ptk problem based learning

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu alat untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia terus berusaha meningkatkan kualitas pendidikan, walaupun hasilnya belum memenuhi harapan. Hal itu lebih terfokus lagi setelah diamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Adanya berbagai pembaharuan dalam pengembangan kurikulum merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan inovasi baru dalam dunia pendidikan Indonesia. KTSP ini diharapkan akan membawa perbaikan di dunia pendidikan. Namun demikian harapan KTSP tidak akan membuahkan hasil yang optimal tanpa dukungan dan kerjasama antar semua unsur yang berhubungan dengan pendidikan. Salah satu cerminan kualitas pendidikan di sekolah adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah. Dengan demikian hasil belajar siswa pada suatu mata pelajaran tertentu merupakan salah satu indikator kualitas pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Peningkatan kualitas ilmu pendidikan 1

Upload: defdefi

Post on 12-Dec-2014

118 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ptk problem based learning

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu alat untuk mewujudkan masyarakat

yang berkualitas. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia terus berusaha

meningkatkan kualitas pendidikan, walaupun hasilnya belum memenuhi

harapan. Hal itu lebih terfokus lagi setelah diamanatkan bahwa tujuan

pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan pada setiap

jenis dan jenjang pendidikan. Adanya berbagai pembaharuan dalam

pengembangan kurikulum merupakan salah satu cara untuk meningkatkan

kualitas pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

merupakan inovasi baru dalam dunia pendidikan Indonesia. KTSP ini

diharapkan akan membawa perbaikan di dunia pendidikan. Namun demikian

harapan KTSP tidak akan membuahkan hasil yang optimal tanpa dukungan

dan kerjasama antar semua unsur yang berhubungan dengan pendidikan.

Salah satu cerminan kualitas pendidikan di sekolah adalah hasil belajar

yang dicapai oleh siswa di sekolah. Dengan demikian hasil belajar siswa pada

suatu mata pelajaran tertentu merupakan salah satu indikator kualitas

pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Peningkatan kualitas ilmu

pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilakukan pada

semua kelompok mata pelajaran yang tertuang dalam Standar Isi. Salah

satunya adalah kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

Matematika termasuk dalam kelompok mata pelajaran yang membutuhkan

pemikiran. Artinya dalam mempelajari matematika diperlukan kemampuan

berfikir matematik yaitu kemampuan untuk melaksanakan kegiatan dan proses

atau tugas matematik. Karena matematika bersifat abstrak maka perlu suatu

cara untuk mengelola proses belajar mengajar sehingga matematika mudah

dicerna oleh siswa dengan baik dan lebih berati serta bermanfaat bagi

kehidupan mereka.

Luas gabungan dua bangun datar merupakan salah satu pokok bahasan

yang diajarkan di kelas VI semester I. Ada beberapa kendala yang dihadapai

1

Page 2: Ptk problem based learning

dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar pokok bahasan ini. Berberapa

diantaranya adalah siswa kurang memahami konsep-konsep datar dan suasana

pembelajaran yang cenderung kaku karena komunikasi lebih banyak

didominasi oleh guru. Adanya kendala tersebut menjadi factor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan

untuk memperbaiki proses pembelajaran dan diharapkan terjadi peningkatan

hasil belajar. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum

2006 yang dikembangkan sekarang adalah Pembelajaran Berbasis Masalah

(Problem-Based-Learning). Pengajaran ini menggunakan masalah dunia nyata

sebagai suatu konteks belajar bagi siswa tentang cara berfikir kritis dan

ketrampilan pemecahan masalah.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah model pembelajaran berbasis masalah efektif untuk diterapkan

pada pokok bahasan luas gabungan dua bangun datar?

2. Apakah model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil

belajar siswa SD kelas VI semester I pokok bahasan luas gabungan dua

bangun datar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah diatas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah

sebagai berikut :

1. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika pokok

bahasan luas gabungan dua bangun datar dengan model pembelajaran

berbasis masalah.

2. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi siswa

Model pembelajaran yang dikembangkan ini diharapkan akan mampu :

2

Page 3: Ptk problem based learning

a. Mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah, dan

ketrampilan intelektual

b. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran

c. Belajar dalam suasana yang menyenangkan

d. Sebagai peningkatan belajar siswa untuk bekerjasama.

2. Manfaat bagi Guru

a. Menambah wawasan guru untuk menerapkan model pembelajaran

berbasis masalah.

b. Sebagai umpan balik untuk mengetahui kesulitan siswa.

c. Guru lebih terampil menggunakan metode belajar.

3. Manfaat bagi Mahasiswa Peneliti

a. Memperoleh pengalaman strategi pembelajaran, melakukan seleksi

materi, dan mengembangkan seleksi instrumen.

b. memperoleh wawasan tentang pelaksanaan model pembelajaran

berbasis masalah yang beroriantasi pada hasil belajar siswa.

c. memberi bekal bagi peneliti sebagai calon guru matematika siap

melaksanakan tugas di lapangan.

3

Page 4: Ptk problem based learning

BAB II

KAJIAN TEORI

1. Mata Pelajaran Matematika untuk SD Kurikulum 2006

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari

perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam

berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat

di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh

perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori

peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan

teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yag kuat

sejak dini.

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta

didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan

kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta

kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta

didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan

memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu

berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam

pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi

tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan

berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan

memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami

masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan

menafsirkan solusinya.

Berdasarkan kurikulum 2006 mata pelajaran matematika untuk SD

bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

4

Page 5: Ptk problem based learning

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat,

efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau

menjelaskan gagasan dan pertanyaan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau

media lain untuk memperjelas keadaaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan

masalah.

2. Masalah dan pemecahan Masalah

Salah satu tujuan yang tercantum dalam kurikulum 2006

matematika untuk SD adalah memecahkan masalah yang meliputi

kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,

menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Hal ini

merupakan tuntutan yang sangat tinggi yang tidak mungkin bisa dicapai

hanya dengan hafalan, latihan pengerjaan soal yang bersifat rutin, serta

proses pembelajaran biasa. Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi

yang mendorong seseorang untuk menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu

secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya.

Untuk memperoleh kemampuan dalam pemecahan masalah,

seseorang harus mempunyai banyak banyak pengalaman dalam

memecahkan berbagai masalah. Berbagai hasil penelitian menunjukkan

bahwa anak yang diberi banyak latihan pemecahan masalah memiliki nilai

5

Page 6: Ptk problem based learning

lebih tinggi dari pada anak yang latihannya lebih sedikit. Menurut Polya,

solusi soal pemecahan masalah memuat empat langkah fase penyelesaian,

yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaiakan

masalah sesuai rencana, dan melakukan pengecekan kembali terhadap

semua langkah yang dikerjakan. Keempat fase tersebut saling

berhubungan satu sama lain, maka fase-fase tersebut tidak dapat

dipisahkan.

Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu masalah sangat

relatif. Jika seseorang dihadapkan pada suatu masalah dengan waktu yang

diberikan untuk menyelesaikannya tidak dibatasi, maka kecenderungan

orang tersebut tidak akan mengkonsentrasikan pikirannya secara penuh

pada proses penyelesaian masalah yang diberikan. Sebaliknya, jika

seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah dibatasi dengan waktu

yang sangat ketat, maka potensi pikirannya akan dikonsentrasikan secara

penuh pada penyelesaian masalah tersebut. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa mendorong siswa untuk memanfaatkan waktu yang

disediakan untuk memecahkan masalah harus dikembangkan dari waktu

ke waktu.

3. Model-Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang

menggambarkan prosedur sistematik dalam mengkoordinasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar, yang berfungsi sebagai

pedoman gurudalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran,

mengelola lingkungan pembelajaran dan mengelola kelas. Dalam

merancang dan melaksanakan pembelajaran diperlukan perangkat

pembelajaran yang dapat disusun dan dikembangkanm oleh guru.

Perangkat-perangkat itu meliputi buku guru, buku siswa, lembar tugas atau

lembar kerja siswa, media bantu seperti komputer, transparansi, film,

pedoman pelaksanaan pembelajaran, seperti kurikulum dan lain-lain.

6

Page 7: Ptk problem based learning

Menurut Arends (dalam Abbas, 2000:10) model pembelajaran

terdiri dari model pembelajaran langsung (direct instruction), model

pembelajaran kooperatif ( cooperatif learning), model pembelajaran

berbasis masalah ( problem based learning), model pembelajran diskusi

(discussion), model pembelajaran strategi (learning strategy).

4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah model pembelajaran

dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga

siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan

keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa dan

meningkatkan kepercayaan diri sendiri (menurut Arends dalam Abbas,

2000:13)”.

Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai

sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan

ketrampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah, serta mendapatkan

pengetahuan konsep-konsep penting, di mana tugas guru harus

memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan

mengarahkan diri. Pembelajaran berbasis masalah penggunaannya di

dalam tingkat berpikir yang lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada

masalah, termasuk bagaimana belajar.

Ciri-ciri model pembelajaran berbasisi masalah :

a. Pengajuan masalah atau pertanyaan

Pengajaran berbasis masalah bukan hanya mengorganisasikan prinsip-

prinsip atau ketrampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan

masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan

masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi

bermakna untuk siswa.

b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin

7

Page 8: Ptk problem based learning

Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata

pelajaran tertentu (IPA, Matematika, Ilmu-ilmu Sosial), masalah yang

akan diselidiki telah yang dipilih benar-benar nyata agar dalam

pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari banyak mata

pelajaran.

c. Penyelidikan autentik

Pengajaran berbasis masalah siswa melakukan penyelidikan autentik

untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka

harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan

hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisis

informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat

inferensi dan merumuskan kesimpulan. Metode penyelidikan yang

digunakan bergantung pada masalah yang sedang dipelajari.

d. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya

Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan

produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan

yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang

mereka temukan.

5. Pokok Bahasan Luas Gabungan Dua Bangun Datar

Bangun datar gabungan adalah bangun datar yang terdiri dari

beberapa bangun datar. Bangun datar tersebut bisa berupa delapan macam

bangun datar, yaitu persegi, persegi panjang, lingkaran, segitiga, belah

ketupat, layang-layang, trapesium, dan jajar genjang. Langkah-langkah

menentukan luas segi banyak :

a. Tentukan bangun datar apa saja yang membentuknya

b. Tentukan luas dari setiap bangun datar yang membentuknya

c. Jumlah atau kurangkan luas dari keseluruhan bangun datar yang

membentuknya

8

Page 9: Ptk problem based learning

No. Nama Bangun

Datar

Luas Keliling

1. Persegi

2. Persegi

panjang

3. Segitiga

4. Lingkaran

5. Trapesium

6. Jajar genjang

7. Belah ketupat

8. Layang-layang

Contoh :

9

Page 10: Ptk problem based learning

A. Kerangka Berpikir

Penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Model pembelajaran berbasis

masalah adalah salah satu strategi pembelajaran yang sesuai dengan

kurikulum 2006. Dengan strategi pembelajaran ini penguasaan konsep yang

diajarkan akan mudah ditangkap oleh siswa karena dalam pembelajaran ini

siswa akan mengalami dan melakukan berdasarkan pengetahuan yang sudah

dimiliki dalam kehidupan nyata. Pembelajaran berbasis masalah yang

digunakan terdiri dari lima tahapan utama yang yang dimulai dengan guru

memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan

penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Dalam pembelajaran ini perhatian

pembelajaran tidak hanya pada perolehan pengetahuan deklaratif tetapi

perolehan pengetahuan prosedural. Oleh karena itu, untuk mengetahui hasil

belajar siswa tidak cukup hanya dilakukan dengan tes. Penilaian dan evaluasi

yang sesuai dengan pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan

yang dihasilkan oleh siswa sebagai hasil penyelidikan mereka. Hasil belajar

akan lebih baik dan tertanam dalam diri siswa melalui suatu proses

pembelajaran yang dilakukan sendiri oleh siswa. Untuk itu agar pembelajaran

dapat berjalan sesuai dengan harapan, dalam penelitian tindakan ini peneliti

melakukan pembelajaran matematika dengan pembelajaran berbasis masalah

melalui dua siklus dimana dalam setiap siklus dilakukan pendalaman materi

dan evaluasi dengan mengutamakan proses pembelajaran agar mendapat hasil

yang lebih optimal.

10

Page 11: Ptk problem based learning

Siswa akan dibiasakan berinteraksi dengan siswa lain melalui belajar

kelompok. Siswa belajar bersama-sama dalam kelompoknya yang terdiri dari

berbagai macam tipe, artinya kelompok tersebut bersifat heterogen dan

didalamnya terdiri dari siswa yang tergolong pandai, sedang dan lemah. Jika

ada anggota kelompok yang tidak jelas maka anggota kelompok yang merasa

mampu akan menjelaskan pada siswa tersebut. Dengan demikian

pembelajaran akan menyenangkan dan berarti bagi siswa yang selanjutnya

akan menimbulkan semangat belajar siswa dan diharapkan hasil belajar siswa

akan meningkat.

B. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ”Dengan model pembelajaran berbasis

masalah hasil belajar siswa SD kelas VI pokok bahasan luas gabungan dua

bangun datar akan lebih meningkat”.

11

Page 12: Ptk problem based learning

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa

kelas VI SDN Karangbesuki III Malang. Dengan jumlah siswa sebanyak 40

anak. Dari 40 siswa mempunyai karakteristik yang berbeda.

B. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang berjudul “MODEL

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER

I POKOK BAHASAN LUAS GABUNGAN DUA BANGUN DATAR”

yang akan dilaksanakan di SD Negeri Karangbesuki III Malang dengan alasan

:

1. Sudah mengetahui kondisi siswa ketika peneliti melakukan praktek

mengajar (magang)

2. Tempatnya yang berada di Malang dan dekat dengan rumah peneliti

sehingga lebih mudah dijangkau peneliti.

3. Sudah mengetahui model pembelajaran yang sudah ada di sekolah

tersebut.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek : Siswa SD kelas 6

Objek : Luas gabungan dua bangun datar

D. Langkah-langkah Penelitian

1. Rencana Tindakan

12

Page 13: Ptk problem based learning

a. Pada tahap perencanaan, dilakukan penentuan materi pelajaran yang

akan disajikan kepada siswa yaitu pokok bahasan luas gabungan dua

bangun datar atau luas segi banyak. Selanjutnya permasalahan

diidentifikasi dan masalah dirumuskan.

b. Menyusun RPP dengan sub pokok bahasan luas gabungan dua bangun

datar kolaborasi antara mahasiswa peneliti dengan guru kelas

penelitian.

c. Membuat kunci jawaban masalah yang disajikan.

d. Membuat lembar kegiatan siswa (LKS), materi luas gabungan dua

bangun datar beserta kunci jawabannya

e. Membuat contoh soal luas gabungan dua bangun datar dan membuat

PR beserta kunci jawabannya

f. Membuat kisi-kisi soal untuk tes evaluasi

g. Membuat soal tes evaluasi 1 beserta kunci jawabannya

h. Menyiapkan prasarana yang diperlukan dalam penyampaian materi

pelajaran. Prasarana tersebut antara lain spidol, kertas manila, selotip,

dan sebagainya.

i. Membuat lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran berbasis

masalah untuk guru

j. Membuat lembar pengamatan untuk siswa, sebagai berikut :

Aktivitas siswa

Kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran berbasis

masalah

Rubrik penskoran kinerja siswa dalam memecahkan masalah

Diskusi siswa dalam kelompok

13

Page 14: Ptk problem based learning

k. Membuat angket refleksi siswa terhadap pembelajaran

l. Menyiapkan alat peraga luas gabungan dua bangun datar

m. Membuat daftar pembagian kelompok untuk diskusi

2. Pengamatan

a. Guru kelas penelitian sebagai observer mengamati jalannya kinerja

peneliti sebagai guru dalam pengelolaan pembelajaran matematika

berbasis masalah.

b. Observer secara umum memiliki lima tugas, yaitu :

Mengamati kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran

Mengamati aktivitas belajar siswa,

Mengamati kinerja siswa dalam pembelajaran berbasis

masalah

Mengamati kinerja siswa dalam pemecahan masalah

Mengamati diskusi siswa dalam kelompok.

3. Refleksi

Hasil pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk dianalisis dan dievaluasi

oleh peneliti, kemudian peneliti dapat merefleksi diri tentang berhasil

tidaknya yang dilakukan. Refleksi ini dilakukan dengan mendiskusikan

hasil pengamatan, data angket dan hasil evaluasi untuk mendapat

kesimpulan.

E. Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Hasil pengamatan observer

14

Page 15: Ptk problem based learning

b. Hasil tes evaluasi tertulis siswa kelas VI semester I

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Evaluasi tertulis

Evaluasi di gunakan untuk mengetahui dan mengukur seberapa

besar hasil belajar matematika siswa, mengukur keberhasilan dan

efisiensi pembelajaran yang di lakukan serta seberapa jauh siswa

menyerap materi pelajaran yang telah disampaikan. Evaluasi ini

dilakukan pada akhir siklus setelah proses pembelajaran selesai.

Evaluasi dibuat dalam tiga tipe soal yaitu pemahaman konsep,

penalaran dan komunikasi dan pemecahan masalah. Setiap soal yang

dikerjakan oleh siswa dianalisis dan nilai dari setiap soal digabung

untuk mendapatkan nilai keseluruhan.

b. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui pendapat siswa setelah

diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah. Angket yang

digunakan, yaitu angket langsung dimana angket ini diberikan kepada

siswa setelah evaluasi pada akhir siklus dan siswa diminta untuk

mengisinya.

c. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa

dalam proses pembelajaran. Observasi dilaksanakan siswa secara

langsung yang berarti mengadakan pengamatan secara langsung

terhadap subjek yang diteliti.

F. Indikator Kinerja

15

Page 16: Ptk problem based learning

Sebelum menentukan indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas

ini perlu didefinisikan pegertian ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal

sebagai berikut :

a. Ketuntasan Individual

Seorang siswa dikatakan telah mencapai ketuntasan individual jika siswa

tersebut telah menguasai materi matematika ( pokok bahasan luas

gabungan dua bangun datar) sekurang-kurangnya 70%, ditandai dengan

nilai akhir matematika (pokok bahasan luas gabungan dua bangun datar)

70 atau lebih.

b. Ketuntasan Klasikal

Satu kelas dikatakan telah mencapai ketuntasan klasikal jika banyak siswa

telah mencapai ketuntasan individual sekurang-kurangnya 85%.

Dengan ketentuan butir a dan b hanya berlaku di SDN Karangbesuki

III Malang. Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil jika nilai rata-rata

kelas (yang dikenai tindakan pembelajaran) pada tiap siklus minimal 72 dan

angka ketuntasan kelas tiap siklus terpenuhi (berdasarkan kriteria ketuntasan

individual dan ketuntasan klasikal).

16

Page 17: Ptk problem based learning

17