makalah ekonomi islam

30
KATA PENGANTAR Puju syukur kami haturkan kehadirat Allah SAW, karna berkat rahmat dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Ekonomi Islam” tepat pada waktu nya. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bp. Muhyidin, S. Ag., M. Ag. sebagai dosen pengampu mata kuliah Agama Islam, dan tak lupa pula kepada teman-teman yang telah membantu tersusunnya makalah ini baik bantuan moril maupun materil kami ucapkan banyak terima kasih. Kami menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karna itu kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan agar kami dapat lebih baik lagi dalam menyusun makalah. Semarang, September 2014 PENYUSUN 1 | Page

Upload: nike

Post on 25-Sep-2015

60 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

makalah mengenai ekonomi Islam dan ekonomi Filantropi Islam

TRANSCRIPT

KATA PENGANTARPuju syukur kami haturkan kehadirat Allah SAW, karna berkat rahmat dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Ekonomi Islam tepat pada waktu nya.Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bp. Muhyidin, S. Ag., M. Ag. sebagai dosen pengampu mata kuliah Agama Islam, dan tak lupa pula kepada teman-teman yang telah membantu tersusunnya makalah ini baik bantuan moril maupun materil kami ucapkan banyak terima kasih.Kami menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karna itu kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan agar kami dapat lebih baik lagi dalam menyusun makalah.

Semarang, September 2014

PENYUSUN

DAFTAR ISIIsiHal

KATA PENGANTAR1

DAFTAR ISI2

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar Belakang3

2. Rumusan Masalah3

3. Tujuan Penulisan4

4. Metode Penulisan4

5. Manfaat Penulisan4

BAB IIPEMBAHASAN

1. Konsep Dasar Ekonomi Islam5

a) Ekonomi sebagai Bagian Integral dari Agama Islam5

b) Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Islam7

c) Ekonomi Islam sebagai Suatu Ilmu dan Norma9

d) Sistem Ekonomi Islam10

e) Filsafat Ekonomi Islam12

2. Filantrofi Islam12

a) Shadaqah12

b) Infaq13

c) Hibah13

d) Qurban14

e) Waris14

f) Wasiat15

g) Zakat15

h) Wakaf17

3. Tujuan Ekonomi dalam Islam19

4. Prinsip-Prinsip Ekonomi dalam Islam19

BAB IIIPENUTUP

1. Kesimpulan21

2. Saran21

DAFTAR PUSTAKA22

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGKebahagiaan merupakan tujuan utama kehidupan manusia. Manusia akan memperoleh kebahagiaan ketika seluruh kebutuhan dan keinginannya terpenuhi, baik dalam aspek material maupun spiritual, dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Terpenuhinya kebutuhan yang bersifat material, seperti sandang, rumah, dan kekayaan lainnya, dewasa ini lebih banyak mendapatkan perhatian dalam ilmu ekonomi. Terpenuhinya kebutuhan material inilah yang disebut dengan sejahtera. Dalam upaya mewujudkan kesejahteraan manusia menghadapi kendala pokok yaitu, kurangnya sumber daya yang bisa digunakan untuk mewujudkan kebutuhan tersebut.Bab ini menjelaskan pandangan Islam terhadap permasalahan ekonomi, termasuk aspek bagaimana Islam memandang tujuan hidup manusia, memahami permasalahan hidup dan ekonomi dan bagaimana Islam memecahkan masalah ekonomi. Ekonomi Islam merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari metode untuk memahami dan memecahkan masalah ekonomi yang didasarkan atas ajaran agama Islam. Perilaku manusia dan masyarakat yang didasarkan atas ajaran Islam inilah yang kemudian disebut sebagai perilaku rasional Islam yang akan menjadi dasar pembentukan suatu perekonomian Islam.

1.2 RUMUSAN MASALAHDari paparan di atas, maka penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut:a) Apa yang dimaksud dengan ekonomi Islam?b) Apa konsep dasar ekonomi Islam?c) Apa filantrofi ekonomi Islam?d) Apa tujuan ekonomi dalam Islam?e) Apa prinsip-prinsip ekonomi dalam Islam?

1.3 TUJUAN PENULISANAdapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:a. Untuk mengetahui konsep dasar Ekonomi Islamb. Untuk mengetahui tujuan ekonomi dalam Islam.c. Untuk mengetahui prinsip-prinsip ekonomi dalam Islam.d. Untuk memberikan penjelasan tentang ekonomi Islam.

1.4 METODE PENULISANMetode yang penulis gunakan adalah:a. Deskriptif.b. Kajian pustaka, yangdilakukan dengan mencari literatur di internet danbukubuku panduan.

1.5 MANFAAT PENULISANAdapun manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut:a) Dapat mengetahui konsep dasar ekonomi Islamb) Dapat mengetahui tujuan ekonomi dalam Islamc) Dapat mengetahui prinsip-prinsip dalam Islamd) Dapat memberikan penjelasan tentang ekonomi Islam dan menerapkannya dalam kehidupan.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR EKONOMI ISLAMEkonomi Islam dibangun atas dasar agama Islam, karenanya ia merupakan bagian tak terpisahkan (integral) dari agama Islam. sebagai derivasi dari agama Islam, ekonomi Islam akan mengikuti agama Islam dalam berbagai aspeknya. Islam adalah sistem kehidupan (way of life), di mana Islam telah menyediakan berbagai perangkat aturan yang lengkap bagi kehidupan manusia, termasuk dalam bidang ekonomi. Beberapa aturan ini bersifat pasti dan berlaku permanen, sementara beberapa yang bersifat kontekstual sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunan agama sebagai dasar ilmu pengetahuan telah menimbulakan diskusi panjang dikalangan ilmuwan, meskipun sejarah telah membuktikan bahwa hal ini adalah sebuah keniscayaan.Bagian awal dari subbab ini menjelaskan posisi ekonomi Islam sebagai bagian integral dari agama Islam, termasuk ruang lingkup ekonomi Islam. Karakter ekonomi yang tidak mendikotomikan norma dan fakta, serta konsep rasionalitas akan menjadi bagian utama dalam subbab ini. Bagian akhir akan mendiskusikan metodologi ekonomi Islam dan berbagai isu tentang metodologi ilmu pengetahuan.

A) Ekonomi sebagai Bagian Integral dari Agama IslamSecara umum, agama diartikan sebagai persepsi dan keyakinan manusia terkait dengan eksistensinya, alam semesta, dan peran Tuhan terhadap alam semesta dan kehidupan manusia sehingga membawa kepada pola hubungan dan perilaku manusia dengan Tuhan, sesama manusia dan alam semesta. Agama merupakan serangkaian rencana atas perilaku yang didasarkan atas nilai atau norma. Kesemua definisi tersebut berimplikasi bahwa agama meliputi perilaku manusia, termasuk semua tahap dan aspeknya. Termasuk dalam hal ini adalah keyakinan, sebagai tahap pertama ,yang menetukan perilaku dan tujuan hidup manusia.Islam sebagai suatu agama yang didasarkan pada ajaran kitab Al-Quran dan Sunnah, memberikan banyak contoh ajaran ekonomi, baik pada masa-masa awal Islam diturunkan -masa Ibrahim a.s dan Shuaib a.s hingga menjelang wafatnya Nabi terakhir, Muhammad Saw. Pada masa Ibrahim a.s, Islam telah mengajarkan manusia untuk berderma. Pada masa Shuaib, Islam telah mengajarkan manusia berbuat adil dalam memberikan takaran, menimbang dengan benar dan tidak merugikan orang lain. Pada masa awal Muhammad Saw. di Makkah Islam telah mengajarkan agar manusia memenuhi takaran dan timbangan, baik pada saat menjual atau pun membeli barang. Islam menjelaskan kondisi manusia pada umumnya yang sering mengurangi timbangan saat menjual dan meminta timbangan penuh pada saat membeli.

Gambar 1.1 Struktur Ajaran IslamKonsistensi dan koherensi ajaran Islam antara aspek kehidupan diwujudkan dalam bentuk kesatuan antara keyakinan (iman), perbuatan (amal), dan moralitas (akhlak). Amal dapat dikategorikan menjadi dua kelompok besar, yaitu ibadah dan muamalah. Kegiatan ekonomi merupakan bagian dari muamalah dan harus didasarkan atas akidah yang benar sehingga menghasilkan kegiatan ekonomi yang berakhlak atau bermoral. Kegiatan ekonomi hanya akan mampu membawa kepada falah selama dilaksanakan berdasarkan akidah Islam dan diwarnai dengan moral Islam.B) Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi IslamEkonomi Islam sebenarnya telah muncul sejak Islam itu dilahirkan. Ekonomi Islam lahir bukanlah sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri melainkan bagian integral dari agama Islam. Sebagai ajaran hidup yang lengkap, Islam memberikan petunjuk terhadap semua aktivitas manusia, termasuk ekonomi. Sejak abad ke-8 telah muncul pemikiran-pemikiran ekonomi Islam secara parsial, misalnya peran Negara dalam ekonomi, kaidah berdagang, mekanisme pasar, dan lain-lain, tetapi pemikiran secara komprehensif terhadap sistem ekonomi Islam sesungguhnya baru muncul pada pertengahan abad ke-20 dan semakin marak sejak dua dasawarsa terakhir.Beberapa ekonom memberikan penegasan bahwa ruang lingkup dari ekonomi Islam adalah masyarakat Muslim atau negara Muslim sendiri. Artinya, Ia mempelajari perilaku ekonomi dari masyarakat atau negara Muslim di mana nilai-nilai ajaran Islam dapat diterapkan. Namun, pendapat lain tidak memberikan pembatasan seperti ini, melaikan lebih kepada penekanan terhadap perspektif Islam tentang masalah ekonomi pada umumnya. Dengan kata lain, titik tekan ilmu ekonomi Islam adalah pada bagaimana Islam memberikan pandangan dan solusi atas berbagai persoalan ekonomi yang dihadapi umat manusia secara umum. Untuk memberikan pengertian yang lebih jelas maka berikut disampaikan definisi ekonomi Islam dari beberapa ekonom Muslim terkemuka saat ini.a. Ekonomi Islam merupakan ilmu ekonomi yang diturunkan dari ajaran Al-Quran dan Sunnah. Segala bentuk pemikiran ataupun praktik ekonomi yang tidak bersumberkan dari Al-Quran dan Sunnah tidak dapat dipandang sebagai ekonomi Islam. Untuk dapat menjawab permasalahan kekinian yang belum djelaskan dalam Al-Quran dan Sunnah, digunakan metode fiqh untuk menjelaskan apakah fenomena tersebut bersesuaian dengan ajaran Al-Quran dan Sunnah ataukah tidak. Dalam hal ini, ekonomi Islam akan dipandang lebih bersifat normatif ketika perkembangan ilmu Ekonomi Islam belum didukung oleh praktik. Dalam hal ini, ekonomi Islam dianggap tidak memiliki kelemahan dan selalu dianggap benar. Kegagalan dalam memecahkan masalah ekonomi empiris dipandang bukan sebagai kelemahan ekonomi Islam, melaikan kegagalan ekonom dalam menafsirkan Al-Quran dan Sunnnah. Beberapa ekonomi Muslim yang cenderung menggunakan definisi dan pendekatan ini adalah Hazanuzzaman (1984) dan Metwally (1995).b. Ekonomi Islam merupakan implementasi sistem etika Islam dalam kegiatan ekonomi yang ditujukan untuk pengembangan moral masyarakat. Dalam hal ini, ekonomi Islam bukanlah sekadar memberikan justifikasi hokum terhadap fenomena ekonomi yang ada, namun lebih menekankan pada pentingnya spirit Islam dalam setiap aktivitas ekonomi. Perbedaan pandangan muncul dalam mengidentifikasi spirit dasar Islam yang terkait dengan ekonomi. Spirit inilah yang kemudian menjadi dasar penurunan ilmu ekonomi. Beberapa ekonom yang menggunakan pendekatan ini adalah Mannan (1993), Ahmad (1992), dan Khan (1994).c. Ekonomi Islam merupakan representasi perilaku ekonomi umat Muslim untuk melaksanakan ajaran Islam secara menyeluruh. Dalam hal ini, ekonomi Islam tidak lain merupakan penafsiran dan praktik ekonomi yang dilakukan oleh umat Islam yang tidak bebas dari kesalahan dan kelemahan. Analisis ekonomi setidaknya dilakukan dalam tiga aspek, yaitu norma dan nilai-nilai dasar Islam, batasan ekonomi dan status hukum, dan aplikasi dan analisis sejarah. Beberapa ekonomi yang menggunakan pendekatan ini adalah Siddiqie (1992), dan Navqi (1994).d. Beberapa ekonom Muslim mencoba mendefinisikan ekonomi Islam lebih komprehensif atapun menggabungkan antara definisi-definisi yang telah ada. Seperti diungkapkan oleh Chapra (2000) dan Choudury bahwa berbagai pendekatan dapat digunakan untuk mewujudkan ekonomi Islam, baik pendekatan historis, empiris ataupun teoritis. Namun demikian, pendekatan ini dimaksudkan untuk mewujudkan kesejahteraan manusia sebagaimana yang dijelaskan oleh Islam, yaitu falah, yang bermaknakan kelangsungan hidup, kemandirian, dan kekuatan untuk hidup.Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ekonomi Islam bukan hanya merupakan praktik kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh individu dan komunitas Muslim yang ada, namun juga merupakan perwujudan perilaku ekonomi yang didasarkan pada ajaran Islam.Berbeda dengan ekonomi Islam, ekonomi konvensional lebih menekankan pada analisis terhadap masalah dan alternative solusinya. Dalam pandangan ini, tujuan ekonomi dan nilai-nilai dianggap sebagai hal yang sudah tetap (given) atau di luar bidang ilmu ekonomi. Dengan kata lain, ekonomi Islam berbeda dengan ekonomi konvensional tidak hanya dalam aspek cara penyelesaian, namun juga dalam aspek cara memandang dan analisis terhadap masalah ekonomi.

Gambar 1.2 Ruang Lingkup Ekonomi IslamDi sisi lain, perilaku masyarakat Muslim tidaklah selalu menjadi bahasan dalam ekonomi Islam selama perilaku mereka tidak beroroentasikan kepada mashlahah. Ekonomi Islam menekankan pada perilaku individu dan masyarakat yang konsisten terhadap orientasi mashlahah. Studi terhadap perilaku ekonomi masyarakat Muslim lebih merupakan suatu uji atau verifikasi terhadap kepraktisan (practicality) ekonomi Islam, yang mungkin juga dilakukan terhadap masyarakat non-Muslim.

C) Ekonomi Islam sebagai Suatu Ilmu dan NormaPemahaman tentang terminologi ekonomi positif (positive economics) dan ekonomi normatif (normative economics) merupakan sesuatu yang sangat penting dalam mempelajari ekonomi Islam. Ekonomi positif membahas mengenai realitas hubungan ekonomi atau membahasa sesuatu yang senyatanya terjadi, sementara ekonomi normatif membahas mengenai apa yang seharusnya terjadi atau apa yang seharusnya dilakukan. Keharusan ini didasarkan atas nilai (value) atau norma (norm) tertentu, baik secara eksplisit maupun implisit. Kemiskinan yang terjadi di negara-negara berkembang tidak seharusnya semakin memburuk adalah contoh pernyataan normatif. Kenyataan bahwa kemiskinan di negara-negara ini memang semakin memburuk adalah contoh pernyataan positif. Contoh lain, misalnya tentang fakta bahwa kebanyakan orang akan mengonsumsi barang dan jasa apa saja sepanjang memberikan kepuasan maksimal adalah ekonomi positif, sementara anjuran agar tidak semestinya segala nafsu mencari kepuasan dipenuhi dalah pernyataan normatif.

D) Sistem Ekonomi IslamSecara definisi, ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk mengalokasikan dan mengelola sumber saya untuk mencapai falah berdasarkan pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai Al-Quran dan Sunnah.Muhammad Abdul Manan (1992) berpendapat bahwa ilmu ekonomi Islam dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami nilai-nilai Islam. Ia mengatakan bahwa ekonomi Islam merupakan bagian dari suatu tata kehidupan lengkap, berdasarkan empat bagian nyata dari pengetahuan, yaitu: al-Quran, as-Sunnah, Ijma dan Qiyas.Menurut Suhrawardi K. Lubis (2004:14) bahwa sistem ekonomi Islam adalah ilmu ekonomi yan dilaksanakan dalam praktek (penerapan ilmu ekonomi) sehari-harinya bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat maupun pemerintah dalam rangka pengorganisasian faktor produksi, distribusi, dan pemanfaatan barang/jasa yang dihasilkan tunduk dalam peraturan Islam.Sistem ekonomi Islam adalah sebuah sistem yang tidak lahir dari hasil ciptaan akal manusia, akan tetapi sebuah sistem yang berdasarkan wahyu Allah SWT. Dengan kata lain, sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang berdasarkan ajaran Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Hadits yang dikembangkan oleh pemikiran manusia yang memenuhi syarat dan ahli dalam bidangnya.Subjek ekonomi dalam Islam seringkali dikaitkan dengan kata muamalah dalam ilmu fiqih. Kata muamalah sendiri berarti kerjasama antar sesama manusia, sehingga pengertiannya dapat menjadi luas. Menurut Muhammad Daud (2002:50-51) bahwa dalam ruang lingkup hukum Islam tidak membadakan (dengan tajam) antara hukum perdata dan hukum pidana, karena menurut sistem hukum Islam pada hukum perdata terdapat segi-segi publik dan pada hukum publik ada segi-segi perdatanya, maka hukum muamalah dalam arti luas adalah sebagai berikut:a. Munakahat, mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan, perceraian serta akibat- akibatnya.b. Wiratsah, segala masalah yang berhubungan dengan pewaris, ahli waris, harta peninggalan serta pembagian waris.c. Muamalat dalam arti khusus, mengatur masalah kebendaan dan hak-hak atas benda, tata hubungan manusia dalam soal jual beli, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, perserikatan, dan sebagainya.d. Jinayat, memuat aturan-aturan mengenai perbuatan-perbuatan yang diancam dengan hukuman baik dalam jarimah hudud atau tazir.e. Al-Ahkam as-Sulthaniyah, membicarakan soal-soal yang berhubungan dengan pemerintahan, tentara, pajak, dan lain-lain.f. Suyar, mengatur tentang urusan perang dan damai, tata hubungan dengan pemeluk agama lain dan negara lain.g. Mukhasamat, mengatur soal peradilan, kehakiman dan hukum acara.Dari sistematika pembagian hukum islam di atas, dapat diketahui bahwa sistem ekonomi Islam, masuk dalam ruang lingkup muamalah.Ekonomi tidak dapat dipisahkan dari subjek seputar kepemilikan dan pengelolaan terhadap harta benda. Kepemilikan ialah pemberian yang bersifat social dan diakui suatu hak kepada seseorang atau suatu kelompok masyarakat. Pemberian ini mencerminkan hak potensial untuk memanfaatkan barang tertentu dan pada yang sama mengesampingkan pihak yang lain dari pemberian hak yang sama. Kepemilikan menunjukkan hubungan sosial dan yang diakui antara individu atau kelompok dalam masyarakat dan mencerminkan hak milik sah pemilik atas barang dan pada saat yang sama menghalangi pihak lain dari hak seperti itu (Muhammad H. Behesti, 1992:9)Menurut Rofiq Yunus al-Masry (1993:41) kepemilikan terbagi dua, yaitu kepemilikan yang bersifat umum dan kepemilikan yang bersifat khusus (privat). Kepemilikan khusus adalah hak milik perorangan atau kelompok. Jenis kepemilikan seperti ini telah diakui dalam Islam, sebagaimana terdapat di dalam Al-Quran ayat-ayat yang menyebutkanamwaalakum/harta-hartamu,amwaalahum/harta-harta mereka,amwaal al-yatiim/harta anak yatim, ataubuyuutakum/rumah-rumah kamu. Sebagaiman pula terdapat dalam Al-Quran perintah untuk membayar zakat, mengeluarkan infaq. Sedangkan kepemilikan umum adalah wakaf yang dimiliki oleh seluruh kaum muslimin, setiap muslim boleh mengambil manfaat, namun tidak dapat dijual, dihapus atau dihadiahkan.

E) Filsafat Ekonomi IslamMenurut Ahmad M. Saefuddin dalam Muhammad Daud (1988:5-6) ada tiga filsafat ekonomi Islam, yaitu:1) Semua yang ada di alam semesta langit, bumi serta sumber-sumber alam yang ada padanya, bahkan harta kekayaan yang dikuasai manusia adalah milik Allah SWT, karena Dialah yang menciptakannya. Semua ciptaan Allah itu tunduk pada kehendak dan ketentuan-ketentuan-Nya. Manusia sebagai khalifah-Nya berhak mengurus dan memanfaatkan alam semesta untuk kelangsungan hidup dan kehidupan manusia dan lingkungannya.2) Allah Maha Esa, Dialah pencipta segala makhluk yang yang ada di alam semesta. Salah satu ciptaanNya adalah manusia yang diberi alat kelengkapan sempurna lebih dari makhluk-makhluk ciptaan Allah lainnya agar ia mampu melaksanakan tugas, hak dan kewajiban sebagai khalifah Allah di bumi ini.3) Beriman kepada hari kiamat, keyakinan pada hari kiamat ini merupakan asas penting dalam sistem ekonomi Islam karena dengan keyakinan itu, tingkah laku ekonomi manusia di bumi ini akan dapat terkendali, sebab ia sadar bahwa semua perbuatannya termasuk tindakan ekonominya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT.Dari ketiga pokok filsafat ekonomi Islam melahirkan nilai-nilai dasar ekonomi islam, yaitu nilai dasar kepemilikan, keseimbangan, dan keadilan.

2.2 FILANTROFI ISLAMAndi Agung Prihatna dalam bukuRevitalisasi Filantrofi Islam Studi Kasus Lembaga Zakat dan Wakaf Di Indonesia(2005:6) menyatakan bahwa istilah filantrofi (philanthropy) berasal dari bahasa Yunani, philos (cinta) dan anthropos (manusia). Secara harfiah filantropi adalah konseptualisasi dari praktik memberi (giving), pelayanan (services) dan asosiasi (assiciation) secara sukarela untuk membantu pihak lain yang membutuhkan sebagai ekspresi rasa cinta. Di dalam Al-Quran perintah berderma mengandung makna kemurahan hati, keadilan sosial, saling berbagi dan saling memperkuat. Aktivitas berderma inilah yang disebut sebagaifilantrofi Islam.Di dalam sistem ekonomi Islam terdapat lembaga sosial ekonomi yang dapat menjembatani dua kelompok sosial, yaitu golongan kelas atas dan golongan kelas bawah.Adapun lembaga-lembaga sosial ekonomi dalam Islam adalah sebagai berikut:A. Shadaqah atau SedekahShadaqahberasal dari katashadaqayang berarti benar. Orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Adapun secara terminologi syariat shadaqah makna asalnya adalahtahqiqu syai'in bisyai'iatau menetapkan/menerapkan sesuatu pada sesuatu. Sikapnya sukarela dan tidak terikat pada syarat-syarat tertentu dalam pengeluarannya baik mengenai jumlah, waktu dan kadarnya.Shadaqah memiliki makna yang sangat luas karena bersedekah tidak harus berupa materi atau benda, tetapi juga dapat bersifat non materi, misalnya tersenyum dan bermuka cerah ketika bertemu, menyingkirkan rintangan di jalan, menuntun orang yang buta,serta segala perbuatan yang baik dan bermanfaat.B. InfaqInfaq berasal dari kataanfaqayang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk kepentingan sesuatu. Menurut terminologi syariat, infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan Islam.Dengan kata lain, infaq merupakansumbangan sukarela atau seikhlasnya (berupamateri).Misalnya, untuk menolong orang orang yang kesusahan; membangun masjid, jalan, jembatan; dan sebagainya.Infaq dikeluarkan setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia di saat lapang maupun sempit. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Ali Imron: 134

Artinya:Yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan orang, Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.Terkait dengan infaqini Rasulullah SAW bersabda:ada malaikat yang senantiasa berdo'a setiap pagi dan sore : "Ya Allah SWT berilah orang yang berinfak, gantinya. Dan berkata yang lain : "Ya Allah jadikanlah orang yang menahan infak, kehancuran".(HR. Bukhori)C. HibahKatahibahberasal dari bahasa Arab yang secara etimologis berarti melewatkan atau menyalurkan. Dengandemikian berarti telah disalurkan dari tangan orang yang memberi kepada tangan orang yang diberi.Jadi,dapat disimpulkan bahwa hibah merupakan suatu pemberian yang bersifat sukarela (tidak ada sebab dan musababnya) tanpaada kontra dari pihak penerima pemberian, dan pemberian itu dilangsungkan pada saat si pemberi masih hidup.Menurut Hussein Syahatah (1998:248) hibah adalah ungkapan tentang pengalihan hak kepemilikan atas sesuatu tanpa adanya ganti atau imbalan sebagai pemberian dari seseorang kepada orang lain dengan memenuhi rukun-rukunnya, yaitu:1) Orang yang memberi, yaitu pemilik benda yang dihibahkan, disyaratkan harus merdeka, dewasa, berakal sehat, tidak dipaksa, tidak berhutang, dan pengelolaan hartanya tidak dilarang.2) Barang yang dihibahkan, yaitu suatu barang yang menjadi objek hibah.3) Orang yang menerima hibah, yaitu orang yang menerima barang hibah dari orang yang memberi hibah.4) Ucapan hibah, yaitu sesuatu yang diucapkan dari orang yang memberi hibah yang menunjukkan terjadinya hibah dengan format yang ditetapkan.D. QurbanQurban berasal dari bahasa Arab,qaruba (fiil madhi) yaqrabu (fiil mudhari) qurban wa qurbaanan (mashdar)yang berartimendekati atau menghampiri.Qurban atau disebut juga Udhhiyah atau Dhahiyyah secara harfiah berarti hewan sembelihan.Qurban dalam fiqih Islam yaitu hewan yang dipotong dalam rangka taqarrub(mendekatkan diri)kepada Allah, berkenaan dengan tibanya Iduladha atauyaumun nahrpada tanggal 10 Dzulhijjahdan pada hari-hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah). Disebut harinahr(atas dada), karena pada umumnya waktu dulu hewan yang dipotong itu adalah onta yang cara pemotongannya atau penyembelihannya dalam keadaan berdiri dengan ditusukkannya pisau ke lehernya dekat dada onta tersebut. Kemudian di kalangan kita popular dengan sebutan qurban artinya sangat dekat, karena hewan itu dipotong dalam rangka taqarrub kepada Allah.Qurban sangat dituntut dalam Islam.Dalil yang menerangkan ibadah qurban ialah:Sebagaimana firman Allah SWT:Artinya: "Maka bersembahyanglah kamu karena Tuhanmu dan berqurbanlah karena-Nya".Artinya:"Daging dan darah binatang qurban atau hadiah tidak sekali-kali akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepadaNya ialah amal yang ikhlas berdasarkan taqwa dari kamu".E. WarisWarisan adalah segala sesuatu baik yang bersifat materi maupun maknawi, yang telah meninggal dunia dan dibagikan kepada ahli waris berdasarkan peraturan-peraturan tertentu. Sebagian ulama mengungkapkan warisan dengan istilah faraidh, artinya warisan itu merupakan bagian tertentu bagi ahli waris. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT:( :) .Artinya: .baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan (An-Nisa : 7)F. WasiatWasiat adalah pesan tentang suatu kebaikan yang akan dilaksanakan setelah orang yang berwasiat itu meninggal dunia. Jika diberikan kepada ahli waris maka wasiatnya tidak sah kecuali semua ahli waris yang lebih berhak menerima warisan itu ridha dan rela memberikan kepadanya setelah orang yang berwasiat itu meninggal dunia.

Dari Abu Umamah beliau berkata: Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah telah menentukanhak tiap-tiap ahli warismaka dengan ketentuan itu tidak ada hak wasiat bagi seorang ahli waris.(HR. Lima Ahli Hadits selain Nasai).G. ZakatSecara bahasa zakat berarti suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang. Secara istilah zakat adalah sebagian harta yang wajib diberikan kepada orang-orang tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula (Didin Hafidhuddin, 1998:13).Zakat merupakan dasar prinsipil untuk menegakkan struktur sosial Islam. Zakat bukanlah derma atau sedekah biasa, ia adalah sedekah wajib. Setiap muslim yang memenuhi syarat tertentu, berdasarkan dalil sebagai berikut:a.Al-QuranSurat at-Taubah : 103 ( : ) Artinya:Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamumembersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.b.Hadits Riwayat Bukhori dan Muslim " , Hadits adalah sebagaimana diriwiyatkan oleh Bukhori dan Muslim yang artinya Islam itu berdiri di atas lima dasar yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, membayar zakat, naik haji, dan puasa ramadhan.Zakat bukan hanya kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan akan mendapat dosa, tetapi lebih dari itu zakat memiliki tujuan yang jelas. dengan terlaksananya lembaga zakat secara baik dan benar diharapkan kesulitan dan penderitaan fakir miskin dapat berkurang. Di samping itu dengan pengelolaan zakat yang professional berbagai permasalahan yang terjadi dalam masyarakat yang ada hubungannya dengan mustahiq zakat juga dapat dipecahkan.Macam-macam zakat, antara lain:1. Zakat mal (zakat harta), yaitu bagian dari harta kekayaan seseorang atau badan hukum yang wajib dikeluarkan untuk golongan tertentu setelah dipunyai selama jangka waktu tertentu dalam jumlah minimal tertentu pula.2. Zakat fitrah (zakat jiwa), yaitu zakat wajib dikeluarkan oleh setiap orang Islam baik laki-laki maupun perempuan, besar atau kecil, setiap tahun menjelang hari raya Idul fitri.

Adapun secara lebih terperinci dapat dikemukakan hikmah zakat yang dirangkum dari pernyataan Hussein Syahatah (1998) adalah sebagai berikut:1) Sebagai sarana pendidikan bagi jiwa manusia untuk bersyukur kepada Allah SWT2) Melatih manusia untuk dapat merasakan penderitaan dan kesulitan fakir dan miskin3) Sebagai sarana untuk menanamkan dalam jiwa manusia sifat jujur, amanah, pengorbanan, ikhlas, mencintai sesama dan persaudaraan4) Membentuk masyarakat saling menanggung, menjamin dan saling menyayangi5) Mewujudkan pembangunan perekonomian sebab zakat dapat menanggulangi masalah-masalah penimbunan harta melalui anjuran mengola dan mengembangkan harta6) Untuk menanggulangi pengangguran, karena pengeluaran harta zakat kepada fakir dan miskin menambah kuatnya daya beli dan tuntutan untuk membeli kebutuhan-kebutuhan pokok tentunya itu akan meningkatkan produktifitas dan kesempatan kerja7) Harta zakat dapat mengetaskan kemiskinan, karena zakat dapat mengubah orang-orang fakir menjadi orang-orang yang dapat memanfaatkan harta zakat.Benda yang wajib dizakati, yaitu:1) Emas, perak, dan uang2) Hasil bumi dan buah-buahan3) Harta perniagaan4) Barang tambang5) Hewan ternakSyarat-syarat wajib zakat, yaitu:1) Kemilikan yang sah dan pasti2) Berkembang biak secara alami atau usaha3) Mencapai nisab4) Melebihi kebutuhan pokok5) Bersih dari hutang6) Mencapai haul yaitu perputaran satu tahun.Orang-orang yang berhak menerima zakat disebut mustahiq. Sebagaimana firman Allah dalam surat at-Taubah: 60 Artinya:Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.H. WakafWakaf berasal dari kata waqofa artinya menahan, dalam hal ini menahan harta untuk diwakafkan. Secara etimologi berarti menahan harta dan memberikan manfaatnya di jalan Allah SWT. Harta yang telah diserahkan oleh Wakif kepada Nazhir (untuk waktu selamanya), kepemilikannya berpindah kepada Allah SWT. Harta tersebut bukan milik wakif dan juga bukan milik nazhir. Sedangkan harta yang diserahkan oleh Wakif kepada Nazhir agar dimanfaatkan (untuk waktu tertentu), masih menjadi milik Wakif, sehingga harus dikembalikan kepada Wakif setelah jangka waktu pemanfaatan harta wakaf berakhir.Harta wakaf (baik untuk waktu selamanya maupun untuk waktu tertentu) tidak dapat dijual, dihibahkan, diwariskan atau apapun yang dapat menghilangkan kewakafannya.Peran Nazhir adalah hanya mengelola harta wakaf tersebut agar jangan berkurang, dan mengupayakannya berkembang sehingga hasil (keuntungannya) dapat digunakan untuk keperluan sosial (mauquf alaih).Di dalam Islam wakaf adalah salah satu bentuk sedekah yang dianjurkan meskipun perintahnya tidak disebutkan secara tegas sebagaimana halnya zakat, namun para ahli dipandang sebagai landasan perintah untuk berwakaf, yaitu:

1.Al-QuranSurat al-Hajj : 77 Artinya:Hai orang-orang yang beriman, rukulah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.Surat Al-Baqarah : 267 Artinya:Hai orang-orang beriman, berinfaklah dari hasil kerja kalian yang baik-baik dan hasil bumi yang kalian dapatkan seperti pertanian, tambang dan sebagainya. Janganlah kalian sengaja berinfak dengan yang buruk-buruk. Padahal kalian sendiri, kalau diberikan yang buruk seperti itu, akan mengambilnya dengan memicingkan mata seakan tidak ingin memandang keburukannya. Ketahuilah Allah tidak membutuhkan sedekah kalian. Dia berhak untuk dipuji karena kemanfaatan dan kebaikan yang telah ditunjuki-Nya.2.HaditsDiriwayatkan dari Ibnu Umar, Umar bin Khatab mempunyaitanah (kebun) di Khaibar, lalu ia datang kepada Nabi SAW, untuk meminta petunjuk mengenai tanah tersebut, ia berkata Wahai Rasulullah saya memperoleh tanah di Khaibar, yang belum pernah saya peroleh harta yang lebih baik bagiku melebihi tanah itu, apa perintah engkau (kepadaku) mengenainya? Nabi SAW menjawab, jika mau kamu tahan pokoknya dan kamu sedekahkan (hasilnya), Ibnu Umar berkata maka Umar menyedekahkan tanah itu (dengan mensyaratkan) tanah itu tidak dijual, tidak dihibahkan, dan tidak diwariskan ia menyedekahkan hasilnya kepada fuqara, kerabat, riqab (hamba sahaya, orang tertindas), sabilillah, ibnu sabil, dan tamu. Tidak berdosa dari orang yang mengelola untuk memakan dari (hasil) tanah itu secara ma'ruf (wajar) dan memberi makan (kepada orang lain) tanpa menjadikannya sebagai harta hak milik. Rawi berkata, saya menceritakan hadis tersebut kepada Ibnu Sirin, lalu ia berkata ghaira mutaatstsilin malan' (tanpa menyimpanya sebagai harta hak milik. (H.R. al-Bukhari, Muslim, al Tharmidzi, al-Nasa'i).

Tujuan wakaf:1.Untuk kepentingan umum2.Untuk menolong fakir miskin3.Untuk kepentingan anggota keluarga sendiri.

2.3 TUJUAN EKONOMI DALAM ISLAMSegala aturan yang diturunkan AllahSWTdalam sistem Islam mengarah pada tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta menghapuskan kejahatan, kesengsaraan dan kerugian pada seluruh ciptaan-Nya. Demikian pula dalam hal ekonomi, tujuannya adalah membantu manusia mencapai kemenangan di dunia dan di akhirat.Seorang fuqaha asal Mesir bernama Prof.Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada tiga sasaran hukum Islam yang menunjukan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia, yaitu:1) Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan lingkungannya.2) Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek kehidupan di bidang hukum dan muamalah.3) Tercapainyamashlahah(merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati bahwamashlahahyang menjadipuncak sasaran di atas mencakup lima jaminan dasar:a. keselamatan keyakinan agama (aldin)b. kesalamatan jiwa (al nafs)c. keselamatan akal (al aql)d. keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl)e. keselamatan harta benda (al mal)

2.4 PRINSIP-PRINSIP EKONOMI DALAM ISLAMSecaragarisbesar,ekonomi Islam memilikibeberapaprinsipdasar, yaitu:1) Berbagaisumberdayadipandangsebagaipemberianatautitipandari Allah SWT kepada manusia.2) Islam mengakuipemilikanpribadidalambatas-batastertentu.3) Kekuatanpenggerakutamaekonomi Islam adalahkerjasama.4) Ekonomi Islam menolakterjadinyaakumulasikekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang saja.5) Ekonomi Islam menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak orang.6) Seorangmuslimharustakutkepada Allah SWTdanharipenentuan di akhiratnanti.7) Zakat harusdibayarkanataskekayaan yang telahmemenuhibatas (nisab)8) Islam melarangribadalamsegalabentuk.

BAB IIIPENUTUP3.1 KESIMPULANEkonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk mengalokasikan dan mengelola sumber daya untuk menacapai falah (kemuliaan dan kemenangan dalam hidup) berdasarkan pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai Al-Quran dan Sunnah.Masalah ekonomi merupakan masalah yang universal. Oleh karena itu,seluruh dunia menaruh perhatian yang besar terhadap permasalahan ekonomi.Dalam pandangan Islam, permasalahaninitidak dapat diselesaikan hanya melalui perubahan yang bersifat kosmetik belaka, diperlukan perubahan yang bersifat mendasar mulai dari tatananfilosofi yang akan membentuk teori ekonomi Islam, yang kemudian akan membentuk prinsip-prinsip sistem ekonomi Islam sehingga pada akhirnya akan terbentuk secara otomatis perilaku Islami dalam ekonomi.Islamadalahsatu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia dan alam semesta. Kegiatan perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan prinsip illahiyah. Harta yang ada pada kita, sesungguhnya bukan milik manusia, melainkan hanya titipan dari Allah SWT agar dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang pada akhirnyasemua akan kembali kepada Allah SWT untuk dipertanggungjawabkan.

3.2 SARANEkonomi dalam Islam mengajarkan seorang muslim harus memperhatikan ketentuan-ketentuan syariat, dimanaIslam sebagaiway of life, sebagairahmatan lil alamintelah memberikan petunjuk kepada kita tentang bagaimana suatu keteraturan itu dibentuk disemua lini kehidupan baik dunia maupun akhirat, termasuk aturan dalam bermuamalah atau kita persempit lagi, aturan berekonomi. Dalam perekenomianIslamtersebutsangat dilarang yang namanya riba dan sejenisnya. Hal inidilarangkarena dapat merugikan baik dalam bentuk materi atau lainnya.Oleh karna itu,hendaknya kitamelakukansuatuusaha ekonomi secara jujur,terbuka tanpa ada suatu hal yang ditutupiagar tidak ada pihak yang dirugikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad Daud. 1988.Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf.Jakarta: Universitas Indonesia Press.Behesti, Muhammad H. 1992.Kepemilikan dalam Islam,Penerjemah: Luqman Hakim, dkk. Jakarta: Pustaka Hidayah.Imtihana, Aida, dkk. 2009.Buku Ajar Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum. Palembang: Universitas SriwijayaLubis, Suhrawardi K. 2004.Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika.Mannan, M. Abdul. 1970.Islamic Economics: Theory and Practice. dalam Delhi. Sh. M. Ashraf.Prihatna, Andi Agung. 2005.Revitalisasi Filantrofi Islam Studi Kasus Lembaga Zakat dan Wakaf di Indonesia,Editor: Chaidar S. Bamualim, dkk. Jakarta: Pusat Bahasa dan Budaya UIN Syarif Hidayatullah.Administrator.Pengertian dan Hikmah Qurban(online). Tersedia:http://rumah-yatim.org/indonesia/index.php/Panduan-Qurban/Pengertian-dan-hikmah-Qurban.html(2 Maret 2013)Hanif. (2009).Ekonomi dalam Islam(online). Tersedia:http://ib-bloggercompetition.kompasiana.com/2009/10/07/ekonomi-dalam-islam(2 Maret 2013)Islam Wiki. (2012).Wasiat Pengertian dan Hukum Wasiat(online). Tersedia:http://islamwiki.blogspot.com/2012/11/wasiat-pengertian-dan-hukum-wasiat.html(2 Maret 2013)http://ellinjuniarti.blogspot.com/2013/03/makalah-ekonomi-islam_5186.htmlhttp://abdulrahmanrifai.blogspot.com/2013/06/makalah-pengertian-ekonomi-islam-dan.htmlPusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam. 2009.Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali Pers

2 | Page