makalah tutorial a 2 case 1

Upload: luthfikhairul

Post on 02-Jun-2018

261 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    1/71

    1

    MAKALAH TUTORIAL

    CASE 1

    ATRISIA ANI

    DISUSUN OLEH

    KELOMPOK TUTORIAL A-2

    FRITTA AULIA SARI 1210211146

    GANI RAHMANI HANIEF 1210211058

    PUTRI ANDRIANY 1210211198

    LUTHFI KHAIRUL UMAM 1210211185

    NIKO NOFIAN NUGROHO 1210211078

    DEA NOVIANDA GEOVANI 1210211079

    ARGO DWI REZA 1210211072

    VINA DWININGSIH 1210211088

    ALFI RAMADHANTI 1210211187MUTIARA DWI SUKMA 1210211181

    DODI SAPUTRA 1010211103

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UPN VETERAN JAKARTA

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    2/71

    2

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat danhidayah-Nya lah kita dapat menyelesaikan makalah fisiologi ini dengan sebaik-baiknya.

    Semoga makalah yang kami buat ini dapat melaporkan hasil dari kegiatan lab activity yang

    kami lakukan dengan baik, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat

    Terima Kasih,

    Penyusun

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    3/71

    3

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ........................................................................................................................ 2

    Daftar Isi .................................................................................................................................. 3

    Embriologi .............................................................................................................................. 4

    Anatomi ................................................................................................................................... 15

    Histologi .................................................................................................................................. 22

    Fisiologi ................................................................................................................................. 34

    Atresia Ani .............................................................................................................................. 42

    Atresia usus ............................................................................................................................ 46

    Hisprung disease .................................................................................................................... 53

    Invaginasi ............................................................................................................................... 55

    Omphilitis .............................................................................................................................. 59

    Daftar Pustaka ............................................................................................................. .............. 71

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    4/71

    4

    Embriologi Sistem Pencernaan

    Mulai terbentuk pada kehidupan mudigah 7 somit (22 hari) sebagai akibat dari pelipatan mudigah

    kearah cephalo caudal dan lateral, sehingga rongga yang dibatasi entoderm sebagian tercakup ke

    dalam mudigah dan membentuk usus sederhana.

    Pada bagian kepala dan ekor mudigah, usus sederhana membentuk tabung buntu masing-masing :

    o Usus depan (fore gut)

    o Usus belakang (hind gut)

    o Diantaranya usus tengah (mid gut) yang untuk sementara tetap berhubungan dengan yolk sac

    Endoderm membentuk lapisan epitel saluran cerna dan menghasilkan sel spesifik (parenkim) kelenjar

    : sel hapatosit , sel eksokrin dan endokrin pancreas

    Stroma (jaringan ikat) untuk kelenjar berasal dari mesoderm splanknik

    Otot, jaringan ikatdan komponen peritoneum dinding usus yang berasal dari mesoderm splanknik

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    5/71

    5

    Mesenterium

    Mesenterium merupakan jalur bagi pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe untuk menuju ke dan

    datang dari visera abdomen

    Bagian tabung-tabung usus dan turunan-turunannya tergantung dari dinding tubuh dorsal dan ventral

    oleh mesenterium

    Awalnya usus depan, tengah dan belakang berkontak dengan mesenkim dinding abdomen posterior

    Pada minggu ke 5 jembatan jaringan penghubung menyempit dan bagian usus depan, tengan dan

    sebagian besar usus belakang menjadi tergantung di dinding abdomen oleh mesenterium dorsal

    Perkembangan usus depan

    Oesopagus

    o Ketika mudigah berumur 4 minggu, muncul diverticulum pada dinding ventral usus sederhana

    depan yang disebut (diverticulum tracheobronchiale). Diverticulum ini berangsur-angsur dipisahkan

    dari bagian dorsal fore gut melalui septum oesopago tracheale. Dengan cara ini usus sederhana

    depan terbagi atas :

    Bagian ventral : primordium pernafasan

    Bagian dorsal : oesopagus

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    6/71

    6

    Pada mulanya esopagus sangat pendek, akan tetapi dengan gerak turun jantung dan paru-paru ia

    memanjang dengan cepat.

    2/3 bagian atas otot bersifat otot lurikyang berasal dari mesenkim splanknik dan disarafi oleh nervus

    vagus

    1/3 bagian bawah ototnya bersifat polos dan disarafi plexus splanknikus

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    7/71

    7

    Lambung

    Pertumbuhan lambung mulai pada minggu ke-4 sebagai suatu pelebaran usus depan yang berbentuk

    kumparan.

    Minggu-minggu berikutnya kedudukannya sangat berubah akibat perbedaan kecepatan pertumbuhan

    pada berbagai dindingnya dan perubahan kedudukan alat-alat disekitarnya.

    Lambung berputar 90searah jarum jam mengelilingi sumbu longitudinalnya Akibatnya :

    o Sisi kiri menghadap ke anterior

    o Sisi kanan menghadap ke posterior

    o N.X kiri yang semula mensarafi kiri menuju anterior

    o N.X kanan yang semula mensafari kanan menuju posterior

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    8/71

    8

    Selama perputaran ini bagian dinding posterior lambung tumbuh lebih cepat dari bagian anterior. Hal

    ini mengakibatkan pembentukan

    o curvatura mayor

    o curvatura minor

    Ujung cephalic dan kaudal lambung pada mulanya terletak digaris depan. Selama pertumbuhan,

    bagian kaudal atau bagian pilorus bergerak kekanan dan keatas, dan bagian cephalic atau bagian

    kardia kekiri dan kebawah. Rotasi mengelilingi sumbu longitudinal menarik mesogastrium dorsal ke arah kiri, menciptakan suatu

    ruang di belakang lambung yang disebut bursa omentalis ( kantung peritoneum minor)

    Pemanjangan dan penyatuan mesogastrium dorsal ke dinding tubuh posterior yang menentukan posisi

    akhir pancreas ( pancreas menempel ke dalam mesogastrium dorsal)

    posisi retroperitoneum

    Duodenum

    Bagian akhir usus depan dan bagian sefalik usus tengah membentuk duodenum

    Sewaktu lambung berputar, duodenum mengambil bentuk lengkung C dan berputar ke kanan

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    9/71

    9

    Selama bulan kedua, lumen duodenum mengalami obliterasi akibat proliferasi sel-sel di dindingnya,

    tapi setelah itu lumen segera mengalami rekanalisasi

    Karena usus depan di darahi oleh arteri seliaka dan usus tengah di darahi oleh arteri mesenterika

    superior, duodenum di perdarahi keduanya

    Hati dan kandung empedu

    Terbentuk pada pertengahan minggu ke tiga sebagai epitel endoderm pada ujung distal usus depan.

    Pertumbuhan ini dikenal sebagi diverticulum hepatis (tunas hati)

    Tunas hati terdiri atas berkas-berkas sel yang berproliferasi dengan cepat dan menempus septumtransversum yaitu lempeng mesoderm.

    Sementara sel-sel hati menembus septum transversum, hubungan tunas hati dan duodenum

    menyempit. Dengan ini terbentuk saluran empedu.

    Dari saluran empedu, terbentuk tonjolan ke ventral yang menghasilkan kandung empedu dan ductus

    cysticus.

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    10/71

    10

    Sel-sel hemopoitik, sel-sel kuppfer dan sel-sel jaringan penyambung berasal dari mesoderm septum

    transversum.

    Selama perkembangan selanjutnya, korda-korda hati epitel bercampur dengan vena umbilikalis dan

    vena vitelina yang membentuk sinusoid hati

    Mesoderm septum transversum antara dinding ventral perut dan hati menjadi teregang dan sangat tipis

    dan membentuk ligamentum falciforme hepatis

    Pada minggu 10 berat hati 10% dari berat badan seluruhnya. Hal ini disebabkan karena:

    Sejumlah besar Sinusoid

    Fungsi hemopoetik

    Fungsi hati yang penting lainnya dimulai pada minggu ke 12 yaitu dibentuknya empedu oleh sel-selhati.

    Sel-sel hemopotik, sel-sel kuppfer dan sel-sel jaringan penyambung berasal dari mesoderm septum

    transversum

    Pancreas

    Dibentuk oleh:

    o Tunas pancreas dorsal

    o Tunas pancreas ventral

    Yang berasal dari epitel endoderm duodenum

    Tunas pancreas dorsal terletak didalam mesenterium dorsale, sedang tunas pancreas dorsal

    berhubungan erat dengan ductus biliaris.

    Ketika duodenum berputar ke kanan dan membentuk huruf C, tunas pancreas ventral ductus biliaris

    bergeser ke dorsal. bergeser ke dorsal seperti

    Akhirnya tunas pancreas ventral berada tepat dibawah dan dibelakang tunas pancreas dorsal.

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    11/71

    11

    Kemudian parenkim maupun saluran tunas pancreas dorsal dan ventral bersatu.

    Tunas ventral membentuk processus uncinatus dan bagian bawah caput pancreas.

    Ductus pancreaticus mayor (Wirsungi) terbentuk dari bagian distal saluran pancreas dorsal dan

    seluruh saluran pancreas ventral.

    Bagian proximal saluran pancreas dorsal menutup atau sebagai saluran kecil

    Usus tengah

    Perkembangan usus tengah ditandai oleh pemanjangan cepat usus dan mesenteriumnya sehingga

    membentuk lengkung usus primer

    Di puncaknya, lengkung tetap berhubungan langsung dengan yolk sac melalui duktus vitelinus yang

    sempit

    Bagian sefalik dari lengkung berkembang menjadi bagian distal duodenum, jejunum, dan sebagiian

    ileum

    Bagian kaudal menjadi bagian bawah ileum, saekum, apendiks, kolon asendens dan dua pertiga kolon

    transversum

    Hernia fisiologis

    Perkembangan lengkung usus primer ditandai oleh pemanjangan yg pesat

    Akibat pertumbuhan yg pesat, rongga abdomen untuk sementara menjadi terlalu keecil untuk

    menampung semua lengkung usus dan lengkung tersebut masuk ke rongga ekstraembrional di tali

    pusat selama minggu keenam

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    12/71

    12

    Rotasi usus tengah

    Bersamaan dengan pertambahan panjangnya, lengkung usus primer berputar mengelilingi suatu

    sumbu yang dibentuk oleh arteri mesenterika superior

    Perputaran terjadi 270o yang terdiri atas:

    o 90% selama herniasi

    o 180o selama jerat usus kembali ke rongga perut.

    o Perputaran ini berlawanan dengan arah jam.

    Sewaktu rotasi, lengkung usus halus terus memanjang dan jejenum dan ileum membentuk sejumlah

    lengkung berbentuk kumparan

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    13/71

    13

    Usus belakang

    Usus belakang membentuk:

    o 1/3 distal colon transversum

    o Colon ascendens

    o Sigmoid

    o Rectum

    o Bagian atas canalis analis

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    14/71

    14

    Bagian usus belakang bermuara kedalam cloaka (suatu rongga yang di lapisi endoderm yang

    berhubungan langsung dengan ektoderm permukaan).

    Pada pertemuan antara endoderm dan ektoderm terbentuk membrana cloacalis.

    Pada perkembangan selanjutnya tumbuh septum urorectal pada sudut antara alantois dan usus

    belakang.

    septum ini berlanjut tumbuh ke caudal sambil membagi cloaka menjadi

    Sinus urogenitalis sederhana (depan)

    Canalis anorectalis (belakang)

    o Pada akhir minggu ke 7, membrane kloakalis pecah, menciptakan lubang anus untuk usus belakang

    dan lubang ventral untuk sinus urogenitalo

    Anatomi Fisiologi Intestinum Tenue (Duodenum , Jejunum , Ileum)

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    15/71

    15

    Anatomi Intestinum tenue

    Intestinum tenue merupakan organ pencernaan yg sering juga disebut sbg small intestine atau ususkecil/ usus halus. Intestinum tenue menghubungkan drgaster hingga valvulla ileocaecal (bauhini) yg

    merupakan batas antara intestinum tenue dg intestinum crassum. Seluruh organ yg termasuk dalam

    intestinum tenue juga merupakan organ2 intraperitoneal. Intestinum tenue terdiri atas :

    Duodenum

    Duodenum atau juga disebut dg usus 12 jari merupakan usus yg berbentuk seperti huruf C yg

    menghubungkan antara gaster dg jejunum. Duodenum melengkung di sekitar caput pancreas.

    Duodenum merupakan bagian terminal/ muara dr system apparatus biliaris dr hepar maupun drpancreas. Selain itu duodenum jg merupakan batas akhir dr saluran cerna atas. Dimana saluran

    cerna dipisahkan mjd saluran cerna atas dan bawah oleh adanya lig. Treitz (m. suspensorium

    duodeni) yg terletak pd flexura duodenojejunales yg merupakan batas antara duodenum dan

    jejunum. Di dalam lumen duodenum terdapat lekukan2 kecil yg disebut dg plica sircularis. Duodenum

    terletak di cavum abdomen pd regio epigastrium dan umbilikalis. Duodenum memiliki penggantung

    yg disebut dg mesoduodenum. Duodenum terdiri atas beberapa bagian :

    http://medicina-islamica-lg.blogspot.com/2012/02/anatomi-fisiologi-gaster-lambung.htmlhttp://medicina-islamica-lg.blogspot.com/2012/02/anatomi-fisiologi-gaster-lambung.htmlhttp://2.bp.blogspot.com/-Qadf4ZsFMAU/T0TVmFObRXI/AAAAAAAAAOw/fC1lCVGcJ0o/s1600/Small_intestine.jpg
  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    16/71

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    17/71

    17

    - Posterior : ureter dextra, hilus renalis dextra

    - Medial : caput pancreas

    - Lateral : colon ascendens, flexura coli dextra, lobus hepatis dextra

    + Duodenum pars Horizontal

    Merupakan bagian dr duodenum yg berjalan horizontal ke sinistra mengikuti pinggir bawah caput

    pancreas dan memiliki skeletopi setinggi Vertebrae Lumbal II. Duodenum bagian ini memiliki syntopi :

    - Anterior : mesenterium usus halus, vasa. Mesenterica superior, lekukan jejunum

    - Posterior : ureter dextra, m. psoas dextra, VCS, aorta

    - Superior : caput pancreas

    - Inferior : lekukan jejunum

    + Duodenum pars Ascendens

    Merupakan bagian terakhir dr duodenum yg bergerak naik hingga pd flexura duodenujejunales yg

    merupakan batas antara duodenum dan jejunum. Pd flexura duodenojejunales ini terdapat

    http://1.bp.blogspot.com/-U6Yx-2JFv-A/T0TWTfY1GqI/AAAAAAAAAPU/txdyLmtYB58/s1600/parts%2Bof%2BDuodenum.png
  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    18/71

    18

    ligamentum yg menggantung yg merupakan lipatan peritoneum yg disebut dg lig. Treitz (m.

    suspensorium duodeni) yg dimana ligamentum ini juga merupakan batas yg membagi saluran cerna

    mjd saluran cerna atas dan saluran cerna bawah. Duodenum bagian ini memiliki skeletopi setinggi

    Vertebrae Lumbal I atau II. Duodenum bagian ini memiliki syntopi :

    - Anterior : mesenterium, lekukan jejunum.

    - Posterior : pinggir kiri aorta , pinggir medial m. psoas sinistra

    Vaskularisasi Duodenum

    Vaskularisasi duodenum baik arteri maupun vena nya terbagi menjadi 2. Utk duodenum pars

    superior hingga duodenum pars descendens diatas papilla duodeni major (muara ductus pancreticus

    major), divaskularisasi oleh R. superior a. pancrearicoduodenalis cabang dr a. gastroduodenalis,

    cabang dr a. hepatica communis, cabang dr triple hallery yg dicabangkan dr aorta setinggi Vertebae

    Thoracal XII Vertebrae Lumbal I. dan aliran vena nya lgsg bermuara ke system portae.

    Sedangkan dibawah papilla duodeni major, duodenum divaskularisasi oleh R. duodenalis a.

    mesenterica superior yg dicabangkan dr aorta setinggi Vertebrae Lumbal I. Sedangkan aliran vena

    nya bermuara ke v. mesenterica superior.

    Innervasi DuodenumDuodenum di innervasi oleh persarafan simpatis oleh truncus sympaticus segmen thoracal VI-XII,

    sdgkn persarafan parasimpatis nya oleh n. vagus (n. X)

    Dimana lipid dalam bentuk diasilgliserol akan teremulsi oleh adanya getah empedu yg dialirkan mll

    ductus choledocus dr vesica fellea dan hepar. Setelah itu, emulsi lemak td akan diubah oleh enzyme

    lipase pancreas mjd asam lemak dan 2 diasilgliserol.

    Jejunum dan Ileum

    Jejunum dan ileum juga srg disebut dg usus halus/ usus penyerapan membentang dr flexura

    duodenojejunales sampai ke juncture ileocacaecalis. Jejunum dan ileum ini sama2 merupakan organ

    intraperitoneal. Jejunum dan ileum memiliki penggantung yg disebut sg mesenterium yg memiliki

    proyeksi ke dinding posterior abdomen dan disebut dg radix mesenterii. Pd bagian akhir dr ileum

    akan terdapat sebuah katup yg disebut dg valvulla ileocaecal (valvulla bauhini) yg merupakan suatu

    batas yg memisahkan antara intestinum tenue dg intestinum crassum. Selain itu, juga berfungsi utk

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    19/71

    19

    mencegah terjadi nya refluks fekalit maupun flora normal dalam intestinum crassum kembali ke

    intestinum tenue, dan jg utk mengatur pengeluara zat sisa penyerapan nutrisi. Berikut adalah

    perbedaan antara jejunum dan duodenum :

    http://3.bp.blogspot.com/-esP1zOvuwcw/T0TVPWUjjrI/AAAAAAAAAOk/QzJwH_Gi7sc/s1600/jejunum%2Bileum.JPG
  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    20/71

    20

    Vaskularisasi Jejunum Ileum

    Jejunum divaskularisasi oelh vasa. Jejunales dan ileum divaskularisasi oleh vasa ileales. Dimana a.

    jejunales dan a. ileales sama2 merupakan cabang dr a. mesenterica superior yg dicabangkn dr aorta

    setinggi Vertebrae Lumbal I. Sedangkan v. jejunales dan v. ileales jg sama2 bermuara ke v.

    mesenterica superior.

    Innervasi Jejunum Ileum

    Jejunum dan ileum memiliki innervasi yg sama yaitu parasimpatis oleh n. vagus dan simpatis olehplexus mesenterica superior dr medulla spinalis segmen thoracal VI XII.

    http://3.bp.blogspot.com/-8LDKN7Zbq4w/T0TVv7jxw1I/AAAAAAAAAO8/sfb0ul6820o/s1600/24721-0550x0475.jpg
  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    21/71

    21

    Usus besar (Intestinum Carasum )

    Berfungsi dalam mengabsorbsi air , mineral dan vitamin & membuang feces. Panjangnya 1,5 m.

    memiliki bagian khas yaitu taenia coli, haustrae, appendices epiploica.

    Yang terdiri dari 4 bagian yaitu :

    Caecum merupakan muara ileum (orificium ileocaecalis) dan appendix vermiformis

    Colon

    Terdiri dari 4 bagian yaitu :

    Colon ascendens:

    12-20cm, valva ileocecalis flexura coli dextra

    Retroperitoneal

    Colon transversum

    40-50cm

    Paling besar

    Flexura coli dextra flexura coli sinistra

    Penggantung: mesocolon transversum

    Colon descendens

    Flexura coli sinistra apertura pelvis superior

    retroperitoneal

    http://1.bp.blogspot.com/-27xyPVrH1TQ/T0TWnVwNinI/AAAAAAAAAPg/bqyLUsgm6Gk/s1600/usus%2Bbagus.jpg
  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    22/71

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    23/71

    23

    Terdiri atas jaringan ikat padat dengan banyak pembuluh darah, pembuluh limfe, kelenjar, dan

    jaringan limfoid. Terdapat pula pleksus saraf submukosa (pleksus Meissner), yang berfungsi untuk

    mengendalikan aktivitas otot.

    3. Lapisan muskularis eksterna

    Mengandung sel-sel otot polos yang tersusun spiral, dan terbagi menjadi 2 lapisan:

    Lapisan sirkular dalam, yang bila berkontraksi menyebabkan konstriksi lumen.

    Lapisan longitudinal luar, yang bila berkontraksi menyebabkan saluran memendek.

    Terdapat pula pleksus saraf mienterikus (pleksus Auerbach) di antara kedua lapisan otot,

    yang berfungsi untuk mengendalikan kontraksi otot.

    4. Lapisan serosa

    Merupakan lapisan tipis jaringan ikat longgar yang terdapat banyak pembuluh darah, pembuluh

    limfe, jaringan lemak, dan epitel selapis gepeng (mesotel). Di rongga perut, serosa menyatu dengan

    mesenteriumyang menopang usus, dan menyatu dengan peritoneum.

    Saluran dan Organ Pencernaan

    Saluran pencernaan terdiri dari:

    1. Rongga mulut

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    24/71

    24

    2. Faring

    3. Esofagus

    4. Lambung

    5. Usus halus (duodenum, jejunum, dan ileum)

    6. Usus besar (sekum, apendiks, kolon, dan rektum)

    7. Anus

    Organ pencernaan tambahan terdiri dari:

    1. Glandula saliva

    2. Pankreas

    3. Sistem empedu (hati dan kantung empedu)

    1. Rongga mulut

    a) Labium oris

    Terdiri dari 3 bagian, yaitu bagianluar, bagianmerah(vermillionborder), dan bagiandalam.

    1. Bagian luar

    Lapisannya terdiri dari epidermis, dermis, dan jaringan subkutan, yang bagian luarnya dilapisi

    oleh epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Terdapat juga rambut dan folikel rambut,

    kelenjar sebasea, dan kelenjar keringat.

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    25/71

    25

    2. Bagian merah (vermillion border)

    Dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Lapisan di bawahnya adalah

    lamina propria, dimana terdapat papil yang menonjol ke epitel (papil korium). Di dalam papil ini

    banyak kapiler darah yang dekat dengan permukaan dan epitelnya jernih, sehingga bagian ini tampak

    lebih merah.

    3. Bagian dalam

    Dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Di bawahnya adalah lamina

    propria, yang terdapat papil dan glandula labialis (kelenjar mukoserosa).

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    26/71

    26

    b) Mukosa buccal, dasar mulut, palatum molle, dan palatum durum

    Mukosa buccal, dasar mulut, dan pallatum molle dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa

    lapisan tanduk. Di lamina proprianya terdapat papila dan glandula saliva kecil.

    Palatum durum dilapisi epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Lapisan tanduknya

    berfungsi melindungi mukosa mulut saat mengunyah. Di bagian submukosa terdapat glandula-

    glandula saliva kecil.

    (Palatum DurumB: Tulang S: Submukosa L: Lamina Propria E: Epitel)

    c) Lingua

    Terdiri atas serat otot rangka intrinsik yang menyilang dalam 3 bidang, yaitu m. horizontalis

    (m. transversalis), m. vertikalis, dan m. longitudinalis. Ketiganya berorigo dan berinsersio pada

    septum linguae(jaringan ikat fibrosa di tengah lidah).

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    27/71

    27

    (1: Septum Linguae 2: M. Transversalis (M. Horizontalis) 3: M. Vertikalis 4: M. Longitudinalis)

    Permukaan lingua terdiri dari dorsal, ventral, dan lateral. Sulkus terminalismembagi menjadi

    2/3 anterior dan 1/3 posterior. Di sebelah anterior, lingua ditutupi oleh papila (peninggian epitel

    mulut dan lamina propria). Pada manusia, terdapat 3 papila, yaitu papila filiformis, papila

    fungiformis, dan papila sirkumvalata.

    Papila filiformis Berbentuk kerucut

    memanjang

    - Jumlahnya banyak

    - Terdapat di seluruh

    permukaan lidah

    - Epitel berlapis

    gepeng dengan

    lapisan tanduk

    - Tidak ada taste

    buds

    Papila fungiformisSeperti cendawan

    (jamur)

    Tersebar tak merata

    di antara papila

    filiformis

    - Epitel berlapis

    gepeng dengan

    lapisan tanduk

    - Ada taste buds di

    dorsalnya

    Papila sirkumvalata Bulat berukuran

    besar

    - Jumlahnya 7-12

    - Tersebar di linea

    - Epitel berlapis

    gepeng tanpa lapisan

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    28/71

    28

    terminalis (daerah V) tanduk

    - Ada taste buds di

    lateralnya

    - Di tepi papila

    terdapat muara

    kelenjar Ebner

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    29/71

    29

    Di papila fungiformis dan sirkumvalata terdapat taste buds. Taste budsMerupakan badan akhir

    serat sensoris, berbentuk seperti bawang, dan mengandung 50-100 sel.

    d) Gigi

    Bagian-bagian gigi terdiri dari:

    Mahkota gigi ditutupi oleh email.

    Akar gigi ditutupi oleh sementum.

    Email dan sementum bertemu di serviks gigi.

    Bagian dentinmengelilingi rongga pulpa, yang di bagian radiksnya terdapat foramen apikal.

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    30/71

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    31/71

    31

    b) Sel mukosa: berbentuk kuboid silindris, inti lonjong dan terdesak ke basal, serta membentuk

    tubulus, dengan lumen di pusat.

    Sistem duktus dari sel-sel sekretorik tersebut adalah muara sel sekretorik duktus interkalaris

    duktus sekretorius/striata/intralobularisduktus ekskretorius/interlobularisrongga mulut.

    Terdapat 3 glandula saliva mayor yang terdiri dari glandula parotis, glandula

    submandibularis, dan glandula sublingualis, dan beberapa glandula saliva minor yang tersebar di

    seluruh rongga mulut.

    Glandula parotis Kelenjar asinar bercabang Sel-sel serosa

    Glandula Kelenjar tubuloasinar bercabang Sel-sel serosa lebih banyak

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    32/71

    32

    submandibularis daripada sel-sel mukosa (sel-sel

    mukoserosa)

    Glandula

    sublingualis

    Kelenjar tubuloasinar bercabang Sel-sel mukosa lebih banyak

    daripada sel-sel serosa (sel-sel

    seromukosa)

    (Glandula Parotis)

    (Glandula Submandibularis)

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    33/71

    33

    (Glandula Sublingualis)

    3. Faring

    Merupakan suatu rongga peralihan antara rongga mulut, sistem pernapasan, dan sistem

    pencernaan. Faring terdiri dari 3 bagian, yaitu nasofaring (dilapisi epitel bertingkat silindris bersilia

    dengan sel goblet), orofaring (dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk), dan

    laringofaring. Pada lamina proprianya terdapat banyak glandula saliva kecil dan tonsil.

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    34/71

    34

    FISIOLOGI

    FAAL SISTEM GASTROINTESTINAL

    (Usus HalusRektum)

    USUS HALUS

    Motilitas

    1) Segmentasi

    Segmentasi merupakan kontraksi otot polos sirkular yang berulang dan berbentuk cincin disepanjang usus halus. Fungsinya :

    - Mencampur kimus dengan getah pencernaan yang disekresikan ke dalam lumen usus halus

    - Memajankan semua kimus ke permukaan absorbtif mukosa usus halus

    - Perlahan menggerakkan kimus menelusuri usus halus (3-5 jam)

    Normalnya, frekuensi segmentasi adalah 9-12 kali per menit.

    2) M igrating Motil ity Complex

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    35/71

    35

    - Merupakan motilitas yang terjadi di antara waktu makan (di saat sebagian besar makanan telah

    terserap oleh usus halus)

    - Berupa gelombang peristaltik lemah berulang yang bergerak dalam jarak pendek ke hilir.

    - Dimulai dari lambung lalu ke usus halus, yang dicapai dalam waktu 100-150 menit.

    - Fungsinya adalah menyapu sisa-sisa makanan sebelumnya, ditambah dengan debris mukosa dan

    bakteri menuju kolon. Gerakan ini akan terus berlanjut hingga makanan yang baru masuk ke dalam

    lambung.

    - Gerakan ini diatur oleh hormon Motilin. Jika makanan baru masuk ke dalam lambung, maka hormon

    Motilin akan berhenti disekresikan sehinggaMigrating Motility Complexpun berhenti. Namun apabila

    sebagian makanan tersebut telah diserap oleh usus halus, maka gerakan ini pun akan kembali dimulai.

    Taut Iliosekum

    Fungsinya sebagai sawar antara usus halus & usus besar. Karena :

    - Membentuk lipatan jaringan berbentuk katup menonjol dari ileum ke dalam lumen sekum

    - Otot polos sebagai sfingter yang hampir selalu konstriksi, dipengaruhi hormon dan saraf

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    36/71

    36

    Sekresi

    Setiap hari usus halus mensekresisukus enterikussebanyak 1,5 liter. Fungsinya:

    - Untuk melindungi usus dan melumasi

    - Menyediakan banyak H2O

    Menambah Luas Permukaan

    - Lipatan sirkular permanen (3x lipat)

    - Villus (10x lipat)

    - Brush border (20x lipat)

    Enzim di Brush Border

    1. Enterokinase

    2. Disakaridase (Maltase, Sukrase dan Laktase)

    3. Aminopeptidase

    Pencernaan

    1) Karbohidrat

    1. Polisakarida makanan yaitu tepung dan glikogen

    diubah mjd disakarida maltosa melalui efek amilase

    liur dan pankreas

    2. Disakarida masing-masing diubah mjd

    monosakarida di brush border

    3. Glukosa dan galaktosa tersrap ke dalam sel dan

    masuk ke aliran darah melalui transport aktif

    sekunder dependen energi dan Na+

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    37/71

    37

    4. Fruktosa diserap ke tubuh dgn difusi terfasilitasi pasif

    2) Protein

    1. Protein dihidrolisis mjd asam amino

    konstituennya dan beberapa fragmen peptida

    kecil oleh pepsin lambung dan enzim

    proeolitik pankreas

    2. Asam amino diserap ke sel epitel usus halus

    dan masuk ke darah melalui transpor aktif

    sekunder dependen energi dan Na

    3. Peptida kecil dipecah menjadi asam amino

    oleh aminopeptidase di brush border

    3) Lemak

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    38/71

    38

    4) Besi

    USUS BESAR

    Motilitas

    1) Kontraksi Haustra

    - Merupakan motilitas utama yang dipicu oleh ritmisitas otonom

    sel-sel otot polos

    - Serupa dengan segmentasi usus halus tapi lebih jarang

    frekuensinya

    - 1 kontraksi dengan kontraksi kedua jaraknya 30 menit

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    39/71

    39

    - Tidak mendorong. Fungsinya hanya mengaduk sehingga isi kolon terpajan ke mukosa penyerapan

    2) Gerakan Massa

    - Merupakan kontraksi masif kolon ascendens dan transversum yang dapat mendorong tinja sepertiga

    sampai tiga perempat panjang kolon dalam beberapa detik, sampai ke distal usus besar untuk disimpan

    sebelum terjadi defekasi

    - 3-4 kali sehari, biasanya setelah makan

    Sekresi

    Usus besar tidak mengeluarkan enzim pencernaan apapun. Mensekresi larutan mukus basa

    (NaHCO3) untuk melindungi mukosa usus besar dari cedera mekanis dan kimiawi. Mukus juga

    digunakan sebagaipelumas agar feses mudah bergerak. Sementara itu, NaHCO3 menetralkan asam-

    asam iritan yang diproduksi fermentasi bakteri lokal.

    Bakteri di dalam Kolon

    Ada 10x lebih banyak jumlah bakteri yang hidup di kolon dibanding jumlah sel di tubuh.

    Massa bakteri sendiri di usus besar bisa mencapai 1000g. Namun tidak semua bakteri yang tinggal di

    usus besar adalah patogen. Bahkan mereka memiliki erbagai fungsi, yaitu:

    - Imunitas usus dengan cara berkompetisi dengan bakteri yg berpotensi patogen

    - Mendorong motilitas kolon

    - Memelihara integritas mukosa kolon

    - Kontribusi nutrisi seperti vitamin K

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    40/71

    40

    Penyerapan

    Kolon menyerap garam dan H2O juga sejumlah elektrolit lain serta vitamin K yang dihasilkan

    oleh bakteri kolon.. Setelah penyerapan maka terbentuklah feses. Feses itu sendiri terdiri dari bahan

    padat sepertit selulosa yg tidak tercerna, bilirubin, bakteri dan sejumlah kecil garam. Sementara untuk

    gas, gas dapat diserap atau dikeluarkan melalui mekanisme flatus.

    Refleks Pencernaan

    1) Refleks Gastroileum

    Merupakan suatu refleks yang fungsinya memindahkan isi usus halus yang masih ada ke

    dalam usus besar.

    2) Refleks Gastrokolon

    Merupakan refleks yang fungsinya mendorong isi kolon ke dalam rektum, diperantarai dari

    lambung oleh gastrin dan saraf otonom. Refleks ini biasa terjadi 3-4 kali sehari dan terjadi setelah

    makan.

    Fungsi dari kedua refleks di atas sebenarnya pada dasarnya sama, yaitu memindahkan isi yang

    sudah ada ke bagian distal untuk menyediakan tempat bagi makanan yang baru masuk. Jika isi dari

    usus besar sudah mencapai rektum, maka akan tercetuslah refleks yang terakhir, yaitu :

    3) Refleks Defekasi

    Keinginan berdefekasi muncul pertama kali saat tekanan rektum mencapai 18 mmHg dan

    apabila mencapai 55 mmHg, maka sfingter ani internus dan eksternus melemas dan isi feses terdorong

    keluar. Satu dari refleks defekasi adalah refleks intrinsic (diperantarai sistem saraf enteric dalam

    dinding rektum).

    Defekasi biasanya dimulai oleh dua refleks defekasi yaitu :

    a. Refleks Defekasi Instrinsik

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    41/71

    41

    Ketika feses masuk kedalam rektum, pengembangan dinding rektum memberi suatu signal

    yang menyebar melalui pleksus mesentrikus untuk memulaigelombangperistaltik pada kolon

    desenden, kolon sigmoid, dan didalam rektum.Gelombangini menekan feses kearah anus. Begitu

    gelombang peristaltik mendekati anus, sfingter anal interna tidak menutup dan bila spingter eksternal

    tenang maka feses keluar.

    b. Refleks Defekasi

    Parasimpatis

    Ketika serat

    sarafdalamrektum dirangsang, signal diteruskan ke spinal cord dan kemudian kembali ke kolon

    desenden, kolon sigmoid dan rektum. Sinyal-sinyal parasimpatis ini meningkatkan gelombang

    peristaltik, melemaskan sfingter ani internal dan meningkatkan refleks defekasi instrinsik. Saat

    individu duduk ditoilet, spingter ani eksternal tenang dengan sendirinya.

    Pengeluaran feses dibantu oleh kontraksi otot-otot perut dan diaphragma yang akan meningkatkan

    tekanan abdominal dan oleh kontraksi muskulus levator ani pada dasar panggul yang menggerakkan

    feses melalui saluran anus.

    http://blog.ilmukeperawatan.com/gelombanghttp://blog.ilmukeperawatan.com/gelombanghttp://blog.ilmukeperawatan.com/gelombanghttp://blog.ilmukeperawatan.com/gelombanghttp://blog.ilmukeperawatan.com/gelombanghttp://blog.ilmukeperawatan.com/gelombanghttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/gelombanghttp://blog.ilmukeperawatan.com/gelombang
  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    42/71

    42

    ATRISIA ANI

    DEFINISI

    Atresia. Anus ( anus imperforatus) adalah suatu kelainan kongenital tanpa anus atau anus tidak

    sempurna, termasuk agenesis ani, agenesis rektum dan atresia ani

    *agenesis : tidak ada pembentukan

    *atresia: cacat bawaan/ buntunya lubang bawaan

    EMBRIOLOGI

    Anomali letak tinggi atau supra levator : kegagalan dari septum urorektalis

    Anomali letak rendah atau infra levator : berasal dari defek perkembangan protoderm dan lipatan

    genital

    Anomali letak tinggi, otot levator ani perkembangannya tidak normal

    Otot sfingter eksternus dan internus dapat tidak ada

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    43/71

    43

    EPIDEMIOLOGI

    1 : 5000 kelahiran

    Laki-laki > perempuan

    Fistula rektouretra dan fistula. perineal banyak ditemukan pada bayi laki-laki

    Bayi perempuan : fistula rektovestibular dan fistula. perineal

    A. ani letak rendah > A. ani letak tinggi

    ETIOLOGI

    Putusnya saluran pencernaan di atas dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa dubur

    Gangguan. Organogenesis dalam kandungan

    Berkaitan dgn sindrom down

    Genetik -terdapat mutasi dari bermacam gen yang berbeda

    Kelainan membentukan embriologi kongenital

    PATOGENESIS dan PATOFISIOLOGI

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    44/71

    44

    KLASIFIKASI

    Menurut Berdon : A.ani dibagi berdasarkan tinggi rendahnya

    A. ani letak tinggi : bagian distal rektum berakhir di atas m. levator ani ( >1,5 dgn kulit)

    A. ani letak rendah ; distal rektum melewati m. levator ani (< 1,5 cm dr kulit luar)

    Menurut asatephen : A. ani dibagi berdasarkan garis pubococcygeal

    Menurut Ladd dan Gross

    Stenosis ani : anus dan rektum ada tetapi menyempit

    Imperforatus anus : anus berupa membran

    Impeforatus anus dengan kantong rektum berakhir agak tinggi dari kulit periteneum

    Atresia rektum : rektum berakhir buntu dan terpisah dari bagian anal oleh suatu membrane dan

    jaringan , disini lubang anus ada sehingga tampak dari luar normal

    Menurut Wingspread

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    45/71

    45

    Untuk menentukan golongan malformasi anorektal digunakan invertogram yang dapat dibuat setelah

    udara yang telan oleh bayi mencapai rektum

    Invertogram adalah teknik pengambilan foto untuk menilai jarak puntung distal rektum terhadap

    marka anus dikulit peritonium

    Tekniknya bayi tengkurap , lalu dengan sinar horizontal diarahkan ke trokanter mayor

    Dinilai ujung udara yg ada di distal rektum marka perineum, biasanya di pakai klasifikasi Wingsspead

    MANIFESTASI KLINIS

    Gejala terjadi dalam waktu 24-48 jam pasca lahir

    Perut kembung

    Muntah

    Tidak bisa buang air besar (cek popok)

    Pada px radiologi, terlihat adanya sumbatan

    A. ani bervariasi

    A. ani letak rendah : rektum berada dalam lokasi normal tapi terlalu sempit , sehingga feses bayi tidak

    dapat melaluinya

    A. ani intermedia : ujung dari rektum dekat ke uretra

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    46/71

    46

    A. ani letak tinggi : anus sama sekali tidak ada

    Kelainan dengan organ lain

    Kardiovaskular : atrial septa defect

    Gastroinstestinal: trakeoesofageal (10%), obstruksi duadenum (1-2%)

    Tulang belakang (lumbalsakral): skoliosis

    Tulang belakang ( spinal) : teratoma intraspinal

    Kelainan traktus genitourinarius

    A. ani letak tinggi 50-60 % dan A. ani letak rendah 15-20%

    DIAGNOSA

    Lihat dari manisfestasi klinis nya

    Anamnesis

    Bayi cepat kembung antar 4-8 jam setelah lahir

    Tidak ditemukan anus, kemungkinan adanya fistula

    Bila ada fistula pada perineum maka mukoneum (+) dan kemungkinan kelainannya adalah a. ani letak

    rendah

    * mukoneum : isi usus janin yg terdiri dr sekret kelenjar usus dan cairan amnion, berwarna hijau

    kehitaman*

    TATALAKSANA

    Malformasi anorektal dieksplorasi melalui tindakan bedah ( diseksi posterosagital atau plastik

    anorektal postersagital ) (PASRP)

    Pada tindakan bedah plastik anorektal posterosagital (PASRP) dimulai dari os koksigeus, kolostomi

    merupakan perlindungan sementara. Ada dua tempat kolostomi, yaitu transversokolostomi dan

    sigmoidokolostomi

    Dalam pembedahan harus perhatikan preservasi seluruh otot dasar panggul dan persarafannya

    Atresia Usus

    Artresia sama saja dengan obstruksi atau sumbatan

    Jadi atresia usus adalah kelainan yang terjadi pada usus akibat adanya obstruksi atau penyumbatan

    yang dikarenakan gangguan perkembangan dan pertumbuhan saat masa kehamilan.

    Klasifikasi :

    1. Duodenum

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    47/71

    47

    2. Jejunum dan Ileum

    1. Atresia Duodenum (Obstruksi Duodenum)

    Tidak terbentuknya atau tersumbatnya duodenum (bagian terkecil dari usus halus) sehingga

    tidak dapat dilalui makanan.

    Epidemiologi :

    Atresia duodenal ini dijumpai 1 : 10.000 kelahiran hidup.

    Lebih dari 40% dari kasus kelainan ini ditemukan pada bayi dengan sindrom down.

    Sekitar setengah dari neonatus yang menderita atresia atau stenosis duodenum lahir prematur.

    Etiologi :

    Namun kerusakan pada duodenum terjadi karena suplai darah yang rendah pada masa kehamilan.

    Bayi lahir prematur.

    Klasifikasi :

    Stenosislumen dengan membran kecil.

    Atresia

    obstruksi lengkap.Manifestasi klinis :

    Muntah.

    Perut kembung.

    Dehidrasi.

    Ketidak seimbangan cairan.

    Diagnosis :

    Melalui foto rontgenmenunjukan gambaran double bubble yang berisi udara.

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    48/71

    48

    Tatalaksana :

    Pemberian cairan dan nutrisi melalui intravena.

    Dekompresi lambung.

    Tindakan duodenoduodenostomi.

    2. Atresia Jejunum dan Ileum

    Tidak terbentuknya atau tersumbatnya bagian usus (jejunum dan ileum).

    Etiologi dan Epidemiologi :

    Gangguan peredaran darahgagal pembentukan sempurna.

    Lahir prematur.

    Keadaan ini ditemui antara 1 : 1.0001 : 5.000 kelahiran hidup.

    Klasifikasi :

    1. Tipe 1

    Web (+) dari lap. Mukosa & submukosa.

    Bag. Prox

    dilatasi. Bag. Distal kolaps.

    Panjang usus normal.

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    49/71

    49

    2. Tipe 2

    Paling sering ditemukan.

    Pemendekan usus (+).

    Bag. Distal mengecil.

    3. Tipe 3a

    Kedua ujung yang buntu terpisah

    Defek mesenterium berbentuk V

    Usus memendek

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    50/71

    50

    4. Tipe 3b

    defek mesenterium.

    Bagian distal kolaps dan melingkar.

    Sering disertai Atresia tipe I & II.

    5. Tipe 4

    Kombinasi dari ketiga tipe yangterjadi di beberapa tempat.

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    51/71

    51

    Manifestasi klinis :

    Perut kembung.

    Muntah bercampur empedu.

    Dehidrasi.

    Ketidak seimbangan cairan.

    Diagnosis :

    Foto rontgen.

    Tatalaksana :

    Pemberian cairan dan nutrisi intravena.

    Tindakan bedah.

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    52/71

    52

    Alogaritma penatalaksanaan Artesia Usus:

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    53/71

    53

    HIRSCHPRUNG DISEASE

    DEFINISI

    Megakolon aganglionik bawaan yang disebabkan oleh kelainan inervasi usus mulai dari sfingter ani

    interna dan meluas ke proksimal, melibatkan panjang usus yang bervariasi, selalu anus dan sebagian

    rektum.

    Tidak adanya inervasi saraf adalah akibat dari kegagalan perpindahan neuroblast dari usus proksimal

    ke distal.

    EPIDEMIOLOGI

    Insidensinya idiopatik. Berkisar 1 diantara 5000 kelahiran hidup. Laki-laki lebih banyak dari

    perempuan dengan perbandingan 4 : 1.

    PATOLOGI

    Penyakit hirschprung adalah akibat tidak adanya sel ganglion pada dinding usus, meluas ke proksimal

    dan berlanjut mulai dari anus sampai panjang yang bervariasi. Tidak adanya inervasi saraf adalah

    akibat dari kegagalan perpindahan neuroblast dari usus proksimal ke distal. Bertambah banyaknya

    ujung-ujung saraf pada usus yang aganglionik menyebabkan kadar asetilkolinesterase yang tinggi.

    Secara histologi tidak didapatkan pleksus Meissner dan Auerbach dan ditemukan berkas-berkas saraf

    yang hipertrofi dengan konsentrasi asetilkolinesterase yang tinggi diantara lapisan-lapisan otot dan

    pada submukosa.

    Pada penyakit ini bagian kolon dari yang paling distal sampai pada bagian usus yang berbeda ukuran

    penampangnya, tidak mempunyai ganglion parasimpatik intramural. Bagian kolon aganglionik itu

    tidak mengembang sehingga tetap sempit dan defekasi terganggu. Akibat gangguan defekasi ini kolon

    proksimal yang normal akan melebar oleh tinja yang tertimbun, membentuk megakolon.

    MANIFESTASI KLINIS

    Neonatal cukup bulan : trias GK pengeluaran mekonium yang terlambat (lebih dr 24 jam pertama),

    muntah hijau, distensi abdomen. Mekonium normal berwarna hitam kehijauan, sedikit lengket dan

    dalam jumlah yang cukup. Muntah hijau dan distensi abdomen biasanya berkurang jika mekonium

    segera dikeluarkan.

    Anak : gejala lebih menonjol. konstipasi kronik, gizi buruk, dan terlihat gerakan peristaltik usus pd

    abdomen. Penderita biasanya buang air besar tidak teratur, sekali dalam beberapa hari dan biasanya

    sulit untuk defekasi.

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    54/71

    54

    DIAGNOSA

    Anamnesis

    Keterlambatan pengeluaran mekonium, muntah hijau, obstipasi masa neonatus (pada anak

    yang lebih besar obstipasi kering, perut kembung dan petumbuhan terhambat), RPK dengan keluhan

    serupa misalnya anak laki-laki terdahulu meninggal sebelum usia 2 minggu dengan riwayat tidak

    dapat defekasi.

    Px. Fisik

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    55/71

    55

    Pd neonatus perut kembung karena obstipasi dan dilakukan colok dubur jika jari ditarik keluar

    feses akan menyemprot keluar dlm jml banyak dan perut kempes kembali, konsistensi feses semi

    liquid dan berbau tidak sedap.

    PENATALAKSANAAN

    Pada dasarnya penyembuhan penyakit hirschprung hanya dengan pembedahan dan pengobatan

    lainnya hanya untuk sementara menangani distensi abdomen dengan pemasangan pipa anus atau

    lambung.

    Antibiotik untuk pencegahan infeksi (enterokolitis/sepsis)

    Cairan infus untuk nutrisi, menjaga keseimbangan cairan, elektrolit, asam basa tubuh

    Tindakan bedah :

    1. pembuatan kolostomi adalah tindakan darurat untuk mencegah komplikasi maupun kematian.

    2. Operasi definitif dengan membuang segmen yang aganglionik dan melakukan anastomosis usus

    yang ganglion dengan bagian di bawah rektum.

    INVAGINASI / INTUSUSEPSI

    Invaginasi disebut juga intususepsi adalah suatu keadaan dimana segmen usus masuk ke dalamsegmen lainnya; yang bisa berakibat dengan obstruksi / strangulasi. Umumnya bagian yang

    peroksimal (intususeptum) masuk ke bagian distal (intususepien).

    EPIDEMIOLOGI

    Insidens penyakit ini tidak diketahui secara pasti, masing masing penulis mengajukan jumlah

    penderita yang berbedabeda. Kelainan ini umumnya ditemukan pada anakanak di bawah 1 tahun

    dan frekuensinya menurun dengan bertambahnya usia anak.

    Umumnya invaginasi ditemukan lebih sering pada anak lakilaki, dengan perbandingan antara laki

    laki dan perempuan tiga banding dua.

    Insidens pada bulan MaretJuni meninggi dan pada bulan SeptemberOktober juga meninggi. Hal

    tersebut mungkin berhubungan dengan musim kemarau dan musim penghujan dimana pada musim musim tersebut insidens infeksi saluran nafas dan gastroenteritis meninggi. Sehingga banyak ahli yang

    menganggap bahwa hypermotilitas usus merupakan salah satu faktor penyebab.

    Etiologi

    Terbagi dua :

    1. Idiophatic

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    56/71

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    57/71

    57

    Ileoileal 25%, ileocolica 22,5%, ileoileocolica 50% dan colocolica 22,5%.

    Patologi

    Pada invaginasi dapat berakibat obstruksi strangulasi.

    Obstruksi yang terjadi secara mendadak ini, akan menyebabkan bagiian apex invaginasi menjadi

    oedem dan kaku, jika hal ini telah terjadi maka tidak mungkin untuk kembali normal secara spontan.

    Pada sebagian besar kasus invaginasi keadaan ini terjadi pada daerah ileocaecal.

    Apabila terjadi obstruksi system llimfatik dan vena mesenterial, akibat penyakit berjalan progresif dim

    ana ileum dan mesenterium masuk kedalam caecum dan colon, akan dijumpai mukosa intussusseptum

    menjadi oedem dan kaku. Mengakibatkan obstruksi yang pada akhirnya akan dijumpai keadaan

    strangulasi dan perforasi usus.

    Gambaran Klinis

    Secara klasik perjalanan suatu invaginasi memperlihatkan gambaran sebagai berikut :

    Anak atau bayi yang semula sehat dan biasanya dengan keadaan gizi yang baik, tiba tiba menangis

    kesakitan, terlihat kedua kakinya terangkat ke atas, penderita tampak seperti kejang dan pucatmenahan sakit, serangan nyeri perut seperti ini berlangsung dalam beberapa menit. Diluar serangan,

    anak / bayi kelihatan seperti normal kembali. Pada waktu itu sudah terjadi proses invaginasi. Serangan

    nyeri perut datangnya berulangulang dengan jarak waktu 1520 menit, lama serangan 23 menit.Pada umumnya selama serangan nyeri perut itu diikuti dengan muntah berisi cairan dan makanan yang

    ada di lambung, sesudah beberapa kali serangan dan setiap kalinya memerlukan tenaga, maka di luar

    serangan si penderita terlihat lelah dan lesu dan tertidur sampai datang serangan kembali. Proses

    invaginasi pada mulanya belum terjadi gangguan pasase isi usus secara total, anak masih dapat

    defekasi berupa feses biasa, kemudian feses bercampur darah segar dan lendir, kemudian defekasihanya berupa darah segar bercampur lendir tanpa feses.

    Karena sumbatan belum total, perut belum kembung dan tidak tegang, dengan demikian mudah teraba

    gumpalan usus yang terlibat invaginasi sebagai suatu massa tumor berbentuk bujur di dalam perut di

    bagian kanan atas, kanan bawah, atas tengah atau kiri bawah.

    Sesudah 18 24 jam serangan sakit yang pertama, usus yang tadinya tersumbat partial berubah

    menjadi sumbatan total, diikuti proses oedem yang semakin bertambah, sehingga pasien dijumpaidengan tanda tanda obstruksi, seperti perut kembung dengan gambaran peristaltik usus yang jelas,

    muntah warna hijau dan dehidrasi.

    Oleh karena perut kembung maka massa tumor tidak dapat diraba lagi dan defekasi hanya berupadarah dan lendir. Apabila keadaan ini berlanjut terus akan dijumpai muntah feses, dengan demam

    tinggi, asidosis, toksis dan terganggunya aliran pembuluh darah arteri, pada segmen yang terlibat

    menyebabkan nekrosis usus, ganggren, perforasi, peritonitis umum, shock dan kematian.

    Diagnosis

    Untuk menegakkan diagnosa invaginasi didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratoriumdan radiologi.

    Gejala klinis yang menonjol dari invaginasi adalah suatu trias gejala yang terdiri dari :

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    58/71

    58

    1. Nyeri perut yang datangnya secara tiba tiba, nyeri bersifat serang serangan., nyeri menghilangselama 1020 menit, kemudian timbul lagi serangan baru.

    2. Teraba massa tumor di perut bentuk bujur pada bagian kanan atas, kanan bawah, atas tengah, kiribawah atau kiri atas.

    3.Buang air besar campur darah dan lendir Bila penderita terlambat memeriksakan diri, maka sukaruntuk meraba adanya tumor, oleh karena itu untuk kepentingan diagnosis harus berpegang kepada

    gejala trias invaginasi. Mengingat invaginasi sering terjadi pada anak berumur di bawah satu tahun,

    sedangkan penyakit disentri umumnya terjadi pada anak anak yang mulai berjalan dan mulaibermain sendiri maka apabila ada

    pasien datang berumur di bawah satu tahun, sakit perut yang bersifat kolik sehingga anak menjadirewel sepanjang hari / malam, ada muntah, buang air besar campur darah dan lendir maka pikirkanlah

    kemungkinan invaginasi.

    Pemeriksaan Laboratorium

    Pada pemeriksaan darah rutin ditemukan peningkatan jumlah leukosit ( leukositosis >

    10.000/mm3. ).

    Pemeriksaan Radiologi

    Photo polos abdomen : didapatkan distribusi udara didalam usus tidak merata, usus terdesak ke kiriatas, bila telah lanjut terlihat tanda tanda obstruksi usus dengan gambaran air fluid level. Dapat

    terlihat free air bilah terjadi perforasi.

    Barium enema : dikerjakan untuk tujuan diagnosis dan terapi, untuk diagnosis dikerjakan bila gejala

    gejala klinik meragukan, pada barium enema akan tampak gambaran cupping, coiled spring

    appearance.

    Penatalaksanaan

    Keberhasilan penatalaksanaan invaginasi ditentukan oleh cepatnya pertolongan diberikan, jikapertolongan sudah diberikan kurang dari 24 jam dari serangan pertama maka akan memberikan

    prognosis yang lebih baik.

    Penatalaksanaan penanganan suatu kasus invaginasi pada bayi dan anak sejak dahulu mencakup dua

    tindakan penanganan yang dinilai berhasil dengan baik :

    Reduksi Dengan Tindakan Operasi

    1. Memperbaiki keadaan umumTindakan ini sangat menentukan prognosis, janganlah melakukan tindakan operasi sebelum terlebih

    dahulu keadaan umum pasien diperbaiki.

    Pasien baru boleh dioperasi apabila sudah yakin bahwa perfusi jaringan telah baik, hal ini di tandai

    apabila produksi urine sekitar 0,5 1 cc/kg BB/jam. Nadi kurang dari 120x/menit, pernafasan tidak

    melebihi 40x/menit, akral yang tadinya dingin dan lembab telah berubah menjadi hangat dan kering,turgor kulit mulai membaik dan temperature badan tidak lebih dari 38o C.

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    59/71

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    60/71

    60

    signifikan terhadap infeksi bayi baru lahir dan kematian neonatus di Afrika, terutama bagi bayi yang

    dilahirkan di rumah tanpa bidan yang terampil dan berada pada kondisi yang tidak higienis.

    Gambar 1. Proses lepasnya tali pusat

    Tali pusat biasanya puput satu minggu setelah lahir dan luka sembuh dalam 15 hari. Sebelum

    luka sembuh merupakan jalan masuk untuk kuman dan infeksi yang dapat menyebabkan sepsis.

    Pengenalan secara dini infeksi tali pusat sangat penting untuk mencegah sepsis.

    III.2. Epidemiologi

    Omfalitis jarang terjadi di negara maju, dengan angka kejadian 0.2 0.7 %. Untuk kejadian di

    negara berkembang, terjadi antara 2 7 dalam setiap 100 kelahiran hidup. Namun, kejadian ini

    bahkan lebih tinggi di masyarakat dengan aplikasi praktek di rumah yang tidak steril. Rumah sakit

    berbasis penelitian memperkirakan bahwa 2 54 bayi per 1000 kelahiran akan mengembangkan

    kejadian omfalitis.

    III.3. Faktor Risiko

    Faktor risiko yang dapat menyebabkan omfalitis yakni:

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    61/71

    61

    - Penanganan tali pusat yang tidak pantas (misalnya aplikasi budaya seperti pemberian oli

    mesin, kotoran sapi, bedak bubuk, atau minyak sawit pada tali pusat).

    - Infeksi sekunder:

    o Ketuban pecah dini

    o Ibu dengan infeksi

    o Proses kelahiran yang tidak steril

    o Prematuritas

    Umumnya imunitas bayi kurang bulan lebih rendah dari pada bayi cukup bulan.

    Transpor imunuglobulin melalui plasenta terutama terjadi pada paruh terakhir trimester

    ketiga. Setelah lahir, konsentrasi imunoglobulin serum terus menurun, menyebabkan

    hipogamaglobulinemia berat. Imaturitas kulit juga melemahkan pertahanan kulit.

    Kerentanan neonatus terhadap infeksi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kulit

    dan selaput lendir yang tipis dan mudah rusak, kemampuan fagositosis dan leukosit

    immunitas masih rendah.

    o Bayi berat lahir rendah

    Merupakan faktor resiko terjadinya infeksi.

    o Ibu tidak mandi (mencuci perineum dengan air dan sabun) atau mencukur sebelum

    proses kelahiran

    - Faktor risiko lain:

    o Neonatus dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau imunodefisiensi atau yang

    dirawat di rumah sakit dan mengalami prosedur invasif. Neonatus bisa mengalami

    kekurangan IgG spesifik, khususnya terhadap Streptokokus atau Haemophilus

    influenza. IgG dan IgA tidak melewati plasenta dan hampir tidak terdeteksi dalam

    darah tali pusat. Dengan adanya hal tersebut, aktifitas lintasan komplemen terlambat,

    dan C3 serta faktor B tidak diproduksi sebagai respon terhadap lipopolisakarida.

    Kombinasi antara defisiensi imun dan penurunan antibodi total dan spesifik, bersama

    dengan penurunan fibronektin, menyebabkan sebagian besar penurunan aktivitas

    opsonisasi.

    o Sindrom kekurangan leukocyte adhesion (LAD) dan mobilitas neutrofil.

    III.4. Etiologi

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    62/71

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    63/71

    63

    III.6. Klasifikasi

    Klasifikasi infeksi tali pusat:

    a. Infeksi tali pusat lokal atau terbatas

    Jika tali pusat bengkak, mengeluarkan nanah, atau berbau busuk, dan di sekitar tali

    pusat berwarna kemerahan dan pembengkakan terbatas pada daerah kurang dari 1 cm di

    sekitar pangkal tali pusat local atau terbatas.

    b. Infeksi tali pusat berat atau meluas

    Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm atau kulit di

    sekitar tali pusat bayi mengeras dan memerah serta bayi mengalami pembengkakan perut,

    disebut sebagai infeksi tali pusat berat atau meluas.

    Gambar 2. Infeksi Tali Pusat Berat

    III.7. Gejala Klinik

    Gejala klinik yang dapat ditemukan pada omfalitis yaitu:

    - Gejala lokal:

    o Discharge yang purulen dan berbau busuk dari umbilicus atau tali pusat.

    o Eritema, edema, dan nyeri tekan di daerah periumbilikal

    - Gejala sistemik:

    o Takikardi (denyut jantung lebih dari 180 kali per menit)

    o Hipotensi dan capillary refill menurun

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    64/71

    64

    o Takipneu (nafas lebih dari 60 kali per menit)

    o Tanda-tanda gagal nafas atau apneu

    o Distensi abdomen dengan penurunan bising usus.

    o Keterlibatan sistem saraf pusat:

    Iritabilitas

    Letargi

    Penurunan refleks menghisap

    Hipotonus atau hipertonus

    III.8. Diagnosis Banding

    Diagnosis banding omfalitis antara lain:

    - Granuloma umbilikus (granuloma yang dapat dilihat pada umbilikus)

    - Patent vitello-intestinal duct

    - Patent urachus (pembukaan fistel dengan discharge urin)

    - Necrotizing enterocolitis (distensi abdomen, muntah, BAB berdarah)

    - Sepsis general

    - Jarang, anomaly appendiculo-omphalic

    III.9. Diagnosis

    Usap mikrobiologi dari umbilikus harus dikirim untuk kultur aerob dan anaerob. Kultur darah

    harus disertakan pada saat yang tepat. Pada pemeriksaan laboratorium darah, dapat ditemukan

    neutrofilia (kadang-kadang neutropenia).

    Diagnostik dapat ditegakkan melalui pemeriksaan penunjang berupa:

    - Rontgen abdomen sangat diperlukan jika dicurigai terjadi necrotizing enterokolitis. Dapat

    dijumpai gas di intraperitoneal dimana terjadi peritonitis (disebabkan oleh bakteri penghasil

    gas). Multiple fluid levels dapat mengarah ke obstruksi adhesi tapi dapat pula dijumpai pada

    ileus.

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    65/71

    65

    - USG abdomen berguna untuk memberikan gambaran mengenai dinding abdomen jika

    dicurigai terjadi kista. Sangat berguna untuk mendiagnosis abses intraperitoneal, abses

    retroperitoneal, dan abses hepar.

    - USG Doppler dilakukan jika dicurigai terjadi thrombosis vena portal.

    - Fistulogram diindikasikan jika terjadi fistula ke umbilikus.

    - MRI atau CT-scan dapat digunakan untuk menilai fistula kongenital.

    III.10. Penatalaksanaan

    Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada omfalitis yaitu:

    a. Farmakologi

    - Antibiotik: ampiclox, cloxacillin, flucloxacillin, methicillin yang dikombinasi dengan

    gentamycin.

    - Untuk bakteri anaerob, dapat diberikan antibiotik berupa metronidazole.

    - Terapi diberikan selama 10-14 hari.

    - Untuk omfalitis sederhana yang tidak terjadi komplikasi, dapat diberikan terapi antibiotik

    jangka pendek selama 7 hari.

    b. Nonfarmakologi

    Penatalaksanaan omfalitis berdasarkan klasifikasi:

    a. Infeksi tali pusat lokal atau terbatas

    Cara penanganannya :

    - Biasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum memegang atau membersihkan tali

    pusat, untuk mencegah berpindahnya kuman dari tangan.

    - Bersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptik (misalnya klorheksidin

    atau iodium povidon 2,5%) dengan kain kassa yang bersih.

    - Olesi tali pusat pada daerah sekitarnya dengan larutan antiseptik (misalnya

    gentian violet 0,5% atau iodium povidon 2,5%) delapan kali sehari sampai tidak ada

    nanah lagi pada tali pusat.

    - Anjurkan Ibu melakukan ini kapan saja bila memungkinkan. Jika kemerahan atau

    bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm, obati seperti infeksi tali pusat berat

    atau meluas.

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    66/71

    66

    b. Infeksi tali pusat berat atau meluas

    Cara penanganannya :

    - Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan kultur dan sensivitasi.

    - Dapat diberikan pemberian antibiotik sesuai indikasi seperti Kloksasilin oral selama

    lima hari jika terdapat pustule / lepuh kulit dan selaput lendir.

    - Cari tanda-tanda sepsis.

    - Lakukan perawatan umum seperti dijelaskan untuk infeksi tali pusat lokal atau terbatas.

    III.11. Komplikasi

    Patofisiologi komplikasi omfalitis erat kaitannya dengan anatomi umbilikus. Infeksi dapat

    menyebar sepanjang arteri umbilikalis, vena umbilikalis, sistem limfatik dinding abdomen, dan

    dengan penyebaran langsung ke daerah perbatasan.

    Gambar 3. Patofisiologi komplikasi dari omfalitis

    Komplikasi yang dapat terjadi pada omfalitis berupa :

    - Necrotizing fasciitis

    Necrotizing fasciitis adalah salah satu komplikasi serius yang paling sering dilaporkan

    dari omfalitis, 1.8 12 terjadi dalam 26% dari pasien. Telah tercatat terjadi pada 13.5%

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    67/71

    67

    neonatus dengan omfalitis. Kondisi ini dimulai dengan selulitis periumbilikalis, yang, tanpa

    pengobatan, dengan cepat menjadi nekrosis kulit dan jaringan subkutan, dan dalam

    beberapa kasus, mionekrosis.

    Skrotum adalah yang paling sering terpengaruh oleh necrotizing fasciitis, tetapi

    dinding perut juga mungkin terlibat. Jika diobati dini, selulitis periumbilikalis dapat

    dikontrol dengan menggunakan antibiotik parenteal spectrum luas. Rezim antibiotik harus

    selalu menyertakan sebuah antianaerob seperti metronodazole.

    Necrotizing fasciitis harus ditangani dengan debridement yang cepat, menghapus

    semua jaringan yang mati, diikuti dengan perawatan luka harian. Jika bayi terlalu sakit

    untuk anastesi umu, debridement dapat dilakukan dengan menggunakan parasetamol

    parenteral atau perrektal untuk analgesia. Luka yang dihasilkan nantinya akan memerlukan

    penutupan sekunder (atau pencangkokan kulit jika cacat besar). Namun, luka skrotum dapat

    sembuh dengan baik tanpa penutupan sekunder atau pencangkokan kulit.

    Gambar 4. Necrotising fasciitis awal yang dimulai dari umbilikus

    - Evisceration

    Evisceration intestinal merupakan komplikasi serius yang sering dilaporkan. Yang

    biasanya mengalami eviscerasi adalah usus halus, tetapi usus besar mungkin terlibat. Secara

    jarang, presentasi klinik dapat timbul lama, dan dapat menjadi gangren.

    Eviserasi intestinal ini harus ditutupi oleh kain kasa lembab yang bersih, dan

    ditempatkan dalam kantong usus (atau dapat juga pada kantong plastic transparan).

    Perawatan dilakukan untuk memastikan bahwa usus tidak terpelintir.

    Di bawah anastesi umum, usus dibersihkan dan dikembalikan ke rongga peritoneal

    dan umbilikus diperbaiki. Jika terdapat gangrene peritonitis atau usus, sebuah laparotomi

    perlu dilakukan untuk mengeringkan dan membersihkan setiap abses rongga peritoneal.

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    68/71

    68

    Gambar 5. Evisceral intestinal

    - Peritonitis

    Peritonitis dapat terjadi dengan atau tanpa abses intraperitoneal. Jika tidak terdapat

    abses, infeksi bisa diterapi dengan penggunaan antibiotik intravena spectrum luas, dan

    operasi biasanya tidak diperlukan. Jika abses intraperitoneal dikonfirmasi oleh USG, atau

    jika tidak ada fasilitas untuk USG, maka laparotomi diperlukan. Abses apapun dikeringkan

    dan rongga peritoneal dibersihkan.

    - Abses

    Abses dapat terjadi di berbagai tempat, namun sering intraabdominal. Abses

    intraperitoneal dilakukan drainase dengan laparotomi. Abses retroperitoneal dilakukan

    drainase dengan pendekatan ekstraperitoneal, tetapi jika terletak anterior di retroperitoneal

    tersebut, pendekatan intraperitoneal mungkin diperlukan.

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    69/71

    69

    Abses hati harus benar-benar diketahui lokasinya dengan ultrasonografi atau CT-scan.

    Abses disedot oleh jarum dengan lubang yang lebar di bawah bimbingan pencitraan, dan

    rongga abses tersebut diairi dengan normal saline. Hal ini dapat diulangi sekali lagi jika

    masih terdapat abses. Dalam kasus-kasus sulit, atau kekambuhan setelah aspirasi jarum,

    drainase terbuka mungkin diperlukan. Jika abses multiple, antibiotik parenteral saja

    mungkin cukup, dan aspirasi / drainase disediakan untuk kasus yang persisten. Abses dapat

    terletak di dinding perut anterior atau di lokasi dangkal lainnya. Keadaan ini akan

    membutuhkan drainase.

    Komplikasi lanjut yang dapat terjadi yakni:

    - Thrombosis vena porta

    Portal vein thrombosis (PVT) adalah komplikasi dengan konsekuensi serius.

    Meskipun komplikasi awal, konsekuensi utama dihasilkan dalam jangka panjang. Dalam

    satu laporan dari 200 pasien yang menjalani portosystemic shunt untuk hipertensi portal

    karena PVT, 15% dari PVT diduga merupakan hasil dari omphalitis neonatal. Trombosis

    dapat menghasilkan carvernoma, yang dapat menyebabkan obstruksi empedu. Sebuah shunt

    portosystemic mungkin diperlukan jika hipertensi portal meningkat.

    - Hernia umbilikalis

    Hernia umbilikalis adalah masalah umum pada anak-anak di Afrika, dan beberapa

    adalah hasil dari melemahnya sikatriks umbilikus dari omfalitis neonatus.

    - Adhesi peritoneal

    Adhesi peritoneal adalah hasil dari subklinis sebelumnya. Adhesi dapat menyebabkan

    obstruksi usus, yang biasanya tidak bisa menerima tindakan nonoperatif. Laparotomi dan

    lisis / eksisi adhesi biasanya diperlukan. Setiap segmen usus iskemik perlu direseksi.

    III.12. Prognosis

    Omfalitis uncomplicated yang diterapi dengan baik biasanya sembuh tanpa morbiditas serius.

    Namun, jika lambat diketahui dan pengobatan tertunda, angka kematian bisa tinggi mencapai 715%.

    Morbiditas dan mortalitas yang serius dapat terjadi akibat komplikasi seperti necrotizing fasciitis,

    peritonitis, dan eviserasi. Thrombosis vena portal dapat berakibat fatal.

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    70/71

    70

    Kematian dapat mencapai 38 87 % mengikuti necrotizing fasciitis dan mionekrosis. Selain itu,faktor-faktor risiko tertentu seperti prematuritas, kecil masa kehamilan, jenis kelamin (laki-laki), dan

    proses kelahiran yang sepsis, terkait dengan prognosis yang buruk.

  • 8/10/2019 Makalah Tutorial a 2 Case 1

    71/71

    DAFTAR PUSTAKA