makalah organik (kompos)

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan dari berakhirnya suatu proses. Sampah dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan,sampah yang berserakan akan di datangi oleh serangga- serangga dan akan menimbulkan bibit penyakit. Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Sampah yang banyak, sudah tentu akan mengganggu penduduk di sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering dihinggapi lalat. Dan juga dapat mendatangkan wabah penyakit. Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya. Permasalahan lingkungan merupakan isu yang tidak bisa di hindarkan. Saat ini sampah merupakan masalah lingkungan yang 1

Upload: risnayu

Post on 03-Oct-2015

91 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar belakangSampah adalah material sisa yang tidak diinginkan dari berakhirnya suatu proses. Sampah dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan,sampah yang berserakan akan di datangi oleh serangga- serangga dan akan menimbulkan bibit penyakit. Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan.Sampah yang banyak, sudah tentu akan mengganggu penduduk di sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering dihinggapi lalat. Dan juga dapat mendatangkan wabah penyakit. Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya. Permasalahan lingkungan merupakan isu yang tidak bisa di hindarkan. Saat ini sampah merupakan masalah lingkungan yang sangat serius yang di hadapi masyarakat Indonesia pada umumnya. Bisa dikatakan sampah setiap hari di hasilkan oleh ibu-ibu rumah tangga, terutama sampah organic. Namun yang memprihatinkan, sampah-sampah yang dihasilkan tersebut malah dibuang sembarangan di berbagai tempat, dan efeknya akan merusak lingkungan yang ada di sekitarnya.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa pengertian sampah organik ?2. Apa dampak positif dan negative dari sampah organic ?3. Bagaimana pengolahan sampah organic dengan membuat kompos ?4. Bagaimana cara membuat pupuk kompos ?5. Unsur hara apa saja yang terkandung dalam pupuk kompos ?6. Apa manfaat pupuk kompos ? 7. Apa factor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan pupuk kompos ?

1.2 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui pengertian sampah organic.2. Mengetahui dampak positif dan negative dari sampah organic.3. Mengetahui cara pengolahan sampah organic dengan membuat pupuk kompos.4. Mengetahui cara membuat pupuk kompos.5. Mengetahui unsure hara yang terkandung dalam pupuk kompos dan fungsinya bagi tumbuhan.6. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan pupuk kompos.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Sampah OrganikSampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan, sebutlah molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di suatu tempat di jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa optimis yang cukup penting. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik. Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan, Sampah organik sendiri dibagi menjadi :- Sampah organik basah.Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.- Sampah organik kering.Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering.2.2 Dampak Positif dan Negatif Sampah Organik.1. Dampak PositifDampak positif dari sampah organik adalah sebagai berikut :1. Sebagai pupuk organik untuk tanaman. Limbah dari sampah organik dapat dijadikan sebagai pupuk penyubur tanaman dengan menyulap sampah menjadi kompos. Kompos dapat memperbaiki struktur tanah, dengan meningkatkan kandungan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air dalam tanah.2. Sumber humus. Sampah orgnaik yang tenah membusuk seperti dapat menjadi humus yang dibutuhkan untuk tanah untuk menjaga kesuburan tanah. serta menjadi sumber makanan yang baik bagi tumbuh-tumbuhan, meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, mencegah pengerukan tanah, menaikkan aerasi tanah, menaikkan foto kimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik racun.3. Dijadikan bahan bakar alternatif. Pembusukan sampah dapat menghasilkan gas yang bernama gas metana yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk kebutuhan rumah tangga atau industri kecil.4. Menjadi sumber listrik. Secara tidak langsung sampah dapat dijadikan sumber listrik alternatif dengan cara merubah sampah agar menghasilkan gas metana, dimana gas ini dapat dijadikan bahan bakar untuk menjalankan pembangkit listrik.2. Dampak NegatifDampak negative dari samapah organic sbb:1. sampah memang menjadi salah satu penyumbang gas rumah kaca. Maka dari itu, pembuangan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) harus diperhatikan. Sampah organik yang tertimbun mengalami dekomposisi secara anaerobic. Proses itu menghasilkan gas CH4. Sampah yang dibakar juga akan menghasilkan gas CO2. Gas CH4 mempunyai kekuatan merusak 20 kali lipat dari gas CO2.2. Pembakaran sampah secara sembarangan akan berakibat buruk untuk lingkungan dan kesehatan. Pembakaran yang bersih hanya bisa dilakukan dalam api panas dan suplai oksigen yang cukup. Padahal, pada pembakaran sampah yang umum dilakukan, hanya tumpukan sampah bagian atas yang mendapat cukup oksigen untuk menghasilkan CO2. Sementara bagian dalam, karena kekurangan suplai O2 akan menghasilkan karbonmonoksida (CO). Satu ton sampah akan menghasilkan sekitar 30 kg CO. CO adalah gas yang mampu membunuh orang secara massal.3. Selain itu pembakaran sampah juga menimbulkan polusi udara.

2.3 Cara Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos.Pengolahan sampah organic dapat dilakukan dengan membuatnya menjadi pupuk kompos. Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan. Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik.Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik.Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.Bahan baku pengomposan adalah semua material yang mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian. Berikut disajikan bahan-bahan yang umum dijadikan bahan baku pengomposan.

Dasar-Dasar PengomposanProses PengomposanProses pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o - 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu.Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30 40% dari volume/bobot awal bahan.

Skema Proses Pengomposan AerobikProses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen) atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik. Namun, proses ini tidak diinginkan, karena selama proses pengomposan akan dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses anaerobik akan menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti: asam-asam organik (asam asetat, asam butirat, asam valerat, puttrecine), amonia, dan H2S.

Gambar profil suhu dan populasi mikroba selama proses pengomposan.Tabel organisme yang terlibat dalam proses pengomposanKelompok OrganismeOrganismeJumlah/gr kompos

MikrofloraBakteri; Aktinomicetes; Kapang109 - 109; 105 108; 104 - 106

MikrofanunaProtozoa104 - 105

MakrofloraJamur tingkat tinggi

MakrofaunaCacing tanah, rayap, semut, kutu, dll

Proses pengomposan tergantung pada:1. Karakteristik bahan yang dikomposkan2. Aktivator pengomposan yang dipergunakan3. Metode pengomposan yang dilakukan2.4 Cara Pembuatan Pupuk Kompos Pupuk Kompos Super.1. Alat dan Bahan Cangkul Kotoran Sapi Sampah daun kering Abu sekam padi Serbuk gergaji kayu Kapur/kalsit Bakteri EM42. Prosedur Kerja1. Membuat lobang pada tanah kira-kira kedalaman 35 cm dan lebar 20 cm.2. Memasukkan kotoran sapi yang sudah kering ke dalam lobang yang sudah dibuat.3. Kemudian ditambahkan serbuk gergaji (1/2 Kg), abu sekam padi(2 Bks), kapur/kalsit(1/2 kg), dan tambahkan bakteri EM4(500 ml), kemudian seluruh bahan dicampur diaduk merata.4. Setelah semua bahan dicampur, kemudian di tutup dengan karung supaya tidak terganggu dan di bongkar oleh hewan lain misalnya anjing dan kucing.5. Seminggu kemudian dilakukan pembalikan/diaduk untuk menambah suplai oksigen dalam pupuk.6. Pengadukan dilakukan selama 4 kali sampai waktu 4 minggu.7. Pada minggu ketiga, kompos telah matang dngan warna pupuk coklat kehitaman berstruktur halus dan tidak berbau.8. Kemudian kompos dikeringkan dan disaring untuk mendapatkan bentuk yang seragam serta memisahkan dari bahan yang tidakdiharapkan, misalnya batu, sehingga kompos yang dihasilkan benar-benar bersih.9. Selanjutnya pupuk organic kompos super siap di aplikasikan ke lahan sebagai pupuk organic pengganti pupuk kimia.3. Kandungan Kompos Super1. Kelembaban.2. Nitrogen 3. P2O54. K2O5. CaO6. MgO4. Manfaat Kompos Super pada Lahan pertanian1. Mampu menggantikan atau mengefektifkan penggunaan ppuk kimia, sehingga biaya pembelian pupuk dapat ditekan.2. Bebas dari tanaman liar (gulma).3. Tidak terlalu bau dan mudah digunakan.4. Menyediakan unsure hara yang seimbang dalam tanah.5. Meningkatkan populasi mikroba tanah sehingga struktur tanah tetap gembur.6. Memperbaiki derajat keasaman (pH) tanah.7. Meningkatkan produksi berbagai tanaman.

5. Manfaat Bakteri EM4 bagi TumbuhanProduk EM-4 Pertanian merupakan Bakteri fermentasi bahan organik tanah menyuburkan tanaman dan menyehatkan tanah. Terbuat dari hasil seleksi alami mikroorganisme fermentasi dan sintetik di dalam tanah yang dikemas dalam medium cair. EM-4 pertanian dalam kemasan berada dalam kondisi istirahat (dorman). Sewaktu diinokulasikan dengan cara menyemprotkannya ke dalam bahan organic dan tanah atau pada batang tanaman, EM-4 pertanian akan aktif dan memfermentasi bahan organic (sisa-sisa tanaman, pupuk hijau, pupuk kandang, dll) yang terdapat dalam tanah. Hasil fermentasi bahan organic tersebut adalah berupa senyawa organic yang mudah diserap langsung oleh perakaran tanaman misalnya gula, alcohol, asam amino, protein, karbohidrat, vitamin dan senyawa organic lainnya.Pemberian bahan organic ke dalam tanah tanpa inokulasi EM-4 Pertanian akan menyebabkan pembusukan bahan organic yang terkadang akan menghasilkan unsur anorganic sehingga akan menghasilkan panas dan gas beracun yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.Selain mendekomposisi bahan organic di dalam tanah, EM-4 Pertanian juga merangsang perkembangan mikroorganisme lainnya yang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman, misalnya bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfat dan mikoriza. Mikoriza membantu tumbuhan menyerap fosfat di sekilingnya. Ion fosfat dalam tanah yang sulit bergerak menyebabkan tanah kekurangan fosfat. Dengan EM-4 Pertanian hife mikoriza dapat meluas dari misellium dan memindahkan fosfat secara langsung kepada inang dan mikroorganisme yang bersifat antagonis terhadap tanaman. EM-4 Pertanian juga melindungi tanaman dari serangan penyakit karena sifat antagonisnya terhadap pathogen yang dapat menekan jumlah pathogen di dalam tanah atau pada tubuh tanaman.Manfaat EM-4 Pertanian Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi. Memfermentasi dan mendekomposisi bahan organik tanah dengan cepat (Bokashi). Menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Meningkatkan keragaman mikroba yang menguntungkan di dalam tanah.6. Dokumentasi Pembuatan Kompos

2.5 Unsur Hara yang terkandung dalam Pupuk Kompos pada Umumnya.Kompos adalah hasil pembusukan sisa-sisa tanaman yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos ditentukan oleh besarnya perbandingan antara jumlahkarbon dannitrogen(C/Nratio). Jika C/N rasio tinggi, berarti bahan penyusun kompos belum terurai secara sempurna. Bahan kompos dengan C/N rasio tinggi akan terurai atau membusuk lebih lama dibanding dengan C/N rasio rendah. Kualitas kompos dianggap baik jika memiliki C/N rasio antara 12-15.Bahan kompos seperti sekam, jerami padi, batang jagung dan serbuk gergaji memiliki C/N rasio antara 50-100. daun segar memiliki C/N rasio sekitar 10-20. Proses pembuatan kompos akan menurunkan C/N rasio hingga 12-15. sampai dengan proses penguraian sempurna, tanaman akan bersaing dengan mikroorganisme tanah untuk memperebutkan unsur hara. Karena itu disarankan untuk menambah pupuk buatan apabila bahan kompos yang belum terurai sempurna terpaksa digunakan.

Kandungan unsur hara dalam kompos sangat bervariasi. Tergantung dari jenis bahan asal yang digunakan dan cara pembuatan kompos. Kandungan unsur hara kompos sebagai berikut.-Nitrogen0,10,6%-Fosfor0,10,4%-Kalium0,81,5%-Kalsium0,81,5%KOMPOSISI UNSUR HARA KOTORAN DARI BERBAGAI JENIS TERNAKJenis Ternak Kadar Hara (%) Nitrogen Phospor Kalium airKuda- Padat 0,55 0,30 0,40 75- Cair 1,40 0,02 1,60 90Sapi- Padat 0,40 0,20 0,10 85- Cair 1,00 0.50 1.50 92Kerbau- Padat 0,60 0,30 0,34 85- Cair 1,00 0,15 1.50 92Kambing- Padat 0,60 0,30 0,17 60- Cair 1,50 0,13 1,80 85Domba- Padat 0,75 0,50 0,45 60- Cair 1,35 0,05 2,10 65Ayam- Padat 1,00 0,80 0,40 55- Cair 1,00 0,80 0,40 55Selain mengandung 3 unsur di atas pupuk kandang mempunyai kandungan unsur hara mikro yang sangat lengkap walaupun dalam jumlah yang sangat sedikit. Perlu diingat sekali lagi bahwa makanan yang dimakan ternak dan umur ternak sangat berpengaruh terhadap kandunganharayangadapadakotoran. Dan sebaiknya saat kita membicarakan pupuk kandang, janganlah kita terpatok pada kandungan haranya saja, namun lebih dari itu bahwa pupuk kandang mempunyai kelebihan lain yaitu semakin memperbanyak dan beragamnya bakteri positif tanah yang ada pada alahan kita, dimana bakteri tersebut sebagian adalah bakteri penambat N, P dan K sehingga secara tidak langsung bakteri-bakteri tersebut akan menyediakan unsur hara bagi tanaman itu sendiri, dan kelebihan lain yang didapat dari pupuk kandang dan pupuk organik lain yaitu kemampuannya untuk memperbaiki struktur tanah. Bisa dikatakan dengan menambahkan pupuk kandang dan pupuk organik lainnya kita mempunyai keuntungan: Memperbaiki sifat fisik tanah Memperbaiki sifat kimia tanah memperbaiki biologi tanah.2.6 Manfaat Pupuk KomposKompos ibarat multivitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat. Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek :

- Aspek Ekonomi :1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah2. Mengurangi volume/ukuran limbah3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya- Aspek Lingkungan :1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan- Aspek bagi tanah/tanaman :1. Meningkatkan kesuburan tanah2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah3. Meningkatkan kapasitas serap air tanah4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembuatan Pupuk KomposSetiap organisme pendegradasi bahan organik membutuhkan kondisi lingkungan dan bahan yang berbeda-beda. Apabila kondisinya sesuai, maka dekomposer tersebut akan bekerja giat untuk mendekomposisi limbah padat organik. Apabila kondisinya kurang sesuai atau tidak sesuai, maka organisme tersebut akan dorman, pindah ke tempat lain, atau bahkan mati. Menciptakan kondisi yang optimum untuk proses pengomposan sangat menentukan keberhasilan proses pengomposan itu sendiri.Faktor-faktor yang memperngaruhi proses pengomposan antara lain:1. Rasio C/N Rasio C/N yang efektif untuk proses pengomposan berkisar antara 30: 1 hingga 40:1. Mikroba memecah senyawa C sebagai sumber energi dan menggunakan N untuk sintesis protein. Pada rasio C/N di antara 30 s/d 40 mikroba mendapatkan cukup C untuk energi dan N untuk sintesis protein. Apabila rasio C/N terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk sintesis protein sehingga dekomposisi berjalan lambat.Umumnya, masalah utama pengomposan adalah pada rasio C/N yang tinggi, terutama jika bahan utamanya adalah bahan yang mengandung kadar kayu tinggi (sisa gergajian kayu, ranting, ampas tebu, dsb). Untuk menurunkan rasio C/N diperlukan perlakuan khusus, misalnya menambahkan mikroorganisme selulotik (Toharisman, 1991) atau dengan menambahkan kotoran hewan karena kotoran hewan mengandung banyak senyawa nitrogen.2. Ukuran Partikel Aktivitas mikroba berada di antara permukaan area dan udara. Permukaan area yang lebih luas akan meningkatkan kontak antara mikroba dengan bahan dan proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat. Ukuran partikel juga menentukan besarnya ruang antar bahan (porositas). Untuk meningkatkan luas permukaan dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel bahan tersebut.3. Aerasi Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup oksigen(aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu yang menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih dingin masuk ke dalam tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh porositas dan kandungan air bahan(kelembapan). Apabila aerasi terhambat, maka akan terjadi proses anaerob yang akan menghasilkan bau yang tidak sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan melakukan pembalikan atau mengalirkan udara di dalam tumpukan kompos.4. Porositas Porositas adalah ruang di antara partikel di dalam tumpukan kompos. Porositas dihitung dengan mengukur volume rongga dibagi dengan volume total. Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan udara. Udara akan mensuplay Oksigen untuk proses pengomposan. Apabila rongga dijenuhi oleh air, maka pasokan oksigen akan berkurang dan proses pengomposan juga akan terganggu.5. Kelembapan (Moisture content) Kelembapan memegang peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme mikroba dan secara tidak langsung berpengaruh pada suplay oksigen. Mikrooranisme dapat memanfaatkan bahan organik apabila bahan organik tersebut larut di dalam air. Kelembapan 40 - 60% adalah kisaran optimum untuk metabolisme mikroba. Apabila kelembapan di bawah 40%, aktivitas mikroba akan mengalami penurunan dan akan lebih rendah lagi pada kelembapan 15%. Apabila kelembapan lebih besar dari 60%, hara akan tercuci, volume udara berkurang, akibatnya aktivitas mikroba akan menurun dan akan terjadi fermentasi anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap.6.Temperatur/suhu Panas dihasilkan dari aktivitas mikroba. Ada hubungan langsung antara peningkatan suhu dengan konsumsi oksigen. Semakin tinggi temperatur akan semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin cepat pula proses dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan cepat pada tumpukan kompos. Temperatur yang berkisar antara 30 - 60oC menunjukkan aktivitas pengomposan yang cepat. Suhu yang lebih tinggi dari 60oC akan membunuh sebagian mikroba dan hanya mikroba thermofilik saja yang akan tetap bertahan hidup. Suhu yang tinggi juga akan membunuh mikroba-mikroba patogen tanaman dan benih-benih gulma.7. pH Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH yang lebar. pH yang optimum untuk proses pengomposan berkisar antara 6.5 sampai 7.5. pH kotoran ternak umumnya berkisar antara 6.8 hingga 7.4. Proses pengomposan sendiri akan menyebabkan perubahan pada bahan organik dan pH bahan itu sendiri. Sebagai contoh, proses pelepasan asam, secara temporer atau lokal, akan menyebabkan penurunan pH (pengasaman), sedangkan produksi amonia dari senyawa-senyawa yang mengandung nitrogen akan meningkatkan pH pada fase-fase awal pengomposan. pH kompos yang sudah matang biasanya mendekati netral.8. Kandungan Hara Kandungan P dan K juga penting dalam proses pengomposan dan bisanya terdapat di dalam kompos-kompos dari peternakan. Hara ini akan dimanfaatkan oleh mikroba selama proses pengomposan.9. Kandungan Bahan Berbahaya Beberapa bahan organik mungkin mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kehidupan mikroba. Logam-logam berat seperti Mg, Cu, Zn, Nickel, Cr adalah beberapa bahan yang termasuk kategori ini. Logam-logam berat akan mengalami imobilisasi selama proses pengomposan.10. Lama pengomposan Lama waktu pengomposan tergantung pada karakteristik bahan yang dikomposkan, metode pengomposan yang dipergunakan dan dengan atau tanpa penambahan aktivator pengomposan. Secara alami pengomposan akan berlangsung dalam waktu beberapa minggu sampai 2 tahun hingga kompos benar-benar matang.Tabel Kondisi yang optimal untuk mempercepat proses pengomposan (Ryak, 1992)KondisiKonsisi yang bisa diterimaIdeal

Rasio C/N20:1 s/d 40:125-35:1

Kelembapan40 65%45 62% berat

Konsentrasi oksigen tersedia> 5%> 10%

Ukuran partikel1 inchibervariasi

Bulk Density1000 lbs/cu yd1000 lbs/cu yd

pH5.5 9.06.5 8.0

Suhu43 66Oc54 -60oC

BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan1. Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar.2. Sampah organic dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu, sampah kering dan sampah basah.3. Sampah oragik mempunyai dampak positif, yaitu sebagai pupuk organik, sumber humus, dapat didaur ulang, bahan bakar alternative, dan menjadi sumber listrik. Sedangkan dampak negatifnya yaitu apabila dibakar akan menghasilkan gas CO2 sebagai gas rumah kaca, sabagian sampah mengahasilkan gas CO apabila dibakar sehingga menyebabkan keracunan.4. Pengolahan sampah organic dapat dilakukan dengan membuatnya menjadi pupuk kompos. Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.5. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik.6. Pada kompos super yang dihasilkan menggunakan bakteri EM4 untuk mendekomposisi bahan organic di dalam tanah, EM-4 Pertanian juga merangsang perkembangan mikroorganisme lainnya yang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman, misalnya bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfat.7. Kandungan unsure hara pada kompos, yaitu :Nitrogen0,10,6%,Fosfor0,10,4%,Kalium0,81,5%Kalsium0,81,5%.8. Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek, yaitu : aspek ekonomi, lingkungan, tanah, dan tanaman.

3.2 Saran1. Bagi pembaca agar lebih menjaga lingkungan, dengan mengetahui dampak positif dan negative dan cara pengolahannya kita bisa memperkecil dampak negatifnya dengan mengolah sampah agar dapat dimanfaatkan, agar tidak hanya menjadi bibit penyakit namun lebih bermanfaat.2. Semoga pengolahan sampah organic menjadi kompos semakin diminati oleeh masyarakat, untuk mengurangi jumlah sampah yang setiap hari semakin bertambah.3. Jaga dan rawat lingkungan kita untuk kebaikan masa sekarang dan masa depan.4. Perlu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan untuk terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.

DAFTAR PUSTAKA

http://anggikrosaliaa.blogspot.com/2012/10/makalah-pupuk-kompos.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Komposhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_organikhttp://propertycirebon.wordpress.com/2012/01/10/kadar-hara-pada-pupuk-kandang/http://www.em4indonesia.com/produksi/pertanian

7