makalah homeostasis tutorial a2. tingkat satu. 2012

62
Berikut ini adalah case VIII, yang kami dapat : HALAMAN 1 : “OUTBOUND” Jaka, 18 tahun, mahasiswa baru FK UPN “veteran” jakarta. Sebagaimana layaknya mahasiswa baru di upn diwajibkan untuk mengikuti kegiatan outbound yang diselenggarakan untuk memupuk jiwa persaudaraan dan kepemimpinan. Kegiatan outbound di bumi perkemahan cibubur. Semua peserta diwajibkan hadir pukul 06.00 untuk mengikuti briiefing terlebih dahulu, dilanjutkan dengan berolahraga. Setelah berolahraga semua peserta diminta untuk mengikuti kegiatan baris berbaris. Pada baris berbaris jaka mengeluarkan banyak keringat, mukanya tampak merah dan nafasnya mulai terengah-engah serta merasa sangat haus karena matahari bersinar dengan triknya. Setelah menyelesaikan semua kegiatan baris berbaris jaka beriistirahat dan meminum segelas air putih. Jaka merasa lebih segar dan nafasnyapun mulai teratur. HALAMAN 2: “OUTBOUND” Setelah istiraha, acara dilanjutkan dengan kegiatan menyusuri sungai, baju jaka basah kuyub. Setengah jam perjalanan jaka merasa kedinginan, pucat dan mulai menggigil serta merasa lapar. Setibanya di base camp jaka berganti pakian dan menyantap makan siang yang setelah disediakan. Jaka merasa lebih segar. Sebagai mahasiswa kedokteran, ia berpikir proses apa yang terjadi pada dirinya selama mengikuti outbound. Beberapa hari kemudian pada acara FBS didiskusikan bahwa yubuh yang terdiri atas berbagai system organ saling bekerjasama untuk 1

Upload: cynthia-laurent-santoso

Post on 03-Jan-2016

196 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

zzz

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

Berikut ini adalah case VIII, yang kami dapat :

HALAMAN 1 : “OUTBOUND”

Jaka, 18 tahun, mahasiswa baru FK UPN “veteran” jakarta. Sebagaimana layaknya mahasiswa

baru di upn diwajibkan untuk mengikuti kegiatan outbound yang diselenggarakan untuk memupuk

jiwa persaudaraan dan kepemimpinan. Kegiatan outbound di bumi perkemahan cibubur. Semua

peserta diwajibkan hadir pukul 06.00 untuk mengikuti briiefing terlebih dahulu, dilanjutkan dengan

berolahraga. Setelah berolahraga semua peserta diminta untuk mengikuti kegiatan baris berbaris.

Pada baris berbaris jaka mengeluarkan banyak keringat, mukanya tampak merah dan

nafasnya mulai terengah-engah serta merasa sangat haus karena matahari bersinar dengan

triknya. Setelah menyelesaikan semua kegiatan baris berbaris jaka beriistirahat dan meminum

segelas air putih. Jaka merasa lebih segar dan nafasnyapun mulai teratur.

HALAMAN 2: “OUTBOUND”

Setelah istiraha, acara dilanjutkan dengan kegiatan menyusuri sungai, baju jaka basah kuyub.

Setengah jam perjalanan jaka merasa kedinginan, pucat dan mulai menggigil serta merasa lapar.

Setibanya di base camp jaka berganti pakian dan menyantap makan siang yang setelah disediakan.

Jaka merasa lebih segar. Sebagai mahasiswa kedokteran, ia berpikir proses apa yang terjadi pada

dirinya selama mengikuti outbound.

Beberapa hari kemudian pada acara FBS didiskusikan bahwa yubuh yang terdiri atas berbagai

system organ saling bekerjasama untuk menjaga lingkungan internal tubuh agar tetap stabil

(homeostasis). Homeostasis tersebut terutama diatur oleh system saraf dan system endokrin

melalui mekanisme upan balik.

Dari case 1 dan 2, kami mendapatkan terminologi sebagai berikut :

1. Homeostasis: kecendrungan untuk tetap dalam keadaan tubuh organisme normal.2. S.Organ: organum3. S. Saraf: suatu struktur mirip tali yang terdiri dari sekumpulan serat saraf yang

menghantarkan impuls dari satu bagian sistem saraf pusat kebeberapa daerah tubuh lainnya.

1

Page 2: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

4. Sistem Endokrin: menyekresi secara internal dipakai untuk organ dan struktur yang mengeluarkan zat yang dihasilkannya kedalam darah atau cairan limfe dan untuk zat yang mempunyai efek spesifik terhadap organ lain.

5. Mekanisme Feed Back: Pengembalian sebagian keluaran suatu sistem menjadi masukkan sehingga memberikan pengendalian dalam proses tersebut.

6. Hipotalamus:7. Nutrien: makanan atau zat lain sumber energi8. Hormon: zat kimia yang dihasilkan didalam tubuh leh organ .9. SNA:10. Insulin: hormon protein yang disekresikan oleh sel beta.11. Leptin: suatu adipositokon dengan 167 asam amino yang merupakan bagia lekuk

feed back yang menyediakan informasi ke otak mengeneai keadaan penyimpanan nutrisi.

12. Glokosa: suatu aldeheksosa.13. Lipid: zat-zat yang temasuk kedalam salah satu kelompok heterogen lemak dan zat

mirip lemak yang bersifat tidak larut dalam air dan larut dalam larutan nonpolar.14. LNA:15. VMA: vanillymendelic acid16. ARC: struktur atau jalur proyeksi yang mempunyai bentuk melengkung .17. ME: methly.

Dari case 1 dan 2, kami menemukan problem sebagai berikut :

1. Mengapa jaka mengeluarkan keringat?

2. Mengapa nafasnya terengah-engah?

3. Mengapa jaka merasa haus?

4. Mengapa setelah jaka beristirahat dan minum ia merasa lebih segar dan nafasnya

teratur?

5. Mengapa baju jaka yang basah kuyup menyebabkan jaka mengigil kedinginan pucat

dan lapar?

6. Mengapa setelah ia berganti pakaian dan makan siang ia merasa lebih segar?

Dari Problem, kami melakukan hipotesis sebagai berikut :

1. Kegiatan yang berlebihan menyebabkan keluarnya keringat, nafas terengah.

2. Istirahat dan makan dapat memulihkan kondisi tubuh.

2

Page 3: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

Mekanisme

JAKA

(18 tahun)

Mengikuti outbound

Sarapan

Baris – berbaris

Mengeluarkan banyak keringat Nafas terengah – engah

Merasa haus Muka merah

Minum air putih

Menyelusuri sungai

Baju basah kuyub

Kedinginan Pucat Lapar

Ganti pakaian dan makan siang

HOMEOSTASIS

3

Page 4: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

I DON’T KNOW (IDK) & LEARNING ISSUES (LI)

4

Page 5: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

5

Page 6: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

BAB I

HOMEOSTASIS

1.1 Definisi Homeostasis

Pemeliharaan aneka kondisi yang konstan di lingkungan dalam

Pemeliharaan lingkungan internal yang relative stabil

Kecendrungan stabilitas pada keadaan fisiologi organism normal

Kondisi fisiologi tubuh yang berada dalam keadaan stabil

1.2 Fungsi Homeostasis

Memungkinkan enzim-enzim menjalankan fungsinya dengan optimum

Memungkinkan kadar metabolism diatur secara efisien pada saat tertentu

Memungkinkan organism beradaptasi pada lingkungan luar yang mempunyai

jumlah dan habitat yang lebih luas

Menyediakan keadaan dalam (lingkungan dinamis dalam badan organisme) yang

stabil supaya sel-sel dapat menjalankan hidup dengan efisien.

1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Homeostasis

1. Konsentrasi molekul zat-zat gizi

Sel-sel membutuhkan pasokan molekul nutrient yang tetap untuk digunakan sebagai bahan

bakar metabolic untuk menghasilkan energy

2. Konsentrasi O2 dan CO2

Sel membutuhkan O2 untuk melakukan reaksi-reaksi kimia yang menarik sebanyak

mungkin energy dari molekul nutrient untuk digunakan sel

3. Konsentrasi zat-zat sisa

Berbagai reaksi kimia menghasilkan produk-produk akhir yang berefek. Toksik bagi sel

apabila dibiarkan tertimbun dalam jumlah tertentu.

6

Page 7: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

4. PH

Perubahan kesamaan lingkungan mempengaruhi perubahan mekanisme pembentukan

sinyal listrik di sel saraf dan perubahan aktivitas enzim di semua sel.

5. Konsentrasi air,garam-garam dan elektrolit-elektrolit lain

Karena konsentrasi relative garam dan air didalam CES mempengaruhi banyak sedikitnya

air yang masuk dan keluar sel, konsentrasi keduanya diatur secara ketat untuk

mempertahankan volume sel yang sesuai. Sel-sel tidak dapat berfungsi secara normal

apabila mereka bengkak atau memicut.

6. Suhu

Sel-sel tubuh berfungsi secara optimal dalam rentang suhu yang sempit. Sel-sel akan

mengalami perlambatan aktivitas yang hebat apabila suhunya terlalu dingin, yang lebih

buruk, protein-protein structural dan enzimatiknya akan terganggu apabila suhunya terlalu

panas.

7. Volume dan tekanan

Komponen sirkulasi pada lingkungan internal,yaitu plasma, harus dipertahankan pada

tekanan darah dan volume yang adekuat agar oenghubung vital antara sel dan lingkungan

eksteranl ini dapat disistribusi ke seluruh tubuh.

1.4 Prinsip Dasar Homeostasis

Manusia dapat hidup dilingkungan hidup dilingkungan yang berubah-ubah karena

mempunyai kemampuan untuk mempertahankan keadaan lingkungan di dalamnya. Hal ini

terjadi untuk menjamin kelangsungan hidup sel-sel tubuh.

7

Page 8: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

8

mempertahankan

membentuk

Penting untuk kehidupan selSE

LSEL

HOMEOSTASISHOMEOSTASISSISTEM TUBUHSISTEM TUBUH

Page 9: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

BAB II

SISTEM YANG MENGATUR

2.1 Feed Back Positif

Umpan balik positif atau Feed Back positif, ialah keadaan dimana Pada umpan balik positif

meningkatkan atau memperkuat perubahan sehingga variable terkontrol terus bergerak

searah perubahan awal.

Contoh umpan balik positif :

1. Pada saat terjadi kontraksi saat persalinan, hormon oksitosin dilepaskan kedalam tu-

buh yang merangsang kontraksi lebih lanjut yang meyebabkan kontraksi meningkat.

2. Pada proses pembekuan darah trombosit diaktifkan yang menyebabkan pembekuan

darah dapat terjadi lebih cepat.

3. Pada proses menyusui lebih banyak susu diproduksi melalui peningkatan sekresi

prolaktin.

4. Estrogen yang berfungsi selama fase folikuler dari menstruasi juga merupakan con-

toh dari umpan balik positif.

5. Generasi sinyal saraf adalah contoh lain, di mana membran dari serat saraf menyeb-

abkan kebocoran sedikit ion natrium melalui saluran natrium, sehingga perubahan

dalam potensial membrane menyebabkan saluran membukan lebih. Jadi hasil sedikit

kebocoran awal dalam ledakan kebocoran natrium menciptakan saraf potensial aksi.

6. Kontrol lonjakan LH pada saat okulasi

7. Pada saat orgasme seksual.

9

Page 10: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

2.2 Feed Back Negatif

Umpan balik negative atau feed back negative adalah perubahan suatu factor yang di

control secara homeostasis dan memicu respon yang berupaya untuk memulihkan factor

tersebut ke normal dengan menggerakkan factor kearah berlawanan dari perubahan

awalnya.

Contoh umpan balik negatif :

1. Hipofisis memerintahkan ACTH untuk meningkatkan kortisol pada adrenalin yang

berfungsi dalam metabolism glukosa, lipid dan protein kemudian setelah produksi

kortisol mencukupi adrenal akan memerintahkan hipopisis untuk menghentikan

produksi ACTH.

2. Pada penderita diabetes mellitus terjadi peningkatan kadar gula dalam darah karena

kurangnya hormone insulin sehingga pada saat kita mengkonsumsi gula yang kita

ketahui sifat gula membawa air hal ini menyebabkan pada saat penyaringan di

glomerulus sebagian gula yang lolos dari penyaringan akan keluar bersama urine

dan terjadi peningkatan urine (poliuri) karena banyaknya air yang keluar dari tubuh

lewat urine maka tubuh akan mengalami dehidrasi akibatnya penderita akan merasa

kehausan.

3. Pada penderita Diabetes Mealitus karena kurangnya insulin maka terdapat banyak

gula diluar sel akibatnya sel akan memakan gula yang ada pada otot untuk

mendapat energi, akibatnya penderita merasa kelelahan dan mudah kelaparan.

4. Mekanisme penginderaan (reseptor) mengenali perubahan keadaan diluar batas-

batas tertentu. Pusat control atau integrator (sering terdapat diotak) menilai peru-

bahan tersebut dan mengaktifkan  mekanisme kedua(efektor) untuk memperbaiki

keadaan. Keadaan tersebut senantiasa dipantau oleh reseptor dan dievaluasi oleh

pusat kontrol. Ketika pusat kontrol menentukan bahwa keadaan telah kembali nor-

mal, tindakan perbaikan tidak dilanjutkan lagi.

10

Page 11: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

BAB III

SISTEM ORGAN YANG TERLIBAT

3.1 Sistem Endokrin

Sistem kontrol utama kedua setelah saraf. Secara umum kelenjar-kelenjar penghasil

hormon pada sistem endokrin mengatur aktifitas yang lebih mementingkan daya tahan dari

pada kecepatan. Sistem ini terutama penting untuk mengontrol konsensentrasi zat-zat gizi

dan degan menyesuaikan fungsi ginjal, mengontrol volume serta komposisi elektrolit

lingkungan internal. Kontribusi spesifik : 1. ADH: mempertahankan tekanan osmotik sel

dengan mengendalikan ekstensi air oleh ginjal dan mengatur volume darah. 2. Epinefrin:

peran langsung untuk mengeluarkan tekana darah dan peran tidak langsung menyediakan

sumber energi tambahan, kerja sistem endokrin yaitu kontrol aktivitas yang memerlukan

durasi (lambat), tidak secara struktural berhubungan dengan sel target.

3.2 Sistem Saraf

Salah satu pengatur kontrol utama tubuh. Secara umum, sistem ini mengotrol dan

mengkoordinasikan aktivitas tubuh yang memerlukan respon cepat. Sistem ini sangat

penting, utama untuk mendeteksi dan mencetuskan reaksi terhadap berbagai perubahan di

lingkungan internal selain itu sistem ini bertanggung jawab atas fungsi lain yang lebih

tinggi yang tidak seluruhnya ditunjukan untuk mempertahankan homeostasis, misalnya

keadaan, ingatan. Komponen: otak, korda spinalis, saraf porifer, organ indera khusus.

3.3 Sistem Sirkulasi

Sistem transportasi yang membawa berbagai zat misalnya zat gizi, O2, CO2, zat-zat

sisa, elektrolit dan hormon dari 1 bagian tubuh kebagian lainnya. Komponen: jantung,

pembuluh darah, dan darah.

11

Page 12: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

3.4 Sistem Pencernaan

Menguraikan makanan menjadi molekul-molekul kecil zat gizi yang dapat diserap

kedalam plasma untuk didistribusikan ke seluruh sel. Sistem ini juga memindahkan air dan

elektrolit dari lingkungan eksternal dari lingkungan internal sistem ini mengeluaran sisa-

sisa makanan yang tidak dicerna kelingkungan eksternal melalui tinja. Komponen: mulut,

faring, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, pankreas hati, kantung empedu.

3.5 Sistem Respirasi

Mengambil O2 dan mengeluarkan CO2 kelingkungan eksternal. Dengan

menyesuaikan kecepatan pengeluaran CO2 pembentuk asam, sistem respirasi juga penting

untuk mempertahankan PH lingkungan internal yang sesuai . komponen: hidung, faring,

laring, trakea, bronkus, paru.

3.6 Sistem Rangka

System yang member penunjang dan proteksi bagi jaringan lunak dan organ-organ.

System ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan kalsium (Ca2+), suatu elektrolit

yang konsentrasinya dalam plasma harus dipertahankan dalam rentang yang sangat sempit.

Bersama dengan system otot, system skeletal juga memungkinkan timbulnya gerakan tubuh

dan bagian-bagiannya. Komponen organ yang terkait ialah tulang rawan, tulang rangka dan

sendi. System skeletal memungkinkan tubuh berinbteraksi dengan lingkungan luar.

3.7 Sistem Otot

Menggerakan tulang-tulang yang melekat kepadanya. Dari sudut pandang homeostasis

semata-mata system ini memungkinkan individu mendekati makanan dan menjauhi bahaya.

Selain itu, panas yang dihasilakn oleh kontraksi otot penting untuk mengatur suhu. Karenan

berada dibawah control kesadaran, individu juga mampu menggunakan otot rangka untuk

melakukan bermacam gerakan sesuai dengan keinginan. Komponen yang terkait adalah

otot-otot rangka.

12

Page 13: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

3.8 Sistem Integumen

System yang berfungsi sebagai sawar protektif bagian luar yang mencegah cairan

internal keluar dari tubuh dan mikroorganisme asing masuk ke dalam tubuh. System ini

juga mengatur jumlah panas yang dikeluarkan dari permukaan tubuh ke lingkungan

eksternal dapat disesuaikan dengan mengatur produksi keringat dan mengatur aliran darah

hangat ke kulit. Komponen yang terkait adalah kulit, rambut dan kuku.

3.9 Sistem Imun

System yang berfungsi untuk mempan ertahankan tubuh dari serangan benda asing

dan sel-sel tubuh yang telah menjadi kanker. System ini juga mempermudah jalan untuk

perbaikan dan penggantian sel yang tua atau cedera. Komponen yang terkait adalah sel

darah putih, thymus, sumsum tulang, tonsil, adenoid, kelenjar limfe, limpa, apendiks,

jaringan limfoid terkait usus, jaringan limfoid terkait kulit.

3.10 Sistem Reproduks

System ini tidak essensial bagi homeostasis dan karenanya tidak essensial bagi

kelangsungan hidup individu. Namun system ini essensial bagi kelangsungan keberadaan

spesies. Komponen yang terkait jika pada laki-laki yaitu testis, penis, kelenjar prostat,

vesikula seminalis dan kelenjar bulboureta. Sedangkan pada wanita itu ovarium, tuba

uterine, uterus, vagina, dan payudara.

3.11 Sistem Urinaria

System yang bertugas untuk mengeluarkan kelebihan garam, air dan elektrolit lain

dari plasma melalui urin, bersama zat sisa lain CO2. Komponen organ yang terkait dalam

system ini adalah ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. System urinaria penting dalam

mengatur volume, komposisi elektrolit dan PH lingkungan internal.

13

Page 14: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

BAB IV

TRANSPORT MEMBRAN

4.1 Definisii Transport Membran

Sesuatu proses keluar masuknya materi yang menembus selaput membrane plasma melalui

transport aktif dan pasif.Transport pasif, adalah proses perpindahan molekul, zat, dan ion

melalui mebran plasma tanpa memerlukan energy.

4.2 Fungsi Transport Membran

Pengatur keluar masuknya zat untuk memperoleh pH (derajat keasaman) yang sesuai,

mengendalikan konsentrasi ion dalam sel, dan membuang sisa metabolisme yang tidak

berguna bagi sel

4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Transport Membran

Zat molekul yang meresap. Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat liang

membran akan meresap dengan lebih mudah.

      Keterlarutan lipid. Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap

lebih cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid. Jika kadar resapan

bagi dua bahan yang sama saiz molekul dibandingkan, bahan yang lebih larut dalam lipid

akan meresap lebih cepat daripada bahan yang mempunyai kelarutan yang rendah.

      Luas permukaan membrane. Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas

permukaan membrsn yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar.

      Ketebalan membrane. Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang

dengan jarak yang harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar

resapan memlaui satu membran yang nipis adalah lebih cepat.

      Suhu. Pergerakan rawak molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan

menjadi lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.

      Cas elektrik pada molekul. Pada umumnya, resapan molekul bercas (ion) adalah

lebih perlahan berbanding dengan molekul yang tidak bercas walaupun saiz molekul yang

14

Page 15: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

serupa. Jika semua faktor di atas adalah malar, maka ini boleh ditunjukkan bahwa kadar

resapan berkadar terus dengan cerun kepekatan.

4.4 Macam Transport Membran

Fungsi suatu membran adalah sebagai pengatur keluar masuknya zat untuk

memperoleh pH (derajat keasaman) yang sesuai, mengendalikan konsentrasi ion dalam sel,

dan membuang sisa metabolisme yang tidak berguna bagi sel. Membran sel melakukan

semua itu melalui transpor membran. Transpor membran dibagi menjadi 2, yaitu:

     

Transpor pasif, yaitu transportasi yang tidak membutuhkan energi, transportasi ini terjadi

secara spontan dari zat yang berkonsentrasi tinggi ke zat yang memiliki konsentrasi rendah.

Transpor pasif ada beberapa macam, yaitu:

            

o) Difusi, yaitu peristiwa berpindahnya zat pelarut  dari yang berkonsentrasi tinggi ke zat yang

memiliki konsentrasi rendah. Proses perpindahan ini akan berhenti ketika kerapatan dalam

15

Page 16: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

ruangan menjadi rata. Analisa proses difusi adalah seperti menyebarnya molekul gula pada

cairan teh yang tawar.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan proses difusi, yaitu :

- Ukuran partikel, semakin kecil bentuk partikel maka proses difusi akan semakin cepat.

- Ketebalan membran, semakin tebal lapisan membran maka proses difusi akan semakin

lambat.

- Suhu, semakin tinggi suhu suatu partikel maka proses difusi akan semakin cepat.

- Luas suatu area, semakin luas area difusi maka proses difusi akan semakin cepat.

             

o) Difusi terfasilitasi, yaitu proses difusi yang dibantu oleh protein pembawa seperti proses

pengangkutan glukosa dari lumen usus ke dalam pembuluh darah usus halus. Caranya,

glukosa akan diikat oleh protein pembawa lalu protein pembawa akan mengubah bentuknya

dan mendorong glukosa ke dalam sel. Setelah itu protein pembawa akan kembali ke bentuk

yang semula.

             

o) Osmosis, yaitu proses berpindahnya suatu zat pelarut atau ion dari zat yang berkonsentrasi

tinggi ke zat yang memiliki konsentrasi rendah melalui suatu membran atau disebut juga

difusi melalui membran yang bersifat semipermeabel (hanya zat tertentu yang bisa masuk

ke dalam sel).

16

Page 17: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

Karena membran sel bersifat semipermeabel maka zat terbagi menjadi dua, yaitu:

- Zat yang dapat melewati membran sel (bersifat permeabel).

Zat yang dapat melewati membran bermacam macam, yaitu zat zat tertentu yang larut

dalam lemak, zat yang tidak bermuatan (netral), asam amino, asam lemak, gliserol, gula

sederhana, dan air. Zat yang berelektrolit lemah lebih cepat melalui membran daripada zat

yang berelektorlit kuat.

- Zat yang tidak dapat melewati membran sel (bersifat impermeabel)

Zat yang tidak dapat melewati membran yaitu zat gula protein, zat yang larut dalam pelarut

organik, dan zat yang berukuran besar.

      Transpor aktif, aitu transportasi yang membutuhkan energi, dan transportasi ini

melawan gradien konsentrasi. Transpor ada beberapa macam, yaitu:            

o) Pompa kalium - natrium.

Ion kalium penting untuk mempertahankan muatan listrik yang berfungsi untuk

memacu transpor aktif zat zat lain. Sebenarnya ion kalium dan natrium dapat melewati

membran, namun karena ion kalium diluar sel mempunyai konsentrasi rendah sedangkan

didalam sel mempunyai konsentrasi yang tinggi dan sebaliknya ion natrium di dalam sel

memiliki konsentrasi yang rendah sedangkan di luar sel memiliki konsentrasi yang tinggi 

maka untuk menukar 2 ion kalium dengan 3 ion natrium dan memasukkan semua ion

kalium ke dalam sel membutuhkan energi ATP.

Proses pompa kalium - natrium dimulai dari berubahnya protein intergal (protein

pembawa) yang memungkinkan ion 3 natrium untuk masuk kedalan protein itu. Kemudian

enzim akan memecah ATP dan fosfat akan menempel pada protein. Proses pemecahan

energi ATP mengubah bentuk protein yang memungkinkan keluarnya ion natrium dan

masuknya ion 2 kalium. Kemudian protein intergal melepaskan fosfat yang menempel pada

protein dan bentuknya pun berubah menjadi membuka ke dalam lalu ion kalium keluar dari

protein dan masuk ke dalam sel.

              

o) Endositosis

17

Page 18: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

Endositosis adalah proses pemasukan partikel atau cairan ke dalam sel melalui membran.

Endositosis terbagi menjadi dua, yaitu :

- Fagositosis : Proses dimana membran plasma membungkus partikel yang berukuran kurang

dari 250 nm yang berada di luar sel dan menangkapnya dalam suatu vakuola makanan

( vakuola makanan yang terbentuk pada proses fagositosis disebut fagosom ). Contoh

proses fagositosis adalah sel amoeba yang memakan bakteri.

- Pinositosis : Proses dimana suatu sel memakan zat cair yang berukuran kurang dari 150

nm. Caranya, sel akan mengelilingi cairan yang akan dimakan lalu membentuk sebuah

gelembung dan disimpan dalam suatu vakuola yang disebut pinosom.

              

o) Eksositosis

Eksosotosis adalah proses pengeluaran zat yang tidak diperlukan di dalam sel melalui

membran pada peristiwa sekresi ( proses keluarnya zat cair melalui kelenjar ). Caranya zat

akan di masukkan ke dalam vakuola lalu berjalan menuju tepi sel. Setelah berada di tepi

membran itu akan membuka dan zat zat tersebut akan keluar dari sel.

18

Page 19: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

BAB V

CAIRAN TUBUH

5.1 Definisi Cairan Tubuh

Cairan Ekstrasel : semua cairan yang terdapat diluar sel dan terdiri dari ion-ion dan berba-

gai bahan nutrisi yang dibutuhkan oleh sel untuk mempertahankan fungsi sel spt pertum-

buhan, perkembangan dan fungsi khusus lainnya.

Cairan ekstrasel terdiri atas beberapa komponen : plasma, cairan interstitial dan cairan

transeluler.

Plasma : merupakan bagian non seluler dari darah dan menyusun 24% dari seluruh cairan

ekstrasel. Plasma berhubungan dengan cairan intrasel melalui lubang yang terdapat pada

kapiler.

Cairan interstitial : merupakan cairan yang terdapat diantara sel, termasuk didalamnya

adalah cairan limpa. Cairan interstitial merupakan 75% dari cairan ekstrasel.

Cairan transeluler : merupakan cairan yang terdapat pada lumen saluran cerna, keringat,

cairan cerebrospinal, cairan pleura, cairan pericardial, cairan intraokuler, sinovial, empedu,

peritonium dan cairan kokhlea. Berjumlah 1 % dari cairan ekstrasel.

Cairan intrasel : sekitar 25 liter dari 40 liter cairan dalam tubuhkita terdapat dalam 100

triliun sel, disebut cairan intrasel yang meliputi 2/3 dari seluruh cairan tubuh .Cairan in-

trasel yang terdapat pada tiap sel mempunyai komposisi yang berbeda tetapi konsentrasi

dari tiap komposisi dapat dikatakan sama dari sel ke sel lainnya.

19

Page 20: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

5.2 Fungsi

1. Sebagaipelarutuntukelektrolitdan non elektrolit

2. Membantumemeliharasuhutubuh

3. Membantupencernaan

4. Mempemudaheliminasi

5. Mengangkutzat-zatseperti (hormon, enzim, SDP, SDM)

6. Saranauntukmengangkutzat-zatmakanankesel-sel

7. Mengeluarkanbuangan-buangansel

8. Membentukdalammetabolismesel

5.3 Komposisi, Komponen dan Presentase CIS dan CES

Seluruh cairan tubuh didistribusikan ke seluruh tubuh melalui CIS (cairan intra

selular seluler) dan CES (cairan ekstra seluler). Misalkan pada pria yang memiliki berat

badan 70 kg, total cairan tubuh rata-ratanya adalah 60%, jadi cairan tubuh sekitar 42 L,

presentasenya dapat berubah tergantung umur, jenis kelamin, derajat obesitas.

1. Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total

Adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari

cairan tubuh adalah intra selular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70

kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cair anintraselular.

2. Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total

Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan

20

Page 21: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

usia. Pada bayi baru lahir, kira-kir ½ cairan tubuh terkandung didalam (CES). Sete-

lah 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume

total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg).

21

Page 22: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

BAB VI

TERMOREGULATOR

6.1 Definisi Termoregulator

Homeostasis berarti pemeliharaan aneka kondisi yang hampir selalu konstan di

lingkungan dalam. Mengapa manusia membutuhkan homeostasis? Salah satu alasan

utamanya ialah disebabkan pengaruhnya terhadap kerja enzim.

Dalam tubuh ini, ada banyak reaksi-reaksi tubuh terjadi, yang dipengaruhi oleh

enzim. Sedang enzim dipengaruhi oleh, salah satunya, ialah suhu. Oleh karenanya,

pemeliharaan kondisi atau tingkat suhu pada manusia sangat dibutuhkan.

6.2 Fungsi termoregulator

Menjaga keadaan tubuh agar homeostasis

6.4 Mekanisme Termoregulator

Sedikit disinggung mengenai pentingnya suhu tubuh bagi kelancaran reaksi bagi

tubuh, beralih pandang mengenai bagaimana cara agar suhu tubuh manusia tetap berada

dalam batas normal? Ada dua cara bagi tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh normal,

baik dalam kondisi panas atau dingin, yaitu dengan cara melepaskan panas (heat loss) dan

mendapatkan panas (heat gain). Dua cara inilah yang dilakukan tubuh saat kondisi suhu

eksternal tubuh memiliki suhu yang kontras dari suhu internal tubuh. Cara tersebut

dihubungkan dengan mekanisme pertahanan suhu pada ulasan berikutnya.

Suhu normal tubuh manusia sekitar 36,1-37,8°C. Walau beberapa referensi berbeda

sekian poin, namun kisaran rentang normal suhu tubuh manusia ialah dari angka 36-37°C.

Untuk mengukur suhu di dalam tubuh, ada tiga cara, yaitu melalui oral (mulut), aksila

(ketiak), atau rectal (dubur). Dari ketiganya, cara terbaik yang akan menghasilkan

perolehan yang sesuai atau dekat dengan hasil sebenarnya (suhu internal tubuh) ada pada

cara mengukur temperatur suhu tubuh melalui rectal. Hasil yang diperoleh lebih akurat

dibandingkan dengan mengukur suhu tubuh melalui oral dan aksila.

22

Page 23: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

Ternyata, selain tubuh, sikap juga berperan dalam mempertahankan suhu tubuh. Semisal

seorang anak kecil berendam di dalam bak mandinya disebabkan suhu udara di luar rumah

yang sangat panas, karena saat itu kemarau. Dua mekanisme penting dalam termoregulasi:

1.Heat Loss

Yaitu pelepasan kalor. Pengaturan stimulus heat loss center ada di otak, tepatnya

hipotalamus bagian anterior.

- Radiasi, emisi energi panas dari suatu permukaan yang hangat dalam bentuk

gelombang elektromagnetik yang merambat dalam ruang.

- Konduksi, perpindahan panas melewati medium yang berkontak secara lang-

sung.

- Konveksi, perpindahan panas oleh aliran udara atau air. Mengalir dari tempat

yang panas ke tempat yang lebih dingin.

- Evaporasi, penguapan; metode terakhir pemindahan panas yang digunakan oleh

tubuh.

Mekanisme: Saat tubuh kepanasan, atau kondisi suhu eksternal tubuh melebihi batas

wajar penerimaan tubuh, hipotalamus (bagian anterior) menstimulus pusat heat loss (heat

gain dihambat saat heat loss distimulus) untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat

melepaskan suhu tubuh. Aktivitas yang dilakukan ialah:

Vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah perifer (kulit). Contohnya, saat bocah

lelaki bermain futsal, mukanya terlihat lebih merah/gelap. Ini disebabkan pembu-

luh darah perifer bocah mengalami pelebaran sehingga darah yang terpasok ke

area wajah lebih banyak. Darah yang mengalir juga membawa panas yang kemu-

dian akan dikeluarkan secara radiasi dan konveksi melewati kulit.

Kelenjar keringat, menghasilkan keringat lebih banyak

Pusat pernapasan, menghasilkan pernapasan lebih cepat dan dalam

Pembuluh darah, terbagi dalam dua, yaitu superfisial (bagian luar) dan inferior

(bagian dalam).

Persentase panas yang dikeluarkan oleh:

23

Page 24: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

Radiasi pengeluaran = 70%

Keringat = 27%

Respirasi = 2%

Urine dan Defekasi = 1%

2. Heat Gain

Yaitu upaya tubuh untuk tetap mempertahankan dan menjaga panas agar tidak keluar

dari tubuh. Pengaturan heat gain berada di hipotalamus posterior.

Mekanisme: Saat tubuh kedinginan, atau kondisi suhu eksternal tubuh di bawah batas

wajar penerimaan tubuh, hipotalamus (bagian posterior) menstimulus pusat heat gain (heat

loss dihambat saat heat gain distimulus) untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat

mempertahankan suhu tubuh. Aktivitas yang dilakukan ialah:

- Kontraksi erektor pili, otot yang membuat rambut pada kulit dapat berdiri. Ber-

dirinya rambut untuk mencegah terjadinya proses konveksi dan radiasi.

Heat generation

Tubuh akan menghasilkan panas -> menggigil (shivering) akibat adanya kontraksi

otot rangka. Pusat heat generation menstimulasi adrenal di ginjal bagian medula ->

epinefrin. Epinefrin meningkat yang kemudian proses glikogenolisis terjadi. Terjadinya

glikogenolisis ialah di hati dan otot -> proses ini mengakibatkan meningkatnya panas

tubuh.

24

Page 25: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

BAB VII

MEKANISME HAUS

7.1 Mekanisme Haus

Walaupun terdapat mekanisme rasa haus untuk mengontrol pemasukan

H2Oberdasarkan kebutuhan, jumlah cairan yang diminum seringkali dipengaruhi

oleh kebiasaan dan factor social selain rasa haus.

Pusat rasa haus terdapat di hipotalamus dekat dengan sel penghasil

vasopressin. Vasopressin adalah hormone yang disekresikan sebagai respons

tarhadap deficit H2O, yang diatasi dengan peningkatan reabsorpsi H2O di bagian

distal nefron. Rasa haus meningkatkan pemasukan H2O, sementara vasopressin

mengurangi produksi urin, menurunkan pengeluaran H2O.

Satu stimulus yang mendorong rasa haus tetapi tidak menyebabkan sekresi

vasopressin adalah efek langsung kekeringan pada mulut. Ujung-ujung saraf di

mulut secara langsung dirangsang oleh kekeringan, yang menyebabkan rasa haus

kuat yang sering dapat diatasi hanya dengan membasahi mulut walaupun

sebenarnya tidak terjadi ingesti H2O. Kekeringan di mulut dapat terjadi apabila

pengeluaran air liur tertekan oleh faktor yang tidak berkaitan dengan kandungan

H2O tubuh, misalnya oleh rasa cemas, merokok berlebihan atau obat tertentu.

25

Page 26: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

BAB VIII

MEKANISME LAPAR

8.1 Mekanisme Lapar

Pusat saraf yang mengatur asupan makanan.

1. Nukleus lateral hipotalamus, berfungsi sebagai pusat makan

2. Nukleus ventromedial hipotalamus berperan sebagai pusat kenyang

3. Nukleus paraventrikular, dorsomedial, dan arkuata

Faktor-faktor yang mengatur jumlah asupan makanan.

Pengaturan jumlah asupan makanan dapat dibagi menjadi:

1. Pengaturan jangka pendek, yang terutama mencegah perilaku makan yang berlebihan di

setiap waktu makan.

Ø Pengisian saluran cerna menghambat perilaku makan.

Bila saluran cerna teregang, terutama lambung dan duodenum, sinyal inhibisi yang

teregang akan dihantarkan terutama melalui nervus vagusn untuk menekan pusat

makan,sehingga nafsu makan berkurang.

Ø Faktor hormonal saluran cerna menghambat perilaku makan

 

Kolesistokinin terutama dilepaskan sebagai respon terhadap lemak yang masuk ke

duodenum dan memiliki efek langsung ke pusat makan untuk mengurangi perilaku makan

lebih lanjut.

Selain itu,adanya makanan dalam usus akan merangsang usus tersebut mensekresikan

peptide mirip glucagon, yang selanjutnya akan meningkatkan sekresi insulin terkait glukosa

dan sekresi dari pancreas, yang keduanya cendrung untuk menekan nafsu makan.

Ø Ghrelin, suatu hormone gastrointestinal meningkatkan perilaku makan.

26

Page 27: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

Kadar Ghrelin meningkat disaat puasa, meningkat sesaat sebelum makan, dan menurun

drastic setelah makan yang mengisyaratkan bahwa hormone ini mungkin berperan untuk

meningkatkan nafsu makan.

Ø Reseptor mulut mengukur jumlah asupan makanan

Berkaitan dengan perilaku makan, seperti mengunyah, salivasi, menelan, dan mengecap

yang akan “mengukur” jumlah makanan yang masuk, dan ketika sejumlah makan telah

masuk, maka pusat makan dihipotalamus akan dihambat. 

2. Pengaturan jangka panjang, yang terutama berperan untuk mempertahankan energy yang

disimpan di tubuh dalam jumlah normal.

Ø Efek kadar glukosa, as.amino, dan lipid dalam darah terhadap rasa lapar dan perilaku

makan.

Penurunan kadar gula dalam darah akan menimbulkan rasa lapar, yang menimbulkan suatu

perilaku yang disebut teori glukostatik pengaturan rasa lapar dan perilaku makan, teori

lipostatik dan teori aminostatik.

Ø Peningkatan kadar glukosa darah akan meningkatkan kecepatan bangkitan neuron

glukoreseptor di pusat kenyangdi nucleus ventro medial dan paraventrikulat hipotalamus.

Ø Peningkatan kadar gula juga secara bersamaan menurunkan bangkitan neuron

glukosensitif di pusat lapar hipotalamus lateral.

Ø Pengaturan suhu dan asupan makan

Saat udara dingin, kecendrungan untuk makan akan meningkat.

Ø Sinyal umpan balik dari jaringan adipose mengatur asupan makanan.

27

Page 28: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

Lapar dapat terjadi karena adanya stimulasi dari suatu faktor lapar, yang akan

mengirimkan impuls tersebut ke pusat lapar di otak, yakni hipotalamus bagian lateral,

tepatnya di nucleus bed pada otak tengah yang berikatan serat pallidohypothalamus. Otak

inilah yang akan menimbulkan rasa lapar pada manusia. Setelah tubuh mendapat cukup

nutrisi yang ditentukan oleh berbagai faktor, maka akan mengirim impuls ke pusat kenyang

yakni di nucleus ventromedial di hipotalamus. Kemudian tubuh akan merasa puas akan

makan, sehingga kita akan berhenti makan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi rasa lapar pada manusia adalah:

1. Hipotesis Lipostatik

Leptin yang terdapat di jaringan adiposa akan menghitung atau mengukur persentase lemak

dalam sel lemak di tubuh, apabila jumlah lemak tersebut rendah, maka akan membuat

hipotalamus menstimulasi kita untuk merasa lapar dan makan.

2. Hipotesis Hormon Peptida pada Organ Pencernaan

Makanan yang ada di dalam saluran gastrointestinal akan merangsang munculnya satu atau

lebih peptida, contohnya kolesitokinin. Kolesitokinin berperan dalam menyerap nutrisi

makanan. Apabila jumlah kolesitokinin dalam GI rendah, maka hipotalamus akan

menstimulasi kita untuk memulai pemasukan makanan ke dalam tubuh.

3. Hipotesis Glukostatik

Rasa lapar pun dapat ditimbulkan karena kurangnya glukosa dalam darah. Makanan yang

kita makan akan diserap tubuh dan sari-sarinya (salah satunya glukosa)akan dibawa oleh

darah dan diedarkan ke seluruh tubuh, jika dalam darah kekurangan glukosa,maka tubuh

kita akan memerintahkan otak untuk memunculkan rasa lapar dan biasanya ditandai dengan

pengeluaran asam lambung.

4. Hipotesis Termostatik

28

Page 29: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

Apabila suhu dingin atau suhu tubuh kita di bawah set point, maka hipotalamus akan

meningkatkan nafsu makan kita. Teori produksi panas yang dikemukakan

oleh Brobeck menyatakan bahwa manusia lapar saat suhu badannya turun, dan ketika naik

lagi, rasa lapar berkurang. Inilah salah satu yang bisa menerangkan mengapa kita

cenderung lebih banyak makan di waktu musim hujan/dingin.

5. Neurotransmitter

Neurotransmitter ada banyak macam, dan mereka berpengaruh terhadap nafsu makan.

Misalnya saja, adanya norepinephrine dan neuropeptida Y akan membuat kita

mengkonsumsi karbohidrat. Apabila adanya dopamine dan serotonine, maka kita tidak

mengkonsumsi karbohidrat.

6. Kontraksi di Duodenum dan Lambung

Kontraksi yaitu kontraksi yang terjadi bila lambung telah kosong selama beberapa jam atau

lebih. Kontraksi ini merupakan kontraksi peristaltik yang ritmis di dalam korpus lambung.

Ketika kontraksi sangat kuat, kontraksi ini bersatu menimbulkan kontraksi tetanik yang

kontinius selama 2-3 menit. Kontraksi juga dapat sangat ditingkatkan oleh kadar gula darah

yang rendah. Bila kontraksi lapar terjadi tubuh akan mengalami sensasi nyeri di bagian

bawah lambung yang disebut hunger pangs (rasa nyeri mendadak waktu lapar. Hunger pans

biasanya tidak terjadi sampai 12 hingga 24 jam sesudah makan yang terakhir. Pada

kelaparan, hunger pangs mencapai intesitas terbesar dalam waktu 3-4 hari dan kemudian

melemah secara bertahap pada hari-hari berikutnya.

Akibat penundaan lapar adalah terjadi kontraksi peristaltic yang ritmis di korpus lambung ,

ketika kontraksi berturut – turut tersebut sangat kuat , kontraksi – kontraksi ini

menimbulkan kontraksi tetanik yang continue dan kadang berlangsung selama 2 sampai 3

menit. Kontraksi ini sangat meningkat ketika kadar gula darah lebih rendah dari normal.

Kontraksi ini dapat menimbulkan rasa nyeri ringan di bagian bawah lambung , disebut

Hunger Pans. Hunger pans tidak terjadi sampai waktu 12 sesudah masuknya makanan

terakhir. Selain jika penundaan ini belangsung dalam waktu yang lebih lama maka akan

terjadi metabolic lemak dan protein untuk menggantikan kadar gula yang turun.

29

Page 30: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

BAB IX

MEKANISME KEDINGINAN DAN MENGGIGIL

9.1 Mekanisme Kedinginan dan Mengigil

Mekanisme peningkatan suhu saat tubuh terlalu dingin

1) Vasokonstriksikulit di seluruhtubuh

Hal ini disebabkan oleh rangsangan dari pusat simpatis hipotalamus posterior

2) Piloereksi

Rangsangan simpatis menyebabkan otot erector pili yang melekat ke folikel rambut

berdiri tegak. Hal ini memingkinkan untuk membentuk isolator udara yang

bersebelahan dengan kulit, sehingga pemindahan panas ke lingkungan sangat

ditekan.

3) Peningkatan Termogenesis

Pembentukan panas oleh system metabolism meningkat dengan memicu terjadinya

menggigil rangsangan simpatis untuk pembentukan panas dan sekresitiroksin.

Menggigil, kontraksi otot rangka secara ritmik dengan frekuensi tinggi

Menggigil carain volunteer meningkatkan produksi panas

Produksi panas metabolic, sumber utama panas tubuh

Perubahan aktivitas otot rangka, cara utama mengontrol suhu melalui pe-

nambahan panas

Respon terhadap penurunan suhu inti, hipotalamus memanfaatkan aktivitas

otot rangka yang menghasilkan panas lebih. Hipotalamus meningkatkan to-

nus otot rangka dan segera timbul menggigil

Produksipanas internal 5x lipat

Termogenesis tanpa menggigil (rangsangan simpatis)

Tidak bergantung pada kontraksiotot

Berperan penting pada bayi baru lahir. Bayi baru lahir punya simpanan le-

mak khusus yang di sebut lemak coklat mampu mengubah energy kimia jadi

panas

30

Page 31: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

Sekresitiroksin

Penyebab peningkatan panas jangka panjang

Meningkatkan kecepatan metabolism seluler di seluruh tubuh.

31

Suhu kulit mendingin

Termoreseptor perifer (di kulit)

Suhu udara dingin

hipotalamus

Sistem saraf simpatik

Pembuluh darah kulit

Kontraksi kulit

Kontrol pengurangn panas

Hipofisis posterior

ADH menurun

URIN mengingkat

Neuron motorik

Otot rangka

menggigil

Kontrol produksi panas

Page 32: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

BAB X

MEKANISME PENGELUARAN KERINGAT

10.1 Mekanisme Pengeluaran Keringat

Keringat adalah larutan garam encer yang dikeluarkan ke permukaan kulit oleh

kelenjar keringat yang tersebar di seluruh tubuh. Kelenjar keringat dapat menghasilkan

hingga 4 liter keringat per jam. Keringat harus diuapkan dari kulit agar terjadi pengeluaran

panas. Jika keringat hanya menetes dari permukaan kulit atau dihapus maka tidak terjadi

pengeluaran panas.

Berkeringat adalah proses pengeluaran panas evaporatif aktif dibawah kontrol saraf

simpatis. Laju pengeluaran panas evaporatif dapat diubah-ubah dengan mengubah

banyaknya keringat, yaitu mekanisme homeostatik penting untuk mengeluarkan kelebihan

panas sesuai kebutuhan. Pada kenyataannya, ketika suhu lingkungan melebihi suhu kulit,

berkeringat adalah satu-satunya cara untuk mengeluarkan panas, karena pada keadaan ini

tubuh memperoleh panas melalui radiasi dan konduksi.

Mekanisme Pengeluaran Keringat

(Sumber gambar : http://azzaannisa.files.wordpress.com/2011/03/keringat.jpg)

32

Page 33: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

Proses pengeluaran keringat diatur oleh hipotalamus (otak). Hipotalamus dapat

menghasilkan enzim bradikinin yang bekerja mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat.

Jika hipotalamus mendapat rangsangan, misalnya berupa perubahan suhu pada pembuluh

darah, maka rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf simpatetik ke kelenjar keringat.

Selanjutnya kelenjar keringat akan menyerap air garam dan sedikit urea dari kapiler darah

dan kemudian mengirimnya ke permukaan kulit dalam bentuk keringat.

Proses Pembentukan Keringat

Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita tinggi, pembuluh-

pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak darah yang mengalir

ke daerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh darah

maka terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian

air bersama larutannya keluar melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar

keringat. Keringat yang keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk

menjaga agar suhu tubuh tetap normal.

Proses pengeluaran keringat diatur oleh hipotalamus (otak). Hipotalamus dapat

menghasilkan enzim bradikinin yang bekerja mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat.

Jika hipotalamus mendapat rangsangan, misalnya berupa perubahan suhu pada pembuluh

darah, maka rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf simpatetik ke kelenjar keringat.

Selanjutnya kelenjar keringat akan menyerap air garam dan sedikit urea dari kapiler darah

dan kemudian mengirimnya ke permukaan kulit dalam bentuk keringat.

33

Page 34: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

Mekanisme Pengeluaran Keringat

Pada umumnya keringat diproduksi karena rangsang dari luar seperti perubahan

panas atau suhu. Hal ini dilakukan sebagai mekanisme tubuh dalam mempertahankan

kelembaban kulit. Selain itu produksi keringat juga bisa disebabkan  rangsangan dari dalam

seperti emosi, rasa takut dan gugup. Jadi produksi keringat ini bisa dipengaruhi faktor dari

dalam atau faktor dari luar berupa perubahan lingkungan.

Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu yang melewati

batas kritis, yaitu 37°C. pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan pengeluaran panas

melalui evaporasi. Peningkatan suhu tubuh sebesar 1°C akan menyebabkan pengeluaran

keringat yang cukup banyak sehingga mampu membuang panas tubuh yang dihasilkan dari

metabolisme basal 10 kali lebih besar. Pengeluaran keringat merupakan salah satu

mekanisme tubuh ketika suhu meningkat melampaui ambang kritis.

Pengeluaran keringat dirangsang oleh pengeluaran impuls di area preoptik anterior

hipotalamus melalui jaras saraf simpatis ke seluruh kulit tubuh kemudian menyebabkan

rangsangan pada saraf kolinergic kelenjar keringat, yang merangsang produksi keringat.

Kelenjar keringat juga dapat mengeluarkan keringat karena rangsangan dari epinefrin dan

norefineprin.

Bau badan dan bau kaki  merupakan salah satu dari sekian banyak persoalan yang kita

hadapi. bau badan muncul ketika terjadi kontak antara beberapa jenis bakteri di permukaan

kulit dengan keringat yang keluar dari bagian tubuh. bakteri tesebut kemudian menguraikan

lemak dan protein dalam keringat dan menghasilkan senyawa asam. senyawa asam ini yang

menyebabkan bau tak sedap pada tubuh kita.

kulit manusia mempunyai dua macam kelenjar yang menghasilkan keringat. kelenjar

pertama disebut eccrine, yang tersebar di hampir seluruh permukaan tubuh. jumlahnya

1.000-2.000 kelenjar untuk setiap inci kulit manusia. kelenjar ini berfungsi menurunkan

34

Page 35: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

temperatur tubuh pada kondisi panas atau usai beraktivitas. kelenjar yang kedua adalah

kelenjar apocrine, kelenjar ini terutama terdapat pada daerah perakaran rambut. kelenjar

apocrine terkonsentrasi pada bagian-bagian tubuh seperti ketiak, lipatan paha, daerah

kemaluan, sekitar puting susu, dan pada daerah kaki. kelenjar yang dihasilkan lebih kental

dan berminyak, karena mengandung lemak dan protein. cairan inilah yang menyebabkan

bau badan sedikitnya ada 4 macam bakteri yang menyebabkan bau badan, keempat bakteri

itu adalah coccus aerob, micrococus, proprioni bacteri dan dhyphteroid aerob. bakteri-

bakteri ini menguraikan ikatan lemak dan protein dalam keringat, dan menghasilkan

senyawa asam hexanoid, yang berbau.

Orang biasanya menggunakan deodoran atau antiperspiran untuk mengurangi bau yang

tidak sedap tadi. baik deodoran maupun antiperspiran sama-sama bekerja untuk membunuh

bakteri-bakteri yang menimbulkan bau yang tak sedap tadi. bedanya, antiperspiran selain

menbunuh bakteri ia juga bertugas mengurangi jumlah keringat yang dihasilkan kelenjar

apocrine. pada kondisi normal, ketiak mengeluarkan rata-rata 400-500 mg keringat setiap

20 menit pada suhu 35 derajat Celcius deodoran dan antiperspiran dalam mengurangi

produksi keringat 20-25% dari prodeksi normal. cara kerjanya dengan mempersempit pori-

pori kulit tempat keluarnya keringat, setelah cairan keringat tertahan kemudian ia akan

diserap kembali oleh jaringan kulit.

Selama ini belum ada keluhan yang diakibatkan oleh pemakaian deodoran atau

antiperspiran, meskipun begitu, kalau  kamu tak ingin memakai deodoran atau perspiran,

bisa dilakukan dengan cara mandilah teratur, hindari makanan jenis tertentu serta

menghindari pemakaian baju dari bahan yang tidak menyerap keringat, bisa dijadikan

alternatif untuk mengurangi bau badan.Selain itu secara alami ,makanlah daun kemangi,ini

sangat baik buat tubuh untuk mengurangi bau pada badan,apalagi pada masa pertumbuhan

atau pubertas.

35

Page 36: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

1. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat yaitu :

a.Vasodilatasi

Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan pada semua area tubuh.

Vasodilatasi ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior

yang menyebabkan vasokontriksi sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang

memungkinkan percepatan pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat

lebih banyak.

b.Berkeringat

Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu yang melewati

batas kritis, yaitu 37°C. pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan pengeluaran

panas melalui evaporasi. Peningkatan suhu tubuh sebesar 1°C akan menyebabkan

pengeluaran keringat yang cukup banyak sehingga mampu membuang panas tubuh yang

dihasilkan dari metabolisme basal 10 kali lebih besar. Pengeluaran keringat merupakan

salh satu mekanisme tubuh ketika suhu meningkat melampaui ambang kritis. Pengeluaran

keringat dirangsang oleh pengeluaran impuls di area preoptik anterior hipotalamus melalui

jaras saraf simpatis ke seluruh kulit tubuh kemudian menyebabkan rangsangan pada saraf

kolinergic kelenjar keringat, yang merangsang produksi keringat. Kelenjar keringat juga

dapat mengeluarkan keringat karena rangsangan dari epinefrin dan norefineprin.

Mekanisme pengeluaran keringat : Pusat pengaturan suhu di hipotalamus (otak)

menghasilkan enzim bradikinin yang dapat mempengaruhi kelenjar keringat. Jika pusat

pengatur suhu tersebut dirangsang oleh perubahan suhu pada pembuluh darah, rangsangan

akan diteruskan oleh saraf parasimpatik ke kelenjar keringat. Selanjutnya, kelenjar keringat

akan menyerap air garam dan sedikit urea dari kapiler darah dan kemudian mengirimnya ke

permukaan kulit dalam bentuk keringat. Keringat akan menguap dan menyerap panas tubuh

sehingga suhu tubuh tetap konstan.

Faktor yang mempengaruhi produksi keringat : faktor yang mempengaruhi adalah suhu

lingkungan, emosi, aktivitas tubuh, dan psikologi. Seorang yang bekerja keras dan terkena

36

Page 37: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

pancaran sinar matahari secara langsung dapat berakibat pengeluaran keringat yang banyak,

cepat merasa haus dan lapar garam. Begitu juga saat marah dapat mengakibatkan

meningkatnya pengeluaran keringat, sebaliknya rasa takut akan menurunkan pengeluaran

keringat karea terjadi pengecilan pembuluh darah. Kondisi ketakutan tersebut tampak pada

wajah yang menjadi pucat.

37

Page 38: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

BAB XI

PENUTUP

11.1 Kesimpulan

Tubuh mempunyai system penjagaan homeostasis untuk mengatasi kondisi eksternal

yang dapat mengganggu aktifitas sel.

Sistem yang paling berpengaruh dalam penjagaan homeostasis adalah system syaraf dan

system endokrin

11.2 Saran

38

Page 39: Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012

BAB XI

DAFTAR PUSTAKA

Dorland, W.A. Newman. Kamus Dorland. Edisi 29. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran

EGC 2002.

Guyton. Fisiologi Manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC: 2012.

Sherwood Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. EGC. Jakarta

Website

http://hadijah-arsyad.blogspot.com/2011/11/proses-pembentukan-keringat.html

http://jurusanipa.blogspot.com/2011/10/macam-macam-transpor-melalui-membran.html

http://maraparashigo-maraparapa.blogspot.com/2011/04/fisiologi-suhu-tubuh.html

http://nyebar-ilmu.blogspot.com/2010/10/sistem-ekskresi.html

http://www.slideshare.net/khairurrijal666/sistem-ekskresi-pada-manusia-kulit

http://taufik-ardiyanto.blogspot.com/2011/07/makalah-keringat.html

39