makalah farmakologi

29
TUGAS MAKALAH FARMAKOLOGI ANTIBIOTIKA NAMA : SALMIAH NIM : 12.071.014.047 KELAS : B PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Upload: uchie-biibeehzz

Post on 11-Jun-2015

4.943 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah farmakologi

TUGAS MAKALAHFARMAKOLOGI

ANTIBIOTIKA

NAMA : SALMIAH

NIM : 12.071.014.047

KELAS : B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

MAKASSAR

2013

Page 2: Makalah farmakologi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi

sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru

sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada

terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul

”ANTIBIOTIKA ’’

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai

pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada kedua orang tua, dosen mata kuliah Farmakologi dan kawan-kawan

seperjuangan di UIM SI KEPERAWATAN yang telah memberikan dukungan,

kasih,dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini

berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun

pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan

kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Makassar , 23 oktober 2013

Penyusun

Page 3: Makalah farmakologi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

1.2  Rumusan Masalah

1.3  Tujuan

BAB II PEMBAHASAN ANTIBIOTIKA

2.1 Sejarah

2.2 Penegrtian

2.3 Prinsip Dasar Penggunaan Antibiotika Rasional

2.4 Pembuatan Antibiotika

2.5 Mekanisme Kerja

2.6 Penggolongan Obat Antibiotika

BAB III PENUTUP

3.1  Saran

3.2  Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah farmakologi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar BelakangPada saat ini  banyak macam  antibiotik  tersedia di pasaran . Begitu

banyak  macamnya  sehingga kadang-kadang  membingungkan bagi dokter  yang

ingin menggunakannya. Apalagi dengan adanya ” tekanan  promosi ” yang sangat

gencar, tidak jarang merangsang  pemakaian  antibiotik yang menjurus ke arah 

ketidakrasionalan .

Walaupun diagnosa  mikrobiologik hanya dapat dilakukan pada  sebagian

kecil kasus penyakit infeksi, tetapi agar kita tetap ada dalam garis pemakaian

antibiotik  yang rasional kita harus tetap berfikir secara mikrobiologik. Kalau kita

menghadapi suatu penyakit  infeksi dengan berbagai macam  simtomnya  harus

kita bayangkan  kira-kira kuman apa yang menyebabkannya gram positif atau

gram negatif, ataukah  anaerob/dan terhadap antibiotika yang mana kuman

tersebut diperkirakan masih sensitif .

Anggapan  bahwa antibiotik  yang lebih baru  dan lebih  mahal mujarab

dari antibiotika  yang sudah lama digunakan  merupakan anggapan  yang salah .

Justru banyak antibiotika  yang baru menpunyai spesifikasi tertentu  sehingga 

bila  tidak dipergunakan sesuai dengan spesifikasinya maka khasiatnya  tidak

seperti  yang diharapkan .

1.2  Rumusan Masalah

1. Sejarah antibiotika?2. Apa yang dimaksud dengan antibiotika?3. Prinsip dasar penggunaan antibiotika rasional?4. Bagaimana cara pembuatan antibiotika?5. Bagaimana mekanisme kerja dari obat antibiotika?6. Pengelompokan jenis antibiotika?

1.3  Tujuan1. Untuk mengetahui dan memahami tentang golongan obat antibiotic.

2. Untuk mengetahui farmakodinamik dan farmakokinetik dari masing-masing jenis antibiotik

3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi

Page 5: Makalah farmakologi

BAB II

PEMBAHASAN ANTIBIOTIKA

2.1 Sejarah

Alexander Fleming adalah orang yang dikenal sebagai

penemu penisilin (antibiotik untuk melawan bakteri).

Lahir di daerah pertanian Lochfield dekat Darvel, Skotlandia. Dia adalah anak

ketiga dari empat orang bersaudara dan mempunyai empat orang saudara tiri

lagi.

Fleming bersekolah di Loudoun Moor School dan Darvel School, kemudian

selama dua tahun dia bersekolah di Kilmarnock Academy. Setelah bekerja di

kantor jasa pengiriman selama empat tahun, Fleming yang berumur 20 tahun

saat itu mewarisi sebagian harta dari pamannya. Kakak Fleming yang waktu itu

adalah seorang dokter menyarankan agar adiknya mengikuti jejak karirnya,

sehingga pada tahun 1901 Alexander Fleming kemudian mendaftarkan diri di

Rumah Sakit St. Mary's, London. Dia kemudian mendapatkan kualifikasi khusus

untuk bersekolah di tahun 1906 dengan pilihan menjadi ahli bedah.

Alexander Fleming sendiri terkenal karena dia merupakan ahli peneliti yang

sangat pandai, tetapi ceroboh dan laboratoriumnya sendiri sering terlihat

berantakan. Tahun 1928, setelah pulang dari liburan panjang, Fleming baru

teringat akan bakteri-bakteri dipiringan laboratorium lupa di simpan baik-baik,

dan telah terkontaminasi dengan sejenis jamur. Beberapa piring laboratorium

yang berisikan bakteri di buang, tetapi kemudian Fleming memperhatikan bahwa

perkembangan bakteri pada daerah yang terkontaminasi oleh jamur tersebut

menjadi terhambat. Fleming kemudian mengambil sampel contoh dari jamur

tersebut dan menelitinya, dia menemukan bahwa jamur tersebut berasal dari

genus Penicillium. Inilah sebabnya mengapa obat tersebut

bernama penicillin atau penisilin (Indonesia).

Penemuan Fleming pada September 1928 menandai abad baru dalam dunia

antibiotik modern. Fleming juga menemukan bahwa bakteri sendiri dapat

mengembangkan resistansi dan daya tahan terhadap penisilin apabila penisilin

Page 6: Makalah farmakologi

yang digunakan sebagai antibiotik terlalu sedikit dan digunakan dalam jangka

waktu yang pendek.

Karena penisilin waktu itu sangat sukar untuk dikembangkan, Fleming putus asa

untuk mengembangkan antibiotik tersebut. Segera setelah Fleming tidak lagi

mengembangkan penisilin, Howard Florey dan Ernst Chain mengambil alih

pengembangan tersebut dan melakukan produksi besar-besaran dengan bantuan

dana dari pemerintah Amerika dan Inggris.

Norman Heatley menyarankan bahwa dengan mentransfer bahan aktif penisilin

kembali ke air dan mengubah tingkat asam-nya, akan cukup untuk memproduksi

obat-obatan yang dapat dipakai untuk percobaan pada binatang.

Timbul satu pendapat bahwa "Tanpa Fleming, tidak ada Chain, tanpa Chain,

tidak ada Florey, tanpa Florey, tidak ada Heatley, tanpa Heatley, tidak ada

Penisilin.

2.2 Pengertian

Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang

mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotik

khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam

bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap

mutan atau transforman. Antibiotik bekerja seperti pestisida dengan menekan atau

memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri.

2.3 Prinsip Dasar Penggunaan Antibiotika Rasional

·         Tepat  indikasi

·         Tepat  penderita

·         Tepat pemilihan jenis antibiotika

·         Tepat dosis

·         Efek samping minima

·         Bila di perlukan  : Kombinasi yang tepat

·         Ekonomik

Page 7: Makalah farmakologi

Ada beberapa hal penting  mengenai antibiotika yang perlu di ketahui sebelum

kita memilih dan menggunakannya yaitu:

1. Sifat aktifitasnya

2. Spektrum

3. Mekanisme kerja

4. Pola resistensi

5. Efek samping

Di samping itu perlu diperhatikan  pengalaman-pengalaman  klinik sebelumnya.

1.    Sifat aktifitasnya

         Bakteriostatik : menghambat pertumbuhan kuman dengan cara

menghambat metabolisme kuman

         Bakteriosidik : Membunuh kuman misalnya dengan cara merusak dinding

sel

         Untuk infeksi yang berat apalagi kalau keadaan  pertahanan  tubuh

penderita kurang     baik maka sebaiknya  dipilih antibiotik yang

bersifat bakteriosidik.

         Pengetahuan  tentang sifat aktifitas ini juga penting kalau kita ingin

menggabung  antibiotika. Pemakaian gabungan antibiotika yang

bersifat bakteriostatik bersama  antibiotika  yang  bakteriosidik akan

mengurangi  khasiat antibiotika bakteriosidik . Hal ini disebabkan

karena antibiotika yang bersifat bakteriosidik umumnya khasiatnya 

baik  bila kuman  tersebut membelah  dengan cepat, sedangkan 

antibiotik yang   bersifat bakteriostatik  akan menyebabkan 

pembelahan  kuman yang menurun  sehingga akan  menghambat

khasiat antibiotika yang bersifat bakteriosidik.

2.   Spektrum antibiotika

         Spektrum sempit : Hanya menghambat atau membunuh  kelompok

kuman tertentu

Page 8: Makalah farmakologi

         Spektrum luas : Dapat menghambat baik kuman gram positif maupun

gram negatif

         Pemakaian antibiotika spektrum sempit dilakukan bila jenis kuman yang

menyebabkan infeksi sudah diperkirakan  atau dipastikan. Sedangkan

bila jenis kuman tidak dapat dipastikan maka dipakai antibiotika

spektrum luas.

3. Mekanisme kerja antibiotika

Antibiotika yang menghambat  metabolisme sel kuman

Contoh : Sulfonamid ,Trimetophrim

Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel kuman

Contoh : Penicillin,Sefalosporin

Antibiotik yang mengganggu keutuhan  membran  sel kuman

Contoh : Polimiksin

Antibiotik yang menghambat sintesa protein sel kuman

Contoh : Aminoglikosid,Makrolid,Tetrasiklin,Kloramfenikol

Antibiotik yang  menghambat sintesa  asam nuleat kuman

Contoh : Rifampisin,Kuinolon

4.  Pola Resistensi

Dalam pemakaian  antibiotika  perlu diperhatikan  pola resistensi

kuman setempat, misalnya : Campylobacter jejuni di  Indonesia  masih sensitif

terhadap siprofloksasin  tetapi di Thailand banyak resisten terhadap 

Page 9: Makalah farmakologi

Siprofloksasin  karena di sana  Siprofloksasin banyak di pakai untuk  terapi

STD.

5.  Efek Samping

Ada 3 macam efek samping  yaitu

-    reaksi alergi

-    reaksi idiosikratik

-    dan reaksi  toksik.

Contoh dari reaksi idiosinkratik adalah pemakaian  Primaquin  dapat

merangsang  terjadinya anemia hemolitik berat pada individu-individu tertentu.

(Blackwater fever)

Contoh: reaksitoksik adalah gangguan  pertumbuhan  gigi akibat pemakaian

tetrasiklin.

2.4  Pembuatan Antibiotika

Pembuatan antibiotika lazimnya dilakukan dengan jalan mikrobiologi dimana

mikro organisme dibiak dalam tangki-tangki besar dengan zat-zat gizi khusus.

Kedalam cairan pembiakan disalurkan oksigen atau udara steril guna

mempercepat pertumbuhan jamur sehingga produksi antibiotiknya dipertinggi

setelah diisolasi dari cairan kultur, antibiotika dimurnikan dan ditetapkan

aktifitasnya beberapa antibiotika tidak dibuat lagi dengan jalan biosintesis ini,

melakukan secara kimiawi, antara lain kloramfenikol

Aktivitas Umumnya dinyatakan dalam suatu berat (mg),kecuali zat yang

belum sempurna pemurniannya dan terdiri dari campuran beberapa zat misalnya

polimiksin B basitrasin, atau karena belum diketahui struktur kimianya, seperti,

nistatin.

2.5  Mekanisme Kerja

Beberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel (penisilin dan

sefalosforin) atau membran sel (kleompok polimiksin), tetapi mekanisma kerja

yang terpenting adalah perintangan selektif metabolisme protein bakteri sehingga

Page 10: Makalah farmakologi

sintesis protein bakteri, sehingga sintesis protein dapat terhambat dan kuman

musnah atau tidak berkembang lagi misalnya kloramfenikol dan tetrasiklin.

Diluar bidang terapi, antibiotik digunakan dibidang peternakan sebagai zat

gizi tambahan guna mempercepat pertumbuhan ternak, dan unggas yang diberi

penisilin, tetrasiklin erithomisin atau basitrasin dalam jumlah kecil sekali dalam

sehari harinya, bertumbuh lebih besar dengan jumlah makanan lebih sedikit.

2.6  Penggolongan Obat Antibiotika

1.      Penisilin

Penisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari bermacam-

macam jemis yang dihasilkan (hanya berbeda mengenai gugusan samping R )

benzilpenisilin ternyata paling aktif. Sefalosforin diperoleh dari jamur

cephalorium acremonium, berasl dari sicilia (1943) penisilin bersifat bakterisid

dan bekerja dengan cara menghambat sintesi dinding sel.

Pensilin terdiri dari :

a.       Benzil Penisilin Dan Fenoksimetil Penisilin

1)      Benzil Penisilin

Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis,

salmonelosis invasive, gonore.

Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.

Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem,

leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.

2)      Fenoksimetilpenisilin

Indikasi : tonsillitis, otitis media, erysipelas, demam rematik, prpopiliaksisinfeksi

pneumokokus.

b.      Pensilin Tahan Penisilinase

1)      Kloksasilin

Indikasi : infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase.

Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada

glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS.

Page 11: Makalah farmakologi

Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi

penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami

infeksi.

Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.

Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem,

leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.

2)      Flukoksasilin

Indikasi : infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase.

Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada

glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS.

Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi

penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami

infeksi.

Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.

Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem,

leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.

c.       Pensilin Spectrum Luas

1)      Ampisilin

Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis,

salmonelosis invasive, gonore.

Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada

glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS.

Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi

penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami

infeksi.

Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.

Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem,

leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.

2)      Amoksisilin

Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis,

salmonelosis invasive, gonore.

Page 12: Makalah farmakologi

Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada

glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS.

Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi

penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami

infeksi.

Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.

Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem,

leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.

d.      Penisilin Anti Pseudomona

1)      Tikarsilin

Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas dan proteus.

2)      Piperasilin 

Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas aerugenosa.

3)      Sulbenisilin 

Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas aerugenosa.

2.      Sefalosforin

Sefalosforin merupakan antibiotic betalaktam yang bekerja dengan cara

menghambat sintesis dinding mikroba. Farmakologi sefalosforin mirip dengan

penisilin, ekseresi terutama melalui ginjal dan dapat di hambat probenisid.

            Sefalosforin terbagi atas :

a.       Sefadroksil

Indikasi : infeksi baktri gram (+) dan (-)

Interaksi : sefalosforin aktif terhadap kuman garm (+) dan (-) tetapi spectrum anti

mikroba masing-masng derrivat bervariasi.

efek samping : diare dan colitis yang disebabkan oleh antibiotic ( penggunaan

dosis tinggi) mual dan mumtah rasa tidak enak pada saluran cerna sakit kepala,

Dll

Kontra indikasi : hipersensitivitas terahadap sefalosforin, porfiria

Page 13: Makalah farmakologi

b.      Sefrozil

Indikasi : ISPA, eksaserbasi akut dari bronchitis kronik dan otitis media.

c.       Sefotakzim

Indikasi : profilaksis pada pembedahan, epiglotitis karena hemofilus, meningitis.

d.      Sefuroksim

Indikasi : profilaksis tindakan bedah,lebih aktif terhadap H. influenzae dan N

gonorrhoeae.

e.       Sefamandol

Indikasi: profilaksis pada Tindakan 1 pembedahan.

f.       Sefpodoksim 

Indikasi: infeksi saluran napas tetapi. Penggunaan ada faringitis dan tonsillitis,

hanya yang kambuhan, infeksi kronis atau resisten terhadap antbiotika lain.

3.      Tetrasiklin

Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spectrum luas. Penggunaannya

semakin lama semakin berkurang karena masalah resistansi.

Tetrasiklin terbagi atas :

a.       Tetrasiklin.

Indikasi: eksaserbasi bronkitri kronis, bruselosis (lihat juga keterangan diatas)

klamidia, mikoplasma, dan riketsia, efusi pleura karena keganasan atau sirosis,

akne vulganis.

Peringatan: gangguan fungsi hati (hindari pemberian secara i.v), gangguan fungsi

ginjal (lihat Lampiran 3), kadang-kadang menimbulkan fotosintesis.

Efek samping: mual, muntah, diare, eritema.

b.      Demeklosiklin Hidroklorida

Indikasi: tetrasiklin. Lihat jugas gangguan sekresi hormone antidiuretik

Perhatinak : kontaindikasi; efek samping lihat tetrasiklin. Fotositivtas lebih sering

terjadi pernah dilaporkan terjadinya diabeters indipidus nefrogenik.

c.       Doksisiklin

Indikasi: tetrasiklin.bruselosis (kombniasi dengan tetrasiklin), sinusitis kronis ,

pretatitis kronis, penyakit radang perlvis (bersama metronidazo)

Page 14: Makalah farmakologi

d.      Oksitetrasiklin

Indikasi ; peringatan; kontaindikasi; efek samping; lihat tetrasilin; hindari pada

porfiria.

Dosis: 250-500 mg tiap 6 jam

Oxytetracycline ( generic ) cairan Inj. 50 mg/ vial (K)

Teramycin (Pfizer Indonesia) cairan inj. 50 mg/ vial. Kapsul 250 mg (K).

4.      Aminoglikosida

Aminoglokosida bersifat bakterisidal dan aktif terhadap bakteri gram posistif dan

gram negative. Aminasin, gentamisin dan tobramisin d juga aktif terhadap

pseudomonas aeruginosa. Streptomisin aktif teradap mycobacterium tuberculosis

dan penggunaannya sekarang hamper terbatas untuk tuberkalosa.

a.       Amikasin

Indikasi : infeksi generatif yang resisten terhadap gentamisin.

b.      Gentamisin

Indikasi : septicemia dan sepsis pada neonatus, meningitis dan infeksi SSP

lainnya. Infeksi bilier, pielonefritis dan prostates akut, endokarditis karena Str

viridans. Atau str farcalis (bersama penisilin, pneumonia nosokomial, terapi

tambahan pad meningitis karena listeria.

Peringatan : gangguan funsi ginjal, bayi dan usia lanjut ( (sesuaikan dosso, awasi

fungsi ginjal, pendengaran dan vestibuler dan periksa kadar plasma), hindari

penggunaan jangka panjang.

Kontraindikasi: kehamilan, miastenia gravis.

Efek samping : gangguna vestibuler dan pendengaran, netrotoksista,

hipomagnesemia pada pemberian jangka panjang colitis karena antibiotic.

Dosis : injeksi intramuskuler, intravena lambat atau infuse, 2-5 mg/ kg/ hari

( dalam dosis terbagai tiap 8 jam) lihat juga keterangan diatas sesuaikan dosis

terbagi tiap 8 jam ) lihat juga keterangan fungsi ginjal dan ukur kadar dalam

plasma.

c.       Neomisin Sulfat

Indikasi: Sterilisasi usus sebelum operasi

Page 15: Makalah farmakologi

d.      Netilmisin

Indikasi: infeksi berat kuman gram negative yang resisten terhadap gentainisin.

5.      Kloramfenikol

Kloramfenikol merupakan antibiotic dengan spectrum luas, namun bersifat toksik.

Obat ini seyogyanya dicadangkan untuk infeksi berat akibat haemophilus

influenzae, deman tifoid, meningitis dan abses otak, bakteremia dan infeksi berat

lainnya. Karena toksisitasnya, obat ini tidak cocok untuk penggunaan sistemik.

Kontraindikasi: wanita hamil, penyusui dan pasien porfiria 

Efeks samping : kelainan darah yang reversible dan irevesibel seperti anemia

anemia aplastik ( dapat berlanjut mejadi leukemia), neuritis perifer, neuritis optic,

eritem multiforme, mual, muntah, diare, stomatitis, glositits, hemoglobinuria

nocturnal.

6.      Makrolid

Eritromisin memiliki spectrum antibakteri yang hamper sama dengan penisilin,

sehingga obat ini digunakan sebagai alternative penisilin. Indikasi eritremisin

mencakup indikasi saluran napas, pertusis, penyakit gionnaire dan enteritis karena

kampilo bakteri.

a.       Eritromisin

Indikasi: sebagai alternative untuk pasien yang alergi penisilin untuk pengobatan

enteritis kampilobakter, pneumonia, penyakit legionaire, sifilis, uretritis non

gonokokus, protatitis kronik, akne vulgaris, dan rpofilaksis difetri dan pertusis.

b.      Azitromisin

Indikasi: infeksi saluran napas, otitis media, infeksi klamida daerah genital tanpa

kompliasi.

c.       Klaritromisin

Indikasi : infeksi saluran napas, infeksi ringan dan sedang pada kulit dan jaringan

lunak; terapi tambahan untuk eradikasi helicobacter pylori pada tukak duodenum (

lihat bagian 1.1)

Page 16: Makalah farmakologi

7.      Polipeptida

Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E (= kolistin), basi-trasin dan

gramisidin, dan berciri struktur polipeptida siklis dengan gugusan-gugusan amino

bebas. Berlainan dengan antibiotika lainnya yang semuanya diperoleh dari jamur,

antibiotika ini dihasilkan oleh beberapa bakteri tanah. Polimiksin hanya aktif

terhadap basil Gram-negatif termasuk Pseudomonas, basitrasin dan gramisidin

terhadap kuman Gram-positif.

Khasiatnya berupa bakterisid berdasarkan aktivitas permukaannya (surface-active

agent) dan kemampuannya untuk melekatkan diri pada membran sel bakteri,

sehingga permeabilitas sel diperbesar dan akhirnya sel meletus. Kerjanya tidak

tergantung pada keadaan membelah tidaknya bakteri, maka dapat dikombinasi

dengan antibiotika bakteriostatik seperti kloramfenikol dan tetrasiklin.

Resorpsinya dari usus praktis nihil, maka hanya digunakan secara parenteral, atau

oral untuk bekerja di dalam usus. Distribusi obat setelah" injeksi tidak merata,

ekskresinya lewat ginjal.

Antibiotika ini sangat toksis bagi ginjal, polimiksin juga untuk organ pendengar.

Maka penggunaannya pada infeksi dengan Pseu¬domonas kini sangat berkurang

dengan munculnya antibiotika yang lebih aman (gentamisin dan karbenisilin).

8.      Golongan Antimikobakterium

Golongan antibiotika dan kemoterapetka ini aktif te rhadap kuman

mikobakterium. Termasuk di sini adalah obat-obat anti TBC dan lepra, misalnya

rifampisin, streptomisin, INH, dapson, etambutol dan lain-lain.

Page 17: Makalah farmakologi

BAB III

PENUTUP

A.    KesimpulanAdapun kesimpulan dari makalah ini adalah

1. Penisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari bermacam-macam

jemis yang dihasilkan (hanya berbeda mengenai gugusan samping R )

benzilpenisilin ternyata paling aktif. Sefalosforin diperoleh dari jamur

cephalorium acremonium, berasl dari sicilia (1943).

2. Sefalosforin merupakan antibiotic betalaktam yang bekerja dengan cara

menghambat sintesis dinding mikroba. Farmakologi sefalosforin mirip dengan

penisilin, ekseresi terutama melalui ginjal dan dapat di hambat probenisid.

3. Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spectrum luas. Penggunaannya semakin

lama semakin berkurang karena masalah resistansi.

4.  Aminoglokosida bersifat bakterisidal dan aktif terhadap bakteri gram posistif dan

gram negative. Aminasin, gentamisin dan tobramisin d juga aktif terhadap

pseudomonas aeruginosa. Streptomisin aktif teradap mycobacterium tuberculosis

dan penggunaannya sekarang hamper terbatas untuk tuberkalosa.

5.   Kloramfenikol merupakan antibiotic dengan spectrum luas, namun bersifat toksik.

Obat ini seyogyanya dicadangkan untuk infeksi berat akibat haemophilus

influenzae, deman tifoid, meningitis dan abses otak, bakteremia dan infeksi berat

lainnya.

6.   Eritromisin memiliki spectrum antibakteri yang hamper sama dengan penisilin,

sehingga obat ini digunakan sebagai alternative penisilin. Indikasi eritremisin

mencakup indikasi saluran napas, pertusis, penyakit gionnaire dan enteritis karena

kampilo bakter.

7.   Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E (= kolistin), basi-trasin dan

gramisidin, dan berciri struktur polipeptida siklis dengan gugusan-gugusan amino

bebas. Berlainan dengan antibiotika lainnya yang semuanya diperoleh dari jamur,

antibiotika ini dihasilkan oleh beberapa bakteri tanah. Polimiksin hanya aktif

terhadap basil Gram-negatif termasuk Pseudomonas, basitrasin dan gramisidin

terhadap kuman Gram-positif.

Page 18: Makalah farmakologi

8. Antibiotik harus dibatasi pada keadaan dimana antibiotik tersebut benar diperlukan.

9. Antibiotik jangan digunakan untuk infeksi ringan atau infeksi virus

10. Antibiotik spektrum luas tidak diindikasikan untuk infeksi dimana dapat

digunakan antibiotik lain yang lebih spesifik

4.2   Saran

Dalam makalah ini tidak menutup kemungkinana masih terdapat banyak

kekurangan baik menyangkut isi maupun penulisan, oleh karena itu, kami harapkan

kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini dan

makalah selanjutnya.

Page 19: Makalah farmakologi

DAFTAR PUSTAKA

1. Ganiswara S.G. ( Ed) : Farmakologi dan terapi . Edisi IV, Bagian

Farmakologi   Fakultas Kedokteran UI, 1955, Jakarta.

2. Direktorat Jendral Pelayanan Medik  Departemen Kesehatan  Republik

Indonesia: Pedoman  Penggunaan Antibiotik Nasional. Edisi 1, 1992,

Jakarta.

3. Mandel G. L., Douglas R. G., Bennet J. E., Dolin R. : Principles and

Practice Of Infectious Disease : Antimicrobial Therapy 1995 / 1996.

Churchill Livingstone, 1995.

4. Tierney L. M., Mc Phee S. J.,Papadakis M. A. : Current Medical

Diagnosis and Treatment 35 th Ed. Appleton and Lange, 1996, Stamfod.

5. Chandury A. In vitro activity of Cefpirome A new fourth generation

cephalosporin. Indian J. of Medical Microbiology 2003; 21:50-51

6. Tumah H. Fourth-Generation Cephalosporins : In vitro Activity against

Nosocomial Gram-Negative Bacili Compared with β-Lactam Antibiotics

and Ciprofloxacin. Chemoteraphy 2005;51:80-85

7.      Schwartz, dkk, 2000, Intisari Prinsip - Prinsip Ilmu Bedah. Editor : G.

Tom Shires dkk, EGC ; Jakarta  

8.      Schwartz.Shires.Specer “ Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu bedah Ed 6”Buku

kedokterean EGC 1995 Jakarta 47

9.      Anonim. 2007. Farmakologi dan Terapi, Edisi 5. Bagian farmakologi

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: Gayabaru

10.  Arifin, Sjamsul. 1985. Kimia Organik Bahan Alam. Universitas Terbuka