makalah landasan pendidikan islam

26
KONSEP, KARAKTERISTIK DAN SUMBER-SUMBER PENDIDIKAN ISLAM Disusun Oleh : KELOMPOK 1 1. IIN SOLIHIN 2. MUFRODI AMMAS 3. CUCU SAFARUDIN 4. HJ.OLIAH 5. KASMANI 6. SUYATNO 7. AGUS HENDRAYANA 8. DEDI DAMHUDI

Upload: zmvnone-pamarayan

Post on 12-Feb-2015

305 views

Category:

Documents


30 download

DESCRIPTION

pAI

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Landasan Pendidikan Islam

KONSEP, KARAKTERISTIK DAN SUMBER-SUMBER PENDIDIKAN ISLAM

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

1. IIN SOLIHIN

2. MUFRODI AMMAS

3. CUCU SAFARUDIN

4. HJ.OLIAH

5. KASMANI

6. SUYATNO

7. AGUS HENDRAYANA

8. DEDI DAMHUDI

Disampaikan dalam perkuliahan Landasan Pendidikan Islam

Magister Teknologi Pendidikan Universitas Islam As-syafiiyah

Jakarta, 2013

Page 2: Makalah Landasan Pendidikan Islam

MUKADIMAH

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala Tuhan semesta alam. Shalawat dan

salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi

wa Sallam dan semua keluarga serta sahabat-sahabatnya.

Mata kuliah Landasan Pendidikan Islam adalah untuk mengintegrasikan konsep dan

teori pendidikan modern dan pendidikan Islam. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang

telah lama teruji sebagai system pendidikan yang memanusiakan manusia dan membinanya

secara intergral menjadi insan kamil sebagai tujuannya.

Dalam penyampaian makalah ini akan dibahas sebagian kecil dari Landasan

Pendidikan Islam yaitu Konsep Pendidikan Islam, Karakteristik Pendidikan Islam, dan

Sumber-sumber Pendidikan Islam

Makalah yang kami kerjakan ini jauh dari sempurna sehinga kritik dan saran kami

harapkan agar makalah ini bisa lebih sempurna dan bermanfaat.

Sebagai penutup, kami mohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar memberikan

rejeki kepada kita semua berupa keikhlasan dan semoga memberikan taufik kebenaran

kepada kita, serta mengarahkan kita pada akhir kehidupan yang baik. Wa Shallallahu ‘ala

Muhammad wa’ala Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Kelompok 1

Page 3: Makalah Landasan Pendidikan Islam

BAB I

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

A. Definisi Pendidikan

Pendidikan memiliki ragam dalam definisinya. Menurut kamus besar Bahasa

Indonesia1, pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok

orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (proses,

perbuatan, dan cara mendidik).

Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat (1)2, pendidikan

diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, yang sudah sejak lama menyatakan bahwa

pendidikan umumnya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin, pikiran (intellect) dan

jasmani anak-anak, selaras dengan alam dan masyarakatnya.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan

sebuah proses, bukan hanya sekedar mengembangkan aspek intelektual semata atau

hanya sebagai transfer pengetahuan dari satu orang ke orang lain saja, tapi juga

sebagai proses transformasi nilai dan pembentukan karakter dalam segala aspeknya.

Dengan kata lain, pendidikan juga ikut berperan dalam membangun peradaban dan

membangun masa depan bangsa.

B. Definisi Pendidikan Islam

DR. Yusuf Qaradhawi3 memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai pendidikan

manusia seutuhnya; akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya; akhlak dan keterampilannya.

1 Poerwadarminta, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia , (Jakarta: Balai Pustaka,1976), h.2502 www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf 3 www.islamic.xtgem.com/pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna(At-Tarbiyyatul Islamiyah wa Madrasatu Hasan al Banna

Page 4: Makalah Landasan Pendidikan Islam

Pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam perang, dan menyiapkan

untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan

pahitnya.

Menurut Ali Ahmad Madkur4 Pendidikan Islam adalah serangakaian pengalaman,

pengetahuan dan keterampilan yang diberikan oleh lembaga pendidikan Islam kepada peserta

didiknya untuk mengembangkan dan membina potensi mereka dengan sempurna dan

integral, baik akal, fisik, dan emosional mereka serta meluruskan moralitas dan akhlak

mereka searah dengan kemampuan yang mereka miliki untuk dapa memakmurkan dan

membangun dunia ini sesuai dengan sistem Allah dan syari’atnya.

Selain itu, Prof. DR. Hasan Langgulung5 merumuskan pendidikan Islam sebagai

proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan

nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan

memetik hasilnya di akhirat. Oleh karenanya, proses tersebut berupa bimbingan subjek didik

terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi dan lain sebagainya) dan

raga objek didik dengan bahan-bahan materi tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada

ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran Islam. Islam yang

diwahyukan kepada Rasulullah Muhammad mengandung implikasi kependidikan yang

bertujuan untuk menjadi rahmatan lil ‘alamin. Wahyu Allah dan Tindakan Rasulullah

tersebut dijadikan sumber pendidikan Islam.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah

kumpulan usaha atau kegiatan pembinaan serta pengembangan yang berproses secara

bertahap dan sistematik yang meliputi semua unsur kemanusian berupa akal, ruh, hati,

dan fisik serta semua potensi iman dan takwa, sosial, akhlak, karakter, dan

keterampilan guna menuju sebuah kesempurnaan dan keutuhan sebuah pribadi

muslim.

C. Konsep Pendidikan Islam

4 Ali Ahmad Madkur,Manhaj Tarbiyah Islamiyah,(Kuwait:Maktabah Al-Falah,1983) h.785 Hasan langgulung,Pendidikan dan Peradaban Islam,(Jakarta:Pustaka al Husna ,1985 cet.III) h.10

Page 5: Makalah Landasan Pendidikan Islam

Konsep pendidikan da l am I s l am menawarkan sua tu s i s t em pend id ikan

yang holistik dan memposisikan agama dan ilmu pengetahuan sebagai suatu hal

yang seharusnya s a l i ng mengua tkan s a tu s ama l a i n , yang s eca ra umum

d i t un jukkan da l am doa Rasulullah :

“Ya Allah, ajarilah aku apa yang membawa manfaat bagiku, serta karuniakanlah padaku

ilmu yang bermanfaat”. D a r i d o a t e r s e b u t t e r u n g k a p  bahwa kualitas ilmu

yang didambakan dalam Islam adalah kemanfaatan dari ilmu itu.

Hal ini terlihat dari hadits Rasulullah :

“Iman itu bagaikan badan yang masih polos, pakaiannya adalah taqwa, hiasannya

adalah rasa malu dan buahnya adalah ilmu.”

Konsep pendidikan dapat terealisasi bila mengandung Rukun Pendidikan ( unsur dan komponen

pendidikan ) yaitu:

- Dosen / Guru / Ustadz / Pendidik

- Murid / Santri / Peserta Didik

- Kurikulum

Kurikulum pendidikan harus mempunyai Tujuan, konten, metode, sarana (media), dan

evaluasi.

- Lingkungan6

Konsep pendidikan Islam mengandung nilai-nilai dan ajaran-ajaran Islam yang

mewarnai proses dan kurikulumnya, yang diberikan oleh keluarga dan lembaga

pendidikan untuk mewujudkan manusia yang utuh.

BAB II

KARAKTERISTIK PENDIDIKAN ISLAM6 Dr.H.Khairan M.Arif.M.Ed, Hand out landasan Pendidikan Islam ,(Jakarta: Universitas Islam As-syafiiyah,2013)h.3

Page 6: Makalah Landasan Pendidikan Islam

Definisi Karakteristik

Sebelum berbicara jauh mengenai karakteristik pendidikan Islam, ada baiknya kita

melihat kembali berbagai pengertian dari karakteristik. Hal ini penting dilakukan tidak hanya

sebagai pembatas masalah namun juga berguna sebagai penyatuan pandangan akan apa yang

dibicarakan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia7, karakteristik diartikan sebagai ciri-ciri

khusus dari suatu hal. Ciri yang dapat dijadikan pengenal akan suatu identitas. Satu-dua ciri

sangat mungkin sama dengan hal lainnya, tapi jika semua ciri dibandingkan maka akan

terlihat jelas perbedaannya.Dengan kata lain karakteristik dapat dijadikan pedoman dalam

mengenali (mengidentifikasi) sebuah hal atau fenomena.

Karakteristik Pendidikan Islam

Dalam penjabaran definisi di atas dapat kita lihat dengan jelas perbedaan yang

mendasar antara pendidikan modern ( pendidikan umum ) dan pendidikan Islam. Perbedaan

inilah yang nantinya akan tersirat secara gamblang dalam pelaksanaan masing-masing

metode pendidikan.

Di bawah ini merupakan karakteristik dari Pendidikan Islam yang diambil dari Said

Ismail Al-Qadhi yang merumuskan 7 ( tujuh ) karakteristik Pendidikan Islam yaitu :

1. “Pendidikan yang Agung dan Suci

2. Pendidikan yang Konfrehensif dan Integral

3. Pendidikan yang Realistis

4. Pendidikan yang Berkontinuitas

5. Pendidikan yang Seimbang

6. Pendidikan yang Global / Internasional

7. Pendidikan yang Tumbuh dan Berkembang”8

1. Pendidikan yang Agung dan Suci

Pendidikan Islam bersumber langsung dari Allah swt. melalui Al-Qur’an dan As-

Sunnah. Dengan kata lain, pendidikan Islam merupakan sebuah proses mengenal dan

pengakuan secara nyata atas Allah swt. Proses pendidikan Islam adalah sebuah proses dimana

7 Poerwadarminta, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia , (Jakarta: Balai Pustaka,1976)8 Said Ismail Al Qadhi, Tarbiyah Islamiyah Baina Ashalah wal Mua’ashirah,(Kairo:Alam Al Kutub,2004)h.21

Page 7: Makalah Landasan Pendidikan Islam

seorang manusia berhubungan langsung dengan penciptanya. Definisi pendidikan yang

diutarakan oleh Prof. DR. Hasan Langgulung semakin menjelaskan bahwa pendidikan Islam

sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai kesakralan yang disebabkan hubungan manusia

dengan Tuhannya. Pendidikan merupakan suatu proses penyiapan generasi muda,

memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia

sebagai Khalifah fil Ardl untuk beramal di dunia dan mendapat pahala di akhirat.

2. Pendidikan Yang Komprehensif dan Integral

Komprehensif memeliliki pengertian luas dan lengkap. Sebagai ajaran yang

komprehensif, menurut berbagai sumber, Islam memiliki beberapa karakteristik yang dapat

dijadikan landasan berpikirdalam kehidupan sehari-hari.

Pertama, Islam merupakan ajaran (pendidikan) yang tidak dibatasi oleh ruang dan

waktu. Islam tidak mengenal sekat geografis yang membatasi manusia selama ini. Jarak dan

letak tidakmenjadikan Islam sebagai ajaran yang ditujukan hanya untuk sekelompok orang

saja, melainkanuntuk seluruh umat manusia di segala penjuru dunia.

Kedua, Islam sebagai penyempurna agama-agama sebelumnya akan terus berlaku

sampai kapanpun. Islam akan terus menjadi pedoman hidup manusia, akan terus berlaku di

zaman apapun.

Ketiga, Islam sebagai ajaran yang integral, mencakup seluruh aspek kehidupan

manusia. Islam berbicara dari masalah yang paling pribadi hingga kemasyarakatan dan

kenegaraan. Masalah sosial,hukum, sains, ekonomi, dari adab melakukan kegiatan sehari-hari

hingga kepermasalahan politik nasional dan internasional. Islam berbicara tidak hanya

masalah ideologi saja, tetapi juga seluruh segi kehidupan manusia. Ajaran Islam merupakan

ajaran yang tidak terputus antara yang satu dengan yang lainnya. Terdapat hubungan yang

kuat dan koneksi yang jelas dalam semua ajaran Islam.

Itulah sebabnya dalam rukun Islam sebagai dasar peribadatan bagi kaum muslim,

selain diwajibkan shalat sebagai sarana penghambaan secara langsung kepada Allah, juga ada

ibadah zakat yang berhubungan dengan kepentingan sesama manusia. Secara empiris,

dampak ibadah diharapkan akan menyentuh sisi kesejahteraan masyarakat, tidak hanya

peningkatan kualitas spiritual.

3. Pendidikan Yang Realistis

Pendidikan Islam berjalan secara jelas dan nyata terhadap kehidupan dalam

masyarakat. Realistis terhadap segala aspek kehidupan, baik yang bersifat sosial ataupun

bersifat ilmiah. Dikatakan menurut Omar Muhammad Al-Taumy Al-Syabani, pendidikan

Page 8: Makalah Landasan Pendidikan Islam

Islam bersifat realistis dan jauh dari khayal serta berlebih-lebihan. Praktis dan realistis

dengan fitrah manusia, sejalan dengan suasana serta sesuai dengan kesanggupan manusia

baik secara individu ataupun masyarakat.

Contoh nyata akan ciri realistis ini sudah banyak dijumpai. Anggapan akan ajaran

Islam yang tidak dapat diterima dan tidak dapat aplikasikan kembali dipatahkan oleh manusia

sendiri. Dijelaskan oleh Rina Novia9, bagaimana Rasulullah telah menjadi guru yang sangat

hebat dan telah mencetak banyak murid yang hebat pula.

Metode-metode yang digunakan Rasulullah pada saat itu nyatanya masih sangat

applicable pada zaman sekarang ini, bahkan tidak dapat digantikan. Krisis yang terjadi saat

ini pada dunia anak-anak kita telah dapat dijawab oleh Islam jauh sebelumnya. Pendidikan

Islam adalah pendidikan yang berjalan seiring dengan perkembangan yang ada dalam

masyarakat dan tetap menjaga nilai-nilai keislaman sebagai landasan berpijaknya.

4. Pendidikan Yang Berkontinuitas

“Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat” (HR. Muslim).10

Kontinu di sini memiliki arti dilakukan terus-menerus tidak hanya untuk mendapatkan

sesuatu yang baru tapi juga mengembangkan dan memanfaatkan apa yang telah diperoleh.

Dalam pendidikan Islam, tidak ada kata selesai dalam menuntut ilmu. Setiap manusia wajib

belajar sepanjang hayat (long-life education), Sebuah keharusan bagi seorang manusia untuk

terus memperdalam ilmunya, tidak hanya melalui bangku pendidikan,

justru tantangan itu akan jauh lebih besar ketika seorang manusia tiba di tengah-tengah

masyarakat. Tantangan tidak hanya untuk terus mengembangkan keilmuan tetapi juga untuk

mendayagunakan bagi kehidupan.

Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. Nabi Muhamad pernah bersabda: ”Janganlah ingin seperti

orang lain, kecuali seperti dua orang ini. Pertama orang yang diberi Allah kekayaan

berlimpah dan ia membelanjakannya secara benar, kedua orang yang diberi Allah al-

Hikmah dan ia berprilaku sesuai dengannya dan mengajarkannya kepada orang lain.” (HR

Bukhari).11

5. Pendidikan yang Seimbang9 Rina Novia, Super Teacher Super Student,(Jakarta: Zikrul Hakim,2010)10 http://tonyzsma8smg.wordpress.com/2011/01/24/hadist-tentang-menuntut-ilmu/

11 http://tonyzsma8smg.wordpress.com/2011/01/24/hadist-tentang-menuntut-ilmu/

Page 9: Makalah Landasan Pendidikan Islam

Pendidikan Islam tidak hanya mementingkan satu sisi pendidikan saja, tapi juga

membangun manusia secara seimbang (utuh) akal dan hatinya, jasmani dan rohaninya.

Keseimbangan yang tercipta merupakan keseimbangan hidup dalam menjalankan aktivitas

dunia tanpa mengesampingkan aktivitas yang berorientasi akhirat. Begitu juga sebaliknya,

seimbang dalam menjalankan aktivitas yang berorientasi akhirat tanpa melupakan aktivitas

dunia.

Ajaran Islam menekankan aspek keseimbangan dalam segala hal. Seimbang dalam

mengoptimalkan potensi akal, ruh dan jasad. Dalam Islam ditegaskan, seorang manusia akan

mencapai sukses dalam kehidupannya, manakala bisa mengintegrasikan seluruh potensinya

dengan kadar yang seimbang, baik segi intelektual, emosional, fisikal dan spiritual.

Keseimbangan dalam menjalankan aktivitas dunia tanpa mengesampingkan aktivitas

yang berorientasi akhirat. Ini adalah salah satu implementasi dari keimanan seseorang akan

adanya hari akhir. Setiap aktivitas yang kita jalankan hendaknya selalu didasari oleh motivasi

ibadah dan keikhlasan untuk Allah Swt, agar segala yang kita lakukan tidak hanya bermakna

duniawi, tetapi juga berarti bagi kehidupan akhirat kelak.

Prinsip itu yang melatar-belakangi adanya doa-doa dalam setiap aktivitas kita sehari-hari,

sehingga setiap kegiatan yang secara lahiriah bersifat duniawiyah pun akan bernilai ibadah di

sisi Allah Swt. Tak ada yang sia-sia atau hanya berdampak jangka pendek bagi seroang

Muslim. Keseimbangan juga perlu dijaga dalam hal kepentingan pribadi dan kepentingan

masyarakat, sehingga seorang manusia tidak berkembang menjadi seorang individualis.

Sebagaimana Rasulullah Saw pernah bersabda dalam haditsnya,

Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah saw bersabda,’Orang beriman itu bersikap

ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik

manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan

Daruquthni)12.

Inti dari hadist tersebut dia atas adalah kontribusi sosial menjadi ukuran dari lurusnya

komitmen individual kita

6. Pendidikan yang Global / Internasional

Agama yang universal (rahmatan lil alamin) Islam dapat diterima oleh semua suku,

golongan, ras, dan bangsa. Hal ini tidak terlepas dari karakteristik pendidikan Islam yang

lainnya. Dengan karakter pendidikan Islam sebelumnya menjadikan pendidikan Islam sangat

12 Ibid

Page 10: Makalah Landasan Pendidikan Islam

mudah diterima oleh semua golongan tidak hanya zaman dahulu, sekarang, ataupun yang

akan datang.

7. Pendidikan Yang Tumbuh dan Berkembang

Ilmu-ilmu pengetahuan yang seluruhnya bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah

belum sepenuhnya dapat diungkap oleh manusia, keterbatasan manusia menjadi salah satu

penyebabnya. Namun disanalah yang membuat pendidikan Islam akan terus tumbuh dan

berkembang. Dengan bersumber Al-Qur’an dan As-Sunnah, akan terus bermunculan

penemuan-penemuan baru, teori-teori baru, sebagai bentuk pendidikan Islam yang tidak

pernah berhenti untuk tumbuh dan berkembang.

Karakter yang terdapat pada diri pendidikan Islam menggambarkan dengan jelas

posisi pendidikan Islam diantara jenis pendidikan-pendidikan yang lainnya. Namun dengan

melihat kondisi yang ada saat ini, banyak tantangan yang harus dihadapi pendidikan Islam,

dimana tantangan tersebut tidak hanya yang bersifat internal namun juga yang datangnya dari

luar Islam sendiri. Menurut Muhaimin13 Tantangan- tantangan tersebut harus mampu dijawab

setiap elemen yang ada dalam pendidikan Islam, mulai dari tingkat dasar hingga ke tingkat

perguruan tinggi. Dengan perhatian yang serius, pendidikan Islam nantinya, dan agama Islam

dalam artian secara luas, dapat diterima oleh semua orang di muka bumi ini.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Karakteristik Pendidikan

Islam menggambarkan dengan jelas keunggulan Pendidikan Islam dibanding dengan

pendidikan lainnya. Karena pendidikan dalam Islam mempunyai ikatan langsung

dengan nilai-nilai dan ajaran Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Maka

jelas bahwa Pendidikan Islam tidak menutup mata terhadap perkembangan yang ada

ditengah masyarakat, termasuk perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi,

hanya saja Pendidikan Islam tidak larut dalam perkembangan yang nyata-nyata yang

bertentangan dengan syariat-syariat Islam.

BAB III

SUMBER-SUMBER PENDIDIKAN ISLAM

A. AL QUR’AN

13 Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam,(Jakarta: Rajawali Pers,2011)

Page 11: Makalah Landasan Pendidikan Islam

Al-Qur’ān , Arab: adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam memercayai (القرآن

bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi

manusia, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, melalui

perantaraan Malaikat Jibril.

Dan sebagai wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah SAW adalah sebagaimana

yang terdapat dalam surat Al-'Alaq ayat 1-5, yang artinya:

“Bacalah, dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan dari

segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah Yang Maha Mulia, yang mengajar (manusia)

dengan perantaraan kalam”14. Allah SWT mengajarkan kepada (manusia) dengan perantaran

kalam. Allah SWT mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Allah swt telah mengajarkan kepada Nabi Muhammad saw tentang ilmu pengetahuan, yaitu

perantaraan baca. Hal ini dimaksudkan supaya dia menyebut asma Allah swt yang telah

menciptakan langit, bumi, beserta isinya. Di samping itu Allah mengajarkan kepada manusia

dengan perantaran kalamnya sehingga kita dapat mengetahui apa yang belum kita ketahui.

Surat Al Alaq tersebut menerangkan betapa pentingnya sebuah ilmu pengetahuan

sehingga hukum menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban bagi setiap manusia.

Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya

hanyalah ulama." (Faathir: 28)15;

"Tiada yang memahaminya kecuali bagi orang-orang yang berilmu" (al-Ankabuut: 43)16

Firman Allah: “Hai orang-rang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: Berlapang-

lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan

untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan

meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu

pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. 17(al-

Mujaadilah:11)

"Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."('Thaahaa: 114)18

14 Departemen Agama RI,Al Qur’an dan Terjemahannya,(Surabaya:Pustaka Agung Harapan,2002)h.90415 Ibid h.62016 Ibid h.56517 Departemen Agama RI,Al Qur’an dan Terjemahannya,(Surabaya:Pustaka Agung Harapan,2002) h.79318 Ibid h.444

Page 12: Makalah Landasan Pendidikan Islam

B. AS SUNNAH (HADIST)

Pengertian As-Sunnah

Yang dimaksud As-Sunnah di sini adalah Sunnah Nabi, yaitu segala sesuatu yang

bersumber dari Nabi Muhammad berupa perkataan, perbuatan, atau persetujuannya (terhadap

perkataan atau perbuatan para sahabatnya) yang ditujukan sebagai syari’at bagi umat ini.

Termasuk didalamnya apa saja yang hukumnya wajib dan sunnah sebagaimana yang menjadi

pengertian umum menurut ahli hadits. Juga ‘segala apa yang dianjurkan yang tidak sampai

pada derajat wajib’ yang menjadi istilah ahli fikih As-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-

Albani dalam Al-Hadits Hujjatun bi Nafsihi fil Aqaid wa al Ahkam19 . As-Sunnah atau Al-

Hadits merupakan wahyu kedua setelah Al-Qur’an sebagaimana disebutkan dalam sabda

Rasulullah :“Ketahuilah, sesungguhnya aku diberi Al-Qur`an dan (sesuatu) yang serupa

dengannya.” -yakni As-Sunnah-, (H.R. Abu Dawud no.4604 dan yang lainnya dengan sanad

yang shahih, juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam al-Musnad IV/130)20

Para ulama juga menafsirkan firman Allah :“…dan supaya mengajarkan kepada mereka

AlKitab dan Al-Hikmah” (Al Baqarah ayat 129)21. Al-Hikmah dalam ayat tersebut adalah As-

Sunnah seperti diterangkan oleh Imam As-Syafi`i, “Setiap kata al-hikmah dalam Al-Qur`an

yang dimaksud adalah As-Sunnah.” Demikian pula yang ditafsirkan oleh para ulama yang

lain seperti Dr. Ibrahim bin Muhammad Al-Buraikan22

Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Qur'an, Ijma dan Qiyas,

dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an.

a. Teknik menyampaikan ilmu

Seseorang yang ditanya mengenai ilmu pengetahuan, sedangkan ia masih sibuk

berbicara. Kemudian ia menyelesaikan pembicaraannya, lalu menjawab orang yang bertanya.

Abu Hurairah r.a. berkata, “Ketika Rasulullah saw. di suatu majelis sedang berbicara dengan

suatu kaum, datanglah seorang kampung dan berkata, ‘Kapankah kiamat itu?’ Rasulullah

19 As-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Al-Hadits Hujjatun bi nafsihi fil Aqaid wa Al Ahkam,(kuwait: Ad-Dar As-Salafiyah,1400 H,cet III)h.1120 http://www.onislam.net/english/shariah/hadith/hadith-scholars/453031-imam-abu-dawud-202-275h.html21 Departemen Agama RI,Al Qur’an dan Terjemahannya,(Surabaya:Pustaka Agung Harapan,2002)h.24

22 Dr. Ibrahim bin Muhammad Al-Buraikan, Al-Madkhal li Ad Dirasah Al Aqidah Al Islamiyah ‘ala Madzhab Ahli As Sunnah,(kuwait: Dar As-Sunnah,cet III)h.24

Page 13: Makalah Landasan Pendidikan Islam

terus berbicara, lalu sebagian kaum berkata, ‘Beliau mendengar apa yang dikatakan olehnya,

namun beliau benci apa yang dikatakannya itu.’ Dan sebagian dari mereka berkata, ‘Beliau

tidak mendengarnya.’ Sehingga, ketika beliau selesai berbicara, maka beliau bersabda, ‘Di

manakah gerangan orang yang bertanya tentang kiamat?’ Ia berkata, ‘Inilah saya, wahai

Rasulullah.’ Beliau bersabda, ‘Apabila amanat itu telah disia-siakan, maka nantikanlah

kiamat.’ Ia berkata, ‘Bagaimana menyia-nyiakannya?’ Beliau bersabda, ‘Apabila perkara

(urusan) diserahkan (pada satu riwayat disebutkan dengan: disandarkan ) kepada selain

ahlinya, maka nantikanlah kiamat.”

Membacakan dan Mengkonfirmasikan kepada Orang yang Menyampaikan Berita

Al-Hasan, Sufyan, dan Malik berpendapat boleh membacakan.

Dari Sufyan ats-Tsauri dan Malik, disebutkan bahwa mereka berpendapat boleh membacakan

dan mendengarkan.

Sufyan berkata, “Apabila dibacakan kepada orang yang menyampaikan suatu berita,

maka tidak mengapa dia berkata, ‘Ceritakanlah kepadaku’, dan “Saya dengar’. Sebagian

mereka memperbolehkan membacakan kepada orang alim dengan alasan hadits Dhimam bin

Tsa’labah yang berkata kepada Nabi saw., “Apakah Allah memerintahkanmu melakukan

shalat?” Beliau menjawab, “Ya.” Sufyan berkata, “Maka, ini adalah pembacaan kepada Nabi

saw.. Dhimam memberitahukan hal itu kepada kaumnya, lalu mereka menerimanya.”

Malik berargumentasi dengan dokumen yang dibacakan kepada suatu kaum, lalu mereka

berkata, “Si Fulan telah bersaksi kepada kami”, dan hal itu dibacakan kepada mereka.

Dibacakan kepada orang yang menyuruh membaca, lalu orang yang membaca berkata, “Si

Fulan menyuruhku membaca.”

Sabda Nabi saw., “Seringkali orang yang diberi tahu suatu keterangan lebih dapat

mengingatnya daripada yang mendengarkannya sendiri.”

(Saya berkata, “Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Abu

Bakrah pada [64 - Al-Maghazi / 79 - BAB].”)

Apa yang Dilakukan oleh Nabi saw. tentang Memberi Sela-Sela Waktu (Yakni Tidak

Setiap Hari) dalam Menasihati dan Mengajarkan Ilmu agar Mereka Tidak Lari (Berpaling)

karena Bosan.

Anas r.a. mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda, “Mudahkanlah dan jangan

mempersulit, gembirakanlah dan jangan membuat orang lari.”

Page 14: Makalah Landasan Pendidikan Islam

b. Kewajiban menuntut Ilmu

Nabi bersabda:

“Tuntutlah ilmu semenjak buaian hingga liang lahat.” (H.R. Ibnu Abdul Bari)

“Menuntut Ilmu itu wajib bagi setiap muslim.”(H.R. Ibnu Adi dan Bayhaqi dari Annas)

“Barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan dunia maka dengan ilmu dan barangsiapa yang

menghendaki kebahagiaan akhirat maka dengan ilmu dan barangsiapa yang menghendaki

dunia dan akhirat maka harus dengan ilmu .” (H,R, Tabrani)

c. Cara Memperoleh Ilmu

Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa dikehendaki baik oleh Allah, maka ia dikaruniai

kepahaman agama.” .Dan beliau saw. bersabda, “Sesungguhnya ilmu itu hanya diperoleh

dengan belajar.” Abu Dzar berkata, “Andaikan kamu semua meletakkan sebilah pedang di

atas ini (sambil menunjuk ke arah lehernya). Kemudian aku memperkirakan masih ada waktu

untuk melangsungkan atau menyampaikan sepatah kata saja yang kudengar dari Nabi saw.

sebelum kamu semua melaksanakannya, yakni memotong leherku, niscaya kusampaikan

sepatah kata dari Nabi saw. itu.”

d. Teknik refleksi dalam mendidik

Pengulangan Pembicaraan Seseorang Sebanyak Tiga Kali dengan Maksud agar Orang Lain

Mengerti Ibnu Umar berkata, "Nabi saw. bersabda, 'Apakah aku sudah menyampaikan?'

(beliau ulangi tiga kali)." Anas r.a. mengatakan bahwa apabila Nabi saw. mengatakan suatu

perkataan beliau mengulanginya tiga kali sehingga dimengerti. Apabila beliau datang pada

suatu kaum, maka beliau memberi salam kepada mereka tiga kali.

Sumber-sumber pendidikan Islam; Al qur’an dan As sunah, telah mengatur

segala hal yang diperlukan oleh manusia, yang di dalamnya dibahas tentang

pendidikan secara lengkap.

Page 15: Makalah Landasan Pendidikan Islam

BAB IV

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan :

1. Pendidikan merupakan sebuah proses, bukan hanya sekedar mengembangkan aspek

intelektual semata atau hanya sebagai transfer pengetahuan dari satu orang ke orang lain

saja, tapi juga sebagai proses transformasi nilai dan pembentukan karakter dalam segala

aspeknya. Dengan kata lain, pendidikan juga ikut berperan dalam membangun peradaban

dan membangun masa depan bangsa.

Page 16: Makalah Landasan Pendidikan Islam

2. Pendidikan Islam adalah kumpulan usaha atau kegiatan pembinaan serta pengembangan

yang berproses secara bertahap dan sistematik yang meliputi semua unsur kemanusian

berupa akal, ruh, hati, dan fisik serta semua potensi iman dan takwa, sosial, akhlak,

karakter, dan keterampilan guna menuju sebuah kesempurnaan dan keutuhan sebuah

pribadi muslim.

3. Konsep pendidikan Islam mengandung nilai-nilai dan ajaran-ajaran Islam yang mewarnai

proses dan kurikulumnya, yang diberikan oleh keluarga dan lembaga pendidikan untuk

mewujudkan manusia yang utuh.

4. Karakteristik Pendidikan Islam menggambarkan dengan jelas keunggulan Pendidikan

Islam dibanding dengan pendidikan lainnya. Karena pendidikan dalam Islam mempunyai

ikatan langsung dengan nilai-nilai dan ajaran Islam yang mengatur seluruh aspek

kehidupan. Maka jelas bahwa Pendidikan Islam tidak menutup mata terhadap

perkembangan yang ada ditengah masyarakat, termasuk perkembangan ilmu

pengetahuan dan tekhnologi, hanya saja Pendidikan Islam tidak larut dalam

perkembangan yang nyata-nyata yang bertentangan dengan syariat-syariat Islam.

5. Sumber-sumber pendidikan Islam; Al qur’an dan As sunah, telah mengatur segala hal

yang diperlukan oleh manusia, yang di dalamnya dibahas tentang pendidikan secara

lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

1. Poerwadarminta, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia , (Jakarta: Balai Pustaka,1976),

h.250

2. www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf 

3. www.islamic.xtgem.com/pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna

(At-Tarbiyyatul Islamiyah wa Madrasatu Hasan al Banna )

Page 17: Makalah Landasan Pendidikan Islam

4. Ali Ahmad Madkur,Manhaj Tarbiyah Islamiyah,(Kuwait:Maktabah Al-Falah,1983) h.78

5. Hasan langgulung,Pendidikan dan Peradaban Islam,(Jakarta:Pustaka al Husna ,1985

cet.III) h.10

6. Dr.H.Khairan M.Arif.M.Ed, Hand out landasan Pendidikan Islam ,(Jakarta: Universitas

Islam As-syafiiyah,2013)h.3

7. Said Ismail Al Qadhi, Tarbiyah Islamiyah Baina Ashalah wal Mua’ashirah,(Kairo:Alam

Al Kutub,2004)h.21

8. Rina Novia, Super Teacher Super Student,(Jakarta: Zikrul Hakim,2010)

9. http://tonyzsma8smg.wordpress.com/2011/01/24/hadist-tentang-menuntut-ilmu/

10. Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam,(Jakarta:

Rajawali Pers,2011)

11. Departemen Agama RI,Al Qur’an dan Terjemahannya,(Surabaya:Pustaka Agung

Harapan,2002)

12. As-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Al-Hadits Hujjatun bi nafsihi fil Aqaid

wa Al Ahkam,(kuwait: Ad-Dar As-Salafiyah,1400 H,cet III)h.11

13. http://www.onislam.net/english/shariah/hadith/hadith-scholars/453031-imam-abu-

Dawud-202-275.html

14. Dr. Ibrahim bin Muhammad Al-Buraikan, Al-Madkhal li Ad Dirasah Al Aqidah Al

Islamiyah ‘ala Madzhab Ahli As Sunnah,(kuwait: Dar As-Sunnah,cet III)h.24

Page 18: Makalah Landasan Pendidikan Islam