makalah pendekatan sistem new
DESCRIPTION
makalahTRANSCRIPT
“PENDEKATAN SISTEM”
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Teori Sistem
Dosen :
Prof. Dr. Mukhneri Mukhtar, M.Pd
Dede Hamdani, M.Pd
Disusun Oleh :
Chandra Pratiwi (1445143163)
Diki Iskandar (1445140102)
Mochamad Akbar FS (1445140112)
Reni Anggraini S (1445143169)
MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM STRATA 1
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul Pendekatan Sistem yang merupakan tugas mata kuliah Teori Sistem di program studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta.
Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini, penulis telah mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan yang berupa gagasan pemikiran maupun bantuan dukungan moril. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua yang telah mendidik serta membantu penulis sampai saat ini.
2. Prof. Dr. Mukhneri Mukhtar, M.Pd selaku dosen mata kuliah Teori Sistem yang selalu memberikan materi serta motivasi kepada kami.
3. Dan juga kepada Dede Hamdani, M.Pd selaku asisten dari Prof. Dr. Mukhneri Mukhtar, M.Pd yang selalu sabar dan ikhlas membimbing kami di mata kuliah Teori Sistem ini.
4. Kakak Tingkat jurusan Manajemen Pendidikan yang telah memberikan sumbangan ide dan referensi.
5. Teman-teman manajemen pendidikan 2014 yang selalu membantu memberikan saran dan kritik dalam pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Jakarta, 21 Februari 2015
Penyusun
ii | P e n d e k a t a n S i s t e m
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah.............................................................................1
2. Rumusan Masalah......................................................................................3
3. Tujuan Pembahasan...................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN
1. Definisi Konseptual.....................................................................................5
2. Penelitian Relevan......................................................................................5
3. Pembahasan...............................................................................................7
1. Pengertian Pendekatan Sistem............................................................7
2. Jaringan Kerja......................................................................................8
A. Kegunaan Jaringan Kerja................................................................9
B. Keuntungan Jaringan Kerja.............................................................9
C. Tahapan Penyusunan Jaringan Kerja.............................................10
3. PERT....................................................................................................10
A. Komponen-Komponen Jaringan PERT...........................................11
B. Kegunaan PERT.............................................................................12
C. Lambang yang Digunakan dalam PERT.........................................13
iii | P e n d e k a t a n S i s t e m
D. Ketentuan dalam Penyusunan Jaringan Kerja................................15
E. Langkah-langkah dalam Menggambarkan PERT...........................18
BAB 3 PENUTUP
1. Kesimpulan.................................................................................................21
2. Saran..........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................22
iv | P e n d e k a t a n S i s t e m
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Sistem adalah kumpulan dari unsur-unsur atau komponen yang
teratur dan saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan yang
utuh (totalitas). Jika suatu komponen ada yang putus maka sistem
tersebut juga akan terputus. Sebelum membentuk suatu sistem kita harus
tahu tujuan dibentuknya sistem tersebut. Sistem dibuat tidak lain adalah
untuk menjadikan suatu kegiatan menjadi lebih efisien dan efektif.
Seringkali masalah-masalah terjadi karena suatu kegiatan mengalami
sistem yang buruk atau tidak berfungsinya suatu komponen dalam
sistem. Sehingga dikeluarkanlah suatu pendekatan yang dinamakan
dengan pendekatan sistem.
Pendekatan ialah suatu upaya penyederhanaan masalah sampai
batas-batas tertentu sehingga masih dapat ditoleransi untuk
memudahkan penyelesaiannya. Pendekatan sistem dapat dijadikan suatu
terobosan dalam menjadikan suatu kegiatan menjadi lancar atau sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini, kami mengaitkan
masalah kewaspadaan bencana masuk sistem pendidikan sekolah.
Sebagai salah satu negara yang rawan terhadap bencana alam,
Indonesia membutuhkan mitigasi dan antisipasi dalam menghadapi
5 | P e n d e k a t a n S I s t e m
bencana menjadi sebuah keniscayaan. “Perubahan alam tidak dapat
ditolak, tapi manusia harus bisa berbuat arif terhadap alam untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya,” kata Menteri Sosial Khofifah Indar
Parawansa di Jakarta, Rabu (17/12/14). Kementrian Sosial (Kemensos)
menghargai berbagai upaya penggunaan berbagai teknologi tinggi pada
sistem peringatan dini (early warning system) terkait bencana alam.
Namun, memperluas jangkauan dengan melakukan pendekatan sistem
dini jangkauan dengan melakukan pendekatan sistem peringatan dini
berbasis masyarakat dan kearifan local juga dibutuhkan. Hal itu, sebagai
langkah penguat upaya peningkatan kemampuan kesiapsiagaan dan
mitigasi. Kemensos telah menggagas penerapan pengetahuan dan sikap
waspada bencana ke dalam sistem pendidikan sekolah. Selain itu,
dengan memelihara adat dan tradisi masyarakat setempat, misalnya di
Pulau Simeuleu, Aceh, yang telah menyelamatkan warganya saat
tsunami. “Tradisi masyarakat setempat, dengan istilah yang berbeda
banyak dimiliki di berbagai suku bangsa di Indonesia,” Ujarnya. Pada
sistem budaya dan kearifan local yang ada perlu diberdayakan untuk
melatih sikap warga “bersahabat dengan bencana” terbiasa, sigap
mengantisipasi dan menghadapi bencana.
Dari kutipan permasalahan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa
kita sebagai warga Indonesia harus berpikir logis atas segala peristiwa
yang sering terjadi, janganlah mau masuk kelubang yang sama. Dari
6 | P e n d e k a t a n S I s t e m
penanggulangan permasalaah diatas terlihat bahwa adanya suatu
pendekatan sistem yang digunakan untuk menanggulangi masalah
bencana agar kerugian yang timbul dapat diminimalisir atau syukur-
syukur tidak terjadi. Oleh karena itu kami tertarik untuk membahas lebih
jauh tentang pendekatan sistem guna membuat kegiatan menjadi lebih
terarah.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari pendekatan sistem?
2. Apa pengertian dari jaringan kerja?
3. Apa kegunaan dari jaringan kerja?
4. Bagaimana menyusun jaringan kerja?
5. Apa pengertian dari PERT?
6. Apa saja komponen dalam PERT?
7. Apa kegunaan dari PERT?
8. Bagaimana lambang yang digunakan dalam PERT?
9. Bagaimana langkah menggambarkan PERT?
3. Tujuan Pembahasan
1. Diharapkan mahasiswa mengerti apa yang dimaksud dengan
pendekatan sistem, jaringan kerja, dan PERT.
7 | P e n d e k a t a n S I s t e m
2. Diharapkan mahasiswa memiliki bekal yang nantinya dalam
menyususun suatu kegiatan atau program dapat dibuat secara
tersistem dengan teknik jaringan kerja dan PERT.
8 | P e n d e k a t a n S I s t e m
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Definisi Konseptual
Johnson, Kast, dan Rosenzweig (1973) mengemukakan bahwa
pendekatan sistem adalah cara berpikir untuk mengatur tugas, melalui
suatu kerangka yang melukiskan faktor-faktor lingkungan internal dan
eksternal sehingga merupakan suatu keseluruhan secara terpadu.
Sejalan dengan ketiga pakar di atas, Van Gigch (1974) mengemukakan,
bahwa pendekatan sistem merupakan desain metodologi, kerangka kerja
konseptual, metode ilmiah baru, teori keorganisasian, sistem manajemen,
metode rekayasa riset operasi, dan metode untuk meningkatkan efisiensi
biaya serta metode untuk menerapkan teori umum sistem.1
Dari definisi-definisi menurut para ahli diatas, kami dapat menarik
kesimpulan bahwa, pendekatan sistem adalah suatu cara yang
digunakan untuk membuat suatu kegiatan atau program menjadi
tersistem atau segala sub sistemnya berjalan baik sesuai dengan tujuan.
2. Penelitian yang Relevan
Most organizations around the world have discovered that the
strategy of customer satisfaction translates very rapidly to higher profit
1 https://marsurindo17.files.wordpress.com/.../kuliah-kesisteman-12-11.do.
9 | P e n d e k a t a n S i s t e m
and productivity.2 (Setiap organisasi di seluruh dunia telah menemukan
strategi untuk meningkatkan pelanggan secara cepat guna meningkatkan
keuntungan dan produksi)
The methods of CPM and PERT were used to analyze a process that
delivers service to customers in an organization faced with the problem of
providing additional parking space for it’s customers’ trucks. By reducing
and stabilizing the process cycle time, the problem was solved, saving the
company the cost of leasing more parking lots for the customers’ trucks.
In addition, the customers were happy with less time spent in the
company’s premises.3 (Metode CPM (Critical Path Method) dan PERT
(Programme Evaluation and Review Technique) digunakan untuk
menganalisa sebuah pelayanan kepada pelanggan dalam sebuah
organisasi dengan masalah yang ada yaitu ketersediaan area parkir
untuk kendaraan pelanggan. Dengan mengurangi dan menyeimbangkan
proses daur waktu, masalah dapat terselesaikan dan dapat menyimpan
tarif parkir perusahaan tersebut terhadap kendaraan pelanggan.
Pelanggan akan merasa senang dengan waktu yang dihabiskan lebih
sedikit di area perusahaan itu)
2 Ajiboye Sole Adegoke, (2011), Measuring Process Effectiveness Using Cpm/Pert, (online), jilid 6, no 6, http:// www.ccsenet.org/ijbm.v6n6p2863Ibid.
10 | P e n d e k a t a n S I s t e m
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode CPM dan
PERT yang merupakan bentuk jaringan kerja yang menggunakan
jaringan sistem dapat digunakan dalam mengatasi masalah dalam
perusahaan diatas, dengan menganalisa kejadian yang terjadi lalu dibuat
suatu sistem yang matang sehingga membuat para pelanggan pada
akhirnya senang dengan pelayanan dari perusahaan tersebut.
3. Pembahasan
1. Pengertian Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem ialah pendekatan yang bersifat integratif
(penyatuan) karena pendekatan ini didasarkan pada cara berfikir logis
dan sistematis dalam memecahkan suatu masalah organisasi.
Pendekatan sistem dapat digunakan dan diimplementasikan dalam
berbagai hal atau kegiatan misalnya berbagai kegiatan organisasi baik
dalam bidang informasi, pendesainan pekerjaan, pengambilan
keputusan, manajemen, maupun dalam penanganan proyek-proyek dan
lain sebagainya. Salah satu bentuk penerapan konsep pendekatan
sistem dalam pendesainan pekerjaan organisasi adalah melalui
perencanaan jaringan kerja (Network planning). Masalah yang sering
timbul dalam perencanaan adalah tidak konsistennya sistem
perencanaan dengan kebutuhan di lapangan, karena para pengambilan
11 | P e n d e k a t a n S I s t e m
keputusan dan perencanaan sering mengabaikan pendekatan sistem
dalam perencanaan.4
Di dalam kegiatan organisasi HIMA misalnya, dalam organisasi
tersebut terdapat jaringan kerja yang menghubungkan antar departemen
agar antar departemen dapat berjalan selaras dan menjunjung tinggi
tujuan dari organisasi tersebut sehingga nantinya dapat tercapai semua
gol atau target yang telah ditentukan sebelumnya. Masalah-masalah
yang terjadi juga akan lebih mudah diketahui dan dicarikan solusinya jika
dalam suatu organisasi terdapat jaringan kerja.
2. Jaringan Kerja
Pada dasarnya perencanaan jaringan kerja menggunakan cara berfikir
sistem (pendekatan sistem) yang melihat pekerjaan sebagai salah satu
sub sistem dari sistem organisasi secara keseluruhan. Perencanaan
jaringan kerja sangat bermanfaat bagi para pimpinan atau adminstator
dalam mengarahkan dan menempatkan para pekerja pada bidang dan
tanggung jawab masing-masing, seperti bidang produksi, bidang
pemasaran, bidang penelitian, dan lain sebagainya.
4 Mukhtar Mukhneri, (2008), Manajemen Sistem, Jakarta: BPJM, hlm.29-30
12 | P e n d e k a t a n S I s t e m
A. Kegunaan Jaringan Kerja
Penggunaan jaringan kerja yang utama ialah untuk suatu kegiatan
proyek yang memerlukan jaringan kerja dan analisis jaringan kerja
yang terperinci. Adapun penggunaan khususnya adalah sebagai
berikut:5
1. Proyek-proyek kompleks dengan multi kegiatan yang saling
tergantung.
2. Proyek besar yang banyak melibatkan orang.
3. Proyek yang memerlukan koordinasi antar departemen atau antar
pejabat.
4. Proyek yang memerlukan informasi padat dan kontiniu.
5. Proyek-proyek yang harus diselesikan dalam waktu yang tepat dan
biaya yang terbatas.
B. Keuntungan Jaringan Kerja
Dalam jaringan kerja terdapat keuntungan-keuntungan6
Merencanakan proyek secara detail.
Pengaturan waktu, usaha dan perhatian tertentu secara lebih
intensif.
Perencanaan jaringan kerja sangat membantu dalam komunikasi.
5 Ibid, hlm.306 Ibid, hlm.31
13 | P e n d e k a t a n S I s t e m
Dengan perencanaan jaringan kerja dapat dimunginkan
pelaksanaan proyek secara lebih ekonomis, dan tidak ragu-ragu
dalam mendayagunakan berbagai sumber yang dibutuhkan.
C. Tahapan Penyusunan Jaringan Kerja
1. Inventarisasi kegiatan dalam suatu proyek.
2. Perhatikan saling ketergantungan atau logika ketergantungan
antara kegiatan yang satu dengan yang lainnya. Dengan
mengetahui langkah ini dan menggunakan lambang atau simbol
tertentu dari kegiatan,dan peristiwa atau kejadian, maka dapat
disusun jaringan kerja.
3. Waktu, penunjukkan waktu dapat ditentukan baik berdasarkan
pengalaman, teori serta perhitungan tertentu
Bentuk jaringan kerja yang menggunakan pendekatan sistem
adalah PERT (Program Evaluation and Review Technique).
3. PERT (Programme Evaluation and Review Technique)
PERT atau jika diterjemahkan dalam bahasa indonesia teknik
pengevaluasian dan peninjauan kembali. PERT dikembangkan dalam
tahun 1950-an oleh Angkatan Laut Amerika Serikat dengan bantuan
perusahaan konsultan manajemen Booz, Allen & Hamilton. PERT
14 | P e n d e k a t a n S I s t e m
merupakan metoda analisis yang di rancang untuk melakukan
scheduling dan pengawasan proyek-proyek yang bersifat kompleks
dan yang memerlukan kegiatan-kegiatan tertentu yang harus
dijalankan dalam urutan tertentu adalah pertimbangan utama dalam
penggunaan jaringan atau aliran rencana PERT.7 Aliran kerja ini terdiri
dalalm penggunaan jaringan atau aliran rencana PERT aliran kerja ini
terdiri dari serangkaian peristiwa dari kegiatan yang saling
berhubungan.
A. Komponen-komponen jaringan PERT8
1. Peristiwa (event) adalah tonggak (phisik atau mental) pelaksanaan
kegiatan tertentu dalam rencana program, yang menandai mulai dan
berakhirnya suatu kegiatan. Peristiwa tidak mengkonsumsi waktu
ataupun sumber daya, dan biasanya ditunjukkan dengan tanda
lingkaran.
2. Kegiatan (activity) adalah suatu unsur yang merupakan bagian dari
keseluruhan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Kegiatan
memerlukan waktu dan sumber daya, dan diunjukkan dengan tanda
panah.
3. Waktu kegiatan (activity time), dibagi dalam tiga estimasi waktu
penyelesaian kegiatan, yaitu:
7 T. Hani. Handoko, (2011), Manajemen, Yogyakarta : BPFE Yogyakarta, hlm.4018 Ibid.
15 | P e n d e k a t a n S I s t e m
a. Waktu optimis (To), waktu kegiatan bila semua berjalan baik tanpa
hambatan atau penundaan-penundaan.
b. Waktu realistic (Te), waktu yang mestinya terjadi bila suatu
kegiatan dalam keadaan normal (ada penundaan ditolerir).
c. Waktu Pesimis (Tp), waktu kegiataan bila terjadi hambatan atau
penundaan melebihi dari seharusnya.
Te=¿+(4 )Tm+Tp
6
Waktu kegiatan yang diperkirakan (Te) dapat dihitung dengan
rumus :
B. Kegunaan PERT
Sebagai suatu model jaringan kerja dan alat pengelola, PERT
dimungkinkan penggunaaanya dalam berbagai bidang kegiatan seperti
16 | P e n d e k a t a n S I s t e m
bidang industri, pendidikan, administrasi, perdagangan dan lain
sebagainya. Kegunaan PERT secara terinci adalah sebagai berikut:9
Para administrator haruslah mengadakan perencanaan terinci
sebelum suatu proyek dilaksanakan.
Dapat mencari beberapa alternatif tindakan pencegahan, karena
dapat mengetahui jauh sebelumnya hambatan-hambatan yang terjadi
Dapat menyiapkan langkah-langkah apa yang harus ditempuh, karena
pada jaringan kerja dapat digambarkan jelas mana kegiatan yang
membutuhkan waktu kritis dan tidak.
Gambaran suatu jaringan kerja memberikan bantuan yang sangat
penting dalam komunikasi.
Jaringan kerja memberikan kesempatan untuk memilih kegiatan yang
bersifat lebih ekonomis.
C. Lambang yang digunakan dalam PERT
= lingkaran kecil = node, lingkaran kecil menunjukkan suatu
peristiwa atau kejadian. Peristiwa adalah suatu permulaan atau akhir
dari suatu kegiatan, lingkaran ini juga dapat diganti dengan empat
persegi. Ciri khas atau peristiwa atau kejadian adalah sebagai
berikut:10
9 Mukhneri Mukhtar, (2008), Manajemen Sistem, Jakarta: BPJM, hlm.33
10 Ibid, hlm.34-36
17 | P e n d e k a t a n S I s t e m
a. Suatu peristiwa dapat sebagai titik permulaan dalam proses kegiatan
b. Tidak menghabiskan waktu.
c. Tidak menggunakan sumber baik tenaga, fasilitas dan dana.
d. Setiap event atau peristiwa dalam suatu jaringan kerja digambarkan
dalam bentuk lingkaran kecil atau persegi.
e. Menyatakan event atau peristiwayang sudah terjadi.
f. Dan seterusnya = lingkaran kecil bernomor lambang ini
menujukkan bahwa setiap peristiwa dalam suatu jaringan
kerja diberi nomor .
g. = anak panah = arrow pada gambar ini menyatakan
suatu aktivitas atau kegiatan. Kegiatan adalah suatu komponen dari
suatu proyek yang memerlukan penggunaan waktu pelaksanaan serta
sumber-sumber tenaga, fasilitas, bahan dan dana.
h. Dua lingkaran dihubungkan oleh anak panah,
yang menggambarkan bahwa suatu aktivitas
mengubungkan peristiwa atau kejadian.
i. Gambar ini menujukkan bahwa dari suatu
peristiwa dapat dimulai banyak kegiatan. Kegiatan
ini dapat juga dilakukan secara serempak atau
bersamaan.
18 | P e n d e k a t a n S I s t e m
1 2
j. Gambar ini menujukkan bahwa banyak kegiatan yang dilakukan
menuju suatu peristiwa . kegiatan ini dapat dilakukan secara
serempak/bersamaan.
k. Anak panah yang terputus-putus ini
mengambarkan aktivitas semu (dum- my activity
= zero time activity). Anak panah yang terputus
putus yang menghubungkan dua peristiwa dengan
waktu yang tidak diperhitungkan
D. Ketentuan dalam Penyusunan Jaringan Kerja
Agar tidak terjadinya kesalahan dalam menyusun jaringan kerja, perlu
diperhatikan beberapa ketentuan atau aturan-aturan penyusunan. Aturan-
aturan ini merupakan ketentuan dasar harus ditaati atau diikuti dalam
membuat jaringan kerja. Aturan tersebut meliputi:11
a. Suatu peristiwa tidak dapat terjadi sebelum kegiatan yang mendahuluinya
selesai.
Peristiwa 2 tidak dapat terjadi sebelum kegiatan A selesai. Peristiwa 3
tidak dapat terjadi sebelum kegiataan B selesai.
11 Ibid, hlm.36-40
19 | P e n d e k a t a n S I s t e m
b. Sebelum suatu kegiatan dapat dimulai, semua kegiataan yang
mendahuluinya harus sudah selesai sebagaimana contoh di atas.
c. Suatu peristiwa tidak boleh terjadi dua kali, dengan kata lain tidak di
perkenankan kejadian yang berulang, yaitu kejadian yang kembali ke
peristiwa sebelumnya.
Setiap gambar ini terlihat kegiatan C menuju ke peristiwa 1, ini berarti
mengulangi peristiwa.
d. Setiap kegiatan tertuju pada suatu peristiwa.
Kegiatan A tertuju pada peristiwa 2, kegiatan B tertuju pada peristiwa 3,
kegiatan C tertuju pada peristiwa 4 dan kegiatan D tertuju pada peristiwa 5
dan kegiatan E dan F tertuju pada peristiwa 6.
e. Perhitungan selalu dimulai dari kiri ke kanan, seperti contoh di atas .
20 | P e n d e k a t a n S I s t e m
f. Semua kegiatan dalam jaringan kerja harus selesai pada tujuan akhir.
Contoh diatas terlihat bahwa semua peristiwa pada akhirnya harus
berakhir pada tujuan akhir, yakni tercapainya tujuan proyek.
g. Panah hanya menujukkan logika bahwa suatu aktivitas mendahului
aktivitas yang lain yang mengikutinya, dan panjang panah tidak
mempunyai arti apa-apa.
h. Menggambarkan kegiatan majemuk dalam jaringan kerja perlu kita
pecahkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Ini perlu dilakukan
dengan tujuan agar kegiatan – kegiatan yang kecil ini dapat dilakukan
secara bertingkat sejalan dengan kebutuhan lainnya. Contoh dibawah ini
merupakan kegiatan majemuk, dimana kegiatan A, B, C merupakan
kegiatan majemuk dan beruntun dan berhubungan secara logis.
Tiap kegiatan tersebut dapat dipecah-pecah misalnya kegiatan A menjadi
A1, A2, A3, kegiatan B menjadi B1, B2, B3 dan kegiatan C menjadi C1,
C2. C3. Hubungan atau ketergantungan kegiatan-kegiatan tersebut adalah
sebagai berikut:
A1 harus mendahului A2, yang mendahului A3.
B1 harus mendahului B2, yang mendahului B3.
C1 harus mendahului C2, yang mendahului C3.
21 | P e n d e k a t a n S I s t e m
B1 tidak dapat dimulai sebelum A1 selesai.
B1 tidak dapat dinilai sebelum A1 selesai .
i. Jaringan melingkar perlu dihindari. Hal ini sering terjadi pada suatu
jaringan yang rumit dan kurang terkontrol. Biasanya hal ini terjadi bilamana
urutan logis dari suatu kegiatan terganggu dengan adanya peristiwa
berikut yang menjadi peristiwa pendahulu. Hal ini dapat terlihat pada
gambar berikut:
j. Kesalahan mengambarkan jaringan kerja juga sering menggantung. Setiap
peristiwa selain event permulaan dan akhir harus mempunyai aktivitas
yang mengikuti dan mendahului yang menuju atau memulai dari peristiwa
tersebut. Jika terjadi sesuatu peristiwa tergantung atau bebas tanpa
hubungan, itulah yang dinamakan jaringan tergantung. Jaringan
tergantung tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
E. Langkah-langkah dalam
Menggambarkan PERT12
1) Pikirkan dan tuliskan semua
peristiwa yang ada dan akan terjadi. Peristiwa-peristiwa yang tidak begitu
12 Ibid, hlm.40-42
22 | P e n d e k a t a n S I s t e m
penting dapat dihilangkan. Sesudah itu satukan peristiwa yang secara
logis dapat digabungkan. Peristiwa yang terlalu besar dapat dipisahkan
menjadi peristiwa- peristiwa yang kecil. Hal ini harus dilakukan secara
logis.
2) Tempatkan peristiwa-peristiwa tersebut dalam suatu urutan yang logis,
kemudian beri nomor secara berurutan menurut waktu terjadinya.
3) Buatlah daftar peristiwa tersebut secara serial, mulai dengan peristiwa
akhir dan berahkir pada peristiwa awal (1) yang merupakan permulaan
proyek.
4) Tunjukan peristiwa yang mendahului setiap peristiwa dan letakan dalam
suatu daftar sebagai berikut:
Secara umum dapat dikatakan bahwa penggunaan pendektaan sistem
akan membantu para perencanaan untuk menganalisis tujuan, kebutuhan
dan menganalisis rencana secara rasional dan menyeluruh. Analisis
terhadap kebutuhan dan rencana dapat dilakukan melalui analisis tugas,
analisis fungsi, analisis misi dan analisis metode.
Model sistem merupakan pola yang mengambarkan sistem terdiri dari
beberapa komponen, dimana komponen tersebut saling berhubungan.
23 | P e n d e k a t a n S I s t e m
Apakah hubungan tersebut searah, bolak balik, vertikal maupun horizontal
dan lain sebagainya, model sistem banyak digunakan dalam praktek
manajemen yang ditunjukan pada usaha untuk memudahkan pelaksanaan
kegiatan.
Model sistem dalam bidang manajemen dapat dilihat dalam bentuk
jaringan kerja dengan prosedur:
1. Menentukan atau menggambarkan sesuatu.
2. Membantu menganalisis sistem.
3. Menjelaskan, mengambarkan hubungan-hubungan dan kegiatan
dalam sistem.
4. Menggambarkan situasi atau keadaan dalam bentuk simbol-simbol.
24 | P e n d e k a t a n S I s t e m
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pendekatan ialah suatu upaya penyederhanaan masalah sampai
batas-batas tertentu sehingga masih dapat ditoleransi untuk
memudahkan penyelesaiannya. Sedangkan Sistem adalah himpunan
dari komponen yang saling keterkaitan sehingga membentuk suatu
kesatuan yang utuh. Sehingga Pendekatan Sistem adalah suatu cara
yang digunakan untuk membuat suatu kegiatan atau program menjadi
tersistem atau segala sub sistemnya berjalan baik sesuai dengan
tujuan.
Menurut penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa
pendekatan sistem diperlukan dalam berbagai kegiatan, seperti dalam
organisasi, industry, pendidikan, administrasi dan lain sebagainya. Jika
sistem yang dijalankan sesuai dan diperhitungkan matang-matang
maka hasil yang dicapai akan maksimal pula.
2. Saran
Pendekatan sistem merupakan cara yang baik untuk menunjang
segala kegiatan. Oleh karena itu, kita harus membiasakan diri untuk
melakukan sesuatu dengan tersistem agar segala kegiatan yang kita
lakukan akan berjalan lebih baik dan berjalan lebih efektif dan efisien.
25 | P e n d e k a t a n S i s t e m
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T. Hani. (2011). Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Mukhtar, Mukhneri. (2008). Manajemen Sistem. Jakarta: BPJM
Soeharto, Iman. (1999). Manajemen Proyek. Jakarta: Erlangga
26 | P e n d e k a t a n S i s t e m