makalah emg kasus 3-nit-jadi
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi
1/16
MODUL ENDOKRIN METABOLIK DAN GIZI
Seorang Wanita yang Mengeluh Jantungnya Kadang Kadang Berdebar dan Nyeri Dada
Kelompok IV
Subash Satiavan 030.06.347
A.Hadi Pradipta 030.07.001
Ade Mayasari 030.07.002
Adelin Lintan 030.07.003
Adhy Hermawan 030.07.004
Adi Agung Ananta 030.07.005
Aditya Prasetya Susanto 030.07.007
Aditya Zulkarnain 030.07.008
Adri Dwi Anggayana 030.07.010
Anisa Olata 030.07.022
Anita Sevira Santoso 030.07.023
Fizati Binti Sabtu 030.07.290
Mohd Hafiz B Sallehuddin 030.07.301
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
24 NOVEMBER 2009
BAB I
-
7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi
2/16
PENDAHULUAN
Salam sejahtera,
Diskusi pertama Modul Organ Endokrin Metabolik dan Gizi sesi satu, dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 18 November 2009 pukul 10.00 - 12.00 WIB. Ketua diskusi adalah
Mohd Hafiz B Sallehuddin dengan didampingi Adelin Litan selaku sekretaris. Tutor untuk
diskusi kali ini adalah dr. Hartoto dengan topik diskusi Seorang Wanita yang Mengeluh
Jantungnya Kadang-Kadang Berdebar dan Nyeri Dada. Diskusi yang dihadiri oleh 13 anggota
ini, secara keseluruhan berjalan dengan lancar. Seluruh anggota telah berpartisipasi dalam
diskusi untuk kelancaran berjalannya diskusi. dr. Hartoto membantu menstimulasi dan
mengarahkan jalannya diskusi dengan baik.
Diskusi sesi kedua berlangsung pada hari Jumat tanggal 20 November 2009 pukul 08.00
- 10.00 WIB. Diskusi masih tetap diketuai oleh Mohd Hafiz B Sallehuddin dengan sekretaris
Adelin Litan. Melanjutkan topik diskusi dari sesi pertama, diskusi dibimbing oleh dr. Hartoto.
Diskusi dihadiri oleh 13 orang anggota . Diskusi berjalan lancar seperti sesi pertama, semua
anggota ikut serta dalam mengemukakan pendapatnya.
Sekian dan terima kasih
Kelompok 4
BAB II
-
7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi
3/16
LAPORAN KASUS
Seorang wanita yang mengeluh jantungnya kadang kadang berdebar dan nyeri dada
Ny. Hesti, 38 tahun yang diantar suaminya datang ke poliklinik tempat saudara bekerja
sebagai dokter, dengan keluhan jantungnya kadang kadang berdebar dan dadanya terasa nyeri
sejak beberapa bulan terakhir.
Saat ini jantungya kembali berdebar dan tadi pagi ia seperti akan pingsan. Sebenarnya
Ny. Hesti pernah berobat ke dokter dan dinyatakan menderita penyakit jantung. Ia diberi obat
yang mesti diminumnya 3x sehari.
Tetapi setelah beberapa hari Ny. Hesti menghentikan meminum obat itu karena
menyebabkan sakit kepala. Ia pun mendapat obat lain yang diminum sehari sekali, tetapi itupun
dihentikannya setelah hampir seminggu karena perutnya terasa sakit dan pedih dan nafsu
makannya hilang. Beberapa hari yang lalu tinjanya berwarna hitam.
Pada pemeriksaan awal didapatkan:
- Ny. Hesti tampak sakit sedang, kurus, kelihatan cemas
- Suhu: 37,30C
- TD: 150/90 mmHg
- Gula darah sewaktu: 161 mg/dl
- Nadi: 112x/m, tidak teratur, vol.berubah-ubah
- Pernafasan: 20x/m
Pada anamnesis lanjutan, didapatkan Ny.Hesti juga mengeluh tubuhnya semakin kurus,
sudah beberapa bulan haidnya juga tidak teratur. Nafsu makannya biasa namun ia sulit tidur.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
Ny.Hesti tampak cemas, kurus, dengan pandangan matanya yang terus diarahkan ke dokter.
Kelenjar tiroid tidak membesar pada inspeksi maupun palpasi.
Paru-paru tidak ada kelainan
Jantung: HR sulit ditentukan
Irama tidak teratur sama sekali
BJ I dan II tidak konstan
Bising (-)
Abdomen:
Lemas, hepar, dan lien tak teraba
Ekstremitas:
Edema -/-
-
7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi
4/16
HASIL LABAROTORIUM
Darah
Tes Nilai Nilai Normal Interpretasi
Hb 10,5g% 13,5-17,5
Lekosit 6,300 /mm3 5000-10000 N
SGOT 36 u/L 5- 40 N
SGPT 45 u/L 5-40
Kreatinin 0,7 mg/dl 0,5 1,5 N
Ureum 40 mg/dl 15-40 N
TSH 0,04 SI 0,5-4,7
FT4 48 SI 10,3-35
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan:
CXR : CTR = 62% dengan elongatic aorta
Pada paru tak nampak infiltrat
EKG : QRS rate: 110x/m
Pada lead II panjang tidak tampak gelombang P
ST elevasi/depresi (-)
Gelombang Q patologis (-)
Kronologi masalah Ny.Hesti:
Nyonya Hesti mengeluh bahwa jantungnya kadang berdebar-debar dan dadanya nyeri.
Kemudian pasien memeriksakan diri ke dokter dan dinyatakan menderita penyakit jantung.
Diberikan obat yang diminum 3x sehari, namun setelah beberapa hari obat tersebut membuat
sakit kepala, sehingga pasien menghentikan pemakaian. Lalu dokter memberikan obat lain yang
-
7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi
5/16
diminum 1x sehari. Setelah pemakainan hampir seminggu obat tersebut dihentikan juga karena
pasien mengeluh perutnya terasa sakit, pedih, dan nafsu makan yang hilang. Beberapa hari
kemudian tinja pasien berwarna hitam. Akhirnya pasien berobat ke poloklinik karena sejak
beberapa bulan terakhir jantungnya kadang masih berdebar-debar dan dadanya nyeri.
Masalah masalah Ny. Hesti yang didapat adalah:
Daftar Masalah Temuan Klinis Kemungkinan Penyebab
Penyakit Grave Tirotoksikosis, ophtalmopati Autoimun
Takikardi QRS rate 110 x/m Penyakit jantung,
Hipertiroid
Hipertensi grade 1 TD 150/90 Hipertiroid
Melena Beberapa hari lalu tinja berwarna
hitam
Efek samping obat
Atrial fibrilasi Hasil EKG tanpa gelombang P Hipertiroid
Anemia Hb: 10,5 gr/dl Perdarahan mukosa
lambung
Patofisiologi:
Patofisiologi kelainan kardiovaskular
Hormon tiroid (efek positif inotropik dan kronootropik pada jantung):
-
7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi
6/16
a. menstimulasi transkripsi dari sarcoplasmic reticulum Ca2+ ATPase meningkatkan
kadar relaksasi diastolik miokardial
b. Meningkatkan fungsi sistolik
Pada hipertiroid, a+b menyebabkan peningkatan kontraksi dari atrium dan fungsi relaksasi
juga bertambah sehingga menyebabkan atrial fibrilasi
c. Meningkatkan kadar depolarisasi dan repolarisasi dari SA node meningkatkan denyut
jantung (heart rate)
Pada hipertiroid, kadar depolarisasi dan repolarisasi meningkat sehingga menyebabkan
takikardia pada pasien
d. Hormon tiroid menurunkan resistensi vaskuler perifer cardiac output akan bertambah
Pada keadaan hipertiroid, resistensi perifer yang menurun menyebabkan beban bertambah
pada jantung sehingga jantung memompa darah lebih kuat dan menyebabkan hipertensi
Patofisiologi gangguan hormonal lain
Pada keadaan hipertiroid, regulasi GnRH terganggu. GnRH mempunyai merangsang pelepasan
hormone LH dan FSH. FSH menstimulasi perkembangan ovum untuk membentuk folikel pada
wanita manakala LH penting untuk menstimulasi ovulasi dan perkembangan korpus luteum.
Bila tejadi gangguan, LH dan FSH tidak dapat disekresi oleh GnRH sehingga menyebabkan
tidak adanya pembentukan ovum dan tidak terjadinya ovulasi. Pada pasien ini ditemukan
amenorrhea sejak 2 bulan yang lalu.
-
7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi
7/16
Diagnosis Kerja:
Penyakit Grave, karena ada ophtalmopathy dan tirotoksikosis.
Penatalaksanaan:
Burch-Wartofsky score:
>44 kemungkinan krisis, 25-44 cenderung krisis,
-
7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi
8/16
38,7-39,2
39,2-39,7
>39,7
20
25
30
SSP Tidak ada
Ringan (cemas)
Sedang (delirium)
Berat (koma)
0
10
20
30
GEH Tidak ada
Ringan (diare, mual,
muntah, nyeri perut)
Berat (ikterik)
0
10
20
Kardiak HR:
99-109
110-119
120-129
130-139
>140
Gagal jantung:
Tidak ada
Ringan (edema kaki)
Sedang (ronki)
Berat (edema paru)
Atrial fibrilasi:
Tidak ada
Ada
5
10
15
20
25
0
5
10
15
0
10
Pencetus Tidak ada
Ada
0
10
5+10+0+10+0+10+0 = 35
Anamnesis tambahan:
RPS :
- Sifat nyeri?
- Sudah kurus berapa lama?
- Ada gejala lain?
RPD:
-
7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi
9/16
- Sejak kapan hipertensi?
Riwayat medikasi:
- Apa obat yang dikonsumsi?
Pemeriksaan fisik:
Inspeksi : tremor, atrofi otot
Palpasi : kelembaban kulit, atrofi otot
Pemeriksaan penunjang:
Laboratorium:
- Urin rutin
- Feses
Endoskopi
TSI
Skintigrafi tiroid
Medikamentosa:
1. PTU untuk tirotoksikosis
2. Yodium radioaktif untuk penyakit Grave
3. Digoxin dan beta bloker untuk atrial fibrilasi dan takikardi
4. Captopril untuk hipertensi
5. Sukralfat untuk melena
Non medikamentosa:
Edukasi (KIE) tentang:
- Kondisi pasien
- Komplikasi yang mungkin terjadi:
- Rujuk ke Internist
Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad sanasionam : Dubia Ad Bonam
Ad fungsionam : Dubia Ad Bonam
-
7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi
10/16
BAB III
PEMBAHASAN
DEFINISI
Hipertiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan,
sehingga menghasilkan sejumlah besarhormon tiroid.
Hipertiroidisme bisa ditemukan dalam bentuk penyakit Graves, gondok noduler toksik atau
hipertiroidisme sekunder.
PENYAKIT GRAVES
Penyakit Graves (goiter difusa toksika) dipercaya disebabkan oleh suatu antibodi yang
merangsang tiroid untuk menghasilkan hormon torid yang berlebihan.
Penderita penyakit Graves memiliki gejala-gejala khas dari hipertiroidisme dan 3 gejala
tambahan khusus:
Seluruh kelenjar terangsang, sehingga kelenjar sangat membesar, menyebabkan suatu
benjolan di leher (gondok,goiter)
Eksoftalmus (mata menonjol).
Hal ini terjadi sebagai akibat dari penimbunan zat di dalam orbitmata.
Penonjolan kulit diatas tulang kering.
Otot-otot yang menggerakkan mata tidak mampu berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga
sulit atau tidak mungkin menggerakkan mata secara normal atau sulit mengkoordinir gerakan
mata, akibatnya terjadi pandangan ganda.
Kelopak mata tidak dapat menutup secara sempurna, sehingga mata terpapar oleh benda-bendaasing dan mengalami kekeringan.
Perubahan mata ini bisa terjadi bertahun-tahun sebelum gejala lainnya timbul (merupakan
pertanda awal dari penyakit Graves) atau bisa juga muncul setelah gejala lainnya timbul.
Gejala mata bahkan bisa terjadi atau bertambah buruk setelah pelepasan hormon tiorid yang
berlebihan ini diobati dan berhasil dikendalikan.
Gejala mata bisa dikurangi dengan:
- menempatkan kepala pada posisi yang lebih tinggi di tempat tidur
-
7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi
11/16
- memberikan obat tetes mata
- tidur dengan kelopak mata tertutup, dengan bantuan plester
- mengkonsumsi obat diuretik(kadang-kadang).
Penglihatan ganda bisa diatasi dengan memakai kacamata prisma.
Jika tindakan-tindakan diatas tidak membantu, mungkin perlu diberikan obat kortikosteroid,
terapi sinar X atau pembedahan mata.
Zat yang tertimbun di belakang mata juga bisa tertimbun di dalam kulit, biasanya diatas tulang
kering. Daerah penebalan in bisa terasa gatal dan merah serta terasa keras jika ditekan dengan
jari tangan.
Penebalan kulit ini juga bisa terjadi sebelum atau sesudah gejala hipertiroidisme lainnya
muncul.
Untuk mengurangi gatal dan kekerasan kulit, bisa diberikan krim atau salep kortikosteroid.
Gangguan ini seringkali menghilang dengan sendirinya beberapa bulan atau beberapa tahun
kemudian.
Goiter noduler toksika
Pada goiter noduler toksika, satu atau beberapa nodul di dalam tiroid menghasilkan terlalu
banyak hormon tiorid dan berada diluar kendali TSH (thyroid-stimulating hormone.
Nodul tersebut benar-benar merupakan tumor tiroid jinak dan tidak berhubungan dengan
penonjolan mata serta gangguan kulit pada penyakit Graves.
Hipertiroidisme sekunder
Hipertiroidisme bisa disebabkan oleh tumor hipofisa yang menghasilkan terlalu banyak TSH,
sehingga merangsang tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan.
Penyebab lainnya adalah perlawanan hipofisa terhadap hormon tiroid, sehingga kelenjarhipofisa menghasilkan terlalu banyak TSH.
Wanita dengan mola hidatidosa (hamil anggur) juga bis menderita hipertiroidisme karena
perangsangan yang berlebihan terhadap kelenjar tirois akibat kadarHCG (human chorionic
gonadotropin) yang tinggi dalam darah.
Jika kehamilan anggur berakhir dan HCG tidak ditemukan lagi di dalam darah, maka
hipertiroidisme akan menghilang.
-
7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi
12/16
PENYEBAB
Penyebab dari hipertiroidisme adalah:
Reaksi imunologis
Tiroiditis
Adenoma tiroid toksik
GEJALA
Pada hipertiroidisme, apapun penyebabnya, terjadi peningkatan fungsi tubuh:
- Jantung berdetak lebih cepat dan bisa terjadi kelainan irama jantung, yang bisa menyebabkan
palpitasi (jantung berdebar-debar)
- Tekanan darah cenderung meningkat
- Penderita merasakan hangat meskipun berada dalam ruangan yang sejuk
- Kulit menjadi lembab dan cenderung mengeluarkan keringat yang berlebihan
- Tangan memperlihatkan tremor(gemetaran) halus
- Penderita merasa gugup, letih dan lemah meskipun tidak melakukan kegiatan yang berat
- Nafsu makan bertambah, tetapi berat badan berkurang
- Sulit tidur
- Sering buang air besar, kadang disertai diare
- Terjadi perubahan pada mata : bengkak di sekitar mata, bertambahnya pembentukan air mata,
iritasi dan peka terhadap cahaya. Gejala ini akan segera menghilang setelah pelepasan hormon
tiroid terkendali, kecuali pada penyakit Graves yang menyebabkan gangguan mata khusus.
KOMPLIKASI
Krisis tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang terjadi
secara tiba-tiba.
Krisis tiroid bisa menyebakan:
- demam
- kelemahan dan pengkisutan otot yang luar biasa
- kegelisahan
- perubahan suasana hati
- kebingungan
-
7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi
13/16
- perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
- pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan.
Krisis tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan tindakan
segera.
Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa
berakibat fatal (aritmia) dansyok.
Krisis tiroid biasanya terjadi karena hipertiroidisme tidak diobati atau karena pengobatan yang
tidak adekuat, dan bisa dipicu oleh:
- infeksi
- trauma- pembedahan
- diabetes yang kurang terkendali
- ketakutan
- kehamilan atau persalinan
- tidak melanjutkan pengobatan tiroid
- stres lainnya.
Krisis tiroid jarang terjadi pada anak-anak.
DIAGNOSA
Tanda-tanda vital (suhu, nadi, laju pernafasan, tekanan darah) menunjukkan peningkatan denyut
jantung. Tekanan darah sistolik bisa meningkat.
Pemeriksaan fisik bisa menunjukkan adanya pembesaran kelenjar tiroid atau gondok.
Untuk menilai fungsi tiroid dilakukan pemeriksaan:
- TSH serum (biasanya menurun)
- T3, T4 (biasanya meningkat).
PENGOBATAN
Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan, pilihan lainnya adalah pembedahan
untuk mengangkat kelenjar tiroid atau pemberian yodium radioaktif.
Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan.
-
7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi
14/16
Agar bekerja sebagaimana mestinya, kelenjar tiroid memerlukan sejumlah kecil yodium; jumlah
yodium yang berlebihan bisa menurunkan jumlah hormon yang dibuat dan mencegah pelepasan
hormon tiroid.
Karena itu untuk menghentikan pelepasan hormon tiroid yang berlebih, bisa diberikan yodium
dosis tinggi.
Pemberian yodium terutama bermanfaat jika hipertiroidisme harus segera dikendalikan
(misalnya jika terjadi badai tiroid atau sebelum dilakukan tindakan pembedahan).
Yodium tidak digunakan pada pengobatan rutin atau pengobatan jangka panjang.
Propiltiourasil atau metimazol, merupakan obat yang paling sering digunakan untuk mengobati
hipertiroidisme. Obat ini memperlambat fungsi tiroid dengan cara mengurangi pembentukan
hormon tiroid oleh kelenjar.
Kedua obat tersebut diberikan per-oral (ditelan), dimulai dengan dosis tinggi, selanjutnya
disesuaika dengan hasil pemeriksaan darah terhadap hormon tiroid.
Obat ini biasanya bisa mengendalikan fungsi tiroid dalam waktu 6 minggu sampai 3 bulan.
Dosis yang lebih tinggi bisa mempercepat pengendalian fungis tiroid, tetapi resiko terjadinya
efek samping juga meningkat.
Efek samping yang terjadi bisa berupa reaksi alergi (ruam kulit), mual, hilang rasa dan
penekanan sintesa sel darah merah di sumsum tulang. Penekanan sumsum tulang bisa
menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih, sehingga penderita sangat peka terhadap
infeksi.
Pada wanita hamil, penggunaan propiltriurasil lebih aman dibandingkan dengan metimazol
karena lebih sedikit obat yang sampai ke janin.
Obat-obat beta bloker (misalnya propanolol) membantu mengendalikan beberapa gejala
hipertiroidisme. Obat ini efektif dalam memperlambat denyut jantung yang cepat, mengurangi
gemetar dan mengendalikan kecemasan.
Beta bloker terutama bermanfaat dalam mengatasi badai tiroid dan penderita yang memiliki
gejala yang mengganggu atau berbahaya, yang hipertiroidismenya tidak dapat dikendalikan
oleh obat lain. Tetapi beta bloker tidak mengendalikan fungsi tiroid yang abnormal.
Hipertiroidisme juga bisa diobati dengan yodium radioaktif, yang menghancurkan kelanjar
tiroid.
Yodium radioaktif per-oral memberikan pengaruh yang sangat kecil terhadap tubuh, tetapi
memberikan pengaruh yang besar terhadap kelenjar tiroid. Karena itu dosisnya disesuaikan
-
7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi
15/16
sehingga hanya menghancurkan sejumlah kecil tiroid agar pembentukan hormon kembali
normal, tanpa terlalu banyak mengurangi fungsi tiroid.
Sebagian besar pemakaian yodium radioaktif pada akhirnya menyebakan hipotiroidisme.
Sekitar 25% penderita mengalami hipotiroidisme dalam waktu 1 tahun setelah pemberian
yodium radioaktif.
Yodium radioaktif tidak diberikan kepada wanita hamil karena bisa melewati sawar plasenta
dan bisa merusak kelenjar tiroid janin.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI; 2006.
2. Silbernagl S, Lang F. Teks dan Atlas berwarna Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2000.
3. Fauci, Braunwald, Kasper, Hauser. Principles of Internal Medicine Harrisons.17th edition.
The Metabolic Syndrome. Mc Graw Hill ; 2008. 1509-1513.
-
7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi
16/16
BAB V
PENUTUP
Demikian makalah laporan hasil diskusi ini kami susun. Makalah ini dapat selesai
dengan bantuan teman-teman sekalian dan tutor yang memberikan arahan pada kelompok kami.
Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr.
Hartoto selaku tutor Kelompok 4 yang telah membantu memandu jalannya diskusi dengan baik.
Banyak terima kasih juga kami sampaikan kepada dosen dosen yang telah memberikan kuliah
kuliah yang bermanfaat bagi kami.
Kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini ada kesalahan, mohon
sekiranya para pembimbing memberi kritik dan saran yang membangun agar dalam pengerjaan
makalah berikutnya dapat lebih baik lagi..
Sekian terima kasih
Kelompok 4