makalah pengelolaan kelas

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru yang sebagian besar terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran. Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas merupakan masalah tingkah laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk me n ciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pengajaran efisien dan terjadi proses pembelajaran yang efektif di kelas . Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif. Tugas utama dan paling sulit bagi guru adalah pengelolaan kelas, lebih-lebih tidak ada satu pun pendekatan yang dikatakan paling baik. Manajemen kelas diperlukan karena dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Hari ini siswa dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya dimasa mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. 1

Upload: afdalfadli

Post on 03-Oct-2015

108 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN A. Latar BelakangSekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru yang sebagian besar terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran.Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas merupakan masalah tingkah laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pengajaran efisien dan terjadi proses pembelajaran yang efektif di kelas. Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif. Tugas utama dan paling sulit bagi guru adalah pengelolaan kelas, lebih-lebih tidak ada satu pun pendekatan yang dikatakan paling baik.Manajemen kelas diperlukan karena dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Hari ini siswa dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya dimasa mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional siswa.Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting.Di sini jelas bahwa pengelolaan kelas yang efektif merupakan persyaratan mutlak bagi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif pula. Maka dari itu pentingnya pengelolaan kelas guna menciptakan suasana kelas yang kondusif demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru dengan memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi kelangsungan proses pembelajaran. Hal ini berarti setiap guru dituntut secara profesional mengelola kelas sehingga terciptanya suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses pembelajaran yang optimal.

B. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud pengelolaan kelas?2. Apa sajakah tujuan pengelolaan kelas yang efektif?3. Bagaimana peran guru dalam pengelolaan kelas?4. Bagaimana kompetensi dan sikap yang harus dimiliki guru?5. Bagaimana syarat kelas yang baik untuk menciptakan kelas yang nyaman dan menyenangkan?6. Bagaimana pengelolaan kelas untuk pembinaan disiplin kelas?7. Bagaimana prinsip-prinsip disiplin kelas sebagai wujud manajemen kelas?8. Bagaimana pemeliharaan budaya disiplin dan usaha kuratif terhadap pelanggaran disiplin kelas?

C. Tujuan Penulisan1. Memahami pengertian pengelolaan kelas2. Mengetahui tujuan pengelolaan kelas yang efektif3. Mengetahui peranan guru dalam pengelolaan kelas4. Memahami kompetensi dan sikap yang harus dimiliki guru5. Memahami syarat kelas yang baik untuk menciptakan kelas yang nyaman dan menyenangkan6. Memahami pengelolaan kelas untuk pembinaan disiplin kelas7. Mengetahui prinsip-prinsip disiplin kelas sebagai wujud manajemen kelas8. Memahami pemeliharaan budaya disiplin dan usaha kuratif terhadap pelanggaran disiplin kelas.

BAB IIPEMBAHASAN A. Pengertian Pengelolaan KelasKeberhasilan pembelajaran membutuhkan pengelolaan kelas yang baik. Keluhan keluhan dalam pengelolaan kelas semestinya tidak perlu terjadi. Jika pun terjadi, guru sebagai pihak yang paling berperan harus dapat meminimalisasi hal tersebut. Meskipun demikian, peran siwa dan semua stakeholder disekolah tetap sangat diharapkan. Guru tidak dapat bekerja sendiri dalam pengelolaan kelas, demikian sebaliknya, siswa atau pun stakeholder lainya tidak bisa bekerja tanpa bantuan komunitas lainnya. Pengelolaan kelas sering sekali dipahami sebagai pengaturan ruangan kelas yang berkaitan dengan sarana seperti tempat duduk, lemari buku, dan alat alat mengajar. Pada hal, pengelolaan kelas, bagaimana guru merencanakan, mengatur dan melakukan berbagai kegiatan di kelas, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dan berhasil dengan baik. Pengelolaan kelas adalah segala usaha yang diaahkan untuk memotivasi siswa belajar dan mewujudkan susasa pembelajaran aktif, kreatif, enak , dan menyenanagkan. Dengan demikian, pengelolaan kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses pembelajaran secara sistimatis. Usaha sadar itu diarahkan pada penyiapan alat dan bahan belajaran termasuk media pembelajaran, pengaturan ruang belajaran, pengaturan waktu, dan mewujudkan kondisi pembelajaran aktif, kreatif, enak, dan menyenangkan.Istilah bahasa inggris untuk pengelolaan kelas adalah classroom management. Pengertian pengelolaan atau management umumnya mengacu pada kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian, pengawasan, dan penilaian. Wiford A. Weber ( James M. Cooper, 1995 : 230 ) mengemukakan bahwa Classroom management is a complex set of behavior the teacher uses to establish and maintain efficianly that will enable them to learn . artinya, pengelolaan kelas merupakan sekumpulan perilaku komplex yang di gunakan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi kelas sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efisien.

B. Tujuan Pengelolaan KelasGuru hendaknya memperhatikan tujuan pengelolaan kelas sebagai berikut1. Mengatur fasilitas kelas dan media pembelajaran yang mendukung dan memungkinkan peserta didik belajar dengan baik2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menggangu terwujudnya interaksi belajar mengajar3. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya semaksimalnya4. Membimbing dan membina peserta didik sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, dan sifat-sifat individunya.

C. Peran GuruPenanggung jawab dalam kegiatan pembelajaran adalah guru, sehingga guru mempunyai peran yang sangat besar dalam pengelolaan kelas. Guru harus kreatif dan penuh inisiatif dalam mengelola kelas, karena gurulah yang mengetahui secara pasti situasi dan kondisi kelas termaksud keadaan peserta didik dengan segala latar belakang dan sifat-sifat individunya. Ada beberapa peran guru yang harus dilakukan sebagai pengelola kelas sebagai berikut1. Sebagai pengajarGuru wajib menyampaikan sejumlah materi pelajaran sesuai dengan Garis-garis Besar Program Pengajaran yang tercantum dalam Kurikulum yang sedang berlaku. Baik yang berupa pengetahuan (kognitif) maupun keterampilan (skill) yang harus dikuasai peserta didik. Untuk melaksanakan peran guru sebagai pengajar, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru sebagai berikut.a. Menyusun program Satuan Pembelajran selama kurun waktu tertentu secara berkelanjutanb. Membuat rancangan pembelajaran untuk tiap satukali pertemuan yang disertai serta penggunaan metode yang cocok dengan materi pelajaran yang akan diajarkanc. Menyiapkan alat dan bahan serta media pembelajaran yang dpat membantu terlaksananya pembelajaran yang eefektif.d. Merencanakan alat evaluasie. Menyiapkan program pengajaran remedial dan pengajaran pengayaan.2. Sebagai PendidikPeran guru bukan saja mengajar, tetapi juga mendidik peserta didik menjadi manusia dewasa yang cakap dan berbudi pekerti luhur. Dalam hal ini guru berperan dalam pembentukan sikap, mental, dan watak peserta didik. Sehingga guru harus selalu memperhatikan sikap, tingkah laku, ketertiban, dan kedisiplinan peserta didik. Disamping itu, guru juga harus memperhatikan kebiasaan kebiasaan, kelainan kelainan, kekhususan kekhususan, kelebihan kelebihan, dan kekurangan peserta didiknya. 3. Sebagai pemimpinGuru adalah pemimpin dan penanggung jawab utama di kelasnya. Oleh karena itu segala yang terjadi di kelas yang berkaitan dengan peserta didik secara langsung atau tidak langsung menjadi tanggung jawab guru. Sehubungan dengan itu, guru harus banyak tahu tentang latar belakang peserta didiknya, baik segi ekonomi, sosisal, maupun budaya. Sebagai pemimpin kelas guru harus mengadakan hubungan dengan sekolah lain, masayarakat sekitar sekolah termasuk pemanfaatan sumber daya yang ada di sekitar lingkungan. 4. Sebagai fasilitatorSebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran, agar dapat melaksanakan peran sebagai fasilitaor dalam proses pembelajaran, ada beberapa hal yang harus di pahami, khususnya hal hal yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber pembelajaran.a. Guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajaran beserta fungsi masing masing media tersebut.b. Guru perlu mempunyai keterampilan dalam merangcang suatu mediac. Guru di tuntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar. d. Sebagai fasilitator, guru di tuntuk mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa.5. Sebagai MotivatorDalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuan nya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar, sehingga ia tidak berusaha untuk mengarahkan segala kemampuannya. Dengan demikian, biasa dikatakan siswa yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh kemampuannya yang rendah pula, tetapi tidak adanya dorongan atau motivasi. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru di tuntut untuk kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. Dibawah ini dikemukakan beberapa petunjuk. a. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai b. Membangkitkan minat siswa c. Ciptakan susana yang menyenangkan dalam belajard. Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswae. Berikan penilaianf. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswag. Ciptakan persainagan dan kerja sama

D. Kompetensi dan Sikap yang Harus Dimiliki Guru1. Menguasai kurikulumKurikulum sebagai acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran mempunyai kedudukan yang sangat penting dari keseluruhan program pendidikan dan pengajaran disekolah. Oleh karena itu guru harus menguasai benar Kurikulum dan Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) yang merupakan pedoman untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Tana penguasaan yang bai terhadap kurikulum yang sedang berlaku, maka guru akan mengalami kesulitan dan kurang terarah dalam menyampaikan materi pelajaran kepada pesrta didik. 2. Menguasai pengelolaan program pembelajaranDengan adanya kemampuan pengelolaan program pembelajaran, maka hampir dapat dipastikan bahwa guru mampu menentukan tujuan pembelajaran yang dikehendaki dalam kurikulum, menentukan materi pelajaran, memilih metode yang sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran, serta mampu merancang alat evaluasi dan melaksanakannya.3. Menguasai materi pelajaranGuru tidak hanya dituntut untuk menyelesaikan bahan pelajaran yang telah ditetapkan, tetapi juga harus menguasai dan menghayati secara mendalam semua materi yang akan diajarkan. 4. Menguasai metode pembelajaranUntuk dapat menciptakan multi interaksi dalam proses pembelajaran dan pembelajaran berlangsung efektif dan efisien, maka guru harus menguasai metode pembelajaran. Selain menguasai metode pembelajaran, guru juga harus mampu memilih metode yang tepat sesuai dengan materi, tingkat kemampuan peserta didik, lingkungan, dan kondisi sekolah, serta membuat rancangan pembelajaran kemuadian diperbaiki, dan disempurnakan jika itu diperlukan.5. Menguasai penggunaan media pembelajaranPenggunaan media pembelajaran dapat merangsang minat dan memotivasi belajar peserta didik serta pemahamannya terhadap apa yang sedang dipelajarinya. Disamping itu, dapat meningkatkan daya ingat peserta didik terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya. Pada proses pembelajaran IPA khususnya Biologi, guru seyogyanya menggunakan media pembelajaran yang dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Media pembelajaran dapat berupa gambar, charta, barang awetan, dan bahkan benda aslinya kalau memungkinkan itu diadakan.Seperti yang digambarkan oleh Edgar dale bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme, artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut. Oleh karena itu, peranan media pembelajaran sangat diperlukan dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Secara khusus fungsi dan peran media pembelajaran yakni, (a) menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu. (b) memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu, dan (c) menambah gairah dan motivasi belajar siswa.Setelah mengetahui fungsi dan peran media pembelajaran, guru juga harus ditekankan untuk mengetahui prinsip-prinsip pengguanaanya, agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, diantaranya:a. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.b. Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaranc. Media pembelajaran harus sesuai dengan mina, kebutuhan, dan kondisi siswad. Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisiene. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya.6. Menguasai landasan-landasan kependidikanKetika guru hendak melakukan pembelajaran maka perlu memperhatikan banyak hal diantaranya adalah usia dan kemampuan peserta didik dan psikologi belajar. Suatu rancangan pembelajaran yang disusun dengan sangat bagus dan dibawakan oleh guru yang terampil, akan lebih sempurna jika memperhatikan kemampuan dan persiapan peserta didiknya.7. Mampu melakukan kegiatan pengelolaan kelasKegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalampengelolaan kelas diantaranya sebagai berikut: (a) mengatur tempat duduk peserta didik sesuai dengan karakteristik peserta didik; (b) menghidupkan kegiatan kelas; (c) mengatur situasi kelas secara teratur dan tertib; (d) mengecek kehadiran peserta didik; (e) mengatur tata cara berbicara dan tanya jawab; (f) memberikan tugas kepada peserta didik dengan tertib dan lancar; (g) mengatur pendenstribusian alat dan bahan pembelajaran; dan (h) mengumpulkan hasil pekerjaan peserta didik, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan tersebut.8. Menguasai tata cara penilaian proses dan hasil belajarSeorang guru harus mampu mengukur dan menilai kemajuan peserta didiknya melalui pengukuran dan penilaian pekerjannya, terutama menyangkut kegiatan belajar mengajar, baik saat proses pembelajaran berlangsung maupun hasil akhirnya. Dengan demikian haru menguasai teknik-teknik atau tata cara evaluasi belajar.9. Mampu melakukan Bimbinga dan KonselingBimbingan dan konseling (BK) tidak hanya dapat dilakukan oleh guru BK tetapi juga guru mata pelajaran lainnya. Oleh karena itu setiap guru seyogyanga mengetahui fungsi dan program bimbingan dan konseling sekolah terutam mencakup fungsi: preventif, kuratif, pengembangan, pemeliharaan, dan penyesuaian.10. Mampu melaksanakan administrasi sekolahKemampuan atau kompetensi guru dalam mengenal dan melaksanakan adminitrasi sekolah adalah mencakup kegiatan penertiban administrasi nilai proses dan hasil belajar peserta didik dan kegiatan akademik laiinya. Adanya kemampuan guru dalam melaksanak kegiatan administrasi di bidang kurikuler, sangat membantu staff tata usaha dan kepala sekolah dalam menyelenggarakan administratif dan supervisi di sekolah.

E. Kelas yang Nyaman dan MenyenangkanKelas merupakan taman belajar bagi peserta didik dan menjadi tempat mereka bertumbuh dan berkembang, baik secara fisik, intelektual, maupun emosional. Oleh karena itu, kelas harus dikelola sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan taman belajar yang menyenangkan.1. Penataan Perabotan KelasPerabotan kelas adalah segala sesuatu perlengkapan yang harus ada dan diperlukan di dalam kelas untuk mendukung kesuksesan proses pembelajaran. Berikut ini perabotan kelas yang perlu ditata.a. Papan tulis, kapur atau spidol, dan penghapusb. Meja dan kursi guruc. Almari kelasd. Meja dan kursi peserta didike. Gambar Presiden dan Wakil Presiden beserta lambang Garuda Pancasilaf. Papan absensig. Daftar piket peserta didikh. Kalender pendidikani. Tempat cuci tangan dan lap tanganj. Tempat sampahk. Sapu dan bulu ayaml. Tata tertib pesserta didik yang disusun dan disepakati bersama antara guru dan peserta didikm. Gambar-gambar lain/alat peraga/hasil karya peserta didik2. Pengooragisasian Kelas Peserta DidikUntuk mencipatakan kelas yang nyaman dan menyenangkan maka guru dapat melakukan pengorganisasian kelas, seperti yang diuraikan berikut ini.a. Tempat Duduk Peserta DidikPenempatan peserta didik di kelas, pada dasarnya harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Peserta didik tidak harus menempati tempat duduk yang sama sepanjang tahun, harus ada perubahan, minimal ada perubahan di setiap semester. Diusahakan tidak ada peserta didik yang duduk sendirian/tidak ada pasangannya, kalau terpaksa dia harus duduk di depan dan bergantian dengan temannya. Peserta didik yang lebih pendek atau punya kekurangan dalam pandangan (berkacamata) atau kurang pendengarannya diutamakan di depan. Peserta didik yang suka merenung/melamun, kurang memperhatikan penjelasan guru jangan ditempatkan terlalu di belakang.b. Mengenal Sifat dan Tingkah Laku Peserta Didik di KelasGuru harus mengenal sikap, sifat, dan perilaku peserta didiknya di kelas agar dapat memberikan bimbingan dan penanggulangan masalah jika diperluka. Berikut ini sifat dan tingkah laku pesrta didik yng perlu menapat perhatian. Pendiam/pemalu: guru harus sring bertanya dan memberi kesempatan kepada peserta didik yang pemalu, supaya dapat aktif, tidak malu bertanya dan berani tampil. Perenung: guru harus memperhatikan peserta didik ini dengan banyak bertanya kepadanya dan memberikan perintah khusus. Perintah-perintah disampaikan secara klasikal, kemudian diulangi secara khusus oleh peserta didik seperti ini. Sangat aktif: peserta didik seperti ini ada kecenderungan tidak serius melaksanakan tuga-tugasnya dan tidak mau tenang. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan peserta didik seperti ini. Pemalas: biasanya peserta didik pemalas juga mempunyai sifat perenung, walaupun tidak selalu demikian, karena ada juga pesrta didik sangat aktif tapi pemalas. Guru harus memberikan perhatian khusus kepada peserta didi seperti ini.

3. Belajar Secara Klasikal dan IndividualPelaksanaan belajar di kelas, pada kenyataanya sehari-hari sulit dipisahkan antara belajar klasikal dengan belajar indivdu. Walaupun bentuk belajar adalah klasikal dalam arti guru memberikan penjelasan dan perintah kepada seluruh peserta didik dan mereka duduk secara klasikal, namun kenyataanya peserta didik mengerjakan tugas-tugas secara individual. Oleh karena itu guru harus pula meneliti, memeriksa, dan memperhatikan kerja peserta didik secara individual juga.4. Mempersiapkan manajemen kelas yang efektifa. Menetapkan aturan dan prosedurKelas membutuhkan aturan dan prosedur untuk mengatur berbagai kegiatan penting. Seperti yang digunakan di sini, rules (aturan) adalah pernyataan yang menyebutkan apa yang diharapkan untuk dilakukan atau untuk tidak dilakukan oleh siswa. Biasanya, aturan dibuat secara tertulis, dimengerti dengan jelas oleh siswa, dan dibuat minimun. Prosedur, dilain pihak, adalah cara untuk menyelesaikan pekerjaan atau kegiatan lainnya. Hal ini jarang yang dibuat dalam bentuk tertulis, tetapi pengelolaan kelas yang efektif menghabiskan cukup banyak waktu untuk mengajarakan berbagai prosedur kepada siswa, dengan cara yang sama seperti yang mereka gunakan untuk mengajarkan materi akademik. Gerakan siswa, kapan siswa boleh bicara, dan apa yang dilakukan selama jan sela, adalah beberapa kegiatan terpenting yang membutuhkan aturan untuk mengatur perilaku dan prosedur untuk membuat pekerjaan berjalan efisien.b. Pembicaraan siswaSiswa yang berbicara pada waktu yang tidak tepat atau sengaja bertanya untuk memperlambat kecepatan pembelajaran menimbulakan masalah manajemen kelas yang paling menggangu bagi guru. Pengelolaah kelas yang efektif memiliki sejumlah aturan yang jelas, yang mengatur kapan siswa boleh berbicara. Kebanyakan guru mempreskripsikan kapan bicara dilarang, kapan bicara rendah diizikan dan disarankan, dan kapan boleh bebas berbicara. Pengelolaan kelas yang efektif juga memiliki prosedur yang membuat pembicaraan di kelas lebih memuaskan dan produktif, misalnya berbicara satu per satu selama diskusi, mendengarkan ide-ide orang lain, mengangkat tangan, dan menggunakan giliran untuk berbicara.c. Memulai pelajaranMemulai pelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk mencipatakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai kompetensi yang diharapkan.Secara khusus tujuan membuka pelajaran adalah untuk:a) Menarik perhatian siswa, yang bisa dilakukan dengan: Meyakinkan siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan beguna untuk dirinya Melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi sisiwa, misalnya alat bantu Melakukan interaksi yang menyenangkanb) Menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan: Membangun suasana akrab sehingga siswa merasa akrab, misalnya menyapa dan berkomunikasi secara kekeluargaan. Menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan. Mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa.c) Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, yang dapat dilakukan dengan: Mengemukan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan. Menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran, sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan. Menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajaran berlangsusng.d. Mengakhiri pelajaranAkhir pelajaran merupakan waktu yang tidak stabil di kebanyakan kelas. Kadang-kadang guru bergegas menyelesaikan pelajaran yang berjalan melampaui waktu yang dialokasikan. Guru-guru efektif mengantisipasi potensi masalah manajemen yag terkait dengan akhir pelajaran dengan memasukkan prosedur-prosedur berikut di dalam pola pengoorganisasian kelas: Menyisihkan waktu yang cukup untuk menyelesaikan kegiatan penutup, seperti mengumpulkan buku-buku, kertas-kertas, dan semacamnya. Memberikan pekerjaan rumah lebih awal sehingga ketidakjelasan dapat diatasi sebelum menit terakhir pelajaran Menetapkan prosedur rutin untuk mengumpulakn pekerjaan siswa (misalnya meletakkan sebuah kotak di samping pintu dan siswa harus memasukkan pekerjaanya disana), sehingga waktu pelajaran tidak dikorbankan untuk kegiatan itu Menggunakan prosedur memberi isyarat untuk menyiagakan siswa bahwa akhir pelajaran akan segera tiba dan beberapa tugas tertentu perlu diselesaikan sebelum mereka meninggalkan kelase. Mengelola kelasPengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat menggangu suasan pembelajaran. Terdapat beberapa jenis perilaku yang mengganggu iklim belajar mengajar seperti:a) Tidak adanya perhatianPerilaku ini dapat peserta didik tunjukkan dengan tindakan-tindakan tertentu, misalnya mengobrol ketika guru sdang menjelaskan atau melakukan aktivitas lain yang tidak ada kaitannya dengan materi pembelajaran. Perilaku ini dapat bersumber dari kurangnya motivasi belajar siswa.b) Perilaku menggangguPerilaku ini dapat mengganggu dapat muncul dari beberpa faktor, diantaranya: Kondisi psikologi siswa, misalnya siswa yang ingi diperhatiakan atau mencari perhatian orang (MPO) Siswa pernah mengalami perlakuan yang tidak mengenakkan dari guru, sehingga secara tidak sadar ia mempunyai perasaan semacam balas dendamUntuk menghindari perilaku-perilaku tersebut,maka dalam pengelolaan kelas dapat dilakukan teknik-teknik berikut ini. Penciptaan kondisi belajar yang optimal Memusatkan perhatian Memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas Memberi teguran dan penguatan

F. Pengelolaan Kelas untuk Pembinaan Disiplin KelasPengelolaan atau manajemen kelas mengandung pengertian, yaitu proses pengelolaan kelas untuk menciptakan suasana dan kondisi kelas yang memungkinkan siswa dapat belajar secara efektif (Rachman, 1999:11). Manajemen kelas bertujuan untuk: (1) mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik secara lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin, (2) menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran, menyediakan dan mengatur fasilitas belajar serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya (Dirjen, PUOD dan Dirjendikdasmen, 1996).Dalam melakukan aktivitas manajemen kelas untuk pembinaan disiplin kelas yang berbasis psikologi pendidikan, ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan, yaitu pendekatan otoriter, pendekatan permisif, pendekatan instruksional, pendekatan pengubahan perilaku, pendekatan social emosional, dan pendekatan proses kelompok.

G. Prinsip-prinsip Disiplin Kelas sebagai Wujud Manajemen KelasDisiplin kelas merupakan hal penting terhadap tercipatnya perilaku tidak menyimpang dari ketertiban kelas. Dalam semangat pendekatan pendidikan, disiplin yang mengacu kepada psikologi pendidikan hendaknya memiliki basis kemanusian dan prinsip-prinsip demokrasi. Oleh karena itu, pendekatan disiplin yang dilakukan oleh para guru harus memperhatikan beberapa prinsip berikut ini, yaitu (1) menggambarkan prinsip-prinsip pedagogi dan hubungan kemanusian di kelas, (2) mengembangkan budaya disiplin di kelas dan mengembangkan profesionalisme guru dalam menumbuhkembangkan budaya disiplin di dalam kelas, (3) merefleksikan tumbuhnya kepercayaan dan kontrol dari peserta didik dalam melaksanakan budaya disiplin di dalam kelas, (4) menumbuh kembangkan kesungguhan untuk berbentuk dan berinovasi dalam menegakkan budaya disiplin di kelas oleh para guru dan peserta didik di kelas, (5) menghindari perasaan tertekan dan rasa terpaksa pada diri guru dan peserta didik dalam menegakkan dan melaksanakan budaya disiplin di kelas.Prinsip-prinsip dalam mendisiplinkan kelas tersebut sangat perlu dilakukan, karena disiplin kelas merupakan hal penting terhadap terciptanya perilaku yang disiplin di kelas. Namun, dalam usaha penegakkan disiplin di kelas, para guru harus tetap memperhatikan berbagai teori, prinsip, dan konsep yang tersurat dalam materi psikologi pendidikan agar penegakkan disiplin di dalam kelas tetap dilakukan oleh para guru secara edukatif, persuasive, dan demokratif yang menguntungkan bagi para guru dan peserta didik di sekolah.

H. Pemeliharaan Budaya Disiplin dan Usaha Kuratif terhadap Pelanggaran Disiplin KelasDalam upaya untuk memelihara budaya disiplin kelas yang telah tumbuh dan berkembang, para guru di kelas hendaknya selalu konsisiten dan berkesinambungan menunjukkan sikap dan perilaku selalu disiplin datang ke kelas, disiplin dalam mengajar, dan kegiatan disiplin lainnya yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas.Adapun aplikasi dari teori psikologi pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan teori behavioristik ialah bahwa peserta didik yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku disiplin di kelas harus diberikan penguatan belajar agar perilaku disiplin tetap menjadi budaya bagi peserta didik tersebut. Sebaliknya, bagi peserta didik yang melanggar budaya disiplinh yang telah ditetapkan di kelas diberikan hukuman yang mendidik sebagai konsekuensi dari sikap dan perilaku yang kurang dan tidak disiplin yang ditunjukkan oleh peserta didik.pemberian hukuman atau sanksi bertujuan untuk mengurangi dan menghilangkan perilaku peserta didik yang melanggar disiplin kelas.Selanjutnya dalam upaya untuk menanggulangi (kuratif) terhadap pelanggaran disiplin kelas perlu dilaksanakan dengan penuh hati-hati, demokratis, dan edukatif (Rachman, 1999:207).Namun demikian, disadari benar bahwa disiplin di kelas sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor lingkungan siswa, seperti lingkungan rumah. Oleh karena itu, para guru juga perlu menjalin kerjasama dengan para orang tua di rumah, agar kebiasaan disiplin di sekolah yang hendak dipelihara itu semakin tumbuh subur.Rachman (1999:210-212) mengemukakan bahwa ada empat tahapan dalam memelihara disiplin (termasuk disiplin kelas), yaitu: (1) tahap pencegahan, (2) tahap pemeliharaan, (3) tahap campur tangan, dan (4) tahap pengaturan. Pada tahap pencegahan, para guru perlu menciptakan suasana kelas yang disiplin, ketepatan intruksional, dan perencanaan pendidikan yang disiplin. Pada tahap pemeliharaan disiplin, para guru perlu melakukan hubungan social emosional dengan peserta didik dalam mennunjukkan perilaku disiplin di dalam kelas. Pada tahap campur tangan, para guru perlu menangani perilaku peserta didik yang melanggar disiplin kelas dengan mempelajari gejalanya dan mencari akar permasalahannya dengan teknik-teknik yang berbasis psikologi pendidikan berupa pemberian sanksi atau hukuman. Pada tahap pengaturan, para guru perlu mengatur perilaku peserta didik yang menyimpang dari displin kelas dengan memberikan bimbingan dan pengarahan yang mendidik, persuasive, dan demokratis agar peserta didik menyadari perilakunya yang menyimpang dan kembali mematuhi disiplin kelas.Berikut ini dikemukakan beberapa jenis gangguan disiplin kelas dan cara menanggulanginya. Jika gangguan disiplin kelas berupa gangguan percakapan yang dilakukan antar peserta didik yang mengganggu proses pembelajaran, maka guru segera menghampiri peserta didik yang sedang berbicara dengan temannya dan memotivasi mereka agar kembali mengerjakan tugas-tugas belajarnya atau menyuruh peserta didik yang bercakap tersebyt menulis dan menjelaskan materi pelajaran di depan kelas. Sedangkan jika pelanggaran terhadap disiplin kelas berupa pelemparan catatan dari peserta didik yang satu ke peserta didik yang lain, maka tindakan yang perlu diambil oleh guru di kelas ialah mendekati peserta didik tersebut secara persuasive dan menyatakan bahwa perbuatan seperti itu kurang baik, merugikan diri sendiri, dan orang lain.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan1. Pengertian pengelolaan kelas adalah segala usaha yang dikerahkan untuk memotivasi siswa belajar dan mewujudkan suasana pembelajaran aktif, kreatif, enak, dan menyenangkan.2. Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas dan media pembelajaran, menghilangkan berbagai hambatan, mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya, membimbing dan membina peserta didik sesuai dengan latar belakang dan sifat individunya.3. Peran guru dalam strategi pengelolaan kelas adalah sebagai pengajar, sebagai pendidik, sebagai pemimpin, sebagai fasilitator, dan sebagai motivator.4. Kompetensi dan sikap yang harus dimiliki guru adalah menguasai kurikulum, pengelolaan program pembelajaran, materi pelajaran, metode pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, landasan-landasan kependidikan, mampu melakukan pengelolaan kelas, menguasai tata cara penilaian proses dan hasil belajar, mampu melakukan bimbingan dan konseling, dan melaksanakan administrasi sekolah.5. Untuk menciptakan kelas yang nyaman dan menyenangkan, maka perlu diperhatikan beberapa syarat kelas yang baik sebagai berikut : (a) perabot kelas dalam keadaan baik, cukup jumlahnya dan ditata dengan rapi; (b) pengorganisasian kelas peserta didik; (c) belajar secara klasikal dan individual.6. Dalam pengelolaan kelas untuk pembinaan disiplin kelas, ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan, yaitu pendekatan otoriter, pendekatan permisif, pendekatan instruksional, pendekatan pengubahan perilaku, pendekatan social emosional, dan pendekatan proses kelompok. 7. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan guru sebagai wujud manajemen kelas adalah menggambarkan prinsip pedagogi dan hubungan kemanusiaan, mengembangkan budaya disiplin dan profesionalisme guru, merefleksikan tumbuhnya kepercayaan dan control peserta didik, menumbuhkembangkan kesungguhan untuk berbuat dan berinovasi, dan menghindari perasaan tertekan dan rasa terpaksa pada diri guru dan peserta didik.8. Dalam upaya untuk memelihara budaya disiplin kelas yang telah tumbuh dan berkembang, para guru hendaknya konsisten menunjukkan sikap disiplin. Adapun usaha untuk menanggulangi pelanggaran terhadap pelanggaran disiplin kelas perlu dilaksanakan dengan penuh hati-hati, demokratis, dan edukatif.

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA Arends, I. Richard. 2008. Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka PelajarNurhayati, B. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri MakassarSanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenanda Media GroupSuyanto & Asep, Jihad. 2013. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Erlangga

DAFTAR ISI

Kata PengantariDaftar IsiiiBAB I PENDAHULUAN1A. Latar belakang1B. Rumusan masalah2C. Tujuan penulisa2BAB II PEMBAHASAN3A. Pengertian pengelolaan kelas3B. Tujuan pengelolaan kelas4C. Peran guru4D. Kompetensi dan sikap yang harus dimiliki guru6E. Kelas yang nyaman dan menyenangkan9F. Pengelolaan kelas untuk pembinaan disiplin kelas14G. Prinsip-prinsip disiplin kelas sebagai wujud manajemen kelas14H. Pemeliharaan Budaya Disiplin dan Usaha Kuratif terhadap 15Pelanggaran Disiplin KelasBAB III PENUTUPA. Kesimpulan17B. Saran18DAFTAR PUSTAKA1916