laporan kelompok bioetik

25
Skenario Keterbatasan Biaya Kakek tua itu tidur beralaskan tikar lusuh dikamarnya. Tubuhnya kurus, nafasnya terengah-engah, seperti ada yang menahan ditenggorokkanya. Dia tidak mengucapkan kata sedikitpun saat kami berkunjung ke rumahnya, di sebuah dusun kecamatan Binaan UMI. Kakek tersebut, ia menderita tumor bagian pipi sebelah kiri ( bukan leher). Semakin hari tumor itu semakin membesar, sehingga mengganjal bagian tenggorokkanya. “ Dia sudah tidak bisa bicara.” Kata anaknya. Anaknya mengatakan, tumor terjadi sejak tujuh bulan lalu. Berbagi upaya telah dilakukan keluarga. Termasuk membawanya ke rumah sakit. Saat itu, anaknya mengaku membawa kakeknya tersebut ke RS Pusat Provinsi. Namun karena tidak punya biaya, dokterpun menyarankan kakeknya untuk berobat jalan saja. Semkin hari, tumor kakek ini semakin membesar berbanding terbalik dengan badannya yang semakin mengurus karena sudah tidak bisa makan. Dia hanya mengandalkan asupan air minum dari orang yang ada disampingnya. Selain itu, sesekali liur bercampur darah keluar dari mulut kakek tersebut. Anaknya tidak memiliki uang membiayai pengobatan kakek, ia hanya penjual sayur di pasar Dusun, sedangkan pasar Dusun terse ut hanya buka 3x dalam seminggu, dengan upah Rp 1

Upload: div-saoda-ilyas

Post on 11-Feb-2016

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

etika

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kelompok bioetik

Skenario

Keterbatasan Biaya

Kakek tua itu tidur beralaskan tikar lusuh dikamarnya. Tubuhnya kurus, nafasnya

terengah-engah, seperti ada yang menahan ditenggorokkanya. Dia tidak mengucapkan

kata sedikitpun saat kami berkunjung ke rumahnya, di sebuah dusun kecamatan Binaan

UMI.

Kakek tersebut, ia menderita tumor bagian pipi sebelah kiri ( bukan leher).

Semakin hari tumor itu semakin membesar, sehingga mengganjal bagian

tenggorokkanya. “ Dia sudah tidak bisa bicara.” Kata anaknya.

Anaknya mengatakan, tumor terjadi sejak tujuh bulan lalu. Berbagi upaya telah

dilakukan keluarga. Termasuk membawanya ke rumah sakit. Saat itu, anaknya mengaku

membawa kakeknya tersebut ke RS Pusat Provinsi. Namun karena tidak punya biaya,

dokterpun menyarankan kakeknya untuk berobat jalan saja. Semkin hari, tumor kakek ini

semakin membesar berbanding terbalik dengan badannya yang semakin mengurus karena

sudah tidak bisa makan. Dia hanya mengandalkan asupan air minum dari orang yang ada

disampingnya. Selain itu, sesekali liur bercampur darah keluar dari mulut kakek tersebut.

Anaknya tidak memiliki uang membiayai pengobatan kakek, ia hanya penjual

sayur di pasar Dusun, sedangkan pasar Dusun terse ut hanya buka 3x dalam seminggu,

dengan upah Rp 20.000,-/hari, dengan uang seminim itu untuk makan pun sulit

dicukupkan. Melihat kondisi itu, tetangganya berinisiatif membawa kakek tersebut ke

RS Pusat kabupaten. Disana, dia sempat dirawat sehari. Setelah itu, dirujuk lagi ke RS

Pusat Provinsi. Staf RS Kabupaten , saat dikonfirmasi, mengatakan kakek ini harus di

rujuk ke RS Pusa Provinsi untuk mendapat perawatan lanjutan. Menurutnya, tumor itu

harus ditangani serius dan diperiksakan ke ahli bedah dengan peralatan yang lebih

lengkap. Pihak RS Pusat Kabupaten juga akan berusaha membantu pasien tersebut

melalui program Jaminan Kesehatan.

1

Page 2: Laporan Kelompok bioetik

Kata Kunci

Tumor

- Rujuk

- Jamkesmas

- Berobat jalan

Pertanyaan

A. Rumuskan dilema etik sentral pada kasus diatas

B. Dari kasus diatas, cobalah anda analisis berdasarkan :

Kaidah Dasar Bioetik dan Prima Facia ( gunakan tabel kriteria KDB)

Etika Klinik Jonsen Siegler Winslad ( gunakan pertanyaan etik klinik Jonsen

SieglerWinsland “ Four box” )

C. Bagaimana jika kasus tersebut , kita melihatnya dalam perspektif Agama.

Mengidentifikasi Kata Sulit

- Tumor pertumbuhan baru dalam suatu jaringan secara abnormal

- Rujuk tindakan lanjutan yang di dasari sumber daya manusia dan

kompetensi

- Jaminan Kesehatan program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi

masyarakat miskin dan tidak mampu

- Berobat Jalan perawatan diluar Rumah Sakit namun masih dalam perawatab

dokter

Jawaban Pertanyaan

A. Dilema Etik Sentral

- Keluarga pasien yang tidak memiliki biaya untuk pengobatan

- Pihak Rumah Sakit Pusat kabupaten akan membantu pasien tersebut

melalui program Jaminan Kesehatan

2

Page 3: Laporan Kelompok bioetik

B. Analisa Berdasarkan Kaidah Dasar Bioetik, yaitu :

BENEFICENCE

Beneficence adalah prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang

ditujukan untuk kebaikan pasien atau penyediaan keuntungan dan

menyeimbangkan keuntungan tersebut dengan resiko dan biaya.

No Kriteria AdaTidak

ada

1)Mengutamakan altruisme yaitu menolong tanpa pamrih, rela

berkorban untuk kepentingan orang lain.

2) Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia.

3) Memandang pasien / keluarga/ sesuatu tak hanya sejauh

menguntungkan dokter.

4) Mengusahakan agar kebaikan/ manfaatnya lebih banyak

dibandingkan dengan keburukannya.

5) Paternalisme bertanggung jawab/ berkasih sayang.

6) Menjamin kehidupan- baik- minimal manusia.

7) Pembatasan goal-based.

8) Memaksimalisasi pemuasan kebahagiaan/ preferensi pasien.

9) Minimalisasi akibat buruk.

10) Kewajiban menolong pasien gawat – darurat.

11) Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan.

12) Tidak menarik honorarium diluar kepantasan.

13) Memaksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan.

14) Mengembangkan secara profesi secara terus menerus.

15) Memberikan obat berkhasiat namun murah.

16) Menerapkan Golden Rule Principle.

Kesimpulan : Prinsip beneficence sudah diterapkan dengan baik

karena dari pihak Rumah Sakit Pusat Kabupaten ada upaya untuk

merujuk pasien untuk ditangani kedokter yang lebih ahli dalam hal

3

Page 4: Laporan Kelompok bioetik

ini dokter bedah dan berusaha membantu dalam program Jaminan

Kesehatan.

NONMALEFICENCE

Merupakan prinsip menghindari terjadinya kerusakan atau prinsip moral

yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien

No Kriteria AdaTidak

ada

1) Menolong pasien emergensi.

2) Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah: pasien

dalam keadaan amat berbahaya atau resiko hilangnya sesuatu

yang penting (gawat), dokter sanggup mencegah bahaya atau

kehilangan tersebut, tindakan kedokteran tersebut terbukti

efektif, manfaat bagi pasien > kerugian dokter atau hanya

mengalami resiko minimal.

3) Mengobati pasien yang luka.

4) Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia).

5) Tidak menghina/ mencaci maki/ memanfaatkan pasien.

6) Tidak memandang pasien hanya sebagai objek.

7) Mengobati secara tidak proporsional.

8) Tidak mencegah pasien dari bahaya.

9) Menghindari mispresentasi dari pasien.

10) Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian.

11) Tidak memberikan semangat hidup.

12) Tidak melindungi pasien dari bahaya.

13) Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan/

kerumah sakitan yang merugikan pihak pasien dan keluarganya.

Kesimpulan : Prinsip non-maleficence sudah diterapkan dengan baik

, karena di Rumah Sakit Pusat Kabupaten sudah merawat pasien

selama 1 malam dan dari pihak Rumah Sakit dengan cepat

mengambil tindakan untuk merujuk pasien ke Rumah Sakit yang

lebih berkompeten dalam hal ini ke dokter bedah.

4

Page 5: Laporan Kelompok bioetik

AUTONOMI

Adalah prinsip menghormati hak-hak pasien, terutama hak otonomi

pasien (the righ to self determination) dan merupakan kekuatan yang

dimiliki pasien untuk memutuskan suatu prosedur medis.

No Kriteria AdaTidak

ada

1) Menghargai hak, menentukan nasib sendiri, menghargai

martabat pasien.

2) Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada

kondisi elektif).

3) Berterus terang.

4) Menghargai privasi.

5) Menjaga rahasia pasien

6) Menjaga rasionalitas pasien.

7) Melaksanakan informed consent.

8) Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil

keputusan sendiri.

9) Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien.

10) Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat

keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri.

11) Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada

kasus emergensi.

12) Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien.

13) Menjaga hubungan (kontrak).

Kesimpulan : Prinsip Autonomi sudah diterapkan dengan baik

karena dengan diserahkan hak pasien kepada anaknya karena sang

kakek dalam hal ini tidak berkompeten untuk mengambil tindakan

medis .

5

Page 6: Laporan Kelompok bioetik

JUSTICE

Adalah prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam

bersikap maupun dalam mendistribusikan sumber daya (distributive

justice) atau pendistribusian dari keutungan biaya dan resiko secara adil.

No Kriteria AdaTidak

ada

1) Memberlakukan segala sesuatu secara universal.

2) Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia

lakukan.

3) Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi

yang sama.

4) Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality,

accessibility, availability, and quality).

5) Menghargai hak hukum pasien.

6) Menghargai hak orang lain.

7) Menjaga kelompok yang rentan (yang paling dirugikan).

8) Tidak melakukan penyalahgunaan.

9) Bijak dalam makro alokasi.

10) Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan

pasien.

11) Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya.

12) Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian

(biaya,beban, dan sanksi) secara adil.

13) Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat

dan kompeten.

14) Tidakmemberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan

yang sah/ tepat

6

Page 7: Laporan Kelompok bioetik

15) Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan terhadap

penyakit/ gangguan kesehatan.

16) Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status

sosial dan lain-lain.

Kesimpulan ;

Prinsip Justice sudah diterapkan dengan baik , ini dibuktikan

dengan pihak Rumah Sakit kabupaten akan bberusaha membantu

sang kakekdalam kepengurusan Jaminan Kesehatan.

C. Analisa Berdasarkan Etika Klinik Jonsen- Siegler Winslade, yaitu :

MEDICAL INDICATION

No Pertanyaan Etik Analisa

1. Apakah masalah medis

pasien?Riwayat?

Diagnosis?Prognosis?

Pada pasien terdapat tonjolan di bagian pipi sebelah

kiri(bukan leher) , sejak 7 bulan lalu. Di diagnosis

sebagai tumor . prognosisnya akan baik apabila

ditangani dengan cepat dan akan memburuk apabila

tidak ditangani

2. Apakah masalah tersebut

akut? Kronik? Kritis ?

gawat darurat ? masih

dapat disembuhkan ?

Kasus ini termasuk kronik karena sudah berlangsung

lama dan masih bisa sembuh apabila ditangani

dengan cepat

3. Apakah tujuan akhir

pengobatanya ?

Tujuannya agar pasien bisa sembuh dan keadaanya

semakin membaik

4. Berapa besar

kemungkinan

keberhasilannya ?

Kemungkinan keberhasilanya bisa ± 80 % apabila

ditangani dengan baik, namun pada kasus ini tidak

dapat ditangani karena keterbatasan biaya

5. Adakah rencana lain bila

terapi gagal ?

Terapi tidak dilakukakan karena tidak ada biaya. Jadi

pada kasus ini pasien di rawat jalan (dirumah)

6. Sebagai tambahan

bagaimana pasien ini

Apabila ditangani bisa membaik dan apabila tidak

7

Page 8: Laporan Kelompok bioetik

diuntungkan dengan

perawatannmedisdan

bagaimana kerugian dari

pengobatandapat dihidari

?

ditangani dapat kian memburuk

QUALITY OF LIFE

No Pertanyaan Etik Analisa

1. Bagaimana prospek,

dengan atau tanpa

pengobatan untuk

kembali ke kehidupan

normal ?

Tanpa pengobatan maka prospek untuk kebali ke

kehidupan normal sangat kecil

2. Apakah gangguan fisik,

mental, dan sicial yang

pasien alami bila

pengobatanya berhasil?

Apabila pengobatan berhasil mak mungkin tidak ada

gangguan fisik, mentl dan sosial

3. Apakah ada prasangka

yang mungkin

menimbulkan kecurigaan

terhadap evaluasi

pemberi pelayanan

terhadap kualitas hidup

pasien ?

Tidak ada

4. Bagaimana kondisi

pasien sekarang atau

masa depan, apakah

kehidupan pasien

selanjutnya dapat dinilai

Kondisi pasien mungkin akan semakin membaik

apabila pasien ini akan melanjutkan pengobatannya

karena adanya bantuan Jaminan Kesehatan

8

Page 9: Laporan Kelompok bioetik

seperti yang diharapkan ?

5. Apakah ada rencana

alasan rasional untuk

pengobatan selanjutnya ?

Ada. Pasien akan ditangani oleh dokter bedah

6. Apakah ada rencana

untuk kenyamanan dan

perawatan paliatif ?

Tidak ada karena tindakan operatif bisa cukup

membantu proses penyembuhan

PATIENT PREFERRENCES

No Pertanyaan Etik Analisa

1. Apakah pasien secara

mental mampu dan

kompeten secara legal ?

apakah ada keadaan yang

menimbulkan

ketidakmampuan ?

Secara mental pasien mampu namun secara fisik

pasien tidak mampu dikarenakan ia tidak mampu

untuk berbicara. Selain itu, pasien mengalami

keterbatasan biaya untuk proses pengobatannya

2. Bila berkompeten, apa

yang pasien katakan

mengeni pilihan

pengobatannya ?

Pada kasus ini pasien tidak berkompeten sehingga

kompetensi di wakili anaknya

3. Apakah pasien telah di

konfirmasikan mengenai

keuntungan dan

risikonya, mengerti atau

tidak terhadap informasi

yang diberikan dan

memberikan

persetujuan ?

Pada skenario dokter tidak memberitahu sepenuhnya,

terlihat dari dokter yang menyarankan pasien untuk

rawat jalan namun tidak menjelaskan dengan jelas

apa dampak apabila pasien tidak melanjutkan

pengobatan atau jika pasien melanjutkan pengobatan

9

Page 10: Laporan Kelompok bioetik

4. Bila tidak berkompeten,

siapa yang pantas

menggantikannya ?

apakah orang yang

berkompeten tersebut

menggunakan standar

yang sesuai dalam

pengambilan keputusan ?

Pasien sudah tidak berkompeten dalam hal ini tidak

dapat berbicara sehingga digantikan oleh anaknya

5. Apakah pasien tersebut

telah menunjukkan

sesuatu yang lebih

disukainya ?

Tidak ada

6. Apakah pasien tidak

berkeinginan / tidak

mampu untuk bekerja

sama dengan pegobatan

yang diberikan ? kalau

iya, kenapa ?

Iya, karena keadaan pasien semakin hari semakin

memburuk dikarenakan pengobatan yang diberikan

Rumah Sakit Provinsi tidak maksimal

7. Sebagai tambahan,

apakah hak pasien untuk

memilih un tuk dihormati

tanpa memandang etnis

dan agama ?

Iya. Karena semua manusia harus dihormati, tanpa

memandang etnis, agama karena semua orang sama

di mata Tuhan

CONTEXTUAL FEATURES

No Pertanyaan Etik Analisa

1. Apakah ada masalah

keluarga yang mungkin

mempengaruhi

Ya. Masalah biaya yang dimiliki oleh keluarga

pasien dalam hal ini penghasilannya kurang sehigga

pasien tidak dapat melakukan pengobatan

10

Page 11: Laporan Kelompok bioetik

pengambilan keputusan

pengobatan ?

2. Apakah ada masalah

sumber data ( klinisi dan

perawat) yang mungkin

mempengaruhi

pengambilan keputusan

pengobatan ?

Tidak ada

3. Apakah ada masalah

faktor keuangan dan

ekonomi ?

Ya. Karena pada skenario pasien tidak dapat dirawat

inap serta tidak dapat pengobatan lanjuta karenan

keterbatasan biaya

4. Apakah ada masalah

faktor relegius dan

budaya ?

Tidak ada

5. Apakah ada batasan

kepercayaan ?

Tidak ada

6. Apakah ada masalah

alokasi sumber daya ?

Tidak ada

7. Bagaimana hukum

mempengaruhi

pengambilan keputusan

pengobatan

SOP pasal 2 KODEKI ‘ Dokter harus memberikan

pengobatan sesuai yang dibutuhkan pasien “.

8. Apakah penelitian klinik

atau pembelanjaran

terlibat ?

Tidak terlibat

9. Apakah ada konflik

kepentingan di dalam

bagian pengambilan

keputusan di dalam suatu

institusi ?

11

Page 12: Laporan Kelompok bioetik

D. Analisa berdasarkan Prinsip Etika Dasar Islam

a. Prinsip Niat ( Qa‟idat al qasd )

Tiap tindakan dinilai berdasarkan niatnya, prinsip ini meminta Dokter

untuk berkonsultasi dengan hati nuraninya. Terdapat banyak masalah

mengenai prosedur dan keputusan medis yang tidak diketahui umum.

Seorang Dokter dapat melakukan suatu prosedur dengan alasan yang

mungkin masuk akal dari sudut pandang luar, namun sesungguhnya memiliki

niatan yang berbeda namun tersembunyi. Seperti dalam hadist Imam bukhari

muslim

“Innamal a’maalu biniyyaat, wa innamaa likullimri’in maa nawaa. Faman

kaanat hijrotuhu ilallaahi, fahijrotuhu ilallaahi wa rasuulihi. Wa

mankaanat lidunyaa yushiibuha, awimro’atin yankihuhaa. Fahijrotuhu

ilaa maa haajaro ilaih’; ‘Sesungguhnya segala amal perbuatan itu

berdasarkan niat-niatnya.”

Dari scenario , tergambar bahwa dokter serta pihak RS Pusat

Kabupaten maupun Provinsi sudah berniat baik kepada pasien .Dokter RS

Pusat Provinsi sudah menyarankan untuk berobat jalan , hal ini menandakan

dokter tidak lepas tangan walaupun si pasien tidak bisa di rawat inap di RS.

RS Pusat Kabupaten pun sudah berniat baik dengan sempat merawat si pasien

selama satu hari , namun karena keadaan nya yang semakin memburuk maka

pasien harus di rujuk ke RS yang fasilitas nya lebih lengkap . RS Pusat

Kabupaten pun sudah bersedia untuk membantu mengusahakan program

Jaminan Kesehatan untuk si pasien.

b. Prinsip Kepastian ( Qa‟idat al yaqeen )

Kepastian : Yaqeen, yang merupakan salah satu situasi dimana sama

sekali tidak ada keraguan , shakk, atau kebimbangan, taraddud, tidak ada

dalam kedokteran. Kepastian bisa terjawab apabila pasien di rujuk ke RS

12

Page 13: Laporan Kelompok bioetik

Pusat Provinsi belum ada kepastian bahwa penyakitnya akan sembuh total

tetapi kepastian yang dapat kita peroleh dari hal ini yaitu setidaknya keadaan

pasien pasti akan membaik dari sebelumnya dengan penanganan serta

pelayanan dari RS Pusat Provinsi yang fasilitasnya lebih memadai dari RS

Pusat Kabupaten.

Dalam pandanganagama islam walaupun tidak ada kepastian dan bila

terdapat kebimbangan tetapi kita di perintahkan untuk berpihak ke dalam hal

yang tidak meragukan kita.

الله صلى الله رسول سبط طالب أبي بن علي بن الحسن محمد أبي عن

صلى : الله رسول من حفظت قال عنهما الله رضي وريحانته م وسل عليه

يريبك . ال ما إلى يريبك ما دع م؛ وسل عليه الله

] صحيح] : حديثحسن وقال الترمذي رواه

Terjemah hadits:

“Dari Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah

Shallallahu’alaihi wasallam dan kesayangannya dia berkata : Saya

menghafal dari Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam (sabdanya):

Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak

meragukanmu”.

(Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shoheh)

c. Prinsip Kerugian ( Qa‟idat al dharar )

Dokter sebaiknya tidak menyebabkan adanya kerugian pada saat

melakukan pekerjaan.

- Al dharar yudfau bi qadr al imkaan

- Al dharar la yakuun qadiiman

- Al dharar la yuzaal bi mithihi

13

Page 14: Laporan Kelompok bioetik

Pilihan antara dua keburukan. Jika di hadapkan dengan situasi

medisdimana keduanya akan menyebabkan kerugian dan tidak ada pilihan

lain maka di lakukan yang kurang merugikan.

Dari scenario , jelas sekali terlihat bahwa keadaan pasien semakin

memburuk dikarenakan tindakan dokter yang tidak merawat inap pasien dan

hanya di berikan solusi untuk berobat jalan saja untuk penyakit seperti Tumor

yang seharusnya bias lebih diperhatikan.

d. Prinsip Kesukaran ( Qa‟idat al mashaqqat )

Kesulitan di hadapkan jika terdapat hambatan pengambilan keputusan

dalam pemilihan antara dua perkara yang di pertimbangkan agar tidak

bertentangan dengan hokum dan midarat pasien.

Intervensi medis yang awalnya dilarang akan diperbolehkan atas nama

prinsip kesulitan jika ada keperluan dan darurat.Pada keadaan medis ,

kesulitan diartikan sebagai kondisi apapun yang menyebabkan adanya

gangguan serius pada kesehatan fisik dan mental jika tidak segera

disembuhkan .Hukum hokum islam diringankan pada kondisi kondisi yang

menekan

Pada scenario , kesulitan terjadi pada pihak dokter serta pasien . Pihak

dokter sulit untuk melanjutkan proses pengobatan dikarenakan keterbatasan

biaya yang dimiliki pasien sehingga menyebabkan pasien tidak mendapatkan

pengobatan lebih lanjut.

Namun walaupun kita di hadapkan pada kesukaran yang membuat kita

terhambat dalam pengambilan du perkara yang di pertimbangkan, kita harus

tenang karena di balik kesukaran itu pasti ada jalan atau bias jadi sebaliknya

tergantung bagaimana kita menghadapi dan memandangnya. Seperti rijukan

surah di bawak ini:

Surah Al-Baqarah : 185

والفرقان الهدى من نات وبي اس لن ل هدى القرآن فيه أنزل ذي ال رمضان شهر

ام أي من فعدة سفر على أو مريضا كان ومن فليصمه هر الش منكم شهد فمن

14

Page 15: Laporan Kelompok bioetik

على الله روا ولتكب العدة ولتكملوا العسر بكم يريد وال اليسر بكم الله يريد أخرتشكرون كم ولعل هداكم ما

Artinya :

“Allah menghendaki kemudahan bagi kalian, dan tidak menghendaki

kesukaran bagi kalian.” [Al-Baqarah: 185]

e. Prinsip Kebiasaan ( Qa‟idat al „ aadat )

Standar perawatan yang diterima secara umum : Standar dari

perawatan medis ditentukan oleh kebiasaan. Telah menjadi kebiasaan yang

umum untuk menuliskan suatu panduaan praktek untuk perawatan klinis

( standar palayanan ). “ innama tuutabaru al aadat idha atradat aw

ghalabat , dan umum al ibrat li al ghaalin al shaiu la al nadir.Kebiasaan

juga sebaliknya ada sejak dulu dan bukan merupakan fenomena yang baru

agar terdapat kesempatan terbentuknya consensus medis.

Sudah menjadi kebiasaan dari sebuah RS untuk dapat melanjutkan

proses pengobatan atau tindakan medis selanjutnya apabila proses

pembayaran telah selesai dilakukan.Pada scenario , pasien tidak mempunyai

biaya sehingga proses pengobatannya tidak dapat dilanjutkan.Hal seperti ini

tentu saja merugikan pihak pasien.Kebiasaan lain juga seperti apabila ada

pasien namun kondisi nya tidak memungkinkan di obati karena keterbatasan

fasilitas yang dimiliki RS maka pasien tersebut akan dirujuk ke RS yang

fasilitas nya lebih memadai.

NO PRINSIP ETIKA ANALISIS

1 Prinsip Niat

( Qa‟idat al qasd )

pada skenario tersebut niat dari pihak rumah

sakit sudah baik hal itu dapat di buktikan pada

RS provinsi sudah melakukan rawat jalan

kepada pasien walaupun tidak mempunya

biaya. Terlebih lagi yang di lakukan oleh pihak

RS kabupaten yang sudah merawat inap dan

15

Page 16: Laporan Kelompok bioetik

merujuk serta menguruskan jamkesmas.

2 Prinsip Kepastian

( Qa‟idat al yaqeen )

untuk kepastian pasien tidak di janjikan

kepastia akan sehat tetapi dari pihak RS

kabupaten mempastikan akan lebih baik apa

bila di rujuk ke RS provinsi yang memiliki

fasilitas yang lebih mamadai.

3 Prinsip Kerugian

( Qa‟idat al dharar )

Kerugian di alami oleh pasien di tandai dengan

semakin hari tumornya semakin memburuk.

Sebabkan pasien tidak dapat pelayanan yang

maksimal hanya rawat jalan saja akibat tidak

memiliki biaya.

4 Prinsip Kesukaran

( Qa‟idat al mashaqqat )

Kesukaran di alami dengan kesulitan yang di

alami pihak RS untuk penanganan pasien

yang harus di opersi namun tidaka mempunyai

biaya sehingga tidak mempunyai biaya

sehingga tidak di laksanakan

5 Prinsip Kebiasaan

( Qa‟idat al “aadat )

Dalam hal kebiasaan , RS memiliki kebiasaan

yang

apabila mendapatkan pasien yang emergensi

serta

peralatannya tidak mencukupi maka pihak RS

akan

merujuk pasien tersebut ke RS yang memiliki

fasilitas yang lengkap.

Presepsi kristen

“ Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu ialah, kasihilah sesama manusia

seperti dirimu sendri” (Matius 22: 39)

16

Page 17: Laporan Kelompok bioetik

Maknanya yang dapat diambil ialah ALLAH itu kasih, bentuk kasih yang

ALLAH nyatakan yaitu kita diberi hikmah akal budi marifat dan kepintaran

melelui kepintaran, hikmah dan akal budi itu kita sebagai seorang dokter harus

nyatakan kasih kita kepada sesama manusia yang membutuhkan pengobatan saat

dalam keadaan sakit.

17