalahnya bukan radang usus buntu atau
abses. Untuk menyingkirkan dugaan kanker, bisa dilakukan kolonoskopi, terutama bila
terjadi perdarahan. Pembedahan eksplorasi mungkin perlu dilakukan untuk memperkuat
diagnosis.
PENGOBATAN Divertikulitis yang ringan bisa diobati di rumah dengan istirahat, diet
makanan cair dan antibiotik per-oral (melalui mulut). Gejala biasanya menghilang dengan
cepat. Setelah beberapa hari, bisa diberikan diet rendah serat dan psilium. Setelah satu
bulan, bisa mulai lagi diberikan diet tinggi serat.
Penderita dengan gejala yang lebih berat, seperti nyeri perut yang terlokalisir, demam
dan gejala lain dari infeksi serius atau komplikasi, umumnya dirawat di rumah sakit.
Diberikan cairan infus dan antibiotik, istirahat total di tempat tidur dan tidak minum
maupun makan apapun melalui mulut, sampai gejalanya menghilang.
Bila keadaannya tidak membaik, terutama bila nyeri, nyeri tekan dan demam makin
meningkat, mungkin perlu dilakukan pembedahan. Hanya sekitar 20% penderita
divertikulitis yang membutuhkan pembedahan karena keadaannya tidak membaik, dimana
sekitar 70% mengalami nyeri dan peradangan, dan yang lainnya lagi mengalami perdarahan,
fistula atau penyumbatan.
Pembedahan darurat harus dilakukan pada penderita yang mengalami perforasi dan
peritonitis. Bagian yang mengalami perforasi diangkat, dan dibuat saluran antara usus besar
dan permukaan kulit (kolostomi).
Jika terjadi perdarahan hebat, sumbernya dapat diidentifikasi dengan melakukan
pemeriksaan angiografi (menyuntikan zat warna ke dalam pembuluh darah yang memasok
darah ke usus besar lalu difoto rontgen). Penyuntikan vasopresin (obat yang menyempitkan
pembuluh balik) dapat mengendalikan perdarahan namun berbahaya, terutama pada usia
lanjut.
Pada bebarapa kasus, perdarahan timbul lagi dalam beberapa hari, sehingga diperlukan
pembedahan. Pengangkatan bagian usus yang terkena dimungkinkan hanya bila sumber
perdarahannya diketahui. Jika tidak, bagian usus yang diangkat lebih banyak lagi
(kolektomi subtotal). Bila tanpa pengobatan, perdarahan berhenti (atau berkurang), cara
terbaik untuk menentukan penyebab perdarahan adalah dengan melakukan kolonoskopi.
Pengobatan untuk fistula meliputi pengangkatan bagian usus besar dimana fistula dimulai
dan menyatukan kembali ujung-ujungnya.
HEMOROID INTERNA
Definisi(2)
Hemorrhoid merupakan pembengkakan dan peradangan pada pembuluh darah balik
(vena) pada daerah rektum atau anus. Di Amerika, 50% populasi usia 50an menderita wasir.
Dan diperkirakan sekitar 50-85% populasi dunia akan mengalami gejala wasir pada periode
tertentu dalam hidupnya.
Penyebab
Penyebab terjadinya wasir bermacam-macam. Wasir dapat diturunkan secara genetik,
atau karena memang lemahnya pembuluh darah vena di rektum atau anus, atau juga dapat
disebabkan karena terlalu sering dan kuat mengedan (kesulitan buang air besar atau diare).
Duduk yang terlalu lama juga dapat menyebabkan terjadinya wasir. Hipertensi (darah
tinggi), obesitas (kegemukan), dan gaya hidup yang malas (tidak aktif) juga merupakan
salah satu pencetus terjadinya wasir. Konsumsi alkohol dan kopi dalam jumlah banyak dan
sering juga merupakan salah satu faktor pencetus. Alkohol dapat menyebabkan penyakit
hati yang pada akhirnya akan menimbulkan penyumbatan aliran pembuluh darah pada
rektum atau anus, sedangkan mengkonsumsi terlalu banyak kopi dapat menyebabkan
hipertensi. Keadaan dehidrasi (kekurangan cairan) dapat juga menjadi faktor penyebab.
Dehidrasi dapat menyebabkan tinja yang keras dan kesulitan buang air besar. Kekurangan
vitamin E merupakan faktor yang lainnya.
Tipe dan Gejala
Hemorrhoid dibagi menjadi 2 tipe :
Hemorrhoid eksterna
Merupakan wasir yang timbul pada daerah yang dinamakan anal verge, yaitu daerah ujung
dari anal kanal (anus). Wasir jenis ini dapat terlihat dari luar tanpa menggunakan alat apa-apa.
Biasanya akan menimbulkan keluhan nyeri. Dapat terjadi pembengkakan dan iritasi. Jika
terjadi iritasi, gejala yang ditimbulkan adalah berupa gatal. Wasir jenis ini rentan terhadap
trombosis (penggumpalan darah). Jika pembuluh darah vena pecah yang mengalami kelainan
pecah, maka penggumpalan darah akan terjadi sehingga akan menimbulkan keluhan nyeri
yang lebih hebat.
Hemorrhoid interna
Merupakan wasir yang muncul didalam rektum. Biasanya wasir jenis ini tidak nyeri. Jadi
kebanyakan orang tidak menyadari jika mempunyai wasir ini. Perdarahan dapat timbul jika
mengalami iritasi. Perdarahan yang terjadi bersifat menetes. Jika wasir jenis ini tidak
ditangani, maka akan menjadi prolapsed and strangulated hemorrhoids.
Prolapsed hemorrhoid adalah wasir yang “nongol” keluar dari rektum.
Strangulated hemorrhoid merupakan suatu keadaan terjepitnya prolapsed
hemorrhoid karena otot disekitar anus berkontraksi. Hal ini menyebabkan
terperangkapnya wasir dan terhentinya pasokan darah, yang pada akhirnya
akan menimbulkan kematian jaringan yang dapat terasa nyeri sekali.
Hemorrhoid interna dapat dikelompokkan menjadi :
Grade I : wasir tidak keluar dari rektum
Grade II : wasir prolaps (keluar dari rektum) pada saat mengedan, namun
dapat masuk kembali secara spontan
Grade III : wasir prolaps saat mengedan, namun tidak dapat masuk kembali
secara spontan, harus secara manual (didorong kembali dengan tangan)
Grade IV : wasir mengalami prolaps namun tidak dapat dimasukkan kembali
Penatalaksanaan
1. Terapi pengobatan
Tidak ada obat yang dapat mengobati wasir. Yang paling penting adalah untuk melakukan
pencegahan (dijelaskan dibawah) terhadap timbulnya wasir. Namun wasir kita menimbulkan
rasa nyeri, dapat diberikan obat penghilang nyeri yang dimasukkan melalui anus. Selain itu
juga dapat digunakan krim penghilang rasa sakit, namun harus hati-hati terhadap krim yang
mengandung steroid karena justru dapat memicu timbulnya serangan nyeri.
2. Terapi operatif
Jika wasir yang kita alami tidak sembuh-sembuh dengan perubahan pola hidup, maka
sebaiknya silakukan tindakan operasi yang dapat berupa :
Rubber band ligation
Suatu karet diikatkan pada wasir sehingga pasokan pembuluh darah menjadi berkurang atau
tidak ada. Setelah beberapa hari, jaringan wasir akan mengalami kematian yang pada akhirnya
akan lepas sendiri bersamaan dengan buang air besar.
Hemorrhoidolysis/Galvanic Electrotherapy
Merupakan tindakan pemotongan wasir dengan menggunakan arus listrik
Sclerotherapy
Penyuntikan zat sklerosan dilakukan pada wasir sehingga menyebabkan runtuhnya dinding
pembuluh darah pada wasir.
Cryosurgery
Merupakan tindakan penghancuran wasir dengan cara membekukannya. Tindakan ini sudah
jarang sekali digunakan karena efek sampingnya.
Laser, infrared or BICAP caogulation
Adalah tindakan pemotongan wasir dengan menggunakan laser atau inframerah. Sekarang ini,
laser sudah mulai ditinggalkan karena penelitian menunjukkan bahwa penanganan wasir lebih
efektif dengan menggunakan inframerah.
Hemorrhoidectomy
Tindakan ini merupakan tindakan pembedahan. Namun banyak pasien yang mengeluhkan
nyeri yang hebat setelah dilakukan operasi ini. Untuk itu, tindakan ini dilakukan sebaiknya
untuk hemorrhoid interna grade IV saja.
PencegahanPencegahan untuk wasir meliputi
Minum banyak air, makan makanan yang mengandung banyak serat (buah, sayuran,
sereal, suplemen serat, dll) sekitar 20-25 gram sehari
Olahraga
Mengurangi mengedan
Menghindari penggunaan laksatif (perangsang buang air besar)
Membatasi mengedan sewaktu buang air besar.
Penggunaan celana dalam yang ketat dapat mencetuskan terjadinya wasir dan dapat
mengiritasi wasir yang sudah ada.
Penggunaan jamban jongkok juga sebaiknya dihindari.
Pemeriksaan TambahanSetelah dokter melakukan pemeriksaan secara fisik (dengan melihat
apakah ada wasir yang prolaps), maka setelah itu akan dilakukan pemeriksaan colok dubur
guna meraba wasir yang letaknya didalam.
Konfirmasi secara visual dari wasir dapat dilakukan dengan tehnik anuskopi, yaitu
dengan memasukkan suatu alat yang dinamakan anuskop (suatu tabung panjang yang
diujungnya terpasang lampu) melalui anus sehingga memungkinkan dokter melihat secara
langsung wasir yang letaknya didalam (hemorrhoid interna). Untuk pemeriksaan lebih lanjut
(menyingkirkan kemungkinan penyakit lain seperti polip, infeksi usus, atau tumor),
sigmoidoskopi atau kolonoskopi dapat dilakukan. Pada sigmoidoskopi, sekitar 60 cm dari
usus besar dapat terlihat. Sedangkan dengan kolonoskopi, seluruh usus dapat terlihat.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan terhadap pasien, diagnosis kerja kami adalah scurvy (defisiensi vitamin C). Dimana
dalam kasus ini pasien tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C serta
kurang serat sehingga menyebabkan terganggunya pembentukan kolagen yang penting untuk
mendukung pembentukan dinding pembuluh darah
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
1. Valentine, Maria. Bahaya Kekurangan Vitamin C. Available at :
http://www.tanyadokteranda.com/penyakit/2010/08/bahayanya-kekurangan-
vitamin-c. Accessed on Desember 20, 2010.
2. http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/85/wasir--
hemorrhoid-
3. http://www.spesialis.info/?penyebab-divertikulitis,1048
4.
basic pathology robins 7th edition hal 288 sampe 300
hal 288 ampe 300 Robins basic pathologi buatan kumar,cotran ma
robbins