makalah emg kasus 3-nit-jadi

Upload: aditya-prasetya-s

Post on 05-Apr-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi

    1/16

    MODUL ENDOKRIN METABOLIK DAN GIZI

    Seorang Wanita yang Mengeluh Jantungnya Kadang Kadang Berdebar dan Nyeri Dada

    Kelompok IV

    Subash Satiavan 030.06.347

    A.Hadi Pradipta 030.07.001

    Ade Mayasari 030.07.002

    Adelin Lintan 030.07.003

    Adhy Hermawan 030.07.004

    Adi Agung Ananta 030.07.005

    Aditya Prasetya Susanto 030.07.007

    Aditya Zulkarnain 030.07.008

    Adri Dwi Anggayana 030.07.010

    Anisa Olata 030.07.022

    Anita Sevira Santoso 030.07.023

    Fizati Binti Sabtu 030.07.290

    Mohd Hafiz B Sallehuddin 030.07.301

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

    JAKARTA

    24 NOVEMBER 2009

    BAB I

  • 7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi

    2/16

    PENDAHULUAN

    Salam sejahtera,

    Diskusi pertama Modul Organ Endokrin Metabolik dan Gizi sesi satu, dilaksanakan

    pada hari Rabu tanggal 18 November 2009 pukul 10.00 - 12.00 WIB. Ketua diskusi adalah

    Mohd Hafiz B Sallehuddin dengan didampingi Adelin Litan selaku sekretaris. Tutor untuk

    diskusi kali ini adalah dr. Hartoto dengan topik diskusi Seorang Wanita yang Mengeluh

    Jantungnya Kadang-Kadang Berdebar dan Nyeri Dada. Diskusi yang dihadiri oleh 13 anggota

    ini, secara keseluruhan berjalan dengan lancar. Seluruh anggota telah berpartisipasi dalam

    diskusi untuk kelancaran berjalannya diskusi. dr. Hartoto membantu menstimulasi dan

    mengarahkan jalannya diskusi dengan baik.

    Diskusi sesi kedua berlangsung pada hari Jumat tanggal 20 November 2009 pukul 08.00

    - 10.00 WIB. Diskusi masih tetap diketuai oleh Mohd Hafiz B Sallehuddin dengan sekretaris

    Adelin Litan. Melanjutkan topik diskusi dari sesi pertama, diskusi dibimbing oleh dr. Hartoto.

    Diskusi dihadiri oleh 13 orang anggota . Diskusi berjalan lancar seperti sesi pertama, semua

    anggota ikut serta dalam mengemukakan pendapatnya.

    Sekian dan terima kasih

    Kelompok 4

    BAB II

  • 7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi

    3/16

    LAPORAN KASUS

    Seorang wanita yang mengeluh jantungnya kadang kadang berdebar dan nyeri dada

    Ny. Hesti, 38 tahun yang diantar suaminya datang ke poliklinik tempat saudara bekerja

    sebagai dokter, dengan keluhan jantungnya kadang kadang berdebar dan dadanya terasa nyeri

    sejak beberapa bulan terakhir.

    Saat ini jantungya kembali berdebar dan tadi pagi ia seperti akan pingsan. Sebenarnya

    Ny. Hesti pernah berobat ke dokter dan dinyatakan menderita penyakit jantung. Ia diberi obat

    yang mesti diminumnya 3x sehari.

    Tetapi setelah beberapa hari Ny. Hesti menghentikan meminum obat itu karena

    menyebabkan sakit kepala. Ia pun mendapat obat lain yang diminum sehari sekali, tetapi itupun

    dihentikannya setelah hampir seminggu karena perutnya terasa sakit dan pedih dan nafsu

    makannya hilang. Beberapa hari yang lalu tinjanya berwarna hitam.

    Pada pemeriksaan awal didapatkan:

    - Ny. Hesti tampak sakit sedang, kurus, kelihatan cemas

    - Suhu: 37,30C

    - TD: 150/90 mmHg

    - Gula darah sewaktu: 161 mg/dl

    - Nadi: 112x/m, tidak teratur, vol.berubah-ubah

    - Pernafasan: 20x/m

    Pada anamnesis lanjutan, didapatkan Ny.Hesti juga mengeluh tubuhnya semakin kurus,

    sudah beberapa bulan haidnya juga tidak teratur. Nafsu makannya biasa namun ia sulit tidur.

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan:

    Ny.Hesti tampak cemas, kurus, dengan pandangan matanya yang terus diarahkan ke dokter.

    Kelenjar tiroid tidak membesar pada inspeksi maupun palpasi.

    Paru-paru tidak ada kelainan

    Jantung: HR sulit ditentukan

    Irama tidak teratur sama sekali

    BJ I dan II tidak konstan

    Bising (-)

    Abdomen:

    Lemas, hepar, dan lien tak teraba

    Ekstremitas:

    Edema -/-

  • 7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi

    4/16

    HASIL LABAROTORIUM

    Darah

    Tes Nilai Nilai Normal Interpretasi

    Hb 10,5g% 13,5-17,5

    Lekosit 6,300 /mm3 5000-10000 N

    SGOT 36 u/L 5- 40 N

    SGPT 45 u/L 5-40

    Kreatinin 0,7 mg/dl 0,5 1,5 N

    Ureum 40 mg/dl 15-40 N

    TSH 0,04 SI 0,5-4,7

    FT4 48 SI 10,3-35

    Pada pemeriksaan penunjang didapatkan:

    CXR : CTR = 62% dengan elongatic aorta

    Pada paru tak nampak infiltrat

    EKG : QRS rate: 110x/m

    Pada lead II panjang tidak tampak gelombang P

    ST elevasi/depresi (-)

    Gelombang Q patologis (-)

    Kronologi masalah Ny.Hesti:

    Nyonya Hesti mengeluh bahwa jantungnya kadang berdebar-debar dan dadanya nyeri.

    Kemudian pasien memeriksakan diri ke dokter dan dinyatakan menderita penyakit jantung.

    Diberikan obat yang diminum 3x sehari, namun setelah beberapa hari obat tersebut membuat

    sakit kepala, sehingga pasien menghentikan pemakaian. Lalu dokter memberikan obat lain yang

  • 7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi

    5/16

    diminum 1x sehari. Setelah pemakainan hampir seminggu obat tersebut dihentikan juga karena

    pasien mengeluh perutnya terasa sakit, pedih, dan nafsu makan yang hilang. Beberapa hari

    kemudian tinja pasien berwarna hitam. Akhirnya pasien berobat ke poloklinik karena sejak

    beberapa bulan terakhir jantungnya kadang masih berdebar-debar dan dadanya nyeri.

    Masalah masalah Ny. Hesti yang didapat adalah:

    Daftar Masalah Temuan Klinis Kemungkinan Penyebab

    Penyakit Grave Tirotoksikosis, ophtalmopati Autoimun

    Takikardi QRS rate 110 x/m Penyakit jantung,

    Hipertiroid

    Hipertensi grade 1 TD 150/90 Hipertiroid

    Melena Beberapa hari lalu tinja berwarna

    hitam

    Efek samping obat

    Atrial fibrilasi Hasil EKG tanpa gelombang P Hipertiroid

    Anemia Hb: 10,5 gr/dl Perdarahan mukosa

    lambung

    Patofisiologi:

    Patofisiologi kelainan kardiovaskular

    Hormon tiroid (efek positif inotropik dan kronootropik pada jantung):

  • 7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi

    6/16

    a. menstimulasi transkripsi dari sarcoplasmic reticulum Ca2+ ATPase meningkatkan

    kadar relaksasi diastolik miokardial

    b. Meningkatkan fungsi sistolik

    Pada hipertiroid, a+b menyebabkan peningkatan kontraksi dari atrium dan fungsi relaksasi

    juga bertambah sehingga menyebabkan atrial fibrilasi

    c. Meningkatkan kadar depolarisasi dan repolarisasi dari SA node meningkatkan denyut

    jantung (heart rate)

    Pada hipertiroid, kadar depolarisasi dan repolarisasi meningkat sehingga menyebabkan

    takikardia pada pasien

    d. Hormon tiroid menurunkan resistensi vaskuler perifer cardiac output akan bertambah

    Pada keadaan hipertiroid, resistensi perifer yang menurun menyebabkan beban bertambah

    pada jantung sehingga jantung memompa darah lebih kuat dan menyebabkan hipertensi

    Patofisiologi gangguan hormonal lain

    Pada keadaan hipertiroid, regulasi GnRH terganggu. GnRH mempunyai merangsang pelepasan

    hormone LH dan FSH. FSH menstimulasi perkembangan ovum untuk membentuk folikel pada

    wanita manakala LH penting untuk menstimulasi ovulasi dan perkembangan korpus luteum.

    Bila tejadi gangguan, LH dan FSH tidak dapat disekresi oleh GnRH sehingga menyebabkan

    tidak adanya pembentukan ovum dan tidak terjadinya ovulasi. Pada pasien ini ditemukan

    amenorrhea sejak 2 bulan yang lalu.

  • 7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi

    7/16

    Diagnosis Kerja:

    Penyakit Grave, karena ada ophtalmopathy dan tirotoksikosis.

    Penatalaksanaan:

    Burch-Wartofsky score:

    >44 kemungkinan krisis, 25-44 cenderung krisis,

  • 7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi

    8/16

    38,7-39,2

    39,2-39,7

    >39,7

    20

    25

    30

    SSP Tidak ada

    Ringan (cemas)

    Sedang (delirium)

    Berat (koma)

    0

    10

    20

    30

    GEH Tidak ada

    Ringan (diare, mual,

    muntah, nyeri perut)

    Berat (ikterik)

    0

    10

    20

    Kardiak HR:

    99-109

    110-119

    120-129

    130-139

    >140

    Gagal jantung:

    Tidak ada

    Ringan (edema kaki)

    Sedang (ronki)

    Berat (edema paru)

    Atrial fibrilasi:

    Tidak ada

    Ada

    5

    10

    15

    20

    25

    0

    5

    10

    15

    0

    10

    Pencetus Tidak ada

    Ada

    0

    10

    5+10+0+10+0+10+0 = 35

    Anamnesis tambahan:

    RPS :

    - Sifat nyeri?

    - Sudah kurus berapa lama?

    - Ada gejala lain?

    RPD:

  • 7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi

    9/16

    - Sejak kapan hipertensi?

    Riwayat medikasi:

    - Apa obat yang dikonsumsi?

    Pemeriksaan fisik:

    Inspeksi : tremor, atrofi otot

    Palpasi : kelembaban kulit, atrofi otot

    Pemeriksaan penunjang:

    Laboratorium:

    - Urin rutin

    - Feses

    Endoskopi

    TSI

    Skintigrafi tiroid

    Medikamentosa:

    1. PTU untuk tirotoksikosis

    2. Yodium radioaktif untuk penyakit Grave

    3. Digoxin dan beta bloker untuk atrial fibrilasi dan takikardi

    4. Captopril untuk hipertensi

    5. Sukralfat untuk melena

    Non medikamentosa:

    Edukasi (KIE) tentang:

    - Kondisi pasien

    - Komplikasi yang mungkin terjadi:

    - Rujuk ke Internist

    Prognosis

    Ad vitam : Bonam

    Ad sanasionam : Dubia Ad Bonam

    Ad fungsionam : Dubia Ad Bonam

  • 7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi

    10/16

    BAB III

    PEMBAHASAN

    DEFINISI

    Hipertiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan,

    sehingga menghasilkan sejumlah besarhormon tiroid.

    Hipertiroidisme bisa ditemukan dalam bentuk penyakit Graves, gondok noduler toksik atau

    hipertiroidisme sekunder.

    PENYAKIT GRAVES

    Penyakit Graves (goiter difusa toksika) dipercaya disebabkan oleh suatu antibodi yang

    merangsang tiroid untuk menghasilkan hormon torid yang berlebihan.

    Penderita penyakit Graves memiliki gejala-gejala khas dari hipertiroidisme dan 3 gejala

    tambahan khusus:

    Seluruh kelenjar terangsang, sehingga kelenjar sangat membesar, menyebabkan suatu

    benjolan di leher (gondok,goiter)

    Eksoftalmus (mata menonjol).

    Hal ini terjadi sebagai akibat dari penimbunan zat di dalam orbitmata.

    Penonjolan kulit diatas tulang kering.

    Otot-otot yang menggerakkan mata tidak mampu berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga

    sulit atau tidak mungkin menggerakkan mata secara normal atau sulit mengkoordinir gerakan

    mata, akibatnya terjadi pandangan ganda.

    Kelopak mata tidak dapat menutup secara sempurna, sehingga mata terpapar oleh benda-bendaasing dan mengalami kekeringan.

    Perubahan mata ini bisa terjadi bertahun-tahun sebelum gejala lainnya timbul (merupakan

    pertanda awal dari penyakit Graves) atau bisa juga muncul setelah gejala lainnya timbul.

    Gejala mata bahkan bisa terjadi atau bertambah buruk setelah pelepasan hormon tiorid yang

    berlebihan ini diobati dan berhasil dikendalikan.

    Gejala mata bisa dikurangi dengan:

    - menempatkan kepala pada posisi yang lebih tinggi di tempat tidur

  • 7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi

    11/16

    - memberikan obat tetes mata

    - tidur dengan kelopak mata tertutup, dengan bantuan plester

    - mengkonsumsi obat diuretik(kadang-kadang).

    Penglihatan ganda bisa diatasi dengan memakai kacamata prisma.

    Jika tindakan-tindakan diatas tidak membantu, mungkin perlu diberikan obat kortikosteroid,

    terapi sinar X atau pembedahan mata.

    Zat yang tertimbun di belakang mata juga bisa tertimbun di dalam kulit, biasanya diatas tulang

    kering. Daerah penebalan in bisa terasa gatal dan merah serta terasa keras jika ditekan dengan

    jari tangan.

    Penebalan kulit ini juga bisa terjadi sebelum atau sesudah gejala hipertiroidisme lainnya

    muncul.

    Untuk mengurangi gatal dan kekerasan kulit, bisa diberikan krim atau salep kortikosteroid.

    Gangguan ini seringkali menghilang dengan sendirinya beberapa bulan atau beberapa tahun

    kemudian.

    Goiter noduler toksika

    Pada goiter noduler toksika, satu atau beberapa nodul di dalam tiroid menghasilkan terlalu

    banyak hormon tiorid dan berada diluar kendali TSH (thyroid-stimulating hormone.

    Nodul tersebut benar-benar merupakan tumor tiroid jinak dan tidak berhubungan dengan

    penonjolan mata serta gangguan kulit pada penyakit Graves.

    Hipertiroidisme sekunder

    Hipertiroidisme bisa disebabkan oleh tumor hipofisa yang menghasilkan terlalu banyak TSH,

    sehingga merangsang tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan.

    Penyebab lainnya adalah perlawanan hipofisa terhadap hormon tiroid, sehingga kelenjarhipofisa menghasilkan terlalu banyak TSH.

    Wanita dengan mola hidatidosa (hamil anggur) juga bis menderita hipertiroidisme karena

    perangsangan yang berlebihan terhadap kelenjar tirois akibat kadarHCG (human chorionic

    gonadotropin) yang tinggi dalam darah.

    Jika kehamilan anggur berakhir dan HCG tidak ditemukan lagi di dalam darah, maka

    hipertiroidisme akan menghilang.

  • 7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi

    12/16

    PENYEBAB

    Penyebab dari hipertiroidisme adalah:

    Reaksi imunologis

    Tiroiditis

    Adenoma tiroid toksik

    GEJALA

    Pada hipertiroidisme, apapun penyebabnya, terjadi peningkatan fungsi tubuh:

    - Jantung berdetak lebih cepat dan bisa terjadi kelainan irama jantung, yang bisa menyebabkan

    palpitasi (jantung berdebar-debar)

    - Tekanan darah cenderung meningkat

    - Penderita merasakan hangat meskipun berada dalam ruangan yang sejuk

    - Kulit menjadi lembab dan cenderung mengeluarkan keringat yang berlebihan

    - Tangan memperlihatkan tremor(gemetaran) halus

    - Penderita merasa gugup, letih dan lemah meskipun tidak melakukan kegiatan yang berat

    - Nafsu makan bertambah, tetapi berat badan berkurang

    - Sulit tidur

    - Sering buang air besar, kadang disertai diare

    - Terjadi perubahan pada mata : bengkak di sekitar mata, bertambahnya pembentukan air mata,

    iritasi dan peka terhadap cahaya. Gejala ini akan segera menghilang setelah pelepasan hormon

    tiroid terkendali, kecuali pada penyakit Graves yang menyebabkan gangguan mata khusus.

    KOMPLIKASI

    Krisis tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang terjadi

    secara tiba-tiba.

    Krisis tiroid bisa menyebakan:

    - demam

    - kelemahan dan pengkisutan otot yang luar biasa

    - kegelisahan

    - perubahan suasana hati

    - kebingungan

  • 7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi

    13/16

    - perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)

    - pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan.

    Krisis tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan tindakan

    segera.

    Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa

    berakibat fatal (aritmia) dansyok.

    Krisis tiroid biasanya terjadi karena hipertiroidisme tidak diobati atau karena pengobatan yang

    tidak adekuat, dan bisa dipicu oleh:

    - infeksi

    - trauma- pembedahan

    - diabetes yang kurang terkendali

    - ketakutan

    - kehamilan atau persalinan

    - tidak melanjutkan pengobatan tiroid

    - stres lainnya.

    Krisis tiroid jarang terjadi pada anak-anak.

    DIAGNOSA

    Tanda-tanda vital (suhu, nadi, laju pernafasan, tekanan darah) menunjukkan peningkatan denyut

    jantung. Tekanan darah sistolik bisa meningkat.

    Pemeriksaan fisik bisa menunjukkan adanya pembesaran kelenjar tiroid atau gondok.

    Untuk menilai fungsi tiroid dilakukan pemeriksaan:

    - TSH serum (biasanya menurun)

    - T3, T4 (biasanya meningkat).

    PENGOBATAN

    Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan, pilihan lainnya adalah pembedahan

    untuk mengangkat kelenjar tiroid atau pemberian yodium radioaktif.

    Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan.

  • 7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi

    14/16

    Agar bekerja sebagaimana mestinya, kelenjar tiroid memerlukan sejumlah kecil yodium; jumlah

    yodium yang berlebihan bisa menurunkan jumlah hormon yang dibuat dan mencegah pelepasan

    hormon tiroid.

    Karena itu untuk menghentikan pelepasan hormon tiroid yang berlebih, bisa diberikan yodium

    dosis tinggi.

    Pemberian yodium terutama bermanfaat jika hipertiroidisme harus segera dikendalikan

    (misalnya jika terjadi badai tiroid atau sebelum dilakukan tindakan pembedahan).

    Yodium tidak digunakan pada pengobatan rutin atau pengobatan jangka panjang.

    Propiltiourasil atau metimazol, merupakan obat yang paling sering digunakan untuk mengobati

    hipertiroidisme. Obat ini memperlambat fungsi tiroid dengan cara mengurangi pembentukan

    hormon tiroid oleh kelenjar.

    Kedua obat tersebut diberikan per-oral (ditelan), dimulai dengan dosis tinggi, selanjutnya

    disesuaika dengan hasil pemeriksaan darah terhadap hormon tiroid.

    Obat ini biasanya bisa mengendalikan fungsi tiroid dalam waktu 6 minggu sampai 3 bulan.

    Dosis yang lebih tinggi bisa mempercepat pengendalian fungis tiroid, tetapi resiko terjadinya

    efek samping juga meningkat.

    Efek samping yang terjadi bisa berupa reaksi alergi (ruam kulit), mual, hilang rasa dan

    penekanan sintesa sel darah merah di sumsum tulang. Penekanan sumsum tulang bisa

    menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih, sehingga penderita sangat peka terhadap

    infeksi.

    Pada wanita hamil, penggunaan propiltriurasil lebih aman dibandingkan dengan metimazol

    karena lebih sedikit obat yang sampai ke janin.

    Obat-obat beta bloker (misalnya propanolol) membantu mengendalikan beberapa gejala

    hipertiroidisme. Obat ini efektif dalam memperlambat denyut jantung yang cepat, mengurangi

    gemetar dan mengendalikan kecemasan.

    Beta bloker terutama bermanfaat dalam mengatasi badai tiroid dan penderita yang memiliki

    gejala yang mengganggu atau berbahaya, yang hipertiroidismenya tidak dapat dikendalikan

    oleh obat lain. Tetapi beta bloker tidak mengendalikan fungsi tiroid yang abnormal.

    Hipertiroidisme juga bisa diobati dengan yodium radioaktif, yang menghancurkan kelanjar

    tiroid.

    Yodium radioaktif per-oral memberikan pengaruh yang sangat kecil terhadap tubuh, tetapi

    memberikan pengaruh yang besar terhadap kelenjar tiroid. Karena itu dosisnya disesuaikan

  • 7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi

    15/16

    sehingga hanya menghancurkan sejumlah kecil tiroid agar pembentukan hormon kembali

    normal, tanpa terlalu banyak mengurangi fungsi tiroid.

    Sebagian besar pemakaian yodium radioaktif pada akhirnya menyebakan hipotiroidisme.

    Sekitar 25% penderita mengalami hipotiroidisme dalam waktu 1 tahun setelah pemberian

    yodium radioaktif.

    Yodium radioaktif tidak diberikan kepada wanita hamil karena bisa melewati sawar plasenta

    dan bisa merusak kelenjar tiroid janin.

    BAB IV

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit

    Dalam Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI; 2006.

    2. Silbernagl S, Lang F. Teks dan Atlas berwarna Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku

    Kedokteran EGC; 2000.

    3. Fauci, Braunwald, Kasper, Hauser. Principles of Internal Medicine Harrisons.17th edition.

    The Metabolic Syndrome. Mc Graw Hill ; 2008. 1509-1513.

  • 7/31/2019 Makalah EMG Kasus 3-Nit-jadi

    16/16

    BAB V

    PENUTUP

    Demikian makalah laporan hasil diskusi ini kami susun. Makalah ini dapat selesai

    dengan bantuan teman-teman sekalian dan tutor yang memberikan arahan pada kelompok kami.

    Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr.

    Hartoto selaku tutor Kelompok 4 yang telah membantu memandu jalannya diskusi dengan baik.

    Banyak terima kasih juga kami sampaikan kepada dosen dosen yang telah memberikan kuliah

    kuliah yang bermanfaat bagi kami.

    Kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini ada kesalahan, mohon

    sekiranya para pembimbing memberi kritik dan saran yang membangun agar dalam pengerjaan

    makalah berikutnya dapat lebih baik lagi..

    Sekian terima kasih

    Kelompok 4