makalah neuro ii kel 3

25
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim, Assalamu’alaikum Wr.Wb. Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah swt yang mana berkat rahmat dan hidayahnya penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang diajukan pada mata kuliah “SISTEM NEUROBEHAVIOR II”. Shalawat beserta salam marilah kita curahkan selalu kepada baginda alam yakni nabi Muhammad saw. Makalah ini adalah sebuah karya yang kami susun berkat kerja sama dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait. Maka dari itu kami mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang ikut berperan aktif dalam terwujudnya makalah ini. Makalah yang kami susun ini bukanlah sesuatu yang sempurna, akan tetapi makalah ini terlahir dari kerja keras kami. Dalam penyusunan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan-kekurangan yang harus di perbaharui maka dari itu, kami mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran supaya dalam pembuatan makalah yang selanjutnya bisa menjadi lebih baik lagi. Terimakasih. Billahitaufiq wal hidayah 1

Upload: gilang-guswara

Post on 02-Dec-2015

230 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

asda

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Neuro II Kel 3

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah swt yang mana

berkat rahmat dan hidayahnya penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini

yang diajukan pada mata kuliah “SISTEM NEUROBEHAVIOR II”. Shalawat

beserta salam marilah kita curahkan selalu kepada baginda alam yakni nabi

Muhammad saw.

Makalah ini adalah sebuah karya yang kami susun berkat kerja sama dan

bantuan dari pihak-pihak yang terkait. Maka dari itu kami mengucapkan banyak

terimakasih pada semua pihak yang ikut berperan aktif dalam terwujudnya

makalah ini.

Makalah yang kami susun ini bukanlah sesuatu yang sempurna, akan

tetapi makalah ini terlahir dari kerja keras kami. Dalam penyusunan makalah ini

tentunya masih banyak kekurangan-kekurangan yang harus di perbaharui maka

dari itu, kami mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan

saran supaya dalam pembuatan makalah yang selanjutnya bisa menjadi lebih baik

lagi. Terimakasih.

Billahitaufiq wal hidayah

Wassalammu’alaikum Wr.Wb.

Kubu Raya, 14 September 2015

Penyusun

1

Page 2: Makalah Neuro II Kel 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................1

DAFTAR ISI.......................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................3

1.1 Latar Belakang........................................................................................3

1.2 Tujuan.....................................................................................................3

1.3 Rumusan Masalah ..................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................5

2.1 Pengertian ...............................................................................................5

2.2 Etiologi ...................................................................................................5

2.3 Pathways .................................................................................................5

2.4 Tanda dan Gejala ....................................................................................6

2.5 Maifestasi Klinis......................................................................................8

2.6 Mekanisme Koping..................................................................................9

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................10

3.1 Masalah Keperawatan ............................................................................10

3.2 Intervensi Keperawatan ..........................................................................10

BAB IV PENUTUP............................................................................................16

4.1 Kesimpulan ............................................................................................16

4.2 Saran ....................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17

2

Page 3: Makalah Neuro II Kel 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam

memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan

dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan

terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri

( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk

melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting)

(Nurjannah, 2004).

Tanda dan Gejala :

Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit

berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor

Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-

acakan, pakain kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-

laki bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan.

Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh ketidakmampuan

mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makana tidak pada

tempatnya

Ketidakmampuan eliminasi sevara mandiri, ditandai dengan buang air

besar atau buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak membersihakan

diri dengan baik setelah BAB/BAK.

1.2 Tujuan

Agar mahasiswa ammpu mengetahui dan memahami pengertian,

etiologi, dan manifestasi klinis serta intervensi yang dapat di terapkan pada

pasien dengan ganguan Defisit Perawatan Diri Dan dapat menjadikan materi

Defisit Perawatan Diri sebagai bahan ajar untuk menambah pengetahuan

tentang Defisit Perawatan Diri.

3

Page 4: Makalah Neuro II Kel 3

1.3 Rumusan masalah

1.3.1 Apakah Pengertian Defisit Perawatan Diri ?

1.3.2 Apa Sajakah Etologi dari Defisit Perawatan Diri ?

1.3.3 Apa Tanda dan Gejala pasien dengan Defisit Perawatan Diri ?

1.3.4 Bagaimana Manifestasi Klinik pasien dengan Defisit Perawatan Diri ?

1.3.5 Bagaimana Mekanisme Koping pasien dengan Defisit Perawatan Diri

1.3.5 Seperti apakah Asuhan Keperawatan pasien dengan Defisit Perawatan

Diri ?

4

Page 5: Makalah Neuro II Kel 3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat

adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan

aktivitas perawatan diri menurun, kurang perawatan diri ketidakmampuan

merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri,

dan toileting (Buang Air Besar atau Buang Air Kecil) (Mukhripah, 2008).

Defisit Perawatan Diri gangguan kemampuan melakukan aktivitas

yang terdiri dari mandi, berpakaian, berhias, makan, toileting atau

kebersihan diri secara mandiri (Nanda, 2006). Keadaan individu mengalami

kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang menyebabkan

penurunan kemampuan untuk melakukan masing-masing dari kelima

aktivitas perawatan diri (makan, mandi atau higiene, berpakaian

atau berhias, toileting, instrumental) (Carpenito, 2007).

2.2 Etiologi

Menurut Depkes (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah:

1. Faktor Predisposisi

a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien

sehingga perkembangan inisiatif terganggu.

b. Biologis: Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu

melakukan perawatan diri.

c. Kemampuan realitas turun: Klien dengan gangguan jiwa dengan

kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian

dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.

d. Sosial : Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri

lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan

dalam perawatan diri.

5

Page 6: Makalah Neuro II Kel 3

2. Faktor presipitasi

Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang

dapat menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor

tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara lain:

a. Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi

kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga

individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

b. Praktik sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka

kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

c. Status sosioekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta

gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang

untuk menyediakannya.

d. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan

yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien

penderita diabetes mellitus dia harus menjaga kebersihan kakinya.

Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah

kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual,

hambatan lingkungan, cemas, lelah atau lemah yang dialami individu

sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan

diri (Nanda, 2006).

6

Page 7: Makalah Neuro II Kel 3

3. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene

menurut Wartonah (2006) yaitu :

a. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik

yang sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan

membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan

fisik pada kuku.

b. Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene

adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan

mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan

interaksi sosial.

2.3 Pathway

Gangguan pemeliharaan kesehatan

Defisit perawatan diri : mandi, berhias, makan, eliminasi

Isolasi sosial : menarik diri

Skema 1 : Pohon masalah defisit perawatan diri (Sumber : Keliat, 2006)

7

Page 8: Makalah Neuro II Kel 3

2.4 Tanda Dan Gejala

Menurut Mukhripah (2008) kurang perawatan diri sering ditemukan

adanya tanda dan gejala sebagai berikut :

a. gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,

kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.

b. ketidakmampuan berhias atau berdandan, ditandai dengan rambut

acak- acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai,

pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak

berdandan.

c. ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan

ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan

makan tidak pada tempatnya.

d. ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri, ditandai dengan

BAB atau BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan

baik setelah BAB atau BAK.

2.5 Manifestasi Klinik

Adapun jenis dan karakteristik kurang perawatan diri tanda dan gejala

menurut Nanda (2006) meliputi :

1. Kurang perawatan diri mandi atau hygiene.

Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas mandi atau

kebersihan diri secara mandiri, dengan batasan karakteristik

ketidakmampuan klien dalam memperoleh atau mendapatkan sumber air,

mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi,

mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.

2. Kurang perawatan diri berpakaian atau berhias

Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas berpakaian dan

berhias untuk diri sendiri, dengan batasan karakteristik

ketidakmampuan klien dalam mengenakan pakaian dalam, memilih

pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik,

8

Page 9: Makalah Neuro II Kel 3

melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan

penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian dan

mengenakan sepatu.

3. Kurang perawatan diri makan

Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas makan, dengan

batasan karakteristik ketidakmampuan klien dalam mempersiapkan

makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat

tambahan, mendapatkan makanan, membuka container,

memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah

lalu memasukkannya k

e mulut, melengkapi makan, mencerna makanan menurut cara

yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna

cukup makanan dengan aman.

4. Kurang perawatan diri toileting

Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas toileting, dengan

batasan karakteristik ketidakmampuan klien dalam pergi ke toilet

atau menggunakan pispot, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi

pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB atau BAK

dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.

2.6 Mekanisme Koping

Mekanisme koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi

stressor meliputi status sosial ekonomi, keluarga, jaringan interpersonal,

organisasi yang dinaungi oleh lingkungan sosial yang lebih

luas, juga menggunakan kreativitas untuk mengekspresikan stress

interpersonal seperti kesenian, musik, atau tulisan (Stuart and Sundeen,

1998).

9

Page 10: Makalah Neuro II Kel 3

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Masalah Keperawatan

Menurut Keliat (2006) Diagnosa keperawatan yang muncul untuk

kasus ini adalah :

1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

2. Isolasi Sosial

3. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK

3.2 Intervensi Keperawatan

1. Diagnosa 1 : Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Tujuan Umum : Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk

memperhatikan kebersihan diri

Tujuan Khusus :

TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

Intervensi

a. Berikan salam setiap berinteraksi.

b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat

berkenalan.

c. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.

d. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.

e. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.

f. Buat kontrak interaksi yang jelas.

g. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.

h. Penuhi kebutuhan dasar klien.

TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.

Intervensi

10

Page 11: Makalah Neuro II Kel 3

a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip

komunikasi terapeutik.

b. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara

menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.

c. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.

d. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien

terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.

e. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan

memelihara kebersihan diri.

f. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti

kebersihan diri.

g. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali

pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan

sebelum tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku jika

panjang.

TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.

Intervensi

a. Motivasi klien untuk mandi.

b. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk

mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar.

c. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.

d. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.

e. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas

perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.

f. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan

diri seperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.

TUK IV : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.

Intervensi

11

Page 12: Makalah Neuro II Kel 3

a. Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan

untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.

TUK V : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.

Intervensi

a. Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.

TUK VI : Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan

diri.

Intervensi

a. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga

kebersihan diri.

b. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan klien

selama di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah

dialami di RS.

c. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap

kemajuan yang telah dialami di RS.

d. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam

menjaga kebersihan diri klien.

e. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan

diri.

f. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga

kebersihan diri.

g. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya:

mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-

lain.

2. Diagnosa 2 : Isolasi sosial

Tujuan Umum : klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi

Tujuan Khusus :

TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya

Intervensi

12

Page 13: Makalah Neuro II Kel 3

a. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri,

jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat

kesepakatan dengan jelas tentang topik, tempat dan waktu.

b. Beri perhatian dan penghaargaan: temani klien walau tidak menjawab.

c. Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu-buru,

tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.

TUK II : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

Intervensi

a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya

b. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab

menarik diri atau mau bergaul

b. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta

penyebab yang muncul

c. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

TUK III : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang

lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

Intervensi

A. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan

dengan orang lain

a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang

keuntungan berhubungan dengan prang lain

b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang

lain

c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan

perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain

B. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan

orang lain

a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan

orang lain

13

Page 14: Makalah Neuro II Kel 3

b. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan

orang lain

c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan

perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

TUK IV : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial

Intervensi

a. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain

b. Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain

c. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai

d. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan

e. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi

waktu

f. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan

g. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan

TUK IV : Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan

dengan orang lain

Intervensi

a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan

orang lain

b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan

orang lain

c. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan

manfaat berhubungan dengan oranglain

3. Diagnosa 3 : Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan,

BAB/BAK

Tujuan Umum :

a. Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri

Tujuan Khusus :

14

Page 15: Makalah Neuro II Kel 3

a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik

c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik

d. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

Intervensi

1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri

a) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.

b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri

c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri

d) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

2) Melatih pasien berdandan/berhias

Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :

a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Bercukur

Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :

a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Berhias

3) Melatih pasien makan secara mandiri

a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan

b) Menjelaskan cara makan yang tertib

c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan

d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai

b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK

c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

15

Page 16: Makalah Neuro II Kel 3

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan

untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias,

makan, toileting). Rentang respon defisit perawatan diri : pola

perawatan diri seimbang, kadang perawatan diri kadang

tidak, tidak melakukan perawatan diri. Jenis-jenis perawatan

diri : kurang perawatan diri : mandi/kebersihan,

pakaian/berhias, makan, toileting.

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), Penyebab

kurang perawatan diri adalah sebagai berikut :

Kelelahan fisik

Penurunan kesadaran

Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi

menjadi 2 (Stuart & Sundeen, 2000) yaitu :

Mekanisme koping adaptif

Mekanisme koping maladaptif

4.2 Saran

Untuk pembuatan makalah ini kami menyadari masih

banyak kekurangan, kami berharap bagi pembaca untuk

mengkritik guna untuk menyempurnakan makalah ini.Terima

kasih

 

 

16

Page 17: Makalah Neuro II Kel 3

DAFTAR PUSTAKA

Batiticaca F.B. 2008. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem

Persyarafan. Salemba Medika, Jakarta

https://tessaprymanandaputri.wordpress.com/2015/03/16/askep-pada-pasien-

defisit-perawatan-diri-dpd/

Muttaqin, A. 2002. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem

Persyarafan. Salemba Medika, Jakarta.

17