makalah hiperpara new

35
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penderita dengan kelainan hormon paratiroid, tidak tampak jelas pada kehidupan sehari-hari. Kebanyakan pasien dengan kelainan hormon paratiroid mengalami gangguan dari metabolisme kalsium dan fosfat. Adapun penyakit yang disebabkan oleh kelainan hormon paratiroid yakni hipoparatiroid dan hiperparatiroid. Penyebab kelainan hormon parratiroid sendiri secara spesifik belum diketahui, namun penyebab yang biasa ditemukan yakni hiperplasia paratiroid, adenoma soliter dan karsinoma paratiroid. Parathormon yang meningkat menyebabkan resorpsi tulang, ekskresi ginjal menurun dan absorpsi kalsium oleh usus meningkat. Pada keadaan ini dapat menyebabkan peningkatan sekresi kalsium sehingga manifestasi klinis yang terjadi pada kerusakan pada area tulang dan ginjal.Prevalensi penyakit hipoparatiroid di Indonesia jarang ditemukan. Kira-kira 100 kasus dalam. setahun yang dapat diketahui, sedangkan di negara maju seperti Amerika Serikat penderita penyakit hipoparatiroid lebih banyak ditemukan, kurang lebih 1000 kasus dalam setahun. Pada Wanita mempunyai resiko untuk terkena hipoparatiroidisme lebih besar dari pria. Prevalensi penyakit hiperparatiroid di Indonesia kurang lebih 1000 orang tiap tahunnya. Wanita yang berumur 50 tahun keatas mempunyai resiko yang lebih besar 2 kali dari pria.

Upload: trisfo

Post on 16-Jan-2016

64 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Hiperpara New

1

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. LATAR BELAKANG

Penderita dengan kelainan hormon paratiroid, tidak tampak jelas pada kehidupan sehari-hari.

Kebanyakan pasien dengan kelainan hormon paratiroid mengalami gangguan dari metabolisme

kalsium dan fosfat. Adapun penyakit yang disebabkan oleh kelainan hormon paratiroid yakni

hipoparatiroid dan hiperparatiroid. Penyebab kelainan hormon parratiroid sendiri secara spesifik

belum diketahui, namun penyebab yang biasa ditemukan yakni hiperplasia paratiroid, adenoma soliter

dan karsinoma paratiroid. Parathormon yang meningkat menyebabkan resorpsi tulang, ekskresi ginjal

menurun dan absorpsi kalsium oleh usus meningkat. Pada keadaan ini dapat menyebabkan

peningkatan sekresi kalsium sehingga manifestasi klinis yang terjadi pada kerusakan pada area tulang

dan ginjal.Prevalensi penyakit hipoparatiroid di Indonesia jarang ditemukan. Kira-kira 100 kasus

dalam.

setahun yang dapat diketahui, sedangkan di negara maju seperti Amerika Serikat penderita

penyakit hipoparatiroid lebih banyak ditemukan, kurang lebih 1000 kasus dalam setahun. Pada

Wanita mempunyai resiko untuk terkena hipoparatiroidisme lebih besar dari pria. Prevalensi penyakit

hiperparatiroid di Indonesia kurang lebih 1000 orang tiap tahunnya. Wanita yang berumur 50 tahun

keatas mempunyai resiko yang lebih besar 2 kali dari pria.

Di Amerika Serikat sekitar 100.000 orang diketahui terkena penyakit hiperparatiroid tiap tahun.

Perbandingan wanita dan pria sekitar 2 banding 1. Pada wanita yang berumur 60 tahun keatas sekitar

2 dari 10.000 bisa terkena hiperparatiroidisme. Hiperparatiroidisme primer merupakan salah satu dari

2 penyebab tersering hiperkalsemia; penyebab yang lain adalah keganasan. Kelainan ini dapat terjadi

pada semua usia tetapi yang tersering adalah pada dekade ke-6 dan wanita lebih serinbg 3 kali

dibandingkan laki-laki. Insidensnya mencapai 1:500-1000. Bilafr timbul pada anak-anak harus

dipikirkan kemungkinan endokrinopati genetik seperti neoplasia endokrin multipel tipe I dan II.

Kelenjar paratiroid berfungsi mensekresi parathormon (PTH), senyawa yang membantu

memelihara keseimbangan dari kalsium dan phosphorus dalam tubuh. Oleh karena itu yang terpenting

hormon paratiroid penting sekali dalam pengaturan kadar kalsium dalam tubuh sesorang. Dengan

Page 2: Makalah Hiperpara New

2

mengetahui fungsi dan komplikasi yang dapat terjadi pada kelainan atau gangguan pada kelenjar

paratiroid ini maka perawat dianjurkan untuk lebih peka dan teliti dalam mengumpulkan data

pengkajian awal dan menganalisa suatu respon tubuh pasien terhadap penyakit, sehingga kelainan

pada kelenjar paratiroid tidak semakin berat.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

a) Bagaimana anatomi dan fisiologi kelenjer Paratiroid ?

b) Apa yang dimaksud dengan Hiperparatiroid ?

c) Dimana saja penyebaran terbanyak dari Hiperparatiroid ?

d) Apa yang menjadi etiologi dari Hiperparatiroid ?

e) Apa saja factor resiko dari Hiperparatiroid ?

f) Apa saja klasifikasi dari Hiperparatiroid ?

g) Apa saja komplikasi dari Hiperparatiroid ?

h) Apa saja manifestasi klinis dari Hiperparatiroid?

i) Bagaimana pemerikaan diagnosa dari Hiperparatiroid ?

j) Bagaimana penatalaksanaan medis dari Hiperparatiroid ?

k) Bagaimana pengkajian keperawatan dari Hiperparatiroid ?

l) Bagaimana diagnosa keperawatan yang muncul dengan Hiperparatiroid ?

m) Bagaimana perencanaan keperawatan Hiperparatiroid?

C.    TUJUAN

1. Memahami pengertian hiperparatiroid

2. Mampu memahami etiologi hiperparatiroid

3.  Memahami patofisiologi hiperparatiroid

4.  Mampu memahami manifestasi klinik hiperparatiroid

5.  Mampu memahami pemeriksaan diagnosk hiperparatiroid

6.  Mampu memahami komplikasi hiperparatiroid

7.  Mampu memahami penatalaksanaan hiperparatiroid

8. Mampu memahami konsep dasar asuhan keperawatan hiperparatiroid

Page 3: Makalah Hiperpara New

3

D. MANFAAT

1. Agar mampu memahami pengertian hiperparatiroid Mahasiswa mampu memahami

etiologi hiperparatiroid

2. Untuk mampu memahami patofisiologi hiperparatiroid

3. Untuk mampu memahamimanifestasi klinik hiperparatiroid

4. Agar lebih mampu memahami pemeriksaan diagnosk hiperparatiroid

5. Mengetahui komplikasi hiperparatiroid

6. Memahami penatalaksanaan hiperparatiroid

7. Memahami konsep dasar asuhan keperawatan hiperparatiroid

E. METODE PENULISAN

Studi kasus yaitu dengan cara mempelajari buku sumber yang berhubungan dengan masalah yang

di alami oleh klien yang terdapat di perpustakaan dan data juga di dapat dari internet.

Page 4: Makalah Hiperpara New

4

BAB II

PEMBAHASAN

 

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI PARATIROID

Kelenjar paratiroid adalah empat kelenjar seukuran kacang polong yang berlokasi tepat

dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub inferiornya.

Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 mm, lebar 3 mm, tebal 2 mm, tebal 50 mg, dan

memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman. Letak masing-masing kelenjar paratiroid

dan jumlahnya dapat cukup bervariasi. Adakalanya, seseorang terlahir dengan satu atau lebih kelenjar

paratiroid. Kelenjar-kelenjar tersebut menempel pada tiroid, dalam thymus, atau berlokasi ditempat

lain sekitar area ini, namun bagaimanpun kelenjar-kelenjar tersebut berfungsi secara normal.

Kelenjar tiroid dan paratiroid adalah kelenjar yang sama sekali berbeda, setiap kelenjar

menghasilkan hormon yang berbeda dengan fungsi yang spesifik. Kelenjar paratiroid berfungsi

mensekresi parathormon (PTH), senyawa yang tersusun atas 84 asam amino yang disekresikan oleh

kelenjar paratiroid berfungsi membantu memelihar keseimbangan dari kalsium dan phosphorus dalam

tubuh. PTH juga berfungi mengatur tingkat kalsium dalam darah, melepaskan kalsium dari tulang,

penyerapan kalsium dalam usus, dan ekskresi kalsium dalam urin. Saat kadar kalsium meningkat,

kalsium yang banyak terikat dengan reseptor membrane pada sel di kelenjar paratiroid akan

menghambat sintesis PTH dan sekresi dari PTH, dan ketika tingkat kalsium dalam darah jatuh terlalu

rendah, kelenjar paratiroid akan meningkatkan sintesis dan mensekresi PTH untuk mengatur kembali

kalsium dalam darah agar tetap normal.

Kelenjar Paratiroid atau kelenjar anak gondok menempel pada kelenjar tiroid (kelenjar gondok).

Kelenjar paratiroid menghasilkan parathormon yang berfungsi mengatur kandungan fosfor dan

kalsium dalam darah. Kekurangan hormon paratiroid menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur

dalam darah menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal,

gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.

Page 5: Makalah Hiperpara New

5

Kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter, dan tebalnya dua

millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman. Secara normal ada empat

buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di

kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub inferior.

B. FUNGSI KELENJAR PARATIROID 

Mengatur metabilisme fosfor 

Memelihara kosentrasi ion kalsium yang tetap dalam plasma 

Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal 

Mempercepat absorsi kalsium di intestine 

Jika kalsium berkurang, hormone paratiroid menstimulasi reabsorsi tulang sehingga

menambah kalsium dalam darah. 

Menstimulasi dan mentransportasi kalsium dan fosfat melalui membran sel.

Meningkatkan kadar Ca dan menurunkan kadar fosfat

Meningkatkan resorbsi tulang shg serum Ca meningkat

Organ target PTH ® tulang, ginjal dan usus halus

“Abnormalitas sekresi:hipersekresi dan hiposekresi”

Page 6: Makalah Hiperpara New

6

Page 7: Makalah Hiperpara New

7

C. DEFENISI HIPERPARATIROID

Hiperparatiroid adalah suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar paratiroid memproduksi lebih

banyak hormon paratiroid dari biasanya. Pada pasien dengan hiperparatiroid, satu dari keempat

kelenjar paratiroid yang tidak normal dapat membuat kadar hormon paratiroid tinggi tanpa

mempedulikan kadar kalsium. dengan kata lain satu dari keempat terus mensekresi hormon paratiroid

yang banyak walaupun kadar kalsium dalam darah normal atau meningkat. Jika jumlah hormon

paratiroid yang disekresi lebih banyak daripada yang dibutuhkan maka ini kita sebut hiperparatiroid

primer. Jika jumlah yang disekresi lebih banyak karena kebutuhan dari tubuh maka keadaan ini

disebut hiperparatiroid sekunder.

Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan kelebihan sekresi hormone

paratiroid, hormon asam amino polipeptida. Sekresi hormon paratiroid diatur secara langsung oleh

konsentrasi cairan ion kalsium. Efek utama dari hormon paratiroid adalah meningkatkan konsentrasi

cairan kalsium dengan meningkatkan pelepasan kalsium dan fosfat dari matriks tulang, meningkatkan

penyerapan kalsium oleh ginjal, dan meningkatkan produksi ginjal. Hormon paratiroid juga

menyebabkan phosphaturia, jika kekurangan cairan fosfat. hiperparatiroidisme biasanya terbagi

menjadi primer, sekunder dan tersier. (Lawrence Kim, MD, 2005, section 2). 

D. ETIOLOGI

Hiperparatiroidisme dapat bersifat primer atau sekunder. Pada hiperparatiroidisme primer :

Satu atau lebih kelenjer paratiroid membesar serta meningkatkan sekresi hormone

paratiroid dan kadar kalsium serum, keadan ini paling sering disebabkan oleh adenoma yang tunggal

tetapi bisa juga merupakan komponen pada neoplasma endokrin multiple (keseluruhan empat

kelenjar paratiroid biasanya turut terkena).

Pada hiperparatiroidisme sekunder terdapat kelainan diluar kelenjer paratiroid yang menimbulkan

hipokalsemia sehingga hormone paratiroid diproduksi secara berlebihan untuk mengimbanginya.

Penyebab hiperparatiroidisme sekunder ini meliputi :

Riketsi (rakitis) defisiensi vitamin D, gagal ginjal kronis dan osteomalasia yang

disebbkan oleh fenition (dilantin).

Page 8: Makalah Hiperpara New

8

E. KLASIFIKASI

Hiperparatirod dapat berupa hiperparatiroid primer, sekunder, tertier dan intoksikasi paratiroid

akut.

1. Hiperparatiroid primer

Kebanyakan pasien yang menderita hiperparatiroidisme primer mempunyai konsentrasi serum

hormon paratiroid yang tinggi. Kebanyakan juga mempunyai konsentrasi serum kalsium yang tinggi,

dan bahkan juga konsentrasi serum ion kalsium yang juga tinggi. Tes diagnostik yang paling penting

untuk kelainan ini adalah menghitung serum hormon paratiroid dan ion kalsium. Penderita

hiperparatiroid primer mengalami peningkatan resiko terjangkit batu ginjal sejak 10 tahun sebelum

didiagnosis. Pengangkatan paratiroid mereduksi resiko batu ginjal hingga 8.3%, dan bahkan setelah

10 tahun sejak pengangkatan, resiko menjadi hilang. Gejala klinis hiperparatiroid primer dapat

beraneka ragam dan dibagi dalam 4 kelompok, yaitu :

1. Sebagai akibat hiperkalsemia yang gejalanya berupa anoreksia, nausea, muntah-muntah,

konstipasi dan berat badan menurun, lekas lelah dan otot-otot lemah, miopati proksimal, polidipsi dan

poliuria (diabetes insipidus like syndrome), perubahan mental (depresi, stupor, perubahan

personalitas, koma, konvulsi).

2. Sebagai akibat kalsifikasi visceral, kalsifikasi pada ginjal berupa kalkuli, nefrokalsinosis.

Kalsifikasi ocular terjadi karena deposit kalsium pada konjungtiva dan kelopak mata, band

keratopathy.

3. Sebagai akibat peningkatan resorbsi tulang, nyeri tulang dan deformitas, fraktur

patologis, osteoklastoma dan perubahan gambaran tulang pada foto x-ray.

4. Sebagai akibat hipertensi, gagal ginjal, ulkus peptic, sindrom Zollinger Ellison,

pankreatitis akut, pankreatitis menahun dan kalkuli, multiple adenomatosis syndrome, hiperurisemia,

gout. Apabila ditemukan gambaran klinis, seperti tersebut di atas, maka harus curiga akan

kemungkinan hiperpatiroidisme.

2. Hiperparatiroid sekunder

Hiperparatiroidisme sekunder adalah produksi hormon paratiroid yang berlebihan karena

rangsangan produksi yang tidak normal. Secara khusus, kelainan ini berkitan dengan gagal ginjal

akut. Penyebab umum lainnya karena kekurangan vitamin D. (Lawrence Kim, MD, 2005, section 5).

Page 9: Makalah Hiperpara New

9

Hipersekresi hormon paratiroid pada hiperparatiroidisme sekunder sebagai respons terhadap

penurunan kadar kalsium terionisasi didalam serum. (Clivge R. Taylor, 2005, 780)

Hiperparatiroidisme sekunder adalah hiperplasia kompensatorik keempat kelenjar yang bertujuan

untuk mengoreksi penurunan kadar kalsium serum. Pada sebagian besar kasus, kadar kalsium serum

dikoreksi ke nilai normal, tetapi tidak mengalami peningkatan. Kadang-kadang, terjadi overkoreksi

dan kadar kalsium serum melebihi normal; pasien kemudian dapat mengalami gejala hiperkalsemia.

3. Hiperparatiroid tersier

Istilah hiperparatiroid tersier digunakan untuk menunjukkan perkembangan lanjut tipe sekunder,

dimana terjadi autonomi kelenjar paratiroid. Seperti hiperparatiroid primer, maka bentuk tersier

memerlukan tindakan pembedahan ekstirpasi adenoma, kecuali bila kegagalan ginjal sudah terlalu

berat, maka dilakukan hemodialisis terlebih dahulu kemudian disusul ekstirpasi adenoma. Pemberian

vitamin D kadang-kadang masih diperlukan untuk mencegah terjadinya hipokalsemia. Pengobatan

penyakit hiperparatiroid tersier adalah dengan cara pengangkatan total kelenjar paratiroid disertai

pencangkokan atau pengangkatan sebagian kelenjar paratiroid.

F. MANIFESTASI KLINIS

Pasien mungkin tidak atau mengalami tanda – tanda dan gejala akibat terganggunya beberapa

sistem organ. Gejala apatis, keluhan mudah lelah, kelemahan otot, mual, muntah, konstipasi,

hipertensi dan aritmia jantung dapat terjadi; semua ini berkaitan dengan peningkatan kadar kalsium

dalam darah. Manifestasi psikologis dapat bervariasi mulai dari emosi yang mudah tersinggung dan

neurosis hingga keadaan psikosis yang disebabkan oleh efek langsung kalsium pada otak serta sistem

syaraf. Peningkatan kadar kalsium akan menurunkan potensial eksitasi jaringan syaraf dan otot.

Gejala muskuloskeletal yang menyertai hiperparatiroid dapat terjadi akibat demineralisasi tulang

atau tumor tulang, yang muncul berupa sel – sel raksasa benigna akibat pertumbuhan osteoklas yang

berlebihan. Pasien dapat mengalami nyeri skeletal dan nyeri tekan, khususnya di daerah punggung

dan persendian; nyeri ketika menyangga tubuh; fraktur patologik; deformitas; dan pemendekan

badan. Kehilangan tulang yang berkaitan dengan hiperparatiroid merupakan faktor resiko terjadinya

fraktur. Insidens ulukus peptikum dan pankeatis meningkat pada hiperparatiroid dan dapat

menyebabkan terjadinya gejala gastrointestinal.

Page 10: Makalah Hiperpara New

10

G. PATOFOSIOLOGI

Over produksi hormone paratiroid oleh tumr atau jaringan yang mengalami hyperplasia akan

meningkatkan absorpsi kalsium dalam usus, mengurangi klirens kalsium melalui ginjal, dan

meningkatkan pelepasan kalsium dari tulang. Respon terhadap keadaan yang berlebihan ini bervariasi

pada setiap pasien karena alasan yang tidak diketahui.

Hipofosfatemia akan terjadi ketika hormone paratiroid yang berlebihan menghambar reabsorbsi

fosfat dalam tubulus renal. Hipofosfatemia memperburuk keadaan hiperkalsemia dengan

meningkatkan sensitifitas tulang terhadap hormone paratiroid.

Parathormon berperan dalam keseimbangan kalsium dan fosfat. Produksi paratiroid hormone

yang berlebihan akan menyebabkan hiperkalsemia, kerusakan tulang dan kerusakan ginjal.

1. Hiperkalsemia

Kelebihan kadar kalsium darah akan menghambat respon syaraf perifer sehingga menimbulkn

kelelahan dan kelemahan tonus otot. Hiperkalsemia juga berpengaruh terhadap sekresi kalsium dan

fosfat oleh ginjal, gangguan paru, jantung dan mata. Efek lain adalah, menstimulasi hipergastrik yang

dapat menyebabkan mual, peptic ulcer, muntah, nyeri abdomen maupun konstipasi

2. Kerusakan tulang

Hiperparatiroidisme menyebabkan aktivitas osteoklastik yang berlebihan dalam tulang. Keadaan

ini akan meningkatkan konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstra seluler sementara, biasanya

penekanan konsentrasi ion fosfat karena peningkatan eksresi fosfat ginjal.

Peningkatan aktivitas osteoklastik mendorong reabsorpsi tulang dan mobilisasi kalsium.

Transport kalsium dari cairan tulang ke plasma melalui kerja osteosit, kalsium menjadi hilang dari

tulang, tulang menjadi rapuh. Produksi hormone paratiroid yang berlebih disertai dengan gagal ginjal

dapat menyebabkan berbagai macam penyakit tulang, penakit tulang yang sering terjadi adalah

osteitis fibrosa cystica, suatu penyakit meningkatnya reabsorpsi tulang karena peningkatan kadar

hormone paratiroid. Penykit tulang lainnya juga sering terjadi pada pasien, tapi tidak muncul secara

langsung.

Page 11: Makalah Hiperpara New

11

3. Kerusakan ginjal

Pada saat kadar kalsium serum mendekati 12mg/dL, tubular ginjal mereabsorpsi kalsium secara

berlebihan sehingga terjadi keadaan hiperkalsiuria. Hal ini dapat meningkatkan insiden nefrolithiasis

(batu ginjal), yang menimbulkan kreatinin klearens dan gagal ginjal. Peningkatan kadar kalsium pada

ekstraseluler dapat mengendap pada jaringan halus.

H. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala hiperparatiroidisme primer terjadi karena hiperkalsemia dan secara khas

terdapat pada beberapa system tubuh. Tanda dan gejala tersebut dapat meliputi :

1. Poliuria, nefrokalsinosis, nokturia, polidipsia, dehidrasi , gelaja uremia, kolik renal,

nefrolitiasis, dan insufisiensi renal.

2. Nyeri dan rasa pegal yang tidak jelas, pembengkakan local

3. Nyeri punggung bawah yang kronis, dan keadaan tulang yang mudah fraktur akibat

degenerasi tulang, nyeri tekan pada tulang, kondrokalsinosis (penurunan massa tulang), osteoporosis

khususnya pada tulang vertebra

4. Pancreatitis yang menyebabkan nyeri epigastrium yang berat serta menetap dan menjalar

pada daerah punggung, nyeri abdomen, anoreksia, mual dan muntah

5. Kelemahan otot khususnya pada tungkai

6. Gangguan psikomotor dan kepribadian, ketidakstabilan emosi, depresi, daya pikir yang

lambat, latergi, ataksia, strupor, dan bahkan sampai koma

Hiperparatiroidisme sekunder dapat menghasilkan gambaran ketidakseimbangan kalsium yang

sama dengan deformitas skeletal pada tulang panjang (seperti riketsia) dan gejala penyakit yang

mendasari.

I. KOMPLIKASI

Komplikasi hiperparatiroidisme meliputi:

Fraktur patologis

Page 12: Makalah Hiperpara New

12

Kerusakan renal

Infeksi saluran kemih

Hipertensi

Aritmia jantung

Hiperekresi insulin

J. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan

memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar

tiroid.

2. Bebas T4 (tiroksin)

3. Bebas T3 (triiodotironin)

4. Kalsium serum meninggi

5. Fosfat serum rendah

6. Fosfatase alkali meninggi

7. Kalsium dan fosfat dalam urin bertambah

8. Rontgen:

1. Tulang menjadi tipis, ada dekalsifikasi

2. Cystic-cystic dalam tulang

3. Trabeculae di tulang

K. PENATALAKSANAAN

1. Kausal: Tindakan bedah, ekstirpasi tumor.

2. Simptomatis: Hiperkalsemia ringan (12 mgr % atau 3 mmol / L) dan Hidrasi dengan

infuse

3. Sodium chloride per os

4. Dosis-dosis kecil diuretika (furosemide) Hiperkalsemia berat (> 15 mgr % atau 3,75

mmol / L):

5. Koreksi (rehidrasi) cepat per infuse

6. Forced diuresis dengan furosemide

7. Plicamycin (mitramcin) 25 ug / kg BB sebagai bolus atau infus perlahn-lahan (1-2 kali

seminggu)

Page 13: Makalah Hiperpara New

13

8. Fosfat secara intravena (kalau ada indikasi)

9. Dialysis peritoneal, kalau ada insufisiensi ginjal.

L. PENCEGAHAN KOMPLIKASI

1. Minum banyak cairan, khususnya air putih. Meminum banyak cairan dapat mencegah

pembentukan batu ginjal.

2. Latihan. Ini salah satu cara terbaik untuk membentuk tulang kuatn dan memperlambat

pengraphan tulang.

3. Penuhi kebutuhan vitamin D. sebelum berusia 50 tahun, rekomendasi minimal vitamin D

yang harus dipenuhi setiap hari adalah 200 International Units (IU). Setelah berusisa lebih dari 50

tahun, asupan vitamin D harus lebih tinggi, sekitar 400-800 IU perhari.

4. Jangan merokok. Merokok dapat meningkatkan pengrapuhan tulang seiring

meningkatnya masalah kesehatan, termasuk kanker.

5.  Waspada terhadap kondisi yang dapat meningkatkan kadar kalsium. Kondisi tertentu

seperti penykit gastrointestinal dapat menyebabkan kadar kalsium dalam darah meningkat

Page 14: Makalah Hiperpara New

14

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Proses keperawatan adalah suatu sistem dalam merencanakan pelayanan asuhan keperawatan

yang mempunyai empat tahapan yaitu pengkajian, perencanaan, palaksanaan dan evaluasi.

Proses keperawatan ini merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistimatik dalam

memberikan pelayanan keperawatan serta dapat menghasilkan rencana keperawatan yang

menerangkan kebutuhan setiap klien seperti yang tersebut diatas yaitu melalui empat tahapan

keperawatan. (Proses keperawatan : 9 & 12)

A. PENGKAJIAN

a. Pengumpulan data

Data pasien Meliputi :

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Alamat :

Pekerjaan :

Suku/bangsa :

Agama :

Status perkawinan :

Tanggal masuk rumah sakit :

Nomor register :

Diagnosa medic :

Identitas penanggung jawab meliputi :

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Alamat :

Page 15: Makalah Hiperpara New

15

Pekerjaan :

Agama :

Hubungan dengan klien :

2) Riwayat kesehatan

a) Riwayat kesehatan sekarang

Terjadinya penurunan kesadaran , mudah lelah, kelemahan otot, mual, muntah, BAB yang

mengeras, adanya riwayat tekanan darah tinggi , Sakit kepala, lethargi, anorexia, nyeri lambung,

penurunan berat badan dan adanya Nyeri tulang dan sendi, adanya rasa sakit saat buang air besar

b) Riwayat kesehatn dahulu

Tanyakan pada keluarga riwayat penyakit yang dialami pasien seperti: apakah pasien sebelumnya

pernah mengalami penyakit yang sama dan apakah keluarga mempunyai penyakit yang sama

c) Riwayat kesehatan kelaurga

Kaji adanya penyakit yang sama sebelumnya atau riwayat penyakit keturunan lainnya.

3) Pemeriksaan Fisik

a. pemeriksaan integument

Kulit keringdan kasar

Rambut tipis dan jarang

Kuku mudah rapuh

b. muskulosskeletal

Kelemahan otot

Kelainan bentuk tulang

Fraktur patologik

Nyeri pada tulang dan sendi

c. system persyarafan

Menurunya kesadaran seperti apatis, retargi

Menurunnya eksitasi potensial saraf, miopati

Page 16: Makalah Hiperpara New

16

d. system perkemihan

Kesulitan berkemih karena adanya batu ginjal

Tanda adanya gagal ginjal

e. system kardiovaskuler

Hipertensi

Disritmia jantung

Perubahan EKG

f. psikologis

Emosi tidak labil

Iritabilitas

Neurosis

Depresi

4. Test diagnostic

a. pemeriksaan darah

Peningkatan kadar kalsium darah ( normal : 8-11mg/100 ml )

Penurunan kadar fosfat serum ( normal : 2.5 – 4.5 mg/100 ml )

Fosfatase alkali meningkat ( normal : 2.0-5.0 Bodansky units )

Kadar paratiroid hormone meningkat ( normal : 10-55 pg/ mL)

b. pemeriksaan urine

Hiperlaksuria dan hiperfosfoturia

c. Rontgen foto, MRI

Perubahan bentuk tulang , nampak peipisan tulang

Pembesaran kelenjer paratiroid, adenoma atau hyperplasia

d.pemeriksaan EKG

Aritmia, blok jantung

Sinus bradikardia

Segmen ST dan interval QT memendek

Interval PR memanjang

ANALISA DATA

N

O

DATA PATOFISIOLO

GI

MASALAH

1 DO : Hiperkalsemia MK :

Page 17: Makalah Hiperpara New

17

pasien mengatakan

nyeri pada tulang dan sendi,

klien mengatakan

aktivitasnya terbatas

klien mengatakan

jika banyak bergerak dia

merasakan nyeri pada persendian

klien mengatakan

mudah lelah jika beraktivitas.

DS:

- kadar kalsium darah

meningkat

- kadar hormone

paratiroid meningkat

Demineralisasi

tulang

Pertumbuhan

osteoklas ↑

Sel-sel baniqne

Nyeri seklet

- gg rasa

aman dan nyeri

- resti

cedera

2 DO :

klienmengatakan

nyeri tulang dan sendi

klien mengatakan

cepat lelah saat aktivitas

klien mengatakan

sulit bergerak

klien mengatakan

mudah letih

klien mengatakan

jika terlalu lama berdiri sendi nya

sakit

DS:

Aktivitas pasien

tamapak terbatas

Adanya kelemahan

otot

Kadar kalsium darah

meningkat

Kadar hormone

Hiperkalsemia

Kadar Ca darah

Potensial

eksistasi

neuromuscular ↓

Iritabilitas

neuromuscular ↓

Otot rangka

Hipotoni

Kelemahan otot

MK:

intoleransi

aktivitas

Page 18: Makalah Hiperpara New

18

paratiroid meningkat

3 DO:

pasien mengatakan

mual dan tidak nafsu makan

pasien mengatakan

tidak nafsu makan

klien mengatakan

sulit untuk makan

klien mengatakan

ketika melihat makanan dia

langsung mual

DS:

Berat badan pasien

kurang atau menurun

Intake makanan

kurang

Adanya tanda-tanda

anemis: pucat, lemah, tekanan

darah rendah

Kadar Hb kurang dari

normal

Kadar kalsium darah

Kadar hormone

paratiroid ↑

Hiperkalsemia

Kadar Ca darah

Potensial

eksistasi

neuromuscular ↓

Iritabilitas

neuromuscular ↓

Usus

Hipotoni

Mobilitas dan

peristaltic ↓

Konstipasi,

Mual,muntah

MK:

gangguan

pemenuhan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

4

.

DO:

Klien mengatakan

adanya kesulitan saat berkemih

Pasien mengatakan

sakit saat berkemih

Pasien mengatakan

jarang BAK

Pasien mengatakan

nyeri saat berkemih

Hiperkalsemia

Kadar Ca darah

Ginjal

P↑ ekskresi

kalsium

MK:

- Ggn. pola

eliminasi

Page 19: Makalah Hiperpara New

19

DS:

Kesulitan berkemih

karena adanya batu ginjal,

tandanya : produksi urine kurang

dari normal

Obstruksi saluran

perkemihan, dengan gangguan

eliminasi urine seperti poliurin

dan polidipsi

dan fosfat

Prespitasi Ca

dan P posfat di

pelvis

parenkim ginjal

Batu Ginjal

5 DO :

Klien mengatakan

adanya kesulitan saat BAB

Klien mengatakan

BAB keras

Klien mengatakan

nyeri saat BAB

DS :

Bising usus lemah

Peristaltic usus

lambat

Adanya perubahan

pola BAB

Hiperkalsemia

Kadar Ca darah

Potensial

eksistasi

neuromuscular ↓

Iritabilitas

neuromuscular ↓

Usus

Hipotoni

Mobilitas dan

peristaltic ↓

Konstipasi,

Mual,muntah

MK:

resiko terjadi

gg elominasi

bowel (konstipasi

BAB)

Page 20: Makalah Hiperpara New

20

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan utama yang dapat dijumpai pada klien dengan hiperparatiroid antara lain :

1. Risiko terhadap cedera fraktur patologis berhubungan dengan demineralisasi tulang

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan, kelemahan otot dan nyeri tulang

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  berhubungan dengan anoreksia

dan mual

4. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan perubahan fungsi ginjal sekunder

hiperkalsemia dan hiperfosfasemia

5. Resiko terjadi gg eliminasi bowel : konstipasi berhubungan dengan efek hiperklsemia

pada usus

C. PERENCANAAN / INTERVENSI.

DIAGNOSA I :

Risiko terhadap cedera fraktur patologis berhubungan dengan demineralisasi tulang

Tujuan : cedera fraktur patologis tidak terjadi

Kriteria hasil :

Pasien mengatakan tidak terjadi fraktur patologis

Kondisi tulang utuh, nyeri tulang dan sendi tidak ada

Kadar kalsium darah dalam batas normal

Kadar hormone paratiroid dalam batas normal

Aktivitas pasien normal

INTERVENSI KEPERAWATAN:

Kaji aktivitas klien mengenai nyeri tulang dan sendi

Observasi kadar serum kalsium dan hormone paratiroid

Latih mobilisasi pasien sesuai dengan tingkat toleransi secara bertahap

Bantu pasien dalam melakukan mobilisasi

Hindari factor yang dapat menyebabkan trauma seperti terjatuh

Berikan obat-obatan anti hiperparatiroid

Page 21: Makalah Hiperpara New

21

Monitor efek samping obat yang diberikan

DIAGNOSA II :

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan, kelemahan otot dan nyeri tulang

Tujuan : pasien dapat beraktivitas secara optimal

Kriteria hasil:

Pasien mengatakan dapat melakukan aktivitas normal.

Nyeri tulang dan sendi berkurang atau tidak ada

Kelemahan otot tidak ada

Kekuatan otot maksimal

Kadar kalsium darah dalam batas normal

Kadar hormone paratiroid dalam batas normal

INTERVENSI KEPERAWATAN:

Kaji kemampuan aktivitas klien mengenai nyeri tulang dan sendi

Ukur kekuatan otot secara berkala

Monitoring intake dan sumber makanan yang adekuat

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi yang tepat pada hiperkalsemia

Lakukan pemanasan sebelum latihan gerak

Bantu pasien dalam melakukan mobilisasi

Monitor emosional, fisik, social dan spiritual terhadap respon program latihan aktivitas

Berikan respon positif terhadap perkembangan yang terjadi

Kolaborasi dengan fisioterapi dalam penentuan program latihan aktivitas

Atur waktu aktivitas dan istirahat

Pastikan waktu istirahat pasien cukup

Monitor TTV sebelum dan sesudah aktivitas

Bantu pasien dlam pemenuhan kebutuhan ADL

Laksanakan program pengobatan

DIAGNOSA III:

Page 22: Makalah Hiperpara New

22

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  berhubungan dengan anoreksia dan

mual

Tujuan: kebeutuhan nutrisi pasien terpenuhi

Kriteria hasil:

Pasien mengatakan mual dan nafsu makan baik

Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Berat badan meningkat secara bertahap

Kadar Hb dalam batas normal

Tidak ada tanda-tanda anemia

Kadar kalsium darah dalam batas normal

Kadar hormone paratiroid dalam batas normal

INTERVENSI KEPERAWATAN:

Kaji tanda-tanda kurang nutrisi, anemia

Kaji adanya alergi tehadap makanan tertentu

Kaji masalah social dan budaya yang terkait dengan status nutrisi pasien

Monitoring intake dan sumber makanan yang adekuat

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi yang tepat pada hiperkalsemia

Anjurkan pasien makan dengan diet TKTP dan RKRF

Sajikan makanan dalam keadaaan hangat dan menarik

Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering

Anjurkan pasien untuk menghindari konsumsi susu atau produk dari susu lainnya

Hindari makanan tinggi kalsium seperti seafood, kacang, brokoli, suplemen tinggi

kalsium

Anjurkan pasien mengkonsumsi buah-buahan

Timbang berat badan secara berkala 3X sehari

Monitoring nilai Hb, kadar kalsium darah dan hormone paratiroid

Kolaborasi dalam pemberian obat anti mual

DIAGNOSA IV :

Page 23: Makalah Hiperpara New

23

Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan perubahan fungsi ginjal sekunder hiperkalsemia

dan hiperfosfasemia

Tujuan : eliminasi urin pasien dalam keadaan normal

Kriteria hasil :

Haluaran urin 30-60ml/jam

Tidak terbentuknya batu ginjal

Pola eliminasi pasien normal

Tidak terdapat kalsium dalam urin

Kadar kalsium darah dalam batas normal

INTERVENSI KEPERAWATAN :

Monitor intake dan output cairan

Monitor fungsi ginjal, seperti adanya peningkatan ureum dan kreatinin

Monitor kadar kalsium darah

Monitor keseimbangan elektrolit yang berhubungan dengan hiperkalsemia seperti fosfat,

kalium, klorida

Monitor manifestasi susunan syaraf pusat seperti adanya latergi, depresi, kehilangan

memory, nyeri kepala, perubahan kepribadian, kesadaran

Anjurkanpasien untuk minum 2000-2500ml/hari

Monitor kelebihan cairan akibat terapi hidrasi seperti berat badan, output urin, distensi

JVP, bunyi paru

Hindari pemberian vitamin D

Hindari obat-obatan yang dapat mencegah atau meretensi pengeluaran kalsium oleh

ginjal seperti lithium karbonat, Thiazide diuretic

Monitor indikasi pembentukan batu ginjal seperti nyeri pinggang, hematuria, mual dan

muntah

DIAGNOSA V :

Resiko terjadi gg eliminasi bowel : konstipasi berhubungan dengan efek hiperklsemia pada usus

Tujuan : pola eliminasi bowel normal

Page 24: Makalah Hiperpara New

24

Kriteria hasil :

Pola eliminasi bowel normal seperti sebelum sakit

Tidak ada kesulitan BAB

Peristaltic usus dalam batas normal

Bising usus dalam batas normal

Kadar kalsium darah dalam batas normal

INTERVENSI KEPERAWATAN :

Kaji pola BAB pasien

Kaji bising usus dan peristaltic usus

Berikan cairan oral 2000-2500ml/hari

Berikan pasien makanan tinggi serat seperti buah-buahan

Tingkatkan mobilisasi pasien sesuai batas toleransi

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian laksatif

Laksanakan program pengobatan antihiperkalsemia

BAB IV

PENUTUP

Page 25: Makalah Hiperpara New

25

A. KESIMPULAN

Hormon paratiroid dapat mempengaruhi banyak sistem didalam tubuh manusia. Efek utama

mengatur keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh. Kelainan hormon paratiroid banyak

dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti tumor jinak (adenoma soliter), paratiroid carsinoma, dan

hiperplasia pada sel kelenjar paratiroid yang dapat mengakibatkan terjadinya hiperparatiroidisme.

Dikatakan hiperparatiroidisme apabila kelenjar paratiroid memproduksi hormon paratiroid lebih

banyak dari biasanya. Sedangkan hipoparatiroidisme sendiri merupakan kebalikan dari

hiperparatiroidisme.

Adapun klasifikasi dari hiperparatiroid yaitu hiperparatiroid primer, hiperparatiroid sekunder, dan

hiperparatiroid tersier. Perbedaan dari ketiga klasifikasi tersebut yakni pada hasil laboratoriumnya.

Pada hiperparatiroid primer kadar kalsium meningkat/hiperkalsemia dan kadar PTH juga menigkat,

sedangkan hiperparatiroidisme sekunder terlihat adanya hipersekresi hormon paratiroid sebagai

respon terhadap penurunan kadar kalsium yang terionisasi dalam darah. Keadaan hipokalsemia yang

lama akan menyebabkan perubahan pada kelenjar paratiroid menjadi otonom dan berkembang

menjadi keadaan sepertri hiperparatiroidisme primer, dan pada keadaan ini disebut

hiperparatiroidisme tersier.

 

B. SARAN

Melihat dari kasus kelainan pada kelenjar paratiroid, maka diharapkan para tenaga medis dan

perawat harus lebih profesional dan berpengalaman dalam mengkaji seluruh sistem metabolisme yang

mungkin terganggu karena adanya kelainan pada kelenjar paratiroid. Karena penanganan dan

pengkajian yang tepat akan menentukan penatalaksanaan pengobatan yang cepat dan tepat pula pada

kelainan kelenjar paratiroid.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Page 26: Makalah Hiperpara New

26

Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8),

EGC, Jakarta

Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2), EGC,

Jakarta

Corwin, J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta

Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi

III), EGC, Jakarta.

FKUI, 1979, Patologi, FKUI, Jakarta

Doengoes, Marylin, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta : EGC

http://www.endocrineweb.com/ ; diakses tanggal 20 April 2009

Akbar, faruq. 2009. Penyakit tiroid dan paratiroid. http://www.farospots.blogspots.com;

diakses tanggal 20 April 2009