makalah ph

30
Makalah Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan Bencana Sinabung Pembimbing : dr. H. Syahrial R. Anas, MHA Disusun oleh : Fildzah Yamami Rizal 090100004 Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat

Upload: fildzah-yamami-rizal

Post on 19-Oct-2015

172 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

MakalahManajemen Kesehatan pada Penanggulangan Bencana Sinabung

Pembimbing :dr. H. Syahrial R. Anas, MHA

Disusun oleh :Fildzah Yamami Rizal090100004

Departemen Ilmu Kesehatan MasyarakatIlmu Kedokteran Pencegahan / Ilmu Kedokteran KomunitasFakultas Kedokteran Universitas Sumatera UtaraMedan 2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan Bencana Sinabung.

Penulisan makalah ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Ilmu Kedokteran Pencegahan/ Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dokter pembimbing, dr. H. Syahrial R. Anas, MHA., yang telah meluangkan waktunya dan memberikan banyak masukan dalam penyusunan makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai koreksi dalam penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah makalah ini bermanfaat, akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Februari 2014

Penulis

DAFTAR ISIHalamanKATA PENGANTAR ...iDAFTAR ISI ...iiBAB IPENDAHULUAN...............................................................11.1. LatarBelakang .............................................................11.2. Tujuan ...........................................................................21.3. Manfaat ..........................................................................2BAB IITINJAUAN PUSTAKA...................................................32.1. Definisi Bencana .......................................................32.2. Erupsi Gunung Berapi ................................................52.3. Sistem Penanggulangan Bencana..................................52.4.Permasalahan Kesehatan Berkaitan Dengan Bencana dan Upaya Penanggulangannya ............................72.5. Upaya Penanggulangan Bencana..................................102.6. Manajemen SDM Kesehatan........................................12

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN .........................................153.1.Kesimpulan ...................................................................153.2. Saran ..............................................................................15

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................1615

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangIndonesia merupakan salah satu negara yang rawan terhadap semua jenis bencana. Bencana yang terjadi dapat berupa bencana alam (natural disaster) seperti gempa bumi, tsunami, banjir bandang, tanah longsor, angin topan, kekeringan dan lain sebagainya atau bencana karena ulah manusia (man-made disaster) seperti kegagalan teknologi, kecelakaan masal, kebakaran hutan dan lainnya. Bencana yang datang tidak semuanya dapat diperkirakan datangnya dan tidak semuanya dapat dicegah.1Diantara semua jenis bencana, bencana alam merupakan bencana yang paling sering terjadi dan kerap menyebabkan korban jiwa dan dampak kerusakan yang hebat. Tsunami yang melanda provinsi Nangroe Aceh Darusalam (NAD) dan Sumatera Utara pada akhir tahun 2004 menyebabkan kematian lebih dari 160,000 orang, 37,000 orang hilang dan 500.000 penduduk kehilangan rumah. Setelah bencana besar tersebut, bencana lain datang silih berganti seperti tsunami di pantai selatan Pangandaran, Cilacap sampai Yogyakarta, dan tanah longsor di Sumatera Barat dan beberapa bencana di daerah lainnya.1Kejadian bencana umumnya berdampak merugikan. Rusaknya sarana dan prasarana fisik (perumahan penduduk bangunan perkantoran, sekolah, tempat ibadah, dan lain-lain) hanyalah sebagian kecil dari dampak terjadinya bencana disamping masalah kesehatan seperti korban luka, penyakit menular tertentu, menurunnya status gizi masyarakat, stress pasca trauma dan masalah psikososial bahkan korban jiwa. Bencana dapat pula mengakibatkan arus pengungsian penduduk ke lokas-lokasi yang dianggap aman. Hal ini tentunya dapat menimbulkan masalah kesehatan baru di wilayah yang menjadi tempat penampungan pengungsi, mulai dari munculnya kasus penyakit dan masalah gizi serta masalah penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, penyediaan air bersih, sanitasi serta penurunan kualitas kesehatan lingkungan.1,2Upaya penanggulangan krisis akibat bencana merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai sejak sebelumnya terjadi bencana yang dilakukan melalui kegiatan pencegahan, mitigasi (pelunakan/penjinakan dampak) dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Kegiatan yang dilakukan pada saat terjadi bencana berupa kegiatan tanggap darurat sementara pada saat setelah terjadi bencana berupa kegiatan pemulihan/rehabilitasi dan rekonstruksi. Untuk itu, tenaga penanggulangan krisis akibat bencana harus memiliki suatu pemahaman terhadap permasalahan dan penyelesaian secara komprehensif, serta terkoordinasi secara lintas program maupun lintas sektor.2Pelayanan kesehatan pada saat bencana merupakan faktor yang sangat penting untuk mencegah terjadinya kematian, kecacatan dan kejadian yang tidak diinginkan dan biasanya terjadi secara mendadak serta disertai jatuhnya korban, kejadian ini bila tidak ditangani secara tepat dapat menghambat, mengganggu serta menimbulkan kerugian bagi kehidupan masyarakat.2 Saat ini bencana terbaru yang sangat dengat dengan kita adalah erupsi gunung sinabung. Gunung yang terletak di Kabupaten Karo ini memang belum berstatus bencana nasional namun pemerintah tetap turun tangan dalam menanggulanginya.3 Untuk itu perlu dipaparkan mengenai manajemen kesehatan dalam menanggulangi bencana khususnya pada bencana sinabung ini.

1.2. TujuanTujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk lebih mengerti dan memahami hal hal yang berkaitan dengan manajemen kesehatan dalam penanggulangan bencana khususnya bencana Erupsi Gunung Sinabung dan untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.

1.3. ManfaatMakalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan pembaca khususnya yang terlibat dalam bidang medis dan masyarakat secara umumnya agar dapat lebih mengetahui dan memahami lebih mendalam mengenai manajemen kesehatan dalam penanggulangan bencana khususnya bencana Erupsi Gunung Sinabung.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1.Definisi BencanaBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.Menurut Undang Undang No. 24 Tahun 2007 tahapan bencana dibagi menjadi 3 tahap. Tahap tahap tersebut meliputi :1. Pra Bencana Tahap pra bencana, dibagi menjadi;a. Fase kesiapan (situasi normal) b. Fase kesiapsiagaan (situasi dimana dinyatakan adanya potensi bencana) Perbedaan antara kedua situasi tersebut terletak pada kondisi masing masing wilayah pada suatu waktu. Ketika pihak yang berwenang menyatakan bahwa suatu wilayah berpotensi akan terjadi suatu bencana maka situasi yang semula dinyatakan tidak terjadi bencana akan secara otomatis berubah menjadi situasi terdapat potensi bencana.2. Saat Tanggap DaruratKeadaan yang mengancam nyawa individu dan kelompok masyarakat luas sehingga menyebabkan ketidakberdayaan yang memerlukan respon intervensi sesegera mungkin guna menghindari kematian dan atau kecacatan serta kerusakan lingkungan yang luas. (SK Menkes no 145 tahun 2007, Pedoman Penanggulangan Bencana di bidang kesehatan). Pada masa tanggap bencana ditandai dengan besarnya angka kematian kasar di daerah bencana sebesar 1 per 10,000 penduduk per hari. Status tanggap darurat akan ditentukan oleh pemerintah berdasarkan rekomendasi dari Badan Penanggulangan Bencana.

3. Pasca BencanaTransisi dari fase tanggap bencana ke fase pasca bencana tidak secara tegas dapat ditetapkan. Keadaan pasca bencana dapat digambarkan dengan keadaan: a) Angka kematian sudah menurun hingga