makalah scm usaha mandiri snowblind

23
BAB I SEJARAH 1.1 Sejarah Snowblind adalah sebuah merk produk yang berkecimpung di dunia fashion yang berada di Indonesia. SNOWBLIND dimulai pada tahun 2010 oleh anak muda yang bersemangat di bidang fashion. SNOWBLIND terinspirasi oleh gaya hidup perkotaan, seni, dan desain grafis. Untuk sekarang ini SNOWBLIND sedang merintis usaha di dalam clothing dan assesoris fashion. Berawal dari gagasan seseorang yang biasa dipanggil Koko, dia mengembangkan usahanya bekerjasama dengan penjahit dan sablon. Dia berusaha membuat desain yang beda dengan yang lain dengan mode yang dipilih gaya anak muda zaman ini. Dia berusaha mengembangkan idenya dengan dibantu dari pihak-pihak pembantu seperti penjahit, penyablon dan pemasok kain. Untuk menambah modal biasanya dia juga menerima jasa pembuatan kaos baik dengan desain yang sudah ada maupun yang meminta dibuatkan desainnya. Produk yang dihasilkan memperhatikan kualitas dan di produkasi dalam jumlah terbatas. Sehingga produk SNOWBLIND limited edition dan tidak banyak yang sama dengan merek lainnya. Jika dibandingkan dengan produk distro lainnya yang ada di Yogyakarta, produk SNOWBLIND tidak kalah karena menggunakan bahan yang terjamin mutunya, harga yang terjangkau dan desain yang disesuaikan dengan perkembangan mode. 1.2 Informasi Pemilik SNOWBLIND dimiliki oleh seorang pemuda yang bernama MOKO, tapi akrab di panggil dengan sebutan Koko. Koko masih berstatus sebagai Mahasiswa di Perguruan Tinggi tentang desain MSD. 1.3 Alamat Untuk sekarang ini belum ada tempat atau toko untuk penjualan SNOWBLIND. Namun pemesan dapat menemui pemilik di tempat tempat tinggalnya yaitu KOS IJO jl seturan belakang sd/tk Budi Mulia. Pembeli juga dapat melihat koleksi barang- barang buatan SNOWBLIND, seperti Kemeja, Kaos, Tas, dll di twitter @snowblindstore, facebook 1

Upload: nur-bagus-nugroho

Post on 22-Jan-2016

136 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tentang Manajemen Rantai Pasok

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah SCM Usaha Mandiri SNOWBLIND

BAB ISEJARAH

1.1 SejarahSnowblind adalah sebuah merk produk yang berkecimpung di dunia fashion yang

berada di Indonesia. SNOWBLIND dimulai pada tahun 2010 oleh anak muda yang bersemangat di bidang fashion. SNOWBLIND terinspirasi oleh gaya hidup perkotaan, seni, dan desain grafis. Untuk sekarang ini SNOWBLIND sedang merintis usaha di dalam clothing dan assesoris fashion.

Berawal dari gagasan seseorang yang biasa dipanggil Koko, dia mengembangkan usahanya bekerjasama dengan penjahit dan sablon. Dia berusaha membuat desain yang beda dengan yang lain dengan mode yang dipilih gaya anak muda zaman ini. Dia berusaha mengembangkan idenya dengan dibantu dari pihak-pihak pembantu seperti penjahit, penyablon dan pemasok kain. Untuk menambah modal biasanya dia juga menerima jasa pembuatan kaos baik dengan desain yang sudah ada maupun yang meminta dibuatkan desainnya.

Produk yang dihasilkan memperhatikan kualitas dan di produkasi dalam jumlah terbatas. Sehingga produk SNOWBLIND limited edition dan tidak banyak yang sama dengan merek lainnya. Jika dibandingkan dengan produk distro lainnya yang ada di Yogyakarta, produk SNOWBLIND tidak kalah karena menggunakan bahan yang terjamin mutunya, harga yang terjangkau dan desain yang disesuaikan dengan perkembangan mode.

1.2 Informasi Pemilik

SNOWBLIND dimiliki oleh seorang pemuda yang bernama MOKO, tapi akrab di panggil dengan sebutan Koko. Koko masih berstatus sebagai Mahasiswa di Perguruan Tinggi tentang desain MSD.

1.3 AlamatUntuk sekarang ini belum ada tempat atau toko untuk penjualan SNOWBLIND.

Namun pemesan dapat menemui pemilik di tempat tempat tinggalnya yaitu KOS IJO jl seturan belakang sd/tk Budi Mulia. Pembeli juga dapat melihat koleksi barang-barang buatan SNOWBLIND, seperti Kemeja, Kaos, Tas, dll di twitter @snowblindstore, facebook https://www.facebook.com/pages/Snowblind/162290137210680?fref=ts, akses Blackberry Masengger pin 255D49FD, dan Instagram SNOWBLIN_fa .

1.4 ProdukProduk yang di hasilkan untuk menunjang fashion anak muda jaman sekarang.

Fashion yaitu berupa kaos, kemeja, bag, sepatu.

1.5 Proses ProduksiRangkaian kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi antara lain :

1. Mendesain produk yang akan diproduksi, kegiatan ini dilakukan oleh kita sendiri (koko)2. Melakukan pemilihan bahan sesuai dengan kualitas yang diinginkan. Bahan di peroleh

dari toko yang menjadi pemasok tetap yang berada di kota Solo.

1

Page 2: Makalah SCM Usaha Mandiri SNOWBLIND

3. Disain dan bahan yang telah siap untuk diantarkan ke penjahit, setelah selesai dijahit baju diantarkan ke penyablon.

Kegiatan produksi diperkirakan selama dua minggu hingga menjadi produk jadi dan dikemas lalu siap di pasarkan.

1.6 DistribusiPendistribusian barang ini dapat disebut Cash and Order karena pembeli dapat

bertemu dengan pihak SNOWBLIND yang ada di Yogyakarta dengan membawa barang yang dipesan serta pembeli akan membayar di tempat. Bisa juga dengan meminta kiriman ke tempat pembeli dengan penambahan biaya pengiriman sesuai tujuan dari Yogyakarta dan sesuai peraturan SNOWBLIND selesai membayar barang pilihan pembeli terlebih dahulu transfer ke rekening SNOWBLIND maka barang baru akan dikirim. Pengiriman dapat menggunakan jasa JNE atau POS INDONESIA dan pembayaran mengunakan bank MANDIRI atau BCA.

1.7 PemasaranPemasaran yang digunakan yaitu dengan group BlackBerry Messenger (BBM),

facebook, twitter, dan instagram. Gambar produk jadi di upload di media penjualan di atas, sehingga pembeli dapat melihat produk secara tidak langsung. Pembelian dilakukan dengan cara mengirimkan format produk yang diinginkan sehingga pihak penjual dapat mngirimkan barang sesuai keinginan pembeli.

Gambar 1.1. Produk Kemeja Snowblind

2

Page 3: Makalah SCM Usaha Mandiri SNOWBLIND

Gambar 1.2. Produk Kaos Snowblind

Gambar 1.3. Produk Tas Snowblind

3

Page 4: Makalah SCM Usaha Mandiri SNOWBLIND

Gambar 1.4. Tempat Pemasaran Facebook

Gambar 1.5. Tempat Pemasaran Instagram

4

Page 5: Makalah SCM Usaha Mandiri SNOWBLIND

Gambar 1.6. Tempat Pemasaran Twitter

5

Page 6: Makalah SCM Usaha Mandiri SNOWBLIND

BAB IISTUDI KASUS

2.1 PermasalahanPermasalahan yang ada di SNOWBLIND saat ini yaitu kurang adanya pemasaran.

Pemasaran saat ini masih dengan media internet atau bisa di sebut juga media online. Tidak banyak orang yang mengetahui situs tentang SNOWBLIND. Selain itu SNOWBLIND adalah brand distro premium yang belum terlalu banyak pembeli.

Distro yang ada di Yogyakarta sendiri memiliki bebeapa kelebihan dan masing masing sudah cukum mempunyai nama di pasaran. Sehingga membuat brand distro premium sangat sulit berkembang di pasaran. Brand premium belum tentu kalah dengan brand besar yang sudah ada, hanya mereka kurang pemasaran dan promosi.

Di dalam pemilihan pemasok kain juga perlu diperhitungkan untuk memaksimalkan profit usaha ini. Dengan begitu untuk memasang harga pada penjualan dapat mengikuti atau di bawah pasaran distro-distro yang ada, sehingga konsumen memandang merk ini bagus dan tidak terlalu mahal. Itu yang dapat membuat kesan bagus pada konsumen sehingga mereka bisa mengenalkan produk ini ke orang lain secara tidak langsung.

Gambar 2.1. Flowchart Proses Pembuatan

6

Page 7: Makalah SCM Usaha Mandiri SNOWBLIND

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

Perusahaan dalam mengimplementasikan Supply Chain Management (SCM), bertujuan untuk meningkatkan daya saing diwujudkan dalam peningkatan kinerja operasional. Penilaian SCM dipengaruhi berbagai bidang seperti pembelian dan logistic. Dalam perspektif proses integrasi, semua pihak yang terkait dari rantai pasokan bergabung upaya untuk mengkoordinasikan kegiatan bisnis yang spesifik guna meningkatkan kepuasan pelanggan.

3.1 Pengertian Supply Chain ManagementDefinisi Supply Chain menurut Idjarit dan Djokopranoto (2002, p5) adalah “Supply

Chain (rantai pengadaan) adalah suatu system tempat organisasi menyalurkan barang dan produksi jasanya kepada pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan atau jejaring dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut.

Menurut I Nyoman Pujawan (2005, p22), Supply Chain Management merupakan metode atau pendekatan integrative untuk mengelola aliran produk, informasi dan uang serta terintegrasi yang melibatkan pihak-pihak mulai dari hulu ke hilir yang terdiri dari supplier, pabrik, jangan distribusi maupun jasa- jasa logistik.

Menurut Chopra dan Meindi (2004, p4), “Supply chain management terdiri dari perlibatan dari setiap mata rantai persediaan, baik itu secar langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi permintaan pelanggan”

Menurut Yolanda M Siagian (2005, p6), Supply Chain Management menegaskan interaksi anatar fungsi pemasaran, produksi pada suatu perusahaan. Memanfaatkan kesempatan untuk meningkatkan pelayanan dan penurunan biaya dapat dilakukan melaui koordinasi dan kerjasama antara pengadaan bahan baku dan pendistribusiannya.

3.2 Kinerja UsahaKinerja merupakan kemampuan kerja yang diperlihatkan oleh hasil kerja. Goyal

(2001) menyatakan kinerja adalah: “Performance is: (1) the process or manner of performing, (2) a notable action or achievement, (3) the performing of a playor other entertainment”.

Pengertian Kinerja perusahaan adalah sesuatu yang dihasilkan perusahaan dalam masa periode tertentu dengan merujuk pada standar yang telah ditentukan. Kinerja perusahaan merupakan hasil yang dapat diukur dan ditentukan dengan menunjukkan kondisi empirik perusahaan dari berbagai ukuran yang ditetapkan. Kinerja usaha merujuk pada seberapa banyak perusahaan berorientasi pada pasar serta tujuan keuntungan.

Sistem penilaian kinerja yang baik mengandung beberapa indikator kinerja, diantaranya: (1) aktivitas organisasi dan menekankan peningkatan perspektif konsumen, (2) menilai setiap kegiatan dengan menggunakan alat ukur kinerja berorientasi pada pelanggan, (3) mempertimbangkan semua aspek kinerja secara menyeluruh yang dapat mempengaruhi konsumen, dan (4) menyediakan informasi feed back guna membantu semua anggota organisasi untuk mengenali permasalahan dan peluang agar dapat melakukan perbaikan secara terus menerus. Penilaian kinerja meliputi semua aktifitas

7

Page 8: Makalah SCM Usaha Mandiri SNOWBLIND

untuk mengukur berbagai aktivitas tingkat organisasi untuk menghasilkan informasi feed back untuk melakukan perbaikan organisasi. Perbaikan organisasi meliputi perbaikan manajemen organisasi secara menyeluruh diantaranya: (a) perbaikan perencanaan, (b) perbaikan proses, dan (c) perbaikan evaluasi. Penilaian kinerja perusahaan dapat juga diukur melalui ukuran financial dan non financial. Ukuran financial untuk mengetahui tindakan yang telah dilakukan dimasa lampau dan ukuran financial dilengkapi dengan ukuran non financial tentang kepuasan pelanggan dan proses efektifitas biaya bisnis/intern serta produktivitas.

3.3 Komponen Supply Chain ManagementMenurut Turban (2004, p301) terdiri dari tiga komponen utama :

1. Upstream Supply ChainBagian Upstream Supply Chain meliputi aktivitas suatu perusahaan manufacturing

dengan para penyalurnya dan koneksi mereka kepada penyalur mereka (para penyalur second-tier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material. Didalam Upstream Supply Chain, aktivitas utama adalah pengadaan.

2. Internal Supply ChainBagian dari Internal Supply Chain meliputi semua proses inhouse yang digunakan

dalam mentranformasikan masukan dari para penyalur kedalam keluaran operasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk kedalam organisasi. Dalam Internal Supply Chain, perhatian yang paling utama adalah management produksi, pabrikasi, dan pengendalian produksi.

3. Downtime Supply ChainMeliputi semua aktifitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan

akhir. Didalam Downstream Supply Chain. Perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi dan after-sale service.

3.4 Tujuan Supply Chain ManagementMenurut Miranda ST (2002, p87), tujuan Supply Chain adalah memaksimalkan

persaingan dan keuntungan perusahaan beserta seluruh anggotannya termasuk pelanggannya. Sedangkan tjuan Supply Chain Management adalah mencapai biaya minimum dan service level yang maksimum. Supply Chain Management memepertimbangkan semua fasilitas yang berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan dan biaya yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

Menurut Chopra dan Meindi (2004, p5), tujuan Supply Chain Management adalah untuk memaksimalkan nilai secara keseluruhan yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan. Disisi lain, tujuannya untuk meminimalkan biaya keseluruhan (biaya pemesanan, biaya penyimpanan, biaya bahan baku, biaya transportasi, dll).

3.5 Keuntungan Supply Chain ManagementMenurut Indrijit dan Djokopranoto (2002, p4-5), beberapa keuntungan Supply Chain

Management antara lain :1. Mengurangi inventory dengan berbagai cara

8

Page 9: Makalah SCM Usaha Mandiri SNOWBLIND

a. Inventory merupakan bagian paling besar dari asset perusahaan, yang berkisar antara 30%-40%

b. Sedangkan biaya penyimpanan barang berkisar antara 20-40% dari nilai barang yang disimpan.

c. Oleh karena itu, usaha dan cara harus dikembangkan untuk menekan penimbunan barang dalam gudang agar biaya ditekan menjadi sedikit mungkin.

2. Menjamin kelancaran penyediaan baranga. Kelancaran barang yang perlu dijamin adlah mulai dari barang asal (pabrik pembuat),

supplier, perusahaan sendiri, wholesaler, retailer, sampai ke final customer.b. Jadi, rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai menjadi barang jadi dan diterima

oleh pemakai atau pelanggan merupakan suatu mata rantai yang panjang yang perlu dikelola dengan baik.

3. Menjamin mutua. Mutu barang jadi ditentukan tidak dengan hanya oleh proses produkasi barang

tersebut, tetapi juga oleh mutu dan bahan mentalnya dan mutu keamanan dalam pengiriman.

b. Jaminan mutu merupakan serangkaian mata rantai panjang yang harus dikelola dengan baik.

3.6 Kegiatan Supply ChainMenurut I Nyoman Pujawan (2005, p17), semua kegiatan yang berkait dengan aliran

material, informasi, dan uang disepanjang Supply Chain adalah kegiatan-kegiatan dalam cakupan Supply Chain Mnagement. Kegiatan Supply Chain Management dibagi menjadi 2 jenis kegiatan, yaitu :1. Kegiatan fisik

Terdiri dari :mencari bahan baku, produksi, penyimpanan produk atau material, dan pengembalian produk.

2. Kegiatan mediasi pasarTerdiri dari riset pasar, pengembangan produk, penetapan harga diskon, serta pelayanan purna jual.

3.7 Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Efisiensi Pemasaran

Analisis efisiensi pemasaran dapat diukur untuk mengetahui efisiensi dalam rantai pasok karena di dalam rantai pasok terdapat kegiatan pemasaran yang dapat mencerminkan tingkat efisiensi sebuah rantai pasok. Analisis efisiensi pemasaran diawali dengan identifikasi tempat pemasaran yang terlibat dalam pemasaran produk SNOWBLIND. Pada penelitian kali ini, analisis efisiensi pemasaran dilakukan hanya dengan pendekatan indikator efisiensi operasional. Efisiensi pemasaran produk SNOWBLIND berdasarkan indikator efisiensi operasional dapat dilihat dari pengukuran margin pemasaran. Margin Pemasaran

Analisis margin pemasaran dilakukan untuk mengetahui komponen biaya pemasaran yang membuat harga produk semakin naik dan berbeda antara tempat pemasaran yang satu dengan tempat pemasaran lainnya. Margin pemasaran

9

Page 10: Makalah SCM Usaha Mandiri SNOWBLIND

mencerminkan perbedaan pendapatan yang diterima oleh masing- masing tempat pemasaran. Hal tersebut dikarenakan besarnya biaya pemasaran yang dikeluarkan setiap tempat pemasaran juga berbeda, tergantung dari fungsi pemasaran yang dilakukan.

Terdapat tiga fungsi pemasaran, yaitu fungsi pertukaran, fisik, dan fasilitas. Fungsi pertukaran merupakan fungsi yang mencakup perpindahan hak milik barang atau jasa. Fungsi ini terdiri atas fungsi pembelian, penjualan, dan pengumpulan. Fungsi fisik merupakan fungsi yang mencakup aktivitas penanganan, pergerakan, dan perubahan fisik dari produk SNOWBLIND. Fungsi ini mencakup fungsi penyimpanan, fungsi pengangkutan, dan fungsi pengolahan. Fungsi fasilitas merupakan fungsi yang mencakup aktivitas yang memperlancar atau sebagai perantara antara fungsi pertukaran dan fungsi fisik. Fungsi fasilitas mencakup fungsi standardisasi, fungsi keuangan, fungsi penanggungan risiko, dan fungsi intelijen pasar seperti mengumpulkan, mengintepretasikan, dan menyebarkan informasi pasar.

Margin pemasaran produk SNOWBLIND dihitung berdasarkan pengurangan harga jual dan harga beli pada setiap tempat yang terlibat dalam pemasaran produk atau penjumlahan dari biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan dan keuntungan yang diperoleh tempat pemasaran. Margin pemasaran secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut (Kohls & Uhl 2002) : Mi = Psi – Pbi Mi = Ci + πiPsi – Pbi = Ci + πiKeuntungan tempat pemasaran tingkat ke- i adalah : Πi = Psi – Pbi – CiMaka besarnya margin pemasaran total adalah : MT = Σ MiKeterangan : Mi = Margin pemasaran pada pasar tingkat ke- i Psi = Harga jual pada pasar tingkat ke-i Pbi = Harga beli pada pasar tingkat ke-i Ci = Biaya tempat pemasaran tingkat ke-i Πi = Keuntungan tempat pemasaran tingkat ke-i MT = Margin total i = 1, 2, 3, ….., n

10

Page 11: Makalah SCM Usaha Mandiri SNOWBLIND

BAB IVMETODOLOGI PENYELESAIAN

4.1 Tahapan Pemecahan Masalah Penggunaan diagram alir pada metodologi penelitian bertujuan untuk

menggambarkan urutan kerja serta tahapan dalam melakukan penelitian dari awal hingga didapatnya suatu penyelesaian yang dilakukan dalam melakukan pengamatan di SNOWBLIND. Pencapaian penelitian dapat berjalan secara sistematis dan lebih efisien sehingga pelaksanaannya akan terarah sesuai pada tujuan penelitian. Diagram alir metodologi penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Flowchart Metodologi Penyelesaian

11

Page 12: Makalah SCM Usaha Mandiri SNOWBLIND

4.2 Studi Pendahuluan Dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung pada SNOWBLIND untuk

mengetahui kondisi di lapangan. Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap kondisi perusahaan secara umum pada ruang lingkup storage, warehouse, bagian produksi. Serta wawancara dilakukan pada pihak-pihak terkait untuk mengetahui gambaran umum usaha kecil dan sistem manajemen yang dijalankan pada SNOWBLIND. Dengan dilakukannya studi pendahuluan diharapkan penelitian akan lebih jelas dengan informasi dan pengalaman praktis yang didapatkan melalui tinjauan secara langsung.

4.3 Studi LiteraturDilakukuan perbandingan antara keadaan nyata di SNOWBLIND dengan yang

seharusnya terjadi secara teoritis melalui studi literatur. Pada tahap ini dilakukan pencarian teori-teori yang mendukung pendekatan yang akan digunakan untuk menganalisis masalah yang ditemukan. Teori-teori tersebut didapatkan melalui bahan perkuliahan, buku, internet dan lainnya yang berhubungan dengan ruang lingkup masalah.

4.4 Perumusan MasalahDengan pengamatan yang telah dilakukan, terlihat bahwa terdapat beberapa hal

permasalahan yang penting untuk dikemukakan dan dibahas yaitu kurang adanya

pemasaran dan produk SNOWBLIND tergolong brand distro premium yang belum dikenal atau banyak pembeli. Setelah permasalahan teridentifikasi lalu dilakukan perumusan masalah untuk memperjelas permasalahan apa saja yang dibahas dalam penelitian ini. Diusulkan penerapan sistem supply chain management sebagai penyelesaian masalah.

4.5 Menetapkan Tujuan PenelitianPada tahap ini, ditentukan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian dilakukan.

Penetapan tujuan penelitian juga dimaksudkan agar penelitian lebih jelas dan terarah. Tujuannya yaitu pemasaran menjadi lebih baik sehingga membuat penjualan meningkat.

4.6 Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari penelitian yang dilakukan. Data primer diperoleh dengan melakukan melakukan observasi langsung ke SNOWBLIND, wawancara dengan pihak yang terkait, wawancara dengan bantuan kuesioner dan juga didapatkan melalui dokumen yang telah tersedia yang berkaitan dengan objek penelitian. Data sekunder berupa studi pustaka dari data lain yang berkaitan dengan topik penelitian ini yang diperoleh dari jurnal, buku, website, disertasi, skripsi yang berhubungan dengan rantai pasok yang dapat diterapkan pada usaha mandiri SNOWBLIND.

Kuisioner yang digunakan berisikan pertanyaan-pertanyaan relevan dengan tujuan penelitian. Kuisioner ini berisi seputar:1. Sejauh mana konsumen mengenal brand SNOWBLIND.2. Perbedaan kualitas dari produk yang dihasilkan SNOWBLIND dengan brand lainnya.3. Pendapat konsumen tentang inovasi atau desain produk SNOWBLIND dengan brand

lainnya.4. Pemasaran yang dilakukan untuk saat ini bagaimana.

12

Page 13: Makalah SCM Usaha Mandiri SNOWBLIND

4.7 Penyelesaian Masalah Data-data yang dikumpulkan kemudian diolah agar dapat dianalisis dan menghasilkan

penyelesaian masalah yang diinginkan. Masalah utama perusahaan terletak pada sistem pemasaran yang kurang baik, untuk itu penyelesaian akan dilakukan dengan menerapkan sistem supply chain management pada perusahaan.

4.8 Sistem Supply Chain ManagementDilakukan analisis terhadap hasil data-data yang telah diolah. Hasil dari analisis

tersebut bertujuan untuk membuat strategi yang cocok dan usulan perbaikan terhadap sistem yang berjalan saat ini dengan sistem supply chain management yang akan diterapkan pada perusahaan. Dari hal tersabut dapat dilakukan pengukuran kinerja rantai pasok dengan cara: Efisiensi Pemasaran

Analisis efisiensi pemasaran dapat diukur untuk mengetahui efisiensi dalam rantai pasok karena di dalam rantai pasok terdapat kegiatan pemasaran yang dapat mencerminkan tingkat efisiensi sebuah rantai pasok. Analisis efisiensi pemasaran diawali dengan identifikasi tempat pemasaran yang terlibat dalam pemasaran produk SNOWBLIND. Pada penelitian kali ini, analisis efisiensi pemasaran dilakukan hanya dengan pendekatan indikator efisiensi operasional. Efisiensi pemasaran produk SNOWBLIND berdasarkan indikator efisiensi operasional dapat dilihat dari pengukuran margin pemasaran. Margin Pemasaran

Analisis margin pemasaran dilakukan untuk mengetahui komponen biaya pemasaran yang membuat harga produk semakin naik dan berbeda antara tempat pemasaran yang satu dengan tempat pemasaran lainnya. Margin pemasaran mencerminkan perbedaan pendapatan yang diterima oleh masing- masing tempat pemasaran. Hal tersebut dikarenakan besarnya biaya pemasaran yang dikeluarkan setiap tempat pemasaran juga berbeda, tergantung dari fungsi pemasaran yang dilakukan.

Terdapat tiga fungsi pemasaran, yaitu fungsi pertukaran, fisik, dan fasilitas. Fungsi pertukaran merupakan fungsi yang mencakup perpindahan hak milik barang atau jasa. Fungsi ini terdiri atas fungsi pembelian, penjualan, dan pengumpulan. Fungsi fisik merupakan fungsi yang mencakup aktivitas penanganan, pergerakan, dan perubahan fisik dari produk SNOWBLIND. Fungsi ini mencakup fungsi penyimpanan, fungsi pengangkutan, dan fungsi pengolahan. Fungsi fasilitas merupakan fungsi yang mencakup aktivitas yang memperlancar atau sebagai perantara antara fungsi pertukaran dan fungsi fisik. Fungsi fasilitas mencakup fungsi standardisasi, fungsi keuangan, fungsi penanggungan risiko, dan fungsi intelijen pasar seperti mengumpulkan, mengintepretasikan, dan menyebarkan informasi pasar.

Margin pemasaran produk SNOWBLIND dihitung berdasarkan pengurangan harga jual dan harga beli pada setiap tempat yang terlibat dalam pemasaran produk atau penjumlahan dari biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan dan keuntungan yang diperoleh tempat pemasaran. Margin pemasaran secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut (Kohls & Uhl 2002) :

13

Page 14: Makalah SCM Usaha Mandiri SNOWBLIND

Mi = Psi – Pbi Mi = Ci + πiPsi – Pbi = Ci + πiKeuntungan tempat pemasaran tingkat ke- i adalah : Πi = Psi – Pbi – CiMaka besarnya margin pemasaran total adalah : MT = Σ MiKeterangan : Mi = Margin pemasaran pada pasar tingkat ke- i Psi = Harga jual pada pasar tingkat ke-i Pbi = Harga beli pada pasar tingkat ke-i Ci = Biaya tempat pemasaran tingkat ke-i Πi = Keuntungan tempat pemasaran tingkat ke-i MT = Margin total i = 1, 2, 3, ….., n

4.9 Kesimpulan dan Saran Merupakan bagian akhir dari penelitian, dimana melalui hasil analisis yang diperoleh

lalu dirumuskan dalam suatu kesimpulan. Kesimpulan dibuat untuk menjawab tujuan dari penelitian dan sebagai pemecahan terhadap masalah. Solusi yang didapatkan pada hasil analisis juga berguna sebagai saran untuk pencapaian tujuan dan berguna bagi berbagai pihak yang menggunakan hasil penelitian.

14

Page 15: Makalah SCM Usaha Mandiri SNOWBLIND

BAB VPENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1 Pengumpulan DataDari penilitian pengambilan data primer maupun sekunder tentang produk

SNOWBLIND, didapatkan hasil berupa:1. Data umum perusahaan yang meliputi sejarah singkat dari SNOWBLIND, visi dan misi,

sistem pemesanan bahan baku dan distribusi produk jadi.2. Data penjualan produk yang ditawarkan SNOWBLIND berdasarkan dari jumlah produk

yang telah dibeli oleh konsumen selama 6 bulan, mulai dari bulan Januari 2012 sampai Juni 2012, baik yang diterima dari penjualan reseller, konsumen yang membeli produk baik secara online maupun membeli langsung di toko yang sudah bekerja sama dengan SNOWBLIND. Data dari hasil penjualan tersebut akan digunakan untuk membuat margin pemasaran. Dari perhitungan tersebut selanjutnya dilakukan analisis efisiensi pemasaran untuk mengetahui efisiensi dalam rantai pasok itu sendiri.

3. Keinginan konsumen tentang produk SNOWBLIND didalam kualitas, pemasaran dan harga. Dari data ini dapat menjadi dasar peningkatan produk SNOWBLIND. Dapat sebagai dasar pengambilan pemasok kain & pihak pengolahan yang bagus dan murah untuk mencapai harga yang diminati dalam pasar.

5.2 Penyelesaian Masalah Data-data yang telah diperoleh kemudian diolah agar dapat dianalisis dan didapat

penyelesaian masalah yang diinginkan. Masalah utama terletak pada sistem pemasaran yang kurang baik, untuk itu penyelesaian akan dilakukan dengan menerapkan sistem supply chain management. Sedangkan untuk menerapkan sistem SCM harus dimulai dari keadaan internal, SNOWBLIND telah memiliki sistem yang sudah tepat namun masih kurang dalam menjalin kerjasama dengan pihak lain.

Setelah menerapkan supply chain management maka dilakukan penelitian kinerja rantai pasok. Data-data yang diperoleh dilakukan perhitungan margin pemasaran kemudian dilakukan analisis efisiensi pemasaran:Dari Distributor:Harga Kaos : RP 75.000 Kemeja : Rp 150.000

Harga Distributor langsung ke konsumen:Harga Kaos : RP 85.000 Kemeja : Rp 165.000Ke Reseler 1 dan 2Harga Kaos : Rp 90.000 Kemeja : Rp 180.000

Pemasok Kain 1 : Rp 30.000/meter Pemasok Kain 2 : Rp 28.000/meter( harga kain tergantung motif dan banyaknya bahan baku yang tersedia )

15

Page 16: Makalah SCM Usaha Mandiri SNOWBLIND

Penjahit 1 : Rp 7.500/potong ( kaos ): RP 10.000/potong ( kemeja )

Penjahit 2 : Rp 8.000/potong ( kaos ): Rp 11.000/potong ( kaos )

Dari data diatas dapat terlihat pengambilan pemasok dan penjahit dengan ongkos termurah yaitu :- Pemasok kain 2- Penjahit 1Sehingga dapat dihitung margin efisien dalam 1 kali pembelian dan laku yaitu:M1 = Ps1 – Pb1 = 250000 – 101500 (belum packing dan transportasi) = 148500 M2 = Ps2 – Pb2 = 270000 – 225000 = 45000M3 = Ps3 – Pb3 = 270000 – 225000 = 45000MT = M1 + M2 + M3 = 148500 + 45000 + 45000 = 238500

Keterangan:M1 = Tingkat DistribusiM2 = Tingkat Reseller 1M3 = Tingkat Reseller 2Ps = Harga Jual Kaos dan KemejaPb = Harga Beli Kaos dan Kemeja

5.3 AnalisaHasil perhitungan dan data-data didapat dari kuisiober kemudian dilakukan analisis.

Sehingga dari data diatas dapat terlihat pengambilan pemasok dan penjahit dengan ongkos termurah yaitu :- Pemasok kain 2- Penjahit 1

Karena harga jual dan harga beli pada reseller 1 dan 2 sama, maka untuk pemilihan reseller dapat digunakan keduanya, namun untuk menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi langsung dijual ke konsumen.

Penambahan untuk reseller baru sangat memungkinkan untuk menambah pemasukan keuntungan, walaupun yang didapatkan tidak sebanyak seperti menjual langsung ke konsumen tetapi bisa menambah nilai terkenal karena reseller juga memperkenalkan kepada konsumen. Reseller itu dapat berupa bekerjasama dengan toko toko distro yang ada, bekerjasama dengan artis agar konsumen lebih mengetahui, dan pemasangan iklan di semua media.

16

Page 17: Makalah SCM Usaha Mandiri SNOWBLIND

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KesimpulanTujuan dari penelitian yaitu meningkatkan penjualan serta memperluas distribusi dari

SNOWBLIND. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan kesimpulan bahwa penambahan reseller dapat meningkatkan keuntungan berdasarkan harga jual yang diberikan, walaupun yang didapatkan tidak sebanyak seperti menjual langsung ke konsumen. Reseller dapat meningkatkan jaringan distribusi dari produk, karena reseller bisa berasal dari tempat-tempat yang berbeda sehingga membantu pemasaran produk dan produk menjadi semakin dikenal di masyarakat. Reseller disini dapat berupa kerjasama dengan distro yang ada, kerjasama dengan artis sebagai brand ambassador agar konsumen lebih mengenal dan tertarik pada produk, serta pemasangan iklan di semua media.

6.2 SaranDalam melakukan usaha diharapkan adanya konsistensi untuk memuaskan dan

menjaga kepercayaan pelanggan dengan tetap menjaga kualitas produk, waktu proses serta waktu pengiriman produk, karena produk sampai saat ini masih dipasarkan secara online.

17

Page 18: Makalah SCM Usaha Mandiri SNOWBLIND

Daftar Pustaka

Chopra, Sunil danPeter Meindi. Supply Chain Management (Strategy, Palnning, and Operation). Prentice Hall.

Pujawan, I Nyoman. Supply Chain Management. Guna Widya.Sari, Prisca Nurmala. 2012. Analisis Network Supply Chain dan Pengendalian Persediaan Beras

Organik (Studi Kasus : Rantai Pasok Tani Sejahtera Farm, Kab. Bogor). http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/58152. IPB.

18