makalah kelompok 31
TRANSCRIPT
BAB I
PENGERTIAN SUPPLY DAN ELASTISITAS SUPPLY
1.1 Pengertian Supply
Beberapa pengertian supply (penawaran) antara lain yaitu:
a. Penawaran (supply) adalah suatu daftar yang menunjukkan jumlah
barang yang ditawarkan untuk dijual pada berbagai tingkat harga dalam
suatu pasar pada waktu tertentu (Rosyidi, 2006)
b. Penawaran (supply)merupakan suatu rencana bagi seorang penjual untuk
menetapkan berapa banyak jumlah barang yang akan dijual pada berbagai
kemungkinan harganya. Hukum penawaran mengatakan bahwa jika
harga jual barang/jasa tinggi, maka penjual akan menjual barang/jasa
dalam jumlah yang lebih banyak. Harga yang tinggi akan
menguntungkan penjual, sehingga mereka terdorong untuk memproduksi
lebih banyak. Sebaliknya, jika harga jualnya rendah, penjual hanya
bersedia menjual dalam jumlah yang sedikit, bahkan jika harganya terlalu
rendah, mereka tidak sanggup memproduksinya. (Sunarto, 2007)
c. Penawaran adalah banyaknya barang atau jasa yang tersedia dan dapat
ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga
selama periode waktu tertentu. (id.wikipedia.org , 2012)
Dari beberapa pengertian supply di atas, kelompok kami setuju dan
memilih definisi supply menurut Sunarto yang menyatakan bahwa penawaran
(supply) adalah suatu rencana bagi seorang penjual untuk menetapkan berapa
banyak jumlah barang yang akan dijual pada berbagai kemungkinan harga.
1.2 Pengertian Elastisitas Supply
Berikut adalah pengertian elastisitas supply menurut para ahli:
a. Elastisitas supply atau elastisitas penawaran merupakan sebuah ukuran
akan seberapa besar respons para penjual terhadap perubahan yang terjadi
dalam kondisi pasar. Elastisitas penawaran mengukur sensitivitas
penawaran produk oleh produsen terhadap perubahan harga jual produk
itu, dengan mengasumsikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi
penawaran produk itu konstan (ceteris paribus) (Gasperz, 1999).
b. Elastisitas penawaran adalah ratio antara perubahan relatif jumlah yang
ditawarkan dengan perubahan relatif harga (Rosyidi, 2006).
c. Elastisitas penawaran adalah ukuran kepekaan jumlah penawaran suatu
barang dengan harga barang itu sendiri. Elastisitas penawaran mengukur
persentase perubahan jumlah penawaran yang terjadi akibat persentase
perubahan harga.(id.wikipedia.org, 2012).
Jadi, menurut kelompok kami, elastisitas penawaran adalah sebuah
ukuran yang menggambarkan seberapa besar kepekaan perubahan penawaran
atas barang dan jasa karena adanya perubahan harga barang dan jasa tersebut
dengan mengasumsikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi penawaran
produk itu konstan (ceteris paribus).
BAB II
KURVA PENAWARAN (SUPPLY) DAN ELASTISITAS PENAWARAN
2.1 Kurva Penawaran (Supply Curve)
Kurva penawaran (supply curve) adalah kurva yang menunjukkan
hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang ditawarkan, dengan
menganggap semua faktor lain yang mempengaruhi keinginan produsen untuk
memproduksi barang tidak ada yang berubah. Jumlah barang yang ditawarkan
berhubungan positif dengan harga barang. Ini menyebabkan bentuk kurva
penawaran bergerak naik dari kiri bawah ke kanan atas. Berikut adalah bentuk
kurva penawaran.
Gambar 2.1 Kurva Penawaran(Mankiw, N. Gregory. 2006)
Karena faktor lain selain harga yang mempengaruhi penawaran
dianggap tetap, maka adanya perubahan pada harga akan menyebabkan
pergerakan kurva penawaran. Kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke
kanan atas. Hal ini berarti semakin tinggi harga jual, maka semakin tinggi pula
barang yang ditawarkan.
Namun jika yang mempengaruhi penawaran adalah faktor lain selain
harga, maka hal ini akan menyebabkan adanya pergeseran kurva penawaran
yang ditandai dengan bergesernya kurva ke kanan atau ke kiri. Jika jumlah
penawaran mengalami peningkatan, maka kurva penawaran akan bergeser ke
kanan (S0 – S2) . Namun, ketika jumlah penawaran mengalami penurunan, kurva
penawaran akan bergeser ke kiri (S0 – S1). Berikut adalah gambaran dari
pergeseran kurva penawaran.
Gambar 2.2 Pergeseran Kurva Penawaran
Sebagai contoh, misalnya harga pupuk sedang naik. Karena pupuk
sangat diperlukan dalam proses produksi jeruk, maka biaya produksi untuk
jeruk juga akan naik. Karena biaya produksi naik, maka penjualakan
mengurangi produksi jeruk, dan itu artinya jumlah penawaran mengalami
penurunan. Dengan demikian, kurva penawaran akan bergeser ke kiri.
Gambar 2.3 Contoh Pergeseran Kurva Penawaran
Pada gambar di atas, kurva penawaran S bergeser ke kiri menjadi S1. Hal
ini menunjukkan bahwa jumlah penawaran jeruk mengalami penurunan.
Penurunan ini sebagai akibat dari meningkatnya biaya produksi yaitu harga
pupuk. Jadi dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan dari salah satu atau
lebih faktor yang sebelumnya dianggap tetap, akan mengubah jumlah
penawaran sekaligus menggeser kurva penawaran.
2.2 Kurva Elastisitas Penawaran
Elastisitas harga penawaran mengukur seberapa responsifnya jumlah
penawaran terhadap harga sehingga elastisitas harga menentukan apakah kurva
penawaran curam atau landai. Terdapat lima macam elastisitas harga penawaran
yang digambarkan dalam kurva berikut.
Gambar 2.4 Kurva Elastisitas Penawaran
a. Elastisitas = ∞ (Elatisitas sempurna/perfectelasticity/infinitive elasticity)
Elastisitas sempurna adalah suatu keadaan ketika berapa pun
jumlah barang akan ditawarkan pada suatu tingkat harga tertentu.
Dengan kata lain, tidak perlu untuk meninggikan harga agar jumlah
yang ditawarkan menjadi lebih besar. Lebih jauh, hal ini berarti pula
bahwa tidak akan ada yang ditawarkan sama sekali pada tingkat harga
yang lebih rendah (Rosyidi, 2005).
Contohnya terjadi pada produk-produk baru di pasaran seperti mie
instan dengan merk baru. Pada harga yang tetap, produksi akan dapat
bertambah dalam berbagai jumlah sebab memang masih memiliki
banyak stok barang.
b. Elastisitas > 1(Elastis/relative elasticity)
Elastis adalah suatu keadaan ketika tingkat perubahan jumlah yang
ditawarkan adalah lebih besar daripada tingkat perubahan harga.
Elastisitas = ∞
Elastisitas > 1
Harga
Elastisitas = 0Elastisitas < 1Elastisitas = 1
Jumlah
Jelasnya, dalam elastisitas ini, persentase perubahan harga yang hanya
sedikit saja telah cukup untuk mengubah jumlah yang ditawarkan
dengan perubahan yang relatif banyak (Rosyidi, 2005).
Contoh kasus ini adalah pada perusahaan tekstil dimana terjadi
kenaikan harga kain sebesar 22%, hal tersebut akan mebuat pabrik
tekstil yang sudah memiliki stok bahan yang cukup besar sehingga dapat
menambah jumlah produksi kain dengan presentase sebesar 67%.
c. Elastisitas = 1 (Elatisitas satu/unit elasticity)
Elastisitas satu adalah suatu keadaan dimana tingkat perubahan
jumlah yang ditawarkan sama dengan tingkat perubahan harga.
Pengertiannya adalah bahwa jika harga berubah, misalnya dengan
perubahan 5%, jumlah yang ditawarkan pun akan berubah dengan
tingkat perubahan yang relatif lebih kecil daripada itu (Rosyidi, 2005).
Kasus ini bisa dicontohkan pada penjual daging sapi yang
sekaligus memiliki peternakan sapi. Pada saat terjadi peningkatan harga
daging sebesar 22%, penjual daging tgersebut akan melakukan kenaikan
penawaran jumlah daging sebesar 22%, mengingat daging masih dapat
disimpan dalam lemari pendingin.
d. Elastisitas < 1 (Inelastis/relative inelastic)
Inelastis adalah suatu keadaan ketika tingkat perubahan jumlah
yang ditawarkan lebih kecil daripada tingkat perubahan harga. Dengan
kata lain, sesuatu presentase perubahan harga tertentu hanya mampu
untuk jumlah yang ditawarkan dengan tingkat perubahan yang relatif
lebih kecil daripada itu (Rosyidi, 2005).
Contohnya pada kasus peningkatan harga cabai melonjak tinggi
sebesar 22%, hal tersebut akan membuat para petani cabai berusaha
untuk meningkatkan produksinya, namun karena keterbatasan biaya
produksi dan luas lahan maka peningkatan jumlah yang diproduksi tidak
mencapai 22%, hanya sekitar 10%.
e. Elastisitas = 0 (Inelastis sempurna/elastisitas nol/perfect
inelastic/absolutely inelastic/zero elasticity)
Inelastis sempurna adalah suatu keadaan ketika jumlah yang
ditawarkan tidak akan mengalami perubahan sekalipun terjadi
perubahan tingkat harga. Atau dengan perkataan lain, perubahan harga
tidak membawa akibat apa pun terhadap jumlah yang ditawarkan
(Rosyidi, 2005).
Sebagaimana terjadi dalam kasus ikan yang tidak tahan lama yang
dibawa ke pasar untuk dijual dengan berapapun harga yang akan mereka
peroleh, sebab apabila mereka tidak menuruti harga yang ada
kemungkinan ikan akan busuk dan tidak dapat dijual kembali.
BAB III
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUPPLY DAN
ELASTISITASNYA
3.1 Faktor yang Mempengaruhi Supply
Hukum penawaran yaitu jika semua hal selain harga dibiarkan sama
(sesuai cateris paribus), ketika harga suatu barang meningkat, maka jumlah
penawarannya akan meningkat, dan ketika harganya turun, maka jumlah
penawarannya akan ikut menurun (Gregory Mankiw, 2006). Dalam buku
Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro (T.Gilarso, 2003) ada tiga alasan mengapa
terjadi hukum penawaran seperti yang tersebut di atas yaitu:
a. Pengaruh penghasilan
Harga yang harus dibayar oleh konsumen untuk suatu barang
merupakan pengeluaran tetapi bagi penjual merupakan
hasil/penerimaan. Harga yang diterima merupakan balas jasa atas jerih
payahnya dan sebagai dorongan untuk menghasilkan dan menjual
barang. Semakin tinggi harga jual, semakin banyak penghasilan. Hal
tersebut menjadi pendorong bagi pihak penjual untuk menjual lebih
banyak lagi.
b. Pengaruh substitusi
Jika harga barang A naik, maka pembeli lebih memilih barang B
yang lebih murah harganya, sehingga jumlah permintaan barang A
menjadi berkurang. Hal tersebut juga berlaku untuk penawaran. Jika
harga jual suatu barang tidak sebanding dengan biaya produksi maka
penjual akan memilih memproduksi barang lain yang lebih
menguntungkan. Sebaliknya jika harga jual suatu barang relatif tinggi
maka banyak produsen yang ingin memproduksi barang tersebut.
c. Pengaruh biaya produksi
Jika jumlah produksi diperbesar, biaya produksi juga akan
bertambah. Bertambahnya biaya yang diperlukan untuk menambah
produksi menyebabkan produsen hanya akan bersedia memperbesar
jumlah yang ditawarkan pada harga jual yang lebih tinggi.
Berdasarkan hukum penawaran di atas, maka diperoleh fungsi
penawaran, yaitu :
Qs = f (Px| I, T, R,....), dengan asumsi cateris paribus
Keterangan :
Qs = Jumlah barang yang ditawarkan
Px = Harga barang itu sendiri
I, T, R, ... = faktor- faktor selain harga yang dianggap konstan
(cateris paribus)
Namun dalam kenyataannya, hukum penawaran yang dimaksud di atas
bersifat terlalu dipaksakan, sebab penawaran tidak hanya merupakan fungsi
harga tetapi sebagai fungsi produksi. Penawaran sebagai fungsi produksi
dipengaruhi oleh (Wulandari, 2010) :
1) Jumlah produsen potensial dan faktor produksi yang dikuasai
2) Keadaaan produsen dan tingkat teknologinya
3) Sifat fisik dari barang atau hasil produksinya
4) Harga barang yang diharapkan dari produsen
5) Biaya produksi barang itu
6) Adat kebiasaan
Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah penawaran sebenarnya tidak
berhubungan langsung dengan harga, melainkan lebih berhubungan dengan
faktor produksi/ resources. Sebagai contoh, misalnya harga donat di pasar
tinggi. Menurut hukum penawaran, apabila harga donat di pasar tinggi maka
produsen donat akan meningkatkan jumlah donat yang ditawarkan. Namun,
apabila ada salah satu dari resources dalam proses produksi tersebut rusak,
misalnya mixer maka produsen tidak akan menghasilkan jumlah produksi donat
yang maksimal. Dari contoh yang dijelaskan di atas, maka dapat dibuktikan
bahwa penawaran tidak hanya sebagai fungsi harga namun lebih sesuai sebagai
fungsi produksi.
3.2 Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Supply
Terdapat dua faktor yang sangat penting di dalam menentukan elastisitas
penawaran, yaitu sifat dari perubahan biaya produksi dan jangka waktu dimana
penawaran tersebut dianalisa.
1. Sifat Perubahan Biaya Produksi
Penawaran suatu komoditas merupakan penawaran yang tidak
elastis bila kenaikan penawaran hanya dapat dilakukaan dengan
mengeluarkan biaya tambahan yang tinggi. Hal tersebut umumnya
disebabkan oleh (Sugiarto,2002):
a) Kapasitas produksi telah mencapai tingkat yang tinggi sehingga
untuk menambah produksi harus dilakukan investasi baru yang
membutuhkan biaya tinggi. Contoh: produksi yang telah
dilakukan telah maksimal, sehingga apabila jumlah produksi
akan ditambah, maka akan ditambah pula faktor produksi.
b) Faktor-faktor produksi yang diperlukan untuk meningkatkan
produksi sangat sulit diperoleh. Contoh: kelangkaan bahan baku
akibat gagal panen
2. Jangka Waktu Analisis
Dalam menganalisis waktu terhadap elastisitas penawaran
biasanya dibedakan tiga jenis jangka waktu (Sugiarto, 2002):
a) Masa Sangat Singkat
Dalam masa ini, penjual tidak dapat menambah
penawarannya sehingga penawaran bersifat tidak elastis. Dalam
masa ini, waktu yang dimiliki produsen terlalu singkat untuk
meningkatkan faktor produksi dan hasil produksi
b) Jangka Pendek
Dalam jangka pendek kapasitas alat-alat produksi yang ada
tidak dapat ditambah. Namun, perusahaan dapat menaikkan
produksi menggunakan kapasitas yang ada dengan
menggunakan faktor-faktor produksi dengan lebih intensif.
Contohnya adalah menambah jam kerja karyawan
c) Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, produksi dan jumlah komoditas
yang ditawarkan dapat dengan mudah ditambah. Hal tersebut
dapat dilakukan karena produsen memiliki banyak waktu untuk
menyiapkan dan meningkatkan faktor produksi serta hasil
produksi.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa perubahan
tertentu pada harga akan cenderung mempunyai efek yang lebih besar jika
waktu yang diberikan kepada produsen untuk bereaksi lebih panjang (Sugiarto,
2002).
Untuk ketiga kasus diatas mungkin bisa diilustrasikan bagaimana
penawaran mungkin berubah pada kasus perikanan. Pada kasus amat singkat,
mungkin berlaku untuk ikan pada hari mereka dibawa ke pasar, dimana mereka
harus benar-benar di lelang habis seluruhnya. Pada kasus kedua yaitu jangka
pendek mungkin berlaku kira-kira dengan stok kapal ikan dalam jumlah tertentu
dan sebelum tenaga kerja baru tertarik pada industri tersebut. Untuk jangka
waktu yang panjang, ketika kapal-kapal ikan baru dibangun, tenaga kerja baru
tertarik, dan usaha-usaha perikanan baru didirikan, penawaran ikan mungkin
akan bersifat sangat elastis.
BAB IV
CARA MENGHITUNG SUPPLY MAKSIMAL
4.1 Supply Maksimal
Supply Maximal atau penawaran maksimal menunjukkan jumlah
(maksimum) yang ingin dijual pada berbagai tingkat harga atau berapa harga
(minimum) yang masih mendorong penjual untuk menawarkan suatu barang.
Titik beratnya pada kerelaan atau kesediaan untuk menjual bukan berapa barang
yang sungguh-sungguh terjual. Hal ini terkait pada resources dari suatu input,
process dan output.
Dalam penentuan supply maksimal, beberapa hal yang perlu diketahui
oleh produsen diantaranya adalah :
1. Identifikasi resources
2. Menentukan jenis resources yang paling dominan, resources
yang lain diasumsikan terpenuhi
3. Menentukan jumlah waktu yang tersedia dalam satu periode
4. Identifikasi kebutuhan waktu untuk satu kali proses produksi
5. Menghitung supply maksimal : jumlah waktu yang tersedia
dibagi jumlah waktu dalam satu kali produksi.
Contoh Penentuan supply maksimal:
Rere merupakan salah seorang mahasiswi di fakultas kesehatan
masyarakat. Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswi ia menjalankan usaha
membuat roti panggang untuk dijual kepada mahasiswa lainnya. Waktu yang
dimiliki untuk melakukan proses produksi membuat roti panggang adalah 2 jam
dengan waktu 10 menit untuk satu kali proses produksi. Pada tiap proses
produksi dihasilkan roti panggang sebanyak 10 buah. Untuk mengembangkan
usahanya, Rere menghitung berapa produksi maksimum yang dapat dihasilkan
tiap harinya.
1) Mengidentifikasi resources yang dimiliki:
a. 1 orang
b. 1 kompor
c. 1 pemanggang
d. 10 roti
2) Jenis resources yang paling dominan : Roti
3) Jumlah waktu yang tersedia dalam satu periode : 2 jam
4) Kebutuhan waktu untuk satu kali proses produksi : 10 menit
Maka Supply Maksimal-nya adalah:
∑ Roti panggang yang dihasilkan=2 jam ×60 menit ×10 bua h10 menit
¿120 buah
Maka supply maksimal yang didapatkan adalah 120 buah
Sehingga disimpulkan bahwa Rere dapat menghasilkan 120 buah roti
panggang setiap harinya untuk diperjual belikan kepada mahasiswa lain.
4.2 Cara Menghitung Supply Maksimal pada Pelayanan Kesehatan
1. Rawat Inap
a. Sumber Daya
Sumber daya yang paling dominan pada rawat inap adalah
material (tempat tidur). Material disini adalah sarana dan prasarana
yang berhubungan dengan tempat tidur di rumah sakit. Material yang
dimaksud adalah bantal, sarung bantal, guling, sarung guling dan
seprei. Untuk 5M 2T 1i, diasumsikan sebagai faktor penunjang dan
terpenuhi. Berikut pelayanan rawat inap rumah sakit X dengan
jumlah tempat tidur 100 buah.
b. Supply Maksimal
Perhitungan supply maksimal untuk pelayanan rawat inap di
rumah sakit X dengan jumlah tempat tidur sebanyak 100 buah adaah
sebagai berikut :
1. Σ pasien yang dirawat = 365 h ari x 1 h ari x 100 TT
rata−rata h ari pasien yang dirawat
Apabila rata-rata hari pasien yang dirawat disamakan dengan
standart yaitu berjumlah 6 maka :
Σ pasien yang dirawat = 365 hari x 1h ari x 100TT
6 h ari
= 6083,33
= 6084 pasien
Jadi, jumlah pasien maksimal yang dirawat untuk 100 TT dalam
waktu 1 tahun adalah 6084 pasien.
2. Σ pasien yang dirawat = 365 h ari x jumla hTT x24 jam
24 jam
= 365 x 100 x24
24
= 36.500 hari
Jadi, jumlah hari rawat maksimal untuk 100 tempat tidur dalam
waktu 1 tahun adalah 36.500 hari.
2. Rawat Jalan
A. Sumber Daya
Sumber daya yang paling dominan pada rawat jalan adalah
Man (Dokter), maka untuk 5M 2T 1i, diasumsikan sebagai factor
penunjang dan terpenuhi. Berikut ontoh supply maksimal pada balai
pengobatan dengan satu dokter :
a. Dokter : 1 orang
Pelayanan Kesehatan untuk 1 pasien berupa :
1. Anamnesa 2 menit
2. Pameriksaan fisik 3 menit
3. Penentuan diagnose 1 menit
4. Pemberian obat 2 menit
5. Pemberian HE 2 menit
Total 10 menit
b. Jam pelayanan 08.00 – 15-00
1. Waktu pelayanan
a. Jam kerja pukul : 08.00 – 15.00 dan istirahat pukul
12.00 – 13.00
b. Jadi, dalam 1 hari dokter memiliki jam pelayanan
selama 6 jam = 360 menit.
2. Hari pelayanan
a. Hari pelayanan yaitu Senin – Sabtu
b. Jadi, dalam 1 minggu dokter memiliki hari pelayanan
selama 6 hari.
B. Supply Maksimal dalam Satu Bulan
a. Jumlah hari pelayanan dalam 1 bulan
30 hari – 4 hari = 26 hari
b. Pasien yang dapat dilayani dalam 1 bulan
= jumlah waktu pelayanan x jumlah hari x jumlah man(dokter )
waktu pelayanan untuk 1 pasien
= 360 x 26 x1
10
= 936 pasien/bulan