makalah isbd new

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Serangan merupakan pulau kecil bagian dari pulau Bali yang terletak diantara Sanur, Tanjung Benoa, dan Nusa Dua. Pulau di Selatan Bali ini termasuk dalam wilayah Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Madya Denpasar. Meski termasuk dalam wilayah kota Denpasar, namun masyarakat desa Serangan memiliki karakter yang berbeda dengan masyarakat kota. Masyarakat desa Serangan sebagian besar hidup di pesisir pantai dengan bermatapencaharian sebagai nelayan. Masyarakat mencukupi kebutuhan hidupnya dengan mencari ikan hias di pesisir, mencari rumput laut, dan melaut ke laut lepas. Beberapa ada yang menjadi pemandu wisata, instruktur selam, dan wiraswasta, namun jumlahnya hanya minoritas. Reklamasi terhadap pulau Serangan merupakan perluasan wilayah daratan pulau dengan mengeruk tanah laut pesisir Serangan. Ini merupakan sebuah proyek besar beberapa investor asing dengan pihak swasta

Upload: dayu-chandra

Post on 29-Nov-2015

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Isbd New

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Serangan merupakan pulau kecil bagian dari pulau Bali yang terletak

diantara Sanur, Tanjung Benoa, dan Nusa Dua. Pulau di Selatan Bali ini termasuk

dalam wilayah Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Madya Denpasar. Meski

termasuk dalam wilayah kota Denpasar, namun masyarakat desa Serangan

memiliki karakter yang berbeda dengan masyarakat kota.

Masyarakat desa Serangan sebagian besar hidup di pesisir pantai dengan

bermatapencaharian sebagai nelayan. Masyarakat mencukupi kebutuhan hidupnya

dengan mencari ikan hias di pesisir, mencari rumput laut, dan melaut ke laut

lepas. Beberapa ada yang menjadi pemandu wisata, instruktur selam, dan

wiraswasta, namun jumlahnya hanya minoritas.

Reklamasi terhadap pulau Serangan merupakan perluasan wilayah daratan

pulau dengan mengeruk tanah laut pesisir Serangan. Ini merupakan sebuah proyek

besar beberapa investor asing dengan pihak swasta Indonesia namanya Bali Turtle

Island Development (BTID) pada tahun 90-an untuk membangun dan menjadikan

desa Serangan sebagai pulau modern layaknya Singapura. Pulau Serangan

diharapkan menjadi sebuah kota yang mewah dengan sejumlah pusat

perbelanjaan, hotel, kasino, dan sarana pariwisata lain sehingga akan

meningkatkan pendapatan masyarakat Serangan. Didukung dengan dibangunnya

jembatan yang menghubungkan Denpasar dan Serangan akan mempermudah

akses menuju kota kecil ini, dan akan memudahkan pekerja mengangkut sarana

pembangunan yang akan digunakan untuk membangun desa Serangan nantinya.

Page 2: Makalah Isbd New

Fakta saat ini di desa Serangan tidak terlihat sejumlah gedung megah

dengan sarana mewah seperti yang telah direncanakan. Proyek BTID

menimbulkan permasalahan bagi lingkungan dan masyarakat Pulau Serangan.

Permasalahan utama merupakan kerusakan lingkungan akibat pembangunan

BTID yang telah mengakibatkan kehilangan mata pencaharian untuk kebanyakan

masyarakat. Daerah reklamasi hanya menjadi tanah kosong dipenuhi semak

belukar dan hewan ternak penduduk yang mencari makan. Reklamasi telah

memperkecil luas laut pesisir Serangan dan air laut menjadi tenang. Ini

menyebabkan banyak kapal berlabuh di sana sehingga pesisir Serangan ditutupi

kapal-kapal nelayan luar. Adanya jembatan menyebabkan banyak orang luar yang

datang ke desa Serangan untuk sekadar melihat-lihat, berdagang, bahkan menetap

di sana sebagai penduduk. Dengan adanya daratan baru juga mempengaruhi

atmosfir desa Serangan menjadi lebih panas. Perubahan lingkungan ini secara

langsung berdampak pada kehidupan masyarakat pesisir Serangan, dari gaya

hidup dan pola pikir masyarakat, yang juga akan berdampak pada mata

pencaharian masyarakat pesisir Serangan.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Adapun rumusan masalah dari makalah kami yang berjudul “Pengaruh

Reklamasi Terhadap Mata Pencaharian Penduduk Pesisir Serangan” adalah:

1.2.1 Bagaimana pengaruh reklamasi wilayah pesisir di Serangan

terhadap mata pencaharian penduduk lokal?

1.2.2 Bagaimana pengaruh perubahan mata pencaharian terhadap kondisi

perekonomian?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari makalah kami yang berjudul

“Pengaruh Reklamasi Terhadap Mata Pencaharian Penduduk

Pesisir Serangan” adalah:

-Untuk mengetahui pengaruh reklamasi wilayah pesisir di Serangan

terhadap mata pencaharian penduduk lokal

Page 3: Makalah Isbd New

-Untuk mengetahui pengaruh perubahan mata pencaharian terhadap

kondisi perekonomian

1.3.2Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang kami peroleh dari makalah yang

berjudul “Pengaruh Reklamasi Terhadap Mata Pencaharian

Penduduk Pesisir Serangan” adalah:

- Dapat mengetahui pengaruh reklamasi wilayah pesisir di Serangan

terhadap mata pencaharian penduduk local

- Dapat mengetahui pengaruh perubahan mata pencaharian terhadap

kondisi perekonomian

1.4 Kerangka Teori dan Konsep

1.4.1Kerangka Teori

1.4.2Konsep

Adapun konsep yang dipakai dalam penelitian ini beranjak dari judul

diatas, antara lain:

Menurut pengertiannya secara bahasa, reklamasi berasal dari

kosa kata dalam Bahasa Inggris, to reclaim yang artinya

memperbaiki sesuatu yang rusak. Secara spesifik dalam

Kamus Bahasa Inggris-Indonesia terbitan PT. Gramedia

disebutkan arti reclaim sebagai menjadikan tanah (from the

sea). Masih dalam kamus yang sama, arti kata reclamation

diterjemahkan sebagai pekerjaan memperoleh tanah.

Mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk

memperoleh taraf hidup yang layak dimana antara daerah

yang satu dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf

kemampuan penduduk dan keadaan demografinya (Daldjoeni,

1987:89).

Page 4: Makalah Isbd New

Bengen (2001). Wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah

dimana daratan berbatasan dengan laut; batas di daratan

meliputi daerah-daerah yang tergenang dengan air maupun

yang tidak tergenang air yang masih dipengaruhi proses-

proses laut seperti pasang surut, angin laut, intrusi garam,

sedangkan batas di laut ialah daerah-daerah yang dipengeruhi

oleh proses-proses alami di daratan seperti sedimentasi dan

mengalirnya air tawar ke laut yang dipengaruhi oleh kegiatan-

kegiatan manusia di daratan.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi tentang masyarakat

menurut beberapa ahli :

# PETER L. BERGER

Definisi masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks

hubungan manusia yang luas sifatnya. Keseluruhan yang

kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas

bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan.

# MARX

Masyarakat ialah keseluruhan hubungan - hubungan

ekonomis, baik produksi maupun konsumsi, yang berasal dari

kekuatan-kekuatan produksi ekonomis, yakni teknik dan

karya

# GILLIn & GILLIN

Masyarakat adalah kelompok manusia yang mempunyai

kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat

oleh kesamaan.

# HAROLD J. LASKI

Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan

bekerjasama untuk mencapai terkabulnya keinginan-

keinginan mereka bersama

# ROBERT MACIVER

Page 5: Makalah Isbd New

Masyarakat adalah suatu sistim hubungan-hubungan yang

ditertibkan (society means a system of ordered relations)

# SELO SOEMARDJAN

Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan

menghasilkan kebudayaan

# HORTON & HUNT

Masyarakat adalah suatu organisasi manusai yang saling

berhubungan

# MANSUR FAKIH

Masyarakat adalah sesuah sistem yang terdiri atas bagian-

bagian yang saling berkaitan dan masing-masing bagian

secara terus menerus mencari keseimbangan (equilibrium)

dan harmoni

1.5 Metode Penelitian

1.5.1Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Serangan, Kelurahan Serangan,

Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Madya Denpasar.

1.5.2Jenis dan Sumber Data

1.5.2.1 Jenis Data

Data Kuantitatif, data berupa angka laporan jumlah

penduduk serta persentase mata pencaharian sebagian besar

penduduk Serangan.

Data Kualitatif, berupa deskripsi atau gambaran umum dari

wilayah Serangan, sejarah, serta alur perkembangan dari wilayah

Serangan.

Page 6: Makalah Isbd New

1.5.2.2 Sumber Data

Data Primer berupa hasil wawancara dari beberapa

penduduk desa Serangan serta dan hasil diskusi bersama dengan

lurah dan tokoh masyarakat setempat

Data Sekuder didapat dari hasil membaca beberapa

literature mengenai Serangan, membaca makalah, serta informasi

melalui media online internet.

1.5.3Teknik Pengumpulan Data

1.5.3.1 Pengumpulan Dokumen

Pengumpulan catatan/dokumen yang relevan untuk

membantu memahami fenomenal yang terjadi di masyarakat

Serangan, membuat interpretasi data, membantu menyusun teori

dan validasi serta reliabilitas data. Pengumpulan dokumen

dilakukan dengan bantuan media internet dan beberapa makalah

mengenai Serangan

1.5.3.2 Observasi

Pengambilan data melalui pengamatan secara langsung ke

Desa Serangan secara berkala pada tanggal 11 Desember 2011

dan observasi kedua pada tanggal 26 Desember 2011

1.5.3.3 Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap beberapa responden yang

berhubungan dengan tema dari makalah ini terutama beberapa

masyarakat lokal desa Serangan.

1.5.4Analisis Data

Page 7: Makalah Isbd New

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Pulau Serangan terletak di Kecamatan Denpasar Selatan, Kotamadya

Denpasar, Propinsi Bali. Luasnya Pulau Serangan asli merupakan 111,9 ha yang

dulu terdiri dari 6,456 ha lahan pemukiman, 85 ha tegalan dan perkebunan, dan 19

ha rawa atau hutan. Desa Serangan terdiri dari tujuh lingkungan yaitu enam banjar

dan satu kampung, di antaranya adalah Banjar Ponjok, Kaja, Tengah, Kawan,

Peken, dan Dukuh, dan Kampung Bugis.

Serangan merupakan pulau kecil bagian dari pulau Bali yang terletak

diantara Sanur, Tanjung Benoa, dan Nusa Dua. Secara geografis wilayah

Serangan di bagian sebelah timur berbatasan dengan Sanur, bagian utara dengan

Desa Sidakarya, wilayah bagian selatan berbatasan langsung dengan Tanjung

Benoa, kabupaten Badung, dan sebelah barat berbatasan dengan kelurahan

Pedungan, kota madya Denpasar. Serangan merupakan wilayah administratif dari

kelurahan Denpasar Selatan, kota madya Denpasar yang kini dapat ditempuh

hanya sekitar 11 km dari pusat kota.

Jumlah jiwa di Pulau Serangan mencapai 915 Kepala Keluarga (KK)

dengan jumlah jiwa 3900 orang. Dengan jumlah laki-laki 1920 jiwa dan

perempuan 1865 jiwa.

AGAMAHindu Islam Kristen Katolik Keterangan:

♂ Laki-laki

♀ Wanita♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀

Jumlah 1738 1686 152 154 2 1 3 3

Page 8: Makalah Isbd New

ETNISJUMLAH

Laki-Laki Perempuan

Bali 1738 1686

Bugis 152 154

Betawi - 7

Jawa 10 2

Mandar - 2

Flores 5 2

Sumba 15 19

90% penduduk bekerja sebagai nelayan pesisir (yang mencari hasil laut di

dataran pasang surut atau memakai perahu tradisional tanpa mesin), dan yang

lainnya merupakan karyawan. Dengan demikian, penduduk Serangan mempunyai

identitas sebagai orang pesisir, yang tidak biasa di Bali yang mana kebanyakan

orang Bali berorientasi terhadap tanah. Desa Serangan terdiri dari penduduk

Hindu dan Muslim. Orang Muslim ini sudah tinggal di Pulau Serangan berabad-

abad, kebanyakannya adalah keturunan orang Bugis dari Sulawesi Selatan yang

datang ke pulau Bali pada abad ke-17.

Menelaah sejarah asal nama “Serangan” diyakini oleh penduduk setempat

berasal dari kata “sira angen” yang artinya perasaan sayang atau kangen. Kata ini

diambil cerita ketika para pelaut Bugis mendarat di pulau ini untuk minum.

Setelah minum air dari pulau ini, mereka terkena “sira angen”. Mereka merasa

betah berada di pulau ini dan tidak mau pergi meninggalkannya. Pada zaman

dahulu Serangan merupakan tempat tersembunyi daerah kekuasaan Raja Puri

Pamecutan. Terjadinya perebutan tapal batas dengan kerajaan Mengwi ternyata

memicu terjadinya perang yang akhirnya dimenangkan oleh Raja Pamecutan.

Page 9: Makalah Isbd New

Sebagai penghargaan kepada salah datu prajuritnya yang merupakan orang Bugis

maka ia diberikan izin untuk tinggal di pesisir pantai Serangan. Pulau Serangan

memiliki alam yang sangat indah, terutama lautnya yang kaya dengan berbagai

biota laut. Pasir pantainya yang kuning keemasan sempat membuat pulau ini

dijuluki “pulau emas”. Alamnya yang kaya dan indah ini juga yang membuat para

pelaut Bugis yang beragama Islam memilih tinggal di pulau ini dan hidup rukun

bersama penduduk setempat yang beragama Hindu.

Sejak tahun 70-an industri pariwisata ada di Pulau Serangan, dengan turis

yang datang untuk melihat penyu. Namun, pada akhir tahun 80-an, industri

pariwisata itu berkembang ketika sekelompok investor mau membangun resort di

Serangan, namanya Bali Turtle Island Development (BTID). Kepemilikan BTID

sekarang kurang jelas, tetapi pada awalnya proyek dimiliki Grop Bimantara, yang

dipimpin oleh Bambang Trihatmojo, anak mantan Presiden Suharto, serta

saudaranya Tommy Suharto dan PT. Pembangunan Kartika Udayana, yang

dimiliki Komando Daerah Militer (Kodam) IX Udayana. Akan tetapi, sebelum

BTID muncul sebagai pembangun, pihak dari Kodam sudah mengajukan surat

permohonan kepada Gubernur Bali untuk melakukan “Pelestarian dan

Pengembangan Pariwisata di Pulau Serangan” pada bulan Januari 1990. Sasaran

proyek itu adalah “menyelamatkan kondisi fisik Pulau Serangan dari kerusakan

lebih parah, peningkatan sosial ekonomi penduduk, pelestarian peninggalan

budaya dan peningkatan apresiasi budaya”. Mereka diberikan ijin prinsip oleh

Gubernur Bali.

Setelah itu, ijin prinsip diberikan kepada BTID guna pengajuan

permohonan Hak Guna Bangunan, yang diberikan kepada BTID dalam Surat

Keputusan Gubernur Bali, tanggal 24 Desember 1992. BTID kemudian

mengadakan penelitian untuk Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal),

yang disetujui oleh Gubernur Bali pada tahun 1995. Akhirnya, BTID diberikan

Ijin Kerja Keruk dan Reklamasi disekitar Pulau Serangan pada bulan Juli 1996

oleh Departmen Perhubungan.

Proyek yang direncanakan BTID adalah untuk membangun lapangan golf,

resort, lagoon untuk sarana rekreasi air, yacht club, beach club house,

Page 10: Makalah Isbd New

pembangunan Superlot yang berupa villa, fasilitas penunjang pariwisata lainnya,

serta marina atau ferry dan jembatan penyeberangan dari daratan pulau Bali ke

Pulau Serangan. Selain itu, supaya proyek BTID lebih menarik masyarakat Bali

dan Serangan, ada rencana untuk membangun pusat penelitian penyu dan bakau,

kios dan restoran, serta perbaikan fasilitas pemukiman masyarakat seperti sarana

air, listrik, wc umum dan lain-lainnya. Proyek itu “memanfaatkan lahan Pulau

Serangan sekitar 112 ha”, yang sebenarnya seluruh wilayah pulau asli, dan di

samping itu melakukan pengerukan dan penimbunan (reklamasi) pantai,

“sehingga luas lahan keseluruhan yang akan dikembangkan sehingga mencapai

kurang lebih 481 Ha”, atau hampir 4 kali lipat luasan pulau asli.

Dengan adanya proyek BTID menimbulkan permasalahan bagi lingkungan

dan masyarakat Pulau Serangan. Permasalahan utama merupakan kerusakan

lingkungan akibat pembangunan BTID yang telah mengakibatkan kehilangan

mata pencaharian untuk kebanyakan masyarakat. Permasalahan justru menimbul

untuk masyarakat setempat akibat pembangunan, akan tetapi, permasalahan

tersebut harus disosialisasikan terhadap masyarakat. Feasibility Study untuk

proyek BTID, yang dilakukan konsultan luar negeri, menegaskan bahwa “proses

Amdal tidak hanya prosedur dokumentasi proyek, tapi juga proses demokratis di

mana masyarakat meninjau rencana dan menyetujui, merubahkan atau menolak

rencana itu”. Akan tetapi, dalam kasus Serangan, kebanyakan masyarakat tidak

tahu rencana BTID, dan sama sekali tidak ada masukan. Masyarakat baru tahu

adanya proyek selama tahap pembebasan tanah, dan rencana reklamasi hanya

muncul setelah reklamasi tersebut berjalan pada tahun 1996. Saat pra-konstruksi

memang dilakukan sosialisasi, dan penduduk Serangan dijanjikan bahwa

kehidupan mereka akan sejahtera dengan adanya proyek, dengan kesempatan

pekerjaan baru, dan fasilitas desa lengkap. Akibat sosialasi itu dengan janjian

yang akan menguntungkan masyarakat Serangan, pada dasarnya mereka setuju

dengan proyek (dilihat dalam hasil survei Amdal yang menunjukkan bahwa

6,73% sangat setuju dan 69,23% setuju).

Proyek BTID terpaksa berhenti karena kondisi politik serta kesulitan dana

akibat krisis moneter pada tahun 1998, dengan mencapai 60% dari rencana

Page 11: Makalah Isbd New

pengerukan dan reklamasi. Sampai sekarang, tidak ada investor baru, dan lahan

BTID ‘kosong’. Namun, permasalahan lingkungan dan bagi masyarakat Serangan

terus terjadi dan semakin diperparah lagi. Oleh karena itu, masyarakat Serangan

membentuk Tim 18, yang anggotanya diambil dari tokoh-tokoh masyarakat untuk

mewakilinya dalam mengadakan kesepakatan dengan BTID. Pada tanggal 14

Oktober 1998 kesepakatan, atau Memorandum of Understanding (MoU),

dibentuk, yang mewajibkan BTID melakukan beberapa hal-hal yang akan

menguntungkan penduduk Serangan. Namun, sampai sekarang hanya dua pasal

yang terpenuhi karena tidak dicantumkan waktu perlakuan dan pengakhiran, dan

sanksi-sanksi bagi pihak yang melanggarnya. Juga, beberapa butir dalam MoU

benar-benar menempatkan masyarakat dalam posisi lemah, misalnya pasal 9, yang

menyebutkan bahwa masyarakat Serangan harus mendukung proyek BTID, dan

juga menjaga dan mengamankan proyek, maka akhirnya kesepakatan itu tidak

menguntungkan masyarakat Serangan.

Masalah Pulau Serangan berlangsung, dan Pemerintah Daerah Bali

membentuk Panitia Khusus (Pansus) evaluasi proyek BTID untuk mengetahui

sejauhmana keberadaan proyek-proyek BTID di Pulau Serangan. Pansus

mengeluarkan rekomendasi yang intinya menyetujui proyek BTID itu dilanjutkan,

tertanggal 15 Mei 2001, tetapi sampai sekarang proyek BTID belum dijalankan

lagi.

Page 12: Makalah Isbd New

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh Reklamasi Terhadap Mata Pencaharian

Pascareklamasi kehidupan masyarakat desa Serangan secara umum

mengalami perubahan. Reklamasi yang dilakukan dari tahun 1990 sampai tahun

1998 dalam proyek Bali Turtle Island Development (BTID) yang dimiliki Grop

Bimantara, dipimpin oleh Bambang Trihatmojo, anak mantan Presiden Suharto,

serta saudaranya Tommy Suharto dan PT. Pembangunan Kartika Udayana, yang

dimiliki Komando Daerah Militer (Kodam) IX Udayana bertujuan untuk

pengembangan pariwisata dengan alasan meningkatkan pendapatan daerah.

Namun para investor mencari keuntungan dengan cara membeli tanah di desa

serangan dengan harga murah dan paksaan. Dari pro-kontra tersebut diadakan

MOu antara investor PT BTID dengan masyarakat. Perjanjian tersebut

memberikan jaminan pada masyarakat bila proyek pembangunan daerah

pariwisata berhasil maka karyawan akan diambil dari masyarakat lokal, kehidupan

mereka akan sejahtera dengan adanya proyek, dengan kesempatan pekerjaan baru,

dan fasilitas desa lengkap. Sayangnya, pembiaayaan proyek reklamasi yang

terlalu besar dan mulai adanya krisis menyebabkan pembangunan terhenti.

Permasalahan baru pun bermunculan, perluasan daerah daratan yang

mengambil pasir dari bawah laut pulau Serangan membuat peraiaran beberapa

daerah disana semakin dalam dan tidak memungkinkan lagi untuk pertanian

rumput laut, pembuatan jalan menuju Serangan membuat akses ke desa semakin

mudah dan jasa juru sebrang pura Sakenan tidak diperlukan lagi, pembuatan pulau

baru mengakibatkan daerah pantai semakin menjauh dan perairan disekitar pulau

menjadi lebih tenang, kondisi ini dimanfaatkan sebagai dermaga bagi kapal-kapal

besar.

Pekerjaan masyarakat yang awalnya 90% berprofesi sebagai nelayan

secara perlahan mengalami perubahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Page 13: Makalah Isbd New

perubahan mata pencaharian ini antara lain perubahan lingkungan sekitarnya dan

perubahan pola pikir masyarakat itu sendiri. Kondisi yang berubah membuat

masyarakat lokal yang berprofesi sebagai nelayan lepas, juru sebrang Sakenan,

supir kapal, dan petani rumput laut, yang pada awalnya berorientasi untuk

memenuhi kebutuhan hidup kini beralih ke sektor pariwisata dan perdagangan,

yang sebagian besar berorientasi untuk memenuhi permintaan wisatawan. Peluang

ini dipandang sebagai sesuatu yang menguntungkan bukan hanya bagi masyarakat

lokal tetapi juga untuk masyarakat luar Serangan, sehingga banyak penduduk

pendatang yang akhirnya menetap di Serangan.

Beberapa masyarakat lokal membuat kerjasama dengan investor asing dari

Negara Jepang mendirikan Marine Garden dan penangkaran lumba-lumba di

tengah laut yang dimanfaatkan oleh masyarakat lokal dengan menyewakan

perahu-perahu mereka. Ada juga yang lebih memilih menjadi pedagang souvenir

dan pedagang makanan khas masyarakat pesisir.

Masyarakat yang bersedia diwawancarai secara pribadi, menyatakan

bahwa setelah reklamasi pantai dengan adanya perubahan kondisi lingkungan

sebagian dari mereka terpaksa harus kehilangan mata pencaharian atau beralih

profesi untuk tetap bertahan hidup di Serangan. Walaupun dengan ketrampilan

yang terbatas pada akhirnya masyarakat dituntut untuk dapat meningkatkan

potensi diri atau berusaha menggali potensi lain yang dapat mereka kembangkan

di daerah Serangan. Namun tak sedikit dari mereka mengalami kehilangan apa

yang disebut ‘budaya primal’, yakni budaya nelayan dan petani. Artinya, mereka

akan berada dalam kebingungan, akibat perubahan prilaku dari budaya petani atau

nelayan ke budaya lain. Hal ini bermasalah untuk orang ini, yang selain nelayan

atau petani tidak ada ketrampilan lain, karena budaya baru itu tidak jelas.

Masyarakat di Serangan pada umumnya tidak berpendidikan, yaitu, walaupun

59,98% penduduk tamat dari Sekolah Dasar, hanya 8,55% tamat Sekolah

Menengah Pertama, dan 4,26% tamat Sekolah Menengah Atas. Akibatnya, waktu

pekerjaannya sebagai nelayan atau petani hilang, susah untuk mereka mengalih

profesi, dan mereka berubah dari budaya nelayan yang makmur, kepada budaya

yang bersifat banyak pengangguran, waktu bebas, dan ketidakpastian.

Page 14: Makalah Isbd New

Berikut hasil wawancara kami dengan beberapa masyarakat pesisir desa

Serangan mengenai pengaruh reklamasi terhadap mata pencaharian mereka :

3.2 Pengaruh perubahan mata pencaharian terhadap kondisi ekonomi

Salah satu daerah reklamasi yang pernah dilakukan oleh Bali

adalah di daerah Pulau Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota

Denpasar. Reklamasi di Pulau Serangan ini dilakukan mulai pada tahun

1992 hingga akhirnya terjadi krisis moneter yang menyebabkan

pembangunan proyek dari reklamasi Pulau Serangan ini terhenti. Dampak

dari krisis moneter ini bagi Pulau Serangan adalah proyek pembangunan

yang seharusnya hampir selesai dilakukan, harus terpaksa dihentikan.

Dalam proyek reklamasi yang dilakukan oleh BTID, BTID

menjanjikan ekonomi masyarakat Serangan akan meningkat akibat proyek,

namun yang terjadi adalah penurunan ekonomi Serangan. Selain 150

warga Serangan yang nanti di-PHK, kebanyakan penduduk tidak dapat

pekerjaan dalam proyek BTID, dan mata pencahariannya sebagai nelayan

hilang karena penimbunan di dataran pasang surut dan kerusakan

lingkungan lain, sehingga mereka mengalami kesusahan dalam aspek

ekonomi kehidupannya. Feasibility Study merekomendasikan bahwa

kehilangan sumber-sumber pencaharian masyarakat harus ditenangkan

oleh antara lain penyediaan kesempatan pekerjaan dan pelatihan pekerjaan,

yang merupakan syarat penting untuk menggantirugikan penduduk

Serangan Menurut salah satu penduduk Serangan, kerugian masyarakat

sudah mencapai Rp8.829.250.000 per tahun. Akibatnya, beberapa

penduduk Serangan sudah mencari sumber nafkah lain, misalnya,

penduduk yang terpaksa menambang untuk menghidupi keluarganya

karena ikan sudah hilang.

Sejak proses reklamasi berlangsung, perubahan mata pencaharian

para penduduk di Pulau Serangan menimbulkan dampak terhadap

Page 15: Makalah Isbd New

perekonomian penduduk di sana pula. Dampak-dampak perekonomian

yang ditumbulkan akibat reklamasi tersebut ada yang bersifat positif ada

pula yang bersifat negative. Secara umum pendapatan mereka pasca

reklamasi ini adalah menurun, tapi tidak sedikit juga yang diuntungkan

dengan adanya reklamasi ini, karena selain masyarakat asli dari Pulau

Serangan, masyarakat dari luar Pulau Serangan juga mencoba meraih

rejekinya dengan bekerja di Pulau Serangan. Menurunnya pendapatan

mereka disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, peralihan mata

pencaharian dari sebelum dan setelah reklamasi, keterbatasan lahan bagi

para nelayan yang masih meneruskan profesi mereka sebagai nelayan

setelah dilakukan reklamasi. Walaupun mereka tahu jika pendapatan

mereka menurun setelah adanya reklamasi ini, tapi tidak ada yang bisa

mereka lakukan, karena sebagian besar mengatakan bahwa mereka tidak

mempunyai keahlian lain lagi selain apa yang mereka lakukan sekarang.

Sebagai contoh, seseorang asli Pulau Serangan yang dulunya

berprofesi menjadi seorang nelayan dalam sehari mereka memiliki

pendapatan rata-rata minimal Rp 50.000,00 per hari. Namun, setelah

dilakukannya reklamasi, pendapatan mereka menjadi tidak tentu karena

setelah adanya jalan, banyak juga yang menangkap ikan di Serangan

padahal sebelum adanya reklamasi hanya masyarakat di Serangan saja

yang menangkap ikan, sehingga pendapatan mereka bisa dikatakan cukup

besar per hari nya. Selain itu, ada juga seseorang yang dulunya nelayan

sekarang menjadi petani rumput laut padahal rata-rata penghasilan menjadi

rumput laut lebih sedikit daripada menjadi nelayan. Hal itu disebabkan

adanya reklamasi tersebut. Kemudian ada pula yang dulunya bekerja

sebagai petani rumput laut, namun setelah adanya reklamasi banting stir

menjadi pedagang biasa. Pendapatan yang dihasilkan dari berjualan jauh

lebih sedikit daripada menjadi petani rumput laut. Dulu, selama menjadi

petani rumput laut, pendapatannya kira-kira Rp 50.000,00 sampai Rp

100.000,00 per hari. Namun, setelah menjadi pedagang biasa,

pendapatannya hanya dapat digunakan untuk membalikkan modalnya saja,

Page 16: Makalah Isbd New

sehingga sangat sulit untuk mendapatkan untung selama menjadi seorang

pedagang biasa. Alasannya untuk tidak kembali menjadi petani rumput

laut adalah karena sudah terlanjur selama 3 tahun meraup rejeki dengan

bekerja sebagai pedagang. Semua yang tertulis tersebut dapat disebutkan

sebagai dampak negative dari reklamasi di Pulau Serangan yang dilakukan

oleh pemerintah.

Namun, tidak hanya dampak negative saja yang disebabkan oleh

reklamasi tersebut, masih ada dampak positif dalam bidang perekonomian

akibat reklamasi tersebut. Yang pertama adalah seseorang asli Pulau

Serangan yang dulunya tidak bekerja sekarang setelah adanya reklamasi

bekerja sebagai pedagang souvenir. Walaupun pendapatannya memang

tidak tentu, namun setidaknya dia dapat memiliki penghasilan daripada

sebelum reklamasi. Selain itu, ada pula yang dulunya bekerja sebagai

instruktur selam sekarang setelah reklamasi bekerja di water sport.

Pendapatannya setelah bekerja di water sport memang lebih besar

dibandingkan dulu bekerja sebagai instruktur selam. Kemudian di samping

dua kasus tadi terdapat pula kasus seseorang yang dulunya bekerja sebagai

kapten pelayaran Nusa Penida, Lombok, dan Sumbawa sekarang setelah

adanya reklamasi bekerja sebagai penanggung jawab di sebuah

penangkaran ikan-ikan hias. Pendapatan yang dia peroleh lebih besar

daripada menjadi kapten karena pendapatannya diperoleh dari para-para

investor Jepang, sehingga pendapatannya akan selalu diberikan oleh pihak

investor dari Jepang. Kasus-kasus mengenai dampak negatif dan dampak

positif di bidang perekonomian tadi dialami oleh masyarakat asli Pulau

Serangan. Namun ternyata terdapat pula masyarakat pendatang baru yang

mengadu nasib di Pulau Serangan. Seseorang yang dulunya bekerja

sebagai pegawai hotel kemudian datang dan menetap di Pulau Serangan,

setelah adanya reklamasi dia hanya bekerja sebagai pedagang di pesisir

Serangan. Pendapatannya setelah menjadi pedagang di pesisir Pulai

Serangan ini lebih sedikit dibandingkan menjadi pegawai hotel dulu.

Pendapatan yang dia peroleh dari bekerja menjadi pedagang ini adalah

Page 17: Makalah Isbd New

tidak tentu. Namun, antara bulan Juli sampai Agustus, pendapatannya agak

lebih besar karena lebih banyak wisatawan yang datang ke Serangan

untuk liburan.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dampak reklamasi

terhadap perekonomian masyarakat Pulau Serangan adalah kurang baik.

Karena banyak dari mereka yang mengalami kerugian dan peubahan mata

pencarian yang mempengaruhi pendapatan mereka. Sehingga solusi di

bidang ekonomi untuk jangka pendek adalah perlu adanya mata

pencaharian alternatif untuk penduduk Serangan untuk mengganti

kerugian yang dialami oleh masyarakat serangan akibat dampak dari

reklamasi ini. Selain untuk solusi jangka pendeknya, solusi jangka

panjangnya juga harus dirumuskan untuk mengurangi dampak proyek

yang buruk pada ekonomi Serangan.

Page 18: Makalah Isbd New

BAB IV

PENUTUP

4.1. Simpulan

4.2. Saran

Page 19: Makalah Isbd New

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: Makalah Isbd New

LAMPIRAN

DAFTAR PERTANYAAN :

Pak Nyoman Soma

1. Dari tahun berapa bapak menjadi nelayan ?2. Bagaimana pengaruh dari reklamasi ini khususnya untuk bapak sendiri ?3. Berapa penghasilan bapak per harinya ?4. Berapa banyak ikan yang bapak dapatkan sekali memancing ?5. Kemana bapak menjual hasilnya ?6. Berapa harga per kilo ikan yang bapak dapatkan ?7. Apa bedanya sebelum dan sesudah reklamasi bagi bapak sendiri ?8. Apakah bapak tidak berminat untuk mencari pekerjaan yang lain ?

Bu Mardi

1. Apa pekerjaan ibu saat ini ?2. Berapa harga rumput laut yang ibu jual ?3. Bagaimana pengaruh reklamasi terhadap pekerjaan ibu saat ini ?4. Bagaimana cara pengolahannya ?5. Apakah menggunakan mesin atau dengan manual ?

Pak Nyoman Tastre

1. Apakah pekerjaan bapak saat ini ?2. Apakah bapak asli serangan ?3. Berapa harga penyewaan perahu sekali berlayar ?4. Apa pekerjaan bapak sesudah dan sebelum reklamasi ?

Pak punia

1. Apakah bapak asli dari serangan ?2. Apakah pekerjaan bapak saat ini ?3. Berapakah pendapatan bapak per hari ?4. Pada saat bulan apa penghasilan bapak meningkat ?

Page 21: Makalah Isbd New

Bu Made Kasih

1. Apakah pekerjaan ibu saat ini ?2. Darimana ibu mendapatkan keterampilan untuk membuka usaha ini ?3. Berapakah pendapatan ibu yang didaptkan per harinya ?4. Apakah ibu setiap hari membuat kerajinan ini ?5. Pada saat kapan usaha ibu rame pembeli ?

Pak Nyoman Manjur

1. Apakah pekerjaan bapak saat ini ?2. Berapa harga rumput laut yang bapak jual ?3. Kemana bapak menjual hasil rumput laut ini ?4. Berapa per hari pendapatan yang bapak hasilkan ?5. Berapakah hasil rumput laut yang bapak dapatkan per hari ?6. Apakah pekerjaan bapak sebelum reklamasi ini terjadi ?

Bu I Wayan Ruji

1. Apakah ibu asli dari serangan ?2. Apakah inu sudah lama berjualan di tempat ini ?3. Dulu sebelum adanya reklamasi apa pekerjaan ibu ?4. Kira-kira berapa penghasilan ibu per harinya selama berjualan ?5. Mana lebih menguntungkan pekerjaan yang sekarang apa yang dulu?6. Kenapa memilih pekerjaan yang sekarang dibandingkan dengan

pekerjaan yang dulu ?7. Bagaimana kunjungan wisatawan yang dating kesini ?

Pak Made Dbl

1. Apakah bapak sebagai pemilik atau pengelola akuarium ini ?2. Apa tujuan dari dibuatnya akuarium ini ?3. Darimana bapak mendapatkan dana untuk mengelola akuarium ini ?4. Pengelolaan akuarium ini secara sukarela atau bapak mendapat

keuntungan tersendiri ?5. Dulu sebelum adanya reklamasi apakah pekerjaan bapak ?6. Bagaimana perbandingan pengaruh perbedaan pekerjaan bapak yang

sekarang dengan yang dulu?

Page 22: Makalah Isbd New

7. Selain mengelola akuarium apakah sekarang ada pekerjaan lainnya ?