makalah tutorial 2

11
Pohon Masalah Kebutuhan Kenyamanan dan Nyeri Proses Nyeri Fisiologi Nyeri Karakteris tik Jenis- Jenis Skala Sifat- Sifat Karakteristik Berduka Fase-Fase Kehilangan Jenis-Jenis Kehilangan Sifat-sifat Kehilangan Tipe-Tipe Kehilangan Sumber Kehilangan Kategori Kehilangan Respon Berduka Tahap Depresi ASKEP

Upload: laila-agustina

Post on 18-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kkkk

TRANSCRIPT

Pohon MasalahKebutuhan Kenyamanan dan Nyeri

Fisiologi NyeriProses Nyeri

Karakteristik Berduka

Fase-Fase Kehilangan

Jenis-Jenis KehilanganKarakteristik

ASKEPTahap DepresiRespon BerdukaKategori KehilanganSumber KehilanganTipe-Tipe KehilanganSifat-sifat KehilanganSifat-Sifat NyeriSkalaJenis-Jenis

Konsep Dasar Nyeri

A. Pengertian NyeriNyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari pada sensasi tunggal yangdisebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan individual. Selainitu nyeri juga bersifat tidak menyenangkan, sesuatu kekuatan yang mendominasi,dan bersifat tidak berkesudahan. Stimulus nyeri dapat bersifat fisik dan/ataumental, dan kerusakan dapat terjadi pada jaringan aktual atau pada fungsi egoseseorang. Nyeri melelahkan dan menuntut energi seseorang sehingga dapatmengganggu hubungan personal dan mempengaruhi makna kehidupan. Nyeri tidak dapat diukur secara objektif, seperti menggunakan sinar-X atau pemeriksaandarah. Walaupun tipe nyeri tertentu menimbulkan gejala yang dapat diprediksi,sering kali perawat mengkaji nyeri dari kata-kata, prilaku ataupun respons yangdiberikan oleh klien.hanya klien yang tahu apakah terdapat nyeri dan seperti apanyeri tersebut. Untuk membantu seorang klien dalam upaya menghilangkan nyerimaka perawat harus yakin dahulu bahwa nyeri itu memang ada.Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk melindungidiri. Apabila seseorang merasakan nyeri , maka prilakunya akan berubah.Misalnya, seseorang yang kakinya terkilir pasti akan menghindari aktivitasmengangkat barang yang memberikan beban penuh pada kakinya untuk mencegahcedera lebih lanjut. Nyeri merupakan tanda peringatan bahwa telah terjadikerusakan jaringan, yang harus menjadi pertimbangan utama keperawatan saatmengkaji nyeri. Nyeri mengarah pada ketidakmampuan. Seiring dengan peningkatan usiaharapan hidup, lebih banyak orang mengalami penyakit kronik degan nyeri yangmerupakan gejala umum.

B. Fisiologi Nyeri Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku. Cara yangpaling baik untuk memahami pengalaman nyeri, akan membantu untukmenjelaskan tiga komponen fisiologi yaitu, resepsi, persepsi dan reaksi.1. ResepsiSemua kerusakan selular, yang disebabkan oleh stimulus termal,mekanik, kimiawi atau stimulus listrik menyebabkan pelepasan substansi yang menyebabkan nyeri. Pemaparan terhadap panas atau dingin, tekanan, friksi, dan zat-zat kimia menyebabkan pelepasan substansi, sepertihistamine, bradikinin dan kalium, yang bergabung dengan lokasi reseptordinosiseptor untuk memulai transmisi neural, yang ikaitkan dengan nyeri. Tidak semua jaringan terdiri dari reseptor yang mentransmisikantanda nyeri. Otak dan alveoli paru contohnya.apabila kombinasi denganreseptor nyeri mencapai ambang nyeri(tingkat intensitas stimulusminimum yang dibutuhkan untuk meningkatkan suatu impuls saraf),kemudian terjadilah neuron nyeri. Impuls saraf, yang dihasilkan oleh stimulus nyeri, menyebardisepanjang serabut saraf perifer aferen.Dua tipe serabut saraf perifermengonduksi stimulus nyeri:serabut A-delta yang bermelienasi dan cepatdan serabut C yang tidak bermielinasi dan berukuran sangat kecil sertalambat. Serabut A mengirim sensasi yang tajam, terlokalisasi, dan jelasyang melokalisasi umber nyeri dan mendeteksi intensitas nyeri. Serabut tersebut menghantarkan komponen suatu cedera akut dengan segera.Serabut C menyampaikan impuls yang terlokalisasi buruk, visceral danterus-menerus. Misalnya, setelah menginjak sebuah paku, seorang individumula-mula akan merasakan suatu nyeri yang terlokalisasi dan tajam, yangmerupakan hasil transmisi serabut A. dalam beberapa detik, nyeri menjadilebih difus dan menyebar sampai seluruh kaki terasa sakit karena persarafan serabut-C. serabut-C tetap terpapar pada bahan-bahan kimia,yang dilepaskan ketika sel mengalami kerusakan.2. PersepsiPersepsi merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri.Stimulus nyeri ditransmisikan naik ke medulla spinalis ke thalamus danotak tengah. Dari thalamus, serabut mentransmisikan pesan nyeri keberbagai area otak, termasuk korteks sensori dan korteks asosiasi, lobusfrontalis dan system limbic. Ada sel-sel di dalam system limbic yangdiyakini mengontrol emosi, khususnya untuk ansietas. Demnag demikiansystem limbic berperan aktif dalam memproses reaksi emosi terhadapnyeri. Setalah transmisi syaraf berakhir di dalam pusat otak yang lebihtinggi, maka individu akan mempersepsikan sensasi saraf.

3. Reaksi Reaksi terhadap nyeri merupakan respons fisiologis dan perilakuyang terjadi setelah mempersepsikan nyeri.C. Klasifikasi Nyeri / Jenis Nyeri 1. Menurut Tempat.a. Periferal Pain1). Superfesial Pain (Nyeri Permukaan)2). Deep Pain (Nyeri Dalam)3). Reffered Pain (Nyeri Alihan) b. Central PainTerjadi karena perangsangan pada susunan saraf pusat, spinalcord, batang otak dll.b. Psyhogeni PainNyeri dirasakan tanpa penyebab organik, tetapi akibat dari traumapsikologis. c. Phantom PainPhantom Pain merupakan perasaan pada bagian tubuh yang sudahtak ada lagi, contohnya pada amputasi. Phantom pain timbul akibatdari stimulasi dendrit yang berat dibandingkan dengan stimulasireseptor biasanya. Oleh karena itu, orang tersebut akan merasa nyeripada area yang telah diangkat.d. Radiating PainNyeri yang dirasakan pada sumbernya yang meluas ke jaringansekitar.2. Menurut Sifat a. Insidentil : timbul sewaktu-waktu dan kemudian menghilangb. Steady : nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang lama c. Paroxysmal : nyeri dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali danbiasanya menetap 1015 menit, lalu menghilang dan kemudian timbul kembali. d. Intractable Pain : nyeri yang resisten dengan diobati atau dikurangi.Contoh pada arthritis, pemberian analgetik narkotik merupakankontraindikasi akibat dari lamanya penyakit yang dapatmengakibatkan kecanduan.3. Menurut Berat Ringannyaa. Nyeri ringan : dalam intensitas rendahb. Nyeri sedang : menimbulkan suatu reaksi fisiologis dan psikologisc. Nyeri Berat : dalam intensitas tinggi4. Menurut Waktu Serangan Terdapat beberapa cara untuk mengklasifikasikan tipe nyeri. Pada tahun1986, The National Institutes of Health Concencus Conference ofPain mengkategorikan nyeri menurut penyebabnya. Partisipan darikonferensi tersebut mengidentifikasi 3 (tiga) tipe dari nyeri : akut, KronikMalignan dan Kronik Nonmalignan.Nyeri akut timbul akibat dari cedera akut, penyakit ataupembedahan. Nyeri Kronik Nonmalignan diasosiasikan dengan cederajaringan yang tidak progresif atau yang menyembuh. Nyeri yangberhubungan dengan kanker atau penyakit progresif disebut ChronicMalignant Pain. Meskipun demikian, perawat biasanya berpeganganterhadap dua tipe nyeri dalam prakteknya yaitu akut dan kronis.

D. Patofisiologi Nyeri Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subjektif nyeri terdapatempat proses tersendiri yaitu: transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi. Transduksi nyeri adalah proses rangsangan yang mengganggu sehinggamenimbulkan aktivitas listrik di reseptor nyeri. Transmisi nyeri melibatkan prosespenyaluran impuls nyeri dari tempat transduksi melewati saraf perifer sampai keterminal di medulla spinalis dan jaringan neuron-neuron pemancar yang naik darimedulla spinalis ke otak. Modulasi nyeri melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desendens dari otak yang dapat mempengaruhi transmisi nyeri setinggimedulla spinalis. Modulasi juga melibatkan faktor-faktor kimia yangmenimbulkan atau meningkatkan aktivitas di reseptor nyeri aferen primer.Akhirnya, persepsi nyeri adalah pengalaman subjektif nyeri yang bagaimanapunjuga dihasilkan oleh aktivitas transmisi nyeri oleh saraf. Ada tiga tingkatan tempat informasi saraf yang dapat dimodifikasi sebagairespon terhadap nyeri yaitu luas dan durasi respon terhadap stimulus nyeri disumbernya dapat dimodifikasi, perubahan kimiawi dapat terjadi di dalam setiapneuron atau bahkan dapat menyebabkan perubahan pada karakteristik anatomineuron-neuron di sepanjang jalur penghantar nyeri, dan pemanjangan stimulus dapat menyebabkan modulasi neurotransmitter yng mengendalikan arus informasidari neuron ke reseptornyaFenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system saraf untukmengubah berbagai stimuli mekanik, kimia, termal, elektris menjadi potensial aksiyang dijalarkan ke system saraf pusat. Berdasarkan patofisiologinya nyeri terbagi dalam.Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi, yaitu nyeri yang timbul akibatadanya stimulus mekanis terhadap nosiseptor. 1. Nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi primer padasystem saraf.2. Nyeri idiopatik, nyeri di mana kelainan patologik tidak dapat ditemukan. 3. Nyeri psikologikBerdasarkan factor penyebab rasa nyeri ada yang sering dipakai dalam istilahnyeri osteoneuromuskuler, yaitu : 1. Nociceptor mechanism. 2. Nerve or root compression.3. Trauma ( deafferentation pain ). 4. Inappropiate function in the control of muscle contraction.5. Psychosomatic mechanism. Apabila elektroterapi ditujukan untuk menghambat mekanisme aktivasi nosiseptorbaik pada tingkat perifer maupun tingkat supra spinal. TENS sebagai salah satucara/upaya dalam aplikasi elektroterapi terhadap nyeri. E. Interpretasi Skala Nyeri Interpretasi skala nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeridirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif danindividual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangatberbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuhterhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapatmemberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri.Karakteristik paling subyektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atauintensitas nyeri tersebut. Klien seringkali diminta untuk mendeskripsikan nyerisebagai yang ringan, sedang atau parah. Namun, makna istilah-istilah ini berbedabagi perawat dan klien. Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untukdipastikan. Skala deskritif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yanglebih obyektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS)merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yangtersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini dirankingdari tidak terasa nyeri sampai nyeri yang tidak tertahankan. Perawatmenunjukkan klien skala tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitasnyeri trbaru yang ia rasakan. Perawat juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasapaling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. AlatVDS ini memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk mendeskripsikan nyeri. Skala penilaian numerik (Numerical rating scales, NRS) lebih digunakansebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeridengan menggunakan skala 0-10.Skala paling efektif digunakan saat mengkajiintensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik. Apabila digunakanskala untuk menilai nyeri, maka direkomendasikan patokan 10cm (AHCPR,1992). Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) tidak melebel subdivisi.VAS adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerusdan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberi klien kebebasanpenuh untuk mengidentifikasi keparahan nyeri. VAS dapat merupakanpengukuran keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien dapatmengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kataatau satu angka (Potter,2005). Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan dantidak mengkomsumsi banyak waktu saat klien melengkapinya. Apabila kliendapat membaca dan memahami skala, maka deskripsi nyeri akan lebih akurat.Skala deskritif bermanfaat bukan saja dalam upaya mengkaji tingkat keparahannyeri, tapi juga, mengevaluasi perubahan kondisi klien. Perawat dapatmenggunakan setelah terapi atau saat gejala menjadi lebih memburuk atau menilaiapakah nyeri mengalami penurunan atau peningkatan (Potter,2005). Tekhnik-tekhnik mengurangi nyeri : a) Kompres hangat/dinginb) Latihan nafas dalamc) Musikd) Aromatherapie) Reikif) Imajinasi terbimbingg) Hipnosis h) Relaksasi