makalah sewa rahim

30
SEWA RAHIM DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAM MAKALAH Disusun oleh: Amalia An-Nidha 22010113120089 Al Mar’atus Sholikhah 22010113120090 Rani Hapsari A 22010113120091 Alem Pramudita Wibowo 22010113120094 Arlitta Intan Kusuma 22010113120097 Diajukan sebagai tugas membuat makalah tentang Sewa Rahim Menurut Pandangan Agama Islam PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: almaratu

Post on 28-Dec-2015

488 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Sewa Rahim

SEWA RAHIM DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAM

MAKALAH

Disusun oleh:

Amalia An-Nidha 22010113120089

Al Mar’atus Sholikhah 22010113120090

Rani Hapsari A 22010113120091

Alem Pramudita Wibowo 22010113120094

Arlitta Intan Kusuma 22010113120097

Diajukan sebagai tugas membuat makalah tentang Sewa Rahim Menurut Pandangan Agama Islam

PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

TAHUN 2013

Page 2: Makalah Sewa Rahim

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Era globalisasi merupakan masa dimana budaya luar dapat masuk dan

keluar dengan bebas. Jika tidak terdapat filter yang tegas, tentunya hal ini akan

berbahaya. Di Indonesia sendiri, budaya-budaya barat telah banyak

mempengaruhi tatanan kehidupan sosial masyarakat islam yang sebagian besar

tidak sesuai dengan hukum islam yang ada. Salah satu aspek yang ikut

terpengaruh ialah dalam dunia medis.salah satunya adalah surrogate mother atau

ibu sewa rahim.Perkembangan teknologi medis telah menjadi jawaban

sementara bagi pasangan yang tak mempunyai keturunan selama bertahun-tahun.

Program bayi tabung dan surrogate sudah dikenal luas di luar negeri dan sudah

mulai dipraktikkan di Indonesia. Klinik-klinik kesuburan dan program bayi

tabung tersedia di sejumlah rumah sakit.Ketika awal program bayi tabung

mencuat, kontroversi langsung mengiringi. Suara pro dan kontra sama-sama

memiliki argumen. Saat itulah Menteri Kesehatan Farid Anfasa Moeloek

mewariskan satu regulasi penting berisi 13 pasal. Peraturan Menteri Kesehatan

No. 73/Menkes/Per/II/1999, regulasi dimaksud, mengatur penyelenggaraan

pelayanan teknologi reproduksi buatan. Peraturan ini menjadi salah satu rujukan

yuridis untuk menengahi perdebatan yang muncul.

Tetapi dalam perkembangannya, tetap saja ada banyak pertanyaan dan

mungkin perbedaan pendapat mengenai reproduksi buatan, tak hanya program

Page 3: Makalah Sewa Rahim

bayi tabung. Salah satunya tentang surrogate mother, yang kemudian dituangkan

H. Desriza Ratman ke dalam sebuah buku.

Sewa rahim adalah menanam ovum seorang wanita yang subur bersamaan

dengan sperma suaminya didalam rahim wanita lain dengan balasan sejumlah

uang atau tanpa balasan karena berbagai sebab, diantaranya, rahim pemilik ovum

tidak baik untuk hamil, atau ketiadaan rahim bersamaan dengan adanya dua sel

telur yang subur atau salah satunya, atau karena pemilik ovum ingin menjaga

kesehatan dan kecantikannya dan sebagainya dari beberapa motif yang ada. Hal

ini diharamkan.

Sebagai agama yang syaamil Islam selalu bisa memposisikan syariatnya

sejalan dengan segala realita zaman. Bahkan dimasa kemajuan fiqih Islam,

para ulama di masa tersebut telah meletakkan panduan hukum terhadap segala

fenomena yang belum terjadi atau di dalam fiqih Islam disebut dengan fiqhul

iftiradhy. Hal ini dengan sendirinya membantah pandangan yang menyatakan

bahwa syariat Islam tidak sesuai dengan zaman. Islam bukanlah agama yang

jumud atau terbatas. Tetapi Islam adalah agama yang fleksibel dan selalu dapat

menempatkan syariatnya sesuai dengan zaman. Sebagai agama yang komplit

dengan segala aturan hukumnya maka tidaklah pantas kita menyalahkan Islam

ketika sesuatu fenomena atau realita yang bertenangang dengan konsep Islam

ditolak oleh para ulama. Namun kita harus bisa mengorekasi dimana letak

kesalahan fakta tersebut.

Page 4: Makalah Sewa Rahim

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apa yang dimaksud dengan sewa rahim?

1.2.2. Bagaimana proses atau metode penyewaan rahim?

1.2.3. Bagaimana pandangan sewa rahim menurut pandangan agama Islam?

1.3. Tujuan

1.3.1. Mengetahui pengertian sewa rahim

1.3.2. Mengetahui proses atau metode penyewaan rahim

1.3.3. Mengetahui pandangan menurut agama Islam mengenai sewa rahim

1.4. Manfaat

1.4.1. Menambah pengetahuan tentang sewa rahim dalam pandangan agama

Islam.

1.4.2. Dapat menyikapi masalah sewa rahim dengan tepat

Page 5: Makalah Sewa Rahim

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sewa Rahim

Surrogate mother, menurut Black's Law Dictionary 7th Edition adalah:

 “1. A woman who carries a child to term on behalf of another woman and

then assigns her parental rights to that woman and the father. 2. A person who

carries out the role of a mother”

Sewa rahim yaitu menggunakan rahim wanita lain untuk mengandungkan

benih wanita (ovum) yang telah disenyawakan dengan benih lelaki (sperma)

(pasangan suami istri), dan janin itu dikandung oleh wanita tersebut sehingga

dilahirkan. Pasangan suami istri, membayar sejumlah uang kepada ibu

tumpangan atau syarikat yang menguruskan kerja mencari ibu tumpang yang

sanggup mengandungkan anak percantuman benih mereka dan dengan syarat

ibu tumpang akan menyerahkan anak tersebut setelah dilahirkan atau pada

masa yang telah dijanjikan.

2.1.1. Syarat menjadi surrogate mother

Untuk menjadi serorang surrogate mother, diperlukan syarat-syarat berikut:

a. Wanita berumur anatara 18-35 tahun; idealnya 28 tahun

b. Sudah menikah dan memiliki anak

c. Memiliki pekerjaan

Page 6: Makalah Sewa Rahim

d. Berasal dari kelas menengah

e. Wanita yang sehat baik secar fisik maupun secara psikis

f. Memiliki sifat membantu orang lain

g. Murah hati atau dermawan; perhatian

h. Memiliki tujuan untuk membantu pasangan untuk memiliki anak

i. Tidak termotifasi akan uang

j. Bertanggung jawab dalam membesarkan janin dalam kandungannya

k. Si Surrogate Mother (SM) harus memeriksa kesehatan janinya secara

teratur, laporan kesehatan tentang kesehatan SM dan laporan psikologi

secara komplet diberikan pada pasangan suami istri.

2.1.2. Tujuan Surrogate Mother :

Tujuannya adalah untuk memperoleh keturunan yang diharapkan,

maksudnya, dengan cara inseminasi buatan atau bayi tabung itu si pasien

mendapatkan anak sesuai dengan keinginannya.

Dalam dunia kedokteran sistem inseminasi buatan atau bayi tabung ini

bukan merupakan hal yang baru. Bangsa Arab telah mempraktekan sistem ini

pada abad 14 dalam upaya mengembangbiakan peternakan kuda dan mulai

dikenal di dunia Barat pada akhir abad ke-18. John Hanter adalah dokter

pertama dari Inggris yang merekayasa sistem ini tahun 1899 M, yaitu dengan

experimen pada sepasang suami isteri. Pada tahun 1978 di Inggris, dokter Step

Toe berhasil melakukan inseminasi ini pada pasangan tuan dan nyonya Brown.

Page 7: Makalah Sewa Rahim

Pada tahun 1918 M di Perancis terjadi inseminasi buatan atau bayi tabung

dengan benih selain dari suami isteri. Kemudian muncul bank-bank sperma

untuk mendukung penemuan baru tersebut. Bila dilihat dari aspek tujuannya,

inseminasi buatan atau bayi tabung ini sudah dilakukan masyarakat Arab

jahiliah yang disebut nikah istibdha’ dengan tujuan memperoleh keturunan

yang unggul dari sperma seorang bangsawan yang terhormat.

Terdapat beberapa sebab atau tujuan yang akan menyebabkan sewa rahim

dilakukan, antaranya:

a. Seseorang wanita tidak mempunyai harapan untuk mengandung secara

biasa karena ditimpa penyakit atau kecacatan yang menghalangnya dari

mengandung dan melahirkan anak

b. Rahim wanita tersebut dibuang karena pembedahan.

c. Wanita tersebut ingin memiliki anak tetapi tidak mahu memikul bebanan

kehamilan, melahirkan dan menyusukan anak dan ingin menjaga

kecantikan tubuh badannya dengan mengelakkan dari terkesan akibat

kehamilan.

d. Wanita yang ingin memiliki anak tetapi telah putus haid (menopause).

e. Wanita yang ingin mencari pendapatan dengan menyewa rahimnya kepada

orang lain.

Page 8: Makalah Sewa Rahim

2.2. Proses dan Metode Penyewaan Rahim

2.2.1. Tipe Surrogate Mother

Terdapat dua tipe Rahim tumpang yaitu :

a. Rahim tumpang tradisional

Rahim tumpang tradisional yaitu surrogate mother yang dilakukan

dengan inseminasi oleh Ayah yang bersangkutan atau dari Pendonor

sperma. Dengan kata lain, sel telur yang digunakan adalah sel telur dari

wanita yang menjadi surrogatre mother sehingga anak yang dikandung

mempunyai hubungan darah dengan wanita yang menjadi surrogate

mother atau nbisa disebut merupakan anak secara biologis dari wanita

yang menjadi surrogate mother serta pendonor sperma.

b. Rahim tumpang gestasional

Pada Surrogate mother jenis ini, sudah dilakukan dengan cara yang

lebih modern, yaitu dengan melakukan pembuahan antara sel telur dari ibu

dan sel sperma dari ayah secara in vitro. Setelah berkembang menjadi

embrio barulah dimasukkan dalam rahim wanita yang akan menjadi

surrogate mother. Cara ini menjadikan anak yang dikandung tidak

memiliki hubungan darah dengan surrogate mother nya.

Surrogate mother tradisional lebih controversial daripada surrogate mother

gestasional dikarenakan hubungan biologis antara surrogate mother dengan anak.

Hubungan biologis ini yang menjadi pertanyaan tentang hak asuh orang tua.

Page 9: Makalah Sewa Rahim

2.2.2. Proses dalam Surrogate Mother

Dalam surrogate mother, perlu adanya wanita yang mau menjadikan

dirinya sebagai surrogate mother. Di luar negeri, terdapat agensi yang akan

membantu keluarga untuk menemukan relawan untuk menampung embrio

mereka. Namun, terkadang beberapa orang lebih memilih untuk mencari

wanita yang mau menjadi surrogate mother secara independen.

Setelah menemukan calon surrogate mother, lalu dilakukan

penandatanganan kontrak. Kontrak dalam hal ini dimaksudkan untuk

mencegah timbulnya konflik-konflik yang mungkin terjadi selama proses.

Surrogate mother sebelumnya akan dilakukan pemeriksaan yang disebut

hysteroscopy (HCG) yaitu visualisasi dari rongga uterus atau rahim melalui

teropong kecil yang dimasukkan melalui serviks. Proses ini akan memberikan

gambaran tentang bentukan dan ukuran dari uterus serta memastikan tuba

fallopi calon surrogate mother bersih. Calon surrogate mother juga diperiksa

untuk penyakit yang menular. Setelah itu, juga dilakukan pemeriksaaan

penyakit seperti AIDS, herpes, hepatitis, dll.

Setelah melawati tahap ini, surrogate mother lalu melanjutkan

pemeriksaan dimana dokter mengecek respon uterus atas penggantian hormone

estrogen.

Apabila semua sudah berjalan dengan baik, dilakukan donor sperma dan

sel telur. Hal ini dilakukan pada klinik yang memiliki wewenang. Lalu sperma

dan ovum di pertemukan dan dilakukan pembuahan in vitro. Setelah

Page 10: Makalah Sewa Rahim

berkembang menjadi embrio, selanjutnya akan ditanam pada rahim surrogate

mother.

Setelah siap, lalu dilakukan penanaman embrio pada rahim surrogate

mother dan dilihat perkembangan janin. Dan setelah lahir, bayi akan diberikan

pada ibu biologisnya.

2.3. Sewa Rahim Menurut Pandangan Agama Islam

Teknologi sewa rahim biasanya dilakukan bila istri atau wanita yang

mempunyai sel telur tidak mampu dan tidak boleh hamil atau melahirkan,

rahimnya tidak baik untuk mengandung, atau tidak mempunyai rahim, atau

alasan lain yaitu, wanita yang mempunyai sel telur, berkeinginan untuk

menjaga kesehatan rahimnya, menjaga keindahan tubuh dan kecantikannya

atau dengan alasan lain seperti:

a. Seorang wanita tidak mempunyai harapan untuk mengandung secara biasa

karena ditimpa penyakit atau kecacatan yang menghalangnya dari

mengandung dan melahirkan anak.

b. Rahim wanita tersebut dibuang karena pembedahan.

c. Wanita tersebut ingin memiliki anak tetapi tidak mau memikul beban

kehamilan,melahirkan,menyusukan anak, karena ingin menjaga kecantikan

tubuh badannya dengan mengelakkan dari terkesan akibat kehamilan.

d. Wanita yang ingin memiliki anak tetapi telah putus haid (monopause).

Page 11: Makalah Sewa Rahim

e. Wanita yang ingin mencari pendapatan dengan menyewakan rahimnya

kepada orang lain.

Namun, menurut pandangan islam semuaalasan di atas tidak

diperbolehkan dalam syariat islam, karena adanya beberapa permasalahan

yaitu:

a. Tidak ada hubungan apapun antara laki-laki (yang mempunyai

sperma)dengan wanita yang rahimnya disewakan. Dalam syariat islam,

syarat mutlak atas status sah dari kelahiran seorang anak ke dunia ini

adalah dengan jalur yang resmi, yaitu akad nikah yang sah menurut agama

dan hukum dalam Negara serta didasari pada beberapa rukun dan syarat.

Sebagimana yang telah dijelaskan dalam hukum syariat dan sesuai dalam

penggambaran yang dimaksudkan sekarang, “Tidak ada hubungan suami

isteri antara laki-laki yang mempunyai sperma dan ibu yang menyewakan

rahimnya”. Keturunan dan anak-anak mereka, yang terikat dengan

hubungan suami isteri agar menjadi anak yang sah secara syar’I, wajib

dilahirakan dari ikatan suami isteri tersebut. Sebagiman firman Allah swt:

�ة� ي و�ذ�ر� ا و�اج� �ز� ا �ه�م� �ال �ن ع�ل و�ج� �ل�ك� ق�ب م�ن� ال� س� ر� �ا �ن ل س� �ر� ا �ق�د� و�ل

“Dan sesungguhnya kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kami

memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan “( QS. Ar Ra’ad: 38 ).

وحفدة بنين ازواجكم من لكم ازواجاوجعل انفسكم من لكم جعل والله

يكفرون هم الله وبنعمت يؤمنون لباطل افبا قلى 4بات الط4ي من ورزقكم

Page 12: Makalah Sewa Rahim

“Allah menjadikan bagimu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan

menjadikan bagimu isteri-isterimu itu, anak-anakmu dan cucu-cucumu dan

memberimu rizki yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman

kepada Allah dengan batildan mengingkari nikmat Allah?”. (QS. An-

Nahl).

Dari keterangan kedua ayat di atas, bahwa nikmat tersebut dijadikan hanya

untuk anak adam dan keturunannya, bukan selainnya anak adam. Dan

nikmat yang diperuntukkan bagi anak-anak, cucu-cucu dari hubungan

suami isteri.

Dan sungguh Allah telah menjelaskan kepada kita dalam Al-qur’an:

إماما للمتقين وجعلنا اعين ة قر4 يتنا وذر4 أزواجنا من لنا هب 4نا رب

“Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada

kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sdebagi penenang hati (kami)

dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Furqan:

74)

Sudah jelas bahwa adanya keturunan harus dari ikatan suami isteri yang

sah, yaitu antara laki-laki yang mempunyai sperma dan perempuan yang

mempunyai sel telur.Hingga keduanya diperbolehkan untuk melakukan

perkawinan.Dan keturunan dan anak-anaknya harus dari ikatan suami

isteri. Maka, tidak diperbolehkan mengandungkan janin kepada wanita

lain.

Page 13: Makalah Sewa Rahim

b. Adanya hubungan secara syar’i antara orang yang berhak memproduksi

dari rahim tertentu dan berhak berhubungan suami isteri dengan wanita

yang mempunyai rahim. Jika seseorang mempunyai hak berhubungan

badan dengan seorang perempuan maka ia berhak menabur benihnya ke

dalam rahim perempuan tersebut, dan jika ia tidak berhak berhubungan

badan dengannya maka ia juga terlarang memanfaatkan rahimnya untuk

menabur benih.

c. Adanya hubungan secara syar’I antara orang yang berhak memproduksi

dari rahim tertentu dan berhak berhubungan suami istri dengan wanita

yang mempunyai Rahim.

Menurut pendapat dalam masalah ini, ada dua kaidah, yaitu:

a) Setiap orang (wanita) yang berhak di gauli, maka berhak untuk di

manfaatkan rahimnya.

b) Tidak di perbolehkan setiap wanita/istri mencegah dirinya untuk hamil

dan mencegah suaminya untuk memproduksi walaupun dengan alasan

tertentu.Setiap orang yang tidak berhak untuk di gauli, maka tidak

berhak di manfaatkan rahimnya.

d. Adahal-hal yang boleh kita memberikannya kepada orang lain dan ada

hal-hal yang tidak boleh kita memberikannya kepada orang lain.

Menurut pendapat para ulama syar’i, bahwa ada sesuatu yang

boleh di berikan kepada yang lain. Maksudnya, di perbolehkan bagi

orang yang mempunyai atau pemilik unyuk memberikan kepada orang

Page 14: Makalah Sewa Rahim

lain untuk kebaikan dirinya. Seperti makanan,

minuman,pakaian,mobil,buku-buku,pengetahuan dan sbagainya. Dan

hal-hal tersebut di perbolehkan untuk di perjual belikan dan sebagai

dagangan.Di samping itu baik untuk imbalan seperti hibah sodaqoh dan

lain-lain.

Dan ada juga yang tidak diperbolehkan di berikan kepada orang

lain, maksuknya tidak di perbolehkan dalam syariat untuk

memberikanya kepada yang lain atau memperbolehkan

menggunakanya, tidak boleh membeli,memperdagangkan dan tidak di

perbolehkan memberikanya walaupun sebagai upah atau imbalan,hibah

sodaqoh. Seperti suami istri dan rahim juga termasuk hal yang tidak di

perbolehkan seperti yang telah di sebutkan di atas. Atau selain itu yang

telah di jelaskan dalam kitab fiqih islam.

Dan tidak di perbolehkan bagi istri untuk memberikan dirinya

kepada seseorang yang bukan suaminya dan begitu pula dengan suami

sebagai mana yang telah di ringkas dalam syariat.

e. Adanya hubungan suami istri tidak di perbolehkan untuk di berikan

kepada orang lain, karena haramnya wanita kepada selain suaminya

Maka rahim wanita itu tidak di perbolehkan di berikan.

f. Syari’at melarang sesuatu yang dapat menimbulkan konflik. Antara

pemilik rahim dan pemilik sel telur atau sperma.

Syari’at melarang terhadap suatu perkara yang dapat

menimbulkan sebuah konflik dan peselisihan antara satu dengan yang

Page 15: Makalah Sewa Rahim

lain, khusunya antara pemilik rahim dan pemilik sel telur. Atau konflik

antar kelompok yang akan terjadi pada manusia. Tujuan dari masalah

tesebut yaitu untuk menjauhkan bahaya diantara mereka.

Syari’at melarang segala sesuatu yang dapat menimbulkan

perselisihan dan konflik diantara manusia.Sementara menyewakan

rahim berpeluang besar untuk menimbulkan konflik dan perselisihan

diantara dua wanita yaitu ibu yang mempunyai sel telur dan ibu yang

mempunyai rahim. Kemudian yang dibenarkan apakah orang yang

mempunyai sel telur atau yang mempunyai rahim dan melahirkan sang

anak?

Bahkan kemungkinan besar akan memperpanjang masalah antara

masalah satu dengan masalah yang lain. Dikarenakan seseorang yang

telah mendapatkan nasab dari anak tersebut, khususnya apabila ada hak

asasi bagi anak tersebut seperti warisan dari ayahnya. Dan dari tujuan

syariat islam seperti apa yang telah kita sebut. Maka sudah jelas setiap

sesuatu yang menimbulkan konflik baik itu perorangan ataupun

kelompok, itu tidak diperbolehkan dalam syariat.

Dari permasalahan tersebut, kami berpendapat bahwa penyewaan

rahim itu tidak diperbolehkan, karena ada dasar-dasar yang

menjelaskan hal tersebut.Terutama rahim yang tidak bisa disewakan

dan dipinjaman. Maka tidak cocok untuk disewakan karena ulama’

telah memberi aturan pada masalah sewa menyewa, yaitu : adanya

manfaat yang diketahui, penyewaan dan peminjaman

Page 16: Makalah Sewa Rahim

Mengeluarkan hukum menyewakan rahim ke hukum fiqih klasik

Dalam ilmu fiqih terdapat kasus baru yang belum pernah ada

kasus kontemporer sebelumnya. Akan tetapi dalam fiqih –baik kasus

baru ataupun kasus lama- terdapat kaidah ataupun hukum yang sama.

Imam sabiq memberikan hukum pada kasus-kasus kontemporer dengan

menyerupakan kasus lama terhadap kasus baru. Sayid Sabiq membahas

masalah-masalah baru ini dengan me-qiyaskan dengan masalah yang

baru, yang tidak dijelaskan hukumnya dalam fiqih klasik.

Hukum yang pertama : ulama’ memutuskan bahwa anak yang

lahir dari orang yang zina, maka dinasabkan kepada orang yang zina

tersebut. Jika wanita tersebut tidak dalam ikatan perkawinan. Setelah

itu ulama’ sepakat bahwa anak itu milik orang tua yang mempunyai

mengandung, karena anak itu adalah milik ibunya yang mengandung.

Hukum yang kedua: hukum kedua ini ulama’ mengatakan bahwa

penasaban itu di syaratkan adanya andil sperma, dan tidak disyaratkan

masuknya penis kedalam vagina. Walaupun demikian itu disyaratkan

adanya hubungan pernikahan antara orang yang mempunyai sperma

dengan orang yang mengandung(yang menyewakan rahim).

Jadi, kata ulama terkemuka Dr. Yusuf al-Qaradhawi, semua ahli

fikih tidak membolehkan penyewaan rahim dalam berbagai bentuknya.

Jika ada wanita yang mendapat cobaan dari Allah dengan tidak bisa

menghasilkan sel telur, mereka seperti halnya para wanita yang tidak

memiliki rahim. Demikian pula dengan pria yang tidak bisa

Page 17: Makalah Sewa Rahim

menghasilkan sperma atau menghasilkan sperma tapi mati, mereka

adalah orang-orang yang dicoba Allah dengan kemandulan.

Sebagaimana disebutkan dalam Alquran:

"Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan

apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak wanita kepada

siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak laki-laki kepada siapa

yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki

dan wanita (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan

mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha

Mengetahui lagi Mahakuasa." (QS asy-Syuraa: 49-50)

"Jadi, ada sebagian orang yang atas kehendak-Nya terlahir dalam

keadaan mandul," kata al-Qaradhawi. Kehendak Allah ini, menurutnya,

tidak bisa ditolak dan tidak bisa diobati. Yang bisa mereka lakukan

adalah hanyalah bersabar dan rida atas ketetapan-Nya.

Dalam kondisi seperti ini, menurut al-Qaradhawi, mereka tetap

bisa menunaikan kewajiban sebagai seorang ibu dan ayah, misalnya

dengan menjadi orang tua asuh di panti-panti asuhan atau tempat

pemeliharaan anak hilang. Apalagi, melakukan hal tersebut akan

mendapatkan pahala yang melimpah dari Allah SWT, sebagaimana

disabdakan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis shahih: "Saya dan

pemelihara anak yatim di dalam surga seperti kedua (jari) ini (Beliau

memberi isyarat dengan dua jarinya, telunjuk dan jari tengah)."

Page 18: Makalah Sewa Rahim

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sewa rahim yaitu menggunakan rahim wanita lain untuk

mengandungkan benih wanita (ovum) yang telah

disenyawakan dengan benih lelaki (sperma) (pasangan suami

istri), dan janin itu dikandung oleh wanita tersebut sehingga

dilahirkan. Pasangan suami istri, membayar sejumlah uang

kepada ibu tumpangan atau syarikat yang menguruskan kerja

mencari ibu tumpang yang sanggup mengandungkan anak

percantuman benih mereka dan dengan syarat ibu tumpang

akan menyerahkan anak tersebut setelah dilahirkan atau pada

masa yang telah dijanjikan. Terdapat dua tipe surrogate

mother yaitu sewa rahim tumpang tradisional dimana

surrogate mother mendapat inseminasi dari Pendonor sperma

atau laki-laki yang akan menyewa rahimnya tersebut, tipe

kedua yaitu Rahim tumpang gestasional dimana pada

Surrogate mother jenis ini, sudah dilakukan dengan cara yang

lebih modern, yaitu dengan melakukan pembuahan antara sel

telur dari ibu dan sel sperma dari ayah secara in vitro. Setelah

berkembang menjadi embrio barulah dimasukkan dalam rahim

Page 19: Makalah Sewa Rahim

wanita yang akan menjadi surrogate mother.Proses surrogate

mother ialah mencari wanita yang mau disewa rahimnya, setelah menanda

tangani kontrak persetujuan kemudian surrogate mother tersebut menjalani

beberapa pemeriksaan untuk memastikan bahwa wanita tersebut benar-benar

sehat dan siap untuk menjadi surrogate mother,kemudian sel telur dan sperma

dari penyewa rahim dipertemukan dengan cara in vitro,setelah siap lalu

dilakukan penanaman embrio pada rahim surrogate mother dan dilihat

perkembangan janin. Dan setelah lahir, bayi akan diberikan pada ibu

biologisnya. Dalam islam, surrogate mother tidak diperbolehkan. Hal ini sesuai

dengan hukum-hukum islam yang ada, baik dari sumber hukum utama yaitu al

Qur’an maupun hadist dan ijtihad.

3.2. Saran

Sebagai orang Islam kita seharusnya tidak boleh melakukan sewa rahim.

Selain itu, perlu penegasan dan sosialisasi bahwa sewa rahim hukumnya

haram. Bila ingin memiliki anak namun tidak mampu atau tidak bisa, dapat

mengambil pilihan untuk mengadopsi anak dan tidak memilih sewa rahim. Jika

melihat masalah yang belum jelas hukumnya sebaiknya kita harus megkaji

terlebih dahulu hukum menurut Islam.

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: Makalah Sewa Rahim

La’bah, Rosalia Aini. 2012. “Surrogate Mother”. Dalam :

http://edukasi.kompasiana.com/2012/01/13/surrogate-mother-430007.html

Listyani, Novi. “Rahim sebagai Alat Reproduksi”. Dalam :

http://ferrykarwur.i8.com/materi_bio/materi7.html

Anonim. 2009. “Surrogate Mother-Inseminasi Buatan”. Dalam :

http://www.docstoc.com/docs/9106469/SURROGATE-MOTHERdocINSEMINASI-

BUATANs\