problem based learning

25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada proses pembelajaran di kelas hingga saat ini masih juga ditemukan pengajar yang memposisikan peserta didik sebagai objek belajar, bukan sebagai individu yang harus dikembangkan potensi yang dimilikinya. Hal ini dapat mematikan potensi peserta didik. Dan dalam keadaan tersebut peserta didik hanya mendengarkan pidato guru di depan kelas, sehingga mudah sekali peserta didik merasa bosan dengan materi yang diberikan. Akibatnya, peserta didik tidak paham dengan apa yang baru saja disampaikan oleh guru. Pada model pembelajaran berbasis masalah berbeda dengan model pembelajaran yang lainnya, dalam model pembelajaran ini, peranan guru adalah menyodorkan berbagai masalah, memberikan pertanyaan, dan memfasilitasi investigasi dan dialog. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menetapkan topik masalah yang akan dibahas, walaupun sebenarnya guru telah menetapkan topik masalah apa yang harus dibahas. Hal yang paling utama adalah guru menyediakan perancah atau kerangka pendukung yang dapat meningkatkan 1

Upload: arijuddin-saputra

Post on 28-Dec-2015

31 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Problem bas learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan strategi dalam pembelajaran yang menekankan kepada siswa untuk berfikir kritis, inovatif, kreatif, serta mampu menguasi dirinya dalam bersikap ilmiah. karena pendekatan

TRANSCRIPT

Page 1: Problem Based Learning

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada proses pembelajaran di kelas hingga saat ini masih juga

ditemukan pengajar yang memposisikan peserta didik sebagai objek

belajar, bukan sebagai individu yang harus dikembangkan potensi yang

dimilikinya. Hal ini dapat mematikan potensi peserta didik. Dan dalam

keadaan tersebut peserta didik hanya mendengarkan pidato guru di depan

kelas, sehingga mudah sekali peserta didik merasa bosan dengan materi

yang diberikan. Akibatnya, peserta didik tidak paham dengan apa yang

baru saja disampaikan oleh guru.

Pada model pembelajaran berbasis masalah berbeda dengan model

pembelajaran yang lainnya, dalam model pembelajaran ini, peranan guru

adalah menyodorkan berbagai masalah, memberikan pertanyaan, dan

memfasilitasi investigasi dan dialog. Guru memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk menetapkan topik masalah yang akan dibahas,

walaupun sebenarnya guru telah menetapkan topik masalah apa yang harus

dibahas. Hal yang paling utama adalah guru menyediakan perancah atau

kerangka pendukung yang dapat meningkatkan kemampuan penyelidikan

dan intelegensi peserta didik dalam berpikir. Proses pembelajaran

diarahkan agar peserta didik mampu menyelesaikan masalah secara

sistematis dan logis.

Model pembelajaran ini dapat terjadi jika guru dapat menciptakan

lingkungan kelas yang terbuka dan jujur, karena kelas itu sendiri

merupakan tempat pertukaran ide-ide peserta didik dalam menanggapi

berbagai masalah. Jika dilihat dari sudut pandang psikologi belajar, model

pembelajaran ini berdasarkan pada psikologi kognitif yang berakar dari

1

Page 2: Problem Based Learning

asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya

pengalaman.

Melalui model pembelajaran ini peserta didik dapat berkembang

secara utuh, artinya bukan hanya perkembangan kognitif, tetapi peserta

didik juga akan berkembang dalam bidang affektif dan psikomotorik

secara otomatis melalui masalah yang dihadapi. Model pembelajaran

berbasis masalah mengambil psikologi kognitif sebagai dukungan

teoritisnya. Fokus pembelajaran pada model ini menekankan pada apa

yang peserta didik pikirkan selama mereka terlibat dalam proses

pembelajaran, bukan pada apa yang mereka kerjakan dalam proses

pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Strategi Pembelajaran Berbasis

Masalah itu ?

2. Bagaimanakah sintaks (implementasi/pelaksanaan) Strategi

Pembelajaran Berbasis Masalah tersebut ?

3. Apakah keunggulan dan kelemahan dari Strategi Pembelajaran

Berbasis Masalah tersebut ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

2. Mengetahui langkah-langkah serta sintaks

(implementasi/pelaksanaan) Strategi Pembelajaran Berbasis

Masalah.

3. Mengidentifikasi kelebihan serta kekurangan Strategi

Pembelajaran Berbasis Masalah.

2

Page 3: Problem Based Learning

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Strategi Pembelajaran

Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar.

Kegiatan pembelajaran akan melibatkan siswa sesuatu dengan cara efektif

dan efisien (Muhaimin, 1996).

Sedang strategi adalah suatu rencana tentang pendayagunaan

potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

pengajaran (Slameto, 1991).

Rusyan berpendapat, bahwa strategi secara umum dapat

didefinisikan sebagai garis besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran

yang telah ditetapkan.

Hal senada juga dikemukakan oleh Djamarah (2002), bahwa

secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis haluan

untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Berkaitan dengan pembelajaran, strategi dapat diartikan sebagai pola-pola

umum kegiatan guru dengan anak didik dalam perwujudan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

Dick dan Carey mengatakan bahwa, strategi pembelajaran adalah

semua komponen materi/paket pengajaran dan prosedur yang digunakan

untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pengajaran. Strategi

pembelajaran tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan

termasuk seluruh komponen materi atau paket pengajaran dan pola

pengajaran itu sendiri.

Dengan memahami beberapa pengertian diatas dapat

disimpulkan, bahwa strategi pembelajaran adalah siasat guru dalam

mengefektifkan, mengefisienkan, serta mengoptimalkan fungsi dan

interaksi antara siswa dengan komponen pembelajaran dalam suatu

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran.

3

Page 4: Problem Based Learning

Menurut Slamet (1991), bahwa strategi pembelajaran mencakup

jawaban atas pertanyaan :

a. Siapa melakukan dan menggunakan alat apa dalam proses

pembelajaran. Kegiatan ini menyangkut peranan sumber,

penggunaan bahan dan alat – alat bantu pembelajaran.

b. Bagaimana melaksanakan tugas pembelajaran yang telah

didefinisikan (hasil analisis) sehingga tugas tersebut

memberikan hasil yang optimal. Kegiatan ini menyangkut

metode dan teknik pembelajaran.

c. Kapan dan dimana kegiatan pembelajaran dilaksanakan

serta berapa lama kegiata tersebut dilaksanakan.

4

Page 5: Problem Based Learning

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dapat diartikan sebagai

rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses

penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Belajar berdasarkan

masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan

antara dua arah belajar dan lingkungannya. Lingkungan memberikan

masukan kepada peserta didik berupa bantuan dan masalah, sedangkan

sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga

masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari

pemecahannya dengan baik. Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal

dari bahasa Inggris Problem-based Learning adalah suatu pendekatan

pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi

untuk menyelesaikan masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan

baru untuk dapat menyelesaikannya.

Pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem-based

learning/PBL) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru

menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang

penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan

memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih

realistik (nyata).

Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan peserta didik dalam

proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik,

yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan

belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam

kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks

sekarang ini. Pembelajaran Berbasis Masalah dapat pula dimulai dengan

melakukan kerja kelompok antar peserta didik. Peserta didik menyelidiki

5

Page 6: Problem Based Learning

sendiri, menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan masalahnya

di bawah petunjuk fasilitator (guru).

Pembelajaran Berbasis Masalah menyarankan kepada peserta didik

untuk mencari atau menentukan sumber-sumber pengetahuan yang

relevan. Pembelajaran berbasis masalah memberikan tantangan kepada

peserta didik untuk belajar sendiri. Dalam hal ini, peserta didik lebih

diajak untuk membentuk suatu pengetahuan dengan sedikit bimbingan

atau arahan guru sementara pada pembelajaran tradisional, peserta didik

lebih diperlakukan sebagai penerima pengetahuan yang diberikan secara

terstruktur oleh seorang guru.

Pembelajaran berbasis masalah (Problem-based learning),

selanjutnya disingkat PBL, merupakan salah satu model pembelajaran

inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik.

PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik

untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah

sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang

berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan

untuk memecahkan masalah.

Untuk mencapai hasil pembelajaran secara optimal, pembelajaran

dengan pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah perlu

dirancang dengan baik mulai dari penyiapan masalah yang yang

sesuai dengan kurikulum yang akan dikembangkan di kelas,

memunculkan masalah dari peserta didik, peralatan yang mungkin

diperlukan, dan penilaian yang digunakan. Pengajar yang menerapkan

pendekatan ini harus mengembangkan diri melalui pengalaman

mengelola di kelasnya, melalui pendidikan pelatihan atau

pendidikan formal yang berkelanjutan.

Oleh karena itu, pengajaran berdasarkan masalah merupakan

pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi.

Pembelajaran ini membantu peserta didik untuk memproses informasi

yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka

6

Page 7: Problem Based Learning

sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk

mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.

B. Konsep Dasar dan Karakteristik PBL

PBL dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang

menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara

ilmiah. Terdapat 3 ciri utama dari PBL. Pertama , PBL merupakan

rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi PBL ada

sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. PBL tidak mengharapkan

siswa hanya sekadar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal

materi pelajaran, akan tetapi melalui PBL siswa aktfi berpikir,

berkomunikasi, mencari, dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan.

Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah.

PBL menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran.

Artinya, tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran.

Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan

berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah

adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan

secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan

melalui tahapan – tahapan tertentu ; sedangkan empiris artinya proses

penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.

Untuk mengimplementasikan PBL, guru perlu memilih bahan

pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan.

Permasalahn tersebut bisa diambil dari buku teks atau dari sumber –

sumber lain misalnya dari peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar, dari

peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwa kemasyarakatan.

Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah ini dapat

diterapkan :

Manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat

mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan

memahaminya secara penuh.

7

Page 8: Problem Based Learning

Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan

berpikir rasional siswa, yaitu kemampuan menganalisis situasi,

menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru,

mengenal adanya perbedaan antara fakta dengan pendapat, serta

mengembangkan kemampuan dalam membuat judgement secara

objektif.

Manakala guru menginginkan kemapuan siswa untuk memecahkan

masalah serta membuat tantangan intelektual siswa.

Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggungjawab

dalam belajarnya.

Jika guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang

dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara

teori dengan kenyataan).

C. Hakikat Masalah dalam PBL

Antara strategi pembelajaran inkuiri (SPI) dan strategi pembelajaran

berbasis masalah (SPBM) memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut terletak

pada jenis masalah serta tujuan yang ingin dicapai. Masalah dalam SPI

adalah masalah yang bersifat tertutup. Artinya, jawaban dari masalah itu

sudah pasti, oleh sebab itu jawaban dari masalah yang sudah dikaji itu

sebenarnya guru sudah mengetahui dan memahaminya, namun guru tidak

secara langsung menyampaikannya kepada siswa. Dalam SPI tugas guru

pada dasarnya menggiring siswa melalui proses tanya jawab pada jawaban

yang sebenarnya sudah pasti. Tujuan yang ingin dicapai oleh SPI adalah

menumbuhkan keyakinan dalam diri siswa tentang jawaban dari suatu

masalah.

Berbeda dengan SPI, masalah SPBM adalah masalah yang bersifat

terbuka. Artinya jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa,

bahkan guru, dapat mengembangkan kemungkinan jawaban. Dengan

demikian, SPBM memberikan kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi

mengumpulkan data dan menganalisis data secara lengkap untuk

8

Page 9: Problem Based Learning

memecahkan masalah yang dihadapi. Tujuan yang ingin dicapai oleh

SPBM adalah kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis,

dan logis untu menemukan alternatif pemecahan masalah melalui

eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.

Hakikat masalah dalam SPBM adalah gap atau kesenjangan antara

situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau antara kenyataan yang

terjadi dengan apa yang diharapkan. Kesenjangan tersebut bisa dirasakan

dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau kecemasan. Oleh karena

itu, maka materi pelajaran atau topik tidak terbatas pada materi pelajaran

yang bersumber dari buku saja, akan tetapi juga dapat bersumber dari

peristiwa – peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Dibawah ini diberikan kriteria pemilihan bahan pelajaran dalam SPBM.

1. Bahan pelajaran harus mengandung isu – isu yang mengandung

konflik (conflict issue) yang bisa bersumber dari berita, rekaman

video, dan yang lainnya.

2. Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa,

sehingga siswa dapat mengikutinya dengan baik.

3. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan

kepentingan orang banyak (universal), sehingga terasa manfaatnya.

4. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau

kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum

yang berlaku.

5. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa

merasa perlu untuk mempelajarinya.

D. Langkah-langkah dan Sintaks Strategi Pembelajaran Berbasis

Masalah

1. Langkah – langkah :

John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika

memaparkan 6 langkah dalam pembelajaran berbasis masalah ini :

9

Page 10: Problem Based Learning

a. Merumuskan masalah. Guru membimbing peserta didik untuk menentukan

masalah yang akan dipecahkan dalam proses pembelajaran, walaupun

sebenarnya guru telah menetapkan masalah tersebut.

b. Menganalisis masalah. Langkah peserta didik meninjau masalah secara

kritis dari berbagai sudut pandang.

c. Merumuskan hipotesis. Langkah peserta didik merumuskan berbagai

kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.

d. Mengumpulkan data. Langkah peserta didik mencari dan menggambarkan

berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.

e. Pengujian hipotesis. Langkah peserta didik dalam merumuskan dan

mengambil kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis

yang diajukan.

f. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. Langkah peserta didik

menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil

pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

Sedangkan menurut David Johnson & Johnson memaparkan 5

langkah melalui kegiatan kelompok :

a. Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari perstiwa tertentu

yang mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa

yang akan di kaji. Salam kegiatan ini guru bisa meminta pendapat dan

penjelasan siswa tentang isu-isu hangat yang menarik untuk dipecahkan.\

b. Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah.

c. Merumuskan alternatif strategi. Menguji setiap tindakan yang telah

dirumuskan melalui diskusi kelas.

d. Menentukan & menerapkan strategi pilihan. Pengambilan keputusan

tentang strategi mana yang dilakukan.

e. Melakukan evaluasi. Baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.

f. Secara umum langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :

1. Menyadari Masalah. Dimulai dengan kesadaran akan masalah yang

harus dipecahkan. Kemampuan yang harus dicapai peserta didik

10

Page 11: Problem Based Learning

adalah peserta didik dapat menentukan atau menangkap

kesenjangan yang dirasakan oleh manusia dan lingkungan sosial.

2. Merumuskan Masalah. Rumusan masalah berhubungan dengan

kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan

dengan data-data yang harus dikumpulkan. Diharapkan peserta

didik dapat menentukan prioritas masalah.

3. Merumuskan Hipotesis. peserta didik diharapkan dapat

menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan dan

dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah.

4. Mengumpulkan Data. peserta didik didorong untuk mengumpulkan

data yang relevan. Kemampuan yang diharapkan adalah peserta

didik dapat mengumpulkan data dan memetakan serta menyajikan

dalam berbagai tampilan sehingga sudah dipahami.

5. Menguji Hipotesis. Peserta didik diharapkan memiliki kecakapan

menelaah dan membahas untuk melihat hubungan dengan masalah

yang diuji.

6. Menetukan Pilihan Penyelesaian. Kecakapan memilih alternatif

penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat

memperhitungkan kemungkinan yang dapat terjadi sehubungan

dengan alternatif yang dipilih.

2. Sintaks :

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap-1Orientasi peserta didik

pada masalahTahap-1

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

menjelaskan logistik yang dibutuhkan,

mengajukan fenomena atau demonstrasi atau

cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi

peserta didik untuk terlibat dalam pemecahan

masalah yang dipilih.

11

Page 12: Problem Based Learning

Tahap-2Mengorganisasi

peserta didik untuk belajar

Guru membantu peserta didik untuk

mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar

yang ebrhubungan dengan masalah tersebut.

Tahap-3Membimbing

penyelidikan individual maupun kelompok

Guru mendorong peserta didik untuk

mengumpulkan informasi yang sesuai,

Melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan

penjelasan dan pemecahan masalah.

Tahap-4Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Guru membantu peserta didik dalam

merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai

seperti laporan, video, dan model serta membantu

mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

Tahap-5Menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu peserta didik untuk melakukan

refleksi atau evaluassi terhadap penyelidikkan

mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

E. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

1. Keunggulan PBL

Arends (2004) mengidentifikasikan 6 keunggulan pembelajaran

berbasis masalh, yakni :

a. Mahasiswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka

sendiri yang menemukan konsep tersebut,

b. Menuntut keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk memecahkan

masalah,

c. Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki peserta

didik sehingga pembelajaran lebih bermakna,

12

Page 13: Problem Based Learning

d. Peserta didik dapat merasakan manfaat pembelajaran sebab

masalah yang dikaji merupakan masalah yang dihadapi dalam

kehidupan nyata,

e. Menjadikan peserta didik lebih mandiri dan lebih dewasa,

termotivasi, mampu memberi aspirasi dan menerima pendapat

orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif diantara peserta

didik, dan

f. Pengkondisian peserta didik dalam belajar kelompok yang saling

berinteraksi, baik dengan guru maupun teman akan memudahkan

peserat didik mencapai ketuntasan belajar.

Sebagai suatu strategi pembelajaran berbasis masalah, Strategi

Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :

a. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih

memahami isi pelajaran.

b. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik serta

memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi peserta

didik.

c. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta

didik.

d. Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik bagaimana mentrasfer

pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

e. Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan

pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang

mereka lakukan.

f. Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai

peserta didik.

g. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan peserta didik

untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk

menyesuaikan dengan pengetahuan baru.

13

Page 14: Problem Based Learning

h. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada peserta didik

untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia

nyata.

i. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat peserta didik untuk

secara terus menerus belajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran

berbasis masalah harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang

harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing peserta didik pada

kesadaran adanya kesenjangan yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan

sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik, pada tahapan ini

adalah peserta didik dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang

terjadi dari berbagai fenomena yang ada.

2. Kelemahan

Disamping keunggulannya, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah juga

memiliki kelemahan, di antaranya :

a. Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai

kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka

mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan

cukup waktu untuk persiapan.

14

Page 15: Problem Based Learning

c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah

yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka

ingin pelajari.

15

Page 16: Problem Based Learning

BAB IVPENUTUP

A. Kesimpulan Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa Inggris

Problem-based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang

dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan

masalah itu siswa memerlukan pengetahuan baru untuk dapat

menyelesaikannya. Model pembelajaran berbasis masalah adalah

pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah.

Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan peserta didik dalam proses

pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik, yang

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar

mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan

dan karier.

B. Saran

Untuk mengimplementasikan Strategi Pembelajaran Biologi, guru

perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat

dipecahkan. Permasalahan tersebut bisa di ambil dari buku teks atau dari

sumber-sumber lainnya, misalnya dari peristiwa yang terjadi di lingkungan

sekitar, dari peristiwa dlam keluarga atau dari peristiwa kemasyarakatan.

16