makalah agama ekonomi islam

21
MAKALAH AGAMA EKONOMI ISLAM Oleh : Nama : Firza Basalamah NIM : 021411131049 Nama : Lisa Rosullia NIM : 021411131035 JURUSAN KEDOKTERAN GIGI Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga 1 | Page

Upload: lisarosullia

Post on 30-Sep-2015

227 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

maakalah ekonomi

TRANSCRIPT

MAKALAH AGAMAEKONOMI ISLAM

Oleh : Nama : Firza Basalamah NIM : 021411131049 Nama : Lisa Rosullia NIM: 021411131035

JURUSAN KEDOKTERAN GIGIFakultas Kedokteran GigiUniversitas Airlangga Surabaya 2014

KATA PENGANTARPuji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat Nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul Ekonomi Islam. Adapun makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas dalam mata kuliah Agama Islam.Makalah ini kami susun agar pembaca dapat memahami tentang Ekonomi Islam. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah yang sederhana ini dapat memberi wawasan dan pemahaman yang luas kepada pembacaDalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini teramat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, semua bentuk perbaikan, saran, kritik, masukan dari teman teman mahasiswa dan terutama dari dosen sangat kami hargai untuk peningkatan kualitas tulisan kami di kemudian hari. Akhir kata, harapan besar kami adalah semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita semua. Terimakasih

Surabaya , 21 september 2014

Penyusun

DAFTAR ISIBAB 15PENDAHULUAN51.1LATAR BELAKANG51.2RUMUSAN MASALAH61.3TUJUAN61.4MANFAAT61.5TINJAUAN PUSTAKA61.6LANDASAN TEORI6BAB 27PEMBAHASAN72.1SISTEM EKONOMI ISLAM72.2TEORI UANG DAN SISTEM DALAM PANDANGAN ISLAM72.3NILAI DASAR EKONOMI ISLAM82.4 NILAI-NILAI INSTRUMENTAL EKONOMI ISLAM82.5 BANK ISLAM DAN PENGEMBANGANNYA82.6PRINSIP BANK ISLAM92.7KEUNGGULAN BANK ISLAM92.8 KELEMAHAN BANK ISLAM92.9 SISTEM EKONOMI KONVENSIONAL102.10MANAJEMEN ZAKAT, INFAQ, SHADQAH10ZAKAT102.11PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF112.12INFAQ122.13SHADAQAH122.14WAQAF13Rukun Waqaf:13BAB 315PENUTUP153.1 KESIMPULAN153.2 SARAN15DAFTAR PUSTAKA16

BAB 1PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Ekonomi Islam menyajikan pandangan Islam dalam konteks aktivitas ekonomi manusia. Dasarnya ada dalam teks Islam yang suci sebagai pentunjuk bagi perilaku ekonomi manusia. Sarjana-sarjana muslim telah banyak mendis-kusikan tentang masalah ekonomi dalam waktu masing-masing selama kurun waktu 14 abad yang lalu. Beberapa dari hasil diskusi itu telah dipelihara oleh sejarah. Ekonomi Islam itu merupakan warisan yang kaya dari pemikiran muslim untuk dibuka kembali meskipun kebanyakan dari hal-hal tersebut tidak bisa langsung diaplikasikan dalam waktu yang sekarang tetapi memberikan ladang yang subur untuk penyelidikan selanjutnya, membuka pintu gerbang ke epistemologi yang berbeda.Perkembangan ekonomi Islam belakangan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor: Pertama, adanya ketidakpuasan yang sangat besar atas penyelesaian masalah-masalah ekonomi dan cara-cara yang digunakan. Hal ini terbukti, bahwa sistem ekonomi dunia tidak dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara merataKedua, arti penting ekonomi neo-klasik mempunyai dasar yang sempit dan mempunyai asumsi yang tidak realistik tentang tingkah laku manusia. Pendekatan ekonomi pasar telah mengundang banyak pertanyaan. Dengan demikian, tidak lama lagi ekonomi Islam mempunyai potensi yang besar dalam menjawab kebutuhan dengan basis yang nyata dalam melakukan analisis ekonomi.Ketiga, selama era penjajahan terjadi, maka ajaran kolonial telah masuk secara intensif dalam bentuk penyusupan ajaran kolonial tersebut ke dalam nilai budaya penduduk setempat, lembaga sosial dan teknologi lokal negara jajahan. Hal ini secara sistematik mencoba untuk menghancurkan masyarakat tradisional dalam keadaan terjajah dengan alasan bahwa sistem kapitalis lebih efisien dan lebih produktif. Kempat, ekonomi internasional timbul sebagai hasil pemikiran ekonomi yang lebih banyak mengeksploitasi lembaga dari negara yang miskin ke negara yang kaya. Ketidakseimbangan antara keduanya tidak memberikan jaminan dan pelayanan keadilan serta melakukan persaingan yang jujur. Mekansime ekonomi secara keseluruhan telah dibuat untuk mengabadikan hegemoni kemajuan industri, yang sekarang ini telah disadari secara luas membawa benih kehancuran sendiri. Dari sinilah dibutuhkan sebuah perasaan yang segar dalam tatanan ekonomi.

RUMUSAN MASALAH1. Apa definisi ekonomi Islam?2. Bagaimana prinsip bank Islam?3. Bagaimana sistem ekonomi konvensional?4. Bagaimana manajemen zakat, infaq, shadaqah dan waqaf?TUJUAN1. Untuk mengetahui definisi ekonomi Islam2. Untuk mengetahui prinsip bank Islam3. Untuk mengetahui sistem ekonomi konvensional4. Untuk mengetahui manajemen zakat, infaq, shadaqah dan waqafMANFAAT1. Mengetahui sistem ekonomi yang di syariatkan oleh Islam2. Mengetahui hukum-hukum dalam ekonomi Islam3. Mengetahui amalan-amalan yang berbasis ekonomi IslamTINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI1. Al-Quran dan As-Sunnah2. Hadits riwayat Bukhori&Muslim

BAB 2PEMBAHASAN2.1 SISTEM EKONOMI ISLAMM.A. Manan (1992:19) di dalam bukunya yang berjudul Teori dan Praktik Ekonomi Islam menyatakan bahwa ekonoi islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang di ilhami oleh nilai-nilai islam. Sementara itu, H. Halide berpendapat bahwa yang di maksud dengan ekonomi islam ialah kumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang dii simpulkan dari Al-Quran dan sunnah yang ada hubungannya dengan urusan ekonomi (dalam Daud Ali, 1988:3).Sistem ekonomi islam adalah sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang di simpulkan dari Al-Quran dan sunnah, dan merupakan bangunan perekonomian yang di dirikan atas landasan dasar-dasar tersebut yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan masa.Dalam ukuran tauhid, seseorang boleh menikmati penghasilannya sesuai dengan kebutuhannya. Kelebihan penghasilan atau kekayaan harus dibelanjakan sebagai sedekah karena Allah, atau diinvestasikankembali dalam suatu usaha yang akan mendatangkan keuntungan, lapangan kerja dan penghasilan bagi orang lain. Sedekah sudah ada di sepanjang sejarah manusia. Semua agama dan sistem etika memandang amal itu sebagai nilai yang tinggi, dalam Islam melanjutkan tradisi tersebut (Ismail R, al-Faruqi 1982:219). Banyak ayat-ayat al-Quran yang mendorong manusia untuk mengamalkan sedekah, antara lain:Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sadaqah atau berbuat baik, atau mengadakan perdamaian di antara manusia An-Nisa (4):1142.2 TEORI UANG DAN SISTEM DALAM PANDANGAN ISLAMDalam sistem perekonomian Islam ada istilah barter yang transakasinya dilakukan dengan cara mempertukarkan barang dengan barang. Sistem barter terjadi karena pada waktu itu belum dikenal sama sekali alat tukar yang disebut uang. Menurut pandangan Islam, pemilikan uang tidaklah dilarang. Yang dilarang adalah menumpuk uang untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain ( QS At-Taubah:34 ). Akan tetapi Islam tidak membolehkan siapapun menundukkan dan menindas atau mengeksploitasi orang lain dengan mengumpulkan atau menimbum uang lalu meminjamkannya kepada orang lain dengan memungut bunga (riba). Hal itu dapat memblokir serta menusuk perekonomian dan produksi, merampas hak-hak ekonomi yang bersifat menghalangi terciptanya proses kesejahteraan sosial (Mahmud Abu Saud,1991:41) sebab dengan penumpukan uang akan mengurangi kecepatan arus peredarannya bahkan dapat menghalangi pendistribusian di masyarakat, yang berarti telah menutup kesempatan bagi orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian , stabilitas arus pendistribusian uang akan terjaga dan meningkat sehingga harga dipasaran akan menjadi normal pada akhirnya bermuara pada keseimbangan permintaan dan penawaran.Sistem ekonomi ini didasarkan oleh agama dan berdasar pada nilai-nilai tauhid

Prinsip-prinsip ekonomi Islam:1. kebebasan individu:mengoptimalkan individu2. hak atas harta3. ketidak samaan ekonomi dalam batas wajar4. jaminan sosial5. distribusi kelayakan6. larangan menumpuk kekayaanTujuan ekonomi dibagi menjadi dua, yaitu tujuan ekonomi yang bersifat umum dan tujuan ekonomi menurut IslamTujuan ekonomi yang bersifat umum:1. Untuk mendapat kegunaan yang optimal daripada sumber-sumber demi tercapinya kesejahteraan2. Untuk mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya dengan modal yang sekecil-kecilnyaTujuan ekonomi menurut Islam1. mensyukuri nikmat dan karunia Allah SWT2. untuk kesejahteraan umat manusia3. untuk sarana peribadatanBentuk ekonomi dewasa ini yang dilarang dalam Islam seperti pemalsuan dan curang, suap menyuap, penimbunan dan monopoli untuk menaikkan harga dan lain-lain. Bentuk penyebaran kekayaan Islam telah memberikan wadah-wadahnya seperti waris, hibah, zakat, infaq, sadakah, dan sebagainya.

2.3NILAI DASAR EKONOMI ISLAM1. Nilai dasar kepemilikan2. Keseimbangan3. Keadilan

2.4NILAI-NILAI INSTRUMENTAL EKONOMI ISLAM1. Zakat2. Larangan Riba3. Kerjasama ekonomi4. Jaminan sosial5. Peranan Negara2.5BANK ISLAM DAN PENGEMBANGANNYA1. Wadiah (titipan)2. Mudbarabah3. Masyarakah/syirkah (persekutuan)4. Murabahah (bagi hasil)5. Qard hasan (pinjaman)

2.6PRINSIP BANK ISLAMMenghilangkan riba. Riba hukumannya haram, dengan dasar Q.S Al-Baqarah:279, Ali Imran:130, al-Rum:39, dinyatakan dalam hadis nabi, rasul Allah SWT melaknat pemakan riba, pemberinya, penulisnya dan saksinya (H.R Muslim.)Mengutamakan dan mempromosikan jual beli dan perdagangan secara islami. Dasarnya (Q.S Al-Baqarah: 275) yang artinya berbunyi Allah telah menghalalkan jual beri dan mengharamkan riba.Keadilan dengan dasar Q.S Al-Nisa:145, yang berbunyi sesungguhnya orang-orang munafik ituv(ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari nerakaKebersamaan dan tolong menolong dengan dasar Q.S Al-Maidah:2 dan Al-Tamrin:4-6. Nabi SWT berkata, Barang siapa memudahkan orang yang susah, Allah akan memudahkan atasnya di dunia dan akhirat.Saling mendorong untuk meningkatkan prestasi. Dasar Q.S Al- Najm:39-41; Al-Mulk:15; Al-Qashash:77.

2.7KEUNGGULAN BANK ISLAMAdanya ikatan emosional keagamaan antara personel bank dengan nasabahnya, yang di harapkan dapat menjamin lancarnya usaha perbankan.Membuktikan bahwa sistem bank islam adalah baik, dan masing-masing orang yang terlibat terborong untuk selalu berbuat jujur.Dengan adanya berbagai fasilitas kerjasama yang islami akan memberikan ketenangan usaha bagi pengusaha. Dengan kata lain, akan memberikan ketenagan psikologis, tidak memikirkan biaya dan bunga yang selalu menjadi beban.Tidak ada deskriminasi antarmasalah, karena semua mendapat perlakuan sama dengan bagi hasil dan kesepakatan lainnya.2.8KELEMAHAN BANK ISLAMBank islam sangat rawan atas kehancuran nasabah, sebab bank indonesia selalu berprasangka baik terhadap nasabahnya. Jika banyak nasabah tidak jujur, hal itu dapat mengancam kelancaran usaha bank. Membutuhkan perhitungan yang super teliti dalam menghitung kemungkinan lana yang akan diperoleh. Berdasarkan laba tersebut, akan terhitung bagi hasil-nya. Rumitnya menghitung keuntungan dan pembagian hasil keuntungan akan memunculkan kesalahan perhitungan. Bank memerlukan tenaga ahli yang banyak dalam segala bidang bisnis yang akan dilaksanakan dalam bidang bisnis yang akan di laksanakan, sedang tenaga ahli yang ada dalam setiap bank sangat kurang. Bagi pengusaha yang sedang mengalami masa jaya, sistem bagi hasil kurang menarik baginya, karena jika dibandingkan dengan bank konvensional beban pinjaman akan menjadi lebih mahal (Nurdin, 199:201).2.9SISTEM EKONOMI KONVENSIONALSistem ini dikenali sebagai system perusahaan bebas. Di bawah system ini seseorang individu berhak menggunakan dan mengawal barang-barang ekonomi yang diperolehnya. Mencegah orang lain dari menggunakan barang-barang itu dan memutuskan bagaimana barang-barang itu diuruskan setelah dia mati. Dalam hal ini individu bebas berbuat apa saja dengan harta kekayaannya asal saja kegiatannya tidak mengganggu hak orang lain. Oleh kerena hak-hak memiliki harta dibenarkan oleh masyarakat, keseluruhannya hak-hak ini boleh dibatasi melalui tindakan masyarakat. Persaingan dianggap sebagai daya penggerak untuk menghasilkan operasi yang cukup. Pada umumnya persaingan dalam system konvensional ini merupakan daya yang kuat dan dibenarkan berjalan lebih bebas berbanding dengan system-sistem ekonomi yang lain.Sifat-sifat istimewa sistem ini ialah: 1. Ia menolak nilai-nilai akidah, syariat dan akhlak yang mulia2. Pengambilan riba iaitu peminjaman wang melalui institusi kewangan (bank dan industri kredit) yang mengenakan riba (faedah)3. Faktor-faktor ekonomi dikuasai oleh individu-individu tertentu secara terus menerus atau dipunyai oleh sekumpulan manusia yang tidak dikenali melalui system saham4. Pemodal-pemodal bank yang besar mempunyai kuasa yang berlebihan ke atas aktiviti-aktiviti ekonomi dan seterusnya politik negara. Kuasa penentu dalam system kapitalisme dan demokrasi barat kebanyakannya mirip kepada pemilik modal5. Sebahagian besar dari barang-barang dan perkhidmatan yang dihasilkan di bawah system kapitalisme telah dibebankan bukan sahaja dengan faedah-faedah riba, tetapi juga dengan bayaran-bayaran pengiklanan yang berlebihan6. Kapitalisme mempunyai unsur-unsur mengasas monopoli, kerana adalah menjadi hasrat setiap pemodal untuk menguasai segalanya dan menghapuskan semua persaingan dengannya

2.10MANAJEMEN ZAKAT, INFAQ, SHADQAH

ZAKATDilihat dari sudut bahasa, kata zakat berasal dari kata zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik. Pendapat lain menyatakan bahwa kata dasar zaka berarti bertambah dan tumbuh , sedangkan segala sesuatu yang bertambah disebut zakat. Menurut istilah fiqih zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada yang berhak. Sedangkan menurut terminologi syari'ah (istilah syara') zakat berarti kewajiban atas harta atau kewajiban atas sejumlah harta tertentu untuk kelompok tertentu dalam waktu tertentu.

Menurut Nawawi, jumlah yang dikeluarkan itu menambah banyak , membuat lebih berarti dan melindungi kekayaan dari kebinasaan (Yusuf al-Qardlawi, 1969: 37-38). Sedangkan menurut Ibnu Tamiyah, jiwa dan kekayaan dan bertambah (al-Jaziri: 590). Hal ini berarti bahwa makna tumbuh dan berkembang itu tidak hanya diperuntukkan untuk harta kekayaan tetapi lebih jauh dari itu. Dengan mengeluarkan zakat diharapkan hati dan jiwa orang yang menunaikan kewajiban zakat itu menjadi bersih. Hal ini sesuai dengan ayat al-Quran sebagai berikut:Pungutlah zakat dari kekayaan mereka, engkau bersihkan dan sucikan mereka dengannya (at-Taubah: 103)Demikian halnya menurut mazhab Imam Syafi'i zakat adalah sebuah ungkapan keluarnya harta atau tubuh sesuai dengan secara khusus. Sedangkian menurut mazhab Imam Hambali, zakat ialah hak yang wajib dikeluarkan dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula, yaitu kelompok yang disyaratkan dalam Al-Qur'an. Zakat mempunyai fungsi yang jelas untuk menyucikan atau membersihkan harta dan jiwa pemberinya.

Adapun orang-orang yang berhak menerima zakat adalah:1. Fakir2. Miskin3. Amil (orang yang mengurus zakat)4. Muallaf (orang yang baru masuk islam)5. Riqab (hamba sahaya)6. Gharim (orang yang berhutang)7. Sabilillah (orang yang berjuang di jalan Allah SWT)8. Ibnussabil

2.11PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIFSehubungan dengan pengelolaan zakat yang kurang optimal, ada sebagian masyarakat yang tergerak hatinya untuk memikirkan pengelolaan zakat itu secara produktif, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan umat Islam khususnya dan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu pada tahun 1990an, beberapa perusahaan dan masyarakat membentuk Baitul Mal atau lembaga zakat yang bertugas mengelola dana ZIS (Zakat, Infaq dan Sedekah) dari perusahaan dan karyawan bersangkutan, dari masyarakat seperti misalnya Dompet Dhuafa Republika (DDR). Pada waktu itu dengan kekuatan Media Republika, DDR secara terang-terangan mempersuasi masyarakat untuk menyalurkan ZIS nya ke DDR. Dengan himbauan terbuka ini, kompetisi diam-diam antar lembaga pengumpul zakat menjadi lebih terbuka dan transparan untuk diketahui masyarakat. Adapun tujuan pengelolaan zakat yaitu:1. Mengangkat harkat dan martabat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan dan penderitaan2. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para mustahik3. Menjembatani antara yang kaya dengan yang miskin oleh para mustahik4. Meningkatkan syiar Islam5. Mengangkat harkat dan martabat bangsa dan Negara6. Mewujudkan kesejahteraan dan keadilan social dalam masyarakat

2.12INFAQ Infak dari akar kata :Nafaqa (Nun, Fa, dan Qaf), yang mempunyai arti keluar. Dari akar kata inilah muncul istilah Nifaq-Munafiq, yang mempunyai arti orang yang keluar dari ajaran Islam. Menurut terminologi syariat, infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan Islam. Sedangkan Infak secara istilah adalah : Mengeluarkan sebagian harta untuk sesuatu kepentingan yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wataala, seperti : menginfakkan harta untuk memenuhi kebutuhan keluarga.Maka, Infaq juga bisa diartikan mengeluarkan sesuatu (harta) untuk suatu kepentingan yang baik, maupun kepentingan yang buruk. Ini sesuai dengan firman Allah yang menyebutkan bahwa orang-orang kafirpun meng"infak" kan harta mereka untuk menghalangi jalan Allah: Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan(Qs. Al Anfal : 36)Jika zakat ada nishabnya, infaq tidak mengenal nishab.Infaq dikeluarkan setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia di saat lapang maupun sempit(QS. 3:134)Jika zakat harus diberikan pada mustahik tertentu (8 asnaf), maka infaq boleh diberikan kepada siapapun. Misalnya, untuk kedua orang tua, anak-yatim, dan sebagainya.(QS. 2:215)Infaq adalah pengeluaran sukarela yang di lakukan seseorang, setiap kali ia memperoleh rizki, sebanyak yang ia kehendakinya. Allah memberi kebebasan kepada pemiliknya untuk menentukan jenis harta, berapa jumlah yang yang sebaiknya diserahkan.Terkait dengan infak ini Rasulullah SAW bersabda :ada malaikat yang senantiasa berdo'a setiap pagi dan sore :"Ya Allah SWT berilah orang yang berinfak, gantinya. Dan berkata yang lain : "Ya Allah jadikanlah orang yang menahan infak, kehancuran".(HR. Bukhori)2.13SHADAQAHShadaqah berasal dari katashadaqayang berarti benar. Orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Adapun secara terminologi syariat shadaqah makna asalnya adalahtahqiqu syai'in bisyai'i,atau menetapkan/menerapkan sesuatu pada sesuatu. Sikapnya sukarela dan tidak terikat pada syarat-syarat tertentu dalam pengeluarannya baik mengenai jumlah, waktu dan kadarnya. Atau pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, terutama kepada orang-orang miskin setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan jenis, jumlah maupun waktunya, sedekah tidak terbatas pada pemberian yang bersifat material saja tetapi juga dapat berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain. Bahkan senyum yang dilakukan dengan ikhlas untuk menyenangkan orang lain termasuk kategori sedekah. Shadaqoh mempunyai cakupan yang sangat luas dan digunakan Al-Qur'an untuk mencakup segala jenis sumbangan. Shadaqah ialah segala bentuk nilai kebajikan yang tidak terikat oleh jumlah, waktu dan juga yang tidak terbatas pada materi tetapi juga dapat dalam bentuk non materi, misalnya menyingkirkan rintangan di jalan, menuntun orang yang buta, memberikan senyuman dan wajah yang manis kepada saudaranya, menyalurkan syahwatnya pada istri.Sedekah berarti memberi derma, termasuk memberikan derma untuk mematuhi hukum dimana kata zakat digunakan didalam Al-Qur'an dan Sunnah. Zakat telah disebut pula sedekah karena zakat merupakan sejenis derma yang diwajibkan sedangkan sedekah adalah sukarela, zakat dikumpulkan oleh pemerintah sebagai suatu pengutan wajib, sedegkan sedekah lainnya dibayarkan secara sukarela. Jumlah dan nisab zakat di tentukan, sedangkan jumlah sedekah yang lainya sepenuhnya tergantung keinginan yang menyumbang.Pengertian sedekah sama dengan pengertian infaq, termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja shadaqoh mempunyai makna yang lebih luas lagi dibanding infaq. Jika infaq berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut juga hal yang bersifat nonmateriil.Hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Dzar, Rasulullah menyatakan :"jika tidak mampu bersedekah dengan harta, maka membaca tasbih, takbir, tahmid, tahlil, berhubungan suami-istri, atau melakukan kegiatan amar maruf nahi munkar adakah sedekah".Dalam hadist Rasulullah memberi jawaban kepada orang-orang miskin yang cemburu terhadap orang kaya yang banyak bershadaqah dengan hartanya, beliau bersabda :"Setiap tasbih adalah shadaqah, setiap takbir shadaqah, setiap tahmid shadaqah, setiap amar ma'ruf adalah shadaqah, nahi munkar shadaqah dan menyalurkan syahwatnya kepada istri shadaqah".(HR. Muslim)

2.14WAQAFDitinjau dari segi bahasa wakaf berarti menahan. Sedangkan menurut istilah syara, ialah menahan sesuatu benda yang kekal zatnya, untuk diambil manfaatnya untuk kebaikan dan kemajuanIslam. Menahan suatu benda yang kekal zatnya, artinya tidak dijual dan tidak diberikan serta tidak pula diwariskan, tetapi hanya disedekahkan untuk diambil manfaatnya saja.Rukun Waqaf:1. Ada Orang Yang Wakaf- Wakaf atas kemauan sendiri tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.- Pelaku wakaf memiliki hak untuk berbuat kebaikan.2. Ada Barang Yang Diwakafkan- Kekal abadi bendanya- Milik sendiri- Ada akad wakaf antara pemberi dan penerima waqaf3. Ada orang yang mewakafkanPersyaratan / Syarat-Syarat Wakaf (Waqaf):1. Mewakafkan untuk selamanya tak terbatas waktu.2. Jelas siapa yang mewakafkan dan kepada siapa diwakafkan3. Dibayar secara tunaiHukum wakaf sama dengan amal jariyah. Sesuai dengan jenis amalnya maka berwakaf bukan sekedar berderma (sedekah) biasa, tetapi lebih besar pahala dan manfaatnya terhadap orang yang berwakaf. Pahala yang diterima mengalir terus menerus selama barang atau benda yang diwakafkan itu masih berguna dan bermanfaat. Hukum wakaf adalah sunah. Ditegaskan dalam hadits: : ()Artinya: Apabila anak Adam meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga (macam), yaitu sedekah jariyah (yang mengalir terus), ilmu yang dimanfaatkan, atu anak shaleh yang mendoakannya. (HR Muslim)Harta yang diwakafkan tidak boleh dijual, dihibahkan atau diwariskan. Akan tetapi, harta wakaf tersebut harus secara terus menerus dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umum sebagaimana maksud orang yang mewakafkan. Hadits Nabi yang artinya: SesungguhnyaUmartelah mendapatkan sebidang tanah diKhaibar. Umar bertanya kepadaRasulullahSAW; Wahai Rasulullah apakah perintahmu kepadaku sehubungan dengan tanah tersebut? Beliau menjawab: Jika engkau suka tahanlah tanah itu dan sedekahkan manfaatnya! Maka dengan petunjuk beliau itu, Umar menyedekahkan tanahnya dengan perjanjian tidak akan dijual tanahnya, tidak dihibahkan dan tidak pula diwariskan. (HR Bukhari dan Muslim)

BAB 3PENUTUP3.1 KESIMPULANMasalah ekonomi merupakan masalah yang universal. Oleh karena itu,seluruh dunia menaruh perhatian yang besar terhadap permasalahan ekonomi.Dalam pandangan Islam, permasalahaninitidak dapat diselesaikan hanya melalui perubahan yang bersifat kosmetik belaka, diperlukan perubahan yang bersifat mendasar mulai dari tatananfilosofi yang akan membentuk teori ekonomi Islam, yang kemudian akan membentuk prinsip-prinsip sistem ekonomi Islam sehingga pada akhirnya akan terbentuk secara otomatis perilaku Islami dalam ekonomi.Islamadalahsatu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia dan alam semesta. Kegiatan perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan prinsip illahiyah. Harta yang ada pada kita, sesungguhnya bukan milik manusia, melainkan hanya titipan dari Allah SWT agar dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang pada akhirnyasemua akan kembali kepada Allah SWT untuk dipertanggungjawabkan. Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatu berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.

3.2 SARANSistem ekonomi Islam merupakan suatu sistem yang baik mekanismenya karena berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan masa. Walaupun penerapannya masih minim, diharapakan sistem ekonomi Islam ini dapat berlaku di seluruh dunia agar tercapainya kesejahteraan sosial yang bebas dari kesenjangan ekonomi. Diharapkan dengan adanya makalah ini para pembaca juga dapat menngambil kebaikan dan mengamalkan amalan-amalan yang telah disebutkan seperti zakat, infaq, shadaqah dan waqaf. Karena semua amalan-amalan tersebut jika dilakukan Allah SWT akan memberi kita balasan yang jauh lebih besar dari yang kita amalkan. Untuk pengembangan makalah tentang ekonomi Islam selanjutnya diharapkan agar dapat lebih menyesuaikan dengan sistem ekonomi yang berlaku di kemudian hari dan tetap berlandaskan utama pada Al-Quran dan As-Sunnah.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Rajawali Pers, Cetakan kesatu, 1998Departemen Agama, Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi, 2000Udji Asiyah, Islam Holistik, Nabawi Publishing, Surabaya, 2012 An Nawawi. Sahih Muslim bi Syarhi An Nawawi Juz VII. Darul Fikr. Beirut. 1982Az Zuhaili, Wahbah. Al Fiqhul Islami wa Adillatuhu Juz II. Darul Fikr. Damaskus. 1996Ibnu Katsir. Tafsir al Qur`an Al Azhim Juz II. Darul Marifah. Beirut. Cetakan III. 1989Ulwan, Abdullah Nasih. Hukum Zakat Dalam Pandangan Empat Mazhab. Litera Antar Nusa. Jakarta. 1985

15 | Page