makalah kimia organik hafshah
TRANSCRIPT
TUGAS KIMIA ORGANIK
SENYAWA AROMATIK PADA CENGKEH
DISUSUN OLEH:
NAMA : HAFSHAH HASIB
STAMBUK : 0922100007
KELAS : TKLW21
JURUSEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2 0 1 1
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT yang telah menberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Makalah Kimia Organik pada semester genap ini dapat diselesaikan.Makalah ini
merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian final kimia organik.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut serta
membantu baik secara moril maupun akademis. Selain itu pula tidak menutup kemungkinan
adanya kemungkinan kesalahan dan kekurangan, untuk itu penulis senantiasa menerima segala
masukan dan saran sehingga makalah in selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Makassar, Mei 2011
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………..................
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………..
BAB II SENYAWA AROMATIK……………………………………………………………………………………………..
2.1 Pengertian Senyawa Aromatik…………………………………………………………………………..
2.2 Sumber-sumber Hidrokarbon……………………………………………………………………………
2.3 Penamaan Senyawa Aromatik…………………………………………………………………………..
2.4 Hukum Huckle…………………………………………………………………………………………………..
BAB III MINYAK ATSIRI
3.1 Pengertian Minyak Atsiri
3.2 Sifat-sifat Minyak Atsiri
3.3 Sumber Minyak Atsiri
3.4 Minyak Atsiri Dihasilkan dari Proses Penyulingan
3.5 Fungsi Minyak Atsiri
3.6 Kerusakan Pada Minyak Atsiri
3.7 Jenis-jenis Minyak Atsiri
BAB IV CENGKEH
4.1 Cengkeh
4.2 Nama Daerah
3
4.3 Kandungan Kimia
4.4 Minyak Atsiri Cengkeh
4.5 Manfaat Minyak Cengkeh
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan. Minyak atsiri
memiliki komponen volatile pada beberapa tumbuhan dengan karakteristik tertentu. Saat ini,
minyak atsiri telah digunakan sebagai parfum, kosmetik, bahan tambahan makanan dan obat.
Komponen aroma dari minyak atsiri cepat berinteraksi saat dihirup, senyawa tersebut secara
cepat berinteraksi sistem syaraf pusat dan langsung merangsang pada sistem olfactory,
kemudian system ini akan menstimulasi syaraf-syaraf pada otak dibawah kesetimbangan
korteks serebra. Senyawa-senyawa berbau harum atau fragrance dari minyak atsiri suatu bahan
tumbuhan telah terbukti pula dapat mempengaruhi aktivitas lokomotor. Aktivitas lokomotor
merupakan aktivitas gerak sebagai akibat adanya perubahan aktivitas listrik yang disebabkan
oleh perubahan permeabelitas membran pascasinaptik dan oleh adanya pelepasan transmitter
oleh neuron prasinaptik pada system syaraf pusat. Penelitian minyak atsiri yang mempengaruhi
aktivitas lokomotor diawali oleh Kovar et al. yang melaporkan bahwa senyawa 1,8-cineole yang
diisolasi dari minyak atsiri bunga rosemary dapat menurunkan aktivitas lokomotor tikus, setelah
tikus tersebut diinduksi dengan senyawa stimulan kafein.
Pengujian klinis efek sedatif dari minyak lavender dimulai oleh Buchbauer (1993) yang
telah membuktikan bahwa wangi minyak atsiri bunga lavender dapat menurunkan aktivitas
lokomotor pada manusia (Buchbauer, 1991). Penelitian aktivitas aromaterapi secara ilmiah
masih sedikit, ha ini terbukti masih sedikit minyak atsiri asli Indonesia digunakan sebagai
komoditas aromaterapi di Mancanegara.
Kajian etnofarmakologi secara empiric tentang tumbuhan aromaterapi menunjukan
bahwa Indonesia memiliki 49 jenis tumbuhan aromatik dari 22 jenis suku, 12 jenis di antaranya
digunakan secara empirik sebagai aromaterapi dengan efek menenangkan dan menyegarkan
untuk kesehatan tubuh (Sangat, 1996). Belum adanya laporan penemuan senyawa yang dapat
menekan aktivitas lokomotor atau disebut juga hipnotik-sedatif yang berasal dari tumbuhan
aromatik asal Indonesia merupakan alasan yang kuat untuk melakukan penelitian ini.
Tumbuhan aromatik dalam rangkaian penelitian ini yang digunakan adalah Kemangi (Ocimum
5
basilicum L.), kayu putih (Melaleuca leucadendron L.), biji pala (Myristica fragrans Hout), bunga
kenanga (Cananga odoratum), rimpang laja gowah (Alpinia malaccensis Roxb.), kulit batang ki
lemo (Litcea cubeba L) dan serai dapur
(Cymbopogon citrates).
6
BAB II
SENYAWA AROMATIK
2.1 Pengertian Senyawa Aromatik
Aromatik digunakan untuk menggambarkan sebagian substansi wangi-wangian
seperti benzaldehid ( dari cherrin, pach, dan almond), toluen dan benzena. Aromatic juga
digunakan untuk benzene dan stukturnya lebih sederhana dan merupakan induk dari suatu
kelas senyawa yang dinamakan senyawa aromatic.
Benzena(C6H6) Naftalena(C10H8)
Beberapa seyawa dapat di isolasi dari sumber-sumber aromatic alami. Benzene ,
benzaldehida dan toluene, senyawa seperti steroidal hormone estrone yang diketahui
sebagai morfin analgesic mempunyai cincin aromatic. Beberapa obat-obatan sintetik juga
merupakan bagian dalam aromatic, seperti tranquilizer diazepam (valium).
2.2 Sumber-sumber hidrokarbon
Sumber hidrokarbon aromatic sederhana berrasal dari batu bara dan minyak tanah.
Batu bara adalah sebuah campuran kompleks yang sangat besar, dibuat secara mendasar
dari susunan besar benzene seperti cincin yang digabung bersama. Panas perombakan
(thermal breakdown) batu bara yang jika dipanaskan sampai dengan 10000C (coal tar)
dalam udara dan prodak campuran volatile yang dihasilkan disebut ter batu bara. Destilasi
fraksinasi dari ter batu bara menghasilkan benzene, toluene, xylena (dimetilbenzena),
aftalena dan senyawa aromatic lainnya.
7
Berbeda dengan ter batu bara, minyak tanah mengandungbeberapa senyawa aromatic
dan terdiri dari sebagian besar alkana. Jika minyak tanah dimurnikan, maka molekul
aromatic terbentuk jika dilewatkan keatas suatu katalis pada temperature sekitar 5000C dan
di bawah temperature tinggi. Contohnya jika Heptana (C7H16) dikonversi menjadi toluene
melalui proses dehidrogenasi dan siklisasi.
2.3 Penamaan Senyawa Aromatik
Substansi aromatic lebih banyak dari pada beberapa kelas senyawa organic lainnya.
Senyawa aromatic yang diperoleh mempunyai sejumlah besar dari nama-nama
nonsistematik. Hukum IUPAC menyetujui beberapa nama yang digunakan secara luas untuk
tetap dipakai. Dan untuk selanjutnya metil benzene diketahui secara umum sebagai toulena,
hidroksibenzena sebagai fenol, aminobenzena sebagai aniline dan sebagainya.
Untuk memperlihatkan adanya ikatan rangkap, secara umum hidrokarbon aromatic
disebut arena (akhiran ena memperlihatkan ketidak jenuhan). Gugus bervalensi satu arena
disebut aril. Tata nama senyawa-senyawa aromatic tidak begitu sistimatik, setiap senyawa
lebih dikenal dengan nama biasa atau nama trivial. Disamping nama trivialnya, turunan-
turunan benzene juga mempunyai nama turunan. Nama turunan diperoleh dengan
menggabungkan nama substituen sebagai awalan yang diikuti dengan kata benzena. Gugus
bervalensi satu yang diturunkan dari benzena dan toluena berturut-turut disebut fenil dan
benzil.
COOH OH NH2 CHO CH3 SO3H
Asam benzoat Fenol Anilina Benzaldehid toluena Asambenzenasulfonat
8
2.4 Hukum Huckel
Agar bersifat aromatik, suatu senyawa harus mengandung atom hybrid sp2 (biasanya
atom karbon atau nitrogen) dalam system cincinnya. Hibridisasi ini menimbulkan letak ikatan
tunggal dan rangkap yang selang seling dalam rumus bangun benzena. Tetapi tidak semua
senyawa siklik yang mengandung atom hybrid sp2 dalam system cincin bersifat aromatik,
misalnya siklobutadiena dan siklooktatetraena.
Pada tahun 1931 ahli kimia Jerman, Erich Huckel mengemukakan hukum berikut ini
untuk menyimpulkan senyawa mana yang aromatic dan yang tidak. Menurut Hukum Huckel
“untuk menjadi senyawa aromatik, suatu senyawa monosiklik dengan ikatan tunggal dan
ranggkap yang letaknya selang seling harus mengandung 4n+2 elektron pi dalam sistem siklik
terkonyugasinya dimana n adalah bilangan bulat (0,1,2,3, dst).
Menurut hukum Huckel, suatu senyawa yang mengandung 2,6,10 atau 14 elekton pi
dapat menjadi senyawa aromatik, tetapa senyawa dengan 4,8, atau 12 elekton pi tidak dapat
menjadi senyawa aromatik.
9
BAB III
MINYAK ATSIRI
3.1 Pengertian Minyak Atsiri
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut
juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada suhu kamar mudah
menguap. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya.
Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada
penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak atsiri harus
disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan
di tempat yang kering dan sejuk.
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial,
minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati yang
berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan
aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak
gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, sulingan minyak atsiri dikenal
sebagai bibit minyak wangi.
Minyak atsiri berperan penting dalam berbagai kegiatan industri, antara lain dalam
industri makanan dan kosmetika. Indonesia menyimpan potensi besar sebagai negara
penghasil minyak atsiri karena kaya dengan tanaman penghasil minyak atsiri, seperti nilam,
serai wangi, akar wangi, cengkih, dan kayu putih. Harga minyak atsiri di dunia juga relatif
tinggi, sehingga bisnis minyak ini cukup menjanjikan.
10
3.2 Sifat-sifat Minyak Atsiri
Sifat Fisika
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan
senyawa komponennya kuat mempengaruhi saraf manusia (terutama di hidung)
sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat). Setiap senyawa
penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang
berbeda.
Sifat Kimia
Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa,
namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu.
Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan
terpenoid yang bersifat larut dalam minyak/lipofil.
Secara kimia, minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun dari
berbagai macam komponen yang secara garis besar terdiri dari kelompok terpenoid dan
fenil propana. Melalui asal usul biosinterik, minyak atsiri dapat dibedakan menjadi :
- turunan terpenoid yg terbentuk melalui jalur biosinteris asam asetat mevalonat
- turunan fenil propanoid yang merupakan senyawa aromatik, terbentuk melalui
jalur biosintesis asam sikimat.
Terpenoid berasal dari suatu unit senyawa sederhana yang disebut sebagai isoprena.
Sementara fenil profana terdiri dari gabungan inti benzena (fenil) dan propana.
Penyebab Bau Wangi Dan Tajam Pada Minyak Atsiri : OKSIGENATED, HIDROKARBON ,
KOMBINASI KEDUANYA KOMPOSISI KIMIA MINYAK ATSIRi
Sifat Biologi
Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada
penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak atsiri
harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat,
serta disimpan di tempat yang kering dan sejuk
Adapun sifat-sifat minyak atsiri sbb:
11
- Memiliki bau khas, umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya .
- Memiliki rasa getir, berasa tajam, menggigit, memberi rasa hangat sampai panas atau
justru dingin ketika dikulit, tergantung dari jenis komponen penyusunnya.
- Bersifat tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak berubah menjadi bau tengik, ini
berbeda dengan minyak lemak.
- Tidak dapat bercampur dengan air, tetapi dapat memberikan baunya pada air
walaupun kelarutannya sangat kecil.
- Sangat mudah larut dalam pelarut organik.
3.3 Sumber Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau minyak esensial berasal dari kayu manis, cengkeh, pala, bawang
putih, bawang merah, rosemary, teh, adas, jinten hitam, blackberry, peppermint, kemiri,
bunga turi, dan daun salam. Minyak atsiri dapat diperoleh dari bagian tertentu tanaman
yang mengandung minyak atsiri spt: daun, akar, bunga, kulit batang, buah, biji, dll.
Daun
Sereh wangi (Cymbopogon nardus) Sitronellal dan geraniol
Kayu putih (Malaleuca leudendron) Sineol
Mint (Mimentha piperita) Menthol, menthone
Nilam (Pogostemon cablin Benth) Patchouli alcohol
Bunga
Kenanga (Cananga odorata ) Metilbenzoat, linalool
Ylang-Ylang () Terpineol, geraniol
Cengkeh (Eugena caryophyllus) Eugenol, eugenol asetat
Melati (Jasminum grandiflorum) Antarnilat, geraniol
Biji/Buah
Kapulaga (Ellettaria cardamon) Terpinil asetat, linalol, sineol
Pala (Myristica fragrans) Myristicin
Mustard (Brassica nigra) Alil isothiosianat
Vanili (Vanila planivolia) Vanillin
12
Ketumbar (Coriandrum sativum) Linalool
Lada (Piper nigrum) Piperin,sesquiterpen
Akar/Rhizoma
Akar wangi (Vetiveria zizanoides) Vetiveron, vetiverol
Kunyit (Curcuma logna) Turmeron, curcumin
Jahe (Zingiber officinale) Zingiberene, zingiberol,gingerol
Lengkuas
Kencur
Temulawak
Jeringan
Kulit Batang
Kayu manis (Cinnamomum zeylanicum) Cinamaldehid, eugenol
Cendana (Santalum album) Santalol, sesquiterpen alcohol
Akasia
Lawang
Masoi
Selasih
3.4 Minyak Atsiri dihasilkan dari Proses Penyulingan
Proses penyulingan minyak atsiri pada prinsipnya adalah memisahkan minyak atsiri dari
bahan atau tanaman aromatik berdasarkan perbedaan tekanan uap dari masing – masing
zat.
—-> ttk didih terendah —-> ttk didih lebih tinggi.
Proses hidrodifusi: pada suhu air mendidih sebagian minyak yang mudah menguap yang
terdpat dalam kelenjar minyak akan larut dalam air sehingga terbentuk larutan minyak air,
oleh peristiwa osmosis menembus selaput sel yang sudah membesar/ menggelembung
mencapai permukaan paling luar dari bahan, akhirnya minyak atsiri akan teruapkan oleh
uap air sehingga terbentuk campuran uap minyak atsiri dan uap air yang terjadi terus
13
menerus.
Dalam industri minyak atsiri umumnya dikenal 3 macam metode penyulingan:
1. Penyulingan dengan air lansung (direbus)
2. Penyulingan dengan air dan uap (dikukus)
3.Penyulingan dengan uap lansung. Agar penyulingan efektif dan efisien sebelum
dilakukan penyulingan bahan baku membutuhkan perlakukan pendahuluan, mulai saat
panen sampai bahan siap untuk disuling yang sangat tergantung pada sifat fisik dan
kimiabahan.seperti:
bentuk bahan —–> daun, ranting, akar, bunga, batang, buah dll.
sifat bahan ———> tebal, tipis, keras, lembut dll
komponen kimia minyak —–> banyak yang mudah menguap/tidak, titik didih,
sensitifitas terhadap proses kerusakan.
3.5 Fungsi Minyak Atsiri
Kegunaan minyak atsiri sangat banyak, tergantung dari jenis tumbuhan yang diambil
hasil sulingnya. Minyak atsiri ini digunakan sebagai bahan baku minyak wangi, komestik dan
obat-obatan. Minyak atsiri juga digunakan sebagai kandungan dalam bumbu maupun
pewangi (flavour and fragrance ingredients). Industri komestik dan minyak wangi
menggunakan minyak atsiri sebagai bahan pembuatan sabun, pasta gigi, samphoo, lotion
dan parfum. Industri makanan menggunakan minyak atsiri sebagai penyedap atau
penambah cita rasa. Industri farmasi menggunakannya sebagai obat anti nyeri, anti infeksi,
pembunuh bakteri. Fungsi minyak atsiri sebagai wewangian juga digunakan untuk menutupi
bau tak sedap bahan-bahan lain seperti obat pembasmi serangga yang diperlukan oleh
industri bahan pengawet dan bahan insektisida. Minyak atsiri digunakan sebagai bahan
baku dalam berbagai industri, misalnya industri parfum, kosmetika, farmasi, bahan
penyedap (flavoring agent) dalam industri makanan dan minuman.
Adapun fungsinya yaitu:
Zat Pewangi
Memberikan aroma wangi dan menyenangkan pada produk pengguna
14
- industri parfum : minyak bunga bungaan
- industri kosmetik : minyak bunga-bungaan
- industri sabun : mawar, sedap malam dll.
Zat pengikat
Dapat mengikat aroma wangi sehingga dapat bertahan lama pada produk.
pengguna industri parfum : Minyak Nilam, Minyak Akar Wangi
Flavouring agent
Memberikan aroma, dan rasa pada makanan dan minuman pengguna industri
makanan dan minuman : Casia Vera, Jahe, Pepermint, Lada
Zat pengawet
Dapat memperpanjang umur simpan produk pengguna industri makanan : Casia
vera, Pala, Jahe, dll
Obat-obatan
Bersifat mengobati dan mencegah penyakit dan menyegarkan badan
pengguna industri farmasi, industri aromaterapy : Cengkeh, Pala, Klausena, Pimenta.
3.6 Kerusakan Pada Minyak Atsiri
Proses kerusakan pada minyak atsiri yaitu:
1. Proses Oksidasi
Reaksi oksidasi pada minyak atsiri terutama terjadi pada ikatan rangkap dalam terpen
karena adanya oksigen
2. Proses hidrolisis
Terjadi pada Ester ——> Asam bebas alcohol
3. Proses Polimerisasi
Polimerisasi merupakan reaksi penggabungan atau pembentukan senyawa polimer
dari senyawa monomernya. Biasanya terjadi selama penyulingan minyak
yangmenggunakan tekanan dan suhu tinggi selama penyimpanan (kondisi yg kurang
baik)
Ada 2 bentuk reaksi polimerisasi :
15
1. Polimerisasi addisi terjadi pada monomer tidak jenuh yang menghasilkan senyawa
polimer dengan BM tinggi dan rumus molekul satuan strukturalnya identik dengan
monomer yang bersangkutan.
2. Polimerisasi kondensasi terjadi pada m.atsiri pada fraksi yg mengandung gugus
fungsional seperti aldehid atau keton.
4. Proses penyabunan
Pada minyak yg mengandung fraksi monoester dan asam organik dapat membentuk
sabun dg adanya basa, asam, penurunan bilangan ester, perobahan aroma.
3.7 Jenis-jenis Minyak Atsiri
Minyak atsiri biasanya dinamakan menurut sumber utamanya.
Minyak adas (fennel/foeniculi oil)
Minyak cendana sandalwood oil)
Minyak bunga cengkeh (eugenol oil) dan minyak daun cengkeh (leaf clove oil)
Minyak kayu putih (cajuput oil)
Minyak bunga kenanga (ylang-ylang oil)
Minyak lawang
Minyak mawar
Minyak nilam
Minyak serai
Selain itu, dikenal pula beberapa "minyak" (atau dalam bentuk salep) yang sebenarnya
merupakan kombinasi antara beberapa minyak atsiri. Contohnya adalah
Minyak telon
Minyak tawon
Minyak angin
Beberapa minyak gosok dan salep gosok.
16
BAB IV
CENGKEH4.1 Cengkeh
Cengkeh (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris
disebut cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari suku Myrtaceae. Cengkeh adalah
tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara
Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkeh juga digunakan
sebagai bahan dupa di Tiongkok dan Jepang. Minyak cengkeh digunakan di aromaterapi dan
juga untuk mengobati sakit gigi. Cengkeh ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda)
dan Madagaskar, juga tumbuh subur di Zanzibar
Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi
mencapai 10-20 m, mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-
pucuknya. Tangkai buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika sudah
mekar. Cengkeh akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5-2 cm.
Bunga cengkeh yang tidak dipetik pada saat matang dalam waktu beberapa hari akan
mekar biasanya pada pagi atau sore hari beberapa saat sebelum atau setelah mekar bunga
akan segera mengadakan penyerbukan sendiri atau silang melalui bantuan angin atau
serangga (Danarti & Najiyati, 1991). Cengkeh sering digunakan untuk bumbu masakan baik
dalam bentuk utuh atau sebagai bubuk. Bumbu ini digunakan di Eropa dan Asia. Di
Indonesia cengkeh digunakan sebagai bahan rokok kretek dan untuk obat sakit gigi, di
Jepang cengkeh digunakan untuk bahan dupa, sebagai aromaterapi .
17
Klasifikasi Streptococcus mutans menurut Bergey dalam Capucino (1998) adalah:
Kingdom : Monera
Divisio : Firmicutes
Class : Bacilus
Order : Lactobacilalles
Family : Streptococcaeae
Genus : Streptococcus
Species : Streptococcus mutans.
Streptococcus mutans adalah salah satu jenis bakteri yang mendapat perhatian khusus,
karena kemampuannnya dalam proses pembentukan plak dan karies (Joklik et al., 1980;
Nolte, 1982). Bakteri Streptococcus mutans pertama kali ditemukan oleh J. Kilian Clark pada
tahun 1924 dia seorang mikrobiologis, bakteri ini pertama kali diisolasi dari plak gigi oleh
Clark pada tahun 1924 yang memiliki kecendrungan berbentuk coccus dengan formasi
rantai panjang apabila ditanam pada medium yang diperkaya seperti pada Brain Heart
Infusion (BHI), Michalek dan Mc Ghee (1982) serta Nolte (1982) menyatakan bahwa media
selektif untuk pertumbuhan S. mutans adalah agar Mitis Salivarus yang menghambat
kebanyakan bakteri mulut lainnya kecuali Streptococcus, penghambatan pertumbuhan
bakteri mulut lainnya pada agar Milis Salivarus disebabkan karena kadar biru trypan
disamping itu media ini juga mengandung kristal violet, terulit dan sukrosa berkadar tinggi.
Streptococcus mutans yang tumbuh pada agar Mitis Salivarus memperlihatkan bentuk
koloni halus berdiameter 0,5-1,5 mm, cembung, berwarna biru tua dan pada pinggiran
kaloni kasar serta berair membentuk genangan disekitarnya, seperti bakteri Streptococcus
lainnya bakteri ini bersifat gram positif, selnya berbentuk bulat atau lonjong dengan
dimeter 1 mm dan tersusun dalam bentuk rantai.
4.2 Nama Daerah
Tanaman ini memiliki nama daerah antara lain; Batak: bunga lawang,bunga lasang;
Nias: sake; Melayu: cengkeh, bunga kawang, kembanglawang; Minang: cengkeh; Madura:
cengke; Flores: sinke; Timor: sengke;Seram: bunga rawan, poirawane, poilaane, peelaano,
18
kupanahane,pulawane; Sulawesi Utara: burangaong, burangawang, bulangang,cingke,
since; Ambon: pakalaw, pualanwango.
4.3 Kandungan Kimia
1) Minyak astiri: komponen minyak astiri daun cengkeh terdiri atas eugenol (80,6-85,1%),
asetil eugenol, kariofilen.
2) Kuncup bunga: 16-23% mengandung minyak astiri yang terdiri dari 64-85% eugenol, 10%
terdiri dari zat samak tipe gallat; sianidin ramnoglukosida merupakan pigmen utama bunga;
kuersetin, kaemferol, mirisetin, dan isokuersitrin. Bunga cengkeh yang juga merupakan suku
dari Myristicaceae mengandung senyawa sterol dan senyawa-senyawa fenolik yang diduga
berkhasiat sebagai afrodisiaka. Eugenol (4-Allyl-2-methoxyphenol) merupakan salah satu
senyawa fenolik yang merupakankomponen utama dalam kuncup bunga cengkeh.
3) Daun: 0,11% terdiri dari asam gallat, metil gallat, turunan triterpen, asam oleanolat
(kariofilin), asam betulinat.
4) Kulit batang: asam betulinat, friedelin, epifriedelinol, sitosterim, eugenin (suatu senyawa
ester dari epifriedelinol dengan suatu asam lemak rantai panjang), C27H55C00H.
Cengkeh mengandung eugenol bebas, eugenol asetat, caryophyllene, seskuiterpen ester,
phenyl propanoid. Eugenol dilaporkan mempunyai aktivitas menghambat lipidperoksidase
dan juga terlibat dalam aktivitas enzim superoxydase dismutase, katalase, glutation
peroxidase-6 phosphat dehydrogenas. Eugenol juga dilaporkan mempunyai
aktivitasvasodilator. cengkeh mengandung alkaloid, asam amino, flavonoid, protein, sterol,
tannin dan phenol. Flavonoid yang terkandung dalam tanaman cengkeh antara lain :
apigenin 6 – C - [beta –D – xylopyranosil – 1 (1"'-- >2") - beta – D - galactopyranoside] 7 – O
–beta - D-glucopyranoside dan apigenin 6-C-[beta-D-xylopyranosyl-(1"'-->2")-beta-D-
galactopyranoside]-7-O-beta-D-(6-O-poumarylglucopyranoside)
Minyak esensial dari cengkih mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Minyak
cengkih sering digunakan untuk menghilangkan bau napas dan untuk menghilangkan sakit
gigi. Zat yang terkandung dalam cengkih yang bernama eugenol, digunakan dokter gigi
untuk menenangkan saraf gigi. Minyak cengkih juga digunakan dalam campuran tradisional
19
chōjiyu (1% minyak cengkih dalam minyak mineral; "chōji" berarti cengkih; "yu" berarti
minyak) dan digunakan oleh orang Jepang untuk merawat permukaan pedang mereka.
kuntum bunga cengkeh mengandung sejumlah minyak atsiri, juga sejumlah senyawa kimia
seperti eugenin, asam oleanolat, asam galatanat, vanillin.
Sifat kimiawi dan efek farmakologis dari cengkeh adalah hangat, rasanya tajam, aromatik,
berhasiat sebagai perangsang (stimulan), antiseptik, peluruh kentut (icarminative), anestetik
lokal, menghilangkan kolik, dan obat batuk. Kandungan kimia pada cengkeh adalah
karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B1, lemak, protein, dan eugenol.
4.4 Minyak Atsiri Cengkeh
Eugenol
Eugenol (C10H12O2), merupakan turunan guaiakol yang mendapat tambahan rantai alil,
dikenal dengan nama IUPAC 2-metoksi-4-(2-propenil)fenol. Ia dapat dikelompokkan
dalam keluarga alilbenzena dari senyawa-senyaw fenol. Warnanya bening hingga kuning
pucat, kental seperti minyak. Sumber alaminya dari minyak cengkeh. Terdapat pula
pada pala, kulit manis, dan salam. Eugenol sedikit larut dalam air namun mudah larut
pada pelarut organik. Aromanya menyegarkan dan pedas seperti bunga cengkeh kering,
sehingga sering menjadi komponen untuk menyegarkan mulut.
Senyawa ini dipakai dalam industri parfum, penyedap, minyak atsiri, dan farmasi sebagai
penyuci hama dan pembius lokal. Ia juga mengjadi komponen utama dalam rokok
kretek. Dalam industri, eugenol dapat dipakai untuk membuat vanilin. Campuran
eugenol dengan seng oksida (ZnO) dipakai dalam kedokteran gigi untuk aplikasi restorasi
(prostodontika). Turunan-turunan eugenol dimanfaatkan dalam industri parfum dan
penyedap pula. Metil eugenol digunakan sebagai atraktan. Lalat buah jantan terpikat
oleh metil eugenol karena senyawa ini adalah feromon seks yang dikeluarkan oleh
betina. Selain itu, beberapa bunga juga melepaskan metil eugenol ke udara untuk
20
memikat lalat buah menghampirinya dan membantu penyerbukan. Turunan lainnya
dipakai sebagai penyerap UV, analgesika, biosida, dan antiseptika. Pemanfaatan lainnya
adalah sebagai stabilisator dan antioksidan dalam pembuatan plastik dan karet.
Minyak daun cengkeh hasil penyulinan mempunyai kadar eugenol berkisar antara 70-78
%, sedangkan untuk industri dibutuhkan minyak dengan kadar eugenol paling rendah 90
%. Kandungan eugenol dalam minyak cengkeh yaitu 120-130 mg eugenol bagi setiap
gram bunga cengkeh kering. Eugenol termasuk senyawa fenol, akan bereaksi dengan
alkali hidroksida membentuk senyawa fenolat yang meningkat kelarutannya dalam air.
Prinsip ini dipakai untuk memisahkan eugenol dari senyawa lainnya yang terdapat dalam
minyak cengkeh.
Beta-Caryophyllene
Caryophyllene, atau (-)-β-kariofilena, adalah sesquiterpene bisiklik alam yang adalah
konstituen dari minyak atsiri, terutama minyak cengkeh, minyak dari batang dan bunga
cengkeh (cloves) , minyak esensial dari rami Cannabis sativa, rosemary Rosmarinus
oficinalis, dan hop. Hal ini biasanya ditemukan sebagai campuran dengan
isocaryophyllene (isomer cis ikatan ganda) dan α-humulene (nama usang: α-kariofilena),
cincin dibuka isomer. Caryophyllene adalah penting untuk memiliki cincin cyclobutane,
yang jarang terjadi di alam.
Caryophyllene adalah salah satu senyawa kimia yang memberikan kontribusi terhadap
pedasnya lada hitam. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Jürg Gertsch et al.
dari Institut Teknologi Federal Swiss (ETH Zurich), beta-caryophyllene ditunjukkan untuk
selektif mengikat ke reseptor (CB2) tipe cannabinoid-2 dan mengerahkan efek yang
21
signifikan antiperadangan cannabimimetic pada tikus. Sejak beta produk tanaman luas
alam -caryophyllene adalah disetujui FDA makanan aditif dan tertelan sehari-hari
dengan makanan itu adalah makanan cannabinoid pertama. Apakah senyawa ini mampu
memodulasi proses peradangan pada manusia melalui sistem endocannabinoid belum
diketahui. Beta-caryophyllene tidak mengikat ke pusat menyatakan reseptor tipe
cannabinoid-1 (CB1) dan karena itu tidak memberi efek psychomimetic. Sintesis total
caryophyllene pertama pada tahun 1964 oleh EJ Corey dianggap salah satu demonstrasi
klasik kemungkinan kimia organik sintetis pada saat itu. Nama IUPAC nya adalah
4,11,11-trimethyl-8-methylene-bicyclo.
Vanilin
Vanilin adalah aldehid fenolik, senyawa organik dengan rumus molekul C8H8O3.
Kelompok fungsional meliputi aldehida, eter, dan fenol. Ini adalah komponen utama dari
ekstrak biji vanili. Hal ini juga ditemukan dalam kopi panggang [2] dan pinus merah Cina.
Vanili sintetis, bukan ekstrak vanili alami, kadang-kadang digunakan sebagai agen
pemberi rasa dalam makanan, minuman, dan obat-obatan.Vanili serta ethylvanillin
digunakan oleh industri makanan. Etil ini lebih mahal namun memiliki catatan kuat. Ini
berbeda dari vanilin dengan memiliki sebuah kelompok etoksi (-O-CH2CH3), bukan
sekelompok metoksi (-O-CH3).
Alam "vanili ekstrak" adalah campuran beberapa ratus senyawa yang berbeda selain
vanili. Bumbu vanili buatan merupakan solusi vanili murni, biasanya asal sintetis. Karena
kelangkaan dan biaya vanili ekstrak alami, ada telah lama tertarik dalam penyusunan
sintetis komponen utama tersebut. Sintesis komersial pertama vanili dimulai dengan
senyawa eugenol lebih mudah alam yang tersedia.
22
4.5 Manfaat Minyak Cengkeh
Cengkeh berkhasiat sangat kuat untuk obat karena dapat merangsang. Anti bakteri, anti
virus dan anti septic. Setelah diolah menjadi minyak Cengkeh dapat dimanfaatkan untuk
menghilangkan rasa sakit untuk penderita sakit gigi karena kandungan senyawa yang
terkandung didalamnya dapat membantu sirkulasi peredaran darah dan dan merangsang
kulit apabila dioleskan langsung pada kulit.
Dibawah ini beberapa manfaat Cengkeh untuk pengobatan, diantaranya :
Merangsang aromatik pernapasan : Dimanfaatkan untuk mengatasi mual, muntah-muntah,
perut kembung, lemas dan gangguan pencernaan. Minyak cengkeh juga dapat
dimanfaatkan sebagai pembasmi kuman yang ampuh dan penyembuh luka serta dapat
melegakan tenggorokan. Cengkeh banyak dimanfaatkan sebagai obat secara nyata
diantaranya digunakan untuk melindungi dari masuk angin dan perut kembung. Membantu
merangsang sirkulasi darah dan mengatur suhu tubuh.
Gangguan Pencernaan : Cengkeh dapat merangsang produksi enzymatic dan meningkatkan
berfungsinya percernaan. Cengkeh digunakan dalam mengatasi permasalahn lambung, sakit
perut dan gangguan pada pencernaan. Adapun cara pembuatanya obat untuk mengatasi
muntah-muntah, sakit perut dan tenggorokan adalah dengan menghaluskan cengkeh dan
dicampur madu kemudian dimimum.
Kolera : Cengkeh sangat ampuh untuk mengatasi kolera karena dapat memperkuat lendir
usus dan lambung serta menambah jumlah darah putih, adapun caranya dengan mengambil
4 gram kuntum cengkeh dan 3 gelas air kemudian di rebus sampai menjadi setengahnya.
Asma : Untuk pengobatan obat asma caranya dengan mengambil 6 kuntum cengkeh
dicampur 30 ml air dan sedikit madu, lakukan hal tersebut 3 kali sehari.
Sakit Gigi : Untuk pemanfaatan mengatasi sakit gigi caranya Sangrai 10 butir cengkeh
sampai hangus. Giling sampai halus, masukkan kelubang gigi secukupnya, lalu tutup dengan
kapas. Lakukan 2 kali sehari. Cara lain: sumbat gigi yang berlubang dengan kapas yang telah
ditetesi minyak cengkeh.
Sakit Telinga : Untuk mengatasinya caranya dengan mengoleskan minyak cengkeh ke
telinga yang terasa sakit dengan menggunakan katembat.
23
Sakit Kepala : Untuk mengatasi sakit kepala caranya dengan mencampurkan cengkeh,
garam dan susu, karena sifat garam dapat menyerap cairan dan menurunkan tekanan
darah.
Sirkulasi Darah : Minyak Cengkeh bermanfaat untuk meningkatkan metabolisme tubuh
Anda, dengan meningkatkan sirkulasi darah akan menurunkan suhu tubuh.
Membersihkan Darah: Minyak cengkeh dapat dimanfaatkan dalam membershihkan darah.
Diabetes: Seiring dengan pembersihan darah, minyak cengkeh juga membantu dalam
mengendalikan tingkat gula darah dan dengan itu adalah berguna bagi penderita diabetes.
Kekebalan Tubuh: Cengkeh dapat dimanfaatkan sebagai peningkat kekebalan tubuh,
kandungan yang ada dalam cengkeh yang bersifat antivirus dan kemampuan untuk
membersihkan darah sehingga dapat meningkat perlawanan terhadap penyakit.
Stres : Minyak Cengkeh bermanfaat sebagai zat perangsang pikiran dan mental,
menghilangkan keletihan dan kelelahan. Bila digunakan sebagai obat dalam dengan dosis
yang sesuai maka dapat menenagkan pikiran. Minyak cengkeh juga dapat membantu
mengatasi susah tidur pada penderita insomnia. Manfaat lainya untuk merawat masalah
mental seperti kehilangan memori, depresi dan kegelisahan.
24
BAB V
KESIMPULAN
Minyak atsiri merupakan minyak yang dihasilkan dari ekstraksi tanaman yang mempunyai sifat
mudah menguap pada suhu kamar,umumnya mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau
wangi sesuai dengan tanaman penghasilnya dan larut dalam pelarut organik.
Minyak atsiri merupakan senyawa yang pada umumnya berujud cairan yang diperoleh dari
bagian tanaman,akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga dengan cara
penyulingan dengan uap(Penyulingan uap dan air,Penyulingan air lansung )
Tanaman cengkeh mempunyai sifat khas karena semua bagian pohon mengandung minyak,
mulai dari akar, batang, daun sampai bunga. Kandungan minyak cengkeh pada bagian-bagian
tanaman tersebut bervariasi jumlahnya namun kadar minyak yang paling tinggi terdapat pada
bagian bunga (20%) sedangkan bagian gagang dan daun mengandung sekitar 4 – 6 %.
Minyak daun cengkeh hasil penyulinan mempunyai kadar eugenol berkisar antara 70-78 %,
sedangkan untuk industri dibutuhkan minyak dengan kadar eugenol paling rendah 90 %.
Kandungan eugenol dalam minyak cengkeh yaitu 120-130 mg eugenol bagi setiap gram bunga
cengkeh kering.
25
DAFTAR PUSTAKALeri, Maria S.Si,2007.Kimia Organik.Makassar:Sekolah Menengah Analis Kimia
http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/1892292-minyak-atsiri-jilid/
http://minyakatsiriindonesia.wordpress.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Cengkeh
http://id.wikipedia.org/wiki/Eugenol
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=9
http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_atsiri
http://www.gerbangpertanian.com/2011/04/minyak-cengkeh-obat-sakit-gigi.html
http://ooobegituyach.blogspot.com/2010/04/manfaat-cengkeh.html
http://assajjad.wordpress.com/2008/04/19/manfaat-cengkeh-untuk-pengobatan/
26
27