pengertian pengelolaan kelas

32
NAMA : M Dwi Fidiqsa MATKUL : PENGELOLAAN KELAS NIM : D31208034 DOSEN : Dr H Muhibbin Z , M.Ag Pengertian Pengelolaan Kelas: Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah “kelola”, ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”. Istilah lain dari pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris, yaitu management yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. (Djamarah 2006:175) “Pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan”Dekdibud (dalam Rachman 1997:11). Pengelolaan dalam pengertian umum menurut Arikunto (dalam Djamarah 2006:175) adalah pengadministrasian pengaturan atau penataan suatu kegiatan. Menurut Hamalik (dalam Djamarah 2006:175) ”kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari guru” sedangkan menurut Ahmad (1995:1) “kelas ialah ruangan belajar dan atau rombongan belajar” Hadari Nawawi memandang kelas dari dua sudut, yaitu: 1. Kelas dalam arti sempit yakni, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam pengertian tradisional ini mengandung sifat statis karena sekadar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat perkembangan 1

Upload: mohamad-dwi-fidiqsa

Post on 26-Jun-2015

2.389 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian Pengelolaan Kelas

NAMA : M Dwi Fidiqsa MATKUL : PENGELOLAAN KELASNIM : D31208034 DOSEN : Dr H Muhibbin Z , M.Ag

Pengertian Pengelolaan Kelas:

Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu

sendiri akar katanya adalah “kelola”, ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”. Istilah lain dari

pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris,

yaitu management yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan.(Djamarah

2006:175)

“Pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang

terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan”Dekdibud (dalam Rachman

1997:11). Pengelolaan dalam pengertian umum menurut Arikunto (dalam Djamarah

2006:175) adalah pengadministrasian pengaturan atau penataan suatu kegiatan.

Menurut Hamalik (dalam Djamarah 2006:175) ”kelas adalah suatu kelompok orang

yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari guru” sedangkan

menurut Ahmad (1995:1) “kelas ialah ruangan belajar dan atau rombongan belajar”

Hadari Nawawi memandang kelas dari dua sudut, yaitu:

1. Kelas dalam arti sempit yakni, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat

sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam

pengertian tradisional ini mengandung sifat statis karena sekadar menunjuk

pengelompokan siswa menurut tingkat perkembangan yang antara lain didasarkan

pada batas umur kronologis masing-masing.

2. Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan merupakan

bagian dari masyarakat sekolah yang sebagai suatu kesatuan diorganisasi menjadi unit

kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar

yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan (Djamarah2006:176)

Ahmad (1995:1) menyatakan “Pengelolaan kelas adalah segala usaha yang diarahkan

untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat

memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan.” Pengelolaan kelas

merupakan usaha sadar, untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis.

Usaha sadar itu mengarah pada persiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga,

pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi/kondisi proses belajar mengajar dan

pengaturan, waktu, sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan

kurikuler dapat tercapai.

1

Page 2: Pengertian Pengelolaan Kelas

NAMA : M Dwi Fidiqsa MATKUL : PENGELOLAAN KELASNIM : D31208034 DOSEN : Dr H Muhibbin Z , M.Ag

Sedangkan menurut Made Pidarta (dalam Djamarah, 2005:172) “Pengelolaan kelas

adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi

kelas.” Guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem atau organisasi

kelas. Sehingga anak didik dapat memanfaatkan kemampuannya, bakat, dan energinya pada

tugas-tugas individual. Sudirman (dalam Djamarah 2006:172)” Pengelolaan kelas merupakan

upaya dalam mendayagunakan potensi kelas.”kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu

dalam menunjang keberhasilan proses interaksiedukatif, agar memberikan dorongan dan

rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas harus dikelola sebaik-baiknya oleh guru.

“Pengelolaan kelas merupakan ketrampilan guru untuk menciptakan iklim

pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam

pembelajaran.” (Mulyasa 2006:91). Sedangkan menurut Sudirman (dalam Djamarah

2006:177) ”Pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas.” Ditambahkan

lagi oleh Nawawi (dalam Djamarah 2006:177) ”Manajemen atau pengelolaan kelas dapat

diartikan sebagai kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian

kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegitan-kegiatan

yang kreatif dan terarah .” Arikunto (dalam Djamarah 2006:177) juga berpendapat “ bahwa

penelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar

mengajar atau yang membantu dengan maksud agardicapai kondisi optimal sehingga dapat

terlaksana kegiatan belajar yang seperti diharapkan.” Pengelolaan dapat dilihat dari dua segi,

yaitu pengelolaan yang menyangkut siswa dan pengelolaan fisik (ruangan, perabot, alat

pelajaran).

Berdasar pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas

merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis

yang mengarah pada penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar,

mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan

kurikuler dapat tercapai.

Latar Belakang :

Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara

untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber

daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa

(2006:3) ”Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan

pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia

2

Page 3: Pengertian Pengelolaan Kelas

NAMA : M Dwi Fidiqsa MATKUL : PENGELOLAAN KELASNIM : D31208034 DOSEN : Dr H Muhibbin Z , M.Ag

(SDM) yakni: (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga

kependidikan yang yang professional.

Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di

sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk

mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru malaksanakan dua

kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Kegiatan mengajar

pada hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar

siswa. Semua komponen pengajaran yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar-

mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi diperankan secara optimal guna mencapai

tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.

Pengelolaan kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik dan rutinitas.

Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana

dan kondisi kelas. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan

efisien. Misalnya memberi penguatan, mengembangkan hubungan guru dengan siswa dan

membuat aturan kelompok yang produktif.

Di kelaslah segala aspek pendidikan pengajaran bertemu dan berproses. Guru dengan

segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan sifat-sifat individualnya.

Kurikulum dengan segala komponennya, dan materi serta sumber pelajaran dengan segala

pokok bahasanya bertemu dan berpadu dan berinteraksi di kelas. Bahkan hasil dari

pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh sebab itu

sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan bagi, professional, dan harus terus-menerus.

Djamaroh (2006:173) menyebutkan ” Masalah yang dihadapi guru, baik pemula

maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Aspek yang sering

didiskusikan oleh penulis professional dan pengajar adalah juga pengelolaan kelas”.

Mengingat tugas utama dan paling sulit bagi pengajar adalah pengelolaan kelas, sedangkan

tidak ada satu pendekatan yang dikatakan paling baik. Sebagian besar guru kurang mampu

membedakan masalah pengajaran dan masalah pengelolaan. Masalah pengajaran harus diatasi

dengan cara pengajaran dan masalah pengelolaan harus diatasi dengan cara pengelolaan.

Pengelolaan kelas diperlukan karena dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu

tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Hari ini siswa dapat belajar dengan baik

dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam

3

Page 4: Pengertian Pengelolaan Kelas

NAMA : M Dwi Fidiqsa MATKUL : PENGELOLAAN KELASNIM : D31208034 DOSEN : Dr H Muhibbin Z , M.Ag

kelompok, sebaliknya dimasa mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Kelas selalu

dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional siswa.

Tujuan :

Menurut Ahmad (1995:2) bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai

kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan

semaksimal mungkin

2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar

mengajar.

3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan

memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual

siswa dalam kelas.

4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta

sifat-sifat individunya.

Tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:170) pada

hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas adalah

penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial,

emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa

belajar dan bekerja. Terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,

perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa. Sedangkan

Arikunto (dalam Djamarah 2006:178) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah

agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan

pengajaran secara efektif dan efisian.

Menurutnya sebagai sebuah indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila:

1. Setiap siswa terus bekerja, tidak macet artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak

tahu ada tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan

padanya.

2. Setiap siswa terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu artinya setiap siswa akan

bekerja secepatnya supaya lekas menyelesaikan tugas yang diberikan padanya.

4

Page 5: Pengertian Pengelolaan Kelas

NAMA : M Dwi Fidiqsa MATKUL : PENGELOLAAN KELASNIM : D31208034 DOSEN : Dr H Muhibbin Z , M.Ag

Fungsi Guru dalam Kelas :

1). Guru Sebagai Pendidik

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta

didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus mempunyai standar kualitas pribadi

tertentu, yang mencakup tanggungjawab, wibawa, mandiri dan disiplin.

Guru harus memahami nilai-nilai, norma moral dan sosial, serta berusaha berperilaku

dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab

terhadap tindakannya dalam proses pembelajaran di sekolah.

Sebagai pendidik guru harus berani mengambil keputusan secara mandiri berkaitan

dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai dengan kondisi

peserta didik dan lingkungan.

2). Guru Sebagai Pengajar

Di dalam tugasnya, guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk

mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami

materi standar yang dipelajari. Guru sebagai pengajar, harus terus mengikuti perkembangan

teknologi, sehinga apa yang disampaikan kepada peserta didik merupakan hal-hal yang

uptodate dan tidak ketinggalan jaman.

Perkembangan teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas

menyampaikan materi pembelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberikan

kemudahan belajar. Hal itu dimungkinkan karena perkembangan teknologi menimbulkan

banyak buku dengan harga relatif murah dan peserta didik dapat belajar melalui internet

dengan tanpa batasan waktu dan ruang, belajar melalui televisi, radio dan surat kabar yang

setiap saat hadir di hadapan kita.

Derasnya arus informasi, serta cepatnya perkembangan teknologi dan ilmu

pengetahuan telah memunculkan pertanyaan terhadap tugas guru sebagai pengajar. Masihkah

guru diperlukan mengajar di depan kelas seorang diri ?, menginformasikan, menerangkan dan

menjelaskan. Untuk itu guru harus senantiasa mengembangkan profesinya secara profesional,

sehingga tugas dan peran guru sebagai pengajar masih tetap diperlukan sepanjang hayat.

5

Page 6: Pengertian Pengelolaan Kelas

NAMA : M Dwi Fidiqsa MATKUL : PENGELOLAAN KELASNIM : D31208034 DOSEN : Dr H Muhibbin Z , M.Ag

3). Guru Sebagai Pembimbing

Guru sebagai pembimbing dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan yang

berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya yang bertanggungjawab. Sebagai pembimbing,

guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan

yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan serta menilai kelancarannya sesuai

dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.

Sebagai pembimbing semua kegiatan yang dilakukan oleh guru harus berdasarkan

kerjasama yang baik antara guru dengan peserta didik. Guru memiliki hak dan

tanggungjawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan dan dilaksanakannya.

4). Guru Sebagai Pengarah

Guru adalah seorang pengarah bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua. Sebagai

pengarah guru harus mampu mengarkan peserta didik dalam memecahkan permasalahan-

permasalahan yang dihadapi, mengarahkan peserta didik dalam mengambil suatu keputusan

dan menemukan jati dirinya.

Guru juga dituntut untuk mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan potensi

dirinya, sehingga peserta didik dapat membangun karakter yang baik bagi dirinya dalam

menghadapi kehidupan nyata di masyarakat.

5). Guru Sebagai Pelatih

Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan ketrampilan, baik intelektual

maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih, yang bertugas

melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar sesuai dengan potensi masing-

masing peserta didik.

Pelatihan yang dilakukan, disamping harus memperhatikan kompetensi dasar dan

materi standar, juga harus mampu memperhatikan perbedaan individual peserta didik dan

lingkungannya. Untuk itu guru harus banyak tahu, meskipun tidak mencakup semua hal dan

tidak setiap hal secara sempurna, karena hal itu tidaklah mungkin.

6). Guru Sebagai Penilai

6

Page 7: Pengertian Pengelolaan Kelas

NAMA : M Dwi Fidiqsa MATKUL : PENGELOLAAN KELASNIM : D31208034 DOSEN : Dr H Muhibbin Z , M.Ag

Penilaian atau evalusi merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena

melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel lain yang mempunyai arti

apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan

setiap segi penilaian. Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian merupakan

proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk menentukan tingkat pencapaian

tujuan pembelajaran peserta didik.

Sebagai suatu proses, penilaian dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dan dengan

teknik yang sesuai, mungkin tes atau non tes. Teknik apapun yang dipilih, penilaian harus

dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan

dan tindak lanjut.

Mengingat kompleksnya proses penilaian, maka guru perlu memiliki pengetahuan,

ketrampilan dan sikap yang memadai. Guru harus memahami teknik evaluasi, baik tes

maupun non tes yang meliputi jenis masing-masing teknik, karakteristik, prosedur

pengembangan, serta cara menentukan baik atau tidaknya ditinjau dari berbagai segi,

validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal.

Jenis Problem/Masalaha Pengelolaan Kelas :

Dalam menangani tugasnya, guru-guru sering menghadapi permasalahan dengan

kegiatan-kegiatan didalam kelasnya. Permasalahan ini meliputi dua jenis juga, yaitu yang

menyangkut pengajaran dan yang menyangkut pengelolaan kelas. Guru-guru harus mampu

membedakan kedua permasalahan itu dan menemukan pemecahannya secara tepat. Amat

sering terjadi guru-guru menangani masalah yang bersifat pengajaran dengan pemecahan

yang bersifat pengelolaan dan sebaliknya. Misalnya, seorang guru berusaha membuat

penyajian pelajaran lebih menarik agar siswa yang sering tidak masuk menjadi lebih tertarik

untuk menghadiri pelajaran itu, padahal siswa tersebut tidak senang berada di kelas itu karena

dia merasa tidak diterima oleh kawan-kawannya. Pemecahan seperti ini tentu saja tidak tepat.

“Membuat pelajaran lebih menarik” adalah permasalahan pengajaran, sedangkan “diterima

atau tidak diterima oleh kawan” adalah permasalahan pengelolaan. Masalah pengajaran harus

ditangani dengan pemecahan yang bersifat pengajaran dan masalah pengelolaan harus

ditangani dengan pemecahan yang bersifat pengelolaan.

7

Page 8: Pengertian Pengelolaan Kelas

NAMA : M Dwi Fidiqsa MATKUL : PENGELOLAAN KELASNIM : D31208034 DOSEN : Dr H Muhibbin Z , M.Ag

Untuk dapat menangani masalah-masalah pengelolaan kelas secara efektif guru harus

mampu:

1. Mengenali secara tepat berbagai jenis masalah pengelolaan kelas baik yang bersifat

perorangan maupun kelompok;

2. Memahami pendekatan mana yang cocok dan tidak cocok untuk jenis masalah

tertentu.

3. Memilih dan menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah

yang dimaksud.

Ada dua jenis masalah pengelolaan kelas, yaitu yang bersifat perorangan dan yang

bersifat kelompok. Disadari bahwa masalah perorangan dan masalah kelompok seringkali

menyatu dan amat sukar dipisahkan yang satu dari yang lain. Namun demikian, pembedaan

antara kedua jenis masalah itu akan bermanfaat, terutama apabila guru ingin mengenali dan

menangani permasalahan yang ada dalam kelas yang menjadi tanggungjawabnya.

Masalah Perorangan

Penggolongan masalah perorangan ini didasarkan atas anggapan dasar bahwa tingkah

laku manusia itu mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Setiap individu memiliki

kebutuhan dasar untuk memiliki dan untuk merasa dirinya berguna. Jika seorang individu

gagal mengembangkan rasa memiliki dan rasa dirinya berharga maka dia akan bertingkah

laku menyimpang. Ada empat jenis penyimpangan tingkah laku, yaitu tingkah laku menarik

perhatian orang lain, mencari kekuasaan, menuntut balas dan memperlihatkan

ketidakmampuan. Keempat tingkah laku ini diurutkan makin lama makin berat. Misalnya,

seorang anak yang gagal menarik perhatian orang lain boleh jadi menjadi anak yang

mengejar kekuasaan.

Seorang siswa yang gagak menemukan kedudukan dirinya secara wajar dalam

suasana hubungan sosial yang saling menerima biasanya (secara aktif ataupun pasif)

bertingkah laku mencari perhatian orang lain. Tingkah laku destruktif pencari perhatian yang

aktif dapat dijumpai pada anak-anak yang suka pamer, melawak (memperolok), membikin

onar, memperlihatkan kenakalan, terus menerus bertanya; singkatnya, tukang rewel. Tingkah

laku destruktif pencari perhatian yang pasif dapat dijumpai pada anak-anak yang malas atau

anak-anak yang terus meminta bantuan orang lain.

8

Page 9: Pengertian Pengelolaan Kelas

NAMA : M Dwi Fidiqsa MATKUL : PENGELOLAAN KELASNIM : D31208034 DOSEN : Dr H Muhibbin Z , M.Ag

Tingkah laku mencari kekuasaan sama dengan perhatian yang destruktif, tetapi lebih

mendalam. Pencari kekuasaan yang aktif suka mendekat, berbohong, menampilkan adanya

pertentangan pendapat, tidak mau melakukan yang diperintahkan orang lain dan

menunjukkan sikap tidak patuh secara terbuka. Pencari kekuasaan yang pasif tampak pada

anak-anak yang amat menonjolkan kemalasannya sehingga tidak melakukan apa-apa sama

sekali. Anak-anak ini amat pelupa, keras kepala, dan secara pasif memperlihatkan

ketidakpatuhan.

Siswa yang menuntut balas mengalami frustasi yang amat dalam dan tidak menyadari

bahwa dia sebenarnya mencari sukses dengan jalan menyakiti orang lain. Keganasan,

penyerangan secara fisik (mencakar, menggigit, menendang) terhadap sesama siswa, petugas

atau pengusaha, ataupun terhadap binatang sering dilakukan anak-anak ini. Anak-anak seperti

ini akan merasa sakit kalau dikalahkan, dan mereka bukan pemain-pemain yang baik

(misalnya dalam pertandingan). Anak-anak yang suka menuntut balas ini biasanya lebih suka

bertindak secara aktif daripada pasif. Anak-anak penuntut balas yang aktif sering dikenal

sebagai anak-anak yang ganas dan kejam, sedang yang pasif dikenal sebagai anak-anak

pencemberut dan tidak patuh (suka menetang.

Siswa yang memperlihatkan ketidakmampuan pada dasarnya merasa amat tidak

mampu berusaha mencari sesuatu yang dikehendakinya (yaitu rasa memiliki) yang bersikap

menyerah terhadap tantangan yang menghadangnya; bahkan siswa ini menganggap bahwa

yang ada dihadapannya hanyalah kegagalan yang terus menerus. Perasaan tanpa harapan dan

tidak tertolong lagi ini biasanya diikuti dengan tingkah laku mengundurkan atau

memencilkan diri. Sikap yang memperlihatkan ketidakmampuan ini selalu berbentuk pasif.

Ada empat teknik sederhana untuk mengenali adanya masalah-masalah perorangan

seperti diuraikan diatas pada diri para siswa.

Pertama, jika guru merasa terganggu (atau bosan) dengan tingkah laku seorang siswa,

hal itu merupakan tanda bahwa siswa yang bersangkutan mungkin mengalami masalah

mencari perhatian.

Kedua, jika guru merasa terancam (atau merasa dikalahkan), hal itu merupakan tanda

bahwa siswa yang bersangkutan mungkin mengalami masalah mencari kekuasaan.

9

Page 10: Pengertian Pengelolaan Kelas

NAMA : M Dwi Fidiqsa MATKUL : PENGELOLAAN KELASNIM : D31208034 DOSEN : Dr H Muhibbin Z , M.Ag

Ketiga, jika guru merasa amat disakiti, hal itu merupakan tanda bahwa siswa yang

bersangkutan mungkin mengalami masalah menuntut balas.

Dan keempat, jika guru merasa tidak mampu menolong lagi, hal itu merupakan tanda

bahwa siswa yang bersangkutan mungkin mengalami masalah ketidakmampuan. Ditekankan,

guru hendaknya benar-benar mampu mengenali dan memahami secara tepat arah tingkah

laku siswa-siswa yang dimaksud (apakah tingkah laku siswa itu mengarah ke mencari

perhatian, mencari kekuasaan, menuntut balas, atau memperlihatkan ketidakcampuran) agar

guru itu mampu menangani masalah siswa secara tepat pula.

Masalah Kelompok

Dikenal adanya tujuh masalah kelompok dalam kaitannya dengan pengelolaan kelas:

1. Kekurang-kompakan

2. Kekurangmampuan mengikuti peraturan kelompok

3. Reaksi negatif terhadap sesama anggota kelompok

4. Penerimaan kelas (kelompok) atau tingkah laku yang menyimpang

5. Kegiatan anggota atau kelompok yang menyimpang dari ketentuan yang telah

ditetapkan, berhenti melakukan kegiatan atau hanya meniru-niru kegiatan orang

(anggota) lainnya saja

6. Ketiadaan semangat, tidak mau bekerja, dan tingkah laku agresif atau protes

7. Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan

Kekurang-kompakan kelompok ditandai dengan adanya kekurang-cocokkan (konflik)

diantara para anggota kelompok. Konflik antara siswa-siswa dari kelompok yang berjenis

kelamin atau bersuku berbeda termasuk kedalam kategori kekurang-kompakan ini. Dapat

dibayangkan bahwa kelas yang siswa-siswa tidak kompak akan beriklim tidak sehat yang

diwarnai oleh adanya konflik, ketegangan dan kekerasan. Siswa-siswa di kelas seperti ini

akan merasa tidak senang dengan kelompok kelasnya sehingga mereka tidak merasa tertarik

dengan kelas yang mereka duduki itu. Para siswa tidak saling bantu membantu.

10

Page 11: Pengertian Pengelolaan Kelas

NAMA : M Dwi Fidiqsa MATKUL : PENGELOLAAN KELASNIM : D31208034 DOSEN : Dr H Muhibbin Z , M.Ag

Jika suasana kelas menunjukkan bahwa siswa-siswa tidak mematuhi aturan-aturan kelas

yang telah ditetapkan, maka masalah yang kedua muncul, yaitu kekurang-mampuan

mengikuti peraturan kelompok. Contoh-contoh masalah ini ialah berisik; bertingkah laku

mengganggu padahal pada waktu itu semua siswa diminta tenang; berbicara keras-keras atau

mengganggu kawan padahal waktu itu semua siswa diminta tenang bekerja di tempat

duduknya masing-masing; dorong-mendorong atau menyela waktu antri di kafetaria dan lain-

lain.

Reaksi negatif terhadap anggota kelompok terjadi apabila ekspresi yang bersifat kasar

yang dilontarkan terhadap anggota kelompok yang tidak diterima oleh kelompok itu, anggota

kelompok yang menyimpang dari aturan kelompok atau anggota kelompok yang

menghambat kegiatan kelompok. Anggota kelompok dianggap “menyimpang” ini kemudian

“dipaksa” oleh kelompok itu untuk mengikuti kemauan kelompok.

Penerimaan kelompok (kelas) atas tingkah laku yang menyimpang terjadi apabila

kelompok itu mendorong timbulnya dan mendukung anggota kelompok yang bertingkah laku

menyimpang dari norma-norma sosial pada umumnya. Contoh yang amat umum ialah

perbuatan memperolok-olokan (memperlawakkan), misalnya membuat gambar-gambar yang

“lucu” tentang guru. Jika hal ini terjadi maka masalah kelompok dan masalah perorangan

telah berkembang dan masalah kelompok kelihatannya lebih perlu mendapat perhatian.

Masalah kelompok anak timbul dari kelompok itu mudah terganggu dalam kelancaran

kegiatannya. Dalam hal ini kelompok itu mereaksi secara berlebihan terhadap hal-hal yang

sebenarnya tidak berarti atau bahkan memanfaatkan hal-hal kecil untuk mengganggu

kelancaran kegiatan kelompok itu. Contoh yang sering terjadi ialah para siswa menolak untuk

melakukan karena mereka beranggapan guru tidak adil. Jika hal ini terjadi, maka suasana

diwarnai oleh ketidaktentuan dan kekhawatiran.

Masalah kelompok yang paling rumit ialah apabila kelompok itu melakukan protes

dan tidak mau melakukan kegiatan, baik hal itu dinyatakan secara terbuka maupun

terselubung. Permintaan penjelasan yang terus menerus tentang sesuatu tugas, kehilangan

pensil, lupa mengerjakan tugas rumah atau tugas itu tertinggal di rumah, tidak dapat

mengerjakan tugas karena gangguan keadaan tertentu, dan lain-lain merupakan contoh-

contoh protes atau keengganan bekerja.

11

Page 12: Pengertian Pengelolaan Kelas

NAMA : M Dwi Fidiqsa MATKUL : PENGELOLAAN KELASNIM : D31208034 DOSEN : Dr H Muhibbin Z , M.Ag

Pada umumnya protes dan keengganan seperti itu disampaikan secara terselubung dan

penyampaian secara terbuka biasanya jarang terjadi.

Ketidak-mampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan terjadi apabila kelompok

(kelas) mereaksi secara tidak wajar terhadap peraturan baru atau perubahan peraturan,

pengertian keanggotaan kelompok, perubahan peraturan, pengertian keanggotaan kelompok,

perubahan jadwal kegiatan, pergantian guru dan lain-lain. Apabila hal itu terjadi sebenarnya

para siswa (anggota kelompok) sedang mereaksi terhadap suatu ketegangan tertentu; mereka

menganggap perubahan yang terjadi itu sebagai ancaman terhadap keutuhan kelompok.

Contoh yang paling sering terjadi ialah tingkah laku yang tidak sedap pada siswa terhadap

guru pengganti, padahal biasanya kelas itu adalah kelas yang baik.

Pendekatan Pengelolaan Kelas :

Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan

berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain

adalah untuk meningkatkan kegairahan siswa baik secara berkelompok maupun secara

individual.Keharmonisan hubungan guru dan anak didik, tingginya kerjasama diantara siswa

tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari

pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.(Djamarah 2006:179)

Berbagai pendekatan tersebut adalah seperti dalam uraian berikut:

a. Pendekatan Kekuasaan

Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak

didik. Peranan guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam

kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Di

dalamnya ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui

kekuasaan dalam bentuk norma itu guru mendekatinya.

b. Pendekatan Ancaman

Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai

suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah

laku anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan,

sindiran, dan memaksa.

12

Page 13: Pengertian Pengelolaan Kelas

NAMA : M Dwi Fidiqsa MATKUL : PENGELOLAAN KELASNIM : D31208034 DOSEN : Dr H Muhibbin Z , M.Ag

c. Pendekatan Kebebasan

Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa

bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah

mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.

d. Pendekatan Resep

Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat

menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam

mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan

tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti

petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.

e. Pendekatan Pengajaran

Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan

pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan

masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam

mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik.

Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.

f. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku

Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk

mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak

didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan

perubahan tingkah laku (behavior modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan

psikologi behavioral.

Program atau kegiatan yang yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang kurang

baik, harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan negatif yang pada suatu saat akan

hilang dari tingkah laku siswa atau guru yang menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut

pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan pujian

atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau puas. Sebaliknya, tingkah laku yang

kurang baik dalam melaksanakan program kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan

menimbulkan perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.

13

Page 14: Pengertian Pengelolaan Kelas

NAMA : M Dwi Fidiqsa MATKUL : PENGELOLAAN KELASNIM : D31208034 DOSEN : Dr H Muhibbin Z , M.Ag

g. Pendekatan Sosio-Emosional

Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila hubungan antar

pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara

guru dan siswa serta hubungan antar siswa. Didalam hal ini guru merupakan kunci

pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim

kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya

hubungan guru dengan siswa yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap

melindungi.

h. Pendekatan Kerja Kelompok

Dalam pendekatan in, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama

kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk

menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang

produktif, dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk

menjaga kondisi kelas tersebut guru harus dapat mempertahankan semangat yang tinggi,

mengatasi konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan.

i. Pendekatan Elektis atau Pluralistik

Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas,

dabn inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan

situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin

dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau

ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu

pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki

potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses

belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas

pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan penggunaannnya

untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan

dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar

berjalan secara efektif dan efisien.

Solusi :

14

Page 15: Pengertian Pengelolaan Kelas

NAMA : M Dwi Fidiqsa MATKUL : PENGELOLAAN KELASNIM : D31208034 DOSEN : Dr H Muhibbin Z , M.Ag

Adapun solusi untuk permasalahan di atas adalah sebagai berikut:

1. seorang guru haruslah memiliki kecakapan di dalam kelas dengan menciptakan suasana

yang kondusif

2. apabila permasalahan semakin kompleks, seorang guru hendaknya menentukan jenis

persoalan, apakah persoalan tersebut termasil persoalan pendidikan atau psikologis, sebab

tiap-tiap persoalan membutuhkan metode penyelesaikan tersendiri.

3. Mengubah metode mengajra

4. Mengubah sarana pendidikan

5. Menggunakan motivasi yang bervariasi

6. Mengubah kegiatan pendidikan

7. Menggunakan kecakapan yang pernah dipraktikkan dan cocok untuk materi baru

Punishment/ hukum :

A. Makna Hukuman Menurut Beberapa Pendapat

1. Menurut pandangan sarjana-sarjana islam

Bahwa maksud hukuman dalam pendidikan islam adalah sebagai perbaikan

bukan sebagai hardikan atau bala dendam, oleh karena itu pendidik sharusnya

mempelajari terlebih dahulu sifat serta keadaan seorang anak kemudian melakukan

pendekatan-pendekatan sbelum di beri hukuman agar si anak sadar serta mengakui

kesalahan yang telah dilakukanya dengan penuh kesadaran

2. Menurut pandangan al-badari

Menurut pendapat beliau sifat anak yang berbuat salah harus diteliti mungkin

dengan pendekatan dan suatu tatapan mata terhadap si anak, cukup mampu untuk

melakukan perbaikan pada mereka. Sebaliknya mungkin ada anak-anak lain yang harus

mendapatkan hukuman baru dapat diperbaiki.

3. Menurut pendapat ibn khaldur

Ibn khaldur anti menggunakan kekerasan dalam mendidik anak beliau, beliau

berkata: siapa yang biasa di didik dengan kekerasan maka ia akan selalu di pengaruhi

oleh kekerasan, akan selalu merasa sempit hati, akan bersifat pemalas, suka berdusta

15

Page 16: Pengertian Pengelolaan Kelas

NAMA : M Dwi Fidiqsa MATKUL : PENGELOLAAN KELASNIM : D31208034 DOSEN : Dr H Muhibbin Z , M.Ag

karna takutb akan kepergok oleh penguasa. Hal ini selanjutnya akan mengajar dia

menipu sehingga menjadi kebiasaan, selanjutnya ia menjadi pribadi yang kejam tanpa

perasaan.

4. Menurut pewndapat al-ghozali

Bahwa ketika seorang pengelola kelas menegur seorang anak yang bermasalah

harus memperhatikan umur serta penyebab individu tersebut bertindak demikian, karna

guru selaku salah satu pengelola kelas dalam pandangan seorang anak adalah, ibarat

dokter, sekiranya

Dokter mengobati segala penyakit dengan satu macam obat maka pasien akan

mati dan hati mereka akan menjadi beku. Artinya setiap anak harus dilayani dengan

layanan yang sesuai, selidiki latar belakang yang menyebabkan ia melakukan kesalahan

serta mengenai umur berbuat kesalahan itu harus dibedakan antara anak kecil dengan

anak yang agak besar dalam menjatuhi hukuman. Guru hendakalah bertindak sebagai

dokter yang mahir yang sanggup menganalisa penyakit dan mengetahui serta

memberikan obat yang dibutuhkan.

B. Teknik-Teknik Hukuman Dalam Kelas

Teknik-teknik hukuman dalam kelas

a) Sebelum berumur 10 tahun anak tidak boleh dipukul

b) Memberikan kesempatan pada siswa untuk taubat dari yang dia lakukan dan

memperbaiki kesalahan.

c) Apabila hukuman pukulan terpaksa harus dilakukan maka pukulan tidak lebih

dari 10 kali. Yang dimaksud disini bukan pukulan yang tidak mengenai wajah

dan organ-organ vital.

d) Suatu hukuman jangan sampai menyinggung harga diri seorang anak.

e) Jangan berupa penghinaan atasnya.

Sisi positif pemberian hukuman :

16

Page 17: Pengertian Pengelolaan Kelas

NAMA : M Dwi Fidiqsa MATKUL : PENGELOLAAN KELASNIM : D31208034 DOSEN : Dr H Muhibbin Z , M.Ag

1. Memberikan pelajaran pada pelaku dan siswa lain agar tidak melakukan

pelanggaran yang sama.

2. Menjadikan siswa disiplin dan tidak meremehkan peraturan.

Sisi negatif pemberian hukuman :

1. Mematikan kreatifitas siswa

2. Menjadikan anak minder

3. Memberikan pengaruh psikis terhadap perkembangan siswa

Bagaimanapun juga pemberian hukuman bukanlah suatu solusi yang baik terhadap

perkembangan, kepribadian serta intelegensi seorang anak, ketika seorang pendidik

mengetahui siswa mereka berbuat salah, ada baiknya jika hal ini dilakukan :

a. Hukuman yang diberikan bukan berupa sentuhan fisik (pukulan), melainkan

sentuhan hati (nasihat).

b. Istilah hukuman diganti istilah parcelan

c. Pendidik memberikan parcelan yang sesuai dengan tingkatan kesalahan serta

umur siswa yang salah

C. Bentuk-Bentuk Punishment

Banyak bentuk punishment yang diberikan guru kepada muridnya, dari yang mulai

menggunakan kekerasan sampai pada hal yang lebih mendidik.

1) Hukuman berupa penundaan dalam memberikan penghargaan: kelebihanya, murid

akan berusaha mendapatkan rewordnya sehingga akan berusaha pula untuk segera

memperbaiki kesalahan/prilakunya. Sayangnya kelemahan dari punishment ini

secara tidak langsung akan bergantung pada pemberian reward, apalagi jika

reward yang diberikan tidak proposional.

2) Hukuman berupa pencabutan hak istimewa murid: kelebihanya, murid akan

merasa rugi karena hak istimewanya dicabut dan umumnya ia akan berusaha

17

Page 18: Pengertian Pengelolaan Kelas

NAMA : M Dwi Fidiqsa MATKUL : PENGELOLAAN KELASNIM : D31208034 DOSEN : Dr H Muhibbin Z , M.Ag

memperbaiki kesalahan atau prilakunya dengan segera untuk mendapatkan

kembali hak istimewanya. Lemahnya, jika sekali saja guru lalai akan konsekuensi

dan konsistensi penerapan hukuman tersebut maka tidak akan memberikan hasil

apa-apa dalam menerapkan disiplin pada murid.

3) Hukuman berupa penyetrapan atau time out: kelebihanya, murid akan merasa

tidak nyaman karena diasingkan keruangan yang sepi dan tidak diajak

berinteraksi karena diabaikan atau ditinggal oleh guru untuk beberapa menit

sampai ia tenang dan siap untuk kembali ke kelas.lemahnya, untuk murid-murid

tertentu justru mengharapkan dirinya dibawa keluar kelas agar bisa “bebas”.

Untuk itu sebaiknya guru mengatasinya dengan tetap dengan memberikan tugas

yang harus diselesaikan oleh murid selama waktu time out sebelum ia

diperbolehkan kembali ke dalam kelas.

4) Hukuman berupa skorsing: kelebihanya, dapat memberi waktu pada murid untuk

merenungi kesalahanya dengan tidak mengizinkan mengikuti pembelajaran

disekolah dengan harapan ada perasaan malu dan rugi, sehingga murit mau

memperbaiki kesalahanya. Kekurangannya hampir sama dngan penyetrapan atau

time out dimana untuk murid murid tertentu mengharapkan diskorsing atau tidak

diperbolehkan masuk sekolah untuk beberapa hari shingga bisa “bebas” dari

tanging jawab sekolah. Untuk itu penanganannya juga sama yaitu sekolah

sebaiknya memberikan tugas yang harus diselesaikan selama murid yang

diskorsing dan ikut melibatkan orang tua untuk memantaunya selain itu

kekurangan lainnya adalah murid menjadi tertinggal pelajaranya karna tidak

masuk sekolah, sehingga butuh waktu bagi murid tertentu yang cenderung lambat

untuk bisa mengejar ketertinggalannya.

D. Penerapan Hukuman

Adapun beberapa penerapan hukuman diantaranya :

a. Kombinasi dengan pengaturan lingkungan

b. Kombinasi dengan prosedur lain

c. Penyajian dengan intensitas kuat

18

Page 19: Pengertian Pengelolaan Kelas

NAMA : M Dwi Fidiqsa MATKUL : PENGELOLAAN KELASNIM : D31208034 DOSEN : Dr H Muhibbin Z , M.Ag

d. Konsisten dan diberikan seketika

e. Menghalangi lolos dari hukuman

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Hukuman

Faktor-faktor yang mampengaruhi efektifitas hukuman diantaranya :

a. Memaksimalkan kondisi umtuk respon, alternative yang di inginkan. Harus

mengidentifikasi beberapa respon di inginkan yamg berkompetisi dengan

perilaku tidak di inginkan yang akan dihilangkan.untuk menjaga perilaku di

inginkan, kita sebaiknya reirforcemen positif yang diberikan pada jadwal efektif

b. Minimalisir penyebab respon yang dihukum. Kita harus mengenali kontrol

stimulus dari perilaku yang akan dihukum, lalu kita harus mengetahui reirforcer

yang menjaga perilaku yang tidak di inginkan tersebut.

c. Pemilihan hukuman. Punishment tipe hukuman sangat penting dalam

mempengaruhi efektifitas pelaksanaan modifikasi perilaku.

d. Pelaksanaan hukuman. Punishment paling efektif ketika hukuman deberikan

segera setelah perilaku yang tidak di inginkan muncul.

e. penggunaan aturan. Penggunaan aturan yang tepat akan membantu menurunkan

perilaku tidak di inginkan dan meningkatkan perilaku alternatif lebih cepat.

F. Tujuan Adanya Hukuman

Punishment atau hukuman merupakan tindakan yang menjadi pilihan dalam

upaya ini. Pemberian hukuman merupakan bentuk tindakan yang diharapkan

menimbulkan efek jerah terutama bagi pelaku pelanggaran. Tentu saja pemberian

hukuman ini kadarnya harus disesuaikan dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan

oleh peserta didik. Jangan sampai hukuman yang diberikan melebihi kadar pelanggaran

atau kesalahan yang telah dilakukan. Ini merupakan tindak kuratif yakni untuk

menghentikan terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang tidak dikehendaki. Upaya ini

dimaksudkan untuk menghentikan pelanggaran-pelanggaran yang sudah terlanjur

dilakukan oleh peserta didik.

19

Page 20: Pengertian Pengelolaan Kelas

NAMA : M Dwi Fidiqsa MATKUL : PENGELOLAAN KELASNIM : D31208034 DOSEN : Dr H Muhibbin Z , M.Ag

Sumber Bacaan :

Ana Rosilawati. 2008. Profesionalisme Keguruan. Pontianak: Stain Pontianak Press

Ivor K. Davies. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta: CV Rajawali

Mahmud Khalifah dan Usaham Quthu. 2009. Menjadi Guru yang Dirindu. Surakarta:

Ziyad Books.

Uzer Usman. 2003. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Suharsimi Arikunto. 1992. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: CV Rajawali

Syaiful Bahri Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/09/tujuan-pengelolaan-kelas/

http://djejak-pro.blogspot.com/2009/12/modifikasi-perilaku-bagi-peserta-didik.html

http://www.vilila.com/2010/09/ketrampilan-pengelolaan-kelas.html#ixzz16FoLt0sb

20