makalah mobak kelompok 3

35
TUGAS TERSTRUKTUR MOTOR BAKAR DAN MESIN PERTANIAN SISTEM PENGAPIAN Disusun Oleh: Kelompok 3 Hanis Adila Lestari A1H011011 Rian Widhi Aprilianto A1H011012 Yudha Achmad A1H011013 Nur Fajri Fatoni R A1H011014 Abdul Alim A A1H011015 Yudya Cadita R A1H011016 Febri Kristianto A1H011017 Unggul Setiyoko A1H011019

Upload: rizki-hardi

Post on 27-Dec-2015

46 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Mobak Kelompok 3

TUGAS TERSTRUKTURMOTOR BAKAR DAN MESIN PERTANIAN

SISTEM PENGAPIAN

Disusun Oleh:

Kelompok 3Hanis Adila Lestari A1H011011Rian Widhi Aprilianto A1H011012Yudha Achmad A1H011013Nur Fajri Fatoni R A1H011014Abdul Alim A A1H011015Yudya Cadita R A1H011016Febri Kristianto A1H011017Unggul Setiyoko A1H011019

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO

2013

Page 2: Makalah Mobak Kelompok 3

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada allah SWT atas limpahan rahmat dan

karunianya. Sholawat beserta salamnya mari kita curah limpahkan kepada Nabi

Muhammad S.A.W. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah hasil

pembelajaran kuliah motor bakar, dengan judul  “SISTEM PENGAPIAN

KENDARAAN “ yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan nilai US

(Ujian Semester).

Di dalam makalah ini tersusun beberapa informasi-informasi mengenai

pengertian sistem pengapian , menfaat sistem pengapian dan tentang permasalahan-

permasalahan sistem pengapian serta cara-cara mengatasi permasalahan-

permasalahan sistem pengapian.

Dalam pengerjaan makalah ini tim Penyusun menyadari bahwa masih jauh

dari kesempurnaan, oleh sebab itu dengan hati yang terbuka, Penyusun

mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr,Wb.

Page 3: Makalah Mobak Kelompok 3

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring berjalanya waktu, di era saat ini Perkembangan dunia Otomotif

mengalami perkembangan yang begitu cepat, dan hal yang paling menonjol

perkembangannya adalah bagian sistem yang berkaitan dengan kelistrikan. Hal ini

terjadi karena bagian ini mudah untuk dilakukan inovasi. Namun kemudhan ini bukan

berarti bahwa mempelajari sistem ini mudah, tapi justru sebaliknya. Karena

kelistrikan itu sesuatu yang tidak terlihat, sehingga dalam mempelajarinya

memerlukan riset terlebih dahulu, dan jika tidak melakukan riset setidaknya pernah

melakukan uji coba sederhana. Seorang sarjana teknik pertanian, harus memilik

kemampuan dibidang ini. Karena mereka kedepannya merupakan calon –calon

pendidik dan bahkan tidak menutup kemungkinan akan bekerja di perusahaan–

perusahaan otomotif. dan apabila kemampuan ini tidak dimliki maka kita akan

tersingkirkan oleh lulusan-lulusan perguruan tinggi yang lain.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai sistem pengapian, dimana sistem

ini merupakan sistem yang sangat penting, karena tanpa sistem ini mobil tidak akan

dapat bergerak. Mobil bergerak karena ada proses pembakaran, pembakaran terjadi

karena ada suatu sistem yang membuat terjadinya proses pembakaran, dan sistem

tersebut adalah sistem pengapian . 

Page 4: Makalah Mobak Kelompok 3

B. Tujuan

1. Mengetahui pengertian fungsi sistem pengapian.

2. Mengetahui cara kerja sistem pengapian.

3. Mengetahui prinsip kerja sistem pengapian

4. Mengetahui nama komponen dan fungsinya.

5. Mengetahui gangguan yang terjadi pada sistem pengapian, penyebab dan

perbaikannya.

Page 5: Makalah Mobak Kelompok 3

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian

Ada tiga sarat suatu pembakaran dapat terjadi yakni ada bahan bakar, udara

dan ada api. Api dalam pembakaran tidak mungkin muncul dengan begitu saja, pasti

ada sebab kemunculannya. Untuk memunculkan api ini maka perlu dibuat suatu

sistem yang disebut sistem pengapian. Jadi sistem pengapian adalah suatu sistem

yang terdiri dari berbagai komponen yang memilki fungsi yang berbeda yang

dirangkai sedemikian rupa sehinga menjadi memiliki satu fungsi yakni memercikan

bunga api.

B. Fungsi Sistem Pengapian

Sistem pengapian pada motor bensin berfungsi mengatur proses pembakaran

campuran bensin dan udara di dalam silinder sesuai waktu yang sudah ditentukan

yaitu pada akhir langkah kompresi. Permulaan pembakaran diperlukan karena, pada

motor bensin pembakaran tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Pembakaran

campuran bensin-udara yang dikompresikan terjadi di dalam silinder setelah busi

memercikkan bunga api, sehingga diperoleh tenaga akibat pemuaian gas (eksplosif)

hasil pembakaran, mendorong piston ke TMB menjadi langkah usaha.

Sedangkan pada motor diesel udara dikompresikan dengan tekanan yang

tinggi sehingga menjadi sangat panas, dan bila bahan bakar disemprotkan ke dalam

selinder akan terbakar. Karena pada motor bensin proses pembakaran dimulai oleh

loncatan api tegangan tinggi yang dihasilkan oleh busi, beberapa metode diperlukan

untuk menghasilkanars tegangan tinggi yang diperlukan.

Sistem pengapian (ignition system) pada automobil berfungsi untuk menaikan

tegangan baterai menjadi 10 kV atau lebih dengan mempergunakan ignition coil dan

kemudian membagi-bagikan tegangan tinggi tersebut ke masing-masing busi melalui

Page 6: Makalah Mobak Kelompok 3

distributor dan kabel tegangan tinggi. Tipe sistem pengapian ini di pergunakan pada

seluruh motor bensin untuk mobil modern.

Agar busi dapat memercikkan bunga api, maka diperlukan suatu sistem yang

bekerja secara akurat. Sistem pengapian terdiri dari berbagai komponen, yang bekerja

bersama-sama dalam waktu yang sangat cepat dan singkat.

C. Cara kerja sistem pengapian

Agar sistem pengapian bisa berfungsi secara optimal, maka sistem pengapian

harus memiliki kriteria seperti di bawah ini:

1. Percikan Bunga Api Harus Kuat

Pada saat campuran bensin-udara dikompresi di dalam silinder, maka

kesulitan utama yang terjadi adalah bunga api meloncat di antara celah elektroda busi

sangat sulit, hal ini disebabkan udara merupakan tahanan listrik dan tahanannya akan

naik pada saat dikompresikan. Tegangan listrik yang diperlukan harus cukup tinggi,

sehingga dapat membangkitkan bunga api yang kuat di antara celah elektroda busi

Terjadinya percikan bunga api yang kuat antara lain dipengaruhi oleh pembentukan

tegangan induksi yang dihasilkan oleh sistem pengapian. Semakin tinggi tegangan

yang dihasilkan, maka bunga api yang dihasilkan bisa semakin kuat.  Namun secara

garis besar agar diperoleh tegangan induksi yang baik dipengaruhi oleh faktor-faktor

berikut ini:

a. Pemakaian koil pengapian yang sesuai

b. Pemakaian kondensor yang tepat

c. Penyetelan saat pengapian yang sesuai

d. Penyetelan celah busi yang tepat

e. Pemakaian tingkat panas busi yang tepat

f. Pemakaian kabel tegangan yang tepat

Page 7: Makalah Mobak Kelompok 3

2. Saat Pengapian Harus Tepat

Untuk memperoleh pembakaran, maka campuran bensin-udara yang paling

tepat, maka saat pengapian harus sesuai dan tidak statis pada titik tertentu, saat

pengapian harus dapat berubah mengikuti berbagai perubahan kondisi operasional

mesin.

Saat Pengapian (Ignition Timing)

Saat pengapian dari campuran bensin dan udara adalah saat terjadinya

percikan bunga api busi beberapa derajat sebelum Titik Mati Atas (TMA) pada akhir

langkah kompresi. Saat terjadinya percikan waktunya harus ditentukan dengan tepat

supaya dapat membakar dengan sempurna campuran bensin dan udara agar dicapai

energi maksimum

Gambar 1. Batas TMA dan TMB piston

Setelah campuran bahan bakar dibakar oleh bunga api, maka diperlukan

waktu tertentu bagi api untuk merambat di dalam ruangan bakar. Oleh sebab itu akan

terjadi sedikit keterlambatan antara awal pembakaran dengan pencapaian tekanan

pembakaran maksimum. Dengan demikian, agar diperoleh output maksimum pada

engine dengan tekanan pembakaran mencapai titik tertinggi (sekitar 100 setelah

TMA), periode perambatan api harus diperhitungkan pada saat menentukan saat

pengapian (ignition timing). Karena diperlukannya waktu untuk perambatan api,

maka campuran bahan bakar – udara harus sudah dibakar sebelum TMA. Saat mulai

terjadinya pembakaran campuran bahan bakar dan udara tersebut disebut dengan saat

Page 8: Makalah Mobak Kelompok 3

pengapian (ignition timing). Agar saat pengapian dapat disesuaikan dengan

kecepatan, beban mesin dan lainnya diperlukan peralatan untuk merubah (memajukan

atau memundurkan) saat pengapian. Salah satu diantaranya adalah dengan

menggunakan vacuum advancer dan governor advancer untuk pengapian

konvensional. Dalam sepeda motor biasanya disebut dengan unit pengatur saat

pengapian otomatis atau ATU (Automatic Timing Unit). ATU akan mengatur

pemajuan saat pengapian. Pada sepeda motor dengan sistem pengapian konvensional

(menggunakan platina) ATU diatur secara mekanik sedangkan pada sistem pengapian

elektronik ATU diatur secara elektronik.

3. Sistem Pengapian Harus Kuat dan Tahan

Sisem pengapian harus kuat dan tahan terhadap perubahan yang terjadi setiap

saat pada ruang mesin atau perubahan kondisi operasional kendaraan; harus tahan

terhadap getaran, panas, atau tahan terhadap tegangan tinggi yang dibangkitkan oleh

sistem pengapian itu sendiri. Komponen-komponen sistem pengapian seperti koil

pengapian, kondensor, kabel busi (kabel tegangan tinggi) dan busi harus dibuat

sedemikan rupa sehingga tahan pada berbagai kondisi. Misalnya dengan naiknya suhu

di sekitar mesin, busi harus tetap tahan (tidak meleleh) agar bisa terus memberikan

loncatan bunga api yang baik. Oleh karena itu, Pemilihan tipe busi harus benar-benar

tepat. Begitu pula dengan koil pengapian maupun kabel busi, walaupun terjadi

perubahan suhu yang cukup tinggi (misalnya karena mesin bekerja pada putaran

tinggi yang cukup lama), komponen tersebut harus mampu menghasilkan dan

menyalurkan tegangan tinggi (induksi) yang cukup. Pemilihan tipe koil hendaknya

tepat sesuai kondisi operasional sepeda motor yang digunakan.

D. Prinsip kerja sistem pengapian

Ketika kunci kontak dalam keadaan hidup, batrei akan mengalirkan arus

listrik bertegangan rendah sekitar 12 volt yang kemudian mengalir melewati kunci

kontak dan masuk kecoil pada kumparan primer. Selanjutnya ketika platina dalam

Page 9: Makalah Mobak Kelompok 3

kondisi tertutup arus listrik akan mengalir kemassa dan ada juga yang menuju platina

lalu massa dan ada yang masuk kekondensor.

Kondensor berfungsi menyerap percikan yang terjadi diplatina pada saat

platina dalam kondisi terbuka, selain itu kondensor berfungsi untuk menyimpan arus

yang nantinya akan dipakai untuk mengalirkan arus pada saat pengapian. Jika platina

dalam kondisi terbuka listrik dari kumparan primer akan dialirkan kekumparan

sekunder, di bantu dengan arus yang berasal dari kondensor yang nantinya pada

kumparan sekunder akan terjadi induksi magnet yang akan mengubah arus rendah

dari batrei menjadi, tegengan tinggi puluhan ribu volt yang dialirkan ketutup

distributor melalui kabel tegangan tinggi, persyaratan dari kabel tegangan tinggi ialah

tahanannya tidak boleh melebihi 25 k.

Setelah itu arus listrik akan sebarkan ketiap silinder yang membutuhkan yang

disebarkan oleh rotor dan mengalir ketiap busi untuk menghasilkan percikan bunga

api, yang akan digunakan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar pada

akhir langkah kompresi ditiap-tiap silinder. Selain dari pada itu ada beberapa

komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk mempercepat waktu pengapian

sesuai dengan keadaan mesin, diantaranya ialah centrifugal advancer yang berfungsi

mempercepat saat pengapian sesuai dengan kecepatan mesin dan vacum adavancer

yang berfungsi mempercepat saat pengapian sesuai dengan beban yang dialami oleh

mesin.

Page 10: Makalah Mobak Kelompok 3

Gambar 2. Aliran arus listrik saat kunci kontak ON, platina menutup.

Aliran arusnya adalah sebagai berikut:

Baterai —> Kunci kontak —> Primer koil —> Platina —> Massa.

Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.

Gambar 3. Aliran arus saat platina terbuka

Page 11: Makalah Mobak Kelompok 3

Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi

tegangan tinggi pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah ini:

Sekunder koil —> Kabel tegangan tinggi —> Tutup distributor —> Rotor —> Kabel

tegangan tinggi (kabel busi) —> Busi —> Massa.

Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati

tahanan udara antara elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi dan

menimbulkan percikan bunga api.

E. Nama Komponen dan Fungsinya

1. Baterai (Accumulator)

Berfungsi untuk menyediakan arus listrik tegangan rendah (biasanya 12 volt)

untuk ignition coil.

Gambar 4. Baterai.

2. Kunci Kontak

Pada sistem pengapian, kunci kontak diperlukan untuk memutushubungkan

rangkaian tegangan baterai ke koil pengapian terminal (15/IG/+) saat menghidupkan

atau mematikan mesin.

Gambar 5. Kunci kontak

Page 12: Makalah Mobak Kelompok 3

Bila kunci kontak posisi (On/IG/15), maka arus dari baterai akan mengalir ke

terminal positif (+/15) koil pengapian, maka tegangan primer sistem pengapian siap

untuk bekerja.

3. Ignition Coil

Untuk menghasilkan percikan, listrik harus melompat melewati celah udara

yang terdapat di antara dua elektroda pada busi. Karena udara merupakan isolator

(penghantar listrik yang jelek), tegangan yang sangat tinggi dibutuhkan untuk

mengatasi tahanan dari celah udara tersebut, juga untuk mengatasi sistem itu sendiri

dan seluruh komponen sistem pengapian lainnya. Koil pengapian mengubah sumber

tegangan rendah dari baterai atau koil sumber (12 V) menjadi sumber tegangan tinggi

(10 KV atau lebih) yang diperlukan untuk menghasilkan loncatan bunga api yang

kuat pada celah busi dalam sistem pengapian.

Pada koil pengapian, kumparan primer dan sekunder digulung pada inti besi.

Kumparan-kumparan ini akan menaikkan tegangan yang diterima dari baterai

menjadi tegangan yang sangat tinggi melalui induksi elektromagnetik. Inti besi (core)

dikelilingi kumparan yang terbuat dari baja silicon tipis. Terdapat dua kumparan yaitu

sekunder dan primer di mana lilitan primer digulung oleh lilitan sekunder. Untuk

mencegah terjadinya hubungan singkat (short circuit) maka antara lapisan kumparan

disekat dengan kertas khusus yang mempunyai tahanan sekat yang tinggi. Ujung

kumparan primer dihubungkan dengan terminal negatif primer, sedangkan ujung

yang lainnya dihubungkan dengan terminal positif primer.

Kumparan sekunder dihubungkan dengan cara serupa di mana salah satunya

dihubungkan dengan kumparan primer lewat (pada) terminal positif primer yang

lainnya dihubungkan dengan tegangan tinggi malalui suatu pagas dan keduanya

digulung.

Page 13: Makalah Mobak Kelompok 3

Gambar 6. Ignition Coil.

4. Contact breaker (platina)

Platina pada sistem pengapian berfungsi untuk memutushubungkan tegangan

baterai ke kumparan primer. Platina bekerja seperti switch (saklar) yang menyalurkan

supply listrik ke kumparan primer koil dan memutuskan aliran listrik untuk

menghasilkan induksi. Pembukaan dan penutupan platina digerakkan secara mekanis

oleh cam/nok yang menekan bagian tumit dari platina pada interval waktu yang

ditentukan.

Gambar 7. Konstruksi platina

Pada saat poros berputar maka nok akan mendorong lengan platina kearah

kontak membuka dan selanjutnya apabila nok terus berputar lebih jauh maka platina

akan kembali pada posisi menutup demikian seterusnya. Pada waktu platina menutup,

maka arus mengalir ke rangkaian primer sehingga inti besi pada koil pengapian akan

jadi magnet. Saat platina membuka, maka kemagnetan inti besi akan hilang dengan

Page 14: Makalah Mobak Kelompok 3

tibatiba. Kehilangan kemagnetan pada inti besi tersebut akan dapat membangkitkan

tegangan tinggi (induksi) pada kumparan sekunder.

Tegangan tinggi akan disalurkan ke busi, sehingga timbul loncatan bunga api

pada celah elektroda busi untuk membakar campuran bensin dan udara pada akhir

langkah kompresi. Permukaan kontak platina dapat terbakar oleh percikan bunga api

tegangan tinggi yang dihasilkan oleh induksi diri pada kumparan primer, oleh karena

itu platina harus diperiksa dan diganti secara periodis. Karena platina sangat penting

untuk menentukan performa sistem pengapian (konvensional), maka dalam

pemeriksaannya perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Tahanan kontak platina

Oksidasi/kerak kotoran yang terjadi pada permukaan permukaan platina akan

semakin bertambah dan semakin buruk sebanding umur pemakaiannya.Bertambahnya

lapisan oksidasi membuat permukaanplatina semakin kasar/kotor dan memperbesar

tahanannya, sehingga aliran arus pada rangkaian primer koil menjadi berkurang.

Gemuk menempel pada permukaan celah kontak menyebabkan tahanan kontak

platina semakin bertambah, jika bahan ini melekat pada kontak platina, maka kontak

akan bertambah hangus oleh loncatan bunga api, sehingga menambah tahanan

kontak. Oleh karena itu, pada saat mengganti kontak platina harus diperhatikan agar

oli atau gemuk tidak menempel pada celah kotak. Usahakan selalu membersih-kan

celah kontak (air gap) saat akan melakukan pemasangan.

2. Celah Tumit Ebonit

Untuk menghindari aus yang terlalu cepat, sebaiknya beri gemuk pada tumit

ebonit tersebut. Jika tumit ebonit aus dapat menyebabkan platina tidak bisa terbuka

saat cam berputar sehingga sehingga tidak akan terjadi loncatan bunga api dan mesin

bisa mati.

3. Sudut Dwell

Sudut pengapian merupakan sudut yang diperlukan untuk satu kali pengapian

pada satu silinder motor. Di mana secara detail dapat diterangkan sebagai sudut putar

nok/cam saat platina mulai membuka sampai platina mulai membuka pada tonjolan

Page 15: Makalah Mobak Kelompok 3

nok/kam berikutnya sudut dwell adalah lamanya posisi platina dalam keadaan

menutup.

Oleh karena dengan memperbesar celah platina sudut dwell menjadi kecil, dan

sebaliknya bila celah platina diperkecil maka sudut dwell akan menjadi besar. Sudut

dwell yang terlalu besar dapat menyebabkan kemungkinan percikan busi pada sistem

pengapian terlambat, putaran mesin kasar, tidak optimalnya fungsi kondenser, dan

sebagainya. Sedangkan sudut dwell yang terlalu kecil, dapat menyebabkan

kemungkinan percikan bunga api yang lemah/kecil, mesin overheating (mesin teralu

panas), performa mesin jelek dan sebagainya.

4. Distributor 

Fungsi distributor membagi dan menyalurkan arus tegangan tinggi ke setiap

busi sesuai dengan urutan pengapian (FO)

Gambar 8. Distributor.

Bagian-bagian distributor :

• Cam (nok) berfungsi untuk membuka breaker point (platina) pada sudut

crankshaft (poros engkol) yang tepat pada masing-masing selinder.

• Breaker point (platina) berfungsi untuk memutuskan arus listrik yang mengalir

melalui kumparan primer dari ignition coil untuk menghasilkan arus tegangan

tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi magnet listrik

(eletromagnetic induction).

Page 16: Makalah Mobak Kelompok 3

• Capasitor/kondensor berfungsi untuk menyerap bunga api yang terjadi antara

breaker point (pada platina) pada saat membuka dengan tujuan untuk menaikan

tegangan coil sekunder.

• Centrifugal Gavernor Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian

sesuai putaran mesin.

• Vacum Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan

beban mesin (vacun intake manifold).

• Rotor berfungsi untuk membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan

oleh ignition coil ke tiap-tiap busi.

• Distributor Cap berfungsi untuk membagi-bagikan arus listrik tegangan tinggi

dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing-masing selinder.

5. Kabel Tegangan Tinggi (High Tension Core)

Berfungsi untuk mengalirkan arus tegangan tinggi dari ignition coil ke busi.

6. Busi

Tegangan tinggi yang dihasilkan oleh kumparan sekunder koil pengapian,

setelah melalui rangkaian tegangan tinggi akan dikeluarkan diantara elektroda tengah

(elektroda positif) dan elektroda sisi (elektroda negatif) busi berupa percikan bunga

api.

Tujuan adanya busi dalam hal ini adalah untuk mengalirkan pulsa atau arus

tegangan tinggi dari tutup (terminal) busi ke bagian elektroda tengah ke elektroda sisi

melewati celah udara dan kemudian berakhir ke masa (ground).

Page 17: Makalah Mobak Kelompok 3

Gambar 9. Busi.

Busi merupakan bagian (komponen) sistem pengapian yang bisa habis,

dirancang untuk melakukan tugas dalam waktu tertentu dan harus diganti dengan

yang baru jika busi sudah aus atau terkikis.

7. Kondensor

Saat arus primer mengalir akan terjadi hambatan pada arus tersebut, hal ini

disebabkan oleh induksi diri yang terjadi pada waktu arus mengalir pada kumparan

primer. Induksi diri tidak hanya terjadi pada waktu arus primer mengalir, akan tetapi

juga pada waktu arus primer diputuskan oleh platina saat mulai membuka. Pemutusan

arus primer yang tiba-tiba pada waktu platina membuka, menyebabkan bangkitnya

tegangan tinggi sekitar 500 V pada kumparan primer. Induksi diri tersebut,

menyebabkan sehingga arus prima tetap mengalir dalam bentuk bunga api pada celah

kontak.

Hal ini terjadi karena gerakan pemutusan platina cenderung lebih lambat

dibanding gerakan aliran listrik yang ingin terus melanjutkan alirannya ke

masa/ground. Jika terjadi loncatan bungai api pada platina tersebut saat platina mulai

membuka, maka pemutusan arus primer tidak terjadi dengan cepat, padahal tegangan

yang dibangkitkan pada kumparan sekunder naik bila pemutusan arus primer lebih

cepat. Untuk mencegah terjadinya loncatan bunga api pada platina seperti percikan

Page 18: Makalah Mobak Kelompok 3

api pada busi, maka dipasang kondensor pada rangkaian pengapian. Pada umumnya

kondensor dipasang (dirangkai) secara paralel dengan platina.

Dengan adanya kondensor, maka induksi diri pada kumparan primer yang

terjadi waktu platina membuka, disimpan sementara pada kondensor, sekaligus akan

mempercepat pemutusan arus primer Kemampuan dari suatu kondensor ditunjukkan

oleh seberapa sebesar kapasitasnya. Kapasitas kondensor diukur am satuan mikro

farad (μf), misalnya kapasitor dengan kapasitas 0,22 μf atau 0,25 μf. Agar fungsi

kondensor bisa benar-benar mencegah terbakarnya platina karena adanya loncatan

bunga api pada paltina tersebut, maka kapasitas kondensor harus sesuai dengan

spesifikasi yang telah ditentukan.

F. Gangguan  yang terjadi pada sistem pengapian, penyebab

dan    perbaikanya

KEADAAN KEMUNGKINAN PENYEBAB PEMERIKSAAN ATAU

PERBAIKAN

1. Enjin berputar normal

tetapi gagal untuk start

- Tidak ada tegangan pada sistem

pengapian

- Sambungan modul pengapian

terputus, longgar atau korosi

- Sambungan primer tidak kuat

- Koil pengapian terputus atau

korslet

- Reluktor atau koil pikap rusak

- Modul pengapian rusak

- Periksa baterai, saklar pengapian,

kabel-kabel.

- Perbaiki jika perlu

- Bersihkan, ketatkan konektor

- Periksa koil, ganti jika rusak

- Ganti

- Ganti

Page 19: Makalah Mobak Kelompok 3

- Tutup atau rotor rusak

- Sistem bahan bakar macet

- Kerusakan enjin

- Ganti

- Rujuk pada servis sistem bahan

bakar

- Rujuk pada servis enjin

2. Enjin mengeluar-kan

api balik (back fire) dan

gagal untuk start

Pengaturan waktu tidak tepat

Pengembunan pada tutup distributor

Tegangn bocor pada tutup distributor

Kabel sekunder tidak terhubung sesu-

ai urutan pengapian

Korslet antar kabel sekunder

- Setel pengaturan waktu

Keringkan tutup distributor

Ganti tutup distributor

Sambungkan dengan benar

Ganti kabel yang rusak

3. Enjin hidup tetapi

tersendat-sendat

Busi salah atau cacat

Tutup distributor  atau rotor cacat

Kabel sekunder rusak

Koil rusak

Konektor jelek

Kebocoran pada tegangan tinggi

Mekanisme dini rusak

Sistem bahan bakar rusak

Bersihkan, setel celah atau ganti

Ganti

Ganti

Ganti

Bersihkan, ketatkan

Periksa tutup, rotor, kabel sekunder

Periksa, perbaiki atau ganti

Rujuk pada servis sistem bahan bakar

4. Enjin hidup tetapi ada

api balik

Pengaturan waktu tidak tepat

Pengapian tertukar

Kegagalan pada katup anti api balik

Nilai panas busi salah

Sistem injeksi udara tidak berfungsi

Enjin panas berlebihan

Sistem bahan bakar tidak memasok

perbandingan udara-bahan bakar

dengan tepat

Enjin tidak dapat difungsikan akibat

menumpuknya karbon pada katup

Setel pengaturan waktu

Periksa kabel, tutup distributor dan rotor

terhadap kebocoran jalur

Ganti

Pasang busi yan nilai panasnya sesuai

Periksa sistem injeksi udara

Lihat item 5

Rujuk pada servis sistem bahan bakar

 Rujuk pada servis enjin

Page 20: Makalah Mobak Kelompok 3

5. Enjin panas berle-bihan Pengaturan waktu terlambat

Cairan pendingin macet atau ganggu-

an pada sistem pendinginan

Pengaturan waktu katup terlambat

atau kondisi enjin yang lainnya

Setel pengaturan waktu

Rujuk pada servis sistem pendinginan

Rujuk pada servis enjin

6. Enjin kehilangan daya Pengaturan waktu tidak tepat

Gangguan seperti yang dijelaskan

pada item 3

Sistem pembuangan tersumbat

Oli enjin terlalu kental

Bahan bakar yang salah

Tahanan guling berlebihan

Setel pengaturan waktu

Bersihkan

Ganti, gunakan oli yang kekentalannya

sesuai

Gunakan bahan bakar yang benar

Periksa ban, rem, penjajaran

Lihat item 5

7. Terjadi

ketukan(knocking) lemah

pada enjin (ketukan

bunga api)

Pengaturan waktu tidak tepat

Bahan bakar salah

Nilai panas busi salah

Mekanisme dini tidak berfungsi

Karbon  (arang) didalam silinder me-

numpuk

Setel pengaturan waktu

Gunakan bahan bakar yang tepat

Pasang busi yang tepat

Perbaiki atau ganti

  Servis enjin

8. Busi rusak Isolator pecah/retak

Busi penuh jelaga

Busi putih atau abu-abu, dengan

isolator melepuh

Kondisi-kondisi yang lain

Pemasangan yang tidak hati-hati, pasang

busi yang baru

Pasang busi panas, perbaiki kondisi enjin

Pasang busi yang lebih dingin

Lihat bagian B.6

9. Enjin tiba-tiba hidup

atau mati suri

Solenoid idel diluar batas penyetelan

atau bahan bakar terhenti

Terdapat titik panas pada ruang

pembakaran

Enjin terlalu panas

Pengaturan waktu dini

Setel atau ganti

Servis enjin

Lihat item 5

Setel pengaturan wakt

Page 21: Makalah Mobak Kelompok 3

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sistem pengapian adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen

yang memilki fungsi yang berbeda yang dirangkai sedemikian rupa sehinga

menjadi memiliki satu fungsi yakni memercikan bunga api.

2. Cara kerja system pengapian : Aliran arusnya adalah sebagai berikut:

Baterai —> Kunci kontak —> Primer koil —> Platina —> Massa.

Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet. Saat

platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi

tegangan tinggi pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir

3. Komponen dan fungsi yang terdapat dalam system pengapian antara lain :

Baterai (Accumulator), kunci kontak, Ignition Coil, contac breaker (platina),

distributor, kabel tegangan tinggi, busi, kondensor.

4. Gangguan pada system pengapian diantaranya: Enjin berputar normal tetapi

gagal start, Enjin mengeluar-kan api balik (back fire) dan gagal untuk start,

dan Enjin hidup tetapi tersendat-sendat.

Page 22: Makalah Mobak Kelompok 3

DAFTAR PUSTAKA

____. AHM (PT Astra Honda Motor). Pengetahuan Produk. Jakarta: Astra

Honda Training Centre.

AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda Supra X 125. Jakarta:

PT. Astra Honda Motor

AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda Astrea Prima. Jakarta: PT.

Astra Honda Motor

AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda Mega Pro. Jakarta: PT. Astra

Honda Motor

AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda PGM-FI Supra X 125.

Jakarta: PT. Astra Honda Motor

Bagian Publikasi Teknik (2002). Service Manual Yamaha Nouvo.

Indonesia: PT. Yamaha Motor Kencana indonesia

Boentarto. 1993. Cara Pemeriksaan Penyetelan dan Perawatan Sepeda

Motor. Yogyakarta: Penerbit Andi

Boentarto. 1995. Tanya Jawab Reparasi Sepeda Motor. Solo: CV. Aneka

Page 23: Makalah Mobak Kelompok 3

Solo

Boentarto dan Dwi Haryanto. 2003. Kiat Praktis Jual Beli Sepeda Motor

Baru dan Bekas. Jakarta: Puspa swara.

B. Bisowarno. 1984. Kenalilah Sepeda Motor Anda. Bandung: Penerbit

Tarate.

Boentarto. 2002. Menghemat Bensin Sepeda Motor. Semarang: Effhar.

Bosch. ____. Bosch Spark Plugs and Spark Plug Wires ReferenceGuide.

Bosch

Coombs, Mathew (2002). Motorcycle Basics Techbook. 2nd Edition. USA:

Haynes Publishing

Daryanto. 1991. Motor Bakar untuk Mobil. Jakarta: PT.Rineka Cipta

NGK Sparkplug (USA) Inc. (2006). Racing Sparkplugs for Performance

Aplications. Http://www.ngksparkplugs.com Diakses pada Tanggal

12 April 2007.

R.S.Northop. 1995. Teknik Sepeda Motor. Bandung: Pustaka Setia

Saiman dan Boentarto. 1995. Teknik Servis Mesin 2 Langkah. Solo: CV

gunung Mas-Pekalongan.

Solihin, Iin dan Mulyadi (2003). Perbaikan Sistem Kelistrikan Otomotif .

Bandung: Armico

Sri dadi hardjono. 1997. Pertolongan Pertama pada Sepeda Motor.

Jakarta: puspa swara. Anggota IKAPI

Sudarminto. 1970. Motor Bakar untuk STM Bagian Mesin dan Umum.

Page 24: Makalah Mobak Kelompok 3

Bandung: carya remadja

Suratman, M, Drs (2003). Servis dan Teknik Reparasi Sepeda Motor.

Bandung: CV Pustaka Grafika

TAM ____. Materi Pelajaran Engine Group Step 2. Jakarta: PT. Toyota

Astra Motor.