makalah scm metode transportasi
DESCRIPTION
Makalah Scm Metode TransportasiTRANSCRIPT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
“TRANSPORTASI DALAM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT”
Oleh:
Rachmadtya 0842620040
Siti Namira 1142627008
JURUSAN ADMININSTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara tropis yang memiliki ragam buah khas yang tersebar di berbagai
pulau dan belum dikelola pengembangannya sebagaimana mestinya baik menyangkut tata
produksi, penanganan pascapanen, pengolahan dan pemasarannya. Buah eksotik yang hanya
tumbuh dan berproduksi di Nusantara menjadi aset nasional yang harus dimanfaatkan sebaik-
baiknya bagi kemaslahatan rakyat. Tanaman buah yang menghutan menjadi daya tarik tersendiri
bagi konsumen yang mendambakan buah organik. Sementara pengelolaan kebun tanaman buah
menjadi upaya utama untuk menjaga keberlanjutan pasokan buah ber bermutu kepada
masyarakat pembeli baik domestic maupun luar negeri (ekspor).
Masyarakat industrialis tidak akan ada tanpa peran system transportasi yang efisien. Kita
sering menganggap bahwa barang-barang akan berpindah dari tempat produksi ke tempat barang
tersebut akan dikonsumsi dapat dilakukan dengan mudahnya, tanpa memikirkan pengorbanan
waktu dan biaya yang ditimbulkannya. Ternyata dalam kenyataannya tidak semudah itu.
Logistic melibatkan perpindahan produk yang terdiri dari bahan baku atau bahan mentah,
onderdil, barang kebutuhan dan barang langsung pakai dari sejak pembuatan produk hingga saat
digunakan. Sebuah produk ketika diproduksi berada pada satu titik yang memiliki nilai terendah
untuk konsumen yang dituju, kecuali dipindahkan pada satu titik dimana produk tersebut dapat
berguna bagi konsumen.
Transportasi mewujudkan dan menciptakan nilai suatu produk. Pemasaran sebagai bagian
hilir dari sistem agribisnis harus didukung oleh sistem transportasi yang handal dalam
distribusinya, agar bisnis buah dapat terjamin keberhasilannya. Pengembangan agribisnis buah
dalam berbagai tingkatan berdasarkan skala usaha termasuk kegiatan usaha pendukungnya
menjadi telaahan yang penting agar sistem agribisnis dapat berlangsung secara adil, proporsional
dan profesional serta melibatkan banyak pelaku usaha, sehingga diharapkan dapat menjadi
penyedia lapangan kerja bagi angkatan kerja perdesaan di daerah sentra produksi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Transportasi logistik sebagai jeda pemasaran
Transportasi memindahkan produk ke suatu pasar yang terkadang berjauhan, tetapi harus
dilakukan secara cepat dan efisien, tetapi transportasi juga meningkatkan kepuasan konsumen,
hal ini sebagai komponen terpenting dari konsep pemasaran.
Karena transportasi dapat mencipatakan kegunaan tempat dan konstribusi kegunaan waktu
yang keduanya sangat penting guna kesuksesan pemasaran, ketersediaannya, kecukupannya, dan
biaya yang mempengaruhi keputusan bisnis terkadang dilihat tidak dipengaruhi oleh fungsi-
fungsi transportasi. Ternyata, setiap keputusan pemasaran sangat dipengaruhi oleh transportasi,
dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Produk
Setiap produk pasti membutuhkan pengaturan dalam pembuatannya. Tingkat kemudahan
atau kesulitan dalam pengakutan produk yang disebabkan karena bentuk barang, biaya
transportasi, ketersediaan peralatan transportasi, dan kapasitas dari barang tersebut untuk
memindahkan produk akan mempengaruhi banyak hal dari keputusan pembuatan produk.
b. Harga
Transportasi adalah biaya variabel sehingga ada pengaruh yang nyata pada harga. Hal ini
menyebabkan perusahaan harus bertanggung jawab terhadap barang yang diproduksi dan jasa
yang digunakan, sehingga dapat menutupi biaya dan menghasilkan keuntungan. Ketidak
efisiensi dan biaya yang berlebih akibat kesalahan transportasi akan mengakibatkan naiknya
harga.
c. Pasar yang dituju
Dimana seharusnya produk dipasarkan atau dijual? Kemampuan menjual jasa pada
berbagai macam pasar dipengaruhi banyak factor termasuk di dalamnya ketersediaan
transportasi yang cukup memadai, biaya transportasi dan kemampuan alat transportasi
tersebut mengantar barang tepat waktu.
d. Pembelian
Apa yang dibeli dapat dengan mudah dicerminkan oleh alat angkutnya. Ketersediaan,
kemampuan, dan biaya transportasi terhadap produk baik itu berupa bahan baku, onderdil,
komponen produk atau barang jadi sangat mempengaruhi terhadap apa, kapan, dan dimana
produk tersebut dibeli.
e. Fasilitas lokasi
Transportasi adalah salah satu dari banyak factor yang harus dipertimbangkan ketika
membuat keputusan tentang lokasi. Ketersediaan dan kemampuan transportasi serta biaya
yang ditimbulkannya akan mempengaruhi pemilihan pabrik, gudang, dan lokasi pedagang
eceran sampai konsumen akhir.
f. Mengukur Produktivitas Sistem Transportasi
Faktor–faktor yang digunakan untuk pertimbangan pemilihan layanan transportasi
diantaranya harga, waktu transit dan variabilitinya serta kemungkinan kehilangan dan
kerusakan. Faktor-faktor tersebut menentukan tngkat produktivitas dari suatu mode
transportasi yang digunakan. Peningkatan produktivitas dapat dikategorikan dalam 3 grup
(Bowersox, 2002)
1. Peningkatan pada system transportasi baik desain maupun metode, peralatan, dan
prosedurnya.
2. Peningkatan pada penggunaan tenaga kerja dan perlengkapannya (ex.operasi borongan,
sistem rute dan penjadwalan, kendaraan konsolidasi, dll)
3. Peningkatan pada performa tenaga kerja dan perlengkapannya (ex. Standar aktivitas
menyupir, peningkatan manajemen lini pertama, pembuatan database transportasi,
pemberian insentif, program peningkatan efisiensi bahan bakar)
2.2. Biaya Transportasi dan harga
Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya transportasi dan harga dapat dikelompokan
menjadi dua kategori utama, yaitu factor yang berkaitan dengan produk dan factor yang
berkaitan dengan pasar.
Factor-faktor ini mencerminkan dua pilihan strategi harga dasar alat pengangkutan, yaitu
biaya dari harga jasa dan nilai dari harga jasa. Dalam penghitungan masalah yang dihadapi
berkenaan dengan penjualan.
a. Faktor yang berkaitan dengan produk
Banyak factor yang berkaitan dengan produk mempengaruhi biaya transportasi dan
harga. Perusahaan dapat mempertimbangkan factor-faktor ini untuk menentukan klasifikasi
produk pada tingkat harga yang dituju menurut beberapa kelompok, yaitu:
1. Berat
Berat atau beban mengacu pada rasio berat isi produk barang-barang seperti baja, bahan
bangunan, dan makanan kalangen mempunyai rasio berat yang tinggi. Sebaliknya, produk-
produk elektronik, pakaian, dan mainan mempunyai rasio berat rendah.
Secara umum produk-produk yang ringan biayanya dihitung per-kilo, sedangkan yang
memiliki rasio berat yang tinggi selain beratnya juga dihitung ukuran atau luasnya pemakaian
tempat pada alat angkut.
2. Penyimpanan
Penyimpanan adalah tingakatan suatu produk dapat mengisi ruang kendaraan
pengangkutan. Jika produk dapat secara penuh mengisi ruang pengakutan maka
penghitungannya berdasarkan per kali angkut. Seperti butir padi, biji tambang produk-produk
ini dapat mengisi seluruh ruang angkut, sehingga biaya dan harga angkut berdasarkan per
kali angkut. Berbeda dengan produk yang tidak mempunyai kemampuan penyimpanannya
yang baik, seperti mesin, meja, kursi, dan alat-alat furniture. Produk-produk ini biaya dan
harga transportasinya tidak dapat berdasarkan per kali angkut, sehingga kemampuan
penyimpanan bergantung dari ukuran, bentuk, dan rapuh tidaknya suatu barang.
3. Kesukaran atau kemudahan
Kesukaran atau kemudahan dalam penanganan produk. Semakin sulit untuk diangkut
maka semakin mahal biayanya dan harga transportasi. Produk yang seragam ukuran dan
bentuknya atau produk yang mudah ditangani hanya membutuhkan sedikit biaya. Jika produk
sudah dikemas dengan ukuran atau bentuk yang sama maka akan mempermudah dalam
penyusunan dna sejumlah produk yang ukuran dan bentuknya berbeda pasti membutuhkan
waktu yang lama dan tidak dapat memaksimalkan penggunaan ruang angkut. Hal ini tentu
merugikan baik dari segi waktu maupun ruang kosong bagi pihak pengangkut.
4. Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban produk yang berkenaan dengan keamanan, seperti produk komputer
sangat memerlukan keamanan dari pencurian dan mudah tidaknya hancur atau rusak seperti
bahan makanan atau telur. Dalam pengangkutan diupayakan tidak rusak atau hancur dalam
memiliki jangka waktu seperti sayuran yang produknya mudah layu maka produk-produk
dengan tanggungjawab lebih besar akan lebih mahal biaya transportasinya, karena produk
tidak hanya diangkut, tetapi resiko keadaan barang yang tinggi menjadi tanggungan si
pengangkut. Resiko barang inilah yang menjadikan harga dan biaya menjadi lebih mahal.
b. Faktor yang berkaitan dengan pasar
Selain factor yang berkaitan dengan produk, factor-faktor yang berkaitan dengan pasar
juga mempengaruhi biaya dan harga transportasi, yaitu:
1. Tingkat persaingan di dalam dan di luar
2. Lokasi pasar
3. Alam dan kebijakan pemerintah
4. Keseimbangan dan ketidakseimbangan lalu lintas pengangkutan di pasar.
5. Kecenderungan perpindahan produk.
6. Apakah produk diangkut secara domestic atau internasional. Pada sebagian
perusahaan factor-faktor ini terkadang dikombinasikan, sehingga membawa dampak
pada biaya dan harga transportasi.
Penetapan alat angkut yang akan digunakan memiliki beberapa pertimbangan dalam
penggunaan layanan transportasi ada 3, antara lain sebagai berikut :
1. Waktu yang dibutuhkan untuk transit, yaitu waktu yang sependek mungkin untuk
angkutan dari barang yang akan diangkut dnegan angkutan utama.
2. Kerugian dan kerusakan alat angkutan yang dipilih adalah yang memiliki risiko
kerugian dan kerusakan seminimal mungkin selama pengangkutan.
3. Harga adalah pertimbangan murah atau mahalnya biaya transport ke tujuan. Ada
beberapa strategi penetapan harga – cost of service, value of service dan strategi
lainnya.
c. Cost of service
Strategi ini menghitung tarif transportasi pada tingkat yang menutup biaya tetap, biaya
variable, dan ditambah keuntungan yang diharapkan perusahaan. Strategi ini memiliki
beberapa kendala, diantaranya :
1. Perusahaan harus dapat menghitung biaya tetap dan biaya variabelnya, termasuk
mengenali komponen biaya dan mengukur biaya-biaya tersebut dengan akurat.
2. Pendekatan ini membutuhkan biaya tetap yang dianggarkan untuk setiap
pengangkutan. Jika jumlah alat angkut bertambah, anggaran yang ada dapat dibagi
rata yang berakibat perbandingan biaya tetap setiap unit produk menjadi lebih kecil.
Sebaliknya, jika jumlah angkut berkurang, nilai perbandingannya menjadi lebih besar.
d. Value of service
Pendekatan ini sangat bergantung pada keadaan pasar, yaitu berdasarkan permintaan
pasar akan jasa pengangkutan dan situasi persaingan. Akibatnya, akan tercipta batasan yang
sangat tinggi terhadap tarif. Tarif akan memaksimalkan perbedaan antara pengahasilan dan
biaya variabel yang disediakan untuk pengakutan.
2.3. Bentuk-bentuk organisasi transportasi
Alat pengakutan transportasi dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk legalisasi atau
tipenya, yaitu common, contract, exempt, dan private. Untuk memilih alat angkut juga
dipengaruhi oleh peraturan daerah, Negara, dan pemerintah. Selain itu, pada perusahaan swasta
pemilihan alat angkut sangat dipengaruhi oleh alat yang dimiliki, factor keamanan, dan pajak.
a. Pengangkutan Umum
Pengangkutan bentuk umum, menawarkan jasanya pada perusahaan ekspedisi untuk
mengangkut produk dengan tariff yang telah ditetapkan. Pengangkutan umum menawarkan
produknya pada semua lapisan masyarakat.
b. Pengangkutan berdasarkan Perjanjian
Pengangkutan jenis ini adalah pengangkutan sewaan yang tidak menangani sendiri
dalam pelayanan masyarakat luas, tetapi hanya melayani sejumlah perusahaan ekspedisi
dengan perjanjian.
c. Pengangkutan khusus
Pengangkutan jenis ini merupakan pengangkutan sewaan yang mengangkut produk
tertentu seperti produk pertanian yang belum diolah, barang-barang yang berhubungan
dengan peternakan, bibit dan sebagainya. Sebenarnya, pengangkutan ini ada karena petani
atau peternak butuh pengangkutan produknya ke jalan umum.
d. Pengangkutan Swasta
Pengangkutan jenis ini tidak disewakan kepada umum, biasanya dimiliki perusahaan
pengahasil produk sendiri, sehingga perusahaan dapat mengangkut produknya dengan
fasilitas yang dimilikinya.
2.4. Pilihan layanan transportasi dan karakteristiknya
Penggunaan pelayanan transportasi dapat dibedakan menjadi lima model dasar, antara lain
transportasi air, kereta api, udara, jalan raya, dan dengan pipa.
a. Transportasi air
Alat transportasi melalui jalan air merupakan bentuk transportasi yang tertua dengan
menggunakan perahu layar, kapal uap dan dalam perkembangannya menggunakan tenaga
diesel. Secara garis besar pengangkutan melalui jalan air dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu
pedalaman, danau, pesisir/pedalaman pesisir, serta laut.
b. Kereta api
Sejarah telah mencatat bahwa alat transportasi yang satu ini menyelenggarakan
pengangkutan dengan jumlah yang besar secara efisien untuk jarak jauh sebagai hasil dari
pembuatan jaringan rel yang lengkap sejak dulu yang menghubungkan sebagian kota di
Indonesia. Tetapi, di kebanyakan Negara jaringan rel tidak selengkap jaringan jalan tol.
c. Udara
Penggunaan angkutan ini biasanya untuk produk bernilai tinggi bukan produk bernilai
rendah dan dengan biaya yang terlalu tinggi pula untuk ditutupi. Alat transportasi yang
terbaru adalah pengangkutan lewat udara, daya tarik pengangkutan udara ini adalah
kecepatannya. Transportasi udara masih lebih banyak merupakan potensi dari realitas.
Walaupun jarak yang bisa ditempuh tidak terbatas, tetapi pengangkutan udara ini terbatas
kemampuan mengangkutnya dan tersedianya pesawat udara serta kondisi kota yang di darati
oleh pesawat udara.
d. Jalan raya
Alat transportasi jalan raya dapat dikatakan lebih maju bila dibandingkan dengan alat
transportasi yang lainnya, karena transportasi dengan jalan raya selalu bisa dilalui oleh
kendaraan bermotor. Disisi lain, kendaraan bermotor memiliki fleksibilitas tinggi, karena
dioperasikan di atas semua jenis jalan raya. Dibandingkan dengan alat transportasi kereta
api, kendaraan bermotor relative kecil investasinyadalam fasilitas pemilikan hak jalan raya
dan pembuatan stasiun, terminal, dan sebagainya. Sifat lalu lintas kendaraan bermotor
sangat tergantung pada pabrik dan perdagangan. Secara khusus kendaraan bermotor telah
merebut lalu lintas rel yang berkenaan dengan barang dagangan menengah dan ringan serta
hampir seluruh pengangkutan dari grosir, gudang, toko, dan lainnya.
e. Pipa
Alat transportasi dengan menggunakan salura pipa, biasanya digunakan untuk
mengangkut bahan bakar cair seperti minyak bumi, gas alam, minyak mentah, air dan
sebagainya. Kebaikan alat transportasi ini biaya tetapnya paling tinggi, tetapi biaya
variabelnya paling rendah. Biaya tetap paling tinggi, karena pengaruh pamakaian hak jalan
untuk saluran pipa, kebutuhan akan stasiun pengawas dan kapasitas pemompaan. Saluran
pipa tidak padat karya sehingga biaya variabel operasionanya sangat rendah.
Pilihan pengangkutan lainnya, selain yang disebut sebelumnya ada beberapa cara, yaitu
perusahaan pengangkutan, koperasi atau asosiasi ekspedisi, dan perantara pengangkutan.
1. Perusahaan Pengangkutan
Perusahaan hampir sama dengan pedagang besar dalam jalur perdagangan. Mereka
membeli jasa transportasi kemudian menggabungkan perusahaan-perusahaan
ekspedisi kecil dari beberapa ekspedisi menjadi satu kesatuan besar yang beroperasi
dengan tariff rendah. Ini dapat terjai karena perusahaan ekspedisi kecil menghitung
barang per pon.
2. Koperasi atau asosiasi ekspedisi
Pada prinsipnya cara bekerjanya hampir sama dengan perusahaan pengangkutan,
tetapi dalam operasinyalebih berdasarkan aturan pemerintah. Asosiasi ini
menggabungkan atau mendistribusikan pengangkutan berdasarkan asas
kesejahteraan anggota, jadi lebih mengutamakan kepentingan anggota bukan
mencari untung semata.
3. Perantara Pengangkutan
Adalah seseorang atau kelompok orang yang mengatur pengangkutan suatu produk
dan sebagai imbalannya meminta pembayaran sesuai jasanya. Jadi, seorang atau
sekelompok orang ini tidak terjun langsung mengangakat barang, tetapi hanya
mengorganisasikan jadwal pengangkutan saja.
Melihat jenis dan karakteristik alat pengangkutan maka ada beberapa keputusan yang
harus dipertimbangkan dalam memilih jasa transportasi yang akan digunakan ada 4, yakni:
1. Memilih jasa transportasi yang digunakan, ada beberapa yang dijadikan pertimbangan
dalam memutuskan alat angkut yang digunakan antara lain:
a. Tariff atau biaya angkutan
b. Kehandalan
c. Perlu tidaknya angkutan tambahan
d. Kerugian, kerusakan, dan proses complain
e. Kondisi internal perusahaan angkutan
2. Rute kendaraan, merupakan rute kendaraan ke tujuan yang diinginkan harus ditetapkan
agar dapat meminimalkan biaya angkut. Pemilihan rute mempertimbangkan jarak yang
terpendek, kelancaran rute yang dipilih, tujuan yang ingin dicapai yaitu tunggal atau
banyak, dan kondisi jalan.
3. Penjadwalan atau rute kendaraan, meliputi prinsip-prinsip, metode, implementasi, dan
alat angkut pada rute serta penjadwalan yang dipilih.
4. Konsolidasi angkutan, meliputi konsolidasi persediaan, kendaraan, gudang, dan temporer.
STUDI KASUS
Studi kasus yang kami bahas adalah tentang alur proses distribusi buah-buahan seperti
yang kita ketahui umumnya buah di Indonesia dihasilkan oleh para petani atau pekebun
di sentra produksi yang berada jauh dari konsumen. Transportasi atau pengangkutan diperlukan
untuk membawa buah dari tempat pengemasan/ pengepakan di sentra produksi ke berbagai
tempat tujuan menggunakan berbagai kendaraan pengangkut. Buah dapat mengalami beberapa
kali pengangkutan untuk mencapai tujuan akhir. Jarak tempuh pun juga bervariasi, jarak
terpendek jika buah dari sentra produksi langsung dipasarkan di kios buah atau pasar setempat.
Transportasi yang lebih kompleks terjadi untuk buah tujuan antar pulau dan ekspor.
sangat beresiko. Sehingga akan kita bahas tentang bagaimana meminimalisir resiko kerusakan
mekanis, buah matang, dan kerusakan lainnya. Karena begitu kompleks dan panjangnya rantai
pengangkutan buah menuju konsumen, maka banyak faktor yang memengaruhi kualitas buah
yang diinginkan tetap prima sampai ke tangan konsumen.
Sumber: pascapanen.litbang.deptan.go.id/assets/media/.../juknis_buah.pdf
PENYELESAIAN KASUS
Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan dan pertimbangkan beberapa faktor dalam
mengantisipasi proses transportasi /distribusi untuk produk agribisnis seperti buah-buahan.
Untuk menjaga kualitas buah-buahan agar tetap segar hingga ke konsumen akhir maka ada
bebearapa faktor sebelum pengiriman yang tidak kalah penting. Yaitu Faktor penentu kualitas
tersebut antara lain : kualitas buah saat dipanen (studi ketuaan secara fisiologis, cacat fisik,
serangan penyakit pascapanen, serangan serangga/lalat buah), penanganan sebelum pengiriman
(pra pendinginan), pengepakan, pengangkutan dalam kendaraan berpendingin, suhu buah selama
pengangkutan, gudang berpendingin di lokasi tujuan/pengecer, dan tempat pemajangan buah
dengan suhu yang tepat di toko/kios pengecer.
Untuk mengurangi peningkatan suhu yang terjadi di dalam bak truk yang ditutup terpal,
saat memuat buah dan menutupnya dengan kain terpal harus dimungkinkan adanya aliran udara
dari depan ke belakang yang berguna untuk membuang panas. Rancangan truk tanpa pendingin
yang dilengkapi dengan ’penangkap angin’ dan saluran udara yang disusun dari peti-peti kayu
memungkinkan terciptanya aliran udara dari depan ke bagian belakang sehingga dapat
menghindari peningkatan suhu. Atau sangat diperlukan dengan menggunakan truk berpendingin
agar suhu terjaga.
Pengangkutan buah antar pulau dapat mengalami beberapa tahapan, yaitu dari pengumpul
di sentra produksi dapat langsung menuju ke gudang pedagang di tempat tujuan melalui jalan
darat, diangkut menggunakan truk, dan truk masuk ke ferry untuk pengangkutan antar pulau.
Untuk tujuan ekspor, dari pengumpul di sentra produksi mengalami pengangkutan menuju
gudang eksportir, kemudian menggunakan angkutan laut atau udara menuju negara tujuan,
kemudian pengangkutan lagi untuk dapat mencapai kios atau outlet buah. Sangat penting
mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman buah sampai tujuan ritel. Upaya
mempertahankan kualitas buah tersebut terkait dengan pengelolaan suhu, yaitu mempertahankan
suhu buah tetap berada pada kisaran optimal untuk menghambat kemunduran mutu. Dari uraian
di atas, jelas bahwa mempertahankan rantai dingin selama transportasi, distribusi dan ritel adalah
hal terbaik.
Gambar 1: Transportasi buah dari produsen mencapai konsumen akhir.Jalur A untuk transportasi pasar buah domestic dan Jalur B untuk transportasi pasar buah ekspor.
KESIMPULAN
Transportasi secara umum adalah memindahkan produk ke suatu pasar yang terkadang
berjauhan, tetapi harus dilakukan secara cepat dan efisien, tetapi transportasi juga meningkatkan
kepuasan konsumen, hal ini sebagai komponen terpenting dari konsep pemasaran. Proses
transportasi merupakan salah satu komponen yang sangat mendukung untuk menunjang
kesuksesan suatu perusahaan. Khusus untuk produk buah-buahan yang sangat rentan rusak,
tetapi sangat banyak diminati banyak orang maka kita perlu memperhatikan di mulai dari
pembibitan-perawatan-panen-pasca panen (pengepakan-pendinginan-pengiriman-pengemasan-
sampai pemajangan buah di sebuah ritel). Pengemasan harus mampu melindungi aneka buah dari
kerusakan yang terjadi selama distribusi dan pemasaran. Pilihan pelayanan transportasi yang
digunakan pun harus diperhitungkan dengan benar, dilihat dari ketahanan produk, jarak tempuh
lokasi, resiko dan lain-lain, karena hal ini sangat berhubungan dengan biaya untuk penentuan
harga jual.
DAFTAR PUSTAKA
Cantwell, M. Pendinginan dan Penyimpanan. Lokakarya Teknologi Penanganan
Pascapanen Hortikultura USAID-AMARTA, Jakarta, 8-9 November 2007.
pascapanen.litbang.deptan.go.id/assets/media/.../juknis_buah.pdf
http://shafiyyah.blog.uns.ac.id/2010/06/13/manajemen-transportasi-dan-distribusi/