makalah farmasi 2014
DESCRIPTION
MAKALAH FARMASI 2014TRANSCRIPT
MAKALAH CASE VI
FARMASI
TUTORIAL D-4
dr. Wahyukarno
1 | P a g e
Case 6Halaman 1
Andri, seorang mahasiswa kedokteran UPNVJ terheran ketika membaca berita tentang banyaknya beredar obat palsu. Dikatakan obat palsu karna zat terkandung didalamnya tidak sesuai dengan yang tercantum dalam kemasan. Obat obat yang dipalsukan itu umumnya adalah obat dengan bentuk sediaan padat yaitu tablet atau kaplet. Andri merasa prihatin bagaimana tujuan pemberian obat dapat tercapai apabila obat yang dikonsumsi pasien ternyata obat palsu. Jangankan mengobati atau mencegah penyakit, obat tersebut bahkan dapat membahayakan jiwa pasien.
Menurut sumber dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), ada beberapa hal yang harus diperhatikan konsumen untuk menghindari obat palsu, yaitu : memperhatikan adanya tanggal kadaluwarsa, memperhatikan 15 digit nomor ijin edar ; yang terdiri dari kode nama obat (dagang/generik), kode golongan obat, kode asal obat (lokal atau impor) diikuti oleh 12 angka dan huruf dari BPOM. Tulisan diketik embosse (timbul) pada kemasan obat.
Halaman 2
Oknum pemalsu obat biasanya menjual obat palsu ke toko-toko obat bahkan tempat penjualan obat resmi, karna itu masyarakat diminta mewaspadai setiap jenis obat yang dibeli agar tidak dirugikan.
Menurut Andri selain obat yang tepat, efek terapi dapat tercapai bila pasien mendapatkan obat dengan dosis yang sesuai kondisi pasien. Obat juga harus diberikan dengan frekuensi pemberian tertentu. Itu semua diketahui apabila pasien membeli obat dengan resep dokter di apotek.
Dalam media tersebut Andri juga membaca tulisan mengenai obat herbal, fitofarmaka dan ulasan mengenai tahap-tahap pengujian obat. BPOM berkewajiban melakukan pengawasan semua obat, termasuk obat herbal dan fitofarmaka sebelum beredar dan digunakan oleh masyarakat.
2 | P a g e
FarmasiDefinisi
ilmu yang mempelajari tentang cara membuat, menformulasikan, menyimpan, dan menyediakan obat.
Obat yaitu suatu zat kimia yang mana dalam dosis yang layak dapat memperbaiki fungsi-fungsi fisiologis tubuh dengan cara mengurangkan, menghilangkan dan menyembuhkan penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia
Tujuan pemberian obat
Profilaksis ( untuk mencegah)
Teraupetik ( untuk menyembuhkan / mengobati)
Diagnostik
Mengubah suatu keadaan
Penggunaan obat
1. Obat dalam
Semua obat yang ditelan melalui mulut , kerongkongan terus ke lambung dan diberi etiket berwarna putih
2. Obat luar
Semua obat yang tidak ditelan melalui mulut ( mis: salep, tetes mata/telinga/ hidung, obat kumur, suppositoria, injeksi) dan diberi etiket berwarna biru
Sumber obat
a. Alam ( nabati, hewani, mineral, dan garam-garaman )
b. sintetik
Penggolongan Obat
1. Obat BebasObat yang juga dikenal dengan istilah OTC (Over-the Counter) ini bisa menjadi pilihan di saat ada kebutuhan untuk melakukan pengobatan sendiri, mis. ketika ada gejala flu ringan, dll. karena obat kategori ini bisa kita beli tanpa dengan resep dokter. Namun jika kita telah mengkonsumsi 1 kemasan tetapi belum sembuh juga maka konsultasilah ke
3 | P a g e
dokter dan jangan sekali mencoba obat keras (antibiotika, dll.). Obat Bebas ini terdapat 2 jenis :a. Obat Bebas• Di kemasannya ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam. • Distribusinya adalah di apotek, warung/toko obat, atau bahkan di waroeng2 umum dan bisa dibeli tanpa resep dokter. • Contoh : vitamin/multi vitamin.
b. Obat Bebas Terbatas• Dulu disebut sebagai “obat daftar W” (dari kata warschuwing). • Di kemasannya ditandai dengan lingkaran biru bergaris tepi hitam • Biasanya ada tanda “P” (Perhatian) dengan kotak kecil berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam disertai dengan tulisan: o P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya. o P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan. o P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan. o P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar. o P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan • Distribusinya hanya di apotek saja (kalo ada obat kategori ini dijual di warung/toko obat itu adalah pelanggaran, so jangan beli dari situ) dan dapat bisa dibeli tanpa resep dokter dengan jumlah “terbatas”. • Contoh : obat asma, obat anti muntah atau obat flu (Noza), obat anti mabuk (Antimo)
2. Narkotika/Golongan OSuatu zat atau obat berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis yg dpt menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa, mengurangi smp menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan
3. Daftar G/ golongan G/ obat keras
Adalah semua golongan berbahaya. Contoh: obat suntik, antibiotika, obat baru, oleum chenopodii, adrenalin, pil Kmno4. Obat psikotropik termasuk dalam obat keras
Syarat penjualannya:
Hanya boleh dengan resep dokter Obat di beri label “ tidak boleh diulang tanpa resep dokter”
4 | P a g e
Obat psikotropik adalah semua bahan yang berkapasitas untuk menyebabkan:
Keadaan ketergantungan Depresi / stimulasi SSP Halusinasi Gangguan fungsi motorik/ persepsi atau mood
Kadarluwarsa adalah batas waktu dimana sampai batas waktu tersebut mutu dan keamanan obat dijamin masih memenuhi syarat yang dinyatakan pada bulan dan tahun.
• Jika obat sudah kadarluarsa maka efeknya akan berkurang / tidak berefek lagi/ timbul efek lain yang membahayakan , jadi sebaiknya jangan digunakan lagi!!
Jenis Obat1. Obat baru
obat yang baru ditemukan dan baru diberi nama
2. Obat tradisional/obat asli/jamu
Obat yang didapat langsung dari bahan alamiah, tumbuh-tumbuhan , hewan atau mineral
yang terolah atas dasar pengalaman
3. Obat jadi
Obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan , salep, pil,
supositoria atau bentuk lain
4. Obat patent
Obat dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat atau yang dikuasakannya
dan dijual dengan bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya
5. Obat generic
Obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam farmakope Indonesia dan IIN
(International Non Proprietery Names) dari WHO untuk zat berkhasiat yang
dikandungnya. Tujuan penggunaan obat generic untuk mempermudah perluasan cukup
pelayanan kesehatan pada masyarakat luas. (obat generic harganya lebih murah daripada
obat patent efek theraupetiknya sama)
6. Obat essensial
5 | P a g e
Obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat terbanyak dan
tercantum dalm daftar obat essensial yang ditetapkan oleh mentri kesehatan
Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) perlu direvisi dan disempurnakan secara berkala (setiap 3 tahun sekali) dengan tujuan:
Menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan Kepraktisan dalam penggunaan dan penyerahan ( diseuaikan dengan tenaga kesehatan
dan saran fisik yang ada)
Bentuk Sediaan Obat (BSO)
Adalah bentuk sediaan yang berisikan satu/lebih substansi aktif dengan tujuan agar dapat digunakan secara aman, mudah, nyaman, efisien, dan memberikan efek yang optimal.
Manfaat bentuk sediaan obat, yaitu :
melindungi kerusakan bahan aktif menutupi rasa pahit bahan obat menjaga stabilitas bahan obat memberikan kerja obat optimal dan aman
Jenis sediaannya yaitu cair, padat, dan semi padat.
1. Cair
Kelebihannya :
Cocok untuk penderita yang sukar menelan. Absorpsi obat lebih cepat dibandingkan dengan sediaan oral lain. Urutan kecepatan
absorpsinya, larutan > emulsi > suspensi. Homogenitas lebih terjamin. Dosis/takaran dapat disesuaikan. Beberapa obat dpt mengiritasi mukosa lambung/dirusak cairan lambung bila diberikan
dlm bentuk sediaan padat. Hal ini dpt dikurangi dgn memberikan obat dlm bentuk sediaan cair karena faktor pengenceran.
Kekurangannya :
Tidak dapat dibuat untuk senyawa obat yang tidak stabil dalam air. Bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar ditutupi. Tidak praktis.
6 | P a g e
Air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Pemberian obat harus menggunakan alat khusus atau oleh orang khusus (sediaan
parenteral).
Jenis jenis sediaan cair :
Solution (larutan)
Sediaan cair yang mengandung satu/lebih zat kimia yang terlarut, dimana zat pelarutnya adalah air. Lebih mudah diserap sehingga dapat segera bekerja.Karena zat aktif terlarut secara homogen maka konsentrasi obat yang diinginkan dapat tepat. Kurang stabil terutama pada penyimpanan.
Suspensiones (Suspensi)Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat
tidak larut yang terdispersi dalamfase cair. Suspensi selain mengandung obat juga mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas.Contoh zat tambahan (stabilisator): PGA, tragakant, benzalkonium klorida. Tujuan stabilisator adalah menghambat pengendapan zat aktif obat sehingga pada penuangan obat pertama dan terakhir mendekatisama kadarnya. Suspensi merupakan cairan kental tetapi kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi,sediaan harus dikocok dan mudah dituangkan. Suspensi dapat digunakan secara oral maupun topikal.
Injectiones (injeksi, Obat Suntik)
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus dilarutkanatau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan dengan cara merobek jaringanke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.
Emulsa (Emulsi)Emulsi adalah sistem dua fase, salah satu cairannya terdispersi
dalam cairan yang lain dalambentuk tetesan kecil. Jika minyak yang merupakan fase terdispersi dan larutan dalam air merupakan fasepembawa, sistem ini disebut emulsi minyak dalam air (A/M). emulsi dapat distabilkan dengan penambahbahan pengemulsi
7 | P a g e
(surfaktan). Konsisten emulsi sangat beragam, mulai dari cairan yang mudah dituanghingga krim setengah padat
Guttae (Tetes)
Sediaan cair berupa larutan (solutio), emulsi eliksir, atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam dan luar, digunakan dengan cara meneteskan dengan alat penetes tertentu. Penetes yang dimaksud adalah penetes baku yang tertera dalam Farmakope Indonesia.
Inhalasi
Sediaan obat/larutan terdiri atas 1/lebih bahan obat yg diberikan melalui sal.nafas hidung/mulut utk memperoleh efek lokal/sistemik.
2. Semi Padat
Kelebihannya :
Kontak sediaan dengan kulit lebih lama. Lebih sedikit mengandung air sehingga lebih sulit ditumbuhi bakteri. Lebih mudah digunakan tanpa memerlukan alat bantu.
Jenis sediaan semi padat adalah :
Unguenta (salep)
Sediaan setengah padat dengan konsistensi menyerupai lemak yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Terdiri dari Remedium Cardinale & Konstituen. Mudah dioleskan tanpa perlu pemanasan. Dapat pula sebagai pelumas dan cocok untuk dermatitis kronik dan kering. Dapat mencegah penguapan air permukaan kulit.
8 | P a g e
Pasta
Sediaan yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal. Konsistensi pasta lebih kenyal dari unguentum. Pasta tidak memberikan rasa berminyak seperti halnya kebanyakan unguentum. Mengikat cairan sekret (eksudat). Tidak mempunyai daya penetrasi gatal dan terbuka, sehingga mengurangi rasa gatal lokal. Lebih melekat pada kulit sehingga kontaknya dengan jaringan lebih lama.
Krim
Sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Krim cocok untuk kondisi inflamasi kronis dan kurang merusak jaringan yang baru terbentuk. Dapat sebagai pendingin dan pelembab. Penetrasi obat sangat bagus. Lebih mudah dibersihkan dari kulit dibandingkan dengan salep.
Gel
Sediaan bermassa lembek berupa suspensi yg dibuat dr partikel kecil senyawa organik/makromolekul senyawa organik yg masing-masing terbungkus dan saling terserap o/ cairan. Dapat berfungsi sebagai pendingin.
3. Padat
Pulvis (powder)
Bahan atau campuran yang homogen dari bahan-bahan yang diserbukkan dan relatif kering. Sediaan topikal merupakan serbuk tabur.
9 | P a g e
Pulveres (divided powder)
Pemakaian peroral, mudah diberikan untuk anak & lansia. Dibagi dalam bungkus-bungkus kecil kertas unit doses system (300- 500 mg). Dosis lebih tepat. Rasanya dapat merangsang mukosa mulut & sal. cerna.
Kapsul
Sediaan padat yg terdiri dr obat dlm cangkang keras/lunak yg dpt larut, di dalamnya dpt diisi dgn obat serbuk, butiran, cair, semi padat. Lebih mudah ditelan. Dapat dilapisi bahan tertentu. Dapat diisi bahan obat tunggal atau campuran.
Tablet
Sediaan padat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Praktis. Peresepan dan pelayanan di apotek cepat. Lebih mudah dibawa dan disimpan.
Tablet dapat disalut dengan zat penyalut :
gula (sugar coating): menutupi rasa & bau yg tidak enak & melindungi zat yg berkhasiat agar tidak mudah rusak.
Film coated: dilapisi selaput film yg tipis utk melindungi obat terhadap kelembaban selama penyimpanan jg utk menutupi rasa & bau yg tidak enak.
Enteric coated: disalut dgn zat penyalut yg tidak hancur dlm asam lambung, tp hancur & larut dlm usus halus.
Pil
Merupakan bentuk sediaan padat bundar & kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral.
10 | P a g e
Suppositoria
BSO padat yang mengandung bahan obat dan bahan dasar diberikan dengan cara memasukkannya melalui rectum, vagina atau uretra, dapat melunak, larut atau meleleh pada suhu tubuh.
Cocok untuk (tujuan sistemik) :
pasien tak sadar, muntah, post operatif. obat yang dirusak/iritatif di lambung.
Sediaan ini kurang menyenangkan pasien.
Faktor Menentukan Pemilihan Bentuk Sediaan Obat
Usia Penderita
a. Anak balita: sebaiknya diberikan oral dalam bentuk sediaan cairan ( solutio, suspensi,
emulsi,guttae) , karena bentuk sediaan cair lebih mudah diminum daripada bentuk
padat. Bentuk sediaan padat yang masih dapat diberikan ialah bentuk pulveres
(puyer), sedang bentuk tablet atau kapsul hendaknya dihindari bagi anak dibawah
umur lima tahun.
b. Orang dewasa : obat yang diberikan per oral lebih sering diberikan dalam bentuk
sediaan padatdaripada bentuk sediaan cair, oleh karena bentuk sediaan padat
(tablet/kapsul) umumnya lebihstabil dalam penyimpanan daripada sediaan cair.
c. Geriatri : dalam hal kesulitan menelan pada penderita lanjut usia, pilih bentuk sediaan
cair seperti bentuk sediaan pada anak-anak.
Keadaan umum penderitaa. penderita tidak sadar atau koma: dipilih bentuk sediaan injeksi atau rektal
b. penderita masuk rumah sakit atau berobat jalan.
11 | P a g e
Lokasi tubuh dimana obat harus bekerja
a. efek lokal: bentuk sediaan dapat berupa solutio/mixtura; suspensi/mixtura agitanda
unguentum/pasta. Bentuk sediaan tersebut harus dapat dibedakan untuk dipakai pada kulitbiasa atau kulit berambut atau mukosa dan untuk kulit yang utuh atau terluka. Penyerapan atau penetrasi obat melalui kulit: bentuk sediaan injeksi, atau linimentum/cream/ unguentum/ cream dengan vehikulum tertentu
b. Efek sistemik : bentuk sediaan dapat berupa cairan atau padat, per oral, rektal atau
injeksi.
Kecepatan dan lama obat yang dikehendaki
obat berbentuk sediaan injeksi lebih cepat diabsorpsi daripada bentuk sediaan per oral
atau per rectal. obat dengan bentuk sediaan sustained release ( berupa tablet atau capsul)
bekerja lebihlama daripada bentuk sediaan tablet atau kapsul biasa, pemberiaan obat
cukup sekali atau dua kali sehari.
Bentuk teraupetik obat yang optimal dan efek samping yang minimal bagi penderita
a. Emetin HCI, morphin HCI diberikan dalam bentuk sediaan injeksi, tidak dalam bentuk oral.
b. Vitamin C dalam bentuk sediaan cairan (oral) akan terurai, sehingga diberikan dalam
bentuksediaan tablet.
Bentuk sediaan yang paling enak/ cocok bagi penderita:a.
a. Bahan oral yang sangat pahit meskipun mudah larut dalam air tidak diberikan dalam bentuksediaan cair, sehingga akan lebih enak diberikan dalam bentuk sediaan padat (tablet/kapsul)Misalnya; Chloramphenicol, Cotrimoxsazol, Metronidazolb.
b. Bahan obat yang berbau amis: dipilih dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul atau
lebihbaik dalam bentuk dagree. Misalnya berbagai garam Fe ( Ferosi Sulfat, Ferosi klorida,Ferosi carbonas), karena bila diberikan dalam bentuk sediaan cair akan berasa seperti besikaratan pada lidah sangat tidak menyenangkan
Cara Pemberian Obat
12 | P a g e
Parenteral ( tidak melalui usus)- Keuntungan :
i. efek obat sangat cepatii. dapat diberikan pada pasien dengan tingkat
kesadaran yang rendahiii. baik untuk urgent
- Kerugian :i. Biaya mahal
ii. Obat yang telah diinjeksikan tidak dapat ditarik kembali
iii. Butuh bantuan orang lain( tidak dapat pemakaian sendiri).
Perenteral (melalui usus)- Keuntungan :
i. Tidak sulit dalam penggunaanii. Relatif lebih murah
- Kerugian :i. Efek obat lama
ii. Tidak dapat diberikan kepada pasien yang tidak kooperatif
Lain-lain:o Inhalasi : pengiriman obat yang cepat melewati permukaan luas dari
saluran pernafasan dan epitel paru-paru yang menghasilkan efek hampir sama cepatnya dengan intravena.
o Topikal : jika diinginkan suatu efek lokal dalam pengobatan.
Nama Obat
Nama kimia : yaitu nama asli dari bahan kimia obat/menjelaskan senyawa yang terkandung dalam obat tersebut.
Non Propietary Name : nama resmi/nama generik yang digunakan dalam farmasi. Propietary Name : nama dagang untuk formula dari zat tertentu yang
diproduksi pabrik.
Dosis Ob at
13 | P a g e
Definisi: Kuantitas yang di berikan pada satu waktu , seperti jumlah pengobatan tertentu.
Macam-macam dosis:
1. Dosis Medicinalis/therapeutik = Usual Dosedosis yang umum digunakan yang dapat menyembuhkan pasien
2. Dosis maksimaldosis terbesar/optimum yang dapat diberikan pada orang dewasa sehat tanpa menimbulkan keracunanDosis maksimal berlaku untuk :
◦ Obat oral(dalam)
◦ Obat melalui anus (suppositoria, clysma)
◦ Obat melalui vagina (ovula)
◦ Obat suntik
◦ Obat topical pd kulit
◦ Obat tetes mata
Dosis maksimal tidak boleh melampaui, bila dilampaui:
Dengan sengaja; kemungkinan karena memang dibutuhkan dosis yang lebih besar untuk penyakitnya => Jadi harus ada tanda seru dan paraf dari dokter ybs. Dibelakang dosis tersebut.
Dengan tidak sengaja; kemungkinan karena kekeliruan => jadi resep tidak boleh dibuat, dan dilaporkan/ditanyakan kepada dokter yang menulis, karena dosis hanya boleh diubah oleh dokter ybs.
3. Dosis Toxicadosis yang dapat menyebabkan keracunan tapi tidak sampai menyebabkan kematian.
4. Dosis lethalisdosis yang dapat menyebabkan kematian.
Cara Perhitungan Dosis
1) Berdasarkan berat badan◦ CLARK (USA) :
DM anak = dewasa
◦ THREMISH FUER (JERMAN):DM anak= dewasa
14 | P a g e
BB ( lbs )150
×DM
BB( kg)70
×DM
◦ BLOCK (BELANDA):DM anak= dewasa
2) Berdasarkan umur:◦ YOUNG(anak <8th):
DM anak = dewasa
◦ DILLING(anak >8th):DM anak= dewasa
◦ FRIED (anak <2th)DM anak= dewasa
2) Berdasarkan luas permukaan tubuh terdiri dari:◦ AUSBERGER:
DM anak= dewasa
Faktor Pemberian Dosis Obat
Faktor ObatDipengaruhi oleh sifat fisika, daya larut (air/lemak), bentuk(kristal/amorf), sifat kimia (asam, basa,garam, ester), derajat keasaman (pH dan pKa), toksisitas.
Faktor Rute Pemberian ObatDosis obat yang diberikan melalui rute/cara pemberian apapun, harus mencapai dosis terapi dalampada target organ. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor, misanya faktor yang membatasikemampuan absorbsi obat pada pemberian per oral, maka dosis oral berbeda dengan dosis obat yangdiberikan secara parenteral. Dosis obat pada pemberian per oral lebih tinggi dari pada per parenteral.
Faktor PenderitaDipengaruhi oleh umur (anak, dewasa, geriatri), berat badan (normal, obesitas, malnutrisi), luaspermukaan tubuh, ras dan sensitivitas individual.
Indikasi dan Patologi Penyakit Penyebab penyakit
15 | P a g e
BB( kg)62
×DM
nn+12
×DM
n20
×DM
n150
×DM
4n+20150
×DM
Keadaan pato-fisiologis, misalnya pada gangguan fungsi hepar dan/atau gangguan fungsi ginjal,beberapa jenis obat dikontraindikasikan, atau dosis beberapa jenis obat perlu diturunkan atauinterval pemberian diperlama.
Perhitungan Dosis Obat Untuk AnakAnak bukanlah miniatur dewasa, oleh karena organ tubuhnya (hepar, ginjal, saluran
pencernaan,dan SSP) belum berfungsi secara sempurna, luas permukaan tubuh, kecepatan
metabolisme basal, sertavolume dan distribusi cairan tubuh berbeda dengan orang dewasa, maka
besar dosis pada anakditentukan berdasarkan pada keadan fisiologi anak. Dalam menghitung
dosis obat untuk anak, perludibedakan antara :
Prematur Neonatus ( 1bln) Infant ( s.d 1 thn) Balita (>1-5 thn) Anak ( 6-12 tahun)
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan dosis anakFaktor farmakokinetik obat
Absorpsi kemampuan absorpsi dipengaruhi oleh :a. PH lambung dan ususb. Waktu pengosongan lambungc. Waktu transitd. Enzim pencernaan
Distribusi jumlah obat yang sampai di jaringan dipengaruhi oleh:a. Massa jaringanb. Kandungan lemakc. Aliran darahd. Permeabilitas membrane. Kadar protein plasmaf. Volume cairan ekstraseluler
Metabolismekecepatan metabolisme dipengaruhi oleh:a. Ukuran hepar b. Kemampuan enzim mikrosomal
Eksresi proses eksresi obat terutama melalui ginjal dan dipengaruhi oleh:a. Kecepatan filtrasi glomeruler b. Proses sekresi dan reabsopsi tubuler
Resep Obat
16 | P a g e
Resep obat adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan yg
punya ijin praktek kepada apoteker untuk membuat, menyediakan dan menyerahkan obat seperti
yang tertulis, kepada pasien. Resep juga merupakan kesimpulan dari apa yang telah diamati,
diperiksa, didiagnosis dan menetapkan terapi pada saat itu, dari seorang penderita (pasien) yang
dituangkan pada resep dalam bentuk obat
Macam Resep
Berdasarkan macamnya resep terbagi menjadi 3 jenis, yaitu berdasarkan kebutuhan, bentuk dan isi.
1. Kebutuhan, terdiri dari :
a. Resep biasa : pembelian obatnya dapat dailakukan kapan saja tanpa perlu cepat-cepat.
b. Resep cyto : harus didahulukan dan secepat-cepatnya dalam pembuatanya, karena obat
harus dibutuhkan segera.
Maka berilah salah satu tanda ini :
- Cyto = cepat
- Urgent = perlu
- Statim = segera
- P.i.m (perikulum in mora) = penundaan dapat menyebabkan
2. Bentuk, terdiri dari :
Resep asli
Salinan resep /copy resep / apograph
Syaratnya:
- Disalin sesuai dengan resep aslinya
- Ditulis oleh pembuat resep dan ditandatangani
17 | P a g e
- Diberi tanda p.c.c (pro copy conform) berarti daisalin sesuai dengan aslinya
- Harus diberi tanda obat sudah diambil (det. / detur ) atau belum diambil (ne. det /
ne. detur)
3. Isi, terdiri dari : resep bius (mengandung obat bius / golongan narkotik), obat golongan keras,
obat golongan W, obat golongan bebas.
Kelengkapan Resep
Kelengkapan resep terdiri dari :
1. Superskripsio, yang terdiri dari nama dokter, alamat, tanggal, SIP, nomor resep dan nomor
telepon dokter.
2. Inskripsio, adalah isi resep yang terdiri dari daftar obat yang akan diberikan.
3. Subskribsio, adalah keterangan jumlah obat yang akan diberikan dan cara pembuatan obat.
4. Signature, adalah keterangan aturan pakai sampai paraf dokter.
5. Kelengkapan pasien, yang berisikan nama, umur, jenis kelamin, nomor telepon dan alamat
pasien
CARA PENULISAN dan PEMBACAAN RESEP
• Cara penulisan dan pembacaan resep
- R/ =recipe=ambilah
Istilah-istilah :
m.f : campur
pulv : pulvis/pulveres
(serbuk terbagi/tidak terbagi)
d.t.d : da tales dosis
(berikan takaran sedemikian)
No. XII : dibuat dalam 12 kemasan
18 | P a g e
m.f. pulv. No. XX
® campur, buatlah serbuk sebanyak 20 bungkus
m.f. pulv. d.t.d. No. X
® campur, buatlah dengan takaran masing-masing di atas sejumlah 10 bungkus serbuk
- Interval pemberian
b.d.d… (2 dd…) = bis de die = sehari 2 kali
t.d.d… (3 dd…) = ter de die = sehari 3 kali
- Saat pemberian
a.c. = ante cibum = sebelum makan
p.c. = post coenam = sesudah makan
d.d. pulv I a.c
→ 3x sehari 1 bungkus sebelum makan
- Teknik cara pakai
part dol.applie = part dolente applicatum
= oleskan pada tempat yang sakit
pro rectal = secara rectal
ext. salut = externus supra alutan
= oleskan pada kulit lunak
ext. cres = oleskan tebal
pon. aur. = pone aurem
= di belakang telinga
pro vaginal = secara vagina
Hal penting dalam penulisan resep
1. Nama obat
Dalam genevitus diperbolehkan untuk disingkat tapi tidak membingungkan.
19 | P a g e
– Ex : Dex ? Bisa dexamenthason (dexam) atau Dextrometorpan (DMP)
2. Jumlah Obat (dalam accusatives)
– Satuan gram dalam resep tidak perlu ditulis, sedangkan ukuran lain harus ditulis
(seperti mg, cc, tetes, dll)
– Bila jumlah dosis obat kurang dari 1 gram lebih baik ditulis dalam mg, dengan
maksud untuk menghindari kesalahan (ex : 0,250 → 250 mg)
3. Makna % dalam obat (menurut F.I. Ed IV)
– % berat (b) / berat (b) adalah jumlah gram dalam 100 gram campuran
Contoh : Salep salisilat 10 % → 10 gram as. Salisilat dalam gram campuran (salep)
– % b / volume (v) adalah gram zat dalam 100 ml larutan (pelarutnya air atau yang
lain) → larutan / suspensi suatu zat padat dalam cairan.
– % v/v adalah jumlah zat dalam 100 ml larutan (→ larutan cairan di dalam cairan)
– % v/b adalah jumlah zat dalam 100 gram bahan untuk kadar (untuk kadar minyak
dalam simplicia) → larutan padat dalam cairan.
4. Syarat Kertas Resep
a. Ukuran kertas menurut Kodeki menetapkan maximum seperempat folio (10,5 x
16,5 cm)
b. Tertera tulisan seperti pada inscription
5. Bahasa Resep
20 | P a g e
Yang digunakan adalah bahasa Latin, alasannya adalah :
a. Merupakan bahasa mati / baku
b. Disesuaikan dengan bahasa kedokteran
c. Nama zat dan tumbuh-tumbuhan (banyak dipakai untuk obat) dalam bahasa latin.
d. Supaya tidak dimengerti oleh orang awam / pasien.
6. Prinsip penulisan resep yg rasional, ada 5 ketetapan :
- Tepat OBAT
- Tepat DOSIS
- Tepat CARA PEMBERIAN
- Tepat BENTUK
- Tepat WAKTU PEMBERIAN
Penggolongan Obat Tradisional
Obat herbal tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian ( galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Obat bahan alam yang ada di Indonesia saat dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.
Kelebihan :
Harga relatif murah
Mudah ditanam dan dibudidayakan
Kandungan bahan kimia lebih ringan
Jarang terdapat efek samping
Kekurangan :
21 | P a g e
Efek yang didapatkan tidak dapat dirasakn seketika
Belum memiliki jaminan keamanan
Efek farmakologisnya lemah
Bahan baku belum standar
Bersifat higroskopis serta voluminous
Belum dilakukan uji klinis
Mudah tercemar berbagai mikroorganisme
1.Jamu (Empirical based herbalmedicine)
Jamu adalah obat herbal tradisional yang disediakan secara tradisional, yang berisi seluruh bahan Tanaman obat yang menjadi penyusun jamu tersebut, higienis (bebas cemaran) serta digunakan secara tradisional. Jamu telah digunakan secara turun-temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur . Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris turun temurun.
2. Obat Herbal Terstandar (Scientificbased herbal medicine)
Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa Tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik (uji pada hewan) dengan mengikutis tandar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan
ekstrak/sari Tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun kronis.
22 | P a g e
3.Fitofarmaka (Clinical basedherbal medicine)
Fitofarmaka adalah obat herbal tradisional dari bahan alam yang dapat disetarakan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia dengan kriteria memenuhi syarati lmiah, protokol uji yang telah disetujui, pelaksana yang kompeten, memenuhi prinsip etika, tempat pelaksanaan uji memenuhi syarat. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis
untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah.
23 | P a g e
Daftar PustakaDorland. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC
www.google.com (gambar)
Staf Pengajar FKUI. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta. Balai Penerbit FKUI
http://www.scribd.com/doc/38292137/8/BENTUK-SEDIAAN-OBAT (Bahan Belajar
Ketrampilan Medik FARMASI KEDOKTERAN Fakultas Kedokteran Universitas Mataram)
http://medicastore.com/
www.tanaman-obat.com
Tim Pengajar Farmasi Kedokteran FKUPNVJ. 2006 .Buku Ajar Farmasi Kedokteran.Jakarta.
Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta
24 | P a g e