makalah pribadi bioetik

18
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Makalah Pribadi Bioetik Kasus: Dokter Bagus Nurhafiz Bin Omar 9/22/2012 Nama: Nurhafiz Bin Omar NIM: 102012502 Kelompok: D 6 Nama Dosen: Dr. Marcel

Upload: nurhafiz-omar

Post on 17-Sep-2015

5 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Terbaik

TRANSCRIPT

Makalah Pribadi Bioetik

Universitas Kristen Krida Wacana

Makalah Pribadi BioetikKasus: Dokter Bagus

Nurhafiz Bin Omar9/22/2012

Nama: Nurhafiz Bin OmarNIM: 102012502Kelompok: D 6Nama Dosen: Dr. Marcel

KasusDr.BagusDr .Bagus telah lama bertugas di suatu desa terpencil yang sangat jauh dari kota. Sehari-harinya dia bertugas di sebuah Puskesmas yang hanya ditemani oleh seorang mantri. Hal, ini merupakan pekerjaan yang cukup melelahkan karena setiap harinya banyak warga desa yang dating berobat karena Puskesmas tersebut merupakan satu-satunya sarana kesehatan yang ada. Dr. Bagus bertugas dari pagi hari sampai sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan ia harus mengobati pasien di malam hari bila ada warga desa yang membutuhkan pertolongannya.Pada suatu pagi hari, ketika ia datang ke Puskesmas sudah ada 5 orang pasien yang sedang mengantri. Dr. Bagus memeriksa pasien sesuai nomor urut pendaftaran, hal ini dilakukanya, agar pemeriksaan psaien berjalan tertib teratur. Pasien pertama adalah seorangibu, dating dengan keluhan demam 2 hari yang lalu, disertai batuk dan pilek. Setelah memeriksa pasien tersebut, Dr. Bagus memberikan beberepa macam obat dan vitamin seta nasehat agar istirahat yang cukup.Pasien kedua adalah seorang anak balita tampak lemah digendong oleh ibunya. Ibunya mengatakan bahawa anak tersebut sudah 2 hari buang air besar. Setelah memeriksa anak tersebut, Dr. Bagus menyarankan agar anak tersebut dirawat di RS yang berada di kota. Namun, ibu tersebut menolak karena tidak mempunyai uang untuk berobat. baiklah, kalau bergitu saya akan memberi obat dan ORALIT untuk anak ibu, nanti ibu berikan obat tersebut sesuai dengan aturan dan usahakan anak ibu minum oralit sesering mungkin, nanti sore setelah selesai tugas saya akan mampir ke rumah ibu untuk melihat kondisi keadaan anak ibu.Kata Dr. Bagus. Pak mantri tolong bikinkan puyer untuk anak ibu ini dan setelah itu tolong jelaskan cara membuat air oralit pada ibu ini. Kata Dr. Bagus pada pak mantra.Pasien ketiga adalah seorang anak laki-laki. Pasien tersebut menderita keganasan stadium lanjut. Sebelumnya pasien tersebut pernah dilakukan pembedahan di RS. Namun keluarga pasien menghentikan pengobatannya lebih lanjut. Orang tua pasien bukanlah orang kaya sehingga mereka tidak mampu membeli obat obatan kemoterapeutik yang mahal. Tetapi orang tua pasien ingin anaknya mendapatkan perobatan yang lebih lanjut. Dr. Bagus menjelaskan kepada orang tuanya bahawa kondisi anaknya tidak dapat ditingkatkan dan sangat sulit bagi mereka untuk membeli obat obatan mahal tersebut. Dr. Bagus ragu apakah ia harus mengatakan kepada mereka untuk tidak usah membeli obat itu. Karena berdasarkan pengetahuannya pada penyakit ini, beberapa pasien meninggal walaupun telah diterapi dengan kemoterapi penuh. Pada pemeriksaan fisik pada pasien ini telah timbul asites dan pasien tampak sesak. Dokter Bagus menjelaskan kepada orang tua pasien bahawa kondisi anaknya kurang baik dan kemungkinan untuk sembuh sangat kecil walaupun diberikan obat obat kemoterapeutik. Pak, yang hanya saya dapat lakukan adalah memberi obat obatan penunjang agar anak bapak tidak terlalu menderita. Kata Dr. Bagus sambil menyerahkan obat kepada orang tua pasien.Saat mempersilahkan pasien ke empatnya masuk ke ruang periksa, dr. Bagus terkejut karena serombongan orang memaksa masuk sambil menggotong seorang pemuda yang tidak sadarkan diri. Dokter bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu diluar karena ia akan terlebih dahulu memberi pertolongan pada pemuda tersebut. Ketika yang lain sibuk membaringkan pemuda yang tidak sadarkan diri tersebut, salah satu orang mengatakan bahwa pemuda tersebut telapak tangan sebelah kanannya masuk kedalam mesin penggilingan padi dan setelah 15 menit kemudian telapak tangan pemuda tersebut baru dapat dikeluarkan dari mesin penggilingan padi. Pada pemeriksaan, dokter Bagus mendapatkan telapak tangan pemuda tersebut hancur. Dokter Bagus bertanya kepada orang-orang yang mengantar pemuda tadi apakah diantara mereka ada keluarga dari pemuda tersebut. Dari serombongan orang tadi keluar seorang perempuan, ia mengatakan bahwa ia adalah istri dari pemuda tersebut. Dokter Bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi. Walau dengan berat hati, istri pemuda tersebut menyetujui tindakan yang akan dilakukan dokter Bagus. Sambil bersimbah peluh, dokter Bagus akhirnya menyelesaikan tindakan amputasi telapak tangan pemuda yang mengalami kecelakaan tersebut. Melihat kondisi pasien yang baik dan stabil, akhirnya pasien diperbolehkan pulang dengan diberi beberapa macam obat dan anjuran agar besok datang kembali untuk control. Pasien keempat adalah seorang bapak berusia 55 tahun diantar oleh anak laki-lakinya datag dengan keluhan nyeri pada ulu hati dan terasa berat pada dada serta punggungnya. Dari hasil pemeriksaan tekanan darah 150/90 dan nadi cepat tidak teratur. Dokter Bagus curiga pasien tersebut menderita penyakit jantung sehingga ia membuat surat rujukan ke rumah sakit yang berada di kota. Setelah menerima penjelasan tentang kemungkinan penyakit yang dideritanya, pasien pulang dengan membawa surat rujukan tersebut. Waktu telah memasuki siang hari, pasien kelima adalah seorang ibu muda yang sangat cerewet, karena begitu masuk si ibu tadi sudah mengeluh berbagai macam keluhan. Dokter Bagus tidak menanggapi keluhan si ibu muda tadi dan segera membuat surat rujukan untuk ibu tersebut ke LAB KLINIK cepat tepat langganannya yang berada dikota, jauh dari puskesmas. Dari Lab Klinik ini Dr. Bagus mendapat sejumlah uang ternyata sejajar jumlahnya dengan pasien yang ia kirim ke situ. Pernah dua bulan yang lalu dengan 20 pasien yang ia kirim, ia memperoleh Rp. 300.000,- .Setelah pasien kelima, dokter Bagus melihat keluar ruangan, tampak antrian pasien yang masih banyak. Pak mantra tolong umumkan ke pasien, saya akan beristirahat makan sejenak kata dr. Bagus. Demikianlah kegiatan sehari hari dr. Bagus dan tanpa terasa sudah 25 tahun dokter Bagus mengabdi di desa tersebut.

Kata PengantarAlhamdulillah dengan izin Allah dapat saya menyelesaikan tugasan ini dengan baik serta mengikut waktu yang telah ditetapkan. Ribuan terima kasih saya ucapkan kepada dosen Problem Based Learning (PBL) kelompok saya, Dokter Marcel karena banyak membantu dalam usah saya menghasilkan makalah pribadi sulung saya semenjak berkuliah di Universitas Kristen Krida Wacana, Indonesia ini. Terima kasih juga buat teman-teman kelompok PBL yang memberikan pertolongan semampu mereka tanpa mengira asal usul saya dan menjadikan saya selesa berkuliah di Indonesia.Pembelajaran mengenai Kaedah Dasar Bioetik (KDB) adalah sesuatu yang vital dalam mempelajari ilmu kedokteran. Hal ini disebabkan oleh kepentingannya dalam menjadi dasar etika dalam menangani pasien berdasar situasi dan kondisi yang bertepatan. Selain itu, ia juga bisa dijadikan garis pandu untuk para dokter agar profesi kedokteran dianggap profesi yang beretika serta bertanggunjawab dalam membantu lingkungan. Secara umumnya, Kaedah Dasar Bioetik ini dibahagi kepada 4 cabang utama yaitu, beneficence, non-maleficence, justice, dan autonomy. Keempat-empat cabang ini perlulah digunakan bersesuaian dengan situasi dan kondisi pasien. Setiap cabang ini mempunyai kriteria-kriteria utama untuk diklasifikasikan sebagai cabang tersebut. Sebaga contoh, kaedah beneficence digunakan untuk situasi normal dan waras, kaedah non-maleficence digunakan untuk situasi gawat darurat, kaedah justice digunakan untuk situasi menegakkan hak pasie, manakala kaedah autonomy hanya untuk pasien yang kompeten dan unutk situasi elektif. Secara kesimpulannya, makalah ini dapat dijadikan panduan untuk mendapatkan gambaran rinkas mengenai cara penggunaan Kaedah Dasar Bioetik untuk seorang dokter. Pelanggaran kaedah-kaedah ini haruslah dielakkan demi kesejahteraan masyarakat.Rumusan MasalahPenerapan Kaedah Dasar Bioetik (KDB) Dokter Bagus dalam menangani pasien yang terdiri daripada kondisi dan konteks yang berbeda.Analisis Masalah

Figure 1: Mind Map Analisis Masalah berdasarkan Kaedah Dasar Bioetik (KDB)Analisis MasalahBeneficence1. Kenyataan Paragraph 1Dokter Bagus bertugas dari pagi hari sampai sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan harus mengobati pasien dimalam hari bila ada warga desa yang membutuhkan pertolongannya.Di dalam kenyataan di atas, Dokter Bagus telah pun mengutamakan nilai altruisme serta menghargai hak pasien untuk mendapatkan rawatan dalam pekerjaan beliau. Oleh yang demikian, Dokter Bagus telah pun melaksanakan KDB beneficence sebagai seorang pengamal pengobatan.2. Kenyataan Paragraph 2Setelah memeriksa pasien tersebut, Dr. Bagus memberikan beberapa macam obat dan vitamin serta nasehat agar istirahat yang cukup.Berdasarkan kenyataan diatas, Dokter Bagus telah mengamalkan nilai kasih sayang serta memaksimalkan kebutuhan pasien nya untuk sembuh dengan memberikan obatan dan saranan kesihatan yang baik. Nilai-nilai ini merupakan perkara yang terkandung didalam KDB beneficence.3. Kenyataan paragraph 3baiklah, kalau bergitu saya akan memberi obat dan ORALIT untuk anak ibu, nanti ibu berikan obat tersebut sesuai dengan aturan dan usahakan anak ibu minum oralit sesering mungkin, nanti sore setelah selesai tugas saya akan mampir ke rumah ibu untuk melihat kondisi keadaan anak ibu.Kata Dr. Bagus. Di dalam kenyataan ini, ia telah membuktikan bahwa dokter Bagus mengamalkan nilai altruisme dengan kemahuannya untuk mampir ke rumah pasiennya. Dalam masa yang sama, Dokter Bagus telah memaksimalkan kebahagiaan serta kebutuhan pasien untuk segera sembuh.4. Kenyataan Paragraph 4Dokter Bagus menjelaskan kepada orang tua pasien bahawa kondisi anaknya kurang baik dan kemungkinan untuk sembuh sangat kecil walaupun diberikan obat obat kemoterapeutik. Pak, yang hanya saya dapat lakukan adalah memberi obat obatan penunjang agar anak bapak tidak terlalu menderita.Di dalam pengambilan keputusan di atas, Dokter Bagus telah mengusahakan untuk mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya. Kondisi pasien yang sudah tidak tertolongkan lagi walaupun menjalani rawatan kemoterapeutik menyebabkan dokter berfikir untuk kebaikan keluarga pasien yang tidak mampu membiaya perobatan kemoterapeutik.5. Kenyataan Paragraph 5Melihat kondisi pasien yang baik dan stabil, akhirnya pasien diperbolehkan pulang dengan diberi beberapa macam obat dan anjuran agar besok datang kembali untuk control.Dokter Bagus telah memaksimalkan kepuasan tertinggi secara keseluruhan dengan memberikan dengan memastikan kondisi pasien sentiasa baik melalui saranan untuk kembali memdapatkan perawatan. Beliau juga memaksimalkan kebutuhan pasien nya untuk sembuh dengan memberikan obatan dan saranan kesihatan yang baik. Nilai-nilai ini merupakan perkara yang termaktub di dalam KDB beneficence.

Pelanggaran Beneficence1. Paragraph 7Dokter Bagus tidak menanggapi keluhan si ibu muda tadi dan segera membuat surat rujukan untuk ibu tersebut ke LAB KLINIK cepat tepat langganannya yang berada dikota, jauh dari puskesmas. Dari Lab Klinik ini Dr. Bagus mendapat sejumlah uang ternyata sejajar jumlahnya dengan pasien yang ia kirim ke situ. Pernah dua bulan yang lalu dengan 20 pasien yang ia kirim, ia memperoleh Rp. 300.000,- .Kenyataan diatas menggambarkan bahwa Dokter Bagus telah melakukan kesalahan dengan melanggar kriteria untuk memaksimalkan kepuasan pasien. Beliau juga tidak menimialisasi akibat buruk yang terdapat pada pasien. Dalam masa yang sama, Dr. Bagus telah mengambil keuntungan yang diluar kepantasannya. Perkara ini menjadikan Dr. Bagus melanggar KDB Beneficence yang harus beliau laksanakan.Autonomy1. Kenyataan Paragraph 3Setelah memeriksa anak tersebut, Dr. Bagus menyarankan agar anak tersebut dirawat di RS yang berada di kota. Namun, ibu tersebut menolak karena tidak mempunyai uang untuk berobat.Di dalam situasi ini, pasien merupakan seorang anak kecil. Oleh yang demikian, ibu pasien mempunyai hak membuat keputusan untuk kebaikan anaknya, Dr. Bagus telah menghargai hak orang tua pasien untuk mengambil keputusan. Beliau juga tidak menghalang autonomi pasien. Dr. Bagus jua berterus terang akan kebaikan jika anak tersebut dirawat di RS.

2. Kenyataan paragraph 5Dokter Bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi. Walau dengan berat hati, istri pemuda tersebut menyetujui tindakan yang akan dilakukan dokter Bagus.Di dalam kasus ini, pasien merupakan seorang pasien yang hancur telapak tangan. Dokter Bagus tidak berbohong pada pasien meskipun demi kebaikan pasien. Beliau juga menjaga hubungan kontrak dengan menghargai rasionalitas isteri pasien dalam membuat keputusan.Justice1. Kenyataan Paragraph 2Dr. Bagus memeriksa pasien sesuai nomor urut pendaftaran, hal ini dilakukanya, agar pemeriksaan psaien berjalan tertib teratur.Menurut situasi di atas, Dr. Bagus telah memberi peluang berobat yang sama kepada setiap pasien. Beliau turut tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar status sosial. Oleh yang demikian, Dr. Bagus telah melaksanakan justice dalam profesinya.2. Kenyataan Paragraph 5Saat mempersilahkan pasien ke empatnya masuk ke ruang periksa, dr. Bagus terkejut karena serombongan orang memaksa masuk sambil menggotong seorang pemuda yang tidak sadarkan diri. Dokter bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu diluar karena ia akan terlebih dahulu memberi pertolongan pada pemuda tersebut.Situasi ini melihatkan kepintaran Dr. bagus dalam menentukan kebutuhan pasien-pasiennya. Beliau terlebih dahulu menangani pasien amat memerlukan. Beliau turut menghargai hak sehat pasien. Beliau turut mengambil porsi terakhir dalam membuat keputusan.3. Kenyataan Paragraph 4Pasien tersebut menderita keganasan stadium lanjut. Sebelumnya pasien tersebut pernah dilakukan pembedahan di RS. Namun keluarga pasien menghentikan pengobatannya lebih lanjut. Orang tua pasien bukanlah orang kaya sehingga mereka tidak mampu membeli obat obatan kemoterapeutik yang mahal.Dalam melaksanakan KDB justice, Dr. Bagus telah mengambil keputusan yang tepat dalam menangani pasiennya. Beliau turut menghargai hak sehat pasien dari segi kemampuan dan kualiti perobatan yang diterima. Dokter juga telah memberi kontribusi yang tepat sesuai dengan kebutuhan pasien serta tidak memberi beban yang berat kepada keluarga pasien.Non-maleficence1. Kenyataan Paragraph 4Pada pemeriksaan fisik pada pasien ini telah timbul asites dan pasien tampak sesak. Dokter Bagus menjelaskan kepada orang tua pasien bahawa kondisi anaknya kurang baik dan kemungkinan untuk sembuh sangat kecil walaupun diberikan obat obat kemoterapeutik. Pak, yang hanya saya dapat lakukan adalah memberi obat obatan penunjang agar anak bapak tidak terlalu menderita.Antara kriteria untuk melaksanakan prinsip non-maleficence adalah pasien perlulah berada dalam keadaan tidak sedar dan emergency. Sesak nafas adalah masalah pernafasan yang boleh mebawa maut dan boleh dikategorikan sebagai pasien emergency. Pasien berisiko untuk kehilangan nyawa dan Dr. Bagus memberikan obat penunjang yang merupakan solusi terbaik bagi meringankan kesakitan pasien.

2. Kenyataan Paragraph 5Saat mempersilahkan pasien ke empatnya masuk ke ruang periksa, dr. Bagus terkejut karena serombongan orang memaksa masuk sambil menggotong seorang pemuda yang tidak sadarkan diri. Dokter bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu diluar karena ia akan terlebih dahulu memberi pertolongan pada pemuda tersebut. Dalam kondisi pasien yang tidak sadarkan diri, Dokter telah mengambil keputusan untuk menolong pasien mergensi terlebih dahulu. Dokter fokus dalam menangani pasien untuk mengelakkan darurat. Selanjutnya, tindakan dokter untuk melakukan amputasi adalah tepat dan efektif dalam menyelamatkan pasien darurat tersebut.3. Kenyataan Paragraph 6Pasien keempat adalah seorang bapak berusia 55 tahun diantar oleh anak laki-lakinya datag dengan keluhan nyeri pada ulu hati dan terasa berat pada dada serta punggungnya. Dari hasil pemeriksaan tekanan darah 150/90 dan nadi cepat tidak teratur. Dokter Bagus curiga pasien tersebut menderita penyakit jantung sehingga ia membuat surat rujukan ke rumah sakit yang berada di kota.Kasus di atas melihatkan pelanggaran bioetik oleh Dr. Bagus. Pasien sepatutnya dikategorikan sebagai pesakit darurat karena hipertensi yang terlalu tinggi. Dr. Bagus seharusnya memberikan rawatan asas terlebih dahulu sebelum merujuk pasien ke Rumah Sakit. Pasien mempunyai kemungkinan untuk pitam sebelum sempat sampai ke rumah sakit.Sebagai hasil daripada penyelesaian masalah kasus Dr. Bagus ini, kita dapat mempelajari kaedah penggunaan KDB yang tepat dan bersesuai dengan konteks situasi yang diberikan.

HipotesisDokter Bagus telah berusaha menerapkan Kaedah Dasar Bioetik (KDB) dalam pekerjaannya sehari-hari dengan baik meskipun terkadang beliau melanggar KDB tersebut.

Sasaran Pembelajaran1. Mengetahui cara penerapan Kaedah Dasar Bioetik (KDB) berdasarkan situasi dan kondisi pasien tertentu.2. Mempelajari apa yang dikatakan sebagai sesuatu yang menentang penerapan KDB dalam profesi kedokteran.

Kesimpulan1. Penerapan kaidah dasar bioetik dalam profesi kedokteran seharusnya dilakukan mengikut kondisi dan situasi yang bersesuaian dengan konteks sesuatu KDB.2. Sesuatu pelanggaran KDB di dalam profesi kedokteran seharusnya dielakkan karena ia akan mencemar profesi itu sendiri serta akan berakibat buruk terhadp pasien dan lingkungannya.

Daftar Referensi1. Bioetika, Humaniora dan Profesionalisme dalam Profesi Kedokteran, dr Budiman Hartono and dr. Darminto Salim, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, 2012.2. Perspektif Etika Baru, Damar, Kanisius, Yogyakarta, 2009.3. Medical Education Theory and Paractice, Prof. Tim Dornan, Geoff Norman and co, Churchill Livingstone, Toronto, 2011.