makalah geometri

25
KOORDINAT Oleh: MAKALAH TENTANG GEOMETRI SYAFARUDDIN A1A3 14183 DOSEN PENGAMPU: SITTI FITRIAH NASIR, S.Pd.,M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA 2016

Upload: syafaruddinjie

Post on 08-Feb-2017

194 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah geometri

KOORDINAT

Oleh:

MAKALAH

TENTANG

GEOMETRI

SYAFARUDDINA1A3 14183

DOSEN PENGAMPU:SITTI FITRIAH NASIR, S.Pd.,M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA 2016

Page 2: Makalah geometri

Descartes berpikir geometri adalah yang seperti digambarkan Euclid, dan angka

hanya membantu dalam mempelajari geometri. Tetapi kemudian ilmuwan

matematika menemukan objek dengan sifat "non-Euclidean", seperti "garis"

memiliki lebih dari satu garis sejajar yang melalui suatu titik tertentu. Untuk

memperjelas situasi ini, perlu untuk mendefinisikan titik, garis, panjang, dan

sebagainya, dan untuk membuktikan bahwa mereka memenuhi aksioma Euclid.

Hal dilakukan dengan bantuan koordinat, disebut arithmetization of geometry.

Pada tiga bagian pertama bab ini, kita lakukan langkah-langkah utama, yaitu

menggunakan himpunan R bilangan real untuk menentukan bidang Euclidean R2

dan titik, garis, dan lingkaran di dalamnya. Disini juga akan didefinisikan konsep

jarak dan sudut, dan akan ditunjukkan bagaimana beberapa aksioma dan teorema

penting mengikuti.

Ini memberikan gambaran aljabar konstruktibiliti dengan penggaris dan

jangka, yang memungkinkan untuk membuktikan bahwa bentuk tertentu tidak

konstruktibel.

Hal ini memungkinkan kita untuk mendefinisikan apa artinya "perpindahan"

bentuk geometri, yang memberikan kebenaran untuk bukti Euclid SAS, dan

memunculkan pertanyaan baru.

BAB IPENDAHULUAN

Sekitar tahun 1630, Pierre de Fermat dan Rene Descartes menemukan

keuntungan dari angka dalam geometri, sebagai koordinat. Descartes adalah yang

pertama memperkenalkan hal tersebut secara rinci dalam bukunya “Geometrie”

pada tahun 163. Oleh karena itu dia mendapatkan penghargaan besar untuk ide

dan pendekatan koordinat geometri yang dikenal sebagai Cartesian.

A.LATAR BELAKANG

Page 3: Makalah geometri

Himpunan R bilangan riil adalah hasil dari mengisi kesenjangan dalam himpunan

Q bilangan rasional dengan bilangan irasional, seperti √2. Inovasi ini

memungkinkan untuk mempertimbangkan R sebagai garis, karena tidak memiliki

kesenjangan dan angka di dalamnya digunakan menjadi titik pada garis. Salah

satu tujuannya menggunakan R untuk membangun model untuk semua bidang

geometri Euclid: struktur yang mengandung "garis", "lingkaran", "ruas garis," dan

seterusnya, dengan semua sifat-sifat yang dibutuhkan oleh Euclid.

Langkah pertama adalah untuk membangun "bidang," dalam hal ini akan

membutuhkan sifat garis sejajar dalam geometri eculid. Bayangkan garis yang

saling tegak lurus, yang disebut sumbu x dan sumbu y, berpotongan pada titik O

yang disebut titik asal (Gambar 1). Sumbu adalah garis bilangan, dengan O adalah

angka 0 pada masing-masing sumbu, dan diasumsikan bahwa arah positif pada

sumbu x adalah ke kanan dan bahwa arah positif pada sumbu y adalah ke atas.

Gambar 1. Sumbu dan koordinat

Terdapat garis yang sejajar dengan sumbu y dan sumbu x melalui titik P. Kedua

garis bertemu sumbu x dan sumbu y pada a dan b disebut “x dan y” koordinat P.

Hal ini penting untuk mengetahui yang mana angka pada sumbu x dan yang mana

angka pada sumbu y. Karena jelas sangat berbeda antara x = 3 dan y = 4 dengan x

= 4 dan y = 3.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Garis bilangan dan bidang bilangan

Page 4: Makalah geometri

Dengan demikian, mengingat adanya garis bilangan R yang titik-titiknya adalah

bilangan real, maka terdapat bidang bilangan yang titiknya adalah pasangan

bilangan real. Yang biasa ditulis sebagai R × R atau R2.

Ketika koordinat diperkenalkan, memungkinkan untuk mendefinisikan bentuk

dari garis lurus yang dikenal sebagai gradien. Gradien adalah hasil bagi kenaikan

dan jarak dan yang lebih penting lagi bahwa nilai gradien tidak tergantung pada

dua titik pada garis yang menentukan kenaikan dan jarak tersebut. Perhatikan

gambar 2.

Gambar 2. Mengapa gradien sebuah garis konstan

Pada gambar di atas, terdapat dua ruas garis pada garis yang sama, yaitu:

AB, kenaikannya adalah |BC| dan jarak yang dilalui |AC|, dan

A’B’, kenaikannya adalah |B’C’| dan jarak yang dilalui |A’C’|.

Sudut α adalah sama karena AC dan A’C’ sejajar, dan sudut β adalah sama karena

BC dan B’C’ adalah sejajar. Begitu juga sudut di C dan C’ keduanya sudut siku-

siku. Jadi, segitiga ABC dan A’B’C’ sebangun, sehingga sisi yang bersesuaian

memiliki perbandingan yang proporsional.

|𝐵𝐶|

|𝐴𝐶|=

|𝐵’𝐶’|

𝐴’𝐶’

Oleh karena itu, gradien = konstan.

2.2 Garis dan persamaannya

Page 5: Makalah geometri

Misal pada gambar 3, diberikan garis dengan gradien a yang memotong sumbu y

pada titik Q di mana y = c. Jika P = (x, y) adalah titik pada garis ini, maka

kenaikan dari Q ke P adalah y – c dan jaraknya adalah x.

𝐺𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 = 𝑎 =𝑦 − 𝑐

𝑥

Dengan mengalikan kedua ruas dengan x, menjadi:

ax = y – c atau y = ax + c

Persamaan ini dipenuhi oleh semua titik di garis, dan oleh karenanya disebut

persamaan garis.

Gambar 3. Tipikal titik pada garis

Hampir semua garis memiliki persamaan ini, kecuali garis yang tidak melewati

sumbu y. Garis tersebut adalah garis vertikal, yang tidak memiliki kemiringan

seperti yang telah kita definisikan, meskipun bisa dikatakan memiliki kemiringan

yang tak terbatas. Seperti garis yang memiliki persamaan:

x = c, untuk c konstanta

Dengan demikian, semua garis memiliki persamaan:

ax + by + c = 0, untuk a, b dan c konstanta.

Disebut persamaan linear dalam variabel x dan y.

Page 6: Makalah geometri

Secara khusus, jika garis didefinisikan sebagai himpunan titik-titik (x, y) pada

bidang bilangan yang memenuhi persamaan linier maka dapat dibuktikan

pernyataan berikut yang Euclid ambil sebagai aksioma:

Ada garis yang unik melalui dua titik yang berbeda,

Untuk setiap garis L dan titik P di luar L, ada garis yang unik melalui P tidak

bertemu dengan L.

Latihan

𝑦2 − 𝑦1

𝑥2 − 𝑥1=

𝑦 − 𝑦1

𝑥 − 𝑥1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥1 ≠ 𝑥2

2.2.3 Apa yang terjadi jika x2 = x1?

Tidak mengherankan garis sejajar adalah garis dengan gradien yang sama.

2.2.4 Tunjukkan bahwa garis yang berbeda y = ax + c dan y = a’x + c’ memiliki

satu titik yang sama kecuali mereka memiliki kemiringan yang sama (a =

a’). Tunjukkan bahwa hal ini juga terjadi ketika satu baris memiliki gradien

yang tak terbatas.

2.2.5 Jika L memiliki persamaan y = 3x, apa persamaan garis yang sejajar dengan

L dan melalui P = (2, 2)?

Penyelesaian

2.2.1 Persamaan garis : y = ax + c ... (1)

P1(x1, y1) terletak pada garis : y1 = ax1 + c ... (2)

P2(x2, y2) terletak pada garis : y2 = ax2 + c ... (3)

Diberikan titik yang berbeda P1 = (x1, y1) dan P2 = (x2, y2), misalkan P = (x, y)

adalah setiap titik pada garis melalui P1 dan P2.

2.2.1 Dengan persamaan gradien, tunjukkan bahwa x dan y memenuhi persamaan

2.2.2 Jelaskan mengapa persamaan yang ditemukan dalam Latihan 2.2.1 adalah

persamaan garis lurus.

Page 7: Makalah geometri

Persamaan (1) dikurang persamaan (2), diperoleh:

y = ax + c

y1 = ax1 + c –

(y – y1) = a(x – x1)

Menjadi

𝑎 =𝑦 − 𝑦1

𝑥 − 𝑥1 … . (4)

Persamaan (3) dikurang persamaan (2), diperoleh:

y2 = ax2 + c

y1 = ax1 + c –

(y2 – y1) = a(x2 – x1)

Menjadi

𝑎 =𝑦2 − 𝑦1

𝑥2 − 𝑥1 … . (4)

Dari persamaan (4) dan (5), diperoleh:

𝑦 − 𝑦1

(𝑥 − 𝑥1) =

(𝑦2 – y1)

(𝑥2 – 𝑥1)

2.2.2 Karena (𝑦2 – y1)

(𝑥2 – 𝑥1) = gradien (a), sehingga persamaannya menjadi:

𝑦 − 𝑦1

(𝑥 − 𝑥1) = 𝑎

𝑦 − 𝑦1 = 𝑎(𝑥 − 𝑥1)

Adalah bentuk persamaan garis lurus yang melalui titik (x1, y1) dan gradien

a.

2.2.3 Jika x1 = x2, maka:

𝑦 − 𝑦1

(𝑥 − 𝑥1) =

(𝑦2 – y1)

(𝑥2 – 𝑥1)

𝑎 = 𝑦2 – y1

𝑥2 – 𝑥2

𝑎 = 𝑥 − 𝑥1

0

𝑎 = ∞

Jadi garis akan memiliki gradien tak terhingga atau berupa garis vertikal.

Page 8: Makalah geometri

2.2.4 Karena a, a’ ≠ ∞, maka:

y = ax + c y = a’x + c’

x = 𝑦−𝑐

𝑎 x =

𝑦−𝑐′

𝑎′

Diperoleh:

𝑦 − 𝑐

𝑎=

𝑦 − 𝑐′

𝑎′

𝑦 − 𝑐 𝑎′ = 𝑦 − 𝑐′ 𝑎

𝑎′𝑦 − 𝑎′𝑐 = 𝑎𝑦 − 𝑎𝑐′

𝑎′𝑦 − 𝑎𝑦 = 𝑎′𝑐 − 𝑎𝑐′

𝑦 𝑎′ − 𝑎 = 𝑎′𝑐 − 𝑎𝑐′

𝑦 =𝑎′𝑐 − 𝑎𝑐′

𝑎′ − 𝑎

Subtitusikan y ke salah satu persamaan di atas:

𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑐

𝑎′𝑐 − 𝑎𝑐′

𝑎′ − 𝑎= 𝑎𝑥 + 𝑐

𝑎′𝑐 − 𝑎𝑐′

𝑎′ − 𝑎−

𝑐(𝑎′ − 𝑎)

𝑎′ − 𝑎= 𝑎𝑥

𝑎′𝑐 − 𝑎𝑐′ − 𝑎′𝑐 + 𝑎𝑐

𝑎′ − 𝑎= 𝑎𝑥

𝑎𝑐 − 𝑎𝑐′

𝑎′ − 𝑎= 𝑎𝑥

𝑎(𝑐 − 𝑐′)

𝑎′ − 𝑎= 𝑎𝑥

𝑐 − 𝑐′

𝑎′ − 𝑎= 𝑥

Jadi titik koordinat pada perpotongan kedua garis tersebut adalah

𝑐−𝑐 ′

𝑎 ′ −𝑎,𝑎 ′ 𝑐−𝑎𝑐′

𝑎 ′ −𝑎

Jika a = a’, maka pembaginya akan sama dengan 0, dan titik tersebut tidak

terdefinisi.

Jika salah satu gradien garisnya adalah ∞ maka bentuk garis tersebut

tentunya x = n untuk n ∈ R. Maka titik potongnya adalah (n, an + c)

Page 9: Makalah geometri

2.2.5 Persamaan garis yang sejajar dengan L dan melalui titik P(2, 2)

L ≡ y = 3x , jadi L memiliki gradien = 3.

Persamaan garis yang melalui satu titik dan gradien tertentu:

𝑦 − 𝑦1 = 𝑎(𝑥 − 𝑥1)

𝑦 − 2 = 3 𝑥 − 2

𝑦 − 2 = 3𝑥 − 6

𝑦 = 3𝑥 − 4

2.3 Jarak

Misalkan P1 = (x1, y1) dan P2 = (x2, y2) adalah dua titik di R2, membentuk

koordinat segitiga siku-siku seperti yang ditunjukkan pada gambar 4, dan |P1P2|

adalah panjang sisi miringnya.

Gambar 4. Segitiga yang mendefinisikan jarak

Sisi vertikal segitiga memiliki panjang y2 – y1, dan sisi horizontal memiliki

panjang x2 – x1. Berdasarkan teorema Pythagoras:

|P1P2|2 = (x2 – x1)

2 + (y2 – y1)

2

dan karena itu,

|𝑃1𝑃2| = (𝑥2 – 𝑥1)2 + (𝑦2 – 𝑦1)2

Page 10: Makalah geometri

Persamaan lingkaran

Rumus jarak di atas mengarah langsung ke persamaan lingkaran, sebagai berikut.

Misalkan kita memiliki lingkaran dengan jari-jari r dan pusat di titik P = (a, b).

Kemudian setiap titik Q = (x, y) pada lingkaran berada pada jarak r dari P, dan

karenanya rumus di atas memberikan:

𝑟 = |PQ| = (𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2

Dengan mengkuadratkan kedua sisi, didapatkan:

𝑥 − 𝑎 2 + 𝑦 − 𝑏 2 = 𝑟2

Ini disebut persamaan lingkaran karena memenuhi setiap titik (x, y) pada

lingkaran.

Garis berjarak sama dari dua titik

Sebuah lingkaran adalah himpunan titik-titik yang berjarak sama dari titik

pusatnya. Apa himpunan titik-titik yang berjarak sama dari dua titik di R2?

Himpunan titik-titik yang berjarak sama dari dua titik adalah garis.

Untuk melihat mengapa, diberikan dua titik P1 = (a1, b1) dan P2 = (a2, b2).

Kemudian titik P = (x, y) berjarak sama dari P1 dan P2 jika |PP1| = |PP2|, yaitu

jika x dan y memenuhi persamaan

(𝑥 − 𝑎1)2 + (𝑦 − 𝑏1)2 = (𝑥 − 𝑎2)2 + (𝑦 − 𝑏2)2

𝑥 − 𝑎1 2 + 𝑦 − 𝑏1

2 = 𝑥 − 𝑎2 2 + 𝑦 − 𝑏2

2

𝑥2 − 2𝑎1𝑥 + 𝑎12 + 𝑦2 − 2𝑏1𝑦 + 𝑏1

2 = 𝑥2 − 2𝑎2𝑥 + 𝑎22 + 𝑦2 − 2𝑏2𝑦 + 𝑏2

2

−2𝑎1𝑥 + 𝑎12 − 2𝑏1𝑦 + 𝑏1

2 = −2𝑎2𝑥 + 𝑎22 − 2𝑏2𝑦 + 𝑏2

2

−2𝑎1𝑥 + 𝑎12 − 2𝑏1𝑦 + 𝑏1

2 + 2𝑎2𝑥 − 𝑎22 + 2𝑏2𝑦 − 𝑏2

2 = 0

2(𝑎2 − 𝑎1)𝑥 + 2(𝑏2 − 𝑏1)𝑦 + (𝑎12 − 𝑎2

2) + (𝑏12 − 𝑏2

2) = 0

Dengan demikian, titik P = (x, y) berjarak sama dari P1 dan P2 bentuk garis.

Page 11: Makalah geometri

Latihan

Persamaan garis dan lingkaran memungkinkan untuk membuktikan banyak

teorema geometris oleh aljabar, seperti yang disadari Descartes. Bahkan , mereka

memperluas lingkup geometri dengan memungkinkan banyak kurva yang akan

dijelaskan oleh persamaan . Tapi aljabar juga berguna dalam membuktikan bahwa

jumlah tertentu tidak sama. Salah satu contoh adalah ketaksamaan segitiga.

2.3.1 Misalkan sebuah segitiga , untuk memudahkan ambil satu titik sudut di O =

(0, 0), P = (x1 ,0) dengan x1 > 0, dan Q = (x2, y2). Tunjukkan bahwa

𝑂𝑃 = 𝑥1 , 𝑃𝑄 = (𝑥2 − 𝑥1)2 + 𝑦22, 𝑂𝑄 = 𝑥2

2 + 𝑦22

Ketaksamaan segitiga menyatakan bahwa |OP| + |PQ| > |OQ| (setiap dua sisi

segitiga bersama-sama lebih besar dari sisi ketiga). Untuk membuktikan

pernyataan ini, itu sudah cukup untuk menunjukkan bahwa

(|OP| + |PQ|)2 > |OQ|

2

2.3.2 Tunjukkan bahwa

( 𝑂𝑃 + 𝑃𝑄 )2 − |𝑂𝑄|2 = 2𝑥1 (𝑥2 − 𝑥1)2 + 𝑦22 − (𝑥2 − 𝑥1)

2.3.3 Tunjukkan bahwa istilah dalam tanda kurung siku dalam Latihan 2.3.2

adalah positif jika y2 ≠ 0, dan karenanya bahwa ketaksamaan segitiga

berlaku dalam kasus ini.

2.3.4 Jika y2 = 0, mengapa ini tidak menjadi masalah?

Penyelesaian

2.3.1 Tunjukkan:

𝑂𝑃 = (𝑥1 − 0)2 + (0 − 0)2

𝑂𝑃 = 𝑥12

𝑂𝑃 = 𝑥1

𝑃𝑄 = 𝑥2 − 𝑥1 2 + 𝑦2 − 0 2

𝑃𝑄 = 𝑥2 − 𝑥1 2 + 𝑦22

Page 12: Makalah geometri

𝑂𝑄 = 𝑥2 − 0 2 + 𝑦2 − 0 2

𝑃𝑄 = 𝑥2 − 0 2 + 𝑦2 − 0 2

𝑃𝑄 = 𝑥22 + 𝑦2

2

2.3.2 𝑂𝑃 + 𝑃𝑄 2 − 𝑂𝑄 2 = 𝑥1 + 𝑥2 − 𝑥1 2 + 𝑦22

2

− 𝑥22 + 𝑦2

2 2

= 𝑥12 + 2𝑥1 𝑥2 − 𝑥1 2 + 𝑦2

2 + 𝑥2 − 𝑥1 2

+𝑦22 − 𝑥2

2 − 𝑦22

= 𝑥12 + 2𝑥1 𝑥2 − 𝑥1 2 + 𝑦2

2 + 𝑥22 − 2𝑥1𝑥2

+𝑥12 + 𝑦2

2 − 𝑥22 − 𝑦2

2

= 2𝑥1 𝑥2 − 𝑥1 2 + 𝑦22 − 2𝑥1𝑥2 + 2𝑥1

2

= 2𝑥1 (𝑥2 − 𝑥1)2 + 𝑦22 − (𝑥2 − 𝑥1)

2.3.3 Untuk menunjukkan persamaan yang berada dalam tanda kurung siku

bernilai positif, maka:

(𝑥2 − 𝑥1)2 + 𝑦22 > 𝑥2 − 𝑥1

(𝑥2 − 𝑥1)2 + 𝑦22 > (𝑥2 − 𝑥1)2 (kuadratkan kedua ruas)

Akan bernilai benar jika 𝑦22 > 0, karena y ≠ 0 berati 𝑦2

2 > 0 dan begitu juga

(𝑥2 − 𝑥1)2 + 𝑦22 > 𝑥2 − 𝑥1 juga benar.

2.3.4 Ketika y2 = 0 tidak menjadi masalah, ketika y2 = 0 titik O, P, Q akan

membentuk garis lurus. Sehingga ketaksamaan segitiga tidak berlaku.

2.4 Persimpangan garis dan lingkaran

Sekarang garis dan lingkaran didefinisikan oleh persamaan, sehingga dapat

diberikan bentuk aljabar yang setara pada pengoperasian penggaris dan jangka.

Gambar garis melalui titik yang diberikan untuk menemukan persamaan garis

melalui titik (x1, y1) dan (x2, y2). Gradien antara kedua titik tersebut adalah

𝑦2−𝑦1

𝑥2−𝑥1, yang harus sama dengan kemiringan

𝑦−𝑦1

𝑥−𝑥1 antara titik (x, y) dan titik

khusus (x1, y1), sehingga persamaannya adalah:

Page 13: Makalah geometri

𝑦 − 𝑦1

(𝑥 − 𝑥1) =

(𝑦2 – y1)

(𝑥2 – 𝑥1)

Kalikan kedua sisi dengan (x – x1)(x2 – x1), didapatkan persamaan:

(y – y1)(x2 – x1) = (x – x1)( y2 – y1) atau (y2 – y1)x – (x2 – x1)y – x1y2 + y1x2 = 0

Gambar lingkaran dengan pusat dan jari-jari yang diberikan sesuai dengan

mencari persamaan lingkaran dengan pusat yang diberikan (a, b) dan diberi

jari-jari r, yaitu:

(x – a)2 + (y – b)

2 = r

2

Cari titik baru sebagai persimpangan dari garis yang ditarik sebelumnya dan

lingkaran yang bersesuaian dengan menemukan titik solusi:

Sepasang persamaan garis,

Sepasang persamaan lingkaran,

Persamaan garis dan persamaan lingkaran.

Sebagai contoh, untuk menemukan persimpangan dua lingkaran

(x – a1)2 + (y – b1)

2 = r1

2 dan (x – a2)

2 + (y – b2)

2 = r2

2

kita memperluas persamaan lingkaran sebagai

𝑥2 − 2𝑎1𝑥 + 𝑎12 + 𝑦2 − 2𝑏1𝑦 + 𝑏1

2 − 𝑟12 = 0 … . (1)

𝑥2 − 2𝑎2𝑥 + 𝑎22 + 𝑦2 − 2𝑏2𝑦 + 𝑏2

2 − 𝑟22 = 0 … . (2)

Kurangi Persamaan (2) dengan persamaan (1). x2

dan y2 akan hilang, dan akan

diperoleh persamaan linier dalam x dan y:

2(𝑎2 − 𝑎1)𝑥 + 2(𝑏2 − 𝑏1)𝑦 + 𝑟22 − 𝑟1

2 = 0 … . (3)

Kita dapat memecahkan Persamaan (3) dalam x atau y Kemudian substitusikan

hasilnya ke dalam persamaan (1) dan memberikan persamaan kuadrat baru

untuk y atau x. Jika persamaannya adalah dalam bentuk Ax2 + Bx + C = 0,

maka kita tahu bahwa solusinya adalah:

𝑥 =−𝐵 ± 𝐵2 − 4𝐴𝐶

2𝐴

Kriteria aljabar untuk konstruktibilti. Sebuah titik adalah konstruktibel (mulai

dari titik 0 dan 1) jika dan hanya jika koordinat yang diperoleh dari nomor 1

dengan operasi +, -, ×, ÷, dan √.

Page 14: Makalah geometri

Latihan

2.4.1 Cari perpotongan lingkaran x2 + y

2 = 1 dan (x – 1)

2 + (y – 2)

2 = 4.

persamaan lingkaran harus memiliki beberapa arti geometris. Apa itu?

Penyelesaian

2.4.1 Perpotongan lingkaran

x2 + y

2 = 1

x2 + y

2 – 1 = 0 … (1)

(x – 1)2 + (y – 2)

2 = 4

x2 – 2x + 1 + y

2 – 4y + 4 = 4

x2 – 2x + y

2 – 4y + 1 = 0 … (2)

Dari persamaan (1) dan (2)

x2 + y

2 – 1 = x

2 – 2x + y

2 – 4y + 1

– 1 = – 2x – 4y + 1

– 2 = – 2x – 4y

−1 = −𝑥 − 2𝑦

𝑥 = −2𝑦 + 1 … (3)

Subtitusikan persamaan (3) ke persamaan (1)

x2 + y

2 – 1 = 0

−2𝑦 + 1 2 + 𝑦2 − 1 = 0

4𝑦2 − 4𝑦 + 1 + 𝑦2 − 1 = 0

5𝑦2 − 4𝑦 = 0

𝑦 =−𝐵 ± 𝐵2 − 4𝐴𝐶

2𝐴

𝑦 =−(−4) ± (−4)2 − 4.5.0

2.5

𝑦 =4 ± 16

10

2.4.2 Periksa kebenaran jawaban pada latihan 2.4.1 dengan sketsa dua lingkaran.

2.4.3 Garis x + 2y – 1 = 0 ditemukan dengan menghilangkan x2 dan y

2 dari

Page 15: Makalah geometri

𝑦1 =4 + 4

10=

8

10=

4

5

𝑦2 =4 − 4

10=

0

10= 0

Subtitusikan y1 dan y2 ke dalam persamaan 3 untuk mendapatkan x1 dan

x2

x1 𝑥 = −2𝑦 + 1

𝑥 = −2 4

5 + 1

𝑥 = −8

5+ 1

𝑥1 = −3

5

x1 𝑥 = −2𝑦 + 1

𝑥 = −2.0 + 1

𝑥 = 0 + 1

𝑥2 = 1

Jadi koordinat titik potong kedua lingkaran adalah −3

5,

4

5 dan 1, 0

2.4.2 Sketsa perpotongan dua lingkaran

2.4.3 Persamaan garis x + 2y – 1 = 0 adalah persamaan garis lurus yang melalui

dua titik potong lingkaran.

Page 16: Makalah geometri

2.5 Sudut dan gradien

Sudut θ antara garis y = tx dan sumbu x adalah tan-1

t, dan fungsi tan-1

t bukan

fungsi aljabar. Juga tidak fungsi inversnya t = tan θ atau fungsi terkait sin θ

(sinus) dan cos θ (kosinus).

Jika garis L1 memiliki kemiringan t1 dan garis L2 memiliki kemiringan t2, maka

kemiringan L1 relatif terhadap L2, didefinisikan sebagai sebagai berikut:

± 𝑡1 − 𝑡2

1 + 𝑡1𝑡2

Definisi ini berasal dari rumus dalam trigonometri,

tan(𝜃1 − 𝜃2) = tan 𝜃1 − tan 𝜃2

1 + tan 𝜃1tan 𝜃2

Dengan mengambil t1 = tan θ1 dan t2 = tan θ2. Alasan untuk tanda ± dan nilai

mutlak adalah bahwa gradien t1 dan t2 sendiri tidak menentukan sudut, mereka

hanya menentukan sepasang garis dan karenanya sepasang sudut yang menambah

sudut lurus.

Bagaimanapun, dengan hati-hati memungkinkan untuk menggunakan konsep

gradien relatif untuk menguji aljabar apakah sudut-sudutnya sama. Konsep ini

juga memungkinkan untuk menyatakan aksioma SAS dan ASA di koordinat

geometri.

Latihan

Contoh yang paling berguna dari gradien relatif adalah garis tegak lurus.

2.5.1 Tunjukkan bahwa garis dengan gradien t1 dan t2 tegak lurus hanya jika t1t2 =

-1.

2.5.2 Gunakan kondisi tegak lurus yang ditemukan dalam latihan 2.5.1 untuk

menunjukkan bahwa garis dari (1, 0) ke (3, 4) tegak lurus terhadap garis dari

(0, 2) ke (4, 0).

Page 17: Makalah geometri

Pembahasan selanjutnya akan mendefinisikan rotasi O menjadi transformasi rc,s

dari R2 terhadap dua bilangan real c dan s seperti c

2 + s

2 = 1. Transformasi rc,s

memindahkan titik (x, y) ke titik (cx – sy , sx + cy). Hal ini dapat menjelaskan

dalam pembahasan selanjutnya mengapa alasan menyebutnya rotasi O dan

mengapa c = cos θ dan s = sin θ, dimana θ adalah sudut pada rotasi.

Andaikan dalam kasus ini terdapat dua rotasi 𝑟𝑐1 ,𝑠1dan 𝑟𝑐2 ,𝑠2

dimana:

c1 = cos θ1, s1 = sin θ1; c2 = cos θ2, s2 = sin θ2.

Hal ini akan membantu dalam pembuktian persamaan untuk cos, sin, dan tan dari

θ1 + θ2.

2.5.3 Tunjukkan hasil dari 𝑟𝑐1 ,𝑠1dan 𝑟𝑐2 ,𝑠2

adalah untuk memindahkan (x, y) ke

((c1c2 − s1s2)x − (s1c2 + c1s2)y, (s1c2 + c1s2)x + (c1c2 − s1s2)y)

2.5.4 Asumsikan 𝑟𝑐1 ,𝑠1adalah rotasi O melalui sudut θ1 dan 𝑟𝑐2 ,𝑠2

O melalui sudut

θ2, simpulkan dari latihan 2.5.3, bahwa:

cos (θ1 + θ2) = cos θ1 cos θ2 – sin θ1 sin θ2

sin (θ1 + θ2) = sin θ1 cos θ2 + cos θ1 sin θ2

2.5.5 Simpulkan dari latihan 2.5.4 bahwa:

tan 𝜃1 + 𝜃2 = tan 𝜃1 + tan 𝜃2

1 − tan 𝜃1tan 𝜃2

tan 𝜃1 − 𝜃2 = tan 𝜃1 − tan 𝜃2

1 + tan 𝜃1tan 𝜃2

Penyelesaian

2.5.2 Garis akan saling tegak lurus jika t1.t2 = -1

Garis pertama melalui titik (1, 0) dan (3, 4)

𝑦 − 𝑦1

𝑦2 − 𝑦1=

𝑥 − 𝑥1

𝑥2 − 𝑥1

𝑦 − 0

4 − 0=

𝑥 − 1

3 − 1

𝑦

4=

𝑥 − 1

2

2𝑦 = 4𝑥 − 4

Page 18: Makalah geometri

𝑦 = 2𝑥 − 2

Jadi t1 = 2

Garis kedua melalui titik (0, 2) ke (4, 0)

𝑦 − 𝑦1

𝑦2 − 𝑦1=

𝑥 − 𝑥1

𝑥2 − 𝑥1

𝑦 − 2

0 − 2=

𝑥 − 0

4 − 0

𝑦 − 2

−2=

𝑥

4

4𝑦 − 8 = −2𝑥

4𝑦 = −2𝑥 + 8

𝑦 = −1

2𝑥 + 2

Jadi t2 = −1

2

Syarat tegak lurus jika t1.t2 = -1

t1.t2 = 2 . −1

2 = -1 (terbukti)

2.5.3 Hasil dari 𝑟𝑐1 ,𝑠1dan 𝑟𝑐2 ,𝑠2

adalah:

Rotasi oleh 𝑟𝑐1 ,𝑠1

𝑟𝑐1 ,𝑠1 𝑥, 𝑦 = (𝑐1𝑥 − 𝑠1𝑦, 𝑠1𝑥 + 𝑐1𝑦)

Dilanjutkan oleh rotasi oleh 𝑟𝑐2 ,𝑠2

𝑟𝑐2 ,𝑠2 𝑐1𝑥 − 𝑠1𝑦, 𝑠1𝑥 + 𝑐1𝑦

= (𝑐2(𝑐1𝑥 − 𝑠1𝑦) − 𝑠2(𝑠1𝑥 + 𝑐1𝑦), 𝑠2(𝑐1𝑥 − 𝑠1𝑦) + 𝑐2(𝑠1𝑥 + 𝑐1𝑦))

= (𝑐1𝑐2𝑥 − 𝑠1𝑐2𝑦 − 𝑠1𝑠2𝑥 − 𝑐1𝑠2𝑦, 𝑐1𝑠2𝑥 − 𝑠1𝑠2𝑦 + 𝑠1𝑐2𝑥 + 𝑐1𝑐2𝑦)

= (𝑐1𝑐2 − 𝑠1𝑠2 𝑥 − (𝑠1𝑐2 + 𝑐1𝑠2)𝑦, (𝑐1𝑠2 + 𝑠1𝑐2)𝑥 + (𝑐1𝑐2 − 𝑠1𝑠2)𝑦)

2.5.4 𝑟𝑐1 ,𝑠1adalah rotasi O melalui sudut θ1 dan 𝑟𝑐2 ,𝑠2

O melalui sudut θ2

Rotasi oleh 𝑟𝑐1 ,𝑠1 melalui sudut θ1 memberikan matriks

cos 𝜃1 − sin 𝜃1

sin 𝜃1 cos 𝜃1

Rotasi oleh 𝑟𝑐2 ,𝑠2 melalui sudut θ2 memberikan matriks

cos 𝜃2 − sin 𝜃2

sin 𝜃2 cos 𝜃2

Page 19: Makalah geometri

Oleh karena itu rotasi yang melalui sudut θ1 + θ2 adalah hasil kali dua

matriks tersebut. Maka:

cos(𝜃1 + 𝜃2) − sin 𝜃1 + 𝜃2

sin 𝜃1 + 𝜃2 cos 𝜃1 + 𝜃2

= cos 𝜃1 − sin 𝜃1

sin 𝜃1 cos 𝜃1

cos 𝜃2 − sin 𝜃2

sin 𝜃2 cos 𝜃2

= cos 𝜃1 cos 𝜃2 − sin 𝜃1 sin 𝜃2 − cos 𝜃1 sin 𝜃2 − sin 𝜃1 cos 𝜃2

sin 𝜃1 cos 𝜃2 + cos 𝜃1 sin 𝜃2 cos 𝜃1 cos 𝜃2 − sin 𝜃1 sin 𝜃2

Sehingga dapat diperoleh:

cos (θ1 + θ2) = cos θ1 cos θ2 – sin θ1 sin θ2

sin (θ1 + θ2) = sin θ1 cos θ2 + cos θ1 sin θ2

2.5.5 Dari latihan 2.5.4 dapat diperoleh:

tan 𝜃1 + 𝜃2

tan 𝜃1 + 𝜃2 =sin 𝜃1 + 𝜃2

cos 𝜃1 + 𝜃2

=sin 𝜃1 cos 𝜃2 + cos 𝜃1 sin 𝜃2

cos 𝜃1 cos 𝜃2 − sin 𝜃1 sin 𝜃2

=

sin 𝜃1 cos 𝜃2

cos 𝜃1 cos 𝜃2+

cos 𝜃1 sin 𝜃2

cos 𝜃1 cos 𝜃2

cos 𝜃1 cos 𝜃2

cos 𝜃1 cos 𝜃2−

sin 𝜃1 sin 𝜃2

cos 𝜃1 cos 𝜃2

(𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖 dengan cos 𝜃1 cos 𝜃2)

=

cos 𝜃1

cos 𝜃1+

cos 𝜃2

cos 𝜃2

1 −sin 𝜃1 sin 𝜃2

cos 𝜃1 cos 𝜃2

=tan 𝜃1 + tan 𝜃2

1 − tan 𝜃1 tan 𝜃2

tan 𝜃1 − 𝜃2

tan 𝜃1 + (−𝜃2) =tan 𝜃1 + tan(−𝜃2)

1 − tan 𝜃1 tan(−𝜃2)

=tan 𝜃1 − tan 𝜃2

1 − tan 𝜃1 (− tan 𝜃2)

=tan 𝜃1 − tan 𝜃2

1 + tan 𝜃1 tan 𝜃2

Page 20: Makalah geometri

Sebuah transformasi dari bidang adalah sebuah fungsi f: R2 → R

2, dengan kata

lain, fungsi yang memindahkan titik ke titik. Sebuah transformasi f disebut

isometri atau dalam bahasa Yunani berarti sama panjang jika memindahkan dua

titik, P1 dan P2, ke titik f(P1) dan f(P2) terpisah jarak yang sama.

|f(P1)f(P2)| = |P1P2|

Ada banyak isometries bidang, tetapi dapat dibagi menjadi tipe sederhana dan

jelas. Isometries tertentu (translasi dan rotasi) memungkinkan untuk

memindahkan titik asal kemanapun dalam bidang dan sumbu x ke setiap baris.

Translasi memindahkan setiap titik dari bidang pada jarak yang sama dan dalam

arah yang sama. Setiap translasi tergantung pada dua konstanta a dan b, jadi kita

melambangkannya dengan ta ,b. Ia memindahkan setiap titik (x, y) ke titik (x + a, y

+ b) . Hal ini jelas bahwa translasi menjaga jarak antara dua titik.

Diberikan P1 = (x1, y1) dan P2 = (x2, y2). Oleh karena itu,

ta,b(P1) = (x1 + a, y1 + b), ta,b(P2) = (x2 + a, y2 + b)

Dan karena itu,

𝑡𝑎 ,𝑏 𝑃1 𝑡𝑎 ,𝑏 𝑃2 = (𝑥2 + 𝑎 − 𝑥1 − 𝑎)2 + (𝑦2 + 𝑏 − 𝑦1 − 𝑏)2

= (𝑥2 − 𝑥1)2 + (𝑦2 − 𝑦1)2

= 𝑃1𝑃2

Rotasi

Rotasi rc,s memindahkan titik (x, y) ke titik (cx – sy, sx + cy). Misalkan P1 = (x1,

y1) dan P2 = (x2, y2), oleh karena itu

rc,s (P1) = (cx1 – sy1, sx1 + cy1), rc,s (P2) = (cx2 – sy2, sx2 + cy2)

2.6 Isometris

Dengan demikian, R2 adalah benar-benar seperti bidang Euclid, dalam arti bahwa

setiap titik adalah seperti titik lain dan setiap baris adalah seperti garis lain.

Translasi

Page 21: Makalah geometri

dan karena itu,

𝑟𝑐 ,𝑠 𝑃1 𝑟𝑐,𝑠 𝑃2 = 𝑐 𝑥2 − 𝑥1 − 𝑠(𝑦2 − 𝑦1) 2 + 𝑠 𝑥2 − 𝑥1 + 𝑠(𝑦2 − 𝑦1) 2

= 𝑐2 𝑥2 − 𝑥1 2 − 2𝑐𝑠 𝑥2 − 𝑥1 𝑦2 − 𝑦1 + 𝑠2 𝑦2 − 𝑦1 2

+𝑠2(𝑥2 − 𝑥1)2 + 2𝑐𝑠 𝑥2 − 𝑥1 𝑦2 − 𝑦1 + 𝑐2(𝑦2 − 𝑦1)2

= 𝑐2 + 𝑠2 (𝑥2 − 𝑥1)2 + 𝑐2 + 𝑠2 (𝑦2 − 𝑦1)2

= (𝑥2 − 𝑥1)2 + (𝑦2 − 𝑦1)2 , karena c2 + s

2 = 1

= 𝑃1𝑃2

Dengan demikian, rc,s mempertahankan panjang. Selain itu, rc,s memindahkan

(0,0) untuk dirinya sendiri, dan berpindah (1, 0) ke (c, s) dan (0, 1) ke (-s, c).

Gambar 5. Perpindahan garis oleh rotasi

Refleksi

Untuk menjelaskan refleksi yang termudah adalah refleksi di sumbu x, yang

memindahkan P = (x, y) ke 𝑃 = (x, -y). Tentu ini adalah isometri.

Kita dapat mencerminkan bidang di setiap baris, dan kita dapat melakukan ini

dengan menggabungkan refleksi di sumbu x dengan translasi dan rotasi. Sebagai

contoh, refleksi dalam garis y = 1 (yang sejajar dengan sumbu x) adalah hasil dari

tiga isometri berikut:

t0, -1, translasi yang memindahkan garis y = 1 sampai sumbu x,

refleksi di sumbu x,

t0, 1 , yang memindahkan sumbu x kembali ke garis y = 1 .

Page 22: Makalah geometri

Secara umum, kita dapat melakukan refleksi dalam setiap baris L dengan

memindahkan L ke sumbu x oleh beberapa kombinasi translasi dan rotasi, refleksi

di sumbu x , dan kemudian pindah sumbu x kembali ke L.

Glide refleksi (Peluncuran/proses pencerminan)

Proses pencerminan adalah hasil dari sebuah pencerminan diikuti dengan translasi

dalam arah garis refleksi. Sebagai contoh, jika kita merefleksikan pada sumbu x,

dari (x, y) ke (x, -y), dan mengikuti ini dengan translasi t1 dengan panjang 1 dalam

arah x, maka (x, y) akan menjadi (x + 1, -y).

Peluncuran refleksi dengan panjang translasi nol akan berbeda dari tiga jenis

isometri sebelumnya.

Bukan sebuah translasi, karena translasi memetakan dari setiap garis dalam

arah translasi ke dirinya sendiri, sedangkan peta dari peluncuran

refleksi hanya satu garis ke dalam dirinya (yaitu garis refleksi).

Bukan sebuah rotasi, karena sebuah rotasi memiliki titik tetap sedangkan

peluncuran refleksi tidak memiliki titik tetap.

Bukan sebuah refleksi, karena refleksi juga memiliki titik tetap (semua titik

pada garis refleksi).

Latihan

2.6.1 Periksa refleksi dalam sumbu x mempertahankan jarak antara dua titik.

2.6.2 Cerminkan bidang pada sumbu x, dan kemudian di garis y = ½. Tunjukkan

hasil isometri yang memindahkan (x, y) ke (x, y + 1), sehingga translasi t0,1.

Penyelesaian

2.6.1 Misal P1 (x1, y1) dan P2 (x2, y2)

Jarak antara dua titik tersebut adalah:

𝑃1𝑃2 = (𝑥2 − 𝑥1)2 + (𝑦2 − 𝑦1)2

Setelah direfleksi pada sumbu x, P1 dipindahkan ke P1’(x1, -y1) dan P2 ke

P2’(x2, -y2). Jaraknya adalah:

Page 23: Makalah geometri

𝑃1′𝑃2

′ = (𝑥2 − 𝑥1)2 + (−𝑦2 − (−𝑦1))2

𝑃1′𝑃2

′ = (𝑥2 − 𝑥1)2 + (−1(𝑦2 − 𝑦1))2

𝑃1′𝑃2

′ = (𝑥2 − 𝑥1)2 + (−1)2(𝑦2 − 𝑦1)2

𝑃1′𝑃2

′ = (𝑥2 − 𝑥1)2 + (𝑦2 − 𝑦1)2

𝑃1′𝑃2

′ = 𝑃1𝑃2

2.6.2 Refleksi pada sumbu x memindahkan (x, y) ke (x, -y). Untuk merefleksikan

pada garis y = ½ Pertama translasikan dengan t0,-1/2 yang akan memindahkan

(x, -y) ke (x, –y – ½), kemudian refleksikan pada sumbu x akan

memindahkan (x, –y – ½) ke (x, y + ½) dan terakhir di translasikan kembali

dengan t0,1/2 yang akan memindahkan (x, y + ½) ke (x, y + 1)

2.7 Teorema tiga refleksi

Pada materi sebelumnya yang berjarak sama dari dua titik A dan titik B

membentuk garis, yang menunjukkan bahwa isometri tersebut sangat sederhana.

Sebuah isometri f dari R2 ditentukan oleh gambar f(A), f(B), f(C) dari tiga titik A,

B, C yang tidak segaris.

Tiga buktinya yaitu:

Titik P di R2 ditentukan oleh jarak dari A, B, C. Karena jika Q adalah titik lain

dengan jarak yang sama dari A, B, C pada P, maka A, B, C terletak pada garis

yang berjarak sama dari P dan Q, bertentangan dengan asumsi bahwa A, B, C

tidak berada dalam garis.

Isometri f mempertahankan jarak (dari definisi isometri), sehingga f(P)

terletak pada jarak yang sama dari masing-masing f(A), f(B), f(C), P dari A,

B, C.

Hanya ada satu titik memberi jarak tertentu dari f(A), f(B), f(C) karena tiga

titik tersebut tidak dalam satu garis, ketiga titik tersebut membentuk segitiga

kongruen dengan segitiga ABC, karena f mempertahankan jarak (isometri).

Teorema tiga refleksi. Setiap isometri dari R2

adalah kombinasi dari satu, dua,

atau tiga refleksi.

Page 24: Makalah geometri

Latihan

Ambil tiga titik menjadi A = (0, 1), B = (0, 0), dan C = (1, 0).

2.7.1 Misalkan f(A) = (1.4, 2), f(B) = (1.4, 1) , dan f(C) = (2.4, 1). Apakah f adalah

translasi atau rotasi? Buktikan f bukanlah peluncur refleksi?

Penyelesaian

2.7.1 Setiap titik telah dipindahkan ke (x + 1.4, y + 1).

A = (0, 1) (1.4, 2) = f(A)

B = (0, 0) (1.4, 1) = f(B)

C = (1, 0) (2.4, 1) = f(C)

Jadi f adalah transalasi t1.4,1.

Page 25: Makalah geometri

Daftar Pustaka

Stillwell, John. 2004. The Four Pillars of Geometry. San Fransisco: Springer.