ekonomi islam (makalah agama)

30
 MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM “Ekonomi Islam” Kelompok 4 Putri S etya R ahmitha 105040204111016 Dewi Fajarwati 105040204111018 Yhosiana Santoro 105040206111001 Ida Ayu Wahyuningtyas 105040207111001 Astri Septianingsih 105040207111002 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

Upload: ida-ayu-wahyuningtyas

Post on 19-Jul-2015

318 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 1/30

 

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“Ekonomi Islam”

Kelompok 4

Putri Setya Rahmitha 105040204111016

Dewi Fajarwati 105040204111018

Yhosiana Santoro 105040206111001

Ida Ayu Wahyuningtyas 105040207111001

Astri Septianingsih 105040207111002

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 2/30

 

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

BAB I

PENDAH1ULUAN

1.1 Latar Belakang

Meskipun ada kesamaan timbulnya kegiatan ekonomi, yakni disebabkan oleh adanya

kebutuhan dan keinginan manusia. Namun karena cara manusia dalam memenuhi alat pemuas

kebutuhan dan cara mendistribusikan alat kebutuhan tersebut didasari filosofi yang berbeda, maka

timbullah berbagai bentuk sistem dan praktik ekonomi dari banyak negara di dunia. Perbedaan ini

tidak terlepas dari pengaruh filsafat, agama, ideologi, dan kepentingan politik yang mendasari

suatu negara penganut sistem tersebut.

Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia sebagai

hubungan antara tujuan dan sarana langka yang memiliki kegunaan-kegunaan alternatif. Ilmu

ekonomi adalah studi yang mempelajari cara-cara manusia mencapai kesejahteraan dan

mendistribusikannya. Kesejahteraan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang memiliki nilai dan

harga, mencakup barang-barang dan jasa yang diproduksi dan dijual oleh para pebisnis.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana kemudian barang-barang dan jasa itu (kekayaan)

itu dibagi-bagikan. Cara yang ditempuh oleh masyarakat untuk menjawab pertanyaan ini dengan

menentukan sistem ekonomi yang diterapkan. Mau tahu bagaimana ekonomi syari’ah atau

ekonomi Islam bisa berperan secara aktif di Indonesia ? Tengoklah pola dasar masyarakat

Indonesia melakukan aktivitasnya. Jangan hanya berkutat di perkotaan untuk menampung

 perputaran uang dan menggunakan “logika” intermediasi. Indonesia sampai saat ini masih

merupakan negara agraris, penghasil produk pertanian dan sumber daya alam yang melimpah ruah.

Jangan terkooptasi oleh pemikiran bahwa modernitas adalah bentuk industrialisasi yang harus

meninggalkan fase agraris menuju fase “industri”. Itu merupakan pandangan ekonomi “modern”

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 3/30

 

yang “kuno”, atau dalam bahasa Tukul Arwana, ekonomi modern “katrok”. Tidak membumi…

ekonomi yang benar ya ekonomi yang membumi, yang bermanfaat bagi masyarakatnya, bagi

“buminya” sendiri… jangan menjadi makhluk asing di negerinya sendiri. Logika ekonomi

sederhana, jelas harus mengikuti tiga pola keseimbangan “produksi-intermediasi-retail”. Tidak ada

lain. Semua negara yang ingin maju perekonomiannya, jelas harus mempertimbangkan

keseimbangan ketiga pola ekonomi tersebut.

Ekonomi syariah kita ternyata masih didominasi pola intermediasi (perbankan, asuransi,

dan jasa lainnya) saja, itupun intermediasi yang hanya mengakomodasi kepentingan produksi

ataupun retail “kota”. Indonesia kan 70-90% masyarakatnya ada di “desa”. Selama ini sektor 

 pertanian merupakan sektor yang paling sedikit mendapat perhatian pemerintah. Pembahasan

tentang pertanian umumnya dilakukan tanpa dikaitkan dengan sektor lainnya. Akibatnya

 pembangunan ekonomi dipandang sebagai bagian yang terpisah dari pembangunan di bidang

lainnya seperti bidang industri, perdagangan dan jasa serta sektor ekonomi lainnya. Padahal

 pandangan yang sempit inilah yang menyebabkan pembangunan pertanian di negara-negara

 berkembang menjadi sangat jauh tertinggal dibandingkan pembangunan pertanian dan

 pembangunan ekonomi negara-negara maju. Pertanian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari

 berbagai bidang lainnya seperti industri, perdagangan, jasa, pertanahan dan lain sebagainya.

Semuanya adalah bagian integral yang saling berhubungan erat. Karena itu ketika Islam berbicara

tentang politik pertanian, politik perindustrian, politik pertanahan, politik perburuhan, politik 

 perdagangan –baik perdagangan dalam negeri maupun perdagangan luar negeri—semuanya

dibahas dalam satu kesatuan yang berhubungan erat. Semua bidang tersebut dalam perspektif Islam

diarahkan kepada upaya mewujudkan tercapainya tujuan politik ekonomi menurut Sistem Ekonomi

Islam. Politik ekonomi Islam adalah penerapan berbagai kebijakan yang bertujuan untuk menjamin

 pemenuhan semua kebutuhan pokok (primer) tiap indidvidu masyarakat secara keseluruhan,

disertai adanya jaminan yang memungkinkan setiap individu untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan pelengkap (sekunder dan tersier) sesuai dengan kemampuan mereka.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui sistem dan prinsip-prinsip dasar pada ekonomi islam.

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 4/30

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Ekonomi Islam atau Syariah menurut beberapa Ekonom Islam

• Muhammad Abdul Mannan

“Ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah

ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam”.

• M.M Metwally

“Ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari per4ilaku muslim (yang

 beriman) dalam suatu masyarakat Islam yang mengikuti Al Quran,Hadits Nabi,Ijma dan Qiyas”.

• Hasanuzzaman

“Ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi dari anjuran dan aturan syariah yang

mencegah ketidakadilan dalam memperoleh sumber daya material sehingga tercipta kepuasan

manusia dan memungkinkan mereka menjalankan perintah Allah dan masyarakat”.

• Al-Shadr 

“Ekonomi Islam adalah sebuah mahzab ekonomi yang terjelma didalamnya bagaimana cara

islam mengatur kehidupan perekonomian, dengan suatu paradigm yang terdiri dari nilai-nilai moral

islam dan nilai-nilai ilmu ekonomi atau nilai-nilai sejarah yang ada hubungannya dengan masalah-

masalah siasat perekonomian maupun yang ada hubungannya dengan uraian sejarah masyarakat

manusia”.

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 5/30

 

2.2 Sejarah tentang Sistem Ekonomi Islam atau Syariah

Dengan hancurnya komunisme dan sistem ekonomi sosialis pada awal tahun 90-an

membuat sistem kapitalisme disanjung sebagai satu-satunya sistem ekonomi yang sahih. Tetapi

ternyata, sistem ekonomi kapitalis membawa akibat negatif dan lebih buruk, karena banyak negara

miskin bertambah miskin dan negara kaya yang jumlahnya relatif sedikit semakin kaya.

Dengan kata lain, kapitalis gagal meningkatkan harkat hidup orang banyak terutama di

negara-negara berkembang. Bahkan menurut Joseph E. Stiglitz (2006) kegagalan ekonomi

Amerika dekade 90-an karena keserakahan kapitalisme ini. Ketidakberhasilan secara penuh dari

sistem-sistem ekonomi yang ada disebabkan karena masing-masing sistem ekonomi mempunyai

kelemahan atau kekurangan yang lebih besar dibandingkan dengan kelebihan masing-masing.

Kelemahan atau kekurangan dari masing-masing sistem ekonomi tersebut lebih menonjol

ketimbang kelebihannya.

Karena kelemahannya atau kekurangannya lebih menonjol daripada kebaikan itulah yang

menyebabkan muncul pemikiran baru tentang sistem ekonomi terutama dikalangan negara-negara

muslim atau negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam yaitu sistem ekonomi

syariah. Negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim mencoba untuk mewujudkan suatu

sistem ekonomi yang didasarkan pada Al-quran dan Hadist, yaitu sistem ekonomi Syariah yang

telah berhasil membawa umat muslim pada zaman Rasulullah meningkatkan perekonomian di

Zazirah Arab. Dari pemikiran yang didasarkan pada Al-quran dan Hadist tersebut, saat ini sedang

dikembangkan Ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah di banyak negara Islam termasuk di

Indonesia.

Ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah merupakan perwujudan dari paradigma

Islam. Pengembangan ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah bukan untuk menyaingi

sistem ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi sosialis, tetapi lebih ditujukan untuk mencari suatusistem ekonomi yang mempunyai kelebihan-kelebihan untuk menutupi kekurangan-kekurangan

dari sistem ekonomi yang telah ada. Islam diturunkan ke muka bumi ini dimaksudkan untuk 

mengatur hidup manusia guna mewujudkan ketentraman hidup dan kebahagiaan umat di dunia dan

di akhirat sebagai nilai ekonomi tertinggi. Umat di sini tidak semata-mata umat Muslim tetapi,

seluruh umat yang ada di muka bumi. Ketentraman hidup tidak hanya sekedar dapat memenuhi

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 6/30

 

kebutuhan hidup secara melimpah ruah di dunia, tetapi juga dapat memenuhi ketentraman jiwa

sebagai bekal di akhirat nanti. Jadi harus ada keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan hidup di

dunia dengan kebutuhan untuk akhirat.

2.3 Prinsip Dasar Yang Menyangkut sistem ekonomi Syariah menurut Islam

Adapun prinsip-prinsip dasar pada ekonomi islam adalah sebagai berikut :

1. Tawhid, Prinsip ini merefleksikan bahwa penguasa dan pemilik tunggal atas jagad raya ini

adalah Allah SWT.

2. Khilafah, mempresentasikan bahwa manusia adalah khalifah atau wakil Allah di muka

 bumi ini dengan dianugerahi seperangkat potensi spiritual dan mental serta kelengkapan

sumberdaya materi yang dapat digunakan untuk hidup dalam rangka menyebarkan misi

hidupnya.

3. ‘Adalah, merupakan bagian yang integral dengan tujuan syariah (maqasid al-Syariah).

Konsekuensi dari prinsip Khilafah dan ‘Adalah menuntut bahwa semua sumberdaya yang

merupakan amanah dari Allah harus digunakan untuk merefleksikan tujuan syariah antara

lain yaitu; pemenuhan kebutuhan (needfullfillment), menghargai sumber pendapatan

(recpectable source of earning), distribusi pendapatan dan kesejah-teraan yang merata

(equitable distribution of income and wealth) serta stabilitas dan pertumbuhan (growth and

stability).

2.4 Sistem Ekonomi Islam

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-

masalah ekonomi rakyat yang dilhami oleh nilai-nilai Islam. Sejauh mengenai masalah pokok 

kekurangan, hampir tidak terdapat perbedaan apapun antara ilmu ekonomi Islam dan ilmu ekonomi

modern. Andaipun ada perbedaan itu terletak pada sifat dan volumenya (M. Abdul Mannan; 1993).

Itulah sebabnya mengapa perbedaan pokok antara kedua sistem ilmu ekonomi dapat dikemukakan

dengan memperhatikan penanganan masalah pilihan.

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 7/30

 

Dalam ilmu ekonomi modern masalah pilihan ini sangat tergantung pada macam-macam

tingkah masing-masing individu. Mereka mungkin atau mungkin juga tidak memperhitungkan

 persyaratan-persyaratan masyarakat. Namun dalam ilmu ekonomi Islam, kita tidaklah berada

dalam kedudukan untuk mendistribusikan sumber-sumber semau kita. Dalam hal ini ada

 pembatasan yang serius berdasarkan ketetapan kitab Suci Al-Qur’an dan Sunnah atas tenaga

individu. Dalam Islam, kesejahteraan sosial dapat dimaksimalkan jika sumber daya ekonomi juga

dialokasikan sedemikian rupa, sehingga dengan pengaturan kembali keadaannya, tidak seorang

 pun lebih baik dengan menjadikan orang lain lebih buruk di dalam kerangka Al-Qur’an atau

Sunnah.

Suka atau tidak, ilmu ekonomi Islam tidak dapat berdiri netral di antara tujuan yang

 berbeda-beda. Kegiatan membuat dan menjual minuman alkohol dapat merupakan aktivitas yang

 baik dalam sistem ekonomi modern. Namun hal ini tidak dimungkinkan dalam negara Islam.

Seluruh lingkaran aktivitas ekonomi dapat dijelaskan dengan bantuan dua tabel dibawah sebagai

 berikut:

(A)Ilmu Ekonomi Islam (B)Ilmu Ekonomi Modern

A.(1) Manusia (sosial namun religius) B (1) Manusia (sosial)

A.(2) Kebutuhan- kebutuhan tidak 

terbatas

A.(3)

Kekurangan

sarana

B. (2) Kebutuhan-

kebutuhan tidak 

terbatas

B.(3)

Kekurangan

sarana

(E) masalah-masalah ekonomi (E) masalah-masalah ekonomi

A. (4) Pilihan di antara alternatif (dituntun oleh nilai

Islam)

B. (4) Pilihan di antara alternatif 

(dituntun oleh kepentingan individu)

A.(5) Pertukaran terpadu dan transfer Satu arah

(dituntun oleh etika Islami, kekuatan bukan pasar)

B. (5) Pertukaran dituntun oleh

kekuatan pasar 

Jadi ringkasnya, dalam ilmu ekonomi Islam kita tidak hanya mempelajari individu sosial

melainkan juga manusia dengan bakat religiusnya [A(1)]. Hal ini disebabkan karena banyaknya

kebutuhan [A(2)/B(2)] dan kurangnya sarana (A3/B3), maka timbullah masalah ekonomi (E).

Masalah ini pada dasarnya sama baik dalam ekonomi modern maupun ekonomi Islam. Namun

 perbedaan timbul berkenan dengan pilihan. Ilmu ekonomi Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar 

Islam A (4) dan ilmu ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu B (4).

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 8/30

 

Yang membuat ilmu ekonomi Islam benar-benar berbeda ialah sistem pertukaran dan transfer satu

arah yang terpadu mempengaruhi alokasi kekurangan sumber-sumber daya, dengan demikian

menjadikan proses pertukaran langsung relevan dengan kesejahteraan menyeluruh (A/5) yang

 berbeda hanya dari kesejahteraan ekonomi (B/5).

Faktor-faktor Produksi dan Konsep Pemilikan : Produksi berarti diciptakannya manfaat,

 produksi tidak diartikan sebagai menciptakan secara fisik sesuatu yang tidak ada, karena tidak 

seorang pun dapat menciptakan benda. Yang dapat dilakukan oleh manusia hanyalah membuat

 barang-barang menjadi berguna, disebut sebagai "dihasilkan." Prinsip fundamental yang harus

diperhatikan dalam proses produksi adalah prinsip kesejahteraan ekonomi. Tidak ada perbedaan

sudut pandang apa yang menjadi faktor-faktor produksi dalam pandangan ekonomi umum dengan

ekonomi Islam yakni, Tanah, Tenaga kerja, Modal dan Organisasi dipandang sama sebagai faktor-

faktor produksi. Perbedaan keduanya adalah dari sudut pandang perlakuan faktor-faktor produksi

tersebut.

Dalam pandangan Kapitalisme tanah merupakan hak milik mutlak, sementara dalam

 pandangan Sosialis dan Komunis tanah hanya dimiliki negara sementara Islam memandang Tanah

sebagai milik mutlak Allah.5 Sehingga baik negara maupun masyarakat tidak dapat mengklaim

sebidang tanah bila keduanya mengabaikan tanah tersebut melewati batas waktu 3 tahun.

Pemanfaatan atas tanah dalam Islam bukan pada kemampuan seseorang untuk menguasainya tetapi

atas dasar pemanfaatannya.7 Sehingga fungsi tanah dalam Islam adalah sebagai hak pengelolaan

 bukan pada penguasaan.

Suatu sistem ekonomi Islam harus bebas dari bunga (riba), riba merupakan pemerasan

kepada orang yang sesak hidupnya (terdesak oleh kebutuhan).  Islam sangat mencela penggunaan

modal yang mengandung riba. Dengan alasan inilah, modal telah menduduki tempat yang khusus

dalam ilmu ekonomi Islam. Negara Islam mempunyai hak untuk turun tangan bila modal swasta

digunakan untuk merugikan masyarakat. Tersedia hukuman yang berat bagi mereka yang

menyalahgunakan kekayaan untuk merugikan masyarakat. Lagi pula hanya sistem ekonomi Islam

yang dapat menggunakan modal dengan benar dan baik, karena dalam sistem Kapitalis modern

kita dapati bahwa manfaat kemajuan teknik yang dicapai oleh ilmu pengetahuan hanya bisa

dinikmati oleh masyarakat yang relatif kaya, yang pendapatannya melebihi batas pendapatan untuk 

hidup sehari-hari. Mereka yang hidup sekedar cukup untuk makan sehari-hari terpaksa harus tetap

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 9/30

 

menderita kemiskinan abadi, karena hanya dengan mengurangi konsumsi hari ini ia dapat

menyediakan hasil yang kian bertambah bagi hari esok, dan kita tidak bisa berbuat demikian

kecuali bila pendapatan kita sekarang ini bersisa sedikit di atas keperluan hidup sehari-hari.

Tetapi Islam melindungi kepentingan si miskin dengan memberikan tanggung jawab moralterhadap si kaya untuk memperhatikan si miskin. Islam mengakui system hak milik pribadi secara

terbatas, setiap usaha apa saja yang mengarah ke penumpukan kekayaan yang tidak layak dalam

tangan segelintir orang, dikutuk! Al-Qur’an menyatakan agar si kaya mengeluarkan sebagian dari

rezekinya untuk kesejahteraan masyarakat, karena kekayaan harus tersebar dengan baik. Dengan

cara ini, Islam menyetujui dua pembentukan modal yang berlawanan yaitu konsumsi sekarang

yang berkurang dan konsumsi mendatang yang bertambah. Dengan demikian memungkinkan

modal memainkan peranan yang sesungguhnya dalam proses produksi. Karena itu tingkat

keuntungan pada usaha ekonomi yang khusus antara lain dapat digunakan sebagai salah satu sarana

 penentuan modal.

Kelihatannya tiak ada ciri-ciri istimewa yang dapat dianggap sebagai organisasi dalam

suatu kerangka Islam. Tetapi ciri-ciri khusus berikutnya dapat diperhatikan, untuk memahami

 peranan organisasi dalam ekonomi Islam. Pertama, dalam ekonomi Islam pada hakikatnya lebih

 berdasarkan ekuiti (equity-based) daripada berdasarkan pinjaman (loan-based), para manajer 

cenderung mengelola perusahaan yang bersangkutan dengan pandangan untuk membagi deviden di

kalangan pemegang saham atau berbagi keuntungan diantara mitra suatu usaha ekonomi. Kekuatan

 – kekuatan koperatif melalui berbagai bentuk investasi berdasarkan persekutuan dalam bermacam-

macam bentuk (mudaraba, musyarika, dll).

Kedua, pengertian keuntungan biasa mempunyai arti yang lebih luas dalam kerangka

ekonomi Islam karena bunga pada modal tidak diperkenankan. Modal manusia yang diberikan

manajer harus diintegerasikan dengan modal yang berbentuk uang. Pengusaha penanam modal dan

usahawan menjadi bagian terpadu dalam organisasi dimana keuntungan biasa menjadi urusan

 bersama.

Ketiga, karena sifat terpadu organisasi inilah tuntutan akan integritas moral, ketetapan dan

kejujuran dalam perakunan (accounting) barangkali jauh lebih diperlukan daripada dalam

organisasi sekular mana saja, dimana para pemilik modalnya mungkin bukan merupakan bagian ari

manajemen. Islam menekankan kejujuran, ketepatan dan kesungguhan dalam urusan perdagangan,

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 10/30

 

karena hal itu mengurangi biaya penyediaan (supervisi) dan pengawasan. Faktor manusia dalam

 produksi dan strategi usaha barangkali mempunyai signifikansi lebih diakui dibandingkan dengan

strategi manajemen lainnya yang didasarkan pada memaksimalkan keuntungan atau penjualan.

BAB III

PEMBAHASAN

• Berdasarkan Literatur I

 Syariah Publications. Pada pidato politik, 31 Januari lalu, Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono (SBY) menyampaikan sebuah rencana besar yakni rencana untuk melaksanakan

reforma agraria (land reform). Secara tegas SBY mengatakan, mulai tahun ini pemerintah akan

membagikan tanah bagi rakyat miskin. Prinsipnya tanah untuk keadilan dan kesejahteraan rakyat.

Hal yang melatarbelakangi rencana tersebut ialah bahwa saat ini angka kemiskinan mencapai 39,5

 juta, angka pengangguran 11,1 juta, pengangguran terbuka mencapai 29,9 juta. (Data Badan Pusat

Statistik).

Rencana program reforma agraria di Indonesia sebenarnya sudah berjalan lama. Hanya

 perjalanannya mengalami kemandekan. Meski begitu, pemerintah terus berupaya melakukan

rencana ini. Terbukti dengan lahirnya TAP MPR RI No IX/2001 yang diperkuat dengan Keputusan

MPR RI No 5/2003 bahwa harus diadakan pembaruan agraria. Menurut Deputi Pengaturan dan

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 11/30

 

Penataan Pertanahan Badan Pertanahan Nasional (BPN), Yuswanda A Tamenggung, dengan

adanya program ini diharapkan mampu menata ketimpangan yang terjadi dalam penguasaan

kepemilikan, mengurangi pengangguran, kemiskinan, serta menyelesaikan konflik sengketa tanah

yang hingga kini sudah cukup banyak (Koran Seputar Indonesia, 18 Februari 2007). Program ini

seolah akan segera merealisasikan ‘mimpi’ petani miskin. Bagaimanakah Islam memandang

masalah ini? Dan adakah solusi Islam mengenai masalah pertanahan?

Sejarah Land Reform

Menurut pakar agraria, Gunawan Wiradi yang kini menjabat sebagai Penasihat Pusat Kajian

Agraria Institut Pertanian Bogor (IPB), usia pembaruan agraria sudah mencapai lebih dari 2500

tahun. Kata ‘land reform’ yang pertama di dunia, dikenal pada zaman Yunani Kuno, 594 tahun

sebelum Masehi. Bahkan, slogan land to the tillers (tanah untuk penggarap) sudah menggemaselama 565 tahun sebelum Masehi.

Selanjutnya, melalui tonggak-tonggak sejarah: ‘land reform’ di zaman Romawi Kuno (134

SM), gerakan pencaplokan tanah-tanah pertanian oleh peternak biri-biri di Inggris berlangsung

kurang lebih selama lima abad, dan Revolusi Perancis (1789-1799), maka sejak itu hampir semua

negara-negara di Eropa melakukan ‘land reform’ . Apalagi setelah Perang Dunia Kedua,

 pembaruan agraria dilakukan dimana-mana, baik di Asia, Afrika, dan Amerika.

Politik Pertanahan Menurut Islam

Tanah merupakan faktor produksi paling penting yang menjadi bahan kajian paling serius

 para ahli ekonomi, karena sifatnya yang khusus yang tidak dimiliki oleh faktor produksi lainnya.

Sifat itu antara lain tanah dapat memenuhi kebutuhan pokok dan permanen manusia, tanah

kuantitasnya terbatas dan tanah bersifat tetap. Sifat lainnya ialah tanah bukan produk tenaga kerja.

Segala sesuatu yang lain adalah produk tenaga kerja kecuali tanah. Di dalam masyarakat,

 permasalahan tanah juga telah menjadi penyebab pertentangan, pertikaian, dan pertumpahan darah

di dalam masyarakat atau antar masyarakat. Tanah juga memberi andil besar dalam perubahanstruktur dan sistem masyarakat. Sistem ekonomi kapitalisme maupun sosialisme dalam hal ini

sedikit banyak dipicu karena kecemburuan sosial terhadap orang-orang yang memiliki tanah

karena hak-hak istimewa dan menjadikannya sebagai alat eksploitasi masyarakat.

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 12/30

 

Pemilikan tanah dianggap sebagai tipe kepemilikan yang par excellence (paling istimewa) di

negara-negara kapitalis. Tanah boleh dimiliki individu seluas-luasnya, bahkan menyewakan

kepada masyarakat dengan harga sewa dan harga jual yang dilakukan sewenang-wenang.

Akibatnya cukup serius, harga bahan pokok naik dan inflasi terjadi. Bagi negara, tanah menjadi

lahan subur bagi perolehan pajak.

 Namun pemilikan atas tanah secara individu justru tidak diakui dalam masyarakat sosialis.

Para petani dan kaum buruh dilarang mengambil nilai tambah dari hasil kerjanya, dan statusnya

semata-mata sebagai buruh tani. Sistem ini secara factual menimbulkan ketimpangan ekonomi dan

menjadikan negara-negara sosialis gagal mencapai swasembada pangan pada pertengahan abad

kedua puluh. Mereka masih tergantung kepada negara lain untuk memenuhi kebutuhan pangannya.

Kebutuhan-kebutuhan Rusia dipasok oleh Amerika Serikat sedangkan kebutuhan China

didatangkan dari Australia dan Canada.

Hingga kini persoalan kepemilikan tanah masih tetap belum terjawab oleh ekonom kapitalis

dan sosialis. Namun, persoalan ini telah lama mampu dijawab oleh system ekonomi Islam.

Mekanisme Penguasaan Tanah

Hingga kini persoalan kepemilikan dan penguasaan tanah masih menjadi agenda utama

 perekonomian. Di beberapa negara feodal dimana tanah banyak dikuasai oleh tuan tanah,

ketimpangan kepemilikan dipecahkan dengan land reform. Jepang, Korea selatan dan Taiwan

adalah negara yang paling intens dalam sejarah modern yang menjalankan land reform setelah

 perang dunia kedua. Land reform dijalankan dengan tujuan menghapuskan secara psikologis dan

materiil tuan-tuan tanah yang menjadi motor penggerak di belakang negara-negara ini untuk 

mengobarkan perang. Reformasi ini berdampak sangat jauh dalam mempersamakan distribusi

 pendapatan di pedesaan dan turut menjaga perbedaan pendapatan antara kota dan desa sehingga

menjadi lebih sempit daripada negara lain. Akibat reformasi ini, kekuatan kaum feodal menjadi

hancur, meniadakan persewaan tanah pertanian dan membatasi kepemilikan tanah garapan.

Sistem ekonomi Islam memandang kepemilikan tanah harus diatur sebaik-baiknya karena

mempengaruhi rangsangan produksi. Islam secara tegas menolak sistem pembagian penguasaan

tanah secara merata di antara seluruh masyarakat sebagaimana yang menjadi agenda land reform.

 Namun demikian, Islam juga tidak mengijinkan terjadinya penguasaan tanah secara berlebihan di

luar kemampuan untuk mengelolanya. Karena hukum-hukum seputar tanah dalam pandangan

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 13/30

 

Islam memiliki karakteristik yang khas dengan adanya perbedaan prinsiip dengan sistem ekonomi

lainnya.

Sistem ekonomi Islam mengakui tanah termasuk dalam kepemilikan individu apabila tidak 

ada unsur-unsur yang menghalanginya seperti terdapat kandungan bahan tambangn atau dikuasaioleh negara. Ketika kepemilikan ini dianggap sah secara syariah, maka pemilik tanah memiliki hak 

untuk mengelolanya maupun memindahtangankan secara waris, jual beli dan pembelian.

Sebagaimana kepemilikan individu lainnya, kepemilikan atas tanah ini bersifat pasti tanpa ada

 pihak lain yang dapat mencabut hak-haknya. Negara melindungi harta milik warga negara dan

melindunginya dari ancaman gangguan pihak lain.

Dengan demikian, kepemilikan atas tanah dapat dilakukan dengan prinsip yang sama dengan

komoditas lainnya. Tanah dapat dikuasai dengan waris, hadiah, dan jual beli sebagaimanakomoditas lainnya pun dapat dilakukan dengan transaksi ini. Namun demikian, system ekonomi

islam juga telah menetapkan mekanisme lainnya dalam penguasaan tanah secara khusus yaitu

menghidupkan tanah mati dan pemberian oleh negara.

Menghidupkan Tanah Mati

Menghidupkan tanah mati (ihya’ul mawat) artinya mengelola atau menjadikan tanah mati

agar siap ditanami. Yang dimaksud tanah mati adalah tanah yang tidak tampak dimiliki seseorang,

dan tidak terdapat tanda-tanda apapun, seperti pagar, tanaman, pengelolaan, ataupun yang lainnya.

Tanah mati yang telah dihidupkan oleh seseorang akan menjadi milik orang yang bersangkutan.

Hak kepemilikan ini ditetapkan berdasarkan beberapa hadits Rasulullah saw.

“Siapa saja yang telah mengelola sebidang tanah, yang bukan menjadi hak orang lain, maka

dialah yang lebih berhak.” (HR. Imam Bukhari dari Aisyah)

“Siapa saja yang telah memagari sebiidang tanah dengan pagar, maka tanah itu adalah

miliknya.” (HR. Abu Daud)

“Siapa saja yang telah menghidupkan sebidang tanah mati maka tanah itu adalah miliknya.”

(HR. Imam Bukhari)

Seseorang yang telah menghidupkan tanah mati, maka ia berhak atas kepemilikannya beserta

hak-hak lain sebagai konsekuensi kepemilikan. Pemilik tanah berhak memperoleh manfaat tanah,

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 14/30

 

mengelolanya, mendapatkan harga dari hasil penjualannya, melakukan pertukaran atas tanah

tersebut, mewariskan kepada ahli warisnya, sebagimana kepemilikan-kepemilikan yang lain.

Mekansime menguasai tanah dengan cara menghidupkan tanah mati tidak memerlukan izin

dari negara. Sebab perkara-perkara yang dimubahkan tidak perlu minta izin dari imam (khalifah).

Pemberian Negara

Pemberian negara (iqtha’) adalah memberikan tanah yang sudah dikelola dan siap untuk 

langsung ditanami, atau tanah yang nampak sebelumnya telah dimiliki oleh seseorang. Dengan

kata lain, mekanisme ini hanya berlaku pada tanah yang tidak mati. Pemberian tanah oleh negara

 juga disertai dengan penganugerahan hak kepemilikan secara utuh. Pemiliknya bebas

mengguanakan dan mengalihkan haknya kepada orang lain. Baidhuri melaporkan bahwa

 pemberian Rasulullah kepada Bilal ibn al Harits oleh Rasulullah telah dijual oleh ahli warisnya

kepada Umar. Hal ini memberikan gambaran tentang jangkauan kepemilikan ini.

Pemberian tanah oleh negara dalam pengertian diatas, memiliki pengertian yang berbeda

dengan system pemberian tanah (land reform) dalam system feodalisme. Karena system ini bersifat

khas dengan dilandasi semangat sosialisme yang tidak pernah diakui kebenarannya dalam Islam

Sistem ini dilakukan negara dengan memberikan tanah kepada orang yang dikehendaki sesuai

kebijakan yang tepat pada masa itu. Tentu, prinsip pokok yang harus menjadi pertimbangan adalah

mengutamakan kepada orang-orang yang membutuhkan dan memiliki kemampuan untuk 

mengelolanya.

Pengelolaan Lahan Pertanian

Konsepsi kepemilikan tanah mengenai tanah mati dan kemudian dapat dimiliki secara Cuma-

Cuma bagi siapa saja yang menghidupkannya menyiratkan maksud tanah yang dimanfaatkan lebih

disukai dibandingkan tanah yang terlantar. Sistem ekonomi manapun pasti menyadarai hal ini

karena peran penting tanah sebagai faktor produksi bahan kebutuhan pokok manusia. Sistem Islam

sendiri, dengan merujuk berbagai hokum seputar tanah menunjukkan perhatiannya yang besar 

tentang hal ini. Bahkan, pemberian tanah pertanian oleh negara dimaksudkan untuk dikelola agar 

dapat memberikan kontribusi penyediaan pangan dan kebutuhan pokok lainnya yang dapat

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 15/30

 

dihasilkan tanah dan bukan untuk ditelantarkan. Kasus Bilal al Muzni dapat menggambarkan

dorongan ini.

Yunus menceritakan dari Muhammad bin ishaq dari Abdullah bin Abu Bakar berkata: “Bilal

 bin Al harits Al Muzni datang kepada Rasulullah saw., lalu dia meminta sebidang tanahkepada beliau. Beliau kemudian memberikan tanah yang berukuran luas kepadanya.” Ketika

 pemerintahan dipimpin oleh khalifah Umar, dia (Umar) berkata kepadanya: “wahai Bilal,

engkau telah meminta sebidang tanah yang luas kepada Rasulullah saw. Lalu beliau

memberikannya kepadamu. Dan Rasulullah saw, tidak pernah menolak sama sekali untuk 

dimintai, sementara engkau tidak mampu (menggarap) tanah yang ada ditanganmu.” Bilal

menjawab: “Benar.” Umar berkata: “Lihatlah, mana di antara tanah itu yang mampu kamu

garap, maka milikilah. Dan mana yang tidak mampu kamu garap, serahkanlah kepada kami,

dan kami akan membagikannya kepada kaum muslimin.” Bilal berkata: “Demi Allah, aku

tidak akan melakukan sama sekali dan memberikan apa yang diberikan oleh Rasulullah saw.”

Umar berkata: “Demi Allah, engkau hendaknya benar-benar menggarapnya.” Kemudian

Umar mengambil tanah yang tidak mampu dia garap dari Bilal, lalu dia membagikan kepada

kaum Muslimin.

 Negara sebagai pihak yang mengontrol aktivitas ekonomi warga negaranya akan memaksa

 para pemilik tanah pertanian untuk mengelola tanahnya secara optimal. Langkah yang dilakukan

oleh negara adalah mengambil hak kepemilikan tanah apabila orang yang bersangkutan

mengabaikannya selama tiga tahun. Tanah tersebut kemudian akan diberikan kepada pihak yang

membutuhkan dan sanggup untuk mengelolanya. Dengan demikian, kepemilikan tanah pada

hakikatnya tidak dibatasi waktu tertentu. Tanah masih berhak untuk dimiliki dengan segala hak-

hak yang menyertainya selama yang bersangkutan mengelola sesuai dengan kegunaannya. Islam

hanya membatasi jangka waktu penelantaran selama masa tiga tahun. System pencabutan hak 

kepemilikan dan jangka waktunya ini diambil dari hadits-hadits yang berkenaan dengan masalah

ini.

Umar bin Khaththab r.a. mengatakan: “Orang yang memagari tanah tidak berhak (atas tanah

yang dipagarnya) setelah (membiarkannya) selama tiga tahun.”.

Pengambilan tanah yang ditelantarkan selama jangka waktu tiga tahun berlaku untuk semua

 jenis tanah pertanian baik yang diperoleh dari pembelian, waris, hadiah, pemberian negara maupun

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 16/30

 

menghidupkan tanah mati. Hal ini karena illat  (sebab hukum) dicabutnya tanah adalah

 penelantaran selama tiga tahun tanpa memandang tanah tersebut. Jadi, tiap pemilik tanah yang

membiarkan tanahnya selama tiga tahun, maka tanahnya akan dicabut dan diberikan kepada orang

lain, darimanapun asal pemilikan tanah tersebut. Hal ini tidak bisa dianggap telah mengambil harta

orang lain dengan cara yang tidak sah. Sebab, syariah telah menjadikan pemilikan tanah pertanian

dengan cara dikelola. Semuanya ini adalah agar tanah tersebut selalu ditanami dan dikelola secara

optimal.

Oleh karena itu, seorang pemilik tanah boleh menanami tanahnya dengan alatnya, benih,

hewan dan pekerja-pekerjanya. Dia juga boleh mempekerjakan para pekerja untuk menanaminya.

Apabila dia tidak mampu untuk mengusahakannya, maka dia akan dibantu oleh negara. Namun,

apabila tanah tersebut tidak ditanami oleh pemiliknya, maka tanah tersebut akan diberikan kepada

orang lain sebagai pemberian cuma-cuma, tanpa kompensasi apapun, lalu dia menggarapnya.

Apabila pemiliknya menggarapnya dan tetap menguasainya, maka dibiarkan selama tiga tahun.

Apabila tanah tersebut dibiarkan tanpa dikelola selama tiga tahun, maka negara akan mengambil

tanah tersebut dari pemiliknya dan diberikan kepada orang lain. Bagi siapa saja yang

membutuhkan (biaya perawatan) akan diberi sesuatu (modal) dari baitul mal, sehingga orang yang

 bersangkutan bisa mengelolanya secara optimal.

Larangan Sewa Lahan Pertanian

Seorang pemilik tanah secara mutlak tidak boleh menyewakan tanahnya untuk pertanian. Ia

tidak diperbolehkan untuk menyewakan tanah pertanian dengan sewa berupa makanan, atau apa

saja yang dihasilkan dari sana, sebab semuanya merupakan ijarah. Menyewakan tanah untuk 

 pertanian itu secara mutlak hukumnya haram. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:

Mereka bertanya kepada Rasulullah, “Kami akan menyewakannya dengan bibit.” Beliau

menjawab: “Jangan.” Mereka bertanya: “Kami akan menyewakannya dengan jerami.” Beliau tetap

menjawab: “Jangan.” Mereka bertanya lagi: “kami akan menyewakannya dengan rabi’ (danau)”,

Beliau tetap menjawab: “Jangan.” Kemudian beliau pertegas dengan sabdanya: “Tanamilah, atau

 berikanlah kepada saudaramu.”

Larangan penyewaan lahan pertanian secara ekonomi dapat dipahami sebagai upaya agar 

lahan pertanian dapat berfungsi secara optimal. Artinya seseorang yang mampu mengolah lahan

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 17/30

 

harus memiliki lahan sementara siapapun yang tidak mampu dan tidak mau mengolah lahan maka

tidak dibenarkan untuk menguasai lahan pertanuian.

• Berdasarkan Literatur II

Dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia, Islam memperhatikan

 pemenuhan kebutuhan setiap anggota masyarakat dengan fokus perhatian bahwa manusia

diperhatikan sebagai individu (pribadi), bukan sekedar sebagai suatu komunitas yang hidup

dalam sebuah negara. Hal ini berarti Islam lebih menekankan pada pemenuhan kebutuhan

secara individual dan bukan secara kolektif. Atau dengan kata lain bagaimana agar setiap

individu masyarakat dapat memenuhi seluruh kebutuhan pokok sekaligus dapat

meningkatkan kesejahteraan mereka sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelengkap

(sekunder dan tersier). Bukan sekedar meningkatkan taraf hidup secara kolektif yangdiukur dari rata-rata kesejahteraan seluruh anggota masyarakat tanpa melihat secara lebih

 jauh aspek distribusinya sehingga dapat dijamin secara pasti bahwa setiap individu telah

terpenuhi kebutuhannya.

Politik ekonomi Islam bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan sebuah

negara semata, tanpa memperhatikan adanya jaminan kepada setiap orang untuk menikmati

 peningkatan taraf hidup tersebut. Politik ekonomi Islam juga bukan hanya bertujuan

mengupayakan kemakmuran individu dengan membiarkan sebebas-bebasnya untuk memperoleh kemakmuran tersebut dengan cara apapun, tanpa memperhatikan terjamin-

tidaknya hak hidup individu-individu lainnya. Akan tetapi, politik ekonomi Islam adalah

semata-mata untuk menjamin hak hidup setiap orang, sebagai manusia yang hidup sesuai

dengan interaksi-interaksi tertentu serta memungkinkan orang yang bersangkutan untuk 

meningkatkan taraf hidupnya, dan mengupayakan kemakmuran dirinya di dalam gaya

hidup tertentu. Dengan demikian, politik ekonomi Islam tentu berbeda dengan politik 

ekonomi kapitalis dan politik ekonomi sosialis. Perbedaan tersebut terlihat dari tujuan yang

ingin dicapai dari pelaksanaan berbagai kebijakan (hukum-hukum) yang dipergunakan

untuk memecahkan persoalan hidup manusia. .Politik ekonomi Islam menjamin

terpenuhinya kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok (primer) dalam pandangan Islam

mencakup kebutuhan terhadap barang-barang tertentu berupa pangan, sandang dan papan

serta kebutuhan terhadap jasa-jasa tertentu berupa keamanan, pendidikan dan kesehatan.

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 18/30

 

Barang-barang berupa pangan, sandang dan papan (perumahan) adalah kebutuhan pokok 

(primer) manusia yang harus dipenuhi. Tidak seorangpun yang dapat melepaskan diri dari

kebutuhan tersebut. Demikian jasa-saja keamanan, kesehatan dan pendidikan, adalah tiga

hal yang merupakan kebutuhan jasa asasi dan harus dikecap oleh manusia dalam hidupnya.

Dalam rangka memenuhi seluruh kebutuhan pokok masyarakat, maka Sistem Ekonomi

Islam telah menetapkan suatu strategi politik yang harus dilaksanakan agar pemenuhan tersebut

dapat berjalan dengan baik. Kalau di kaji hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan strategi

 pemenuhan seluruh kebutuhan ini, maka akan dijumpai beberapa ketentuan yang menjelaskan hal

itu.

Secara garis besar strategi pemenuhan kebutuhan pokok dibedakan antara pemenuhan kebutuhan

 pokok yang berupa barang dengan kebutuhan pokok berupa jasa. Untuk pemenuhan kebutuhan pokok yang berupa barang Sistem Ekonomi Islam memberikan jaminan dengan mekanisme tidak 

langsung, yakni dengan jalan menciptakan kondisi dan sarana yang dapat menjamin terpenuhi

kebutuhan tersebut. Sedangkan berkaitan dengan kebutuhan jasa pokok dipenuhi dengan

mekanisme langsung, yakni negara secara langsung memenuhi kebutuhan jasa pokok tersebut.

Politik Pertanian Islam

Politik pertanian yang dijalankan oleh negara Islam dapat dilihat dari berbagai kebijakan yang

ditempuh oleh pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dibidang pertanian.

Menurut Sistem Ekonomi Islam ada beberapa kebijakan yang harus dijalankan pemerintah dalam

 bidang pertanian baik sektor produksi primer, pengolahan hasil pertanian, maupun perdagangan

dan jasa pertanian. Dibawah ini akan dipaparkan beberapa kebijakan yang ditempuh oleh

 pemerintah untuk mewujudkan terpenuhinya tujuan politik ekonomi Islam.

Kebijakan di Sektor Produksi Pertanian

Kebijakan pertanian yang ditempuh oleh pemerintah di produksi primer dijalankan dalam rangka

meningkatkan produksi pertanian. Untuk mencapainya dapat dilakukan dengan jalan intensifikasi

dan ekstensifikasi. Intensifikasi dilakukan dengan berbagai cara yang dapat meningkatkan

 produktivitas lahan. Sedangkan ekstensifikasi dilaklukan dengan berbagai cara yang dapat

menambah luas lahan pertanian yang dapat ditanami. Intensifikasi pertanian ditempuh dengan jalan

 penggunaan sarana produksi pertanian yang lebih baik seperti bibit unggul, pupuk dan obat-obatan

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 19/30

 

yang diperlukan dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian. Untuk itu kebijakan subsidi

untuk keperluan sarana produksi pertanian dapat dilakukan. Hal lain yang dapat dilakukan dengan

 jalan menyebarluaskan teknik-teknik modern yang lebih efisien dikalangan petani. Dalam rangka

intensifikasi ini juga, negara harus menyediakan modal yang diperlukan bagi yang tidak mampu.

Penyediaan modal tersebut menurut pandangan Islam adalah dengan jalan pemberian harta oleh

negara (hibah) kepada individu yang tidak mampu agar mereka dapat mengolah lahan yang

dimilikinya. Pemberian ini tidak dilakukan dengan jalan hutang, tetapi semata-mata pemberian

cuma-cuma untuk keperluan produksi pertanian. Dengan cara ini petani-petani yang tidak mampu

tidak akan terbebani untuk mengembalikan hutang. Dengan demikian produksi pertanian mereka

 benar-benar dapat digunakan untuk keperluan pemenuhan kebutuhan pokok mereka. Ekstensifikasi

 pertanian dilakukan untuk meningkatkan luasan lahan pertanian yang diolah. Untuk itu negara

akan menerapkan kebijakan yang dapat mendukung terciptanya perluasan lahan pertanian yang

diolah. Beberapa kebijakan tersebut adalah bahwa negara akan menjamin kepemilikan lahan

 pertanian yang diperoleh dengan jalan menghidupkan lahan mati (ihyaul mawat). Negara akan

mendorong agar masyarakat menghidupkan tanah mati dengan jalan mengolahnya, memagarinya

serta memnfaatkannya untuk keperluan hidup mereka. Selain itu negara akan memberikan tanah

secara cuma-cuma kepada siapa saja yang mampu dan mau bertani namun tidak memiliki lahan

 pertanian atau memiliki lahan pertanian yang sempit. Bahkan negara akan memaksa kepada siapa

saja yang memiliki lahan pertanian agar mereka mengolahnya.

Agar politik pertanian yang dijalankan dapat mendukung tercapainya tujuan politik ekonomi Islam

yakni terpenuhinya kebutuhan pokok, maka berbagai kebijakan di sektor produksi primer harus

ditujukan pada upaya meningkatkan produksi pertanian untuk komoditi-komoditi penting. Untuk 

itu strategi peningkatan produksi pertanian harus diarahkan pada :

Pertama : Meningkatkan produksi bahan makanan, mengingkat bahan makanan merupakan

kebutuhan pokok masyarakat. Meningkatkan produksi bahan makanan pokok diperlukan agar 

dapat menyediakan bahan makanan yang cukup seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk.

Selain itu juga untuk mengantisifasi bahaya kelaparan ketika datangnya musim paceklik atau

karena adanya bencana alam atau dalam keadaan dimana negara Islam sedang menghadapi

embargo ekonomi akibat peperangan dan jihad yang dilakukan.

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 20/30

 

Kedua : Meningkatkan produksi bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat pakaian seperti

kapas, wool, pohon rami dan sutra. Hal ini mutlak diperlukan sebab bahan-bahan tersebut

diperlukan agar dapat memenuhi kebutuhan pokok berupa sandang (pakaian). Dengan tersedianya

 bahan-bahan ini secara mencukupi, maka dapat menjauhkan diri manusia dari bahaya telanjang dan

 butuhnya pakaian dalam keadaan apapun apabila negara Islam dihadapkan pada embargo ekonomi

negara-negara kafir.

Ketiga : Meningkatkan komoditi-komoditi yang memiliki potensi pasar luar negeri yang

menguntungkan. Komoditi-komoditi pertanian penting baik itu yang berupa bahan pangan maupun

 bahan-bahan untuk pakaian adalah komoditi yang harus menjadi prioritas. Komoditi-komoditi ini

umumnya dapat menjadi andalan negeri-negeri berkembang sebab negeri-negeri tersebut

mempunyai sarana-sarana potensial yang dapat mendukung hal tersebut.

Kebijakan di Sektor Industri Pertanian

Dalam sektor perindustrian termasuk industri pertanian, nagara hanya akan mendorong

 berkembangnya sektor riil saja, sedangkan sektor non riil yang diharamkan tidak akan diberi

sebuah kesempatan pun untuk berkembang. Kebijakan ini hanya akan tercapai jika negara bersikap

adil dengan tidak memberikan hak-hak istimewa dalam bentuk apapun kepada pihak-pihak 

tertentu. Baik itu hak monopoli dan pemberian fasilitas khusus. Seluruh pelaku ekonomi akan

diperlakukan secara sama. Negara hanya mengatur jenis komoditi dan sektor industri apa saja yang

 boleh atau tidak boleh dibuat. Selanjutnya, seleksi pasar akan berjalan seiring dengan berjalannya

mekanisme pasar. Siapa saja berhak untuk memenangkan persaingan secara wajar dan fair.

Tentunya, pelaku ekonomi yang memiliki kualitas dan profesionalitas yang tinggi yang akan dapat

memenangkan persaingan.

Industri pertanian akan tumbuh dengan baik, jika sarana dan prasarana yang mendukung

tumbuhnya industri pertanian tersedia secara memadai. Sarana dan prasarana tersebut mulai dari

tersedianya bahan baku industri pertanian, yakni bahan-bahan pertanian yang memadai dan harga

yang layak, jaminan harga yang wajar dan menguntungkan serta berjalannya mekanisme pasar 

secara transparan serta tidak ada distorsi yang disebabkan oleh adanya kebijakan yang memihak.

Selain itu juga adanya prasarana jalan, pasar dan lembaga-lembaga pendukung lainnya seperti

lembaga penyuluhan pertanian, lembaga keuangan yang menyediakan modal bagi usaha sektor 

industri pertanian. Hal ini semua diperlukan agar industri pertanian dapat tumbuh dengan baik.

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 21/30

 

Kebijakan di Sektor Perdagangan Hasil Pertanian

Sedangkan disektor perdagangan, negara harus melakukan berbagai kebijakan yang dapat

menjamin terciptanya mekanisme pasar secara transparan, tidak ada manipulasi, tidak ada

intervensi yang dapat menyebabkan distorsi ekonomi serta tidak ada penimbunan yang dapatmenyebabkan kesusahan bagi masyarakat. Untuk itu ada beberapa kebijakan yang harus ditempuh

 pemerintah agar industri pertanian dapat tumbuh dengan baik, yaitu :

Pertama : Negara harus menyediakan berbagai prasarana jalan, pasar dan sarana transportasi yang

dapat mengangkut hasil pertanian dan hasil industri pertanian secara cepat dan dengan harga

murah. Dengan cara ini maka produk-produk pertanian dan produk-produk industri pertanian dapat

diperoleh dengan harga yang murah karena biaya transportasi yang murah.

Kedua : Negara harus menjamin agar mekanisme harga komoditi pertanian dan harga komoditi

hasil industri pertanian dapat berjalan secara transparan dan tanpa ada manipulasi. Untuk itu

negara harus membuat kebijakan yang dapat menjamin transparannya harga komoditi pertanian.

Berbagai penipuan dalam bentuk manipulasi harga komoditi pertanian dan hasil industri pertanian

harus dicegah dan negara dapat memberikan sanksi kepada siapa saja melakukan penipuan

terhadap harga tersebut. Upaya memanfaatkan ketidaktahuan sekelompok orang agar dia dapat

memperoleh keuntungan yang sangat besar adalah adalah harus dicegah. Karena itu dilarang untuk 

menghadang kafilah yang akan masuk pasar agar dapat memperoleh harga yang sangat murah,

kemudian menjualnya di pasar. Dalam hal ini telah diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa :

“ Rasulullah saw telah melarang melakukan penghadangan terhadap para pedagang ” (HR.

Bukhari-Muslim)

Juga diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda :

“ Janganlah kalian hadang kafilah-kafilah (orang-orang yang berkendaraan) dan janganlah orang 

 yang hadir (orang di kota) menjualkan barang milik orang desa.” (HR Bukhari-Muslim)

Larangan Rasulullah saw terhadap aktivitas ini, agar harga yang berlaku benar-benar transparan

dan tidak ada yang memanfaatkan ketidaktahuan satu pihak –baik penjual maupun pembeli—.

Dengan demikian harga yang berlaku adalah harga pasar yang sebenarnya.

Ketiga : Pemerintah harus membuat kebijakan yang dapat menjamin terciptanya harga yang wajar 

 berdasarkan mekanisme pasar yang berlaku. Mekanisme pasar yang berjalan normal,

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 22/30

 

 perekonomian akan berjalan dengan sebaik-baiknya. Begitu terjadi gangguan dalam mekanisme

 pasar, perekonomian akan goncang dan distribusi kekayaan akan tersumbat. Maka, adalah sebuah

kewajiban jika secara preventif negara menjaga agar mekanisme pasar dapat berjalan. Negara juga

akan mengawasi mekanisme penawaran dan permintaan untuk mencapai tingkat harga yang

didasari rasa keridlaan. Inilah mekanisme pasar yang diajarkan oleh Islam. Islam bahkan melarang

negara mempergunakan otoritasnya untuk menetapkan harga baik harga maksimum maupun harga

dasar. Terdapat riwayat tentang hal ini.

“Suatu ketika orang-orang berseru kepada Rasulullah saw. menyangkut penetapan harga,

“Wahai Rasulullah saw. harga-harga naik, tentukanlah harga untuk kami.” Rasulullah lalu

menjawab : “Allahlah yang sesungguhnya Penentu harga, Penahan, Pembentang dan Pemberi

rizki. Aku berharap agar bertemu kepada Allah tidak ada seorangpun yang meminta kepadaku

tentang adanya kezaliman dalam urusan darah dan harta.” (HR. Ashabus Sunan).

Berdasarkan hadits ini, mayoritas ulama sepakat tentang haramnya campur tangan penguasa dalam

menentukan harga. Melindungi kepentingan pembeli bukanlah hal yang lebih penting

dibandingkan melindungi penjual. Jika melindungi keduanya sama perlunya, maka wajib

membiarkan kedua belah pihak menetapkan harga secara wajar di atas keridlaan keduanya.

Memaksa salah satu pihak merupakan tindak kezaliman.

Meskipun demikian pemerintah diperbolehkan bertindak secara langsung untuk menjual maupun

membeli barang-barang kebutuhan masyarakat jika itu dilakukan untuk menjamin agar 

“mekanisme harga” yang berlaku menghasilkan harga keseimbangan yang wajar. Artinya

 pemerintah boleh melakukan intervensi secara tidak langsung dengan jalan bertindak sebagai

 pelaku pasar (pembeli maupun penjual). Namun negara tidak boleh melakukan penetapan harga,

 baik harga dasar (Floor Price) maupun harga maksimum (Ceiling Price).

Keempat : Pemerintah harus dapat mencegah terjadinya berbagai penipuan yang sering terjadi

dalam perdagangan baik penipuan yang dilakukan oleh penjual maupun yang dilakukan oleh

 pembeli. Penipuan dilakukan oleh penjual dengan jalan mereka menyembunyikan cacat barang

dagangan dari pembeli. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda :

“Tidak halal bagi seseorang yang menjual sesuatu, melainkan hendaklah dia menerangkan

(cacat) yang ada pada barang tersebut.” (HR. Ahmad)

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 23/30

 

Sedangkan penipuan yang dilakukan oleh pembeli adalah dengan jalan memanipulasi alat

 pembayarannya (baik berupa uang maupun barang).

Kelima : Pemerintah harus mencegah berbagai tindakan penimbunan produk-produk pertanian dan

kebutuhan pokok lainnya. Penimbunan merupakan suatu cara bagi manusia yang dapatmemperbesar harta kekayaannya. Penimbun adalah orang yang mengumpulkan barang-barang

dengan menunggu waktu naiknya harga barang-barang tersebut, sehingga dia bisa menjualnya

dengan harga yang tinggi, sementara masyarakat mengalami kesulitan untuk menjangkau

harganya. Cara seperti ini adalah cara yang telah diharamkan oleh Islam. Dalam hal ini rasulullah

saw bersabda :

“Tidak akan menimbun (barang) kecuali orang yang berdosa” (HR. Muslim)

“Sejelek-jelek manusia adalah orang yang suka menimbun, jika mendengar harga murah dia

merasa kecewa, dan jika mendengar harga naik dia merasa gembira.” (HR. Ibnu Majah dan

Hakim)

Keenam : Pemerintah harus dapat mencegah perselisihan yang terjadi akibat tindakan-tindakan

spekulasi dalam perdagangan. Banyak sekali jenis-jenis spekulasi yang mengandung kesamaran

yang dilarang oleh Islam, sebagaimana dinyatakan dalam berbagai hadits.

Jabir meriwayatkan bahwa, “Nabi saw. telah melarang muhaqalah, muzabanah, mukhabarah dan

tsunaiya kecuali diketahui.” (HR. Tirmidzi).

Anas meriwayatkan bahwa, “Rasulullah saw. telah melarang muhaqalah, mukhadarah,

mulamasah, munabazah dan muzabanah. (HR. Bukhari)

Sistem muhaqalah merupakan panjualan komoditas pertanian yang belum dipanen untuk 

memperoleh hasil panen yang kering. Penjualan secara munabazah berarti seseorang menawarkan

 barang yang dia miliki kepada orang lain dan penjualan tersebut dianggap sah meskipun orang

tersebut tidak memegang atau melihat barang tersebut. Hal ini berarti penjual langsung

melemparkan barang kepada pembeli tanpa memberi kesempatan kepada pembeli untuk 

memeriksa barang dan harganya. Rasulullah saw. melarang praktek jual beli ini karena terdapat

kemungkinan unsur penipuan dan kesalahan.

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 24/30

 

Penjualan secara mulamasah artinya seseorang menjual sebuah barang dengan boleh memegang

tapi tanpa perlu membuka atau memeriksanya. Hal ini dilarang oleh Rasulullah s.a.w karena

keburukannya sama seperti cara munabazah.

Abu Said al Khudri meriwayatkan bahwa “Rasulullah melarang penjualan dengan cara Mulamasah”. (Diriwayatkan pula oleh Anas dan Abu Hurairah).

Kedua bentuk perdagangan seperti ini dilarang oleh Rasulullah saw. karena keduanya tidak 

memberi kesempatan pembeli memeriksa atau melihat barang yang dibelinya dan dapat dengan

mudah ditipu atau dikelabui.

Dalam bentuk penjualan muzabanah, buah-buahan ketika masih di atas pohon sudah ditaksir dan

dijual sebagai alat penukar untuk memperoleh kurma dan anggur kering. Secara sederhana dapat

dikatakan sebagai menjual buah-buahan segar untuk memperoleh buah-buahan kering. Rasulullah

melarang cara seperti ini karena didasari atas perkiraan dan dapat merugikan satu pihak jika

 perkiraan temyata salah.

Sebenarnya, jual beli buah yang ada pada pohon tidak termasuk pada jual beli majhul atau jual beli

 barang yang tidak ada, sebab komoditasnya yaitu buah memang sudah ada di atas pohon. Berkaitan

dengan persoalan ini ada beberapa hal yang penting diperhatikan. Pertama, bila buah itu belum

layak dikonsumsi maka tidak boleh memperjualbelikannya.

Jabir menyatakan tentang Nabi SAW : “Rasulullah SAW melarang berjual beli pohon hingga baik 

(matang)” (HR. Muslim).

“Rasulullah SAW melarang berjual beli buah hingga nampak kelayakannya.” (HR. Imam

Muslim)

Hadits-hadits ini dan masih banyak yang lainnya menunjukkan larangan menjualbelikan buah-

 buahan sebelum matang. Kedua, dari hadits-hadits itu pula dapat dikatakan bahwa bila buah-

 buahan itu sudah mulai nampak kelayakannya untuk dimakan maka boleh diperjualbelikan.

Berdasarkan hal ini, sistem ijon yang membeli padi saat masih hijau dan belum nampak 

kelayakannya termasuk yang dilarang.

Politik Pertanahan Menurut Islam

Tanah merupakan faktor produksi paling penting yang menjadi bahan kajian paling serius para ahli

ekonomi, karena sifatnya yang khsusus yang tidak dimiliki oleh faktor produksi lainnya. Sifat itu

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 25/30

 

antara lain tanah dapat memenuhi kebutuhan pokok dan permanen manusia, tanah kuantitasnya

terbatas dan tanah bersifat tetap. Sifat lainnya adalah tanah bukan produk tenaga kerja. Segala

sesuatu yang lain adalah produk tenaga kerja kecuali tanah. Di dalam masyarakat, permasalahan

tanah juga telah menjadi penyebab pertentangan, pertikaian dan pertumpahan darah di dalam

masyarakat atau antar masyarakat. Tanah juga memberi andil besar dalam perubahan struktur dan

sistem masyarakat. Sistem ekonomi kapitalisme maupun sosialisme dalam hal ini sedikit banyak 

dipicu karena kecemburuan sosial terhadap orang-orang yang memiliki tanah karena hak-hak 

istimewa dan menjadikannya sebagai alat eksploitasi masyarakat.

Pemilikan tanah dianggap suatu tipe kepemilikan yang par excellence (paling istimewa) di negara-

negara kapitalis. Tanah boleh dimiliki oleh indivdu seluas-luasnya, bahkan menyewakannya

kepada masyarakat dengan harga sewa dan harga jual yang dilakukan sewenang-wenang.

Akibatnya cukup serius, harga bahan pokok naik dan inflasi terjadi. Bagi negara, tanah menjadi

lahan subur bagi perolehan pajak. Gerakan Henry George tentang pajak tunggal (1886), yang

memiliki jutaan pengikut di Amerika Serikat, berdasarkan fakta-fakta seperti itu ia berpendapat

 bahwa pada prinsipnya penyewaan tanah akan memberikan nilai tambah dan karena itu dapat

dikenakan pajak tinggi tanpa perlu mengubah perangsang produksi.

 Namun pemilikan atas tanah secara individu justru tidak diakui dalam masyarakat sosialis. Para

 petani dan kaum buruh dilarang mengambil nilai tambah dari hasil kerjanya, dan statusnya semata-

mata sebagai buruh tani. Sistem ini secara faktual menimbulkan ketimpangan ekonomi dan

menjadikan negara-negara sosialis gagal mencapai swasembada pangan pada pertengahan abad

kedua puluh. Mereka masih tergantung kepada negara lain untuk memenuhi kebutuhan pangannya.

Kebutuhan-kebutuhan Rusia dipasok oleh Amerika Serikat sedangkan kebutuhan China

didatangkan dari Australia dan Kanada.

Hingga kini persoalan tentang kepemilikan tanah masih tetap belum terjawab oleh ekonomi

kapitalis dan sosialis. Namun, persoalan ini telah lama mampu dijawab oleh sistem ekonomi Islam.

Mekanisme Penguasaan Tanah

Hingga kini persoalan kepemilikan dan penguasaan tanah masih menjadi agenda utama

 perekonomian. Di beberapa negara feodal dimana tanah banyak dikuasai oleh tuan tanah,

ketimpangan kepemilikan dipecahkan dengan land reform. Jepang, Korea Selatan dan Taiwan

adalah negara paling intens dalam sejarah modern yang menjalankan land reform setelah perang

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 26/30

 

dunia kedua. Land reforms dijalankan dengan tujuan menghapuskan, secara psikologis dan

materiil¸tuan-tuan tanah yang menjadi motor penggerak di belakang negara-negara ini untuk 

mengobarkan perang. Reformasi ini berdampak sangat jauh dalam mempersamakan distribusi

 pendapatan di pedesaan dan turut menjaga perbedaan pendapatan antara kota dan desa sehingga

menjadi lebih sempit daripada negara lain. Akibat reformasi ini, kekuatan kaum feodal menjadi

hancur, meniadakan persewaan tanah pertanian dan membatasi kepemilkan tanah garapan.

Sistem ekonomi Islam memandang kepemilikan tanah harus diatur sebaik-baiknya karena

mempengaruhi rangsangan produksi. Islam secara tegas menolak sistem pembagian penguasaan

tanah secara merata di antara seluruh masyarakat sebagaimana yang menjadi agenda land reform.

 Namun demikian, Islam juga tidak mengijinkan terjadinya penguasaan tanah secara berlebihan di

luar kemampuan untuk mengelolanya. Karenanya, hukum-hukum seputar tanah dalam pandangan

Islam memiliki karakteristik yang khas dengan adanya perbedaan prinsip dengan sistem ekonomi

lainnya.

Islam sebagai sebuah prinsip ideologi telah menjadikan bahwa pertanian adalah bagian integral

dari persoalan manusia yang harus dipecahkan dan diatur dengan sebaik-baiknya sebagaimana

sektor lainnya. Untuk itulah Islam ketika membahas pertanian maka ia dibahas sebagai bagian

integral dari dari berbagai bidang kehidupan lainnya. Dan yang lebih penting lagi bahwa

 pembahasan Islam tentang politik pertanian diarahkan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pokok 

manusia dan upaya mereka untuk meningkatkan kesejahteraan.

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 27/30

 

BAB IV

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa sistem produktif dalam negara Islam harus dikendalikan dengan

kriteria objektif maupun subjektif. Kriteria objektif diukur dengan kesejahteraan material,

seangkan kriteria subjektif harus tercermin dalam kesejahteraan yang harus dinilai dari segi etika

ekonomi Islam.

Dalam Islam, faktor produksi tidak hanya tunduk pada proses perubahan sejarah yang

didesak oleh banyak ke-kuatan berlatar belakang penguangan / monetization tenaga kerja, tanah

dan modal, timbulnya negara nasional dari kerajaan feodal dan sebagainya, tetapi juga pada

kerangka moral dan etika abadi sebagaimanatertulis dalam syariat. Tanah tidak dianggap sebagai

hak kuno istimew dari negara dan kekuasaan, tetapi dianggap sebagai sarana untuk meningkatkan

 produksi yang digunakan demi kesejahteraan individu dan masyarakat.

Konsep hak milik pribadi dalam Islam bersifat unik, dalam arti bahwa pemilik mutlak 

segala sesuatu yang ada di bumi dan langit adalah Allah14 manusia hanyalah kalifah di muka

 bumi. Pada umumnya terdapat ketentuan syariat yang mengatur hak milik pribadi.

Beberapa aspek pembiayaan dalam Islam cukup bervariasi, jika dalam ekonomi modern pemerintah memperoleh pendapatan dari sumber pajak, bea cukai dan pungutan, maka Islam lebih

memperkayanya dengan zakat, jizyah, kharaj (paja bumi), pampasan perang.

Meskipun nilai nominal zakat lebih kecil dari pajak dalam ekonomi modern tetapi

 pemberlakukan distribusinya lebih efektif. Sebagai contoh pada masa depresi di Amerika tahun

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 28/30

 

1929 (jatuhnya bursa saham di New York), ahli makro ekonomi Keynes, menyarankan agar 

masyarakat Amerika yang berduit melakukan komsumsi tinggi - salah satu penyebab terjadinya

depresi ekonomi adalah akibat terkonsentrasinya modal pada segelintir orang – diharapkan dengan

konsumsi tinggi akan mengalir dana dan menjadi efek rembes ke kemasyarakat. Akan tetapi efek 

rembes dana dari orang kaya biasanya mengalir lambat pada orang miskin, Keunggulan

 pembangunan Islam yang mengacu pada meningkatnya output dari setiap jam kerja yang

dilakukan, bila dibandingkan dengan konsep modern, disebabkan karena keinginan pembangunan

ekonomi dalam Islam tidak hanya timbul dari masalah ekonomi abadi manusia, tetapi juga dari

anjuran Ilahi dalam Qur’an dan Sunnah. Pertumbuhan output per kapita, di satu pihak tergantung

 pada sumber daya alam dan di lain pihak pada perilaku manusia. Tetapi sumber daya alam saja

 bukan merupakan kondisi yang cukup untuk pembangunan ekonomi, juga bukan sesuatu yang

mutlak diperlukan. Perilaku manusia memainkan peranan yang sangat penting dalam

 pembangunan ekonomi. Namun pembentukan perilaku manusia di negara terbelakang adalah suatu

 proses yang menyakitkan karena memerlukan penyesuaian dengan lembaga-lembaga sosial,

ekonomi, hukum, politik. Berbeda dari agama lainnya, Islam mengakui kebutuhan metafisik 

maupun material dari kehidupan. Karena itu masalah penempatan perilaku manusia di suatu negara

Islam tidaklah sesulit di negara-negara sekular. Demikianlah pandangan Islam tentang masalah

 pertanahan menurut tinjauan system politik ekonomi Islam. Seharusnya seluruh kebijakan

 pemerintah senantiasa berdasarkan aturan Islam. Sebab Islam tidak hanya mengatur masalah ritualibadah tapi Islam juga mengatur masalah siyasah (politik). Hal ini menunjukkan sempurnanya

Islam. Kesempurnaan Islam tidak akan terwujud tanpa adanya system yang sempurna yakni

Khilafah. Berkata Imam An-Nawawi rahimahullah: Profesi yang paling baik adalah pekerjaan

yang dilakukan dengan tangannya. Sesungguhnya pertanian adalah profesi terbaik karena

mencakup (3 hal) merupakan (1) pekerjaan yang dilakukan dengan tangan, (2) dalam pertanian

terdapat tawakkal dan (3) Pertanian memberikan manfaat yang umum bagi manusia, binatang dan

 burung.

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 29/30

 

DAFTAR PUSTAKA

Deliarnov.1995. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Raja Garfindo Persada

Fuad Mohd Fachruddin.1983. Riba Dalam Bank, Koperasi, Perseoran & Asuransi. Alma’arif :Bandung. Muhammad Abdul Mannan.1993.Teori dan Praktek Ekonomi Islam. PT. Dana Bhakti

Wakaf .

M.Reza Rosadi. 2012. Politik Pertanian Dalam Islam . http://hizbut-tahrir.or.id/2008/04/ 28/serial-

syariah-politik-pertanian-dalam-islam/. Diakses 25 Maret 2012.

Med Nurhindarno, S.P. 2007. Tanah Pertanian Dalam Politik Ekonomi Islam. IPB : Bogor.

Robert L. Heilbroner. 1986.Tokoh-Tokoh Besar Pemikir Ekonomi. UI Press.

Tim dosen PAI.2005. Pendidikan Agama Islam.Universitas Brawijaya.

Winardi. 1986. Kapitalisme Versus Sosialism. Remadja Karya : Bandung.

5/17/2018 Ekonomi Islam (Makalah Agama) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ekonomi-islam-makalah-agama 30/30