makalah 1 pengelolaan das

28
MAKALAH PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Oleh : SISKA ANGGRAENI (NIM.1207449) JURUSAN GEOGRAFI-NK

Upload: siska-anggraeni

Post on 05-Dec-2014

130 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah 1 Pengelolaan Das

MAKALAH

PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

Disusun Untuk Memenuhi

Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

Oleh :

SISKA ANGGRAENI

(NIM.1207449)

JURUSAN GEOGRAFI-NK

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2012/2013

Page 2: Makalah 1 Pengelolaan Das

KATA PENGANTAR

           Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah “Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai” dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,

mengenai isi maupun pemakaian bahasanya, sehingga kami memohon kritikan

yang bersifat membangun untuk penulisan lebih lanjut. Mudah – mudahan

makalah ini bermanfaat bagi para pembaca serta menambah pengetahuan bagi kita

semua, dan kiranya Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat dan

karunia – Nya kepada kita semua.

Padang, Februari 2012

Penulis,

i

Page 3: Makalah 1 Pengelolaan Das

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................... .ii

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1. Latar Belakang .................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2

1.3. Tujuan ..............................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN.......................................................................................3

2.1 Pengertian DAS.............................................................................. ................ 3

2.2 Bentuk dan Karakteristik DAS........................................................................4

2.3 Pengelolaan DAS Terpadu.............................................................................. 5

2.4 Permasalahan pada DAS ................................................................................ 7

2.5 Teknologi Pengelolaan DAS.........................................................................10

BAB 3 PENUTUP.................................................................................................13

Kesimpulan ...........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

ii

Page 4: Makalah 1 Pengelolaan Das

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang

unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta

sumberdaya manusia sebagai pelaku pemanfaat sumberdaya alam tersebut. DAS

di beberapa tempat di Indonesia memikul beban amat berat sehubungan dengan

tingkat kepadatan penduduknya yang sangat tinggi dan pemanfaatan sumberdaya

alamnya yang intensif sehingga terdapat indikasi belakangan ini bahwa kondisi

DAS semakin menurun dengan indikasi meningkatnya kejadian tanah longsor,

erosi dan sedimentasi, banjir, dan kekeringan. Disisi lain tuntutan terhadap

kemampuannya dalam menunjang system kehidupan, baik masyarakat di bagian

hulu maupun hilir demikian besarnya.

Sebagai suatu kesatuan tata air, DAS dipengaruhi kondisi bagian hulu

khususnya kondisi biofisik daerah tangkapan dan daerah resapan air yang di

banyak tempat rawan terhadap ancaman gangguan manusia. Hal ini

mencerminkan bahwa kelestarian DAS ditentukan oleh pola perilaku, keadaan

sosial-ekonomi dan tingkat pengelolaan yang sangat erat kaitannya dengan

pengaturan kelembagaan (institutional arrangement).

Pengelolaan DAS terpadu dilakukan secara menyeluruh mulai keterpaduan

kebijakan, penentuan sasaran dan tujuan, rencana kegiatan, implementasi program

yang telah direncanakan serta monitoring dan evaluasi hasil kegiatan secara

terpadu. Pengelolaan DAS terpadu selain mempertimbangkan faktor biofisik dari

hulu sampai hilir juga perlu mempertimbangkan faktor sosial-ekonomi,

kelembagaan, dan hukum. Dengan kata lain, pengelolaan DAS terpadu diharapkan

dapat melakukan kajian integratif dan menyeluruh terhadap permasalahan yang

ada, upaya pemanfaatan dan konservasi sumberdaya alam skala DAS secara

efektif dan efisien.

1

Page 5: Makalah 1 Pengelolaan Das

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian DAS?

2. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan Daerah Aliran Sungai terpadu?

3. Apa saja permasalahan Daerah Aliran Sungai?

4. Teknologi apa saja yang dapat digunakan untuk pengelolaan DAS?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui pengertian DAS.

2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pengelolaan DAS secara terpadu,

landasan hukum, tujuan, konsep, dan ruanglingkup.

3. Mengetahui hal-hal yang menjadi permasalahan DAS.

4. Mengetahui teknologi pengelolaan DAS.

2

Page 6: Makalah 1 Pengelolaan Das

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian DAS

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang di batasi punggung-

punggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan

ditampung oleh punggung gunung tersebut dan akan dialirkan melalui sungai-

sungai kecil ke sungai utama (Asdak, 1995).

Menurut PP no.37 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Pasal 1:

Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS adalah suatu wilayah daratan

yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang

berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah

hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah

topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih

terpengaruh aktivitas daratan.

Karena DAS dianggap sebagai suatu sistem, maka dalam

pengembangannyapun, DAS harus diperlakukan sebagai suatu sistem. Dengan

memperlakukan sebagai suatu sistem dan pengembangannya bertujuan untuk

memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan, maka sasaran pengembangan DAS

akan menciptaka ciri-ciri yang baik sebagai berikut :

1) Mampu memberikan produktivitas lahan yang tinggi. Setiap bidang lahan

2) harus memberikan produktivitas yang cukup tinggi sehingga dapat mendukung

kehidupan yang layak bagi petani yang mengusahakannnya.

3) Mampu mewujudkan, pemerataan produktivitas di seluruh DAS.

4) Dapat menjamin kelestarian sumberdaya air.(Agus, dkk., 2007).

Salah satu fungsi utama dari DAS adalah sebagai pemasok air dengan

kuantitas dan kualitas yang baik terutama bagi orang di daerah hilir. Alih guna

lahan hutan menjadi lahan pertanian akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas

tata air pada DAS yang akan lebih dirasakan oleh masyarakat di daerah hilir.

Persepsi umum yang berkembang pada saat ini, konversi hutan menjadi

lahan pertanian mengakibatkan penurunan fungsi hutan dalam mengatur tata air,

mencegah banjir, longsor dan erosi pada DAS tersebut. Hutan selalu dikaitkan

3

Page 7: Makalah 1 Pengelolaan Das

dengan fungsi positif terhadap tata air dalam ekosistem DAS (Noordwijk dan

Farida, 2004).

2.2 Bentuk dan Karakteristik DAS

Dalam DAS, jalur-jalur sungai dengan tanpa cabang pada ujung

pengalirannya disebut orde pertama sungai. Penggabungan dua orde pertama

sungai membentuk order kedua, dua orde kedua sungai membentuk orde ketiga

dan seterusnya. Aliran sungaidi kawasan hutan dalam DAS secara umum pada

orde yang lebih rendah (Gambar 1). Bentuk DAS akan mempengaruhi debit

pengaliran, pola banjir dan debit banjir. Beberapa bentuk DAS yang terdapat di

Indonesia secara skematis dapat dilihat dalam Gambar 2 :

1. berbentuk bulu burung, disebut demikian karena jalur anak sungai di kiri kanan

sungai utama langsung mengalir ke sungai utama. DAS seperti ini mempunyai

debit banjir yang relatif kecil, namun banjir yang terjadi berlangsung relatif

lama. Hal ini karena waktu tibabanjir dari anak-anak sungai berbeda-beda.

2. berbentuk menyebar (radial). Bentuk ini mempunyai karakteristik dimana

anak-anak sungai terkonsentrasi ke suatu titik secara radial. DAS dengan

karakteristik demikian, berpotensi menyebabkan banjir besar di dekat titik

pertemuan anak-anak sungai,

3. berbentuk sejajar (pararel). Bentuk ini mempunyai karakteristik dimana dua

jalur daerah pengaliran yang bersatu di bagian hilir. DAS dengan karakteristik

demikian, jika terjadi banjir maka akan terjadi di bagian hilir titik-titik

pertemuan sungai. Disamping bentuk dan karakteristik DAS tersebut diatas,

debit pengaliran, pola banjir dan debit banjir juga ditentukan oleh faktor iklim,

topografi, vegetasi dan jenis tanah di dalam DAS itu sendiri.

4

Page 8: Makalah 1 Pengelolaan Das

Gambar 1 : Keempat orde aliran sungai

Gambar 2 : Bentuk DAS

2.3 Pengelolaan DAS Terpadu

Pada daerah aliran sungai terdapat berbagai macam penggunaan lahan,

misalnya hutan, lahan pertanian, pedesaan dan jalan. Dengan demikian DAS

mempunyai berbagai fungsi sehingga perlu dikelola.

5

Page 9: Makalah 1 Pengelolaan Das

Pengelolaan DAS merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh

masyarakat, petani dan pemerintah untuk memperbaiki keadaan lahan dan

ketersediaan air secara terintegrasi di dalam suatu DAS.

Pengelolaan DAS terpadu adalah proses formulasi dan implementasi suatu

kegiatan yang menyangkut pengelolaan sumber daya alam dan manusia dalam

suatu DAS dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi dan kelembagaan di

dalam dan sekitar DAS termasuk untuk mencapai tujuan sosial tertentu.

Tujuan dari pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) pada dasarnya

adalah pemanfaatan sumberdaya alam dilakukan dengan terlanjutkan

(sustainable) sehingga tidak membahayakan lingkungan lokal, regional, nasional

dan bahkan global

Landasan hukum pengelolaan DAS:

1) UUD 1945 pasal 33 ayat 3

2) UU No 41 tahun 1999 ttg Kehutanan

3) UU No 5 tahun 1990 ttg Konsevasi Alam Hayati dan Ekosistemnya

4) UU No 23 tahun 1997 ttg Pengelolaan Lingkungan Hidup

5) UU No 26 tahun 2007 ttg Penataan Ruang

6) UU No 7 tahun 2004 ttg Sumberdaya Air

7) UU No 32 tahun 2004 ttg Pemerintahan Daerah

8) PP No 38 tahun 2007 ttg Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsdi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

9) PP No 6 Tahun 2007 ttg Tata Hutan Dan Penyusunan Rencana Pengelolaan    

Hutan, serta Pemanfaatan Hutan

10) PP No 3 tahun 2008 ttg Perubahan atas PP No 6 tahun 2007

11) PP No 76 Tahun 2008 ttg Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan

12) Kep.Menhut o 52 tahun 2001 ttg Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan

DAS

Prinsip-prinsip dasar Pengelolaan DAS:

1) Prinsip-prinsip dasar dalam pengelolaan DAS adalah :

2) Pengelolaan DAS berupa pemanfaatan, pemberdayaan,

pembangunan,perlindungan dan pengendalian sumberdaya alam DAS.

6

Page 10: Makalah 1 Pengelolaan Das

3) Pengelolaan DAS berlandaskan pada azas keterpaduan,

kelestarian,kemanfaatan, keadilan, kemandirian (kelayakan usaha) serta

akuntabilitas.

4) Pengelolaan DAS diselenggarakan secara terpadu, menyeluruh berkelanjutan

dan berwawasan lingkungan.

5) Pengelolaan DAS dilakukan melalui pendekatan ekosistem yang dilaksanakan

berdasarkan prinsip satu DAS, satu rencana, satu sistem pengelolaan dengan

memperhatikan sistem pemerintahan yang desentralisasi sesuai jiwa otonomi yang

luas, nyata dan bertanggung jawab.

Ruang lingkup pengelolaan DAS meliputi :

1) Penatagunaan Lahan

2) Pengelolaan Sumber Daya Air

3) Pengelolaan lahan dan vegetasi

4) Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Buatan

5) Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan

Sebelum mengelola DAS perlu diketahui beberapa hal:

1) Apa yang ada di dalam DAS (apa potensi DAS)?

2) Apa masalah yang ada di dalam DAS?

3) Apa yang kita inginkan dari pengelolaan DAS?

4) Apa yang bisa diperbaiki/dirubah?

5) Bagaimana cara memperbaikinya?

6) Apa dampak perbaikan tersebut terhadap masyarakat yang ada di dalam DAS?

Dengan menjawab pertanyaan tersebut di atas, akan terbentuk ‘visi

(pandangan ke depan) tentang pengelolaan DAS. Tanpa memahami ‘visi’, maka

tujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitasnDAS menjadi tidak

jelas.

2.4 Permasalahan pada DAS

Permasalahan pada DAS pada umumnya sangat serius di negara-negara

berkembang, karena laju pertambahan penduduk memberikan tekananyang sangat

besar terhadap sumber daya lahan.

7

Page 11: Makalah 1 Pengelolaan Das

1) Sebagian terbesarpenduduk di daerah ini tinggal dan bekerja di kawasan

pedesaan dan sangat tergantung dari sumberdaya lahan. Karena jumlah

penduduk bertambahbanyak maka lahan yang dulu digunakan untuk usaha

pertanian secara ekstensif, sekarang berubah menjadi pertanian yang intensif.

Tanah yang dulu sering diberakan kemudian ditanami secara terus-menerus

menjadi sangat peka terhadap erosi.

2) Pengusahaan pertanian intensif jugasering diikuti dengan penggunaan pupuk

dan pestisida, yang tidak jarang menggunakan dosis tinggi. Praktek ini bisa

mecemari sistem perairan baik di daerah hulu maupun daerah hilir, karena

mungkin ada sebagian yang terangkut aliran air melalui limpasan permukaan

dan aliran bawah tanah.

3) Demikian pula penggunaan lahan penggembalaan secara salah dapat

mengakibatkan kerusakan DAS. Penebangan hutan khususnya didaerah hulu

dengan alasan apapun (misalnya pengembangan pemukiman,

pertanian,peternakan, pariwisata, industri, dsb atau untuk pengusahaan hutan)

dapat menurunkan fungsi hidrologi hutan sehingga mengakibatkan erosidan

kerusakan lahan di daerah hulu maupun hilir. Perubahan yang terjadi di dunia

pada akhir mileniumkedua berlangsung sangat cepat, seiring dengan

pertumbuhan penduduk yang tinggal didalamnya. enduduk yang sangat banyak

ini tentu saja memerlukan pangan, tempat tinggal dan tempat bergerak.

Kegiatan manusia yang sangat dinamis untuk memenuhi berbagai kebutuhan

hidupnya, sehingga membawanya ke dalam suatu kondisi di mana seolah-olah

terjadi “kekurangan” lahan. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan

penggunaan lahan.

Dalam mengelola sumberdaya lahan suatu DAS perlu diketahui apa yang

menjadi masalah utama DAS. Masalah DAS pada dasarnya dapat dibagi menjadi:

a. Kuantitas (jumlah) air

1) Banjir dan kekeringan

2) Menurunnya tinggi muka air tanah

3) Tingginya fluktuasi debit puncak dengan debit dasar.

b. Kualitas air

8

Page 12: Makalah 1 Pengelolaan Das

1) Tingginya erosi dan sedimentasi di sungai

2) Tercemarnya air sungai dan air tanah oleh bahan beracun dan berbahaya

3) Tercemarnya air sungai dan air danau oleh hara seperti N dan P (eutrofikasi)

Masalah ini perlu dipahami sebelum dilakukan tindakan pengelolaan DAS.

Sebagai contoh, apabila masalah utama DAS adalah kurangnya debit air sungai

untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik tenaga air (PLTA), maka

penanaman pohon secara intensif tidak akan mampu meningkatkan hasil air.

Seperti telah diterangkan terdahulu, pohon-pohonan mengkonsumsi air lebih

tinggi dibandingkan dengan tanaman pertanian semusim dan tajuk pohon-pohonan

mengintersepsi sebagian air hujan dan menguapkannya kembali ke udara sebelum

mencapai permukaan tanah.

Apabila masalah utama suatu DAS adalah kerawanan terhadap banjir

maka teknik yang dapat ditempuh adalah dengan mengusahakan agar air lebih

banyak meresap ke dalam tanah di hulu dan di bagian tengah DAS. Usaha ini

dapat ditempuh dengan menanam pohon dan/atau dengan tindakan konservasi

sipil teknis seperti pembuatan sumur resapan, rorak dan sebagainya.

Apabila yang menjadi masalah DAS adalah tingginya sedimentasi di sungai maka

pilihan teknik konservasi yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki

fungsi filter dari DAS.

Peningkatan fungsi filter dapat ditempuh dengan penanaman rumput,

belukar, dan pohon pohonan atau dengan membuat bangunan jebakan sedimen

(sediment trap). Apabila menggunakan metode vegetatif, maka penempatan

tanaman di dalam suatu DAS menjadi penting. Penanaman tanaman permanen

pada luasan sekitar 10% saja dari luas DAS, mungkin sudah sangat efektif dalam

mengurangi sedimentasi ke sungai asalkan tanaman tersebut ditanam pada tempat

yang benar-benar menjadi masalah, misalnya pada zone riparian (zone penyangga

di kiri kanan sungai).

Apabila suatu DAS dihutankan kembali maka pengaruhnya terhadap tata

air DAS akan memakan waktu puluhan tahun. Pencegahan penebangan hutan

jauh lebih penting dari pada membiarkan penebangan hutan dan menanami

kembali lahan gundul dengan pohonpohonan.

9

Page 13: Makalah 1 Pengelolaan Das

Lagipula apabila penanaman pohon dipilih sebagai metode pengatur tata air DAS,

penanamannya harus mencakup sebagian besar wilayah DAS tersebut. Jika hanya

20- 30% dari wilayah DAS ditanami, pengaruhnya terhadap tata air mungkin tidak

nyata.

Penyebaran tanaman kayu-kayuan secara merata dalam suatu DAS tidak

terlalu memberikan arti dalam menurunkan sedimentasi. Tabel berikut di bawah

ini memberikan ringkasan masalah DAS dan alternatif teknologi yang dapat

dipilih untuk mengatasinya.

Tabel 1 : Masalah DAS dan Alternatif teknik mengatasinya

2.5 Teknologi Pengelolaan DAS

Permasalahan pokok yang mungkin dijumpai di dalam DAS adalah erosi

dan degradasi lahan, kekeringan dan banjir, penurunan kualitas air sungai, dan

pendangkalan sungai, danau atau waduk. Pemilihan teknologi untuk pengelolaan

DAS tergantung pada sifat DAS yang mencakup tanah, iklim, sungai, bukit dan

10

Page 14: Makalah 1 Pengelolaan Das

masyarakat yang ada di dalamnya. Oleh sebab itu tidak ada resep umum yang bisa

diberikan dalam memecahkan permasalahan DAS.

Pertimbangan pemilihan teknologi itu adalah tercapainya sasaran

konservasi lahan dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang ada di

dalamnya. Berikut ini disampaikan prinsip-prinsip tindakan yang harus

dilaksanakan dalam pengelolaan DAS sehingga masyarakat dapat memilih

teknologi yang sesuai:

1) Penggunaan lahan harus disesuaikan dengan sifat dan kemampuan lahan

bersangkutan. Tanah yang berlereng curam, misalnya lebih curam dari 40%,

tidak aman bila digunakan secara intensif untuk tanaman semusim. Penuntun

praktis kriteria kesesuaian lahan diberikan di dalam buku Djaenuddin et al.

(2003). Di dalam buku tersebut diuraikan tanaman apa yang cocok ditanam

pada lahan tertentu.

2) Memaksimalkan penutupan tanah dengan menggunakan tanaman penutup,

karena dengan banyaknya tajuk dan seresah tanaman, akan semakin

terlindung permukaan tanah dari terpaan air hujan dan makin terbentuk

jaringan penyaring erosi.

3) Mempertahankan sebanyak mungkin air hujan pada tempat di mana air

tersebut jatuh, sehingga mengurangi aliran permukaan.

4) Mengalirkan kelebihan air permukaan dengan kecepatan yang aman ke

kolam-kolam penampung untuk digunakan kemudian.

5) Menghindari terbentuknya parit (gully) dan menghambatnya (menyumbat)

dengan sumbat parit (gully plug) pada interval yang sesuai untuk

mengendalikan erosi dan pengisian kembali air tanah

6) Memaksimalkan produktivitas lahan per satuan luas, per satuan waktu, dan

per satuan volume air.

7) Meningkatkan intensitas pertanaman dengan tanaman sela dan menata pola

pergiliran tanaman.

8) Menstabilkan sumber penghasilan dan mengurangi resiko kegagalan selama

terjadinya penyimpangan iklim (terlalu sedikit atau terlalu banyak hujan).

9) Meningkatkan/memperbaiki infrastruktur yang dapat membantu kelancaran

distribusi, pemasaran, dan penyimpanan hasil pertanian.

11

Page 15: Makalah 1 Pengelolaan Das

10) Untuk daerah beriklim kering, kegiatan terutama ditujukan untuk

meningkatkan penyimpanan air tanah melalui peningkatan kapasitas infiltrasi

dan simpanan air di permukaan tanah melalui pembuatan sumur, rorak atau

embung penampung air.

11) Sisa tanaman perlu dikembalikan ke permukaan tanah baik secara langsung

misalnya dalam bentuk mulsa atau dalam bentuk kompos.

12) Tindakan konservasi tanah harus disesuaikan dengan keadaan sosial ekonomi

setempat (misalnya status pemilikan tanah, tenaga kerja, penghasilan rumah

tangga). Tindakan konservasi yang mudah diterima petani adalah tindakan

yang memberi keuntungan jangka pendek dalam bentuk peningkatan hasil

panen dan peningkatan pendapatan, terutama untuk petani yang status

penguasaan lahannya tidak tetap.

13) Kegiatan konservasi yang akan diterapkan seharusnya dipilih oleh petani

dengan fasilitasi penyuluh. Petani paling berhak mengambil keputusan untuk

kegiatan yang akan dilakukan pada lahan mereka.

14) Jangan melakukan tindakan konservasi kalau belum dimengerti apa masalah

yang akan dipecahkan dan apa manfaat tindakan tersebut.

12

Page 16: Makalah 1 Pengelolaan Das

BAB 3

KESIMPULAN

1. Pengelolaan DAS harus dilakukan melalui satu sistem yang dapat

memberikan : produktivitas lahan yang tinggi , kelestarian DAS,

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

2. Permasalah pada DAS pada umumnya karena kerusakan Sumber Daya

Alam yang diakibatkan ulah manusia yang dalam pemanfaatan

sumberdaya alam tersebut tidak dilakukan secara arif dengan

mendasarkan kaedah konservasi sumberdaya alam.

3. Pengelolaan DAS harus dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi,

terutama dalam membina masyarakat .

4. Dengan memahami permasalahan pada DAS, maka teknologi yang sesuai

dapat dilakukan untuk pengelolaan DAS secara berkelanjutan.

5. Dalam pelaksanaan sistem perencanaan pengelolaan DAS terpadu dengan

memperhatikan kejelasan keterkaitan antar sektor terkait, pada tingkat

lokal, regional dan nasional.

13

Page 17: Makalah 1 Pengelolaan Das

DAFTAR PUSTAKA

1. Fahmudin Agus dan Widianto. 2004. Petunjuk Praktik Konservasi Tanah

Pertanian Lahan Kering. Bogor: IPB

2. Ashdak Chay. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Yogyakarta : UGM Press.

3. http://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/mimpi-tentang-

das-ciliwung/, diakses 15 Februari 2013

14

Page 18: Makalah 1 Pengelolaan Das

15