makalah kelompok 1 sewa

40
Makalah Perbankan Syariah “Sewa(Operational Lease and Financial Lease)” Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perbankan Syariah Dosen pengampu : Dianing Ratna Wijayanti, S.E, M.Si Disusun Oleh: Nurul Afifah (201212130) M haidar S (201212152) Karina Kusuma W (201212155) Sifa Fauziah (201212163) Merdiana Hanifati F (201312234) i

Upload: chiffa-itthu-faza

Post on 05-Jan-2016

47 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kelompok 1 Sewa

Makalah

Perbankan Syariah

“Sewa(Operational Lease and Financial Lease)”

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perbankan Syariah

Dosen pengampu : Dianing Ratna Wijayanti, S.E, M.Si

Disusun Oleh:

Nurul Afifah (201212130)

M haidar S (201212152)

Karina Kusuma W (201212155)

Sifa Fauziah (201212163)

Merdiana Hanifati F (201312234)

FAKULTAS EKONOMI

PROGDI AKUNTANSI UNIVERSITAS MURIA KUDUS

KAMPUS GONDANGMANIS PO.BOX 53 BAE KUDUS TELP.

(0291)438229

2015

i

Page 2: Makalah Kelompok 1 Sewa

Kata Pengantar

Dengan mengucapkan syukur kehadiran Allah SWT. Kami telah berhasil

menyusun makalah mata pelajaran Perbankan Syariah, dengan judul “Sewa

(Operational Lease dan Financial Lease)”. Kemampuan mahasiswa dalam

menguasai materi sangat menentukan kecepatan dan kelancarannya dalam

menyelesaikan kompetensi-kompetensi yang harus diselesaikan. Kecermatan dan

kemandirian mahasiswa sangat penting sedangkan. Dosen hanya berperan sebagai

fasilitator atau narasumber dalam pembelajaran.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dalam

sempurna. Komitmen untuk selalu belajar dan memperbaiki kekurangan menjadi

motivasi kami untuk bekarya, oleh karena itu saran dan masukan dari manapun

kami terima dengan tangan terbuka, terutama dari rekan-rekan, Dosen pengampu

Perbankan Syariah.

Kudus, 21 April 2015

Penulis

ii

Page 3: Makalah Kelompok 1 Sewa

DAFTAR ISI

Halaman Judul...........................................................................................i

Kata Pengantar..........................................................................................ii

Daftar Isi.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan..................................................................2

1.1 Manfaat Penulisan................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Al-Ijarah...............................................................................3

2.2 Al-Ijarah Al-Muntahia Bit-Tamlik.......................................11

2.3 Al-Ijarah Dalam Pengertian Ujroh.......................................19

BAB III Penutup

2.1 Simpulan..............................................................................21

3.2 Saran.....................................................................................22

Daftar Pustaka

iii

Page 4: Makalah Kelompok 1 Sewa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki

kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi baik kebutuhan

primer, sekunder, maupun tersier. Ada kalanya masyarakat

tidak memiliki cukup dana untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Oleh karenanya, dalam perkembangan

perekonomian masyarakat yang semakin meningkat

muncullah jasa pembiayaan yang ditawarkan oleh

Lembaga Perbankan Syariah, salah satunya adalah Ijarah

(sewa-menyewa).

Sehingga, dengan ijarah bank syariah dan lembaga

keuangan syariah, dapat melayani nasabah yang

membutuhkan jasa; karena dalam ijarah objek

transaksinya dapat diambil manfaatnya, baik manfaat atas

barang maupun manfaat atas tenaga kerjanya. Bentuk

pembiyayaan ijarah merupakan salah satu tekhnik

pembiyayaan yang dapat memenuhi kebutuhan investor

untuk membeli aset hanya dengan membayar sewa

pemakaian tanpa harus mengeluarkan modal yang cukup

besar. Jadi, secara umum timbulnya ijarah itu disebabkan

oleh adanya kebutuhan akan barang atau manfaat barang

oleh nasabah yang tidak memiliki kemampuan dalam hal

keuangan. Oleh karena itu, penulis ingin memaparkan lebih

dalam lagi mengenai “Sewa (Operational Lease dan Financial

Lease)”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah:

1

Page 5: Makalah Kelompok 1 Sewa

2

1. Apa itu al-ijarah?

2. Apa itu Al-Ijarah Al-Muntahia Bit-Tamlik ?

3. Bagaimana aplikasi al-ijarah dalam perbankan?

4. Apa al-ijarah dalam pengertian ujroh?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagi berikut:

1. Dapat mengetahui apa itu al-ijarah dan Apa itu Al-ijarah, Al-Ijarah Al-

Muntahia Bit-Tamlik, dan Al-ijarah dalam pengertian ujroh.

2. Dapat mengetahui aplikasi al-ijarah dalam perbankan.

1.4 MANFAAT PENULISAN

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Dapat menambah pengetahuan mengenai sewa dalam perbankan

syariah

b. Dapat menambah wawasan tentang al-ijarah (sewa dalam syariah)

Page 6: Makalah Kelompok 1 Sewa

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Al-Ijarah(Operational Lease)

A. Praktek Operasional Leasing Syari’ah

Sebelum mengenal lebih dalam tentang leasing syariah, terlebih

dahulu harus mengenal pihak-pihak yang terlibat pada pembiayaan

leasing. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemberian

fasilitas leasing adalah sebagai berikut.

a) Lessor. Merupakan perusahaan leasing yang membiayai keinginan

para nasabahnya untuk memperoleh barang-barang modal.

b) Lessee. Nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor

untuk memperoleh barang modal yang diinginkan.

c) Supplier. Pedagang yang menyediakan barang yang akan dileasing

sesuai perjanjian antara lessors dengan lessee dan dalam hal ini

supplier juga dapat bertindak sebagai lessor.

d) Asuransi. Merupakan perusahaan yang akan menanggung resiko

terhadap perjanjian antara lessor dengan lessee. Dalam hal ini lessee

dikenakan biaya asuransi dan apabila terjadi sesuatu, maka perusahaan

akan menanggung resiko sebesar sesuai dengan perjanjian terhadap

barang yang dileasingkan.

Macam-macam kegiatan leasing syariah/ ijarah

Dalam pembahasan makalah kali ini Ijarah terdiri atas:

1. Ijarah Murni (Sewa Menyewa murni). Dalam Ijarah murni,

yang berlaku adalah perjanjian sewa menyewa biasa. Dimana

pihak tetap memiliki kedudukan sebagaimana awal perjanjian,

yaitu antara pihak yang menyewakan dan pihak yang menyewa

barang. Setelah masa sewa berakhir, para pihak kembali pada

kedudukannya masing-masing. Dalam konsep Ijarah murni

tersebut, yang di sewakan tidak hanya berupa manfaat atas

3

Page 7: Makalah Kelompok 1 Sewa

4

suatu barang saja, melainkan juga manfaat atas suatu jasa

tertentu. Misalnya: jasa borongan pembangunan gedung

bertingkat. Jadi, titik beratnya adalah pada jasa pemborongan

suatu pekerjaan, yang konsepnya sangat berbeda dengan jasa

perburuhan. Karena dalam jasa perburuhan, yang terjadi adalah

hubungan kerja antara majikan dengan pekerjanya. sedangkan

dalam skema ijarah atas suatu pekerjaan tertentu, yang di

borongkan adalah hasil dari pekerjaan tersebut. Oleh karena itu,

tidak ada hubungan hukum dalam bentuk majikan dengan

pekerja sebagaimana halnya dalam jasa perburuhan.

2. Ijarah Muntahiyah bittamlik adalah akad sewa menyewa antara

pemilik obyek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan

atas obyek sewa yang disewakannya dengan opsi perpindahan

hak milik obyek sewa pada saat tertentu sesuai dengan akad

sewa. Pihak yang menyewakan (dalam hal ini Bank misalnya)

berjanji (wa’ad) kepada penyewa untuk memindahkan

kepemilikan objek setelah masa sewa berakhir.  Janji tersebut

harus dinyatakan dalam akad IMBT tersebut. Jadi, kedudukan

multifinance dan customer akan berubah pada akhir masa sewa.

Pihak multifinance yang semula adalah pemilik barang selaku

pihak yang menyewakan, akan berubah menjadi penjual pada

akhir masa sewa. Demikian puluh customer, yang tadinya

bertindak selaku penyewa, akan berubah menjadi pembeli pada

akhir masa sewa.

3. Al-Ijarah Dalam Pengertian Ujroh. ijarah ini sendiri juga

mengandung pengertian “ujroh” atau uang jasa atau kadang

disebut juga “fee”. Ijarah dalam pengertian ini diberikan

kepada seseorang atas jasa yang telah dilakukannya.

Page 8: Makalah Kelompok 1 Sewa

5

B. Pengertian al-ijarah

o Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau

jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan (ownership/milikiyah) atas barang itu

sendiri.

o Al-Ijarah adalah akad penyaluran dana untuk pemindahan hak

guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan

pembayaran sewa (ujrah), antara perusahaan pembiayaan

sebagai pemberi sewa (mu’ajjir) dengan penyewa (musta’jir)

tanpa didikuti pengalihan kepemilikan barang itu sendiri.

o Al-Ijarah adalah akad antara bank (mu’ajjir) dengan nasabah

(mutta’jir) untuk menyewa suatu barang/objek sewa milik bank

dan bank mendapat imbalan jasa atas barang yang disewanya,

dan diakhiri dengan pembelian obyek sewa oleh nasabah.

C. Landasan Syariah

Landasan syariah akad ini adalah fatwa DSN-MUI No.09

/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan Ijarah.

a. Al-Quran

233. ....” dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain,

Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan

pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah

dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu

kerjakan.”(QS Al-Baqarah:233)

Yang menjadi dalil dari ayat tersebut adalah ungkapan “apabila

kamu memberikan pembayaran yang patut”. Ungkapan tersebut

menunjukkan adanya jasa yang diberikan berkat kewajiban

Page 9: Makalah Kelompok 1 Sewa

6

membayar upah (fee) secara patut. Dalam hal ini termasuk di

dalamnya jasa penyewaan atau leasing.

b. Al-Hadits

) . عن ماجه ابن رواه عرقه يجف ان قبل اجره االجير اعطوا

( عمر ابن

Artinya: “Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya

kering.” (HR. Ibn Majah dari Ibn Umar)

c. Ijma’

Umat Islam pada masa sahabat telah berijma’ bahwa ijarah

dibolehkan sebab bermanfaat bagi manusia.

D. Rukun Ijarah

Mu’jir(orang/barang yang disewa). Mu’jir adalah orang yang

memberikan upah dan yang menyewakan atau mu’jir

adalah orang yang menggunakan jasa atau tenaga

orang lain untuk mengerjakan suatu pekerjaan

tertentu.

Musta’jir (orang yang menyewa). Musta’jir adalah orang

yang menerima upah untuk melakukan sesuatu  atau

musta’jir adalah orang yang menyumbangkan

tenaganya, atau orang yang menjadi tenaga kerja

dalam suatu pekerjaan dan mereka menerima upah

dari pekerjaannya itu.

Objek transaksi (manfaat). Pekerjaan dan barang

yang akan dijadikan objek kerja harus memiliki

manfaat yang jelas, seperti mengerjakan proyek,

membajak sawah dan sebagainya.

Sighat (ijab dan qabul). Sighat merupakan suatu bentuk

persetujuan dari kedua belah pihak untuk melakukan

Page 10: Makalah Kelompok 1 Sewa

7

ijarah. Ijab merupakan pernyataan dari pihak

pertama (mu’jir) untuk menyewakan barang atau

jasa. Sedangkan Qabul adalah jawaban persetujuan

dari pihak kedua untuk menyewakan barang atau

jasa yang dipinjamkan oleh mu’jir.

Upah atau imbalan. Upah sebagaimana terdapat dalam

kamus umum Bahasa Indonesia adalah uang dan

sebagainya yang dibayarkan sebagai pembalas jasa

atau sebagai pembayar tenaga yang sudah

dikeluarkan untuk mengerjakan sesuatu.

E. Syarat Ijarah

Kedua orang yang berakad harus baligh dan berakal.

Menyatakan kerelaannya untuk melakukan akad ijarah.

Manfaat yang menjadi objek ijarah harus diketahui secara

sempurna.

Objek ijarah boleh diserahkan dan dipergunakan secara langsung

dan tidak bercacat.

Objek ijarah sesuatu yang dihalalkan oleh syara’ dan merupakan

sesuatu yang bias disewakan.

Yang disewakan itu bukan suatu kewajiban bagi penyewa

Upah/sewa dalam akad harus jelas, tertentu dan sesuatu yang

bernilai harta.

F. Fitur dan Mekanisme

Hak Perusahaan Pembiayaan sebagai pemberi sewa (muajjir), yaitu

memperoleh pembayaran sewa dan/atau biaya lainnya dari

penyewa (musta’jir); dan mengakhiri akad Ijarah dan menarik

objek Ijarah apabila penyewa tidak mampu membayar sewa

sebagaimana diperjanjikan.

Page 11: Makalah Kelompok 1 Sewa

8

Kewajiban perusahaan pembiayaan sebagai pemberi sewa antara

lain, yaitu:

Menyediakan objek ijarah yang disewakan;

Menanggung biaya pemeliharaan objek ijarah;

Menjamin objek ijarah yang disewakan tidak terdapat cacat dan

dapat berfungsi dengan baik.

Hak penyewa (musta’jir), antara lain meliputi:

Menerima objek ijarah dalam keadaan baik dan siap

dioperasikan;

Menggunakan objek ijarah yang disewakan sesuai dengan

persyaratan-persyaratan yang diperjanjikan.

Kewajiban penyewa antara lain meliputi:

Membayar sewa dan biaya-biaya lainnya sesuai yang

diperjanjikan;

Mengembalikan objek iajrah apabila tidak mampu membayar

sewa;

Menjaga dan menggunakan objek ijarah sesuai yang

diperjanjikan;

Tidak menyewakan kembali dan/atau memindah tangankan

objek ijarah kepada pihak lain.

G. Objek Ijarah

Objek ijarah adalah berupa barang modal yang memenuhi

ketentuan, antara lain:

o objek ijarah merupakan milik dan/atau dalam penguasaan

perusahaan pembiayaan sebagai pemberi sewa (muajjir);

o manfaat objek ijarah harus dapat dinilai;

o manfaat objek ijarah harus dapat diserahkan penyewa (musta’jir);

o pemanfaatan objek ijarah harus bersifat tidak dilarang secara

syariah (tidak diharamkan);

o manfaat objek ijarah harus dapat ditentukan dengan jelas;

Page 12: Makalah Kelompok 1 Sewa

9

o spesifikasi objek ijarah harus dinyatakan dengan jelas, antara lain

melalui identifikasi fisik, kelayakan, dan jangka waktu

pemanfaatannya.

H. Sifat dan Hukum Akad Ijarah

Para ulama Fiqh berbeda pendapat tentang sifat akad ijarah, apakah

bersifat mengikat kedua belah pihak atau tidak. Ulama Hanafiah

berpendirian bahwa akad ijarah bersifat mengikat, tetapi boleh

dibatalkan secara sepihak apabila terdapat uzur dari salah satu pihak

yang berakad, seperti contohnya salah satu pihak wafat atau kehilangan

kecakapan bertindak hukum. Apabila salah seorang yang berakad

meninggal dunia, akad ijarah batal karena manfaat tidak boleh

diwariskan.

Akan tetapi, jumhur ulama mengatakan bahwa akad ijarah itu

bersifat mengikat, kecuali ada cacat atau barang itu tidak boleh

dimanfaatkan. Apabila seorang yang berakad meninggal dunia, manfaat

dari akad ijarah boleh diwariskan karena termasuk harta dan kematian

salah seorang pihak yang berakad tidak membatalkan akad ijarah.

I. Berakhirnya Akad Ijarah

a. Objek hilang atau musnah,

b. Tenggang waktu yang disepakati dalam akad ijarah telah

berakhir,

c. Menurut ulama Hanafiyah, wafatnya seorang yang berakad.

d. Menurut ulama Hanafiyah, apabila ada uzur dari salah satu pihak

seperti rumah yang disewakan disita Negara karena terkait utang

yang banyak, maka akad ijarah batal. Akan tetapi, menurut

jumhur ulama uzur yang boleh membatalkan akad ijarah

hanyalah apabila obyeknya cacat atau manfaat yang dituju dalam

akad itu hilang, seperti kebakaran dan dilanda banjir.

Page 13: Makalah Kelompok 1 Sewa

10

J. Aplikasi dalam perbankan

Bank-bank Islam yang mengoperasikan produk al-ijarah, dapat

melakukan leasing, baik dalam operating lease maupun financial lease.

Akan tetapi, pada umumnya bank-bank tersebut lebih banyak

menggunakan Al-Ijarah Al-Muntahia Bit-Tamlik karena lebih

sederhana dari sisi pembukuan. Selain itu bank pun tidak direpotkan

untuk mengurus pemeliharan aset, baik pada saat leasing maupun

sesudahnya. Dalam Hukum Islam ada dua jenis ijarah, yaitu:

Ijarah yang berhubungan dengan sewa jasa, yaitu

mempekerjakan jasa seseorang dengan upah sebagai imbalan

jasa yang disewa. Pihak yang mempekerjakan disebut mustajir,

pihak pekerja disebut ajir dan upah yang dibayarkan disebut

ujrah.

Ijarah yang berhubungan dengan sewa aset atau properti, yaitu

memindahkan hak untuk memakai dari aset atau properti

tertentu kepada orang lain dengan imbalan biaya sewa. Bentuk

ijarah ini mirip dengan leasing (sewa) pada bisnis

konvensional. Pihak yang menyewa (lessee) disebut mustajir,

pihak yang menyewakan (lessor) disebut mu’jir/muajir dan

biaya sewa disebut ujrah.

Ijarah bentuk pertama banyak diterapkan dalam pelayanan jasa

perbankan syari’ah, sementara ijarah bentuk kedua biasa dipakai

sebagai bentuk investasi atau pembiayaan di perbankan syari’ah.

K. Perbedaan Ijarah dengan Leasing

No Keterangan Ijarah Leasing

1 Objek Manfaat barang dan jasa Manfaat barang saja

2Metode Pembayaran

Tergantung atau tidak tergantung pada kondisi barang/jasa yang disewa

Tidak tergantung pada kondisi barang yang di sewa

3 Perpindahan a. Ijarah a. Sewa guna usaha

Page 14: Makalah Kelompok 1 Sewa

11

Kepemilikan

Tidak ada pemindahan kepemilikan

b. IMBTJanji untuk menjual/menghibahkan diawal akad

operasiTidak ada transfer kepemilikan

b. Sewa guna dengan opsiMemiliki opsi untuk membuat atau tidak membeli di akhir masa sewa

4Jenis leasing lainnya

a. Lease PurchaseTidak diperbolehkan karena akadnya gharar antara sewa dan beli

b. Sale and Lease BackDibolehkan

a. Lease PurchaseDibolehkan

b. Sale and Lease BackDibolehkan

2.2 Al-Ijarah Al-Muntahia Bit-Tamlik (Financial Lease with Purchase

Option)

1) Pengertian Al-Ijarah Al-Muntahia Bit-Tamlik

Transaksi yang disebut Al-Ijarah Al-Muntahia Bit-Tamlik (IMBT)

adalah sejenis perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih

tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di

tangan si penyewa. Sifat pemindahan kepemilikan ini pula yang

membedakan dengan ijarah biasa.

Secara bahasa, al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik

memiliki arti dengan memecah dua kata di dalamnya.

Pertama adalah kata al-ijarah yang berarti upah, yaitu

suatu yang diberikan berupa upah terhadap pekerjaan.

Dan kata kedua adalah kata al-tamlik, secara bahasa

memiliki makna yang dapat menjadikan orang lain

untuk memiliki sesuatu. Sedangkan menuru istilah, al-

tamlik bisa berupa kepemilikan terhadap benda,

kepemilikan terhadap manfaat, bisa dengan imbalan

atau tidak. Jadi al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik

Page 15: Makalah Kelompok 1 Sewa

12

adalah perjanjian untuk memanfaatkan (sewa) barang

antara bank dengan nasabah dan pada akhir masa

sewa, nasabah akan memiliki barang yang telah

disewakannya.

Sedangkan didalam Fatwa MUI (Majelis Ulama

Indonesia) nomor : 27/DSN-MUI/III/2002, IMBT adalah

perjanjian sewa menyewa yang disertai dengan opsi

pemindahan hak milik atas benda yang disewa, kepada

penyewa, setelah selesai masa aqad ijarah.

Adapun didalam Peraturan Badan Pengawas Pasar

Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM dan LK)

Nomor : PER.04/BI/2007 dalam bab ketentuan umum

IMBT adalah akad penyaluran dana untuk pemindahan

hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu

tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah) antara

perusahaan pembiayaan sebagai pemberi sewa

(mu’ajjir) dengan penyewa (musta’jir) disertai opsi

pemindahan hak milik atas barang tersebut kepada

penyewa setelah selesai masa sewa.

Akad pembiayaan IMBT ini timbul dalam praktek

perbankan karena adanya tuntutan kebutuhan yang

semakin berkembang dalam masyarakat, yang mana

ternyata tidak diikuti dengan peningkatan kondisi

keuangan yang signifikan, sehingga tidak dapat

mengimbangi pemenuhan akan berbagai kebutuhan

tersebut.

2) Fatwan DSN Tentang al-Ijarah al-Muntahiyah bi

al-tamlik (IMBT)

Menimbang :

Page 16: Makalah Kelompok 1 Sewa

13

Bahwa dewasa ini dalam masyarakat telah umum

dilakukan praktik sewa beli, yaitu perjanjian sewa-

menyewa yang disertai dengan opsi pemindahan hak

milik atas benda yang disewa, kepada penyewa,

setelah selesai masa sewa.

Bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan

masyarakat tersebut, Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) memerlukan akad sewa-beli yang sesuai

dengan Syariah.

Bahwa oleh karena itu, Dewan Syariah Nasional

memandang perlu menetapkan fatwa tentang sewa-

beli yang sesuai dengan syariah, yaitu akad al-ijarah

al-muntahiyah bi al-tamlik atau al-ijarah wal al-iqtina

untuk dijadikan pedoman.

Mengingat :

Firman Allah dalam QS. Al-Maidah (5) ayat 1

yaitu :

$yg•ƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä (#qèù÷rr&

ÏŠqà)ãèø9$$Î/ . . .

Artinya :

“ Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-

aqad itu . .”

Hadits Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf :

MلOحO وR اO الU أ OالOح Oم OرOا ح UحR RنO االM صOل لمي RسcمR RنO ال Oي ائزf ب Oج cحR الصkل

RوO الU أ OالOح Oم OرOا حUط Rر Oش Mإال RطهمRو cر cى شOلOع OنRوcلم RسcمR امUا وOال OرOح

امUا (رواه الترمذي عن عمر بن عوف) OرOح MلOحO ا

Artinya :

Page 17: Makalah Kelompok 1 Sewa

14

“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum

muslimin, kecuali perdamaian yang

mengharamkan yang halal atau menghalalkan

yang haram, dan kaum muslimin terikat

dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat

yang mengharamkan yang halal atau

menghalalkan yang haram.

Kaidah Fiqh

لf عOلOي R~~ليOل� دcد O~~ي RنO ةc إال� ا O~~ا ح O~~ب Rت اإل OالOا م O~~عcمR لc في ال R~~ص O Oأل ا

RمهOا OحRري ت

Artinya :

“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah

boleh dilakukan kecuali ada dalil yang

mengharamkannya.

Memperhatikan :

Surat dari Dewan Standar Akuntansi Keuangan

No.2293/DSAK/IAI/I/2002 tertanggal 17 Januari 2002

perihal permohonan fatwa.

Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah

Nasional pada Hari Kamis, tanggal 14 Muharram

1423 H/28 Maret 2002.

Mengenai akad ini diatur dalam Fatwa DSN-MUI

No.27/DSN-MUI/III/2002 tentang al-Ijarah al-Muntahiyah

bi al-Tamlik (IMBT). Secara lengkap mengenai al-Ijarah

al-Mutahiyah bi al-Tamlik adalah sebagai berikut :

Pertama : Ketentuan Umum :

Semua rukun dan syarat yang berlaku dalam akad

ijarah (Fatwa DSN nomor 09DSN-MUI/IV/2000)

Page 18: Makalah Kelompok 1 Sewa

15

berlaku pula dalam akad al-Ijarah al-Muntahiyah bi

al-Tamlik.

Perjanjian untuk melakukan akad IMBT harus

disepakati ketika akad ijarah ditandatangani.

Hak dan kewajiban setiap pihak harus dijelaskan

dalam akad.

Kedua : Ketentuan tentang al-Ijarah al-

Muntahiyah bi al-Tamlik

o Pihak yang melakukan al-Ijarah al-Muntahiyah bi

al-Tamlik harus melaksanakan akad ijarah erlebih

dahulu, akad pemindahan kepemilikan, baik

dengan jual beli atau pembelian, hanya dapat

dilakukan setelah masa ijarah selesai.

o Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati

diawal akad ijarah adalah wa’d, yang hukumnya

tidak mengikat. Apabila janji itu ingin

dilaksanakan, maka harus ada akan pemindahan

kepemilikan yang dilakukan setelah masa ijarah

selesai.

Ketiga :

Jika salah satu pihak tidak menunaikan

kewajibannya atau jika terjadi perselisihan

diantara para pihak,maka penyelesaiannya

dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah

tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan,

dengan ketentuan jika dikemudian hari ternyata

terdapat kekeliruan, akan diubah dan di

sempurnakan sebagaimana mestinya.

Page 19: Makalah Kelompok 1 Sewa

16

3) Prinsip IMBT

Transaksi IMBT dilandasi adanya perpindahan

manfaat (hak guna) yang nantinya akan terjadi

perpindahan kepemilikan (hak milik) bisa melalui akad

hibah, atau melaui akad jual beli.

4) Tujuan IMBT

IMBT bertujuan untuk mengatasi permasalahan

kontemporer yang semakin banyak. Permasalahan

tersebut diantaranya adalah bagaimana seorang

nasabah dapat memiliki benda yang sangat

dibutuhkannya dengan cara menyicil dengan cara yang

dibenarkan oleh syariat.

5) Bentuk Al-Ijarah Al-Muntahia Bit-Tamlik

Al-Ijarah Al-Muntahia Bit-Tamlik memiliki banyak bentuk

bergantung pada apa yang disepakati kedua pihak yang berkontrak.

Misalnya, al-ijarah dan janji menjual, nilai sewa yang mereka

tentukan dalam al-ijarah, harga barang dalam transaksi jual, dan kapan

kepemilikan dipindahkan.

6) Aplikasi dalam perbankan

Dalam al Ijarah al Muntahiya bit Tamlik,pemindahan

hak milik barang terjadi dengan salah satu dari dua

cara berikut ini :

a) Pihak yang menyewa berjanji akan menjual barang

yang disewakan tersebut pada akhir masa sewa.

b) Pihak yang menyewakan berjanji akan

menghibahkan barang yang disewakan tersebut

pada akhir masa sewa.

Page 20: Makalah Kelompok 1 Sewa

17

Adapun bentuk alih kepemilikan al Ijarah al

Muntahiya bit Tamlik antara lain :

a. Hibah diakhir periode, yaitu ketika pada akhir

periode sewa asset dihibahkan kepada penyewa.

b. Harga yang berlaku pada akhir periode, yaitu

ketika pada akhir periode sewa asset dibeli oleh

penyewa dengan harga yang berlaku pada saat

itu.

c. Harga Ekuivalent dalam periode sewa, yaitu ketika

membeli asset dalam periode sewa sebelum

kontrak sewa berakhir dengan harga ekuivalen.

d. Bertahap selama periode sewa, yaitu ketika alih

kepemilikan dilakuakan bertahap dengan

pembayaran cicilan selama periode sewa.

Dalam praktik perbankan syariah, skema IMBT ini dapat

digunakan untuk pembelian rumah dengan menggunakan system

KPR, dimana barang yang di IMBT kan tersebut secara prinsip sudah

merupakan milik nasabah yang bersangkutan, adalah sebagai berikut:

o Dalam Islam pembiayaan untuk membantu masyarakat dalam

rangka memenuhi kebutuhan akan rumah pun bisa menjadi

prioritas dalam mewujudkan keadilan sehingga target pasarnya

pun tidak hanya orang-orang-orang yang memenuhi kriteria

bank yang mampu dan berhak untuk mendapatkan fasilitas

pembiayaan. Sebuah instrumen pembiayaan perumahan harus

memenuhi akad atau kontrak yang diperbolehkan oleh aturan

syariah yaitu akad yang tidak mengandung riba, maysir, dan

gharar yang salah satu diantaranya adalah akad IMBT (al-

Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik). Terdapat banyak akad lain

yang bisa menjadi pilihan dalam melakukan pembiayaan

Page 21: Makalah Kelompok 1 Sewa

18

perumahan secara syariah, yaitu akad al-Ijarah al-Muntahia bi

al-Tamlik. Akad ini merupakan akad sewa (ijarah) dan suatu

aset riil, yaitu pembeli rumah menyewa rumah yang telah

dibeli oleh bank, dan diakhiri dengan perpindahan kepemilikan

dari bank kepada pembeli rumah. Didalam akad IMBT ini

terdapat dua buah akad, yaitu akad jual-beli (al-Bai’) dan akad

IMBT sendiri, yang merupakan akad sewa menyewa yang

diakhiri dengan perpindahan kepemilikan .

o Contoh :

Ada seseorang yang hendak menjual rumah seharga Rp

100.000.000,- . Dan ada seorang pembeli B yang ingin

membeli rumah tersebut dengan meminta bantuan Bank A

memberikan pembiyaan, maka Bank A dapat menawarkan

kepada pembeli B untuk bekerja sama dengan akad IMBT.

Maka kontrak pertama yang dilakukan adalah Bank A harus

membeli rumah kepada penjual rumah dengan harga Rp

100.000.000,- dan akan dilanjutkan dengan perjanjian kontrak

kedua, yaitu Bank A menyewakan rumahnya kepada pembeli

B. misalkan biaya sewa yang di sepakati adalah sebesar Rp

1.000.000,- perbulan selama 10 tahun (120 bulan), maka

pembeli B akan mengeluarkan uang sampai 10 tahun adalah

sebesar Rp 1.000.000,- dikali 120 bulan adalah sebesar Rp

120.000.000,-.

7) Potensi Masalah al-Ijarah al-Muntahiyah Bi al-

Tamlik (IMBT)

a. Pada akad IMBT, apabila pembeli B tidak dapat

melakukan pembelian rumah sebelum jangka waktu

berakhir karena apabila pembelian rumah dilakukan

sebelum masa sewa berakhir, maka Bank A akan

mengalami kerugian, yaitu pendapatan yang

Page 22: Makalah Kelompok 1 Sewa

19

diperoleh lebih kecil daripada uang yang sudah

dikeluarkan pada saat pembelian dilakukan sebelum

masa sewa berakhir, pembeli B tetap melunasi biaya

sewa-menyewa. Namun, solusi ini pun merugikan

pembeli B sehingga perlu dijelaskan didalam kontrak

yang dijelaskan suatu skenario perhitungan apabila

pembeli B melakukan pembelian rumah yang dimiliki

Bank A lebih cepat dari jangka waktu sewa yang

disepakati.

b. Dari sisi keuangan, akad IMBT ini secara relative

cenderung memiliki potensi yang merugikan salah

satu pihak. Bank memiliki kemungkinan kerugian

yang lebih besar daripada konsumen. Harga sewa

akan cendrung mengalami peningkatan seiring

dengan berjalannya waktu. Namun, harga sewa

dalam akad IMBT ini sudah disepakati secara tetap

diawal transaksi.

c. Dari sisi harga, harga jual pada saat akhir periode

sewa yang sudah ditentukan diawal pun berpotensi

memiliki perbedaan prediksi, yaitu harga jual yang

disepakati lebih kecil dari pada harga pasar. Hal ini

pun dapat merugikan bank penerbit pembiayaan

akad IMBT ini.

8) Manfaat dan Risiko yang Harus Diantisipasi

Manfaat dari transaksi al-ijarah untuk bank adalah keuntungan

sewa dan membeli uang pokok. Apapun risiko yang mungkin terjadi

dalam al-ijarah adalah sebagai berikut:

a) Default, nasabah tidak membayar cicilan dengan sengaja.

b) Rusak, aset al-ijarah rusak sehingga menyebabkan biaya

pemeliharaan harus dilakukan oleh bank.

Page 23: Makalah Kelompok 1 Sewa

20

c) Berhenti, nasabah berhenti di tengah kontrak dan tidak mau

membeli aset tersebut. Akibatnya bank harus menghitung

kembali keuntungan dan mengembalikan sebagian kepada

nasabah.

Secara umum aplikasi perbankan dari al-ijarah dapat digambarkan

dalam skema berikut ini:

Keterangan :

Nasabah memesan untuk menyewa barang

kepada Bank.

Bank membeli dan membayar barang kepada

Suplier.

Suplier mengirim barang kepada Nasabah.

Nasabah membayar sewa kepada Bank.

Masa sewa diakhiri dengan Nasabah membeli

barang tersebut.

2.3 Al-Ijarah Dalam Pengertian Ujroh (UANG JASA)

Disamping pengertian ijarah dalam konteks sewa menyewa, ijarah

ini sendiri juga mengandung pengertian “ujroh” atau uang jasa atau

Page 24: Makalah Kelompok 1 Sewa

21

kadang disebut juga “fee”. Kata Ujroh pada dasarnya adalah

pembalasan/imbalan atas suatu pekerjaan/jasa/prestasi. Ijarah dalam

pengertian ini diberikan kepada seseorang atas jasa yang telah

dilakukannya.

Contohnya begini:

Arief adalah seorang pengusaha Biro Perjalanan Haji. Dalam

musim haji yang akan datang ini, Arief harus membayar uang muka hotel,

catering dan pesawat yang akan digunakan oleh para calon jemaah haji.

Berhubung  tidak semua jemaah membayar ONH secara penuh di muka,

sedangkan biaya-biaya perjalanan haji sudah harus dibayarkan, maka

Arief  membutuhkan “dana talangan” untuk menutupi kekurangan

pembayaran dimaksud. Suatu Bank Syariah yang bersedia memberikan

dana talangan kepada Arief menggunakan skema Modal Kerja Ijarah. Jadi,

Bank Syariah akan menalangi terlebih dahulu kekurangan uang muka

untuk hotel, tiket pesawat dan catering calon jemaah. Atas pemberian dana

talangan tersebut, Bank Syariah berhak atas ujroh (keuntungan) tertentu.

Page 25: Makalah Kelompok 1 Sewa

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Leasing merupakan pembiayaan alternative bagi masyarakat yang

ingin bergelut di bidang usaha.  Dalam konsep pembiayaan syari’ah dalam

artian perusahaan kredit, pada saat ini sudah banyak menerapkan dengan

menggunakan prinsip syari’ah. Salah satu yang menjadi indikator perusahaan

menggunakan sistem syari’ah dikarenakan terbebas dari bunga atau riba

dibandingkan dengan perusahaan konvensional yang masih menggunakan

sistem bunga. Prinsip syari’ah yang diterapkan dapat memberikan kemudahan

sebagian besar masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Setelah melihat produk yang ditawarkan dan penerapannya pada

perusahaan leasing syariah di atas. Kita dapat melihat ada sedikit perbedaan

antara isi dari pengertian dan konsep Leasing atau system Ijarah dalam

makalah ini. Dengan produk dan penerapannya pada perusahaan leasing

syariah terbebut. Dalam konsep leasing dengan dasar ijarah tidak ada opsi

transaksi menggunakan akad murabahah, sedangkan dalam produk yang

ditawarkan perusahaanm leasing tersebut ada opsi menggunakan akad

murabahah.

Melihat adanya penawaran produk pada perusahaan leasing syariah

dengan akad murabahah sejauh ini cukup sesuai. Karena murabahah masih

dalam konsep ekomoni Islam (syari’ah). Dengan adanya perusahaan

pembiayaan yang berbasis syariah bukan bank menjadi salah satu alternatif

dari metode pembiayaan yang lebih fleksibel dalam menyalurkan dana berupa

pembiayaan secara syariah kepada masyarakat di Indonesia. Praktik

perusahaan pembiayaan yang  berlandaskan syariah akan lebih menjadi

alternatif yang tepat dan prospektif mengingat sebagian besar umat Islam

merupakan mayoritas penduduk di Indonesia.

21

Page 26: Makalah Kelompok 1 Sewa

22

Untuk menunjang perkembangan perusahaan pembiayaan syariah

diperlukan perhatian semua pihak, agar perusahaan pembiayaan berbasis

syariah dapat berkembang dan terkendali dengan baik berada dalam real

syariah. Sekali lagi, komitmen dan peran pemerintah menjadi sebuah

keniscayaan yang menjadi pendukung utama terhadap pertumbuhan dan

perkembangan perusahaan pembiayaan syariah di Indonesia.

3.2 Saran

Semoga makalah ini menjadi bahan belajar untuk menambah pengetahuan

dan wawasan bagi rekan-rekan pembaca dalam perkembangan perbankan

syariah, apabila ada yang kurang lengkap dalam makalah ini penulis

memohon kritik dan saran agar makalah ini lebih baik lagi nantinya.

Page 27: Makalah Kelompok 1 Sewa

DAFTAR PUSTAKA

Syafi’i, Antonio, Muhammad. 2001. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Gema

Insani:Jakarta

Ilham. (Friday, 18 March 2011). Definisi Ijarah.

http://fileperbankansyariah.blogspot.com/2011/03/definisi-ijarah.html. (21

April 2015)

Wardah Cheche. (Jumat, 10 Januari 2014). AL-IJARAH MUNTAHIYA BI AL-

TAMLIK . http://wardahcheche.blogspot.com/2014/01/al-ijarah-muntahiya-

bi-al-tamlik.html. (21 April 2015)