43386600 isi makalah ekonomi islam

27
BAB I PENDAHULUAN Dalam realita kehidupan, manusia berusaha mengerahkan daya, tenaga dan juga fikirannya untuk memenuhi berbagai bagai keperluan hidupnya seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal. Pengerahan tenaga dan pikiran ini penting bagi menyempurnakan kehidupannya sebagai individu dan sebagai seorang anggota kepada sebuah masyarakat. Segala kegiatan yang bersangkutan dengan usaha usaha yang bertujuan untuk memenuhi keperluan keperluan ini dinamakan ekonomi. Ekonomi merupakan pengetahuan tentang peristiwa dan persoalan yang berkaitan dengan upaya manusia secara perorangan (pribadi), kelompok (keluarga, suku bangsa, organisasi) dalam memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas yang dihadapkan pada sumber yang terbatas. Ilmu ekonomi di negara-negara barat relatif masih muda, sebab baru mulai dipelajari pada akhir abad kedelapan belas. Akibat Revolusi Perancis dan Revolusi Industri perkembangan Eropa sangat signifikan dalam segi sosial, politik, dan ekonomi. Abad ke-20 merupakan abad studi ekonomi, tidak lagi berhenti pada batas observasi dan menguraikan gejala-gejala ekonomi belaka untuk merumuskan hukum-hukum yang terpecah menjadi berbagai mazhab. Seperti kapitalisme dan sosialisme. Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia dan alam semesta. Kegiatan perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan

Upload: andhikaiblis

Post on 07-Aug-2015

46 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam realita kehidupan manusia berusaha mengerahkan daya

tenaga dan juga fikirannya untuk memenuhi berbagai bagai

keperluan hidupnya seperti makanan pakaian dan tempat tinggal

Pengerahan tenaga dan pikiran ini penting bagi menyempurnakan

kehidupannya sebagai individu dan sebagai seorang anggota kepada

sebuah masyarakat Segala kegiatan yang bersangkutan dengan

usaha usaha yang bertujuan untuk memenuhi keperluan keperluan

ini dinamakan ekonomi

Ekonomi merupakan pengetahuan tentang peristiwa dan

persoalan yang berkaitan dengan upaya manusia secara perorangan

(pribadi) kelompok (keluarga suku bangsa organisasi) dalam

memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas yang dihadapkan pada

sumber yang terbatas

Ilmu ekonomi di negara-negara barat relatif masih muda sebab

baru mulai dipelajari pada akhir abad kedelapan belas Akibat

Revolusi Perancis dan Revolusi Industri perkembangan Eropa sangat

signifikan dalam segi sosial politik dan ekonomi

Abad ke-20 merupakan abad studi ekonomi tidak lagi berhenti

pada batas observasi dan menguraikan gejala-gejala ekonomi belaka

untuk merumuskan hukum-hukum yang terpecah menjadi berbagai

mazhab Seperti kapitalisme dan sosialisme

Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang

mengatur seluruh sendi kehidupan manusia dan alam semesta

Kegiatan perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan

prinsip illahiyah Harta yang ada pada kita sesungguhnya bukan

milik manusia melainkan hanya titipan dari Allah swt agar

dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang

pada akhirnya semua akan kembali kepada Allah swt untuk

dipertanggungjawabkan

BAB II

PEMBAHASAN EKONOMI ISLAM

APengertian Ekonomi Islam

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

ldquoDialah yang menjadikan bumi ini mudah bagi kamu Maka

berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian rezeki- Nya

dan hanya kepada- Nya lah kamu (kembali setelah) dibangkitkanrdquo

(Al-Mulk 15)

Ekonomi dalam pandangan islam bukanlah tujuan akhir dari

kehidupan ini tetapi sesuatu pelengkap kehidupan sarana untuk

mencapai tujuan yang lebih tinggi penunjang dan pelayanan bagi

akidah dan bagi misi yang diembannya

Islam adalah agama yang mengatur tatanan hidup dengan

sempurna kehidupan individu dan masyarakat baik aspek rasio

materi mapun spritual yang didampingi oleh ekonomi sosial dan

politik

Definisi lain juga mengungkapkan bahwa ekonomi islam adalah

kumpulan dari dasar-dasar umum ekonomi yang diambil dari Al-

qurrsquoan da Sunah Rasulullah serta dari tatanan ekonomi yang

dibangun di atas dasar-dasar tersebut sesuai dengan berbagai

macam birsquoah (lingkungan) dan setiap zaman

Pada definisi tersebut terdapat dua hal pokok yang menjadi

landasan hukum sistem ekonomi Islam yaitu Al-qurrsquoan dan Sunnah

Rasulullah yang mana hukum-hukum yang diambil dari kedua

landasan pokok tersebut secara konsep dan prinsip adalah tetap

(tidak dapat berubah kapanpun dan di dimana saja) akan tetapi pada

praktiknya untuk hal-hal dan situasi serta kondisi tertentu bisa saja

berlaku luwes dan ada pula yang mengalami perubahan

Dengan demikian ekonomi islam adalah sebuah sistem ekonomi

yang dibangun berdasarkan tuntutan ajaran Islam Konstruk ekonomi

Islam adalah sebuah tatanan ekonomi yang dibangun atas dasar

ajaran tauhid dan prinsip-prinsip moral Islam (seperti moral keadilan)

dibatasi oleh syariat islam (misalnya tentang aturan halal dan haram)

B Prinsip prinsip Ekonomi Islam

3

Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip

dasar

1 Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau

titipan dari Allah swt kepada manusia

2 Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu

3 Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama

4 Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang

dikuasai oleh segelintir orang saja

5 Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan

penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak

orang

6 Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari

penentuan di akhirat nanti

7 Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi

batas (nisab)

8 Islam melarang riba dalam segala bentuk

CDasar-Dasar Ekonomi Islam

1 Mengakui Hak Memiliki (baik secara individu atau

umum)

Sistem ekonomi Islam mengakui hak seseorang untuk memiliki

apa saja yang dia inginkan dari barang-barang produksi misalnya

ataupun barang-barang konsumsi Dan dalam waktu bersamaan

mengakui juga kepemilikan umum Dalam hal ini ekonomi Islam

memadukan antara maslahat individu dengan maslahat umum

Nampaknya inilah satu-satunya jalan untuk mencapai keseimbangan

dan keadilan di masyarakat

2 Kebebasan Ekonomi Bersyarat

Islam memberikan kebebasan bagi setiap individu untuk

memiliki memproduksi dan mengonsumsi Setiap individu bebas

untuk berjual beli dan menentukan upah harga dengan berbagai

macam nilai nominal akan tetapi dengan syarat tidak bertentangan

dengan kepentingan umum

Demikian juga halnya individu memiliki kebebasan dalam

mengembangkan hartanya dengan cara yang baik namun harus

meninggalkan praktik perdagangan yang diharamkan baik dengan

cara riba maupun dengan cara menimbun dan yang sejenisnya dan

juga sejumlah kebebasan-kebasan lainnya

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dari kebebasan-

kebebasan tersebut adalah

1 Memperhatikan halal dan haram dalam ketentuan

hukum-hukum Islam

2 Komitmen terhadap kewajiban-kewajiban yang telah

ditentukan syariat Islam

3 Tidak menyerahkan pengelolaan harta kepada orang-

orang yang bodoh gila dan lemah

4 Hak untuk bersyarikat (saling memiliki) dengan tetangga

atau partner kerja

5 Tidak dibenarkan mengelola harta pribadi yang

merugikan kepentingan orang banyak

3 At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung

suatu kebaikan)

At-Takaful Al-Ijtimarsquoi dalam kerangka Ekonomi Islam adalah

5

kebersamaan yang timbal balik antar sesama anggota masyarakat

dan pemerintah dengan masyarakat baik dalam kondisi lapang

maupun sempit untuk mewujudkan kesejahteraan atau dalam

mengantisipasi suatu bahaya

Ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi dalam At-Takaful Al-

Ijtimarsquoi ini yaitu

1 Mewujudkan kebahagian baik untuk pribadi atau masyarakat

dalam batas yang sama secara konsisten dan stabil

2 Kepentingan pribadi tidak boleh merugikan kepentingan

masyarakat Prioritas harus tetap berada pada kepentingan

masyarakat

3 Kebersamaan ini adalah sebuah fenomena yang

memperlihatkan kesatuan keakraban saling tolong menolong

dan saling melengkapi antara pemimpin dan yang dipimpin

D Asas-Asas Sistem Ekonomi Islam

Asas asas sistem ekonomi Islam terbit daripada firman Allah

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan

bahagianmu daripada (kenimatan) duniawi dan berbuat baiklah

(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu

dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat

kerusakan (Al Qasas 77)

Daripada ayat di atas terdapat beberapa asas asas ekonomi Islam

di antaranya

1 Allah Pemilik Segala Sesuatu

Allah memberi kekayaan kepada manusia dan Dia adalah Pemilik

sebenar kepada segala sesuatu Firman Allah yang mafhumnya

Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan

untuk (kepentingan) kamu apa yang di langit dan apa yang di bumi

dan menyempurnakan nimat Nya untukmu zahir dan batin

(Luqman 20)

Kepunyaan Nya semua yang ada di langit semua yang di bumi

semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah

(Ta Ha 6)

2 Kekayaan Dunia adalah untuk Mencari Kehidupan Akhirat

Manusia mestilah menggunakan kekayaan yang diperolehinya di

dunia ini untuk mendapatkan kehidupun yang baik dan sejahtera di

akhirat kelak

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Ahli peniaga yang jujur lagi amanah adalah bersama sama para

nabi para siddiqin dan para syuhada (Bukhari)

3 Bagian di Dunia tidak boleh Diabaikan dalam

Mendapatkan Akhirat

Manusia tidak boleh mengabaikan bahagiannya di dunia ini

Manusia hendaklah bekerja sekuat kuatnya untuk mendapatkan

kebaikan di dunia ini dengan cara cara yang paling adil dan

dibenarkan oleh undang undang

Firman Allah yang mafhumnya

Hai orang orang yang beriman janganlah kamu haramkan apa apa

yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah kamu

melampaui Batas Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang

7

yang melampaui batas Dan makanlah makanan yang halal lagi baik

daripada apa yang Allah telah rezkikan kepadamu dan bertaqwalah

kepada Allah Yang kamu beriman kepada Nya (A1 Maidah 87-88)

Katakanlah Siapakah yang mengharamkan perhiasan danpada

Allah yang telah dikeluarkan Nya untuk hamba hamba Nya dan (siapa

pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik Katakanlah

Semuanya itu (disediakan) bagi orang orang yang beriman dalam

kehidupan dunia khusus (untuk mereka sahaja) pada hari qiyamah

Demikianiah Kami menjelaskan ayat ayat itu bagi orang orang yang

mengetahui (Al Araf 32)

4 Tetap Berlaku Adil kepada Sesama Manusia

Manusia mestilah berlaku baik terhadap sesama manusia

Hendaklah mereka melaksanakan tanggungjawab terhadap

masyarakat dan membantu orang orang yang berada dalam

kesusahan dan kesempitan Firman Allah yang mafhumnya

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat

kebajikan memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang

daripada perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan Dia

memberi pengajaran kepada agar kamu dapat mengambil

pelajaran (Al Nahl 90)

Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya

demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang orang yang dalam

perjalanan Itulah yang lebih baik bagi orang orang yang mencari

keredaan Allah dan mereka itulah orang orang yang beruntung (Al

Rum 38)

5 Tidak Boleh Melakukan Sebarang Kerusakan

Manusia tidak dibenarkan untuk melakukan kerosakan di maka

bumi Ia mesti mengelakkan dirinya daripada melakukan

perbuatanperbuatan dosa yang termasuk di dalamnya kegiatan

kegiatan mencari kekayaan yang tidak adil membazirkan sumber

sumber dan hasil hasil kekayaan serta melakukan penipuan dalam

perniagaan

Firman Allah yang mafhumnya

Makanlah daripada rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu dan

janganIah kamu mengikuti langkah langkah syaitan Sesungguhnya

syaitan itu musuh yang nyata bagimu (A1 Anam 142)

Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) masjid makan dan minumlah dan janganlah berlebih

lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang

berlebih lebihan (Al-Araf 31)

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang

lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu

membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat

memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan

(jalan berbuat) dosa padahal kamu mengetahui (Al Baqarah 188)

E Sumber-Sumber Ekonomi Islam

1 Al-qurrsquoan

Al-qurrsquoan adalah sumber pertama bagi ekonomi Islam di

dalamnya dapat kita temui hal ihwal yang berkaitan dengan ekonomi

dan juga terdapat hukum-hukum dan undang-undang ekonomi dalam

tinjauan Islam diantaranya seperti hukum diharamkannya riba dan

diperbolehkannya jual beli yang tertera dalam surat Al-Baqarah ayat

275

ldquopadahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

9

mengahramkan riba Orang-orang yang telah samapi kepadanya

larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba)

maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang

larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang-orang yang

mengulangi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-

penghuni neraka mereka kekal di dalamnyardquo

2 As-sunah An-Nabawiyah

As-sunah adalah sumber kedua dalam perundang-undangan Islam

Di dalamnya dapat kita jumpai khazanah aturan perekonomian Islam

Diantaranya seperti sebuah hadits yang isinya memperintahkan

untuk menjaga dan melindungi harta baik milik pribadi ataupun

umum serta tidak boleh mengambil harta yang bukan milikinya

ldquoSesungguhnya (menumpahkan) darah kalian (mengambil) harta

kalian (menggangu) kehormatan kalian haram sebagaimana

haramnya hari kalian saat ini di bulan ini di negeri inirdquo (HR

Bukhari)

3 Kitab-Kitab Fiqih Umum

Kitab-kitab ini menjelaskan tentang ibadah dan muamalah di

dalamnya terdapat pula bahasan tentang ekonomi yang kemudian

dikenal dengan istilah Al-Muamalah Al-Maliyah isinya merupakan

ijtihad ulama terutama dalam mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-

dalil Al-qurrsquoan maupun hadis yang sahih

Adapun bahasan-bahasan langsung berkaitan dengan ekonomi

Islam adalah zakat sedekah sunah fidyah zakat fitrah jual beli

riba dan lain-lain

4 Kitab-Kitab Fikih Khusus (Al-Maalu wal- Iqtishaadi)

Kitab-kitab yang secara khusus membahas masalah yang

berkaitan dengan uang arta lainnya dan ekonomi

F Ciri-ciri Ekonomi Islam

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut

1 Memelihara fitrah manusia

2 Memelihara norma-norma akhlak

3 Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat

4 Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada ajaran

agama Islam

5 Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur iaitu

bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

6 Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-

hukum islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak

pemerintah

7 Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu

dan masyarakat

G Tujuan Ekonomi Menurut Islam

1 Menunaikan Sebagian daripada Tuntutan Ibadah

Mengambil kira asas asas dan ruang lingkup ciri cirinya nyatalah

tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya

bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang

menyeluruh

11

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu

cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya

sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari

Muslim)

Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau

kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan

masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah

maka itu merupakan satu ibadah

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak

boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi

hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan

barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang

muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada

kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)

2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam

Masyarakat

Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta

menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu

sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan

ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam

membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis

penipuan

Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan

akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana

wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli

perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya

menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan

individu malah di antara satu negara dengan negara

Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama

dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat

tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan

daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan

pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu

membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia

3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga

Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum

Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia

merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman

Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan

keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang

lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi

sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain

Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas

kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah

pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah

kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan

ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan

sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian

masyarakat

Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is

boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas

hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi

kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran

kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan

yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota

13

masyarakat

4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai

Mata uang

Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap

setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri

serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan

anggota anggota masyarakat yang lain

Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di

pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber

sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya

permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah

disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar

kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas

dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan

menyempitkan kehidupan masyarakat

Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan

terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk

mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan

perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di

antara negara negara di dunia

5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang

undang

Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah

masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan

dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan

pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang

bahaya kepada manusia

Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran

dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang

sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk

mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat

dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi

Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan

iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun

dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan

tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa

bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk

menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem

Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan

kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan

keamanan

6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan

Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara

Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik

atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa

ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan

kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini

dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan

persenjataan masing masing

Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas

dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan

terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab

itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan

negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan

tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga

bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut

produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang

sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri

15

Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap

sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa

takut musuh terhadap mereka

Firman Allah yang mafhumnya

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang

kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang

(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah

musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak

mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)

HLembaga Ekonomi Islam

Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak

di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga

ekonomi islam diantaranya

1 perbankan syarirsquoah

2 lembaga asuransi syarirsquoah

3 reksadana syarirsquoah

4 pegadaian syarirsquoah

5 lembaga zakat

Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari

pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin

membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi

Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah

ada

Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga

keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu

1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha

menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk

melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk

dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling

tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat

Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di

seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga

asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi

syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama

tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam

(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk

mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita

Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat

membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian

tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi

tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara

individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan

ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial

untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka

tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga

2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha

untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative

advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)

lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-

lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu

berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam

beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian

nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang

melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu

Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan

kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah

diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya

survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa

bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan

17

ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)

banyak diajukan sebagai alternatif

Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada

kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan

ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan

konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang

kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam

buku mereka Islamic Banking

Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak

Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan

bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang

merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga

menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional

Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir

bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa

waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian

secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam

pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan

lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan

dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar

Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan

pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi

keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih

dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional

(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara

ekonomis

Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga

keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan

penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat

memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga

layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua

bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan

kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional

sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai

preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar

perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah

Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi

pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang

menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki

orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar

mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi

bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang

potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model

asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih

menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya

Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas

menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model

asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain

karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan

mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila

kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang

selama ini mereka preferensikan

Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar

perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada

lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank

Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di

pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)

segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen

Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan

dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan

segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus

dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau

19

penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional

memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang

menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang

menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah

Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank

Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau

lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari

segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan

Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih

biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan

terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank

syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau

lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen

yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya

segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping

market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini

mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat

bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau

memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar

potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak

pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-

syarirsquoah-an

Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan

masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara

perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya

yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana

diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka

redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran

zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola

secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor

produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-

pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu

dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru

(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat

I Riba Dalam Pandangan Islam

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah

Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh

menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan

dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta

atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam

Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah

(tambahan)

Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar

Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan

tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa

perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat

benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan

tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam

secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam

Islam(Syafii Antonio199959)

Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang

tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu

definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba

(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta

manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah

21

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut

Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang

dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan

kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada

ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang

haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap

larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian

Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)

Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam

sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering

lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh

seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya

tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu

tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu

millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog

cendekiawan maupun menurut undang-undang

Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli

baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan

sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil

tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil

Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang

ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat

merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri

Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai

orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam

kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al

Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang

dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 2: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

prinsip illahiyah Harta yang ada pada kita sesungguhnya bukan

milik manusia melainkan hanya titipan dari Allah swt agar

dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang

pada akhirnya semua akan kembali kepada Allah swt untuk

dipertanggungjawabkan

BAB II

PEMBAHASAN EKONOMI ISLAM

APengertian Ekonomi Islam

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

ldquoDialah yang menjadikan bumi ini mudah bagi kamu Maka

berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian rezeki- Nya

dan hanya kepada- Nya lah kamu (kembali setelah) dibangkitkanrdquo

(Al-Mulk 15)

Ekonomi dalam pandangan islam bukanlah tujuan akhir dari

kehidupan ini tetapi sesuatu pelengkap kehidupan sarana untuk

mencapai tujuan yang lebih tinggi penunjang dan pelayanan bagi

akidah dan bagi misi yang diembannya

Islam adalah agama yang mengatur tatanan hidup dengan

sempurna kehidupan individu dan masyarakat baik aspek rasio

materi mapun spritual yang didampingi oleh ekonomi sosial dan

politik

Definisi lain juga mengungkapkan bahwa ekonomi islam adalah

kumpulan dari dasar-dasar umum ekonomi yang diambil dari Al-

qurrsquoan da Sunah Rasulullah serta dari tatanan ekonomi yang

dibangun di atas dasar-dasar tersebut sesuai dengan berbagai

macam birsquoah (lingkungan) dan setiap zaman

Pada definisi tersebut terdapat dua hal pokok yang menjadi

landasan hukum sistem ekonomi Islam yaitu Al-qurrsquoan dan Sunnah

Rasulullah yang mana hukum-hukum yang diambil dari kedua

landasan pokok tersebut secara konsep dan prinsip adalah tetap

(tidak dapat berubah kapanpun dan di dimana saja) akan tetapi pada

praktiknya untuk hal-hal dan situasi serta kondisi tertentu bisa saja

berlaku luwes dan ada pula yang mengalami perubahan

Dengan demikian ekonomi islam adalah sebuah sistem ekonomi

yang dibangun berdasarkan tuntutan ajaran Islam Konstruk ekonomi

Islam adalah sebuah tatanan ekonomi yang dibangun atas dasar

ajaran tauhid dan prinsip-prinsip moral Islam (seperti moral keadilan)

dibatasi oleh syariat islam (misalnya tentang aturan halal dan haram)

B Prinsip prinsip Ekonomi Islam

3

Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip

dasar

1 Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau

titipan dari Allah swt kepada manusia

2 Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu

3 Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama

4 Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang

dikuasai oleh segelintir orang saja

5 Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan

penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak

orang

6 Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari

penentuan di akhirat nanti

7 Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi

batas (nisab)

8 Islam melarang riba dalam segala bentuk

CDasar-Dasar Ekonomi Islam

1 Mengakui Hak Memiliki (baik secara individu atau

umum)

Sistem ekonomi Islam mengakui hak seseorang untuk memiliki

apa saja yang dia inginkan dari barang-barang produksi misalnya

ataupun barang-barang konsumsi Dan dalam waktu bersamaan

mengakui juga kepemilikan umum Dalam hal ini ekonomi Islam

memadukan antara maslahat individu dengan maslahat umum

Nampaknya inilah satu-satunya jalan untuk mencapai keseimbangan

dan keadilan di masyarakat

2 Kebebasan Ekonomi Bersyarat

Islam memberikan kebebasan bagi setiap individu untuk

memiliki memproduksi dan mengonsumsi Setiap individu bebas

untuk berjual beli dan menentukan upah harga dengan berbagai

macam nilai nominal akan tetapi dengan syarat tidak bertentangan

dengan kepentingan umum

Demikian juga halnya individu memiliki kebebasan dalam

mengembangkan hartanya dengan cara yang baik namun harus

meninggalkan praktik perdagangan yang diharamkan baik dengan

cara riba maupun dengan cara menimbun dan yang sejenisnya dan

juga sejumlah kebebasan-kebasan lainnya

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dari kebebasan-

kebebasan tersebut adalah

1 Memperhatikan halal dan haram dalam ketentuan

hukum-hukum Islam

2 Komitmen terhadap kewajiban-kewajiban yang telah

ditentukan syariat Islam

3 Tidak menyerahkan pengelolaan harta kepada orang-

orang yang bodoh gila dan lemah

4 Hak untuk bersyarikat (saling memiliki) dengan tetangga

atau partner kerja

5 Tidak dibenarkan mengelola harta pribadi yang

merugikan kepentingan orang banyak

3 At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung

suatu kebaikan)

At-Takaful Al-Ijtimarsquoi dalam kerangka Ekonomi Islam adalah

5

kebersamaan yang timbal balik antar sesama anggota masyarakat

dan pemerintah dengan masyarakat baik dalam kondisi lapang

maupun sempit untuk mewujudkan kesejahteraan atau dalam

mengantisipasi suatu bahaya

Ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi dalam At-Takaful Al-

Ijtimarsquoi ini yaitu

1 Mewujudkan kebahagian baik untuk pribadi atau masyarakat

dalam batas yang sama secara konsisten dan stabil

2 Kepentingan pribadi tidak boleh merugikan kepentingan

masyarakat Prioritas harus tetap berada pada kepentingan

masyarakat

3 Kebersamaan ini adalah sebuah fenomena yang

memperlihatkan kesatuan keakraban saling tolong menolong

dan saling melengkapi antara pemimpin dan yang dipimpin

D Asas-Asas Sistem Ekonomi Islam

Asas asas sistem ekonomi Islam terbit daripada firman Allah

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan

bahagianmu daripada (kenimatan) duniawi dan berbuat baiklah

(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu

dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat

kerusakan (Al Qasas 77)

Daripada ayat di atas terdapat beberapa asas asas ekonomi Islam

di antaranya

1 Allah Pemilik Segala Sesuatu

Allah memberi kekayaan kepada manusia dan Dia adalah Pemilik

sebenar kepada segala sesuatu Firman Allah yang mafhumnya

Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan

untuk (kepentingan) kamu apa yang di langit dan apa yang di bumi

dan menyempurnakan nimat Nya untukmu zahir dan batin

(Luqman 20)

Kepunyaan Nya semua yang ada di langit semua yang di bumi

semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah

(Ta Ha 6)

2 Kekayaan Dunia adalah untuk Mencari Kehidupan Akhirat

Manusia mestilah menggunakan kekayaan yang diperolehinya di

dunia ini untuk mendapatkan kehidupun yang baik dan sejahtera di

akhirat kelak

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Ahli peniaga yang jujur lagi amanah adalah bersama sama para

nabi para siddiqin dan para syuhada (Bukhari)

3 Bagian di Dunia tidak boleh Diabaikan dalam

Mendapatkan Akhirat

Manusia tidak boleh mengabaikan bahagiannya di dunia ini

Manusia hendaklah bekerja sekuat kuatnya untuk mendapatkan

kebaikan di dunia ini dengan cara cara yang paling adil dan

dibenarkan oleh undang undang

Firman Allah yang mafhumnya

Hai orang orang yang beriman janganlah kamu haramkan apa apa

yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah kamu

melampaui Batas Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang

7

yang melampaui batas Dan makanlah makanan yang halal lagi baik

daripada apa yang Allah telah rezkikan kepadamu dan bertaqwalah

kepada Allah Yang kamu beriman kepada Nya (A1 Maidah 87-88)

Katakanlah Siapakah yang mengharamkan perhiasan danpada

Allah yang telah dikeluarkan Nya untuk hamba hamba Nya dan (siapa

pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik Katakanlah

Semuanya itu (disediakan) bagi orang orang yang beriman dalam

kehidupan dunia khusus (untuk mereka sahaja) pada hari qiyamah

Demikianiah Kami menjelaskan ayat ayat itu bagi orang orang yang

mengetahui (Al Araf 32)

4 Tetap Berlaku Adil kepada Sesama Manusia

Manusia mestilah berlaku baik terhadap sesama manusia

Hendaklah mereka melaksanakan tanggungjawab terhadap

masyarakat dan membantu orang orang yang berada dalam

kesusahan dan kesempitan Firman Allah yang mafhumnya

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat

kebajikan memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang

daripada perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan Dia

memberi pengajaran kepada agar kamu dapat mengambil

pelajaran (Al Nahl 90)

Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya

demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang orang yang dalam

perjalanan Itulah yang lebih baik bagi orang orang yang mencari

keredaan Allah dan mereka itulah orang orang yang beruntung (Al

Rum 38)

5 Tidak Boleh Melakukan Sebarang Kerusakan

Manusia tidak dibenarkan untuk melakukan kerosakan di maka

bumi Ia mesti mengelakkan dirinya daripada melakukan

perbuatanperbuatan dosa yang termasuk di dalamnya kegiatan

kegiatan mencari kekayaan yang tidak adil membazirkan sumber

sumber dan hasil hasil kekayaan serta melakukan penipuan dalam

perniagaan

Firman Allah yang mafhumnya

Makanlah daripada rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu dan

janganIah kamu mengikuti langkah langkah syaitan Sesungguhnya

syaitan itu musuh yang nyata bagimu (A1 Anam 142)

Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) masjid makan dan minumlah dan janganlah berlebih

lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang

berlebih lebihan (Al-Araf 31)

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang

lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu

membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat

memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan

(jalan berbuat) dosa padahal kamu mengetahui (Al Baqarah 188)

E Sumber-Sumber Ekonomi Islam

1 Al-qurrsquoan

Al-qurrsquoan adalah sumber pertama bagi ekonomi Islam di

dalamnya dapat kita temui hal ihwal yang berkaitan dengan ekonomi

dan juga terdapat hukum-hukum dan undang-undang ekonomi dalam

tinjauan Islam diantaranya seperti hukum diharamkannya riba dan

diperbolehkannya jual beli yang tertera dalam surat Al-Baqarah ayat

275

ldquopadahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

9

mengahramkan riba Orang-orang yang telah samapi kepadanya

larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba)

maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang

larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang-orang yang

mengulangi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-

penghuni neraka mereka kekal di dalamnyardquo

2 As-sunah An-Nabawiyah

As-sunah adalah sumber kedua dalam perundang-undangan Islam

Di dalamnya dapat kita jumpai khazanah aturan perekonomian Islam

Diantaranya seperti sebuah hadits yang isinya memperintahkan

untuk menjaga dan melindungi harta baik milik pribadi ataupun

umum serta tidak boleh mengambil harta yang bukan milikinya

ldquoSesungguhnya (menumpahkan) darah kalian (mengambil) harta

kalian (menggangu) kehormatan kalian haram sebagaimana

haramnya hari kalian saat ini di bulan ini di negeri inirdquo (HR

Bukhari)

3 Kitab-Kitab Fiqih Umum

Kitab-kitab ini menjelaskan tentang ibadah dan muamalah di

dalamnya terdapat pula bahasan tentang ekonomi yang kemudian

dikenal dengan istilah Al-Muamalah Al-Maliyah isinya merupakan

ijtihad ulama terutama dalam mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-

dalil Al-qurrsquoan maupun hadis yang sahih

Adapun bahasan-bahasan langsung berkaitan dengan ekonomi

Islam adalah zakat sedekah sunah fidyah zakat fitrah jual beli

riba dan lain-lain

4 Kitab-Kitab Fikih Khusus (Al-Maalu wal- Iqtishaadi)

Kitab-kitab yang secara khusus membahas masalah yang

berkaitan dengan uang arta lainnya dan ekonomi

F Ciri-ciri Ekonomi Islam

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut

1 Memelihara fitrah manusia

2 Memelihara norma-norma akhlak

3 Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat

4 Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada ajaran

agama Islam

5 Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur iaitu

bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

6 Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-

hukum islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak

pemerintah

7 Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu

dan masyarakat

G Tujuan Ekonomi Menurut Islam

1 Menunaikan Sebagian daripada Tuntutan Ibadah

Mengambil kira asas asas dan ruang lingkup ciri cirinya nyatalah

tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya

bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang

menyeluruh

11

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu

cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya

sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari

Muslim)

Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau

kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan

masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah

maka itu merupakan satu ibadah

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak

boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi

hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan

barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang

muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada

kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)

2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam

Masyarakat

Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta

menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu

sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan

ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam

membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis

penipuan

Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan

akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana

wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli

perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya

menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan

individu malah di antara satu negara dengan negara

Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama

dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat

tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan

daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan

pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu

membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia

3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga

Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum

Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia

merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman

Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan

keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang

lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi

sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain

Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas

kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah

pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah

kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan

ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan

sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian

masyarakat

Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is

boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas

hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi

kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran

kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan

yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota

13

masyarakat

4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai

Mata uang

Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap

setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri

serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan

anggota anggota masyarakat yang lain

Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di

pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber

sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya

permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah

disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar

kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas

dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan

menyempitkan kehidupan masyarakat

Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan

terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk

mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan

perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di

antara negara negara di dunia

5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang

undang

Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah

masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan

dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan

pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang

bahaya kepada manusia

Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran

dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang

sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk

mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat

dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi

Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan

iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun

dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan

tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa

bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk

menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem

Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan

kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan

keamanan

6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan

Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara

Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik

atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa

ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan

kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini

dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan

persenjataan masing masing

Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas

dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan

terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab

itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan

negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan

tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga

bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut

produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang

sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri

15

Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap

sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa

takut musuh terhadap mereka

Firman Allah yang mafhumnya

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang

kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang

(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah

musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak

mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)

HLembaga Ekonomi Islam

Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak

di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga

ekonomi islam diantaranya

1 perbankan syarirsquoah

2 lembaga asuransi syarirsquoah

3 reksadana syarirsquoah

4 pegadaian syarirsquoah

5 lembaga zakat

Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari

pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin

membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi

Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah

ada

Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga

keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu

1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha

menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk

melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk

dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling

tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat

Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di

seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga

asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi

syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama

tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam

(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk

mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita

Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat

membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian

tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi

tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara

individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan

ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial

untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka

tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga

2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha

untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative

advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)

lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-

lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu

berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam

beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian

nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang

melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu

Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan

kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah

diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya

survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa

bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan

17

ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)

banyak diajukan sebagai alternatif

Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada

kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan

ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan

konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang

kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam

buku mereka Islamic Banking

Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak

Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan

bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang

merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga

menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional

Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir

bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa

waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian

secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam

pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan

lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan

dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar

Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan

pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi

keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih

dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional

(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara

ekonomis

Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga

keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan

penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat

memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga

layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua

bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan

kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional

sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai

preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar

perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah

Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi

pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang

menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki

orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar

mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi

bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang

potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model

asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih

menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya

Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas

menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model

asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain

karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan

mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila

kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang

selama ini mereka preferensikan

Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar

perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada

lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank

Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di

pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)

segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen

Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan

dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan

segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus

dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau

19

penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional

memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang

menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang

menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah

Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank

Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau

lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari

segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan

Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih

biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan

terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank

syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau

lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen

yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya

segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping

market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini

mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat

bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau

memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar

potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak

pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-

syarirsquoah-an

Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan

masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara

perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya

yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana

diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka

redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran

zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola

secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor

produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-

pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu

dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru

(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat

I Riba Dalam Pandangan Islam

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah

Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh

menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan

dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta

atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam

Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah

(tambahan)

Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar

Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan

tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa

perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat

benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan

tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam

secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam

Islam(Syafii Antonio199959)

Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang

tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu

definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba

(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta

manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah

21

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut

Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang

dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan

kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada

ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang

haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap

larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian

Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)

Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam

sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering

lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh

seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya

tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu

tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu

millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog

cendekiawan maupun menurut undang-undang

Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli

baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan

sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil

tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil

Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang

ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat

merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri

Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai

orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam

kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al

Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang

dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 3: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

(Al-Mulk 15)

Ekonomi dalam pandangan islam bukanlah tujuan akhir dari

kehidupan ini tetapi sesuatu pelengkap kehidupan sarana untuk

mencapai tujuan yang lebih tinggi penunjang dan pelayanan bagi

akidah dan bagi misi yang diembannya

Islam adalah agama yang mengatur tatanan hidup dengan

sempurna kehidupan individu dan masyarakat baik aspek rasio

materi mapun spritual yang didampingi oleh ekonomi sosial dan

politik

Definisi lain juga mengungkapkan bahwa ekonomi islam adalah

kumpulan dari dasar-dasar umum ekonomi yang diambil dari Al-

qurrsquoan da Sunah Rasulullah serta dari tatanan ekonomi yang

dibangun di atas dasar-dasar tersebut sesuai dengan berbagai

macam birsquoah (lingkungan) dan setiap zaman

Pada definisi tersebut terdapat dua hal pokok yang menjadi

landasan hukum sistem ekonomi Islam yaitu Al-qurrsquoan dan Sunnah

Rasulullah yang mana hukum-hukum yang diambil dari kedua

landasan pokok tersebut secara konsep dan prinsip adalah tetap

(tidak dapat berubah kapanpun dan di dimana saja) akan tetapi pada

praktiknya untuk hal-hal dan situasi serta kondisi tertentu bisa saja

berlaku luwes dan ada pula yang mengalami perubahan

Dengan demikian ekonomi islam adalah sebuah sistem ekonomi

yang dibangun berdasarkan tuntutan ajaran Islam Konstruk ekonomi

Islam adalah sebuah tatanan ekonomi yang dibangun atas dasar

ajaran tauhid dan prinsip-prinsip moral Islam (seperti moral keadilan)

dibatasi oleh syariat islam (misalnya tentang aturan halal dan haram)

B Prinsip prinsip Ekonomi Islam

3

Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip

dasar

1 Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau

titipan dari Allah swt kepada manusia

2 Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu

3 Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama

4 Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang

dikuasai oleh segelintir orang saja

5 Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan

penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak

orang

6 Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari

penentuan di akhirat nanti

7 Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi

batas (nisab)

8 Islam melarang riba dalam segala bentuk

CDasar-Dasar Ekonomi Islam

1 Mengakui Hak Memiliki (baik secara individu atau

umum)

Sistem ekonomi Islam mengakui hak seseorang untuk memiliki

apa saja yang dia inginkan dari barang-barang produksi misalnya

ataupun barang-barang konsumsi Dan dalam waktu bersamaan

mengakui juga kepemilikan umum Dalam hal ini ekonomi Islam

memadukan antara maslahat individu dengan maslahat umum

Nampaknya inilah satu-satunya jalan untuk mencapai keseimbangan

dan keadilan di masyarakat

2 Kebebasan Ekonomi Bersyarat

Islam memberikan kebebasan bagi setiap individu untuk

memiliki memproduksi dan mengonsumsi Setiap individu bebas

untuk berjual beli dan menentukan upah harga dengan berbagai

macam nilai nominal akan tetapi dengan syarat tidak bertentangan

dengan kepentingan umum

Demikian juga halnya individu memiliki kebebasan dalam

mengembangkan hartanya dengan cara yang baik namun harus

meninggalkan praktik perdagangan yang diharamkan baik dengan

cara riba maupun dengan cara menimbun dan yang sejenisnya dan

juga sejumlah kebebasan-kebasan lainnya

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dari kebebasan-

kebebasan tersebut adalah

1 Memperhatikan halal dan haram dalam ketentuan

hukum-hukum Islam

2 Komitmen terhadap kewajiban-kewajiban yang telah

ditentukan syariat Islam

3 Tidak menyerahkan pengelolaan harta kepada orang-

orang yang bodoh gila dan lemah

4 Hak untuk bersyarikat (saling memiliki) dengan tetangga

atau partner kerja

5 Tidak dibenarkan mengelola harta pribadi yang

merugikan kepentingan orang banyak

3 At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung

suatu kebaikan)

At-Takaful Al-Ijtimarsquoi dalam kerangka Ekonomi Islam adalah

5

kebersamaan yang timbal balik antar sesama anggota masyarakat

dan pemerintah dengan masyarakat baik dalam kondisi lapang

maupun sempit untuk mewujudkan kesejahteraan atau dalam

mengantisipasi suatu bahaya

Ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi dalam At-Takaful Al-

Ijtimarsquoi ini yaitu

1 Mewujudkan kebahagian baik untuk pribadi atau masyarakat

dalam batas yang sama secara konsisten dan stabil

2 Kepentingan pribadi tidak boleh merugikan kepentingan

masyarakat Prioritas harus tetap berada pada kepentingan

masyarakat

3 Kebersamaan ini adalah sebuah fenomena yang

memperlihatkan kesatuan keakraban saling tolong menolong

dan saling melengkapi antara pemimpin dan yang dipimpin

D Asas-Asas Sistem Ekonomi Islam

Asas asas sistem ekonomi Islam terbit daripada firman Allah

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan

bahagianmu daripada (kenimatan) duniawi dan berbuat baiklah

(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu

dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat

kerusakan (Al Qasas 77)

Daripada ayat di atas terdapat beberapa asas asas ekonomi Islam

di antaranya

1 Allah Pemilik Segala Sesuatu

Allah memberi kekayaan kepada manusia dan Dia adalah Pemilik

sebenar kepada segala sesuatu Firman Allah yang mafhumnya

Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan

untuk (kepentingan) kamu apa yang di langit dan apa yang di bumi

dan menyempurnakan nimat Nya untukmu zahir dan batin

(Luqman 20)

Kepunyaan Nya semua yang ada di langit semua yang di bumi

semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah

(Ta Ha 6)

2 Kekayaan Dunia adalah untuk Mencari Kehidupan Akhirat

Manusia mestilah menggunakan kekayaan yang diperolehinya di

dunia ini untuk mendapatkan kehidupun yang baik dan sejahtera di

akhirat kelak

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Ahli peniaga yang jujur lagi amanah adalah bersama sama para

nabi para siddiqin dan para syuhada (Bukhari)

3 Bagian di Dunia tidak boleh Diabaikan dalam

Mendapatkan Akhirat

Manusia tidak boleh mengabaikan bahagiannya di dunia ini

Manusia hendaklah bekerja sekuat kuatnya untuk mendapatkan

kebaikan di dunia ini dengan cara cara yang paling adil dan

dibenarkan oleh undang undang

Firman Allah yang mafhumnya

Hai orang orang yang beriman janganlah kamu haramkan apa apa

yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah kamu

melampaui Batas Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang

7

yang melampaui batas Dan makanlah makanan yang halal lagi baik

daripada apa yang Allah telah rezkikan kepadamu dan bertaqwalah

kepada Allah Yang kamu beriman kepada Nya (A1 Maidah 87-88)

Katakanlah Siapakah yang mengharamkan perhiasan danpada

Allah yang telah dikeluarkan Nya untuk hamba hamba Nya dan (siapa

pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik Katakanlah

Semuanya itu (disediakan) bagi orang orang yang beriman dalam

kehidupan dunia khusus (untuk mereka sahaja) pada hari qiyamah

Demikianiah Kami menjelaskan ayat ayat itu bagi orang orang yang

mengetahui (Al Araf 32)

4 Tetap Berlaku Adil kepada Sesama Manusia

Manusia mestilah berlaku baik terhadap sesama manusia

Hendaklah mereka melaksanakan tanggungjawab terhadap

masyarakat dan membantu orang orang yang berada dalam

kesusahan dan kesempitan Firman Allah yang mafhumnya

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat

kebajikan memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang

daripada perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan Dia

memberi pengajaran kepada agar kamu dapat mengambil

pelajaran (Al Nahl 90)

Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya

demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang orang yang dalam

perjalanan Itulah yang lebih baik bagi orang orang yang mencari

keredaan Allah dan mereka itulah orang orang yang beruntung (Al

Rum 38)

5 Tidak Boleh Melakukan Sebarang Kerusakan

Manusia tidak dibenarkan untuk melakukan kerosakan di maka

bumi Ia mesti mengelakkan dirinya daripada melakukan

perbuatanperbuatan dosa yang termasuk di dalamnya kegiatan

kegiatan mencari kekayaan yang tidak adil membazirkan sumber

sumber dan hasil hasil kekayaan serta melakukan penipuan dalam

perniagaan

Firman Allah yang mafhumnya

Makanlah daripada rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu dan

janganIah kamu mengikuti langkah langkah syaitan Sesungguhnya

syaitan itu musuh yang nyata bagimu (A1 Anam 142)

Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) masjid makan dan minumlah dan janganlah berlebih

lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang

berlebih lebihan (Al-Araf 31)

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang

lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu

membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat

memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan

(jalan berbuat) dosa padahal kamu mengetahui (Al Baqarah 188)

E Sumber-Sumber Ekonomi Islam

1 Al-qurrsquoan

Al-qurrsquoan adalah sumber pertama bagi ekonomi Islam di

dalamnya dapat kita temui hal ihwal yang berkaitan dengan ekonomi

dan juga terdapat hukum-hukum dan undang-undang ekonomi dalam

tinjauan Islam diantaranya seperti hukum diharamkannya riba dan

diperbolehkannya jual beli yang tertera dalam surat Al-Baqarah ayat

275

ldquopadahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

9

mengahramkan riba Orang-orang yang telah samapi kepadanya

larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba)

maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang

larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang-orang yang

mengulangi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-

penghuni neraka mereka kekal di dalamnyardquo

2 As-sunah An-Nabawiyah

As-sunah adalah sumber kedua dalam perundang-undangan Islam

Di dalamnya dapat kita jumpai khazanah aturan perekonomian Islam

Diantaranya seperti sebuah hadits yang isinya memperintahkan

untuk menjaga dan melindungi harta baik milik pribadi ataupun

umum serta tidak boleh mengambil harta yang bukan milikinya

ldquoSesungguhnya (menumpahkan) darah kalian (mengambil) harta

kalian (menggangu) kehormatan kalian haram sebagaimana

haramnya hari kalian saat ini di bulan ini di negeri inirdquo (HR

Bukhari)

3 Kitab-Kitab Fiqih Umum

Kitab-kitab ini menjelaskan tentang ibadah dan muamalah di

dalamnya terdapat pula bahasan tentang ekonomi yang kemudian

dikenal dengan istilah Al-Muamalah Al-Maliyah isinya merupakan

ijtihad ulama terutama dalam mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-

dalil Al-qurrsquoan maupun hadis yang sahih

Adapun bahasan-bahasan langsung berkaitan dengan ekonomi

Islam adalah zakat sedekah sunah fidyah zakat fitrah jual beli

riba dan lain-lain

4 Kitab-Kitab Fikih Khusus (Al-Maalu wal- Iqtishaadi)

Kitab-kitab yang secara khusus membahas masalah yang

berkaitan dengan uang arta lainnya dan ekonomi

F Ciri-ciri Ekonomi Islam

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut

1 Memelihara fitrah manusia

2 Memelihara norma-norma akhlak

3 Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat

4 Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada ajaran

agama Islam

5 Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur iaitu

bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

6 Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-

hukum islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak

pemerintah

7 Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu

dan masyarakat

G Tujuan Ekonomi Menurut Islam

1 Menunaikan Sebagian daripada Tuntutan Ibadah

Mengambil kira asas asas dan ruang lingkup ciri cirinya nyatalah

tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya

bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang

menyeluruh

11

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu

cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya

sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari

Muslim)

Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau

kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan

masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah

maka itu merupakan satu ibadah

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak

boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi

hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan

barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang

muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada

kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)

2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam

Masyarakat

Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta

menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu

sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan

ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam

membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis

penipuan

Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan

akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana

wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli

perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya

menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan

individu malah di antara satu negara dengan negara

Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama

dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat

tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan

daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan

pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu

membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia

3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga

Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum

Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia

merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman

Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan

keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang

lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi

sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain

Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas

kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah

pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah

kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan

ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan

sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian

masyarakat

Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is

boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas

hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi

kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran

kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan

yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota

13

masyarakat

4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai

Mata uang

Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap

setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri

serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan

anggota anggota masyarakat yang lain

Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di

pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber

sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya

permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah

disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar

kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas

dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan

menyempitkan kehidupan masyarakat

Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan

terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk

mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan

perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di

antara negara negara di dunia

5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang

undang

Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah

masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan

dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan

pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang

bahaya kepada manusia

Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran

dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang

sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk

mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat

dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi

Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan

iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun

dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan

tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa

bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk

menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem

Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan

kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan

keamanan

6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan

Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara

Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik

atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa

ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan

kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini

dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan

persenjataan masing masing

Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas

dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan

terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab

itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan

negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan

tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga

bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut

produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang

sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri

15

Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap

sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa

takut musuh terhadap mereka

Firman Allah yang mafhumnya

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang

kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang

(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah

musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak

mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)

HLembaga Ekonomi Islam

Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak

di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga

ekonomi islam diantaranya

1 perbankan syarirsquoah

2 lembaga asuransi syarirsquoah

3 reksadana syarirsquoah

4 pegadaian syarirsquoah

5 lembaga zakat

Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari

pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin

membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi

Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah

ada

Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga

keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu

1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha

menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk

melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk

dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling

tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat

Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di

seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga

asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi

syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama

tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam

(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk

mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita

Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat

membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian

tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi

tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara

individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan

ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial

untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka

tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga

2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha

untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative

advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)

lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-

lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu

berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam

beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian

nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang

melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu

Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan

kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah

diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya

survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa

bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan

17

ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)

banyak diajukan sebagai alternatif

Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada

kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan

ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan

konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang

kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam

buku mereka Islamic Banking

Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak

Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan

bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang

merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga

menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional

Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir

bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa

waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian

secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam

pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan

lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan

dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar

Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan

pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi

keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih

dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional

(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara

ekonomis

Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga

keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan

penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat

memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga

layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua

bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan

kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional

sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai

preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar

perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah

Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi

pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang

menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki

orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar

mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi

bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang

potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model

asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih

menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya

Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas

menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model

asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain

karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan

mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila

kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang

selama ini mereka preferensikan

Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar

perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada

lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank

Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di

pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)

segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen

Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan

dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan

segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus

dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau

19

penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional

memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang

menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang

menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah

Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank

Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau

lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari

segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan

Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih

biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan

terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank

syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau

lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen

yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya

segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping

market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini

mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat

bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau

memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar

potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak

pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-

syarirsquoah-an

Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan

masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara

perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya

yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana

diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka

redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran

zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola

secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor

produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-

pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu

dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru

(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat

I Riba Dalam Pandangan Islam

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah

Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh

menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan

dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta

atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam

Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah

(tambahan)

Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar

Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan

tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa

perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat

benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan

tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam

secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam

Islam(Syafii Antonio199959)

Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang

tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu

definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba

(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta

manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah

21

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut

Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang

dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan

kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada

ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang

haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap

larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian

Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)

Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam

sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering

lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh

seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya

tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu

tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu

millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog

cendekiawan maupun menurut undang-undang

Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli

baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan

sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil

tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil

Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang

ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat

merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri

Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai

orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam

kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al

Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang

dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 4: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip

dasar

1 Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau

titipan dari Allah swt kepada manusia

2 Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu

3 Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama

4 Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang

dikuasai oleh segelintir orang saja

5 Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan

penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak

orang

6 Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari

penentuan di akhirat nanti

7 Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi

batas (nisab)

8 Islam melarang riba dalam segala bentuk

CDasar-Dasar Ekonomi Islam

1 Mengakui Hak Memiliki (baik secara individu atau

umum)

Sistem ekonomi Islam mengakui hak seseorang untuk memiliki

apa saja yang dia inginkan dari barang-barang produksi misalnya

ataupun barang-barang konsumsi Dan dalam waktu bersamaan

mengakui juga kepemilikan umum Dalam hal ini ekonomi Islam

memadukan antara maslahat individu dengan maslahat umum

Nampaknya inilah satu-satunya jalan untuk mencapai keseimbangan

dan keadilan di masyarakat

2 Kebebasan Ekonomi Bersyarat

Islam memberikan kebebasan bagi setiap individu untuk

memiliki memproduksi dan mengonsumsi Setiap individu bebas

untuk berjual beli dan menentukan upah harga dengan berbagai

macam nilai nominal akan tetapi dengan syarat tidak bertentangan

dengan kepentingan umum

Demikian juga halnya individu memiliki kebebasan dalam

mengembangkan hartanya dengan cara yang baik namun harus

meninggalkan praktik perdagangan yang diharamkan baik dengan

cara riba maupun dengan cara menimbun dan yang sejenisnya dan

juga sejumlah kebebasan-kebasan lainnya

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dari kebebasan-

kebebasan tersebut adalah

1 Memperhatikan halal dan haram dalam ketentuan

hukum-hukum Islam

2 Komitmen terhadap kewajiban-kewajiban yang telah

ditentukan syariat Islam

3 Tidak menyerahkan pengelolaan harta kepada orang-

orang yang bodoh gila dan lemah

4 Hak untuk bersyarikat (saling memiliki) dengan tetangga

atau partner kerja

5 Tidak dibenarkan mengelola harta pribadi yang

merugikan kepentingan orang banyak

3 At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung

suatu kebaikan)

At-Takaful Al-Ijtimarsquoi dalam kerangka Ekonomi Islam adalah

5

kebersamaan yang timbal balik antar sesama anggota masyarakat

dan pemerintah dengan masyarakat baik dalam kondisi lapang

maupun sempit untuk mewujudkan kesejahteraan atau dalam

mengantisipasi suatu bahaya

Ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi dalam At-Takaful Al-

Ijtimarsquoi ini yaitu

1 Mewujudkan kebahagian baik untuk pribadi atau masyarakat

dalam batas yang sama secara konsisten dan stabil

2 Kepentingan pribadi tidak boleh merugikan kepentingan

masyarakat Prioritas harus tetap berada pada kepentingan

masyarakat

3 Kebersamaan ini adalah sebuah fenomena yang

memperlihatkan kesatuan keakraban saling tolong menolong

dan saling melengkapi antara pemimpin dan yang dipimpin

D Asas-Asas Sistem Ekonomi Islam

Asas asas sistem ekonomi Islam terbit daripada firman Allah

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan

bahagianmu daripada (kenimatan) duniawi dan berbuat baiklah

(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu

dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat

kerusakan (Al Qasas 77)

Daripada ayat di atas terdapat beberapa asas asas ekonomi Islam

di antaranya

1 Allah Pemilik Segala Sesuatu

Allah memberi kekayaan kepada manusia dan Dia adalah Pemilik

sebenar kepada segala sesuatu Firman Allah yang mafhumnya

Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan

untuk (kepentingan) kamu apa yang di langit dan apa yang di bumi

dan menyempurnakan nimat Nya untukmu zahir dan batin

(Luqman 20)

Kepunyaan Nya semua yang ada di langit semua yang di bumi

semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah

(Ta Ha 6)

2 Kekayaan Dunia adalah untuk Mencari Kehidupan Akhirat

Manusia mestilah menggunakan kekayaan yang diperolehinya di

dunia ini untuk mendapatkan kehidupun yang baik dan sejahtera di

akhirat kelak

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Ahli peniaga yang jujur lagi amanah adalah bersama sama para

nabi para siddiqin dan para syuhada (Bukhari)

3 Bagian di Dunia tidak boleh Diabaikan dalam

Mendapatkan Akhirat

Manusia tidak boleh mengabaikan bahagiannya di dunia ini

Manusia hendaklah bekerja sekuat kuatnya untuk mendapatkan

kebaikan di dunia ini dengan cara cara yang paling adil dan

dibenarkan oleh undang undang

Firman Allah yang mafhumnya

Hai orang orang yang beriman janganlah kamu haramkan apa apa

yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah kamu

melampaui Batas Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang

7

yang melampaui batas Dan makanlah makanan yang halal lagi baik

daripada apa yang Allah telah rezkikan kepadamu dan bertaqwalah

kepada Allah Yang kamu beriman kepada Nya (A1 Maidah 87-88)

Katakanlah Siapakah yang mengharamkan perhiasan danpada

Allah yang telah dikeluarkan Nya untuk hamba hamba Nya dan (siapa

pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik Katakanlah

Semuanya itu (disediakan) bagi orang orang yang beriman dalam

kehidupan dunia khusus (untuk mereka sahaja) pada hari qiyamah

Demikianiah Kami menjelaskan ayat ayat itu bagi orang orang yang

mengetahui (Al Araf 32)

4 Tetap Berlaku Adil kepada Sesama Manusia

Manusia mestilah berlaku baik terhadap sesama manusia

Hendaklah mereka melaksanakan tanggungjawab terhadap

masyarakat dan membantu orang orang yang berada dalam

kesusahan dan kesempitan Firman Allah yang mafhumnya

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat

kebajikan memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang

daripada perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan Dia

memberi pengajaran kepada agar kamu dapat mengambil

pelajaran (Al Nahl 90)

Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya

demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang orang yang dalam

perjalanan Itulah yang lebih baik bagi orang orang yang mencari

keredaan Allah dan mereka itulah orang orang yang beruntung (Al

Rum 38)

5 Tidak Boleh Melakukan Sebarang Kerusakan

Manusia tidak dibenarkan untuk melakukan kerosakan di maka

bumi Ia mesti mengelakkan dirinya daripada melakukan

perbuatanperbuatan dosa yang termasuk di dalamnya kegiatan

kegiatan mencari kekayaan yang tidak adil membazirkan sumber

sumber dan hasil hasil kekayaan serta melakukan penipuan dalam

perniagaan

Firman Allah yang mafhumnya

Makanlah daripada rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu dan

janganIah kamu mengikuti langkah langkah syaitan Sesungguhnya

syaitan itu musuh yang nyata bagimu (A1 Anam 142)

Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) masjid makan dan minumlah dan janganlah berlebih

lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang

berlebih lebihan (Al-Araf 31)

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang

lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu

membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat

memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan

(jalan berbuat) dosa padahal kamu mengetahui (Al Baqarah 188)

E Sumber-Sumber Ekonomi Islam

1 Al-qurrsquoan

Al-qurrsquoan adalah sumber pertama bagi ekonomi Islam di

dalamnya dapat kita temui hal ihwal yang berkaitan dengan ekonomi

dan juga terdapat hukum-hukum dan undang-undang ekonomi dalam

tinjauan Islam diantaranya seperti hukum diharamkannya riba dan

diperbolehkannya jual beli yang tertera dalam surat Al-Baqarah ayat

275

ldquopadahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

9

mengahramkan riba Orang-orang yang telah samapi kepadanya

larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba)

maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang

larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang-orang yang

mengulangi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-

penghuni neraka mereka kekal di dalamnyardquo

2 As-sunah An-Nabawiyah

As-sunah adalah sumber kedua dalam perundang-undangan Islam

Di dalamnya dapat kita jumpai khazanah aturan perekonomian Islam

Diantaranya seperti sebuah hadits yang isinya memperintahkan

untuk menjaga dan melindungi harta baik milik pribadi ataupun

umum serta tidak boleh mengambil harta yang bukan milikinya

ldquoSesungguhnya (menumpahkan) darah kalian (mengambil) harta

kalian (menggangu) kehormatan kalian haram sebagaimana

haramnya hari kalian saat ini di bulan ini di negeri inirdquo (HR

Bukhari)

3 Kitab-Kitab Fiqih Umum

Kitab-kitab ini menjelaskan tentang ibadah dan muamalah di

dalamnya terdapat pula bahasan tentang ekonomi yang kemudian

dikenal dengan istilah Al-Muamalah Al-Maliyah isinya merupakan

ijtihad ulama terutama dalam mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-

dalil Al-qurrsquoan maupun hadis yang sahih

Adapun bahasan-bahasan langsung berkaitan dengan ekonomi

Islam adalah zakat sedekah sunah fidyah zakat fitrah jual beli

riba dan lain-lain

4 Kitab-Kitab Fikih Khusus (Al-Maalu wal- Iqtishaadi)

Kitab-kitab yang secara khusus membahas masalah yang

berkaitan dengan uang arta lainnya dan ekonomi

F Ciri-ciri Ekonomi Islam

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut

1 Memelihara fitrah manusia

2 Memelihara norma-norma akhlak

3 Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat

4 Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada ajaran

agama Islam

5 Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur iaitu

bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

6 Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-

hukum islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak

pemerintah

7 Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu

dan masyarakat

G Tujuan Ekonomi Menurut Islam

1 Menunaikan Sebagian daripada Tuntutan Ibadah

Mengambil kira asas asas dan ruang lingkup ciri cirinya nyatalah

tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya

bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang

menyeluruh

11

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu

cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya

sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari

Muslim)

Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau

kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan

masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah

maka itu merupakan satu ibadah

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak

boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi

hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan

barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang

muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada

kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)

2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam

Masyarakat

Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta

menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu

sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan

ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam

membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis

penipuan

Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan

akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana

wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli

perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya

menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan

individu malah di antara satu negara dengan negara

Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama

dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat

tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan

daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan

pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu

membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia

3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga

Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum

Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia

merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman

Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan

keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang

lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi

sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain

Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas

kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah

pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah

kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan

ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan

sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian

masyarakat

Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is

boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas

hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi

kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran

kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan

yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota

13

masyarakat

4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai

Mata uang

Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap

setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri

serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan

anggota anggota masyarakat yang lain

Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di

pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber

sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya

permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah

disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar

kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas

dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan

menyempitkan kehidupan masyarakat

Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan

terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk

mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan

perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di

antara negara negara di dunia

5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang

undang

Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah

masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan

dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan

pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang

bahaya kepada manusia

Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran

dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang

sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk

mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat

dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi

Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan

iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun

dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan

tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa

bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk

menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem

Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan

kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan

keamanan

6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan

Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara

Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik

atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa

ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan

kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini

dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan

persenjataan masing masing

Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas

dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan

terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab

itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan

negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan

tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga

bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut

produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang

sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri

15

Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap

sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa

takut musuh terhadap mereka

Firman Allah yang mafhumnya

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang

kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang

(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah

musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak

mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)

HLembaga Ekonomi Islam

Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak

di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga

ekonomi islam diantaranya

1 perbankan syarirsquoah

2 lembaga asuransi syarirsquoah

3 reksadana syarirsquoah

4 pegadaian syarirsquoah

5 lembaga zakat

Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari

pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin

membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi

Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah

ada

Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga

keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu

1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha

menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk

melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk

dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling

tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat

Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di

seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga

asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi

syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama

tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam

(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk

mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita

Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat

membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian

tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi

tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara

individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan

ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial

untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka

tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga

2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha

untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative

advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)

lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-

lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu

berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam

beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian

nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang

melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu

Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan

kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah

diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya

survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa

bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan

17

ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)

banyak diajukan sebagai alternatif

Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada

kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan

ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan

konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang

kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam

buku mereka Islamic Banking

Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak

Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan

bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang

merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga

menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional

Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir

bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa

waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian

secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam

pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan

lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan

dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar

Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan

pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi

keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih

dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional

(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara

ekonomis

Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga

keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan

penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat

memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga

layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua

bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan

kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional

sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai

preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar

perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah

Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi

pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang

menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki

orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar

mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi

bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang

potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model

asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih

menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya

Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas

menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model

asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain

karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan

mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila

kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang

selama ini mereka preferensikan

Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar

perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada

lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank

Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di

pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)

segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen

Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan

dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan

segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus

dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau

19

penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional

memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang

menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang

menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah

Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank

Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau

lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari

segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan

Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih

biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan

terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank

syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau

lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen

yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya

segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping

market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini

mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat

bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau

memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar

potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak

pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-

syarirsquoah-an

Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan

masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara

perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya

yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana

diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka

redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran

zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola

secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor

produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-

pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu

dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru

(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat

I Riba Dalam Pandangan Islam

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah

Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh

menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan

dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta

atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam

Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah

(tambahan)

Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar

Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan

tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa

perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat

benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan

tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam

secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam

Islam(Syafii Antonio199959)

Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang

tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu

definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba

(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta

manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah

21

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut

Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang

dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan

kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada

ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang

haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap

larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian

Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)

Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam

sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering

lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh

seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya

tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu

tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu

millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog

cendekiawan maupun menurut undang-undang

Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli

baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan

sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil

tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil

Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang

ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat

merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri

Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai

orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam

kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al

Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang

dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 5: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

dan keadilan di masyarakat

2 Kebebasan Ekonomi Bersyarat

Islam memberikan kebebasan bagi setiap individu untuk

memiliki memproduksi dan mengonsumsi Setiap individu bebas

untuk berjual beli dan menentukan upah harga dengan berbagai

macam nilai nominal akan tetapi dengan syarat tidak bertentangan

dengan kepentingan umum

Demikian juga halnya individu memiliki kebebasan dalam

mengembangkan hartanya dengan cara yang baik namun harus

meninggalkan praktik perdagangan yang diharamkan baik dengan

cara riba maupun dengan cara menimbun dan yang sejenisnya dan

juga sejumlah kebebasan-kebasan lainnya

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dari kebebasan-

kebebasan tersebut adalah

1 Memperhatikan halal dan haram dalam ketentuan

hukum-hukum Islam

2 Komitmen terhadap kewajiban-kewajiban yang telah

ditentukan syariat Islam

3 Tidak menyerahkan pengelolaan harta kepada orang-

orang yang bodoh gila dan lemah

4 Hak untuk bersyarikat (saling memiliki) dengan tetangga

atau partner kerja

5 Tidak dibenarkan mengelola harta pribadi yang

merugikan kepentingan orang banyak

3 At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung

suatu kebaikan)

At-Takaful Al-Ijtimarsquoi dalam kerangka Ekonomi Islam adalah

5

kebersamaan yang timbal balik antar sesama anggota masyarakat

dan pemerintah dengan masyarakat baik dalam kondisi lapang

maupun sempit untuk mewujudkan kesejahteraan atau dalam

mengantisipasi suatu bahaya

Ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi dalam At-Takaful Al-

Ijtimarsquoi ini yaitu

1 Mewujudkan kebahagian baik untuk pribadi atau masyarakat

dalam batas yang sama secara konsisten dan stabil

2 Kepentingan pribadi tidak boleh merugikan kepentingan

masyarakat Prioritas harus tetap berada pada kepentingan

masyarakat

3 Kebersamaan ini adalah sebuah fenomena yang

memperlihatkan kesatuan keakraban saling tolong menolong

dan saling melengkapi antara pemimpin dan yang dipimpin

D Asas-Asas Sistem Ekonomi Islam

Asas asas sistem ekonomi Islam terbit daripada firman Allah

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan

bahagianmu daripada (kenimatan) duniawi dan berbuat baiklah

(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu

dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat

kerusakan (Al Qasas 77)

Daripada ayat di atas terdapat beberapa asas asas ekonomi Islam

di antaranya

1 Allah Pemilik Segala Sesuatu

Allah memberi kekayaan kepada manusia dan Dia adalah Pemilik

sebenar kepada segala sesuatu Firman Allah yang mafhumnya

Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan

untuk (kepentingan) kamu apa yang di langit dan apa yang di bumi

dan menyempurnakan nimat Nya untukmu zahir dan batin

(Luqman 20)

Kepunyaan Nya semua yang ada di langit semua yang di bumi

semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah

(Ta Ha 6)

2 Kekayaan Dunia adalah untuk Mencari Kehidupan Akhirat

Manusia mestilah menggunakan kekayaan yang diperolehinya di

dunia ini untuk mendapatkan kehidupun yang baik dan sejahtera di

akhirat kelak

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Ahli peniaga yang jujur lagi amanah adalah bersama sama para

nabi para siddiqin dan para syuhada (Bukhari)

3 Bagian di Dunia tidak boleh Diabaikan dalam

Mendapatkan Akhirat

Manusia tidak boleh mengabaikan bahagiannya di dunia ini

Manusia hendaklah bekerja sekuat kuatnya untuk mendapatkan

kebaikan di dunia ini dengan cara cara yang paling adil dan

dibenarkan oleh undang undang

Firman Allah yang mafhumnya

Hai orang orang yang beriman janganlah kamu haramkan apa apa

yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah kamu

melampaui Batas Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang

7

yang melampaui batas Dan makanlah makanan yang halal lagi baik

daripada apa yang Allah telah rezkikan kepadamu dan bertaqwalah

kepada Allah Yang kamu beriman kepada Nya (A1 Maidah 87-88)

Katakanlah Siapakah yang mengharamkan perhiasan danpada

Allah yang telah dikeluarkan Nya untuk hamba hamba Nya dan (siapa

pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik Katakanlah

Semuanya itu (disediakan) bagi orang orang yang beriman dalam

kehidupan dunia khusus (untuk mereka sahaja) pada hari qiyamah

Demikianiah Kami menjelaskan ayat ayat itu bagi orang orang yang

mengetahui (Al Araf 32)

4 Tetap Berlaku Adil kepada Sesama Manusia

Manusia mestilah berlaku baik terhadap sesama manusia

Hendaklah mereka melaksanakan tanggungjawab terhadap

masyarakat dan membantu orang orang yang berada dalam

kesusahan dan kesempitan Firman Allah yang mafhumnya

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat

kebajikan memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang

daripada perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan Dia

memberi pengajaran kepada agar kamu dapat mengambil

pelajaran (Al Nahl 90)

Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya

demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang orang yang dalam

perjalanan Itulah yang lebih baik bagi orang orang yang mencari

keredaan Allah dan mereka itulah orang orang yang beruntung (Al

Rum 38)

5 Tidak Boleh Melakukan Sebarang Kerusakan

Manusia tidak dibenarkan untuk melakukan kerosakan di maka

bumi Ia mesti mengelakkan dirinya daripada melakukan

perbuatanperbuatan dosa yang termasuk di dalamnya kegiatan

kegiatan mencari kekayaan yang tidak adil membazirkan sumber

sumber dan hasil hasil kekayaan serta melakukan penipuan dalam

perniagaan

Firman Allah yang mafhumnya

Makanlah daripada rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu dan

janganIah kamu mengikuti langkah langkah syaitan Sesungguhnya

syaitan itu musuh yang nyata bagimu (A1 Anam 142)

Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) masjid makan dan minumlah dan janganlah berlebih

lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang

berlebih lebihan (Al-Araf 31)

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang

lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu

membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat

memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan

(jalan berbuat) dosa padahal kamu mengetahui (Al Baqarah 188)

E Sumber-Sumber Ekonomi Islam

1 Al-qurrsquoan

Al-qurrsquoan adalah sumber pertama bagi ekonomi Islam di

dalamnya dapat kita temui hal ihwal yang berkaitan dengan ekonomi

dan juga terdapat hukum-hukum dan undang-undang ekonomi dalam

tinjauan Islam diantaranya seperti hukum diharamkannya riba dan

diperbolehkannya jual beli yang tertera dalam surat Al-Baqarah ayat

275

ldquopadahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

9

mengahramkan riba Orang-orang yang telah samapi kepadanya

larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba)

maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang

larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang-orang yang

mengulangi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-

penghuni neraka mereka kekal di dalamnyardquo

2 As-sunah An-Nabawiyah

As-sunah adalah sumber kedua dalam perundang-undangan Islam

Di dalamnya dapat kita jumpai khazanah aturan perekonomian Islam

Diantaranya seperti sebuah hadits yang isinya memperintahkan

untuk menjaga dan melindungi harta baik milik pribadi ataupun

umum serta tidak boleh mengambil harta yang bukan milikinya

ldquoSesungguhnya (menumpahkan) darah kalian (mengambil) harta

kalian (menggangu) kehormatan kalian haram sebagaimana

haramnya hari kalian saat ini di bulan ini di negeri inirdquo (HR

Bukhari)

3 Kitab-Kitab Fiqih Umum

Kitab-kitab ini menjelaskan tentang ibadah dan muamalah di

dalamnya terdapat pula bahasan tentang ekonomi yang kemudian

dikenal dengan istilah Al-Muamalah Al-Maliyah isinya merupakan

ijtihad ulama terutama dalam mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-

dalil Al-qurrsquoan maupun hadis yang sahih

Adapun bahasan-bahasan langsung berkaitan dengan ekonomi

Islam adalah zakat sedekah sunah fidyah zakat fitrah jual beli

riba dan lain-lain

4 Kitab-Kitab Fikih Khusus (Al-Maalu wal- Iqtishaadi)

Kitab-kitab yang secara khusus membahas masalah yang

berkaitan dengan uang arta lainnya dan ekonomi

F Ciri-ciri Ekonomi Islam

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut

1 Memelihara fitrah manusia

2 Memelihara norma-norma akhlak

3 Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat

4 Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada ajaran

agama Islam

5 Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur iaitu

bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

6 Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-

hukum islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak

pemerintah

7 Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu

dan masyarakat

G Tujuan Ekonomi Menurut Islam

1 Menunaikan Sebagian daripada Tuntutan Ibadah

Mengambil kira asas asas dan ruang lingkup ciri cirinya nyatalah

tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya

bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang

menyeluruh

11

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu

cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya

sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari

Muslim)

Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau

kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan

masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah

maka itu merupakan satu ibadah

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak

boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi

hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan

barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang

muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada

kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)

2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam

Masyarakat

Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta

menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu

sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan

ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam

membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis

penipuan

Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan

akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana

wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli

perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya

menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan

individu malah di antara satu negara dengan negara

Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama

dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat

tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan

daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan

pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu

membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia

3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga

Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum

Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia

merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman

Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan

keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang

lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi

sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain

Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas

kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah

pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah

kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan

ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan

sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian

masyarakat

Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is

boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas

hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi

kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran

kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan

yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota

13

masyarakat

4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai

Mata uang

Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap

setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri

serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan

anggota anggota masyarakat yang lain

Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di

pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber

sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya

permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah

disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar

kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas

dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan

menyempitkan kehidupan masyarakat

Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan

terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk

mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan

perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di

antara negara negara di dunia

5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang

undang

Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah

masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan

dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan

pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang

bahaya kepada manusia

Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran

dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang

sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk

mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat

dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi

Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan

iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun

dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan

tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa

bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk

menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem

Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan

kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan

keamanan

6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan

Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara

Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik

atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa

ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan

kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini

dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan

persenjataan masing masing

Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas

dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan

terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab

itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan

negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan

tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga

bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut

produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang

sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri

15

Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap

sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa

takut musuh terhadap mereka

Firman Allah yang mafhumnya

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang

kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang

(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah

musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak

mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)

HLembaga Ekonomi Islam

Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak

di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga

ekonomi islam diantaranya

1 perbankan syarirsquoah

2 lembaga asuransi syarirsquoah

3 reksadana syarirsquoah

4 pegadaian syarirsquoah

5 lembaga zakat

Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari

pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin

membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi

Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah

ada

Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga

keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu

1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha

menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk

melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk

dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling

tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat

Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di

seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga

asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi

syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama

tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam

(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk

mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita

Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat

membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian

tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi

tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara

individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan

ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial

untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka

tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga

2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha

untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative

advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)

lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-

lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu

berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam

beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian

nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang

melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu

Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan

kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah

diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya

survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa

bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan

17

ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)

banyak diajukan sebagai alternatif

Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada

kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan

ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan

konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang

kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam

buku mereka Islamic Banking

Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak

Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan

bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang

merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga

menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional

Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir

bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa

waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian

secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam

pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan

lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan

dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar

Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan

pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi

keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih

dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional

(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara

ekonomis

Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga

keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan

penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat

memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga

layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua

bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan

kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional

sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai

preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar

perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah

Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi

pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang

menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki

orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar

mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi

bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang

potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model

asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih

menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya

Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas

menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model

asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain

karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan

mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila

kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang

selama ini mereka preferensikan

Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar

perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada

lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank

Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di

pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)

segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen

Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan

dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan

segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus

dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau

19

penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional

memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang

menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang

menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah

Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank

Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau

lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari

segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan

Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih

biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan

terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank

syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau

lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen

yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya

segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping

market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini

mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat

bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau

memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar

potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak

pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-

syarirsquoah-an

Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan

masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara

perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya

yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana

diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka

redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran

zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola

secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor

produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-

pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu

dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru

(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat

I Riba Dalam Pandangan Islam

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah

Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh

menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan

dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta

atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam

Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah

(tambahan)

Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar

Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan

tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa

perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat

benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan

tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam

secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam

Islam(Syafii Antonio199959)

Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang

tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu

definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba

(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta

manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah

21

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut

Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang

dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan

kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada

ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang

haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap

larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian

Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)

Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam

sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering

lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh

seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya

tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu

tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu

millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog

cendekiawan maupun menurut undang-undang

Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli

baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan

sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil

tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil

Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang

ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat

merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri

Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai

orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam

kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al

Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang

dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 6: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

kebersamaan yang timbal balik antar sesama anggota masyarakat

dan pemerintah dengan masyarakat baik dalam kondisi lapang

maupun sempit untuk mewujudkan kesejahteraan atau dalam

mengantisipasi suatu bahaya

Ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi dalam At-Takaful Al-

Ijtimarsquoi ini yaitu

1 Mewujudkan kebahagian baik untuk pribadi atau masyarakat

dalam batas yang sama secara konsisten dan stabil

2 Kepentingan pribadi tidak boleh merugikan kepentingan

masyarakat Prioritas harus tetap berada pada kepentingan

masyarakat

3 Kebersamaan ini adalah sebuah fenomena yang

memperlihatkan kesatuan keakraban saling tolong menolong

dan saling melengkapi antara pemimpin dan yang dipimpin

D Asas-Asas Sistem Ekonomi Islam

Asas asas sistem ekonomi Islam terbit daripada firman Allah

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan

bahagianmu daripada (kenimatan) duniawi dan berbuat baiklah

(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu

dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat

kerusakan (Al Qasas 77)

Daripada ayat di atas terdapat beberapa asas asas ekonomi Islam

di antaranya

1 Allah Pemilik Segala Sesuatu

Allah memberi kekayaan kepada manusia dan Dia adalah Pemilik

sebenar kepada segala sesuatu Firman Allah yang mafhumnya

Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan

untuk (kepentingan) kamu apa yang di langit dan apa yang di bumi

dan menyempurnakan nimat Nya untukmu zahir dan batin

(Luqman 20)

Kepunyaan Nya semua yang ada di langit semua yang di bumi

semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah

(Ta Ha 6)

2 Kekayaan Dunia adalah untuk Mencari Kehidupan Akhirat

Manusia mestilah menggunakan kekayaan yang diperolehinya di

dunia ini untuk mendapatkan kehidupun yang baik dan sejahtera di

akhirat kelak

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Ahli peniaga yang jujur lagi amanah adalah bersama sama para

nabi para siddiqin dan para syuhada (Bukhari)

3 Bagian di Dunia tidak boleh Diabaikan dalam

Mendapatkan Akhirat

Manusia tidak boleh mengabaikan bahagiannya di dunia ini

Manusia hendaklah bekerja sekuat kuatnya untuk mendapatkan

kebaikan di dunia ini dengan cara cara yang paling adil dan

dibenarkan oleh undang undang

Firman Allah yang mafhumnya

Hai orang orang yang beriman janganlah kamu haramkan apa apa

yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah kamu

melampaui Batas Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang

7

yang melampaui batas Dan makanlah makanan yang halal lagi baik

daripada apa yang Allah telah rezkikan kepadamu dan bertaqwalah

kepada Allah Yang kamu beriman kepada Nya (A1 Maidah 87-88)

Katakanlah Siapakah yang mengharamkan perhiasan danpada

Allah yang telah dikeluarkan Nya untuk hamba hamba Nya dan (siapa

pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik Katakanlah

Semuanya itu (disediakan) bagi orang orang yang beriman dalam

kehidupan dunia khusus (untuk mereka sahaja) pada hari qiyamah

Demikianiah Kami menjelaskan ayat ayat itu bagi orang orang yang

mengetahui (Al Araf 32)

4 Tetap Berlaku Adil kepada Sesama Manusia

Manusia mestilah berlaku baik terhadap sesama manusia

Hendaklah mereka melaksanakan tanggungjawab terhadap

masyarakat dan membantu orang orang yang berada dalam

kesusahan dan kesempitan Firman Allah yang mafhumnya

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat

kebajikan memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang

daripada perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan Dia

memberi pengajaran kepada agar kamu dapat mengambil

pelajaran (Al Nahl 90)

Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya

demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang orang yang dalam

perjalanan Itulah yang lebih baik bagi orang orang yang mencari

keredaan Allah dan mereka itulah orang orang yang beruntung (Al

Rum 38)

5 Tidak Boleh Melakukan Sebarang Kerusakan

Manusia tidak dibenarkan untuk melakukan kerosakan di maka

bumi Ia mesti mengelakkan dirinya daripada melakukan

perbuatanperbuatan dosa yang termasuk di dalamnya kegiatan

kegiatan mencari kekayaan yang tidak adil membazirkan sumber

sumber dan hasil hasil kekayaan serta melakukan penipuan dalam

perniagaan

Firman Allah yang mafhumnya

Makanlah daripada rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu dan

janganIah kamu mengikuti langkah langkah syaitan Sesungguhnya

syaitan itu musuh yang nyata bagimu (A1 Anam 142)

Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) masjid makan dan minumlah dan janganlah berlebih

lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang

berlebih lebihan (Al-Araf 31)

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang

lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu

membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat

memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan

(jalan berbuat) dosa padahal kamu mengetahui (Al Baqarah 188)

E Sumber-Sumber Ekonomi Islam

1 Al-qurrsquoan

Al-qurrsquoan adalah sumber pertama bagi ekonomi Islam di

dalamnya dapat kita temui hal ihwal yang berkaitan dengan ekonomi

dan juga terdapat hukum-hukum dan undang-undang ekonomi dalam

tinjauan Islam diantaranya seperti hukum diharamkannya riba dan

diperbolehkannya jual beli yang tertera dalam surat Al-Baqarah ayat

275

ldquopadahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

9

mengahramkan riba Orang-orang yang telah samapi kepadanya

larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba)

maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang

larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang-orang yang

mengulangi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-

penghuni neraka mereka kekal di dalamnyardquo

2 As-sunah An-Nabawiyah

As-sunah adalah sumber kedua dalam perundang-undangan Islam

Di dalamnya dapat kita jumpai khazanah aturan perekonomian Islam

Diantaranya seperti sebuah hadits yang isinya memperintahkan

untuk menjaga dan melindungi harta baik milik pribadi ataupun

umum serta tidak boleh mengambil harta yang bukan milikinya

ldquoSesungguhnya (menumpahkan) darah kalian (mengambil) harta

kalian (menggangu) kehormatan kalian haram sebagaimana

haramnya hari kalian saat ini di bulan ini di negeri inirdquo (HR

Bukhari)

3 Kitab-Kitab Fiqih Umum

Kitab-kitab ini menjelaskan tentang ibadah dan muamalah di

dalamnya terdapat pula bahasan tentang ekonomi yang kemudian

dikenal dengan istilah Al-Muamalah Al-Maliyah isinya merupakan

ijtihad ulama terutama dalam mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-

dalil Al-qurrsquoan maupun hadis yang sahih

Adapun bahasan-bahasan langsung berkaitan dengan ekonomi

Islam adalah zakat sedekah sunah fidyah zakat fitrah jual beli

riba dan lain-lain

4 Kitab-Kitab Fikih Khusus (Al-Maalu wal- Iqtishaadi)

Kitab-kitab yang secara khusus membahas masalah yang

berkaitan dengan uang arta lainnya dan ekonomi

F Ciri-ciri Ekonomi Islam

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut

1 Memelihara fitrah manusia

2 Memelihara norma-norma akhlak

3 Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat

4 Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada ajaran

agama Islam

5 Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur iaitu

bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

6 Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-

hukum islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak

pemerintah

7 Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu

dan masyarakat

G Tujuan Ekonomi Menurut Islam

1 Menunaikan Sebagian daripada Tuntutan Ibadah

Mengambil kira asas asas dan ruang lingkup ciri cirinya nyatalah

tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya

bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang

menyeluruh

11

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu

cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya

sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari

Muslim)

Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau

kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan

masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah

maka itu merupakan satu ibadah

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak

boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi

hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan

barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang

muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada

kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)

2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam

Masyarakat

Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta

menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu

sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan

ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam

membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis

penipuan

Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan

akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana

wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli

perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya

menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan

individu malah di antara satu negara dengan negara

Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama

dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat

tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan

daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan

pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu

membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia

3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga

Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum

Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia

merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman

Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan

keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang

lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi

sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain

Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas

kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah

pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah

kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan

ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan

sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian

masyarakat

Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is

boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas

hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi

kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran

kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan

yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota

13

masyarakat

4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai

Mata uang

Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap

setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri

serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan

anggota anggota masyarakat yang lain

Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di

pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber

sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya

permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah

disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar

kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas

dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan

menyempitkan kehidupan masyarakat

Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan

terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk

mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan

perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di

antara negara negara di dunia

5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang

undang

Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah

masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan

dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan

pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang

bahaya kepada manusia

Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran

dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang

sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk

mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat

dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi

Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan

iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun

dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan

tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa

bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk

menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem

Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan

kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan

keamanan

6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan

Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara

Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik

atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa

ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan

kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini

dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan

persenjataan masing masing

Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas

dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan

terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab

itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan

negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan

tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga

bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut

produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang

sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri

15

Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap

sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa

takut musuh terhadap mereka

Firman Allah yang mafhumnya

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang

kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang

(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah

musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak

mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)

HLembaga Ekonomi Islam

Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak

di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga

ekonomi islam diantaranya

1 perbankan syarirsquoah

2 lembaga asuransi syarirsquoah

3 reksadana syarirsquoah

4 pegadaian syarirsquoah

5 lembaga zakat

Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari

pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin

membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi

Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah

ada

Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga

keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu

1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha

menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk

melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk

dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling

tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat

Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di

seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga

asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi

syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama

tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam

(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk

mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita

Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat

membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian

tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi

tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara

individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan

ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial

untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka

tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga

2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha

untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative

advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)

lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-

lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu

berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam

beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian

nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang

melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu

Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan

kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah

diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya

survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa

bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan

17

ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)

banyak diajukan sebagai alternatif

Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada

kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan

ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan

konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang

kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam

buku mereka Islamic Banking

Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak

Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan

bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang

merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga

menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional

Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir

bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa

waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian

secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam

pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan

lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan

dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar

Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan

pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi

keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih

dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional

(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara

ekonomis

Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga

keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan

penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat

memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga

layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua

bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan

kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional

sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai

preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar

perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah

Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi

pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang

menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki

orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar

mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi

bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang

potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model

asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih

menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya

Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas

menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model

asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain

karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan

mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila

kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang

selama ini mereka preferensikan

Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar

perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada

lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank

Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di

pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)

segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen

Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan

dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan

segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus

dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau

19

penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional

memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang

menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang

menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah

Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank

Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau

lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari

segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan

Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih

biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan

terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank

syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau

lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen

yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya

segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping

market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini

mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat

bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau

memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar

potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak

pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-

syarirsquoah-an

Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan

masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara

perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya

yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana

diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka

redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran

zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola

secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor

produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-

pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu

dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru

(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat

I Riba Dalam Pandangan Islam

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah

Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh

menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan

dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta

atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam

Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah

(tambahan)

Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar

Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan

tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa

perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat

benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan

tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam

secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam

Islam(Syafii Antonio199959)

Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang

tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu

definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba

(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta

manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah

21

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut

Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang

dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan

kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada

ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang

haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap

larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian

Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)

Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam

sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering

lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh

seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya

tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu

tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu

millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog

cendekiawan maupun menurut undang-undang

Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli

baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan

sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil

tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil

Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang

ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat

merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri

Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai

orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam

kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al

Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang

dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 7: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

Allah memberi kekayaan kepada manusia dan Dia adalah Pemilik

sebenar kepada segala sesuatu Firman Allah yang mafhumnya

Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan

untuk (kepentingan) kamu apa yang di langit dan apa yang di bumi

dan menyempurnakan nimat Nya untukmu zahir dan batin

(Luqman 20)

Kepunyaan Nya semua yang ada di langit semua yang di bumi

semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah

(Ta Ha 6)

2 Kekayaan Dunia adalah untuk Mencari Kehidupan Akhirat

Manusia mestilah menggunakan kekayaan yang diperolehinya di

dunia ini untuk mendapatkan kehidupun yang baik dan sejahtera di

akhirat kelak

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Ahli peniaga yang jujur lagi amanah adalah bersama sama para

nabi para siddiqin dan para syuhada (Bukhari)

3 Bagian di Dunia tidak boleh Diabaikan dalam

Mendapatkan Akhirat

Manusia tidak boleh mengabaikan bahagiannya di dunia ini

Manusia hendaklah bekerja sekuat kuatnya untuk mendapatkan

kebaikan di dunia ini dengan cara cara yang paling adil dan

dibenarkan oleh undang undang

Firman Allah yang mafhumnya

Hai orang orang yang beriman janganlah kamu haramkan apa apa

yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah kamu

melampaui Batas Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang

7

yang melampaui batas Dan makanlah makanan yang halal lagi baik

daripada apa yang Allah telah rezkikan kepadamu dan bertaqwalah

kepada Allah Yang kamu beriman kepada Nya (A1 Maidah 87-88)

Katakanlah Siapakah yang mengharamkan perhiasan danpada

Allah yang telah dikeluarkan Nya untuk hamba hamba Nya dan (siapa

pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik Katakanlah

Semuanya itu (disediakan) bagi orang orang yang beriman dalam

kehidupan dunia khusus (untuk mereka sahaja) pada hari qiyamah

Demikianiah Kami menjelaskan ayat ayat itu bagi orang orang yang

mengetahui (Al Araf 32)

4 Tetap Berlaku Adil kepada Sesama Manusia

Manusia mestilah berlaku baik terhadap sesama manusia

Hendaklah mereka melaksanakan tanggungjawab terhadap

masyarakat dan membantu orang orang yang berada dalam

kesusahan dan kesempitan Firman Allah yang mafhumnya

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat

kebajikan memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang

daripada perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan Dia

memberi pengajaran kepada agar kamu dapat mengambil

pelajaran (Al Nahl 90)

Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya

demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang orang yang dalam

perjalanan Itulah yang lebih baik bagi orang orang yang mencari

keredaan Allah dan mereka itulah orang orang yang beruntung (Al

Rum 38)

5 Tidak Boleh Melakukan Sebarang Kerusakan

Manusia tidak dibenarkan untuk melakukan kerosakan di maka

bumi Ia mesti mengelakkan dirinya daripada melakukan

perbuatanperbuatan dosa yang termasuk di dalamnya kegiatan

kegiatan mencari kekayaan yang tidak adil membazirkan sumber

sumber dan hasil hasil kekayaan serta melakukan penipuan dalam

perniagaan

Firman Allah yang mafhumnya

Makanlah daripada rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu dan

janganIah kamu mengikuti langkah langkah syaitan Sesungguhnya

syaitan itu musuh yang nyata bagimu (A1 Anam 142)

Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) masjid makan dan minumlah dan janganlah berlebih

lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang

berlebih lebihan (Al-Araf 31)

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang

lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu

membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat

memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan

(jalan berbuat) dosa padahal kamu mengetahui (Al Baqarah 188)

E Sumber-Sumber Ekonomi Islam

1 Al-qurrsquoan

Al-qurrsquoan adalah sumber pertama bagi ekonomi Islam di

dalamnya dapat kita temui hal ihwal yang berkaitan dengan ekonomi

dan juga terdapat hukum-hukum dan undang-undang ekonomi dalam

tinjauan Islam diantaranya seperti hukum diharamkannya riba dan

diperbolehkannya jual beli yang tertera dalam surat Al-Baqarah ayat

275

ldquopadahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

9

mengahramkan riba Orang-orang yang telah samapi kepadanya

larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba)

maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang

larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang-orang yang

mengulangi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-

penghuni neraka mereka kekal di dalamnyardquo

2 As-sunah An-Nabawiyah

As-sunah adalah sumber kedua dalam perundang-undangan Islam

Di dalamnya dapat kita jumpai khazanah aturan perekonomian Islam

Diantaranya seperti sebuah hadits yang isinya memperintahkan

untuk menjaga dan melindungi harta baik milik pribadi ataupun

umum serta tidak boleh mengambil harta yang bukan milikinya

ldquoSesungguhnya (menumpahkan) darah kalian (mengambil) harta

kalian (menggangu) kehormatan kalian haram sebagaimana

haramnya hari kalian saat ini di bulan ini di negeri inirdquo (HR

Bukhari)

3 Kitab-Kitab Fiqih Umum

Kitab-kitab ini menjelaskan tentang ibadah dan muamalah di

dalamnya terdapat pula bahasan tentang ekonomi yang kemudian

dikenal dengan istilah Al-Muamalah Al-Maliyah isinya merupakan

ijtihad ulama terutama dalam mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-

dalil Al-qurrsquoan maupun hadis yang sahih

Adapun bahasan-bahasan langsung berkaitan dengan ekonomi

Islam adalah zakat sedekah sunah fidyah zakat fitrah jual beli

riba dan lain-lain

4 Kitab-Kitab Fikih Khusus (Al-Maalu wal- Iqtishaadi)

Kitab-kitab yang secara khusus membahas masalah yang

berkaitan dengan uang arta lainnya dan ekonomi

F Ciri-ciri Ekonomi Islam

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut

1 Memelihara fitrah manusia

2 Memelihara norma-norma akhlak

3 Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat

4 Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada ajaran

agama Islam

5 Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur iaitu

bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

6 Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-

hukum islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak

pemerintah

7 Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu

dan masyarakat

G Tujuan Ekonomi Menurut Islam

1 Menunaikan Sebagian daripada Tuntutan Ibadah

Mengambil kira asas asas dan ruang lingkup ciri cirinya nyatalah

tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya

bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang

menyeluruh

11

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu

cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya

sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari

Muslim)

Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau

kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan

masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah

maka itu merupakan satu ibadah

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak

boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi

hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan

barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang

muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada

kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)

2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam

Masyarakat

Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta

menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu

sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan

ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam

membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis

penipuan

Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan

akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana

wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli

perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya

menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan

individu malah di antara satu negara dengan negara

Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama

dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat

tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan

daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan

pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu

membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia

3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga

Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum

Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia

merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman

Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan

keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang

lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi

sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain

Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas

kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah

pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah

kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan

ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan

sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian

masyarakat

Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is

boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas

hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi

kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran

kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan

yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota

13

masyarakat

4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai

Mata uang

Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap

setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri

serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan

anggota anggota masyarakat yang lain

Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di

pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber

sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya

permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah

disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar

kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas

dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan

menyempitkan kehidupan masyarakat

Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan

terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk

mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan

perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di

antara negara negara di dunia

5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang

undang

Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah

masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan

dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan

pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang

bahaya kepada manusia

Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran

dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang

sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk

mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat

dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi

Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan

iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun

dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan

tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa

bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk

menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem

Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan

kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan

keamanan

6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan

Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara

Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik

atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa

ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan

kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini

dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan

persenjataan masing masing

Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas

dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan

terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab

itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan

negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan

tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga

bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut

produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang

sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri

15

Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap

sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa

takut musuh terhadap mereka

Firman Allah yang mafhumnya

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang

kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang

(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah

musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak

mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)

HLembaga Ekonomi Islam

Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak

di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga

ekonomi islam diantaranya

1 perbankan syarirsquoah

2 lembaga asuransi syarirsquoah

3 reksadana syarirsquoah

4 pegadaian syarirsquoah

5 lembaga zakat

Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari

pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin

membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi

Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah

ada

Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga

keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu

1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha

menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk

melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk

dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling

tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat

Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di

seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga

asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi

syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama

tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam

(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk

mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita

Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat

membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian

tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi

tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara

individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan

ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial

untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka

tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga

2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha

untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative

advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)

lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-

lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu

berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam

beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian

nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang

melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu

Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan

kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah

diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya

survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa

bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan

17

ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)

banyak diajukan sebagai alternatif

Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada

kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan

ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan

konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang

kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam

buku mereka Islamic Banking

Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak

Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan

bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang

merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga

menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional

Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir

bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa

waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian

secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam

pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan

lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan

dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar

Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan

pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi

keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih

dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional

(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara

ekonomis

Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga

keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan

penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat

memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga

layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua

bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan

kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional

sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai

preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar

perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah

Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi

pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang

menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki

orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar

mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi

bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang

potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model

asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih

menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya

Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas

menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model

asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain

karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan

mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila

kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang

selama ini mereka preferensikan

Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar

perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada

lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank

Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di

pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)

segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen

Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan

dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan

segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus

dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau

19

penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional

memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang

menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang

menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah

Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank

Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau

lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari

segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan

Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih

biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan

terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank

syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau

lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen

yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya

segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping

market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini

mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat

bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau

memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar

potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak

pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-

syarirsquoah-an

Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan

masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara

perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya

yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana

diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka

redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran

zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola

secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor

produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-

pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu

dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru

(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat

I Riba Dalam Pandangan Islam

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah

Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh

menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan

dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta

atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam

Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah

(tambahan)

Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar

Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan

tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa

perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat

benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan

tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam

secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam

Islam(Syafii Antonio199959)

Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang

tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu

definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba

(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta

manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah

21

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut

Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang

dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan

kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada

ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang

haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap

larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian

Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)

Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam

sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering

lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh

seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya

tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu

tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu

millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog

cendekiawan maupun menurut undang-undang

Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli

baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan

sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil

tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil

Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang

ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat

merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri

Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai

orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam

kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al

Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang

dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 8: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

yang melampaui batas Dan makanlah makanan yang halal lagi baik

daripada apa yang Allah telah rezkikan kepadamu dan bertaqwalah

kepada Allah Yang kamu beriman kepada Nya (A1 Maidah 87-88)

Katakanlah Siapakah yang mengharamkan perhiasan danpada

Allah yang telah dikeluarkan Nya untuk hamba hamba Nya dan (siapa

pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik Katakanlah

Semuanya itu (disediakan) bagi orang orang yang beriman dalam

kehidupan dunia khusus (untuk mereka sahaja) pada hari qiyamah

Demikianiah Kami menjelaskan ayat ayat itu bagi orang orang yang

mengetahui (Al Araf 32)

4 Tetap Berlaku Adil kepada Sesama Manusia

Manusia mestilah berlaku baik terhadap sesama manusia

Hendaklah mereka melaksanakan tanggungjawab terhadap

masyarakat dan membantu orang orang yang berada dalam

kesusahan dan kesempitan Firman Allah yang mafhumnya

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat

kebajikan memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang

daripada perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan Dia

memberi pengajaran kepada agar kamu dapat mengambil

pelajaran (Al Nahl 90)

Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya

demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang orang yang dalam

perjalanan Itulah yang lebih baik bagi orang orang yang mencari

keredaan Allah dan mereka itulah orang orang yang beruntung (Al

Rum 38)

5 Tidak Boleh Melakukan Sebarang Kerusakan

Manusia tidak dibenarkan untuk melakukan kerosakan di maka

bumi Ia mesti mengelakkan dirinya daripada melakukan

perbuatanperbuatan dosa yang termasuk di dalamnya kegiatan

kegiatan mencari kekayaan yang tidak adil membazirkan sumber

sumber dan hasil hasil kekayaan serta melakukan penipuan dalam

perniagaan

Firman Allah yang mafhumnya

Makanlah daripada rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu dan

janganIah kamu mengikuti langkah langkah syaitan Sesungguhnya

syaitan itu musuh yang nyata bagimu (A1 Anam 142)

Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) masjid makan dan minumlah dan janganlah berlebih

lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang

berlebih lebihan (Al-Araf 31)

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang

lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu

membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat

memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan

(jalan berbuat) dosa padahal kamu mengetahui (Al Baqarah 188)

E Sumber-Sumber Ekonomi Islam

1 Al-qurrsquoan

Al-qurrsquoan adalah sumber pertama bagi ekonomi Islam di

dalamnya dapat kita temui hal ihwal yang berkaitan dengan ekonomi

dan juga terdapat hukum-hukum dan undang-undang ekonomi dalam

tinjauan Islam diantaranya seperti hukum diharamkannya riba dan

diperbolehkannya jual beli yang tertera dalam surat Al-Baqarah ayat

275

ldquopadahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

9

mengahramkan riba Orang-orang yang telah samapi kepadanya

larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba)

maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang

larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang-orang yang

mengulangi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-

penghuni neraka mereka kekal di dalamnyardquo

2 As-sunah An-Nabawiyah

As-sunah adalah sumber kedua dalam perundang-undangan Islam

Di dalamnya dapat kita jumpai khazanah aturan perekonomian Islam

Diantaranya seperti sebuah hadits yang isinya memperintahkan

untuk menjaga dan melindungi harta baik milik pribadi ataupun

umum serta tidak boleh mengambil harta yang bukan milikinya

ldquoSesungguhnya (menumpahkan) darah kalian (mengambil) harta

kalian (menggangu) kehormatan kalian haram sebagaimana

haramnya hari kalian saat ini di bulan ini di negeri inirdquo (HR

Bukhari)

3 Kitab-Kitab Fiqih Umum

Kitab-kitab ini menjelaskan tentang ibadah dan muamalah di

dalamnya terdapat pula bahasan tentang ekonomi yang kemudian

dikenal dengan istilah Al-Muamalah Al-Maliyah isinya merupakan

ijtihad ulama terutama dalam mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-

dalil Al-qurrsquoan maupun hadis yang sahih

Adapun bahasan-bahasan langsung berkaitan dengan ekonomi

Islam adalah zakat sedekah sunah fidyah zakat fitrah jual beli

riba dan lain-lain

4 Kitab-Kitab Fikih Khusus (Al-Maalu wal- Iqtishaadi)

Kitab-kitab yang secara khusus membahas masalah yang

berkaitan dengan uang arta lainnya dan ekonomi

F Ciri-ciri Ekonomi Islam

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut

1 Memelihara fitrah manusia

2 Memelihara norma-norma akhlak

3 Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat

4 Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada ajaran

agama Islam

5 Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur iaitu

bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

6 Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-

hukum islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak

pemerintah

7 Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu

dan masyarakat

G Tujuan Ekonomi Menurut Islam

1 Menunaikan Sebagian daripada Tuntutan Ibadah

Mengambil kira asas asas dan ruang lingkup ciri cirinya nyatalah

tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya

bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang

menyeluruh

11

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu

cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya

sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari

Muslim)

Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau

kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan

masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah

maka itu merupakan satu ibadah

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak

boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi

hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan

barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang

muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada

kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)

2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam

Masyarakat

Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta

menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu

sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan

ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam

membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis

penipuan

Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan

akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana

wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli

perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya

menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan

individu malah di antara satu negara dengan negara

Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama

dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat

tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan

daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan

pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu

membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia

3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga

Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum

Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia

merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman

Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan

keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang

lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi

sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain

Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas

kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah

pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah

kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan

ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan

sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian

masyarakat

Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is

boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas

hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi

kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran

kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan

yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota

13

masyarakat

4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai

Mata uang

Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap

setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri

serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan

anggota anggota masyarakat yang lain

Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di

pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber

sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya

permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah

disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar

kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas

dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan

menyempitkan kehidupan masyarakat

Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan

terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk

mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan

perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di

antara negara negara di dunia

5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang

undang

Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah

masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan

dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan

pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang

bahaya kepada manusia

Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran

dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang

sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk

mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat

dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi

Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan

iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun

dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan

tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa

bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk

menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem

Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan

kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan

keamanan

6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan

Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara

Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik

atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa

ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan

kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini

dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan

persenjataan masing masing

Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas

dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan

terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab

itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan

negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan

tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga

bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut

produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang

sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri

15

Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap

sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa

takut musuh terhadap mereka

Firman Allah yang mafhumnya

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang

kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang

(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah

musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak

mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)

HLembaga Ekonomi Islam

Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak

di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga

ekonomi islam diantaranya

1 perbankan syarirsquoah

2 lembaga asuransi syarirsquoah

3 reksadana syarirsquoah

4 pegadaian syarirsquoah

5 lembaga zakat

Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari

pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin

membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi

Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah

ada

Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga

keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu

1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha

menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk

melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk

dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling

tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat

Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di

seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga

asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi

syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama

tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam

(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk

mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita

Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat

membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian

tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi

tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara

individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan

ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial

untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka

tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga

2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha

untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative

advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)

lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-

lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu

berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam

beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian

nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang

melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu

Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan

kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah

diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya

survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa

bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan

17

ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)

banyak diajukan sebagai alternatif

Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada

kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan

ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan

konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang

kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam

buku mereka Islamic Banking

Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak

Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan

bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang

merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga

menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional

Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir

bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa

waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian

secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam

pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan

lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan

dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar

Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan

pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi

keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih

dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional

(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara

ekonomis

Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga

keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan

penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat

memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga

layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua

bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan

kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional

sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai

preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar

perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah

Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi

pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang

menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki

orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar

mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi

bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang

potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model

asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih

menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya

Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas

menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model

asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain

karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan

mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila

kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang

selama ini mereka preferensikan

Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar

perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada

lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank

Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di

pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)

segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen

Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan

dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan

segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus

dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau

19

penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional

memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang

menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang

menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah

Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank

Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau

lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari

segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan

Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih

biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan

terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank

syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau

lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen

yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya

segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping

market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini

mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat

bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau

memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar

potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak

pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-

syarirsquoah-an

Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan

masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara

perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya

yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana

diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka

redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran

zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola

secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor

produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-

pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu

dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru

(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat

I Riba Dalam Pandangan Islam

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah

Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh

menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan

dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta

atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam

Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah

(tambahan)

Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar

Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan

tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa

perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat

benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan

tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam

secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam

Islam(Syafii Antonio199959)

Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang

tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu

definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba

(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta

manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah

21

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut

Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang

dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan

kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada

ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang

haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap

larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian

Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)

Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam

sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering

lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh

seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya

tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu

tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu

millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog

cendekiawan maupun menurut undang-undang

Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli

baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan

sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil

tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil

Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang

ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat

merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri

Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai

orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam

kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al

Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang

dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 9: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

bumi Ia mesti mengelakkan dirinya daripada melakukan

perbuatanperbuatan dosa yang termasuk di dalamnya kegiatan

kegiatan mencari kekayaan yang tidak adil membazirkan sumber

sumber dan hasil hasil kekayaan serta melakukan penipuan dalam

perniagaan

Firman Allah yang mafhumnya

Makanlah daripada rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu dan

janganIah kamu mengikuti langkah langkah syaitan Sesungguhnya

syaitan itu musuh yang nyata bagimu (A1 Anam 142)

Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) masjid makan dan minumlah dan janganlah berlebih

lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang

berlebih lebihan (Al-Araf 31)

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang

lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu

membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat

memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan

(jalan berbuat) dosa padahal kamu mengetahui (Al Baqarah 188)

E Sumber-Sumber Ekonomi Islam

1 Al-qurrsquoan

Al-qurrsquoan adalah sumber pertama bagi ekonomi Islam di

dalamnya dapat kita temui hal ihwal yang berkaitan dengan ekonomi

dan juga terdapat hukum-hukum dan undang-undang ekonomi dalam

tinjauan Islam diantaranya seperti hukum diharamkannya riba dan

diperbolehkannya jual beli yang tertera dalam surat Al-Baqarah ayat

275

ldquopadahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

9

mengahramkan riba Orang-orang yang telah samapi kepadanya

larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba)

maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang

larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang-orang yang

mengulangi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-

penghuni neraka mereka kekal di dalamnyardquo

2 As-sunah An-Nabawiyah

As-sunah adalah sumber kedua dalam perundang-undangan Islam

Di dalamnya dapat kita jumpai khazanah aturan perekonomian Islam

Diantaranya seperti sebuah hadits yang isinya memperintahkan

untuk menjaga dan melindungi harta baik milik pribadi ataupun

umum serta tidak boleh mengambil harta yang bukan milikinya

ldquoSesungguhnya (menumpahkan) darah kalian (mengambil) harta

kalian (menggangu) kehormatan kalian haram sebagaimana

haramnya hari kalian saat ini di bulan ini di negeri inirdquo (HR

Bukhari)

3 Kitab-Kitab Fiqih Umum

Kitab-kitab ini menjelaskan tentang ibadah dan muamalah di

dalamnya terdapat pula bahasan tentang ekonomi yang kemudian

dikenal dengan istilah Al-Muamalah Al-Maliyah isinya merupakan

ijtihad ulama terutama dalam mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-

dalil Al-qurrsquoan maupun hadis yang sahih

Adapun bahasan-bahasan langsung berkaitan dengan ekonomi

Islam adalah zakat sedekah sunah fidyah zakat fitrah jual beli

riba dan lain-lain

4 Kitab-Kitab Fikih Khusus (Al-Maalu wal- Iqtishaadi)

Kitab-kitab yang secara khusus membahas masalah yang

berkaitan dengan uang arta lainnya dan ekonomi

F Ciri-ciri Ekonomi Islam

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut

1 Memelihara fitrah manusia

2 Memelihara norma-norma akhlak

3 Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat

4 Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada ajaran

agama Islam

5 Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur iaitu

bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

6 Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-

hukum islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak

pemerintah

7 Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu

dan masyarakat

G Tujuan Ekonomi Menurut Islam

1 Menunaikan Sebagian daripada Tuntutan Ibadah

Mengambil kira asas asas dan ruang lingkup ciri cirinya nyatalah

tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya

bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang

menyeluruh

11

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu

cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya

sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari

Muslim)

Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau

kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan

masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah

maka itu merupakan satu ibadah

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak

boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi

hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan

barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang

muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada

kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)

2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam

Masyarakat

Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta

menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu

sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan

ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam

membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis

penipuan

Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan

akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana

wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli

perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya

menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan

individu malah di antara satu negara dengan negara

Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama

dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat

tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan

daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan

pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu

membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia

3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga

Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum

Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia

merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman

Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan

keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang

lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi

sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain

Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas

kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah

pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah

kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan

ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan

sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian

masyarakat

Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is

boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas

hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi

kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran

kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan

yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota

13

masyarakat

4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai

Mata uang

Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap

setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri

serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan

anggota anggota masyarakat yang lain

Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di

pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber

sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya

permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah

disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar

kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas

dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan

menyempitkan kehidupan masyarakat

Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan

terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk

mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan

perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di

antara negara negara di dunia

5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang

undang

Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah

masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan

dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan

pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang

bahaya kepada manusia

Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran

dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang

sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk

mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat

dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi

Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan

iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun

dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan

tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa

bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk

menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem

Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan

kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan

keamanan

6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan

Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara

Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik

atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa

ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan

kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini

dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan

persenjataan masing masing

Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas

dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan

terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab

itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan

negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan

tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga

bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut

produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang

sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri

15

Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap

sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa

takut musuh terhadap mereka

Firman Allah yang mafhumnya

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang

kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang

(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah

musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak

mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)

HLembaga Ekonomi Islam

Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak

di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga

ekonomi islam diantaranya

1 perbankan syarirsquoah

2 lembaga asuransi syarirsquoah

3 reksadana syarirsquoah

4 pegadaian syarirsquoah

5 lembaga zakat

Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari

pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin

membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi

Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah

ada

Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga

keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu

1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha

menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk

melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk

dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling

tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat

Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di

seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga

asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi

syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama

tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam

(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk

mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita

Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat

membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian

tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi

tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara

individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan

ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial

untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka

tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga

2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha

untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative

advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)

lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-

lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu

berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam

beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian

nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang

melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu

Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan

kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah

diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya

survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa

bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan

17

ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)

banyak diajukan sebagai alternatif

Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada

kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan

ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan

konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang

kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam

buku mereka Islamic Banking

Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak

Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan

bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang

merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga

menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional

Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir

bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa

waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian

secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam

pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan

lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan

dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar

Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan

pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi

keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih

dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional

(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara

ekonomis

Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga

keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan

penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat

memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga

layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua

bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan

kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional

sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai

preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar

perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah

Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi

pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang

menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki

orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar

mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi

bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang

potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model

asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih

menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya

Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas

menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model

asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain

karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan

mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila

kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang

selama ini mereka preferensikan

Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar

perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada

lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank

Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di

pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)

segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen

Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan

dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan

segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus

dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau

19

penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional

memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang

menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang

menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah

Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank

Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau

lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari

segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan

Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih

biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan

terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank

syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau

lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen

yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya

segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping

market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini

mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat

bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau

memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar

potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak

pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-

syarirsquoah-an

Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan

masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara

perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya

yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana

diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka

redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran

zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola

secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor

produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-

pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu

dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru

(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat

I Riba Dalam Pandangan Islam

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah

Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh

menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan

dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta

atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam

Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah

(tambahan)

Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar

Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan

tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa

perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat

benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan

tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam

secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam

Islam(Syafii Antonio199959)

Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang

tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu

definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba

(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta

manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah

21

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut

Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang

dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan

kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada

ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang

haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap

larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian

Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)

Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam

sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering

lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh

seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya

tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu

tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu

millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog

cendekiawan maupun menurut undang-undang

Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli

baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan

sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil

tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil

Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang

ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat

merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri

Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai

orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam

kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al

Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang

dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 10: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

mengahramkan riba Orang-orang yang telah samapi kepadanya

larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba)

maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang

larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang-orang yang

mengulangi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-

penghuni neraka mereka kekal di dalamnyardquo

2 As-sunah An-Nabawiyah

As-sunah adalah sumber kedua dalam perundang-undangan Islam

Di dalamnya dapat kita jumpai khazanah aturan perekonomian Islam

Diantaranya seperti sebuah hadits yang isinya memperintahkan

untuk menjaga dan melindungi harta baik milik pribadi ataupun

umum serta tidak boleh mengambil harta yang bukan milikinya

ldquoSesungguhnya (menumpahkan) darah kalian (mengambil) harta

kalian (menggangu) kehormatan kalian haram sebagaimana

haramnya hari kalian saat ini di bulan ini di negeri inirdquo (HR

Bukhari)

3 Kitab-Kitab Fiqih Umum

Kitab-kitab ini menjelaskan tentang ibadah dan muamalah di

dalamnya terdapat pula bahasan tentang ekonomi yang kemudian

dikenal dengan istilah Al-Muamalah Al-Maliyah isinya merupakan

ijtihad ulama terutama dalam mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-

dalil Al-qurrsquoan maupun hadis yang sahih

Adapun bahasan-bahasan langsung berkaitan dengan ekonomi

Islam adalah zakat sedekah sunah fidyah zakat fitrah jual beli

riba dan lain-lain

4 Kitab-Kitab Fikih Khusus (Al-Maalu wal- Iqtishaadi)

Kitab-kitab yang secara khusus membahas masalah yang

berkaitan dengan uang arta lainnya dan ekonomi

F Ciri-ciri Ekonomi Islam

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut

1 Memelihara fitrah manusia

2 Memelihara norma-norma akhlak

3 Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat

4 Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada ajaran

agama Islam

5 Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur iaitu

bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

6 Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-

hukum islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak

pemerintah

7 Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu

dan masyarakat

G Tujuan Ekonomi Menurut Islam

1 Menunaikan Sebagian daripada Tuntutan Ibadah

Mengambil kira asas asas dan ruang lingkup ciri cirinya nyatalah

tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya

bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang

menyeluruh

11

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu

cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya

sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari

Muslim)

Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau

kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan

masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah

maka itu merupakan satu ibadah

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak

boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi

hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan

barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang

muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada

kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)

2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam

Masyarakat

Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta

menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu

sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan

ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam

membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis

penipuan

Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan

akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana

wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli

perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya

menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan

individu malah di antara satu negara dengan negara

Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama

dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat

tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan

daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan

pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu

membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia

3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga

Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum

Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia

merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman

Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan

keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang

lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi

sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain

Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas

kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah

pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah

kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan

ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan

sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian

masyarakat

Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is

boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas

hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi

kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran

kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan

yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota

13

masyarakat

4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai

Mata uang

Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap

setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri

serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan

anggota anggota masyarakat yang lain

Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di

pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber

sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya

permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah

disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar

kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas

dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan

menyempitkan kehidupan masyarakat

Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan

terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk

mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan

perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di

antara negara negara di dunia

5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang

undang

Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah

masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan

dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan

pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang

bahaya kepada manusia

Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran

dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang

sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk

mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat

dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi

Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan

iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun

dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan

tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa

bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk

menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem

Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan

kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan

keamanan

6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan

Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara

Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik

atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa

ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan

kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini

dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan

persenjataan masing masing

Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas

dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan

terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab

itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan

negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan

tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga

bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut

produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang

sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri

15

Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap

sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa

takut musuh terhadap mereka

Firman Allah yang mafhumnya

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang

kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang

(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah

musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak

mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)

HLembaga Ekonomi Islam

Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak

di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga

ekonomi islam diantaranya

1 perbankan syarirsquoah

2 lembaga asuransi syarirsquoah

3 reksadana syarirsquoah

4 pegadaian syarirsquoah

5 lembaga zakat

Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari

pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin

membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi

Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah

ada

Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga

keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu

1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha

menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk

melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk

dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling

tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat

Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di

seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga

asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi

syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama

tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam

(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk

mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita

Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat

membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian

tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi

tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara

individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan

ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial

untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka

tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga

2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha

untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative

advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)

lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-

lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu

berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam

beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian

nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang

melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu

Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan

kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah

diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya

survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa

bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan

17

ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)

banyak diajukan sebagai alternatif

Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada

kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan

ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan

konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang

kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam

buku mereka Islamic Banking

Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak

Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan

bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang

merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga

menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional

Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir

bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa

waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian

secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam

pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan

lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan

dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar

Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan

pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi

keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih

dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional

(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara

ekonomis

Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga

keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan

penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat

memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga

layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua

bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan

kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional

sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai

preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar

perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah

Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi

pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang

menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki

orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar

mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi

bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang

potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model

asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih

menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya

Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas

menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model

asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain

karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan

mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila

kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang

selama ini mereka preferensikan

Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar

perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada

lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank

Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di

pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)

segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen

Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan

dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan

segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus

dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau

19

penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional

memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang

menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang

menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah

Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank

Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau

lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari

segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan

Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih

biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan

terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank

syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau

lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen

yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya

segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping

market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini

mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat

bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau

memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar

potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak

pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-

syarirsquoah-an

Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan

masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara

perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya

yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana

diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka

redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran

zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola

secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor

produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-

pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu

dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru

(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat

I Riba Dalam Pandangan Islam

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah

Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh

menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan

dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta

atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam

Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah

(tambahan)

Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar

Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan

tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa

perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat

benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan

tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam

secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam

Islam(Syafii Antonio199959)

Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang

tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu

definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba

(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta

manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah

21

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut

Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang

dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan

kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada

ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang

haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap

larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian

Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)

Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam

sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering

lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh

seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya

tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu

tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu

millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog

cendekiawan maupun menurut undang-undang

Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli

baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan

sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil

tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil

Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang

ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat

merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri

Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai

orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam

kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al

Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang

dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 11: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

F Ciri-ciri Ekonomi Islam

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut

1 Memelihara fitrah manusia

2 Memelihara norma-norma akhlak

3 Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat

4 Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada ajaran

agama Islam

5 Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur iaitu

bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

6 Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-

hukum islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak

pemerintah

7 Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu

dan masyarakat

G Tujuan Ekonomi Menurut Islam

1 Menunaikan Sebagian daripada Tuntutan Ibadah

Mengambil kira asas asas dan ruang lingkup ciri cirinya nyatalah

tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya

bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang

menyeluruh

11

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu

cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya

sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari

Muslim)

Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau

kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan

masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah

maka itu merupakan satu ibadah

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak

boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi

hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan

barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang

muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada

kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)

2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam

Masyarakat

Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta

menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu

sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan

ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam

membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis

penipuan

Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan

akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana

wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli

perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya

menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan

individu malah di antara satu negara dengan negara

Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama

dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat

tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan

daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan

pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu

membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia

3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga

Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum

Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia

merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman

Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan

keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang

lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi

sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain

Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas

kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah

pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah

kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan

ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan

sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian

masyarakat

Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is

boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas

hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi

kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran

kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan

yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota

13

masyarakat

4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai

Mata uang

Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap

setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri

serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan

anggota anggota masyarakat yang lain

Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di

pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber

sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya

permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah

disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar

kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas

dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan

menyempitkan kehidupan masyarakat

Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan

terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk

mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan

perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di

antara negara negara di dunia

5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang

undang

Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah

masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan

dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan

pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang

bahaya kepada manusia

Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran

dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang

sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk

mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat

dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi

Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan

iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun

dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan

tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa

bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk

menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem

Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan

kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan

keamanan

6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan

Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara

Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik

atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa

ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan

kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini

dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan

persenjataan masing masing

Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas

dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan

terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab

itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan

negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan

tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga

bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut

produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang

sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri

15

Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap

sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa

takut musuh terhadap mereka

Firman Allah yang mafhumnya

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang

kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang

(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah

musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak

mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)

HLembaga Ekonomi Islam

Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak

di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga

ekonomi islam diantaranya

1 perbankan syarirsquoah

2 lembaga asuransi syarirsquoah

3 reksadana syarirsquoah

4 pegadaian syarirsquoah

5 lembaga zakat

Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari

pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin

membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi

Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah

ada

Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga

keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu

1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha

menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk

melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk

dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling

tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat

Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di

seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga

asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi

syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama

tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam

(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk

mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita

Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat

membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian

tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi

tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara

individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan

ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial

untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka

tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga

2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha

untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative

advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)

lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-

lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu

berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam

beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian

nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang

melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu

Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan

kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah

diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya

survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa

bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan

17

ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)

banyak diajukan sebagai alternatif

Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada

kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan

ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan

konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang

kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam

buku mereka Islamic Banking

Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak

Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan

bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang

merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga

menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional

Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir

bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa

waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian

secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam

pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan

lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan

dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar

Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan

pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi

keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih

dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional

(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara

ekonomis

Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga

keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan

penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat

memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga

layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua

bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan

kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional

sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai

preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar

perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah

Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi

pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang

menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki

orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar

mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi

bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang

potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model

asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih

menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya

Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas

menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model

asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain

karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan

mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila

kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang

selama ini mereka preferensikan

Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar

perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada

lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank

Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di

pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)

segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen

Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan

dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan

segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus

dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau

19

penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional

memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang

menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang

menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah

Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank

Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau

lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari

segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan

Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih

biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan

terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank

syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau

lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen

yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya

segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping

market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini

mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat

bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau

memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar

potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak

pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-

syarirsquoah-an

Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan

masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara

perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya

yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana

diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka

redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran

zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola

secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor

produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-

pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu

dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru

(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat

I Riba Dalam Pandangan Islam

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah

Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh

menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan

dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta

atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam

Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah

(tambahan)

Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar

Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan

tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa

perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat

benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan

tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam

secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam

Islam(Syafii Antonio199959)

Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang

tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu

definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba

(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta

manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah

21

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut

Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang

dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan

kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada

ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang

haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap

larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian

Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)

Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam

sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering

lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh

seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya

tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu

tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu

millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog

cendekiawan maupun menurut undang-undang

Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli

baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan

sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil

tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil

Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang

ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat

merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri

Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai

orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam

kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al

Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang

dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 12: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu

cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya

sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari

Muslim)

Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau

kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan

masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah

maka itu merupakan satu ibadah

Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya

Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak

boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi

hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan

barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang

muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada

kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)

2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam

Masyarakat

Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta

menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu

sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan

ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam

membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis

penipuan

Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan

akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana

wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli

perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya

menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan

individu malah di antara satu negara dengan negara

Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama

dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat

tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan

daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan

pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu

membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia

3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga

Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum

Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia

merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman

Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan

keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang

lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi

sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain

Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas

kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah

pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah

kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan

ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan

sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian

masyarakat

Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is

boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas

hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi

kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran

kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan

yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota

13

masyarakat

4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai

Mata uang

Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap

setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri

serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan

anggota anggota masyarakat yang lain

Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di

pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber

sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya

permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah

disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar

kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas

dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan

menyempitkan kehidupan masyarakat

Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan

terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk

mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan

perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di

antara negara negara di dunia

5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang

undang

Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah

masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan

dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan

pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang

bahaya kepada manusia

Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran

dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang

sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk

mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat

dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi

Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan

iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun

dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan

tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa

bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk

menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem

Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan

kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan

keamanan

6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan

Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara

Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik

atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa

ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan

kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini

dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan

persenjataan masing masing

Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas

dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan

terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab

itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan

negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan

tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga

bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut

produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang

sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri

15

Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap

sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa

takut musuh terhadap mereka

Firman Allah yang mafhumnya

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang

kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang

(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah

musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak

mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)

HLembaga Ekonomi Islam

Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak

di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga

ekonomi islam diantaranya

1 perbankan syarirsquoah

2 lembaga asuransi syarirsquoah

3 reksadana syarirsquoah

4 pegadaian syarirsquoah

5 lembaga zakat

Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari

pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin

membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi

Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah

ada

Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga

keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu

1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha

menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk

melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk

dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling

tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat

Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di

seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga

asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi

syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama

tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam

(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk

mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita

Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat

membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian

tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi

tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara

individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan

ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial

untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka

tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga

2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha

untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative

advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)

lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-

lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu

berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam

beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian

nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang

melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu

Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan

kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah

diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya

survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa

bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan

17

ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)

banyak diajukan sebagai alternatif

Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada

kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan

ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan

konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang

kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam

buku mereka Islamic Banking

Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak

Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan

bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang

merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga

menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional

Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir

bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa

waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian

secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam

pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan

lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan

dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar

Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan

pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi

keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih

dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional

(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara

ekonomis

Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga

keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan

penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat

memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga

layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua

bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan

kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional

sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai

preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar

perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah

Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi

pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang

menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki

orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar

mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi

bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang

potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model

asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih

menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya

Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas

menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model

asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain

karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan

mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila

kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang

selama ini mereka preferensikan

Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar

perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada

lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank

Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di

pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)

segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen

Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan

dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan

segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus

dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau

19

penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional

memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang

menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang

menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah

Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank

Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau

lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari

segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan

Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih

biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan

terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank

syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau

lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen

yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya

segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping

market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini

mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat

bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau

memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar

potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak

pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-

syarirsquoah-an

Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan

masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara

perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya

yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana

diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka

redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran

zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola

secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor

produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-

pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu

dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru

(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat

I Riba Dalam Pandangan Islam

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah

Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh

menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan

dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta

atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam

Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah

(tambahan)

Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar

Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan

tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa

perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat

benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan

tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam

secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam

Islam(Syafii Antonio199959)

Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang

tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu

definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba

(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta

manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah

21

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut

Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang

dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan

kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada

ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang

haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap

larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian

Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)

Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam

sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering

lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh

seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya

tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu

tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu

millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog

cendekiawan maupun menurut undang-undang

Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli

baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan

sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil

tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil

Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang

ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat

merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri

Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai

orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam

kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al

Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang

dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 13: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

individu malah di antara satu negara dengan negara

Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama

dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat

tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan

daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan

pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu

membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia

3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga

Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum

Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia

merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman

Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan

keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang

lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi

sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain

Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas

kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah

pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah

kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan

ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan

sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian

masyarakat

Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is

boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas

hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi

kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran

kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan

yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota

13

masyarakat

4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai

Mata uang

Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap

setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri

serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan

anggota anggota masyarakat yang lain

Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di

pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber

sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya

permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah

disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar

kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas

dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan

menyempitkan kehidupan masyarakat

Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan

terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk

mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan

perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di

antara negara negara di dunia

5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang

undang

Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah

masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan

dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan

pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang

bahaya kepada manusia

Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran

dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang

sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk

mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat

dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi

Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan

iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun

dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan

tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa

bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk

menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem

Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan

kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan

keamanan

6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan

Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara

Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik

atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa

ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan

kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini

dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan

persenjataan masing masing

Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas

dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan

terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab

itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan

negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan

tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga

bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut

produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang

sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri

15

Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap

sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa

takut musuh terhadap mereka

Firman Allah yang mafhumnya

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang

kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang

(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah

musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak

mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)

HLembaga Ekonomi Islam

Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak

di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga

ekonomi islam diantaranya

1 perbankan syarirsquoah

2 lembaga asuransi syarirsquoah

3 reksadana syarirsquoah

4 pegadaian syarirsquoah

5 lembaga zakat

Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari

pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin

membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi

Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah

ada

Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga

keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu

1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha

menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk

melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk

dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling

tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat

Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di

seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga

asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi

syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama

tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam

(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk

mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita

Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat

membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian

tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi

tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara

individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan

ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial

untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka

tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga

2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha

untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative

advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)

lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-

lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu

berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam

beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian

nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang

melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu

Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan

kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah

diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya

survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa

bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan

17

ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)

banyak diajukan sebagai alternatif

Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada

kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan

ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan

konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang

kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam

buku mereka Islamic Banking

Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak

Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan

bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang

merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga

menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional

Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir

bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa

waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian

secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam

pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan

lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan

dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar

Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan

pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi

keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih

dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional

(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara

ekonomis

Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga

keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan

penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat

memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga

layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua

bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan

kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional

sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai

preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar

perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah

Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi

pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang

menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki

orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar

mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi

bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang

potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model

asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih

menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya

Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas

menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model

asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain

karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan

mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila

kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang

selama ini mereka preferensikan

Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar

perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada

lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank

Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di

pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)

segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen

Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan

dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan

segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus

dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau

19

penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional

memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang

menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang

menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah

Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank

Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau

lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari

segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan

Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih

biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan

terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank

syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau

lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen

yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya

segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping

market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini

mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat

bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau

memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar

potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak

pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-

syarirsquoah-an

Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan

masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara

perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya

yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana

diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka

redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran

zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola

secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor

produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-

pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu

dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru

(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat

I Riba Dalam Pandangan Islam

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah

Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh

menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan

dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta

atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam

Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah

(tambahan)

Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar

Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan

tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa

perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat

benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan

tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam

secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam

Islam(Syafii Antonio199959)

Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang

tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu

definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba

(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta

manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah

21

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut

Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang

dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan

kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada

ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang

haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap

larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian

Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)

Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam

sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering

lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh

seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya

tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu

tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu

millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog

cendekiawan maupun menurut undang-undang

Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli

baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan

sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil

tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil

Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang

ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat

merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri

Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai

orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam

kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al

Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang

dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 14: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

masyarakat

4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai

Mata uang

Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap

setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri

serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan

anggota anggota masyarakat yang lain

Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di

pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber

sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya

permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah

disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar

kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas

dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan

menyempitkan kehidupan masyarakat

Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan

terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk

mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan

perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di

antara negara negara di dunia

5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang

undang

Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah

masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan

dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan

pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang

bahaya kepada manusia

Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran

dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang

sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk

mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat

dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi

Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan

iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun

dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan

tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa

bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk

menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem

Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan

kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan

keamanan

6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan

Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara

Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik

atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa

ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan

kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini

dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan

persenjataan masing masing

Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas

dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan

terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab

itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan

negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan

tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga

bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut

produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang

sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri

15

Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap

sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa

takut musuh terhadap mereka

Firman Allah yang mafhumnya

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang

kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang

(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah

musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak

mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)

HLembaga Ekonomi Islam

Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak

di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga

ekonomi islam diantaranya

1 perbankan syarirsquoah

2 lembaga asuransi syarirsquoah

3 reksadana syarirsquoah

4 pegadaian syarirsquoah

5 lembaga zakat

Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari

pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin

membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi

Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah

ada

Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga

keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu

1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha

menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk

melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk

dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling

tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat

Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di

seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga

asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi

syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama

tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam

(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk

mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita

Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat

membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian

tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi

tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara

individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan

ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial

untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka

tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga

2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha

untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative

advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)

lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-

lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu

berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam

beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian

nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang

melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu

Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan

kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah

diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya

survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa

bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan

17

ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)

banyak diajukan sebagai alternatif

Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada

kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan

ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan

konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang

kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam

buku mereka Islamic Banking

Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak

Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan

bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang

merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga

menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional

Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir

bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa

waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian

secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam

pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan

lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan

dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar

Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan

pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi

keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih

dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional

(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara

ekonomis

Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga

keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan

penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat

memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga

layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua

bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan

kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional

sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai

preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar

perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah

Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi

pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang

menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki

orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar

mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi

bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang

potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model

asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih

menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya

Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas

menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model

asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain

karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan

mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila

kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang

selama ini mereka preferensikan

Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar

perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada

lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank

Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di

pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)

segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen

Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan

dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan

segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus

dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau

19

penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional

memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang

menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang

menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah

Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank

Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau

lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari

segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan

Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih

biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan

terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank

syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau

lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen

yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya

segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping

market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini

mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat

bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau

memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar

potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak

pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-

syarirsquoah-an

Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan

masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara

perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya

yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana

diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka

redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran

zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola

secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor

produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-

pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu

dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru

(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat

I Riba Dalam Pandangan Islam

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah

Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh

menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan

dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta

atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam

Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah

(tambahan)

Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar

Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan

tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa

perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat

benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan

tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam

secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam

Islam(Syafii Antonio199959)

Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang

tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu

definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba

(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta

manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah

21

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut

Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang

dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan

kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada

ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang

haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap

larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian

Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)

Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam

sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering

lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh

seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya

tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu

tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu

millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog

cendekiawan maupun menurut undang-undang

Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli

baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan

sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil

tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil

Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang

ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat

merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri

Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai

orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam

kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al

Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang

dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 15: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk

mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat

dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi

Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan

iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun

dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan

tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa

bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk

menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem

Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan

kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan

keamanan

6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan

Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara

Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik

atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa

ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan

kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini

dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan

persenjataan masing masing

Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas

dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan

terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab

itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan

negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan

tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga

bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut

produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang

sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri

15

Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap

sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa

takut musuh terhadap mereka

Firman Allah yang mafhumnya

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang

kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang

(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah

musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak

mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)

HLembaga Ekonomi Islam

Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak

di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga

ekonomi islam diantaranya

1 perbankan syarirsquoah

2 lembaga asuransi syarirsquoah

3 reksadana syarirsquoah

4 pegadaian syarirsquoah

5 lembaga zakat

Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari

pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin

membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi

Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah

ada

Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga

keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu

1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha

menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk

melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk

dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling

tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat

Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di

seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga

asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi

syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama

tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam

(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk

mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita

Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat

membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian

tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi

tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara

individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan

ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial

untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka

tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga

2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha

untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative

advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)

lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-

lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu

berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam

beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian

nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang

melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu

Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan

kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah

diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya

survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa

bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan

17

ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)

banyak diajukan sebagai alternatif

Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada

kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan

ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan

konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang

kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam

buku mereka Islamic Banking

Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak

Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan

bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang

merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga

menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional

Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir

bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa

waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian

secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam

pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan

lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan

dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar

Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan

pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi

keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih

dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional

(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara

ekonomis

Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga

keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan

penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat

memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga

layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua

bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan

kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional

sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai

preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar

perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah

Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi

pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang

menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki

orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar

mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi

bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang

potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model

asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih

menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya

Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas

menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model

asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain

karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan

mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila

kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang

selama ini mereka preferensikan

Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar

perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada

lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank

Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di

pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)

segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen

Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan

dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan

segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus

dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau

19

penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional

memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang

menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang

menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah

Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank

Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau

lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari

segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan

Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih

biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan

terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank

syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau

lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen

yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya

segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping

market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini

mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat

bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau

memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar

potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak

pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-

syarirsquoah-an

Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan

masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara

perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya

yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana

diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka

redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran

zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola

secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor

produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-

pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu

dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru

(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat

I Riba Dalam Pandangan Islam

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah

Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh

menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan

dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta

atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam

Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah

(tambahan)

Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar

Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan

tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa

perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat

benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan

tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam

secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam

Islam(Syafii Antonio199959)

Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang

tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu

definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba

(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta

manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah

21

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut

Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang

dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan

kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada

ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang

haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap

larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian

Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)

Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam

sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering

lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh

seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya

tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu

tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu

millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog

cendekiawan maupun menurut undang-undang

Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli

baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan

sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil

tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil

Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang

ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat

merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri

Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai

orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam

kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al

Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang

dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 16: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap

sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa

takut musuh terhadap mereka

Firman Allah yang mafhumnya

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang

kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang

(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah

musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak

mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)

HLembaga Ekonomi Islam

Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak

di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga

ekonomi islam diantaranya

1 perbankan syarirsquoah

2 lembaga asuransi syarirsquoah

3 reksadana syarirsquoah

4 pegadaian syarirsquoah

5 lembaga zakat

Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari

pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin

membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi

Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah

ada

Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga

keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu

1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha

menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk

melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk

dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling

tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat

Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di

seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga

asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi

syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama

tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam

(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk

mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita

Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat

membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian

tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi

tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara

individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan

ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial

untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka

tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga

2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha

untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative

advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)

lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-

lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu

berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam

beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian

nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang

melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu

Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan

kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah

diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya

survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa

bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan

17

ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)

banyak diajukan sebagai alternatif

Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada

kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan

ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan

konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang

kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam

buku mereka Islamic Banking

Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak

Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan

bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang

merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga

menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional

Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir

bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa

waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian

secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam

pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan

lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan

dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar

Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan

pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi

keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih

dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional

(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara

ekonomis

Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga

keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan

penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat

memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga

layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua

bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan

kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional

sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai

preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar

perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah

Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi

pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang

menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki

orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar

mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi

bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang

potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model

asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih

menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya

Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas

menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model

asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain

karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan

mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila

kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang

selama ini mereka preferensikan

Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar

perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada

lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank

Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di

pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)

segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen

Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan

dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan

segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus

dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau

19

penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional

memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang

menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang

menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah

Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank

Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau

lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari

segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan

Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih

biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan

terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank

syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau

lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen

yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya

segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping

market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini

mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat

bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau

memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar

potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak

pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-

syarirsquoah-an

Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan

masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara

perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya

yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana

diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka

redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran

zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola

secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor

produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-

pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu

dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru

(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat

I Riba Dalam Pandangan Islam

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah

Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh

menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan

dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta

atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam

Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah

(tambahan)

Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar

Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan

tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa

perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat

benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan

tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam

secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam

Islam(Syafii Antonio199959)

Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang

tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu

definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba

(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta

manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah

21

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut

Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang

dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan

kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada

ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang

haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap

larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian

Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)

Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam

sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering

lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh

seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya

tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu

tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu

millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog

cendekiawan maupun menurut undang-undang

Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli

baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan

sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil

tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil

Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang

ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat

merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri

Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai

orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam

kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al

Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang

dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 17: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk

dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling

tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat

Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di

seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga

asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi

syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama

tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam

(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk

mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita

Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat

membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian

tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi

tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara

individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan

ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial

untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka

tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga

2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha

untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative

advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)

lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-

lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu

berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam

beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian

nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang

melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu

Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan

kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah

diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya

survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa

bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan

17

ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)

banyak diajukan sebagai alternatif

Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada

kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan

ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan

konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang

kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam

buku mereka Islamic Banking

Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak

Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan

bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang

merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga

menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional

Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir

bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa

waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian

secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam

pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan

lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan

dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar

Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan

pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi

keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih

dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional

(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara

ekonomis

Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga

keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan

penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat

memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga

layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua

bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan

kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional

sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai

preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar

perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah

Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi

pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang

menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki

orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar

mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi

bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang

potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model

asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih

menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya

Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas

menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model

asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain

karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan

mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila

kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang

selama ini mereka preferensikan

Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar

perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada

lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank

Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di

pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)

segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen

Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan

dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan

segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus

dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau

19

penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional

memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang

menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang

menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah

Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank

Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau

lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari

segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan

Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih

biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan

terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank

syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau

lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen

yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya

segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping

market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini

mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat

bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau

memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar

potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak

pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-

syarirsquoah-an

Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan

masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara

perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya

yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana

diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka

redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran

zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola

secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor

produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-

pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu

dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru

(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat

I Riba Dalam Pandangan Islam

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah

Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh

menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan

dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta

atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam

Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah

(tambahan)

Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar

Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan

tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa

perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat

benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan

tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam

secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam

Islam(Syafii Antonio199959)

Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang

tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu

definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba

(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta

manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah

21

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut

Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang

dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan

kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada

ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang

haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap

larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian

Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)

Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam

sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering

lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh

seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya

tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu

tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu

millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog

cendekiawan maupun menurut undang-undang

Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli

baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan

sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil

tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil

Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang

ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat

merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri

Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai

orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam

kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al

Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang

dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 18: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)

banyak diajukan sebagai alternatif

Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada

kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan

ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan

konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang

kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam

buku mereka Islamic Banking

Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak

Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan

bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang

merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga

menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional

Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir

bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa

waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian

secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam

pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan

lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan

dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar

Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan

pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi

keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih

dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional

(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara

ekonomis

Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga

keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan

penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat

memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga

layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua

bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan

kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional

sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai

preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar

perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah

Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi

pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang

menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki

orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar

mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi

bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang

potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model

asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih

menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya

Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas

menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model

asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain

karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan

mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila

kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang

selama ini mereka preferensikan

Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar

perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada

lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank

Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di

pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)

segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen

Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan

dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan

segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus

dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau

19

penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional

memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang

menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang

menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah

Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank

Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau

lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari

segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan

Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih

biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan

terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank

syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau

lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen

yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya

segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping

market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini

mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat

bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau

memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar

potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak

pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-

syarirsquoah-an

Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan

masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara

perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya

yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana

diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka

redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran

zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola

secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor

produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-

pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu

dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru

(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat

I Riba Dalam Pandangan Islam

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah

Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh

menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan

dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta

atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam

Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah

(tambahan)

Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar

Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan

tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa

perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat

benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan

tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam

secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam

Islam(Syafii Antonio199959)

Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang

tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu

definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba

(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta

manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah

21

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut

Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang

dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan

kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada

ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang

haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap

larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian

Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)

Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam

sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering

lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh

seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya

tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu

tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu

millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog

cendekiawan maupun menurut undang-undang

Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli

baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan

sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil

tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil

Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang

ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat

merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri

Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai

orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam

kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al

Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang

dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 19: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan

kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional

sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai

preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar

perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah

Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi

pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang

menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki

orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar

mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi

bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang

potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model

asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih

menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya

Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas

menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model

asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain

karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan

mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila

kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang

selama ini mereka preferensikan

Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar

perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada

lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank

Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di

pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)

segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen

Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan

dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan

segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus

dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau

19

penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional

memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang

menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang

menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah

Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank

Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau

lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari

segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan

Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih

biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan

terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank

syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau

lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen

yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya

segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping

market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini

mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat

bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau

memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar

potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak

pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-

syarirsquoah-an

Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan

masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara

perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya

yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana

diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka

redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran

zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola

secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor

produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-

pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu

dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru

(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat

I Riba Dalam Pandangan Islam

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah

Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh

menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan

dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta

atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam

Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah

(tambahan)

Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar

Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan

tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa

perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat

benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan

tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam

secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam

Islam(Syafii Antonio199959)

Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang

tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu

definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba

(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta

manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah

21

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut

Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang

dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan

kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada

ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang

haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap

larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian

Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)

Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam

sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering

lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh

seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya

tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu

tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu

millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog

cendekiawan maupun menurut undang-undang

Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli

baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan

sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil

tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil

Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang

ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat

merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri

Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai

orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam

kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al

Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang

dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 20: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional

memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang

menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang

menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah

Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank

Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau

lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari

segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan

Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih

biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan

terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank

syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau

lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen

yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya

segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping

market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini

mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat

bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau

memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar

potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak

pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-

syarirsquoah-an

Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan

masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara

perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya

yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana

diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka

redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran

zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola

secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor

produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-

pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu

dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru

(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat

I Riba Dalam Pandangan Islam

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah

Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh

menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan

dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta

atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam

Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah

(tambahan)

Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar

Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan

tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa

perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat

benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan

tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam

secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam

Islam(Syafii Antonio199959)

Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang

tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu

definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba

(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta

manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah

21

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut

Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang

dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan

kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada

ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang

haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap

larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian

Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)

Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam

sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering

lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh

seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya

tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu

tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu

millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog

cendekiawan maupun menurut undang-undang

Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli

baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan

sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil

tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil

Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang

ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat

merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri

Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai

orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam

kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al

Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang

dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 21: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru

(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat

I Riba Dalam Pandangan Islam

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah

Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh

menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan

dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta

atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam

Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah

(tambahan)

Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar

Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan

tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa

perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat

benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan

tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam

secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam

Islam(Syafii Antonio199959)

Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang

tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu

definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba

(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta

manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah

21

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut

Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang

dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan

kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada

ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang

haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap

larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian

Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)

Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam

sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering

lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh

seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya

tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu

tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu

millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog

cendekiawan maupun menurut undang-undang

Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli

baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan

sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil

tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil

Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang

ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat

merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri

Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai

orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam

kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al

Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang

dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 22: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut

Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang

dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan

kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada

ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang

haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap

larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian

Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)

Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam

sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering

lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh

seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya

tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu

tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu

millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog

cendekiawan maupun menurut undang-undang

Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli

baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan

sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil

tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil

Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang

ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat

merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri

Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai

orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam

kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al

Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang

dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 23: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat

Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo

Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang

yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya

penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai

sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa

membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip

Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian

berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal

juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa

saja muncul setiap saat

Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih

memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada

dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya

trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din

Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam

Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi

dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash

Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab

Hambali(Syafii Antonio199960-63)

Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran

dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan

tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo

(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka

Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan

yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai

hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu

dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada

batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang

23

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 24: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 25: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia

Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi

Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu

ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu

tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah

dengan agama)

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan

Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah

Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-

Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-

Maalu wal- Iqtishaadi)

Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki

(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat

dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu

kebaikan)

Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia

Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan

masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada

ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita

luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di

samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat

Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum

islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah

Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan

masyarakat

Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah

perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah

25

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 26: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga

ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan

political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke

waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-

lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga

ekonomi yang sudah ada

Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara

sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi

larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama

dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata

r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian

lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut

istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam

menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang

menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam

transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau

bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam

Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo

tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter

yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak

dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis

sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel

yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam

dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga

finansial lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27

Page 27: 43386600 Isi Makalah Ekonomi Islam

DAFTAR PUSTAKA

Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema

Insani Pres

httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-

170html

httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm

httpwwwhalalguideinfocontentview685

httpwwwkhilafah1924orgindexphp

option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47

httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml

httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009

httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-

ekonomi-islam

27