makalah evkin kelompok 12

Upload: atyafitriariefantsyah

Post on 08-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • MAKALAHPENGANGGARAN DAN EVALUASI KINERJA SEKTOR PUBLIK

    LAPORAN PERTANGGUNGJAWABANPELAKSANAAN ANGGARAN

    Makalah ini disusun untuk memenuhi tugasMata Kuliah Penganggaran dan Evaluasi Kinerja Sektor Publik kelas CA

    Dosen PengajarLilik Purwanti, M.Si., Ak.

    Kelompok 12:Atiya Fitriani 145020304111001Talisa Noor Widya 145020304111011

    UNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    JURUSAN AKUNTANSIMALANG

    2015

  • 1Latar Belakang

    Pada tahun 2010, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) untuk meningkatkan kualitaspertanggungjawaban kinerja pemerintah. Perubahan yang sangat nyata dari SAP sebelumnyayang diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 adalah diwajibkannyapenggunaan akuntansi berbasis akrual (accrual) oleh pemerintah, termasuk pemerintahdaerah, dari yang sebelumnya menggunakan akuntansi berbasis kas menuju akrual (cashtoward accrual). Perubahan basis akuntansi ini tidak serta merta muncul karena sebenarnyasudah disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan sebelumnya yaitu pada pasal 1Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dijelaskan bahwa:

    1. Pendapatan negara/daerah adalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakuisebagai penambah nilai kekayaan bersih.

    2. Belanja negara/daerah adalah kewajiban pemerintah pusat/daerah yang diakuisebagai pengurang nilai kekayaan bersih.

    Dari penjelasan tersebut diatas dijelaskan bahwa pendapatan dan belanja sebenarnyasudah berbasis akrual yang akan mempengaruhi kekayaan bersih di neraca. Jadi sebenarnyadari tahun 2003, pencatatan dan penyajian laporan keuangan sudah diarahkan untuk berbasisakrual.

    Namun demikian ada masa transisi untuk menuju akrual penuh yang dijelaskan padapasal 36 ayat (1) di Undang-Undang yang sama bahwa, ketentuan mengenai pengakuandan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnyadalam 5 (lima) tahun.

    Pada pasal 70 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 ditegaskan mulai kapanpelaksanaan akrual dimulai yaitu, ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuranpendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya tahun anggaran2008.

    SAP Akrual berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dikembangkandari SAP yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 denganmengacu pada International Public Sector Accounting Standards (IPSAS) danmemperhatikan peraturan perundangan serta kondisi Indonesia. Beberapa negarasebenarnya kesulitan menerapkan akuntansi berbasis akrual. Namun Indonesia tetapmenerapkan akuntansi berbasis akrual ini dengan beberapa pertimbangan yaitu:

  • 2a. SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset,utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakuipendapatan, belanja dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaranberdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBD.

    b. SAP sebelumnya yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24Tahun 2005 berbasis Kas Menuju Akrual sebagian besar telah mengacupada praktik akuntansi berbasis akrual. Neraca yang disusun sebenarnya sudahberbasis akrual, walaupun Laporan Realisasi Anggaran masih berbasis kas.

    c. Para pengguna yang sudah terbiasa dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24Tahun 2005 dapat melihat kesinambungannya. Artinya, sebenarnya penggunatinggal selangkah lagi untuk melaksanakan basis akrual secara penuh.

    Lingkup Pengaturan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Peraturan

    Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 ini meliputi SAP Berbasis Akrual dan SAPBerbasis Kas Menuju Akrual yang terdiri dari 3 lampiran yaitu:

    a. SAP Berbasis Akrual terdapat pada Lampiran I dan berlaku sejak tanggalditetapkan dan dapat segera diterapkan oleh setiap entitas

    b. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual pada Lampiran II berlaku selama masa transisibagi entitas yang belum siap untuk menerapkan SAP Berbasis Akrual

    c. Proses Penyusunan SAP Berbasis AkrualPenerapan akuntansi berbasis akrual di pemerintah diatur dalam pasal 7

    Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang menjelaskan bahwa:a. Penerapan SAP Berbasis Akrual dapat dilaksanakan secara bertahap dari

    penerapan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi penerapan SAP BerbasisAkrual

    b. Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secarabertahap pada pemerintah pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan

    c. Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secarabertahap pada pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

    Pada tahun 2013 terbitlah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual di Pemerintah Daerah. Peraturan Menteri inimenjadi pedoman bagi pemerintah daerah dalam melaksanakan akuntansi berbasis akrualsecara penuh paling lambat tahun anggaran 2015.

  • 3Penjelasan lengkap SAP Berbasis Akrual dijelaskan pada Lampiran I PeraturanPemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang disusun berdasarkan struktur penulisansebagai berikut:a. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan

    b. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP):1. PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan;2. PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran;3. PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas;

    4. PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan;5. PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan;6. PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi;7. PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;

    8. PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;9. PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban;10. PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi,

    dan Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang Tidak Dilanjutkan;11. PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian;12. PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional.

  • 4A. Laporan Realisasi Anggaran Semester Pertama dan Prognosis Semester KeduaKepala SKPD menyusun laporan realisasi semester pertama anggaran pendapatan

    dan belanja SKPD sebagai hasil pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya.Laporan tersebut disertai dengan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya. Laporandisiapkan oleh PPK-SKPD dan disampaikan kepada pejabat pengguna anggaran untukditetapkan sebagai laporan realisasi semester pertama anggaran pendapatan dan belanjaSKPD serta prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya paling lama 7 (tujuh) hari kerjasetelah semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.

    Pejabat pengguna anggaran menyampaikan laporan tersebut kepada PPKD sebagaidasar penyusunan laporan realisasi semester pertama APBD paling lama 10 (sepuluh)hari kerja setelah semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir. SelanjutnyaPPKD menyusun laporan realisasi semester pertama APBD dengan cara menggabungkanseluruh laporan realisasi semester pertama anggaran pendapatan dan belanja SKPDpaling lambat minggu kedua bulan Juli dan disampaikan kepada sekretaris daerah.

    Laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulanberikutnya disampaikan kepada kepala daerah paling lambat minggu ketiga bulan Julitahun anggaran berkenaan untuk ditetapkan sebagai laporan realisasi semester pertamaAPBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya. Selanjutnya laporan realisasisemester pertama APBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya disampaikankepada DPRD paling lambat akhir bulan Juli tahun anggaran berkenaan.

    B. Laporan Keuangan

    1. Kebijakan AkuntansiTujuan kebijakan akuntansi adalah mengatur penyusunan dan penyajian

    laporan keuangan pemerintah daerah untuk tujuan umum dalam rangka meningkatkanketerbandingan laporan keuagan terhadap anggaran dan antar periode.Kebijakan akuntansi disusun berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintah (PPNomor 71 tahun 2010). Kebijakan akuntansi ini ditetapkan dengan Peraturan KepalaDaerah.

    Untuk mencapai tujuan penyusunan dan penyajian laporan keuangan, kebijakanakuntansi ini mengatur seluruh pertimbangan dalam rangka penyusunan danpenyajian laporan keuangan pemerintah daerah yang meliputi:1. Peranan dan tujuan pelaporan keuangan;2. Entitas pelaporan keuangan;

  • 53. Dasar hukum pelaporan keuangan;4. Asumsi dasar;5. Karakteristik kualitatif laporan keuangan;6. Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan;7. Jenis laporan keuangan;

    8. Definisi unsur laporan keuangan;

    9. Pengakuan unsur laporan keuangan;10. Pengukuran unsur laporan keuangan; dan11. Pengungkapan laporan keuangan.

    2. Peranan dan Tujuan Pelaporan KeuanganLaporan keuangan pemerintah daerah disusun untuk menyediakan informasi

    yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan olehpemerintah daerah selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan pemerintahdaerah terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan dan belanjadengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, menilai efektivitasdan efisiensi pemerintah daerah, dan membantu menentukan ketaatannya terhadapperaturan perundang-undangan.

    Pemerintah daerah mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upayayang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secarasistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan.

    Pelaporan keuangan pemerintah daerah menyajikan informasi yangbermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan mebuatkeputusan baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik dengan:a. Menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan cukup

    untuk membiayai seluruh pengeluaran;b. Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya ekonomi

    dan alokasinya telah sesui dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturanperundang-undangan;

    c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakandalam kegiatan pemerintah daerah serta hasil-hasil yang telah dicapai;

    d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana pemerintah daerah mendanaiseluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;

  • 6e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi pemerintah daerahterkait dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupunjangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;

    f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi laporan keuangan pemerintahdaerah, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yangdilakukan selama periode pelaporan.

    Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan pemerintah daerahmenyediakan informasi mengenai pendapatan belanja, pembiayaan, aset kewajiban,ekuitas dana dan arus kas pemerintah daerah.

    3. Jenis Laporan KeuanganLaporan keuangan pemerintah daerah yang pokok terdiri dari:

    a. Laporan Realisasi Anggaran;

    b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL);c. Neraca;

    d. Laporan Arus Kas;e. Laporan Operasional;

    f. Laporan Perubahan Ekuitas; dan g. Catatan atas Laporan Keuangan.

    Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan laporan pelaksanaananggaran yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinyadalam satu periode pelaporan. Informasi yang terdapat dalam LRA berguna bagipara pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas terhadap anggaran.

    Laporan Perubahan SAL menyajikan informasi kenaikan ataupenurunan SAL tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

    Sebuah neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporanmengenai aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu.

    Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitasoperasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal,penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas Pemerintah Daerah selama periodetertentu.

  • 7Laporan Operasional menyajikan informasi keuangan terkait dengan kegiatanoperasional entitas. Pengguna laporan keuangan dapat menggunakan LaporanOperasional untuk memperoleh informasi:1. mengenai besarnya beban yang harus ditanggung oleh entitas untuk menjalankan

    pelayanan;

    2. mengenai operasi keuangan secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasikinerja entitas dalam hal efisiensi, efektivitas, dan kehematan perolehan danpenggunaan sumber daya ekonomi;

    3. yang berguna dalam memprediksi pendapatan-LO yang akan diterimauntuk mendanai kegiatan entitas dalam periode mendatang dengan caramenyajikan laporan secara komparatif; dan

    4. mengenai penurunan ekuitas (bila defisit operasional), dan peningkatanekuitas (bila surplus operasional).

    Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) menyajikan informasi kenaikan ataupenurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

    Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dariangka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL,Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas.

    Entitas Pelaporan dan Asumsi DasarEntitas pelaporan adalah unit pemerintah daerah yang terdiri dari satu atu

    lebih entitas akuntansi yang menurut peraturan perundang-undangan wajibmenyampaikan laporan keuangan. Entitas pelaporan adalah pemerintah daerah atausatuan organisasi di lingkungan pemerintah daerah atau organisasi lainnya jikamenurut peraturan peundang-undangan satuan organisasi tersebut wajib menyajikanlaporan keuangan.

    Asumsi dasar pelaporan keuangan pemerintah daerah adalah anggapan yangditerima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar kebijakan akuntansidapat diterapkan, yang terdiri dari:1. asumsi kemandirian entitas2. asumsi kesinambungan entitas, dan3. asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement)

  • 84. Karakteristik Kualitatif dan Prinsip Akuntansi Pelaporan KeuanganKarakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang

    perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.Persyaratan normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah daerahdapat memenuhi 4 kriteria yakni relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapatdipahami.

    Laporan keuangan juga harus memenuhi kaidah-kaidah yang tercantumdalam prinsip akuntasi dan pelaporan keuangan. Prinsip ini merupakan ketentuanyang harus dipahami dan ditaati oleh penyelenggara akuntansi dan pelaporankeuangan pemerintah daerah dalam melakukan kegiatannya, serta oleh penggunalaporan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Delapan prinsip yangmeliputi:

    a. Basis akuntansi

    b. Prinsip nilai perolehanc. Prinsip realisasi

    d. Pronsip substansi mengungguli bentuk (substance over form)e. Prinsip periodisitasf. Prinsip konsistensi, dang. Prinsip penyajian wajar

    Kendala informasi yang relevan dan andal adalah setiap keadaan yang tidakmemungkinkan tercapainya kondisi ideal dalam mewujudkan informasi akuntansiyang relevan dan andal dalam laporan keuangan pemerintah daerah sebagai akibatadanya keterbatasan atau karena alasan-alasan tertentu. Tiga hal yang mengakibatkankendala dalam mewujudkan informasi akuntansi yang relevan dan andal meliputi:a. Materialitas

    b. Pertimbangan biaya dan manfaatc. Keseimbangan antar karakteristik kualitatif

    5. Peratanggungjawaban Pelaksanaan APBD Laporan Keuangan Akhir TahunLaporan keuangan SKPD diserahkan kepada kepala daerah melalui PPKD

    paling lambat 2 bulan setelah tahun anggaran berakhir, disertai dengan suratpernyataan kepala SKPD bahwa pengelolaan APBD yang menjadi tanggung jawabnya

  • 9telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai danstandar akuntansi pemerintahan. Berdasarkan PP 71 tahun 2010, sebagaimanadijelaskan di dalam Lampiran II Permendagri 64 Tahun 2013, laporan keuanganSKPD terdiri dari:

    Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Neraca

    Laporan Operasional

    Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) Catatan atas Laporan Keuangan

    Laporan keuangan pemda disusun oleh PPKD dengan cara menggabungkanlaporan-laporan keuangan SKPD, paling lambat 3 bulan setelah tahun anggaranberakhir. Laporan keuangan tersebut disampaikan kepada kepala daerah melaluisekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah.Laporan keuangan pemerintah daerah terdiri dari:

    Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Neraca

    Laporan Operasional

    Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

    Laporan Arus Kas

    Catatan atas Laporan Keuangan

    Laporan Kinerja Ikhtisar Laporan Keuangan BUMD

    C. Laporan Keterangan, Pertanggungjawaban, Penyelenggaraan Pemerintahan &Informasi dan Penyelenggaraan Pemerintahan

    Kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah (Raperda)pertanggungjawaban pelaksanaan APBD beserta lampirannya kepada DPRD berupalaporan keuangan, yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dantelah diundangkan dalam lembaran daerah, paling lambat 6 bulan setelah tahun anggaranberakhir. Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD memiliki struktur berikut ini:

    1. Batang Tubuh Perda2. Lampiran-lampiran Perda

  • 10

    a. Laporan Keuangan Pemda (beserta penjabarannya)b. Laporan Kinerjac. Ikhtisar Laporan Keuangan BUMD

    Raperda ProvinsiPersetujuan bersama terhadap raperda provinsi tentang pertanggungjawaban

    pelaksanaan APBD oleh DPRD paling lambat 1 bulan sejak diterimanya raperda.Kemudian, raperda yang telah disetujui bersama tersebut harus diserahkan terlebihdahulu kepada Mendagri,paling lambat dalam 3 hari, untuk dievaluasi. Hasil evaluasiakan disampaikan oleh Mendagri kepada Gubernur paling lambat 15 hari kerja sejakditerimanya rancangan tersebut.

    Apabila Mendagri menyatakan hasil evaluasi raperda tentang pertanggungjawabanpelaksanaan APBD dan rancangan peraturan gubernur (rapergub) tentang penjabaranpertanggungjawaban pelaksanaan APBD sudah sesuai dengan kepentingan umum danperaturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka Gubernur menetapkan raperdadan rapergub tersebut menjadi perda dan pergub.

    Apabila hasil evaluasi Mendagri adalah sebaliknya, maka gubernur bersama DPRDwajib melakukan penyempurnaan paling lama 7 hari kerja sejak diterimanya hasilevaluasi. Apabila tidak ditindaklanjuti, Mendagri membatalkan perda dan pergubtersebut disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan.

    Raperda Kabupaten/KotaPersetujuan bersama terhadap raperda kabupaten/kota tentang pertanggungjawaban

    pelaksanaan APBD oleh DPRD harus diserahkan terlebih dahulu kepadaGubernur,paling lambat dalam 3 hari, untuk dievaluasi. Hasil evaluasi akan disampaikanoleh Gubernur kepada bupati/walikota paling lambat 15 hari kerja sejak diterimanyarancangan tersebut.

    Apabila Gubernur menyatakan hasil evaluasi raperda tentang pertanggungjawabanpelaksanaan APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota (raperbup/wali) tentangpenjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sudah sesuai dengan kepentinganumum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka bupati/walikotamenetapkan raperda dan raperbup/wali tersebut menjadi perda dan perbup/wali.

    Apabila hasil evaluasi Gubernur adalah sebaliknya, maka bupati/walikota bersamaDPRD wajib melakukan penyempurnaan paling lama 7 hari kerja sejak diterimanya hasilevaluasi. Apabila tidak ditindaklanjuti, Mendagri membatalkan perda dan perbup/walitersebut disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan.

  • 11

    D. Pembinaan dan Pengawasan Pengelolaan Keuangan

    Pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah provinsidikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri. Pemerintah provinsi melakukan pembinaandan pengawasan pengelolaan keuangan daerah kepada pemerintahan kabupaten/kota yangdikoordinasikan oleh Gubernur selaku wakil pemerintah. DPRD melakukan pengawasanterhadap pengelolaan keuangan daerah, untuk menjamin pengelolaannya sesuai denganperaturan perundang-undangan.

    Kepala daerah mengatur dan menyelenggarakan sistem pengendalian intern (SPI)di lingkup kekuasaannya. Pengendalian intern adalah proses yang dirancang untukmemberikan keyakinan memadai mengenai pencapaian tujuan pemda, yang tercermin didalam laporan keuangan, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program/kegiatan, sertadipatuhinya peraturan perundang-undangan.

    Penyelenggaraan pengendalian intern berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu PP No.60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian InternPemerintah (SPIP) serta peraturan daerah masing-masing. Pengendalian intern terdiri dariunsur berikut:

    1. Lingkungan pengendalian2. Penilaian risiko

    3. Aktivitas pengendalian4. Sistem informasi dan komunikasi5. Pemantauan pengendalian

  • 12

    DAFTAR PUSTAKA

    Anggraini, Yunita. 2010. Anggaran Berbasi KinerjaPenyusunan APBD secaraKomprehensif. Yogyakarta: UPP STIM YPKN

    Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan RI. 2014. ModulAkuntansi Keuangan Pemerintah Daerah dan SKPD.

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan StandarAkuntansi Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah.

    Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.