makalah farmakologi dan terap1 ainsss
TRANSCRIPT
MAKALAH FARMAKOLOGI DAN TERAPI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKALAH FARMAKOLOGI DAN TERAPI
OBAT-OBAT ANTI INFLAMASI DAN NON STEROID
OLEH :
NAMA : KUSBANDIA
NIM : N111 11 266
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Obat analgesik, anti piretik serta obat anti inflamsasi nonsteroid (AINS)
merupakan salah satu kelompok obat yang banyak diresepkan dan juga
digunakan tanpa resepdokter. Obat-obat ini merupakan suatu
kelompok obat yang heterogen, secara kimia. Obat analgetik tanpa
resep umumnya sangat efektif untuk mengatasi nyeri ringan sampai sedang
untuk jenis nyeri somatik pada kulit, otot, lutut, rematik, dan pada jaringan
lunak lainnya, serta pada nyeri haid dan sakit kepala. Tetapi obat ini tidak
begitu efektif untuk nyeri viseral.
Obat analgetika tanpa resep biasanya digunakan untuk nyeri akut dan
sering juga digunakan untuk terapi tambahan pada penyakit-penyakit kronik
yang diikuti rasa nyeri. Namun belum terbukti bahwa obat ini bisa
menyembuhkan nyeri neuropatik. Berdasarkan lokasi asalnya, nyeri dapat
dikatagorikan menjadi beberapa kelas yaitu:
1. Nyeri somatik adalah nyeri yang berlokasi di sekitar otot atau kulit,
umumnya berada di permukaan tubuh.
2. Nyeri viseral adalah nyeri yang terjadi di dalam rongga dada atau
rongga perut.
3. Nyeri neuropatik terjadi pada saluran saraf sensorik
BAB II
PEMBAHASAN
AINS merupakan kelompok obat-obat yang bekerja dengan aktivitas
menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakhidonat
menjadi prostaglandin menjadi terganggu. AINS cocok digunakan untuk
mengurangi pembengkakan, nyeri dan kekakuan sendi .Pembagian golongan
obat AINS terbagi atas dua , yaitu kelas Asam karboksilat dan kelas Asam
enolat.
Gambar : Tabel pembagian obat AINS
I. Kelas Asam Karboksilat
1. Derivat asam salisilat
1.1 Aspirin
Asam asetil saksilal yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin
adalah analgesicantiperetik dan antiinflasmasi yang sangat luas.
Digunakan dan digolongkan dalamobat bebas. Selain sebagai protatip,
oabat ini merupakan standar dalam menilai efek obat sejenis
Farmakodinamik : merupakan obat yang peluang banyak digunakan
sebagai analgesic antiperetik dan anti inflmasi aspirin dosis terapi bekerja
cepat dan efektif sebagai anti piretik dan antiflamasi dosis toksis ini justru
memperlihatkan efek piretik sehingga pada keracunan berat terjadi demam
hiperhidrosis.
Farmakokinetik : pada pemberian obat, sebagian salsilat
diabsorbsi dengan cepat dalam bentuk utuh dilambung, tetapi
sebagian besar diusus halus bagian atas kadar tinggi dicapai kira-
kira 2 jam setelah pemberian kecepatan absobsinya tergantung dari
kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet PH pemakain mukosa dan waktu
pengosongan lambung.
Indikasi : anti piretik dosis untuk dewasa ialah ; 325 mg -650
diberikan secara oral tiap 3 atau 4 jam, untuk anak-anak : 15-20
mg/kg BB diberikan tiap 4-6 jam dengan dosis total melebihi 3,6 gr per
hari.
1.2 Diflurisal
Obat ini merupakan devirat diflnorofeml dari asam salisilat tetapi invivo
tidak diubah menjadi asam salisilat bersifat analgesik dan anti inflamasi tetapi
hampir tidak brsifat antipiretik. Setelah pemberian oral, kadar puncak diperoleh
dalam 2-3 jam, sembilan puluh sembilan persen diflurisal terikat
albumin plasma dan dalam waktu parah berkisar 8-12.
Indikasi : diflurisal hanya sebagai analgesik ringan sampai sedang dengan
dosis awal 500 mg di susul 250-500 mg tiap 8-12 jam. Untuk esteoartritis dosis
awal 2x250-500mg per hari. Dengan dosis pemeliharaan tidak melampaui 2,5
gram s ehari.
Efek samping ; lebih ringan dari pada asetotal dan tidak
dilaporkan menyebabkan gangguan pendengaran.
2. Derivat Asam propionate
2.1 Fenbufen
Berbeda dengan obat Airis lainya, fenbufen merupakan suatu produk
jadi fenbufen sendiri bersifat inaktif dan metabolic aktifnya adalah asam 4-
bifenik asetat zat inimemiliki waktu penuh 10jam sehingga cukup diberikan
satu atau dua kali sehari.
Absorpsi obat melalui lambung baik, dan kadar puncak metabolik aktif
dicapai dalam 7,5 jam efek samping obat ini sama seperti obat AINS lainnya,
pemakaian pada pasien tukak lambung harus berhati-hati. Pada gangguan
penyakit reumatik sendi adalah dua kali 300 mg sehari dan dosis
pemeliharaan satu kali sehari 600 mg sebelum tidur.
2.2 Asam Tiaprofenat
Asam tiaprofenat memperlihatkan sifat sama seperti derivate asam
propionate lainnya. Waktu penuh dalam plasma kira-kira 2 jam dan
ekskresi terutama efek samping sama seperti obat airis lainnya. Dosis 3 kali
200 sehari
2.3 Ibuprofen
Ibuprofen merupakan derivate asam propionate yang
diperkenalkan pertama kali dibanyak Negara. Obat ini bersifat
analgesik dengan daya anti inflamasi yang tidak terlalu kuat, efek
analgesiknya sama seperti aspirin, efek anti inflamasinya terlihat
dengan dosis 1200-2400 mg per hari. Absorpsi ibuprofen cepat melalui
lambung dan kadar maksumum dalam plasma dicapai s etelah 1-2 jam.
Waktu penuh dalam plasma sek i t a r 2 j am . Sembilan puluh
persen ibuprofen terikat dalam protein plasma. Ekskresinya berlangsung
cepat dan lengkap kira-kira 90% dari dosis atau konjugatnya. Metabolit utama
merupakan hasil hidroksilasi dan karboksilasi. Obat Ains derivat asam prpionat
hampir seluruhnya terikat pada protein plasma, efek intekrasi misalnya
penggerakan obat warfarin dan oral hipolekemik hampir tidak ada,tetapi pada
pemberian bersama dengan warfarin, tetap harus waspada karena
adanyagangguan fungsinya trombosit yang memperpanjang masa
perdarahan. Derivat asam propionate dapat mengurangi efek antihipertensi
obat B-bloer. Prozosin dan kaptropil efek ini mungkin akibat
hambatan bisintesis pada ginjal. Efek samping terhadap saluran cerna lebih
ringan dibandingkan dengan aspirin, indametasin atau naproksen, efek
samping lainnya yang jarang adalah eritema kulit, sakit kepala
trombosipenia ambliopra toksik yang reversible, dosis sebagai analgesic 4
kali 400 mg sehari tetapisebaliknya dosis optimal pada tiap diminum oleh
wanita hamil dan menyusul dengan alasan bahwa ibuprofen relative lebih
lama dikenal dengan tidak menimbulkan efek samping serius
pada dosis analgesic, maka ibuprofen dijual sebagai obat
generik bebas dibeberapa Negara antara lain Amerika Serikat dan Inggris.
3. Derivat Asam Fenamat
3.1 Asam Mefenamat Dan Melelo Fenamat
Derivate mefenamat digunakan sebagai analgesic, sebagai anti inflamasi.
Mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin. Meklofenamat
digunakan sebagai obat antiinflamasi pada terapi arthris rheumatoid dan
asteoartitis. Asam mefenamat terikat sangat kuat pada protein plasma,
dengan demikian intraksi terhadap obat antikoogulen harus diperhatikan,
efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya
dyspepsia, diare sampai diare berdarah dan segala iritasi lain terhadap
mukosa lambung. Pada usia lanjut efek samping diare hebat sering
dilaporkan efek samping lain yang berdasarkan hipersensitivitas ialah
eriterna kulit dan bronkonstriksi anemia hemolitik pernah dilaporkan dosis
asam mefenamat adalah 2-3 kali 250-500 mg sehari. Karena efek toksiknya
maka di Amerika Serikat obat ini tidak dianjurkan untuk diberikan
kepada anak dibawa 14 tahun dan waktu hamil dan pemberian tidak melebihi
7 hari. Penelitian klinis menyimpulkan bahwa penggunaan selama
haid mengurangi kehilangan darah secara bermakna.
4.Derivat Asam Fenil Asetat
4.1 Diklofenat
Absorpsi obat ini melalui saluran cerna berlangsung cepat dan lengkap
obat ini terikat99% pada protein plasma dan mengalami efek metabolisme
lintas pertama (first-pars) sebesar 40-50%. Walaupun waktu paruh singkat
yakni 1-3 jam diklopenat diakumulasi dicairan synovial yang menjelaskan
efek terapi di sendi jauh lebih panjang dari waktu paru obat tersebut. Efek
samping yang lazim ialah mual, gastritis, eritema kulit dan sakit kepala dan
sakitkepala sama seperti semua obat Ains, pemakaian obat ini
harus berhati-hati pada pasien tukak lambung. Peningkatan enzim
transminase dapat terjadi pada 15% pasiendan umumnya kembali ke normal.
5.Derivat Asam Asetat Indene/ Indol
5.1 Indometasin
Merupakan derivate indo-asam aseat, obat ini sudah dikenal sejak
1963 untuk pengobatan arthritis dan sejenisnya. Walaupun obat ini efektif
tetapi karena toksik maka penggunaan obat ini dibatasi. Indometasin
memiliki efek anti inflamasi dan analgesic-antipiretik yang kira-kira
sebanding dengan asipirin. Telah terbukti bahwa indometason
memiliki efek analgesic perifer maupun sentral
invitra indometason menghambat enzim siklooksigenase seperti
kolklosin, indometasin menghambat motilitas polimorf nukleas.
Abso rps i i ndome tazon se te l ah pember i an o ra l cukup
ba i k , 92 -99% i ndome tason terikat pada protein plasma
metabolismenya terjadi di hati. Indometason dieksresi dalam
bentuk asal maupun metabolic melalui urin dan empedu, waktu
paruh plasma kira-kira 2-4 jam. Efek samping indometasin tergantung dosis
dan insidensnya cukup tinggi, pada dosis terapi, sepertiga pasien
menghentikan pengobatan karena efek samping, efek samping saluran
cerna berupa nyeri obdomen, diare, perdarahan lambung dan
pancreatitis .Sakit kepala hebat dialami oleh kira-kira 20-25 % pasien
dan rasa bingung. Halusinasi dan psikosis pernah dilaporkan indometason
juga dilaporkan menyebabkan agranulosistosis , anemia dan
trombosikopenia vasokontriksi pembuluh koroner pernah dilaporkan
hiperkalernia dapat terjadi akibat hambatan yang kuat terhadapi
biosintesis pada ginjal. Alergi dapat pula timbul dengan manifestasi
urtikaria, gatal dan serangan asma. Obat ini mengurangi efek natriuretik d
ari diuretic asid dan furosemid serta memperlemah efek hipotensif obat B-
bloker. Karena toksisitasnya, indometason tidak dianjurkan diberikan
kepada anak, wanita hamil, pasien dengan gangguan psikiatri dan
pasien dengan penyakit lambung. Penggunaannya kini dianjurkan hanya bila
AINS lain kurang berhasil misalnya pada spondilitis ankolosa, arthritis pirai
akut dan osteoarthritis tungkai. Indometason tidak berguna pada penyakit
pirai kronik karena tidak berefek . Dosis indometason yang lazim ialah 2-4
jam 25 mg sehari. Untuk mengurangi gejala reumatik dimalan hari,
indometasin diberikan 50-100 mg sebelum tidur.
II. Kelas Asam Enolat
1. Derivat Pirazolon
Dalam kelompok ini termasuk dipiron, fenilbutazon, oksifen butazon,
antipirin dan aminopirin. Antippirin (fenozon) adalah 5 okso-1-fenil-
2,3 – dimetilpira-zolidin. Amiopirin (amidopirin) adalah derivate 4 –
dimetilamino dari aminopirin yang larut baik dalam air dan dapat diberikan
secara suntikan.
Indikasi: Saat ini dipiron hanya digunakan sebagai analgesic antipirin
karena efek atau inflamasinya lemah sedangkan antipirin dan
aminopirin tidak dianjurkan digunakan lagi karena dipiron sebaiknya
dipiron hanya diberikan bila dibuthkan analgesic. Antiperetik suntikan
atau bila pasien tidak tahan analgesic antipiretik yang lebih aman,
pada beberapa kasus penyakit Hodgkin dan pariarteritis nodosa, dipiron
merupakan obat yang masih dapat digunakan untuk meredakan
demam yang sukar diatasi dengan obat lain. Dosis untuk dipiron
adalah: tiga kali 0,3 – 1 gram sehari. Dipiron tersedia dalam bentuk tablet
500 mg dan larutan obat suntik yang mengandung 500 mg/ml.
Efek Samping: Semua devirat pirazolon dapat menyebabkan
agranulositosis, anemia aplastik dan tromsitopenia dibeberapa
Negara misalnya Amerika Serikat efek samping dan trombositopenia
terjadi dan bersifat fatal. Sehingga pemakaiannya sangat dibatasi
atau dilarang sama sekali. Di Indonesia frekuensi pemakaian dipiron
cukup tinggi dan agranulositosis telah dilaporkan pada pemakaian obat
ini, tetapi belum ada data tentang angka kejadiannya kesan bahwa orang
Indonesia tahan terhadap dipiron tidak dapat diterima belum menandai
sehingga mungkin kematian oleh agranulositosis tercatat sebagai
akibat penyakit infeksi .
2. Derivat Oksikam
2.1 Piroksikam dan Meloksikam
Piroksikam adalah merupakan salah Ains dengan struktur baru yaitu
oksikam, derivate asam enolat, waktu paruh dalam plasma lebih dari
45 jam sehingga dapat diberikan hanya sekali sehari. Absorpsi
berlangsung cepat dilambung :terikat 99% pada protein plasma obat
ini menjalani 7-10 hari dan kadar dalam plasma kira-kira sama
dengan kadar cairan sinovia. Frekuensi kejadian efek samping dengan
piroksikam mencapai 11-46 % dan 4-12 %dari jumlah pasien
terpaksa menghentikan obat ini. Efek samping tersering adalah
gangguan saluran cerna, antara lain yang berat adalah tukak
lambung. Efek samping lain adalah pusing, tinitas, nyeri kepala
dan eritema kulit. Piroksikam tidak dianjurkan diberikan pada wan i t a
hamil, pasien tukak lambung dan pasien yang sedang minum.
Antikoagulan indikasi piroksikam hanya untuk penyakit inflamasi sendi
misalnya arthritis rheumatoid, osteoarthritis, s pondilitis ankilosa dosis 10-
20 mg sehari diberikan pada pasien yang tidak memberikan respons cukup
dengan Ains yang lebihaman. Meloksikan cenderung menghambat KOKS-
2 lebih dari KOKS-1 tetapi penghambatan KOKS 1 pada dosis terapi
tetap nyata, penelitian terbatas menyimpulkan efek samping meloksikam
(7,5 mg per hari) terhadap saluran cerna dari piroksikam 20 mg sehari.
Meloksikam diberikan dengan dosis 7,5 – 15 mg sekali sehari, efektivitas dan
keamanan devirat oksikam lainnya : larnoksikam, sinoksikam, sidoksikam
dan tenoksikam dianggap sama dengan piroksikam.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Pembagian golongan obat AINS terbagi atas dua , yaitu kelas Asam
karboksilat dan kelas Asam enolat.
I.Kelas Asam Karboksilat meliputi:
1. Derivat Asam Salisilat : Aspirin, Benorilat, Diflurisal
2. Derivat Asam propionate : Fenbufen, Tiaprofenat, Ibufprofen
3. Derivat Asam Fenamat: Asam mefenamat, Meklofenamat
4. Derivat Asam Fenil Asetat: Diklofenat, Fenklofenat
5. Derivat Asam Asetat Indene/ Indol: Indomestasin, Tolmetin
II. Kelas Asam Enolat
1. Derivat Pirazolom : Fenilbutazon, Azapropazon
2. Derivat Oksikam: Peroksikam, Isoksikam
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.scribd.com/doc/105162002/BAB-I
Diakses pada tanggal 9-03-2013 .
2. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25708/4/Chapter%20I.pdf
Diakses pada tanggal 9-03-2013
3. http://www.scribd.com/doc/59710051/Makalah-Farmakologi-0112
Diakses pada tanggal 9-3-2013