makalah psikologi pendidikan

20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan tingkah laku ketrampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaanya. Jadi belajar adalah suatu proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada siswa. Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada pada siswa. Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori dan belajar, secara umum teori belajar di kelompokan dalam empat kelompok atau aliran meliputi: (1) Teori Belajar Behavioristik (2) Teori Belajar Kognitif (3) Teori Belajar Humanistik (4) Teori Belajar Sibernik. Untuk memahami lebih lanjut maka dalam makalah ini akan membahas mengenai Teori Belajar Humanistik dan Teori Belajar Kognitif.

Upload: rendy-e-naela

Post on 09-Jul-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

psikologi

TRANSCRIPT

Page 1: makalah psikologi pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar

adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa.

Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk,

seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan tingkah laku ketrampilan,

kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaanya. Jadi

belajar adalah suatu proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi

yang ada pada siswa. Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan pada suatu

tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada pada siswa.

Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori

dan belajar, secara umum teori belajar di kelompokan dalam empat kelompok atau

aliran meliputi: (1) Teori Belajar Behavioristik (2) Teori Belajar Kognitif (3)

Teori Belajar Humanistik (4) Teori Belajar Sibernik.

Untuk memahami lebih lanjut maka dalam makalah ini akan membahas

mengenai Teori Belajar Humanistik dan Teori Belajar Kognitif.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Teori Belajar Humanistik dan Kognitif?

2. Siapa sajakah tokoh Teori Belajar Humanistik dan Kognitif?

3. Apa Saja Prinsip Dalam Teori Belajar Humanistik dan Kognitif?

4. Bagaimana Aplikasi Teori Belajar Humanistik dan Kognitif?

Page 2: makalah psikologi pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Teori Belajar Humanistik

Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara 

pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari

proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang

pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan  kata

lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal

dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia

keseharian.. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan

manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai.

Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar

memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya

harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan

sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut

pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.

Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan

dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka

sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-

potensi yang ada dalam diri mereka.

Menurut hemat kami, Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori dalam

pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusisa serta

peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya.

2. Pengertian Teori Belajar Kognitif

Menurut teori, belajar kognitif pada dasarnya setiap orang dalam

bertingkah laku dan mengerjakan segala sesuatu senantiasa dipengaruhi oleh

tingkat-tingkat perkembangan dan pemahamannya atas dirinya sendiri. Setiap

orang memiliki kepercayaan, ide-ide dan prinsip yang dipilih untuk kepentingan

dirinya.

Page 3: makalah psikologi pendidikan

Teori kognitif berasal dari teori kognitif dan teori psikologi. Aspek

kognitif mempersoalkan bagaimana seseorang memperoleh pemahaman mengenai

dirinya dan lingkungannya dan bagaimana ia berhubungan dengan lingkungan

secara sadar. Sedangkan aspek psikologis membahas masalah hubungan atau

interaksi antara orang dan lingkungan psikologisnya secara bersamaan. Psikologi

kognitif menekankan pada penting proses internal atau proses-proses mental.

Teori kognitif berasal dari teori kognitif dan teori psikologi. Aspek

kognitif mempersoalkan bagaimana seseorang memperoleh pemahaman mengenai

dirinya dan lingkungannya dan bagaimana ia berhubungan dengan lingkungan

secara sadar. Sedangkan aspek psikologis membahas masalah hubungan atau

interaksi antara orang dan lingkungan psikologisnya secara bersamaan. Psikologi

kognitif menekankan pada penting proses internal atau proses-proses mental.

Menurut pendekatan kognitif yang mutakhir, elemen terpenting dalam

proses belajar adalah pengetahuan yang dimiliki oleh tiap individu kepada situasi

belajar. Dengan kata lain apa yang telah kita ketahui akan sangat menentukan apa

yang akan menjadi perhatian, dipersepsi, dipelajari, diingat ataupun dilupakan.

Pengetahuan bukan hanya hasil dari proses belajar sebelumnya, tapi juga akan

membimbing proses belajar berikutnya.

3. Tokoh Teori Humanistik dan Kognitif

A. Carl Rogers

Carl R. Rogers kurang menaruh perhatian kepada mekanisme

proses belajar. Belajar dipandang sebagai fungsi keseluruhan pribadi.

Mereka berpendapat bahwa belajar yang sebenarnya tidak dapat

berlangsung bila tidak ada keterlibatan intelektual maupun emosional

peserta didik. Oleh karena itu, menurut teori belajar humanisme bahwa

motifasi belajar harus bersumber pada diri peserta didik.

Roger membedakan dua ciri belajar, yaitu: (1) belajar yang

bermakna dan (2) belajar yang tidak bermakna. Belajar yang bermakna

terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan

perasaan peserta didik, dan belajar yang tidak bermakna terjadi jika dalam

Page 4: makalah psikologi pendidikan

proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapi tidak melibatkan

aspek perasaan peserta didik.

Bagaimana proses belajar dapat terjadi  menurut teori belajar

humanisme?. Orang belajar karena ingin mengetahui dunianya. Individu

memilih sesuatu untuk dipelajari, mengusahakan proses belajar dengan

caranya sendiri, dan menilainya sendiri tentang apakah proses belajarnya

berhasil.

Menurut Roger, peranan guru dalam kegiatan belajar siswa

menurut pandangan teori humanisme adalah sebagai fasilitator yang

berperan aktif dalam : (1) membantu menciptakan iklim kelas yang

kondusif agar siswa bersikap positif terhadap belajar, (2) membantu siswa

untuk memperjelas tujuan belajarnya dan memberikan kebebasan kepada

siswa untuk belajar, (3) membantu siswa untuk memanfaatkan dorongan

dan cita-cita mereka sebagai kekuatan pendorong belajar, (4) menyediakan

berbagai sumber belajar kepada siswa, dan (5) menerima pertanyaan dan

pendapat, serta perasaan dari berbagai siswa sebagaimana adanya.

B. Arthur Combs

Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa

memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan

kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena

bodoh tetapi karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya

tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu

sebenarnya tak lain hanyalah dari ketidakmampuan seseorang untuk

melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya. Untuk

itu guru harus memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami

dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya,

guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada.

Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs

berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi

bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan

Page 5: makalah psikologi pendidikan

disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada

materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana membawa si

siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut

dan menghubungkannya dengan kehidupannya.

Combs memberikan lukisan persepsi diri dalam dunia seseorang

seperti dua lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu..

Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan

besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari

persepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi,

hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin mudah hal

itu terlupakan.

C. Merx Wertheimer

Teori kognitif mulai berkembang dengan lahirnya teori belajar

gestalt. Peletak dasar teori gestalt adalah Merx Wertheimer (1880-1943)

yang meneliti tentang pengamatan dan problem solving. Sumbangannya

diikuti oleh Kurt Koffka (1886-1941) yang menguraikan secara terperinci

tentang hokum-hukum pengamatan, kemudian Wolfgang Kohler (1887-

1959) yang meneliti tentang insight pada simpase. Kaum gestaltis

berpendapat bahwa pengalaman itu berstuktur yang terbentuk dalam suatu

keseluruhan. Menurut pandangan gestaltis, semua kegiatan belajar

menggunakan pemahaman terhadap hubungan hubungan, terutama

hubungan antara bagian dan keseluruhan. Intinya, menurut mereka, tingkat

kejelasan dan keberartian dari apa yang diamati dalam situasi belajar

adalah lebih meningkatkan kemampuan belajar seseorang dari pada

dengan hukuman dan ganjaran.

D. Kurt Lewin

Kurt Lewin (1892-1947) mengembangkan suatu teori belajar

kognitif-field dengan menaruh perhatian kepada kepribadian dan psikologi

social. Lewin memandang masing-masing individu berada di dalam suatu

Page 6: makalah psikologi pendidikan

medan kekuatan yang bersifat psikologis. Medan dimana individu bereaksi

disebut life space. Life space mencankup perwujudan lingkungan di mana

individu bereaksi, misalnya ; orang – orang yang dijumpainya, objek

material yang ia hadapi serta fungsi kejiwaan yang ia miliki. Jadi menurut

Lewin, belajar berlangsung sebagai akibat dari perubahan dalam struktur

kognitif. Perubahan sruktur kognitif itu adalah hasil dari dua macam

kekuatan, satu dari stuktur medan kognisi itu sendiri, yang lainya dari

kebutuhan motivasi internal individu. Lewin memberikan peranan lebih

penting pada motivasi dari reward.

E. Piaget

Dalam teorinya, Piaget memandang bahwa proses berpikir sebagai

aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak.

Piaget adalah ahli psikolog developmentat karena penelitiannya mengenai

tahap tahap perkembangan pribadi serta perubahan umur yang

mempengaruhi kemampuan belajar individu. Menurut Piaget,

pertumbuhan kapasitas mental memberikan kemampuan-kemapuan mental

yang sebelumnya tidak ada. Pertumbuhan intelektuan adalah tidak

kuantitatif, melainkan kualitatif. Pada intinya, perkembangan kognitif

bergantung kepada akomodasi. Kepada siswa harus diberikan suatu area

yang belum diketahui agar ia dapat belajar, karena ia tak daapat belajar

dari apa yang telah diketahuinya.

F. Jerome Bruner

Yang menjadikan dasar ide J. Bruner ialah pendapat dari Piaget

yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif di dalam belajar

di kelas. Untuk itu bruner memakai cara dengan apa yang disebutnya

discovery learning, yaitu dimana murid mengorganisasi bahan pelajaran

yang dipelajarai dengan suatu bentuk akhir yang sesuai dengan tingkat

kemajuan anak tersebut. Bruner menyebutkan hendaknya guru harus

memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang

Page 7: makalah psikologi pendidikan

problem solver, seorang scientist, historian atau ahli matematika. Biarkan

murid kita menemukan arti bagi diri mereka sendiri dan memungkinkan

mereka mempelajari konsep-konsep di dalam bahasa yang mereka

mengerti.

G. Vygostky

Tokoh kontruktivis lain adalah Vygotsky. Sumbangan penting teori

Vygotsky adalah penekanan pada hakekatnya pembelajaran sosiokultural.

Inti teori Vygotsky adalah menekankan interaksi antara aspek “internal”

dan “eksternal” dari pebelajaran dan penekanannya pada lingkungan sosial

pebelajaran. Menurut teori Vygotsky, fungsi kognitif berasal dari interaksi

sosial masing – masing individu dalam konsep budaya. Vygotsky juga

yakin bahwa pembelajaran terjadi saat siswa bekerja menangani tugas –

tugas yang belum dipelajari namun tugas- tugas itu berada dalam “zone of

proximal development” mereka. Zone of proximal development adalah

jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang ditunjukkan dalam

kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat kemampuan

perkembangan potensial yang ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan

masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih

mampu.

Teori Vygotsky yang lain adalah “scaffolding“. Scaffolding adalah

memberikan kepada seseorang anak sejumlah besar bantuan selama tahap

– tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut

dan memberikan kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih

tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia mampu mengerjakan

sendiri. Bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, peringatan,

dorongan menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan

siswa dapat mandiri.

Vygotsky menjabarkan implikasi utama teori pembelajarannya

yaitu 1) menghendaki setting kelas kooperatif, sehingga siswa dapat saling

berinteraksi dan saling memunculkan strategi – strategi pemecahan

Page 8: makalah psikologi pendidikan

masalah yang efektif dalam masing – masing zone of proximal

development mereka; 2) Pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran

menekankan scaffolding. Jadi teori belajar Vygotsky adalah salah satu

teori belajar sosial sehingga sangat sesuai dengan model pembelajaran

kooperatif karena dalam model pembelajaran kooperatif terjadi interaktif

sosial yaitu interaksi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan

guru dalam usaha menemukan konsep – konsep dan pemecahan masalah.

H. AUSUBEL

Menurut Ausubel, siswa akan belajar dengan baik jika “pengatur

kemajuan (belajar)” atau advance organizer didefinisikan dan

dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa. Pengatur kemajuan

belajar adalah konsep atau informasi umum yang mewadahi (mencakup)

semua isi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. David Ausubel

merupakan salah satu tokoh ahli psikologi kognitif yang berpendapat

bahwa keberhasilan belajar siswa sangat ditentukan oleh kebermaknaan

bahan ajar yang dipelajari. Ausubel menggunakan istilah “pengatur lanjut”

(advance organizers) dalam penyajian informasi yang dipelajari peserta

didik agar belajar menjadi bermakna. Selanjutnya dikatakan bahwa

“pengatur lanjut” itu terdiri dari bahan verbal di satu pihak, sebagian lagi

merupakan sesuatu yang sudah diketahui peserta didik di pihak lain.

Dengan demikian kunci keberhasilan belajar terletak pada kebermaknaan

bahan ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh siswa.

Ausubel tidak setuju dengan pendapat bahwa kegiatan belajar

penemuan lebih bermakna dari pada kegiatan belajar. Dengan ceramahpun

asalkan informasinya bermakna bagi peserta didik, apalagi penyajiannya

sistimatis akan diperoleh hasil belajar yang baik pula. Ausubel

mengidentifikasikan empat kemungkinan tipe belajar, yaitu (1) belajar

dengan penemuan yang bermakna, (2) belajar dengan ceramah yang

bermakna, (3) Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, dan (4)

belajar dengan ceramah yang tidak bermakna. Dia berpendapat bahwa

Page 9: makalah psikologi pendidikan

menghafal berlawanan dengan bermakna, karena belajar dengan

menghafal, peserta didik tidak dapat mengaitkan informasi yang diperoleh

itu dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. Dengan demikian bahwa

belajar itu akan lebih berhasil jika materi yang dipelajari bermakna.

4. Prinsip Dalam Teori Belajar Humanistik dan Kognitif

Beberapa prinsip Teori belajar Humanistik:

1. Manusia mempunyai belajar alami

2. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid

mempuyai relevansi dengan maksud tertentu

3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai

dirinya.

4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila

ancaman itu kecil

5. Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman siswa dalam

memperoleh cara.

6. Belajar yang bermakna  diperolaeh jika siswa melakukannya

7. Belajar lancer jika siswa dilibatkan dalam proses belajar

8. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang

mendalam

9. Kepercayaan pada diri pada siswa ditumbuhkan dengan membiasakan

untuk mawas diri

10. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar

Roger sebagai ahli dari teori belajar humanisme mengemukakan beberapa

prinsip belajar yang penting yaitu: (1). Manusia itu memiliki keinginan alamiah

untuk belajar, memiliki rasa ingin tahu alamiah terhadap dunianya, dan keinginan

yang mendalam untuk mengeksplorasi dan asimilasi pengalaman baru, (2). Belajar

akan cepat dan lebih bermakna bila bahan yang dipelajari relevan dengan

kebutuhan siswa, (3)  belajar dapat di tingkatkan dengan mengurangi ancaman

dari luar, (4) belajar secara partisipasif jauh lebih efektif dari pada belajar secara

pasif dan orang belajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri, (5)

Page 10: makalah psikologi pendidikan

belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan  pribadi, pikiran

maupun perasaan akan lebih baik  dan tahan lama, dan (6) kebebasan, kreatifitas,

dan kepercayaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan dengan evaluasi diri orang

lain tidak begitu penting.

Prinsip-prinsip dasar teori belajar kognitif dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Belajar merupakan peristiwa mental yang berhubungan dengan

berpikir, perhatian, persepsi, pemecahan masalah, dan kesadaran

2. Sehubungan dengan pembelajaran, teori belajar perilaku dan kognitif

pada akhirnya sepakat bahwa guru harus memperhatikan perilaku

siswa yang tampak, seperti penyelesaian tugas rumah, hasil tes,

disamping itu juga harus memperhatikan faktor manusia dan

lingkungan psikologisnya.

3. Ahli kognitif percaya bahwa kemampuan berpikir setiap orang tidak

sama dan tidak tetap dari waktu ke waktu.

5. Aplikasi

Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama

proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru

dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa

sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam

kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan

mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.

Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai

proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri ,

mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri

yang bersifat negatif.

Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar.

Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :

1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas

Page 11: makalah psikologi pendidikan

2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat

jelas , jujur dan positif.

3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk

belajar atas inisiatif sendiri

4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses

pembelajaran secara mandiri

5. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih

pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung

resiko dari perilaku yang ditunjukkan.

6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran

siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk

bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.

7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya

8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa

Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan.

Keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam

belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.

Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat

orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa

mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika

yang berlaku.

Page 12: makalah psikologi pendidikan

BAB III

PENUTUP

Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan

manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika pelajar memahami lingkungannya

dan dirinya sendiri. Peran guru dalam teori ini adalah sebagai fasilitator bagi para

siswa sedangkan guru memberikan motivasi,kesadaran mengenai makna

kehidupan siswa. Guru mamfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan

mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa dalam proses

belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri

dengan sebaik- baiknya. Siswa berperan sebagai pelaku utama yang memaknai

proses pengalaman belajarnya sendiri. Tujuan utama para pendidik adalah

membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-

masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik

dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.

Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang

mengedepankan bagaimana memanusiakan manusisa serta peserta didik mampu

mengembangkan potensi dirinya. Aplikasi dalam teori ini, Siswa diharapkan

menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan

mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak

orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku. Serta

guru hanya sebagai fasilitator.

Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu

proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Menuru teori belajar kognitif

pada dasarnya setiap orang dalam bertingkah laku dan mengerjakan segala sesuatu

senantiasa dipengaruhi oleh tingkat-tingkat perkembangan dan pemahamannya

atas dirinya sendiri. Setiap orang memiliki kepercayaan, ide-ide dan prinsip yang

dipilih untuk kepentingan dirinya.

Page 13: makalah psikologi pendidikan

Pandangan konstruktivis mengemukakan bahwa belajar merupakan usaha

memberi makna oleh siswa terhadap pengalamannya melalui asimilasi dan

akomodasi yang menuju kepada pembentukan struktur kognitifnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://novinasuprobo.wordpress.com/2008/06/15/teori-belajar-humanistik/

http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/05/teori-humanistik.html

Prof.Drs.Dakir, Dasar-dasar Psikologi.( Jakarta: Pustaka Pelajar, 1993), 64.

Sugihartono, dkk, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: UNY Pers, 2007), 73.