makalah landasan kebijkan pendidikan tiqoy

25
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan untuk menjalani kehidupannya. Pendidikan memberi bekal manusia untuk menjalani kehidupan menjadikan dewasa dengan dapat menentukan hal yang baik dan benar, dan menjalani tugas untuk belajar sepanjang hayat. Tujuan pendidikan tersebut untuk mengarah pada menjadikan manusia lebih baik. Pendidikan berproses berdasarkan landasan yang memiliki peran penting dalam pencapaian tujuan tersebut. Salah satu landasan tersebut adalah landasan pendidikan yang menentukan secara teratur rencana yang ditentukan untuk pencapaian tujuan. Suatu landasan kebijakan pendidikan berarti adalah suatu dasar keputusan untuk melakukan sesuatu dari stakeholder yang merancang aturan pencapaian keputusan pendidikan. Landasan kebijakan pendidikan tersebut menjadi acuan langkah dalam melaksanakan pendidikan. Kebijakan yang diputuskan telah dipertimbangkan dan disusun denga hati-hati dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas pendidkan yang lebih baik. Setiap kebijakan pendidikan juga akan berubah seiring dengan perkembangan zaman yang terjadi bahkan ada perubahan kebijakan yang bersifar reformatif. Menurut John Dewey dalam Tilaar (1999) menyebutkan 1

Upload: attia-nurani

Post on 04-Jul-2015

399 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Landasan Kebijkan Pendidikan Tiqoy

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia membutuhkan pendidikan untuk menjalani kehidupannya.

Pendidikan memberi bekal manusia untuk menjalani kehidupan menjadikan

dewasa dengan dapat menentukan hal yang baik dan benar, dan menjalani tugas

untuk belajar sepanjang hayat. Tujuan pendidikan tersebut untuk mengarah pada

menjadikan manusia lebih baik. Pendidikan berproses berdasarkan landasan yang

memiliki peran penting dalam pencapaian tujuan tersebut. Salah satu landasan

tersebut adalah landasan pendidikan yang menentukan secara teratur rencana yang

ditentukan untuk pencapaian tujuan.

Suatu landasan kebijakan pendidikan berarti adalah suatu dasar keputusan

untuk melakukan sesuatu dari stakeholder yang merancang aturan pencapaian

keputusan pendidikan. Landasan kebijakan pendidikan tersebut menjadi acuan

langkah dalam melaksanakan pendidikan. Kebijakan yang diputuskan telah

dipertimbangkan dan disusun denga hati-hati dengan tujuan untuk memperbaiki

kualitas pendidkan yang lebih baik. Setiap kebijakan pendidikan juga akan

berubah seiring dengan perkembangan zaman yang terjadi bahkan ada perubahan

kebijakan yang bersifar reformatif. Menurut John Dewey dalam Tilaar (1999)

menyebutkan

Education is the fundamental method of social progress and reform. All reforms wich rest simply upon the enactment of law, or the thereathenig of certain penalties, or upon changes in mechanical or autward arrangements, are transitory and futile.

Pendidikan adalah metode dasar kemajuan sosial dan reformasi. Semua

reformasi yang sisanya hanya pada berlakunya hukum, atau memberlakukan

denda tertentu, atau atas perubahan pengaturan mekanis atau luar, yang sementara

dan sia-sia. Reformasi membuka ruang partisipasi formal dan informal secara lebih

luas. Kebebasan pers memberi sumbangan amat berarti bagi partisipasi publik,

sehingga

pendidikan dasar dapat dengan cepat menjadi isu publik untuk didiskusikan dan

diadvokasi secara bebas.

1

Page 2: Makalah Landasan Kebijkan Pendidikan Tiqoy

Indonesia yang mengalami beberapa kali zaman kepemimpinan juga

memengaruhi perubahan kebijakan pendidikan namun landasan kebijakan utama

tetap dari Pembukaan Undang-Undang tahun 1945, hingga pada Sistem

Pendidikan Nasional dan Rencana Strategis di bidang pendidikan. Sebagai

seorang pendidik sangat penting memahami suatu landasan kebijakan pendidian

untuk melaksanakan pendidikan sesuai aturan yang berlaku, agar mencapai tujuan

pendidikan yang berkualitas dan terarah.

Berdasarkan pembahasan di atas maka pemakalah akan membahas tentang

landasan kebijakan pendidikan di Indonesia implikasinya di negara Indonesia,

serta perbandingan dengan landasan kebijakan di negara maju yaitu Amerika

Serikat.

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas maka masalah yang akan

dibahas dalam penulisan makalah ini adalah :

1. Apakah yang dimaksud dengan Landasan?

2. Apakah yang dimaksud dengan kebijakan?

3. Apakah yang dimaksud dengan pendidikan?

4. Apakah yang dimaksud dengan Landasan Kebijakan Pendidikan?

5. Bagaimanakah Landasan Kebijakan Pendidikan Indonesia?

6. Bagaimanakan Kebijakan Negara Amerika Serikat

C.Tujuan Penulisan Makalah.

1. Untuk mengetahui pengertian Landasan

2. Untuk mengetahui pengertian Kebijakan

3. Untuk mengetahui pengertian pendidikan

4. Untuk mengetahui pengertian Landasan Kebijakan Pendidikan

5. Untuk memahami Landasan Kebijakan Pendidikan Indonesia

6. Untuk memahami Kebijakan Negara Amerika Serikat

2

Page 3: Makalah Landasan Kebijkan Pendidikan Tiqoy

PEMBAHASAN

A. Pengertian Landasan

3

Page 4: Makalah Landasan Kebijkan Pendidikan Tiqoy

Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu

landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik

tolak atau dasar pijakan ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat

terbang); dapat pula bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan

yang bersifat koseptual identik dengan asumsi, adapun asumsi dapat dibedakan

menjadi tiga macam asumsi, yaitu aksioma, postulat dan premis tersembunyi.

Berdasarkan The Free Dictionary by Farlex Landasan (based) artinya

adalah The fundamental principle or underlying concept of a system or theory; a

basis. Secara karta kerja berdasrkan Dictionary.com yaitu the bottom support of

anything; that on which a thing stands or rests: Selanjutnya yaitu : a fundamental

principle or groundwork; foundation; basis: the base of needed reforms.

Berdasarkan arti penjabaran ringkas diatas maka dapat disimpulkan landasan

adalah suatu prinsip yang inti dan pijakan atau mengarisbawahi suatu konsep

dalam sistem atau teori.

B. Pengertian Kebijakan

Kata policy secara etismologis berasal dari kata polis dalam bahasa Yunani

yang berarti negara-kota. Dalam bahasa latin kata ini menjadi politia, yang artinya

negara. Dalam bahasa Inggris lama, kata tersebut menjadi policie, yang

pengertiannya berkaitan dengan urusan pemerintah atau administrasi pemerintah

(Dunn,1981:). Dalam pengertian umum kata ini diartikan sebagai,”…a course of

action intended to accomplish some end” (Jones,1977:4) atau sebagai “…

whatever government chooses to do or not to do” (Dye,1975:1). Dalam bahasa

Indonesia, kata “kebijaksanaan” atau “kebijakan” yang diterjemahkan dari kata

policy tersebut mempunyai konotasi tersendiri. Kata kebijakan diambil dari kata

bijaksana atau bijak yang dapat disamakan dengan pengertian wisdom, yang

berasal dari kata sifat wise dalam Bahasa Inggris.

Banyak definisi yang dibuat oleh para ahli untuk menjelaskan arti

kebijakan. Thomas Dye menyebutkan kebijakan sebagai pilihan pemerintah untuk

melakukan atau tidak melakukan sesuatu (whatever government chooses to do or

not to do). Definisi ini dibuatnya dengan menghubungkan pada beberapa definisi

4

Page 5: Makalah Landasan Kebijkan Pendidikan Tiqoy

lain dari David Easton (1957) , dalam hayes (2001) . Easton menyebutkan

kebijakan pemerintah sebagai “kekuasaan mengalokasi nilai-nilai untuk

masyarakat secara keseluruhan.” Ini mengandung konotasi tentang kewenangan

pemerintah yang meliputi keseluruhan kehidupan masyarakat. Tidak ada suatu

organisasi lain yang wewenangnya dapat mencakup seluruh masyarakat kecuali

pemerintah. Sementara Lasswell dan Kaplan (Ulul Albab, 2005) yang melihat

kebijakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan, menyebutkan kebijakan sebagai

program yang diproyeksikan berkenaan dengan tujuan, nilai dan praktek (a

projected program of goals, values and practices). Carl Friedrich (Ulul Albab,

2005) mengatakan bahwa yang paling pokok bagi suatu kebijakan adalah adanya

tujuan (goal), sasaran (objektive) atau kehendak (purpose).

H. Hugh Heglo menyebutkan kebijakan sebagai “a course of action

intended to accomplish some end,” atau sebagai suatu tindakan yang bermaksud

untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi Heglo ini selanjutnya diuraikan oleh

Jones dalam kaitan dengan beberapa isi dari kebijakan. Pertama, tujuan. Di sini

yang dimaksudkan adalah tujuan tertentu yang dikehendaki untuk dicapai (the

desired ends to be achieved). Bukan suatu tujuan yang sekedar diinginkan saja.

Dalam kehidupan sehari-hari tujuan yang hanya diinginkan saja bukan tujuan,

tetapi sekedar keinginan. Setiap orang boleh saja berkeinginan apa saja, tetapi

dalam kehidupan bernegara tidak perlu diperhitungkan. Baru diperhitungkan

kalau ada usaha untuk mencapainya, dan ada”faktor pendukung” yang diperlukan.

Kedua, rencana atau proposal yang merupakan alat atau cara tertentu untuk

mencapainya. Ketiga, program atau cara tertentu yang telah mendapat persetujuan

dan pengesahan untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Keempat, keputusan,

yakni tindakan tertentu yang diambil untuk menentukan tujuan, membuat dan

menyesuaikan rencana, melaksanakan dan mengevaluasi program dalam

masyarakat.

Selanjutnya Heglo mengatakan bahwa kebijakan lebih dapat digolongkan

sebagai suatu alat analisis daripada sebagai suatu rumusan kata-kata. Sebab itu,

katanya, isi dari suatu kebijakan lebih dapat dipahami oleh para analis daripada

oleh para perumus dan pelaksana kebijakan itu sendiri.

5

Page 6: Makalah Landasan Kebijkan Pendidikan Tiqoy

Bertolak dari sini, Jones merumuskan kebijakan sebagai “…behavioral

consistency and repeatitiveness associated with efforts in and through government

to resolve public problems” (perilaku yang tetap dan berulang dalam hubungan

dengan usaha yang ada di dalam dan melalui pemerintah untuk memecahkan

masalah umum). Definisi ini memberi makna bahwa kebijakan itu bersifat

dinamis.

Sejalan dengan perkembangan studi yang makin maju, William Dunn

mengaitkan pengertian kebijakan dengan analisis kebijakan yang merupakan sisi

baru dari perkembangan ilmu sosial untuk pengamalannya dalam kehidupan

sehari-hari. Sebab itu dia mendefinisikan analisis kebijakan sebagai ”ilmu sosial

terapan yang menggunakan berbagai metode untuk menghasilkan dan

mentransformasikan informasi yang relevan yang dipakai dalam

memecahpersoalan dalam kehidupan sehari-hari“. Di sini dia melihat ilmu

kebijakan sebgai perkembangan lebih lanjut dari ilmu-ilmu sosial yang sudah ada.

Metodologi yang dipakai bersifat multidisiplin. Hal ini berhubungan dengan

kondisi masyarakat yang bersifat kompleks dan tidak memungkinkan pemisahan

satu aspek dengan aspek lain. Berikut tahapan dalam membuat kebijakan menurut

Sean Lennon

Defining of the Issue Setting the Agenda Formulating the Policy Adopting the Policy Implemetation of the Policy Analysis / Interpretation of the courts

Berdasarkan definsi-definsi diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan

merupakan rencana yang disusun oleh stakeholder atau pemerintah untuk halayak

umum yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan dan bersifat dinamis karena

adanya perubahan zaman.

C. Pengertian Pendidikan

Berdasarkan sudut pandang pedagogik, sebagaimana dikemukakan M.J.

Langeveld (1980) dapat disimpulkan bahwa pendidikan atau mendidik adalah

6

Page 7: Makalah Landasan Kebijkan Pendidikan Tiqoy

suatu upaya orang dewasa yang dilakukan secara sengaja untuk membantu anak

atau orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan.

Pendidikan berlangsung dalam pergaulan antara orang dewasa dengan

anak atau orang yang belum dewasa dalam suatu lingkungan. Karena pendidikan

itu diupayakan secara sengaja, maka dalam hal ini pendidik tentunya telah

memiliki tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan tersebut pendidik memilih

isi pendidikan tertentu dan menggunakan alat pendidikan tertentu pula. Dari

uraian di atas, dapat diidentifikasi adanya enam unsur yang terlibat dalam

pendidikan atau pergaulan pendidikan, yaitu: (1) tujuan pendidikan, (2) pendidik,

(3) anak didik, (4) isi pendidikan, (5) alat pendidikan, (6) lingkungan pendidikan.

Berdasarkan Dictionary of Education dinyatakan bahwa pendidikan

adalah: ( a) proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, (b) proses

sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang

terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga mereka

dapat memperoleh perkembangan kemmapuan sosial dan kemampuan individu

yang optimum (Fattah, 1996 ). Pengertian lain dijelaskan oleh Crow and Crow

(1960) dalam Fattah (1996) „Modern educational thepry and practise not only

are aimed at preparation for future living but also are operative indetermining

the patern of present“.

Komite Internasional UNESCO yang diketuai oleh Jacques Delors

tentang pendidikan untuk abad XXI, yakni pendidikan yang harus dilaksanakan

atas dasar dua buah prinsip, yakni prinsip pertama, pendidikan atau pembelajaran

berlangsung sepanjang hayat (lifelong education, lifelong learning) dan prinsip

kedua, pendidikan mempunyai empat sendi atau pilar. (i) belajar mengetahui,

termasuk belajar bagaimana belajar (learning to know, including learning how to

learn), (ii) belajar berbuat (learning to do), (iii) belajar menjadi seseorang

(learning to be), dan (iv) belajar hidup bersama, hidup dengan orang lain

(learning to live together, learning to live with others).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan pendidikan adalah

suatu proses yang dialami oleh setiap individu sepanjang hayat baik disengaja

7

Page 8: Makalah Landasan Kebijkan Pendidikan Tiqoy

atau tidak disengaja dalam rangka mengembangkan kemampuan diri untuk

menghadapi berbagai aspek kehidupan.

D. Landasan Kebijakan Pendidikan

Kata landasan dalam hukum/kebijakan berarti melandasi atau mendasari

atau titik tolak.Sementara itu kata hukum dapat dipandang sebagai aturan baku

yang patut ditaati. Aturan baku yang sudah disahkan oleh pemerintah ini , bila

dilanggar akan mendapatkan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku

pula. Landasan hokum/kebijakan dapat diartikan peraturan baku sebagai tempat

terpijak atau titik tolak dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan tertentu, dalam

hal ini kegiatan pendidikan

"Education policy" refers to the collection of rules, both stated and implicit, or

the regularities in practice that govern the behavior of persons in schools.

Education policy analysis refers to the scholarly study of education policy.

Examples of education policy analysis may be found in such academic

journals as Education Policy Analysis Archives. "Kebijakan Pendidikan"

mengacu pada kumpulan aturan, baik dinyatakan dan implisit, atau keteraturan

dalam praktek yang mengatur perilaku orang di sekolah-sekolah. analisis

kebijakan Pendidikan mengacu pada studi ilmiah kebijakan pendidikan

Landasan kebijakan pendidikan juga akan berhubungan pihak yang

berwenang melaksanakan undang-undang yaitu pihak yang merancang kebijakan

tersebut. Pihak tersebut adalah pemerintah, pemerintah beserta pihak yang terkait

harus mengkondisikan agar kebijakan berjalan mengarah pada tujuan utama

pendidikan suatu negara dan berbasis landasan pendidikan.

Analisis kebijakan dikaitkan dengan pendidikan, maka analisis kebijakan

pendidikan adalah suatu prosedur ilmiah untuk menelaah dan merumuskan

seluruh isu-isu dan permasalahan pendidikan berdasarkan analisa yang tajam dan

metode berfikir yang kritis yang selanjutnya menghasilkan sebuah pemikiran atau

rumusan yang berguna bagi kebijakan pendidikan.

Memahami kebijakan pendidikan membutuhkan sebuah kontemplasi dari

pengaruh dan niat kebijakan sepanjang empat dimensi teori kebijakan. Dengan

8

Page 9: Makalah Landasan Kebijkan Pendidikan Tiqoy

memanfaatkan empat dimensi teori kebijakan termasuk normatife, structural,

konstituentive, dan teknis, individu dapat menentukan dimensi penting dari

kebijakan (Coper, Fusarelli&Randall, 2004, Dennis, 2007). Empat dimensi teori

kebijakan dapat digunakan untuk evaluasi kebijakan selain itu dimensi ini

mencakup bagaimana evaluasi kebijkan dapat meningkatkan efektifitas

pendidikan, termasuk kurikulum, pengajaran dan penilaian. Berikut penjelasan

dari ke empat dimensi tersebut:

a. Dimensi Normatif : Dimensi ini terdiri dari nilai-nilai standar, dan filosofi

yang mendorong masyarakat untuk melakukan perbaikan dan perubahan

semua kebijakan, oleh karena itu semua kebijakan adalah refleksi dari

masyarakat

b. Dimensi Struktural berisi langkah-langkah pemerintah dan stuktur

organisasi, metode dan prosedur yang menyatakan dan mendukung

kebijakan pendidikan.

c. Dimensi constituentive terdiri dari asumsi individu, kelompok

kepentingan, dan penerima yang mengerahkan kekuatan atas, adalah

pihak, dan keuntungan dari proses pembuatan kebijakan.

d. Dimensi teknis mencakup pengembangan, praktek, implementasi, dan

penilaian kebijakan pendidikan. Pemahaman kebijakan pendidikan

memerlukan bahwa para pembuat kebijakan merenungkan pengaruh dan

konsekuensi dari kebijakan pendidikan sepanjang dimensi (Cooper,

Fusarelli, & Randall, 2004, Dennis, 2007).

E. Landasan Kebijkan Pendidikan Indonesia

Landasan yuridis atau kebijakan pendidikan Indonesia adalah seperangkat

konsep peraturan perundang-undangan yang menjadi titik tolak system pendidikan

Indonesia, yang menurut Undang-Undang Dasar 1945 meliputi, Undang-Undang

Dasar Republik Indonesia, Undang-Undang Peraturan Pemerintah pengganti

undang-undang, peraturan pemerintah, dan lainnya.

Berikut landasan kebijakan pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia:

9

Page 10: Makalah Landasan Kebijkan Pendidikan Tiqoy

1. Dalam pembukaan (UUD 1945, antara lain : “ Atas berkat Ramat Tuhan

yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya

berkehidupan berkebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini

menyatakan kemerdekaannya. Kemudian daripada itu untuk membentuk

statu pemerintahan negara republik Indonesia yang melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan

ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi, dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan

kebangsaan Indonesia itu dalam statu undang-undang dasar negara

Indonesia, yang terbentuk dalam statu susunan negara Republik Indonesia

yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan yang Maha

Esa, kemanusiaan yang adil dab beradap, persatuan Indonesia, dan

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan / perwakilan, serta dengan mewujudkan statu keadilan

social bagi seluruh rakyat Indonesia.” (Dikti)

2. Pasal 31 UUD 1945 menyatakan bahwa (1) Setiap warga negara berhak

mendapatkan pendidikan; (2) Setiap warga negara wajib mengikuti

pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya; (3) Pemerintah

mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional

yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; (4) Negara memprioritaskan

anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran

pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja

daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional;

serta (5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan

peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

3. UU RI No. 2 Tahun 2003 tentang: Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

10

Page 11: Makalah Landasan Kebijkan Pendidikan Tiqoy

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa, dan negara.

4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Nasional

pendidikan menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional. Pendidikan Pasal 1 yang berisi bahwa Standar nasional

pendidikan adalah criteria minimal tentang sistem pendidikan diseluruh

wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

F. Kebijakan Pendidikan di Negara Amerika Serikat

Negara Amerika sangat memeperhatikan pembuatan kebijakan pendidikan

berdasarkan karakterisitk geografis dan demografis serta factor sejarah. Luas

negara kurang lebih 9,4 juta km persegi yang secara fisik memiliki sangat

bervariasi, beriklim yang bervariasi sehingga keadaan flora dan fauna yang juga

beragam. Berdasarkan keragaman tersebut karakterisitk utama sistem pendidikan

Amerika Serikat yang sangat menonjol adalah desentralisasi.

Karakter desentralistik ini berupa pemerintah pusat tidak memiliki mandar

untuk mengontrol atau mengadakan pendidikan untuk masyarakat. Setiap

pemeritah federal. Negara bagian, dan pemerintah daerah memiliki atauran dan

tanggung jawab adminstratif masing-masing yang sangat jelas. Amerika Serikat

tidak mempunyai sistem pendidikan yang terpusat atau yang bersifat nasional.

Namu Amerika Serikat memiliki tujuan pendidikan secara umum yaitu (Syah Nur,

2002) :

1. Untuk mencapai kesatuan dalam kebinekaan

11

Page 12: Makalah Landasan Kebijkan Pendidikan Tiqoy

2. Untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi

3. Untuk membantu pengembangan idnvidu

4. Untuk memperbaiki kondisi social masyarakat

5. Untuk mempercepat kemajuan social.

Setiap negara menydiakan pendidikan secara gratis bagi anak-anak

sekolah negeri, mulai dari Taman Kanak-Kanak ditambah 12 tahun pada jenajang

berikutnya. Setiap undang-ungan tidak sama diantara negara-negara bagian,

namun pada dasarnya pendidikan adalah wajib bagi anak-anak dan remaja dari

umur 6 atau 7 sampai 16 tahun. Dalam system pendidikan Amerika Serikat,

terdapat beberapa pola struktur pendidikan, baik pada tingkat dasar dan

menengah, maupun pada tingkat pendidikan tinggi. Pada tingkat dasar dan

menengah terdapat pola sebagai berikut:

1. Taman Kanak-Kanak+Pendidikan Dasar “grade” 1-8+4 tahun SLTA:

2. Taman Kanak-Kanak+Sekolah Dasar grade 1-6=3 tahun SLTP=3

tahun SLTA;

3. Taman Kanak-kanak+Sekolah Dasar “grade” 1-4/5+4 Tahun SLTP + 4

tahun SLTA dan

4. Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat Taman Kanak-Kanak+12

tahun, pada beberapa buah negara bagian, dilanjutkan 2 tahun pada

tingkat akademi 9Junior/Cummunity College) Sebagaian dari system

pendidikan dasar dan menengah

Pada pendidikan tinggi, struktur dan jenis/jenjang pendidikan pada dasarnya

dikelompokkan dalam tiga bentuk, baik pendidikan tinggi bnegeri maupun swasta,

yaitu:

1. Pendidikan tinggi 2 tahun yang disebut “Junior, Cimmunity atau Technical

Collegel”. Memberikan sertifikat, dan kadang kendala memberikan gelar

“Associate of Art” (A.A)

2. Pendidikan tinggi 4 tahun yang menyediakan Strata -1 disamping

pendidikan professional. Tingkat ini lazim disebut “undergraduate”

12

Page 13: Makalah Landasan Kebijkan Pendidikan Tiqoy

3. Universitas biasanya terdiri dari berbagai fakultas yang menyediakan

program Diploma, S-1, Pascasarjana S-2 (Master) dan kebanyakan

menyediakan program Doktor (S-3)

Kebijakan umum pendidikan dasar dan menengah dipegang oleh sebuah

badan yang disebut “Board of Education” yang berfungsi memebuat kebijakna-

kebijakan serta menentukan anggara pendidikan, sementara Departemen

Pendidikan engara bagian bertanggung jawab atas semua pendidikan dan semua

tingkat, yang akdang-kadang juga mencakup pendidikan tinggi.

Kurikulum sekolah, penentuan persyaratan sertifikasi, guru-guru, dan

pembiyaan sekolah menjadi tanggung jawab badan ini. Pimpinan bagian

pendidikan ini disebut “Comissioner” atau “Superintendent” biasanya ditunjuk

oleh “Board of education” atau oleh gubernur, tetapi pada beberap negara bagian

pimpinan itu dipilih. Pada dasrnya, operasional sekolah dilasanakan oleh unit-unit

yang lebih rendah, bahkan langsung oleh sebuah sekolah dasar. Mereka pada

prinsipnya memiliki kebebasan atau otonomi yang luas.

13

Page 14: Makalah Landasan Kebijkan Pendidikan Tiqoy

PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Pengertian Landasan

Landasan adalah suatu prinsip yang inti dan pijakan atau mengarisbawahi

suatu konsep dalam sistem atau teori. Pada landasan untuk konseptual

landasan mengandung asumsi.

b. Pengertian kebijakan

Kebijakan merupakan rencana yang disusun oleh stakeholder atau

pemerintah untuk khalayak umum yang bertujuan untuk mencapai suatu

tujuan dan bersifat dinamis karena adanya perubahan zaman.

c. Pengertian pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses yang dialami oleh setiap individu

sepanjang hayat baik disengaja atau tidak disengaja dalam rangka

mengembangkan kemampuan diri untuk menghadapi berbagai aspek

kehidupan.

d. Landasan Kebijakan Pendidikan

Landasan kebijakan pendidikan merupakan suatu dasar untuk melakukan

melaksanakan undang-undang oleh pihak yang berwenang termasuk juga

pihak yang merancang kebijakan tersebut. Pihak yang dominan adalah

tersebut adalah pemerintah, pemerintah beserta pihak yang terkait harus

mengkondisikan agar kebijakan berjalan mengarah pada tujuan utama

pendidikan suatu negara dan berbasis landasan pendidikan.

e. Landasan Kebijakan Pendidikan Indonesia

Landasan yuridis atau kebijakan pendidikan Indonesia adalah seperangkat

konsep peraturan perundang-undangan yang menjadi titik tolak system

pendidikan Indonesia, yang menurut Undang-Undang Dasar 1945 meliputi,

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Undang-Undang Peraturan

Pemerintah pengganti undang-undang, peraturan pemerintah, dan lainnya

f. Kebijakan Negara Amerika Serikat

Kebijakan pendidikan negara Amerika Serikat disusun berdasarkan

kondisi geografis negara dan demografis negara hingga menggunakan

14

Page 15: Makalah Landasan Kebijkan Pendidikan Tiqoy

kebijakan desentralisasi. Kebijakan ini mengrahkan pada setiap negara bagian

memiliki aturan administrative sendiri untuk menjalankan pendidikan hingga

tingkat lembaga sekolha. Namun pemerintah pusat beserta dewan yudikatif,

legislative membantu penuh dalam memecahkan masalah pendidikan dan

memberikan infrastruktur yang layak untuk kebutuhan sekolah.

B. Saran

Suatu hal memerlukan pijakan kuat untuk teori yang akan digunakan

dalam rangka membuat suatu kebijakan untuk membuat rencana, diharapkan

untuk benar-benar mengkaji masalah agar dapat membuat kebijakan yang

sesuai dengan nilai-nilai dan kebutuhan masyarakat. Kebijakan yang dibuat

seharusnya suatu kebijakan hrslah kontinue dan berkelanjutan.

Sosialisasi suatu kebijakan penting terlebih lagi untuk kebijakan

pendidikan. Sosialisasi tersebut harus dilakukan hingga semua element

pendidikan mengetahui dan memahami serta dapat menerapkan dengan

profesional. Setelah sosialisasi tercapai pemerintah dapat menganalisis apakah

kebijakan yang disusun telah mencapai tujuan dan berjalan dengan baik atau

malah belum tepat dalam mengeluarkan kebijakan. Analisis ini sangat penting

agar dapat melihat mana kekurangan dan kelebihan suatu kebijakan.

15

Page 16: Makalah Landasan Kebijkan Pendidikan Tiqoy

DAFTAR PUSTAKA

Childers, Dennis ( 2007) Empat Dimensi Teori Kebijakan Pendidikan: Normatif,

Struktural, Constituentive, dan Teknik [Online] Tersedia:

http://translate.google.com/translate?

hl=id&sl=en&tl=id&prev=_t&u=article/500765/

four_dimensions_of_educational_policy_pg2.html%3Fcat%3D4

Dictionary.com [Online] Tersedia: http://dictionary.reference.com/browse/base

Dye, T. R. (1972). Understanding public policy. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-

Hall./

Fattah, Nanang.1996. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya

Lennon, Sean (____) Educational Policy [Online] Tersedia:

http://www.lennonportal.net/index_files/policy1.ppt.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 [Online]

Tersedia: www.bpkp.go.id/unit/hukum/pp/2005/019-05.pdf

Tilaar, 1999, Pendidikan Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia,

Bandung: PT Remadja Rosdakarya

DIKTI (2003) Sistem Pendidikan Nasional [Online] Tersedia: www.inherent-

dikti.net/files/ sisdiknas . pdf

Syah Agustiar Nur. (2002), Perbandingan Sistem Pendidikan 15 negara.

Bandung: Penerbit Lubuk Agung

Undang-Undang Dasar 1945 (Amandemen) - Undang-Undang Dasar Negara

[Online] Tersedia: www.bpkp.go.id/unit/hukum/uud/uud1945.pdf

Ulul Albab, (2005) Definisi & Pengertian Kebijakan Publik. [Online] Tersedia:

elisa.ugm.ac.id/files/PSantoso_Isipol/.../Hani%20Arya%20-%20KP.pdf

16