makalah ph 1
DESCRIPTION
mamaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
1. Mengetahui pengertian Kekurangan Energi Kronis (KEK).
2. Mengetahui KEK pada ibu hamil
3. Mengetahui cara penceghan KEK
b. Tujuan Khusus
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi pengembangan ilmu
a. Menambah pengetahuan mengenai gambaran kualitas air minum isi
ulang yang telah memenuhi persyaratan di wilayah kota solok.
b. Menambah pengetahuan mengenai kontaminasi E.coli dan faktor-
faktor lain yang berhubungan dalam DAM
1.3.2 Bagi pengusaha DAM
Sebagai bahan masukan bagi pengusaha DAM untuk peningkatan kualitas
dan pelayanan produknya agar aman dikonsumsi oleh masyarakat setiap
bulan nya melakukan pemeriksaan bakteri dan kimia secara rutin.
1.3.3 Bagi Dinas Kesehatan Kota Solok
Menjadi masukan untuk evaluasi,perencanaan program,dan sebagai dasar
untuk pengambilan kebijakan yang efektif dan efisien untuk memberikan
perlindungan terhadap konsumen air minum isi ulang di wilayah Kota
Solok kepada pengusaha Depot air minum isi ulang (DAM)
1
1.4 Rumusan Masalah
1. Berdasarkan Permenkes No 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang
syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum.dimana E.Coli dan
Coliform harus 0.
2. Dinas kesehatan mengeluarkan sertifikat Laik Hygeine Sanitasi dengan
masa berlakunya 6 bulan (berlaku sementara) dengan persyaratan
mengurus pemeriksaan kualitas air minum bakteri dan kimia.
3. Persyaratan pengurusan depot air minum ini mengisi surat pernyataan
diantaranya:setiap depot air minum harus melakukan pemeriksaan
bakteri 1 bulan sekali dan kimia 6 bulan sekali.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Minum
air sangat penting unruk menopang hidup makhluk hidup,oleh karena itu
pasolakan air harus memadai,aman,dan mudah diakses (WHO,2011).
peningkatan akses air minum yang aman dapat bermanfaat bagi
kesehatan,oleh karena itu setiap upaya perlu dilakuakan untuk mendapatkan
air minum yang aman.
2
2.1.1 Definisi Air Minum
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum
(Menkes RI No 736/MENKES/PER/VI/2010).sedangkan berdasarkan
keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor
651/MPP/10/2001 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum Dan
Perdagangannya,yang dimaksud dengan air minum adalah sumber air baku
yang telah diproses terlebih dahulu dan aman untuk diminum oleh masyarakat.
2.1.2 Sumber Air Minum
Sumber air minum merupakan salah satu faktro yang menentukan air
minum tersebut layak atau tidak untuk dikonsumsi.sumber air utama bagi
penyediaan air minum dibedakan menjadi dua ,yaitu air tanah dan air
permukaan (Moeller,2005).Air tanah yang dimaksud dalah air yang teretak di
tempat yang lebih dalam dan untuk mendapatkanya harus dilakukan
pengeboran terlebih dahulu hingga mencapai kedalaman 450-600
meter(Moeller,2005).akses terhadap air tanah biasanya terbatas dalam volume
air,dan apabila habis maka sumber air ini tidak bia digantikan.sedangkan yang
dimaksud dengan air permukaan adalah air yang berada dipermukaan tanah
dan dapat ditemui dengan mudah.contoh sumber air permukaan adalah
danau,waduk dan sungai.
2.1.3 Jenis Air Minum
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan No.736 tahun 2010,sumber air
minum dapat diperoleh dari air kemesan,air minum yang didistribusikan
melalui pipa untuk keperluan rumah tangga serta air yang didistribusikan
melalui tanki air.jenis dari air minum tersebut harus memenuhi syarat
kesehatan air minum.
3
2.1.4 Manfaat Air Minum
Peran air minum sangatlah penting bagi kehidupan.sekitar 65-70 % berat
total tubuh manusia terdiri atas air dan merupakan media tempat
berlangsungnya hampir setiap proses tubuh (Beck,2000). kehilangan 1-2 % air
menyebabkan rasa haus,apabila kehilangan 5 % air dapat menyebabkan
halusinasi,dan apabila kita kehilangan 10-15 % air dalam tubuh dapat
berakibat fatal.meskipun manusia dapat hidup bberapa bulan tanpa
makanan,bartahan dibawah teriknya panas,ataupun dalam kondisis
kering,namun manusaia hanya bisa baertahan hidup hanya satu atau dua hari
tanpa minum.kekurangan air dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian.
(Moller,2005)
Air merupakan pelarut universal dan bertanggung jawab terhadap
pergerakan makanan dari mulut keperut.air minum membantu memindahkan
hasil pencemaran menuju organ tertentu yang akan dituju.sebagai
contoh,darah mengandung 90 % air membawa CO2 ke paru-paru ,nutrisi ke
berbagai sel ,dan garam-garam menuju ginjal.urin mengandung 97% air
membawa hasil sisa metabolisme yang tidak diperlukan tubuh.air sangat
dibutuhkan sebagai media untk merubah berbagai proses kimia yang tejadi di
dalam tubuh seperti pemecahan gula atau lemak menjadi bentuk yang lebih
sederhana.air juga berfungsi sebagai pelumas dan mencegah terjadinya
pergeseran antar sendi ketika gerakan sendi terjadi.temperatur tubuh juga
diatur melalui pengupan air melalui kulit dan paru-paru. (Mudambi,2006)
2.1.5 Persyaratan Air Minum
Air minum yang aman adalah air yang telah memenuhi semua persyaratan
dilihat dari kualitas secara fisik,kimia,mikrobiologi,maupun radioaktif sesuai
standar.Di Indonesia,standar kualitas air minum diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.
4
Air minum yang ideal seharusnya tidak berwarna,tidak berbau,tidak
berasa,serta tidak mengandung kuman patogen dan mikroorganisme dan zat
kimia,sedangkan pada negara berkembang lebih menekankan pada standar
mikrobiologi.
Semua depot air minum wajib melakukan pemeriksaan bakteriologi satu
kali sebulan.dan 1 kali enam bulan dilakukan untuk melakukan pemeriksaan
kimia.
2.2 Sumber Air terkontaminasi
Sumber air terkontaminasi adalah sumber air yang baku yang telah
tercemar pleh virus, bakteri, patogen, parasit, zat kimia, radiaktif ataupun
bahan lainnya. Yang yerjadi pada saat pengambilan sumber air baku sampai
proses pengelolaan air minum sebelum diberikan konsumen (adaptasi Said,
n.d )
Air dapat terkontaminasi dari sumber airnya oleh ekskreta atau kotoran yang
mengandung mikroorganisme patogenik dan menyebabkan penyakit jika air
tanah dan permukaan tidak dirawat dan dilindungi (salvato, 1992).
2.3 Depot Air Minum
Usaha DAM dimulai sekitar tahun 1999 dimana saat itu Indonesia sedang
mengalami krisis moneter yang berakibat kepada pencarian alternatif untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk air minum dengan biaya yang lebih
murah(Amrih,2005).sejak tahun 1997,keberadaan DAM mulai berkembang
mulai dari 400 depot hingga 2005 jumlah depot lebih krang 6.000 DAM dn
tersebar diberbagai daerah indonesia mulai dari wilayah padat penduduk
hingga wilayah yang sulit mengakses air bersih (Pratiwi,2007)
2.3.1 Definisi Depot Air Minum
5
Depot air minum (DAM) adalah usaha industri yang melakukan proses
pengelolan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada
konsumen (Menkes RI No 736/MENKES/PER/VI/2010).
2.3.2 Regulasi Kesehatan Depot Air Minum
Regulasi kesehatan DAM menurut Permenkes RI \ N0.736 / MENKES
/PER /IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum dalam permenkes ini
telah diatur berupa parameter persyaratan kualita fisik,kimia,biologi,dan
radioaktif untuk produk air minum isi ulang yang harus dipatuhi.
Kegiatan pengawasan yang dilakukan terhadap kualitas DAM dilakukan
oleh Dinas Kesehatan kota.untuk pemeriksaan kualitas bakteriologi,air baku
diperiksa minimal satu sampel satu bulan sekali,serta air dalam kemasan
minimal dua sampel minimal satu bulan sekali.
2.4 Escherichia coli
Adanya mikroba dalam air selalu dikaitkan dengan konsumsi air minum
yang terkontaminasi oleh kotoran manusia dan hewan. Kontaminasi E.Coli
menjadi perhatian yang penting dalam setiap uji sampel air minum karena
bakteri ini digunakan sebagai bakteri indikator sanitasi (Dewanti, 2005 )
2.4.1 Definisi
Bakteri E.Coli merupakan flora normal pada usus kebanyakan hewan
berdarah panas serta manusia. Bakteri ini termasuk kedalam bakteri gram
negatif, berbentuk batang tidak membentuk spora, kebanyakan bersifat motil (
dapat bergerak ) menggunakan flagela, ada yang mempunyai kapsul, dapat
menghasilkan gas dari glukosa, serta memfermentasi laktosa ( pelczar, 2005 )
Center for disease kontrol and prevention (CDC) menjelaskan bahwa
untuk mencegah kontaminasi dari bakteri E.Coli, air minum pada daerah
perkotaan harus diberi klorin atau disinfektan lain.
2.4.2 Klasifikasi E.Coli
6
1) Enteroinvasive E.Coli (EIEC )
Serotipe E.Coli jenis ini ditemukan sebagai penyebab diare pada anak-
anak yang lebih besar dan juga penyebab diare pada orang dewasa.
Mereka ini menyerang sel-sel epitel usus besar dan meyebabkan
sindrom klinis yang mirip dengan sindrom yang disebabkan oleh
shingella. (pelczar, 2005)
2) Enteropathogenic E.Coli (EPEC)
Menyebabkan gastroenteritis pada bayi yang baru lahir sampai
berumur 2 tahun. EPEC melekat dan menginfeksi sel mukosa usus
kecil. Kolonisasi bakteri ini pada usus kecil dapat menyebabkan diare
(Palczar, 2005)
3) Enterohemorrhagic E.Coli (EHEC)
EHEC berhubungan dengan kolitis hemoragik ( diare yang berat),
sindroma uremia hemolitik, anemia, hemolitik mikroagiopatik, dan
trombositopeni.( Jawetz, 1995 )
4) Enterotoxigenic E.Coli (ETEC)
ETEC memproduksi dua macam toksin yang berbeda yaitu toksin
tahan panas (TP) dan toksin tidak tahan panas (TTP). toksin tahan
panas bersifat labil terhadap panas dan toksin ini adalah protein kecil
yang mempertahankan kegiatan racunnya walaupun telah dipanaskan
selama 30 menit pada suhu 100oC. Sedangkan TTP rusak dengan
pemanasan 65oC selama 30 menit (Pelczar, 2005)
5) Enteroaggretive E.Coli (EAEC )
Serotipe ini meneyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat
dinegara berkembang. EAEC digolongkan berdasarkan bentuk dan
perlekatan pada sel manusia. EAEC bisa menyebakan diare akut dan
kronis pada anak-anak (Jawetz,1995 )
2.5 Higienis Sanitasi Depot Air Minum
7
Higienis dan sanitasi merupakan dua hal yang tak terpisahkan karena
sangat erat kaitannya.prinsip-prinsip higienis sanitasi makanan dan minuman
adalah teori praktis mengenai pengetahuan,sikap,dan perilaku manusia dalam
menaati asas kesehatan,asas kebersihan,dan asas keamanan dalam mengangani
produk makanan atau mimuman (Depkes,2006).
2.5.1 Definisi Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk mengendalikan
faktor-faktor air minum,penjamah,tempat dan perlengkapannya yang dapat
atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan lainnya.
(Menkes RI No 736/MENKES/PER/VI/2010).
2.5.2 Uji Laik Hygiene Sanitasi
Uji laik higienis dan sanitasi adalah suatu penilaian terhadap upaya depot
air minum untuk mengendalikan faktor makanan atau minuman,orang,tempat
dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit
atau gangguan kesehatan,serta ketentuan – ketentuan teknis kesehatan yang
ditetapkan terhadap produk air minum,personel dan perlengkapanya meliputi
persyaratan biologis,kimia dan fisik. Uji Laik Hygiene Sanitasi dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Kota ke DAM yang berada di wilayah kerja masing-masing
daerah.
Depot air minum dikatakan Laik Higienis Sanitasi apabila nilai yang
didapat dari penilaian Uji Laik Hygiene sanitasi minimal 70 % termasuk hasil
laboratorium memenuhi syarat.
2.5.2.1 Higienis Sanitasi Depot Air Minum
Untuk persyratan Desain dan Lokasi DAM sesuai dengan kebijakan yang
telah dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Solok APBD 2012 mengenai
Pedoman Pelaksanaan penyelenggaraan higienis sanitasi Depot Air Minum
8
terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengelols DAM
terutama dalam aspek higienis dan sanitasi.
Lokasi depot air minum harus terbebas dari pencemaran yang berasal dari
debu di sekitar depot,daerah tempat pembuangan sampah,tempat penumpukan
barang bekas,tempat berkembangbiak serangga,binatang kecil,hewan
pengerat,dan lain-lain,tempat yang kurang baik sistem slauran pembuangan
airnya diduga mengakibatkan pencemaran.
Bangunan harus kuat,aman,mudah dibersihkkan dan mudah
pemeliharannya. Tata ruangan usaha depot air minum paling sedikit terdiri
dari :
• Ruangan proses pengolahan.
• Ruangan tempat penyimpanan
• Ruangan tempat pembagian/penyediaan
• Ruangan tunggu pengunjung.
Konstruksi lantai terdiri dari:
• Bahan kedap air.
• Permukaan rata,halus tetapi tidak tidak licin,tidak menyerap debu
dan mudah dibersihkan.
• Kemiringan nya cukup untuk memudahkan pembersihan
• Selalu dalam keadaan bersih dn tidak berdebu.
Konstruksi Dinding terdiri dari :
• Warna dinidng terang dan cerah.
• Selalu dalam keadaan bersih,tidak berdebu dan bebas dari pakaian
tergantung.
Konstruksi Atap dan Langit-Langit terdiri dari :
• Atap bangunan harus halus,menutup sempurna dan tahan air dan
tidak bocor.
• Konstruksi atap dibuat anti tikus (rodent prof)
• Bahan langit-langit mudah dibersihkan,dan tidak menyerap debu.
• Permukaan langit-langit harus rata dan berwarna terang.
9
• Tinggi langit-langit minimal 2,4 meter dari lantai.
Pencahayaan:
• Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapatkan penyinaran
cahaya dengan minimal 10-20 foto candle atau 100-200 lux.
2.6 Peralatan yang digunakan dalam Depot Air Minum
Unit produksi sistem pengolahan air minum isi ulang berfungis untuk
mengolah air baku menjadi air minum (Joko,2010).untuk mencapai kualitas air
yang sesuai dengan standar kualitas air minum tersebut diperlukan proses
penyaringan dan proses desinfeksi menggunakan peralatan yang sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Perindustrian dan perdagangan
serta Departemen Kesehatan.
2.6.1 Standarisasi Alat
Mesin dan peralatan produksi yang digunakan dalam Depot Air Minum,
sesuai dengan kepmenperindag Nomor 651/ MPP/ Kep/ L0/ 2004 tentang
persyaratan teknis Depot Air Minum terdiri dari bahan mesin dan peralatan,jenis
mesin dan peralatan,serta pengisian.
2.6.2 Pengetahuan Pemilik Depot Air Minum
Dari pengamatan yang dilakukan di kecamatan tanah garam kota solok
pada tahun 2015,dari 16 depot yang ada,peralatan yang digunakan di setiap depot
meliputi tabung filter pada alat penyaring air,bahan tabung filter,cartridge
filter,bahan cartridge filter.sistem desinfeksi yang dilakukan yaitu dengan
ozonisasi,UV,ozonisasi + UV,dan osmosis balik(reverse osmosis).
2.7 Proses Pengolahan Depot Air Minum
Alam menyediakan air dalam berbagai bentuk.masing-masing air tersebut
dapat dimanfaatkan sebagai air baku diolah menjadi air minum permasalahan
yang ada saat ini adalah air yang terdapat di alam tidak selalu dalam keadaan
bersih karena terkena polusi / pengotoran dan kontaminasi/pencemaran
10
(joko,2010).oleh karena itu diperlukan berbagai tahapan pengolahan air minum
agar bisa dikonsumsi oleh masyarakat dengan aman dan tidak menimbulkan
gangguan penyakit.
2.7.1 Proses Pengolahan Air Depot Air Minum
Pengolahan air minum merupakan cara untuk mendapatkan air bersih
sesuai dengan standar yang berlaku.proses pengolahan air minum biasanya
merupakan proses perubahan air baku melalui proses pengolahan fisik,kimia, dan
biologi agar penggunaannya memenuhi syarat air minum.
Pengolahan fisik bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan
kotoran-kotoran kasar,penyisihan lumpur dan pasir,mengurangi zat-zat organik
yang ada pada air yang akan diolah.proses ini dilakukan tanpa zat kimia dan dapat
menggunakan proses filtrasi (penyaringan).
Pengolahan kimia bertujuan untuk membantu proses pengolahan
selanjutnya, misalnya untuk mengurangi kekeruhan pada air diberikan tawas.pada
pengolahan tingkat biasanya dilakukan proses pengedapan (koagulasi).
Pengolahan biologi bertujuan membunuh bakteri patogen yang terkandung
dalam air.salah satu prosesnya adalah dengan melakukan penambahan disinfektan.
Skema Depot pengolahan AMIU pada DAM
11
Gambar 1.1 : Proses Pengolahan Air Minum Isi Ulang pada Depot Air Minum
Untuk proses produksi air minum di DAM adalah sebagai
berikut(Depkes,2006):
1. Penampungan Air Baku dan Syarat Bak Penampungan
Air baku yang diambil dari sumbernya kemudian diangkut
menggunakan tanki dan selanjutnya ditampung didalam tanki
penampung (reservoir).tangki penampungan harus terbuat dari bahan
tara pangan (food grade) dan bebas dari bahan-bahan yang dapat
mencemari air.
Tangki pengangkutan memiliki beberapa syarat yang harus
dipenuhi,diantaranya adalah khusus digunakan untuk air
minum,mudah dibersihkan,harus memiliki lubang (manhole),pengisian
dan pengeluaran air harus melalui kran,selang dan pompa yang dipakai
untuk air baku harus diberi penutup dan dilindungi dari kemungkinan
kontaminasi.
12
Tangki,selang,pompa,dan sambungan harus terbuat dari bahan tara
pangan (food grade),tahan korosi serta bahan kimia yang dapat
mencemari air.tangki pengangkutan harus dibersihkan bagian luar dan
dalamnya 3 bulan sekali.
2. Tahap Penyaringan/filtrasi
Pada tahap filtrasi ini terdiri dari tiga tahapan dan memiliki fungsi
yang berbeda-beda.
a) Filter yang pertama berisi media pasir
Filter pasir ini berfungsi untuk menyaring partikel-partikel
kasar dari tangki air baku.
b) Filter kedua berisi media mangan zeolit
Berfungsi untuk menghilangkan zat besi atau mangan yang
belum sempat teroksidasi oleh khlorin atau kaporit
c) Filter ketiga berisi media karbon aktif.
Berfungsi untuk menghilangkan polutan mikro misalnya zat
organik,detergen,bau,senyawa fenol,serta untuk menyerap
logam berat dan lain-lain.pada filter karbon aktif ini terjadi
proses adsopsi atau proses penyerapan zat-zat yang akan
dihilangkan.(Yudo,2005)
Setelah melalui tahapan filtrasi akan dialirkan kedalam filter
cartridge.ukuran cartridge bermacam-macam mulai dari 10
mikron sampai 0,1 mikron dan dipergunakan untuk
menghilangkan sisa partikel padatan yang ada didalam air
sehingga menjadi benar-benar jernih.
3. Tahap Desinfeksi
13
Fungsi dari desinfeksi adalah untuk membunuh kuman patogen yang
ada dalam air minum.proses desinfeksi bisa menggunakan UV, ozon,
ataupun sistem reverse osmosis.
Kebanyakan depot air minum isi ulang,menggunakan lampu ultraviolet
sebagai sterilisatornya.air akan dialirkan melalui tabung yang dipasang
lmpu ultraviolet berintesitas tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh
radiasi sinar UV.intensitas lampu UV yang dipakai harus cukup,
intensitas yang efektif sebesar 30.000 MW sec/cm2 (Yudo,2005).
Untuk proses desinfeksi menggunakan ozon (O3)berlangusng dalam
tangki atau alat pencampur ozon lainnya dengan konsentrasi ozon
minimal 0,1 ppm dan residu ozon sesaat pengisian berkisar antara
0,06-0,1 ppm(Deperindag,2004).keuntungan dari penggunaan ozon
adalah pipa peralatan serta kemasan juga ikut di sterilkan,sehingga
produk yang dihasilkan akan lebih terjamin selama tidak ada
kebocoran dikemasan pada ozon generator (Yudo,2005).
4. Pembilasan, pencucian, dan sterilisasi wadah
Wadah yang dapat digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan
tara pangan (food grade) dan bersih. Wadah sebelum di isi harus
dilakukan desinfeksi menggunakan ozon. Bila akan di lakukan
pencucian, maka harus dilakukan menggunakan deterjen yang aman
dan menggunakan air bersih dengan suhu sekitar 60-85oC, Kemudian
dibilas dengan air minum atau air produk.
5. Pengisian
Pengisian wadah dilakukan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang higienis
6. Penutupan
14
Penutupan wadah dilakukan dengan yang dibawa konsumen dan atau
yang disediakan oleh DAM.
Setelah proses ozonisasi selasai, air siap dipompa menuju ruang
pengisian dan langsung dialirkan melalui kran. Setelah itu air diisikan
ke dalam galon-galon yang telah disiapkan kemudian diberikan
pelabelan merek dagang lalu diberikan kepada konsumen.
BAB III
15
HASIL KEGIATAN
3.1 Profil Puskesmas
Puskesmas Tanah Garam berdiri tahun 1975, terletak di Kelurahan VI Suku,
Kec. Lubuk Sikarah. Rencana pembangunan awal Puskesmas Tanah Garam
adalah dikelurahan Tanah Garam, namun adanya tanah hibah dari masyarakat
kelurahan VI suku, maka di bangunlah Puskesmas di Kelurahan VI suku, tetapi
nama tetap Puskesmas Tanah Garam. Puskesmas Tanah Garam dibangun dengan
luas tanah 1010 m2.
Topografi Kota Solok, yaitu sungai batang lembang, sungai batang gawan
dan sungai batang air binguang. Suhu udara berkisar dari 26,10C sampai 28,90C.
Dilihat dari jenis tanah 21,76% tanah di Kota Solok merupakan tanah sawah dan
sisanya 78,24% berupa tanah kering.
Hasil registrasi penduduk Kota Solok tahun 2008 tercatat sebanyak 59.172
jiwa, terdiri atas 28.989 laki – laki dan 30.173 perempuan, dengan sex ratio
sebesar 0,96. Ini berarti setiap 1.000 perempuan berbanding 960 laki-laki. Dengan
luas wilayah 5.764 km2, kepadatan penduduk Kota Solok adalah sebanyak 1.026
jiwa/km2. Kecamatan Tanjung Harapan adalah kecamatan dengan kepadatan
penduduk tertinggi yaitu sebesar 1.223 jiwa/km2.
Batas wilayah Puskesmas Tanah Garam adalah Utara Kecamatan Nagari
Tanjuang Bingkuang, Aripan dan Kuncir Kabupaten Solok.
Untuk tingkat pendidikan yang paling besar adalah Universitas 9,68%, SLTA
33,64%, SLTP 18,94% dan tamat SD/MI 15,78%, namun masih ada 16,68%
penduduk tidak/ belum tamat SD.
Sementara itu, penduduk Kota Solok dihuni oleh suku Minang, Jawa, Batak,
tetapi yang lebih dominan adalah suku Minang. Upacara- upacara keagamaan di
Kota Solok masih ada, seperti acara tolak bala, adat dalam kematian, upacara adat
perkawinan Solok.
3.1.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam
16
Gambar 2.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam
3.1.2 Visi dan Misi Puskesmas
a. Visi
Terwujudnya Puskesmas Tanah Garam yang informatif dengan
pelayanan pada masyarakat secara profesional dan bermutu di bidang
pelayanan kesehatan dasar dalam rangka menuju Puskesmas terbaik di
Indonesia tahun 2020
b. Misi
1. Memperlancar kegiatan proses pelayanan kesehatan dasar yang bermutu bagi
perorangan (Private Goods) serta pelayanan kesehatan masyarakat (Public
Goods)
2. Meningkatkan efektivitas dan effesiensi proses layanan kesehatan dasar di
Puskesmas melalui perbaikan yang berkesinambungan
3. Memastikan akurasi data pasien dan pelanggan melalui sistem
pendokumentasian yang di validasi dan abdating data
4. Menghasilkan produk-produk layanan kesehatan dasar yang berinovasi.
17
5. Mensosialisasikan tentang kegiatan layanan kesehatan prima dan kepuasan
pelanggan
6. Meningkatkan pemberdayaan potensi dan sumber daya organisasi
7. Merencanakan dan melaksanakan setiap program dengan bersumber pada
evidence base (data berdasarkan fakta)
3.1.3 Sarana dan Prasarana serta Keadaan Tenaga
1. Fasilitas Puskesmas
a. Gedung Puskesmas
1 buah gedung Puskesmas Tanah Garam yang terletak di kelurahan VI
Suku Kec.Lubuk Sikarah, Kota Solok.
b. Puskesmas Pembantu dan Poskeskel
Puskesmas Tanah Garam mempunyai 5 Puskesmas Pembantu dan 3 Poskeskel
yaitu :
1) Pustu Payo
2) Pustu Bandar Pandung
3) Pustu Gurun Bagan
4) Pustu Sawah Piai
5) Pustu Bancah
6) Poskeskel Tanah Garam
7) Poskeskel Gurun Bagan
8) Poskeskel Sinapa Piliang
c. Transportasi Puskesmas Tanah Garam berupa :
1) Kendaraan roda 4 : 2 unit
2) Kendaraan roda 2 : 21 unit
d. Keadaan Tenaga Puskesmas
18
No. JENIS TENAGA JUMLAH KETERANGAN
1 S2 Kesehatan Masyarakat 1
2 Dokter Umum 5
3 Dokter Gigi 1
4 Sarjana Kesehatan Masyarakat 3
5 S1 Keperawatan 3
6 Dokter Spesialis Anak 1
7 D3 Bidan 22
8 D3 Kesling 1
9 D3 Gizi 3
10 D3 Labor 2
11 D3 Gigi 1
12 D3 Apikes 1
13 D3 Refraksi 1
14 D3 Fisioterapi 2
15 D3 Atem 1
16 D1 Kebidanan 5
17 Perawat SPK 2
18 Perawat Gigi 1
19 Asisten Apoteker 2
20 Analis Labor 1
21 SMF 2
22 D3 Perawat 19
23 Sopir 3
24 Petugas Jaga Malam 2
25 Kebersihan 3
26 Apoteker 1
JUMLAH 89
2 Sarana Pendukung di Luar Puskesmas
A. Sarana Pendidikan
19
Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja puskesmas adalah ( PAUD, 4
taman kanak-kanak, 2 SLB Autis, 13 Sekolah Dasar, 3 SLTP/MTsN, 4
SMU/SMK, 1 Akper.
B. Sarana Kesehatan
Data Sarana dan Prasarana Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam
Tahun 2015
Rekam Medik
Poli Umum
Poli Gigi
UGD 24 jam
Laboratorium Klinik
Farmasi
Klinik Gizi
Klinik Sanitasi
Klinik TB, VCT dan IMS
Poli Ibu
Poli Anak
Poli KB
PolI Imunisasi
Klinik PKPR
Klinik Tumbuh Kembang
Rawatan Ibu dan Anak
Rawatan Dewasa
20
3 Sasaran
1. Data Kependudukan
Jumlah Penduduk : 21942 orang
Jumlah Bulin : 415 orang
Jumlah Buteki : 396 orang
Jumlah Bayi : 4383 orang
Jumlah Anak Balita : 1206 orang
Jumlah PUS : 3628 pasangan
Jumlah Bumil : 458 orang
Jumlah WUS : 5114 orang
Jumlah Anak Remaja Sekolah: 3444 orang
1. Peran Serta Masyarakat
Jumlah Posyandu : 23 buah
Jumlah Kader Posyandu : 92 orang
Jumlah TOGA : 3 kelurahan
Jumlah POD : -
Jumlah Posyandu Lansia : 9 buah
Jumlah Kelompok Dana Sehat: -
Jumlah UKK : -
Jumlah KK Miskin : 644 KK
3.2 Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas
Tanah Garam
21
Dalam pelaksanaan program pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas
Tanah Garam terdapat 2 program puskesmas yaitu program wajib dan program
pengembangan, dimana pencapaian target pada masing-masing program wajib di
tahun 2014 adalah:
1. KIA dan KB
Kegiatan Program Kesehatan Ibu :
a. Kelas Ibu Hamil
b. Pelayanan ANC
c. Kunjungan Bumil Resti
d. Kunjungan Nifas
e. Pemantauan Stiker P4K/ANC Berkwalitas
f. otopsi verbal
g. Pembinaan BPS
h. Pembinaan GSI
Kegiatan Prog Kesehatan Anak
a. DDTK
b. Kelas Ibu Balita
c. Kunjungan rumah balita bermasalah
d. LBI
Keluarga Berencana
kegiatan :
1. Pelayanan dan konseling
2. Penanganan komplikasi ringan
NO Progra Kegiatan Pencapaian Target (%)
22
m (%)
1 KIA
(Ibu)
K 1 102 95
K4 98 94
Persaalinan oleh Nakes 95,1 90
Kunjungan Nifas 92 89
Deteksi resti Ibu Hamil oleh
Nakes
25 20
Detyeksi resti Ibu hamil oleh
masyarakat
23 20
Kematian ibu hamil atau
bersalin atau nifas
- -
2 Anak Jumlah KN 1 99,2 90
Jumlah KN Lengkap 95,35 88
DDTK 4 kali/tahun 91,69 90
Pelayanan bayi 90,71 87
DDTK 2 kali/tahun 88,50 90
Yenkes anak balita 87,98 83
Jumlah kematian neonatus 2 -
Jumlah kematian bayi 3 -
Jumlah kematian balita - -
PWS KB
NO Keluraha
n
Jumla
h PUS
Peserta KB baru Peserta KB Aktif
Bln
lal
u
Bln
ini
Kum Bln
lalu
Bln
ini
Kum
Jml % Jml %
1. Tn.Gara 2746 21 11 254 9,2 1777 4 1781 64,8
23
m
2. VI Suku 939 11 21 104 11,0 673 21 694 73,9
3. Sinapa
Piliang
230 4 1 24 10,4 161 - 159 69,1
Total 3645 36 33 306 10,4 2611 25 2636 72,3
2.Gizi Masyarakat
Kegiatan :
a. Penimbangan Masal & Pembr Vit A (bln Feb &
Agst)
b.pengukuran Status Gizi Murid TK/PAUD
c, pengukuran Status Gizi Siswa SLTP & SLTA
d. pemantauan Status Gizi Sekolah yg mendapat
PMT-AS
e. Kunjungan rumah Balita Gizi kurang dan buruk
serta Bumil KEK
f. Pemantauan Posyandu
g. Pemberian PMT Pemulihan
h. TFC
i. Pengambilan sampel garam RT untuk Survey GAKY
j. Kelas Gizi
Kegiatan rutin seperti :
- Pemberian vit A
- Pemberian tablet Fe
24
- Pemantauan pertumbuhan balita
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tanah Garam
55 88.8
46.9
61.9
61.03
46.9
49.2
89 54.8
51.3
51.1
52.8
VI Suku
49.4
79.5
52.6
52.6
47.7
50 44.7
83.9
55.3
54.5
43.1
47.7
Sinapa Piliang
59.7
84.2
59.7
59.7
73.4
73.4
73.4
84.2
74.1
57.6
67.6
61.9
HC - TG
53.6
85.7
49.6
58.9
57.8
49.7
49.5
87.1
56.3
52.7
48.5
51.9
5
25
45
65
85
CAKUPAN D/S BULAN JANUARI s/d DESEMBER 2014DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANAH GARAM
TARGET: 85%A
xis
Tit
le
3. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Kegiatannya :
Program
Imunisasi
Program
P2P
Program TB
a. Pelayanan
Imunisasi
b. BIAS
c. TT WUS
d. Sweeping
e. Pelacakan
a. Sosialisasi P2P
dan Surveilans
b. Survey dan
Pemetaan wilayah
TB
c. Penyegaran
Kader TB
d. Penyuluhan HIV
– AIDS,IMS & TB
Kegiatan Program TB
a. Pelacakan Kasus Kontak
b. PMOProgram Rabies
a. Pelacakan Kasus
DBD :
Sosialisasi DBD
Pemantauan Jentik
PE
Pneumonia : penemuan dan
25
KIPI untuk pemuda
e. Survey
Epidemiologi
f. PTM
g. Posbindu
penanganan kasus
Kusta : penemuan dan penanganan
kasus
HIV/AIDS & IMS:Penjaringan
Hasil Kegiatan
No Program Kegiatan Pencapaian Target (%)
1. P2M Penemuan Kasus BTA (+) 35,8 70
Angka bebas jentik (ABJ) 83,7 95
Penemuan kasus Pneumonia 31,5 75
Pengobatan Diare 100 100
Penangan Kasus DBD 100 100
Jumlah Kasus DBD 19 -
Penemuan Kasus Kusta - -
Rabies : Kasus Gigitan 43 -
Pemberian VAR/SAR 18/- -
IVA :Diperiksa hasil (+) 44 -
HIV/AIDS - -
Kunjungan 525 -
HIV (+) 1 -
2. Imunisasi Imunisasi Lengkap 94,5 85
HB O 80,4 90
BCG 98,8 95
DPT + HB 1 96,6 95
DPT + HB 3 94,4 90
Polio 3 94,4 90
Campak 94,1 90
BIAS Campak - -
BIAS DT/TT - -
TT WUS SMU - -
26
UCI 100 100
4. Kesehatan Lingkungan
Kegiatan :
- inspeksi sanitasi dasar
- rumah sehat
- pemeriksaan TTU-TPM
- STBM
- Pengelolaan sampah RT
- Pembinaan dan Pengawasan kwalitas air
- Penyuluhan Hygiene sanitasi ke sekolah
- Penyuluhan kawasan sehat
Hasil Kegiatan
No Program TG VI SUKU SNP Pencapaian Target (%)
1 Akses Air
Bersih
100 100 100 100 92
2 Jamban
Keluarga
67,91 85,75 100 84,6 90
3 Pengel.
Limbah
57,16 56,92 57,69 57,12 75
4 Pengel.
Sampah
57,86 55,19 52,56 56,53 95
5 Rumah Sehat 69,55 80,98 83.65 74,55 80
6 TTU - - - 100 75
7 TPM - - - 86,67 65
27
28
HASIL PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI DEPOT AIR MINUM (DAM) ISI ULANGDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANAH GARAMPERIODE 2015
NO
NAMA
Januari Februari Maret April Mei JuniTotal Coliform/100ml
E.coli/100ml
Total Coliform/100ml
E.coli/100ml
Total Coliform/100ml
E.coli/100ml
Total Coliform/100ml
E.coli/100ml
Total Coliform/100ml
E.coli/100ml
Total Coliform/100ml
E.coli/100ml
1
DAM AZKA 2,2 2,2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2
TIRTA RISQI 0 0 0 0
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa 8,8 8,8
3AZWA 8,8 5
tidak di periksa
tidak di periksa 8,8 8.8 108 21
tidak di periksa
tidak di periksa 0 0
4 JBStidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
5 SNItidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa 0 0
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
6 F4 15 15 tidak di periksa
tidak di
0 0 0 0 tidak di periksa
tidak di
0 0
29
periksa
periksa
7TREEFA 0 0
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
8
ALUNAQUA
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
9ZASQUA 38 0
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa 0 0
tidak di periksa
tidak di periksa 8,8 5
10
AILA FRESH 0 0
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa 0 0
11
AQUASRI
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
12
BERKAH 15 8,8
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa 0 0
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
13
KELURGA 15 15
tidak di periksa
tidak di periksa 0 0 0 0
tidak di periksa
tidak di periksa 0 0
14
ZAHRA 0 0
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
15
EMBUN
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa 0 0
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa 2,2 2,2
16
3 SAUDARA
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa 0 0
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa
tidak di periksa 0 0
30
5.Promosi Kesehatan
Kegiatan ;
a. Penyuluhan ke Sekolah
b. Penyuluhan di Posyandu
c. Penyuluhan Keliling
d. Pembinaan Kelurahan model PHBS
e. KTR
f. Pelaksanaan kegiatan Kelurahan Siaga
Program Pengembangan
No Program
1 UKS
Skrining murid kelas 1
SD/SLTP/SLTA
Pembinaan Sekolah Sehat
Pelatihan Dokter Kecil/Kader Kesehatan
2. Perkesmas
asuhan keperawatan pada
keluarga
kunjungan rumah KK Resti
3 Kesehatan Jiwa
penemuan dini dan penanganan kasus jiwa
rujukan kasus jiwa
4 Kesehatan Indra Mata &Telinga
penemuan dan penangan kasus
rujukan
31
5 Kesehatan Lansia
pelayanan di dalam dan luar gedung
pembinaan kelompok Lansia
Senam lansia
Penyuluhan Kesehatan Lansia
Deteksi Dini Kesehatan Lansia
6. PKPR
Pelatihan kader PKPR
Penyuluhan & konsultasi ke sekolah
Konsultasi bagi remaja
7. Kesehatan Gigi % Mulut
Dalam Gedung :
Pelayanan kedaruratan Gigi
Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut dasar
Pelayanan medik gigi dasar
Luar Gedung :
UKGS
UKGM
32
3.3 Fokus Kajian Program Kesehatan Masyarakat
3.3.1 Identifikasi Masalah Kesehatan Masyarakat
program kegiatan Pencapaian target
P2Mpenemuan kasus BTA (+) 35,80% 70%penemuan kasus pneumonia 31,50% 75%
keslingpengelolaan limbah 57,12% 75%pengelolaan sampah 56,53% 95%pengawasan air minum 60% 100%
33
3.3.2 Penetapan Prioritas Masalah
PRIORITAS MASALAH
NO
MASALAH
KRITERIA
MASALAH (1)
Penemuan kasus BTA (+) Rendah
MASALAH (2)
Penemuan kasus pneumonia
MASALAH (3)
Pengelolaan limbah
MASALAH (4)
Pengelolaan sampah
MASALAH (5)
Rendahnya Kualitas air minum(DAM)
1 Tingkat
Urgensi
(U)
2 3 2 2 5
2 Tingkat
Keseriuasa
n (S)
3 3 1 2 5
3 Tingkat
Perkemba
ngan (G)
3 3 2 1 5
U X S X G 18 27 4 4 125
34
3.3.3 Penetapan Penyebab Masalah
35
MAN METHOD
MATERIAL MONEY LINGKUNGAN
Kurangnya pengetahuan pemilik DAM
-lingkungan kerja yang kurang memenuhi syarat.
Biaya pemeriksaan yang mahal
Tempat penyimpanan air baku dan alat-alat pengolahan yang
bermasalah
Tidak adanya sangsi yang diberikan pada
pemilik DAM
RENDAHNYA KUALITAS AIR
MINUM pada (DAM) di
wilayah kerja puskesmas tanah
garam
Kurangnya pengetahuan tenaga kerja tentang pentingnya menjaga
kebersihan
Kurangnya pengetahuan tenaga kerja tentang prosedur pengolahan air
minum yang baik
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Penetapan Alternatif Pemecahan Masalah
No Variabel Penyebab
Alternatif Pemecahan
Masalah
Faktor
Penyebab
Penyebab Masalah
1. Manusia Kurangnya pengetahuan pemilik
DAM tentang prosedur
pengolahan air minum yang baik
Masih rendahnya pengetahuan
tenaga kerja / karyawan DAM
tentang pentingnya perlindungan
Memberikan penyuluhan
kepada pemilik mengenai
prosedur pengolahan air
minum yang benar
Memberikan edukasi
kepada tenaka kerja /
karyawan DAM mengenai
36
diri serta kebersihan selama
tindakan dalam proses
pengolahan air minum.
Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang DAM yang
memenuhi syarat layak konsumsi
prosedur perlindungan diri
dan kebersihan selama
proses pengolahan air
minum.
Memberikan sosialisasi
kepada tokoh masyarakan
tentang DAM yang
memenuhi syarat.
2 Metode Kurangnya pengetahuan tenaga kerja tentang prosedur pengolahan air minum yang baik
Mengadakan edukasi kepada
para pekerja DAM tentang
prosedur pengolahan air yang
baik dan sesuai standar
3. Material Tempat penyimpanan air baku dan Pengecekan tempat
37
alat-alat pengolahan yang bermasalah
penyimpanan air baku dan
kualitas air baku secara
berkala serta pengecekan alat-
alat pengolahan yang
bermasalah.
4. Dana Biaya pemeriksaan yang mahal Memberikan anggaran dana
untuk pemeriksaan rutin.
5 Lingkungan lingkungan kerja yang kurang memenuhi syarat.
Memberikan penyuluhan
tentang lingkungan kerja,
terutama bangunan, ventilasi,
sanitasi, perlindungan diri dan
kebersihan selama melakukan
pengolahan air minum.
38
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
39
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN LOKASI PENANGGUNG
JAWAB
PELAKSANA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
Melaksanaan pengawasan kualitas air minum (DAM) di wilayah kerja tanah garam
Meningkatk
an
pengawasa
n kualitas
air
minum(DAM
)
Pemilik
DAM
DAM di
wilayah
kerja
Puskesm
as tanah
garam
Pimp sanitarian
X X X X X X
40
4.2 PEMBAHASAN
Kualitas Air Minum Isi Ulang Pada Depot Air Minum
3.1.1 Hubungan Sumber Air Baku Dengan Kualitas Air Minum Isi Ulang
Air baku adalah air yang diambil dari sumber yang terjamin
kualitasnya.air baku yang sering digunakan oleh DAM merupakan air yang
telah diolah lebih lanjut dan kemudian digunakan sebagai air baku untuk air
minum isi ulang.
Kualitas air baku pada DAM seharusnya memenuhi persyaratan air bersih
meliputi syarat fisik,kimia,mikrobiologi,maupun radioaktivitas seperti yang
telah diatur dalam Permenkes RI Nomor 492/MENKES/PER/2010.
Berdasarkan pengamatan pada formulir laik higiene sanitasi dibeberapa
DAM,sumber air baku yang digunakan oleh DAM biasanya berasal dari air
tanah ataupun mata air pegunungan yang telah diproses kemudian
didistribusikan kepada beberapa Dam melalui tanki.dari 16 DAM
menggunakan air peggunungan.hal tersebut mungkin dianggap lebih praktis
dan tidak merepotkan dalam memproses sumber air menjadi air baku yang
siap digunakan menjadi bahan baku air minum isi ulang,berbeda hal nya
apabila air tanah yang dijadikan sebagai sumber air baku karena harus melalui
beberapa tahapan seperti filtrasi,sedimentasi,dan desinfeksi.selain itu,air baku
yang berasal dari mata air pegunungan kualitasnya dianggap lebih baik
terutama dalam hal kandungan bakteriologis bila dibandingkan dengan air
tanah atau sumber air baku lainnya.
Air bersih yang berasal dari sumber mata air pegunungan harus dibuktikan
dengan sertifikat sumber air dari pengelola sumber air baku yang harus
disertakan dalam pengiriman air baku ke tempat DAM.selain itu air baku yang
baik seharusnya berada dlam kondisi yang baik dalam arti telah memenuhi
persyaratan yang berlaku,untuk air baku yang berasal dari mata air
41
pegunungan perlu diperhatikan bagaimana cara pengangkutannya,alat
pengangkut yang digunakan,serta telah memiliki hasil uji bakteriologis.
4.1.2 Hubungan Tandon Air Baku Dengan Kualitas Air Minum Isi Ulang
Tandon air baku merupakan tempat penampungan air pertama yang harus
dilindungi dari sinar matahari,serangga,dan tidak menjadi tempat perindukan
nyamuk.tandon harus terbuat dari bahan tara pangan (food grade) dan bebas dari
bahan-bahan yang dapat mencemari air seperti poly carbonate,poly vinyl
carbonate, atau stainles steel.
Tandon air baku memiliki beberapa persyaratan yang harus dipenuhi,
diantaranya adalah tandon yang digunakan khusus untuk keperluan air minum,
mudah dibersihkan, harus memilikilubang pengisian dan pengeluaran,serta
pengisian dan pengeluaran air harus melalui kran (Menperindag,2004).sedangkan
untuk parameter waktu penyimpanan air baku disarankan air tersebut tidak boleh
terlalu lama disimpan dlaam tandon air,meskipun tidak ada persyaratan khusus
yang mengatur mengenai waktu penyimpanan air dalam tandon air baku.
4.1.3 Hubungan Sanitasi Depot Dengan Kualitas Air Minum Isi Ulang
Higiene dan sanitasi pada dasarnya tidak dipisahkan antara satu sama
lainnya.higiene dan sanitasi merupakan upaya kesehatan untuk mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan,
penyimpanan dan pembagian air minum (Purwana,2003).
Kata sanitasi diambil dari bahasa latin yaitu “sanitas” yang berarti kesehatan
(Gravani & Marriot,2006).dalam aplikasinya pada usaha DAM,sanitasi dapat
diartikan sebagai upaya penciptaan dan pemeliharaan kondisi bersih dan sehat dari
semua objek yang dapat menyebabkan kesakitan dan mencegah kontaminasi
mikroorganisme yang dapat menyebabkan waterborne disease.berdasarkan buku
42
pedoman pengawasan higene dan sanitasi depot air minum disyaratkan bahwa
DAM harus berlokasi didaerah yang bebas dair pencemaran seperti daerah yang
tergenang,tempat pembuangan sampah,tempat penimbunan bahan beracun
berbahaya (B3),atau daerah yang rawan menimbulkan pencemaran terhadap air
minum.
Konstruksi bangunan harus kuat,aman,mudah dibersihkan,serta mudalh dalam
pemeliharaannya.Lantai harus selalu dalam keadaan bersih,bahan lantai harus
kedap air,permukaan rata,tidak licin,tidak meyerap debu,serta kelandaiannya
cukup sehingga mudah dibersihkan,tidak diperbolehkan meletakkan benda-benda
yang tidak berhubungan dengan proses produksi.Langit-langit terbuat dari bahan
yang mudah dibersihkan dan desain yang sederhana.didalam ruang
produksi ,pencahayaan diusahakan mendapatkan cahaya baik allami maupun
buatan minimal 10-20 foot candle (100-200 lux).selain itu ventilasi juga harus
diperhatikan sehingga dapat menjaga suhu yang nyaman (Depkes,2006)
4.1.4 Hubungan Perorangan Dengan Kualitas Air Minum Isi Ulang
Higiene perorangan adalah salah satu faktor yang berisiko terjadinya
kontaminasi bakteri E.coli pada air minum .higiene perorangan dapat diartikan
sebagai upaya perilaku positif yang dilakukan oleh seseorang untuk hidup bersih
dan sehat.
Berdasarkan penilaian pada formulir laik higiene sanitasi DAM,variabel
karyawan terdiri atas beberapa kriteria yaitu PHBS,kesehatan karyawan,serta
pengetahuan karyawan terhadp higiene dan sanitasi.
Parameter kesehatan karyawan ,terutama yang berhubungan dengan produksi
harus selalu dalam keadaan sehat,bebas dari luka,penyakit kulit,atau hal lain yang
diduga dapat mengakibatkan pencemaran terhadap air minum.parameter PHBS
serta pengetahuan higiene sanitasi karyawan diataranya adalah mencuci tangan
sebelum bekerja,karyawan tidak diperbolehkan merokok,mkan,meludah atau
melakukan tindakan lain yang dianggap dapat menyebabkan kontaminasi terhadap
air minum.
43
4.1.5 Hubungan Alat Produksi Dengan Kualitas Air Minum Isi Ulang
Peralatan produksi sangat berperan penting dalam mengolah air baku menjadi
air minum.apabila kondisi peralatan dalam keadaan baik maka diharapkan kualitas
AMIU yang dihasilkan juga baik.
Berdasarkan Keputusa Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.
651/MPP/Kep/10/2004 tentang persyaratan teknis depot air minum dan
perdagangan menyebutkan bahwa pengolahan air Minum pada DAM meliputi
penampungna air baku,filtrasi,desinfeksi dan pengisian.
Sertifikat alat produksi merupakan parameter dalam variabel alat
produksi,namun masih banyak DAM yang belum memiliki sertifkat
tersebut.sertifikat tersebut digunakan sebagai kontrol bagi instansi terkait terutama
Dinas Kesehatan untuk melihat apakah alat produksi yang digunakan sesuai
dengan spesifikasi minimal yang dibutuhkan untuk dapat mengolah air baku
menjadi air minum yang siap minum dan memenuhi syarat kesehatan.
Proses desinfeksi bertujuan untk menghilangkan mikroorganisme yang ada
dalam air baku sehingga air yang dikonsumsi sudah terbebas dari bakteri
patogen.untuk mematikan bakteri yang ada pada air baku,DAM menggunakan
lampu UV,ozon atau sistem osmosis blaik (reverse osmosis).lampu UV yang
digunakan adalah UV C dengan panjang gelombang berkisaran antara 260-280
nm(Athena,2004).Lampu UV ini memilik batas pemakaian,apabila waktu
pemakaian telah habis maka harus segra diganti,jika tidak pemakaiannya akan
menjadi kurang efektif.
Untuk pemakaian mikrofilter pada setiap DAM beberda-beda karena belum
adanya standar yang mengatur penggunaan jumlah dan ukuran mikrofilter yang
harus dipasang pada setiap peralatan produksi AMIU.semakin lengkap ukuran
filter yang digunakan (10-0,1 mikro) maka filter tersebut dapat menyaring bakteri
ataupun partikel-partikel halu lain yang ada didalam air .sma seperti lampu
UV,mikro filter pun memiliki masa pemakaian yang apabila waktunya telah habis
maka harus dilakukan penggantian agar sempurna dalam menyaring partikel-
partikel atau bakteri lain yang terkandug dalam air minum.
44
Permukaan peralatan yang selalu kontak dengan bahan baku dan air minum
harus selalu dalam keadaan bersih dan disanitasi setiap hari.permukaan yang
kontak dengan air minum harus bebas dari kerak,oksidasi ataupun residu lain.
3.2. Rencana kegiatan dan penanggulangan
a. Tenaga kesehatan memberikan pengarahan kepada setiap Depot Air
Minum tentang kualitas Air minum yang Laik hygeine dan sanitasi.
b. Tenaga kesehatan memberikan pengarahan bagaimana pengolahan Air
Minum Isi Ulang.
c. Tenaga kesehatan memberikan pengarahan tentang bagaimana cara
pengambilan Air Isi Ulang yang baik kepada pemiliki Depot.
3.3 Faktor Penghambat dan Permasalahan
a. Pemilik Depot tidak bersedia untuk dilakukan pemeriksaan kualitas Depot
Air Minum nya.
b. Pemilik Depot tidak bersedia untuk dilakukan pemeriksaan karena alasan
harus membayar uang Rp 50.000 untuk pemeriksaan Air Minum di
Laboratorium.
c. Pemilik Depot tidak ada ditempat
d. Pengolahan Air nya tidak ada.
e. Peralatan Depot seperti lampu UV,saringan dan microfilter harus dipantau
3 bulan sekali.
3.4 Evaluasi
Pemililk depot harus memperhatikan :
45
a. peralatan depot setiap bulan nya.karena dapat mempengaruhi kualitas air
minum.
b. kebersihan diri dan lingkungan ditempat kerja.
c. Air minum yang sudah siap untuk dikonsumsi oleh masyarakat tidak boleh
terkena sinar matahari langusng karena dapat mempengaruhi kualitas air
minum,
BAB V
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari pemeriksaan bakteriologi yang dilakukan pada bulan januari
ditemukan 6 DAM yang bermasalah yaitu DAM Azka, DAM Azwa, DAM F4,
DAM Berkah, DAM Keluarga, DAM Zasqua. Pada bulan februari tidak ada
DAM yang bermasalah. Dari pemeriksaan bakteriologi yang dilakukan pada
bulan maret dan april ditemukan 1 DAM yang bermasalah yaitu DAM Azwa.
Dari pemeriksaan bakteriologi yang dilakukan pada bulan mei tidak
ditemukan DAM yang bermasalah. Dari pemeriksaan bakteriologi yang
dilakukan pada bulan juni ditemukan 3 DAM yang bermasalah yaitu DAM
46
Tirta Rizki, DAM ZasQua dan DAM Embun.sedangkan pada bulan juli
ditemukan 3 DAM yang bermasalah dari pemeriksaan bakteriologis.tidak
sebagian DAM yang tidak memenuhi syarat laik hygiene dan sanitasi.
4.2 SARAN
1.Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca
dalam memahami kualitas air minum yang layak dikonsumsi oleh
masyarakat.dan mana yang tidak layak dikonsumsi
masyarakat.sehingga tidak terjadi lagi permasalahan yang terjadi
akibat kualitas air minum
2.Adanya peraturan pemerintah mengenai standar dan sangsi terhadap
DAM yang tidak memenuhi syarat.
3.Adanya sosialisasi
4.Dinas Kesehatan kota solok dan instansi yang terkait diharapkan
selalu memberikan pengarahan kepada masing-masing DAM baik
pemilik ataupun karyawan yang akan membuat atau memperpanjang
sertifikat laik higiene sanitasi dan menitikberatkan pada faktor higiene
perorangan serta manajemen dan pengendalian mutu agar kualitas
produk AMIU berasal dari DAM selalu terlindungi.
47