tugas makalah mikrobiologi farmasi

88
makalah nutrisi mikroorganisme I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanng Untuk keperluan hidupnya, mikroorganisme membutuhkan bahan organik dan anorganik yang diambil dari lingkungannya. Bahan makanan tersebut dinamakan nutrien, Nutrien adalah substansi anorganik dan organik yang dalam larutan melintasi membran sitoplasma (Nutrients is the chemicals from the environment of which a cell is built). Agar dapat mendapatkan nutrien dari makanan, sel harus mampu mencerna makanan itu, yaitu mengubah molekul- molekul protein, karbohidrat dan lipida yang komplek dan besar menjadi molekul yang sederhana dan kecil yang segera melarut sehingga dapat memasuki sel. Proses mengasimilasikan makanan itulah yang disebut nutrisi. Planet Bumi kita ini dihuni oleh jutaan jenis mahluk hidup. Di antara jutaan jenis makhluk hidup ini ada yang terlihat oleh mata dan ada yang tak terlihat oleh mata. Mahluk hidup yang tidak dapat dilihat oleh mata tersebut berukuran amat kecil, disebut mikroorganisme. Untuk mengetahui atau mengamati mikroorganisme tersebut diperlukan alat bantu berupa alat pembesar, seperti loop, mikroskop biasa, dan mikroskop

Upload: kelli-long

Post on 16-Dec-2015

238 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

farmasi

TRANSCRIPT

makalah nutrisi mikroorganisme

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakanngUntuk keperluan hidupnya, mikroorganisme membutuhkan bahan organik dan anorganik yang diambil dari lingkungannya. Bahan makanan tersebut dinamakan nutrien, Nutrien adalah substansi anorganik dan organik yang dalam larutan melintasi membran sitoplasma (Nutrients is the chemicals from the environment of which a cell is built). Agar dapat mendapatkan nutrien dari makanan, sel harus mampu mencerna makanan itu, yaitu mengubah molekul-molekul protein, karbohidrat dan lipida yang komplek dan besar menjadi molekul yang sederhana dan kecil yang segera melarut sehingga dapat memasuki sel. Proses mengasimilasikan makanan itulah yang disebut nutrisi.Planet Bumi kita ini dihuni oleh jutaan jenis mahluk hidup. Di antara jutaan jenis makhluk hidup ini ada yang terlihat oleh mata dan ada yang tak terlihat oleh mata. Mahluk hidup yang tidak dapat dilihat oleh mata tersebut berukuran amat kecil, disebut mikroorganisme. Untuk mengetahui atau mengamati mikroorganisme tersebut diperlukan alat bantu berupa alat pembesar, seperti loop, mikroskop biasa, dan mikroskop elektron. mikroorganisme melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi ini dapat terjadi secara cepat serta bersifat sementara waktu dan dapat pula perubahan itu bersifat permanen sehingga mempengaruhi bentuk marfologi serta struktur anatominya.

Dalam proses kehidupan semua makhluk hidup memerlukan makanan yang banyak mengandung gizi dan nutrisi yang cukup, tidak terkecuali mikroorganisme, zat-zat tersebut nantinya akan digunakan dalam aktifitas sehari-hari seperti berjalan, bereproduksi, dan aktifitas lainnya.

1.2 Rumusan masalah1. Adakah pengaruh kecukupan nutrisi dalam aktifitas mikroorganisme?2. Nutrisi apa saja yang bermanfaat untuk mikroorganisme?

1.3 TujuanPenulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui berbagai macam nutrisi yang baik bagi mikroorganisme.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil

Semua makhluk hidup, baik mikroorganisme, manusia maupun pepohonan, memerlukan persediaan makanan yang tetap agar dapat teus hidup. Seperti yang telah dikatakan, sel juga memerlukan sumber energi. Tanpa energi (kemampuan untuk melakukan pekerjaan), sel tidak dapat mensintesis protoplasma dan melanjutkan proses kehidupan lain. Mikroorganisme biasanya memperoleh energi dari oksidasi kimia.Di alam banyak bahan yang merupakan makanan yang potensial bagi mikroorganisme tidak larut dalam air. Masalah ini dapat langsung dipecah dengan bantuan enzim mikroorganisme, apabila semua nutrien yang diperlukan disediakan bagi mikroorganisme, maka mikroorganisme ini akan berkembang dengan baik. Pertumbuhan itu sendiri bagi sel adalah berarti meningkatnya jumlah sel tubuh, meningkatnya jumlah bakteri ini disebut pembelahan biner.Setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur tersebut diberikan ke dalam medium sebagai kation garam anorganik yang jumlahnya berbeda-beda tergantung pada keperluannya. Beberapa golongan mikroorganisme misalnya diatomae dan alga tertentu memerlukan silika (Si) yang biasanya diberikan dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding sel. Fungsi dan kebutuhan natrium (Na) untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya. Natrium dalam kadar yang agak tinggi diperlukan oleh mikroorganisme tertentu yang hidup di laut. Natrium tersebut tidak dapat digantikan oleh kation monovalen yang lain. Jasad hidup dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padat maupun cair (larutan). Jasad yang dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik, sedangkan yang menggunakan makanan dalam bentuk cair tergolong tipe holofitik. Jasad holofitik dapat pula menggunakan makanan dalam bentuk padat, tetapi makanan tersebut harus dicernakan lebih dulu di luar sel dengan pertolongan enzim ekstraseluler. Pencernaan di luar sel ini dikenal sebagai extracorporeal digestion. Persyaratan nutrisi bagi organisme secara umum adalah sebagai berikut:1. Nutrisi sebagai sumber energi. Semua organisme hidup membutuhkan sumber energi. Beberapa bentuk kehidupan, seperti tumbuhan hijau, dapat menggunakan energi pancaran atau cahaya dan dinamakan fototrof. Yang lain, seperti hewan bergantung pada oksidasi atau kehilangan elektron dari suatu atom. Senyawa-senyawa kimia untuk memperoleh energinya. Makhlukmakhluk ini disebut kemotrof.2. Semua organisme membutuhkan karbon, semua membutuhkan sedikitnya sejumlah kecil karbon dioksida, tetapi kebanyakan diantaranya juga membutuhkan beberapa senyawa karbon organik, seperti gula-gulaan dan karbohidrat lain. 3. Semua organisme yang hidup memerlukan nitrogen. Tumbuhan menggunakan nitrogen dalam bentuk garam nitrogen anorganik seperti kalium nitrat (KNO3), sedangkan hewan membutuhkan senyawa nitrogen organik seperti protein dan produk-produk hasil peruraiannya Yaitu peptida dan asam-asam amino tertentu.4. Semua organisme hidup membutuhkan belerang (sulfur) dan fosfot.5. Semua organisme hidup membutuhkan beberapa unsur logam, natrium, kalium, kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga dan kobalt untuk pertumbuhannya yang normal.6. Semua organisme hidup membutuhkan air untuk fungsi-fungsi metabolisme dan pertumbuhannya..Bahan makanan yang digunakan oleh jasad hidup dapat berfungsi sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor atau donor elektron. Dalam garis besarnya bahan makanan dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber nitrogen.1. AirAir merupakan komponen utama sel mikroorganisme dan medium. Funsi air adalah sebagai sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi. Selain itu air berfungsi sebagai pelarut dan alat pengangkut dalam metabolism.2. Sumber energiAda beberapa sumber energi untuk mikroorganisme yaitu senyawa organik atau anorganik yang dapat dioksidasi dan cahaya terutama cahaya matahari.3. Sumber karbonSumber karbon untuk mikroorganisme dapat berbentuk senyawa organik maupun anorganik. Senyawa organik meliputi karbohidrat, lemak, protein, asam amino, asam organik, garam asam organik, polialkohol, dan sebagainya. Senyawa anorganik misalnya karbonat dan gas CO2 yang merupakan sumber karbon utama terutama untuk tumbuhan tingkat tinggi.4. Sumber aseptor elektronProses oksidasi biologi merupakan proses pengambilan dan pemindahan elektron dari substrat. Karena elektron dalam sel tidak berada dalam bentuk bebas, maka harus ada suatu zat yang dapat menangkap elektron tersebut. Penangkap elektron ini disebut aseptor elektron. Aseptor elektron ialah agensia pengoksidasi. Pada mikrobia yang dapat berfungsi sebagai aseptor elektron ialah O2, senyawa organik, NO3-, NO2-, N2O, SO4=, CO2, dan Fe3+.5. Sumber mineralMineral merupakan bagian dari sel. Unsur penyusun utama sel ialah C, O, N, H, dan P. unsur mineral lainnya yang diperlukan sel ialah K, Ca, Mg, Na, S, Cl. Unsur mineral yang digunakan dalam jumlah sangat sedikit ialah Fe, Mn, Co, Cu, Bo, Zn, Mo, Al, Ni, Va, Sc, Si, Tu, dan sebagainya yang tidak diperlukan jasad. Unsur yang digunakan dalam jumlah besar disebut unsur makro, dalam jumlah sedang unsur oligo, dan dalam jumlah sangat sedikit unsur mikro. Unsur mikro sering terdapat sebagai ikutan (impurities) pada garam unsur makro, dan dapat masuk ke dalam medium lewat kontaminasi gelas tempatnya atau lewat partikel debu.Selain berfungsi sebagai penyusun sel, unsur mineral juga berfungsi untuk mengatur tekanan osmose, kadar ion H+ (kemasaman, pH), dan potensial oksidasireduksi (redox potential) medium.6. Faktor tumbuh Faktor tumbuh ialah senyawa organik yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan (sebagai prekursor, atau penyusun bahan sel) dan senyawa ini tidak dapat disintesis dari sumber karbon yang sederhana. Faktor tumbuh sering juga disebut zat tumbuh dan hanya diperlukan dalam jumlah sangat sedikit. Berdasarkan struktur dan fungsinya dalam metabolisme, faktor tumbuh digolongkan menjadi asam amino, sebagai penyusun protein; base purin dan pirimidin, sebagai penyusun asam nukleat; dan vitamin sebagai gugus prostetis atau bagian aktif dari enzim.7. Sumber nitrogen Mikroba dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk amonium, nitrat, asam amino, protein, dan sebagainya. Jenis senyawa nitrogen yang digunakan tergantung pada jenis jasadnya. Beberapa mikroba dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk gas N2 (zat lemas) udara. Mikroba ini disebut mikrobia penambat nitrogen. Medium pertumbuhan (disingkat medium) adalah tempat untuk menumbuhkan mikroorganisme. Mikroorganisme memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk bahan pembangun sel, untuk sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel lain. Setiap mikroorganisme mempunyai sifat fisiologi tertentu, sehingga memerlukan nutrisi tertentu pula. Susunan kimia sel mikroorganisme relatif tetap, baik unsur kimia maupun senyawa yang terkandung di dalam sel. Dari hasil analisis kimia diketahui bahwa penyusun utama sel adalah unsur kimia C, H, O, N, dan P, yang jumlahnya + 95 % dari berat kering sel, sedangkan sisanya tersusun dari unsure unsur lain (Lihat Tabel). Apabila dilihat susunan senyawanya, maka air merupakan bagian terbesar dari sel, sebanyak 80-90 %, dan bagian lain sebanyak 10-20 % terdiri dari protoplasma, dinding sel, lipida untuk cadangan makanan, polisakarida, polifosfat, dan senyawa lain.Kumpulan unsur organikTubuh mayat merupakan tempat hidup, sumber makanan, serta tempat berkembang biak mikroorganisme, karena tubuh terdiri dari kumpulan protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa organik dan anorganik lain. Secara biologis, tubuh makhluk hidup (khususnya manusia) kumpulan dari unsur-unsur organik seperti C, H, N, O, P, S, atau unsur anorganik seperti K, Mg, Ca, Fe, Co, Zn, Cu, Mn, atau Ni. Keseluruhan unsur tersebut dibutuhkan mikroorganisme heterotrof sebagai sumber nutrisi alias makanan utama mereka. Sementara cairan-cairan dengan pH (tingkat keasaman suatu larutan) tertentu yang berada dalam tubuh manusia adalah media kultur (lingkungan) pertumbuhan yang baik bagi mikroorganisme. Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi mayat. Kebanyakan mereka berasal dari jenis mikroorganisme heterotrof. Mikroorganisme ini membutuhkan molekul-molekul organik dari organisme lain sebagai nutrisi agar ia dapat bertahan hidup dan berkembang biak. Berbeda dengan mikroorganisme autotrof yang mampu menghasilkan makanan sendiri dengan CO2 sebagai nutrisi makro serta bantuan dari cahaya matahari atau sumber energi kimia lainnya.Jenis mikroorganisme heterotrof biasanya hidup dan berkembang biak pada organisme mati. Mereka mendapatkan energi dengan menguraikan senyawa organik pada organisme mati. Molekul-molekul besar seperti protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi metabolisme tubuh bakteri tersebut menjadi molekul-molekul tunggal seperti asam amino. metana, gas CO2, serta molekul-molekul lain yang mengandung enam nutrisi utama mikroorganisme, yaitu senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), serta sulfur (S).Bau busukBau busuk dari tubuh mayat tidak hanya mengganggu, namun juga membahayakan. Pembusukan dimulai dengan pemutusan ikatan protein-protein besar pada jaringan tubuh oleh bakteri fermentasi menggunakan enzim protease. Kumpulan hasil pemutusan ikatan protein yang disebut asam amino ini dicerna berbagai jenis mikroorganisme, misalnya bakteri acetogen. Bakteri ini mereaksikan asam amino dengan oksigen dalam tubuhnya untuk menghasilkan asam asetat, hidrogen, nitrogen, serta gas karbon dioksida. Produk asam asetat ini menimbulkan bau.Asam asetat yang dihasilkan ini diproses kembali oleh mikroorganisme jenis methanogen, misalnya Methanothermobacter thermoautotrophicum yang biasa hidup di lingkungan kotor seperti selokan dan pembuangan limbah (septic tank). Asam asetat direaksikan dalam sel methanogen dengan gas hidrogen dan karbon dioksida untuk menghasilkan metana, air, dan karbon dioksida. Metana dalam bentuk gas juga menghasilkan bau busuk. Proses nutrisi pada mikroorganisme secara umum dan mendasar dibagi menjadi dua cara yaitu Fototrof dan Heterotrof. Fototrof terjadi apabila mikroorganisme memanfaatkan cahaya sebagai sumber energinya, sedang heterotrof adalah mikroorganisme yang mensyaratkan senyawa organic sebagai sumber karbonnya. Sumber makanan atau nutrien yang di perlukan mikroorganisme banyak macamnya antara lain: sumber karbon, sumber nitrogen, ion-ion organik dan metabolit penting lainnya. Nutrien-nutrien tersebut akan di manfaatkan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Banyaknya jumlah nutrien akan mempengaruhi perkembangbiakan mikroorganisme selain syarat-syarat pertumbuhan lainnya. Fase pertumbuhan pada mikroorganisme diawali dengan fase tenggang yaitu periode penyesuaian pada lingkungan. Periode ini kemudian di ikuti oleh pembelahan sel dengan laju yang tetap. Fase pertumbuhan ini dinamakan fase log, karena peningkatan jumlah bersifat logaritma. Akhirnya pertumbuhan cenderung mendatar sampai ke fase stasioner, dan apabila laju kematian lebih besar dari pada laju perkembangbiakan, bakteri memasuki fase akhir yaitu fase kematian. Cepat lambatnya pertumbuhan mikroorganisme akan tergantung pada banyak faktor, terutama banyaknya zat makanan.Zat makanan tersebut meliputi:1. Sumber karbon (karbihidrat dan lemak)2. Sumber nitrogen (protein atau amoniak)3. Ion-ion anorganik tertentu4. Metabolit penting (vitamin)5. Air

Mikroorganisme sebagai sel juga memerlukan sumber energi. Tanpa energi (kemampuan untuk melakukan pekerjaan), sel itu tidak dapat mensintesis protoplasma dan melanjutkan proses kehidupan lain, misalnya bakteri dapat memperoleh energi dari oksidasi kimia. Kebanyakkan bakteri memperoleh bahan-bahan tersebut dari bahan organik yaitu dengan merombaknya dan menggunakan apa yang diperlukannya. Proses ini melewati tiga tahap:1 Perombakan bahan yang mengandung protein, karbohidrat dan lipida (Pencernaan ekstra seluler dengan menggunakan enzim ekstraseluler mikroorgqanisme)2. Penyerapan bentuk material tersebut yang sedehana.3. Bioenergi dan Biosintensi (protein, karbohidrat dan lipida dalam sel).

Terdapat satu perbedaan yang besar antara nutrisi hewan dan bakteri, kebanyakan manusia, hewan, hingga protozoa mampu menelan makanan padat. Banyak amoeba misalnya dapat menelan partikel makanan padat kedalam vakuolanya, partikel-partikel ini dirombak oleh enzim organisme itu dan diserap protoplasma untuk pengadaan energi dan pembentukan protoplasma baru. Nutrisi yang khas bagi hewan, yang di dalamnya makanan padat yang ditelan organisme itu disebut nutrisi holozoik sebaliknya bakteri tidak dapat menelan makanan padat. Bakteri dan jamur mendapatkan nutrisi dalam larutan air yang berarti bahwa pencernaan berlangsung diluar organisme, nutrisi semacam ini dinamakan nutrisi holofit. Sedangkan nutrisi sangat bermanfaat dalam proses pertumbuhan mikroorganisme. Karena jika nutrisi terhambat atau kurang memenuhi syarat, maka proses untuk tumbuh pada bakteripun terganggu dan terhambat.4.2 Pembahasan.Mikrobiologi berasal dari kata Yunani yaitu mikros adalah kecil atau renik, bio adalah hidup atau kehidupan, logos adalah ilmu atau pikiran. Jadi mikrobiologi berarti ilmu pengetahuan tentang makhluk hidup kecil atau jasad-jasad renik. Istilah lain yang digunakan selain makhluk hidup yang kecil atau renik adalah mikroorganisme. Mikroorganisme pertama kali ditemukan pada tahun 1632-1723 oleh seorang mahasiswa yang berkebangsaan Belanda dengan melakukan pengamatannya membuat mikroskop. Beliau adalah Antony Van Leeuwenhoek. Setelah penemuannya tentang adanya benda-benda kecil di dalam setetes air hujan itu perkembangan tentang dunia mikroorganisme kini semakin pesat. Seperti layaknya makhluk lain mikroorganisme juga memerlukan makanan. Untuk keperluan hidupnya, mikroorganisme membutuhkan bahan organik dan anorganik yang diambil dari lingkungannya. Bahan makanan tersebut dinamakan nutrien, sedangkan proses mengasimilasi makanannya. disebut nutrisi. Nutrien adalah substansi anorganik dan organik yang dalam larutan melintasi membran sitoplasma (Nutrients is the chemicals from the environment of which a cell is built). Agar dapat mendapatkan nutrien dari makanan, sel harus mampu mencerna makanan itu, yaitu mengubah molekul-molekul protein, karbohidrat dan lipida yang komplek dan besar menjadi molekul yang sederhana dan kecil yang segera melarut sehingga dapat memasuki sel. Proses mengasimilasikan makanan itulah yang disebut nutrisi.Persyaratan nutrisi bagi organisme secara umum adalah sebagai berikut: Nutrisi sebagai sumber energi. Semua organisme hidup membutuhkan sumber energi. Beberapa bentuk kehidupan, seperti tumbuhan hijau, dapat menggunakan energi pancaran atau cahaya dan dinamakan fototrof. Yang lain, seperti hewan bergantung pada oksidasi atau kehilangan elektron dari suatu atom. Senyawa-senyawa kimia untuk memperoleh energinya. Makhlukmakhluk ini disebut kemotrof.Semua organisme membutuhkan karbon, semua membutuhkan sedikitnya sejumlah kecil karbon dioksida, tetapi kebanyakan diantaranya juga membutuhkan beberapa senyawa karbon organik, seperti gula gulaan dan karbohidrat lain,Semua organisme yang hidup memerlukan nitrogen. Tumbuhan menggunakan nitrogen dalam bentuk garam nitrogen anorganik seperti kalium nitrat (KNO3), sedangkan hewan membutuhkan senyawa nitrogen organik seperti protein dan produk-produk hasil peruraiannyaYaitupeptidadanasam-asam amino tertentu. Semuaorganisme hidup membutuhkan belerang(sulfur)danfosfot.Semua organisme hidup membutuhkan beberapa unsur logam, natrium, kalium, kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga dan kobalt untuk pertumbuhannya yang normal.Semua organisme hidup membutuhkan air untuk fungsi-fungsi metabolismdanpertumbuhannya.

III. KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan Nutrien-nutrien dimanfaatkan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Proses nutrisi pada mikroorganisme secara umum dan mendasar dibagi menjadi dua cara yaitu Fototrof dan Heterotrof. Dalam garis besarnya bahan makanan dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber nitrogen.

DAFTAR PUSTAKAAnonymous.2008.faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba. http://rachdie.blogsome.com. diakses tanggal 25 desember 2008.Anonymous.2008.mikroorganisme.http://www.wikipedia.com. diakses tanggal 25 desember 2008.Anonymous.2008.nutrisi mikroorganisme.http.//www.google.com diakses tanggal 25 desember 2008.Budiyanto, agus. K.2008.hand out-3.nutrisi mikroorganisme.umm press.Malang.Waluyo, lud.2008.Buku petunjuk praktikum mikrobiologi umum.umm press.Malang

KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Mikrobiologi tentang Nutisi Mikroorganisme ini sesuai dengan waktunya.Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen telah memberikan bimbingan dan arahan dan serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan dalam penyusunan Makalah ini.Penulis menyadari dalam penyusunan Makalah ini tidak terlepas dari kekurangan di dalam penulisan dan penyusunannya. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritikan dan saran yang membangun menuju perbaikan ke arah kemajuan dari berbagai pihak untuk kesempurnaan Makalah selanjutnya.

makalah nutrisi dan pertumbuhan mikroba

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangUntuk keperluan hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan. Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk mendapatkan energi. Demikian juga dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik dan anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrient (zat gizi), sedang proses penyerapanya disebut proses nutrisi (Suriawiria, 1985).Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Kondisi tidak bersih dan higienis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih dan higienis adalah untuk mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali (Anonymous, 2006).Menurut Waluyo (2005), peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. Selain itu, secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru (Jawetz, 2001).Pertumbuhan adalah penambahan secara teratur semua komponen sel suatu jasad. Pembelahan sel adalah hasil dari pembelahan sel. Pada jasad bersel tunggal (uniseluler), pembelahan atau perbanyakan sel merupakan pertambahan jumlah individu. Misalnya pembelahan sel pada bakteri akan menghasilkan pertambahan jumlah sel bakteri itu sendiri. Pada jasad bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel pembentukan jaringan atau bertambah besar jasadnya. Dalam membahas pertumbuhan mikrobia harus dibedakan antara pertumbuhan masing-masing individu sel dan pertumbuhan kelompok sel atau pertumbuhan populasi.Pertumbuhan merupakan suatu proses kehidupan yang irreversible artinya tidak dapat dibalik kejadiannya. Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau massa dan parameter lain. Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau pertambahan jumlah sel maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba (Sofa, 2008).Pertumbuhan mikoorganisme tergantung dari tersedianya air. Bahan-bahan yang terlarut dalam air, yang digunakan oleh mikroorganisme untuk membentuk bahan sel dan memperoleh energi, adalaah bahan makanan. Tuntutan berbagai mikroorganisme yang menyangkt susunan larutan makanan dan persyaratan lingkungan tertentu, sangat berbeda-beda. Oleh sebab itu diperkenalkan banyak resep untuk membuat media biak untuk mikroorganisme. Pada dasarnya sesuatu larutan biak sekurang-kurangnya harus memenuhi syarat-syarat berikut. Di dalamnya harus tersedia semua unsur yang ikut serta pada pembentukan bahan sel dalam bentuk berbagai senyawa yang dapat dioloah (Schlegel, 1994).

1.2 Rumusan Masalaha. Nutrisi apa yang dibutuhkan oleh mikroba itu?b. Bagaimanakah fase pertumbuhan mikroba terjadi?

1.3 Tujuana. Mengetahui nutrisi yang dibutuhkan oleh mikrobab. Mengetahui fase pertumbuhan mikroba

1.4 Manfaat1.4.1 Bagi mahasiswa : a. Mengetahui Nutrisi apa yang dibutuhkan oleh mikroba.b. Mengetahui pentingnya mikroba dalam teknologi pengolahan pangan.c. Mengetahui fase pertumbuhan mikroba.

1.4.2 Bagi penulis : a. Membiasakan diri untuk menyelesaikan suatu masalah.b. Menjadi salah satu sarana untuk melatih diri mengembangkan bakat dalam menulis dan meneliti.c. Menghasilkan karya yang dapat bermanfaat bagi masyarakat

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Jenis NutrisiNutrien dalam media perbenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik organisme baru. Nutrient diklasifikasikan berdasarkan elemen yang mereka suplai.2.2 Sumber KarbonTumbuhan-tumbuhan dan beberapa bakteri mampu mengunakan energi fotosintetik untuk mereduksi karbondioksida pada penggunaan air. Organisme ini termasuk kelompok autotrof, makhluk hidup yang tidak membutuhkan nutrient organik untuk pertumbuhannya. Autotrof lain adalah khemolitotrof, organisme yang menggunakan substrat anorganik seperti hidrogen atau thiosulfat sebagai reduktan dan karbondioksida sebagai sumber karbon.Heterotrof membutuhkan karbon organik untuk pertumbuhannya, dan karbon organik tersebut harus dalam bentuk yang dapat diasimilasi. Contohnya, naphthalene dapat menyediakan semua karbon dan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan respirasi heterotropik, tetapi sangat sedikit organisme yang memiliki jalur metabolik yang perlu untuk asimilasi naphthalene. Sebaliknya, glukosa, dapat membantu pertumbuhan fermentatif atau respirasi dari banyak organisme. Adalah penting bahwa substrat pertumbuhan disuplai pada tingkatan yang cocok untuk galur mikroba yang akan ditumbuhkan. Karbondioksida dibutuhkan pada sejumlah reaksi biosintesis. Banyak organisme respiratif menghasilkan lebih dari cukup karbondioksida untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi yang lain membutuhkan sumber karbondioksida pada medium pertumbuhannya (Jawetz, 2001).Keperluan akan Zat KarbonOrganisme yang berfotosintesis dan bakteri yang memperoleh energi dari oksidasi senyawa organik menggunakan secara khas bentuk karbon yang paling teroksidas, CO2, sebagai satu-satunya sumber utama karbon selular. Perubahan CO2, menjadi unsur pokok sel organik adalah proses reduktif, yang memerlukan pemasukan bersih energi. Karena itu, di dalam golongan faali ini, sebagian besar dari energi yang berasal dari cahaya atau dari oksidasi senyawa anorganik yang tereduksi harus dikeluarkan untuk reduksi CO2 sampai kepada tingkat zat organik.Semua organisme lain memperoleh karbonnya terutama dari zat gizi organik. Karena kebanyakan substrat organik adalah setingkat dengan oksidasi umum sebagai unsur pokok sel organik, zat-zat itu biasanya tidak usah menjalani reduksi pertama yang berguna sebagai sumber karbon sel. Selain untuk memenuhi keperluan biosintetik akan karbon, maka substrat organik harus memberikan keperluan energetik untuk sel itu. Akibatnya sebagian besar daripada karbon yang terdapat pada substrat organik memasuki lintasan lintasan metabolisme yang menghasilkan energi dan akhirnya dikeluarkan lagi dari sel, sebagai CO2 (hasil utama dalam metabolisme pernapasan yang menghasilkan energi atau sebagai campuran CO2 dan senyawa organik). Jadi, substrat organik biasanya mempunyai peran gizi yang lengkap. Pada waktu yang bersamaan berguna sebagai sumber karbon dan sumber energi. Banyak mikroorganisme dapat menggunakan senyawa senyawa organik tunggal untuk memenuhi keperluan kedua zat gizi tersebut seluruhnya. Akan tetapi, yang lain tidak dapat tumbuh bila hanya diberi satu senyawa organik dan mereka memerlukan bermacam-macam jumlah senyawa tambahan sebagai zat gizi. Tambahan zat gizi organik ini mempunyai fungsi biosintetik semata-mata, yang diperlukan sebagai pelopor unsur-unsur pokok sel organik tertentu yang tidak dapat disintesis oleh organisme tersebut. Zat itu disebut faktor tumbuh.Mikroorganisme teramat beragam baik dalam hal macam maupun jumlah senyawa organik yang dapat mereka gunakan sebagai sumber utama karbon dan energi. Keanekaragaman ini diperlihatkan secara nyata bahwa tidak ada senyawa organik yang dihasilkan secara alamiah yang tidak dapat digunakan sebagai sumber karbon dan energi oleh beberapa mikroorganisme. Karena itu, tidaklah mungkin untuk memberikan secara singkat sifat-sifat kimiawi sumber karbon organik untuk mikroorganisme. Variasi yang luar biasa mengenai keperluan akan karbon adalah salah satu segi fisiologis yang paling menarik dalam mikrobiologi.Bila keperluan karbon organik mikroorganisme tersendiri dipelajari, beberapa memperlihatkan tingkatan serbaguna yang tinggi, sedangkan yang lain teramat khusus. Bakteri tertentu dari golongan Pseudomonas misalnya, dapat menggunakan setiap salah satu diantara lebih dari 90 macam senyawa organik sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Pada ujung lain dalam spektrum terdapat bakteri yang mengoksidasi metan, yang hanya dapat menggunakan dua substrat organik, metan dan methanol, dan bakteri pengurai selulose tertentu hanya dapat menggunakan selulose.Kebanyakan (dan barangkali semua) organisme yang bergantung pada sumber-sumber karbon organik memerlukan CO2 pula sebagai zat gizi dalam jumlah yang sangat kecil, karena senyawa ini digunakan dalam beberapa reaksi biosentitik. Akan tetapi, karena CO2 biasanya dihasilkan dalam jumlah banyak oleh organisme yang menggunakan senyawa organik, persyaratan biosintetik dapat terpenuhi melalui metabolisme sumber karbon organik dan energi. Sekalipun demikian, peniadaan CO2 sama sekali sering kali menangguhkan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada media organik, dan beberapa bakteri dan cendawan memerlukan konsentrasi CO2 yang relatif tinggi di dalam atmosfer (5-10 %) untuk pertumbuhan yang memadai dalam media organik.2.3 Sumber Nitrogen dan BelerangNitrogen merupakan komponen utama protein dan asam nukleat, yaitu sebesar lebih kurang 10 persen dari berat kering sel bakteri. Nitrogen mungkin disuplai dalam bentuk yang berbeda, dan mikroorganisme beragam kemampuannya untuk mengasimilasi nitrogen. Hasil akhir dari seluruh jenis asimilasi nitrogen adalah bentuk paling tereduksi yaitu ion ammonium (NH4+).Banyak mikroorganisme memiliki kemampuan untuk mengasimilasi nitrat (NO3) dan nitrit (NO2) secara reduksi dengan mengubahnya menjadi amoniak (NH3). Jalur asimilasi ini berbeda dengan jalur dissimilasi nitrat dan nitrit. Jalur dissimilasi digunakan oleh organisme yang menggunakan ion ini sebagai elektron penerima terminal dalam respirasi, proses ini dikenal sebagai denitrifikasi, dan hasilnya adalah gas nitrogen (N2), yang dikeluarkan ke atmosfer.Kemampuan untuk mengasimilasi N2 secara reduksi melalui NH3, yang disebut fiksasi nitrogen, adalah sifat untuk prokariota, dan relatif sedikit bakteri yang memiliki kemampuan metabolisme ini. Proses tersebut membutuhkan sejumlah besar energi metabolik dan tidak dapat aktif dengan adanya oksigen. Kemampuan fiksasi nitrogen ditemukan pada beragam bakteri yang berevolusi sangat berbeda dalam strategi biokimia untuk melindungi enzim fixing-nitrogen nya dari oksigen.Kebanyakan mikroorganisme dapat menggunakan NH4+ sebagai sumber nitrogen utama, dan banyak organisme memiliki kemampuan untuk menghasilkan NH4+ dari amina (R-NH2) atau dari asam amino (RCHNH2COOH). Produksi amoniak dari deaminasi asam amino disebut ammonifikasi. Amoniak dimasukkan ke dalam bahan organik melalui jalur biokomia yang melibatkan glutamat dan glutamine.Seperti nitrogen, belerang adalah komponen dari banyak substansi organik sel. Belerang membentuk bagian struktur beberapa koenzim dan ditemukan dalam rantai samping cisteinil dan merionil protein. Belerang dalam bentuk asalnya tidak dapat digunakan oleh tumbuhan atau hewan. Namun, beberapa bakteri autotropik dapat mengoksidasinya menjadi sulfat (SO42-). Kebanyakan mikroorganisme dapat menggunakan sulfat sebagai sumber belerang, mereduksi sulfat menjadi hidrogen sulfida (H2S). Beberapa mikroorganisme dapat mengasimilasi H2S secara langsung dari medium pertumbuhan tetapi senyawa ini dapat menjadi racun bagi banyak organisme.Kedua unsur ini yaitu belerang dan nitrogen terdapat dalam sel dalam bentuk tereduksi, sebagai gugus sulfhidril dan amino. Sebagian besar mikroorganisme mampu menampung unsur-unsur ini dalam bentuk oksida dan mereduksi sulfat dan juga nitrat. Sumber nitrogen yang paling lazim untuk mikroorganisme adalah garam-garam ammonium. Beberapa prokariot mampu mereduksi nitrogen molekul (N2 atau dinitrogen). Mikroorganisme lain memerlukan asam-asam amino sebagai sumber nitrogen, jadi yang mengandung nitrogen organik. Tidak semua mikroorganisme mampu mereduksi sulfat, beberapa diantaranya memerukan H2S atau sistein sebagai sumber S.Keperluan Akan Nitrogen dan BelerangNitrogen dan belerang terdapat pada senyawa organik sel terutama dalam bentuk yang terinduksi masing-masing sebagai gugus amino dan sulfhidril. Kebanyakan organisme fotosintetik mengasimilasi kedua unsur ini dalam keadaan anorganik yang teoksidasi, sebagai nitrat dan sulfat, jadi penggunaan biosintetiknya meliputi reduksi pendahuluan. Banyak bakteri nonfotosintetik dan cendawan dapat juga memenuhi keperluannya akan nitrogen dan belerang dari nitrat dan sulfat. Beberapa mikroorganisme tidak dapat mengadakan reduksi salah satu atau kedua anion ini dan harus diberikan unsur dalam bentuk tereduksi. Keperluan akan sumber nitrogen yang tereduksi agak umum dan dapat dipenuhi oleh persediaan nitrogen sebagai garam-garam ammonium. Keperluan akan belerang tereduksi lebih jarang, bahan itu dipenuhi dari persediaan sulfida atau dari senyawa organik yang mengandung satu gugus sulfhidril (misalnya sisteine).Persyaratan akan nitrogen dan belerang sering kali juga dapat diperoleh dari zat gizi organik yang mengandung kedua unsur ini dalam kombinasi organik yang tereduksi (asam amino atau hasil penguraian protein yang lebih kompleks, seperti pepton). Tentu saja, senyawa-senyawa seperti itu dapat menyediakan sumber karbon organik dan energi, sekaligus memenuhi keperluan selular akan karbon, nitrogen, belerang, dan energi.Beberapa bakteri dapat juga memanfaatkan sumber nitrogen alam yang paling banyak, yaitu N2. Proses asimilasi nitrogen ini disebut fiksasi nitrogen dan meliputi reduksi permulaan N2 menjadi amino.2.4 Sumber PhosporFosfat (PO43-) dibutuhkan sebagai komponen ATP, asam nukleat dan sejumlah koenzim seperti NAD, NADP dan flavin. Selain itu, banyak metabolit, lipid (fosfolipid, lipid A), komponen dinding sel (teichoic acid), beberapa polisakarida kapsul dan beberapa protein adalah bergugus fosfat. Fosfat selalu diasimilasi sebagai fosfat anorganik bebas (Pi).2.5 Sumber MineralSejumlah besar mineral dibutuhkan untuk fungsi enzim. Ion magnesium (Mg2+) dan ion ferrum (Fe2+) juga ditemukan pada turunan porfirin yaitu: magnesium dalam molekul klorofil, dan besi sebagai bagian dari koenzim sitokrom dan peroksidase. Mg2+ dan K+ keduanya sangat penting untuk fungsi dan kesatuan ribosom. Ca2+ dibutuhkansebagai komponen dinding sel gram positif, meskipun ion tersebut bebas untuk bakteri gram negatif. Banyak dari organisme laut membutuhkan Na+ untuk pertumbuhannya. Dalam memformulasikan medium untuk pembiakan kebanyakan mikroorganisme, sangatlah penting untuk menyediakan sumber potassium, magnesium, kalsium, dan besi, biasanya dalam bentuk ion-ion (K+, Mg2+, Ca2+, dan Fe2+). Banyak mineral lainnya (seperti Mn2+, Mo2+, Co2+, Cu2+, dan Zn2+) dibutuhkan: mineral ini kerapkali terdapat dalam air kran atau sebagai kontaminan dari kandungan medium lainnya.Pengambilan besi dalam bentuk hidroksida yang tak larut pada pH netral, difasilitasi pada banyak bakteri dan fungi dengan produksi senyawa siderofor yang mengikat besi dan mendukung trasnportasinya sebagai kompleks terlarut. Semua ini meliputi hydroxymates (-CONH2OH) yang disebut sideramines, dan turunan catechol (seperti 2,3-dihydroxybenzolyserine). Siderofor yang dibentuk plasmid memainkan peranan utama dalam sifat invasi beberapa bakteri patogen.2.6 Sumber OksigenUntuk sel oksigen tersedia dalam bentuk air. Selanjutnya oksigen juga terdapat dalam CO2 dan dalam bentuk senyawa organik. Selain itu masih banya organisme yang tergantung dari oksigen molekul (O2 atau dioksigen). Oksigen yang berasal dari molekul oksigen hanya akan diinkorporasi ke dalam substansi sel kalau sebagai sumber karbon digunakan metana atau hidrokarbon aromatic yang berantai panjang. Menilik hubungannya dengan oksigen dapat dibedakan sekurang-kurangnya tiga kelompok organisme: organisme aerob obligat yang mampu menghasilkan energi hanya melalui respirasi dan dengan demikian tergantung pada oksigen. Organisme anaerob obligat hanya dapat hidup dalam lingkungan bekas oksigen. Untuk organisme ini O2 bersifat toksik. Mikroorganisme anaerob fakultatif tumbuh dengan adanya O2 udara, jadi bersifat aerotoleran; tetapi organisme ini tidak dapat memanfaatkan O2, tetapi memperoleh energi semata-mata dari peragian. Jenis bakteri anaerob fakultatif lain (Enterobacteriaceae) dan banyak ragi dapat beralih dari peroleh energi dengan respirasi (dengan adanya O2) ke peragian (tanpa O2).2.7 Fungsi Nutrisi Untuk MikrobaSetiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur tersebut diberikan ke dalam medium sebagai kation garam anorganik yang jumlahnya berbeda-beda tergantung pada keperluannya. Beberapa golongan mikroba misalnya diatomae dan alga tertentu memerlukan silika (Si) yang biasanya diberikan dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding sel. Fungsi dan kebutuhan natrium (Na) untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya. Natrium dalam kadar yang agak tinggi diperlukan oleh bakteri tertentu yang hidup di laut, algae hijau biru, dan bakteri fotosintetik. Natrium tersebut tidak dapat digantikan oleh kation monovalen yang lain. Jasad hidup dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padat maupun cair (larutan). Jasad yang dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik, sedangkan yang menggunakan makanan dalam bentuk cair tergolong tipe holofitik. Jasad holofitik dapat pula menggunakan makanan dalam bentuk padat, tetapi makanan tersebut harus dicernakan lebih dulu di luar sel dengan pertolongan enzim ekstraseluler. Pencernaan di luar sel ini dikenal sebagai extracorporeal digestion. Bahan makanan yang digunakan oleh jasad hidup dapat berfungsi sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor atau donor elektron. Dalam garis besarnya bahan makanan dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber nitrogen.A. AirAir merupakan komponen utama sel mikroba dan medium. Funsi air adalah sebagai sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi. Selain itu air berfungsi sebagai pelarut dan alat pengangkut dalam metabolisme.B. Sumber energiAda beberapa sumber energi untuk mikroba yaitu senyawa organik atau anorganik yang dapat dioksidasi dan cahaya terutama cahaya matahari.C. Sumber karbonSumber karbon untuk mikroba dapat berbentuk senyawa organik maupun anorganik. Senyawa organik meliputi karbohidrat, lemak, protein, asam amino, asam organik, garam asam organik, polialkohol, dan sebagainya. Senyawa anorganik misalnya karbonat dan gas CO2 yang merupakan sumber karbon utama terutama untuk tumbuhan tingkat tinggi.D. Sumber aseptor elektronProses oksidasi biologi merupakan proses pengambilan dan pemindahan elektron dari substrat. Karena elektron dalam sel tidak berada dalam bentuk bebas, maka harus ada suatu zat yang dapat menangkap elektron tersebut. Penangkap elektron ini disebut aseptor elektron. Aseptor elektron ialah agensia pengoksidasi. Pada mikrobia yang dapat berfungsi sebagai aseptor elektron ialah O2, senyawa organik, NO3-, NO2-, N2O, SO4 =, CO2, dan Fe3+.E. Sumber mineralMineral merupakan bagian dari sel. Unsur penyusun utama sel ialah C, O, N, H, dan P. unsur mineral lainnya yang diperlukan sel ialah K, Ca, Mg, Na, S, Cl. Unsur mineral yang digunakan dalam jumlah sangat sedikit ialah Fe, Mn, Co, Cu, Bo, Zn, Mo, Al, Ni, Va, Sc, Si, Tu, dan sebagainya yang tidak diperlukan jasad. Unsur yang digunakan dalam jumlah besar disebut unsur makro, dalam jumlah sedang unsur oligo, dan dalam jumlah sangat sedikit unsur mikro. Unsur mikro sering terdapat sebagai ikutan (impurities) pada garam unsur makro, dan dapat masuk ke dalam medium lewat kontaminasi gelas tempatnya atau lewat partikel debu. Selain berfungsi sebagai penyusun sel, unsur mineral juga berfungsi untuk mengatur tekanan osmose, kadar ion H+ (kemasaman, pH), dan potensial oksidasireduksi (redox potential) medium.F. Faktor tumbuhFaktor tumbuh ialah senyawa organik yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan (sebagai prekursor, atau penyusun bahan sel) dan senyawa ini tidak dapat disintesis dari sumber karbon yang sederhana. Faktor tumbuh sering juga disebut zat tumbuh dan hanya diperlukan dalam jumlah sangat sedikit. Berdasarkan struktur dan fungsinya dalam metabolisme, faktor tumbuh digolongkan menjadi asam amino, sebagai penyusun protein; base purin dan pirimidin, sebagai penyusun asam nukleat; dan vitamin sebagai gugus prostetis atau bagian aktif dari enzim.G. Sumber nitrogenMikroba dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk amonium, nitrat, asam amino, protein, dan sebagainya. Jenis senyawa nitrogen yang digunakan tergantung pada jenis jasadnya. Beberapa mikroba dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk gas N2 (zat lemas) udara. Mikroba ini disebut mikrobia penambat nitrogen.

Unsur utama, sumber dan fungsi mereka dalam sel bakteri.Elemen% dari berat keringSumberFungsi

Karbon50Kompleks organik atau CO 2Material Utama dari bahan selular

Oksigen20H 2 O, Kompleks organik, CO 2, dan O 2Konstituen dari sel dan sel bahan air; O 2 adalah menerima elektron dalam respirasi aerobik

Nitrogen+14NH 3, NO 3, Kompleks organik, N 2Konstituen dari asam amino, asam nukleik nucleotides, dan coenzymes

Hidrogen8H 2 O, Kompleks organik, H 2Utama dari organik memanjang dan sel air

Fosfor3anorganik Fosfat (PO 4)Konstituen dari asam nukleik, nucleotides, phospholipids, LPS, teichoic asam

Belerang1SO 4, H 2 S, S o, belerang organik memanjangKonstituen dari cysteine, methionine, glutathione, beberapa coenzymes

Kalium1Kalium GARAM dapurUtama selular anorganik gigih dan cofactor untuk enzim tertentu

Magnesium0.5 0,5Magnesium GARAM dapurAnorganik selular dengan gigih, cofactor tertentu untuk reaksi enzimatis

Kalsium0.5 0,5Kalsium GARAM dapurAnorganik selular dengan gigih, cofactor untuk enzim tertentu dan komponen endospores

Besi0.2 0,2GARAM dapur besiKomponen tertentu cytochromes dan nonheme-besi dan protein yang cofactor untuk beberapa reaksi enzimatis

2.8 Penggolongan Mikroba Berdasarkan Nutrisi Dan Oksigena. Berdasarkan sumber karbonBerdasarkan atas kebutuhan karbon jasad dibedakan menjadi jasad ototrof dan heterotrof. Jasad ototrof ialah jasad yang memerlukan sumber karbon dalam bentuk anorganik, misalnya CO2 dan senyawa karbonat. Jasad heterotrof ialah jasad yang memerlukan sumber karbon dalam bentuk senyawa organik. Jasad heterotrof dibedakan lagi menjadi jasad saprofit dan parasit. Jasad saprofit ialah jasad yang dapat menggunakan bahan organik yang berasal dari sisa jasad hidup atau sisa jasad yang telah mati. Jasad parasit ialah jasad yang hidup di dalam jasad hidup lain dan menggunakan bahan dari jasad inang (hospes)-nya. Jasad parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada inangnya disebut jasad patogen.b. Berdasarkan sumber energiBerdasarkan atas sumber energi jasad dibedakan menjadi jasad fototrof, jika menggunakan energi cahaya; dan khemotrof, jika menggunakan energi dari reaksi kimia. Jika didasarkan atas sumber energi dan karbonnya, maka dikenal jasad fotoototrof, fotoheterotrof, khemoototrof dan khemoheterotrof. Perbedaan dari keempat jasad tersebut sbb:JasadSumber KarbonSumber Energi

FotoototrofFotoheterotrofKhemotrofkhemoheterotrofZat anorganikZat organikZat anorganikZat organikCahaya matahariCahaya matahariOksidasi zat anorganikOksidasi zat organik

c. Berdasarkan sumber donor elektronBerdasarkan atas sumber donor elektron jasad digolongkan manjadi jasad litotrof dan organotrof. Jasad litotrof ialah jasad yang dapat menggunakan donor elektron dalam bentuk senyawa anorganik seperti H2, NH3, H2S, dan S. jasad organotrof ialah jasad yang menggunakan donor elektron dalam bentuk senyawa organik.

d. Berdasarkan sumber energi dan donor elektronBerdasarkan atas sumber energi dan sumber donor elektron jasad dapat digolongkan menjadi jasad fotolitotrof, fotoorganotrof, khemolitotrof, dan khemoorganotrof. Perbedaan keempat golongan jasad tersebut sbb:JasadSumber EnergiSumber Donor ElektronContoh

FotolitotrofFotoorganotrofKhemolitotrofKhemoorganotrofCahayaCahayaOksidasi zatanorganikOksidasi zat organikZat anorganikZat organikZat anorganikZat organikTumbuhan tingkat tinggi, algaBakteri belerang fotosintetikBakteri besi, bakterihidrogen, bakteri nitrifikasiJasad heterotrof

e. Berdasarkan kebutuhan oksigenBerdasarkan akan kebutuhan oksigen, jasad dapat digolongkan dalam jasad aerob, anaerob, mikroaerob, anaerob fakultatif, dan kapnofil. Pertumbuhan mikroba di dalam media cair dapat menunjukkan sifat berdasarkan kebutuhan oksigen.Obligat aerob Fakultatif anaerob Obligat anaerob Aerotoleran/Anaerob Mikroaerofil Jasad aerob ialah jasad yang menggunakan oksigen bebas (O2) sebagai satusatunya aseptor hidrogen yang terakhir dalam proses respirasinya. Jasa anaerob, sering disebut anaerob obligat atau anaerob 100% ialah jasad yang tidak dapat menggunakan oksigen bebas sebagai aseptor hidrogen terakhir dalam proses respirasinya. Jasad mikroaerob ialah jasad yang hanya memerlukan oksigen dalam jumlah yang sangat sedikit. Jasad aerob fakultatif ialah jasad yang dapat hidup dalam keadaan anaerob maupun aerob. Jasad ini juga bersifat anaerob toleran. Jasad kapnofil ialah jasad yang memerlukan kadar oksigen rendah dan kadar CO2 tinggi.2.9 Pertumbuhan PopulasiPertumbuhan dapat diamati dari meningkatnya jumlah sel atau massa sel (berat kering sel). Pada umumnya bakteri dapat memperbanyak diri dengan pembelahan biner, yaitu dari satu sel membelah menjadi 2 sel baru, maka pertumbuhan dapat diukur dari bertambahnya jumlah sel. Waktu yang diperlukan untuk membelah diri dari satu sel menjadi dua sel sempurna disebut waktu generasi. Waktu yang diperlukan oleh sejumlah sel atau massa sel menjadi dua kali jumlah/massa sel semula disebut doubling time atau waktu penggandaan. Waktu penggandaan tidak sama antara berbagai mikrobia, dari beberapa menit, beberapa jam sampai beberapa hari tergantung kecepatan pertumbuhannya. Kecepatan pertumbuhan merupakan perubahan jumlah atau massa sel per unit waktu.2.10 Pertumbuhan Populasi MikrobaSuatu bakteri yang dimasukkan ke dalam medium baru yang sesuai akan tumbuh memperbanyak diri. Jika pada waktu-waktu tertentu jumlah bakteri dihitung dan dibuat grafik hubungan antara jumlah bakteri dengan waktu maka akan diperoleh suatu grafik atau kurva pertumbuhan. Pertumbuhan populasi mikrobia dibedakan menjadi dua yaitu biakan sistem tertutup (batch culture) dan biakan sistem terbuka (continous culture).Pada biakan sistem tertutup, pengamatan jumlah sel dalam waktu yang cukup lama akan memberikan gambaran berdasarkan kurva pertumbuhan bahwa terdapat fase-fase pertumbuhan. Fase pertumbuhan dimulai pada fase permulaan, fase pertumbuhan yang dipercepat, fase pertumbuhan logaritma (eksponensial), fase pertumbuhan yang mulai dihambat, fase stasioner maksimum, fase kematian dipercepat, dan fase kematian logaritma.Pada fase permulaan, bakteri baru menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, sehingga sel belum membelah diri. Sel mikrobia mulai membelah diri pada fase pertumbuhan yang dipercepat, tetapi waktu generasinya masih panjang. Fase permulaan sampai fase pertumbuhan dipercepat sering disebut lag phase. Kecepatan sel membelah diri paling cepat terdapat pada fase pertumbuhan logaritma atau pertumbuhan eksponensial, dengan waktu generasi pendek dan konstan. Selama fase logaritma, metabolisme sel paling aktif, sintesis bahan sel sangat cepat dengan jumlah konstan sampai nutrien habis atau terjadinya penimbunan hasil metabolisme yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan. Selanjutnya pada fase pertumbuhan yang mulai terhambat, kecepatan pembelahan sel berkurang dan jumlah sel yang mati mulai bertambah. Pada fase stasioner maksimum jumlah sel yang mati semakin meningkat sampai terjadi jumlah sel hidup hasil pembelahan sama dengan jumlah sel yang mati, sehingga jumlah sel hidup konstan, seolah-olah tidak terjadi pertumbuhan (pertumbuhan nol). Pada fase kematian yang dipercepat kecepatan kematian sel terus meningkat sedang kecepatan pembelahan sel nol, sampai pada fase kematian logaritma maka kecepatan kematian sel mencapai maksimal, sehingga jumlah sel hidup menurun dengan cepat seperti deret ukur. Walaupun demikian penurunan jumlah sel hidup tidak mencapai nol, dalam jumlah minimum tertentu sel mikrobia akan tetap bertahan sangat lama dalam medium tersebut.Grafik pertumbuhan mikroba dalam biakan sistem tertutup (batch culture)

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN1.1 KesimpulanBerdasarkan hasil penulisan Nutrisi dan Pertumbuhan Mikroba, dapat diambil kesimpulan bahwa: Nutrient diklasifikasikan berdasarkan elemen yang mereka suplai yaitu: Sumber Karbon Sumber Nitrogen dan Belerang Sumber Phospor Sumber Mineral Sumber Oksigen Fungsi utama nutrisi bagi organisme diantaranya adalah: sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor atau donor elektron. Pada umumnya bakteri dapat memperbanyak diri dengan pembelahan biner. Dalam siklus hidupnya mikroba mengalami 4 fase pertumbuhan yaitu : Fase Lag Fase Eksponensial Fase Stasioner Fase Kematian

Saran Berdasarkan penulisan Nutrisi dan Pertumbuhan Mikroba, maka dapat disarankan bahwa masyarakat ataupun pihak industri yang ingin memanfaatkan jasa dari mikroorganisme harus selalu memperhatikan nutrisi dari mikroorganisme terutama jenis jenis nutrisi yang dibutuhkan dan fungsi apa saja dari nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme tersebut. Hal ini sangat diperlukan agar masyarakat ataupun pihak industri dapat memanfaatkan semaksimal mungkin jasa dari mikroorganisme tersebut untuk meningkatkan pendapatan atau juga untuk kepentingan lainnya yang bermanfaat dalam kehidupannya, tanpa menganggu kehidupan dari mikroorganisme tersebut.

DAFTAR PUSTAKAAnonymous. 2006. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba. (Online). (http://rachdie.blogsome.com/2006/10/14/faktor-yang-mempengaruhi- pertumbuhan-mikroba/) Diakses Tanggal 4 Maret 2011.Jawetz. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika. Jakarta.Schlegel, Hans. 1994. Mikrobiologi Umum Edisi Keenam. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.Stanier Roger, Edward Alderberg dan John Ingraham. 1982. Dunia Mikroba Bharata Karya Aksara. Jakarta.Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah Malang Prees. Malang.

edium pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi dalam medium untuk menyusun komponen sel dirinya.Dengan medium pertumbuhan dapat dilakukan hal-hal berikut :1. isolat mikroorganisme menjadi kultur murni, 2. memanipulasi komposisi media pertumbuhannya, 3. menumbuhkan mikroorganisne, 4. memperbanyak jumlah, 5. menguji sifat-sifat fisiologisnya6. menghitung jumlah mikroba. Dalam pembuatan medium pertumbuhan perlu dilakukan sterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada medium.Dua jenis medium dapat dibedakan berdasarkan komponen dasar yang membentuknya yaitu :Medium kompleks Medium ini terbuat dari bahan alami yang komposisinya tidak diketahui secara pasti. Komposisi medium ini terdiri atas hasil penguraian (ekstrak) berbagai jenis jaringan tumbuhan/daging/kasein/ragi yang kaya akan polipeptida, asam amino, vitamin dan mineral.Medium tersusun dari bahan kimia tertentu. Medium ini dibuat dari beberapa jenis bahan kimia dengan konsentrasi tertentu. Bahan kimia yang digunakan berasal dari sumber C, N, P, vitamin dan mineral.- Sumber C : glukosa, dekstrosa, sukrosa dll- Sumber N : NH4NO3, NH4Cl, urea- Sumber P : KH2PO4- Sumber Vitamin- Sumber Mineral : Fe, Mn, S dllJenis medium berdasarkan komposisi mediumnya dibagi menjadi 4 kelompok yaitu :1. Medium umum 2. Medium selektif 3. Medium diperkaya 4. Medium differensial NOJENIS MEDIUMPengertian Contoh Medium

1Medium UmumSemi sintetis, mengandung nutrisi umum bagi mikroorganisme- Nutrient Broth (NB) dan Nutrient Agar (NA) = medium untuk bakteri- Potatoes Dextrose Agar (PDA) = medium jamur/fungi

2Medium SelektifSintetis, yang ditambahkan zat kimia tertentuyang dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme tak diinginkan tanpa menghambat mikroorganisme target.- Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLBB) = medium penentuan bakteri coli tinja

3Medium DiperkayaSintetis, mengandung komponen-komponen yang berasal dari makhluk hidup (darah, serum, ekstrak jaringan makhluk hidup).

4Medium DifferensialMengandung senyawa kimia tertentu yang dapat membedakan sifat mikroorganisme tertentu dalam suatu kultur campuran dari jenis mikroorganisme lainnya karena adanya perbedaan response terhadap senyawa kimia.- Eosine Methylene Blue (EMB) = Uji konfirmasi bakteri E. coli dalam Uji MPN, koloninya akan berwarna metalik sedangkan bakteri Enterobacter akan berwarna kehijauan

Adapun jenis medium berdasarkan sifat fisiknya, yaitu :1. Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat2. Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media. 3. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).Referensi :Medium Analisis Mikroorganisme (Isolasi dan Kultur), Dr. Ratu Safitri, MS.TIM, Jakarta, 2010.Bahan Praktikum Mikrobiologi Lingkunganhttp://www.inforedia.com/2009/10/media-kultur-bakteri.html

Membuat Media Pertumbuhan Mikroba

MEMBUAT MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA

Teori dasar : Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangbiakan pada suatu substrat yang dinamakan medium. Medium untuk pertumbuhan mikroba ini memenuhi persyaratan nutrien yang dibutuhkan mikroba tersebut. Kebutuhan dasar mikroba antara lain : air, karbon, energi, mineral, dan faktor tumbuh. Media terdiri dari 3 macam bentuknya, yaitu : medium cairan, padatan, dan semisolid. Perbedaan ini disebabkan oleh ada tidaknya bahan pemadatan. Bahan pemadatan dapat berupa amilum, gelatin, selulosa, dan agar-agar. Agar-agar adalah media yang paling umum digunakan. Medium cairan tidak menggunakan bahan pemadat sedangkan medium padatan dan semisolid menggunakan bahan pemadat. Berdasarkan fungsinya media dapat dibedakan atas medium umum, selektif, dan differensial. Berdasarkan komposisi kimianya dikenal medium alami, medium semisintetis, dan medium sintetis.

Pengertian MediaMedia adalah pembenihan substrat atau dasar makanan untuk menumbuhkan dan membiakkan suatu mikroorganisme. Media yang baik bagi pemeliharaan mikroorganisme ialah yang mengandung unsure-unsur makanan yang diperlukan, dapat berupa garam-garam anorganik seperti protein, peptone, asam-asam amino dan vitamin-vitamin. Bahan-bahan makanan yang disediakan untuk menumbuhkan mikroorganisme disebut kultur media. Sedangkan mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang biak pada suatu kultur media disebut kultur.

Fungsi Media Media dapat berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan dan meyimpan mikroorganisme dalam waktu yang lama di laboratorium. Media juga dapat berfungsi untuk mempelajari sifat-sifat koloni/pertumbuhan, sifat-sifat biokimiawi mikroorganisme. Selain itu dalam laboratorium mikrobiologi kedokteran dapat berfungsi untuk pembuatan antigen, toksin dan untuk pasasi kuman dengan tujuan perubahan virulensi dan lain-lain.

Syarat-syarat membuat mediaSyarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam membuat media adalah :1. Media harus mengandung semua unsur makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme.2. Media harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroorganisme.3. Media harus dalam keadaan steril sebelum ditanami mikroorganisme yang dimaksud, jadi tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme yang lain yang tidak diharapkan

Komposisi MediaDi Laboratorium mikrobiologi, untuk pekerjaan rutin biasanya dibuatkan media standar yang terdiri dari : kaldu, pepton, karbohidrat. Jika diperlukan media padat, dapat ditambahkan agar. Media standar ini disediakan untuk mempermudah macam-macam media yang dikehendaki sesuai dengan tujuannya. Misalnya membuat media agar miring, untuk membiakkan mikroorganisme, media agar darah untuk membiakkan kuman yang memerlukan darah, media agar dam lempeng, untuk melihat hemolisis dan lain-lain. Pada hakekatnya komposisi media yang baik adalah sesuai dengan kebutuhan mikroorganisme seperti pada habitat aslinya (kondisi alamiah). Oleh karena itu, jika ingin membiakkan mikroorganisme yang dapat hidup di usus manusia misalnya, maka harus menggunakan media tertentu yang dapat hidup diusus manusia misalnya, maka harus menggunakan media tertentu yang dilakukan dengan bermacam-macam media diperkaya, media selektif , dan media differensial. Sedangkan pengereman (inkubasi) media harus dilakukan pada suhu 370 C, yaitu suhu yang sesuai dengan tubuh manusia. Dewasa ini untuk keperluan penelitian maupun pekerjaan di laboratorium banyak dipermudah dengan adanya bermacam-macam media yang tersedia dalam bentuk serbuk kering. Serbuk kering ini sudah siap dipakai.artinya tidak perlu lagi menentukan pH nya, sebab hal ini sudah dilakukan terlebih dahulu pada pembuatan serbuk. Sehingga untuk menyiapkan media cukup mengikuti aturan pakai yang dituliskan pada tabel. Misalnya sekian gram serbuk kering dilarutkan dalam sekian liter mililiter air suling, kemudian disterilkan.

Tujuan1. Membuat media Kaldu Nutrisi Agar 2. Membuat media Toge Agar

Alat dan Bahan 1. Timbangan2. Kaca Arloji3. Sendok4. Gelas Ukur 5. Beaker Glass6. Tabung Reaksi 7. Batang Pengaduk 8. pH Indikator9. Corong10. Kertas saring11. Kapas12. Pembakar13. Autoclave14. Cawan Petri 15. Baki atau nampan16. Daging Lembu kg17. Toge18. Agar Powder19. Vaselin20. Aquades21. Bacto Pepton22. Lisol23. Sukrosa

Prosedur A. Kaldu Nutrisi Agar1. Buatlah ekstrak daging lembu (daging 0,5 kg direbus dalam air 1 liter hingga volume air menjadi nya atau selama 1-2 jam)2. Saringlah ekstrak daging dengan kertas saring, kemudian tambahkan aquades hingga volume menjadi 1 liter3. Masukkan bacto pepton 5 gram dan agar powder 15 gram4. Panaskan suspensi tersebut sehingga mendidih selama 20 menit 5. Ukur pH, usahakan pH menjadi 6,8-7,36. Tuangkan kedalam tabung reaksi : 10 ml untuk agar tegak dan 5 ml untuk agar miring7. Tutup semua tabung dengan kapas sebaik mungkin 8. Siap untuk disetrilisasi.B. Kaldu Toge Agar2. Buatlah ekstrak toge (dari 100gr toge digerus atau dihaluskan dan diambil airnya)2. Saring ekstrak toge tersebut dengan kertas saring dan tambahkan aquades sehingga volume menjadi 1 liter2. Tambahkan sukrosa 60 gr dan agar powder 15 gr2. Panaskan suspensi tersebut sampai mendidih selama 20 menit .2. Masukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 10ml untuk agar tegak dan 5 ml untuk agar miring.2. Tutup dengan kapas sebaik mungkin2. Siap untuk disterilisasi.

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka mendekatkan kesesuaian mutu lulusan yang meliputi kemampuan kerja dan sikap profesional serta jumlah tamatan dengan lapangan kerja. Departemen Pendidikan Nasional menempuh kebijakan untuk menyelenggarakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dan salah satu wujud penerapan PSG di SMK adalah dengan melaksanakan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) bagi siswa.Program tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas kerja sama antara SMK dan instansi pasangannya dalam perencanaan dan penyelenggaraan pendidikan, pelaksanaan pengujian dan sertifikasi serta pemasaran lulusannya. Dengan penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN), diharapkan SMK akan mampu menghasilkan lulusan yang ditinjau dari segi mutu maupun jumlah yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.Dengan menyelenggarakan kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang dapat menjadikan penyusun sebagai lulusan yang bermutu dan memperoleh pengetahuan lebih luas.1.2 TUJUAN Tujuan yang ingin dicapai dalam Program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) bagi siswa SMK pada Kompetensi Keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian adalah :1. Dapat menambah wawasan, pengetahuan, keterampilan siswa yang lebih luas dan yang lebih berbeda daripada yang diperoleh sebelumnya dari sekolah.2. Dapat melatih siswa dalam kemandirian dan pengalaman praktek kerja agar siswa siap dalam bekerja.1.3 MANFAATManfaat yang penyusun peroleh dalam pelaksanaan program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) bagi siswa SMK pada Kompetensi Keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian adalah :1. Menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas dari pengalaman Praktek Kerja Industri di Laboratorium Mikrobiologi Pangan, Laboratorium Kimia Pangan, dan THP Snack & Bakery.2. Menambah keterampilan siswa dalam melakukan kegiatan pengolahan pangan yang dapat dianalisis kandungan kimia serta dapat mengetahui jenis mikroba yang menguntungkan atau merugikan dalam bahan pangan tersebut.3. Mengetahui secara langsung keseluruhan praktek dalam proses pengolahan pangan di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Brawijaya.BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 LABORATORIUM MIKROBIOLOGI PANGAN2.1.1 MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERIMedium Atau SubstratDasar makanan yang paling baik bagi bakteri ialah medium yang mengandung zat-zat organik seperti rebusan daging, sayur-sayuran, sisa-sisa makanan, atau ramuan-ramuan yang dibuat oleh manusia. Bentuk, susunan dan sifat media ditentukan oleh ada tidaknya penambahan zat pemadat seperti agar, gelatin dan sebagainya.Bentuk media :1) Media cair (kaldu cair) : tidak ditambahkan zat pemadat, dipergunakan untuk bakteri dan ragi.2) Media padat : menggunakan agar, merupakan media umum yang dipergunakan untuk pertumbuhan bakteri heterotrof, ragi dan jamur.3) Media semi padat atau semi cair : penambahan zat padat 50%, dipergunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air, anaerobik atau fakultatif.Susunan media :Mengandung air, protein, asam amino, energi dan vitamin. Dapat berbentuk :1) Media alami, disusun oleh bahan alami, kentang, daging, susu, telur dan lain-lain.2) Media sintetik, disusun dari senyawa kimia.3) Media semi sintetis, media yang disusun berdasarkan campuran bahan alami dan bahan sintetis. Kaldu nutrisi untuk pertumbuhan bakteri terdiri dari pepton, ekstrak daging, NaCl dan aquades. Agar toge untuk pertumbuhan jamur/ ragi dan agar wortel untuk pertumbuhan ragi dan beberapa jenis jamur.Sifat Media :Tujuan lain penggunaan media yaitu untuk isolasi, seleksi, evaluasi dan diferensiasi biakan yang didapat, artinya penggunaan zat tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan. Setiap media mempunyai sifat (spesifikasi) tersendiri sesuai dengan maksudnya.Pembagian media berdasarkan sifat :1) Media umum, contoh nutrien agar, dan agar kentang dekstrosa.2) Media pengaya- Media selektif.- Media differensial.- Media penguji.- Media perhitungan.Media yang banyak digunakan dalam pekerjaan rutin di laboratorium ialah kaldu cair dan kaldu agar. Medium ini tersusun dari :- Kaldu bubuk 3 g.- Pepton 5 g.- Air suling 1000 g.Jika diperlukan medium padat, maka ditambahkan 15 g agar. Media ini disebut media baku. Jika tidak ada kaldu bubuk, bahan dapat diganti dengan rebusan daging yang diperoleh sebagai berikut:- Ambil barang 0,5 kg daging yang tidak berlemak.- Rendam dalam 1.000 ml air suling semalam dalam almari es.- Paginya buang lemak yang mengapung di permukaan air. Kemudian saring suspensi dengan kain kasa yang halus.- Tambahkan air suling pada filtrat sehingga volume menjadi 1 liter lagi.- medium ini ditambahkan 5 g pepton dan lain-lainnya yang diperlukan.- Lalu panasi suspensi sampai 100oC selama 20 menit.- Dan tuangkan suspensi dengan kertas saring, dan tambahkan air suling lagi sehingga volume tetap 1 liter. Medium ini perlu disterilkan dahulu sebelum digunakan untuk memiara bakteri. Juga keasaman medium perlu diatur, biasanya pH 7.1. Media CairMedia cair yang biasa dipakai ialah kaldu yang disiapkan sebagai berikut :- 1 liter air murni ditambahkan 3 g kaldu daging lembu dan 5 g pepton. Pepton ialah protein yang terdapat pada daging, air susu, kedelai, dan putih telur. Pepton mengandung banyak N2, sedangkan kaldu berisi garam-garam mineral dan lain-lain- Medium itu kemudian ditentukan pH nya 6,8 sampai 7, jadi sedikit asam atau netral. Keadaan yang demikian ini sesuai bagi kebanyakan bakteri.- Kaldu seperti tersebut di atas masih perlu disaring untuk kemudian dimasukkan ke dalam tabung-tabung reaksi atau botol-botol. Penyaringan dapat dilakukan dengan kertas saring setelah tabung atau botol berisi medium.- Kaldu tersebut disumbat dengan kapas, dan dimasukkan ke dalam alat pensteril (autoklaf).2. Media Kental (Padat)Media padat ialah media dari kaldu yang dicampur dengan sedikit agar. Setelah media disterilisasikan, dan kemudian dibiarkan mendingin, maka diperoleh medium padat. Agar ialah sekedar zat pengental, dan bukan zat makanan bagi bakteri.3. Media Yang DiperkayaKebanyakan bakteri tumbuh pada dasar makanan seperti diatas. Tetapi bakteri patogen seperti Brucella abortus, Mycobacterium tuberculosis, Diplococcus pneumoniae, dan Neisseria gonorrhoeae memerlukan zat makanan tambahan berupa serum atau darah yang tidak mengandung fibrinogen lagi. Fibrinogen adalah zat yang menyebabkan darah menjadi kental apabila keluar pada saat terluka. Serum atau darah dicampurkan ke dalam medium yang sudah disterilkan. Jika pencampuran dilakukan sebelum sterilisasi, maka serum atau darah tersebut akan mengental akibat pemanasan. Pada medium buatan Loeffler, serum dicampurkan di dalam dasar makanan sebelum sterilisasi. Medium ini baik sekali untuk memiara basil-basil dipteri. Juga medium yang memerlukan tambahan putih telur dibuat dengan cara demikian. Seringkali orang menambahkan susu atau air tomat kepada dasar makanan untuk menumbuhkan lactobacillus dan beberapa spesies lainnya.4. Media Yang KeringSekarang banyak dipermudah dengan tersedianya bermacam-macam medium dalam bentuk serbuk kering. Untuk menyiapkan medium tersebut, cukup serbuk kering tersebut untuk dilarutkan dalam sekian liter air dan kemudian larutan itu disterilkan. Penentuan pH tidak perlu lagi, karena sudah dilakukan lebih dahulu pada pembuatan serbuk. Salah satu contoh adalah merk DIFCO.5. Media Yang SintetikMedium sintetik berupa ramuan-ramuan zat anorganik tertentu yang mengandung zat karbon dan nitrogen. Bakteri autotrof dapat hidup dalam medium ini. Bakteri saprofit (istilah lain untuk ini ialah saprobakteri) dapat juga dipiara di dalam medium ini asalkan pada medium ini ditambahkan natrium sitrat dan natrium amonium fosfat yang merupakan sumber karbon dan sumber nitrogen. Medium ini buatan Koser dan medium ini berguna untuk membedakan Aerobacter aerogenes dari Escherichia coli yang pertama dapat hidup dan tidak dalam medium ini. Medium yang cocok untuk spesies tertentu dan tidak cocok untuk spesies yang lain, disebut medium selektif.2.1.2 BAKTERIa) Bentuk bakteri.- Morfologi bakteri : Besarnya mikron .- Bentuk : bulat, batang, spiral.- Struktur : dinding sel, kapsul.- Susunan : soliter, bergerombol.b) Bentuk dan susunan.Secara individual terdiri dari tiga bentuk :- Ellipsoidal/spherical/bulat- Cylindrical/rod like/batang- Helicoidal/spiral- Bentuk ellipsoidal disebut Cocci Diplococci = berpasang-pasangan 00 Streptococci = bentuk cicin rantai 000000000000000 Tetrade = 4 sel bersusun segi 4 :: Staphylococci = bergerombol seperti buah anggur ::::::::::- Sarcina = seperti kubusGambar 2. Bentuk-bentuk Bakteri- Bakteri memperbanyak diri dengan membelah diri binary fission Diplococci = membelah diri secara transversal Tetrade = membelah diri dalam dua bidang saling tegak lurus Staphylococci = membelah diri dalam tiga bidang tidak teratur Sarcina = membelah diri dalam tiga bidang saling tegak lurus.- Bentuk Cylindrical disebut Bacilli Diplobacilli : Streptobacilli : Coccobacilli : = Spesifikasi : bentuk gada dll- Bentuk spiral ada tiga bentuk Spiral : golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral, contoh : Spirillum Vibrio : berbentuk koma (bentuk spiral tidak sempurna) Contoh : Vibrio cholera Spirochaeta : berbentuk spiral yang dapat bergerak.- Ukuran dan Berat BakteriUkuran bakteri menggunakan mikron. Bakteri paling kecil : Dialister pneumoni 0,15 0,3 mikron Bakteri paling besar : Spirillum volutans 1,5 X 13 15 mikron Cocci : rata-rata mempunyai diameter 0,5 1 mikron Bacilli : rata-rata mempunyai diameter 0,5 X 1,5 mikron Bakteri terdiri dari 70-80% air dengan berat jenis : 1.04 1.10 Berat bakteri : 2 X 10 pangkat 12 gramc) Struktur Bakteria. Struktur bakteri terdiri dari- Dinding sel- Granula- Membran sitoplasma- Nucleus- Capsul- FlagellaFlagellaFlagella berfungsi sebagai alat gerak merupakan rambut cambuk yang sangat halus, keluar dari sitoplasma dan panjangnya beberapa kali tubuhnya. Tidak semua bakteri mempunyai flagella. Bakteri bentuk Cocci tidak memiliki flagella kecuali Sarcina afilis.Bacilli : sebagian memiliki flagella dan sebagian tidak memiliki flagellaSpirilla : memiliki flagella.Flagella dapat dilihat dengan pewarnaan Leifsons method. Flagella terdiri dari protein yang analog dengan myosin.Ada lima golongan bakteri berdasarkan flagela :1) Atrichous : tidak memiliki flagella, contoh : Clostridium tetani.2) Monotrichous : memiliki satu flagella , contoh : Pseudomonas aeroginosa.3) Lopotrichous : memiliki flagela lebih dari satu pada salah satu atau kedua sisinya, contoh : Pseudomonas fluorescen Proteus mirabilis.4) Amphitrichous : memiliki flagela pada kedua sisinya, contoh: Chromobacterium Violaceum.5) Peritrichous : memiliki flagella diseluruh tubuh, contoh : Borrellia novyi Proteus Vulgaris, Salmonella typhosa dan Escherichia coli.CapsulSebagian dari bakteri memiliki capsul yang merupakan lendir tipis atau terkadang tebal. Capsul pada bakteri merupakan envelop, capsul dapat dilihat dengan pewarnaan Hiss, Johne. Pada bakteri, capsul berfungsi sebagai pelindung dan sebagai cadangan bahan makanan dan capsul ada hubungannya dengan virulensi. Capsul terdiri dari polysaccharida (glucosa, fructosa, galactosa, asam amino). Contoh bakteri yang memiliki capsul yaitu : Bacillus anthraxis, Klebsiella pneumoniae, Streptococci diplococcus.Dinding SelLetaknya dibawah capsul, diluar sitoplasma, kaku memberi bentuk (frame) dengan tebal 10-25 mikron dan mengandung 20-50% bahan kering. Mengandung nitrogen organik, lipid, polysaccharida.Membran CytoplasmaBersifat semipermeable, bila membran sitoplasma rusak bakteri akan mati.IntiMerupakan partikel dalam sel, mengandung DNA (deoxy ribonucleid acid) merupakan material inti atau chromatin.GranulaGranula tempat penyimpanan volutin ( mengandung nitrogen, karbohidrat dan lemak), granula mempunyai derajat afinitas tinggi terhadap zat warna. Granula berfungsi sebagai sumber penyimpan makanan. Bakteri Corynebacterium mempunyai granula kecil tetapi intensif terhadap pewarnaan anilin.EndosporaAda sebagian dari bakteri yang membentuk endospora, sebagai usaha untuk mempertahankan hidup bila keadaan sekeliling tidak cocok, bila cocok kembali menjadi bakteri kembali.Ada tiga posisi endospora :1.) Central contoh : Bacillus anthraxis, Bacillus subtilis.2.) Subterminal contoh : Clostridium chauvoi, Clostridium septicum.3.) Terminal contoh : Clostridium tetani.Bentuk spora : spherical, dan ovalBakteri bentuk cocci tidak membentuk spora. Endospora terdiri dari 20% air sedangkan bentuk vegetatif 80-90% air.d) Reproduksi bakteri.Bakteri berkembangbiak secara aseksual yaitu proses pembelahan diri menjadi dua (binaary fission) dan secara konjugasi. Sel-sel akan memanjang dan apabila sudah mencapai dua kali ukuran normal akan membelah di bagian tengah menjadi dua sel yang selanjutnya akan mengalami pembelahan. Konjugasi merupakan terjadinya penggabungan gen antara dua sel. Sel bakteri mempunyai plasmid yang membawa gen disebut faktor seks, memberikan gen tersebut kepada sel yang tidak mempunyai faktor seks. Faktor seks tersebut diberikan melalui jembatan sitoplasma yang terbentuk diantara dua sel. Jembatan sitoplasma yang menghubungkan dua sel disebut pili seks. Jenis kelamin bakteri tidak dapat ditentukan, hanya saja bakteri yang memberikaan DNA disebut jantan dan sebaliknya bakteri penerima DNA disebut betina.e) Penanaman bakteri (Inokulasi). Kegiatan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru meminta banyak ketelitian. Terlebih dahulu diusahakan semua alat yang berkaitan dengan medium dan kegiatan inokulasi benar-benar steril untuk menghindari kontaminasi yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan.Teknik pemindahan bakteri :1. Menyiapkan RuanganRuang tempat inokulasi kecil, bersih dan bebas angin. Dinding ruang yang basah menyebabkan butir-butir debu menempel. Pada waktu mengadakan inokulasi, baik sekali jika meja tempat inokulasi didasari dengan kain basah. Kegiatan inokulasi dapat dilakukan didalam suatu kotak berkaca (ent-kas). Dalam laboratorium untuk membuat vaksin, serum dan sebagainya, udara yang masuk ke dalam ruangan itu dilewatkan melalui saringan yang disinari dengan sinar ultraviolet.2. Pemindahan Dengan Kawat InokulasiUjung kawat inokulasi sebaiknya dari platina atau dari nikrom. Ujung lurus, berupa kolongan berdiameter 1-3 mm. Terlebih dahulu ujung kawat dipijarkan dan tangkainya cukup dilewatkan nyala api saja. Setelah dingin kembali, ujung kawat disentuhkan suatu koloni. Mulut tabung tempat pemiaraan dipanasi setelah sumbatnya diambil. Setelah pengambilan inokulum (yaitu sampel bakteri) selesai, mulut tabung dipanasi lagi kemudian disumbat seperti semula. Ujung kawat yang membawa inokulum tersebut digesekkan pada medium baru atau pada suatu kaca benda, jika tujuannya akan membuat suatu sediaan.3. Pemindahan Dengan PipetCara ini dilakukan pada penelitian air minum atau susu. Ambil 1 ml sampel untuk diencerkan dengan 99 ml air murni yang steril. Kemudian ambil 1 ml dari pengenceran untuk dicampurkan dengan medium agar yang masih dalam keadaan cair (suhu antara 42 45o C). Lalu agar yang masih encer ini dituangkan di cawan petri. Setelah agar membeku, maka cawan petri yang berisi piaraan baru disimpan dalam tempat yang aman, misalnya di dalam almari atau di dalam laci. Penyimpanan cawan dilakukan dengan meletakkannya terbalik, yaitu permukaan medium menghadap ke bawah untuk menghindari tetesnya air yang mungkin melekat pada dinding dalam tutup cawan. Piaraan yang diperoleh dengan jalan seperti di atas terkenal sebagai piaraan adukan. Dengan cara yang demikian bakteri yang diinokulasikan dapat menyebar luas ke seluruh medium. Bakteri aerob maupun yang anaerob dapat tumbuh dan banyaknya koloni dapat dihitung dengan mudah.4. Cara Menyendirikan Piaraan MurniDalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) dapat dikatakan tidak ada bakteri yang hidup tersendiri terlepas dari spesies lainnya. Seringkali bakteri patogen kedapatan bersama-sama bakteri saproba. Yang terakhir ini dapat disebut penyerbu yang membonceng (secondary invaders). Mungkin juga bakteri patogen yang membonceng. Untuk menentukan siapa pembonceng dan siapa yang diboncengi diberikan pedoman siapa yang datang terIebih dulu dan siapa yang datang kemudian.Untuk menyendirikan suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu:a) Dengan PengenceranCara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil memiara murni Streptococcus lactis yang diisolasikannya dari susu yang sudah masam. Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari enceran ini kemudian diambil sampel 1 ml untuk diencerkan lagi. Jika perlu dari enceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar akan mendapatkan beberapa koloni tumbuh dalam medium tersebut, tetapi mungkin juga hanya memperoleh satu koloni saja. Dalam hal ini diperoleh satu koloni murni dan selanjutnya spesies ini dapat dijadikan piaraan murni. Jika belum yakin bahwa koloni tunggal yang diperoleh itu murni, dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.b) Dengan PenuanganRobert Koch (1843-1905) mempunyai metode yang lain yaitu dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan dan sampel ini kemudian disebarkan di dalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian diperoleh suatu piaraan adukan. Setelah medium itu mengental, maka selang beberapa jam kemudian tampak koloni yang masing-masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang kegiatan seperti di atas maka diperoleh piaraan dan akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin.c) Dengan PenggesekanMetode ini sekarang banyak digunakan karena tidak memakan banyak waktu dengan cara ini bakteri anaerob tidak dapat tumbuh. Jika ujung kawat inokulasi dibengkokkan kemudian ujung itu disentuhkan suatu koloni dan digesekkan pada permukaan medium padat maka beberapa waktu kemudian (kurang lebih setelah 12 jam) akan tampak koloni yang letaknya tersebar di permukaan medium. Jika diadakan pemindahan sampel dari suatu koloni yang letaknya terpencil maka akan diperoleh suatu piaraan murni.f) Pemeriksaan bakteri hidupPemeriksaan bakteri hidup harus dikerjakan dengan berhati-hati, lebih baik jika yang diperiksa bakteri patogen. Untuk mengetahui tingkah laku (gerak-gerik) bakteri, diadakan penelitian bakteri di dalam tetesan bergantung.Alat-alat yang diperlukan untuk kegiatan ini adalah:1. Sehelai kaca penutup (cover glass) yang bersih.2. Sehelai kaca benda yang mempunyai cekungan di tengah-tengah.3. Kawat inokulasi, yaitu kawat lurus sepanjang 10 cm berdiameter kurang daripada 0,5 mm dan menancap pada suatu pegangan. Kegunaan kawat inokulasi ialah untuk memindahkan mikroorganisme dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Lebih baik jika kawat inokulasi dibuat dari platina atau logam lain yang tidak mudah berkarat.4. Sebuah mikroskop.5. Lampu bunsen, yaitu sentir yang diisi dengan spiritus. Api ini diperlukan untuk memijarkan kawat inokulasi. Setiap kali kawat akan di pakai untuk memindahkan bakteri, sebelum dan sesudahnya dipijarkan supaya benar-benar steril.Gambar 1. Mikroskopg) Prosedur menyiapkan sediaan (Preparat)Jika bakteri dipiara di dalam cairan maka ujung kawat inokulasi setelah dipijarkan dan dingin kembali, kemudian dicelupkan sedikit di dalam pemiaraan tersebut. Sentuhkanlah ujung kawat yang mengandung piaraan itu pada tengah kaca penutup kemudian balik kaca penutup dan letakkan di atas kaca benda demikian rupa, sehingga tetesan yang berisi bakteri masuk di dalam cekungan kaca benda. Setelah ujung kawat selesai dipakai perlu dipijarkan dalam nyala api. Kaca benda yang membawa tetesan bergantung dapat dipindahkan ke bawah lensa mikroskop untuk diperiksa. Agar cairan yang mengandung bakteri tidak menguap, tepi kaca penutup perlu diolesi vaselin. Perlu diperingatkan bahwa tepi mulut tabung reaksi tempat piaraan bakteri harus dipanasi dengan nyala api setelah kapas penyumbatnya diambil. Demikian pula, setelah pengambilan bakteri selesai dan kapas akan disumbatkan kembali maka mulut tabung piaraan harus dipanasi lagi. Memijarkan kawat inokulasi sebelum dan sesudah dipakai serta memanasi mulut tabung reaksi sebelum dan sesudah dipakai merupakan kebiasaan yang tidak boleh dilupakan. Hal ini merupakan apa yang disebut teknik aseptik. Keuntungan penggunaan metode tetesan bergantung ialah :1. Bakteri ada yang terkurung di dalam lubang kaca benda, sehingga bahaya terhamburnya ke mana-mana itu hampir tidak ada.2. Bakteri dapat bergerak dengan leluasa jika bakteri memang suka bergerak. Tidak semua spesies dapat bergerak.h) Membuat preparat bakteri yang sudah dimatikan terlebih dahulu.Sediakan sehelai kaca benda yang bersih. Ambil sediikit sampel dari bakteri yang dipiara dalam medium cair atau dari suatu koloni yang terdapat pada suatu medium padat. Pengambilan itu dilakukan dengan menggunakan ujung kawat inokulasi. Gesekkan ujung kawat yang membawa bakteri itu di tengah kaca benda sehingga terjadi suatu pembidangan seluas kira-kira 1 cm2. Jika ujung kawat sejajar dengan permukaan kaca benda maka penggesekan lebih mudah dan merata. Bakteri tidak akan tertimbun pada suatu tempat tertentu.Jika sampel diambil dari suatu koloni pada medium padat maka tengah kaca benda harus diberi sedikit air murni dulu sebelum penggesekan dilakukan. Air tidak perlu diberikan jika sampel bakteri diambil dari piaraan yang berada dalam medium cair. Tunggu sampai gesekan agak kering kemudian lewatkan kaca benda melalui suatu nyala api, secara perlahan sampai gesekan kering. Dalam hal ini harus dijaga agar tempat gesekan bakteri tersebut tidak langsung mengenai api, jadi permukaan yang mengandung gesekan haruslah diatas pada waktu kaca benda itu dilewatkan nyala api. Jika gesekan bakteri sudah kering dapat dimulai dengan pewarnaan bakteri.Metode mewarnai atau mengecat preparat banyak berbagai macam cara kira-kira 12 cara saja yang umumnya digunakan. Bakteri hidup tidak tampak jelas bentuk maupun sifat-sifat morfologi lainnya. Bakteri tunggal yaitu berupa satu sel yang tampak bening walaupun bakteri itu berasal dari suatu koloni yang mempunyai warna tertentu. Maka untuk memperlihatkan bagian-bagian sel diperlukan pewarnaan. Untuk memperlihatkan inti atau bahan inti ada pewarnaan tersendiri, memperlihatkan flagel ada cara lain lagi demikian pula untuk memperlihatkan spora ada cara yang khusus. Cara-cara mewarnai itu ditemukan oleh sarjana-sarjana, sehingga seringkali metode pewarnaan disebut menurut nama sarjana yang menemukan cara tersebut. Misalnya, pewarnaan inti disebut juga pewarnaan secara Feulgen. Kemudian ada pewarnaan secara Giemsa, pewarnaan secara Gram , secara Neisser, dan lain-lain. Zat warna yang digunakan bisa biru metilen, merah safranin, ungu, hijau berlian dan lain-lain. Disamping itu zat warna bisa bersifat asam, netral atau basa.i) Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteriAda beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri, diantaranya :1. Nutrisi2. Media3. Kondisi Fisik : suhu, oksigen, pH, lingkunganNutrisi bakteri diperlukan untuk pertumbuhan dan fungsinya yang normal. Sehingga diketahui beberapa tipe nutrisi bakteri :a) Kebutuhan energi untuk bakteri, ada bakteri yang menggunakan cahaya sebagai sumber energi dinamakan fototrof. Sebagian bakteri menggunakan senyawa-senyawa kimia sebagai sumber energinya dinamakan kemotrof.b) Kebutuhan karbon untuk bakteri, Banyak bakteri yang membutuhkan karbon dioksida sebagai sumber karbonnya dinamakan autotrof. Bila memperoleh energinya dari cahaya dinamakan fotoautotrof. Apabila bakteri autotrof yang memperoleh sumber energinya dari senyawa kimia dinamakan kemoautotrof. Sebagian bakteri memperoleh sumber karbonnya dari senyawa organik dinamakan heterotrof.c) Kebutuhan nitrogen untuk bakteri. Beberapa tipe bakteri menggunakan senyawa nitrogen anorganik dan yang lain membutuhkan nitrogen dalam bentuk senyawa nitrogen organik.d) Kebutuhan belerang (sulfur) dan fosfor untuk bakteri berasal dari senyawa sulfur organik, sedangkan fosfor diberikan sebagai fosfat yaitu garam-garam fosfat.e) Kebutuhan beberapa unsur logam, natrium, kalium, kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga dan kobalt untuk pertumbuhannya yang normal. Jumlah yang dibutuhkan amat kecil dalam ppm (parts per million=persejuta).f) Kebutuhan vitamin. Beberapa bakteri mamu memenuhi kebutuhan vitaminnya dari senyawa-senyawa lain di dalam medium.g) Kebutuhan air untuk fungsi metabolik dan pertumbuhannya.Media untuk menumbuhkan dan mengembangbiakan mikroba diperlukan suatu substrat yang disebut media. Media dapat dibuat dari bahan alam seperti toge, kentang, wortel, daging, telur, susu ataupun dari bahan buatan yaitu senyawaan kimia organik atau anorganik.Syarat media :1.Mengandung semua unsur hara yang diperlukan2.Memenuhi semua faktor yang dibutuhkan oleh mikroba, seperti pH.3.Harus dalam keadaan steril.Kondisi fisik :1. Suhu : proses pertumbuhan tergantung pada reaksi kimiawi dan laju reaksi kimia dipengaruhi oleh suhu. Sehingga pertumbuhan bakteri sangat dipengaruhi oleh suhu. Berdasarkan suhu bakteri dibagi menjadi beberapa kelompok, diantaranya :- Psikrofil , bakteri yang tumbuh pada suhu 0 sampai 30 derajat celsius- Mesofil merupakan kelompok bakteri yang tumbuh pada suhu 25 sampai 40 derajat celsius- Termofil yaitu bakteri yang tumbuh pada suhu 50 derajat celsius atau lebih.1. Oksigen : gas utama yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri ialah oksigen dan karbon dioksida. Berdasarkan kebutuhan oksigen, bakteri dibagi menjadi empat kelompok yaitu :- Aerobik yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen- Anaerobik yaitu bakteri yang dapat tumbuh tanpa oksigen- Anaerobik fakultatif yaitu bakteri yang dapat tumbuh pada keadaan aerob maupun anaerob.- Mikroaerofilik yaitu bakteri yang tumbuh baik bila ada oksigen sedikit- Kapnofilik yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen tetapi membutuhkan CO23. pH Untuk pertumbuhan bakteri membutuhkan pH optimum terletak antara 6,5 dan 7,5. Tetapi ada beberapa bakteri yang dapat tumbuh pada pH rendah , atau tumbuh pada pH tinggi (basa). Kondisi fisik perlu dipertimbangkan di dalam penyediaan kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri. Pada kondisi lain, yaitu pada konsentrasi garam tinggi dikenal bakteri halofilik yaitu bakteri yang dapat hidup pada air asin di laut. Mikroorganisme yang membutuhkan konsentrasi garam tinggi untuk pertumbuhannya disebut halofil obligat. Bakteri yang dapat tumbuh pada keadaan tanpa garam maupun mengandung garam disebut halofil fakultatif. Cara bakteri memperbanyak diri yaitu dengan pembelahan sel secara aseksual dengan pembelahan biner melintang.2.1.3 KAPANG (FUNGI=jamur)Kapang adalah kelompok mikroba yang tergolong dalam fungi, ilmu yang mempelajari mengenai fungi disebut mikologi. Fungi adalah organisme heterotrofik untuk nutrisinya memerlukan senyawa organik.Beberapa fungi hidup dari benda organik mati yang terlarut , mikroorganisme ini disebut saprofit. Segi positif dari fungi berperan penting dalam industri fermentasi dan produksi antibiotik seperti penisilin. Tetapi segi negatifnya yaitu sebagai parasit pada tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia.a) Morfologi kapang.Fungi lebih besar dari bakteri , ukuran fungi berkisar 1 sampai 5 m lebarnya dan panjangnya 5 sampai 30 m atau lebih.Sifat-sifat umum fungiKelompok eukariotik yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :1) Mempunyai inti sel.2) Memproduksi spora.3) Tidak berklorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesa.4) Berkembang biak secara seksual dan aseksualFungi dapat mensintesa protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat (glukosa, sukrosa dan maltosa), sumber nitrogen dari bahan organik atau bahan anorganik (amonium dan nitrat), dan mineral dari substratnya.b) Klasifikasi kapang.Fungi tergolong Eumycetes, terdiri dari 4 kelas :1. Phycomycetes2. Ascomycetes3. Basidiomycetes4. DeuteromycetesFungi / kapang adalah fungi multiselular yang mempunyai filamen. Tubuh kapang terdiri dari 2 bagian : misellium dan spora. Misellium merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa.Hifa ada dua macam :1) Hifa vegetatif untuk tumbuh2) Hifa fertil untuk reproduksi.Kapang dapat dibedakan atas dua kelompok berdasarkan struktur hifa :1) Hifa tidak bersekat, contoh Phycomycetes2) Hifa bersekat, contoh Ascomycetes, dan Basidiomycetesc) Reproduksi kapang.Ada dua macam reproduksi dari fungi :1) Seksual : peleburan nukleus dari dua sel induknya.2) Aseksual : pembelahan (membelah diri), penguncupan (sel anak tumbuh dari penonjolan kecil) atau pembentukan spora.Spora seksual Spora aseksual1. Askospora 1. Konidiaspora2. Basidiospora 2. Sporangiospora3. Zigospora 3. Oidium (artrospora)4. Oospora 4. Klamidiospora5. Blastospora.c) Sifat fisiologi kapang.Kapang adalah mikroorganisme aerobik sejati Heterotrof. Suhu optimum kapang saprofitik 22 sampai 30o C kapang patogen 30 sampai 370 C. Beberapa kapang psikotrofik dapat tumbuh pada suhu 0 derajat celcius. Sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada daging atau sayur pada kulkas. Sumber karbon berasal dari bahan organik.d) Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Kapang1) Air2) Suhu : kebanyakan kapang bersifat mesofilik dengan suhu optimum 25 30 derajat celcius tetapi ada yang dapat tumbuh pada 35 37 derajat celcius atau lebih contoh : Aspergillus. Beberapa kapang bersifat termofilik.3) Kebutuhan oksigen dan pHKapang bersifat aerobik PH 2 8,5 akan lebih baik pada kondisi asam (pH rendah).4.) Makanan. Kapang menggunakan makanan dari sederhana sampai kompleks. Umumnya dapat memproduksi enzim hidrolitik, misal : amilase, pektinase, proteinase dan lipase. Dapat tumbuh baik pada makanan yang mengandung pati.5.) Komponen penghambat. Beberapa kapang mengeluarkan komponen yang dapat menghambat organisme lain. Komponen itu disebut antibiotik penisilin yang diproduksi oleh Penicillium chrysogenum.2.1.4 KHAMIR (ragi)Khamir termasuk fungi bentuknya uniseluler. Reproduksi vegetatif dengan cara pertunasan. Khamir mudah dibedakan dari bakteri yaitu morfologi dan ukurannya lebih besar dari bakteri.a) Morfologi Khamir. Ukuran panjang 1 5 mm sampai 20 50 mm.Lebar 1 10 mm Bentuk Sel KhamirBulat, oval, silinder , ogival (bulat panjang dengan salah satu ujung runcing ), Segitiga melengkung (triangular), berbentuk botol, apikulat atau lemon.b) Struktur Khamir.Morfologi khamir dapat diamati dengan menggunakan beberapa cara yaitu pengamatan langsung dengan mikroskop. KapsulBeberapa khamir mempunyai kapsul yaitu komponen ekstraseluler yang berlendir. Kapsul menutupi bagian luar dinding sel dan terdiri dari : polisakarida. Dinding SelDi