makalah landasan dan konten pendidikan

29
MAKALAH PENDIDIKAN (LANDASAN DAN KONTENS PENNDIDIKAN) Dosen Pembimbing : Dr. Maufur, M.Pd Nama : Dian Rizki Amalia Kelas/Progdi : BK/ 1A Npm : 1115500021

Upload: dian-rizki-amalia

Post on 08-Jul-2016

80 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

tugas pak arif

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Landasan Dan Konten Pendidikan

MAKALAH PENDIDIKAN

(LANDASAN DAN KONTENS PENNDIDIKAN)

Dosen Pembimbing :

Dr. Maufur, M.Pd

Nama : Dian Rizki Amalia

Kelas/Progdi : BK/ 1A

Npm : 1115500021

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIMBINGAN KONSELING

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

2015

i

Page 2: Makalah Landasan Dan Konten Pendidikan

KATA PENGANTAR

Assalammualaikhum Wr.Wb

Puji syukur atas kehadirat dan rahmat Allah SWT yang telah memberikan nikmat

serta hidayahnya, yang masih bisa saya rasakan sampai saat ini, terlebih nikmat ilmu

sehingga saya dapat membuat dan menyelesaikan Tugas yang berjudul “MAKALAH

PENDIDIKAN (LANDASAN DAN KONTENS PENDIDIKAN)”.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah untuk junjungan kita Nabi besar

Muhammad Saw. beserta keluarga dan sahabatnya hingga akhir zaman, dengan diiringi upaya

meneladani akhlak yang mulia.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan oleh karena itu saya mengharapkan

kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Saya ucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam

menyelesaikan tugas ini.

Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai petunjuk maupun pedoman agar

menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Saya berharap semoga Allah Swt. Memberikan imbalan yang setimpal pada mereka

yang telah memberikan bantuan, dan semoga abntuan tersebut menjadikan sebagai ibadah,

Amien Yaa Robbal’alamien.

ii

Page 3: Makalah Landasan Dan Konten Pendidikan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i

KATA PENGANTAR ......................................................................................ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ...............................................................................................1

2. Rumusan Masalah ..........................................................................................1

3. Tujuan Makalah .............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan....................................................................................2

B. Tujuan dan Proses Pendidikan .......................................................................3

C. Landasan Pendidikan......................................................................................7

D. Azaz-Azaz Pendidikan...................................................................................9

E. Masalah Pendidikan .......................................................................................11

BAB III PENUTUPAN

1.Kesimpulan .....................................................................................................15

2. Saran ...............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................16

iii

Page 4: Makalah Landasan Dan Konten Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan bagian penting bagi kehidupan yang sekaligus membedakan

manusia dengan makhluk hidup lainnya. Pendidikan merupakan kegiatan yang bertujuan

mengembangkan keseluruhan potensi yang ada pada manusia, menyangkut manusia

seutuhnya baik poteni asmani maupun rohani. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam

praktiknya perlu dirinci dan diperjelas prioritas-prioritas yang hendak dikembangkan.

Pendidikan dalam misinya menggunakan strategi-strategi yang sesuai dengan

potensi yang dikembangkan dan potensi yang hendak dicapai. Dalam praktik sebenarnya

dalam pendidikan kita juga mengenal istilah pengajaran, bimbingan, dan pelatihan. Dalam

segi tertentu istilah tersebut memiliki kesamaan, tetapi dalam beberapa hal juga memiliki

perbedaan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian, Tujuan dan Proses Pendidikan.

2. Unsur-Unsur Pendidikan.

3. Landasan dan Azaz-Azaz Pendidikan.

4. Masalah Pendidikan.

C. TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui Pengertian, Tujuan, Proses Pendidikan

2. Mengetahui Unsur-Unsur Pendidikan.

3. Mengetahui Landasan Azaz-Azaz Pendidikan.

4. Mengetahui Masalah Pendidikan.

1

Page 5: Makalah Landasan Dan Konten Pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pendidikan

a. Batasan tentang Pendidikan

Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan

sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak sebuah batasan

pun yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Batasan

tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya

berbedayang satu dari yang lalin. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasiny, konsep

dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang

melandasinya.

Dibawah ini dikemukakan oleh beberapa batasan pendidikan yang berbeda berdasarkan

fungsinya.

a.1. Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan

budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. seperti bayi lahir sudah berada didalam suatu

lingkungan budaya tertentu. Didalam lingkungan masyarakat dimana seorang bayi dilahirkan

telah terdapat kebiasaan-kebiasaan tertentu, larangan-larangan dan ajuran, tersebut mengenai

banyak hal seperti bahasa, cara menerima tamu, makanan, istirahat, bekerja, perkawinan,

bercocok tanam, dan seterusnya.

Nilai-nilai kebudayaan tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua

kegenerasi muda. Ada 3 banyak bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok

diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain, yang kurang

cocok diperbaiki, misalnya tata cara pesta perkawinan, dan yang tidak cocok diganti misalnya

pendidikan seks yang dahulu ditabukan diganti dengan pendidikan seks melalui pendidikan

formal.

Disini tampak bahwa proses pewarisan budaya tidak semata-mata mengekalkan budaya

secara estafet. Pendidikan justru mempunyai tugas menyiapkan peserta didik untuk hari esok.

2

Page 6: Makalah Landasan Dan Konten Pendidikan

Suatu masa dengan pendidikan yang menuntut banyak persyaratan baru yang tidak

pernah diduga sebelumnya, dan malah sebagian besar masih berupa teka-teki. Dengan

menyadari bahwa sisitem pendidikan itu merupakan subsistem dari sistem pembangunan

nasional maka misi pndidikan sebagai transformasi budaya harus sinkron dengan beberapa

pernyataan GBHN yang memberikan tekanan pada upaya pelestarian dan pengembangan

kebudayaan, yaitu sebagai berikut (BP.7.Pusat,1990:109-110).

1) Kebudayaan nasional yang berlandaskan pancasila adalah perwujudan cipta, rasa,

dan karsa bangsa indonesia.

2) Kebudayaan nasional yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa harus terus

dipelihara, dibina, dan dikembangkan sehingga mampu menjadi penggerak bagi

perwujudan cita-cita bangsa dimasa depan.

3) Perlu ditumbuhkan kemampuan masyarakat untuk mengangkat nilai-nilai sosial

budaya daerah yang luhur serta menyerap nilai-nilai dari luar yang positif dan yang

diperlukan bagi pembaruan dalam proses pembangunan.

4) Perlu terus diciptakan suasana yang mendorong tumbuh dan berkembangnya

disiplin nasional serta sikap budaya yang mampu menjawab tantangan

pembangunan dengan dikembangkan pranata sosial yang dapat mendukung proses

pemantapan budaya bangsa.

5) Usaha pembaruan bangsa perlu dilanjutkan disegala bidang kehidupan, bidang

ekonomi, dan sosial budaya.

a.2. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi

Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistematik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Sistematis oleh karena proses pendidikan berlangsung melalui tahap-tahap bersinambungan (prosedural) dan sistemik ole karena berlangsung dalam semua situasi kondsi, disemua lingkungan yang saling mengisi (lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat).

a.3. pendidikan sebagai proses penyiapan warga Negara pendidikan sebagai penyiapan warga Negara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga Negara yang baik. Tentu saja istilah baik disini bersifat relative, tergantung tujuan nasional masing-masing bangsa, oleh karena masing-masing bangsa mempunyai falsafah hidup yang berbeda-beda.

3

Page 7: Makalah Landasan Dan Konten Pendidikan

a.4. pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja.Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan ketrampilankerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting bagi pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan pokok bagi manusia.

UUD 1945 pasal 27 ayat 2 menyatakan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dalam GBHN (BP 7 Pusat, 1990: 70-96) sebgai arah dan kebijaksanaan pembangunan umum butir 22 dinyatakan mengembangkan SDM dan menciptakan angkatan kerja Indonesia yang tangguh, mampu, dan siap bekerja sehingga dapat mengisi semua jenis, tingkat lapangan kerja dalam pembangunan nasional.

a.5. definisi pendidikan menurut GBHN

GBHN 1988 (BP 7 Pusat, 1990:105) memberikan batasan tentang pendidikan

nasional sebagai berikut: pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan Indonesia dan

berdasarkan pancasila serta undang-undang 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan

serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang

beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa.

Definisi tersebut menggambarkan terbentuknya manusia yang utuh sebagai tujuan

pendidikan. Pendidikan memperhatikan kesatuan aspek jasmani dan rohani, aspek diri

(individualitas) dan sapek social, aspek kognitif, dan psikomotor, serta segi keterhubungan

manusia dengan dirinya (konsertris), dengan lingkungan social dan alasannya (horizontal), an

dengan tuhannya (vertical)

2. Tujuan dan proses Pendidikan

a. tujuan pendidikan

tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas,

benar, dan indah untuk kehidupan. Karen itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu

memberikan arahan kepada segenap kegiatan pendidikan dan suatu yang ingin dicapai oleh

segenap kegiatan pendidikan.

Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki posisi yang

penting diantara komponen-komponen pendidikan lainnya. Dapat dikatakan bahwa segenap

komponen dari seluruh kegiatan pendidikan dilakukan semata-mata terarah kepada atau

ditunjukkan untuk pencapaian tujuan tersebut. Dengan demikian kegiatan yang tidak relevan

dengan tujuan tersebut dianggap menyimpang, tidak fungsional, bahkan salah, sehingga harus

dicegah terjadinya.

4

Page 8: Makalah Landasan Dan Konten Pendidikan

Disini terlihat bahwa kegiatan pendidikan tidak normatif. Yaitu mengandung unsur yang

bersifat memaksa, tetapi tidak bertentang dengan hakikat perkembangan peserta didik serta

dapat diterima oleh masyarakat sebagai nilai kehidupan yang baik.

Tujuan umum pendidikan nasional Indonesia ialah manusia pancasila

Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan

tertentu untuk mencapainya. Misalnya tujuan pendidikan tingkat SD berbeda

dari tujuan tungkat menengah, dan seterusnya. Tujuan pendidikan pertanian

tidak sam dengan tujuan pendidikan tekhnik.

Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi, atau tujuan mata pelajaran.

Misalnya tujuan IPA,IPS atau matematika. Setiap lembaga pendidikan untuk

mencapai tujuan institusionalnya menggunakan kurikulum. Kurikulum

mempunyai tujuan yang disebut tujuan kurikuler.

Tujuan instruksional

Materi kurikulum yang berupa bidang studi-bidang studi terdiri dari pokok-

pokok bahasan dan sub-subpokok bahasan. Tujuan pokok bahasan dan

subpokok bahasan disebut tujuan intruksional, yaitu penguasaan materi

pokok bahasan/subpokok bahasan. Tujuan pokok bahasan disebut tujuan

pokok intruksional unum(TIU) dan tujuan subpokok bahasan disebut tujuan

instruksional khusus(TIK). TIK merupakan tujuan yang terletak pada jenjang

terbawah dan paling terbatas ruang lingkupnya. Bersifat oprasional dan

terkerjakan (workable).

b. proses pendidikan

Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan

oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimana proses pendidikan itu

dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan.

Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan

kualitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut satu sama lain saling bergantung. Walaupun

komponen-komponennya cukup baik.

Pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, dan mikro.

Pengelolaan ruang lingkup makro berupa kebijakan-kebijakan pemerintah yang lazimnnya

dituangkan dalam bentuk UU pendidikan, peraturan pemerintah, SK mentri, SK dirjen, serta

dokumen-dokumen pemerintah tentang pendidikan tingkat nasional yang lain.

5

3. Unsur-unsur Pendidikan

Page 9: Makalah Landasan Dan Konten Pendidikan

Beberapa unsur atau komponen yang ada dalam proses pendidikan melibatkan banyak

hal, yaitu:

1. orang yang membimbing (Pendidik)

Pendidik sebagai orang yang memberikan pengajaran, pelatihan, dan bimbingan.

Pendidik secara formal adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagai guru, dosen,

konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang

sesuai dengan kekhususannya.

2. subjek yang dibimbing (peserta didik)

Peserta didik sebagai objek atau sasaran sekaligus sebagai subjek dalam tujuan

pendidikan. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi

diri melalui proses pembelajaran yang tersediapada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan

tertentu.peserta didik tidak dibatasi oleh usia. Karena pada kenyataannya memang pendidikan

berlangsung sepanjang hayat.

3.pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)

Materi atau bahan yang disajikan dalam ranka mempengaruhi perkembangan peserta

didik sesuai dengan tujuan yang telah dicanangkan. Materi pendidikan atau pengajaran

merupakan unsur yang harus diperhatikan dan dipersiapkan sedemikian rupa, karena

indicator keberhasilan pendidkan dapat dilihat dari seberapa bahan atau materi pendidikan

dikuasai peserta didik melalui ujian yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan yang

bersangkutan.

4. kearah mana bimbingan ditujukan (Tujuan pendidikan)

Tujuan pendidikan dirumuskan dengan berbagai tingkatan, sesuai dengan jenis,

jenjang, dan jalur pendidikan yang ada. Bahkan tujuan pendidikan dapat dirumuskan detail

sampai pada tingkat tema materi yang disajikan. Ada yang mengklasifikasikan tujuan

menjadi tujuan umum sebagai tujuan akhir, tujuan tidak sempurna hanya menyangkut

potensi-potensi tertentu, tujuan sementara yakni kemapuanpada tahapan tertentu atau

terbatas, dan tujuan perantara, serta tujuan isidental.

5. cara yang di gunakan dalam bimbingan ( alat dan metode)

Untuk menyampaian materi pendidikan agar mudah dipahami oleh peserta didik

diperlukan metode tertentu, secara lebih spesifik sering disebut motode pembelajaran.

Beberapa metode yang sering digunakan dalam pembelajaran : ceramah, diskusi, Tanya

jawab, dialog, penugasan, karya wisata, demonstrasi, test, latihan , dan sebagainya.

6

Page 10: Makalah Landasan Dan Konten Pendidikan

Untuk mendukung metode diperlukan juga alat pendidikan, baik bersifat fisaik,

sarana dan prasarana, dan alat peraga pengajar. Atau yang bersifat non fisik, seperti:

kewibawaan guru, tata tertib yang mendukung atau memuat tentang hak, kewajiban,

penghargaan, sangsi, dan hukuman.

6. interaksi peserta didik dengan pendidik ( interaksi educative)

Interaksi edukatif adalah hubungan timbal balik antara pendidik (orang tua) dengan

peserta didik (anak) yang mengarah pada tujauan pendidikan. Pada pengertian luas, interaksi

ini bisa antara peserta didik dengan pendidik,antara pendidik pengan pendidi yang diketahui

oleh peserta didik,antara peserta didik dengan peserta didik atau bahkan dengan siapa saja

yang ada dalam linkungan pendidikan.

7.tempat dimana peristiwa pendidikan berlangsung (lingkungan pendidikan)

Dalam arti luas lingkungan pendidikan adalah rumah tangga, sekolah, dan

masyarakat, yang didalamnya ada (1) tempat beripa fisik, (2) kebudayaan, dan (3) kelompok

hidup bersama. Jika ketiganya digunakan sebagai pendukung dalam proses pendidikan maka

disebut lingkungan pendidikan.

4. Landasan pendidikan

Pendidikan adalah suatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus dari

generasi ke generasi dimanapun di dunia ini. Upaya memanusiakan manusia melalui

pendidikan itu diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup dan dalam latar social-

kebudayaan setiap masyarakat tertentu. Oleh karena itu, meskipun pendidikan itu universal,

namun terjadi perbedaan perbedaan tertentu sesuai dengan pandangan hidup dan sesuai

dengan pandangan hidup dan latar sosiokultural tersebut. Dengan kata lain, pendidikan

diselenggarakan berdasarkan filsafat hidup serta berlandaskan sosiokultural setiap

masyarakat, termasuk di indonesia.

Ada beberapa landasan-landasan pendidikan, diantaranya :

a. Ladasan Filosofis

pendidikan dalam arti luas tidak hanya sebatas sebagai upaya pengembangan

kepribadian peserta didik, tetapi berkelanjutan pada mau ap dan bagaimana kemudian peserta

didik tersebut, baik sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga Negara,

warga dunia, maupun sebagai mahkluk Tuhan. Landasan filosofis memandang pendidikan

dari aspek filsafatis, sesuatu yang bersifat mendasar dan maknawi, dalam kajian ilmu

pengetahuan, kajian ini dilakukan oleh filsafat pendidikan.

7

Page 11: Makalah Landasan Dan Konten Pendidikan

b. Landasan Sosiologis

sebagaimana telah kita pahami pada bab sebelumnnya, yakni tentang dimensi

manusia, bahwa disamping sebagai makhluk individu, manusia juga sebagai makhluk social.

Kegiatan pendidikan merupaa suatu proses interaksi antara satu individu dengan individu

yang lain, antara individu dengan kelompok atau kelompok dengan individu, bahkan antara

generasi saat ini dengan generasi sebelumnya. sesuai hakikatnya, sebagai makhluk social

manusia sangat memerlukan hidup berkelompok atau bermasyarakat.

c. Landasan Kultural

pada bab 1 pasal 1 ayat 2 undang-undang tentang system pendidikan nasional tahun

2003 menyebutkan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila

dan undang-undang dasar Negara republic Indonesia tahun 1945, yang berakar pada nilai-

nilai agama, kebudayaan basional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

Manusia memang telah memiliki berbagai potensi baik secara organil maupun kejiwaan yang

dapat berkembang bila diberi kesempatan dan diberi pengarahan sehingga akan terbentuk

suatu kepribadian.

d. Landasan Psikologis

mengingat pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang sangat dibutuhkan

manusia dalam rangka mengembangkan berbagai potensi di dalam dirinyam sedangkan

manusia yang hendak dikembangkan adalah manusia seutuhnya, maka salah satu unsur

penting dalam diri manusia yakni aspek kejiwaan yang harus mendapat perhatian yang

memadai.

Psikologis dijadikan salah satu landasan pendidikan masih berkaitan dengan

pemahaman manusia, yakni dari aspek proses, pola dan irama perkembangan manusia, aspek

pribadi, kemampuan bakat, minat dan proses belajar, dan berbagai factor penyebab yang

melatarbelakangi prilaku manusia.

8

Page 12: Makalah Landasan Dan Konten Pendidikan

5.azas-azas pendidikan

Azas pendidikan merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan

berfikir, baik pada tahap perancangan maupunpelaksanaan pendidikan. Pandangan tentang

hakikat manusia merupakan tumpuan berfikir utama yang sangat penting dalam

pendidikan.salah satu dasar utama pendidikan adalah bahwa manusia itu dapat didik dan

dapat mendidik diri sendiri. Seperti diketahui, manusia yang dilahirkan hampir tanpa daya

dan sangat tergantung pada orang lain (orang tuanya, utamanya ibu) namun memiliki potensi

yang hampir tanpa batas untuk dikembangkan.

Antara landasan dan azas tentulah berbeda, landasan memiliki pengertian yang

mejadi dasar yang menjiwai seluruh kebijaksanaan, strategi, dan oprasional pendidikan.

Demikian pula corak dan arah pengambilan keputusan dalam kebijaksanaan pokok

pendidikan dijiwai oleh landasan, sedangkan azas berlaku hanya pada tataran operasional,

yaitu dalam lingkup peaksanaan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam peroses

pendidikan atas pembelajaran.

1. azas Tut Wuri Handayani

Tut wuri handyani adalah semboyan yang digunakan KI Hajar Dewantara dalam

sisitem pendidikan Taman Siswa, yang juga dikenal sebagai system Among. Istilah tut wuri

handayani berasal dari bahasa jawa, artinya mengikuti dari belakang dan mempengaruhi,

mendorong, membimbing peserta didik yang diasuhnya.oleh KiHajar Dewantara digunakan

untuk melengkapi pendidikan yang diterapkan oleh colonial yang terlalu intelektualistik.

System Among mengemukakan dua dasar yang dijadikan sebagai landasan pandangan

masa depan yang lebih baik, yakni:

(a) kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin, sehingga dapat hidup merdeka.(b) kodrat alam sebagai syarat untuk menghidupkan dan mencapai kemajuan dengan secepat-cepatnya dan sebaik-baiknya.

2. azas DemokrasiDalam bidang pendidikan demokrasi diartikan sebagai keikutsertaan sebagai pihak yang terkait, terutama peserta didik dalam menyusun program dan pelaksanaannya. Dalam hal-hal tertentu mereka (peserta didik) mendapat hak yang sama tanpa adanya diskriminasi, karena pendidikan adalah untuk semua.

Di negara kita Indonesia, hak tiap negara mendapatkan pengajarantelah tercantum pada pasal 31 undang-undang dasar 1945, yang berbunyi “tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran”. Selanjutnya dalam bab III pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokrasi dan berkeadilan secara tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

9

Page 13: Makalah Landasan Dan Konten Pendidikan

Secara spesifik kaitannya dengan peserta didik telah disebutkandalam bab v pasal 12 yang menyatakan : (1) setiap peserta didik pada satuan pendidikan berhak : a. mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianut dan diajarkan oleh pendidik yang seagama. b. mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.c. mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikan.d. mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang tidak mampu membiayai pendidikan.e. oindah keprogram pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan yang setara.f. menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajarmasing-masingdan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.

3. Azas Kepastian Hukum Ketentuan hukum dimaksudkan melingkup banyak aspek kehidupan bernegara, berbangsa, bermasyarakat, dan juga berkeluarga. Juga dalam berbagai bidang berkehidupan, seperti ekonomi, politik, social, budaya, keamanan, kesejahteraan, dan tentunya dalm bidang pendidikan.Di Indonesia hirarki hokum meliputi : undang-undang dasar 1945, undang-undang (dalam arti formal), peraturan pemerintah (pp pengganti undang-undang), keputusan presiden, peraturan dan instruksi presiden, peraturan dan keputusan mentri, peraturan daerah (tingkat profinsi/kota/kabupaten).

Bila memperhatikan hirarki tersebut diatas, maka ketentuan hokum dalam bidang pendidikan di Indonesia akan melandaskan pada UUD 1945 pasal 31 ayat (1) tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran, dan (2) pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu system pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang.

4. Azas pendidikan seumur hidup ( sepanjang hayat) Istilah pendidikan (berlangsung) seumur hidup sudah lama dikenal sekitar tahun 1965 dengan terbitnya buku yang berjudul “ An introduction to life long eduction” karya Paul Langrand. Oleh Unesco institute for education (cropley, 1970) pendidikan seumur hidup mengharuskan :a. meliputi seluruh hidup setiap ndividub. mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan, dan penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, ketrampiln, dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.c. tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu.d.meningkatkan kemampuan dan motifasi untuk belajar mandiri.e. mengajui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi, baik formal, dan non formal, dan informal.

5. Azas kemandirian Sebagaimana telah dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional yng berbunyi,

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UURI no 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional).

Secara filosofis konsep mandiri berarti kekuatan mengatur sendiri, tindakan mengarah sendiri, tidak bergantung pada kehendak orang lain.

10

Page 14: Makalah Landasan Dan Konten Pendidikan

Dari aspek psikologis , kemandirian dapat diartikan sebagai kemampuan dan kemauan untuk bertanggung jawab dalam mengarahkan perilakunya sendiri.

Agar proses internalisasi nilai-nilai pendidikan kemandirian berhasil, maka beberapa tahapan perlu dilakukan, yakni tahap pemahaman, penghayatan, kebiasaan, dan penyadaran diri terhadap pola hidup mandiri (maufur 2005). Sedangkan perwujudan azas kemandirian dalam proses pendidikan khusunyan proses pembelajaran, terutama akan memeranka pendidik atau guru sebagai fasilitaror, tentusaja dengan tidak meninggalkan peran lainnya seperti informator, organistor, dan sebagainya,

Pengembangan kemandirian peserta didikberlangsung pada kegiatan kurikuler, intra kulikuler, maupun ekstrakulikuler. Unuk itu beberapa strategi dapat digunakansebagai metode atau strategi seperti: penugasan individual maupun kelompok, cara belajar siswa aktif (CBSA), lembar kerja, penyediaan literature yang lengkap dalam perpustakaan, mencari data lapangan, modul, paket belajar, dan sebagainya.

6. Masalah Pendidikan Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru, yang sebagian sering tidak dapat diramalkan sebelumnya.Masalah yang selalu dihadapi di dunia pendidikan demikian luas, pertama karena sifat sasarannya yaitu masalah sebagai makhluk misteri, kedua karena usaha pendidikan harus mengantisipasi kehari depan yang tidak segenap seginya terjangkau oleh kemampuan daya ramal manusia.

Issu-issu pendidikan diindonesia, baik yang dikemas untuk skala local maupun nasional terus bergulir. Dinamika pembahasannya kadang selesai dalam waktu relative singkat, dan kadang relative lama, bahkan tidak sedikit yang tak terselesaikan juga. Issu-issu seperti : kurangnya sarana dan prasarana, kualitas yang masih rendah, diskriminasi, biaya yang relative mahal, tentang kurikulum yang belum dapat menjabarkan tuuan dan susah dalam pelaksanaannya, layanan yang belum memadai, manajemen satuan pendidikan yang kurang mandiri, dan sebagainy.

Pendidikan merupakan proses yang terus menerus, tidak berhenti. Didalam proses pendidikan ini keluhuran martabat manusia dipegang erat karena manusia (yang terlibat dalam pendidikan ini) adalah subyek dari pendidikan. Karena merupakan subyek didalam pendidikan, maka dituntut suatu tanggung jawab agar tercapai suatu hasil pendidikan yang baik.

Banyak faktor-faktor yang menyebabkan kualitas pendidikan diindonesia semakin terpuruk. Faktor-faktor tersebut adalah

Rendahnya kualitas sarana fisik

Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang

gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku

perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian

teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya.

11

Page 15: Makalah Landasan Dan Konten Pendidikan

Rendahnya kualitas guru

Keadaan guru diindonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum

memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana

disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan,

melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.

Rendahnya kesejahteeraan guru

Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas

pendidikan indonesia. Dengan pendapatan yang rendah, terang saja banyak guru

terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar diskolah lain, memberi

les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS,

pedagang pulsa ponsel, dan sebagainya.

Rendahnya prestasi siswa

Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan

kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai

misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa indonesia didunia internasional

sangat rendah.

Kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan

Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkah sekolah dasar. Data

Balitbang Departemen Pendidikan Nasional dan Direktorat Jenderal Binbaga

Departemen Agama tahun 2000 menunjukan angka Partisipasi Murni (APM) untuk

anak usia SD pada tahun 1999 mncapai 94,4% (28,3 juta siswa). Pencapaian APM ini

termasuk kategori tinggi. Angka partisipasi Murni pendidikan di SLTP masih rendah

yaitu 54,8% (9,4 juta siswa). Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat

terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat

pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan

kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah

ketidakmerataan tersebut.

Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan

Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur. Data

BAPPENAS (1996) yang dikumpulkan sejak tahun 1990 menunjukan angka

pengangguran terbuka yang dihadapi oleh lulusan SMU sebesar 25,47%, diploma/So

sebesar 27.5% dan PT sebesar 36,6%.

12

Page 16: Makalah Landasan Dan Konten Pendidikan

sedangkan pada periode yang sama pertumbuhankesempatan kerja cukup tinggi untuk

masing-masing tingkat pendidikan yaitu 13,4%, 14,21%, dan 15,07%. Menurut data

Balitbang Depdiknas 1999, setiap tahunnya sekitar 3 juta anak putus sekolah dan

tidak memiliki ketrampilan hidup sehingga menimbulkan maslah ketenagakerjaan

tersendiri. Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja

ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang funsional terhadap keterampilan

yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.

Mahalnya biaya pendidikan

Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi

mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku

pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga

Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain

kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah.

Untuk masuk TK dan SDN saja saat ini dibutuhkan biaya Rp 500.000, sampai Rp

1.000.000. Bahkan ada yang memungut di atas Rp 1 juta. Masuk SLTP/SLTA bisa

mencapai Rp 1 juta sampai Rp 5 juta. Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini

tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis

Sekolah). MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk

melakukan mobilisasi dana. Karena itu, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang

merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha. Asumsinya,

pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas. Hasilnya, setelah Komite

Sekolah terbentuk, segala pungutan uang selalu berkedok, “sesuai keputusan Komite

Sekolah”. Namun, pada tingkat implementasinya, ia tidak transparan, karena yang

dipilih menjadi pengurus dan anggota Komite Sekolah adalah orang-orang dekat

dengan Kepala Sekolah. Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang

Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP).

13

Page 17: Makalah Landasan Dan Konten Pendidikan

Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas

memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu

Pemerintah secara mudah dapat melemparkan tanggung jawabnya atas pendidikan

warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas. Perguruan Tinggi

Negeri pun berubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Munculnya

BHMN dan MBS adalah beberapa contoh kebijakan pendidikan yang kontroversial.

BHMN sendiri berdampak pada melambungnya biaya pendidikan di beberapa

Perguruan Tinggi favorit.

Privatisasi atau semakin melemahnya peran negara dalam sektor pelayanan publik tak

lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang. Utang

luar negeri Indonesia sebesar 35-40 persen dari APBN setiap tahunnya merupakan

faktor pendorong privatisasi pendidikan. Akibatnya, sektor yang menyerap pendanaan

besar seperti pendidikan menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8

persen (Kompas, 10/5/2005).

Dari APBN 2005 hanya 5,82% yang dialokasikan untuk pendidikan. Bandingkan

dengan dana untuk membayar hutang yang menguras 25% belanja dalam APBN

(www.kau.or.id). Rencana Pemerintah memprivatisasi pendidikan dilegitimasi

melalui sejumlah peraturan, seperti Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional,

RUU Badan Hukum Pendidikan, Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang

Pendidikan Dasar dan Menengah, dan RPP tentang Wajib Belajar. Penguatan pada

privatisasi pendidikan itu, misalnya, terlihat dalam Pasal 53 (1) UU No 20/2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam pasal itu disebutkan,

penyelenggara dan/atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh Pemerintah

atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan.

14

Page 18: Makalah Landasan Dan Konten Pendidikan

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULAN

Landasan pendidikan adalah yang dijadikan dasar dalam studi pendidikan dan landasan pendidikan mempunyai fungsi sebagai acuan bagi guru dalam melaksanakan studi pendidikan. Pendidikan adalah suatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus dari generasi ke generasi dimanapun di dunia ini.

Dan masalah yang selalu dihadapi di dunia pendidikan demikian luas, pertama karena sifat sasarannya yaitu masalah sebagai makhluk misteri, kedua karena usaha pendidikan harus mengantisipasi kehari depan yang tidak segenap seginya terjangkau oleh kemampuan daya ramal manusia.

Dalam arti luas lingkungan pendidikan adalah rumah tangga, sekolah, dan

masyarakat, yang didalamnya ada (1) tempat beripa fisik, (2) kebudayaan, dan (3) kelompok

hidup bersama. Jika ketiganya digunakan sebagai pendukung dalam proses pendidikan maka

disebut lingkungan pendidikan.

SARAN

Dengan adanya makalah ini berjudul landasan pendidikan kita berharap ini bisa dilaksanakan sebaik-baiknya sebagai acuan dalam melakukan pembelajaran dan harus terealisasikan dengan sebenar-benarnya.

15

Page 19: Makalah Landasan Dan Konten Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Pengantar Pendidikan, Prof. Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. La Sula.Psikologi Pendidian, DRS. M Ngalim Purwanto, MP.Pengantar Pendidikan, Dr. Maufur, M.Pd dan Dr. Sitti Hartinah DS, MM.Landasan Pendidikan, Prof. Dr. Made Pidarta.Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Hasbullah.

Page 20: Makalah Landasan Dan Konten Pendidikan

16