makalah mobak kelompok 3
TRANSCRIPT
TUGAS TERSTRUKTURMOTOR BAKAR DAN MESIN PERTANIAN
SISTEM PENGAPIAN
Disusun Oleh:
Kelompok 3Hanis Adila Lestari A1H011011Rian Widhi Aprilianto A1H011012Yudha Achmad A1H011013Nur Fajri Fatoni R A1H011014Abdul Alim A A1H011015Yudya Cadita R A1H011016Febri Kristianto A1H011017Unggul Setiyoko A1H011019
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunianya. Sholawat beserta salamnya mari kita curah limpahkan kepada Nabi
Muhammad S.A.W. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah hasil
pembelajaran kuliah motor bakar, dengan judul “SISTEM PENGAPIAN
KENDARAAN “ yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan nilai US
(Ujian Semester).
Di dalam makalah ini tersusun beberapa informasi-informasi mengenai
pengertian sistem pengapian , menfaat sistem pengapian dan tentang permasalahan-
permasalahan sistem pengapian serta cara-cara mengatasi permasalahan-
permasalahan sistem pengapian.
Dalam pengerjaan makalah ini tim Penyusun menyadari bahwa masih jauh
dari kesempurnaan, oleh sebab itu dengan hati yang terbuka, Penyusun
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr,Wb.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring berjalanya waktu, di era saat ini Perkembangan dunia Otomotif
mengalami perkembangan yang begitu cepat, dan hal yang paling menonjol
perkembangannya adalah bagian sistem yang berkaitan dengan kelistrikan. Hal ini
terjadi karena bagian ini mudah untuk dilakukan inovasi. Namun kemudhan ini bukan
berarti bahwa mempelajari sistem ini mudah, tapi justru sebaliknya. Karena
kelistrikan itu sesuatu yang tidak terlihat, sehingga dalam mempelajarinya
memerlukan riset terlebih dahulu, dan jika tidak melakukan riset setidaknya pernah
melakukan uji coba sederhana. Seorang sarjana teknik pertanian, harus memilik
kemampuan dibidang ini. Karena mereka kedepannya merupakan calon –calon
pendidik dan bahkan tidak menutup kemungkinan akan bekerja di perusahaan–
perusahaan otomotif. dan apabila kemampuan ini tidak dimliki maka kita akan
tersingkirkan oleh lulusan-lulusan perguruan tinggi yang lain.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai sistem pengapian, dimana sistem
ini merupakan sistem yang sangat penting, karena tanpa sistem ini mobil tidak akan
dapat bergerak. Mobil bergerak karena ada proses pembakaran, pembakaran terjadi
karena ada suatu sistem yang membuat terjadinya proses pembakaran, dan sistem
tersebut adalah sistem pengapian .
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian fungsi sistem pengapian.
2. Mengetahui cara kerja sistem pengapian.
3. Mengetahui prinsip kerja sistem pengapian
4. Mengetahui nama komponen dan fungsinya.
5. Mengetahui gangguan yang terjadi pada sistem pengapian, penyebab dan
perbaikannya.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian
Ada tiga sarat suatu pembakaran dapat terjadi yakni ada bahan bakar, udara
dan ada api. Api dalam pembakaran tidak mungkin muncul dengan begitu saja, pasti
ada sebab kemunculannya. Untuk memunculkan api ini maka perlu dibuat suatu
sistem yang disebut sistem pengapian. Jadi sistem pengapian adalah suatu sistem
yang terdiri dari berbagai komponen yang memilki fungsi yang berbeda yang
dirangkai sedemikian rupa sehinga menjadi memiliki satu fungsi yakni memercikan
bunga api.
B. Fungsi Sistem Pengapian
Sistem pengapian pada motor bensin berfungsi mengatur proses pembakaran
campuran bensin dan udara di dalam silinder sesuai waktu yang sudah ditentukan
yaitu pada akhir langkah kompresi. Permulaan pembakaran diperlukan karena, pada
motor bensin pembakaran tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Pembakaran
campuran bensin-udara yang dikompresikan terjadi di dalam silinder setelah busi
memercikkan bunga api, sehingga diperoleh tenaga akibat pemuaian gas (eksplosif)
hasil pembakaran, mendorong piston ke TMB menjadi langkah usaha.
Sedangkan pada motor diesel udara dikompresikan dengan tekanan yang
tinggi sehingga menjadi sangat panas, dan bila bahan bakar disemprotkan ke dalam
selinder akan terbakar. Karena pada motor bensin proses pembakaran dimulai oleh
loncatan api tegangan tinggi yang dihasilkan oleh busi, beberapa metode diperlukan
untuk menghasilkanars tegangan tinggi yang diperlukan.
Sistem pengapian (ignition system) pada automobil berfungsi untuk menaikan
tegangan baterai menjadi 10 kV atau lebih dengan mempergunakan ignition coil dan
kemudian membagi-bagikan tegangan tinggi tersebut ke masing-masing busi melalui
distributor dan kabel tegangan tinggi. Tipe sistem pengapian ini di pergunakan pada
seluruh motor bensin untuk mobil modern.
Agar busi dapat memercikkan bunga api, maka diperlukan suatu sistem yang
bekerja secara akurat. Sistem pengapian terdiri dari berbagai komponen, yang bekerja
bersama-sama dalam waktu yang sangat cepat dan singkat.
C. Cara kerja sistem pengapian
Agar sistem pengapian bisa berfungsi secara optimal, maka sistem pengapian
harus memiliki kriteria seperti di bawah ini:
1. Percikan Bunga Api Harus Kuat
Pada saat campuran bensin-udara dikompresi di dalam silinder, maka
kesulitan utama yang terjadi adalah bunga api meloncat di antara celah elektroda busi
sangat sulit, hal ini disebabkan udara merupakan tahanan listrik dan tahanannya akan
naik pada saat dikompresikan. Tegangan listrik yang diperlukan harus cukup tinggi,
sehingga dapat membangkitkan bunga api yang kuat di antara celah elektroda busi
Terjadinya percikan bunga api yang kuat antara lain dipengaruhi oleh pembentukan
tegangan induksi yang dihasilkan oleh sistem pengapian. Semakin tinggi tegangan
yang dihasilkan, maka bunga api yang dihasilkan bisa semakin kuat. Namun secara
garis besar agar diperoleh tegangan induksi yang baik dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut ini:
a. Pemakaian koil pengapian yang sesuai
b. Pemakaian kondensor yang tepat
c. Penyetelan saat pengapian yang sesuai
d. Penyetelan celah busi yang tepat
e. Pemakaian tingkat panas busi yang tepat
f. Pemakaian kabel tegangan yang tepat
2. Saat Pengapian Harus Tepat
Untuk memperoleh pembakaran, maka campuran bensin-udara yang paling
tepat, maka saat pengapian harus sesuai dan tidak statis pada titik tertentu, saat
pengapian harus dapat berubah mengikuti berbagai perubahan kondisi operasional
mesin.
Saat Pengapian (Ignition Timing)
Saat pengapian dari campuran bensin dan udara adalah saat terjadinya
percikan bunga api busi beberapa derajat sebelum Titik Mati Atas (TMA) pada akhir
langkah kompresi. Saat terjadinya percikan waktunya harus ditentukan dengan tepat
supaya dapat membakar dengan sempurna campuran bensin dan udara agar dicapai
energi maksimum
Gambar 1. Batas TMA dan TMB piston
Setelah campuran bahan bakar dibakar oleh bunga api, maka diperlukan
waktu tertentu bagi api untuk merambat di dalam ruangan bakar. Oleh sebab itu akan
terjadi sedikit keterlambatan antara awal pembakaran dengan pencapaian tekanan
pembakaran maksimum. Dengan demikian, agar diperoleh output maksimum pada
engine dengan tekanan pembakaran mencapai titik tertinggi (sekitar 100 setelah
TMA), periode perambatan api harus diperhitungkan pada saat menentukan saat
pengapian (ignition timing). Karena diperlukannya waktu untuk perambatan api,
maka campuran bahan bakar – udara harus sudah dibakar sebelum TMA. Saat mulai
terjadinya pembakaran campuran bahan bakar dan udara tersebut disebut dengan saat
pengapian (ignition timing). Agar saat pengapian dapat disesuaikan dengan
kecepatan, beban mesin dan lainnya diperlukan peralatan untuk merubah (memajukan
atau memundurkan) saat pengapian. Salah satu diantaranya adalah dengan
menggunakan vacuum advancer dan governor advancer untuk pengapian
konvensional. Dalam sepeda motor biasanya disebut dengan unit pengatur saat
pengapian otomatis atau ATU (Automatic Timing Unit). ATU akan mengatur
pemajuan saat pengapian. Pada sepeda motor dengan sistem pengapian konvensional
(menggunakan platina) ATU diatur secara mekanik sedangkan pada sistem pengapian
elektronik ATU diatur secara elektronik.
3. Sistem Pengapian Harus Kuat dan Tahan
Sisem pengapian harus kuat dan tahan terhadap perubahan yang terjadi setiap
saat pada ruang mesin atau perubahan kondisi operasional kendaraan; harus tahan
terhadap getaran, panas, atau tahan terhadap tegangan tinggi yang dibangkitkan oleh
sistem pengapian itu sendiri. Komponen-komponen sistem pengapian seperti koil
pengapian, kondensor, kabel busi (kabel tegangan tinggi) dan busi harus dibuat
sedemikan rupa sehingga tahan pada berbagai kondisi. Misalnya dengan naiknya suhu
di sekitar mesin, busi harus tetap tahan (tidak meleleh) agar bisa terus memberikan
loncatan bunga api yang baik. Oleh karena itu, Pemilihan tipe busi harus benar-benar
tepat. Begitu pula dengan koil pengapian maupun kabel busi, walaupun terjadi
perubahan suhu yang cukup tinggi (misalnya karena mesin bekerja pada putaran
tinggi yang cukup lama), komponen tersebut harus mampu menghasilkan dan
menyalurkan tegangan tinggi (induksi) yang cukup. Pemilihan tipe koil hendaknya
tepat sesuai kondisi operasional sepeda motor yang digunakan.
D. Prinsip kerja sistem pengapian
Ketika kunci kontak dalam keadaan hidup, batrei akan mengalirkan arus
listrik bertegangan rendah sekitar 12 volt yang kemudian mengalir melewati kunci
kontak dan masuk kecoil pada kumparan primer. Selanjutnya ketika platina dalam
kondisi tertutup arus listrik akan mengalir kemassa dan ada juga yang menuju platina
lalu massa dan ada yang masuk kekondensor.
Kondensor berfungsi menyerap percikan yang terjadi diplatina pada saat
platina dalam kondisi terbuka, selain itu kondensor berfungsi untuk menyimpan arus
yang nantinya akan dipakai untuk mengalirkan arus pada saat pengapian. Jika platina
dalam kondisi terbuka listrik dari kumparan primer akan dialirkan kekumparan
sekunder, di bantu dengan arus yang berasal dari kondensor yang nantinya pada
kumparan sekunder akan terjadi induksi magnet yang akan mengubah arus rendah
dari batrei menjadi, tegengan tinggi puluhan ribu volt yang dialirkan ketutup
distributor melalui kabel tegangan tinggi, persyaratan dari kabel tegangan tinggi ialah
tahanannya tidak boleh melebihi 25 k.
Setelah itu arus listrik akan sebarkan ketiap silinder yang membutuhkan yang
disebarkan oleh rotor dan mengalir ketiap busi untuk menghasilkan percikan bunga
api, yang akan digunakan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar pada
akhir langkah kompresi ditiap-tiap silinder. Selain dari pada itu ada beberapa
komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk mempercepat waktu pengapian
sesuai dengan keadaan mesin, diantaranya ialah centrifugal advancer yang berfungsi
mempercepat saat pengapian sesuai dengan kecepatan mesin dan vacum adavancer
yang berfungsi mempercepat saat pengapian sesuai dengan beban yang dialami oleh
mesin.
Gambar 2. Aliran arus listrik saat kunci kontak ON, platina menutup.
Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai —> Kunci kontak —> Primer koil —> Platina —> Massa.
Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.
Gambar 3. Aliran arus saat platina terbuka
Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi
tegangan tinggi pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah ini:
Sekunder koil —> Kabel tegangan tinggi —> Tutup distributor —> Rotor —> Kabel
tegangan tinggi (kabel busi) —> Busi —> Massa.
Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati
tahanan udara antara elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi dan
menimbulkan percikan bunga api.
E. Nama Komponen dan Fungsinya
1. Baterai (Accumulator)
Berfungsi untuk menyediakan arus listrik tegangan rendah (biasanya 12 volt)
untuk ignition coil.
Gambar 4. Baterai.
2. Kunci Kontak
Pada sistem pengapian, kunci kontak diperlukan untuk memutushubungkan
rangkaian tegangan baterai ke koil pengapian terminal (15/IG/+) saat menghidupkan
atau mematikan mesin.
Gambar 5. Kunci kontak
Bila kunci kontak posisi (On/IG/15), maka arus dari baterai akan mengalir ke
terminal positif (+/15) koil pengapian, maka tegangan primer sistem pengapian siap
untuk bekerja.
3. Ignition Coil
Untuk menghasilkan percikan, listrik harus melompat melewati celah udara
yang terdapat di antara dua elektroda pada busi. Karena udara merupakan isolator
(penghantar listrik yang jelek), tegangan yang sangat tinggi dibutuhkan untuk
mengatasi tahanan dari celah udara tersebut, juga untuk mengatasi sistem itu sendiri
dan seluruh komponen sistem pengapian lainnya. Koil pengapian mengubah sumber
tegangan rendah dari baterai atau koil sumber (12 V) menjadi sumber tegangan tinggi
(10 KV atau lebih) yang diperlukan untuk menghasilkan loncatan bunga api yang
kuat pada celah busi dalam sistem pengapian.
Pada koil pengapian, kumparan primer dan sekunder digulung pada inti besi.
Kumparan-kumparan ini akan menaikkan tegangan yang diterima dari baterai
menjadi tegangan yang sangat tinggi melalui induksi elektromagnetik. Inti besi (core)
dikelilingi kumparan yang terbuat dari baja silicon tipis. Terdapat dua kumparan yaitu
sekunder dan primer di mana lilitan primer digulung oleh lilitan sekunder. Untuk
mencegah terjadinya hubungan singkat (short circuit) maka antara lapisan kumparan
disekat dengan kertas khusus yang mempunyai tahanan sekat yang tinggi. Ujung
kumparan primer dihubungkan dengan terminal negatif primer, sedangkan ujung
yang lainnya dihubungkan dengan terminal positif primer.
Kumparan sekunder dihubungkan dengan cara serupa di mana salah satunya
dihubungkan dengan kumparan primer lewat (pada) terminal positif primer yang
lainnya dihubungkan dengan tegangan tinggi malalui suatu pagas dan keduanya
digulung.
Gambar 6. Ignition Coil.
4. Contact breaker (platina)
Platina pada sistem pengapian berfungsi untuk memutushubungkan tegangan
baterai ke kumparan primer. Platina bekerja seperti switch (saklar) yang menyalurkan
supply listrik ke kumparan primer koil dan memutuskan aliran listrik untuk
menghasilkan induksi. Pembukaan dan penutupan platina digerakkan secara mekanis
oleh cam/nok yang menekan bagian tumit dari platina pada interval waktu yang
ditentukan.
Gambar 7. Konstruksi platina
Pada saat poros berputar maka nok akan mendorong lengan platina kearah
kontak membuka dan selanjutnya apabila nok terus berputar lebih jauh maka platina
akan kembali pada posisi menutup demikian seterusnya. Pada waktu platina menutup,
maka arus mengalir ke rangkaian primer sehingga inti besi pada koil pengapian akan
jadi magnet. Saat platina membuka, maka kemagnetan inti besi akan hilang dengan
tibatiba. Kehilangan kemagnetan pada inti besi tersebut akan dapat membangkitkan
tegangan tinggi (induksi) pada kumparan sekunder.
Tegangan tinggi akan disalurkan ke busi, sehingga timbul loncatan bunga api
pada celah elektroda busi untuk membakar campuran bensin dan udara pada akhir
langkah kompresi. Permukaan kontak platina dapat terbakar oleh percikan bunga api
tegangan tinggi yang dihasilkan oleh induksi diri pada kumparan primer, oleh karena
itu platina harus diperiksa dan diganti secara periodis. Karena platina sangat penting
untuk menentukan performa sistem pengapian (konvensional), maka dalam
pemeriksaannya perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Tahanan kontak platina
Oksidasi/kerak kotoran yang terjadi pada permukaan permukaan platina akan
semakin bertambah dan semakin buruk sebanding umur pemakaiannya.Bertambahnya
lapisan oksidasi membuat permukaanplatina semakin kasar/kotor dan memperbesar
tahanannya, sehingga aliran arus pada rangkaian primer koil menjadi berkurang.
Gemuk menempel pada permukaan celah kontak menyebabkan tahanan kontak
platina semakin bertambah, jika bahan ini melekat pada kontak platina, maka kontak
akan bertambah hangus oleh loncatan bunga api, sehingga menambah tahanan
kontak. Oleh karena itu, pada saat mengganti kontak platina harus diperhatikan agar
oli atau gemuk tidak menempel pada celah kotak. Usahakan selalu membersih-kan
celah kontak (air gap) saat akan melakukan pemasangan.
2. Celah Tumit Ebonit
Untuk menghindari aus yang terlalu cepat, sebaiknya beri gemuk pada tumit
ebonit tersebut. Jika tumit ebonit aus dapat menyebabkan platina tidak bisa terbuka
saat cam berputar sehingga sehingga tidak akan terjadi loncatan bunga api dan mesin
bisa mati.
3. Sudut Dwell
Sudut pengapian merupakan sudut yang diperlukan untuk satu kali pengapian
pada satu silinder motor. Di mana secara detail dapat diterangkan sebagai sudut putar
nok/cam saat platina mulai membuka sampai platina mulai membuka pada tonjolan
nok/kam berikutnya sudut dwell adalah lamanya posisi platina dalam keadaan
menutup.
Oleh karena dengan memperbesar celah platina sudut dwell menjadi kecil, dan
sebaliknya bila celah platina diperkecil maka sudut dwell akan menjadi besar. Sudut
dwell yang terlalu besar dapat menyebabkan kemungkinan percikan busi pada sistem
pengapian terlambat, putaran mesin kasar, tidak optimalnya fungsi kondenser, dan
sebagainya. Sedangkan sudut dwell yang terlalu kecil, dapat menyebabkan
kemungkinan percikan bunga api yang lemah/kecil, mesin overheating (mesin teralu
panas), performa mesin jelek dan sebagainya.
4. Distributor
Fungsi distributor membagi dan menyalurkan arus tegangan tinggi ke setiap
busi sesuai dengan urutan pengapian (FO)
Gambar 8. Distributor.
Bagian-bagian distributor :
• Cam (nok) berfungsi untuk membuka breaker point (platina) pada sudut
crankshaft (poros engkol) yang tepat pada masing-masing selinder.
• Breaker point (platina) berfungsi untuk memutuskan arus listrik yang mengalir
melalui kumparan primer dari ignition coil untuk menghasilkan arus tegangan
tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi magnet listrik
(eletromagnetic induction).
• Capasitor/kondensor berfungsi untuk menyerap bunga api yang terjadi antara
breaker point (pada platina) pada saat membuka dengan tujuan untuk menaikan
tegangan coil sekunder.
• Centrifugal Gavernor Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian
sesuai putaran mesin.
• Vacum Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan
beban mesin (vacun intake manifold).
• Rotor berfungsi untuk membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan
oleh ignition coil ke tiap-tiap busi.
• Distributor Cap berfungsi untuk membagi-bagikan arus listrik tegangan tinggi
dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing-masing selinder.
5. Kabel Tegangan Tinggi (High Tension Core)
Berfungsi untuk mengalirkan arus tegangan tinggi dari ignition coil ke busi.
6. Busi
Tegangan tinggi yang dihasilkan oleh kumparan sekunder koil pengapian,
setelah melalui rangkaian tegangan tinggi akan dikeluarkan diantara elektroda tengah
(elektroda positif) dan elektroda sisi (elektroda negatif) busi berupa percikan bunga
api.
Tujuan adanya busi dalam hal ini adalah untuk mengalirkan pulsa atau arus
tegangan tinggi dari tutup (terminal) busi ke bagian elektroda tengah ke elektroda sisi
melewati celah udara dan kemudian berakhir ke masa (ground).
Gambar 9. Busi.
Busi merupakan bagian (komponen) sistem pengapian yang bisa habis,
dirancang untuk melakukan tugas dalam waktu tertentu dan harus diganti dengan
yang baru jika busi sudah aus atau terkikis.
7. Kondensor
Saat arus primer mengalir akan terjadi hambatan pada arus tersebut, hal ini
disebabkan oleh induksi diri yang terjadi pada waktu arus mengalir pada kumparan
primer. Induksi diri tidak hanya terjadi pada waktu arus primer mengalir, akan tetapi
juga pada waktu arus primer diputuskan oleh platina saat mulai membuka. Pemutusan
arus primer yang tiba-tiba pada waktu platina membuka, menyebabkan bangkitnya
tegangan tinggi sekitar 500 V pada kumparan primer. Induksi diri tersebut,
menyebabkan sehingga arus prima tetap mengalir dalam bentuk bunga api pada celah
kontak.
Hal ini terjadi karena gerakan pemutusan platina cenderung lebih lambat
dibanding gerakan aliran listrik yang ingin terus melanjutkan alirannya ke
masa/ground. Jika terjadi loncatan bungai api pada platina tersebut saat platina mulai
membuka, maka pemutusan arus primer tidak terjadi dengan cepat, padahal tegangan
yang dibangkitkan pada kumparan sekunder naik bila pemutusan arus primer lebih
cepat. Untuk mencegah terjadinya loncatan bunga api pada platina seperti percikan
api pada busi, maka dipasang kondensor pada rangkaian pengapian. Pada umumnya
kondensor dipasang (dirangkai) secara paralel dengan platina.
Dengan adanya kondensor, maka induksi diri pada kumparan primer yang
terjadi waktu platina membuka, disimpan sementara pada kondensor, sekaligus akan
mempercepat pemutusan arus primer Kemampuan dari suatu kondensor ditunjukkan
oleh seberapa sebesar kapasitasnya. Kapasitas kondensor diukur am satuan mikro
farad (μf), misalnya kapasitor dengan kapasitas 0,22 μf atau 0,25 μf. Agar fungsi
kondensor bisa benar-benar mencegah terbakarnya platina karena adanya loncatan
bunga api pada paltina tersebut, maka kapasitas kondensor harus sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan.
F. Gangguan yang terjadi pada sistem pengapian, penyebab
dan perbaikanya
KEADAAN KEMUNGKINAN PENYEBAB PEMERIKSAAN ATAU
PERBAIKAN
1. Enjin berputar normal
tetapi gagal untuk start
- Tidak ada tegangan pada sistem
pengapian
- Sambungan modul pengapian
terputus, longgar atau korosi
- Sambungan primer tidak kuat
- Koil pengapian terputus atau
korslet
- Reluktor atau koil pikap rusak
- Modul pengapian rusak
- Periksa baterai, saklar pengapian,
kabel-kabel.
- Perbaiki jika perlu
- Bersihkan, ketatkan konektor
- Periksa koil, ganti jika rusak
- Ganti
- Ganti
- Tutup atau rotor rusak
- Sistem bahan bakar macet
- Kerusakan enjin
- Ganti
- Rujuk pada servis sistem bahan
bakar
- Rujuk pada servis enjin
2. Enjin mengeluar-kan
api balik (back fire) dan
gagal untuk start
Pengaturan waktu tidak tepat
Pengembunan pada tutup distributor
Tegangn bocor pada tutup distributor
Kabel sekunder tidak terhubung sesu-
ai urutan pengapian
Korslet antar kabel sekunder
- Setel pengaturan waktu
Keringkan tutup distributor
Ganti tutup distributor
Sambungkan dengan benar
Ganti kabel yang rusak
3. Enjin hidup tetapi
tersendat-sendat
Busi salah atau cacat
Tutup distributor atau rotor cacat
Kabel sekunder rusak
Koil rusak
Konektor jelek
Kebocoran pada tegangan tinggi
Mekanisme dini rusak
Sistem bahan bakar rusak
Bersihkan, setel celah atau ganti
Ganti
Ganti
Ganti
Bersihkan, ketatkan
Periksa tutup, rotor, kabel sekunder
Periksa, perbaiki atau ganti
Rujuk pada servis sistem bahan bakar
4. Enjin hidup tetapi ada
api balik
Pengaturan waktu tidak tepat
Pengapian tertukar
Kegagalan pada katup anti api balik
Nilai panas busi salah
Sistem injeksi udara tidak berfungsi
Enjin panas berlebihan
Sistem bahan bakar tidak memasok
perbandingan udara-bahan bakar
dengan tepat
Enjin tidak dapat difungsikan akibat
menumpuknya karbon pada katup
Setel pengaturan waktu
Periksa kabel, tutup distributor dan rotor
terhadap kebocoran jalur
Ganti
Pasang busi yan nilai panasnya sesuai
Periksa sistem injeksi udara
Lihat item 5
Rujuk pada servis sistem bahan bakar
Rujuk pada servis enjin
5. Enjin panas berle-bihan Pengaturan waktu terlambat
Cairan pendingin macet atau ganggu-
an pada sistem pendinginan
Pengaturan waktu katup terlambat
atau kondisi enjin yang lainnya
Setel pengaturan waktu
Rujuk pada servis sistem pendinginan
Rujuk pada servis enjin
6. Enjin kehilangan daya Pengaturan waktu tidak tepat
Gangguan seperti yang dijelaskan
pada item 3
Sistem pembuangan tersumbat
Oli enjin terlalu kental
Bahan bakar yang salah
Tahanan guling berlebihan
Setel pengaturan waktu
Bersihkan
Ganti, gunakan oli yang kekentalannya
sesuai
Gunakan bahan bakar yang benar
Periksa ban, rem, penjajaran
Lihat item 5
7. Terjadi
ketukan(knocking) lemah
pada enjin (ketukan
bunga api)
Pengaturan waktu tidak tepat
Bahan bakar salah
Nilai panas busi salah
Mekanisme dini tidak berfungsi
Karbon (arang) didalam silinder me-
numpuk
Setel pengaturan waktu
Gunakan bahan bakar yang tepat
Pasang busi yang tepat
Perbaiki atau ganti
Servis enjin
8. Busi rusak Isolator pecah/retak
Busi penuh jelaga
Busi putih atau abu-abu, dengan
isolator melepuh
Kondisi-kondisi yang lain
Pemasangan yang tidak hati-hati, pasang
busi yang baru
Pasang busi panas, perbaiki kondisi enjin
Pasang busi yang lebih dingin
Lihat bagian B.6
9. Enjin tiba-tiba hidup
atau mati suri
Solenoid idel diluar batas penyetelan
atau bahan bakar terhenti
Terdapat titik panas pada ruang
pembakaran
Enjin terlalu panas
Pengaturan waktu dini
Setel atau ganti
Servis enjin
Lihat item 5
Setel pengaturan wakt
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem pengapian adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen
yang memilki fungsi yang berbeda yang dirangkai sedemikian rupa sehinga
menjadi memiliki satu fungsi yakni memercikan bunga api.
2. Cara kerja system pengapian : Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai —> Kunci kontak —> Primer koil —> Platina —> Massa.
Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet. Saat
platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi
tegangan tinggi pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir
3. Komponen dan fungsi yang terdapat dalam system pengapian antara lain :
Baterai (Accumulator), kunci kontak, Ignition Coil, contac breaker (platina),
distributor, kabel tegangan tinggi, busi, kondensor.
4. Gangguan pada system pengapian diantaranya: Enjin berputar normal tetapi
gagal start, Enjin mengeluar-kan api balik (back fire) dan gagal untuk start,
dan Enjin hidup tetapi tersendat-sendat.
DAFTAR PUSTAKA
____. AHM (PT Astra Honda Motor). Pengetahuan Produk. Jakarta: Astra
Honda Training Centre.
AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda Supra X 125. Jakarta:
PT. Astra Honda Motor
AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda Astrea Prima. Jakarta: PT.
Astra Honda Motor
AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda Mega Pro. Jakarta: PT. Astra
Honda Motor
AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda PGM-FI Supra X 125.
Jakarta: PT. Astra Honda Motor
Bagian Publikasi Teknik (2002). Service Manual Yamaha Nouvo.
Indonesia: PT. Yamaha Motor Kencana indonesia
Boentarto. 1993. Cara Pemeriksaan Penyetelan dan Perawatan Sepeda
Motor. Yogyakarta: Penerbit Andi
Boentarto. 1995. Tanya Jawab Reparasi Sepeda Motor. Solo: CV. Aneka
Solo
Boentarto dan Dwi Haryanto. 2003. Kiat Praktis Jual Beli Sepeda Motor
Baru dan Bekas. Jakarta: Puspa swara.
B. Bisowarno. 1984. Kenalilah Sepeda Motor Anda. Bandung: Penerbit
Tarate.
Boentarto. 2002. Menghemat Bensin Sepeda Motor. Semarang: Effhar.
Bosch. ____. Bosch Spark Plugs and Spark Plug Wires ReferenceGuide.
Bosch
Coombs, Mathew (2002). Motorcycle Basics Techbook. 2nd Edition. USA:
Haynes Publishing
Daryanto. 1991. Motor Bakar untuk Mobil. Jakarta: PT.Rineka Cipta
NGK Sparkplug (USA) Inc. (2006). Racing Sparkplugs for Performance
Aplications. Http://www.ngksparkplugs.com Diakses pada Tanggal
12 April 2007.
R.S.Northop. 1995. Teknik Sepeda Motor. Bandung: Pustaka Setia
Saiman dan Boentarto. 1995. Teknik Servis Mesin 2 Langkah. Solo: CV
gunung Mas-Pekalongan.
Solihin, Iin dan Mulyadi (2003). Perbaikan Sistem Kelistrikan Otomotif .
Bandung: Armico
Sri dadi hardjono. 1997. Pertolongan Pertama pada Sepeda Motor.
Jakarta: puspa swara. Anggota IKAPI
Sudarminto. 1970. Motor Bakar untuk STM Bagian Mesin dan Umum.
Bandung: carya remadja
Suratman, M, Drs (2003). Servis dan Teknik Reparasi Sepeda Motor.
Bandung: CV Pustaka Grafika
TAM ____. Materi Pelajaran Engine Group Step 2. Jakarta: PT. Toyota
Astra Motor.