makalah sbm problem based learning

16
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di dunia pendidikan mengajarkan segenap insan untuk memecahkan masalah yang menjadi tanggung jawabnya sebagai warga Negara Indonesia. Pendidikan di atur oleh suatu sistem yaitu sistem pendidikan nasional.Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 5 yang berisi dua ayat yaitu: (1) setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu; dan ayat (5) setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Dari kedua ayat tersebut telah jelas bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikanyang bermutu dan mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan pendidikan yang di miliki seumur hidupnya (long life education). Salah satu hal yang paling penting yang harus dimiliki oleh siswa, terutama dalam pelajaran fisika yaitu motivasi. Seseorang yang memiliki motivasi tinggi, diduga akan semangat mempelajari dan mendalami sesuatu dengan baik, sehingga dapat memperkaya pemahaman konsep dan meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran fisika terutama yang berhubungan dengan eksperimen, siswa belum mampu menemukan sendiri konsep fisika yang telah dipelajari dan hanya 1

Upload: ahmadminwar

Post on 03-Feb-2016

33 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Model pendekatan ini adalah salah satu dari kelompok pembelajaran berdasarkan Student Centered Learning (SCL).

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah SBM Problem Based Learning

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan di dunia pendidikan mengajarkan segenap insan untuk memecahkan

masalah yang menjadi tanggung jawabnya sebagai warga Negara Indonesia. Pendidikan

di atur oleh suatu sistem yaitu sistem pendidikan nasional.Menurut UU No. 20 Tahun

2003 Pasal 5 yang berisi dua ayat yaitu: (1) setiap warga Negara mempunyai hak yang

sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu; dan ayat (5) setiap warga negara

berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Dari kedua

ayat tersebut telah jelas bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikanyang

bermutu dan mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan

pendidikan yang di miliki seumur hidupnya (long life education).

Salah satu hal yang paling penting yang harus dimiliki oleh siswa, terutama dalam

pelajaran fisika yaitu motivasi. Seseorang yang memiliki motivasi tinggi, diduga akan

semangat mempelajari dan mendalami sesuatu dengan baik, sehingga dapat memperkaya

pemahaman konsep dan meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran fisika

terutama yang berhubungan dengan eksperimen, siswa belum mampu menemukan sendiri

konsep fisika yang telah dipelajari dan hanya menerapkan konsep yang diberikan oleh

guru. Guru sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan pembelajaran, perlu memilih

metode pembelajaran yang efektif dan efisien.

Pembelajaran fisika berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga fisika bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan yang

memberikan kebebasan kepada siswa untuk menemukan sesuatu yang baru. Pada

pembelajaran fisika siswa tidak hanya belajar sekedar konsep, melainkan bagaimana

memperoleh pengetahuan dan konsep tersebut. Dalam proses pembelajaran, guru

merupakan fasilitator yang penting. Cara guru menyampaikan sampai pemilihan metode

pembelajaran yang tepat berpengaruh pada hasil yang diperoleh siswa.

1

Page 2: Makalah SBM Problem Based Learning

Penekanan pembelajaran fisika harus relevan dengan kehidupan sehari- hari supaya

pelajaran fisika yang diperoleh akan bermanfaat, dan akan mempunyai peran yang

penting bagi siswa untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari - hari. selanjutnya

akan berdampak dalam menciptakan sumber daya manusia yang bermutu.Oleh karena itu

untuk membangkitkan semangat belajar fisika siswa, diperlukan strategi pembelajaran ,

misalnya model pembelajaran problem based learning (PBL).

1.2 Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan Pendekatan PBL (Problem based learning) ?

Apa karateristik dari Pendekatan PBL (Problem based learning) ?

Apa teori pendukung dalam pendekatan PBL (Problem based learning) ?

Apa langkah – langkah penerapan pendekatan PBL (Problem based

learning) ?

Bagaimana penilaian pendekatan PBL (Problem based learning) ?

Apa kelebihan dan kekurangan metode pendekatan PBL (Problem based

learning) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

Dapat menjelaskan pengertian Pendekatan PBL (Problem based learning).

Dapat menjelaskan karateristik dari Pendekatan PBL (Problem based

learning) .

Dapat menjelaskan tentang teori pendukung dalam pendekatan PBL (Problem

based learning).

Dapat menjelaskan langkah – langkah penerapan pendekatan PBL (Problem

based learning).

Dapat menjelaskan penilaian pendekatan PBL (Problem based learning).

Dapat menjelaskan kelebihan dan kekurangan metode pendekatan PBL

(Problem based learning) .

BAB II

2

Page 3: Makalah SBM Problem Based Learning

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Pendekatan Problem Based Learning

Pendekatan pembelajaran adalah salah satu aspek yang sangat penting untuk

diperhatikan dalam proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang

ditempuh atau cara yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran tertentu.

Dalam dunia pendidikan, banyak sekali dikenal pendekatan pembelajaran. Tetapi

secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua yaituTeacher Centered Learning (TCL)

dan Student Centered Learning (SCL). Saat ini pendekatan pembelajaran yang sedang

berkembang adalah student centered learning (SCL). Dalam student centered learning

lebih lanjut dikenal berbagai macam pendekatan, salah satunya Problem Based Learning.

Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang

dapat menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada pada era

globalisasi saat ini. Problem Based Learning (PBL) dikembangkan untuk pertama kali

oleh Prof. Howard Barrows sekitar tahun 1970-an dalam pembelajaran ilmu medis di

McMaster University Canada (Amir, 2009). Model pembelajaran ini menyajikan suatu

masalah yang nyata bagi siswa sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan melalui

penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.

Beberapa definisi tentang Problem Based Learning (PBL) ,menurut para ahli :

1. Menurut Duch (1995), Problem Based Learning (PBL) merupakan model

pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar bagaimana belajar”,bekerja

secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.

Masalah ini digunakan untuk mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada

pembelajaran yang dimaksud.

2. Menurut Glazer (2001), mengemukakan Problem Based Learning (PBL)

merupakan suatu strategi pengajaran dimana siswa secara aktif dihadapkan pada

masalah kompleks dalam situasi yang nyata.

3. Menurut Jogiyanto (2006), Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu

model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik yang dapat membuat

siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran .

3

Page 4: Makalah SBM Problem Based Learning

4. Menurut Arends (Trianto, 2007), Problem Based Learning (PBL) merupakan

suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa dihadapkan pada masalah autentik

(nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri,

menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan

siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya.

Dari beberapa uraian mengenai pengertian Problem Based Learning (PBL) dapat

disimpulkan bahwa PBL merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa

pada masalah dunia nyata (real world) untuk memulai pembelajaran dan merupakan

salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif

kepada siswa. Problem Based Learning (PBL) adalah pengembangan kurikulum dan

proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut

siswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam

memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta kecakapan

berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang

sistemik untuk memecahkan masalah atau tantangan yang dibutuhkan dalam kehidupan

sehari-hari (Amir, 2009).

Model Problem Based Learning (PBL) bercirikan penggunaan masalah kehidupan

nyata sebagai suatu yang harus dipelajari siswa. Dengan model PBL diharapkan siswa

mendapatkan lebih banyak kecakapan daripada pengetahuan yang dihafal. Mulai dari

kecakapan memecahkan masalah, kecakapan berpikir kritis, kecakapan bekerja dalam

kelompok, kecakapan interpersonal dan komunikasi, serta kecakapan pencarian dan

pengolahan informasi (Amir, 2007).

Savery, Duffy, dan Thomas (1995) mengemukakan dua hal yang harus dijadikan

pedoman dalam menyajikan permasalahan. Pertama, permasalahan harus sesuai dengan

konsep dan prinsip yang akan dipelajari. Kedua, permasalahan yang disajikan adalah

permasalahan riil, artinya masalah itu nyata ada dalam kehidupan sehari-hari siswa.

2.2 Karakteristik Model Problem Based Learning (PBL)

4

Page 5: Makalah SBM Problem Based Learning

Ciri yang paling utama dari model pembelajaran PBL yaitu dimunculkannnya

masalah pada awal pembelajarannya.Menurut Tan (Amir, 2007) Karakteristik Model

Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut :

1. Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran.

2. Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang

disajikan secara mengambang.

3. Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk. Solusinya menuntut siswa

menggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa ilmu yang sebelumnya

telah diajarkan atau lintas ilmu ke bidang lainnya.

4. Masalah membuat siswa tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah

pembelajaran yang baru.

5. Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning).

6. Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja.

7. Pembelajarannya kolaboraif, komunikatif, dan kooperatif. Siswa bekerja dalam

kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan (peer teaching), dan melakukan

presentasi.

Dari beberapa penjelasan mengenai karakteristik proses PBL dapat disimpulkan

bahwa tiga unsur yang esensial dalam proses PBL yaitu adanya suatu permasalahan,

pembelajaran berpusat pada siswa, dan belajar dalam kelompok kecil.

2.3 Teori yang Melandasi Problem Based Learning (PBL)

Dalam perkembangannya, pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

dilandasi oleh teori belajar konstruktivisme, teori perkembangan kognitif, dan teori

belajar penemuan Jerome Burner.

1) Teori Belajar Konstruktivisme

Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori

pembelajaran konstruktivisme. Teori konstruktivisme ini menyatakan bahwa siswa

harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek

informasi baru dengan aturan-aturan lama, dan merevisinya apabila aturan-aturan itu

tidak sesuai (Trianto ,2007). Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat

menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan

segala sesutunya sendiri, dan berusaha dengan susah payah dengan ide-idenya sendiri

(Trianto, 2007).

5

Page 6: Makalah SBM Problem Based Learning

Menurut teori konstruktivisme ini, satu prinsip yang paling penting dalam

psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekadar memberikan pengetahuan

kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru

dapat memberikan kemudahan untuk proses ini dengan memberi kesempatan siswa

menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar

dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.

2) Teori Perkembangan Kognitif

Teori belajar kognitif pertama kali dikenalkan oleh Piaget. Menurutnya,

perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif

anak dengan lingkungan. Sementara itu, Menurut Trianto( 2007) , berpendapat bahwa

interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya beragumentasi dan berdiskusi

membantu memperjelas pemikiran yang akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih

logis.

Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat mulai dari bayi yang baru lahir

sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Empat

tingkat perkembangan kognitif tersebut diantaranya (Dahar, 1989) :

a) Sensori-motor (mulai lahir-2 tahun)

b) Pra-operasional (2-7 tahun)

c) Operasional konkret (7-11 tahun)

d) Operai formal (11 tahun- dewasa)

Teori Perkembangan Piaget, memandang perkembangan kognitif sebagai suatu

proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan memahami realitas

melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka.

3) Teori Penemuan Jerome Bruner

Teori belajar yang paling melandasi pembelajaran PBL adalah teori belajar

penemuan (discovery learning) yang dikembangkan oleh Jerome Bruner pada tahun

1966. Bruner menganggap, bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian

pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang

paling baik. Berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang

menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar- benar bermakna (Dahar, 1989).

Bruner menyarankan agar siswa-siswa hendaknya belajar melaui partisipasi

secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, agar mereka dianjurkan untuk

6

Page 7: Makalah SBM Problem Based Learning

memperoleh pengalaman, dan melakukan eksperimen- eksperimen yang mengizinkan

mereka untuk menemukan prisip-prinsip itu sendiri.

2.4 Tahap-tahap dalam Problem Based Learning (PBL)

Menurut Barret (2005) menjelaskan tahap – tahap pelaksanaan PBL sebagai berikut :

1. Siswa diberi permasalahan oleh guru (atau permasalahan diungkap dari

pengalaman siswa)

2. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil dan melakukan hal-halberikut.

Mengklarifikasi kasus permasalahan yang diberikan

Mendefinisikan masalah

Melakukan tukar pikiran berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki

Menetapkan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah

Menetapkan hal-hal yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah

3. Siswa melakukan kajian secara independen berkaitan dengan masalah yang harus

diselesaikan. Mereka dapat melakukannya dengan cara mencari sumber di

perpustakaan, database, internet, sumber personal atau melakukan observasi

4. Siswa kembali kepada kelompok PBM semula untuk melakukan tukar informasi,

pembelajaran teman sejawat, dan bekerjasaman dalam menyelesaikan masalah.

5. Siswa menyajikan solusi yang mereka temukan

6. Siswa dibantu oleh guru melakukan evaluasi berkaitan dengan seluruh kegiatan

pembelajaran. Hal ini meliputi sejauhmana pengetahuan yang sudah diperoleh

oleh siswa serta bagaiman peran masing-masing siswa dalam kelompok.

2.5 Penilaian pada Model Based Learning (PBL)

Penilaian dalam PBL tentunya tidak hanya kepada hasilnya saja tetapi terhadap

proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. National Research Council (NRC)

(dalam Waters and McCracken),memberikan tiga prinsip berkaitan penilaian dalam PBL,

yaitu yang berkaitan dengan konten, proses pembelajaran, dan kesamaan. Lebih jelasnaya

sebagai berikut.

Konten : penilaian harus merefleksikan apa yang sangat penting untuk dipelajari

dan dikuasai oleh siswa

Proses pembelajaran : penilaian harus sesuai dan diarahkan pada proses

pembelajaran

7

Page 8: Makalah SBM Problem Based Learning

Kesamaan : penilaian harus menggambarkan kesamaan kesempatan siswa untuk

belajar

Oleh karena itu, menurut Waters and McCracken penilaian yang dilakukan harus

dapat :

Menyajikan situasi secara otentik

Menyajikan data secara berulang-ulang

Memberikan peluang pada siswa untuk dapat mengevaluasi dan merefleksi

pemahaman dan kemampuannya sendiri

Menyajikan laporan perkembangan kegiatan siswa.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian dalam PBM tidak hanya

kepada hasil aakhir tetapi juga yang tidak kalah pentingnya adalah penilaian proses.

Penilaian ini bisa didasarkan pada jenis penilaian otentik (autentic assessment) dimana

penilaian difokuskan terhap proses belajar. Oleh karena itu, peran guru dalam proses

PBM tidak pasif tetapi harus aktif dalam memantau kegiatan siswa serta mengontrol agar

proses pembelajaran berjalan dengan baik. Sementar itu, untuk mengetahui sejauhmana

hasil belajar yang telah diperoleh siswa, guru pun perlu untuk mengadakan tes secara

individual. Jadi penialaian dilakukan secara kelompok juga individual.

2.6 Kelebihan dan Kelemahan Model Problem Based Learning (PBL)

1. Kelebihan

Menurut (Sanjaya, 2007) ,Sebagai suatu model pembelajaran, Problem Based

Learning (PBL) memiliki beberapa kelebihan, diantaranya :

1) Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan

pengetahuan baru bagi siswa.

2) Meningkatakan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.

3) Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami

masalah dunia nyata.

4) Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung

jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu, PBM dapat

mendorong siswa untuk melakukan evaluasi sendiri baikterhadap hasil maupun

proses belajarnya.

5) Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan

kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.

8

Page 9: Makalah SBM Problem Based Learning

6) Memberikan kesemnpatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang

mereka miliki dalam dunia nyata.

7) Mengembangkan minat siswa untuk secaraterus menerus belajar sekalipun

belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

8) Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna

memecahkan mkasalah dunia nyata.

2. kelemahan

Menurut (Sanjaya, 2007) ,Disamping kebihan di atas, PBL juga memiliki kelemahan,

diantaranya:

1) Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa

masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa

enggan untuk mencobanya.

2) Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi

yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus berusaha

untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar

apa yang mereka ingin pelajari.

9

Page 10: Makalah SBM Problem Based Learning

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan seharusnya dapat membekali siswa dengan kemampuan- kemampuan

yang memungkinkan mereka dapat mengadapi dan menyelesaikan permasalahan dalam

kehidupannya nanti. Sementara itu, pembelajaran yang dilakukan di sekolah cenderung

hanya sebagai transfer informasi dan pengetahuan yang diberikan oleh guru sebagai

faktor dominan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat dilakukan adalah

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL).

PBL lebih menitik beratkan kepada siswa sebagai pembelajar serta terhadap

permasalahan yang otentik dan relevan untuk dipecahkan dengan menggunakan seluruh

pengetahuan yang dimilikinya atau dari sumber-sumber lainnya. Dalam PBL, siswa

dituntut untuk mampu bekerja secara kelompok untuk mencapai hasil bersama. Dimulai

dari pendefinisian masalah, kemudian siswa melakukan diskusi untuk menyamakan

persepsi tentang permasalaha serta menetapkan tujuan dan target yang harus dicapai.

Setelah itu siswa mencari bahan-bahan dari sumber-sumber di perpustakaan, internet,

melalui personal atau observasi.

Penilaian diarahkan tidak hanya pada hasil belajar saja baik kelompok ataupun

individu, tetapi juga kepada proses pembelajaran siswa. Oleh karena itu, peran guru

dalam PBL tidak lah pasif tetapi sangat aktif dalam memantau perkembangan belajar

siswa serta mendorong siswa agar sampai pada tujuan pembelajaran yang diinginkan oleh

guru.

Akhirnya, sebagai sebuah pendekatan pembelajaran, PBL tentunya memiliki

kelebihan dan kekurangan. Tapi selama asumsinya dapat terpenuhi, maka PBL sangat

layak untuk diterapkan dalam rangkan menciptakan siswa-siswa yang memiliki pola pikir

yang kritis terhadap permasalahan yang dihadapinya.

10