makalah kompos

28
 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dimulai dengan makin maraknya industri besar yang berdiri serta kehidupan masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Mulailah timbuh tumpukan limbah atau pun sampah yang tidak di buang sebagaimana mestinya. Hal ini berakibat pada kehidupan manusia di bumi yang menjadi tidak sehat sehingga menurunkan kualitas kehidupan terutama pada lingkungan sekitar. Maka dari itu karya tulis ini akan dilengkapi dengan faktor faktor yang timbul dan upaya upaya yang dapat dilakukan mengenai masalah limbah. Oleh karena itu, kami telah susun karya tulis ini dengan rinci. Dengan maksud supaya makalah tentang Dampak Limbah serta Penanggulangannya ini dapat dijadikan masukan untuk membenahi kualitas kehidupan karena adanya limbah ataupun sampah yang tidak di buang sebagaimana mestinya. Pada makalah ini terdapat beberapa cara yang dapat ditempuh guna meminimalisir dampak dari limbah ataupun sampah dan akhirnya kita dapat bersama mengurangi dampak dari adanya limbah ataupun sampah. Karena sampah sebenarnya ada juga yang masih dapat dimanfaatkan terutama limbah hewan yang dapt dijadiak pupuk atau limbah plastic dengan cara mendaur ulang serta limbah lain yang bias dimanfaatkan. BAB II PEMBAHASAN A.Pengertian Limbah Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah) atau juga dapat dihasilkan oleh alam yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.penanganan limbah ini tentunya tidak hanya sekedar mengolahnya/ mendaur ulangnya langsung tanpa memperhatikan jenis limbah dan cara

Upload: erika-loniza

Post on 17-Jul-2015

1.824 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 1/28

 

BAB I

PENDAHULUAN 

Latar Belakang 

Dimulai dengan makin maraknya industri besar yang berdiri serta kehidupan masyarakat

yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Mulailah timbuh tumpukan limbah

atau pun sampah yang tidak di buang sebagaimana mestinya. Hal ini berakibat pada

kehidupan manusia di bumi yang menjadi tidak sehat sehingga menurunkan kualitas

kehidupan terutama pada lingkungan sekitar.

Maka dari itu karya tulis ini akan dilengkapi dengan faktor – faktor yang timbul dan

upaya – upaya yang dapat dilakukan mengenai masalah limbah. Oleh karena itu, kami

telah susun karya tulis ini dengan rinci. Dengan maksud supaya makalah tentangDampak Limbah serta Penanggulangannya ini dapat dijadikan masukan untuk

membenahi kualitas kehidupan karena adanya limbah ataupun sampah yang tidak di

buang sebagaimana mestinya.

Pada makalah ini terdapat beberapa cara yang dapat ditempuh guna meminimalisir

dampak dari limbah ataupun sampah dan akhirnya kita dapat bersama mengurangi

dampak dari adanya limbah ataupun sampah. Karena sampah sebenarnya ada juga yang

masih dapat dimanfaatkan terutama limbah hewan yang dapt dijadiak pupuk atau

limbah plastic dengan cara mendaur ulang serta limbah lain yang bias dimanfaatkan.

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Limbah 

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri

maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah) atau juga dapat

dihasilkan oleh alam yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak

dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secarakimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik.

Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif 

terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan

penanganan terhadap limbah.penanganan limbah ini tentunya tidak hanya sekedar

mengolahnya/ mendaur ulangnya langsung tanpa memperhatikan jenis limbah dan cara

Page 2: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 2/28

 

penangannanya klarena dari setiap limbah yang ada mempunyai cirri berbeda terhadap

dampak yang ditimbulkanya.

B.Karakteristik limbah : 

Pada umumnya sesuatu yang ada di bumi ini memiliki suatu karakteristik yang berbeda.Termasuk juga limbah yang mempunyai karakteristik sebagai berikut :

Berukuran mikro

Karekteristik ini merupakan karakterisik pada besar kecilnya limbah/ volumenya. Contoh

dari limbah yang berukuran mikro atau kecil atau bahkan tidak bias terlihat adalah

limbah industri berupa bahan kimia yang tidak terpakai yang di buang tidak sesuai

dengan prosedur pembuangan yang dianjurkan.

Dinamis

Mungkin yang dimaksud dinamis disini adalah tentang cara pencemarannya yang tidak

dalam waktu singkat menyebar dan mengakibatkan pencermaran. Biasanya limbah

dalam menyerbar di perlukan waktu yang cukup lama dan tidak diketahui dengan hanya

melihat saja. Hal ini dikarenakan ukuran limbah yang tidak dapat dilihat

Berdampak luas (penyebarannya)

Luasnya dampak yang di timbulkan oleh limbah ini merupakan efek dari karakteristik

limbah yang berukuran mikro yang tak dapat dilihat dengan mata tellanjang. Contoh

dari besarnya dampak yang ditimbulkan yaitu adanya istilah “Minamata disease” atau

keracunan raksa (Hg) di Jepang yang mengakibatkan nelayan-nelayan mengidap paralis

(hilangnya kemampuan untuk bergerak karena kerusakan pada saraf). Kejadian ini

terajadi di Teluk Minamata dan Sungai Jintsu karena pencemaran oleh raksa (Hg).

Berdampak jangka panjang (antar generasi)

Dampak yang ditimbulkan limbah terutama limbah kimia biasanya tidak sekedar

berdampak pada orang yang terkena tetapi dapat mengakibatkan turunannya

mengalami hal serupa.

Dari karakteristik limbah di atas pencemaran limbah juga didukung oleh adanya faktor-

faktor yang mempengaruhi pencemaran limbah terhadap lingkungan diantaranya :

Page 3: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 3/28

 

 

1.Volume Limbah

Tentunya semakin banyak limbah yang dihasilkan oleh manusia dampak yang akan

ditimbulkan semakin besar pula terasa.

2.Kandungan Bahan Pencemar

Kandunngan yang terdapat di limbah ini mengakibatkan pencemaran lingkungan

apabila kandunganya berbahaya dapat mengakibatkan pencemaran yang fatal bahkan

dapat membunuh manusia serta mahluk hidup sekitar.

3.Frekuensi Pembuangan Limbah

Pada saat sekarang ini pembuangan limbah semakin naik frekuensinya di karenakan

banyaknya industry yang berdiri. Dengan semakin banyak frekuensi limbah tentunya

pembuanganlimbah menjadi tidak terkandali dan usaha untuk mengolahnya tidak dapat

maksimal dikarenakan pengolahan limbah yang masih jauh dari harapan kita semua.

C.Sumber dan Jenis Limbah

1.Sumber Utama imbah

Sumber adanya limbah sebenarnya banyak sekali tetapi pada pengelompokannya

sumber limbah terdiri dari :

ØAktivitas manusia

Saat manusia melakukan aktivitas untuk menghasikan sesuatu barang produksi maka

akan timbul suatu limbah karena tidak mampunya pengolahan yang dilakukan oleh

manusia menggunkan mesin dan juga sulitnya untuk mengolah barang yang tidak

berguna menjadi barang yang bias dimanfaatkan untuk keperluan manusia. Berikutadalah limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia misalnya :

a)Hasil pembakaran bahan bakar pada industry dan juga kendaran bermotor

b)Pengolahan bahan tambang dan minyak bumi

Page 4: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 4/28

 

c)Pembakaran hutan untuk membuka lahan pertanian ataupun perumahan

ØAktivitas alam

Selaindari aktivitas diatas pencemaran limbah di bumi juga di timbulkan oleh aktivitasalam walaupun jumlahnya sangat sedikit pengaruhnya terhadap lingkungan karena

lokasinya yang biasanya bersifat lokal.berikut ini contoh dari aktivitas alam yang

menghasilkan limbah yaitu :

a)Pembusukan bahan organik alami

b)Adanya aktifitas gunung berapi

c)Banjir, longsor serta

d)Aktivitas alam yang lain

Karena kedua aktivitas ini menimbulkan limbah yang mencemari lingkungan, manusia di

bumi terus mengembangkan teknologi untuk mencegah dampak pencemaran

lingkungan. Walaupun dilain pihak limbah terus meningkat terutamadiakibatkan oleh

aktivitas manusia hal ini didorong oleh beberapa factor sebagai berikut :

ØPerkembangan industri

Perkembangan industri yang sangat cepat baik pertambangan, transportasi dan

manufakur atau pabrik yang mengahsilkan limbah dalam jumlah yang relative besar

sehingga terjadi pembuangan limbah yang kurang terkontrol karena kurannya teknologi

untuk membuat limbah menjadi barang yang terurai atau ramah lingkungan

ØModernisasi

Pada saat sekarang perkembangan teknologi untuk menghasilkan barang semakinmarak digunakan dikalangan orang yang mengeluti bidang industry. Hal ini bertujuan

untuk menghasilkan barang dengan cepat tetapi di lain hal perkembangan teknologi

berakibat pada semakin banyaknya limbah yang dihasilkan oleh teknologi itu sendiri.

ØPertambahan penduduk

Page 5: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 5/28

 

Semakin banyaknya penduduk di bumi ini mengakibatkan bertambah meningkatnya

kebutuhan akan tempat tinggal serta meingkatnya jumlah kebutuhan akan barang. Hal

ini dapat menimbulkan berberpa macam masal seperti :

a)Pembukaan lahan untuk pemukiman dan saran transportasi

Pembukaan lahan untuk pemukiman dan saran transportasi berdampak terhadap

semakin berkurangnya hutan untuk mengurangi kadar pencemaran lingkungan.

b)Penimbunan sampah

Semakin hari kita melihat banyaknya sampah yang menumpuk karena pembuangannya

yang sembarangan dan mungkin juga karena kurang mampunya tempat pembuangan

sampah untuk menampung sampah atau yang biasa disebut TPA (Tempat PembuanganAkhir) dalam menampung sampah sehingga sampah menumpuk di suatu tempat yang

berdampak menurunnya kualitas lingkungan sekitar

2.Jenis Limbah

Bermacam-macam limbah mungkin akan kita temui di sekitar kita. Pernahkah anda

melihat sampah plastic, kaleng,pecahan kaca, kotoran hewan dan lain sebagainya. Dari

sekian banyaknya limbah ini dapat dikelompokan berdasar sumber dari limbah ini

berasal seperti penjelasan di bawah ini :

ØGarbage yaitu sisa pengelolaan atau sisa makanan yang mudah membusuk. Misal

limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga, restoran dan hotel.

ØRubbish yaitu bahan atau limbah yang tidak mudah membusuk yang terdiri dari

·bahan yang mudah terbakar seperti kayu dan kertas

·bahan yang tidak mudah terbakar seperti klaeng dan kaca

ØAshes yaitu sejenis abu hasil dari proses pembakaran seperti pembakaran kayu,

batubara maupun abu dari hasil industry.

ØDead animal yaitu segala jenis bangkai yang membusuk seperti bangkai kuda, sapi,

kucing tikus dan lain-lain.

Page 6: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 6/28

 

 

ØStreet sweeping yaitu segala jenis sampah atau kotoran yang berserakan di jalan

karena perbuatan orang yang tidak bertanggungjawab.

ØIndustrial waste yaitu benda-benda padat sisa dari industry yang tidak tepakai ataudibuang. Missal industry kaleng dengan potongan kaleng-kaleng yang tidak terolah.

D.Contoh Dari Pencemaran Limbah dan Upaya Pengolahannya.

·Dampak Negatif Limbah Sampah Terhadap Lingkungan dan Pemanfaatannya

Kawasan wisata alam merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi, baik oleh

wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara yang menyenangi nuansa alami.

Selain itu kawasan wisata alam adalah sarana tempat terjadinya interaksi sosial dan

aktivitas ekonomi.

Untuk menjaring masyarakat dan wisatawan sebanyak mungkin, setiap kawasan wisata

alam harus menjaga keunikan, kelestarian, dan keindahannya. Semakin banyak

kunjungan wisatawan, maka aktivitas dikawasan tersebut akan meningkat, baik aktivitas

sosial maupun ekonomi. Setiap aktivitas yang dilakukan, akan menghasilkan manfaat

ekonomi bagi kawasan tersebut. Namun yang harus diingat adalah bahwa limbah atau

sampah yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut dapat mengancam kawasan wisata

alam.

Sampah apabila dibiarkan tidak dikelola dapat menjadi ancaman yang serius bagi

kelangsungan dan kelestarian kawasan wisata alam. Sebaliknya, apabila dikelola dengan

baik, sampah memiliki nilai potensial, seperti penyediaan lapangan pekerjaan,

peningkatan kualitas dan estetika lingkungan, dan pemanfaatan lain sebagai bahan

pembuatan kompos yang dapat digunakan untuk memperbaiki lahan kritis di berbagai

daerah di Indonesia, dan dapat juga mempengaruhi penerimaan devisa negara.

Komposisi Sampah

Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,

sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut

menjadi kompos;

Page 7: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 7/28

 

2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah

pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu,

dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku

dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual

adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng,kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton;

Di negara-negara berkembang komposisi sampah terbanyak adalah sampah organik,

sebesar 60 – 70%, dan sampah anorganik sebesar ± 30%.

Ancaman Bagi Kawasan Wisata Alam

Dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah yang tidak dikelola dengan baik adalah

sebagai berikut:

a. Gangguan Kesehatan:

· Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong

penularan infeksi;

· Timbulan sampah dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus;

b. Menurunnya kualitas lingkungan

c. Menurunnya estetika lingkungan

Timbulan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan tidak

indah untuk dipandang mata;

d. Terhambatnya pembangunan negara

Dengan menurunnya kualitas dan estetika lingkungan, mengakibatkan pengunjung atauwisatawan enggan untuk mengunjungi daerah wisata tersebut karena merasa tidak

nyaman, dan daerah wisata tersebut menjadi tidak menarik untuk dikunjungi. Akibatnya

  jumlah kunjungan wisatawan menurun, yang berarti devisa negara juga menurun.

Pengelolaan Sampah

Page 8: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 8/28

 

Agar pengelolaan sampah berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan yang

diinginkan, maka setiap kegiatan pengelolaan sampah harus mengikuti filosofi

pengelolaan sampah. Filosofi pengelolaan sampah adalah bahwa semakin sedikit dan

semakin dekat sampah dikelola dari sumbernya, maka pengelolaannya akan menjadi

lebih mudah dan baik, serta lingkungan yang terkena dampak juga semakin sedikit.

Tahapan Pengelolaan sampah yang dapat dilakukan di kawasan wisata alam adalah:

a. Pencegahan dan Pengurangan Sampah dari Sumbernya

Kegiatan ini dimulai dengan kegiatan pemilahan atau pemisahan sampah organik dan

anorganik dengan menyediakan tempat sampah organik dan anorganik disetiap

kawasan yang sering dikunjungi wisatawan.

b. Pemanfaatan Kembali

Kegiatan pemanfaatan sampah kembali, terdiri atas:

1). Pemanfaatan sampah organik, seperti composting (pengomposan). Sampah yang

mudah membusuk dapat diubah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan untuk

melestarikan fungsi kawasan wisata.

Berdasarkan hasil, penelitian diketahui bahwa dengan melakukan kegiatan compostingsampah organik yang komposisinya mencapai 70%, dapat direduksi hingga mencapai

25%.

2). Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pemanfaatan kembali secara langsung, misalnya pembuatan kerajinan yang berbahan

baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang. Sedangkan pemanfaatan kembali secara

tidak langsung, misalnya menjual barang bekas seperti kertas, plastik, kaleng, koranbekas, botol, gelas dan botol air minum dalam kemasan.

c. Tempat Pembuangan Sampah Akhir

Sisa sampah yang tidak dapat dimanfaatkan secara ekonomis baik dari kegiatan

Page 9: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 9/28

 

composting maupun pemanfaatan sampah anorganik, jumlahnya mencapai ± 10%,

harus dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Di Indonesia, pengelolaan

TPA menjadi tanggung jawab masing-masing Pemda.

Dengan pengelolaan sampah yang baik, sisa sampah akhir yang benar-benar tidakdapat dimanfaatkan lagi hanya sebesar ± 10%. Kegiatan ini tentu saja akan menurunkan

biaya pengangkutan sampah bagi pengelola kawasan wisata alam, mengurangi luasan

kebutuhan tempat untuk lokasi TPS, serta memperkecil permasalahan sampah yang saat

ini dihadapi oleh banyak pemerintah daerah.

Pengelolaan sampah yang dilakukan di kawasan wisata alam, akan memberikan banyak

manfaat, diantaranya adalah:

a. Menjaga keindahan, kebersihan dan estetika lingkungan kawasan sehingga menarikwisatawan untuk berkunjung;

b. Tidak memerlukan TPS yang luas, sehingga pengelola wisata dapat mengoptimalkan

penggunaan pemanfaatan kawasan;

c. Mengurangi biaya angkut sampah ke TPS;

d. Mengurangi beban Pemda dalam mengelola sampah.

·B. Limbah Plastik

Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia. Secara

garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang

bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk

kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset

bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum

digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic.

Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Data

BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia,

terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton sedangkan pada

tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi

peningkatan sebesar 34,15%. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada

tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah plastikpun tidak

Page 10: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 10/28

 

terelakkan. Menurut Hartono (1998) komposisi sampah atau limbah plastik yang

dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Di

Jabotabek rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu ton limbah plastik setiap

minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang dimiliki

plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapatmenyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi

masalah bagi lingkungan. (YBP, 1986).

Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia

yang cukup berahaya bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini sangatlah sulit untuk

diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan

kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu

penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi

lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu. Sedangkan didalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada di Indonesia,penggunaan

bahan plastik bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita. Padahal apabila

kita sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan menggunakan kembali

(reuse) kantung plastik yang disimpan di rumah. Dengan demikian secara tidak

langsung kita telah mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang percuma setelah

digunakan (reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik

menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja

makanan di warung tiga kali sehari berarti dalam satu bulan satu orang dapat

menggunakan 90 kantung plastik yang seringkali dibuang begitu saja. Jika setengahpenduduk Indonesia melakukan hal itu maka akan terkumpul 90×125 juta=11250 juta

kantung plastik yang mencemari lingkungan. Berbeda jika kondisi berjalan sebaliknya

yaitu dengan penghematan kita dapat menekan hingga nyaris 90% dari total sampah

yang terbuang percuma. Namun fenomena yang terjadi adalah penduduk Indonesia

yang masih

malu jika membawa kantung plastik kemana-mana. Untuk informasi saja bahwa di

supermarket negara China, setiap pengunjung diwajibkan membawa kantung plastik

sendiri dan apabila tidak membawa maka akan dikenakan biaya tambahan atas plastikyang dikeluarkan pihak supermarket.

Pengelolaan Limbah Plastik Dengan Metode Recycle (Daur Ulang)

Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal

mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi

Page 11: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 11/28

 

ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan

pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan

limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali

dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik

digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentukkemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali

terjadi di kota-kota besar (Syafitrie, 2001).

Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri.

Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh

suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji,

pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan

tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik

diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, danpenghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya (Sasse et al.,1995).

Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia

dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang

dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat dilakukan di Indonesia yang

mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan

peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan

berkembangnya industri daur ulang plastik di Indonesia (Syafitrie, 2001).

Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang plastik telah

berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat diproses kembali

menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku

baru dan additive untuk meningkatkan kualitas (Syafitrie, 2001). Menurut Hartono (1998)

empat jenis limbah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu polietilena (PE), High

Density Polyethylene (HDPE), polipropilena (PP), dan asoi.

Plastik Daur Ulang Sebagai Matriks 

Di Indonesia, plastik daur ulang sebagian besar dimanfaatkan kembali sebagai produk

semula dengan kualitas yang lebih rendah. Pemanfaatan plastik daur ulang sebagai

bahan konstruksi masih sangat jarang ditemui. Pada tahun 1980 an, di Inggris dan Italia

plastik daur ulang telah digunakan untuk membuat tiang telepon sebagai pengganti

tiang-tiang kayu atau besi. Di Swedia plastik daur ulang dimanfaatkan sebagai bata

plastik untuk pembuatan bangunan bertingkat, karena ringan serta lebih kuat

Page 12: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 12/28

 

dibandingkan bata yang umum dipakai (YBP, 1986).

Pemanfaatan plastik daur ulang dalam bidang komposit kayu di Indonesia masih

terbatas pada tahap penelitian. Ada dua strategi dalam pembuatan komposit kayu

dengan memanfaatkan plastik, pertama plastik dijadikan sebagai binder sedangkan kayusebagai komponen utama; kedua kayu dijadikan bahan pengisi/filler dan plastik sebagai

matriksnya. Penelitian mengenai pemanfaatan plastik polipropilena daur ulang sebagai

substitusi perekat termoset dalam pembuatan papan partikel telah dilakukan oleh

Febrianto dkk (2001). Produk papan partikel yang dihasilkan memiliki stabilitas dimensi

dan kekuatan mekanis yang tinggi dibandingkan dengan papan partikel konvensional.

Penelitian plastik daur ulang sebagai matriks komposit kayu plastik dilakukan Setyawati

(2003) dan Sulaeman (2003) dengan menggunakan plastik polipropilena daur ulang.

Dalam pembuatan komposit kayu plastik daur ulang, beberapa polimer termoplastikdapat digunakan sebagai matriks, tetapi dibatasi oleh rendahnya temperatur permulaan

dan pemanasan dekomposisi kayu (lebih kurang 200°C).

·Penanganan dan Pengolahan Limbah Rumah Sakit

Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda cair,

padat dan gas.Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan penyehatan

lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya

pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit.

Sebagaimana termaktub dalam Undang-undang No. 9 tahun 1990 tentang Pokok-

pokok Kesehatan, bahwa setiap warga berhak memperoleh derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya.

Ketentuan tersebut menjadi dasar bagi pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan

yang berupa pencegahan dan pemberantasan penyakit, pencegahan dan

penanggulangan pencemaran, pemulihan kesehatan, penerangan dan pendidikan

kesehatan kepada masyarakat (Siregar, 2001).

Upaya perbaikan kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai macam cara,

yaitu pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, penyehatan lingkungan,

perbaikan gizi, penyediaan air bersih, penyuluhan kesehatan serta pelayanan kesehatan

ibu dan anak. Selain itu, perlindungan terhadap bahaya pencemaran lingkungan juga

perlu diberi perhatian khusus (Said dan Ineza, 2002).

Page 13: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 13/28

 

Rumah sakit merupakan sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan

pelayanan kesehatan dan dapat dimanfaatkan pula sebagai lembaga pendidikan tenaga

kesehatan dan penelitian. Pelayanan kesehatan yang dilakukan rumah sakit berupa

kegiatan penyembuhan penderita dan pemulihan keadaan cacat badan serta jiwa (Said

dan Ineza, 2002).

Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda cair,

padat dan gas. Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan penyehatan

lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya

pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit. Unsur-unsur yang

terkait dengan penyelenggaraan kegiatan pelayanan rumah sakit (termasuk pengelolaan

limbahnya), yaitu (Giyatmi. 2003) :

Pemrakarsa atau penanggung jawab rumah sakit.Pengguna jasa pelayanan rumah sakit.

Para ahli, pakar dan lembaga yang dapat memberikan saran-saran.

Para pengusaha dan swasta yang dapat menyediakan sarana dan fasilitas yang

diperlukan.

Upaya pengelolaan limbah rumah sakit telah dilaksanakan dengan menyiapkan

perangkat lunaknya yang berupa peraturan-peraturan, pedoman-pedoman dan

kebijakan-kebijakan yang mengatur pengelolaan dan peningkatan kesehatan di

lingkungan rumah sakit. Di samping itu secara bertahap dan berkesinambunganDepartemen Kesehatan mengupayakan instalasi pengelolaan limbah rumah sakit.

Sehingga sampai saat ini sebagian rumah sakit pemerintah telah dilengkapi dengan

fasilitas pengelolaan limbah, meskipun perlu untuk disempurnakan. Namun harus

disadari bahwa pengelolaan limbah rumah sakit masih perlu ditingkatkan lagi (Barlin,

1995).

Peranan Rumah Sakit Dalam Pengelolaan Limbah

Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan upaya pelayanankesehatan yang meliputi pelayanan rawat jalan, rawat nginap, pelayanan gawat darurat,

pelayanan medik dan non medik yang dalam melakukan proses kegiatan hasilnya dapat

mempengaruhi lingkungan sosial, budaya dan dalam menyelenggarakan upaya

dimaksud dapat mempergunakan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi

besar terhadap lingkungan (Agustiani dkk, 1998).

Page 14: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 14/28

 

 

Limbah yang dihasilkan rumah sakit dapat membahayakan kesehatan masyarakat, yaitu

limbah berupa virus dan kuman yang berasal dan Laboratorium Virologi dan

Mikrobiologi yang sampai saat ini belum ada alat penangkalnya sehingga sulit untuk

dideteksi. Limbah cair dan Iimbah padat yang berasal dan rumah sakit dapat berfungsisebagai media penyebaran gangguan atau penyakit bagi para petugas, penderita

maupun masyarakat. Gangguan tersebut dapat berupa pencemaran udara, pencemaran

air, tanah, pencemaran makanan dan minunian. Pencemaran tersebut merupakan agen

agen kesehatan lingkungan yang dapat mempunyai dampak besar terhadap manusia

(Agustiani dkk, 1998).

Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Kesehatan menyebutkan

bahwa setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya. Oleh karena itu Pemerintah menyelenggarakan usaha-usaha dalamlapangan pencegahan dan pemberantasan penyakitpencegahan dan penanggulangan

pencemaran, pemulihan kesehatan, penerangan dan pendidikan kesehatan pada rakyat

dan lain sebagainya (Karmana dkk, 2003). Usaha peningkatan dan pemeliharaan

kesehatan harus dilakukan secara terus menerus, sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan di bidang kesehatan, maka usaha pencegahan dan penanggulangan

pencemaran diharapkan mengalami kemajuan. Adapun cara-cara pencegahan dan

penanggulangan pencemaran limbah rumah sakit antara lain adalah melalui (Karmana

dkk, 2003) :

Proses pengelolaan limbah padat rumah sakit.

Proses mencegah pencemaran makanan di rumah sakit.

Sarana pengolahan/pembuangan limbah cair rumah sakit pada dasarnya berfungsi

menerima limbah cair yang berasal dari berbagai alat sanitair, menyalurkan melalui

instalasi saluran pembuangan dalam gedung selanjutnya melalui instalasi saluran

pembuangan di luar gedung menuju instalasi pengolahan buangan cair. Dari instalasi

limbah, cairan yang sudah diolah mengalir saluran pembuangan ke perembesan tanah

atau ke saluran pembuangan kota (Sabayang dkk, 1996). Limbah padat yang berasal daribangsal-bangsal, dapur, kamar operasi dan lain sebagainya baik yang medis maupun

non medis perlu dikelola sebaik-baiknya sehingga kesehatan petugas, penderita dan

masyarakat di sekitar rumah sakit dapat terhindar dari kemungkinan-kemungkinan

dampak pencemaran limbah rumah sakit tersebut (Sabayang dkk, 1996).

Potensi Pencemaran Limbah Rumah Sakit

Page 15: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 15/28

 

 

Dalam profil kesehatan Indonesia, Departemen Kesehatan, 1997 diungkapkan seluruh

RS di Indonesia berjumlah 1090 dengan 121.996 tempat tidur. Hasil kajian terhadap 100

RS di Jawa dan Bali menunjukkan bahwa rata-rata produksi sampah sebesar 3,2 Kg per

tempat tidur per hari. Sedangkan produksi limbah cair sebesar 416,8 liter per tempattidur per hari. Analisis lebih jauh menunjukkan, produksi sampah (limbah padat) berupa

limbah domestik sebesar 76,8 persen dan berupa limbah infektius sebesar 23,2 persen.

Diperkirakan secara nasional produksi sampah (limbah padat) RS sebesar 376.089 ton

per hari dan produksi air limbah sebesar 48.985,70 ton per hari. Dari gambaran tersebut

dapat dibayangkan betapa besar potensi RS untuk mencemari lingkungan dan

kemungkinannya menimbulkan kecelakaan serta penularan penyakit (Sebayang dkk,

1996). Rumah sakit menghasilkan limbah dalam jumlah besar, beberapa diantaranya

membahyakan kesehatan di lingkungannya. Di negara maju, jumlah limbah diperkirakan

0,5 – 0,6 kilogram per tempat tidur rumah sakit per hari (Sebayang dkk, 1996).

Sementara itu, Pemerintah Kota Jakarta Timur telah melayangkan teguran kepada 23

rumah sakit (RS) yang tidak mengindahkan surat peringatan mengenai keharusan

memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Berdasarkan data dari Badan Pengelola

Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jaktim yang diterima Pembaruan, dari 26 rumah

sakit yang ada di Jaktim, hanya tiga rumah sakit saja yang memiliki IPAL dan bekerja

dengan baik. Selebihnya, ada yang belum memiliki IPAL dan beberapa rumah sakit

IPAL-nya dalam kondisi rusak berat (Sebayang dkk, 1996).Data tersebut jugamenyebutkan, hanya sembilan rumah sakit saja yang memiliki incinerator. Alat tersebut,

digunakan untuk membakar limbah padat berupa limbah sisa-sisa organ tubuh manusia

yang tidak boleh dibuang begitu saja. Menurut Kepala BPLHD Jaktim, Surya Darma,

pihaknya sudah menyampaikan surat edaran yang mengharuskan pihak rumah sakit

melaporkan pengelolaan limbahnya setiap tiga bulan sekali. Sayangnya, sejak

dilayangkannya surat edaran akhir September 2005 lalu, hanya tiga rumah sakit saja

yang memberikan laporan. Menurut Surya, limbah rumah sakit, khususnya limbah medis

yang infeksius, belum dikelola dengan baik. Sebagian besar pengelolaan limbah

infeksius disamakan dengan limbah medis noninfeksius. Selain itu, kerap bercampurlimbah medis dan nonmedis. Percampuran tersebut justru memperbesar permasalahan

limbah medis. Padahal, limbah medis memerlukan pengelolaan khusus yang berbeda

dengan limbah nonmedis. Yang termasuk limbah medis adalah limbah infeksius, limbah

radiologi, limbah sitotoksis, dan limbah laboratorium. Pasalnya, tangki pembuangan

seperti itu di Indonesia sebagian besar tidak memenuhi syarat sebagai tempat

pembuangan limbah. Ironisnya, malah sebagian besar limbah rumah sakit dibuang ke

Page 16: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 16/28

 

tangki pembuangan seperti itu (Sebayang dkk, 1996).Sementara itu, Kepala Seksi

Penyehatan Lingkungan Sudin Kesmas Jaktim menduga, buruknya pengelolaan limbah

rumah sakit karena pengelolaan limbah belum menjadi syarat akreditasi rumah sakit.

Sedangkan peraturan proses pembungkusan limbah padat yang diterbitkan

Departemen Kesehatan pada 1992 pun sebagian besar tidak dijalankan dengan benar.Padahal setiap rumah sakit, selain harus memiliki IPAL, juga harus memiliki surat

pernyataan pengelolaan lingkungan (SPPL) dan surat izin pengolahan limbah cair.

Sementara limbah organ-organ manusia harus di bakar di incinerator. Persoalannya,

harga incinerator itu cukup mahal sehingga tidak semua rumah sakit bisa memilikinya

(Sebayang dkk, 1996).

Beberapa hal yang patut jadi pemikiran bagi pengelola rumah sakit, dan jadi penyebab

tingginya tingkat penurunan kualitas lingkungan dari kegiatan rumah sakit antara lain

disebabkan, kurangnya kepedulian manajemen terhadap pengelolaan lingkungankarena tidak memahami masalah teknis yang dapat diperoleh dari kegiatan pencegahan

pencemaran, kurangnya komitmen pendanaan bagi upaya pengendalian pencemaran

karena menganggap bahwa pengelolaan rumah sakit untuk menghasilkan uang bukan

membuang uang mengurusi pencemaran, kurang memahami apa yang disebut produk

usaha dan masih banyak lagi kekurangan lainnya (Sebayang dkk, 1996). Untuk itu,

upaya-upaya yang harus dilakukan rumah sakit adalah, mulai dan membiasakan untuk

mengidentifikasi dan memilah jenis limbah berdasarkan teknik pengelolaan (Limbah B3,

infeksius, dapat digunapakai atau guna ulang). Meningkatkan pengelolaan dan

pengawasan serta pengendalian terhadap pembelian dan penggunaan, pembuanganbahan kimia baik B3 maupun non B3. Memantau aliran obat mencakup pembelian dan

persediaan serta meningkatkan pengetahuan karyawan terhadap pengelolaan

lingkungan melalui pelatihan dengan materi pengolahan bahan, pencegahan

pencemaran, pemeliharaan peralatan serta tindak gawat darurat (Sebayang dkk, 1996).

Jenis Limbah Rumah Sakit Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Serta Lingkungan

Limbah rumah Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit

dan kegiatan penunjang lainnya. Mengingat dampak yang mungkin timbul, makadiperlukan upaya pengelolaan yang baik meliputi pengelolaan sumber daya manusia,

alat dan sarana, keuangan dan tatalaksana pengorganisasian yang ditetapkan dengan

tujuan memperoleh kondisi rumah sakit yang memenuhi persyaratan kesehatan

lingkungan (Said, 1999). Limbah rumah Sakit bisa mengandung bermacam-macam

mikroorganisme bergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan

sebelum dibuang. Limbah cair rumah sakit dapat mengandung bahan organik dan

Page 17: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 17/28

 

anorganik yang umumnya diukur dan parameter BOD, COD, TSS, dan lain-lain.

Sedangkan limbah padat rumah sakit terdiri atas sampah mudah membusuk, sampah

mudah terbakar, dan lain-lain. Limbah- limbah tersebut kemungkinan besar

mengandung mikroorganisme patogen atau bahan kimia beracun berbahaya yang

menyebabkan penyakit infeksi dan dapat tersebar ke lingkungan rumah sakit yangdisebabkan oleh teknik pelayanan kesehatan yang kurang memadal, kesalahan

penanganan bahan-bahan terkontaminasi dan peralatan, serta penyediaan dan

pemeliharaan sarana sanitasi yang masib buruk (Said, 1999).

Pembuangan limbah yang berjumlah cukup besar ini paling baik jika dilakukan dengan

memilah-milah limbah ke dalam pelbagai kategori. Untuk masing-masing jenis kategori

diterapkan cara pembuangan limbah yang berbeda. Prinsip umum pembuangan limbah

rumah sakit adalah sejauh mungkin menghindari resiko kontaminsai dan trauma (injury).  jenis-jenis limbah rumah sakit meliputi bagian berikut ini (Shahib dan Djustiana, 1998) :

a. Limbah Klinik

Limbah dihasilkan selama pelayanan pasien secara rutin, pembedahan dan di unit-unit

resiko tinggi. Limbah ini mungkin berbahaya dan mengakibatkan resiko tinggi infeksi

kuman dan populasi umum dan staff rumah sakit. Oleh karena itu perlu diberi label yang

 jelas sebagai resiko tinggi. contoh limbah jenis tersebut ialah perban atau pembungkus

yang kotor, cairan badan, anggota badan yang diamputasi, jarum-jarum dan semprit

bekas, kantung urin dan produk darah.

b. Limbah Patologi

Limbah ini juga dianggap beresiko tinggi dan sebaiknya diotoklaf sebelum keluar dari

unit patologi. Limbah tersebut harus diberi label biohazard.

c. Limbah Bukan Klinik

Limbah ini meliputi kertas-kertas pembungkus atau kantong dan plastik yang tidak

berkontak dengan cairan badan. Meskipun tidak menimbulkan resiko sakit, limbah

tersebut cukup merepotkan karena memerlukan tempat yang besar untuk mengangkutdan mambuangnya.

d. Limbah Dapur

Limbah ini mencakup sisa-sisa makanan dan air kotor. Berbagai serangga seperti kecoa,

kutu dan hewan mengerat seperti tikus merupakan gangguan bagi staff maupun pasien

di rumah sakit.

Page 18: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 18/28

 

 

e. Limbah Radioaktif 

Walaupun limbah ini tidak menimbulkan persoalan pengendalian infeksi di rumah sakit,

pembuangannya secara aman perlu diatur dengan baik.

Pencegahan Pengolahan Limbah Pada Pelayanan Kesehatan

Pengolahan limbah pada dasarnya merupakan upaya mengurangi volume, konsentrasi

atau bahaya limbah, setelah proses produksi atau kegiatan, melalui proses fisika, kimia

atau hayati. Dalam pelaksanaan pengelolaan limbah, upaya pertama yang harus

dilakukan adalah upaya preventif yaitu mengurangi volume bahaya limbah yang

dikeluarkan ke lingkungan yang meliputi upaya mengunangi limbah pada sumbernya,

serta upaya pemanfaatan limbah (Shahib, 1999). Program minimisasi limbah di

Indonesia baru mulai digalakkan, bagi rumah sakit masih merupakan hal baru, yangtujuannya untuk mengurangi jumlah limbah dan pengolahan limbah yang masih

mempunyainilai ekonomi (Shahib, 1999).

Berbagai upaya telah dipergunakan untuk mengungkapkan pilihan teknologi mana yang

terbaik untuk pengolahan limbah, khususnya limbah berbahaya antara lain reduksi

limbah (waste reduction), minimisasi limbah (waste minimization), pemberantasan

limbah (waste abatement), pencegahan pencemaran (waste prevention) dan reduksi

pada sumbemya (source reduction) (Hananto, 1999).

Reduksi limbah pada sumbernya merupakan upaya yang harus dilaksanakan pertama

kali

karena upaya ini bersifat preventif yaitu mencegah atau mengurangi terjadinya limbah

yang keluar dan proses produksi. Reduksi limbah pada sumbernya adalah upaya

mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas dan tingkat bahaya limbah yang akan keluar

ke lingkungan secara preventif langsung pada sumber pencemar, hal ini banyak

memberikan keuntungan yakni meningkatkan efisiensi kegiatan serta mengurangi biaya

pengolahan limbah dan pelaksanaannya relatif murah (Hananto, 1999). Berbagai carayang digunakan untuk reduksi limbah pada sumbernya adalah (Arthono, 2000) :

House Keeping yang baik, usaha ini dilakukan oleh rumah sakit dalam menjaga

kebersihan lingkungan dengan mencegah terjadinya ceceran, tumpahan atau kebocoran

bahan serta menangani limbah yang terjadi dengan sebaik mungkin.

Segregasi aliran limbah, yakni memisahkan berbagai jenis aliran limbah menurut jenis

Page 19: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 19/28

 

komponen, konsentrasi atau keadaanya, sehingga dapat mempermudah, mengurangi

volume, atau mengurangi biaya pengolahan limbah.

Pelaksanaan preventive maintenance, yakni pemeliharaan/penggantian alat atau

bagian alat menurut waktu yang telah dijadwalkan.

Pengelolaan bahan (material inventory), adalah suatu upaya agar persediaan bahanselalu cukup untuk menjamin kelancaran proses kegiatan, tetapi tidak berlebihan

sehiugga tidak menimbulkan gangguan lingkungan, sedangkan penyimpanan agar

tetap rapi dan terkontrol.

Pengaturan kondisi proses dan operasi yang baik: sesuai dengan petunjuk

pengoperasian/penggunaan alat dapat meningkatkan efisiensi.

Penggunaan teknologi bersih yakni pemilikan teknologi proses kegiatan yang kurang

potensi untuk mengeluarkan limbah B3 dengan efisiensi yang cukup tinggi, sebaiknya

dilakukan pada saat pengembangan rumah sakit baru atau penggantian sebagian

unitnya.

Kebijakan kodifikasi penggunaan warna untuk memilah-milah limbah di seluruh rumah

sakit harus memiliki warna yang sesuai, sehingga limbah dapat dipisah-pisahkan di

tempat sumbernya, perlu memperhatikan hal-hal berikut (Haryanto, 2001) :

Bangsal harus memiliki dua macam tempat limbah dengan dua warna, satu untuk

limbah klinik dan yang lain untuk bukan klinik.

Semua limbah dari kamar operasi dianggap sebagai limbah klinik.

Limbah dari kantor, biasanya berupa alat-alat tulis, dianggap sebagai limbah klinik.Semua limbah yang keluar dari unit patologi harus dianggap sebagai limbah klinik

dan perlu dinyatakan aman sebelum dibuang.

Beberapa hal perlu dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan kodifikasi dengan

warna yang menyangkut hal-hal berikut (Sundana, 2000) :

1. Pemisahan limbah

Limbah harus dipisahkan dari sumbernya

Semua limbahberesiko tinggi hendaknya diberi label jelasPerlu digunakan kantung plastik dengan warna-warna yang berbeda, yang

menunjukkan ke mana plastik harus diangkut untuk insinerasi atau dibuang. Di

beberapa negara, kantung plastik cukup mahal sehingga sebagai ganti dapat digunakan

kantung kertas yang tahan bocor (dibuat secara lokal sehingga dapat diperoleh dengan

mudah). Kantung kertas ini dapat ditempeli dengan strip berwarna, kemudian

ditempatkan di tong dengan kode warna dibangsal dan unit-unit lain

Page 20: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 20/28

 

 

2. Penyimpanan limbah

Kantung-kantung dengan warna harus dibuang jika telah berisi 2/3 bagian. Kemudian

diikat bagian atasnya dan diberi label yang jelas

Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga kalau dibawamengayun menjauhi badan, dan diletakkan di tempat-tempat tertentu untuk

dikumpulkan

Petugas pengumpul limbah harus memastikan kantung-kantung dengan warna yang

samatelah dijadikan satu dan dikirim ke tempat yang sesuai

Kantung harus disimpan di kotak-kotak yang kedap terhadap kutu dan hewan

perusak sebelum diangkut ke tempat pembuangannya

3. Penanganan limbah

Kantung-kantung dengan kode warna hanya boleh diangkut bila telah ditutupKantung dipegang pada lehernya

Petugas harus mengenakan pakaian pelindung, misalnya dengan memakai sarung

tangan yang kuat dan pakaian terusan (overal), pada waktu mengangkut kantong

tersebut

Jika terjadi kontaminasi diluar kantung diperlukan kantung baru yang bersih untuk

membungkus kantung baru yang kotor tersebut seisinya (double bagging)

Petugas diharuskan melapor jika menemukan benda-benda tajam yang dapat

mencederainya di dalma kantung yang salah

Tidak ada seorang pun yang boleh memasukkan tangannya kedalam kantung limbah

4. Pengangkutan limbah

Kantung limbah dikumpulkan dan seklaigus dipisahkan menurut kode warnanya. Limbah

bagian bukan klinik misalnya dibawa ke kompaktor, limbah bagian klinik dibawa ke

insinerator. Pengankutan dengan kendaran khusus (mungkin ada kerjasama dengan

Dinas Pekerjaan Umum) kendaraan yang digunakan untuk mengankut limbah tersebut

sebaiknya dikosongkan dan dibersihkan tiap hari, kalau perlu (misalnya bila ada

kebocoran kantung limbah) dibersihkan dengan menggunakan larutan klorin.

5. Pembuangan limbah

Setelah dimanfaatkan dengan kompaktor, limbah bukan klinik dapat dibuang ditempat

penimbunan sampah (land-fill site), limbah klinik harus dibakar (insinerasi), jika tidak

mungkin harus ditimbun dengan kapur dan ditanam limbah dapur sebaiknya dibuang

pada hari yang sama sehingga tidak sampai membusuk.

Page 21: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 21/28

 

Kemudian mengenai limbah gas, upaya pengelolaannya lebih sederhana dibanding

dengan limbah cair, pengelolaan limbah gas tidak dapat terlepas dari upaya penyehatan

ruangan dan bangunan khususnya dalam memelihara kualitas udara ruangan (indoor)

yang antara lain disyaratkan agar (Agustiani dkk, 2000) :

Tidak berbau (terutania oleh gas H2S dan Anioniak);

Kadar debu tidak melampaui 150 Ug/m3 dalam pengukuran rata-rata selama 24 jam.

Angka kuman. Ruang operasi : kurang dan 350 kalori/m3 udara dan bebas kuman

padao gen (khususnya alpha streptococus haemoliticus) dan spora gas gangrer. Ruang

perawatan dan isolasi : kurang dan 700 kalorilm3 udara dan bebas kuman patogen.

Kadar gas dan bahan berbahaya dalam udara tidak melebihi konsentrasi maksimum

yang telah ditentukan.

Rumah sakit yang besar mungkin mampu membeli insinerator sendiri. insineratorberukuran kecil atau menengah dapat membakar pada suhu 1300 – 1500o C atau lebih

tinggi dan mungkin dapat mendaur ulang sampai 60% panas yang dihasilkan untuk

kebutuhan energi rumah sakit. Suatu rumah sakit dapat pula memperoleh penghasilan

tambahan dengan melayani insinerasi limbah rumah sakityang berasal dari rumah

sakitlain. Insinerator modern yang baik tentu saja memiliki beberapa keuntungan antara

lain kemampuannya menampung limbah klinik maupun bukan klinik, termasuk benda

tajam dan produk farmasi yang tidak terpakai (Rostiyanti dan Sulaiman, 2001).

Jika fasilitas insinerasi tidak tersedia, limbah klinik dapat ditimbun dengan kapur danditanam. Langkah-langkah pengapuran (liming) tersebut meliputi yang berikut (Djoko,

2001) :

Menggali lubang, dengan kedalaman sekitar 2,5 meter.

Tebarkan limbah klinik didasar lubang sampai setinggi 75 cm.

Tambahkan lapisan kapur.

Lapisan limbah yang ditimbun lapisan kapur masih bisa ditambahkan sampai

ketinggian 0,5 meter dibawah permukaan tanah.

Akhirnya lubang tersebut harus dituutup dengan tanah.

Ozonisasi Pengolahan Limbah Medis 

Limbah cair yang dihasilkan dari sebuah rumah sakitumumnya banyak mengandung

bakteri, virus, senyawa kimia, dan obat-obatan yang dapat membahayakan bagi

kesehatan masyarakat sekitar rumah sakittersebut. Dari sekian banyak sumber limbah di

Page 22: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 22/28

 

rumah sakit, limbah dari laboratorium paling perlu diwaspadai. Bahan-bahan kimia yang

digunakan dalam proses uji laboratorium tidak bisa diurai hanya dengan aerasi atau

activated sludge. Bahan-bahan itu mengandung logam berat dan inveksikus, sehingga

harus disterilisasi atau dinormalkan sebelum “dilempar” menjadi limbah tak berbahaya.

Untuk foto rontgen misalnya, ada cairan tertentu yang mengandung radioaktif yangcukup berbahaya. Setelah bahan ini digunakan. limbahnya dibuang (Suparmin dkk,

2002).

Teknologi Pengolahan Limbah 

Teknologi pengolahan limbah medis yang sekarang jamak dioperasikan hanya berkisar

antara masalah tangki septik dan insinerator. Keduanya sekarang terbukti memiliki nilai

negatif besar. Tangki septik banyak dipersoalkan lantaran rembesan air dari tangki yang

dikhawatirkan dapat mencemari tanah. Terkadang ada beberapa rumah sakit yangmembuang hasil akhir dari tangki septik tersebut langsung ke sungai-sungai, sehingga

dapat dipastikan sungai tersebut mulai mengandung zat medis (Suparmin dkk, 2002).

Sedangkan insinerator, yang menerapkan teknik pembakaran pada sampah medis, juga

bukan berarti tanpa cacat. Badan Perlindungan Lingkungan AS menemukan teknik

insenerasi merupakan sumber utama zat dioksin yang sangat beracun. Penelitian

terakhir menunjukkan zat dioksin inilah yang menjadi pemicu tumbuhnya kanker pada

tubuh (Suparmin dkk, 2002). Yang sangat menarik dari permasalahan ini adalah

ditemukannya teknologi pengolahan limbah dengan metode ozonisasi. Salah satumetode sterilisasi limbah cair rumah sakit yang direkomendasikan United States

Environmental Protection Agency (USEPA) pada tahun 1999. Teknologi ini sebenarnya

dapat juga diterapkan untuk mengelola limbah pabrik tekstil, cat, kulit, dan lain-lain

(Christiani, 2002).

Ozonisasi 

Proses ozonisasi telah dikenal lebih dari seratus tahun yang lalu. Proses ozonisasi atau

proses dengan menggunakan ozon pertama kali diperkenalkan Nies dari Prancis sebagaimetode sterilisasi pada air minum pada tahun 1906. Penggunaan proses ozonisasi

kemudian berkembang sangat pesat. Dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun terdapat

kurang lebih 300 lokasi pengolahan air minum menggunakan ozonisasi untuk proses

sterilisasinya di Amerika (Berlanga, 1998).

Dewasa ini, metode ozonisasi mulai banyak dipergunakan untuk sterilisasi bahan

Page 23: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 23/28

 

makanan, pencucian peralatan kedokteran, hingga sterilisasi udara pada ruangan kerja

di perkantoran. Luasnya penggunaan ozon ini tidak terlepas dari sifat ozon yang dikenal

memiliki sifat radikal (mudah bereaksi dengan senyawa disekitarnya) serta memiliki

oksidasi potential 2.07 V. Selain itu, ozon telah dapat dengan mudah dibuat dengan

menggunakan plasma seperti corona discharge (Berlanga, 1998). Melalui prosesoksidasinya pula ozon mampu membunuh berbagai macam mikroorganisma seperti

bakteri Escherichia coli, Salmonella enteriditis, Hepatitis A Virus serta berbagai

mikroorganisma patogen lainnya (Crites, 1998). Melalui proses oksidasi langsung ozon

akan merusak dinding bagian luar sel mikroorganisma (cell lysis) sekaligus

membunuhnya. Juga melalui proses oksidasi oleh radikal bebas seperti hydrogen peroxy

(HO2) dan hydroxyl radical (OH) yang terbentuk ketika ozon terurai dalam air. Seiring

dengan perkembangan teknologi, dewasa ini ozon mulai banyak diaplikasikan dalammengolah limbah cair domestik dan industri (Akers, 1993).

Ozonisasi Limbah cair rumah sakit 

Limbah cair yang berasal dari berbagai kegiatan laboratorium, dapur, laundry, toilet, dan

lain sebagainya dikumpulkan pada sebuah kolam equalisasi lalu dipompakan ke tangki

reaktor untuk dicampurkan dengan gas ozon. Gas ozon yang masuk dalam tangki

reaktor bereaksi mengoksidasi senyawa organik dan membunuh bakteri patogen pada

limbah cair (Harper, 1986).

Limbah cair yang sudah teroksidasi kemudian dialirkan ke tangki koagulasi untuk

dicampurkan koagulan. Lantas proses sedimentasi pada tangki berikutnya. Pada proses

ini, polutan mikro, logam berat dan lain-lain sisa hasil proses oksidasi dalam tangki

reaktor dapat diendapkan (Harper, 1986).

Selanjutnya dilakukan proses penyaringan pada tangki filtrasi. Pada tangki ini terjadi

proses adsorpsi, yaitu proses penyerapan zat-zat pollutan yang terlewatkan pada proses

koagulasi. Zat-zat polutan akan dihilangkan permukaan karbon aktif. Apabila seluruhpermukaan karbon aktif ini sudah jenuh, atau tidak mampu lagi menyerap maka proses

penyerapan akan berhenti, dan pada saat ini karbon aktif harus diganti dengan karbon

aktif baru atau didaur ulang dengan cara dicuci. Air yang keluar dari filter karbon aktif 

untuk selanjutnya dapat dibuang dengan aman ke sungai (Harper, 1986).

Ozon akan larut dalam air untuk menghasilkan hidroksil radikal (-OH), sebuah radikal

Page 24: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 24/28

 

bebas yang memiliki potential oksidasi yang sangat tinggi (2.8 V), jauh melebihi ozon

(1.7 V) dan chlorine (1.36 V). Hidroksil radikal adalah bahan oksidator yang dapat

mengoksidasi berbagai senyawa organik (fenol, pestisida, atrazine, TNT, dan

sebagainya). Sebagai contoh, fenol yang teroksidasi oleh hidroksil radikalakan berubah

menjadi hydroquinone, resorcinol, cathecol untuk kemudian teroksidasi kembali menjadiasam oxalic dan asam formic, senyawa organik asam yang lebih kecil yang mudah

teroksidasi dengan kandungan oksigen yang di sekitarnya. Sebagai hasil akhir dari

proses oksidasi hanya akan didapatkan karbon dioksida dan air (Harper, 1986). Hidroksil

radikal berkekuatan untuk mengoksidasi senyawa organik juga dapat dipergunakan

dalam proses sterilisasi berbagai jenis mikroorganisma, menghilangkan bau, dan

menghilangkan warna pada limbah cair. Dengan demikian akan dapat mengoksidasi

senyawa organik serta membunuh bakteri patogen, yang banyak terkandung dalam

limbah cair rumah sakit (Wilson, 1986). Pada saringan karbon aktif akan terjadi proses

adsorpsi, yaitu proses penyerapan zat-zat yang akan diserap oleh permukaan karbonaktif. Apabila seluruh permukaan karbon aktif ini sudah jenuh, proses penyerapan akan

berhenti. Maka, karbon aktif harus diganti baru atau didaur ulang dengan cara dicuci

(Wilson, 1986).

Dalam aplikasi sistem ozonisasi sering dikombinasikan dengan lampu ultraviolet atau

hidrogen peroksida.Dengan melakukan kombinasi ini akan didapatkan dengan mudah

hidroksil radikal dalam air yang sangat dibutuhkan dalam proses oksidasi senyawa

organik. Teknologi oksidasi ini tidak hanya dapat menguraikan senyawa kimia beracun

yang berada dalam air, tapi juga sekaligus menghilangkannya sehingga limbah padat(sludge) dapat diminimalisasi hingga mendekati 100%. Dengan pemanfaatan sistem

ozonisasi ini dapat pihak rumah sakittidak hanya dapat mengolah limbahnya tapi juga

akan dapat menggunakan kembali air limbah yang telah terproses (daur ulang).

Teknologi ini, selain efisiensi waktu juga cukup ekonomis, karena tidak memerlukan

tempat instalasi yang luas (Wilson, 1986).

Kegiatan rumah sakit yang sangat kompleks tidak saja memberikan dampak positif bagi

masyarakat sekitarnya, tetapi juga mungkin dampak negatif. Dampak negatif itu berupa

cemaran akibat proses kegiatan maupun limbah yang dibuang tanpa pengelolaan yang

benar. Pengelolaan limbah rumah sakityang tidak baik akan memicu resiko terjadinya

kecelakaan kerja dan penularan penyakit darin pasien ke pekerja, dari pasien ke pasien

dari pekerja ke pasien maupun dari dan kepada masyarakat pengunjung rumah sakit.

Oleh sebab itu untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang

lain yang berada di lingkungan rumah sakit dana sekitarnya, perlu penerapan kebijakan

Page 25: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 25/28

 

sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, dengan melaksanakan kegiatan

pengelolaan dan monitoring limbah rumah sakitsebagai salah astu indikator penting

yang perlu diperhatikan. Rumah sakit sebagai institusi yang sosioekonomis karena

tugasnya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, tidak terlepas dari

tanggung jawab pengelolaan limbah yang dihasilkan (Wilson, 1986)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan 

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri

maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah) atau juga dapat

dihasilkan oleh alam yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidakdikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.

Karakteristik limbah:

Berukuran mikro

Dinamis

Berdampak luas (penyebarannya)

Berdampak jangka panjang (antar generasi)

Limbah merupakan hasil dari aktivitas manusia dan aktivitas alam.

Pengolahan limbah merupakan cara untuk mengurangi pencemaran yang diakibatkan

oleh limbah.

Saran

Pengolahan limbah disaat ini perlu perhatian khusus mengingat semakin banyaknya

volume limbah di lingkungan sekitar. Dengan pengolahan limbah diharapkanlingkungan sekitar bisa tetap alami tidak tercemar oleh limbah.

Daftar Pustaka

Agustiani E, Slamet A, Winarni D (1998). Penambahan PAC pada proses lumpur aktif 

untuk pengolahan air limbah rumah sakit: laporan penelitian. Surabaya: Fakultas Teknik

Page 26: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 26/28

 

IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember

Agustiani E, Slamet A, Rahayu DW (2000). Penambahan powdered activated carbon

(PAC) pada proses lumpur aktif untuk pengolahan air limbah rumah sakit. Majalah IPTEK:

  jurnal ilmu pengetahuan alam dan teknologi : 11 (1): 30-8

Akers (1993). Paperboard hospital waste container. United States Patent : 5,240,176

Arthono A (2000). Perencanaan pengolahan limbah cair untuk rumah sakit dengan

metode lumpur aktif. Media ISTA : 3 (2) 2000: 15-8 Barlin (1995). Analisis dan evaluasi

hukum tentang pencemaran akibat limbah rumah sakit Jakarta :Badan Pembinaan

Hukum Nasional

Berlanga B (1998). Process, formula and installation for the treatment and sterilization of 

biological, solid, liquid, ferrous metallic, non-ferrous metallic, toxic and dangeroushospitalwaste material. United States Patent : 5,820,541

Christiani (2002). Pemanfaatan substrat padat untuk imobilisasi sel lumpur aktif pada

pengolahan limbah cair rumah sakit. Buletin Keslingmas

Djoko S (2001). Pengelolaan limbah rumah sakit. Sipil Soepra : jurnal sipil 3(8): 91-9

Giyatmi (2003). Efektivitas pengolahan limbah cair rumah sakitDokter Sardjito

Yogyakarta terhadap pencemaran radioaktif. Yogyakarta : Pasca Sarjana UniversitasGadjah Mada

Hananto WM (1999). Mikroorganisme patogen limbah cair rumah sakitdan dampak

kesehatan yang ditimbulkannya. Bul Keslingmas : 18 (70) 1999: 37-44

Harper (1986). Hospital waste disposal system. United States Patent : 4,619,409

Haryanto (2001). Analisis senyawa-senyawa kimia limbah cair rumah sakit Kodya Jambi.

Percikan : 31 (Mei): 54-9

Karmana O, Nurzaman M, Sanusi S (2003). Pengaruh limbah padat rumah sakit hasil

insinerasi dan pupuk NPK bagi pertumbuhan tanaman bayam (Amaranthus sp) var.

Gitihijau : laporan penelitian. Bandung : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

AlamUniversitas Padjadjaran

Page 27: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 27/28

 

Rostiyanti SF, Sulaiman F (2001). Studi pemeliharaan bangunan pengolahan air limbah

dan incinerator pada rumah sakit di Jakarta. Jurnal Kajian Teknologi : 3 (2): 113-23

Said NI (1999). Teknologi pengolahan air limbah rumah sakitdengan sistem “biofilter

anaerob-aerob”. Seminar Teknologi Pengelolaan Limbah II: prosiding, Jakarta, 16-7 Feb1999.

Said dan Ineza (2002). Uji performance pengolahan air limbah rumah sakit dengan

proses biofilter tercelup. Jakarta : Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Lingkungan

Sabayang P, Muljadi, Budi P (1996). Konstruksi dan evaluasi insinerator untuk limbah

padat rumah sakit. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Fisika Terapan Bandung : Pusat Penelitian dan Pengembangan FisikaTerapan Shahib MN (1999) Penerapan teknik “Polymerase chain Reaction” (PCR) untuk

memonitor pencemaran lingkungan oleh senyawa merkuri (Hg) pada limbahcair rumah

sakit. Kongres Himpunan Toksikologi Indonesia: prosiding, Jakarta, 22-23 Feb 1999

Shahib MN, Djustiana N (1998). Profil DNA plasmid E. coli yang diisolasi dari limbah

cair rumah sakit. Majalah Kedokteran Bandung : 30 (1) 1998: 328-41

Siregar TM (2001). Pengaruh penambahan inokulum pada pengolahan limbah cair

rumah sakit: studi kasus pengolahan limbah cair RSUD Pasar Rebo, Jakartamenggunakan M-bio pada reaktor fixed-film aerobic. Jakarta : Program Pasca Sarjana

Universitas Indonesia

Sundana EJ (2000). Hospital waste minimization in Indonesia case studi: Muhammadiyah

Bandung General Hospital (RSMB). Jurnal Itenas : 4 (1): 43-9

Suparmin, Tri C, Budiono Z (2002). Studi evaluasi pengolahan air limbah rumah sakit

diPropinsi Jateng tahun 2002. Buletin Keslingmas

Wilson (1986). Hospital waste disposal system. United States Patent : 4,618,103

http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah

http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah

Page 28: MAKALAH KOMPOS

5/14/2018 MAKALAH KOMPOS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kompos-55a92f84a73a7 28/28

 

http://www.dephut.go.id/INFORMASI/SETJEN/PUSSTAN/info_5_1_0604/isi_4.htm

http://onlinebuku.com/2009/01/20/pengolahan-limbah-plastik-dengan-metode-daur-

ulang-recycle/ 

http://www.klinikmedis.com/index.php?option=com_content&view=article&id=7:pence

gahan-penanganan-pengolahan-limbah-rumah-sakit&catid=1:latest-news

tag : Kata Pengantara Makalah Limbah, Makalah Dampak Limbah Terhadap Lingkungan,

dampak sampah, pengolahan limbah, pemanfaatan libah, dampak negativ limbah,

limbah industri, pengertian limbah, limbah rumah tangga, karakteristik limbah,

kesimpulan limbah, limbah adalah, penaganan limbah, limbah rumah sakit, Limbah Klinik

Advertisment

Labels: makalah