makalah emg 4 jadi

18
SEORANG LAKI-LAKI YANG TIBA-TIBA KESADARANNYA MENURUN KELOMPOK 6 03006056 DAVID R A Z 03008096 FAISHAL LATHIFI 03007006 ADISTI PUTRI R 03008126 INES DAMAYANTI O 03008006 ADINDA PUSPITA D 03008156 MARIZA WANDA A 03008016 ALEXANDRA VICTORIA 03008186 NURUL AZIZAH 03008036 AREVIA MEGA DIDUTA 03008206 RICKSANDO SIREGAR 03008046 AUDRA FIRTHI DEA N 03008216 SANTRI D F 03008076 DEWI SETYOWATI W 1

Upload: geby-gebrilla

Post on 14-Aug-2015

226 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

jhhuhuhuihuihuihuihiuhuihiuhiuhiuhihiuhuhiuhiuhiuiujiojiojoijoi

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah EMG 4 Jadi

SEORANG LAKI-LAKI YANG TIBA-TIBA

KESADARANNYA MENURUN

KELOMPOK 6

03006056 DAVID R A Z 03008096 FAISHAL LATHIFI

03007006 ADISTI PUTRI R 03008126 INES DAMAYANTI O

03008006 ADINDA PUSPITA D 03008156 MARIZA WANDA A

03008016 ALEXANDRA VICTORIA 03008186 NURUL AZIZAH

03008036 AREVIA MEGA DIDUTA 03008206 RICKSANDO SIREGAR

03008046 AUDRA FIRTHI DEA N 03008216 SANTRI D F

03008076 DEWI SETYOWATI W

Jakarta, 1 April 2011

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

1

Page 2: Makalah EMG 4 Jadi

BAB I

PENDAHULUAN

Diskusi Modul EMG kasus 4 dengan judul “Seorang laki-laki yang tiba-tiba

kesadarannya menurun” dimulai dengan sesi pertama pada hari Selasa, 29 Maret 2011 dan

dilanjutkan dengan sesi kedua pada hari Kamis, 31 Maret 2011 dengan lama diskusi masing-

masing sesi ± 1jam 50 menit. Pada diskusi sesi pertama, jalannya diskusi dipimpin oleh

David R.A.Z dengan sekretarisnya Santri D.F dan jalannya diskusi sesi kedua dipimpin oleh

Arevia Mega Diduta M dengan sekretarisnya Santri Dwizamzami F. Kedua sesi diskusi yang

telah dilakukan telah dibimbing oleh tutor kami yaitu Dr. Kusumahastuti Wahjudi,Sp.Bkm.

Pada diskusi kali ini telah dibahas mengenai Seorang laki-laki 50 tahun bernama Tn.

Halim dengan keluhan utama tiba-tiba kesadarannya menurun. Dengan pemeriksaan lebih

lanjut didapatkan kadar HbA1c yang meningkat, kadar gula darah yang sangat menurun,

terdapat hipokalemi dan hiponatremi, peningkatan enzim hati, terdapat ronkhi basah halus di

paru kanan dan terdapat kadar laju endap darah yang meningkat. Hal yang paling menonjol

yang terjadi selama diskusi adalah sulitnya menentukan patofisiologi setiap masalah dan

hubungan yang dapat dibangun dari masalah-masalah yang ada sehingga dapat menentukan

tindakan selanjutnya. Namun dengan arahan yang tepat, satu demi persatu masalah yang ada

dapat diketahui patofisologi dan dasar-dasarnya mengapa hal tersebut dianggap sebagai suatu

masalah bagi pasien dan kita.

2

Page 3: Makalah EMG 4 Jadi

BAB II

LAPORAN KASUS

Anamnesis

1. Identitas pasien

Nama : Tn Halim

Umur :50 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : -

Pekerjaan : -

2. Keluhan utama : tiba-tiba kesadarannya menurun

3. Keluhan tambahan : -

4. Riwayat penyakit sekarang:

sering terdengar batuk-batuk

2-3 minggu terakhir tangannya gatal hingga sering digaruk-garuk dan

akibatnya lecet-lecet 2 hari sebelum ditemukan pingsan

Berobat ke klinik 24 jam, dikatakan bahwa menderita tekanan darah tinggi dan

mungkin menderita kencing manis

5. Riwayat penyakit dahulu: -

6. Riwayat keluarga:

Ayahnya meninggal dunia 3 tahun yang lalu karena stroke

7. Riwayat pengobatan:

Glibenklamid (Sulfonilurea)

Amoxicylin

Amlodipine (CCB)

Salep kulit

8. Riwayat kebiasaan : -

Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : soporo coma (GCS 7), kulitnya lembab dan dingin

2. Tanda Vital :

Suhu : 36,3˚C (N = 36,5 – 37,2)

3

Page 4: Makalah EMG 4 Jadi

Nadi : 100x/menit (N = 80 – 100 x/menit)

Tekanan darah: 150/80 mmHg hipertensi stage I (JNC VII)

Pernapasan : 18x/menit, reguler (N = 14 – 20 x/menit)

3. Antopometri :

Berat badan : 74 kg

Tinggi badan : 168 cm

BMI : 26,21 obesitas kelas I

4. Status generalisata

Kepala :

Leher

o Kelenjar tiroid : pembesaran (-)

o KGB : pembesaran (-)

Thorax

o Paru : terdengar ronkhi basah halus di paru kanan atas

o Jantung : tidak ada kelainan

Abdomen : hepar dan lien tidak teraba

Ekstremitas

o Atas : terdapat lecet – lecet akibat digaruk karena gatal

Pemeriksaan Laboratorium

Hb : 16 g% normal (N= 12-16 g%)

HbA1c : 8,5 % ↑ (N= 4 – 6,7 %)

GDS : 29 mg/dl ↓ (N= <200 mg/dl)

Leukosit : 9.300/mm3 (N : 5000-10.000)

Trombosit : 212.000 normal (N= 200.000-400.000)

LED : 80 mm/jam ↑ (N= 0 – 15 mm/jam)

SGOT : 42 u/L ↑ (N= 0 – 37 u/L)

SGPT : 65 u/L ↑ (N= 5 – 45 u/L)

4

Page 5: Makalah EMG 4 Jadi

Ureum : 40 mg/dl (N= 15 – 40 mg/dl)

Kreatinin : 1,2 mg/dl (N= 0,5 – 1,5 mg/dl)

Natrium : 128 mEq/l ↓ (N= 130 – 260 mEq/l)

Kalium : 3,1 mEq/l ↓ (N= 25 – 100 mEq/l)

Interpretasi Hasil Laboratorium

HbA1c yang meningkat menunjukkan kadar gula darah dalam kurun waktu 2 - 3

bulan terakhir pasien ini tinggi

GDS atau gula darah sewaktu menurun sangat drastis menunjukkan pada pasien ini

terjadi hipoglikemia yang pada pasien ini bisa disebabka karena mengkonsumsi obat

glibenklamid

LED yang meningkat menunjukkan adanya infeksi kronis

SGOT dan SGPT yang meninngkat menunjukkan adanya gangguan pada hati

Kadar natrium yang menurun menunjukkan terjadinya hiponatremia yang bisa

dikarenakan intake garam yang kurang

Kadar kalium yang menurun menunjukkan terjadinya hipokalemia yang bisa

dikarenakan oleh penggunaan obat glibenklamid

Masalah-masalah

1. Penurunan kesadaran

Suspek hipoglikemia karena penggunaan glibenklamid. Ditambah lagi

kemungkinan pada pasien ini dianjurkan untuk mengurangi asupan makanan

terutama gula dan nasi sesuai anjuran dokter sebelumnya.

Suspek stroke karena pada pasien ini tekanan darahnya 150/80 mmHg

hipertensi stage 1 menurut JNC VII. Dan pasien ini memiliki riwayat keluarga,

yaitu ayahnya yang meninggal 3 tahun lalu karena stroke.

2. Hipertensi stage 1

5

Page 6: Makalah EMG 4 Jadi

Tekanan darah 150/80 mmHg hipertensi stage 1 menurut JNC VII.

Umur pasien 50 tahun, dimana kemungkinan sudah terjadinya aterosklerosis

pada pembuluh darah sehingga terjadi kekakuan pada pembuluh darah pasien

dan resistensi perifer meningkat.

3. Obesitas

Didapatkan BMI : 26,21 kg/m2

4. Suspect TBC

Akhir-akhir ini pasien sering terdengar batuk-batuk

Pemberian amoxicylin pada pengobatan sebelumnya.

Ronkhi basah halus di paru atas kanan

LED meningkat

DM daya tahan tubuh menurun rentan infeksi

5. Suspect Diabetes Mellitus

HbA1c yang meningkat

6. Gangguan fungsi hati

Kadar SGOT dan SGPT yang meningkat

7. Gangguan elektrolit

Hiponatremi yang disebabkan oleh penurunan intake garam

Hipokalemi yang disebabkan karena konsumsi glibenklamid

Dari masalah-masalah yang telah didapatkan diatas mengarah pada diagnosis kerja

Hipoglikemi koma et causa glibenklamid, yang ditegakkan berdasarkan anamnesis yaitu

pasien mendapatkan pengobatan dengan menggunakan glibenklamid, pemeriksaan fisik

dimana pasien mengalami penurunan kesadaran, serta pemeriksaan lanjuan dimana terdapat

HbA1c yang meningkat tetapi gula darah sewaktu rendah.

Patofisiologi

Hipoglikemi

Pada pasien ini yang dicurigai suspect DM sebelumnya sehingga diberikan obat glibenklamid yaitu obat hiperglikemik oral yang digunakan pada pasien diabetes melitus. Sehingga hipoglikemia yang terjadi pada pasien ini dikarenakan intake gula yang kurang dan karena penggunaan obat glibenklamid, dimana obat ini merupakan obat hiperglikemik oral yang digunakan pada pasien diabetes melitus. Obat ini termasuk golongan sulfonilurea

6

Page 7: Makalah EMG 4 Jadi

(insulin secretagogues) generasi 2 yang kerjanya merangsang sekresi insulin dari granul-granul sel β pankreas. Rangsangannya melalui interaksinya dengan ATP-sensitive K channel pada membran sel-sel β yang menimbulkan depolarisasi membran dan keadaan ini akan membuka kanal Ca, dengan terbukanya kanal Ca maka ion Ca++ akan masuk sel β pankreas, merangsang granula yang berisi insulin dan terjadilah sekresi insulin yang bisa menyebabkan glukosa darah menurun dan berpotensi terjadi hipoglikemia jika diberikan dalam jangka panjang atau dalam dosis yang besar. Juga penurunan gula darah ini juga menyebabkan menurunnya kadar glukosa darah keotak sehingga bisa menyebabkan koma. Glibenklamid dimetabolisme di hepar, dimana jika dosisnya terlalu besar bisa menyebabkan gangguan pada hepar. Hipoglikemia dapat terjadi pada pasien yang tidak mendapat dosis tepat, pada pasien

usia lanjut, tidak makan cukup, atau dengan gangguan fungsi hepar dan/atau ginjal. Resiko hipoglikemia meningkat bila pasien juga menggunakan insulin, alkohol, fenformin, sulfonamid, salisilat dosis besar, fenilbutazon, oksifenbutazon, probenezid, dikumarol, kloramfenikol, penghambat MAO, guanetidin, anabolic steroid, fenfluramin, dan klorfibrat.

Diabetes Melitus

Pada diabetes melitus terjadi resistensi insulin yang menyebabkan meningkatnya lipolisis atau pemecahan lemak dikarenanakan glukosa tidak bisa dipakai untuk menjadi energi oleh tubuh, sehingga tubuh mencari sumber energi baru yaitu dari lemak. Lipolisis yang meningkat ini menyebabkan terjadinya peningkatan asam lemak dalam darah, selain itu terjadi peningkatan sintesis trigliserid dari asam lemak di hati, sehingga terjadi penumpukan trigliserid di sel hati dan menyebabkan fatty liver. Pada keadaan fatty liver enzim-enzim di hati akan meningkat.

Diabetes melitus juga mempermudah terjadinya infeksi karena imunitas yang menurun, sehingga pada pasien ini ditemukan suspect TBC.

Skenario penyakit

2 minggu lalu 2 hari lalu soporo koma

Gatal-gatal s/d lecet ke dokter , diberi glibenklamid

Amlodipine, kurangi intake glukosa

garam

7

Page 8: Makalah EMG 4 Jadi

Tatalaksana

1. Untuk hipoglikemik koma

Infus Nacl fisiologis 0,9% untuk jalan masuk cairan ke tubuh

Suntik 50 cc dextrose 40% bolus

Pantau gula darah tiap 30 menit

Jika belum sadar suntik 50 cc dextrose 40% bolus, dan pantau setiap 30 menit.

2. Setelah pasien sadar

Beri larutan gula murni 20-30 g (2 sendok makan)

Stop dahulu pemberian obat DM

Pantau gula darah tiap 30 menit

Pertahankan gula darah sampai 200 mg/dl

3. Infuse NaCl fisiologis untuk mengatasi gangguan elektrolit darah

4. Monitoring kadar gula dan elektrolit darah

5. Rawat inap

8

Page 9: Makalah EMG 4 Jadi

Prognosis

Ad vitam : Dubia ad bonam

Ad fungtionam : Dubia ad bonam

Ad sanationam : Dubia ad bonam

9

Page 10: Makalah EMG 4 Jadi

BAB III

PEMBAHASAN

Pada diskusi kali ini, kasus yang disajikan cukup memberikan kesulitan tersendiri dalam

penetapan masalah dan bagaimana patofisiologi serta bagaimana menetapkan hubungan antar

masalah-masalah yang ditemukan. Kemudian perbandingan anatar informasi yang

disuguhkan dengan informasi pada literatur yang kami dapat sedikit banyak memiliki banyak

persamaan, terutama dalam menentukan hipoglikemik koma. Dari informasi yang disuguhkan

seperti keadaannya yang soporo koma dan penurunan gula darah membantu kami mengarah

pada masalah hipoglikemik koma pada pasien ini

Informasi yang harus digali lebih dalam dari pasien melalui alloanamnesis lanjutan adalah

sebagai berikut:

Riwayat penyakit sekarang:

Apakah ada tanda-tanda seperti poliuria, polidipsi, polifagi atau polineuritis?

Sejak kapan batuk-batuk?

Apakah batuk berdahak? Bila berdahak, bagaimana konsintensinya, baunya,

warnanya ?

Riwayat penyakit dahulu :

Apakah mempunyai riwayat penyakit TBC?

Riwayat keluarga

Apakah ayahnya atau anggota keluarga lainnya menderita diabetes melitus

atau hipertensi?

Riwayat pengobatan:

Berapa dosis obatnya per tablet?

Bagaimana cara pasien mengkonsumsi obat tersebut?

Riwayat kebiasaan :

Bagaimana pola makan sebelum ditemukan pingsan?

Apakah pasien mengkonsumsi alkohol?

Aktifitas sehari-hari?

Pola olahraga pasien?

10

Page 11: Makalah EMG 4 Jadi

Sedangkan pemeriksaan laboratorium lanjutan yang perlu dilakukan setelah pasien sadar

adalah pemeriksaan gula darah (2 jam PP dan puasa) untuk memastikan apakah pada pasien

ini menderita diabetes melitus atau tidak.

Kemudian dibutuhkan pemeriksaan lanjutan foto rontgen paru untuk memastikan ada

tidaknya TBC pada pasien ini. Profil lipid untuk memastikan adanya obesitas, dan diperlukan

pemeriksaan USG hepar untuk menentukan ada atau tidaknya fatty liver , serta pemeriksaan

HbsAg dan Anti-HCV untuk menyingkirkan adanya penyakit hepatitis B dan C.

11

Page 12: Makalah EMG 4 Jadi

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Suherman SK. Insulin dan Antidiabetik Oral. In: Gunawan SG,Setiabudy R, Nafrialdi,

Elysabeth,editors. Farmakologi dan Terapi. 5th ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;

2008; p. 490-1.

2. Nafrialdi. Antihipertensi. In: Gunawan SG,Setiabudy R, Nafrialdi, Elysabeth,editors.

Farmakologi dan Terapi. 5th ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2008; p. 358-9.

12

Page 13: Makalah EMG 4 Jadi

BAB V

PENUTUP

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

anugerah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan makalah hasil diskusi kami ini dengan judul “SEORANG LAKI – LAKI YANG

TIBA-TIBA KESADARANNYA MENURUN”

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih atas dukungan, penunjuk,

saran, pendapat, bimbingan dan kesempatan yang diberikan selama penulisan makalah ini.

Ucapan terimakasih tersebut penulis tujukkan kepada:

1. Prof. DR. Julius E. Surjawidjaja, Sp.MK, selaku dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Trisakti

2. Dr. Hendarto Natadidjaja, MARS, Sp.PD, selaku koordinator dan penanggung jawab

modul organ EMG

3. Dr. Rully , selaku sekretaris modul organ EMG

4. Dr. Kusumahastuti Wahjudi,Sp.Bkm, selaku tutor kami

5. Seluruh dosen yang telah banyak memberi bimbingan dan pengarahan kepada penulis

dalam penulisan makalah ini.

6. Teman – teman yang telah banyak membantu dan memberi masukan serta

pendapatnya serta semua pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per

satu, yang telah mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung.

13

Page 14: Makalah EMG 4 Jadi

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu

penulis sangat menghargai dan berterimakasih untuk saran dan kritik yang bersifat

membangun dan mendorong ke arah pengembangan penulisan makalah ini lebih lanjut.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kemajuan

pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.

14