makalah ph 1

66
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan a. Tujuan Umum 1. Mengetahui pengertian Kekurangan Energi Kronis (KEK). 2. Mengetahui KEK pada ibu hamil 3. Mengetahui cara penceghan KEK b. Tujuan Khusus 1.3 Manfaat 1.3.1 Bagi pengembangan ilmu a. Menambah pengetahuan mengenai gambaran kualitas air minum isi ulang yang telah memenuhi persyaratan di wilayah kota solok. b. Menambah pengetahuan mengenai kontaminasi E.coli dan faktor-faktor lain yang berhubungan dalam DAM 1.3.2 Bagi pengusaha DAM 1

Upload: rahmi-hayati

Post on 13-Dec-2015

38 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

mama

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Ph 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum

1. Mengetahui pengertian Kekurangan Energi Kronis (KEK).

2. Mengetahui KEK pada ibu hamil

3. Mengetahui cara penceghan KEK

b. Tujuan Khusus

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi pengembangan ilmu

a. Menambah pengetahuan mengenai gambaran kualitas air minum isi

ulang yang telah memenuhi persyaratan di wilayah kota solok.

b. Menambah pengetahuan mengenai kontaminasi E.coli dan faktor-

faktor lain yang berhubungan dalam DAM

1.3.2 Bagi pengusaha DAM

Sebagai bahan masukan bagi pengusaha DAM untuk peningkatan kualitas

dan pelayanan produknya agar aman dikonsumsi oleh masyarakat setiap

bulan nya melakukan pemeriksaan bakteri dan kimia secara rutin.

1.3.3 Bagi Dinas Kesehatan Kota Solok

Menjadi masukan untuk evaluasi,perencanaan program,dan sebagai dasar

untuk pengambilan kebijakan yang efektif dan efisien untuk memberikan

perlindungan terhadap konsumen air minum isi ulang di wilayah Kota

Solok kepada pengusaha Depot air minum isi ulang (DAM)

1

Page 2: Makalah Ph 1

1.4 Rumusan Masalah

1. Berdasarkan Permenkes No 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang

syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum.dimana E.Coli dan

Coliform harus 0.

2. Dinas kesehatan mengeluarkan sertifikat Laik Hygeine Sanitasi dengan

masa berlakunya 6 bulan (berlaku sementara) dengan persyaratan

mengurus pemeriksaan kualitas air minum bakteri dan kimia.

3. Persyaratan pengurusan depot air minum ini mengisi surat pernyataan

diantaranya:setiap depot air minum harus melakukan pemeriksaan

bakteri 1 bulan sekali dan kimia 6 bulan sekali.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Minum

air sangat penting unruk menopang hidup makhluk hidup,oleh karena itu

pasolakan air harus memadai,aman,dan mudah diakses (WHO,2011).

peningkatan akses air minum yang aman dapat bermanfaat bagi

kesehatan,oleh karena itu setiap upaya perlu dilakuakan untuk mendapatkan

air minum yang aman.

2

Page 3: Makalah Ph 1

2.1.1 Definisi Air Minum

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum

(Menkes RI No 736/MENKES/PER/VI/2010).sedangkan berdasarkan

keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor

651/MPP/10/2001 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum Dan

Perdagangannya,yang dimaksud dengan air minum adalah sumber air baku

yang telah diproses terlebih dahulu dan aman untuk diminum oleh masyarakat.

2.1.2 Sumber Air Minum

Sumber air minum merupakan salah satu faktro yang menentukan air

minum tersebut layak atau tidak untuk dikonsumsi.sumber air utama bagi

penyediaan air minum dibedakan menjadi dua ,yaitu air tanah dan air

permukaan (Moeller,2005).Air tanah yang dimaksud dalah air yang teretak di

tempat yang lebih dalam dan untuk mendapatkanya harus dilakukan

pengeboran terlebih dahulu hingga mencapai kedalaman 450-600

meter(Moeller,2005).akses terhadap air tanah biasanya terbatas dalam volume

air,dan apabila habis maka sumber air ini tidak bia digantikan.sedangkan yang

dimaksud dengan air permukaan adalah air yang berada dipermukaan tanah

dan dapat ditemui dengan mudah.contoh sumber air permukaan adalah

danau,waduk dan sungai.

2.1.3 Jenis Air Minum

Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan No.736 tahun 2010,sumber air

minum dapat diperoleh dari air kemesan,air minum yang didistribusikan

melalui pipa untuk keperluan rumah tangga serta air yang didistribusikan

melalui tanki air.jenis dari air minum tersebut harus memenuhi syarat

kesehatan air minum.

3

Page 4: Makalah Ph 1

2.1.4 Manfaat Air Minum

Peran air minum sangatlah penting bagi kehidupan.sekitar 65-70 % berat

total tubuh manusia terdiri atas air dan merupakan media tempat

berlangsungnya hampir setiap proses tubuh (Beck,2000). kehilangan 1-2 % air

menyebabkan rasa haus,apabila kehilangan 5 % air dapat menyebabkan

halusinasi,dan apabila kita kehilangan 10-15 % air dalam tubuh dapat

berakibat fatal.meskipun manusia dapat hidup bberapa bulan tanpa

makanan,bartahan dibawah teriknya panas,ataupun dalam kondisis

kering,namun manusaia hanya bisa baertahan hidup hanya satu atau dua hari

tanpa minum.kekurangan air dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian.

(Moller,2005)

Air merupakan pelarut universal dan bertanggung jawab terhadap

pergerakan makanan dari mulut keperut.air minum membantu memindahkan

hasil pencemaran menuju organ tertentu yang akan dituju.sebagai

contoh,darah mengandung 90 % air membawa CO2 ke paru-paru ,nutrisi ke

berbagai sel ,dan garam-garam menuju ginjal.urin mengandung 97% air

membawa hasil sisa metabolisme yang tidak diperlukan tubuh.air sangat

dibutuhkan sebagai media untk merubah berbagai proses kimia yang tejadi di

dalam tubuh seperti pemecahan gula atau lemak menjadi bentuk yang lebih

sederhana.air juga berfungsi sebagai pelumas dan mencegah terjadinya

pergeseran antar sendi ketika gerakan sendi terjadi.temperatur tubuh juga

diatur melalui pengupan air melalui kulit dan paru-paru. (Mudambi,2006)

2.1.5 Persyaratan Air Minum

Air minum yang aman adalah air yang telah memenuhi semua persyaratan

dilihat dari kualitas secara fisik,kimia,mikrobiologi,maupun radioaktif sesuai

standar.Di Indonesia,standar kualitas air minum diatur dalam Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.

4

Page 5: Makalah Ph 1

Air minum yang ideal seharusnya tidak berwarna,tidak berbau,tidak

berasa,serta tidak mengandung kuman patogen dan mikroorganisme dan zat

kimia,sedangkan pada negara berkembang lebih menekankan pada standar

mikrobiologi.

Semua depot air minum wajib melakukan pemeriksaan bakteriologi satu

kali sebulan.dan 1 kali enam bulan dilakukan untuk melakukan pemeriksaan

kimia.

2.2 Sumber Air terkontaminasi

Sumber air terkontaminasi adalah sumber air yang baku yang telah

tercemar pleh virus, bakteri, patogen, parasit, zat kimia, radiaktif ataupun

bahan lainnya. Yang yerjadi pada saat pengambilan sumber air baku sampai

proses pengelolaan air minum sebelum diberikan konsumen (adaptasi Said,

n.d )

Air dapat terkontaminasi dari sumber airnya oleh ekskreta atau kotoran yang

mengandung mikroorganisme patogenik dan menyebabkan penyakit jika air

tanah dan permukaan tidak dirawat dan dilindungi (salvato, 1992).

2.3 Depot Air Minum

Usaha DAM dimulai sekitar tahun 1999 dimana saat itu Indonesia sedang

mengalami krisis moneter yang berakibat kepada pencarian alternatif untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk air minum dengan biaya yang lebih

murah(Amrih,2005).sejak tahun 1997,keberadaan DAM mulai berkembang

mulai dari 400 depot hingga 2005 jumlah depot lebih krang 6.000 DAM dn

tersebar diberbagai daerah indonesia mulai dari wilayah padat penduduk

hingga wilayah yang sulit mengakses air bersih (Pratiwi,2007)

2.3.1 Definisi Depot Air Minum

5

Page 6: Makalah Ph 1

Depot air minum (DAM) adalah usaha industri yang melakukan proses

pengelolan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada

konsumen (Menkes RI No 736/MENKES/PER/VI/2010).

2.3.2 Regulasi Kesehatan Depot Air Minum

Regulasi kesehatan DAM menurut Permenkes RI \ N0.736 / MENKES

/PER /IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum dalam permenkes ini

telah diatur berupa parameter persyaratan kualita fisik,kimia,biologi,dan

radioaktif untuk produk air minum isi ulang yang harus dipatuhi.

Kegiatan pengawasan yang dilakukan terhadap kualitas DAM dilakukan

oleh Dinas Kesehatan kota.untuk pemeriksaan kualitas bakteriologi,air baku

diperiksa minimal satu sampel satu bulan sekali,serta air dalam kemasan

minimal dua sampel minimal satu bulan sekali.

2.4 Escherichia coli

Adanya mikroba dalam air selalu dikaitkan dengan konsumsi air minum

yang terkontaminasi oleh kotoran manusia dan hewan. Kontaminasi E.Coli

menjadi perhatian yang penting dalam setiap uji sampel air minum karena

bakteri ini digunakan sebagai bakteri indikator sanitasi (Dewanti, 2005 )

2.4.1 Definisi

Bakteri E.Coli merupakan flora normal pada usus kebanyakan hewan

berdarah panas serta manusia. Bakteri ini termasuk kedalam bakteri gram

negatif, berbentuk batang tidak membentuk spora, kebanyakan bersifat motil (

dapat bergerak ) menggunakan flagela, ada yang mempunyai kapsul, dapat

menghasilkan gas dari glukosa, serta memfermentasi laktosa ( pelczar, 2005 )

Center for disease kontrol and prevention (CDC) menjelaskan bahwa

untuk mencegah kontaminasi dari bakteri E.Coli, air minum pada daerah

perkotaan harus diberi klorin atau disinfektan lain.

2.4.2 Klasifikasi E.Coli

6

Page 7: Makalah Ph 1

1) Enteroinvasive E.Coli (EIEC )

Serotipe E.Coli jenis ini ditemukan sebagai penyebab diare pada anak-

anak yang lebih besar dan juga penyebab diare pada orang dewasa.

Mereka ini menyerang sel-sel epitel usus besar dan meyebabkan

sindrom klinis yang mirip dengan sindrom yang disebabkan oleh

shingella. (pelczar, 2005)

2) Enteropathogenic E.Coli (EPEC)

Menyebabkan gastroenteritis pada bayi yang baru lahir sampai

berumur 2 tahun. EPEC melekat dan menginfeksi sel mukosa usus

kecil. Kolonisasi bakteri ini pada usus kecil dapat menyebabkan diare

(Palczar, 2005)

3) Enterohemorrhagic E.Coli (EHEC)

EHEC berhubungan dengan kolitis hemoragik ( diare yang berat),

sindroma uremia hemolitik, anemia, hemolitik mikroagiopatik, dan

trombositopeni.( Jawetz, 1995 )

4) Enterotoxigenic E.Coli (ETEC)

ETEC memproduksi dua macam toksin yang berbeda yaitu toksin

tahan panas (TP) dan toksin tidak tahan panas (TTP). toksin tahan

panas bersifat labil terhadap panas dan toksin ini adalah protein kecil

yang mempertahankan kegiatan racunnya walaupun telah dipanaskan

selama 30 menit pada suhu 100oC. Sedangkan TTP rusak dengan

pemanasan 65oC selama 30 menit (Pelczar, 2005)

5) Enteroaggretive E.Coli (EAEC )

Serotipe ini meneyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat

dinegara berkembang. EAEC digolongkan berdasarkan bentuk dan

perlekatan pada sel manusia. EAEC bisa menyebakan diare akut dan

kronis pada anak-anak (Jawetz,1995 )

2.5 Higienis Sanitasi Depot Air Minum

7

Page 8: Makalah Ph 1

Higienis dan sanitasi merupakan dua hal yang tak terpisahkan karena

sangat erat kaitannya.prinsip-prinsip higienis sanitasi makanan dan minuman

adalah teori praktis mengenai pengetahuan,sikap,dan perilaku manusia dalam

menaati asas kesehatan,asas kebersihan,dan asas keamanan dalam mengangani

produk makanan atau mimuman (Depkes,2006).

2.5.1 Definisi Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk mengendalikan

faktor-faktor air minum,penjamah,tempat dan perlengkapannya yang dapat

atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan lainnya.

(Menkes RI No 736/MENKES/PER/VI/2010).

2.5.2 Uji Laik Hygiene Sanitasi

Uji laik higienis dan sanitasi adalah suatu penilaian terhadap upaya depot

air minum untuk mengendalikan faktor makanan atau minuman,orang,tempat

dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit

atau gangguan kesehatan,serta ketentuan – ketentuan teknis kesehatan yang

ditetapkan terhadap produk air minum,personel dan perlengkapanya meliputi

persyaratan biologis,kimia dan fisik. Uji Laik Hygiene Sanitasi dilakukan oleh

Dinas Kesehatan Kota ke DAM yang berada di wilayah kerja masing-masing

daerah.

Depot air minum dikatakan Laik Higienis Sanitasi apabila nilai yang

didapat dari penilaian Uji Laik Hygiene sanitasi minimal 70 % termasuk hasil

laboratorium memenuhi syarat.

2.5.2.1 Higienis Sanitasi Depot Air Minum

Untuk persyratan Desain dan Lokasi DAM sesuai dengan kebijakan yang

telah dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Solok APBD 2012 mengenai

Pedoman Pelaksanaan penyelenggaraan higienis sanitasi Depot Air Minum

8

Page 9: Makalah Ph 1

terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengelols DAM

terutama dalam aspek higienis dan sanitasi.

Lokasi depot air minum harus terbebas dari pencemaran yang berasal dari

debu di sekitar depot,daerah tempat pembuangan sampah,tempat penumpukan

barang bekas,tempat berkembangbiak serangga,binatang kecil,hewan

pengerat,dan lain-lain,tempat yang kurang baik sistem slauran pembuangan

airnya diduga mengakibatkan pencemaran.

Bangunan harus kuat,aman,mudah dibersihkkan dan mudah

pemeliharannya. Tata ruangan usaha depot air minum paling sedikit terdiri

dari :

• Ruangan proses pengolahan.

• Ruangan tempat penyimpanan

• Ruangan tempat pembagian/penyediaan

• Ruangan tunggu pengunjung.

Konstruksi lantai terdiri dari:

• Bahan kedap air.

• Permukaan rata,halus tetapi tidak tidak licin,tidak menyerap debu

dan mudah dibersihkan.

• Kemiringan nya cukup untuk memudahkan pembersihan

• Selalu dalam keadaan bersih dn tidak berdebu.

Konstruksi Dinding terdiri dari :

• Warna dinidng terang dan cerah.

• Selalu dalam keadaan bersih,tidak berdebu dan bebas dari pakaian

tergantung.

Konstruksi Atap dan Langit-Langit terdiri dari :

• Atap bangunan harus halus,menutup sempurna dan tahan air dan

tidak bocor.

• Konstruksi atap dibuat anti tikus (rodent prof)

• Bahan langit-langit mudah dibersihkan,dan tidak menyerap debu.

• Permukaan langit-langit harus rata dan berwarna terang.

9

Page 10: Makalah Ph 1

• Tinggi langit-langit minimal 2,4 meter dari lantai.

Pencahayaan:

• Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapatkan penyinaran

cahaya dengan minimal 10-20 foto candle atau 100-200 lux.

2.6 Peralatan yang digunakan dalam Depot Air Minum

Unit produksi sistem pengolahan air minum isi ulang berfungis untuk

mengolah air baku menjadi air minum (Joko,2010).untuk mencapai kualitas air

yang sesuai dengan standar kualitas air minum tersebut diperlukan proses

penyaringan dan proses desinfeksi menggunakan peralatan yang sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Perindustrian dan perdagangan

serta Departemen Kesehatan.

2.6.1 Standarisasi Alat

Mesin dan peralatan produksi yang digunakan dalam Depot Air Minum,

sesuai dengan kepmenperindag Nomor 651/ MPP/ Kep/ L0/ 2004 tentang

persyaratan teknis Depot Air Minum terdiri dari bahan mesin dan peralatan,jenis

mesin dan peralatan,serta pengisian.

2.6.2 Pengetahuan Pemilik Depot Air Minum

Dari pengamatan yang dilakukan di kecamatan tanah garam kota solok

pada tahun 2015,dari 16 depot yang ada,peralatan yang digunakan di setiap depot

meliputi tabung filter pada alat penyaring air,bahan tabung filter,cartridge

filter,bahan cartridge filter.sistem desinfeksi yang dilakukan yaitu dengan

ozonisasi,UV,ozonisasi + UV,dan osmosis balik(reverse osmosis).

2.7 Proses Pengolahan Depot Air Minum

Alam menyediakan air dalam berbagai bentuk.masing-masing air tersebut

dapat dimanfaatkan sebagai air baku diolah menjadi air minum permasalahan

yang ada saat ini adalah air yang terdapat di alam tidak selalu dalam keadaan

bersih karena terkena polusi / pengotoran dan kontaminasi/pencemaran

10

Page 11: Makalah Ph 1

(joko,2010).oleh karena itu diperlukan berbagai tahapan pengolahan air minum

agar bisa dikonsumsi oleh masyarakat dengan aman dan tidak menimbulkan

gangguan penyakit.

2.7.1 Proses Pengolahan Air Depot Air Minum

Pengolahan air minum merupakan cara untuk mendapatkan air bersih

sesuai dengan standar yang berlaku.proses pengolahan air minum biasanya

merupakan proses perubahan air baku melalui proses pengolahan fisik,kimia, dan

biologi agar penggunaannya memenuhi syarat air minum.

Pengolahan fisik bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan

kotoran-kotoran kasar,penyisihan lumpur dan pasir,mengurangi zat-zat organik

yang ada pada air yang akan diolah.proses ini dilakukan tanpa zat kimia dan dapat

menggunakan proses filtrasi (penyaringan).

Pengolahan kimia bertujuan untuk membantu proses pengolahan

selanjutnya, misalnya untuk mengurangi kekeruhan pada air diberikan tawas.pada

pengolahan tingkat biasanya dilakukan proses pengedapan (koagulasi).

Pengolahan biologi bertujuan membunuh bakteri patogen yang terkandung

dalam air.salah satu prosesnya adalah dengan melakukan penambahan disinfektan.

Skema Depot pengolahan AMIU pada DAM

11

Page 12: Makalah Ph 1

Gambar 1.1 : Proses Pengolahan Air Minum Isi Ulang pada Depot Air Minum

Untuk proses produksi air minum di DAM adalah sebagai

berikut(Depkes,2006):

1. Penampungan Air Baku dan Syarat Bak Penampungan

Air baku yang diambil dari sumbernya kemudian diangkut

menggunakan tanki dan selanjutnya ditampung didalam tanki

penampung (reservoir).tangki penampungan harus terbuat dari bahan

tara pangan (food grade) dan bebas dari bahan-bahan yang dapat

mencemari air.

Tangki pengangkutan memiliki beberapa syarat yang harus

dipenuhi,diantaranya adalah khusus digunakan untuk air

minum,mudah dibersihkan,harus memiliki lubang (manhole),pengisian

dan pengeluaran air harus melalui kran,selang dan pompa yang dipakai

untuk air baku harus diberi penutup dan dilindungi dari kemungkinan

kontaminasi.

12

Page 13: Makalah Ph 1

Tangki,selang,pompa,dan sambungan harus terbuat dari bahan tara

pangan (food grade),tahan korosi serta bahan kimia yang dapat

mencemari air.tangki pengangkutan harus dibersihkan bagian luar dan

dalamnya 3 bulan sekali.

2. Tahap Penyaringan/filtrasi

Pada tahap filtrasi ini terdiri dari tiga tahapan dan memiliki fungsi

yang berbeda-beda.

a) Filter yang pertama berisi media pasir

Filter pasir ini berfungsi untuk menyaring partikel-partikel

kasar dari tangki air baku.

b) Filter kedua berisi media mangan zeolit

Berfungsi untuk menghilangkan zat besi atau mangan yang

belum sempat teroksidasi oleh khlorin atau kaporit

c) Filter ketiga berisi media karbon aktif.

Berfungsi untuk menghilangkan polutan mikro misalnya zat

organik,detergen,bau,senyawa fenol,serta untuk menyerap

logam berat dan lain-lain.pada filter karbon aktif ini terjadi

proses adsopsi atau proses penyerapan zat-zat yang akan

dihilangkan.(Yudo,2005)

Setelah melalui tahapan filtrasi akan dialirkan kedalam filter

cartridge.ukuran cartridge bermacam-macam mulai dari 10

mikron sampai 0,1 mikron dan dipergunakan untuk

menghilangkan sisa partikel padatan yang ada didalam air

sehingga menjadi benar-benar jernih.

3. Tahap Desinfeksi

13

Page 14: Makalah Ph 1

Fungsi dari desinfeksi adalah untuk membunuh kuman patogen yang

ada dalam air minum.proses desinfeksi bisa menggunakan UV, ozon,

ataupun sistem reverse osmosis.

Kebanyakan depot air minum isi ulang,menggunakan lampu ultraviolet

sebagai sterilisatornya.air akan dialirkan melalui tabung yang dipasang

lmpu ultraviolet berintesitas tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh

radiasi sinar UV.intensitas lampu UV yang dipakai harus cukup,

intensitas yang efektif sebesar 30.000 MW sec/cm2 (Yudo,2005).

Untuk proses desinfeksi menggunakan ozon (O3)berlangusng dalam

tangki atau alat pencampur ozon lainnya dengan konsentrasi ozon

minimal 0,1 ppm dan residu ozon sesaat pengisian berkisar antara

0,06-0,1 ppm(Deperindag,2004).keuntungan dari penggunaan ozon

adalah pipa peralatan serta kemasan juga ikut di sterilkan,sehingga

produk yang dihasilkan akan lebih terjamin selama tidak ada

kebocoran dikemasan pada ozon generator (Yudo,2005).

4. Pembilasan, pencucian, dan sterilisasi wadah

Wadah yang dapat digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan

tara pangan (food grade) dan bersih. Wadah sebelum di isi harus

dilakukan desinfeksi menggunakan ozon. Bila akan di lakukan

pencucian, maka harus dilakukan menggunakan deterjen yang aman

dan menggunakan air bersih dengan suhu sekitar 60-85oC, Kemudian

dibilas dengan air minum atau air produk.

5. Pengisian

Pengisian wadah dilakukan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang higienis

6. Penutupan

14

Page 15: Makalah Ph 1

Penutupan wadah dilakukan dengan yang dibawa konsumen dan atau

yang disediakan oleh DAM.

Setelah proses ozonisasi selasai, air siap dipompa menuju ruang

pengisian dan langsung dialirkan melalui kran. Setelah itu air diisikan

ke dalam galon-galon yang telah disiapkan kemudian diberikan

pelabelan merek dagang lalu diberikan kepada konsumen.

BAB III

15

Page 16: Makalah Ph 1

HASIL KEGIATAN

3.1 Profil Puskesmas

Puskesmas Tanah Garam berdiri tahun 1975, terletak di Kelurahan VI Suku,

Kec. Lubuk Sikarah. Rencana pembangunan awal Puskesmas Tanah Garam

adalah dikelurahan Tanah Garam, namun adanya tanah hibah dari masyarakat

kelurahan VI suku, maka di bangunlah Puskesmas di Kelurahan VI suku, tetapi

nama tetap Puskesmas Tanah Garam. Puskesmas Tanah Garam dibangun dengan

luas tanah 1010 m2.

Topografi Kota Solok, yaitu sungai batang lembang, sungai batang gawan

dan sungai batang air binguang. Suhu udara berkisar dari 26,10C sampai 28,90C.

Dilihat dari jenis tanah 21,76% tanah di Kota Solok merupakan tanah sawah dan

sisanya 78,24% berupa tanah kering.

Hasil registrasi penduduk Kota Solok tahun 2008 tercatat sebanyak 59.172

jiwa, terdiri atas 28.989 laki – laki dan 30.173 perempuan, dengan sex ratio

sebesar 0,96. Ini berarti setiap 1.000 perempuan berbanding 960 laki-laki. Dengan

luas wilayah 5.764 km2, kepadatan penduduk Kota Solok adalah sebanyak 1.026

jiwa/km2. Kecamatan Tanjung Harapan adalah kecamatan dengan kepadatan

penduduk tertinggi yaitu sebesar 1.223 jiwa/km2.

Batas wilayah Puskesmas Tanah Garam adalah Utara Kecamatan Nagari

Tanjuang Bingkuang, Aripan dan Kuncir Kabupaten Solok.

Untuk tingkat pendidikan yang paling besar adalah Universitas 9,68%, SLTA

33,64%, SLTP 18,94% dan tamat SD/MI 15,78%, namun masih ada 16,68%

penduduk tidak/ belum tamat SD.

Sementara itu, penduduk Kota Solok dihuni oleh suku Minang, Jawa, Batak,

tetapi yang lebih dominan adalah suku Minang. Upacara- upacara keagamaan di

Kota Solok masih ada, seperti acara tolak bala, adat dalam kematian, upacara adat

perkawinan Solok.

3.1.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam

16

Page 17: Makalah Ph 1

Gambar 2.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam

3.1.2 Visi dan Misi Puskesmas

a. Visi

Terwujudnya Puskesmas Tanah Garam yang informatif dengan

pelayanan pada masyarakat secara profesional dan bermutu di bidang

pelayanan kesehatan dasar dalam rangka menuju Puskesmas terbaik di

Indonesia tahun 2020

b. Misi

1. Memperlancar kegiatan proses pelayanan kesehatan dasar yang bermutu bagi

perorangan (Private Goods) serta pelayanan kesehatan masyarakat (Public

Goods)

2. Meningkatkan efektivitas dan effesiensi proses layanan kesehatan dasar di

Puskesmas melalui perbaikan yang berkesinambungan

3. Memastikan akurasi data pasien dan pelanggan melalui sistem

pendokumentasian yang di validasi dan abdating data

4. Menghasilkan produk-produk layanan kesehatan dasar yang berinovasi.

17

Page 18: Makalah Ph 1

5. Mensosialisasikan tentang kegiatan layanan kesehatan prima dan kepuasan

pelanggan

6. Meningkatkan pemberdayaan potensi dan sumber daya organisasi

7. Merencanakan dan melaksanakan setiap program dengan bersumber pada

evidence base (data berdasarkan fakta)

3.1.3 Sarana dan Prasarana serta Keadaan Tenaga

1. Fasilitas Puskesmas

a. Gedung Puskesmas

1 buah gedung Puskesmas Tanah Garam yang terletak di kelurahan VI

Suku Kec.Lubuk Sikarah, Kota Solok.

b. Puskesmas Pembantu dan Poskeskel

Puskesmas Tanah Garam mempunyai 5 Puskesmas Pembantu dan 3 Poskeskel

yaitu :

1) Pustu Payo

2) Pustu Bandar Pandung

3) Pustu Gurun Bagan

4) Pustu Sawah Piai

5) Pustu Bancah

6) Poskeskel Tanah Garam

7) Poskeskel Gurun Bagan

8) Poskeskel Sinapa Piliang

c. Transportasi Puskesmas Tanah Garam berupa :

1) Kendaraan roda 4 : 2 unit

2) Kendaraan roda 2 : 21 unit

d. Keadaan Tenaga Puskesmas

18

Page 19: Makalah Ph 1

No. JENIS TENAGA JUMLAH KETERANGAN

1 S2 Kesehatan Masyarakat 1

2 Dokter Umum 5

3 Dokter Gigi 1

4 Sarjana Kesehatan Masyarakat 3

5 S1 Keperawatan 3

6 Dokter Spesialis Anak 1

7 D3 Bidan 22

8 D3 Kesling 1

9 D3 Gizi 3

10 D3 Labor 2

11 D3 Gigi 1

12 D3 Apikes 1

13 D3 Refraksi 1

14 D3 Fisioterapi 2

15 D3 Atem 1

16 D1 Kebidanan 5

17 Perawat SPK 2

18 Perawat Gigi 1

19 Asisten Apoteker 2

20 Analis Labor 1

21 SMF 2

22 D3 Perawat 19

23 Sopir 3

24 Petugas Jaga Malam 2

25 Kebersihan 3

26 Apoteker 1

JUMLAH 89

2 Sarana Pendukung di Luar Puskesmas

A. Sarana Pendidikan

19

Page 20: Makalah Ph 1

Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja puskesmas adalah ( PAUD, 4

taman kanak-kanak, 2 SLB Autis, 13 Sekolah Dasar, 3 SLTP/MTsN, 4

SMU/SMK, 1 Akper.

B. Sarana Kesehatan

Data Sarana dan Prasarana Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam

Tahun 2015

Rekam Medik

Poli Umum

Poli Gigi

UGD 24 jam

Laboratorium Klinik

Farmasi

Klinik Gizi

Klinik Sanitasi

Klinik TB, VCT dan IMS

Poli Ibu

Poli Anak

Poli KB

PolI Imunisasi

Klinik PKPR

Klinik Tumbuh Kembang

Rawatan Ibu dan Anak

Rawatan Dewasa

20

Page 21: Makalah Ph 1

3 Sasaran

1. Data Kependudukan

Jumlah Penduduk : 21942 orang

Jumlah Bulin : 415 orang

Jumlah Buteki : 396 orang

Jumlah Bayi : 4383 orang

Jumlah Anak Balita : 1206 orang

Jumlah PUS : 3628 pasangan

Jumlah Bumil : 458 orang

Jumlah WUS : 5114 orang

Jumlah Anak Remaja Sekolah: 3444 orang

1. Peran Serta Masyarakat

Jumlah Posyandu : 23 buah

Jumlah Kader Posyandu : 92 orang

Jumlah TOGA : 3 kelurahan

Jumlah POD : -

Jumlah Posyandu Lansia : 9 buah

Jumlah Kelompok Dana Sehat: -

Jumlah UKK : -

Jumlah KK Miskin : 644 KK

3.2 Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas

Tanah Garam

21

Page 22: Makalah Ph 1

Dalam pelaksanaan program pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas

Tanah Garam terdapat 2 program puskesmas yaitu program wajib dan program

pengembangan, dimana pencapaian target pada masing-masing program wajib di

tahun 2014 adalah:

1. KIA dan KB

Kegiatan Program Kesehatan Ibu :

a. Kelas Ibu Hamil

b. Pelayanan ANC

c. Kunjungan Bumil Resti

d. Kunjungan Nifas

e. Pemantauan Stiker P4K/ANC Berkwalitas

f. otopsi verbal

g. Pembinaan BPS

h. Pembinaan GSI

Kegiatan Prog Kesehatan Anak

a. DDTK

b. Kelas Ibu Balita

c. Kunjungan rumah balita bermasalah

d. LBI

Keluarga Berencana

kegiatan :

1. Pelayanan dan konseling

2. Penanganan komplikasi ringan

NO Progra Kegiatan Pencapaian Target (%)

22

Page 23: Makalah Ph 1

m (%)

1 KIA

(Ibu)

K 1 102 95

K4 98 94

Persaalinan oleh Nakes 95,1 90

Kunjungan Nifas 92 89

Deteksi resti Ibu Hamil oleh

Nakes

25 20

Detyeksi resti Ibu hamil oleh

masyarakat

23 20

Kematian ibu hamil atau

bersalin atau nifas

- -

2 Anak Jumlah KN 1 99,2 90

Jumlah KN Lengkap 95,35 88

DDTK 4 kali/tahun 91,69 90

Pelayanan bayi 90,71 87

DDTK 2 kali/tahun 88,50 90

Yenkes anak balita 87,98 83

Jumlah kematian neonatus 2 -

Jumlah kematian bayi 3 -

Jumlah kematian balita - -

PWS KB

NO Keluraha

n

Jumla

h PUS

Peserta KB baru Peserta KB Aktif

Bln

lal

u

Bln

ini

Kum Bln

lalu

Bln

ini

Kum

Jml % Jml %

1. Tn.Gara 2746 21 11 254 9,2 1777 4 1781 64,8

23

Page 24: Makalah Ph 1

m

2. VI Suku 939 11 21 104 11,0 673 21 694 73,9

3. Sinapa

Piliang

230 4 1 24 10,4 161 - 159 69,1

Total 3645 36 33 306 10,4 2611 25 2636 72,3

2.Gizi Masyarakat

Kegiatan :

a. Penimbangan Masal & Pembr Vit A (bln Feb &

Agst)

b.pengukuran Status Gizi Murid TK/PAUD

c, pengukuran Status Gizi Siswa SLTP & SLTA

d. pemantauan Status Gizi Sekolah yg mendapat

PMT-AS

e. Kunjungan rumah Balita Gizi kurang dan buruk

serta Bumil KEK

f. Pemantauan Posyandu

g. Pemberian PMT Pemulihan

h. TFC

i. Pengambilan sampel garam RT untuk Survey GAKY

j. Kelas Gizi

Kegiatan rutin seperti :

- Pemberian vit A

- Pemberian tablet Fe

24

Page 25: Makalah Ph 1

- Pemantauan pertumbuhan balita

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tanah Garam

55 88.8

46.9

61.9

61.03

46.9

49.2

89 54.8

51.3

51.1

52.8

VI Suku

49.4

79.5

52.6

52.6

47.7

50 44.7

83.9

55.3

54.5

43.1

47.7

Sinapa Piliang

59.7

84.2

59.7

59.7

73.4

73.4

73.4

84.2

74.1

57.6

67.6

61.9

HC - TG

53.6

85.7

49.6

58.9

57.8

49.7

49.5

87.1

56.3

52.7

48.5

51.9

5

25

45

65

85

CAKUPAN D/S BULAN JANUARI s/d DESEMBER 2014DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANAH GARAM

TARGET: 85%A

xis

Tit

le

3. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Kegiatannya :

Program

Imunisasi

Program

P2P

Program TB

a. Pelayanan

Imunisasi

b. BIAS

c. TT WUS

d. Sweeping

e. Pelacakan

a. Sosialisasi P2P

dan Surveilans

b. Survey dan

Pemetaan wilayah

TB

c. Penyegaran

Kader TB

d. Penyuluhan HIV

– AIDS,IMS & TB

Kegiatan Program TB

a. Pelacakan Kasus Kontak

b. PMOProgram Rabies

a. Pelacakan Kasus

DBD :

Sosialisasi DBD

Pemantauan Jentik

PE

Pneumonia : penemuan dan

25

Page 26: Makalah Ph 1

KIPI untuk pemuda

e. Survey

Epidemiologi

f. PTM

g. Posbindu

penanganan kasus

Kusta : penemuan dan penanganan

kasus

HIV/AIDS & IMS:Penjaringan

Hasil Kegiatan

No Program Kegiatan Pencapaian Target (%)

1. P2M Penemuan Kasus BTA (+) 35,8 70

Angka bebas jentik (ABJ) 83,7 95

Penemuan kasus Pneumonia 31,5 75

Pengobatan Diare 100 100

Penangan Kasus DBD 100 100

Jumlah Kasus DBD 19 -

Penemuan Kasus Kusta - -

Rabies : Kasus Gigitan 43 -

Pemberian VAR/SAR 18/- -

IVA :Diperiksa hasil (+) 44 -

HIV/AIDS - -

Kunjungan 525 -

HIV (+) 1 -

2. Imunisasi Imunisasi Lengkap 94,5 85

HB O 80,4 90

BCG 98,8 95

DPT + HB 1 96,6 95

DPT + HB 3 94,4 90

Polio 3 94,4 90

Campak 94,1 90

BIAS Campak - -

BIAS DT/TT - -

TT WUS SMU - -

26

Page 27: Makalah Ph 1

UCI 100 100

4. Kesehatan Lingkungan

Kegiatan :

- inspeksi sanitasi dasar

- rumah sehat

- pemeriksaan TTU-TPM

- STBM

- Pengelolaan sampah RT

- Pembinaan dan Pengawasan kwalitas air

- Penyuluhan Hygiene sanitasi ke sekolah

- Penyuluhan kawasan sehat

Hasil Kegiatan

No Program TG VI SUKU SNP Pencapaian Target (%)

1 Akses Air

Bersih

100 100 100 100 92

2 Jamban

Keluarga

67,91 85,75 100 84,6 90

3 Pengel.

Limbah

57,16 56,92 57,69 57,12 75

4 Pengel.

Sampah

57,86 55,19 52,56 56,53 95

5 Rumah Sehat 69,55 80,98 83.65 74,55 80

6 TTU - - - 100 75

7 TPM - - - 86,67 65

27

Page 28: Makalah Ph 1

28

Page 29: Makalah Ph 1

HASIL PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI DEPOT AIR MINUM (DAM) ISI ULANGDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANAH GARAMPERIODE 2015

NO

NAMA

Januari Februari Maret April Mei JuniTotal Coliform/100ml

E.coli/100ml

Total Coliform/100ml

E.coli/100ml

Total Coliform/100ml

E.coli/100ml

Total Coliform/100ml

E.coli/100ml

Total Coliform/100ml

E.coli/100ml

Total Coliform/100ml

E.coli/100ml

1

DAM AZKA 2,2 2,2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2

TIRTA RISQI 0 0 0 0

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa 8,8 8,8

3AZWA 8,8 5

tidak di periksa

tidak di periksa 8,8 8.8 108 21

tidak di periksa

tidak di periksa 0 0

4 JBStidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

5 SNItidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa 0 0

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

6 F4 15 15 tidak di periksa

tidak di

0 0 0 0 tidak di periksa

tidak di

0 0

29

Page 30: Makalah Ph 1

periksa

periksa

7TREEFA 0 0

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

8

ALUNAQUA

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

9ZASQUA 38 0

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa 0 0

tidak di periksa

tidak di periksa 8,8 5

10

AILA FRESH 0 0

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa 0 0

11

AQUASRI

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

12

BERKAH 15 8,8

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa 0 0

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

13

KELURGA 15 15

tidak di periksa

tidak di periksa 0 0 0 0

tidak di periksa

tidak di periksa 0 0

14

ZAHRA 0 0

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

15

EMBUN

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa 0 0

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa 2,2 2,2

16

3 SAUDARA

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa 0 0

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa

tidak di periksa 0 0

30

Page 31: Makalah Ph 1

5.Promosi Kesehatan

Kegiatan ;

a. Penyuluhan ke Sekolah

b. Penyuluhan di Posyandu

c. Penyuluhan Keliling

d. Pembinaan Kelurahan model PHBS

e. KTR

f. Pelaksanaan kegiatan Kelurahan Siaga

Program Pengembangan

No Program

1 UKS

Skrining murid kelas 1

SD/SLTP/SLTA

Pembinaan Sekolah Sehat

Pelatihan Dokter Kecil/Kader Kesehatan

2. Perkesmas

asuhan keperawatan pada

keluarga

kunjungan rumah KK Resti

3 Kesehatan Jiwa

penemuan dini dan penanganan kasus jiwa

rujukan kasus jiwa

4 Kesehatan Indra Mata &Telinga

penemuan dan penangan kasus

rujukan

31

Page 32: Makalah Ph 1

5 Kesehatan Lansia

pelayanan di dalam dan luar gedung

pembinaan kelompok Lansia

Senam lansia

Penyuluhan Kesehatan Lansia

Deteksi Dini Kesehatan Lansia

6. PKPR

Pelatihan kader PKPR

Penyuluhan & konsultasi ke sekolah

Konsultasi bagi remaja

7. Kesehatan Gigi % Mulut

Dalam Gedung :

Pelayanan kedaruratan Gigi

Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut dasar

Pelayanan medik gigi dasar

Luar Gedung :

UKGS

UKGM

32

Page 33: Makalah Ph 1

3.3 Fokus Kajian Program Kesehatan Masyarakat

3.3.1 Identifikasi Masalah Kesehatan Masyarakat

program kegiatan Pencapaian target

P2Mpenemuan kasus BTA (+) 35,80% 70%penemuan kasus pneumonia 31,50% 75%

keslingpengelolaan limbah 57,12% 75%pengelolaan sampah 56,53% 95%pengawasan air minum 60% 100%

33

Page 34: Makalah Ph 1

3.3.2 Penetapan Prioritas Masalah

PRIORITAS MASALAH

NO

MASALAH

KRITERIA

MASALAH (1)

Penemuan kasus BTA (+) Rendah

MASALAH (2)

Penemuan kasus pneumonia

MASALAH (3)

Pengelolaan limbah

MASALAH (4)

Pengelolaan sampah

MASALAH (5)

Rendahnya Kualitas air minum(DAM)

1 Tingkat

Urgensi

(U)

2 3 2 2 5

2 Tingkat

Keseriuasa

n (S)

3 3 1 2 5

3 Tingkat

Perkemba

ngan (G)

3 3 2 1 5

U X S X G 18 27 4 4 125

34

Page 35: Makalah Ph 1

3.3.3 Penetapan Penyebab Masalah

35

MAN METHOD

MATERIAL MONEY LINGKUNGAN

Kurangnya pengetahuan pemilik DAM

-lingkungan kerja yang kurang memenuhi syarat.

Biaya pemeriksaan yang mahal

Tempat penyimpanan air baku dan alat-alat pengolahan yang

bermasalah

Tidak adanya sangsi yang diberikan pada

pemilik DAM

RENDAHNYA KUALITAS AIR

MINUM pada (DAM) di

wilayah kerja puskesmas tanah

garam

Kurangnya pengetahuan tenaga kerja tentang pentingnya menjaga

kebersihan

Kurangnya pengetahuan tenaga kerja tentang prosedur pengolahan air

minum yang baik

Page 36: Makalah Ph 1

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Penetapan Alternatif Pemecahan Masalah

No Variabel Penyebab

Alternatif Pemecahan

Masalah

Faktor

Penyebab

Penyebab Masalah

1. Manusia Kurangnya pengetahuan pemilik

DAM tentang prosedur

pengolahan air minum yang baik

Masih rendahnya pengetahuan

tenaga kerja / karyawan DAM

tentang pentingnya perlindungan

Memberikan penyuluhan

kepada pemilik mengenai

prosedur pengolahan air

minum yang benar

Memberikan edukasi

kepada tenaka kerja /

karyawan DAM mengenai

36

Page 37: Makalah Ph 1

diri serta kebersihan selama

tindakan dalam proses

pengolahan air minum.

Kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang DAM yang

memenuhi syarat layak konsumsi

prosedur perlindungan diri

dan kebersihan selama

proses pengolahan air

minum.

Memberikan sosialisasi

kepada tokoh masyarakan

tentang DAM yang

memenuhi syarat.

2 Metode Kurangnya pengetahuan tenaga kerja tentang prosedur pengolahan air minum yang baik

Mengadakan edukasi kepada

para pekerja DAM tentang

prosedur pengolahan air yang

baik dan sesuai standar

3. Material Tempat penyimpanan air baku dan Pengecekan tempat

37

Page 38: Makalah Ph 1

alat-alat pengolahan yang bermasalah

penyimpanan air baku dan

kualitas air baku secara

berkala serta pengecekan alat-

alat pengolahan yang

bermasalah.

4. Dana Biaya pemeriksaan yang mahal Memberikan anggaran dana

untuk pemeriksaan rutin.

5 Lingkungan lingkungan kerja yang kurang memenuhi syarat.

Memberikan penyuluhan

tentang lingkungan kerja,

terutama bangunan, ventilasi,

sanitasi, perlindungan diri dan

kebersihan selama melakukan

pengolahan air minum.

38

Page 39: Makalah Ph 1

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

39

Page 40: Makalah Ph 1

NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN LOKASI PENANGGUNG

JAWAB

PELAKSANA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1

Melaksanaan pengawasan kualitas air minum (DAM) di wilayah kerja tanah garam

Meningkatk

an

pengawasa

n kualitas

air

minum(DAM

)

Pemilik

DAM

DAM di

wilayah

kerja

Puskesm

as tanah

garam

Pimp sanitarian

X X X X X X

40

Page 41: Makalah Ph 1

4.2 PEMBAHASAN

Kualitas Air Minum Isi Ulang Pada Depot Air Minum

3.1.1 Hubungan Sumber Air Baku Dengan Kualitas Air Minum Isi Ulang

Air baku adalah air yang diambil dari sumber yang terjamin

kualitasnya.air baku yang sering digunakan oleh DAM merupakan air yang

telah diolah lebih lanjut dan kemudian digunakan sebagai air baku untuk air

minum isi ulang.

Kualitas air baku pada DAM seharusnya memenuhi persyaratan air bersih

meliputi syarat fisik,kimia,mikrobiologi,maupun radioaktivitas seperti yang

telah diatur dalam Permenkes RI Nomor 492/MENKES/PER/2010.

Berdasarkan pengamatan pada formulir laik higiene sanitasi dibeberapa

DAM,sumber air baku yang digunakan oleh DAM biasanya berasal dari air

tanah ataupun mata air pegunungan yang telah diproses kemudian

didistribusikan kepada beberapa Dam melalui tanki.dari 16 DAM

menggunakan air peggunungan.hal tersebut mungkin dianggap lebih praktis

dan tidak merepotkan dalam memproses sumber air menjadi air baku yang

siap digunakan menjadi bahan baku air minum isi ulang,berbeda hal nya

apabila air tanah yang dijadikan sebagai sumber air baku karena harus melalui

beberapa tahapan seperti filtrasi,sedimentasi,dan desinfeksi.selain itu,air baku

yang berasal dari mata air pegunungan kualitasnya dianggap lebih baik

terutama dalam hal kandungan bakteriologis bila dibandingkan dengan air

tanah atau sumber air baku lainnya.

Air bersih yang berasal dari sumber mata air pegunungan harus dibuktikan

dengan sertifikat sumber air dari pengelola sumber air baku yang harus

disertakan dalam pengiriman air baku ke tempat DAM.selain itu air baku yang

baik seharusnya berada dlam kondisi yang baik dalam arti telah memenuhi

persyaratan yang berlaku,untuk air baku yang berasal dari mata air

41

Page 42: Makalah Ph 1

pegunungan perlu diperhatikan bagaimana cara pengangkutannya,alat

pengangkut yang digunakan,serta telah memiliki hasil uji bakteriologis.

4.1.2 Hubungan Tandon Air Baku Dengan Kualitas Air Minum Isi Ulang

Tandon air baku merupakan tempat penampungan air pertama yang harus

dilindungi dari sinar matahari,serangga,dan tidak menjadi tempat perindukan

nyamuk.tandon harus terbuat dari bahan tara pangan (food grade) dan bebas dari

bahan-bahan yang dapat mencemari air seperti poly carbonate,poly vinyl

carbonate, atau stainles steel.

Tandon air baku memiliki beberapa persyaratan yang harus dipenuhi,

diantaranya adalah tandon yang digunakan khusus untuk keperluan air minum,

mudah dibersihkan, harus memilikilubang pengisian dan pengeluaran,serta

pengisian dan pengeluaran air harus melalui kran (Menperindag,2004).sedangkan

untuk parameter waktu penyimpanan air baku disarankan air tersebut tidak boleh

terlalu lama disimpan dlaam tandon air,meskipun tidak ada persyaratan khusus

yang mengatur mengenai waktu penyimpanan air dalam tandon air baku.

4.1.3 Hubungan Sanitasi Depot Dengan Kualitas Air Minum Isi Ulang

Higiene dan sanitasi pada dasarnya tidak dipisahkan antara satu sama

lainnya.higiene dan sanitasi merupakan upaya kesehatan untuk mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan,

penyimpanan dan pembagian air minum (Purwana,2003).

Kata sanitasi diambil dari bahasa latin yaitu “sanitas” yang berarti kesehatan

(Gravani & Marriot,2006).dalam aplikasinya pada usaha DAM,sanitasi dapat

diartikan sebagai upaya penciptaan dan pemeliharaan kondisi bersih dan sehat dari

semua objek yang dapat menyebabkan kesakitan dan mencegah kontaminasi

mikroorganisme yang dapat menyebabkan waterborne disease.berdasarkan buku

42

Page 43: Makalah Ph 1

pedoman pengawasan higene dan sanitasi depot air minum disyaratkan bahwa

DAM harus berlokasi didaerah yang bebas dair pencemaran seperti daerah yang

tergenang,tempat pembuangan sampah,tempat penimbunan bahan beracun

berbahaya (B3),atau daerah yang rawan menimbulkan pencemaran terhadap air

minum.

Konstruksi bangunan harus kuat,aman,mudah dibersihkan,serta mudalh dalam

pemeliharaannya.Lantai harus selalu dalam keadaan bersih,bahan lantai harus

kedap air,permukaan rata,tidak licin,tidak meyerap debu,serta kelandaiannya

cukup sehingga mudah dibersihkan,tidak diperbolehkan meletakkan benda-benda

yang tidak berhubungan dengan proses produksi.Langit-langit terbuat dari bahan

yang mudah dibersihkan dan desain yang sederhana.didalam ruang

produksi ,pencahayaan diusahakan mendapatkan cahaya baik allami maupun

buatan minimal 10-20 foot candle (100-200 lux).selain itu ventilasi juga harus

diperhatikan sehingga dapat menjaga suhu yang nyaman (Depkes,2006)

4.1.4 Hubungan Perorangan Dengan Kualitas Air Minum Isi Ulang

Higiene perorangan adalah salah satu faktor yang berisiko terjadinya

kontaminasi bakteri E.coli pada air minum .higiene perorangan dapat diartikan

sebagai upaya perilaku positif yang dilakukan oleh seseorang untuk hidup bersih

dan sehat.

Berdasarkan penilaian pada formulir laik higiene sanitasi DAM,variabel

karyawan terdiri atas beberapa kriteria yaitu PHBS,kesehatan karyawan,serta

pengetahuan karyawan terhadp higiene dan sanitasi.

Parameter kesehatan karyawan ,terutama yang berhubungan dengan produksi

harus selalu dalam keadaan sehat,bebas dari luka,penyakit kulit,atau hal lain yang

diduga dapat mengakibatkan pencemaran terhadap air minum.parameter PHBS

serta pengetahuan higiene sanitasi karyawan diataranya adalah mencuci tangan

sebelum bekerja,karyawan tidak diperbolehkan merokok,mkan,meludah atau

melakukan tindakan lain yang dianggap dapat menyebabkan kontaminasi terhadap

air minum.

43

Page 44: Makalah Ph 1

4.1.5 Hubungan Alat Produksi Dengan Kualitas Air Minum Isi Ulang

Peralatan produksi sangat berperan penting dalam mengolah air baku menjadi

air minum.apabila kondisi peralatan dalam keadaan baik maka diharapkan kualitas

AMIU yang dihasilkan juga baik.

Berdasarkan Keputusa Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.

651/MPP/Kep/10/2004 tentang persyaratan teknis depot air minum dan

perdagangan menyebutkan bahwa pengolahan air Minum pada DAM meliputi

penampungna air baku,filtrasi,desinfeksi dan pengisian.

Sertifikat alat produksi merupakan parameter dalam variabel alat

produksi,namun masih banyak DAM yang belum memiliki sertifkat

tersebut.sertifikat tersebut digunakan sebagai kontrol bagi instansi terkait terutama

Dinas Kesehatan untuk melihat apakah alat produksi yang digunakan sesuai

dengan spesifikasi minimal yang dibutuhkan untuk dapat mengolah air baku

menjadi air minum yang siap minum dan memenuhi syarat kesehatan.

Proses desinfeksi bertujuan untk menghilangkan mikroorganisme yang ada

dalam air baku sehingga air yang dikonsumsi sudah terbebas dari bakteri

patogen.untuk mematikan bakteri yang ada pada air baku,DAM menggunakan

lampu UV,ozon atau sistem osmosis blaik (reverse osmosis).lampu UV yang

digunakan adalah UV C dengan panjang gelombang berkisaran antara 260-280

nm(Athena,2004).Lampu UV ini memilik batas pemakaian,apabila waktu

pemakaian telah habis maka harus segra diganti,jika tidak pemakaiannya akan

menjadi kurang efektif.

Untuk pemakaian mikrofilter pada setiap DAM beberda-beda karena belum

adanya standar yang mengatur penggunaan jumlah dan ukuran mikrofilter yang

harus dipasang pada setiap peralatan produksi AMIU.semakin lengkap ukuran

filter yang digunakan (10-0,1 mikro) maka filter tersebut dapat menyaring bakteri

ataupun partikel-partikel halu lain yang ada didalam air .sma seperti lampu

UV,mikro filter pun memiliki masa pemakaian yang apabila waktunya telah habis

maka harus dilakukan penggantian agar sempurna dalam menyaring partikel-

partikel atau bakteri lain yang terkandug dalam air minum.

44

Page 45: Makalah Ph 1

Permukaan peralatan yang selalu kontak dengan bahan baku dan air minum

harus selalu dalam keadaan bersih dan disanitasi setiap hari.permukaan yang

kontak dengan air minum harus bebas dari kerak,oksidasi ataupun residu lain.

3.2. Rencana kegiatan dan penanggulangan

a. Tenaga kesehatan memberikan pengarahan kepada setiap Depot Air

Minum tentang kualitas Air minum yang Laik hygeine dan sanitasi.

b. Tenaga kesehatan memberikan pengarahan bagaimana pengolahan Air

Minum Isi Ulang.

c. Tenaga kesehatan memberikan pengarahan tentang bagaimana cara

pengambilan Air Isi Ulang yang baik kepada pemiliki Depot.

3.3 Faktor Penghambat dan Permasalahan

a. Pemilik Depot tidak bersedia untuk dilakukan pemeriksaan kualitas Depot

Air Minum nya.

b. Pemilik Depot tidak bersedia untuk dilakukan pemeriksaan karena alasan

harus membayar uang Rp 50.000 untuk pemeriksaan Air Minum di

Laboratorium.

c. Pemilik Depot tidak ada ditempat

d. Pengolahan Air nya tidak ada.

e. Peralatan Depot seperti lampu UV,saringan dan microfilter harus dipantau

3 bulan sekali.

3.4 Evaluasi

Pemililk depot harus memperhatikan :

45

Page 46: Makalah Ph 1

a. peralatan depot setiap bulan nya.karena dapat mempengaruhi kualitas air

minum.

b. kebersihan diri dan lingkungan ditempat kerja.

c. Air minum yang sudah siap untuk dikonsumsi oleh masyarakat tidak boleh

terkena sinar matahari langusng karena dapat mempengaruhi kualitas air

minum,

BAB V

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Dari pemeriksaan bakteriologi yang dilakukan pada bulan januari

ditemukan 6 DAM yang bermasalah yaitu DAM Azka, DAM Azwa, DAM F4,

DAM Berkah, DAM Keluarga, DAM Zasqua. Pada bulan februari tidak ada

DAM yang bermasalah. Dari pemeriksaan bakteriologi yang dilakukan pada

bulan maret dan april ditemukan 1 DAM yang bermasalah yaitu DAM Azwa.

Dari pemeriksaan bakteriologi yang dilakukan pada bulan mei tidak

ditemukan DAM yang bermasalah. Dari pemeriksaan bakteriologi yang

dilakukan pada bulan juni ditemukan 3 DAM yang bermasalah yaitu DAM

46

Page 47: Makalah Ph 1

Tirta Rizki, DAM ZasQua dan DAM Embun.sedangkan pada bulan juli

ditemukan 3 DAM yang bermasalah dari pemeriksaan bakteriologis.tidak

sebagian DAM yang tidak memenuhi syarat laik hygiene dan sanitasi.

4.2 SARAN

1.Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca

dalam memahami kualitas air minum yang layak dikonsumsi oleh

masyarakat.dan mana yang tidak layak dikonsumsi

masyarakat.sehingga tidak terjadi lagi permasalahan yang terjadi

akibat kualitas air minum

2.Adanya peraturan pemerintah mengenai standar dan sangsi terhadap

DAM yang tidak memenuhi syarat.

3.Adanya sosialisasi

4.Dinas Kesehatan kota solok dan instansi yang terkait diharapkan

selalu memberikan pengarahan kepada masing-masing DAM baik

pemilik ataupun karyawan yang akan membuat atau memperpanjang

sertifikat laik higiene sanitasi dan menitikberatkan pada faktor higiene

perorangan serta manajemen dan pengendalian mutu agar kualitas

produk AMIU berasal dari DAM selalu terlindungi.

47