kompos sebagai pupuk organik yang efektif.docx

Upload: rahman-permana

Post on 10-Mar-2016

21 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kompos ------------------------------------------------------------------

TRANSCRIPT

Kompos Sebagai Pupuk Organik Yang EfektifFebruary 5, 2011 at 10:19pmKOMPOS.Kompos merupakan humus yang prosesnya diperpecat, dengan pengaturan bahan-bahan kompos sehingga kandungan hara yang dikandung pun lebih tinggi di banding dengan humus. Sedangkan pengomposan itu sendiri adalah penguraian bahan organik oleh sejumlah besar mikroorganisme dalam lingkungan yang hangat, basah dan berudara dengan hasil akhir berupa humus.Keunggulan kompos dibandingkan dengan pupuk kimia adalah kompos yang tidak merusak tanah, tidak menurunkan pH tanah, dan kompos menggemburkan tanah. Kandungan haranya menetap pada tanah, tidak terlarut air sehingga dosis penggunaan pada masa musim penanaman kedepan kemungkinan besar dapat diturunkan tergantung pada sifat tanah dan pengisapan hara oleh tanaman. Pengapuran pada tanah hanya pada tanah yang mempunyai pH yang sangat masam, malah pengapuran tidak diperlukan apabila kadar penggunaan kompos sangat besar. Dikarenakan sifat kompos yang netral dan cenderung untuk menjadi basa (tergantung bahan baku yang digunakan), sehingga kompos dapat sangat efektif dalam menetralkan pH tanahSedangkan kandungan haranya yang lebih rendah dibanding dengan pupuk kimia, sehingga dosis penggunaannya lebih banyak dibandingkan dengan pupuk kimia merupakan kelemahan dari pupuk kompos. Akan tetapi hal ini ditanggulangi dengan murahnya biaya produksi pertanian bila penyuburan lahan dan nutrisi tanaman menggunakan kompos.Selama proses pembuatan kompos suhu yang didapat adalah pada kisaran 55C-65C, sehingga dapat mematikan gulma dan patogen yang ada di dalam bahan-bahan kompos. Maka kompos yang selama pembuatannya menggunakan metode yang benar tidak mengandung gulma dan penyakit pada tanaman.Kompos menetap dalam tanah tidak terbawa air dikarenakan sifat kompos yang tidak terlarut dalam air dimana akar-akar tanaman menyerap hara pada koloid-koloid yang terbentuk selama proses pengomposan. Sehingga kandungan hara yang terkandung dalam kompos dapat menetap dalam tanah sampai bertahun-tahun tergantung dari penghisapan hara oleh tanaman.Tanah bila menggunakan kompos semakin lama akan semakin gembur, subur dan kaya akan mikroba yang berguna bagi tanah itu sendiri, faktor kegemburan dan kesuburan tanah merupakan faktor penting dalam kontinuitas pemakaian lahan, intensifikasi tanaman menjadi baik karena tidak ada dampak negatif dari penggunaan komposBahan organik alami yang jumlahnya kira-kira sepertiga dari seluruh bahan organik tumbuh tumbuhan yang ada di dunia ini akan membentuk kira-kira 60% dari seluruh bahan apabila di daur ulang. Kalau di biarkan akan menimbulkan jumlah yang sangat besar. Untuk meningkatkan produktivitasnya perlu adanya usaha untuk mendaur ulang, salah satu caranya adalah dengan pengomposan.Pengomposan adalah proses pengubahan bahan limbah organik oleh jasad renik secara konstan oleh aktivitas dari suatu suksesi berbagai jenis jasad renik, yang masing-masing memiliki kondisi tertentu dengan waktu yang relatif terbatas. Bahan berubah menjadi kompos yang mempunyai perbandingan C/N yang rendah. Jadi kompos adalah produk hasil fermentasi bahan-bahan organik oleh sejumlah jasad renik dalam lingkungan yang hangat, basah dan berudara dengan hasil akhir berupa humus, maka kompos sebagai salah satu pupuk alam akan merupakan bahan substitusi yang penting terhadap pupuk kandang dan pupuk hijau. Selain itu pupuk kandang di beberapa daerah, khususnya di kawasan lahan kering sulit di dapat, karena masih kurangnya petani yang memelihara ternak. Terlebih lagi adanya kenyataan bahwa penanaman pupuk hijau semakin langka dan semakin meningkatnya pemakaian pupuk buatan, terutama lahan yang di usahakan secara intensif, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.Faktor-faktor yang penting dalam pembuatan kompos adalah perbandingan karbon-nitrogen, ukuran partikel bahan, macam/jenis campuran bahan, kelembaban, aerasi, suhu, macam dan kemampuan jasad renik yang terlibat, penggunaan inokulan, penambahan bahan fosfat dan destruksi dari jasad renik patogen.Diketahui ada lebih kurang 2.000 bakteri dan 50 jenis jamur yang terkait dengan proses pengomposan. Jamur mempunyai peranan yang sangat penting dalam pemecahan selulosa (bahan organik alami yang paling sulit di degridasi ) dan di kelompokkan berdasarkan toleransinya terhadap suhu. Ada kelompok thermophilik (40 75 0C), mesophilik (20 - 40 0C) dan ada juga yang termasuk dalam kelompok psychrophilik (dibawah 20 0C). Adanya jasad renik perombak selulosa berkaitan erat dengan keberadaan bahan organik alami yang sulit didegradasi di alam. Dengan demikian jasad renik perombak ini merupakan salah satu faktor keseimbangan di alam dan mempunyai kontribusi dalam kelanjutan kehidupan dibumi ini.Pengujian kapang selulotik di laboratorium dilakukan dengan maksud untuk mengetahui kemampuan masing-masing kapang dalam merombak selulosa, sehingga isolat-isolat murni dapat dipisahkan dan dipilah-pilahkan sesuai dengan tingkat kemampuannya, sehingga akan di dapat inokulan yang mengandung jenis jasad renik yang mempunyai toleransi optimal terhadap perubahan lingkungan seperti tersebut di atas.Seperti diketahui penambahan inokulan pada pembuatan kompos adalah bagian dari usaha untuk mempercepat proses pengomposan, karena sesungguhnya pada bahan material pembentuk kompos sendiri sudah mengandung banyak jasad renik khususnya yang berperan dalam perombakan zat kimia lainnya.Salah satu cara untuk mendapatkan kompos secara tepat adalah dengan menggunakan aktivator berupa inokulan kapang unggul yang berperan memecah selulosa dalam proses pembuatan kompos, agar waktu pembuatan kompos lebih di perpendek.Proses pembuatan komposnya sendiri harus berpegang pada sistem kerjasama beberapa mikroba yang mempunyai sifat-sifat fisiologis yang beragam dalam suatu tatanan tertentu.Kegunaan kompos sendiri yaitu :sebagai penyubur di lahan pertanian atau perkebunandapat memperbaiki struktur tekstur tanahmemberikan kandungan unsur hara yang diperlukan tanaman.dapat digunakan dalam usaha reklamasi lahan bekas galian tambang, atau penyubur di daerah rawa-rawa, peningkatan kadar pH di daerah lahan asam.Seperti diketahui di daerah tropik kandungan bahan organik di dalam tanah diperkirakan hanya 1% saja. Di lahan yang di tanami, kandungan organik lahan tersebut semakin lama semakin berkurang karena terjadi biodegradasi secara terus menerus. Untuk mengatasinya paling tidak setahun sekali lahan tersebut perlu diberi tambahan bahan organik seperti kompos.Aktivitas mikrobiologi dalam tanah terjadi bukan saja oleh jasad renik yang tumbuh dan berkembang dalam kompos tetapi kehadirannya dapat menstimulir jasad renik yang telah ada dalam tanah. Pemberian kompos dapat menstimulir aktivitas amonifikasi, nitrifikasi, fiksasi nitrogen dan fosforilasasi, yang disebabkan oleh kerja berbagai jasad renik dalam tanah.Oleh karena itu, selain berguna dalam penyuburan tanah khususnya di lahan kering, juga dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik bagi para petani yang harganya relatif mahal.

B. KOMPOS KEUNGGULAN DAN KELEMAHANNYAKeunggulan Kompos1. Kompos Tidak Larut Dalam AirDampak positif dari karakter ini adalah antara lain terhadap effisiensi penggunaan kompos pada lahan pertanaman. Seperti diketahui kelarutan pupuk anorganik maupun organik yang berbentuk kotoran ternak sangat tinggi. Setiap tanaman disiram atau tersiram air hujan atau banjir, maka hara yang terkandung dalam tanah akan berkurang atau bahkan habis tergerus air, sehingga perlu pemupukan ulang. Padahal kompos selalu ada di sekitar tanaman, karena tidak larut.

2. Kompos Menahan Air Sampai 60%Kandungan air pada kompos akan menimbulkan dampak positif seperti berikut : Karena kompos tidak lain adalah humus, maka lahan yang mengandung kompos akan menahan air sampai sebanyak 60%, sehingga tanaman masih dapat menggunakannya sampai musim kemarau.

3. Kompos Dapat Membentuk Tekstur dan Struktur Tanah Yang Kondusif Bagi Pertumbuhan Tanaman.Tekstur tanah akan menjadi lembut dan gembur, tidak padat dan tidak akan menjadi belah-belah pada musim kemarau seperti terjadi pada lahan yang dipupuk dengan pupuk anorganik. Struktur tanah akan tertata dengan baik seiring dengan keluar masuknya unsur hara ke dalam tanah.

4. Kandungan Hara Kompos Dapat Disesuaikan Dengan Kebutuhan.Karena kandungan hara pada kompos terbentuk dari bahan dasar pembuatan kompos, maka pengaturannya dapat dilakukan pada awal pembuatan kompos. Penggunaan berbagai jenis bahan limbah yang mengandung berbagai jenis bahan lumbah yang mengandung berbagai kandungan hara dapat diformulasikan untuk kepentingan tanah yang akan kita pupuk.

5. Kompos Bebas Dari Sumber Penyakit.Karena pembuatan kompos dilakukan dengan berbagai jenis mikroba yang bekerja secara suksesi karena pengaruh perubahan energi panas dan pH. Terjadi perubahan suhu dan pH secara alami selama proses pengomposan, maka kompos terbentuk secara sempurna oleh kerja berbagai mikroba tersebut. Terbebasnya kompos dari penyakit, karena suatu saat tumpukan kompos akan mencapai suhu 60-70C. Seperti diketahui semua mikroba penyakit tidak tahan pada suhu diatas 60C.

6. Kompos Merupakan Bahan Dasar Bagi Pakan Ternak Atau Pakan Ikan.Konsep longyam (kolam dibawah kandang ayam) yang memanfaatkan kotoran ayam untuk pakan ikan akan terbebas dari penyakit kalau kotoran ayamnya sudah menjadi kompos. Kompos akan menjadi subsitusi bagi pakan ternak karena kandungannya dapat diformulasikan.

7. Kompos Sebagai Media Pertumbuhan Plankton.Pertumbuhan plankton akan dipercepat dengan kehadiran kompos. Ini akan membantu para peternak ikan, baik kolam maupun tambak.

8. Kompos Dapat Dijadikan Sumber Pendapatan Petani.Apabila limbah pertanian dan peternakan dapat mencukupi kebutuhan petani untuk usaha pertanian, maka limbah lain dapat dijadikan kompos untuk dijual. Limbah rumah tangga, limbah pabrik, limbah industri dsb yang terbuan percuma merupakan bahan baku industri pertanian dan dapat dijadikan sumber penghasilan.

9. Kompos Sebagai Bahan Industri Pot dan Media Tumbuh Anggrek.Pot yang terbuat dari kompos dan lepengan kompos pengganti kayu pakis untuk media tumbuh anggrek merupakan suatu industri baru dan dapat menghasilkan uang. Pot yang berfungsi sebagai pupuk sangatlah menarik bagi mereka yang bergerak di bidang perbungaan, hotikultura dan pembibitan.

10. Kompos Sebagai Media Tanam Di Tanah Berpasir dan Bebatuan.Hamparan kompos setebal 5-10 cm dapat dijadikan tanah gersang bebatuan, berpasir, bekas galian, lahan marginal dsb, menjadi lahan hijau sepanjang tahun.

11. Kompos Sebagai Embung Air.Terdapatnya sumber mata air jernih di pegunungan, akibat dari masih tersedianya humus di hutan pegunungan. Embung yang ditutupi kompos dan ditumbuhi tanaman akan menyimpan air yang banyak, baik pada komposnya sendiri maupun akar tumbuhan yang berada di sekitar kompos.

12. Kompos Dapat Mencegah Erosi.Di lahan yang konturnya miring penggunaan kompos selain akan menahan air juga mencegah erosi, banjir dan longsor yang berkepanjangan.

13. Kompos Sebagai Pengganti Irigasi.Pada kondisi tropis-kering, air merupakan faktor pembatas untuk pertumbuhan tanaman. Dalam kondisi ini ada dua pilihan pemanfaatan air, dapat digunakan untuk irigasi atau untuk pembuatan kompos.Produksi 1.000 Kg kompos memerlukan air sebanyak 2.500 liter. Apabila lahan diberi kompos 25 ton/ha, maka akan memerlukan air sebanyak 62.500 liter setra dengan irigasi 6,25 mmDari analisis dapat dinyatakan bahwa pembuatan kompos 25 ton/ha lebih bermanfaat dibanding dengan jika digunakannya irigasi.

14. Kompos Dapat Dibuat Dari Semua Bahan Organik.Limbah organik rumah tangga berupa : Kulit sayur, kulit buah, kulit telur, daun the, bubuk kopi, potongan ikan, daging, kertas, abu dsb. Limbah organik kebun, tanaman, limbah ternak, limbah hutan, sungai, laut limbah perkotaan, agro industri.

15. Industri Kompos Yang Dapat Menyerap Tenaga Kerja.Kompos yang dikembangkan oleh PBB tahun 1967 di India, Vietnam, Cina dan Korea khusus untuk pedesaan dapat menyerap tenaga kerja. Pembuatan kompos secara modern dapat dilakukan dengan kombinasi sistem pedesaan dan ditambah dengan mekanisasi pada proses-proses lainnya. Penggunaan mesin atau komputer pada proses degradasi mikroba akan berpengaruh pada suksesi mikroba oleh pengaruh perubahan suhu dan pH pada kondisi aerobik. Masih banyak lahan yang belum terdegradasi paa akhir masa pengomposan walaupun sudah menggunakan komputer untuk menjalankannya.

Kelemahan KomposVolume yang besar menyebabkan besarnya daya angkut, kelemahan ini dapat diatas dengan mengurangi kandungan air dalam kompos sampai dibawah 5 persen. Industri kompos dapat menggunakan kompos dengan kandungan air yang sedikit dan dapat dibuat dalam bentuk tablet atau pelet.

Ciri-Ciri Kompos1. Kompos matang.Tidak berbauBerwarna coklat kehitam-hitaman.Tidak larut dalam air, karena kompos berbentuk koloid.

2. Test Kematangan Kompos.Sediakan air bersih dalam suatu wadah yang transparan.Masukan sedikit kompos kedalamnya dan dikocok merata.Biarkan beberapa saat.Apabila dalam beberapa menit air dalam gelas jernih kembali, maka kompos tersebut sudah matang. Apabila tetap keruh, maka kompos belum terbentuk, terhadap kompos ini diperlukan perlakuan ulang.

RINGKASAN MENGENAI KOMPOS DAN PENGOMPOSAN.Pengomposan : penguraian bahan organik oleh sejumlah besar mikroorganisme dalam lingkungan yang hangat, basah dan berudara dengan hasil akhir berupa humus.Mikroorganisme : anggota paling kecil dan paling sederhana dari dunia tanaman dan hewanMikroorganisme mengambil air dan oksigen dari udara dan makanan dari bahan organik melepaskan karbon dioksida, air dan energi berkembang biak mati.Sebagian energi yang dilepaskan tersebut, digunakan untuk pertumbuhan dan gerakan, sisanya dibebaskan sebagai panas. Akibatnya setumpuk bahan kompos melewati tahap-tahap penghangatan, suhu puncak, pendinginan dan pematangan.Bahan limbah biasanya mengandung mikroorganisme yang mampu melakukan proses pengomposan.Selain oksigen dari udara dan air, mikroorganisme memerlukan pasokan makanan yang mengandung karbon dan unsur hara seperti nitrogen, fosfor dan kalium untuk pertumbuhan dan reproduksi. Kebutuhan ini tersedia dalam bahan limbah.Penguraian bahan organik pada saat pengomposan merupakan situasi yang terus berubah, suhu, pH dan ketersediaan makanan yang bervariasi.Pada saat pengomposan spesies organisme dan jumlahnya juga berubah.Faktor-faktor yang penting dalam pembuatan kompos adalah ukuran partikel bahan, perbandingan C/N, kelembaban, aerasi, suhu, macam atau jenis campuran bahan, macam dan kemampuan jasad renik yang terlibat.Semakin kecil ukuran partikel bahan organik, semakin besar pula luas permukaan yang tersedia untuk dikerjakan oleh mikroorganisme. Partikel yang amat kecil mengumpul dengan ketat sehingga ruang antara partikel menjadi kecil dan sempit, ini mencegah gerakan udara kedalam tumpukan kompos dan gerakan karbondioksida keluar tumpukan.Jika ukuran partikel amat besar, luas permukaan untuk operasi amat kurang, reaksi kemudian akan berjalan lambat atau bahkan terhenti sama sekali.Nitrogen merupakan unsur hara yang paling penting, jika tersedia cukup nitrogen dalam bahan organik awal, kebanyakan unsur hara yang lainnya akan tersedia pula dalam jumlah yang cukup.Perbandingan C/N dalam campuran pertama berkisar antara 25 35. Jika perbandingan jauh lebih tinggi, prosesnya akan memakan waktu yang lama sebelum karbon dioksidasi menjadi karbondioksida. Jika lebih kecil nitrogen yang merupakan komponen penting dari kompos akhir akan dibebaskan sebagai amonia.Cara yang paling sederhana untuk menyesuaikan perbandingan C/N adalah dengan mencampur berbagai bahan dengan kadar nitrogen tinggi dan karbon rendah.Nitrogen juga dapat ditambahkan dalam bentuk pupuk organik (makanan, tulang, tanduk, kuku, ampas minyak dan darah kering) atau pupuk anorganik (urea dan amonium nitrat).Fosfor merupakan unsur hara yang kurang penting dalam pengompoasan, tapi kadang sengaja ditambahkan. Hilangnya nitrogen sebagai amonia dari tumpukan kompos dapat dikurangi sebagian dengan penambahan bahan yang mengandung fosfor. Fosfat batu diubah dari bentuk tidak larut air menjadi bentuk yang lebih dapat digunakan untuk tanaman.Untuk memaksimalkan kandungan unsur hara dari kompos yang dihasilkan diperlukan pengurangan peluruhan berat dari tumpukan dengan melindunginya dari hujan deras dan kepenuhan air.Pada kandungan air dibawah 30%, reaksi biologis dalam tumpukan kompos menjadi lambat. Pada kadar air yang terlalu tinggi ruang antara partikel dari bahan menjadi penuh air sehingga mencegah gerakan udara dalam tumpukan.Kandunga air optimum dari bahan kompos adalah 50 60%, tergantung dari kekuatan basah struktural bahan.Jumlah udara yang cukup kesemua bagian tumpukan kompos diperlukan untuk memasok oksigen pada organisme dan mengeluarkan karbondioksida yang dihasilkan.Tidak adanya udara (anaerobik) akan menimbulkan perkembangbiakan berbagai macam organisme yang menyebabkan pengawetan keasaman atau pembusukan tumpukan yang menimbulkan bau busuk.Aerasi diperoleh melalui gerakan alami dari udara ke tumpukan dengan membolak-balikan bahan secara berkala.Ketika bahan organik dikumpulkan menjadi satu untuk pengomposan sebagian energi yang dilepaskan oleh penguraian bahan dibebaskan sebagai panas, hal ini menyebabkan kenaikan suhu.Pada awal proses bahan berada pada suhu sekeliling. Pada tahap awal organisme yang ada pada bahan berkembang biak dengan cepat dan suhu naik, pada saat ini semua senyawa amat reaktif seperti gula, tepung dan lemak diuraikan. Ketika suhu mencapai enam puluh derajat selsius jamur berhenti bekerja dan penguraian diteruskan oleh actinomicetes dan galur bakteri pembentuk spora, penguraian menjadi lambat dan suhu puncak tercapai. Ketika bahan kompos sudah melewati suhu puncak, tumpukan mencapai stabilitas dimana bahan yang mudah diubah telah diuraikan dan kebanyakan kebutuhan oksigen yang tinggi telah terpenuhi. Bahan tidak lagi menarik bagi cacing dan lalat serta tidak menimbulkan bau busuk.Pada saat pendinginan, jerami dan tangkai membusuk terutama oleh jamur. Hal ini disebabkan begitu suhu turun kurang dari 60 derajat selsius jamur menyerang kembali daerah tumpukan yang lebih dingin dan menyerang senyawa yang kurang reaktif seperti hemiselulosa dan selulosa, menguraikannya menjadi senyawa gula yang lebih sederhana yang tersedia bagi mikroorganisme lain.Proses selanjutnya memasuki tahap pematangan dengan jumlah penguraian yang rendah dan panas yang dilepaskan kecil.Sebelum pematangan, tumpukan kompos yang dibulak-balik terjadi peningkatan suhu yang timbul dari kerja mikroorganisme yang meningkat.Suhu 55-65 derajat selsius dipertahankan selama 3 hari untuk membunuh hapir seluruh gulma dan patogen. Tidak ada bakteri penyakit pada kompos yang dibuat secara sempurna.Pengomposan timbul dari kegiatan mikroorganisme, karena itu diharapkan bahwa proses pengomposan akan lebih baik dengan penambahan inokulan dari kultur khusus.

DESKRIPSI TEKNIS KATALEK

Apa Itu Kompos ?Sebagian orang akan menjawabnya dengan benar, sebagian lagi mungkin angkat bahu. Tapi ada juga yang menjawab sekenanya bahwa kompos itu sampah atau kotoran hewan. Mungkin sedikit terdengar benar, kotoran hewan memang baik untuk dijadikan pupuk, tapi kompos jelas jauh lebih baik. Kompos adalah sejenis humus, lapisan tanah yang paling subur yang terjadi secara alami oleh pembusukan daun-daun selama bertahun-tahun. Beda kompos dengan humus ? Kompos dibuat dengan campur tangan manusia yaitu memfermentasikan bahan-bahan organik oleh sejumlah mikroba dalam lingkungan yang hangat, basah dan beroksigen dengan hasil berupa humus.

Ada satu hal yang perlu dicamkan baik-baik mengenai kompos, bahwa ia bukan pupuk kandang, bukan pupuk daun, bukan sampah dan yang pasti pula bukan pupuk kimia. Banyak produk di pasaran yang dimereki kompos pupuk alami yang masih banyak mengandung sampah, kotoran hewan dan dedaunan ringan. Sebaiknya jangan memilih produk semacam itu untuk tanaman peliharaan kesayangan.

Sebagai pengguna pupuk yang bersikap kritis, sudah sewajarnya ditanyakan tentang kompetensi kompos dibandingkan dengan pupuk yang lain. Apalagi apabila telah terbiasa menggunakan pupuk kimia sejak lama. Jawabnya seperti yang telah dikatakan seorang petani yang berprestasi nasional, "tanyakan saja pada tanaman". Jawaban yang sederhana, tetapi menjawab semua keragu-raguan mengenai kualitas kompos. Kompos bisa digunakan tanpa campuran pupuk - pupuk lain dan melihat hasilnya dengan puas.

Dibandingkan dengan pupuk kimia, nutrisi kompos akan terlihat seperti anak kecil bersama orang dewasa, tapi perlu diketahui pula, kompos yang dibuat dengan bibit kompos KATALEK mengandung mikroba yang bekerja merangsang mikroba - mikroba di dalam tanah sehingga terjadi proses penambahan nutrisi yang semakin lama semakin besar. Sehingga lambat laun kompos ini akan terlihat seperti raksasa bila berhadapan dengan pupuk kimia.

Di bawah ini adalah nutrisi yang umumnya dikandung dalam kompos yang baik :

NoJenis NutrisiKandungan (%)

1Karbon (C)19 - 40

2Nitrogen (N)2,0 - 2,5

3Fosfor (P)0,01 - 0,14

4Kalium (K)0,39 - 1,35

5Magnesium (Mg)0,04 - 0,21

6Kalsium (Ca)0,13 - 1,32

7Air (H2O)10 - 15

8C/N Ratio9 - 20Di alam Indonesia yang bercuaca tropik, kandungan bahan organik dalam tanah diperkirakan hanya 1 % saja. Pada lahan yang ditanami, kandungan organik bahan tersebut makin lama makin berkurang karena terjadinya biodegradasi secara terus menerus. Untuk mengatasinya paling tidak setahun sekali lahan tersebut perlu mendapat tambahan bahan organik, dan kompos adalah yang paling dianjurkan karena dapat memperbaiki struktur, tekstur dan kelembutan tanah.

Jenis TanamanPenambahan Bahan Organik (ton/ha)

Padi Sawah10

Jagung4,8

Tebu28,3

Ubi Kayu48,4

Krotalaria14,9

Kentang8,2

Kelapa6,1

Kelapa Sawit15

Kedelai11,4

Teh3,7

Kacang Tanah9

Kopi3,1

Kakao2

Karet1,3

Agave41,8

Tembakau50,4

Lada12,9

Nanas33,3

Jeruk4,9

Pisang10,2Penghematan Biaya.Pendauran ulang limbah selalu merupakan ide yang menarik apabila menyangkut soal kesehatan lingkungan, walau sebenarnya itu adalah tugas utama Pemerintah. Akan tetapi apabila hendak menghemat biaya produksi sekaligus menghasilkan kompos yang amat baik hasilnya mengapa tidak dilakukan sendiri ? Mengingat di lingkungan pertanian /perkebunan sendiri begitu melimpah limbahnya, seperti jerami padi, pohon jagung, rumput - rumput kering, serabut kelapa, limbah pabrik kelapa sawit, penggilingan padi, eceng gondok dan sebagainya, semuanya dapat dimanfaatkan. Di samping itu terdapat juga limbah cair kotoran ternak, penjagalan, pabrik tepung tapioka, pembuatah tahu, tempe dan macam - macam lainnya. Semuanya bisa digunakan sebagai bahan pembuatan kompos.KATALEK

Selulosa adalah bahan organik alami yang jumlahnya kira-kira 1/3 dari seluruh bahan organik tumbuh-tumbuhan yang ada di dunia, dan merupakan bahan yang paling sulit didegradasi atau dirombak menjadi kompos. Dari sekitar kurang lebih 2.000 bakteri dan 50 jenis jamur yang terkait dengan proses pengomposan, bibit kompos KATALEK memiliki 13 macam mikroba yang memiliki daya hidup paling kuat dibandingkan lainnya. Dan yang paling besar memainkan peran dalam pemecahan selulosa.

Kandungan Mikroba :Bibit kompos KATALEK mengandung 13 macam mikroba yang berperan dalam penguraian atau dekomposisi limbah oirganik sampai berubah menjadi kompos yang baik. Masing-masing mikroba mempunyai fungsi spesifik yang mampu memperbaiki dan mempercepat proses pengomposan yang dilakukan. Mikroba tersebut antara lain : mikroba lignolitik, mikroba selulolitik, mikroba proteolitik, mikroba lipolitik, mikroba amilolitik, dan mikroba fiksasi nitrogen non simbiotik.Mikroba lignolitik berperan dalam menguraikan ikatan ligonoselulose menjadi selulose dan lignin. Lignin selanjutnya akan dirauikan lagi oleh enzim lignase menjadi derivat lignin yang lebih sederhana sehingga mampu mengikat NH4. Mikroba selulolitik akan mengeluarkan enzim selulose yang dapat menghidrolisis selulosa menjadi selobiosa yang lalu dihidrolisis kembali menjadi D-glukosa dan akhirnya difermentasikan sehingga menghasilkan asam laktat, etanol, CO2, dan amonia.Mikroba proteolitik akan mengeluarkan enzim protease yang dapat merombak protein menjadi polipeptida, lalu menjadi peptida sederhana dan akhirnya menjadi asam amino bebas, CO2 dan air. Mikroba lipolitik akan menghasilkan enzim lipase yang berperan dalam perombakan lemak. Mikroba amilolitik akan menghasilkan enzim amilase yang berperan dalam mengubah karbohidrat menjadi volatile fatty acid dan keto acids yang kemudian akan menjadi asam amino.Mikroba fiksasi nitrogen non simbiotik diperkirakan dapat mengikat 5 - 20 gram nitrogen dari 1.000 gram abahan organik yang dirombak.

Keuntungan Bibit Kompos KATALEK :Terdiri dari 13 macam mikroba dan bakteri yang berguna mempercepat proses pengomposan dan memperbaiki kompos.Menambah kandungan N pada kompos, jika kompos disimpan lebih lama.Mengandung mikroba pemecah pospor yang akan berguna bagi tanaman.Pemakaian lebih efisien direkomendasikan 1 kg bibit kompos KATALEK untuk 1 ton bahan kompos.Dapat disimpan lama pada suhu kamar yaitu 3 - 5 tahun.Cara Pembuatan KomposBibit Kompos KATALEK merupakan bibit pembuatan kompos yang diteliti selama beberapa tahun akan keefektifan mikrobanya dalam merombak bahan-bahan organik menjadi unsur hara yang berguna bagi tanah

Petunjuk Pembuatan Kompos :Langkah 1 persiapan bahan dan tempat pengerjaan:Kumpulkan terlebih dahulu bahan-bahan minimal 1 ton terdiri dari kotoran ternak dan sampah organik dengan perbandingan bahan 1 : 3 atau sebaliknya.Sampah-sampah organik perlu dicacah terlebih dahulu sampai panjangnya 3 5 cm agar mempercepat proses pendegradasian bahan.Memperkirakan volum tumpukan kompos: lebar : 1- 2 m, tinggi : 1-1,5 m panjang minimal 1 m, maksimalnya tergantung kebutuhan.Membuat parit sekitar tempat yang akan menjadi lahan tumpukan, n untuk mencegah air masuk ke dalam tumpukan kompos.

Langkah 2 Penumpukan bahan :Perbandingan bahan organik dengan kotoran ternak adalah 1 : 3 (1 bagian bahan organik dan 3 bagian kotoran ternak : Cara A) atau sebaliknya (Cara B).Tinggi tumpukan minimal adalah 1 m sampai 1,5 m dibagi menjadi 9 tumpukan, yang terdiri atas sampah organik, kotoran hewan dan bahan lain yang diperlukan serta bibit kompos KATALEK. Tinggi masing-masing lapisan berkisar antara15 cm 23 cm.

Langkah 3 lapisan:

Bagian bahan organik yang telah dicacah ditumpuk dahulu pada areal penumpukan yang telah ditetapkan.Setelah itu kotoran ditumpuk di atas bahan atau sampah organik yang telah ditumpuk.Taburkan bibit kompos KATALEK 0,1 % dari berat tumpukan. Atau 1 ton bahan berbanding dengan 1 kg bibit kompos KATALEK.Lapisan-lapisan tersebut dibuat sampai 9 lapisan.Tumpukan tersebut ditutup dengan plastik hitam secara rapat sehingga tumpukan tidak terkena sinar matahari atau hujan.

Langkah 4 Pembalikan dan Pemanenan:Pembalikan dilakukan 3 kali.Rentang waktu pembalikan ialah selama 4 hari (Cara A) 7 hari (Cara B).Panen dilakukan 4 hari (Cara A) atau 7 hari (Cara B) setelah 3 kali pembalikan.Usahakan dilakukan pembalikan secara merata sehingga permukaan luar tumpukan ada di dalam dan sebaliknya tumpukan dalam menjadi permukaan luar tumpukan

Langkah 5 Penambahan Katalek PengayaKatalek Pengaya mengandung mikroba yang dapat menambat/menangkap unsur Nitrogen dari udara, juga mampu merombak phosphor dari batu-batuan didalam tanah hingga lebih mudh bagi tanaman untuk menyerapnya.Caranya dengan mencampurkan kompos yang telah matang atau jadi, dengan menaburkan Katalek Pengaya diatas kompos lalu diaduk hingga rata.Perbandingan Katalek Pengaya dengan kompos yang telah matang adalah 1 kg/bungkus Katalek Pengaya untuk 1 ton kompos matang.

Keterangan :Bahan yang telah sampai pada waktunya perlu diuji, apakah bahan tersebut telah menjadi kompos atau belum.Caranya adalah sebagai berikut:Apabila kompos hasil panen pembalikan ke-4 masih mempunyai bau berarti kompos tersebut belum jadi.Ambil sedikit kompos, celupkan ke dalam gelas/wadah yang berisi air jernih, lalu diaduk dan dibiarkan beberapa saat. Apabila air adukan kompos akhirnya berwarna jernih, berarti kompos sudah terbentuk dan apabila air tetap keruh, maka kompos tersebut belum terbentuk. Langkah selanjutnya, tumpukan dibalik dan disimpan lagi sampai kompos terbentukWarna kompos yang sudah jadi berwarna coklat kehitam-hitaman dan berbentuk seperti tanah/humus.

Perataan pupuk kandang dengan pemberian air sebagai media sebelum pemberian bibit komposPerataan pupuk kandang dengan pemberian air sebagai media sebelum pemberian bibit komposPemberian bibit kompos yg sebelumnya dilapisi dng jerami/rerumputanPemberian bibit kompos yg sebelumnya dilapisi dng jerami/rerumputanPerataan pupuk kandang lapis keduaPerataan pupuk kandang lapis keduaPenambahan perataan bahan pupuk kandangPenambahan perataan bahan pupuk kandangPemberian bibit komposPemberian bibit kompos

Kompos jadiKompos jadiKompos jadiKompos jadiTutup plastik pada lapisan komposTutup plastik pada lapisan komposMikroba Perombak dan PengayaMikroba Perombak dan PengayaShare24 people like this.3 shares

Tatto mantabhh..........makasih infonya masFebruary 5, 2011 at 10:29pm 1

Srida Mitra Ayu KATALEK itu apa mas?February 6, 2011 at 7:09am 1

Manik Sere Jadi Petani luar biasa pak,sukses tuk dunia taninya wassallam,....February 6, 2011 at 7:10am 1

Bob Burhan makasih infonya pak win....ditunggu info berikutnya demi kemajuan pertanian...salam agroFebruary 6, 2011 at 8:39am 1

Djoe Juga Sjamsuddin Makasih pak win akan aku sebarkan pada petani-petaniku semoga menjadi amal jariah pak Win...mohon infonya terus pak jangan bosan...!!!February 6, 2011 at 8:49am 1

Wahid AF Daeng Situru Trima Kasih Mas`Ajie...........February 6, 2011 at 8:57am

Obsty Asmanagara Wah, ini bener2 pupuk idaman February 6, 2011 at 9:12am

Kusyanto Citra Kusuma Trims Mas Ajie, nanti awal bulan Juni aku tak mampir kesini....saya tgl. 10 mungkin udah datang duluan sebelum hari H Penas karena banyak yg perlu dispkan bersama teman2 Kaltim, sampai jumpaFebruary 6, 2011 at 9:22am 1

Manik Sere Jadi Petani Oya pa win ane izin copast trims ya,zazzakulloh...February 6, 2011 at 9:48am 1

Bambang Machmudi Matur suwun banyak Pak Win, semoga ilmu yang ditularkan ini memberi syafaat bagi tenan-teman yang berkecimpung di dunia pertanian..Salam Agro Indonesia..!!!!February 6, 2011 at 10:10am 1

Asosiasi Htr Mandiri Indonesia Sukses Pak, Hijaulah Indonesia, Lestarikan Alamku bermanfaat bagi seluruh petani di Indonesia, by : Asosiasi Hutan Tanaman Rakyat Mandiri Indonesia