makalah farmakologi

21
MAKALAH FARMAKOLOGI ANASTESI LOKAL Kelompok 3 Endah Fitriyastuti (201010410311024) Eva Budiarti (201010410311025) Rizkia Nur Wahyuni (201010410311026) Triya Denisia Putri (201010410311027) Yunika Deviyana (201010410311028) Adyka Pradana (201010410311029) Wisnu Agi Tidarria (201010410311031) Pipit Eparanta (201010410311032) Indah Ayu Mustika (201010410311033) Rendy catur Anggriawan (201010410311034) Esti Widyan Rini (201010410311062) Destryana Nurindah S (201010410311064) PROGRAM STUDI S1 FARMASI

Upload: quin-boa-hancock

Post on 03-Aug-2015

592 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

anestesi lokal

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Farmakologi

MAKALAH FARMAKOLOGI

ANASTESI LOKAL

Kelompok 3

Endah Fitriyastuti (201010410311024)

Eva Budiarti (201010410311025)

Rizkia Nur Wahyuni (201010410311026)

Triya Denisia Putri (201010410311027)

Yunika Deviyana (201010410311028)

Adyka Pradana (201010410311029)

Wisnu Agi Tidarria (201010410311031)

Pipit Eparanta (201010410311032)

Indah Ayu Mustika (201010410311033)

Rendy catur Anggriawan (201010410311034)

Esti Widyan Rini (201010410311062)

Destryana Nurindah S (201010410311064)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2011

Page 2: Makalah Farmakologi

Tujuan Praktikum

1. Memahami Farmakokinetik obat anestesi lokal yang diberikan secara lokal pada

mukosa mata pada hewan uji kelinci

2. Membandingkan efek farmakologi anastesi lokal tanpa adrenalin dengan anestesi

lokal plus adrenalin

Dasar Teori

Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunanian-"tidak, tanpa" dan aesthētos,

"persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan

rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan

rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr

pada tahun 1846.

Mekanisme anastetik lokal

Anestesi Lokal menekan jaringan lain yang dapat dieksitasi bila konsentrasinya dalam

darah yang cukup tinggi, manun efek sistemik utamanya mencakup sistem syaraf pusat.

Benzokain adalah anastetik lokal berpotensi rendah yang bersifat netral dan tidak larut dalam

air. Kegunaannya adalah untuk anestesi permukaan untuk jaringan yang tidak meradang

(misalnya mulut dan faring), mempunyai kegunaan yang terbatas. Anestesi lokal melakukan

penetrasi ke dalam akson dalam bentuk basa larut lemak yang bebas. Didalam akson dibentuk

molekul berproton yang kemudian memasuki dan menyumbat kanal Na+ setelah terikat pada

reseptor (residu dari helix transmembran s6) dengan demikian anestetik lokal kuaterner atau

berproton lengkap hanya bekerja bila disuntikkan ke dalam akson syaraf. Obat yang tidak

bermuatan musalnya benzokain larut dalam membran tetapi kanal di blok dengan hukum all-

or-non (semua atau tidak sama sekali). Jadi prinsipnya molekul-molekul yang terionisasi dan

tidak terionisasi bekerja dengan cara yang sama. Hal ini memblok kanal, kebanyakan dengan

mencegah terbukanya gerbang H ( yaitu dengan meningkatkan inaktivasi ). Anestetik lokal

bersifat tergantung pemakain ( use dependent) artinya derajat blok proporsional terhadap

kecepatan stimulasi syaraf. Hal ini menunnjukan bahwa makin banyak molekul obat

memasuki kanal Na+ ketika kanal-kanal terbuka yang menyebabkan lebih banyak inaktivasi.

(farmakologi Medis At Aglance, edisi ke 5 M.J. Neal).

Page 3: Makalah Farmakologi

Beberapa jenis anestesi menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang

lainnya hanya menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakainya tetap sadar.

Tipe anestesi

Beberapa tipe anestesi adalah:

Pembiusan total : hilangnya kesadaran total

Pembiusan lokal : hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian

kecil daerah tubuh).

Pembiusan regional : hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh

blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya

Pembiusan lokal atau anestesi lokal adalah salah satu jenis anestesi yang hanya melumpuhkan

sebagian tubuh manusia dan tanpa menyebabkan manusia kehilangan kesadaran. Obat bius

jenis ini bila digunakan dalam operasi pembedahan, maka setelah selesai operasi tidak

membuat lama waktu penyembuhan operasi.

Anestesiologis dengan empat rangkaian kegiatan

Anestesi dilakukan oleh dokter spesialis anestesi atau anestesiologis. Dokter spesialis

anestesiologi selama pembedahan berperan memantau tanda-tanda vital pasien karena

sewaktu-waktu dapat terjadi perubahan yang memerlukan penanganan secepatnya.

Empat rangkaian kegiatan yang merupakan kegiatan sehari-hari dokter anestesi adalah:

Mempertahankan jalan napas

Memberi napas bantu

Membantu kompresi jantung bila berhenti

Membantu peredaran darah

Mempertahankan kerja otak pasien.

AnastesiLokal

Anastetik local adalah obat yang digunakan untuk mencegah rasa nyeri dengan

memblok konduksi sepanjang serabut saraf secara reversible. Semua serabut saraf sensitive

terdapat anastetik local, namun secara umum serabut berdiameter kecil lebih sensitif dari

Page 4: Makalah Farmakologi

pada serabut berdia meter besar. Oleh karena itu, dapat dicapai suatu blok diferensial di mana

serabut-serabut untuk nyeri ringan dan otonom di blok, sedangkan serabut untuk sentuhan

kasar dan gerakan tidak diblok. Anastetik local mempunyai variasi yang luas dalam hal

potensi, durasi kerja, toksisitas, dan kemampuan penetrasi membran mukosa. Anestesi lokal

mampu menghambat konduksisaraf (terutama nyeri) secarareversibel pada bagiantubuh yang

spesifik.

Anestetika lokal yang ideal :

- tidak iritatif/merusak jaringan secara permanen

- batas kemanan lebar

- onset cepat

- durasi cukup lama

- larut air

- stabil dalam larutan

- dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan.

Farmakokinetik

Struktur obat anestetika lokal mempunyai efeklangsung pada efek terapeutiknya.

Semuanyamempunyai gugus hidrofobik (gugus aromatik)yang berhubungan melalui rantai

alkil ke gugusyang relatif hidrofilik (amina tertier).

Kecepatan onset anestetika lokal ditentukan oleh:

- kadar obat dan potensinya

- jumlah pengikatan obat oleh protein danpengikatan obat ke jaringan lokal

- kecepatan metabolisme

- perfusi jaringan tempat penyuntikan obat.

Pemberian vasokonstriktor (epinefrin) +anestetika lokal dapat menurunkan

alirandarah lokal dan mengurangi absorpsi sistemik.Vasokonstriktor tidak boleh digunakan

padadaerah dengan sirkulasi kolateral yang sedikitdan pada jari tangan atau kaki dan

penis.Golongan ester (prokain, tetrakain) dihidrolisiscepat menjadi produk yang tidak aktif

olehkolinesterase plasma dan esterase hati.Bupivakain terikat secara ekstensif pada

proteinplasma.

Page 5: Makalah Farmakologi

Farmakodinamik

Onset, intensitas, dan durasi blokade sarafditentukan oleh ukuran dan lokasi anatomis

saraf.Saluran Na+ penting pada sel otot yang bisadieksitasi seperti jantung. Efeknya

terhadapsaluran Na+ jantung adalah dasar terapianestetika lokal dalam terapi aritmia

tertentu(biasanya yang dipakai lidokain).Anestetika lokal umumnya kurang efektif

padajaringan yang terinfeksi dibanding jaringannormal, karena biasanya

infeksimengakibatkan asidosis metabolik lokal, danmenurunkan pH.

Efek Samping

Efek sistem saraf pusat : depresi, stimulasi,atau keduanya, tergantung jalur saraf yang

dipengaruhi anestetika lokal.

Overdosis anestetika lokal dapatmenyebabkan :

- penurunan transmisi impuls padaneuromuscular junction dan sinaps ganglion

- mengakibatkan kelemahan dan paralisisotot.

Anestetika lokal dapat diberikandengan cara :

• Anestesi permukaan( topikal)

Anastesia membrane mukosahidung, mulut, tenggorokan, percabangan

trakeobronkial, esophagus, dan saluran urin ogenital dapat dihasilkan dengan penggunaan

langsung larutan berair dari garam banyak anastetik local atau dengan suspense anastetik

local yang sukar larut. Dosis total aman maksimal untuk anastesia topical untuk orang dewasa

sehat dengan bobot 70 kg adalah 300 mg untuk lidokain, 150 mg untuk kokain, dan 50 mg

untuk tetrakain.

Efek anastetik puncak setelah penggunaan topical kokain atau lidokain terjadi dalam

waktu 2-5 menit (3-8 menit dengan tetrakain), dan anastesi berlangsung selama 30-45 menit

(30-60 menit dengan tetrakain). Anastesi sepenuhnya bersifat superficial; tidak meluas

sampai struktur submukosa. Teknik tidak mengurangi rasa nyeri pada sendi atau ketidak

nyamanan karena peradangan atau luka subdermal.

• Anestesi infiltrasi

Adalah injeksi anastetik local secara langsung kedalam jaringan tanpa

memperhitungkan kelompok syarafkutan.

Page 6: Makalah Farmakologi

• Anestesi blok :

Blok bidang

Atau field block anesthesia dihasilkan dengan injeksi subkutan larutan anastetik local

dengan cara sedemikian sehingga menganastesi daerah yang jauh dari penyuntikan.

Blok saraf

Injeksi larutan anastetik local kedalam atau di sekitar syaraf perifer individual pleksus

syaraf.

Anestesi spinal

Dilakukan setelah injeksi anastetik local kedalam cairan serebrospinal (CSS) dalam

ruang lumbar. Teknik ini pertama kali dilakukan pada manusia dan dijelaskan oleh Bier pada

tahun 1899.

Anestesi epidural

Diberikan dengan menyuntikkan anastetik local kedalam ruang epidural ruang yang

terikat oleh ligamenttum flavum secara posterior, periosteum spinal secara lateral dan dura

secara anterior.

Anestesi kaudal

Anestesi kaudal adalah bentuk anestesi epidural yang disuntikkan melalui tempat yang

berbeda yaitu ke dalam kanalis sakralis melalui hiatus skralis.

.

Anastetik local menekan jaringan lain yang dapat dieksitasi (misalnya miokard) bila

konsentrasinya dalam darah cukup tinggi, namun efek sistemik utamanya mencakup system

saraf pusat. Lidokain(pKa=7,9) adalah obat yang paling banyak digunakan. Lidokain bekerja

lebih cepat dan lebih stabil daripada sebagian besar anastesi lokal lainnya. Bila diberikan

bersama dngan epinefrin, kerjanya berlangsung selama 90 menit. Reaksi hipersensitivitas bias

terjadi pada penggunaan anestetik local, khususnya pada pasien atropik dan lebih sering

terjadi pada prokain dan ester lainnya dari asam p-aminobenzoat

KIMIA

Anastetik local yang sering digunakan yang terdiri dari suatu ujung lopofilik (biasanya

berupa cincin aromatic) dan ujung hidrofilik (biasanya amina sekunder atau tersier), yang

dihubungkan suatu rantai intermediet yang menghubungakan ikatan ester atau amida.(M.J

Neal ‘At a Glance Farmakologi Medis ad5’)

Page 7: Makalah Farmakologi

Efek samping dan toksisitas yang perlu diperhatikan pada:

1) System saraf pusat

Pada dosis toksik menyebabkan gejala depresi SSP. Pada dosis sub-lethal atau

kematian oleh karena depresi pusat nafas atau karena konvulasi.

2) Nerotoksik pada saraf perifer

Terjadi pada pemberian anastesi local dengan konsentrasi tinggi. Gejala berupa

kelumpuhan fungsi sensorik dan motorik.

3) System kardiovaskuler

Pada jantung kelainan fungsi akibat hambatan pada system konduksinya. Pembuluh

darah vasodilasi, kecuali cocaine oleh karena mempunyai efek merangsang

pengeluaran noradrenalin sehingga terjadi vasokonstriktor.

4) Terbentuknya methemoglobin

Pilokain dosis lebih dari 10 mg/kg bb enyebabkan terbentuknya metabolit

alphatolidine, sehingga mengubah hemoglobin menjadi methemoglobin. Gejala

methemoglobin menjadi manifest apabila kadarnya melebihi 3-5 mg/dl.

5) Reaksi alergi

Lebih sering dijumpai pada bentuk ester oleh karena hasil metabolosme berupa

paminobenzoat yang pada individu tertentu menyebabkan reaksi hipersensitivitas.

Praktikum dilakukan dengan menggunakan hewan coba yang masih hidup yaitu

kelinci. Bulu mata kelinci dipotang sependek mungkin sehingga kita dapat dengan mudah

mengamati perubahan yang terjadi. Obat yang digunakan adalah lidokain dan

lidokain+adrenalin yang keduanya merupakan anastesi lokal, dan diberikan dengan cara

meneteskan pada mukosa mata. Respon terhadap pemberian obat diamati setiap 5 menit

berturut-turut sebanyak enam kali pengamatan.

Alat dan bahan

Pipet

Kapas

Senter

Penggaris

Gunting

Page 8: Makalah Farmakologi

Lidokain

Lidokain+adrenalin

Kelinci

Prosedur kerja

a) Potong bulu mata kelinci sependek mungkin

b) Untuk tindakan control lakukan pengamatan awal pada: besarnya pupil, reflek

terhadap cahaya, reflek kornea atau konjungtiva, keadaan pembuluh darah

konjungtiva, lakrimasi/ iritasi. (dilaakukan berturut-turut sebanyak tiga kali).

c) teteskan obat pad mata kanan : tatrakain, mata kiri : tetrakain+adrenalin

d) lakukan prosedur pengamatan seperti poin 2

e) indikator pengamatan : + = reflek menutupnya palpebra oleh usapan kapas,

- = tidak ada reflek

f) reflek cahaya : + = mengecilnya pupil, - = tidak ada reflek

g) pembuluh darah : N = Normal merah, P = Pucat

h) iritasi : + = ada iritasi ditandai dengan pengeluaran air mata

- = tidak ada iritasi

Tabel Pengamatan :

Lebar pupil Cahaya Pembuluh

darah

Iritasi Kornea

Kontrol

5 menit 8 mm + N - +

xx10 menit 8 mm + N + +

15 menit 8 mm + N + +

Tetracain

5 menit 8 mm + N + +

10 menit 8 mm + N + +

Page 9: Makalah Farmakologi

15 menit 8 mm - N + -

20 menit 8 mm - N + -

25 menit 8 mm - P + -

30 menit 8 mm + P + +

Tetracain+adrenalin

5 menit 6 mm + N + +

10 menit 10 mm + N + +

15 menit 9 mm + N + -

20 menit 8 mm + N + -

25 menit 8 mm + N + -

30 menit 8 mm + N + -

PEMBAHASAN

Page 10: Makalah Farmakologi

Pada praktikum ini menggunakan obat tetrakain yang merupakan derivat benzoate

dengan gugus-metil pada atom-H. khasiatnya k.l 10 kali lebih kuat dari pada prokain, tetapi

juga beberapa kali lebih toksik. Mula kerjanya berlangsung lama , sedangkan reabsorbsinya

sangat jauh lebih baik daripada prokain. Pada penggunaan lokal efeknya selama 45 menit.

Pada dari tabel di atas menunjukkan bahwa pada menit ke 15 obat tetrakain itu bekerja

dengan bukti dengan tidak ada reflek pada saat reaksi pupil menangkap cahaya. Sedangkan

pada tetrakain+adrenalin berfungsi untuk mempercepat dan memmperpanjang lama kerja dari

obat tetrakain tersebut.

1. Tetrakain

Tetrakain adalah derivat asam para-aminobenzoat. Merupakan amino ester kerja lama.

Senyawa ini jauh lebih poten dan menpunyai durasi kerja yang lebih lama daripada

prokain. Tetrakain dapat menunjukan toksiksitas sistemik yang meningkat karena

dimetabolisme lebih lambat daripada anestetik lokal lainnya. Pada pemberian IV, zat

ini 10 kali lebih aktif dan lebih toksik daripada prokain. Obat ini digunakan untuk

segala macam anestesi: untuk pemakaian topikal pada mata digunakan larutan

tetrakain 0,5%, untuk hidung dan tenggorok larutan 2%. Pada anestesia spinal, dosis

total 10-20mg.

Potensi larutan 0,5 – 2 %

Awal efek (menit) 10

Lama kerja (jam) 2

Efek pada pembuluh darah -

Jantung -

Efek pada SSP Merangsang

Pada kornea -

Efek lain -

Pemakaian utama Mukosa mata, spinal, kaudal

Antagonis dengan sulfonamid -

2. Adrenalin (Epinefrin)

Epinefrin merupakan suatu stimulan yang poten pada reseptor α- dan β- adrenergik,

sehingga efeknya terhadap organ target bersifat komplek. Epinefrin dihasilkan oleh

kelenjar adrenal dan merupakan suatu hormon saraf simpatis. Epinefrin bekerja pada

semua reseptor adrenergik α1, α2, β1, dan β2. Epinefrin merupakan salah satu obat

Page 11: Makalah Farmakologi

vasopresor paling poten yang dikenal. Pada pemberian oral epinefrin tidak mencapai

dosis terapi karen sebagian besar dirusak oleh enzim COMT dan MAO yang banyak

terdapat pada dinding usus dan hati. Pada penyuntikan SK, absorpsi lambat karena

vasokontriksi lokal, dapat dipercepat dengan memijat tempat suntikan. Absorpsi yang

lebih cepat terjadi dengan penyuntikan IM.

Epinefrin stabil dalam darah. Pada orang normal, jumlah Epi yang utuh dalam urin

hanya sedikit. Pada pasien feokromositoma, urin mengandung Epi dan NE utuh dalam

jumlah besar.

Manfaat epinefrin dalam klinik berdasarkan efeknya terhadap pembuluh darah,

jantung, dan otot polos bronkus. Penggunaannya adalah untuk mengatasi dengan

cepat reaksi hipersensitivitas, termasuk anafilaksis, terhadap obat dan alergen lainnya.

Epinefrin juga digunakan untuk memperpanjang masa kerja anestesi lokal.

Kel Prosedur Jenis PengamatanMenit ke -

5’ 10’ 15’ 20’ 25’ 30’

I

Kontrol

Lebar pupil (mm) 7 6 5Cahaya + + +Pembuluh darah N N NIritasi - - -Kornea + + +

Tetracain

Lebar pupil (mm) 5 4 4 5 4 5Cahaya + + + + + +Pembuluh darah N N N P P PIritasi + + + + ++ +++Kornea + + + - - -

Tetracain + Adrenalin

Lebar pupil (mm) 6 5 7 7 7 7Cahaya + + + + + +Pembuluh darah N P P P P PIritasi + + + + + +Kornea + + + + - -

II

Kontrol

Lebar pupil (mm) 5 5 5Cahaya + + +Pembuluh darah N N NIritasi - - -Kornea + + +

Tetracain

Lebar pupil (mm) 4 4 4 5 6 4Cahaya + + + + + +Pembuluh darah P P P P P NIritasi + + - - - -Kornea + + ++ - - -

Tetracain + Adrenalin Lebar pupil (mm) 4 4 7 6 6 5Cahaya + + - + + +Pembuluh darah P P P P P NIritasi - - - - - -

Page 12: Makalah Farmakologi

Kornea - - - - - -

III

Kontrol

Lebar pupil (mm) 8 8 8Cahaya + + +Pembuluh darah N N NIritasi - + +Kornea + + +

Tetracain

Lebar pupil (mm) 8 8 8 8 8 8Cahaya + + - - - +Pembuluh darah N N N N P PIritasi + + + + + +Kornea + + - - - +

Tetracain + Adrenalin

Lebar pupil (mm) 8 9 10 10 10 10Cahaya + + + + + +Pembuluh darah N N N N N NIritasi + + + + + +Kornea + + - - - -

Dari data pengamatan anestesi lokal kelas A terdiri dari 6 kelompok dengan

menggunakan tetrakain dan tentrakain + adrenalin dapat disimpulkan

a. Reflek cahaya

Pada pengamatan terhadap reflek cahaya tetrakain lebih cepat bereaksi

dibandingkan dengan tetrakain + adrenalin. Begitu pun dengan lama kerja,

tetrakain memberikan efek terapi yang cepat dibandingkan tertrakain + adrenalin.

b. Pembuluh darah

Pada pemeriksaan pembuluh darah, tetrakain lebih lambat bereaksi dibandingkan

tetrakain + adrenalin. Yang artinya adrenalin memacu kerja pembuluh darah,

seperti yang telah dijelaskan pada manfaat klinis epinefrin, dengan lama kerja

yang panjang.

c. Iritasi

Dilihat dari perubahan yang cukup signifikan, iritasi yang diberikan oleh tetrakain

+ adrenalin bereaksi cepat dan memberikan kerja obat yang lama. Hal ini

memastikan bahwa obat tersebut memacu adanya iritasi saat pemakaian anestesi

lokal di membran mata.

d. Reflek kornea

Page 13: Makalah Farmakologi

Pada reflek kornea, tetrakain tanpa adrenalin lebih lama bereaksi dan cepat masa

kerja obatnya. Dibandingkan dengan tetrakain + adrenalin yang mula kerja cepat

namun masa lama kerja obatnya panjang.

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan :

Page 14: Makalah Farmakologi

1. Anestesi lokal dengan menggunakan obat golongan eter yaitu tetrakain, lebih cepat

bereaksi daripada tetrakain + adrenalin. Karena efek vasokonstriksi yang

menyebabkan obat anestesi lokal diserap lebih lambat dan khasiatnya akan

dipertahankan lebih lama.

2. Menyatakan bahwa adrenalin bekerja untuk memperpanjang efek obat adalah benar.

3. Dari percobaan terjadi perbedaan hasil, hal itu disebabkan oleh :

a. Kondisi hewan uji yang berbeda, sehingga berpengaruh pada pengamatan reaksi

dari obat.

b. Tidak telitinya atau berbedanya waktu pengamatan (tidak konstan) sehingga hasil

yang didapat berbeda pula.

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: Makalah Farmakologi

Neal, M.J. At a Glance Farmakologi Medis; Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta. 2006. hal

12-13

Mutschler, Ernst. 1991. Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi, edisi 5. ITB:

Bandung.

Tan Hoan Tjay, Kirana Rahardja. Obat-Obat Penting. Edisi Keenam. Elex Media

Komputindo: Jakarta. 2007. hal 310-311

Katzung, BG. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik. Salemba Medika: Jakarta.

Moh. Anief. Penggolongan Obat. Gadjah Mada University Press. 1996.